+ All Categories
Home > Documents > BUDAYA MINANGKABAU DAN IMPLEMENTASI PADA ...182 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1,...

BUDAYA MINANGKABAU DAN IMPLEMENTASI PADA ...182 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1,...

Date post: 24-Oct-2020
Category:
Upload: others
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
23
Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan p-ISSN 2548 – 298X Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012 e-ISSN 2548 – 5024 DOI: 10.24034/j25485024.y2017.v1.i2.2095 181 BUDAYA MINANGKABAU DAN IMPLEMENTASI PADA MANAJEMEN RUMAH MAKAN PADANG DI YOGYAKARTA Henny Welsa [email protected] Suharti Latifah Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ABSTRACT The research was intended to identify the cultural factors that influenced entrepreneurship, business skills, and performance of Padang restaurant business in Yogyakarta Special Region. It is expected that the research will directly encourage entrepreneurship in Indonesia and provide a solution to the employment and unemployment rates in Indonesia and particularly in Yogyakarta. The research objects were Padang restaurants who already have a business license. The reason for choosing Yogyakarta as the setting was because Yogyakarta represents a student city and a tourist destination. Its population consists of diverse ethnic groups and 60% of the regional revenue comes from tourism where one of the tourism facilities is restaurant. Padang Restaurant has been developing rapidly in Yogyakarta area. The number of respondents were 50 Padang restaurant owners. The research instrument was a questionnaire and the data were analyzed by employing Partial Least Square (PLS). The research result shows that Minangkabau culture significantly affects the entrepreneurship, business capabilities, and business performance; whereas entrepreneurship does not significantly affect the capability of business to performance. Key words: Minangkabau culture, entrepreneurship, business competence and business performance ABSTRAK Pada dasarnya penelitian ini merupakan suatu studi untuk melihat faktor budaya yang mempengaruhi kewirausahaan, kemampuan usaha dan kinerja Usaha Rumah Makan Padang yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Diharapkan secara langsung akan mendorong kewirausahaaan di Indonesia dan merupakan solusi terhadap penyerapan tenaga kerja serta pengangguran di Indonesia dan khususnya di DIY. Adapun objek penelitian yang diteliti adalah Rumah Makan Padang yang telah memiliki surat izin usaha, Alasan memilih wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah karena Yogyakarta adalah kota pelajar dan wisata yang penduduknya terdiri dari beragam suku bangsa dan Pendapatan Asli Daerah Yogyakarta 60% berasal dari Pariwisata dimana salah satu sarana pariwisata adalah Rumah Makan. Perkembangan Rumah Makan Padang cukup pesat didaerah IstimewaYogyakarta. Jumlah Sampling 50 responden pemilik restoran Padang dengan mengunakan kuisioner serta teknik analisis data menggunakan analisis Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menjelaskan bahwa Budaya Minangkabau berpengaruh signifikan terhadap kewirausahaan, kemampuan usaha, kinerja usaha, serta Kewirausahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap kemampuan usaha berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha. Kata kunci: budaya Minangkabau, kewirausahaan, kemampuan usaha dan kinerja usaha PENDAHULUAN Pada dasarnya penelitian ini merupakan suatu studi untuk melihat faktor budaya yang mempengaruhi kewirausahaan, ke- mampuan usaha dan kinerja Usaha Rumah Makan Padang yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta Diharapkan secara langsung akan mendorong kewirausahaan di Indo- nesia dan merupakan solusi terhadap pe nyerapan tenaga kerja serta pengangguran
Transcript
  • Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan p-ISSN 2548 – 298XAkreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012 e-ISSN 2548 – 5024DOI: 10.24034/j25485024.y2017.v1.i2.2095

    181

    BUDAYA MINANGKABAU DAN IMPLEMENTASI PADA MANAJEMENRUMAH MAKAN PADANG DI YOGYAKARTA

    Henny [email protected]

    SuhartiLatifah

    Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

    ABSTRACT

    The research was intended to identify the cultural factors that influenced entrepreneurship, business skills, andperformance of Padang restaurant business in Yogyakarta Special Region. It is expected that the research willdirectly encourage entrepreneurship in Indonesia and provide a solution to the employment and unemploymentrates in Indonesia and particularly in Yogyakarta. The research objects were Padang restaurants who already havea business license. The reason for choosing Yogyakarta as the setting was because Yogyakarta represents a studentcity and a tourist destination. Its population consists of diverse ethnic groups and 60% of the regional revenuecomes from tourism where one of the tourism facilities is restaurant. Padang Restaurant has been developingrapidly in Yogyakarta area. The number of respondents were 50 Padang restaurant owners. The researchinstrument was a questionnaire and the data were analyzed by employing Partial Least Square (PLS). The researchresult shows that Minangkabau culture significantly affects the entrepreneurship, business capabilities, andbusiness performance; whereas entrepreneurship does not significantly affect the capability of business toperformance.

    Key words: Minangkabau culture, entrepreneurship, business competence and business performance

    ABSTRAK

    Pada dasarnya penelitian ini merupakan suatu studi untuk melihat faktor budaya yang mempengaruhikewirausahaan, kemampuan usaha dan kinerja Usaha Rumah Makan Padang yang ada di DaerahIstimewa Yogyakarta. Diharapkan secara langsung akan mendorong kewirausahaaan di Indonesia danmerupakan solusi terhadap penyerapan tenaga kerja serta pengangguran di Indonesia dan khususnyadi DIY. Adapun objek penelitian yang diteliti adalah Rumah Makan Padang yang telah memiliki suratizin usaha, Alasan memilih wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah karena Yogyakarta adalahkota pelajar dan wisata yang penduduknya terdiri dari beragam suku bangsa dan Pendapatan AsliDaerah Yogyakarta 60% berasal dari Pariwisata dimana salah satu sarana pariwisata adalah RumahMakan. Perkembangan Rumah Makan Padang cukup pesat didaerah IstimewaYogyakarta. JumlahSampling 50 responden pemilik restoran Padang dengan mengunakan kuisioner serta teknik analisisdata menggunakan analisis Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menjelaskan bahwa BudayaMinangkabau berpengaruh signifikan terhadap kewirausahaan, kemampuan usaha, kinerja usaha,serta Kewirausahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap kemampuan usaha berpengaruhsignifikan terhadap kinerja usaha.

    Kata kunci: budaya Minangkabau, kewirausahaan, kemampuan usaha dan kinerja usaha

    PENDAHULUANPada dasarnya penelitian ini merupakan

    suatu studi untuk melihat faktor budayayang mempengaruhi kewirausahaan, ke-mampuan usaha dan kinerja Usaha Rumah

    Makan Padang yang ada di Daerah IstimewaYogyakarta Diharapkan secara langsungakan mendorong kewirausahaan di Indo-nesia dan merupakan solusi terhadap penyerapan tenaga kerja serta pengangguran

  • 182 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 2, Juni 2017 : 181 – 203

    di Indonesia dan khususnya di DIY. Alasanpenelitian ini membahas tentang usaharumah makan Padang adalah untuk dapatmembantu pemerintah dalam mengatasipengangguran. Kinerja Rumah MakanPadang dapat diketahui dengan mengujidan menganalisis faktor yang mem-pengaruhi Rumah Makan Padang. Denganpenelitian ini diharapkan dapat ditemukanlangkah-langkah perubahan pada keadaanyang lebih baik. Memilih wilayah DaerahIstimewa Yogyakarta adalah karena Yogya-karta adalah kota pelajar dan wisata yangpenduduknya terdiri dari beragam sukubangsa dan Pendapatan Asli Daerah Yogya-karta 60% berasal dari Pariwisata dimanasalah satu sarana pariwisata adalah RumahMakan. Perkembangan Rumah MakanPadang cukup pesat didaerah IstimewaYogyakarta. Sabri (2013) dalam penelitian-nya menjelaskan bahwa para wirausaha(entrepreneur) merupakan asset atau modalpembangunan yang harus dipelihara dandikembangluaskan dalam masyarakat,khususnya masyarakat terdidik, sehinggapada gilirannya mampu ikut mendukungpercepatan pembangunan negeri, di satu sisidan mengurangi beban negara lain.

    Wirausaha adalah kegiatan kegiatan pe-ngembangan sumberdaya manusia yangdilatarbelakangi oleh kondisi sosial-budayaseperti terdapat pada masyarakat Minang-kabau, khususnya dalam usaha RumahMakan Padang. Kondisi geografis dansosiologis ditopang dengan budaya Minang-kabau, antara lain menumbuhkan nilai danperilaku merantau sebagai ciri dan perilakumigrasi dan dalam aspek ekonomi me-munculkan kewirausahaan yang tumbuhdalam lembaga Rumah Makan Padang.Kajian budaya memberikan isyarat bahwaeksistensi lembaga tersebut ternyata di-topang oleh kekuatan nilai budaya Minang-kabau yang berhasil memberikan landasannilai bagi tumbuhnya etos kerja dalampengelolaan rumah makan tersebut. Ber-dasarkan uraian didepan, maka dapat di-simpulkan bahwa jika dibandingkan dengan

    beberapa penelitian sebelumnya, makapenelitian ini menggunakan 5 (lima) indi-kator budaya Minangkabau yang mana padapenelitian Welsa (2009) mengungkapkanbahwa hanya menggunakan 3 indikatoruntuk mengukur variabel budaya dandelapan indikator jiwa kewirausahaan untukmengukur variabel kewirausahaan, sepuluhindikator kemampuan usaha untuk meng-ukur variabel kemampuan usaha dan empatindikator kinerja usaha untuk mengukurvariabel kinerja usaha Rumah MakanPadang.

    Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui apakah budaya masyarakatMinangkabau berpengaruh terhadap ke-wirausahaan, kemampuan usaha sertakinerja usaha pada Rumah Makan Padang diYogyakarta.

    TINJAUAN TEORETISBudaya Minangkabau

    Unsur budaya yang universal dansekaligus menjadi isi dari semua ke-budayaan yang ada didunia ini menurutKuntjaraningrat (1990) adalah sistim religi,sistim kemasyarakatan, sistim pengetahuan,bahasa kesenian, sistim mata pencahariandan sistim teknologi peralatan. Ketujuhunsur kebudayan ini mencakup seluruh ke-budayaan manusia dimanapun kombinasidari ketujuh unsur ini pula yang me-nentukan nilai-nilai kehidupan dalam suatumasyarakat. Rante (2010) menjelaskan bah-wa budaya lokal tidak memiliki dampakterhadap kinerja UKM agribisnis dibanding-kan dengan budaya etnis yang lebih meng-utamakan kepentingan adat dan keber-samaan. Sistim kemasyarakatan matrilinealyang dipilih nenek moyang masyarakatMinangkabau kendati langka namun di-terima oleh masyarakat Minangkabau hing-ga saat ini. Sistim pengetahuan yang ber-tumpu pada ajaran “Alam takambang jadiguru“ menjadi alasan utama bagi pendidikanyang logis dan rasional, serta mendorongkearah kehidupan yang serasi secara alamidan sadar lingkungan. Mata pecaharian

  • Budaya Minangkabau Dan Implementasi ...– Welsa, Suharti, Latifah 183

    orang Minang saat ini menurut penelitianhampir 60% memiliki mata pencahariansebagai wirausaha. Orang Minang me-ngatakan adat basandikan syarak, syarakbersandikan kitabullah, jadi dari sisi religi jelasmasyarakat minangkabau beragama Islam,apabila ada orang Minang yang tidakberagama Islam, dia tidak mungkin disebutorang Minangkabau. Jadi jelas dari ketujuhunsur budaya yang dikemukakan olehKoentjaraningrat (1990) sudah terpenuhioleh budaya Minangkabau. Fauzan (2011)menjelaskan bahwa religiusitas atau rasakeberagamaan walaupun tidak dominan,tetapi cukup mewarnai perilaku etis dalambisnis rumah makan Padang. Pemilik rumahmakan Padang mayoritas adalah pemelukagama Islam, sehingga muatan-muatanajaran Islam cukup mewarnai aktivitasbisnisnya.

    Lukas (2004) mengemukakan bahwafungsi perekonomian orang Tionghoa ada-lah kontekstual dengan fungsi eksitensiorang Tionghoa di Indonesia. Dalam fungsitersebut, ada unsur positif dan negatif yangmuncul, antara orang Tionghoa dan BumiPutera. Indikator yang digunakan dalampenelitian ini adalah: (a) Agama, (b) BudayaMerantau, (c) Pendidikan Dalam Keluarga,(d) pekerjaan, (e) kemasyarakatan.

    KewirausahaanAlfianto (2012) mengatakan bahwa

    untuk memulai usaha baru dan manfaatmenjadi wirausaha terdapat beberapa para-digma sukses dalam berbisnis yang ber-kembang di masyarakat diantaranya ke-harusan menjadi seorang pebisnis. Nurseto(2004) menjelaskan bahwa salah satu polapenciptaan wirausaha baru yang tangguhdapat dilakukan pada tataran penciptaaniklim yang mampu menanamkan budayawirausaha. Purhantara (2013) menjelaskanbahwa penguasaan nilai-nilai kewira-usahaan, di antara karyawan lulusan SMAdan SMK tidak terjadi perbedaan yangsignifikan. Rata-rata mereka kurang me-miliki jiwa kewirausahaan atau tidak dapatmengimplementasikannya di pekerjaannya.

    Menurut Dalimunthe (2002), ada delapanindikator yang harus dimiliki seorangenterpreneur yaitu (1) visi, (2) perencanaan,(3) motivasi, (4) Inovasi, (5) peluang, (6)percaya diri, (7) resiko, (8) adaptasi.

    Kemampuan UsahaKemampuan usaha menurut peneliti

    berdasarkan penelitian Dalimunthe (2002)yang harus dimiliki Rumah Makan Padangada 9 (sembilan) variabel yaitu: (1) Bahanbaku, (2) Tenaga kerja, (3) Teknologi, (4)Kualitas produk, (5) Harga, (6) Variasiproduk, (7) Jangkauan pasar, (8) Kemudahanmembeli, (9) Ketersediaan modal. MenurutSuci (2009), dengan tingginya orientasikewirausahan yang dimiliki akan lebihmudah untuk meningkatkan kemampuanmanajemen, sedangkan menurut Fithri danSari (2012) indikator kompetensi kewira-usahaan memiliki mental yang kuat, mampubergaul dan, kemampuan untuk meng-analisis masalah, kemampuan untuk meng-arahkan karyawan, kemampuan untukmemberikan motivasi kepada karyawannya,dan kemampuan untuk berkomunikasi baiksecara tertulis maupun secara verbal denganbaik.

    Kinerja UsahaKinerja usaha adalah output dari

    berbagai faktor di atas yang oleh karenanyaukuran ini menjadi sangat penting untukmengetahui tingkat adaptabilitas bisnisdengan lingkungannya. Kinerja organisasijuga dipengaruhi oleh kinerja individu yakniberkaitan dengan karakteristik individu, halini sejalan dengan penjelasan Dalimunthe(2002). Orientasi pasar berpengaruh positifdan signifikan terhadap profitabilitas.Menurut Sumantri et al. (2013) kinerja usahadipengaruhi oleh karakteristik personal,kewirausahaan, lingkungan internal, danlingkungan eksternal.

    Beberapa penelitian telah dilakukanuntuk mengetahui tentang pengaruh ke-wirausahaan kemampuan usaha sertakinerja usaha. Menurut penelitian Purnama(2011); dan Dalimunthe (2002) mengatakan

  • 184 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 2, Juni 2017 : 181 – 203

    bahwa kemampuan usaha berpengaruh ter-hadap keberhasilan usaha dibanding moti-vasi serta juga terhadap keberhasilan usahasedangkan hasil penelitian Aprilianty (2013);Suharti dan Sirine (2011); Lestari dan Wijaya(2012) mengatakan bahwa potensi kepribadi-an, pengetahuan wirausaha, wirausaha danlingkungan keluarga berpengaruh terhadapminat wirausaha, serta niat dan minat ke-wirausahaan

    Berdasarkan penelitian Alfianto (2012)dan Sabri (2013) menyatakan manfaat men-jadi wirausaha beberapa paradigma suksesdalam berbisnis yang berkembang dimasyarakat diantaranya keharusan menjadiseorang pebisnis. serta kewirausahaan(entrepreneur) merupakan asset atau modalpembangunan yang harus dipelihara dandikembang luaskan dalam masyarakat,khususnya masyarakat terdidik.

    Penelitian Hadiyati (2011); dan Adam(2005) menyatakan kreativitas dan inovasiberpengaruh terhadap kewirausahaan dan“Respondents generally agree with the relevanceof all factors associated with influencing businessnetworks or joint venture business establishment.However, some factors are strongly significant forbusiness networking, while others are not asstrong”.

    Penelitian lainnya yaitu oleh Fauzan(2011); dan Darwis (2004) religiusitas ataurasa keberagamaan mewarnai perilakudalam bisnis Rumah Makan Padang. Didukung oleh kekuatan nilai-nilai yang ber-sumber dari sosial budaya daerah Minangyang dilandasi ajaran Islam.

    Pada penelitian Setyawati (2013);Setiawan (2013); Andiningtyas dan Nugroho(2014); dan Wijaya (2008) menyatakanhubungan antara orientasi kewirausahaanterhadap orientasi pasar adalah positifsedangkan variabel orientasi pasar, budayaorganisasi dan orientasi kewirausahaanberpengaruh secara bersama-sama terhadapkinerja usaha. Sikap berwirausaha, normasubjektif dan efikasi diri berpengaruh positifterhadap perilaku berwirausaha.

    Penelitian dari Fithri dan Sari (2012);dan Nurseto (2004) indikator kompetensi

    kewirausahaan antara lain: memiliki mentalyang kuat, mampu bergaul dan, kemampu-an untuk menganalisis masalah, kemampu-an untuk mengarahkan karyawan, ke-mampuan untuk memberikan motivasi ke-pada karyawannya, dan kemampuan untukberkomunikasi baik secara tertulis maupunsecara verbal dengan baik. Serta polapenciptaan wirausaha baru yang tangguhdapat dilakukan pada tataran penciptaaniklim yang mampu menanamkan budayawirausaha.

    Dalam Penelitian Reswanda (2011);Lestari dan Megawati (2015) dan Sultan(2015), kewirausahaan dapat meningkatkankemampuan pembelajaran organisasi ke-unggulan daya saing berkelanjutan padaUMKM serta terdapat pengaruh karakter-istik personal dan orientasi kewirausahaanterhadap kinerja UKM. Dan kompetensiwirausaha memiliki pengaruh terhadapstrategi bisnis dan daya saing usaha kecil.

    Pada penelitian Rante (2010); danPurhantara (2013) mengatakan bahwa bu-daya lokal tidak memiliki dampak terhadapkinerja UKM. Budaya etnis yang lebihmengutamakan kepentingan adat dan ke-bersamaan. Penelitian penguasaan nilai-nilaikewirausahaan, tidak terjadi perbedaanyang signifikan, sedangkan Lukas (2004)dalam penelitiannya menyatakan bahwafungsi perekonomian orang Tionghoa ada-lah kontekstual dengan fungsi eksitensiorang Tionghoa di Indonesia. Begitu jugaNaim (1979) memyatakan yang tinggal diSumatera Barat sama banyak dengan yangpergi merantau. Sebab, faktor dominan yangmenyebabkan orang Minangkabau me-rantau adalah faktor ekonomi dan pen-didikan.

    HipotesisPengaruh Budaya Minangkabau denganKewirausahaan

    Unsur budaya yang universal dan se-kaligus menjadi isi dari semua kebudayaanyang ada didunia ini menurut Koentjara-ningrat (1990) adalah sistim religi, sistimkemasyarakatan, sistim pengetahuan, baha-

  • Budaya Minangkabau Dan Implementasi ...– Welsa, Suharti, Latifah 185

    sa kesenian, sistim mata pencaharian dansistim teknologi peralatan. Ketujuh unsurkebudayan ini mencakup seluruh kebudaya-an manusia dimanapun kombinasi dariketujuh unsur ini pula yang menentukannilai-nilai kehidupan dalam suatu masya-rakat.

    Mata pecaharian orang Minang saat inimenurut penelitian hampir 60% memilikimata pencaharian sebagai wirausaha,sedangkan menurut Fauzan (2011) Religius-itas atau rasa keberagamaan walaupun tidakdominan, tetapi cukup mewarnai perilakuetis dalam bisnis rumah makan Padang.Pemilik rumah makan Padang mayoritasadalah pemeluk agama Islam, sehinggamuatan-muatan ajaran Islam cukup me-warnai aktivitas bisnisnya. Darwis (2004)menyatakan bahwa Keberadaan RumahMakan Padang didukung oleh kekuatannilai-nilai yang bersumber dari sosial bu-daya daerah Minang yang dilandasi ajaranIslam. Begitu juga dengan Naim (1979)menyampaikan bahwa masyarakat minangyang tinggal di Sumatera Barat sama banyakdengan yang pergi merantau. Sebab, faktordominan yang menyebabkan orang Minang-kabau merantau adalah faktor ekonomi danpendidikan.

    Dengan demikian berdasarkan per-nyataan tersebut diatas dapat dikatakanbahwa unsur-unsur budaya Minangkabaumewarnai aktifitas bisnis. Untuk itu pe-nelitian ini mengajukan hipotesis sebagaiberikut:H1 : Budaya Minangkabau memiliki pe-

    ngaruh signifikan terhadap Kewira-usahaan

    Pengaruh Budaya Minangkabau terhadapKemampuan Usaha

    Wirausaha adalah kegiatan-kegiatanpengembangan sumberdaya manusia yangdilatarbelakangi oleh kondisi sosial-budayaseperti terdapat pada masyarakat Minang-kabau, khususnya dalam usaha RumahMakan Padang. Kondisi geografis dan sosio-logis ditopang dengan budaya Minang-kabau, antara lain menumbuhkan nilai dan

    perilaku merantau sebagai ciri dan perilakumigrasi dan dalam aspek ekonomi me-munculkan kewirausahaan yang tumbuhdalam lembaga Rumah Makan Padang.Kajian budaya memberikan isyarat bahwaeksistensi lembaga tersebut ternyata di-topang oleh kekuatan nilai budaya Minang-kabau yang berhasil memberikan landasannilai bagi tumbuhnya etos kerja dalampengelolaan rumah makan tersebut padapenelitian Welsa (2009) budaya Minang-kabau berpengaruh positive dan signifikanpada rumah makan padang yang ada diYogyakarta dan Kemampuan usaha disinidalam artian Kemampuan (Capabilities)mengacu pada ketrampilan (skill) perusaha-an dalam mengkoordinasikan sumber dayadan menempatkannya untuk penggunaansecara produktif.

    Dengan demikian berdasarkan per-nyataan tersebut diatas dapat dikatakanbahwa unsur-unsur budaya Minangkabaulandasan etos kerja sehigga menigkatkankemampuan dalam menjalankan usaha.Untuk itu penelitian ini mengajukan hipo-tesis sebagai berikut:H2 : Budaya Minangkabau memiliki pe-

    ngaruh signifikan terhadap kemampu-an usaha.

    Pengaruh Budaya Minangkabau terhadapKinerja

    Kinerja yang ada dipengaruhi olehbudaya yang dibentuk pada lingkunganbudaya pengusaha ataupun karyawanRumah Makan padang sesuai Konsep ke-hidupan yang disiapkan nenek moyang dariorang Minang untuk bekerja keras, ber-tujuan mencapai suatu kehidupan yangbahagia dan sejahtera dunia dan akhiratyang termasuk didalamnya adalah adanyakinerja pengelolaan usaha yang baik me-nurut Welsa (2009) sedangkan Kinerja usahaadalah output dari berbagai factor, karenanyaukuran ini menjadi sangat penting untukmengetahui tingkat adaptabilitas bisnisdengan lingkungannya kinerja organisasijuga dipengaruhi oleh kinerja individu yakniberkaitan dengan karakteristik individu

  • 186 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 2, Juni 2017 : 181 – 203

    menurut Kumalaningrum (2012) sedangkanmenurut Rante (2010) Budaya lokal tidakmemiliki dampak terhadap kinerja UKMagribisnis. Budaya etnis lebih mengutama-kan kepentingan adat dan kebersamaan.

    Dengan demikian berdasarkan per-nyataan tersebut diatas dapat dikatakanbahwa Kinerja yang ada dipengaruhi olehbudaya yang dibentuk pada lingkunganbudaya pengusaha dalam menjalankanusaha. Untuk itu penelitian ini mengajukanhipotesis sebagai berikut:H3 : Budaya Minangkabau memiliki pe-

    ngaruh signifikan terhadap kinerja

    Pengaruh Kewirausahaan Terhadap Ke-mampuan Usaha

    Dengan tingginya orientasi kewira-usahan yang dimiliki akan lebih mudahuntuk meningkatkan kemampuan mana-jemen. Fithri dan Sari (2012) menyimpulkanbahwa kewirausahaan harus memilikimental yang kuat, mampu bergaul dan,kemampuan untuk menganalisis masalah,kemampuan untuk mengarahkan karyawan,kemampuan untuk memberikan motivasikepada karyawannya, dan kemampuanuntuk berkomunikasi baik secara tertulismaupun secara verbal dengan baik. Disisilain terkait dengan kewirausahaan menurutDalimunthe (2002) Kewirausahaan mem-punyai pengaruh langsung positif terhadapkeberhasilan usaha dan kemampuan usahaberpengaruh langsung terhadap keber-hasilan usaha pada usaha Tenun dan Bordirdi Sumatera Utara dan sejalan denganPenelitian dari Purnama (2011) yang manahasil penelitiannya adalah kemampuanusaha berpengaruh terhadap keberhasilanusaha dibanding motivasi.

    Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa orientasi kewirausahaanyang dimiliki dapat meningkatkan ke-mampuan manajemen maka dibentukhipotesis sebagai berikut:

    H4 : Kewirausahaan memiliki pengaruhsignifikan terhadap kemampuanusaha.

    Pengaruh Kewirausahaan terhadap kinerjausaha

    Usaha yang sukses dan mampu ber-tahan lama, akan banyak dipengaruhi olehmotivasi yang dimiliki pimpinan wirausaha,oleh karenanya, untuk menjadi wirausaha-wan yang berhasil diperlukan seseorangyang berbakat dan mempunyai motivasiuntuk menciptakan sesuatu yang baru sesuaidengan keinginan. Motivasi merupakansemangat dan wawasan yang akan membuatseseorang bekerja keras untuk melakukanpembentukan ide atau gagasan baru, se-hingga akan membuat kinerja usaha menjadilebih menguntungkan dengan meningkat-nya semangat untuk mengembangkan usahadan dalam penelitiannya juga Dalimunthe(2002) menyatakan bahwa Kewirausahaanberpengaruh positive terhadap kinerja usahaindustri tenun dan Bordir di Sumatera Utaraserta sejalan dengan Setiawan (2013) dalampenelitianya menunjukkan bahwa variabelorientasi pasar, budaya organisasi danorientasi kewirausahaan berpengaruh secarabersama-sama terhadap kinerja usaha.Begitu juga dalam Penelitian Lestari danMegawati (2015) mengatakan bahawa ter-dapat pengaruh karakteristik personal danorientasi kewirausahaan terhadap kinerjaUKM. Berdasarkan penjelasan dari peneliti-an diatas dapat disimpulkan usaha yangsukses dipengaruhi motivasi dan akan me-ningkatkan kinerja usaha maka dibentukhipotesis sebagai berikut:H5 : Kewirausahaan memiliki pengaruh

    signifikan terhadap kinerja usaha

    METODE PENELITIANSebagaimana yang telah ditunjukkan

    dalam peta jalan atau alur penelitian bahwapenelitian ini terdiri atas beberapa tahap.Tahapan dari penelitian secara ringkas dapatterlihat pada tabel 1 di bawah ini:

    Tabel 1Tahapan dalam Penelitian

    Penelitian Dampak budaya terhadap jiwawirausaha, kemampuan usahadan kinerja usaha.

  • Budaya Minangkabau Dan Implementasi ...– Welsa, Suharti, Latifah 187

    Variabelpenelitian

    Variabel dependen: kemampuanusaha dan kinerja usaha.Variabel independen: budayaminangkabau.Variabel intervening: jiwa kewira-usahaan .

    Metodapenelitian

    Metoda pengambilan data:Kuesioner.Populasi: Rumah Makan Padangdi Daerah Istimewa Yogyakarta.Sampel: 50 buah RM Padang diDaerah Istimewa Yogyakarta.Metoda Sampel: proportional strati-fied random sampling.Uji instrument: uji validitas danreliabilitas.Analisis data: PLS Analysis.

    Tempatpenelitian

    Daerah Istimewa Yogyakarta

    Luaran Model budaya Minangkabau ygmempengruhi jiwa berwira-usaha masyarakat Minang

    Berikut merupakan penjabaran definisioperasional, indikator:

    Definisi dan IndikatorBudaya Minangkabau adalah suatu

    konsep kehidupan yang disiapkan nenekmoyang orang Minang untuk anak cucunya,yang bertujuan untuk mencapai suatu ke-hidupan yang bahagia dan sejahtera duniadan akhirat. Budaya Minangkabau diukurberdasarkan indikator yang dikembangkanoleh Darwis (2004) menyatakan bahwaindikator budaya minangkabau terdiri daripendidikan dan agama serta nilai ke-keluargaan, sedangkan menurut Welsa(2009) indikator budaya Minangkabau ter-diri dari agama, pendidikan dalam keluarga,serta merantau. Kewirausahaan yakni pe-ngelompokan dari variabel-variabel yangmenggambarkan sifat atau ciri yang dimilikiindividu yang tercermin dalam pengelolaandan pengembangan perusahaannya sendirisekaligus menciptakan pekerjaan bagi oranglain. Dalam penelitian Welsa (2009) men-jelaskan bahwa kewirausahaan di ukurdengan delapan indikator. (1) Visi, (2)perencananaan, (3) motivasi, (4) inovasi, (5)

    peluang, (6) percaya diri, (7) resiko serta, (8 )adaptasi.

    Kemampuan Usaha dalam menentukankebijakan produksi, pemasaran dan keua-ngan mulai dari sebelum terjadi prosesproduksi hingga sesudah barang dimanfaat-kan atau dipergunakan oleh konsumen.(Dalimunthe, 2002) indikator kemampuanusaha adalah (1) bahan baku, (2) tenaga ker-ja, (3) teknologi, (4) kualitas produk (5) har-ga, (6) variasi produk, (7) jangkauan pasar,(8) kemudahan membeli serta (9) keter-sediaan modal. Kinerja usaha yang me-rupakan identifikasi keberhasilan usaha dariRumah makan Padang di DIY diukurdengan tiga indikator yaitu (1) jumalahtenaga kerja, (2) produktivitas serta (3) per-tumbuhan penjualan. Hal ini sesuai denganpenelitian Welsa (2009).

    ANALISIS DAN PEMBAHASANRumah Makan Padang

    Rumah Makan Padang yang dijadikanobyek studi utama dalam penelitian inimerupakan lembaga usaha swasta yangbergerak dalam penjualan jasa dan produkmakanan yang khas daerah Minangkabau.Nama dari Rumah Makan Padang masihdigunakan pada rumah makan yang ukuransedang dan menengah, yang cikal bakalnyaadalah lapau. Rumah Makan Padang me-miliki ciri tersendiri dalam penataanruangan, walaupun disesuaikan dengankondisi ruangan, namun memiliki pola yangsama. Ruangan ditata menjadi tiga bagianyang memiliki fungsi khusus. Terdiri daribagian belakang sebagai pusat produksi,bagian tengah sebagai pusat pemasaran dankasir ada di bagian depan. Palung tempatmenjajakan masakan yang siap dihidangkan.

    Palung pada rumah makan besarbiasanya ditempatkan dibagian tengah agakkesamping menghadap deretan kursi danmeja para tamu, untuk rumah makan me-nengah dan kecil, palung berada di depandengan kasir. Situasi ini merupakan salahsatu ciri dalam penataan tata ruang RumahMakan Padang.

  • 188 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 2, Juni 2017 : 181 – 203

    Deskripsi Variabel PenelitianDalam penelitian ini digunakan analisis

    deskriptif dengan bantuan program statistikSPSS ver. 13 untuk mendiskripsikan variabelpenelitian ini:

    Tabel 2Deskripsi Variabel Budaya Minangkabau

    Variabel Budaya Minangkabau

    No. Indikator Agama NilaiRata-rata

    1 Jenis makanan yang dipro-duksi adalah dijamin halal 231 4,62

    2 Mempertimbangkanperekruitan karyawan masihmelihat faktor agama yangdianut 196 3,9

    3 Rumah makan mengadakanpengajian antar karyawan 194 3,9

    4 Rumah makan setiap tahunmengeluarkan Zakat untukkaryawan 192 3,8

    5 Rumah makan setiap tahunmengeluarkan Qurbanuntuk karyawan 153 3,1

    6 Pemilik rumah makanmelakukan pengajiandengan pembagiankeuntungan 163 3,3

    Jumlah 1129 22,62

    No. Indikator Merantau NilaiRata-rata

    1 Pemilik rumah makanmerantau ke Yogyakartauntuk memulai usaha 193 3,9

    2 Pemilik rumah makanmerantau agar kehidupanekonomi keluarga lebih baik 209 4,2

    3 Pemilik rumah makanmembawa keluarga darikampung halaman untukmembantu mengelola rumahmakan 153 3,1

    4 Pemilik rumah makansukses di rantau untukmembantu pembangunankampung halaman 163 3,26

    Jumlah 718 14,46

    No.Indikator Pendidikan

    dalam Keluarga NilaiRata-rata

    1 Pemilik rumah makanmendapatkan pendidikanberwirausaha dalamkeluarga 189 3,8

    Jumlah 189 3,8

    No.Indikator X1.4

    Pekerjaan NilaiRata-rata

    1 yakin pekerjaan sebagaiwirausaha adalah tujuanutama 207 4.1

    2 Yakin sebagai wirausahadapat menjamin masa depan 195 3.9

    Jumlah 402 8

    No.Indikator X1.5

    Kemasyarakatan NilaiRata-rata

    1 Yakin wirausaha mampumembantu mengatasipenganguran 209 4,2

    2 Wirausaha merupakansuatu kebangaan 197 3,9

    Jumlah 406 8,1

    AgamaIndikator agama nilai tertinggi adalah

    pada pertanyaan Jenis makanan yang di-produksi adalah makanan yang dijaminhalal sebesar 4,62 hal tersebut sudah sesuaidengan falsafah budaya minang kabau ber-asaskan falsafah Budaya Minangkabau YaituAdat bersandikan Syarak, Syarak bersandikanKitabullah yaitu berdasarkan aturan-aturanagama Islam, sehingga apabila masyarakatyang beragama islam bepergian ke luar negriakan selalu mencari rumah makan padangkarena yakin akan ke halalannya walau tan-pa mendapatkan sertifikat halal dari MUI.

    MerantauResponden pergi merantau agar ke-

    hidupan ekonomi keluarga lebih baik haltersebut terlihat dari persentase respondenyang memberikan jawaban sangat setujutujuan merantau ke Yogyakarta adalahuntuk mendapatkan kehidupan yang lebihbaik dibandingkan tetap tinggal dikampungdengan jumlah nilai rata2 sebesar 4,2.

    Pendidikan wirausaha dalam keluargaPendidikan berwirausaha didapat da-

    lam keluarga hal tersebut terlihat daripersentase responden yang memberikanjawaban sangat setuju mendapatkan pen-didikan wirausaha dalam keluarga denganjumlah sebanyak 50 responden atau sebesar100%. Dalam wawancara bebas dengan se-bagian responden diperoleh informasi bah-

  • Budaya Minangkabau Dan Implementasi ...– Welsa, Suharti, Latifah 189

    wa sifat kewirausahaan dan keterampilanusaha sudah dengan sendirinya tertanamdalam pribadi mereka karena sejak dinidalam keluarga, mereka sudah terbiasahidup dan berpikir dengan pola ulet, hematMenabung atau telaten, sabar menunggukesempatan lebih baik, tidak pernah putusasa dan menjadikan kegagalan sebagaipelajaran dalam memupuk pengalaman. Halini sesuai dengan hasil penelitian Lestari danWijaya (2012) yang menyatakan bahwapendidikan kewirausahaan berpengaruhsecara signifikan terhadap minat berwira-usahaan.

    PekerjaanJawaban responden untuk indikator

    pekerjaan yang paling tinggi adalah me-ngatakan wirausaha adalah tujuan utamamereka jadi bukan untuk menjadi pegawai.Penelitian Suharti dan Sirine (2011) menyata-kan bahwa faktor sosio demografi yaitupekerjaan orangtua sebagai wirausahawandan pengalaman berwirausaha mahasiswa,sikap (attitudes) yang meliputi autonomy/authority, economic challenge, self realization,security & workload, serta faktor kontekstualyaitu academic support dan social supportterbukti berpengaruh secara signifikan danpositif terhadap niat kewirausahaan.

    KemasyarakatanResponden yakin dengan menjadi wira-

    usaha dapat membantu pemerintah dalammengentaskan kemiskinan dan ini terlihatdari nilai rata2 sebesar 4,2.

    Tabel 3Deskripsi Variabel Kewirausahaan

    Variabel Kewirausahaan

    No. Indikator Visi Nilai Rata-rata1 Pemilik rumah makan

    memiliki visi dalammenjalankan usaha 217 4,3

    2 Pemilik rumah makanmelakukan segalaupaya agar visitersebut tercapai 219 4,4.

    Jumlah 436 4,3

    No. IndikatorPerencanaan NilaiRata-rata

    1 Pemilik rumah makanmemiliki perencanaanpenjualan tahunberikutnya 197 3,9

    2 Rencana dibuatsetelah evaluasi atasmasalah-masalah 202 4

    Jumlah 399 7,9

    No. Indikator Motivasi Rata-rata1 Pemilik rumah makan

    memiliki doronganpribadi yang kuatuntuk maju 224 4,5

    2 Belajar dari pengala-man baik kegagalanmaupun keberhasilan 216 4,3

    Jumlah 440 8,8

    No. Indikator Inovasi Nilai Rata-rata1 Pemilik rumah makan

    memiliki banyak ideyang dapatdikembangkan 201 4

    2 Pemilik rumah makanberani dalam menerapkan ide-ide baru 196 3,9

    Jumlah 397 7,9

    No. Indikator Peluang Nilai Rata-rata1 Mencari informasi

    peluang usaha yangdapat dikembangkan 202 4

    2 Apabila ada peluangusaha yang menarikmaka mengerjakandengan tekun 196 3,9

    Jumlah 398 7,9

    No. Indikator PercayaDiri NilaiRata-rata

    1 Pemilik rumah makanselalu meningkatkankemampuan 221 4,4

    2 menerapkan kiat-kiatkhusus untuk dapatbersaing dan suksesdalam berusaha 208 4,2

    Jumlah 429 8,6

    No. Indikator Resiko Nilai Rata-rata1 Pemilik rumah makan

    sering mencoba carakerja yang baru/lebihbaik 184 3,7

    2 Pemilik rumah makansering mencoba carapenjualan yang baru 168 3,4

  • 190 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 2, Juni 2017 : 181 – 203

    3 Berani mengambilresiko terhadapkeputusan yangdiambil 192 3,8

    Jumlah 544 10,9

    No. Indikator Adaptasi Nilai Rata-rata1 Permintaan/

    keinginan pembeliyang berbeda-bedaselalu dilayani 203 4,1

    2 mempertahankanresep lama dan me-lakukan penyesuaian-penyesuaian 208 4,2

    3 Mampu menganti-sipasi perubahan yangterjadi di sekelilingusaha 200 4

    Jumlah 611 12,3

    VisiPemilik rumah makan memiliki visi

    dalam menjalankan usaha dan melakukansegala upaya agar visi tersebut tercapai haltersebut terlihat dari nilai rata-rata yangcukup tinggi sebesar 4,4.

    Hasil penelitian menunjukan bahwasebagian responden mempunyai visi yangjelas tentang bagaimana usahanya harus danakan dikembangkan. Semakin tinggi pe-mahaman dan penerimaan visi organisasisemakin tinggi pula komitmen wargaorganisasi untuk bersama-sama mewujud-kannya.

    PerencanaanPemilik rumah makan memiliki pe-

    rencanaan penjualan tahun berikutnya danRencana-rencana dibuat setelah melaluievaluasi yang mendalam atas masalah-masalah dan kesempatan yang ada haltersebut terlihat dari nilai rata-rata yangcukup tinggi yaitu sebesar 4. Dari jawabanresponden terhadap indikator perencanaandapat dilihat bahwa walaupun hanya me-ngelola Rumah Makan akan tetapi pemilikrumah makan telah memiliki perencanaandan berupaya agar perencanaan tersebutdapat berjalan dengan baik dan mendapat-kan hasil seperti yang diharapkan.

    MotivasiPemilik usaha memiliki dorongan

    pribadi yang kuat untuk maju hal tersebutterlihat dari nilai rata-rata sebesar 4,5 Darijawaban responden terhadap indikatormotivasi terlihat bahwa pemilik rumahmakan memiliki motivasi yang kuat untuksukses dalam menjalankan usaha RumahMakan Padang. Menurut Purnama (2011)kemampuan usaha lebih dominan pe-ngaruhnya terhadap keberhasilan usahadibandingkan dengan motivasi usaha.

    InovasiResponden memiliki banyak ide yang

    dapat dikembangkan menjadi usaha yangmenguntungkan hal tersebut terlihat darinilai rata–rata tertinggi sebesar 4. Darijawaban responden terhadap indikatorinovasi menunjukan bahwa pemilik rumahmakan memiliki banyak ide dan berusahauntuk menerapkan ide-ide tersebut untukkelangsungan usaha agar tetap berjalansesuai yang diharapkan.

    Dari hasil penelitian Hadiyati (2011)menunjukkan bahwa kreativitas dan inovasiberpengaruh secara simultan terhadap ke-wirausahaan dengan variabel inovasi me-miliki pengaruh yang lebih besar terhadapkewirausahaan.

    PeluangResponden sering mencari informasi

    peluang usaha yang dapat dikembangkanhal tersebut terlihat dari nilai tertinggisebesar 4. Dari jawaban responden terhadapindikator peluang menunjukan bahwa pe-milik Rumah Makan Padang selalu berusahamencari peluang dan mengerjakan dengantekun agar usaha dapat berjalan denganbaik.

    Percaya diriResponden selalu meningkatkan ke-

    mampuan hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata jawaban tertinggi responden yaitudengan nilai 4,4. Dari jawaban respondenterhadap indikator percaya diri didapat

  • Budaya Minangkabau Dan Implementasi ...– Welsa, Suharti, Latifah 191

    bahwa pemilik rumah makan memilikikepercayaan diri yang cukup baik dan selaluberusaha meningkatkan kemampuan danberusaha mencari kiat-kiat agar dapat ber-saing dan berhasil dalam menjalankanusahanya.

    Pengambilan ResikoResponden berani mengambil resiko

    terhadap keputusan yang diambil danmemiliki tanggung jawab terhadap ke-lancaran usaha hal tersebut terlihat dari nilairata-rata responden yang tertinngi 3,8. Darijawaban responden atas pertanyaan dariindikator pengambilan resiko menunjukanbahwa pemilik Rumah Makan Padang bera-ni mengambil suatu resiko dalam mencobacara-cara baru dan bertanggung jawab ataskeputusan tersebut. Penelitian ini meng-ungkapkan bahwa responden berani meng-ambil resiko berdasarkan pertimbanganyang masak dan perhitungan yang cermat.

    AdaptasiPermintaan/keinginan pembeli yang

    berbeda-beda selalu dilayani sesuai ke-inginan mereka hal tersebut terlihat darinilai rata-rata tertinggi yaitu 4,2. Respondensering mempertahankan resep lama warisankeluarga dan melakukan penyesuaian-penyusuaian. Dari jawaban responden ter-hadap pertanyaan dari indikator adaptasimenunjukan bahwa pemilik Rumah MakanPadang mudah untuk beradaptasi denganlingkungan usaha baik beradaptasi denganrasa makanan dan keinginan-keinginan daripelanggan selalu direspon dengan baik.

    Dari hasil wawancara dapat disimpul-kan bahwa responden mudah beradaptasidengan lingkungannya akan tetapi identitasdiri tidak akan pernah hilang, sepertipepatah berikut: Dima bumi dipijak, di sinanlangik dijunjung Di ma nagari diunyi, disinanadat dipakai. (Dimana bumi dipijak, disanalangit dijunjung. Dimana negeri didiami,disana adat dipakai Darwis (2004). Maksudpepatah tersebut bahwa nilai-nilai budayaminang dapat dilaksanakan dimana saja,asal pandai menyesuaikan diri dengan

    masyarakat yang digauli. Menyuruh orangsupaya bisa menyesuaikan diri denganmasyarakat di mana ia berada.

    Tabel 4Deskripsi Variabel Kemampuan Usaha

    Variabel Kemampuan Usaha

    No.Indikator Kemampuan

    Usaha Bahan Baku NilaiRata-rata

    1 Pemilik rumah makanmudah memperoleh bahan-bahan baku yang dibutuh-kan dalam produksi 201 4

    2 Pemilik rumah makanmudah dalam penyediaanbahan baku secara tepatwaktu pada saatdibutuhkan 202 4

    3 hubungan yang baikdengan pemasok sehinggatidak kesulitanmendapatkan bahan baku 203 4,1

    Jumlah 606 12,1

    No, Indikator Tenaga Kerja Nilai Rata-rata1 Pemilik rumah makan

    mudah dalam memperolehtenaga kerja 162 3,2

    2 Pemilik rumah makanmendorong karyawanuntuk terus meningkatkankemampuannya 194 3,9

    3 Sistem pengupahan dansuasana kerja dibuat agarkaryawan terdorong untukbekerja sebaik-baiknya 190 3,8

    Jumlah 546 10,9

    No, Indikator TeknologiProduksi yang Digunakan NilaiRata-rata

    1 Perkembangan teknologimempengaruhipengembangan usaha saya 182 3,6

    2 Peralatan-peralatan dalamusaha sudah mengikutiperkembangan teknologi 172 3,4

    Jumlah 354 7

    No, Indikator Kualitas Produk Nilai Rata-rata1 Produk yang dihasilkan

    sesuai dengan keinginankonsumen dan mempunyaidaya saing yang baik 201 4

    2 Pemilik rumah makanmengikuti perubahanlingkungan seperti selerapasar 189 3,8

  • 192 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 2, Juni 2017 : 181 – 203

    Jumlah 390 7,8

    No, Indikator Harga Nilai Rata-rata1 Harga cukup layak

    dibandingkan denganrumah makan padanglainnya 196 3,9

    2 Alternatif-alternatifmengenai harga dievaluasi 178 3,6

    Jumlah 374 7,5

    No, Indikator Variasi Produk Nilai Rata-rata1 Pemilik rumah makan

    sering menawarkan jenisproduk baru 154 3,1

    2 Jenis dan rasa khassehingga tidak ada yangbisa meniru 185 3,7

    Jumlah 339 6,8

    No, Indikator Jangkauan Pasar Nilai Rata-rata1 Pembeli utama produk

    adalah anak-anak sekolah/mahasiswa 162 3,2

    2 Jangkauan pasar meliputidaerah sekitar rumahmakan 185 3,7

    Jumlah 347 6,9

    No, Indikator KemudahanMembeli NilaiRata-rata

    1 Tersedia layanan antar 189 3,42 Lokasi rumah makan

    mudah terjangkau 206 4,1JUMLAH 395 7,5

    No, Indikator KetersediaanModal NilaiRata-rata

    1 Faktor keuangan/biayamerupakan hambatanutama untukmengembangkan usaha 188 3,8

    2 Bantuan modal selama inidiperoleh dari bank 152 3

    Jumlah 340 6,8

    Kemampuan Menyediakan Bahan BakuResponden mampu memperoleh bahan-

    bahan baku yang dibutuhkan dalam produk-si, memiliki hubungan yang baik dengan pe-masok sehingga tidak kesulitan mendapat-kan bahan baku hal tersebut terlihat darinilai rata–rata yang sama pada semua per-tanyaan terhadap bahan baku yaitu 4.

    Tenaga KerjaMudah dalam memperoleh tenaga kerja

    dan Selalu mendorong karyawan untuk

    terus meningkatkan kemampuannya terlihatsebagai nilai rata-rata tertinggi yaitu sesar3,9, Dari jawaban responden menunjukanbahwa pemilik Rumah Makan cukup mudahdalam memperoleh karyawan dan selalumendorong karyawan untuk terus me-ningkatkan kemampuannya dan kerjadengan suasana kekeluargaan agar karya-wan dapat bekerja sebaik-baiknya.

    Bentuk Teknologi Produksi yang Di-gunakan

    Perkembangan teknologi mempengaru-hi pengembangan usaha hal tersebut terlihatdari nilai rata-rata 3,6, Dari jawaban respon-den menunjukan bahwa pemilik RumahMakan Padang sudah mengikuti perkemba-ngan teknologi sebagai alat produksi danteknologi tersebut cukup mempengaruhiperkembangan teknologi untuk dapat mem-permudah dalam proses produksi.

    Kualitas ProdukProduk yang dihasilkan sesuai dengan

    keinginan konsumen dan mempunyai dayasaing yang baik hal tersebut terlihat darinilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar 4, Darijawaban responden menunjukan bahwapemilik Rumah Makan Padang selalu men-jaga kualitas produk dan selalu menyesuai-kan dengan selera konsumen misalnya rasamakanan tidak terlalu pedas dan asin,

    HargaHarga cukup bersaing dibandingkan

    dengan Rumah makan padang lainnya haltersebut nilai tertinggi yaitu 3,9, Dari jawab-an responden menunjukan bahwa hargarelatif bersaing karena pasar sasaran utamausaha ini adalah pelajar dan mahasiswa yangkeuanganya terbatas sehingga harga inimemang cukup mempengaruhi dalam ke-langsungan usaha, Perubahan harga akandievaluasi apabila terjadi kenaikan hargadari bahan baku.

    Variasi ProdukJenis dan rasa khas sehingga tidak ada

    yang bisa meniru hal tersebut terlihat

  • Budaya Minangkabau Dan Implementasi ...– Welsa, Suharti, Latifah 193

    sebagai nilai tertinggi yaitu sebesar 3,7, Darijawaban responden menunjukan bahwapemilik Rumah Makan Padang selalu me-nawarkan jenis makanan baru dengan me-miliki kekhasan rasa agar dapat bersaingdengan Rumah Makan Padang lainnya.

    Jangkauan PasarPembeli utama produk adalah anak-

    anak sekolah/mahasiswa hal tersebut ter-lihat nilai tertinggi yaitu sebesar 3,7,Jangkauan pasar meliputi Daerah sekitarRumah makan hal tersebut Dari jawabanresponden menunjukan bahwa pelanganRumah Makan Padang adalah Pelajar danmahasiswa terutama pelajar dan mahasiswayang berasal dari Sumatra yang bertempattinggal disekitar Rumah Makan oleh karenaitu biasanya Rumah Makan Padang selalumengambil lokasi mendekati kampus.

    Kemudahan MembeliLokasi mudah terjangkau hal tersebut

    terlihat nilai rata–rata tertinngi yaitu sebesar4,1, Dari jawaban responden menujukanbahwa mereka setuju inovasi layanan yaitulayanan antar walau belun terlaksana de-ngan baik hanya untuk anak-anak sekitarlokasi rumah makan atau Karyawan kantoryang sudah menjadi langganan Rumahmakan, Pemilik rumah makan mencarilokasi yang mudah terjangkau pasar, karenapasar potensial adalah mahasiswa danpelajar sehingga sebahagian besar PemilikRumah Makan selalu mencari lokasi disekitar kampus.

    Ketersediaan ModalFaktor keuangan/biaya merupakan

    hambatan utama untuk mengembangkanusaha hal tersebut terlihat rata-rata tertinngiyaitu sebesar 3,8 Dari jawaban respondenmenunjukan bahwa pemilik Rumah MakanPadang menjawab bahwa permodalan ada-lah menjadi hambatan utama dalam me-ngembangkan usahanya dan salah satu alter-natif menyelesaikannya yaitu dengan me-minjam modal melalui jasa perbankan.

    Tabel 5Deskripsi Variabel Kinerja Usaha

    Variabel Kinerja Usaha

    No.Indikator Jumlah

    Tenaga KerjaRelatif

    Nilai Rata-rata

    1 Jumlah tenaga kerjasudah sesuaidengan kebutuhan 207 4,1

    2 Membagi tugaskepada karyawansesuai kemampuanmasing-masing 203 4,1

    Jumlah 410 8,2

    No.

    IndikatorProduktivitasTenaga Kerja Nilai

    Rata-rata

    1 Secara umummerasa puas dengankemampuankaryawan 188 3,8

    Jumlah 188 3,8

    No.Indikator

    PertumbuhanPenjualan

    Nilai Rata-rata

    1 Pertumbuhanpenjualan tiga tahunterakhir relatifmeningkat 182 3,6

    2 Tiga tahun terakhirini laba bersihrumah makanpertahun relatifmeningkat 190 3,8

    Jumlah 372 7,4

    Jumlah Tenaga KerjaJumlah tenaga kerja sudah sesuai

    dengan kebutuhan, kemampuan dan ke-ahlian masing-masing hal tersebut terlihatnilai rata-rata yang sama yaitu sebesar 4.

    Produktivitas Tenaga KerjaSecara umum responden merasa puas

    dengan kinerja karyawan hal tersebut ter-lihat nilai rata-rata sebesar 3,8.

    Pertumbuhan PenjualanPertumbuhan penjualan tiga tahun ter-

    akhir relatif meningkat hal tersebut terlihatdari nilai rata-rata sebesar 3,8.

  • 194 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 2, Juni 2017 : 181 – 203

    Hasil Pengujian Hipotesis PenelitianHasil Pengujian hipotesis di atas maka

    dapat dilihat pada Tabel 6 berikut:

    Tabel 6Result for inner Loadings variabel laten

    Arah Konstruk Weight t Hitung t TabelKeterangan

    Budaya kewirausahaan 0,823 13,813 1,6602 Signifikan

    BudayaKinerja Usaha 0,470 4,017 1,6602 Signifikan

    Budaya kemampuan 0,330 1910 1,6602 Signifikan

    Kewirausahaan kemampuan 0,385 1,370 1,6602

    TidakSignifikan

    Kewirausahaan kinerja 0,385 1,765 1,6602 Signifikan

    Pengujian Hipotesis 1: Budaya Minang-kabau memiliki pengaruh signifikanterhadap kewirausahaan

    Berdasarkan uji PLS juga dapat di-ketahui bahwa budaya minangkabau ber-pengaruh signifikan terhadap kewirausaha-an karena nilai thitung lebih besar dari ttabelsehingga H4 diterima, Budaya Minang-kabau berpengaruh terhadap kewirausaha-an dengan weight sebesar 0,823 dan bertandapositif,

    Pengujian Hipotesis 2: Budaya MinangKabau memiliki pengaruh signifikanterhadap kinerja usaha

    Berdasarkan uji PLS juga dapat di-ketahui bahwa kewirausahaan berpengaruhsignifikan terhadap kinerja usaha karenanilai thitung lebih besar dari ttabel sehingga H2diterima, Budaya Minangkabau berpe-ngaruh terhadap kinerja usaha denganweight sebesar 0,470 dan bertanda positif.

    Pengujian Hipotesis 3: Budaya Minang-kabau memiliki pengaruh signifikanterhadap kemampuan usaha

    Berdasarkan uji PLS juga dapat di-ketahui bahwa budaya minangkabau ber-pengaruh signifikan terhadap kemampuanusaha karena nilai thitung lebih besar dari ttabelsehingga H6 ditolak, Budaya Minangkabauberpengaruh terhadap kemampuan usaha

    dengan weight sebesar 0,330 dan bertandapositif.

    Pengujian Hipotesis 4: kewirausahaanmemiliki pengaruh signifikan terhadapkemampuan usaha

    Berdasarkan uji PLS juga dapat diketahui bahwa kewirausahaan berpengaruhtidak signifikan terhadap kemampuan usahakarena nilai thitung kecil dari ttabel sehingga H6ditolak, Kewirausahaan berpengaruh tidaksignifikan terhadap kemampuanusaha de-ngan weight sebesar 0,385 dan bertandapositif.

    Pengujian Hipotesis 4: kewirausahaanmemiliki pengaruh signifikan terhadapkinerja usaha

    Berdasarkan uji PLS juga dapat di-ketahui bahwa kewirausahaan berpengaruhsignifikan terhadap kinerja usaha karenanilai thitung lebih besar dari ttabel sehingga H6diterima, Kewirausahaan berpengaruh ter-hadap kinerja usaha dengan weight sebesar0,385 dan bertanda positif.

    Hubungan masing-masing variabel denganindikator

    Hubungan antara masing-masing varia-bel dengan semua indikatornya dapat dilihatdalam tabel 7 di bawah ini:

    VariabeL Budaya Minangkabau

    Tabel 7Result for outer loadings Budaya

    Minangkabau

    IndikatorManifest

    OriginalEstimate

    TStatistic Keterangan

    AgamaMerantau

    Pekerjaankemasyarakatan

    0,6430,031

    0,8430,611

    4,1990,114

    12,8143,726

    SignifikanTidak

    SignifikanSignifikanSignifikan

    Berdasarkan Tabel 7 didapatkan nilailoading factor bernilai 0,643 untuk Agama,0,031untuk Merantau, 0,843 untuk pe-kerjaan, 0,611 yang berada diatas 0,5 me-nunjukkan signifikan karena nilai t agama

  • Budaya Minangkabau Dan Implementasi ...– Welsa, Suharti, Latifah 195

    4,199, merantau 0,114, pekerjaan 12,814 dankemasyarakatan 3,726 berada diatas t tabel =1,6602.

    Kecuali untuk indikator merantau yangtidak signifikan nilai merantau tidak signi-fikan dari jawaban deskriptif menunjukanuntuk merantau pemilik rumah makansudah tidak lagi membawa sanak saudarauntuk membantu mengelola rumah makanakan tetapi sudah mengunakan tenagakerjadi lingkungan sekitar.

    Tabel 8Result for outer loadings Kewirausahaan

    IndikatorManifest

    OriginalEstimate

    TStatistic Keterangan

    VisiMotivasiInovasiPeluangPercaya diriPengambilanresikoAdaptasi

    0,6270,8060,8470,7440,7820,8020,745

    6,67411,32615,4349,36013,73113,56511,655

    SignifikanSignifikanSignifikanSignifikanSignifikanSignifikanSignifikan

    Berdasarkan Tabel 8 didapatkan nilailoading factor bernilai 0,627 untuk Visi, 0,806,Perencanaan, 0,847, Motivasi, 0,744 , Inovasi,0,782 , Peluang, 0,802 , Percaya Diri dan 0,745untuk Pengambilan Resiko yang beradadiatas 0,5 menunjukkan signifikan karenanilai t Visi = 3,150, t Perencanaan = 4,086, tMotivasi = 13,856, t Inovasi = 16,454, tPeluang = 14,228, t Percaya Diri = 2,916 dan tPengambilan Resiko = 3,091 berada diatas ttabel = 1,6602.

    Variabel Laten Kemampuan Usaha

    Tabel 9Result for outer loadings Kemampuan

    Usaha

    IndikatorManifest

    OriginalEstimate

    TStatistic Keterangan

    Bahan bakuTenaga kerjaHargaVariasiProdukJangkauanPasar

    0,7050,7910,8180,7600,5700,605

    4,8306,1656,6795,1103,2113,407

    SignifikanSignifikanSignifikanSignifikanSignifikanSignifikan

    KemudahanMembeli

    Berdasarkan Tabel 9 didapatkan nilailoading factor bernilai 0,705 untuk bahan bakuYang Digunakan, 0,791 untuk tenaga kerjayang digunakan,untuk Harga, 0,818 untukVariasi Produk, 0,760 untuk JangkauanPasar, dan 0570 untuk Kemudahan membeliadalah 0,605, yang berada diatas 0,5menunjukkan signifikan karena nilai t bahanbaku Yang Digunakan = 4,30, tenaga kerja =6,165 t Harga = 6,679, t Variasi Produk =5,110, t Jangkauan Pasar = 3,211, dan tKemudahan Membeli = 3,407 berada diatas ttabel = 1,6602,

    Variabel Kinerja Usaha

    Tabel 10Result for outer loadings Kinerja Usaha

    Indikator ManifestOriginal

    Estimate

    T

    StatisticKeterangan

    Jumlah Tenaga Kerja

    Produktivitas

    Tenaga Kerja

    Pertumbuhan

    Penjualan

    0,863

    0,596

    0,876

    14,510

    3,047

    15,153

    Signifikan

    Signifikan

    Signifikan

    Tabel 10 didapatkan nilai loading factorbernilai 0,863 untuk Jumlah tenaga kerja,0,596 untuk produktivitas tenaga Kerja, 0,876untuk pertumbuhan penjualan yang beradadiatas 0,5 menunjukkan signifikan karenanilai t Jumlah tenaga kerja = 14,510, tproduktivitas tenaga Kerja = 3,047, t per-tumbuhan penjualan = 15,153, berada diatast tabel = 1,6602.Pengaruh Budaya terhadap Kewirausahaan

    Hasil analisa PLS membuktikan bahwaBudaya Minang memiliki pengaruh signi-fikan terhadap Kewirausahaan, Analisishasil penelitian mengenai pengaruh variabelBudaya Minangkabau terhadap kewira-usahaan, dapat diuraikan sebagai berikut:

    Rata-rata responden mendeskripsikanindikator maupun variabel Budaya Minang-kabau kuat, Budaya Minang seperti yang

  • 196 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 2, Juni 2017 : 181 – 203

    telah diuraikan terdahulu, bahwa disusunberdasarkan dan berpedoman kepadaketentuan-ketentuan dari alam, Ketentuan-ketentuan tersebut adalah kekal selama alamitu masih ada dan ketentuan-ketentuan ituadalah kekal dalam perobahan-perobahanyang kekal pula, Yang kekal sejati dalamadat itulah yang "tidak lapuak dek hujan, tidaklakang dek paneh" (tidak lapuk oleh hujan,tidak kekeringan oleh panas), Kekekalanadat itu dalam perobahan-perobahan dankekekalan perubahan-perubahan itu sendiriterlihat dalam pepatah Minangkabau, se-perti: "Sakali aia gadang, sakali tapian baraliah,(Sekali air bah, sekali tepian berpindah),Maksud pepatah ini menyatakan, walaupunair bah itu akan selalu terjadi dan berakibattepian akan beralih-alih, namun dalamsegala perubahan dan peralihan itu sungaiakan tetap sungai, Mungkin sungainyamenjadi lebih besar dan tepiannya beralih -Darwis (2004), Pengelolaan Rumah MakanPadang dan pengembangan sumber dayamanusianya, terlihat mengaktualisasikannilai tradisi kekeluargaan yang berpedomankepada adat dan agama, Seperti pepatahmengata- kan "adat bersendikan syara', syara'bersendikan Kitabullah", Mengenai dasar-dasar agama dalam keberadaan RumahMakan Padang, terlihat dari peraturan danpembinaan agama Islam, Pada prinsipnyahal-hal yang dilarang agama tidak bolehdilaksanakan, Terbukti jika karyawan me-lakukan kesalahan dalam pekerjaan hanyadinasehati dan ditegur, Akan tetapi jikamelanggar ajaran agama, akan diberi sanksiberat yakni dikeluarkan, Pentingnya ajaranIslam adalah untuk membentuk pribadiyang jujur, bertanggung jawab, dan berbuatpositif, sehingga pengawasan di RumahMakan Padang tak perlu dilakukan denganketat, karena masing-masing karyawan telahmenjaga dirinya sendiri, Pengawasan me-lekat ditingkatkan menjadi pengawasanmalaikat.

    Pengawasan melekat ini tampak kaitan-nya dengan faktor nilai budaya, Nilaibudaya yang kuat adalah yang bersumberdari keagamaan, sehingga dapat memper-

    kuat waskat (pengawasan melekat) internal,yang tumbuh atas kesadaran bahwa dalamdirinya selalu ada yang mengawasi dalammenjalankan pekerjaannya yaitu TuhanYang Maha Esa, Keyakinan seperti ini dalamsuasana pembinaan sumber daya manusiapada Rumah Makan Padang mendapatpembinaan, Dampaknya dapat membentuklingkungan dan suasana kerja sebagaikekuatan eksternal dalam pengawasan melekat(waskat) dan kekuatan nilai keagamaanyang membentuk kekuatan internal, se-hingga pengawasan tersebut fungsional,lebih dari itu bertujuan untuk kepentinganbersama.

    Norma bisnis dalam usaha RumahMakan Padang ini tidak tertulis secaraformal akan tetapi tumbuh secara turuntemurun dan berkembang sesuai denganperkembangan yang ada dan memilikikekuatan adaptif dengan unsur budaya lokaldi mana usaha ini didirikan, Berdasarkankenyataan tersebut, terlihat bahwa keber-adaan Rumah Makan Padang ditopang olehkekuatan nilai-nilai yang bersumber darisosial budaya daerah Minangkabau yangmemiliki kekuatan transformasi ke arahprinsip-prinsip manajemen perusahaanmodern, Kondisi ini merupakan kekuatankultural yang memungkinkan perusahaanini memiliki kekuatan kompetetif.

    Untuk Indikator dan variabel Kewira-usahaan didiskripsikan responden tinggi inidapat dilihat bahwa Semangat wirausahayang harus dimiliki pimpinan suatu usahaadalah yang bervisi, yang dapat menyesuai-kan perusahaan terhadap situasi yang terusberubah-ubah karena berorientasi ke depan,memiliki motivasi yang tinggi, percaya diri,dan dapat fleksibel terhadap situasi dankondisi serta memiliki perencanaan dalammenjalankan usahanya.

    Budaya Minangkabau Memiliki PengaruhSignifikan terhadap Kinerja

    Budaya Minangkabau berpengaruhsignifikan terhadap kinerja usaha artinyakinerja yang ada dipengaruhi oleh budayayang dibentuk pada lingkungan budaya

  • Budaya Minangkabau Dan Implementasi ...– Welsa, Suharti, Latifah 197

    pengusaha ataupun karyawan RumahMakan padang, Konsep kehidupan yangdisiapkan nenek moyang dari orang Minanguntuk bekerja keras, bertujuan mencapaisuatu kehidupan yang bahagia dan sejahteradunia dan akhirat yang termasuk didalam-nya adalah adanya kinerja pengelolaanusaha yang baik, Dalam Manajemen RumahMakan padang dilakukan pembinaanrohani, pembinaan rohani tersebut bukansaja terhadap para karyawannya, akan tetapijuga terhadap keluarga karyawan, Pengajianjuga dilakukan terhadap anak-anak dan istrikaryawan, Dari sinilah melahirkan rasakekeluargaan yang kental yang dibinadengan nilai-nilai keagamaan, sedangkanpada perusahaan lain belum banyak ataubelum tentu dikembangkan, Ternyata di-sadari bahwa pengawasan melekat yangmemiliki makna sebagai "pengawasan malai-kat" yang memiliki kekuatan ampuh sebagaipenguat pengawasan melekat yang sekarangsedang dikembangkan dalam sistem mana-jemen.

    Budaya Minangkabau Memiliki PengaruhSignifikan terhadap Kemampuan Usaha

    Budaya Minangkabau berpengaruhsignifikan terhadap kemampuan usaha, Halini dapat dilihat bahwa masyarakatMinangkabau sebagian besar mempunyaipendidikan berwirausaha yang diperolehdari keluarga, Dengan demikian ilmu ataupendidikan yang mereka peroleh mampumengelola atau menerapkan pada usahayang mereka jalani salah satunya mengelolaRumah Makan.

    Budaya Minang ternyata memilikipengaruh terhadap kemampuan usaha,Kemampuan usaha disini dalam artianKemampuan (Capabilities) mengacu padaketrampilan (skill) perusahaan dalam meng-koordinasikan sumber daya dan menempat-kannya untuk penggunaan secara produktif,Kemampuan usaha mempunyai perananyang besar dalam menciptakan kinerja.

    Kewirausahaan memiliki pengaruh tidaksignifikan terhadap Kemampuan Usaha

    Temuan dari analisis hasil penelitianpengaruh terhadap variabel kewirausahaanterhadap kemampuan usaha dan dapatdiuraikan sebagai berikut:

    Kewirausahaan berpengaruh tidaksignifikan terhadap kemampuan usaha,Pada kemampuan usaha terlihat nilaiterendah adalah pada permasalahan per-modalan sehingga membuat dalam ber-wirausaha akan terjadi hambatan untukmeningkatkan kemampuan usahanya walaudemikian.

    Hal ini dapat dilihat bahwa masyarakatMinangkabau memiliki visi dalam men-jalankan usahanya, di mana visi dalam ber-wiraswasta memiliki kandungan gambaranyang baik untuk masa depan maupun masakini, Dengan visi tersebut, seseorang me-miliki kemampuan untuk mencapai tujuanyang ingin dicapai untuk masa depan, olehkarena itu seorang wirausaha harus bervisidalam suatu organisasi agar dapat men-dukung gerakan masa depan.

    Kemampuan usaha dilihat dari unsurkemampuan menyediakan bahan bakusangat menunjang kesiapan usaha untukmenghasilkan produk (output) yang berupabarang dan jasa, Seperti yang ditemukanpada penelitian ini bahwa sebagian besarpengusaha rumah makan Padang mampumemperoleh bahan-bahan baku yang di-butuhkan dalam produksi dan mudah dalampenyediaan bahan baku ketika dibutuhkansecara tepat waktu pada saat dibutuhkan,Jika hal ini terus berjalan dengan baik makaproses produksi atau dalam hal ini prosesusaha bisnis rumah makan Padang akanberjalan dengan lancar, Terlebih lagi se-bagian besar pemilik rumah makan Padangtelah memiliki hubungan yang baik denganpemasok sehingga tidak kesulitan men-dapatkan bahan baku.

    Kemampuan usaha dilihat dari unsurtenaga kerja sangat diperlukan untukperkembangan jalannya usaha tersebut,Seperti pada penelitian ini ditemukan bahwapengusaha rumah makan menyatakansangat mudah dalam memperoleh tenagakerja, Tenaga kerja yang diperoleh biasanya

  • 198 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 2, Juni 2017 : 181 – 203

    berasal dari keluarga sendiri atau temansekampung halaman, Kemampuan usahayang mengacu dalam mengkoordinasikansumber daya harus digunakan secaraproduktif, Hal ini dibuktikan oleh Pemilikrumah makan Padang yang berasal darisuku Minangkabau selalu mendorongkaryawannya untuk terus meningkatkankemampuannya, oleh karena itu kemampu-an dari unsur tenaga kerja adalah strategiyang sangat penting terhadap kontribusikelanjutan keunggulan kompetitif, Begituhalnya dengan system pengupahan dansuasana kerja untuk tenaga kerja, sebagianbesar pemilik memberikan dorongan kepadakaryawan untuk bekerja sebaik-baiknya.

    Kemampuan usaha dilihat dari unsurteknologi sangat mempengaruhi pengemba-ngan usaha, Seperti yang ditemukan dalampenelitian ini bahwa Pemilik rumah makanPadang sebagian besar menyatakan setujuatas pernyataan bahwa perkembanganteknologi mempengaruhi pengembanganusaha, Melihat sekarang persaingan bisnisterutama rumah makan lebih padat denganlayanan berteknologi, maka harus diimbangidengan penggunaan teknologi yang canggihpula, Semakin tinggi kemampuan usahatersebut dalam menggunakan teknologi,maka semakin meningkat pula pola per-tumbuhan penjualan usaha, Hal ini dapatterjadi bila penggunaan teknologi dilakukansecara efektif yaitu menggunakannya, meng-adaptasi, mengubah atau menciptakanteknologi dalam pengembangan prosesusaha, Dalam hal ini Pemilik rumah makanPadang sudah menggunakan peralatan-peralatan usaha yang mengikuti perkemba-ngan teknologi.

    Kemampuan usaha dilihat dari unsurkualitas produk penelitian menemukanbahwa pemilik rumah makan selalu meng-ikuti perubahan lingkungan seperti selerapasar, Memahami perilaku konsumen danmengenal pelanggan bukan masalah yangsederhana, Para pelanggan mungkin me-nyatakan kebutuhan dan keinginan merekanamun bertindak sebaliknya, Hal inikemungkinan pelanggan tidak memahami

    motivasi mereka yang lebih dalam, Untukmemahami motivasi pelanggan maka per-usahaan harus mempelajari keinginanpelanggan dengan harapan dapat memberi-kan petunjuk bagi pengembangan produkdan harga, Temuan penelitian menunjukkanbahwa produk yang dihasilkan rumahmakan Padang tersebut sebagian besar telahsesuai dengan keinginan konsumen danmempunyai daya saing yang baik.

    Penetapan harga yang diputuskan olehpemilik rumah makan Padang sudah cukuplayak bila dibandingkan dengan Rumahmakan padang lainnya dan alternatif-alternatif mengenai harga selalu dievaluasi,Penetapan harga menjadi hal yang sangatsensitif bagi seorang wirausahawan, Jikasudah yakin dengan target pasarnya, makaseorang wirausahawan harus pede memberiharga yang harus diimbangi jaminankualitas produk yang bagus, Harga makananPadang selain unsur yang penting dalammenentukan pangsa pasar dan keuntunganperusahaan, juga digunakan sebagai kompo-nen strategi pemasaran yang aktif untukpengembangan usaha serta sebagai keputus-an terakhir konsumen untuk pemasaran.

    Bekal yang harus dimiliki seorangwirausahawan adalah memiliki kemampuandalam mengenali pasar potensial sebagaisasaran produknya, Karena bukan hal yangmudah untuk membuat masyarakat yangmemiliki beranekaragam selera, gaya hidup,kondisi keuangan, lokasi tempat tinggal danperbedaan-perbedaan lain, untuk menyukaidan membeli produk yang dihasilkan,Penelitian ini menemukan bahwa pembeliutama produk adalah anak-anak sekolah/mahasiswa dan jangkauan pasar meliputidaerah sekitar rumah makan, Penentuansegmen pasar ini menjadi penting karenadengan hal ini maka usaha akan bisa berjalandengan lebih efektif (tepat sasaran), efisien(hemat) dan membuat orang akan meng-ingat usaha ini karena spesialisasi tersebut.

    Temuan penelitian mengenai kemudah-an membeli adalah lokasi dari rumah makanPadang mudah terjangkau dan terdapatlayanan antar, Lokasi tempat usaha menjadi

  • Budaya Minangkabau Dan Implementasi ...– Welsa, Suharti, Latifah 199

    pilihan krusial karena akan menentukanapakah bidang usaha yang dipilih dapatberkembang dengan baik atau justru akanterpuruk, Produk yang diberikan suatubidang usaha akan banyak dikenal bahkandiminati konsumen jika lokasi usaha terletakdekat dari lingkungan mereka, Seperti padapenelitian ini bidang usaha Rumah Makandengan target para pekerja kantor akanbanyak diminati jika lokasinya dekat dengangedung perkantoran, atau sebuah Cafedengan konsep alam akan diminati jikaterletak di tempat berpanorama indah danberudara cukup sejuk, Penentuan lokasibisnis ditentukan setelah pasar sasaran telahditentukan agar efektif dan efisien.

    Kemampuan usaha dari segi keter-sediaan modal sangat mendukung prosespengembangan usaha, Pemilik rumahmakan Padang sebagian besar setuju bahwafaktor keuangan/biaya merupakan hambat-an utama untuk mengembangkan usaha,dimana bantuan modal banyak diperolehdari bank, Sarana dan prasarana usahamerupakan faktor pendukung kegiatanusaha, terabaikannya kesiapan fasilitas atauinstrumen dalam mendukung suatu usahaberupa modal, alat-alat produksi, lingku-ngan yang kondusif akan menghambataspek produksi dan menurunkan daya saingtermasuk kinerja para karyawan ataudengan kata lain menjadi faktor penting danberpengaruh besar dalam mencapai sasaranatau tujuan dari usaha.

    Kewirausahaan terhadap Kinerja UsahaKewirausahaan ternyata mempunyai

    pengaruh terhadap kinerja usaha, Hal inimenunjukkan bahwa kinerja yang akandapat ditingkatkan oleh kewirausahaanyang baik, Prinsip-prinsip kewirausahaanyakni visi yang tajam, perencanaan yangmatang, memiliki motivasi yang baik,memiliki ide-ide untuk menciptakan pe-luang dengan percaya diri, berani meng-ambil resiko.

    Temuan dari analisis hasil penelitianmengenai pengaruh terhadap variabelkewirausahaan terhadap kinerja usaha,

    dapat diuraikan sebagai berikut: Kewira-usahaan berpengaruh signifikan terhadapkinerja usaha, Kewirausaahan dilihat darisegi perencanaan mempunyai dampakterhadap kinerja usaha untuk masa depan,Hal ini dibuktikan dari hasil penelitianbahwa masyarakat Minangkabau selalumemiliki perencanaan penjualan tahunberikutnya dan membuat rencana setelahmengevaluasi yang mendalam atas masalah-masalah dan kesempatan yang ada, olehkarena itu kewirausahaan dari segi pe-rencanaan sangat diperlukan untuk ke-langsungan proses usaha, Semangat seorangwirausaha yang dapat menyesuaikan usahaterhadap situasi yang terus berubah-ubahkarena mereka selalu memiliki perencanaandalam menjalankan usahanya, Untuk usaharumah makan, perencanaan yang matangmutlak diperlukan, tanpa perencanaan yangbaik mungkin kondisi tertentu akan sulitdihindari, Membuka usaha rumah makanharus ada target yang hendak dicapai,strategi apa yang akan diterapkan, bagai-mana mengantisipasi kemungkinan hambat-an yang muncul secara tiba-tiba, serta caraatau strategi untuk mengatasinya, Rencanasebenarnya ibarat sebuah peta yang me-nunjukkan jalan-jalan yang akan dilalui dangambaran secara keseluruhan lika-liku yangdihadapi, dengan demikian perencanaanyang matang merupakan tuntunan men-capai sasaran yang diharapkan dari usahayang dilakukan.

    Kewirausahaan dilihat dari segi moti-vasi diperlukan untuk pencapaian tujuanusaha, Seperti hasil yang ditemukan padapenelitian ini, pemilik Rumah Makanpadang menyatakan bahwa mereka selalubelajar dari pengalaman baik dan kegagalanmaupun keberhasilan, Hasil penelitianmendukung ungkapan yang di katakan olehUsaha yang sukses dan mampu bertahanlama, akan banyak dipengaruhi oleh moti-vasi yang dimiliki pimpinan wirausaha, olehkarenanya, untuk menjadi wirausahawanyang berhasil diperlukan seseorang yangberbakat dan mempunyai motivasi untukmenciptakan sesuatu yang baru sesuai

  • 200 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 2, Juni 2017 : 181 – 203

    dengan keinginan, Motivasi merupakansemangat dan wawasan yang akan membuatseseorang bekerja keras untuk melakukanpembentukan ide atau gagasan baru,sehingga akan membuat kinerja usaha men-jadi lebih menguntungkan dengan me-ningkatnya semangat untuk mengembang-kan usaha.

    Kewirausahaan dilihat dari segi peluangdiperlukan untuk keuntungan usaha di masayang akan datang, Temuan dari penelitianini adalah pemilik Rumah Makan padangselalu mencari informasi peluang usahauntuk dapat dikembangkan, Peluang ataukesempatan tidak datang berulang tapihanya sekali dalam waktu yang singkat, olehkarena itu perlu diadakan antisipasi danwaktu yang tepat untuk melihat berbagaipeluang yang ada dan mengukur sertamemperkirakan setiap peluang yang timbul,Seperti yang dapat dilihat, yaitu banyakkasus bisnis membuktikan antisipasi yangada dapat membawa kesuksesan dalamusaha, misalnya peluang pertumbuhanpotensi laba, Pendirian suatu usaha harusdiimbangi dengan sikap atau perilaku untukberhati-hati mengevaluasi peluang sebelummemilih pasar dan sasaran.

    Kewirausahaan dilihat dari segi percayadiri yang berkaitan dengan sikap seorangpemimpin atau pemilik usaha diperlukanagar dapat mengembangkan usaha, Sikapkepercayaan diri seorang pemilik, berdasar-kan temuan penelitian bahwa merekamenerapkan kiat-kiat khusus untuk bersaingdan sukses dalam berusaha, Setiap pemilikusaha dituntut untuk tanggap dan ber-adaptasi terhadap perubahan dari waktu kewaktu agar bisnis yang dijalankan dapatterus hidup, tumbuh, dan berkembang, sertamemenangkan persaingan dalam kegiatanusaha, Sifat kepercayaan diri pada wira-usahawan menentukan jalannya kinerjausaha, hal ini dikarenakan jika seorangwirausahawan memiliki kepribadian yangmantap, tidak mudah terpengaruh olehpendapat orang lain, memiliki optimismetinggi atas keputusan yang diambilnya,maka orang tersebut akan mampu meng-

    arahkan usahanya sendiri sesuai inisiatif atasilmu pengetahuan yang dimiliki.

    Kewirausahaan dilihat dari segi peng-ambilan resiko diperlukan Wirausahawantidak takut menjalani pekerjaan denganresiko besar selama mereka telah memper-hitungkannya akan berhasil mengatasiresiko itu, Mereka menyadari bahwa prestasibesar hanya mungkin dicapai jika merekabersedia menerima resiko sebagai konse-kuensi terwujudnya tujuan untuk memper-oleh penjualan yang tinggi, Wirausahawantidak takut menjalani pekerjaan denganresiko besar selama mereka telah mem-perhitungkannya akan berhasil mengatasiresiko itu, Mereka menyadari bahwa prestasibesar hanya mungkin dicapai jika merekabersedia menerima resiko sebagai konse-kuensi terwujudnya tujuan untuk mem-peroleh penjualan yang tinggi, Temuanpenelitian menunjukkan bahwa pemilikrumah makan Padang sering mencoba carakerja yang baru dan sering mencoba carapenjualan yang baru serta berani mengambilresiko setelah melihat kemungkinan suksesakibat keputusan yang diambil secarasistematik dan menyeluruh dengan berbagaiperhitungan yang mungkin dilakukan.

    Kewirausahaan dilihat dari segi adap-tasi diperlukan proses penyesuaian diriterhadap perkembangan yang ada, Ber-dasarkan hasil observasi terhadap pemilikrumah makan Padang, diketahui bahwamereka melayani berbagai macam keinginanpembeli yang berbeda-beda dan selalu mem-pertahankan resep lama warisan keluargayang menjadikan ciri khas dari RumahMakan tersebut, dan mereka juga melakukanpenyesuaian-penyesuaian.

    Ke mana pun mereka merantau, di manapun mereka berada, orang Minang memilikidaya adaptasi yang tinggi dengan lingku-ngannya, Ini sesuai dengan ungkapan yangmerupakan pedoman hidup mereka: di manabumi di pijak, di situ langit dijunjung, Atau, dikandang kambing mengembek, di kandang kerbaumengo’ek, Karena daya adaptasi, kemampu-an menyesuaikan diri, yang tinggi itu,mereka pun diterima oleh masyarakat di

  • Budaya Minangkabau Dan Implementasi ...– Welsa, Suharti, Latifah 201

    mana mereka berada, Berkaitan dengan haltersebut, pemilik rumah makan Padang yangberasal dari suku Minangkabau selalumemiliki informasi yang berkembang danselalu berubah sebagai upaya untuk ber-adaptasi terhadap lingkungan.

    Dari hasil di atas, responden men-diskripsikan Kinerja usaha Rumah makanPadang dinilai tinggi ini menujukan respon-den telah merasa bahwa kinerjanya selamaini sudah dinilai baik ini ditunjukan denganpertumbuhan penjualan relatif meningkatbegitu juga laba bersih pertahun rumahmakan relatif ikut meningkat.

    SIMPULAN DAN SARANSimpulan

    Secara global dari hasil penelitian inidapat ditarik kesimpulan budaya minang-kabau mempengaruhi kewirausahaan pe-milik usaha tidak mempengaruhi kemampu-an usaha akan tetapi dapat pula meningkat-kan kinerja usaha, Adapun pengaruhmasing-masing variabel dalam penelitian inidapat diuraikan sebagai berikut: (1) BudayaMinangkabau berpengaruh signifikan ter-hadap kewirausahaan, Dengan demikianhipotesis yang diajukan pada BudayaMinangkabau mempunyai pengaruh lang-sung terhadap Kewirausahaan PemilikRumah Makan Padang terbukti; (2) BudayaMinangkabau berpengaruh signifikan ter-hadap kemampuan usaha, Budaya Minangberpengaruh terhadap peningkatan ke-mampuan usaha, Kemampuan usaha disinidalam artian kemampuan (Capabilities) me-ngacu pada ketrampilan (skill) perusahaandalam mengkoordinasikan sumber daya danmenempatkannya untuk penggunaan secaraproduktif, Dengan demikian hipotesis yangdiajukan pada Budaya Minangkabau mem-punyai pengaruh langsung terhadap ke-mampuan usaha Rumah Makan Padangterbukti; (3) Budaya Minangkabau berpe-ngaruh signifikan terhadap kinerja usahaDengan demikian hipotesis yang diajukanpada Budaya Minangkabau mempunyaipengaruh langsung terhadap kinerja usahaRumah Makan Padang terbukti; (4) Ke-

    wirausahaan berpengaruh tidak signifikanterhadap kemampuan usaha Unsur budayamenunjang dalam meningkatkan produkti-vitas, dalam artian budaya dapat menunjangkemampuan yang dimiliki seseorang se-bagai satu faktor penting dalam meningkat-kan kinerja Dengan demikian hipotesis yangdiajukan pada Kewirausahaan PemilikRumah Makan Padang mempunyai pe-ngaruh langsung terhadap kinerja usahaRumah Makan Padang terbukti; (5) Kewira-usahaan berpengaruh signifikan terhadapkinerja usaha, Dengan demikian hipotesisyang diajukan pada kewirausahaan mem-punyai pengaruh langsung terhadap kinerjausaha Rumah Makan Padang terbukti.

    Penelitian ini menghasilkan temuanpenting sebagai berikut: (1) Potensi ke-pribadian wirausaha, pengetahuan wira-usaha dan lingkungan keluarga berpe-ngaruh positif dan signifikan terhadap minatwirausaha; (2) Kewirausahaan berpengaruhsignifikan terhadap kemampuan usaha dankeberhasilan usaha; (3) Terdapat perbedaandari hasil penelitian terdahulu dari Welsa(2009) terutama pada indikator merantauyang tidak signifikan; (4) Penemuan daristudi ini secara empirik penting bagi pe-ngembangan teori dan praktek kewira-usahaan di Indonesia.

    DAFTAR PUSTAKAAdam, J. D. 2005. Migrant and Local Entre-

    preneurial Networks Development.Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 6(2):93-104.

    Alfianto, E. A. 2012. Kewirusahaan SebuahKajian Pengabdian Kepada Masyarakat.Journal Heritage 1(2): 33-42).

    Andiningtyas R. S. I dan R. L. Nugroho. 2014.Pengaruh Orientasi Kewirausahaan ter-hadap Kinerja Perusahaan Kecil. JurnalManajemen Indonesia 14 (1): 1-19.

    Aprilianty, E. 2013. Pengaruh KepribadianWirausaha, Pengetahuan Kewira-usahaan, dan Lingkungan terhadapMinat Berwirausaha Siswa SMK. JurnalPendidikan Vokasi 2(3): 311-324.

  • 202 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 2, Juni 2017 : 181 – 203

    Dalimunthe, R. F. 2002. Pengaruh Karakter-istik Individu, Kewirausahaan, GayaKepemimpinan Terhadap Kemampu-an Usaha serta Keberhasilan UsahaIndustri Kecil Tenun dan Bordir diSumatra utara, Sumatera Barat danRiau. Disertasi. Universitas Airlangga.Surabaya (tidak dipublikasikan).

    Darwis, R. 2004. Tranformasi Nilai-nilai TradisiKekeluargaan Masyarakat Minangkabaudalam Pendidikan Kewiraswastaan. Ceta-kan Kedua. Pustaka Aulia Press.Bandung.

    Fauzan. 2011. Pengaruh Religiusitas ter-hadap Etika Berbisnis (Studi pada RM.Padang di Kota Malang). Jurnal Mana-jemen dan Kewirausahaan 15(1): 53-64.

    Fithri, P. dan A. F. Sari. 2012. AnalisisKompetensi Kewirausahaan IndustriKecil Suku Cadang di Kota Padang.Jurnal Optimasi Sistem Industri 11(2): 279-292.

    Hadiyati, E. 2011. Kreativitas dan InovasiBerpengaruh Terhadap KewirausahaanUsaha Kecil. Jurnal Manajemen danKewirausahaan 13(1): 8-16.

    Koentjaraningrat. 1990. Pengantar IlmuAntropologi. Cetakan Kedelapan. Pener-bit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

    Kumalaningrum, M. P. 2012. LingkunganBisnis, Orientasi Kewirausahaan, Orien-tasi Pasar dan Kinerja Usaha Mikro,Kecil dan Menengah. JRMB 7(1): 45-59.

    Lestari, R. B. dan Megawati. 2015. AnalisisPengaruh Kualitas Kewirausahaan ter-hadap Kinerja Usaha Kecil dan Me-nengah (Studi Empiris pada IndustriKerupuk Kemplang di Palembang).Journal of Small Business ManagementLPPM STIE MPD 6(1): 1-6.

    Lestari, R. B. dan T. Wijaya. 2012. PengaruhPendidikan Kewirausahaan terhadapMinat Berwirausaha Mahasiswa STIEMDP, STMIK MDP, DAN STIE MUSI.Forum Bisnis dan Kewirausahaan JurnalIlmiah STIE MDP 1(2): 112-119.

    Lukas, S. 2004. Peran Orang Tionghoa dalamPerdagangan dan Hidup Perekonomiandalam Masyarakat (Studi Kepustakaan

    dan Studi Kasus tentang Interaksi EtnikTionghoa dan Pribumi di Bidang Per-ekonomian di Surabaya). Jurnal Mana-jemen dan Kewirausahaan 5(2): 193-206.

    Naim, M. 1979. Merantau, Pola Migrasi SukuMinangkabau. Gajah Mada UniversityPress. Yogyakarta.

    Nurseto, T. 2004. Strategi MenumbuhkanWirausaha Kecil Menengah yang Tang-guh. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan 1(1):96-105.

    Purhantara, W. 2013. Analisis KepemilikanJiwa Kewirausahaan:Evaluasi OutcomePendidikan Menengah di Jawa. JurnalEconomia 9(2): 175-190.

    Purnama, C. 2011. Motivasi dan Kemampu-an Usaha dalam Meningkatkan Ke-berhasilan Usaha Industri Kecil (Studipada Industri Kecil Sepatu di JawaTimur). Jurnal Manajemen dan Kewira-usahaan 12(2): 177-184.

    Rante, Y. 2010. Pengaruh Budaya Etnis danPerilaku Kewirausahaan TerhadapKinerja Usaha Mikro Kecil Agribisnis diProvinsi Papua. Jurnal Manajemen danKewirausahaan 12(2): 133-141.

    Reswanda. 2011. Pengaruh Orientasi Ke-wirausahaan terhadap PembelajaranOrganisasi, Keunggulan Daya SaingBerkelanjutan dan Kinerja Usaha padaUMKM Kerajinan Kulit BerorientasiEkspor di Sidoarjo. Disertasi. UniversitasAirlangga. Surabaya.

    Sabri. 2013. Kewirausahaan (Entrepreneur-ship): Modal Manusia dalam Mem-bangun Perekonomian. Jurnal EkonomikaUniversitas Almuslim Bireuen Aceh4(7): 26-32.

    Setiawan, H. 2013. Pengaruh Orientasi Pasar,Budaya Organisasi dan OrientasiKewirausahaan terhadap Kinerja Usaha(Studi pada Usaha Kecil Pengolahan diKota Palembang). Jurnal Manajemen danBisnis Sriwijaya 11(3): 181-194.

    Setyawati, H. A. 2013. Pengaruh OrientasiKewirausahaan dan Orientasi Pasarterhadap Kinerja Perusahaan MelaluiKeunggulan Bersaing dan PersepsiKetidakpastian Lingkungan Sebagai

  • Budaya Minangkabau Dan Implementasi ...– Welsa, Suharti, Latifah 203

    Prediksi Variabel Moderasi (Surveypada UMKM Perdagangan di Kabu-paten Kebumen). Journal STIE PutraBangsa 12(2): 20-31.

    Suci, R. P. 2009. Peningkatan Kinerja MelaluiKewirausahaan, Kemampuan Manaje-men, Strategi Bisnis (Studi Kasus padaIndustri Menengah Bordir di JawaTimur). Jurnal Manajemen dan Kewira-usahaan 11(1): 46-58.

    Suharti, L. dan H. Sirine. 2011. Faktor-faktoryang Berpengaruh terhadap Niat Ke-wirausahaan (Entrepreneurial Inten-tion) (Studi terhadap Mahasiswa Uni-versitas Kristen Satya Wacana Salatiga).Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan13(2): 124-134.

    Sultan. 2015. Pengaruh Kompetensi Wira-usaha terhadap Strategi, Kinerja Bisnisdan Daya Saing Usaha Kecil di SulawesiSelatan. Jurnal Ilmiah Bisnis dan Kewira-usahaan 4(4): 1-6.

    Sumantri, B., A. Fariyanti., dan R. Winandi.2013. Faktor-faktor yang Berpengaruhterhadap Kinerja Usaha WirausahaWanita: Suatu Studi pada IndustriPangan Rumahan di Bogor. JurnalManajemen Teknologi 12(3): 252-277.

    Welsa, H. 2009. Pengaruh Kewirausahaanterhadap Kemampuan Usaha sertaKinerja Usaha Rumah Makan Padang diYogyakarta. Jurnal Ekonomi dan Keua-ngan EKUITAS 13(3): 371-387.

    Wijaya, T. 2008. Kajian Model EmpirisPerilaku Berwirausaha UKM DIY danJawa Tengah. Jurnal Manajemen danKewirausahaan 19(2): 93-104.


Recommended