+ All Categories
Home > Documents > Breech Presentation Ske A

Breech Presentation Ske A

Date post: 16-Nov-2015
Category:
Upload: muhammad-tata-suharta
View: 219 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
bla bla
36
Kelompok 8 1. Niko 2. Kartik 3. Tata 4. Elmo 5. Sangeta 6. Maya 7. Dita 8. Aya 9. Elsa 10. Dara Scenario A woman attends a routine antenatal appointment at 31 weeks gestation. She is 26 years old and this is her fifth pregnancy . she has four children , all spontaneous vaginal deliveries at term . her fourth child is 18 months old and the delivery was complicated by a postpartum haemorrhage requiring a 4 unit blood transfusion . she is reffered by midwife to doctor (public health center) with possibility of breech presentation . the mother complains of malaise and dizzy . due to her economic condition ,she admits that during her pregnancy she only eats some food that she can afford to buy . she feels generally tired and attributes this to caring for her four young children . she reports good fetal movements (more than 10 per day) In the examination findings :
Transcript

Kelompok 81. Niko2. Kartik3. Tata4. Elmo5. Sangeta6. Maya7. Dita8. Aya9. Elsa10. Dara Scenario A woman attends a routine antenatal appointment at 31 weeks gestation. She is 26 years old and this is her fifth pregnancy . she has four children , all spontaneous vaginal deliveries at term . her fourth child is 18 months old and the delivery was complicated by a postpartum haemorrhage requiring a 4 unit blood transfusion . she is reffered by midwife to doctor (public health center) with possibility of breech presentation . the mother complains of malaise and dizzy . due to her economic condition ,she admits that during her pregnancy she only eats some food that she can afford to buy . she feels generally tired and attributes this to caring for her four young children . she reports good fetal movements (more than 10 per day)In the examination findings :Height : 150 cm ,weight : 45 kg ,blood pressure : 126/73 mmHg ,pulse : 92 x/m, RR = 22 x/mPalpebra conjunctival looked paleOuter examination : hard parts are palpable in the right side of mothers abdomenHaemoglobin7.8g/dlMean cell volume68 fLMean corpuscular hemoglobin concentration28 g/dLSerum iron level 32 TIBC510 mg/dLWhite cell count 11.200/LPlatelets237.000/LUrinalysisnegativeBlood grupnegativeNo atypical antibodies detectedYou act as the doctor in public health centre and be pleased to analyse this case Klarifikasi istilah 1. Antenatal 2. Gestasi : periode perkembangan anak dari saat pembuahan ovum sampai lahir 3. Aterm : umur kehamilan ibu antara 37-42 minggu 4. Hemorrhage post partum : perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih setelah plasenta lahir 5. Fetal movement : pergerakan janin 6. Breech presentation : presentasi dari bokong,lutut,atau kaki fetus in labor 7. Malaise : perasaan yang tidak jelas dari ketidaknyamanan 8. Dizzy : gangguan perasaan dari hubungan terhdapat ruangan ,sensasi tidak kokoh dengan perasaan kepala berputar, pusing ,kepala terasa ringan, ketidakseimbangan9. Microcytic hypochrome anemia : anemia yang ditandai dengan sel darah merah pucat dan diameternya kecil 10. Mcv : ukuran volume rata-rata eritrosit 11. Mchc : konsentrasi haemoglobin rata-rata dalam eritrosit12. Complete blood count13. Poor14. G5P4A0Identifikasi masalah 1. Wanita 26 tahun dengan hamil 31 minggu dari keluarga miskin2. G5P4A03. Mengalami riwayat perdarahan post partum4. Hamil 31 minggu dengan presentasi bokong5. the mother complains of malaise and dizzy .6. due to her economic condition ,she admits that during her pregnancy she only eats some food that she can afford to buy .7. she feels generally tired and attributes this to caring for her four young children (18 bulan) 8. In the examination findings :Height : 150 cm ,weight : 45 kg ,blood pressure : 126/73 mmHg ,pulse : 92 x/m, RR = 22 x/mPalpebra conjunctival looked paleOuter examination : hard parts are palpable in the right side of mothers abdomenHaemoglobin7.8g/dlMean cell volume68 fLMean corpuscular hemoglobin concentration28 g/dLSerum iron level 32 TIBC510 mg/dLWhite cell count 11.200/LPlatelets237.000/LUrinalysisnegativeBlood grupnegativeNo atypical antibodies detectedYou act as the doctor in public health centre and be pleased to analyse this case

Analisis masalah

1. Wanita 26 tahun dengan hamil 31 minggu dari keluarga miskina. Apa definisi miskin pada kasus ini? 1,2,8b. Apa hubungan kehamilan dengan kemiskinan ini (anemia)? 2,3,9Kondisi ekonomi yang dialami Ny. A menyebabkan ia mengkonsumsi makanan yang hanya mampu ia beli, selain itu ny. A memiliki 4 anak yang yang juga perlu diperhatikan kebutuhan makanannya sedangkan kondisi ekonominya terbatas. Anak ke 4 ny.A juga masih 18 bulan yang membutuhkan perhatian lebih untuk tumbuh, hal hal tersebut menyebabkan konsumsi makanan ny.A juga terbatas sesuai kemampuannya, selain itu Ny.A juga mengalami anemia yang disebabkan oleh kehamilan sebelumnya sehingga kemungkinan asupan nutrisi janin ny.A juga kurang. Nutrisi yang kurang pada janin bisa menyebabkan janin tidak tumbuh dengan normal salah satunya berat badan janin kurang (bayi kecil), bayi kecil merupakan salah satu etiologi presentasi bokong.2. G5P4A0a. Apa faktor resiko dari kehamilan multipara grande ? 3,4,10Apa saja bahaya dari grande multipara? Kelainan letak janin, disebabkan oleh karena dinding rahim dan atau dinding perut yang telah longgar akibat dari persalinan yang terdahulu. Anemia dalam kehamilan. Kelainan endokrin, misalnya kencing manis (diabetes mellitus). Gangguan kardiovaskuler, misalnya kelainan jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi). Kelainan letak plasenta (plasenta previa) karena dinding rahim tempat perlekatan plasenta yang normal (di daerah fundus dan corpus rahim) sudah pernah dilekati plasenta pada kehamilan sebelumnya sehingga pada kehamilan yang lebih dari lima kali, plasenta melekat di bagian bawah rahim. Solutio plasenta, adalah suatu keadaan dalam kehamilan dimana plasenta yang tempat perlekatannya yang normal (pada fundus dan corpus uteri) terlepas sebelum waktunya (pada kala III). Robekan pada rahim (ruptura uteri), penyebabnya adalah dinding rahim pada ibu yang telah melahirkan beberapa kali bayi yang dapat hidup (viable) sudah lemah. Rintangan yang sangat kecil pada kehamilan maupun pada proses persalinan dapat menimbulkan robekan pada rahim. Terhambatnya kemajuan persalinan oleh karena kontraksi rahim kurang. Rahim tidak berkontraksi setelah proses persalinan dimana dapat menimbulkan perdarahan setelah persalinan. Perut gantung diakibatkan oleh karena berkurangnya kemampuan otot-otot dinding perut (otot-otot dinding perut menjadi lemas) sehingga dapat terjadi kesalahan letak janin, kepala janin tidak masuk ke ruang rongga panggul.

Bahaya apa saja yang dapat timbul setelah persalinan pada ibu grande multipara? Rahim tidak dapat berkontraksi sehingga dapat menyebabkan perdarahan yang banyak setelah proses persalinan. Retensi plasenta, merupakan suatu keadaan dimana plasenta belum dapat lahir dalam waktu setengah jam setelah janin lahir sebagai akibat dari kurangnya kontraksi uterus. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan setelah proses persalinan. Subinvolusi uteri.

b. Kemungkinan komplikasi dari kehamilan multipara grande? 4,5,1

3. Mengalami riwayat perdarahan post partuma. Apa penyebab perdarahan post partum? 5,6,2Atonia uteri (50-60%)Retensio uteri (16-17%)Sisa plasenta(23-24%)Laserasi jalan lahir (4-5%)Kelainan darah(0,5-0,8%)1. Tonusa. Atonia uteri Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus gagal untuk berkontraksi dan mengecil sesudah janin keluar dari rahim.(3,4,5,6)Perdarahan postpartum secara fisiologis di control oleh kontraksi serat-serat myometrium terutama yang berada disekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta. Atonia uteri terjadi ketika myometrium tidak dapat berkontraksi. Pada perdarahan karena atonia uteri, uterus membesar dan lembek pada palpusi. Atonia uteri juga dapat timbul karena salah penanganan kala III persalinan, dengan memijat uterus dan mendorongnya kebawah dalam usaha melahirkan plasenta, sedang sebenarnya bukan terlepas dari uterus. Atonia uteri merupakan penyebab utama perdarahan postpartum.(4,5,7)Disamping menyebabkan kematian, perdarahan postpartum memperbesar kemungkinan infeksi puerperal karena daya tahan penderita berkurang. Perdarahan yang banyak bisa menyebabkan Sindroma Sheehan sebagai akibat nekrosis pada hipofisis pars anterior sehingga terjadi insufiensi bagian tersebut dengan gejala : astenia, hipotensi, dengan anemia, turunnya berat badan sampai menimbulkan kakeksia, penurunan fungsi seksual dengan atrofi alat-alat genital, kehilangan rambut pubis dan ketiak, penurunan metabolisme dengan hipotensi, amenorea dan kehilangan fungsi laktasi.(4,5,7)Beberapa hal yang dapat mencetuskan terjadinya atonia meliputi : (3,9,10)a. Manipulasi uterus yang berlebihanb. General anestesi (pada persalinan dengan operasi)c. Uterus yang teregang berlebihand. Kehamilan kembar.e. Fetal macrosomia ( berat janin antara 4500 5000 gram )f. Polyhydramniong. Kehamilan lewat waktu,h. Partus lamai. Grande multipara (fibrosis otot - otot uterus ),j. Anestesi yang dalamk. Infeksi uterus ( chorioamnionitis, endomyometritis, septicemia ),l. Plasenta previa,m. Solutio plasenta,2. Tissue (3)a. Retensio plasentab. Sisa plasentac. Plasenta acreta dan variasinyaApabila plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir, hal itu dinamakan retensio plasenta. Hal ini bisa disebabkan karena : plasenta belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan.(3)Jika plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi perdarahan, tapi apabila terlepas sebagian maka akan terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya.Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena: (4,5)-kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta ( plasenta adhesive. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vilis komalis menembus desidva sampai miometrium sampai dibawah peritoneum ( plasenta akreta perkreta ). Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala III. Sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta ( inkarserasio plasenta ).(6,7) Sisa plasenta yang tertinggal merupakan penyebab 20-25 % dari kasus perdarahan postpartum.Penemuan Ultrasonografi adanya masa uterus yang echogenic mendukung diagnosa retensio sisa plasenta. Hal ini bisa digunakan jika perdarahan beberapa jam setelah persalinan ataupun pada late postpartum hemorraghe. Apabila didapatkan cavum uteri kosong tidak perlu dilakukan dilatasi dan curettage.(3)3. TraumaSekitar 20% kasus hemorraghe postpartum disebabkan oleh trauma jalan lahir.(3,8,9)a. Ruptur uterusb. Inversi uterusc. Perlukaan jalan lahird. Vaginal hematomRuptur spontan uterus jarang terjadi, faktor resiko yang bisa menyebabkan antara lain grande multipara, malpresentasi, riwayat operasi uterus sebelumnya, dan persalinan dengan induksi oxytosin. Repture uterus sering terjadi akibat jaringan parut section secarea sebelumnya.(3)Laserasi dapat mengenai uterus, cervix, vagina, atau vulva, dan biasanya terjadi karena persalinan secara operasi ataupun persalinan pervaginam dengan bayi besar, terminasi kehamilan dengan vacuum atau forcep, walau begitu laserasi bisa terjadi pada sembarang persalinan. darah dibawah mukosa vagina dan vulva akan menyebabkan hematom, perdarahan akan tersamarkan dan dapat menjadi berbahaya karena tidak akan terdeteksi selama beberapa jam dan bisa menyebabkan terjadinya syok. Episiotomi dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan jika mengenai artery atau vena yang besar, jika episitomi luas, jika ada penundaan antara episitomi dan persalinan, atau jika ada penundaan antara persalinan dan perbaikan episitomi.(3,6)Perdarahan yang terus terjadi ( terutama merah menyala ) dan kontraksi uterus baik akan mengarah pada perdarahan dari laserasi ataupun episitomi. Ketika laserasi cervix atau vagina diketahui sebagai penyebab perdarahan maka repair adalah solusi terbaik.Pada inversion uteri bagian atas uterus memasuki kovum uteri, sehingga tundus uteri sebelah dalam menonjol kedalam kavum uteri.Peristiwa ini terjadi tiba-tiba dalam kala III atau segera setelah plasenta keluar. Inversio uteri dapat dibagi (6,7,9)-Fundus uteri menonjol kedalam kavum uteri tetapi belum keluar dari ruang tersebut.-korpus uteri yang terbalik sudah masuk ke dalam vagina-Uterus dengan vagina semuanya terbalik, untuk sebagian besar terletak diluar vagina.Tindakan yang dapat menyebabkan inversion uteri ialah perasat crede pada korpus uteri yang tidak berkontraksi baik dan tarikan pada tali pusat dengan plasenta yang belum lepas dari dinding uterus.(3,6)Pada penderita dengan syok perdarahan dan fundus uteri tidak ditemukan pada tempat yang lazim pada kala III atau setelah persalinan selesai. Pemeriksaan dalam dapat menunjukkan tumor yang lunak diatas servix uteri atau dalam vagina. Kelainan tersebut dapat menyebabkan keadaan gawatdengan angka kematian tinggi ( 15 70 % ). Reposisi secepat mungkin memberi harapan yang terbaik untuk keselamatan penderita.4. Thrombin : Kelainan pembekuan darahGejala-gejala kelainan pembekuan darah bisa berupa penyakit keturunan ataupun didapat, kelainan pembekuan darah bisa berupa :(3,6)a. Hipofibrinogenemia,b. Trombositopeniac. Idiopathic trombocytopenic purpurad. HELLP syndrome ( hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet count ),e. Disseminated Intravaskuler Coagulation,f. Dilutional coagulopathy bisa terjadi pada transfusi darah lebih dari 8 unit karena darah donor biasanya tidak fresh sehingga komponen fibrin dan trombosit sudah rusak.Perdarahan postpartum akibat gangguan koagulasi dicurigai bila penyebab yang lain dapat disingkirkan, apalagi disertai riwayat mengalami hal yang sama pada persalinan sebelumnya (3,4,9)Perdarahan postpartum sekunder disebabkan oleh infeksi uterus, sisa plasenta, abnormalitas involusi uterus, atau oleh penyebab primer di atas tetapi terlambat diidentifikasi. Tidak jarang perdarahan postpartum sekunder bersifat mengancam jiwa jika tidak dikenali dan ditangani segera.(9)

b. Apa saja resiko kehamilan dengan riwayat post partum hemorrhage? 6,7,3Komplikasi perdarahan post partum primer yang paling berat yaitu syok. Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam keadaan anemia bisa berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang disertai oleh pembekuan intravaskuler merata dapat terjadi kegagalan fungsi organ-organ seperti gagal ginjal mendadak

4. Hamil 31 minggu dengan presentasi bokonga. Bagaimana etiologi dari breech presentation 7,8,3Umumnya penyebabnya belum jelas, tetapi ada beberapa faktor predisposisi yaitu ;a. Kelainan dari Ibu1. Kelainan Uterus Tumor dari uterus yang mendesak uterus Kelainan bawaan uterus, seperti uterus arkuatus yang dapat mengubah letak janin2. Kelainan panggulPintu atas panggul yang terlalu luas atau terlalu sempit dapat mengganggu fiksasi dari kepala janin.3. Kelainan dari jumlah air ketubanHidramnion menyebabkan terlampau bebasnya pergerakkan janin dalam uterus sehingga fiksasi kepala terganggu dan pada oligohidramnion gerakan janin terbatas sehingga terhalang versi spontan dari janin.4. Kelainan implantasi plasentaMisalnya plasenta previa yang menghalangi turunnya kepala ke pintu atas panggul.b. Kelainan dari Janin1. Bayi prematurPada bayi premature ukuran kepala masih kecil, fiksasi kepala tidak sempurna2. Kehamilan gandaUmumnya pada kehamilan kembar, janin menyesuaikan dirinya dalam rahim.3. Bayi matiPresentasi bokong terjadi pada keadaan ini oleh karena gerakan janin tidak ada lagi.4. Bayi dengan kelainan bawaanKelainan bawaan pada kepala bayi dapat mengganggu fiksasi dari kepala bayi, misalnya hidrosefalus, ansefalus dan mikrosefalus.b. Bagaimana patofisiologi breech presentation? 8,9,4Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang8.Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala8. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang saat usia kehamilan aterm.

c. Apa epidemiologi dari breech presentation di Indonesia? 9,10,5d. Apa hubungan breech presentation dengan kehamilan 31 minggu? 10,1,6e. Apa saja komplikasi dari kelainan letak bokong? 1,2,7f. Bagaimana management yang baik untuk mengatasi breech presentation ? 2,3,82.1. PENATALAKSANAAN1. Dalam KehamilanPada umur kehamilan 28-30 minggu, mencari kausa dari pada letak sungsang yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda, kelainan uterus. Jika tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest position atau dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi)6.

Gambar 2 . Knee Chest Position

Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang.

Gambar 3. Versi Luar

Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak janin harus pasti sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Kontraindikasi untuk melakukan versi luar: panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta previa6,7. Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58%). Peningkatan keberhasilan terjadi pada multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman membuat prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop skor (Bhisop-like score).

Tabel 1. Bishop ScoreSkor0123

Dilatasi0 cm1-2 cm3-4 cm5-6 cm

Pendataran0-30%40-50%60-70%80%

KonsistensiKakukenyallunak-

PosisiPosteriormedialanterior-

Turunnya kepala-3-2 -1 s.d 0+1 sd +2

Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai 9.

Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding perut, penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan, tetapi kerugiannya antara lain: narkosis harus dalam, lepasnya plasenta karena tidak merasakan sakit dan digunakannya tenaga yang berlebihan, sehingga penggunaan narkosis dihindari pada versi luar 7. 2. Dalam PersalinanMenolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan letak kepala. Pertama-tama hendaknya ditentukan apakah tidak ada kelainan lain yang menjadi indikasi seksio, seperti kesempitan panggul, plasenta previa atau adanya tumor dalam rongga panggul 4.Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap letak sungsang, maka penatalaksanaan persalinan lebih waspada. Persalinan pada letak sungsang dapat dilakukan pervaginam atau perabdominal (seksio sesaria). Pervaginam dilakukan jika tidak ada hambatan pada pembukaan dan penurunan bokong6,7. Syarat persalinan pervaginam pada letak sungsang: bokong sempurna (complete) atau bokong murni (frank breech), pelvimetri, klinis yang adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan indikasi CPD, kepala fleksi. Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga tahap yaitu:1) Persalinan bokonga. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring. b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran paksi dalam sehingga trokanter depan berada di bawah simfisis. c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.d. Terjadi persalinan bokong, dengan trokanter depan sebagai hipomoklion.e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk persalinan trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin lahir. f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah perut ibu.g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.

2) Persalinan bahua. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah simpisis dan bertindak sebagai hipomoklion.d. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan sehingga seluruh bahu janin lahir.f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau miring.g. Bahu melakukan putaran paksi dalam.

3) Persalinan kepala janina. Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi dengan posisi dagu berada dibagian posterior.b. Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian belakang tertahan oleh simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam dan menempatkan suboksiput sebagai hipomiklion.c. Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata, dahi dan muka seluruhnya.d. Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga seluruh kepala bayi dapat lahir.e. Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas bebas dari lendir dan mekoneum untuk memperlancar pernafasan. Perawatan tali pusat seperti biasa. Persalinan ini berlangsung tidak boleh lebih dari delapan menit (1-5).

JENIS-JENIS PERSALINAN SUNGSANGSebelum melakukan pertolongan persalinan sebaiknya dilakukan penilaian persalinan sungsang. Metode penilaian yang lazim dipakai adalah dari Zatuchni-Andros.

Tabel 2. Zatuchni- AndrosSkor012

ParitasPrimigravidaMultigravida-

Masa Gestasi 39 minggu38 minggu 37 minggu

TBJ 3130 gr3629-3175 gr 3175 gr

Riwayat Presbo-1 x2 x

Station-3-2-1 atau lebih rendah

Pembukaan< 2 cm3 cm>4 cm

Keterangan:< 4: Sectio caesaria4: Reevaluasi> 4: Pervaginam

Persalinan PervaginamBerdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, persalinan pervaginam dibagi menjadi 3, yaitu:91) Persalinan spontan (spontaneous breech), janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara, Bracht.a. Tahap pertama: fase lambat, lahirnya bokong sampai dengan umbilikus, spontan. Disebut fase lambat oleh karena pada fase ini umumnya tidak terdapat hal-hal yang membahayakan jalannya persalinan. Pada fase ini, penolong bersikap pasif menunggu jalannya persalinan.b. Tahap kedua: fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut. Disebut fase cepat oleh karena dalam waktu < 8 menit (1 2 kali kontraksi uterus) fase ini harus sudah berakhir. Pada fase ini, tali pusat berada di antara kepala janin dengan PAP sehingga dapat menyebabkan terjadinya asfiksia janin.c. Tahap ketiga: fase lambat, lahirnya mulut sampai kepala. Pertolongan pada tahap persalinan ini tidak boleh tergesa-gesa oleh karena persalinan kepala yang terlalu cepat pada presentasi sungsang dapat menyebabkan terjadinya dekompresi kepala sehingga dapat menyebabkan perdarahan intrakranial.d. Teknik: hiperlordosis badan bayi

Gambar 4. Proses Persalinan Janin dengan Presentasi Bokong

Keuntungan :Dapat mengurangi terjadinya bahaya infeksi oleh karena tangan penolong tidak ikut masuk ke dalam jalan lahir. Dan juga cara ini yang paling mendekati persalinan fisiologik, sehingga mengurangi trauma pada janin.Kerugian :Dapat mengalami kegagalan sehingga tidak semua persalinan letak sungsang dapat dipimpin secara Bracht. Terutama terjadi peda keadaan panggul sempit, janin besar, jalan lahir kaku seperti pada primigravida, adanya lengan menjungkit atau menunjuk.

2) Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery), janin dilahirkan sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga penolong.Indikasinya antara lain:1. Bila pertolongan cara Bracht gagal2. Elektif, karena sejak semula direncanakan pertolongan dengan manual aid.Tahapan dalam manual aid, antara lain:1. Tahap pertama: lahirnya bokong sampai umbilikus, spontan2. Tahap kedua: lahirnya bahu dan lengan dengan tenaga penolong. Cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara :a. Klasik (Deventer)b. Muellerc. Lovsetd. Bickenbach.3. Tahap ketiga: Lahirnya kepala dengan cara:a. Mauriceau (Veit-Smellie)b. Najouksc. Wigand Martin-Winckeld. Parague terbalike. Cunam piperTeknik :Tahap pertama persalinan secara bracht sampai pusat lahir.Tahap kedua melahirkan bahu dan lengan oleh penolong:1. Cara klasikPrinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini melahirkan lengan belakang lebih dulu karena lengan belakang berada di ruang yang luas (sacrum), kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawaah simpisis. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa kubiti kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin. Untuk melahirkan lengan depan, pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin mendekati punggung ibu. Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan.

Gambar 5. Perasat Klasik Keuntungan cara klasik adalah pada umumnya dapat dilakukan pada semua persalinan letak sungsang tetapi kerugiannya lengan janin relatif tinggi di dalam panggul sehingga jari penolong harus masuk ke dalam jalan lahir yang dapat manimbulkan infeksi.

2. Cara MuellerPrinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah melahirkan bahu dan lengan depan lebih dulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang. Bokong janin dipegang dengan femuro-pelvik yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk pada krisat iliaka dan jari-jari lain mencengkram bagian depan. Kemudian badan ditarik ke curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak di bawah simpisis dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya. Setelah bahu depan dan lengan lahir, tarik badan janin ke atas sampai bahu belakang lahir. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir sehingga mengurangi infeksi.

Gambar 6. Perasat Mueller

3. Cara lovsetPrinsip melahirkan persalinan secara Lovset ialah memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolak-balik sambil dilakukan traksi curam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir dibawah simpisis dan lengan dapat dilahirkan. Keuntungannya yaitu sederhana dan jarang gagal, dapat dilakukan pada semua letak sungsang, minimal bahay infeksi. Cara lovset tidak dianjurkan dilakukan pada sungsang dengan primigravida, janin besar, panggul sempit.

Gambar 7. Perasat Lovset

4. Cara BickhenbachPrinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara Mueller dengan cara klasik.

Tahap ketiga: melahirkan kepala yang menyusul (after coming head)1. Cara MauriceauTangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan lahir. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan jari keempat mencengkeram fossa kanina, sedang jari lain mencengkeram leher. Badan anak diletakkan diatas lengan bawah penolong seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga penolong yang lain mencengkeram leher janin dari punggung. Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil seorang asisten melakukan ekspresi kristeller. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh penolong yang mencengkeram leher janin dari arah punggung. Bila suboksiput tampak dibawah simpisis, kepala dielevasi keatas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya lahirnya seluruh kepala janin.

Gambar 8. Perasat Mauriceau

2. Cara NaujoksTeknik ini dilakukan apabila kepala masih tinggi sehingga jari penolong tidak dimasukkan ke dalam mulut janin. Kedua tangan penolong yang mencengkeram leher janin menarik bahu curam kebawah dan bersamaan dengan itu seorang asisten mendorong kepala janin kearah bawah. Cara ini tidak dianjurkan lagi karena menimbulkan trauma yang berat.

3. Cara Prague TerbalikTeknik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di belakang dekat sacrum dan muka janin menghadap simpisis. Satu tangan penolong mencengkeram leher dari bawah dan punggung janin diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan penolong yang lain memegang kedua pergelangan kaki, kemudian ditarik keatas bersamaan dengan tarikan pada bahu janin sehingga perut janin mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai hipomoklion, kepala janin dapat dilahirkan.

Gambar 9. Perasat Prague Terbalik

4. Cara Cunam PiperSeorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki dan kedua lengan janin diletakkan dipunggung janin. Kemudian badan janin dielevasi ke atas sehingga punggung janin mendekati punggung ibu. Pemasangan cunam piper sama prinsipnya dengan pemasangan pada letak belakang kepala. Hanya saja cunam dimasukkan dari arah bawah sejajar dengan pelipatan paha belakang. Setelah oksiput tampak dibawah simpisis, cunam dielevasi ke atas dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion berturut-turut lahir dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya seluruh kepala lahir.

Gambar 10. Cunam Piper

3) Ekstraksi sungsang (total breech extraction), janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.Janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong. Cara ini dilakukan hanya bila terjadi fetal distress atau ada indikasi untuk menolong persalinan dengan ekstraksi total.

5. Ibu mengeluh lemas dan pusinga. bagaimana makna klinis lemas dan pusing serta patofisiologinya? 3,4,9HPP anemia aliran darah keseluruh tubuh berkurang (fokus ke organ pusat) perifer berkurang paleAliran darah keotak berkurang O2 kurang asupan O2 ke sel2 otak kurang lemas dan pusing.b. Bagaimana management dan edukasi untuk lemas dan pusing? 4,5,106. Ibu dengan kondisi ekonomi yang kurang mengalami kekurangan nutrisia. Bagaimana kebutuhan nutrisi dari ibu hamil? 5,6,1b. Apa dampak makan hanya 1 kali? 6,7,2

7. Anak terakhir berumur (18 bulan) a. Bagaimana jarak normal antar kehamilan? 7,8,32 tahunb. Apa resiko dari kehamilan yang terlalu dekat? 8,9,4c. Bagaimana cara memanagement rencana kehamilan? 9,10,58. In the examination findings :a. Interpretasi dan mekanisme abnormal 10,1,6Height : 150 cm ,weight : 45 kg ,blood pressure : 126/73 mmHg ,pulse : 92 x/m, RR = 22 x/mPalpebra conjunctival looked paleOuter examination : hard parts are palpable in the right side of mothers abdomenb. Interpretasi dan mekanisme abnormal 1,2,7Haemoglobin7.8g/dlMean cell volume68 fLMean corpuscular hemoglobin concentration28 g/dLSerum iron level 32 TIBC510 mg/dLWhite cell count 11.200/LPlatelets237.000/LUrinalysisnegativeBlood grupnegativeNo atypical antibodies detectedYou act as the doctor in public health centre and be pleased to analyse this case

Hipotesis :Wanita hamil dengan breech presentation dengan komplikasi anemia

TemplateI. How to diagnose 1,2,3II. Differential diagnose 2,1,4III. Working diagnose 3,10,5IV. Definisi 4,9V. Epidemiologi 5,8,VI. Etiologi 6,7,8VII. Patofisiologi 7,6,9VIII. Komplikasi 8,5,10IX. Tata laksana 9,4,7X. Prognosis 10,3XI. Edukasi 1,2,6Learning issueI. Anatomy 1,5,9II. Pemeriksaan fisik obstetric (Leopold, fetal heart rate) 2,6,10III. Breech presentation 3,7,1IV. Anemia ibu hamil 4,8,2Kumpul paling lambat besok selasa 20 Januari 2015 jam 8 malem .. format TNR 12 justify line spacing 1.5 .. yang dikoncang jd presentan tidak rapi,jawaban tidak jelas, 3 terakhir kumpul ..Thank you kirim ke [email protected]


Recommended