BUKU AJAR
Research Methodology
&
Statistics
Oleh
Joko Sedyono
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2018
Daftar Isi
BAB 1 RISET ILMIAH
Tujuan Riset
Batasan Riset
Karya Tulis Ilmiah
Kenyataan atau Fakta
Penalaran
BAB 2 METODE ILMIAH
Pengertian
Langkah-langkah dalam Metode Ilmiah
BAB 3 PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN TOPIK RISET
Pendahuluan
Proses Pengembangan Topik Riset
BAB 1
RISET ILMIAH
1. Tujuan Riset
Riset identik dengan suatu kreasi, inovasi, dan kemajuan. Secara sederhana, riset
adalah suatu metode untuk investigasi atau mengumpulkan informasi. Menurut kamus, istilah
riset didefinisikan sebagai suatu kegiatan investigasi secara sistematik untuk menetapkan
fakta atau prinsip atau untuk mengumpulkan informasi suatu subyek (Jamasri, 2003).
Tujuan riset bermacam-macam, sebagian orang melakukan riset karena didorong
untuk melakukannya atau karena dorongan keingintahuan akan sesuatu kenyataan atau fakta.
Jadi kesimpulan yang ditarik dari analisis itu adalah kenyataan atau fakta mengenai masalah
yang ingin dicari pemecahannya dalam riset tersebut.
Perubahan tujuan riset adalah hal biasa. Tetapi yang penting adalah bagaimana riset
tersebut dilakukan, metode yang mana yang akan digunakan, gaya riset yang mana yang akan
diadopsi.
Pertanyaan yang lebih mendasar yang perlu dijawab adalah bagaimana kita akan
mengidentifikasi topik riset tertentu dan areanya yang akan memenuhi kebutuhan, yang
dalam jangka panjang akan memberikan dampak sukses.
Kenyataan atau fakta dapat berwujud atau dalam bentuk:
a) Peristiwa (kejadian) seperti: jatuhnya pesawat, runtuhnya jembatan, dsb.
b) Fisik seperti adanya baja, keramik, dll.
Kenyataan atau fakta dapat bersifat:
a) Statis, kenyataan yang tidak terikat dengan tempat dan waktu
b) Dinamis, kenyataan yang terikat dengan tempat dan waktu
2. Batasan (Definisi) Riset
Riset berasal dari kata reseach (search – mencari; re – kembali), yang berarti mencari
kembali kenyataan atau fakta. Riset ilmiah (secara umum) adalah riset yang dilakukan
dengan menganut aturan-aturan dan prosedur-prosedur tertentu yang terdapat dalam metode
ilmiah.
Banyak batasan riset, salah satu contohnya adalah riset adalah proses menarik
kesimpulan atau cara pemecahan masalah berdasarkan data dengan menggunakan langkah-
langkah (metode ilmiah) yakni perumusan masalah, penyusunan kerangka berfikir, pengajuan
hipotesis, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan.
Manfaat dari sebuah riset dan riset yang baik adalah dapat dilihat dan dinilai dari kemampuan
peneliti untuk:
a) Mengembangkan bidang ilmu tertentu (pure science).
b) Memecahkan suatu masalah yang dihadapi (applied research).
Riset yang baik sering dijadikan sumber informasi atau bahan acuan bagi ilmuwan dan
peneliti lainnya.
3. Karya Tulis Ilmiah
Hasil riset dilaporkan dalam bentuk karya tulis ilmiah yang sedapat mungkin
disebarkan secara luas melalui media ilmiah (jurnal).
Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah yang lebih bersifat memberikan gambaran atau
diskripsi tentang sesuatu atau melukiskan kenyataan atau fakta berdasarkan hasil suatu riset.
Tesis adalah suatu karya tulis ilmiah yang lebih bersifat mengemukakan pendapat
tentang kenyataan atau fakta tertentu.
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah untuk mendapatkan predikat tertinggi dalam
bidang ilmu tertentu.
Dalam pembuatan karya tulis ilmiah, penulis dianjurkan memiliki tiga kemampuan dasar,
yaitu:
a) Pengetahuan teoritis mengenai masalah yang ditulis
b) Metodologi riset
c) Menguasai tata tulis karya ilmiah tertentu.
4. Kenyataan atau Fakta
Pekerjaan menghimpun kenyataan (pengumpulan data) masih dalam taraf
pengetahuan (knowledge). Taraf selanjutnya, adalah riset ilmiah yakni pekerjaan yang
menunjukkan hubungan antara kenyataan yang satu dengan kenyataan yang lainnya
berdasarkan metode ilmiah.
Dilihat dari segi pengaturan, hubungan antara kenyataan atau fakta dapat bersifat:
a) Hubungan fungsional
b) Hubungan material.
Dalam mengamati suatu kenyataan atau fakta dapat berbentuk data yang bersifat:
a) Kuantitatif (angka-angka)
b) Kualitatif (keterangan bukan dalam bentuk angka)
5. Penalaran
Tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk mendapatkan kebenaran.
Cara Mengembangkan Pengetahuan
a) Manusia mempunyai bahasa yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi. Bahasa
mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi-fungsi simbolik, emotif, dan afektif. Dalam
komunikasi keilmuan, fungsi simboliklah yang perlu diusahakan menonjol, antara lain
lewat penggunaan tata-istilah yang khas dan spesifik maknanya dan gaya yang ringkas
dan jelas.
b) Manusia mampu mengembangkan pengetahuan dengan cepat dan mantap karena
mempunyai cara berfikir yang disebut penalaran. Penalaran adalah suatu proses berfikir
dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Kegiatan (proses) berfikir terdiri dari:
a) Penalaran dengan ciri-ciri:
Logika yakni cara berfikir menurut suatu pola tertentu.
Analitik yakni suatu cara berfikir yang menyandarkan pada suatu analisis atau uraian.
Penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang menggunakan logika ilmiah.
b) Intuisi (perasaan), berperan dalam cara berfikir yang tidak analitis. Perasaan sangat
membantu dalam riset.
c) Wahyu, adalah petunjuk mengenai kebenaran yang diturunkan Tuhan melalui Rasul-
Rasul-Nya.
Wahyu dan intuisi bersumber dari Tuhan, sedangkan penalaran bersumber dari rasio
dan fakta.
Penalaran ilmiah merupakan cara berpikir dalam penarikan kesimpulan yang disebut
dengan induktif dan deduktif. Penalaran induktif (untuk mudah mengingat: masuk menyatu)
yaitu suatu penarikan kesimpulan pengalaman-pengalaman individual (khusus) untuk
mendapatkan kesimpulan secara umum (generalisasi). Penalaran deduktif (untuk mudah
mengingat: keluar menyebar) adalah suatu penarikan kesimpulan dari umum (teori,
konsensus, hukum) untuk mendapatkan kesimpulan secara khusus. Dalam riset biasanya
penalaran induktif dilakukan untuk menarik suatu kesimpulan.
BAB 2
METODE ILMIAH
1. Pengertian
Metode ilmiah (scientific method) adalah prosedur yang mencakup berbagai tindakan
pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau
mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.
Menurut sebuah ensiklopedi (The World of Science Encyclopedia), metode ilmiah
pada umumnya diartikan sebagai prosedur yang dipergunakan oleh ilmuwan dalam pencarian
sistematika terhadap pengetahuan baru dan peninjauan kembali pengetahuan yang sudah ada.
Dalam sebuah kamus (Dictionary of Behavioral Science) diberikan definsi demikian:
teknik-teknik dan prosedur-prosedur pengamatan dan percobaan yang menyelidiki alam yang
dipergunakan oleh ilmuwan-ilmuwan untuk mengolah fakta-fakta, data, dan penafsirannya
sesuai dengan asas-asas dan aturan-aturan tertentu.
2. Langkah-langkah dalam Metode Ilmiah
Dalam kepustakaan metodologi ilmu tidak ada kesatuan pendapat mengenai jumlah,
bentuk, dan urutan langkah yang pasti dalam metode ilmiah, tetapi ada langkah-langkah baku
yang meliputi:
a) Penentuan masalah
b) Perumusan hipotesis
c) Pengumpulan data
d) Perumusan kesimpulan
e) Pengujian atau verifikasi hasil
BAB 3
PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN TOPIK RISET
3.1. Pendahuluan
Pada umumnya, kegiatan riset memiliki patron kegiatan yang dilakukan seperti
disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Patron dan contoh kegiatan dalam riset
3.2. Proses Pengembangan Topik Riset dan Organisasi
3.2.1. Proses Pengembangan Topik Riset
Contoh
1KEBUTUHAN: Alasan
utama melakukan risetUntuk mencari tahu dan solusi dari suatu problem yang ada
2
TOPIK/AREA:
Memutuskan topik atau
area spesifik yang akan
diteliti
Heat dan mass transfer, mekanika bahan, mekanika fluida, aerodinamika, hidrodinamika,
ergonomic, pembakaran, manufaktur, rekayasa biologi, safety dan sebagainya.
3TUJUAN: Identifikasi
tujuan
Ilmu pengetahuan: untuk memperkaya khasanah dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Nasional: untuk memecahkan problem negara.
Industri: untuk memecahkan problem di dalam industri atau memperbaiki mutu produk,
proses industri dan sebagainya.
4
METODE: Memutuskan
dan merencanakan
bagaimana cara
mengumpulkan
informasi
Meneliti berbagai metode yang ada: kuesioner, interview, eksperimen di laboratorium,
eksperimen di lapangan, dan sebagainya. Benchmarking (membandingkan) metode yang
sudah ada dan ketersediaan peralatan.
5IJIN: Mengurus
perijinan
Mencari perijinan pada yang berwajib jika perlu, pemilik usaha, pemilik peralatan dan
sebagainya.
6
DOKUMENTASI:
Membuat dokumen
untuk pengumpulan
data
Menyiapkan daftar pertanyaan untuk kuesioner jika menggunakan cara pengumpulan data
seperti ini. Apabila eksperimen di laboratorium, dokumentasinya adalah peralatan dan
prosedur operasi atau protocol peralatan (prinsip-prinsip bagaimana data tersebut
dikumpulkan).
7
BENCHMARKING:
Meneliti riset yang
sebidang
Membaca laporan riset di jurnal-jurnal, artikel, buku yang mungkin orang lain telah
melakukan hal yang sama dengan yang kita lakukan saat ini.
8
ORGANISASI
(TIMESCALE): Membuat
timescale dan atau
menentukan jumlah
staf yang akan terlibat
Susun time table yang berisi tentang tugas yang akan dilakukan dan jumlah staf yang akan
terlibat selama riset berlangsung.
9ANALISIS DATA: Analisis
informasi/data
Membandingkan jawaban, mencari kemiripan, catat temuan dan kalau mungkin menarik
suatu kesimpulan.
10
PRESENTASI: Presentasi
hasil temuan
(mengapa, bagaimana,
kapan, di mana dan
apa)
Menulis artikel ilmiah lengkap dengan gambar grafik dan chart (kalau ada) untuk
memudahkan pembaca cepat memahami hasil temuan. Artikel ilmiah ini bisa dimuat dalam
jurnal ilmiah atau surat kabar.
11LAPORAN: Menulis
laporan riset
Laporan ditulis sebagai tanda bahwa riset sudah selesai dan dilaporkan kepada, misalnya
penyandang dana.
Patron
Suatu riset yang benar adalah suatu riset yang mengikuti konsep building strategy ,
yaitu riset yang dilakukan secara berkesinambungan, berkelanjutan dan merupakan
penyempurnaan hasil riset yang sebelumnya.
Dalam mengembangkan topik riset, terdapat 3 kutub keilmuan yang dapat diadopsi
yang kutub satu dan lainnya bermula dari satu muara, yaitu sains, teknologi, dan rekayasa
(Eto, 1993). Gambar 1 menyajikan gambaran diagramatik ketiga kutub keilmuan tersebut.
Gambar 3.1. Tiga kutub pengembangan riset
Dari Gambar 1 tersebut nampak bahwa, semakin jauh dari titik muara, topik riset
cenderung berkembang ke arah sain murni, rekayasa murni, dan teknologi murni.
Dalam praktek, pada umumnya riset yang dilakukan merupakan kombinasi dua atau
tiga kutub seperti disajikan dalam Tabel 3.2, sehingga ada 7 kombinasi yaitu SS, TT, RR, ST,
SR, RT, dan STR. Sering kali sulit untuk memisahkan satu dengan lainnya.
Secara umum, perbedaan karakteristik ketiga kutub tersebut disajikan dalam Tabel 3.3
(Eto, 1993).
Suatu riset yang menganut konsep building strategy, dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
a) Riset baru
b) Riset penyempurnaan.
Riset baru adalah riset yang dilakukan berdasarkan hal baru karena sebelumnya tidak ada.
Riset jenis ini ditandai dengan tak tersedianya informasi pendukung yang memadai dari riset-
riset sebidang sebelumnya, sehingga semua informasi pendukung yang dibutuhkan harus
dicari sendiri dengan carda memecah topik besar tersebut menjadi topik-topik kecil (sub-
topik). Sedangkan riset penyempurnaan adalah riset yang dilakukan berdasarkan riset-riset
yang telah dilakukan sebelumnya. Ini banyak dilakukan karena murah dan manfaatnya bisa
langsung dirasakan.
Ada dua macam motivator yang mendorong mengapa suatu riset dilakukan:
a) Need Pull. Pada tipe ini, riset dilakukan karena suatu kebutuhan untuk menyelesaikan
suatu masalah.
b) Technology Push. Pada tipe ini, riset dilakukan berdasarkan teknology yang dimiliki.
Riset ini umumnya dilakukan oleh negara yang kaya dengan teknologi yang dimiliki
memadai karena mahal biaya risetnya.
Kombinasi antara tiga kutub dengan dua motivator riset di atas dirangkum dalam tabel
matriks seperti disajikan dalam Tabel 3.4, memberikan 6 kemungkinan kombinasi yaitu riset
sains (NpS), teknologi (NpT), dan rekayasa (NpR) yang semuanya dikategorikan karena
kebutuhan, dan riset sains (TpS), teknologi (TpT), dan rekayasa (TpR) karena didorong oleh
tersedianya teknologi.
Proses Pengembangan Riset Berdasarkan Need Pull
Langkah-langkah proses pengembangan konsep riset ini disajikan dalam Gambar 3.2
dengan penjelasan sbb.:
1) Misi. Secara garis besar, misi berisi tentang tujuan dan sasaran rinci (aims dan
objectives) riset tersebut dilakukan, berapa lama waktu, biaya yang diperlukan dan
siapa penelitinya.
2) Identifikasi kebutuhan. Identifikasi kebutuhan berisi tentang langkah-langkah
mengidentifikasi kebutuhan berdasarkan suatu problem yang ada di masyarakat dan
dipandang penting untuk segera dicari solusinya,
3) Penetapan tema riset berisi tentang tema riset yang akan dilakukan. Tema ini
umumnya berperan sebagai payung riset. Di dalam tema berisi topik-topik riset.
4) Pengembangan topik berisi tentang pembuatan topik-topik riset berdasarkan tema
yang telah ditetapkan (pada tahap ini mungkin akan dihasilkan lebih dari 5 topik
dalam satu tema)
5) Pemilihan topik berisi tentang bagaimana caranya memilih salah satu topik dari
sejumlah topik yang telah dikembangkan (pemilihan topik ini dapat dilakukan
menggunakan metode screening atau scoring).
6) Penyempurnaan topik berisi tentang topik yang telah disempurnakan. Pada tahap ini
mungkin dilakukan modifikasi pada topik yang telah dipilih agar sesuai dengan misi
riset yang sudah dicanangkan.
7) Perencanaan riset berisi tentang rencana riset lengkap dengan perencanaan biaya dan
personil tim riset
8) Pelaksanaan riset.
Gambar 3.2. Diagram blok proses pengembangan konsep riset
Siklus riset seperti Gambar 3.2 tersebut selalu diulang untuk setiap kali melakukan riset-riset
berikutnya.
3.2.2. Organisasi
Riset yang sukses pada umumnya didukung oleh organisasi atau tim riset yang
kompak, personil yang kompeten dan kapabel serta manajemen yang efisien. Tim riset terdiri
dari ketua tim riset (PI : principal investigator) dan anggota tim riset. Keanggotaan tim pada
umumnya dipilih sesuai dengan kebutuhan akan fungsi dan tugasnya selama persiapan dan
riset berlangsung.
Gambar 3.3. Tipe-tipe organisasi
Untuk bidang ilmu sosial, teknisi atau laboran mungkin tidak diperlukan, akan tetapi
mungkin surveyor atau pengambil data menggunakan kuesioner diperlukan.
Sedangkan untuk bidang sains dan keteknikan, teknisi atau laboran pendukung di
laboratorium atau workshop diperlukan.
Tipe-tipe organisasi riset meliputi 4 tipe:
1. Organisasi Fungsional
2. Organisasi Proyek
3. Organisasi Matriks Proyek Lighweight
4. Organisasi Matriks Proyek Heavyweight
Tipe organisasi fungsional adalah anggotanya terdiri dari orang-orang yang memiliki
keahlian yang sama, sedangkan tipe proyek anggotanya terdiri dari orang-orang dengan
beragam bidang keahlian. Untuk tipe matriks disebut juga tipe campuran. Pada tipe
lightweight, kegiatan fungsionalnya dilakukan dengan cara lintas berbagai kompetensi,
sedangkan tipe heavyweight kegiatan fungsionalnya dilakukan pada anggota yang memiliki
kompetensi sama.
Untuk topik yang cakupannya besar dan luas, sehingga harus mengakomodasi
berbagai kompetensi dan sinergi antar keahlian maka tipe yang sesuai adalah tipe matriks.
Semakin spesifik topik risetnya, organisasi yang sesuai adalah tipe proyek dan
kemudian apabila lebih spesifik dan dalam keilmuannya maka tipe fungsional.
Kegiatan riset yang kompleks merupakan kegiatan interdisipliner. Cara yang paling
sederhana untuk menciptakan tim interdispiner tersebut, tahap pertama yaitu munculkan
benda fisik atau virtual yang akan diteliti, dan tahap kedua yaitu memilih keahlian yang
diperlukan untuk mendukung pemecahan masalah yang akan diteliti dan tahap ketiga baru
memilih personel yang kompeten sesuai dengan bidang keahlian yang diperlukan.
Apabila dikelompokkan berdasarkan tugas dan fungsinya secara langsung dan tidak
langsung, maka keanggotaan tim riset dapat terdiri dari tim inti dan tim tambahan. Tim inti
terdiri dari anggota yang pekerjaan dan kompetensinya berkaitan langsung dengan topik riset
yang akan dilakukan. Sedangkan tim tambahan adalah merupakan perluasan atau pendukung
tim yang pekerjaan dan kompetensi anggotanya tidak terkait langsung dengan kegiatan riset
yang dilakukan.
Gambar 3.4. Tim riset: tim inti dan tambahan
3.3. Identifikasi Kebutuhan Riset (KR)
KR (khususnya untuk yang need pull) didefinisikan sebagai sesuatu yang dibutuhkan
untuk pemecahan masalah (problem-solving based) dan atau sesuatu yang dibutuhkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan rekayasa.
KR perlu dikenali agar supaya riset yang akan dikembangkan sesuai dengan yang
diperlukan pengguna sehingga dapat memberikan kontribusi baik bagi masyarakat, dan perlu
dikenali agar supaya riset yang dilakukan merupakan riset yang orisinil, yang bukan
merupakan riset ulangan dari peneliti lainnya sehingga menghemat biaya dan dapat
memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Identifikasi KR dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan cara
melakukan
1. Penelusuran pustaka terkini di jurnal-jurnal nasional dan internasional,
2. Menghadiri seminar nasional dan internasional,
3. Mengikuti workshop,
4. Mengikuti diskusi dengan pakar secara aktif,
5. Melakukan diskusi dengan para industriawan di industri terkait,
6. Melakukan diskusi dengan masyarakat profesional (misal Persatuan Insinyur
Indonesia atau PII, Ikatan Ahli Tekni Otomotif atau IATO dsb.),
7. Diskusi dengan pakar di lembaga riset di perguruan tinggi, di lembaga patent,
8. Penelusuran informasi melalui situs internet,
9. Melakukan pengamatan kehidupan di sekitar kita dsb.
Berikut ini disajikan contoh identifikasi KR:
Berdasarkan hasil diskusi dengan industriawan bidang sintering: bahwa kelemahan mesin
selective laser sintering yang telah dipasarkan sekarang ini adalah akurasi dimensi masih
relatif rendah yaitu sekitar 0,01 mm dan belum bisa lebih akurat lagi, serta adanya bonus-
Z atau tambahan dimensi ke arah sumbu Z, sehingga apabila digunakan untuk membuat
saluran berpenampang lingkaran dengan posisi mendatar, bentuk penampang bagian atas
bukan berbentuk lingkaran akan tetapi sedikit datar sehingga masih perlu dilakukan
permesinan yang tentu saja menambah biaya. Berdasarkan kondisi seperti ini, maka riset
yang dibutuhkan adalah riset untuk menemukan penyebabnya melalui riset pada perilaku
materialnya apabila dikenai panas, mencari pengaruh komposit serbuk dan blok material,
interaksi antar berbagai parameter proses misalnya ukuran partikel, daya laser atau heat
flux, ukuran spot laser, kecepatan scanning dan scanning space.
3.4. Menetapkan Tema Riset
Ditentukan oleh kelompok bidang keilmuan, misalnya : teknik mesin dan industri
Kelompok keilmuan antara lain : perpindahan panas dan massa, mekanika fluida,
mekanika perpatahan, aerodinamika, mekanika bahan, konversi energi, proses
manufaktur, ergonomi, turbin (gas,uap, air), pompa dan compressor, pendingin dan
pemanas, bahan bakar, suara dan getaran mekanik, sintering, brazing, pengelasan,
metalurgi fisik, kesehatan kerja, surface enginering, teknologi nano, dsb.
Ditentukan oleh penyandang dana (pemerintah , swasta) misalnya riset RUT tahun 2003
penyandang dananya pemerintah indonesia dengan tema riset yang diunggulkan adalah
kelapa sawit yang mencakup milai dari daun, buah, batang dan akarnya. Tema riset ini
cukup luas bidang kajiannya sehingga bisa menjadi poihon riset yang sebenarnya. Bidang
keilmuan yang bisa berpartisipasi adalah bidang agronomi , kelompok industri dan
kelompok material dan prosesnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan kelompok lain
dapat berpartisipasi sepanjang kompetensinya berkaitan dengan topik riset kelapa sawit.
Tema riset bisa berbeda kemungkinan setiap tahunya bergantung dengan urgensi
kebutuhan pemerintah indonesia.
3.5. Mengembangkan Topik Riset
Setelah tema riset ditetapkan misalnya proses manufaktur maka topik riset dikembangkan
berdasarkan tema riset yang telah ditetapkan. Jadi topik adalah bagian dari tema. Untuk
mengembangkan topik ada 3 tahapan yaitu klarifikasi permasalahan, eksplorasi topik
secara eksternal dan internal.
Tahap 1. Klarifikasi Problem
Membentuk tim riset -->Mendefinisikan problem untuk mencari solusi sesuai misi riset --
> Kebutuhan pennguna hasil riset.
Pendefinisian ini adalah pemahaman problem yang ada
REFERENSI Dictionary of Behavioral Science. (n.d.).
Eto, H. (1993). Research and Development Strategies in Japan. Elsevier.
Jamasri. (2003). Metodologi dan Implementasi Riset. Yogyakarta: Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik UGM.
The World of Science Encyclopedia. (n.d.).