+ All Categories
Home > Documents > Building Nation Character Through Educationeprints.ulm.ac.id/3186/1/PROCEEDING.pdfAustralia), dan...

Building Nation Character Through Educationeprints.ulm.ac.id/3186/1/PROCEEDING.pdfAustralia), dan...

Date post: 28-Mar-2019
Category:
Upload: ngothuan
View: 236 times
Download: 6 times
Share this document with a friend
23
PROCEEDING International Seminar on Character Education Building Nation Character Through Education Chairman Editor: Ersis Warmansyah Abbas Members: Fatchul Mu’in Melly Agustina Permatasari Sirajuddin Kamal Syaharuddin Faculty of Teacher Training and Education Lambung Mangkurat University on May 24, 2014
Transcript

PROCEEDING International Seminar on Character Education

Building

Nation Character Through Education

Chairman Editor: Ersis Warmansyah Abbas

Members: Fatchul Mu’in

Melly Agustina Permatasari Sirajuddin Kamal

Syaharuddin

Faculty of Teacher Training and Education Lambung Mangkurat University

on May 24, 2014

PROCEEDING International Seminar on Character Education

Building Nation Character Through Education

Copyright@2014, Ersis Warmansyah Abbas Hak Cipta dilindungi undang-undang

Setting/Layout Desain Sampul

Pemeriksa Aksara Cetakan Pertama

: Ersis Warmansyah Abbas : Ersis Warmansyah Abbas : Risna Warnidah : Juli 2014

Diterbitkan oleh: FKIP_Unlam Press

ISBN: 978-602-96546-1-5

iv Sampul Dalam

PROCEEDING International Seminar on Character Education

Building

Nation Character Through Education

Chairman Editor:

Ersis Warmansyah Abbas Members:

Fatchul Mu’in Melly Agustina Permatasari

Sirajuddin Kamal Syaharuddin

Sampul Dalam v

Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002

tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu bulan dan/ atau dengan paling sedikit Rp1.000.000.00 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu

ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

vi Sampul Dalam

PENGANTAR

Pertama dan utama sekali, puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, berhasil dan sukses menyelenggarakan Seminar Internasional Pendidikan Karakter dengan tema “Membangun Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Karakter.” Tanpa rahmat dan hidayah Allah SWT manalah mungkin seminar dimaksud terlaksana.

Seminar Internasional Pendidikan Karakter tersebut dilaksanakan, Sabtu 24 Mei 2014 dengan Pemakalah Utama Eran Williams, Ph.D (RELO USA), Christine Pheeney, MA (AVID Australia), dan Prof. Dr. Jumadi, M.Pd. (Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin) dengan 50 lebih pemakalah pada pararel session dengan lima pilahan, yaitu: Pendidikan Karakter dan Pendidikan Bahasa, Pendidikan Karakter dan Pendidikan IPA, Pendidikan Karakter dan Pendidikan IPS, Pendidikan Karakter dan Pendidikan Olahraga, dan Pendidikan Karakter Perspektif Ilmu Pendidikan. Pada acara pembukaan, Jumat, 23 Mei 2014, seminar dibuka oleh Drs. Rudy Resnawan, Wakil Gubernur Kalimantan Selatan dan kemudian dengan paparan Pembicara Kunci, Prof. Furqon, Ph.D., Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Panitia seminar meminta Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) dan Pemerintah Republik Indonesia (Kemendikbud) dengan maksud dapat memberikan picuan bagi peserta seminar yang datang, baik dari Kalimantan Selatan dan daerah-daerah lain di Indonesia, maupun mancanegara, dalam kerangka “melihat” permasalahan Pendidikan Karakter dalam persepektif lokal, nasional, dan global. Lebih khusus, dalam menjawab kondisi obyektif saat ini, dimana adanya fenomena berbagai perilaku anak bangsa yang menjauh dari nilai-nilai luhur lokal, nasional, maupun universal dengan “perilaku menyimpang.” Pendidikan Karakter diintroduksi sebagai satu dari sekian jawaban yang menjanjikan. Hal tersebut dimaksudkan, dalam pembangun karakter (character building) sejatinya kita, terutama dalam konteks pendidikan Indonesia, membangun karakter nasional (national and character building) dalam persepktif, pembangunan pendidikan yang valid adalah yang berlandaskan nilai-nilai budaya lokal dan nasional sehingga peserta didik tidak tercerabut dari akar budayanya.

Kalaulah ada hal paling disayangkan, pada pengantar prosiding ini, panitia tidak mungkin menggambarkan kegairahan seminar dengan 600 peserta menyimak serius Makalah Sambutan, Makalah Kunci, Makalah Utama, dan 50 Makalah Pilahan yang dibalut diskusi menarik dan mendalam dengan argumentasi akademik, yang kalau disimpulkan dalam satu kalimat: Pendidikan karakter hendaklah menjadi ruh Pendidikan nasional.

Pengantar VII

Tentu saja, seminar hebat ini terselenggara atas atensi dan kontribusi, baik dari pimpinan Kemendikbud, Pemprov Kalsel, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, dan terutama FKIP Unlam Banjarmasin sehingga panitia dapat menunaikan tugas dengan baik. Bahwa berbagai kekurangan terikut padanya sudah jelas dengan sendirinya. Untuk itu kami mohon maaf kepada segala pihak atas segala kekurangan panitia.

Akhirulkalam, mohon maaf lahir batin.

Banjarmasin, 27 Juli 2014 Ketua Panitia:

Ersis Warmansyah Abbas

VIII Pengantar

DAFTAR ISI

PENGANTAR ...................................................................................................................... vii DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix

BAB I MAKALAH SAMBUTAN DAN MAKALAH UTAMA ...................................................... 1 Revitalisasi Pendidikan Karakter di Banua Rudy Resnawan .......................................................................... 3 Menyiapkan Generasi Emas Indonesia yang Berkarakter melalui Kurikulum 2013 Furqon..................................................................................................... 7 International Conference on Character Education: Cooperative Spirit Christine Pheeney ...................................................................................... 23 Shaping Character in The English Classroom Eran W illiams ....................................................................................... 33 Mengembangkan Karakter Siswa dengan Menggunakan Sastra Daerah Jumadi ...................................................................................................37

BAB II PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENDIDIKAN BAHASA ............................................................. 47 Pembinaan Karakter Peduli melalui Pembelajaran Membaca Cerita Anak Akhmad, HB ............................................................................................ 49 Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa: Membangun Karakter Siswa melalui Drama Ali Harun & Armin Fani ............................................................................. 67 Membangun Karakter Siswa melalui Sastra Lisan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Asna Ntelu ...................................................................................................... 73 Metafora dalam Bahasa Gorontalo sebagai Salah Satu Basis Pembentuk Karakter Dakia N. Djou .............................................................................................. 81

Daftar Isi ix

Cerminan Karakter Anak melalui Bahasa Emma Rosana Febriyanti ................................................................. 87 Cross Cultural Perspective and Character Education in The Television Commercial Breaks Elvina Arapah ............................................................................................ 97 Pembentukan Karakter Anak Sekolah Dasar melalui Penggunaan Bahasa Indonesia yang Santun Muslimin ...................................................................................................... 113 Pre-Service English Teachers Perspectives on Character Education: Commitmens and Constrains Mutiara Bilqis .................................................................................... 121 Pembinaan Kesantunan Berbahasa (politeness) dalam Pembelajaran Bahasa Inggris melalui Strategi Pembelajaran Student Wheels di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Nanik Mariani Effendie ..................................................................... 129 Character Education Implementation Performed by The Student of Teaching PracticeI Course at IAIN Antasari Banjarmasin Raida Asfihana ........................................................................................ 137 Pendidikan Karakter melalui Tradisi Lisan Balamut Sainul Hermawan .................................................................................... 149 Memanfaatkan Peribahasa Banjar sebagai Sarana Pembentukan Karakter Tajuddin Noor Ganie ................................................................................ 163 Peer Feedback to Enhance Students Confidence and Writing Performance, and Alleviate Students Anxiety Titik Rahayu & Sunoko Setyawan ...................................................... 173 English Presentation as a Character Education Program in Building The Students Courage Wan Yuliyanti ................................................................................................ 187

BAB III. PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENDIDIKAN IPA ....................................... 197 Endorsement of Character Education through Taxanomy Education Abdul Gafur .......................................................................... 199 Pembelajaran Berbasis Karakter melalui Permasalahan Biologi Aminuddin Prahatamaputra ................................................................... 209

x Daftar Isi

Building of Sceintific Attitude in The Childhood through The Science Leaning Arif Sholahuddin ........................................................................................... 219 Membangun Pemahaman dan Karakter Diri Calon Guru Maya Istyadji ........................................................................................... 231 The Honest Character in Statistic Learning Muhammad Royani ..................................................................................... 237 Strategy of Science Leaning Based on Character Education Muhammad Zaini ......................................................................................... 247 Profil Karakter Tenaga Kesehatan dalam Implementasi Universal Precaution untuk Pencegahan HIV/AIDS Nana Noviana ............................................................................................... 255 Perilaku Berkarakter melalui Pembelajaran Matriks pada Perkuliahan Entomologi St. Wahidah Arsyad dan Aulia Ajizah ........................................................... 267

BAB IV PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENDIDIKAN IPS ...................................279 Pengembangan Efikasi Diri Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPS Agus Suprijono .....................................................................................281 Pengaruh Pendidikan di Lingkungan Keluarga dan Nilai Pancasila pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Pembentukan Karakter Bangsa Ana Andriani ................................................................................................. 297 Pendidikan Multikultur sebagai Pendekatan Alternatif dalam Pembelajaran IPS Anwar Senen ........................................................................................... 313 Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pendidikan IPS di Perguruan Tinggi Baseran Nor ......................................................................................... 321 Bentuk Pendidikan Keagamaan dalam Masyarakat Adat (Kearifan Lokal dalam Pewarisan Nilai-Nilai Keagamaan oleh Kuncen di Kampung Adat Dukuh Desa Cijambe, Kecamatan Garut, Jawa Barat Benny Wijarnako dan Yulia Tri Samiha .......................................... 333 Nilai-Nilai Keteladanan Sultan Babullah dalam Berjuang Mengusir Portugis di Kawasan Maluku Utara

Daftar Isi xi

Darmawijaya dan Jainul Yusup .................................................................. 347 Nilai Karakter pada Materi Geomorfologi Deasy Arisanty ......................................................................................... 357 Biografi Profetik Guru Sekumpul: Transformasi Nilai-Nilai Budaya Banjar dalam Pendidikan karakter Ersis Warmansyah Abbas ......................................................................363 Peran Sekolah dalam Membina Peserta Didik Menjadi Warga Negara Berkarakter Demokrasi Fatimah ................................................................................................... 381 Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pedagogi Sejarah sebagai Upaya Membangun Karakter Peserta Didik Heri Susanto .............................................................................................. 393 Museum sebagai Wahana Pendidikan Karakter di Kalimantan Selatan Herry Porda Nugroho Putro ...................................................................... 407 Pengelolaan Kelas dengan Manajemen Diri yang Berkarakter Pancasila I Gusti Ketut Arya Sunu .............................................................................. 412 Pendidikan Karakter Berbasis Naskah Lontaraq Solusi terhadap Problema Remaja Irwan Abbas .............................................................................................. 433 Nilai Tradisi Budaya Katoba Berfungsi sebagai Dasar Pendidikan Karakter Generasi Muda Masyarakat Etnik Muna La Ode Monto Bauto ........................................................................... 447 Peningkatan Karakter Melalui Metode Contextual Teaching and Leaning pada Mata Kuliah Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia di Prodi Pendidikan Sejarah Liza Husnita dan Kaksim ........................................................................... 469 Sejarah, Pendidikan Sejarah, dan Pendidikan Karakter Dialog yang Tidak Pernah Dituntaskan M.Z. Arifin Anis ......................................................................................... 477 Membangun Karakter melalui Kemandirian Belajar Akuntansi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Unlam Banjarmasin Melly Agustina Permatasari .................................................................... 489 Taman Kota dan Pembentukan Karakter Generasi Muda Muhaimin ....................................................................................... 499

xii Daftar Isi

Implementasi Blue Economy dalam Pengembangan SDM Berkarakter Menuju Indonesia sebagai Negara Maritim Muhammad Rahmattullah ..................................................................... 505 Pendidikan IPS Berwawasan Multikultural sebagai Upaya Membangun Karakter Bangsa Rasimin ............................................................................................... 523 Pendidikan Budi Pekerti Ki Hadjar Dewanta dan Pendidikan Pendidikan Karakter Thomas Lickona dalam Konteks Kurikulum 2013 Rizali Hadi ............................................................................................ 527 Dari Wasaka Menuju Taluba: Konseptualisasi Nilai-Nilai Luhur Suku Bangsa Banjar sebagai Sosok Karakter Harapan Urang Banua Perspekif Etnopedagogi Sarbaini ........................................................................................... 537 Implementasi Nilai Kewirausahaan di Sekolah Dasar Negeri Sungai Besar 7 Banjarbaru Sri Setiti ................................................................................................ 543 Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Etnik Betawi sebagai Impelementasi Pendidikan Berkarakter di Sekolah Dasar Suswandari .............................................................................................. 551 Nilai-Nilai Sejarah Lokal (Banjar) dalam Pembelajaran IPS (Studi pada Sejarah Lokal Kalimantan Selatan Periode Perang Banjar 1859-1906) Syaharuddin ............................................................................................ 563 Membentuk Karakter Siswa melalui Pembelajaran IPS-Sejarah Zusmelia dan Zulfa .................................................................................. 581

BAB V PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENDIDIKAN OLAH RAGA .......................589 Revitalisasi Pendidikan Karakter di Banua Herita Warni ....................................................................................... 591 Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Jasmani Rahmadi .............................................................................................. 599

BAB VI PENDIDIKAN KARAKTER PERSPEKTIF ILMU PENDIDIKAN ........................ 609 Peran Ketauladanan Stakeholder yang Kompak Menjadi Barometer Percepatan Pencapaian Keberhasilan Pendidikan Karakter Unggul bagi Anak

Daftar Isi xiii

Acep Supriadi .......................................................................................... 611 Asesmen Portofolio dalam Pelajaran Berbasis Karakter di sekolah Dasar Darmiyati ................................................................................................ 623 Pendidikan Karakter Berbasis Akhlak Mulia melalui Pengamalan terhadap Al-Qur’an Fahmi ...................................................................................................633 Insan Qur’ani sebagai Tujuan Konseling Perdekatan Qur’an Karyono Ibnu Ahmad ............................................................................ 641 Optimalisasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Sekolah M. Saleh .............................................................................................. 649 Membangun Karakter Bangsa melalui Pendidikan Wahyu .......................................................................................................... 659

EDITORS .................................................................................................................... 673

xiv Daftar Isi

ASESMEN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER DI SEKOLAH DASAR

Darmiyati Universitas Lambung Mangkurat

ABSTRAK

Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan dan memberikan penilaian. Karena kalau ingin meningkatkan kualitas pendidikan harus diawali dengan perbaikan strategi pembelajaran yang ditunjang dengan penilaian autentik (kelas) yang baik. Asesmen atau penilaian merupakan kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran yang berupa tes dan non tes. Salah satu asesmen yang dapat dilaksanakan di kelas selain tes adalah asesmen portofolio. Dikarenakan asesmen ini lebih mengutamakan penilaian proses tidak hanya menilai hasil belajar siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Asesmen portofolio yang merupakan pengumpulan tugas-tugas yang berkaitan dengan dunia nyata agar melatih keterampilan berpikir secara sungguh-sungguh, dan mendorong kerjasama yang baik antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Asesmen ini dilaksanakan terintegrasi dalam proses pembelajaran, dimana dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru hendaknya memasukkan nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mendidik siswa menjadi manusia yang memiliki kecerdasan juga membangun kepribadian yang berakhlaq mulia untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kata Kunci : asesmen, portofolio, karakter

I. PENDAHULUAN Pendidikan dasar merupakan salah satu faktor penentu utama keberhasilan pendidikan

nasional sehingga pendidikan dasar merupakan peletak dasar untuk memasuki jenjang pendidikan berikutnya, dan juga merupakan basis yang sangat menentukan dalam pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan, serta kepribadian siswa. Atas dasar itulah upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional.

Peningkatkan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas dan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran mulai merencanakan, melaksanakan, dan memberikan penilaian. Karena kalau kita mau meningkatkan kualitas pendidikan berarti harus diawali dengan perbaikan pembelajaran, perbaikan kegiatan pembelajaran dapat ditunjang dengan penilaian

Darmiyati 623

kelas yang baik. Pendidikan bukan hanya mendidik siswa menjadi manusia yang cerdas tetapi juga membangun kepribadian yang berakhlak mulia. Pendidikan karakter merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan nasional. Diantara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia (Sisdiknas, 2009: 64).

Guru sebagai tenaga profesional, sebagai pengajar, sebagai pendidik, pembimbing, sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran yang berhadapan langsung dengan siswa yang mentransper ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik, memberikan nilai positif melalui bimbingan, membentuk karakter siswa dengan baik dan membantu dalam mengembangkan kepribadian baik dalam kegiatan pembelajaran maupun masalah yang ada dalam kehidupannya. Untuk mencapai semua itu diperlukan adanya kurikulum.

Perubahan dan perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan dari waktu ke waktu yang disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang selalu berkembang dan berubah. Kurikulum pendidikan yang saat ini terus disosialisasikan adalah Kurikulum 2013 sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya (KTSP 2006).

Perubahan dan perkembangan Kurikulum 2013 ini terdapat adanya kesenjangan kurikulum dalam komponen penilaian, dimana pada saat ini penilaian lebih menekankan pada aspek kognitif saja dan kurang bermuatan pada pendidikan karakter, dan tes merupakan cara penilaian sering digunakan oleh guru, sedangkan penilaian non tes masih belum terlaksana, khususnya penilaian portofolio. Idealnya penilaian itu harus memuat ketiga aspek secara proporsional meliputi, kognitif, afektif, dan psikomotor, dimana penilaian tes dan portofolio itu saling melengkapi.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru di sekolah dasar yang melaksanakan kurikulum baik KTSP maupun Kurikulum 2013, mereka menemui kesulitan, kebingungan, dan malah malas melaksanakan penilaian non tes atau penilaian proses. Walaupun pemerintah sudah memprogramkan berbagai pelatihan tentang penilaian, memberikan tunjangan sertifikasi kepada guru-guru. Supaya guru-guru lebih terlihat aktif, kreatif dan inovatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Adanya perubahan kurikulum memiliki konsekuensi kepada guru, karena guru merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Konsekuensi itu bukan hanya dalam kegiatan pembelajaran namun guru juga dituntut untuk merubah kebiasaan melaksanakan kegiatan pembelajaran baik pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran serta cara penilaian yang dilaksanakan dari pelajaran yang terpisah-pisah. Kurikulum 2013 mengacu kepada perubahan pendekatan tematik terpadu berdasarkan pendekatan saintifik melalui pengalaman belajar mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan menyajikan.

Pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa melalui 5 cara yaitu, (a) penilaian berbasis kompetensi, (b) pergeseran dari penilaian tes (hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan hasil), (c) memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor

624 Darmiyati

yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal), (d) penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL, dan (e) mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian (Kemdikbud, 2013).

Penilaian pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah lebih dominan mengutamakan aspek kognitif dan kurang bermuatan pendidikan karakter, sedangkan aspek sikap dan keterampilan masih terabaikan. Guru lebih cenderung menggunakan tes sedangkan dalam menggunakan penilaian lain berupa penilaian non tes. Dengan penilaian ini siswa langsung dapat dipantau kegiatannya selama proses pembelajaran. Dimana penilaian tes dan pemanfaatan penilaian portofolio dapat saling melengkapi.

II. PEMBAHASAN 2.1 Hakekat Asesmen Portofolio Asesmen merupakan suatu alat penilaian yang dapat digunakan oleh guru untuk

membantu siswa mencapai tujuan kurikulum (Wele dan Coxfort,1993: 1). Aiken mengartikan asesmen merupakan karakteristik seseorang dengan mengakses tingkah laku manusia dan proses mental dapat dilakukan dengan cara observasi, interview, skala rating, check list, teknik proyektif dan tes (Aiken, 1997: 454).

Lebih konkret lagi Nitko menyatakan bahwa asesmen merupakan proses pengumpulan informasi yang dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang siswa, kurikulum dan program serta kebijakan dalam pendidikan, meliputi pengelolaan kelas, penempatan, pemberian bimbingan dalam meningkatkan kemampuan belajar anak (Nitko, 1996: 4).

Pendapat lain dinyatakan oleh Bonnie memberikan pengertian bahwa asesmen sebagai proses pengumpulan data, pencatatan dokumen penting dari perkembangan belajar anak melalui penilaian autentik dengan berbagai pengukuran dalam konteks yang bervariasi (Bonnie and Ruptic, 1994: 8).

Penilaian autentik sangat tepat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran berbasis karakter, menggunakan pendekatan tematik terpadu selain pemberian test dan ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 khususnya di Sekolah Dasar. Mengingat pentingnya penilaian ini dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran maka Majid menegaskan bahwa penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kompetensi telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Majid, 2006: 186).

Penilaian autentik diindentikan dengan penilaian di kelas dan sangat erat hubungannya dengan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dimana penilaian dapat dilaksanakan dengan melihat langsung terhadap apa yang dilaksanakan oleh siswa atau apa yang dikerjakan oleh siswa. Tahap-tahap pelaksanaan penilaian autentik/ penilaian kelas menurut (Stiggins & Chappuis, 2012) meliputi, (1) tentukan tujuan penilaian, (2) jabarkan target

Darmiyati 625

capaian dalam kurikulum, (3) rancangan pendekatan pembelajaran dan penilaian yang baik, dan (4) pilih model mengkomunikasikan hasil yang tepat.

Penilaian autentik atau penilaian kelas sebagai salah satu penilaian yang dikembangkan pada Kurikulum 2013 selain penilaian tes, penilaian ini dapat dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran dengan berbagai teknik seperti penilaian unjuk kerja, sikap, tertulis, proyek, portofolio, dan penilaian diri (Poerwanti, 2009: 1.13). Lebih tegas lagi (Hardeng and Smith 1996: 112) menyatakan portofolio dalam hubungannya dengan penilaian berbasis kelas merupakan salah satu teknik penilaian yang bersifat open ended, berupa kumpulan data yang menggambarkan kinerja dan prestasi siswa.

Lebih tegas lagi (Tierney, 1991: 41) menyatakan bahwa portofolio merupakan koleksi sistematis yang dibuat oleh siswa dan guru untuk menilai kegiatan proses, prestasi yang dapat dipertanggung jawabkan.

Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian yang dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang menunjukkan, perkembangan dan kemampuan mereka dalam berbagai mata pelajaran, meliputi partisipasi, seleksi, kriteria penilaian dan bukti refleksi diri (Paulson, 1991: 60).

2.2 Karakteristik Asesmen Portofolio Portofolio sebagai kumpulan hasil karya siswa yang didokumentasikan dengan baik

memiliki karakteristik (Bloom, 1979: 18) meliputi (1) adanya kejelasan domain apa yang dinilai , (2) tugas yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata, (3) adanya kerja sama siswa dengan guru secara kolaboratif, (4) dapat menilai siswa belajar secara multidimension, (5) memotivasi siswa merefleksi diri, dan (6) penilaian ini bersifat integrated dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas sebelum kita melaksanakan penilaian terlebih dahulu kita menentukan aspek yang akan kita nilai sesuai dengan pengetahuan, pemahaman, aplikasi penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Dilaksanakan melalui berbagai pertanyaan dalam bentuk tugas-tugas yang menjadi pembeda dari teknik yang lainnya dan perlu adanya keterlibatan siswa berkolaborasi dalam pelaksanaan pembelajaran.

Asesmen portofolio digunakan dengan memberikan tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Hal ini dapat melatih keterampilan bepikir, dengan sunguh-sungguh, sehingga dapat mengungkapkan dan menghubungkan pengalaman dan pengetahuannya. Disamping itu asesmen portofolio dapat mendorong kerjasama secara kolaboratif antara siswa dan guru. Hasil yang dinilai oleh guru selain individual, hasil kerja sama kelompok.

Asesmen portofolio tidak hanya menilai kemampuan siswa dalam menguasai isi pengetahuan, lebih mengutamakan menilai proses belajar siswa dan menilai kemajuan belajar siswa. Asesmen portofolio dapat melakukan refleksi diri terutama yang menunjukan kemapuan berpikir kritis terhadap hasil karya, dimana guru membantu siswa mengoreksi kekurangan dalam melaksakan tugas-tugas berupa tes maupun laporan dari praktikum.

Asesmen portofolio bersifat integreted dalam sistem pembelajaran dimana asesmen tidak dapat dipisahkan dari sistem pembelajaran mulai dari merumuskan rancangan pembelajaran,

626 Darmiyati

penilaian proses dan hasil kinerja dan hasil pembelajaran siswa. Dengan adanya penilaian asesmen ini dapat memberikan informasi balikan yang bermakna dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2.3 Prinsip Penilaian Portofolio Prinsip-prinsip penilaian portofolio, yaitu (a) saling percaya, (2) keterbukaan, (3)

kerahasiaan, (4) milik bersama, (5) kepuasan dan kesesuaian, (6) budaya pembelajaran, (7) refleksi, dan (8) berorientasi pada proses dan hasil (Sanjaya, 366.2008). Secara sederhana, prinsip penilaian dapat dijelaskan sebagai berikut :

Saling percaya menunjukkan hubungan baik antara guru yang mengevaluasi dengan siswa yang dievaluasi. Siswa harus memiliki rasa percaya terhadap penilaian yang dilakukan kepadanya dengan tujuan melihat perkembangan dan pencapaian hasil belajar serta upaya meningkatkan hasil belajar namun tidak meninggalkan proses belajar siswa.

Keterbukaan yang dimaksud adalah suasana/iklim belajar yang menyenangkan bagi siswa dan guru sebagai pelaksana evaluasi tidak hanya memberi kritik atau nilai saja, akan tetapi member pemahaman mengenai kritik dan nilai melalui argumentasi yang sesuai dengan perkembangan siswa.

Kerahasiaan merupakan prinsip saling menjaga satu sama lain, antara guru dengan siswa mengenai komentar terhadap hasil kerja siswa. Secara sederhana berupa guru memberikan komentar kepada siswa dan tidak menginformasikan penilaian tersebut kepada orang lain. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar siswa tidak merasa pesimis karena nilainya yang tidak baik dan tidak merasa bangga terhadap nilai terbaik yang siswa peroleh.

Milik bersama merupakan tanggungjawab antara siswa dengan guru mengenai hasil dari portofolio sehingga baik guru maupun siswa harus menjaga hasil penilaian portofolio secara baik. Karena ada suatu saat nanti hasil penilaian tersebut dapat berguna baik bagi guru maupun bagi siswa.

Kepuasan dan kesesuaian merupakan suatu kondisi yang seimbang antara hasil belajar siswa dengan penilaian yang diberikan terhadap hasil kerja siswa yang disesuaikan dengan capaian kompetensi.

Budaya pembelajaran dapat diciptakan melalui kebiasan dalam belajar antara guru dengan siswa dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Kebiasaan ini dilakukan tidak hanya melihat hasil belajar siswa, melainkan juga melihat proses belajar siswa. Dalam budaya pembelajaran, meningkatkan taraf pembelajaran dari taraf rendah menjadi taraf pembelajaran yang lebih tinggi.

Refleksi secara prinsip pada penilaian portofolio merupakan penilaian yang memberi kesempatan secara terbuka kepada siswa untuk mengingat kembali proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan tujuan siswa dapat mengetahui capaian perkembangan serta kemampuan dan kelemahan siswa.

Berorientasi pada proses dan hasil merupakan penilaian portofolio yang pada dasarnya adalah penilaian yang beracuan pada aspek perkembangan siswa, cara belajar, motivasi, sikap dan minat sehingga penilaian portofolio tidak hanya pada hasil belajar tetapi juga pada proses belajar.

Darmiyati 627

2.4 Jenis-Jenis Penilaian Portofolio Portofolio sebagai kumpulan hasil kerja berupa tugas-tugas yang diberikan kepada

siswa secara individual yang disusun secara sistematis dan teratur dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam rangka melihat kemampuan dan kemajuan perkembangan siswa baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Muslich (2007 : 219) portofolio dapat dibedakan menjadi tiga jenis, meliputi: portopolio perkembangan, portofolio pamer dan portofolio komprehensif.

Portofolio perkembangan merupakan portofolio yang berisi koleksi atau kumpulan hasil karya siswa yang memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam aspek yang dipilih sesuai dengan materi yang diberikan, misalnya dalam menulis karangan, membuat laporan praktikum dan lain sebagainya.

Portofolio pamer merupakan portofolio yang berisi kumpulan atau koleksi berupa hasil karya siswa yang terbaik dalam proses pembelajaran untuk menilai pencapaian kompentensi siswa. Hasil karya ini berupa karya nyata yang dibuat oleh siswa dan kemudian dipamerkan. Misalnya dalam membuat kerajinan, melukis, dan lain-lain.

Portofolio komprehensif merupakan portofolio yang berisi kumpulan atau koleksi seluruh hasil karya siswa yang dikumpulkan dan dipamerkan tanpa memandang hasil karya yang terbaik atau tidak.

2.5 Langkah-Langkah Penilaian Portofolio Ada beberapa langkah atau tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan penilaian

portofolio, yaitu : Tahap Persiapan yang difokuskan pada menentukan tujuan dari portofolio. Dengan

tujuan yang sudah ditentukan, maka proses pembelajaran akan fokus dan terarah sehingga guru akan lebih mudah mengelola kegiatan pembelajaran. Dalam tahapan ini juga guru menentukan isi dari portofolio yang disesuaikan dengan tujuan dari penilaian portofolio yang sudah ditentukan. Selanjutnya adalah menentukan format dan kriteria penilaian bagi hasil kerja siswa.

Tahap Pelaksanaan ini guru memberikan contoh hasil kerja siswa yang harus dikerjakan dan dilaksanakan dalam pembelajaran dengan memasukan pendidikan karakter dalam penilaian portofolio meliputi cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya, bertanggung jawab, disiplin dan mandiri, percaya diri, keratif, kerja keras dan pantang menyerah, kerjasama, toleransi dan menghargai karya orang lain. Harapannya dari pendidikan karakter akan lahir bangsa yang bermartabat dan mampu bersaing, bersanding, serta bertanding dengan bangsa lain di era globalisasi.

Selanjutnya guru mengumpulkan hasil kerja siswa dan melakukan pengelompokkan dari hasil kerja siswa berdasarkan tujuan dan isi dari portofolio yang sesuai dengan tujuan dari mata pelajaran yang sudah ditentukan. Guru tidak hanya mengumpulkan hasil kerja siswa, melainkan mengontrol dan memantau perkembangan, kemajuan dan hasil belajar siswa serta melakukan perbaikan terhadap berbagai kekurangan yang ada.

628 Darmiyati

Tahap Evaluasi merupakan tahapan yang sangat penting dimana guru memberikan penilaian terhadap hasil kerja siswa yang disesuaikan penilaian portofolio meliputi : tujuan pembelajaran, karakteristik perkembangan siswa, proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Dengan format dan kriteria penilaian yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam penilaian portofolio kriteria yang ditentukan berdasarkan pada penilaian terhadap proses pembelajaran dan penilaian terhadap hasil belajar siswa.

Penskalaan aspek yang dinilai sangat erat hubungannya dengan pemberian nilai terhadap hasil kerja siswa. Dalam penilaian portofolio, penskalaan dilakukan dengan rubrik yang ditentukan oleh guru berdasarkan tujuan pembelajaran dan disesuaikan keperluan penilaian.

Tahap Presentasi merupakan tahap akhir yang dilakukan dalam penilaian portofolio. Pada tahapan ini siswa bersama dengan guru memamerkan atau memperlihatkan hasil kerja siswa.

2.6 Manfaat Asesmen Portofolio Portofolio dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan orang tua. Manfaat portofolio bagi

siswa antara lain siswa dapat melihat kembali perkembangan kemampuannya dalam proses pembelajaran dan dapat merefleksi segala sesuatu yang telah siswa laksanakan dan yang belum dilaksanakan serta kekurangan dan kelebihan hasil karya siswa, dan dapat merencanakan perbaikan terhadap hasil karya siswa. Penilaian portofolio juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan melihat hasil karya yang dibuat oleh siswa lainnya untuk mendapatkan hasil karya yang lebih baik.

Bagi guru, penilaian portofolio dan pelaporan terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dimana guru dapat memberikan contoh tugas yang dapat dilakukan oleh siswa sesuai dengan indikator yang ditentukan. Penilaian ini juga dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam pembelajaran serta menentukan perbaikan terhadap hasil belajar siswa sehingga akan terlihat pencapaian kemajuan belajar siswa. Di sisi lain, dalam pelaksanaan penilaian ini guru hendaknya memberikan komentar dan saran terhadap setiap hasil kerja siswa

Sedangkan bagi orang tua, penilaian portofolio bermanfaat dalam mengetahui tingkatan perkembangan dan kemampuan yang telah dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui hasil kerja siswa. Orang tua dapat terlibat secara aktif dalam mengontrol dan memantau proses belajar siswa serta memberikan komentar terhadap hasil kerja siswa.

2.7 Keuntungan dan Kelemahan Portofolio Keuntungan/Keunggulan yang dapat dirasakan dalam menggunakan portofolio

menurut Groundlund (Poerwanti, 2009: 5.32 – 5.33) antara lain sebagai berikut, (1) kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas, (2) penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar, (3) membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain, (4) keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik, (5) memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai

Darmiyati 629

dengan perbedaan individu, dan (6) dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua dll.

Portofolio sebagai model penilaian yang bersifat integratif dalam proses pembelajaran dapat mengakses semua kegiatan siswa, secara terus menerus dalam menentukan kualitas program berbagai kegiatan pembelajaran berupa hasil karya yang dapat dikumpulkan sehingga akan terlihat perkembangan siswa dalam waktu tertentu. Portofolio ini juga dapat di pamerkan yang dapat dilihat oleh orang tua sewaktu pertemuan di sekolah dari semua hasil karya siswa. Dalam melaksanakan penilaian portofolio ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai pedoman dalam menggunakan penilaian portofolio antara lain: Karya siswa, saling percaya antara guru dan siswa, kerahasiaan bersama antara guru dan siswa, milik bersama, kepuasan, kesesuaian, penilaian proses dan hasil dan penilaian pembelajaran (Poerwanti, 2009: 534).

Kelemahan Penilaian Portofolio menurut Sanjaya (2011, 370) yaitu : (1) memerlukan waktu dan kerja keras, (2) memerlukan perubahan cara pandang, (3) memerlukan perubahan gaya belajar dan (4) memerlukan perubahan sistem pembelajaran. Kelemahan penilaian portofolio dapat dijabarkan sebagai berikut ini:

1) memerlukan waktu dan kerja keras, dikarenakan guru dituntut untuk memperhatikan proses belajar siswa secara menyeluruh mulai dari memantau perkembangan siswa, memotivasi belajar siswa serta memberi penilaian dan berbagai aktivitas lainnya.

2) memerlukan perubahan cara pandang, kebiasaan guru yang hanya memberikan pelajaran melalui mencatat, mengingat dan menghafal akan terasa sulit dengan pembelajaran memalui penilaian portofolio yang menuntut siswa untuk lebih banyak beraktivitas dalam proses pembelajaran demi tercapainya kompetensi pembelajaran.

3) memerlukan perubahan gaya belajar, perubahan gaya belajar yang dimaksud adalah gaya belajar yang awalnya guru sebagai sumber belajar menjadi belajar mandiri, yang awalnya berbasis teacher center menjadi student center. Perubahan ini terasa sangat sulit dikarenakan faktor kebiasaan yang biasa dilakukan dalam pembelajaran.

4) memerlukan perubahan sistem pembelajaran, hal ini berupa perubahan yang dilakukan pada sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan di Indonesia berupa pembelajaran klasikal, artinya semua siswa dimasukkan ke dalam kelas yang sama, diberi pelajaran yang sama dan digeneralkan hasil dari pembelajaran tersebut. Padahal capaian perkembangan siswa berbeda-beda dan hasil belajar siswa pun tidak selalu sama. Sehingga perubahan sistem ini menjadi sangat sulit.

630 Darmiyati

III. SIMPULAN Penilaian portofolio dapat diartikan sebagai penilaian yang melihat dari hasil kerja

siswa dan didukung oleh pantauan proses belajar berdasarkan tujuan dan kriteria yang ditentukan melalui karya nyata yang didokumentasikan secara sistematis. Pada prinsipnya, penilaian portofolio didasari pada saling percaya, keterbukaan, kerahasiaan, rasa milik bersama, hubungan kepuasan dan kesesuaian, budaya pembelajaran, refleksi dan orientasi pada proses dan hasil belajar. Berdasarkan jenisnya, penilaian portofolio dibagi atas tiga jenis, yaitu portofolio perkembangan, portofolio pamer dan portofolio komprehensif.

Penilaian portofolio ada beberapa tahapan yang seharusnya dilakukan, yakni persiapan, pelaksanaan, evaluasi atau penilaian dan yang terakhir adalah presentasi. Berbagai tahapan ini dilakukan berdasarkan tujuan dari pembelajaran yang dilaksanakan.

Keuntungan pelaksanaan penilaian portofolio ini antara lain: (1) kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas, (2) penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar,(3) membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain, (4) keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik, (5) memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu, dan (6) dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua dll.

Namun secara khusus penilaian portofolio erat kaitannya dengan pembentukan karakter dalam membentuk siswa menjadi manusia yang cerdas dan berakhlak mulia, cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya, bertanggung jawab, disiplin dan mandiri, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, toleransi dan menghargai karya orang lain. Dikarenakan dalam penilaian ini tidak hanya terfokus pada penilaian kognitif, melainkan juga penilaian terhadap afektif dan psikomotor atau penilaian tidak hanya pada hasil belajar siswa tetapi juga pada proses belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA Atken, Lewis R. 1997. Psychological Testing and Assesment. London: A Viacom Company. Bloom, Benjamin S., 1979. Taxonomy of Educational Objectives: Book I Cognitive Domain.

London: Longman INC. Harding. Jackie & Liz Meldon Smith. 1996. How to Make Observation and Assessments.

London : Hodder & Staoughton. Hill. Bonnie Campbell & Ruptic, Cynthia A., 1994. Practical Aspects of Authentic Assessment.

USA:. Gordon Chistopher Inc. Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. 2013. Pengembangan Kurikulum 2013.

Jakarta: Kemdikbud 2013. Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Darmiyati 631

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara.

Nitko Antony J. 1996. Educational Assesmen of Student. New Years: Prentice Hall Inc. Poerwanti, Endang, dkk. 2009. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Stiggins, R. J., & Chappuis, J. 2012. An Introduction to Student-Involved Assesment For Learning

(sixth edition). Boston, MA: Pearson. Tierney, Robert, et. al. 1991. Portofolio Assesssment in the Reading and Writing in the Classroom,.

Gordon.

632 Darmiyati


Recommended