+ All Categories
Home > Documents > Buku Sakti Test Apoteker

Buku Sakti Test Apoteker

Date post: 06-Jul-2018
Category:
Upload: ahmad-junaedi-sendiko-s-farm-apt
View: 232 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 274

Transcript
  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    1/274

     

      12  

    B

    , A 2004

    .

    .

    1/1/200

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    2/274

     

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    3/274

     

    ( )

    12

    2004

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    4/274

     A

    E C

    A

    B

    .

    A

    E

    A

    A

    B A

    A

    A

    D

    A

    A A A E

    E

    E

    A

    . A

    D

    C

    E

    D

    C A

    D

    A

    D

    A A

    A A

    D A

    D A

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    5/274

    A C B

    A A E .

    B , ? 12 .

    D ,

    . D , ,

    , , , , , ,

    . ...

    2008 C ( ) . ,

    . , . B ? B ,

    ,

    .

    E, , , CD,

    ,

    2 , 3 . , ? D ,

    , .

    , ,

    .

    , ,  ,

    , . A...

    , , .

    , 23 D 20008

    2008

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    6/274

    E F

    Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

    ETIKA FARMASI & UU KESEHATAN

    Review materi:1.  Pendahuluan Etika dan UU2.  Diskusi implikasi dan perkembangan UU3.  Regulasi narkotika dan psikotropika

    4.  Impor bahan baku obat dan industri farmasi5.  PBF, apotek, pembentukan toko obat6.  Peran dan tugas apoteker sesuai UU kesehatan7.  Sistem kesehatan nasional8.  Konas, Kontranas, Bahan Tambahan pangan9.  Produk farmasi berdasatkan Kepmenkes 722

    10. UU pangan dan perlindungan konsumen11. NAKES dan Kosmetik12. Manusia dan leingkungan13.  Ilmu pengetahuan14. Etika15. Kajian etika16. Teori etika

    Senin, 23 Juni 2008

    Drs. M. Amroni., MS., Apt.

    Tulislah jawaban dengan tulisan yang jelas terbaca !

    1)  a. Tuliskan tujuan pemerintah kita menetapkan UU Narkotika dan Psikotropika dan

     penggolongannya masing-masing sesuai dengan UU-nya serta tuliskan juga contohnya?

    Jawab:

    Tujuan pengaturan:

    1.  menjamin ketersediaan Narkotika dan Psikotropika untuk kepentingan pelayanan

    kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan.

    2.  mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.

    3.  memberantas peredaran gelap narkotika dan psikotropika.

    Penggolongan narkotika dan psikotropika sesuai UU dan contohnya

     Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik

    sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

    kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

    menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan

    sebagaimana terlampir dalam Undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan

    dengan Keputusan Menteri Kesehatan.

    a.   Narkotika Golongan I; contoh: Tanaman Papaver somniferum L, tanaman Koka,

    opium mentah dan masak, asetorfina, heroin.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    7/274

    E F

    Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

     b.   Narkotika Golongan II; contoh: alfametadol, febtanil, morfina, opium, petidina,

    metadona, dan

    c.   Narkotika Golongan III, contoh: etil morfina, codeína, propiram.

    Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang

     berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang

    menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

    a.  Psikotropika Golongan I; contoh: brolamfetamina, katinona, DMA, DMHP, DMT,

    lisergida, TMA, PMA.

     b.  Psikotropika Golongan II; contoh: anfetamina, sekobarbital, rasemat, zipepprol,

    fenetilina.

    c.  Psikotropika Golongan III; contoh: aminobarbital, butalbital, katina, pentazosina,

    glutetimida, pentabarbital.

    d.  Psikotropika Golongan IV; contioh: alprazolam, aminorex diazepam, lorazepam,

    mazindol, pipradrol, vinilbital.

     b. Apakah yang dimaksud Apotek menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku

    sekarang dan tuliskan persyaratan serta kewajiban APA?

    Menurut PP No 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas PeraturanPemerintahan

     No 26 tahun 1965 tentang Apotek, apotek didefinisikan sebagai suatu tempat tertentu,

    yaitu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian kepada masyarakat. Menurut

    Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan atas

    Permenkes No.922/MenKes/Per/X/1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izan

    apotek, pengertian apotek   adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan

    kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada

    masyarakat

    Apoteker Pengelola Apotek harus memenuhi persyaratan seperti yang diatur dalam

    Permenkes No.922/Menkes/Per/X/1993, Bab III pasal 5, sebagai berikut:

    a.  Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.

     b.  Telah mengucapkan Sumpah /Janji sebagai Apoteker.

    c.  Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan.d.  Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan

    tugasnya sebagai apoteker.

    e.  Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker

    Pengelola Apotek di apotek lain.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    8/274

    E F

    Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

    Kewajiban APA:

    1.  Menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik

    serta keabsahan terjamin.

    2.  Melayani resep dokter, dokter gigi, dokter hewan.

    3.  Melakukan konsultasi dengan dokter jika diperlukan.

    4.  Memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat secara tepat, aman ,

    rasional atas permintaan masyarakat.

    5.  Menandatangani salinan resep.

    6.  Merahasiakan dan menyimpan resep dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang

     berlaku.

    7.  Melayani OWA.

    8.  Melakukan dan membuat berita acara serah terima resep Narkotika dan

     psikotropika dan perbekalan farmasi yang lainnya serta kunci-kunci penyimpanan

    obat narkotika dan psikotropika, apbila terjadi penggalihan tanggung jawab

     pengelolaan farmasi.

    Soal nomor 2

    2)  a. Mengingat Penjelasan BAB VII Pasal 71 ayat (1) UU No. 23 Tahun 1992 tentang

    Kesehatan bahwa Masyarakat memperoleh desempatan seluas-luasnya untuk berperan

    serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber dayanya mulai dari

    inventarisasi masalah sampai tahap penilaiannya. Bagaimanakah saran anda sebagai

    seorang farmasis, apabila seseorang (tidak mempunyai latar belakang farmasi) ingin

    mendirikan sarana kesehatan yang berupa Pedagang Besar Farmasi dan tuliskan

     beberapa kewajiban dan larangannya? Jelaskan !

    Jawab:

    Seorang yang tidak memiliki/mempunyai latar belakang farmasi boleh mendirikan

    sarana kesehatan yang berupa pedagang besar farmasi (PBF), sesuai SK Menkes 1191

    th 2002 tentang perubahan peraturan Menkes No 918/Menkes/PER/X/1993 tentang PBF

     pada pasal 5, yaitu:

    1.  Dilakukan oleh badan hokum berbentuk PT, koperasi, PN

    (perusahaan Negara).

    2.  Memiliki NPWP (Nomor pokok wajib pajak).3.  Memiliki Apoteker atau AA sebagai penanggung jawab.

    4.  Anggota direksi tidak pernah terlibat pelanggaran ketentuan per-

    UU di bidang farmasi.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    9/274

    E F

    Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

    Kewajiban PBF (pasal 6-11):

    1.  PBF dan setiap cabangnya berkewajiban mengadakan, menyimpan dan

    menyalurkan perbekalan farmasi yang memenuhi persyaratan mutu.

    2.  PBF wajib melaksanakan pengadaan obat, dan alat kesehatan dari sumber yang sah.

    3.  Setiap pergantian penanggung jawab wajib lapor (max 6 bulan) kepada Ka Kanwil

    setempat.

    4.  PBF dan setiap cabangnya wajib menguasai bangunan dan sarana yang memadai

    untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya.

    5.  Gudang wajib dilengkapi dengan perlengkapan yang dapat menjamin mutu dan

    keamanannya.

    6.  PBF wajib melaksanakan dokumentasi selama kegiatan berjalan.

    7.  Untuk PBF penyalur BBO wajib menguasai laboratorium pengujian.

    8.  Untuk setiap perubahan kemasan BBO dari kemasan aslinya, wajib dilakukan

     pengujian laboratorium.

    9.  Setiap pendirian cabang PBF di propinsi wajib lapor kepada Ka Kanwil setempat

    dengan tembusan kepada Dit. Jend. Dan kepala BPOM.

    Larangan bagi PBF:

    1.  PBF dilarang menjual perbekalan farmasi secara eceran.

    2.  PBF dilarang melayani resep dari dokter.

    3.  PBF dilarang melakukan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran Narkotika dan

    Psikotropika tanpa izin khusus dari Menkes.

    4.  PBF dilarang menyalurkan obat keras kepada POE berizin, dokter, dokter gigi dan

    dokter hewan (SK Menkes RI no 3987/A/SK/1973).

    5.  PBF dilarang menyalurkan perbekalan farmasi tanpa surat pesanan yang

    ditandatangani oleh penanggung jawab.

     b.  Pada waktu sebelum tahun 1987 sebagian besar Pabrik Farmasi melakukan promosi

    obat dan/atau mengedarkan contoh obat dalam rangka persaingan produk dipasaran.

    Apakah yang dimaksud promosi obat dan contoh obat tersebut dan bagaimana nasibnya

    sekarang? Jelaskan !Jawab:

    Promosi Obat adalah kegiatan memperkenalkan dan mengingatkan kembali obat jadi

    terdaftar dalam usaha untuk memasarkan obat jadi tersebut.

    Contoh Obat  adalah obat jadi yang diberikan atau diserahkan dalam jumlah kecil

    secara cuma-cuma dalam rangka promosi obat.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    10/274

    E F

    Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

    Sekarang promosi obat dan contoh obat sudah dilarang sesuai edaran SK

    Menkes RI No 437/menkes/SK/VI/1987 tentang pelarangan produksi, impor, distribusi,

     penyerahan dan pemberian contoh obat.

    Keputusannya adalah:

    a.   produksi dan peredaran contoh obat harus dihentikan dan dilarang.

     b.  Sanksi pelanggaran terhadap keputusan ini dikenakan sanksi administrative berupa

     pencabutan nomor pendaftaran obat jadi yang bersangkutan.

    c.  Informasi tentang obat jadi dapat disalurkan melalui leaflet, brosur, majalah ilmiah,

    seminar ilmiah.

    Etika Farmasi dan UU Kesehatan

    Rabu, 16 Januari 2008 (45 menit)

    Drs. M. Amroni, MS., Apt

    Tulislah jawaban dengan tulisan yang jelas terbaca !

    1.  Semua sarana kesehatan yang dimiliki masyarakat termasuk swasta harus berbentuk badan

    hukum. Bagaimana pendapat saudara tentang pernyataan tersebut? Jelaskan !

    2.  Apakah yang dimaksudkan Contoh Obat dan Promosi Obat serta bagaimana nasibnya

    sekarang?

    3.  Tuliskan jenis Tenaga Kesehatan pasca deregulasi dan Hak & Kewajibannya secara umum

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

    4.  Mengingat penjelasan BAB VII pasal 71 ayat 1 UU. No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

     bahwa masyarakat memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam

     penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber dayanya mulai dari inventarisasi

    masalah sampai tahap penilaiannya. Bagaimanakah saran anda sebagai seorang farmasis,

    apabila seseorang (tidak mempunyai latar belakang farmasi) ingin mendirikan sarana

    kesehatan yang berupa TOKO OBAT BERIJIN dan dituliskan beberapa kewajiban dan

    larangannya? Jelaskan !

    Jawaban1.  Setuju. Sesuai dengan pasal 58 BAB IV UU No. 23 tahun 1992 disebutkan bahwa sarana

    kesehatan harus berbentuk badan hukum. Hal ini dimaksudkan agar persyaratan sarana

    kesehatan yang berlaku sesuai dengan peraturan pemerintah.

    2.  Contoh obat dan promosi obat mengandung arti berbeda tetapi bermaksud sama yaitu,

    mengikalankan produk obat kepada masyarakat agar dapat dikenal dan laku di masyarakat.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    11/274

    E F

    Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

    Contoh obat : pembagian obat secara gratis kepada masyarakat sebagai sampel jika

    masyarakat sakit dapat diobati dengan obat yang diberi gratis tersebut

    Promosi obat : pengiklanan suatu obat dengan pemberian informasi kepada masyarakat.

    Saat ini, contoh obat sudah dilarang Depkes untuk menekan biaya produksi dan

    menghindari penyalahgunaan obat. Sedangkan promosi obat saat ini, banyak yang

    melanggar karena tidak diinformasikan tentang efek samping obat, kontraindikasi maupun

    zat aktif obat. Promosi obat hanya ditujukan komersil saja. Oleh karena itu, WHO maupun

     pemeritah Indonesia membuat etika promosi obat.

    3.  PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996

    TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

    -  Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi

    -  Tenaga Keperawatan meliputi : Perawat dan Bidan

    -  Tenaga Kefarmasian meliputi Apoteker, analis farmasi, dan asisten apoteker.

    -  Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,

    mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian

    -  Tenaga gizi meliputi nutrisionis (ahli gizi) dan dietisien

    -  Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis, dan ahli terapiwicara

    -  Tenaga keteknisan medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi

    elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik protetik, teknisi transfusi

    dan perekam medis

    Kewajiban:

    -  Memiliki pengetahuan dan keterampilan dibidang kesehatan, dibuktikan dengan ijazah

    dari lembaga pendidikan

    -  Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenaga kesehatan

    yang bersangkutan memiliki ijin dari Menteri

    -  tenaga medis dan tenaga kefarmasian lulusan dari

    -  lembaga pendidikan di luar negeri hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah

    yang bersangkutan melakukan adaptasi

    4.  Masyarakat dapat mendirikan sarana kesehatan sesuai dengan bab VII pasal 71 ayat 1 UU

    no. 23 tahun 1992. Dalam mendirikan toko obat berijin harus memenuhi ketentuan dalam peraturan daerah. Ketentuan dalam mendirikan toko obat berijin diantaranya,

    a. Dibuatnya surat izin usaha syarat dibuatnya izin usaha adalah:

    1. Surat permohonan dari Pemilik sarana Toko Obat

    2. Foto Copy KTP Pemohon

    3. Pas Foto Pemohon

    4. Foto Copy Ijazah Asisten Apoteker Penanggungjawab teknis

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    12/274

    E F

    Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

    5. Foto Copy Surat Izin Kerja ( SIK AA )

    6. Surat pernyataan kesediaan Asisten Apoteker sebagai Penanggungjawab

    teknis dengan materai Rp 6000

    7. Foto Copy KTP Asisten Apoteker

    8. Denah Lokasi Bangunan

    9. Rekomendasi dari Camat setempat

     b. diwajibkan membayar retribusi izin operasional

    Kewajiban toko obat berijin

    1.  Mengadakan obat bebaas dan bebas terbatas yang dijual secara eceran

    2.  Penanggung jawab teknis adalah asisten apoteker

    3.  Melayani kesehatan masyarakat

    4.  Harus memiliki izin usaha

    Larangan toko obat berijin

    1.  Tidak diizinkan menjual narkotika, psikotropika dan obat keras

    2.  Tidak diizinkan menjual alkohol

    3.  Tidak melayani resep

    Prof. Dr. Achmad Fudholi, DEA., Apt

    Senin, 23 Juni 2008 (60 menit)

    Petunjuk: Jawablah soal dengan tulisan yang jelas !

    1.  Pendapat tentang suatu isu moral antara seseorang dengan orang lain sering berbeda.

    Kenapa hal ini bisa terjadi dalam realitas kehidupan kita? Dan bagaimana

     pengatasannya?

    2.  Apa perbedaan dan kesamaan antara etika dan etiket? Terangkan jawaban dengan

    contoh?

    3.  Ilmu pengetahuan dapat dipandang sebagai suatu PROSES, PRODUK dan

    PARADIGMA ETIKA. Apa maksudnya dan beri penjelasan.

    Jawaban

    1.  Perbedaaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan latar belakang tiap orang. Moral

    seseorang dibangun dari etika (misal adat kebiasaan dan tempat tinggal) yang

    menimbulkan sikap yang berbeda. Hal inilah yang menimbulkan adanya isu moral.

    Cara pengatassannya dengan pendekatan isu moral baik secara mikro maupun makro

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    13/274

    E F

    Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

    2. Persamaan:

    Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia

    Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif

    Perbedaan:

    Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan, etika memberi norma tentang

     perbuatan itu sendiri.Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, etika berlaku meskipun tidak ada saksi mata

    etiket bersifat relatif, sedangkan etika lebih mutlak.

    Etiket terfokus pada bentuk lahiriah, sedangkan etika menyangkut sesuatu segi manusia

    dari dalam (batin).

    Contohnya adalah sikap pada waktu makan.

    Secara etiket, cara makan orang dapat berbeda.

    a) Sesuai etiket ketika makan menggunakan sendok dan garpu di meja makan dan

    duduk di kursi.

     b) Sesuai etiket ketika makan menggunakan tangan di lantai.

    Kedua contoh etiket ini, bersifat relatif dan merupakan cara perbuatan yang dilakuakantergantung pergaulan.

    Sedangakan etika, dalam pergaulan manapun dan tidak ada saksi mata tidak diterima

    makan daging manusia walaupun cara makan dapat berbeda.

    3. Pandangan terhadap ilmu pengetahuan

    Sebagai proses

    Artinya ilmu pengetahuan adalah kegiatan sosial dimana ilmu pengetahuan itu timbul

    karena adanya interaksi hasil buah pikiran antar manusia.

    1.  interaksi buah pikiran antar manusia setiap waktu berkembang bertujuan mencari

    kebenaran untuk memahami alam, baik manusia dan lingkungan

    2.  dalam buah pikiran tersebut bersifat apa adanya, berdasar fakta, dan impersonal

    Sebagai produk

    1.  ilmu pengetahuan didapat melalui metode ilmiah

    2.  hasilnya menjadi milik umum yang digunakan untuk kepentingan umat manusia

    3.  tetapi sebelumnya harus mendapat persetujuan dunia ilmiah

    4.  dan siap diuji kebenarannya. Kebenaran yang dimiliki dapat ditumbangkan sewaktu-

    waktu karena ilmu pengetahuan sendiri senantiasa berkembang

    Sebagai paradigma etika

     bersifat universal, komunal dan desinterestedness

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    14/274

    E F

    Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

    Kumpulan soal Etika

    1.  A ,

    . A

    . B . (16 2008)

    2.  AAE. A

    , (2

    2008)

    3.  F B, EDGE E.

    ,

    .

    (2 2008).

    4.  A A,

    . . (11 2007)

    5.  4 . A 4 .

    . (11 2007)

    6.  A DE E .

    . (11 2007)

    7.  D ,

    ?

    .

    8. 

    . ,

    ? .

    9.  A H

    /

    ? /.

    (6 2006)

    10. A   ? B

    . (6 2006)

    11. C DEA HE. B

    .

    12. D H

    EAE E.

    . (19 2003)

    13.  ,

    . .

    B

    . (19 2003)

    B .

    14. E . A

    . (8 2003)

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    15/274

    E F

    Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

    15. 

    . (2 2004).

    Kumpulan Soal DINKES

    1.  D ,

    ?

    2.  F F G F 2007

    B AA. 2

    B, D .

    .

    . :

    -  A .

    AA B D?

    -  A AA ?

    . ?

    Kumpulan Soal P. Amroni

    1. . B

    ? . (2 2008)

    . B

    .

    2. A . 919////1993

    5

    .

    3. .

    2 . A

    .

    4.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    16/274

    E F

    Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

     

    1. D

    . .

    2. 32 1996 .

    184 1995 .

    A G A 2008

    F 1 . , A

    AA D.

    :

    . A A

    AA D?

    . A A ?

    . A

    ?

    A A E DE

    1.

    !

    2. : ,

    , , , , ,

    , ,

    . .

    3. A 12.00

    B, 3 , . AA

    .

    . B ,

    , , .

    . B

    ,, ,

    .

    .A

    .

    , ,

    .

    : AA

    / ? !

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    17/274

    JAWABAN & SOAL ETIKA/UU, 16 Januari 2008

    (TIM DINKES)

    1.  Jelaskan tentang pekerjaan kefarmasiandikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlakunya, khususnyaUU no.23 th 1992 tentang kesehatan!

    Jawab:Pekerjaan kefarmasian:  Pembuatan, termasuk pengendalian,

    mutu sediaan farmasi. Sediaan farmasi meliputi: obat, bahan obat,obat tradisional, dan kosmetika). Sediaanfarmasi yang berupa obat dan bahan obatharus memenuhi syarat farmakope Indonesiadan atau buku standar lainnya. Sediaanfarmasi yang berupa obat tradisional dankosmetika serta alat kesehatan harusmemenuhi standar dan atau persyaratan yangditentukan. Pekerjaan kefarmasian harus

    dilakukan dalam rangka menjaga mutusediaan farmasi yang beredar  Pengamanan pengadaan, penyimpanan

    dan distribusi obat Pengamanan sediaan farmasi dan alatkesehatan diselenggarakan untuk melindungimasyarakat dari bahaya yang disebabkan olehpenggunaan sediaan farmasi dan alatkesehatan yang tidak memenuhi persyaratanmutu dan atau keamanan dan ataukemanfaatan.

      Pengelolaan obatPengelolaan perbekalan kesehatan dilakukanagar dapat terpenuhinya kebutuhan sediaanfarmasi dan alat kesehatan serta perbekalanlainnya yang terjangkau oleh masyarakat.

      Pelayanan obat atas resep dokter  Pelayanan informasi obat  Pengembangan obat, bahan obat, dan

    obat tradisional

    Pekerjaan kefarmasiaan dalam pengadaan,produksi, distribusi, dan pelayanan sediaanfarmasi harus dilakukan oleh tenaga kesehatanyang mempunyai keahlian dan kewenangan untukitu.

    2.  a. Berdasarkan UU no 8 th 1999 tentangperlindungan konsumen. Dalam hal apapelaku usaha dibebaskan dari tanggung

     jawab atas tuntutan ganti rugi dan/ataugugatan konsumen?

    b. Apa yang harus dipenuhi produsendikaitkan dengan UU no 7 th 1996tentang pangan?

    Jawab: a. 

    Pada Pasal 24:(1). Pelaku usaha yang menjual barangdan/atau jasa kepada pelaku usaha lainbertanggung jawab atas tuntutan gantirugi dan/atau gugatan konsumen apabila:  pelaku usaha lain menjual kepada

    konsumen tanpa melakukanperubahan apapun atas barangdan/atau jasa tersebut;

      pelaku usaha lain, didalam transaksi jual beli tidak mengetahui adanyaperubahan barang dan/atau jasayang dilakukan oleh pelaku usahaatau tidak sesuai dengan contoh,mutu, dan komposisi.

    (2). Pelaku usaha sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dibebaskandari tanggung jawab atas tuntutanganti rugi dan/atau gugatankonsumen apabila pelaku usaha lainyang membeli barang dan/atau jasamenjual kembali kepada konsumendengan melakukan perubahan atasbarang dan/atau jasa tersebut.Tanggung jawab mengenai ganti rugitidak berlaku apabila pelaku usaha dapatmembuktikan bahwa kesalahan tersebutmerupakan kesalahan konsumen.

    b.Hal-hal yang harus dipenuhi produsen:1.  Mendaftarkan produknya 

    (termasuk IRT yang memproduksi:susu dan hasil olahnya, daging danhasil olahnya, makanan bayi,makanan kaleng steril komersial,minuman beralkohol, air minumdalam kemasan).

    2.  Mencantumkan label, yang berisi:  Nama produk  Daftar bahan yg digunakan  Berat bersih atau isi bersih  Nama dan alamat pihak yg

    memproduksi atau memasukkanpangan ke dalam wilayahIndonesia

      Keterangan tentang halal; dan  Tgl,bulan dan tahun kadaluwarsa

    3.  Menghasilkan produk makananyang memenuhi persyaratan:  Keamanan  Mutu  Gizi  Label pangan

     

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    18/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 1

     

    1.  Bagaimanakah kondisi ideal yang harus tercipta lebih dulu agar tahapan-tahapan

    collaborative working relationship dapat dilaksanakan oleh farmasis?

    (Januari 2006)

    Berilah penjelasan tentang kondisi yang harus tersedia agar PC sebagai suatu collaborative

    working relationship dapat terlaksana!

    Sebutkan hasil yang diperoleh jika masing-masing kondisi tersebut terjadi!

    (Juni 2008)

    JAWABAN:

    -  Hubungan yang dekat antara farmasis dan dokter. Farmasis merupakan counterpart  

    dokter, bukan partner  dokter karena farmasis harus selalu ada di samping dokter

    untuk memberikan masukan mengenai pengobatan yang tepat untuk pasien.

    -  Waktu untuk berinteraksi. Diefisienkan dengan menyapa dokter setiap bertemu,

    rendah hati, percaya diri terhadap kemampuannya, dan tunjukkan rasa empati

    sehingga waktu berinteraksi dengan dokter semakin banyak. Intinya tunjukkan

     bahwa kita adalah farmasis.

    -  Pengetahuan klinis yang memadai, sangat mendukung untuk berinteraksi dengan

    dokter.

    -  Saling terbuka/menerima untuk suatu kerja sama.-  Adanya penghormatan/ menghargai tanggung jawab masing-masing profesi.

    -  Adanya diskusi aktif mengenai hal-hal yang berkautan dengan permasalahan

     pasien. Terjadi ketika hubungan farmasis dengan dokter semakin dekat dan ada

    waktu untuk berinteraksi.

    -  Saling menghormati satu sama lain (ditunjukkan dengan perbuatan).

    -  Adanya saling percaya terhadap kompetensi masing-masing.

    Hasil akhir tercipta hubungan kerjasama secara profesionalitas antara farmasis dengan

    dokter sehingga dapat meningktakan kualitas hidup pasien.

    2.  Bagaimanakah cara menghadapi (mengatasi) kendala utama pelaksanaan  pharmaceutical

    care yang merupakan tantangan diubah menjadi peluang?

    JAWABAN:

    Dilakukan dengan 5 tahap, yaitu:

    -  tahap 0: kesadaran profesional/ profesional awareness 

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    19/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 2

    -  tahap 1: pengakuan/pengenalan organisasi/ profesional recognition 

    -  tahap 2: eksplorasi & percobaan/ exploration & trial  

    Tahap 0-2 dilakukan dengan open communication 

    -  tahap 3: pengembangan hubungan profesional/profesional relationship exspansion 

    (dilakukan dengan trust ). Pada tahap 3 ini dilihat adanya karakteristik individu,

    konteks, & pertukaran.

    -  tahap 4: komitmen untuk saling bekerjasama/ commitment to the collaborative

    working relationship (dilakukan dengan caring ).

    3.  Berilah penjelasan tentang persyaratan pokok (prinsip) PC!

    Berilah penjelasan pula tentang hasil pelaksanaan persyaratan pokok tersebut! (Juni 2008)

    Seperti apakah persyaratan pokok yang harus dilakukan, agar PC dapat diwujudkan dengan

     benar? Berilah penjelasan tentang tujuan utama masing-masing yang akan dicapai saat

     persyaratan pokok tersebut terlaksana!

    (Januari 2008)

    JAWABAN:

    a.  Profesional relationship  (hubungan profesionalitas/persahabatan) antara dokter dan

     pasien dengan farmasis harus terbangun dan selalu dijaga. Hubungan profesionalitas

    dibangun dan dijaga dengan melakukan open communication, menanamkan trust , dan

    menjalankan/mengabdikan caring .

    Tujuan & Hasil: pasien akan memberikan semua informasi apapun masalah yang

    dihadapi pasien ke farmasis sehingga dapat dicari solusi yang terbaik.

     b.  Patient’s informed consent   (informasi dari pasien yang berhubungan dengan data

    rekam medik pasien), harus dikumpulkan, diorganisasi, dicatat, dimonitoring, dan

    dijaga.

    Tujuan: untuk meningkatkan keamanan pasien karena pengobatan yang diberikan bisa

     berdasarkan evidence bases, data-data ini diperoleh dari adanya hubungan

     profesionalitas.

    Hasil: Keamanan proses terapi untuk pasien meningkat.

    c.  Patient-spesific medical information must be evaluated   (data rekam medik pasien

    harus dievaluasi), terutama yang berhubungan dengan obat resep/obat keras. Terapi berhubungan dengan pasien dan dokter.

    Tujuan: meningkatkan pengawasan terhadap pasien

    Hasil: Keamanan proses terapi semakin terjamin.

    Hasil akhir dari PC adalah meningkatnya kualitas hidup pasien.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    20/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 3

    4. Berilah penjelasan tentang langkah yang harus dikerjakan farmasis, agar dapat menjalankan

    standar profesi tersebut!

    JAWABAN:

    Langkah yang harus ditempuh adalah 5 tahap pengembangan stage 0-stage 4 (udah

    dijelasin di atas) yang terangkum dalam OTC (open communication, trust, and caring).

    Open communication dilakukan dengan menyapa dokter, dan memperkenalkan diri kita

    ”tunjukkan bahwa kita adalah farmasis”, setelah itu tanamkan kepercayaan (trust) antar

     profesi kesehatan, dan lakukan caring untuk menjaga hubungan profesionalitas.

    5.  Mengapa PC sukar terlaksana di Indonesia, dan tindakan proporsional seperti apakah yang

    harus dilaksanakan farmasis untuk mewujudkan tercapainya tujuan ideal tersebut?

    JAWABAN:

    a.  tingkah laku/attitude dari farmasis yang menyebabkan hubungan farmasis dan

    dokter menjadi kurang harmonis.

    Tindakan: Lakukan OTC

     b.  Kurangnya kemampuan berpraktek PC yang baik dari farmasis (lebih pintar teori

    daripada praktek).

    Tindakan: tingkatkan kemampuan/skill terutama yang berhubungan dengan

     praktek PC

    c.  Ketidakleluasaan yang berhubungan dengan sumber daya

    d.  Ketidakleluasaan yang berhubungan dengan sistem

    Ketidakleluasaan ini berhubungan dengan sistem pendidikan kefarmasian yang

     berbeda antar universitas sehingga menghasilkan farmasis yang berbeda pula

    tingkah lakunya.

    e.  Hambatan intraprofesional

    Hubungan profesionalitas antar farmasis sulit dikembangkan karena bisa jadi

    mengganggap saingan (hubungan cenderung kompetitif).

    Tindakan: membentuk jaringan atau relationship yang lebih baik dengan

    menganggap bahwa sesama farmasis adalah saudara/ ada hubungan kolegalitas

    sehingga satu sama lain harus saling bekerjasama

    f.  Hambatan akademik/pendidikan.Perbedaan pendidikan kefarmasian yang diperoleh oleh masing-masing farmasis.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    21/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 4

    Pak Satibi

    1.  Jelaskan integrated antara pharmaceutical care dengan medical care? Penjelasan disertai

    dengan gambar!

    JAWABAN:

    Penjelasan: Antara dokter & farmasis diperlukan suatu hubungan profesionalitas dalam

    mengatasi masalah pasien. Dokter berkewajiban untuk mengidentifikasi problem pasien

    dan mendiagnosis penyakit pasien. Sementara farmasis berkewajiban dalam siklus

    terapetik pasien (berhubungan dengan pengobatan untuk pasien). Kerjasama keduanya

    menghasilkan rencana pengobatan untuk pasien, salah satunya dengan obat.

    2.  Jelaskan hubungan antara therapeutic cycle, drug management cycle, dan dispensing dalam

     pelaksanaan PC! Penjelasan disertai dengan gambar!

    JAWABAN:

    Pertimbangan

    masalah farmasetikal

    Identifikasi

     problem pasien

    Menganalis masalah

     pasien -diagnosis

    Merencanakan

     pengobatan dengan

    resep

    Menentukan obyektif &

     perencanaan terapetik

    Mendesain perencanaan

    monitoring

    Mengimplementasikan

    rencana terapetik

    (dispensing, konseling)

    Mengimplementasikan

    rencana terapetik (aturan

     pemakaian)

    Mengimplementasikan

    rencana monitoring

    Mengumpulkan &

    mnginterpretasikan informasi

    hasil monitoring

    Pharmaceutical

    care (farmasis)

    Obat

    (pilihan)

    Siklus

    terapetik

    Medical care (dokter)

    Keterangan: siklus terapetik searah jarum jam

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    22/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 5

    Untuk melaksanakan PC, diperlukan fungsi farmasis dalam proses dispensing obat &

     pengaturan fungsi penunjang PC.

    3.  Jelaskan kompetensi farmasis yang harus dipunyai untuk menerapkan PC!

    JAWABAN:

    -  identifikasi DRP aktual&potensial dari pasien

    -  memecahkan DRP actual

    -  mencegah DRP potensial agar tidak menjadi problem aktual

    dilanjutkan dengan konseling & follow-up (monitoring).

    4.  Buatlah skema tentang kompetensi yang dibutuhkan farmasis dalam upaya melaksanakan

    PC di rumah sakit agar fungsi-fungsi penunjang PC dapat dilaksanakan secara optimal!

    Menganalisa

     problem pasien

    Menentukan

    tujuan terapi

    Mendesain rencana

    monitoring

    Menerapkan

    monitoring

    Implementasi

    terapi

    Mengumpulkan

    data

    Mengenali

     problem pasien

    Siklus

    terapetik

     procurement

    distribusi

     penggunaan

    Interpretasi

    & verifikasi

    Konseling &

    supply

    Menerima resep

    & konfirmasi

    dispensing

    Fungsi penunjang

    Mengimplementasi

    kan monitoring

    seleksi

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    23/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 6

    JAWABAN:

    Pasien masuk wawancara, DRP, monitoring, konseling pasien keluar

    Pelayanan produk, komponding, klinik, TPN, IV admixture, DUE, PIO, dll

    Standar pelayanan farmasi, studi profesi dan etika, QA, hukum

    Produk, SDM, SIM, keuangan, dll

    Clinical skill, business and managerial skill, leadership, enterpreunership

    SDM & visi-misi

    5.  Sebutkan 7 elemen dalam pelaksanaan PC!

    JAWABAN:

    1.  Review semua obat

    2.  Hubungkan semua obat dengan indikasinya

    3.  DRP (drug related problem), contoh: pasien butuh obat tapi tidak diberi, dosis tidak

    tepat, atau obat tidak perlu, dll.

    4.  Pecahkan DRP aktual dan cegah DRP potensial.

    5.  Contoh pasien DM: DRP aktual (jelas terjadi): hipoglikemik, sehingga harus

    dimonitoring penggunaan obatnya. DRP potensial (kemungkinan bisa terjadi): pasien

    DM kalo ada luka sukar sembuh.

    6.  Care plan/perencanaan pelayanan.

    7.  Follow-up/monitoring.

    8.  Dokumentasi, untuk mempermudah evaluasi pengobatan yang diberikan, dilihat berdasarkan outcome terapi yang diperoleh.

    9.  Jelaskan perbedaan antara PC dengan farmasi klinik!

    JAWABAN:

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    24/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 7

    Farmasi klinik PC

    Fokus utama dokter/ profesi kesehatan lainnya pasien

    Kontinyuitas diskontinyu kontinyu

    Strategi menemukan penyakit/mencegah mengantisipasi&improve

    Orientasi proses hasil terapi

    10. Jelaskan karakteristik PC dibanding sistem pelayanan farmasi yang lain!

    (Juni 2008)

    Jelaskan keunikan PC dibanding sistem pelayanan farmasi yang lain!

    (2008)

    -  Fokus pelayanan terutama ditujukan pada patient oriented

    -  Pelayanan kefarmasiaan bersifat kontinyu

    -  Strategi terapinya adalah mengantisipasi adanya DRP dan meningkatkan

    kulaitas hidup pasien

    -  Orientasinya adalah hasil terapi atau outcomes pengobatan, contoh:

    kesembuhan pasien.

    11. Bagaimana anda membuat patient medication record? Data apa yang anda perlukan dalam

    PMR?

    JAWABAN:

    - Farmasis harus tahu patofisiologi & tanda-tanda klinik terjadinya gangguan kesehatan

    (dapat menghubungkan tanda-gejala dengan penyakitnya)

    - Farmasis harus tahu obat yang tepat & hasil yang ingin dicapai dalam terapi.

    - Informasi & data dapat diperoleh dari pasien/anggota keluarga, juga untuk terapi

    sebelumnya. Contoh: dengan teknik wawancara.

    - Lakukan standarisasi format catatan pasien/rekam medik. Bertujuan untuk pencarian info

    yang cepat, meminimalkan data yang tidak perlu, dan meningkatkan penggunaan data

     bersama praktisi kesehatan lainnya.

    - Rekam medik bisa dibagi menjadi bab seperti riwayat pasien (penyakit, pengobatan,

    sosial), assesment, dan perencanaan (termasuk hasil yang diinginkan). Dapat dilakukan

    dengan metode SOAP (subyektif, obyektif, assesment, plan).

    Data yang diperlukan:-  Riwayat pasien secar detail (penyakit/medis, obat, dan sosial)

    -  Tambahan keterangan dengan observasi langsung (penampilan fisik, umur, jenis

    kelamin, kondisi mental, dst)

    -  Pemeriksaan fisik, contoh: tekanan darah, denyut jantung

    -  Pemeriksaan laboratorium, contoh: kadar gula darah, kadar kolesterol, dsb.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    25/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 8

    12. Jelaskan fungsi-fungsi penunjang dalam PC?

    JAWABAN:

    - SDM (farmasis): adanya clinical skill, business&managerial skill, leadership, dan

    enterpreunership

    - SIM (Sistem Informasi Manajemen)

    - Keuangan/financial

    - produk (ditunjang dengan perbekalan kesehatan terutama obat yang efektif, aman, dan

    acceptable)

    - distribusi obat yang tepat waktu &akurat

    - klinik (adanya kemampuan klinik dari farmasis)

    13. Bagaimana menentukan strategi untuk memulai praktek PC? Fungsi-fungsi (farmasis) apa

    saja yang diperlukan dalam PC? Jelaskan masing-masing fungsi tersebut!

    (Januari 2006) 

    Bagaimana upaya yang dilakukan untuk memulai PC di rumah sakit?

    (Juni 2006)

    Jika anda selaku kepala IFRS, akan memulai praktek PC, perlu melakukan perubahan

    secara filosofi, organisasi, dan fungsional. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!

    (Januari 2008)

    JAWABAN:

    Strategi/upaya:

    1.  Mensosialisasikan visi dan misi yang baru (perubahan filosofi).

    2.  merubah organisasi yang sesuai dengan perubahan yang memfasilitasi terselenggaranya

    quality assurance (perubahan organisasi).

    3.  Menentukan fungsi-fungsi farmasis : siapa yang melakukan tugas PC, siapa yang

    melakukan tugas penunjang, contoh: distribusi obat, pembuatan IV admixture, PMR, drug

    information, dokumentasi, dll. (perubahan fungsi).

    4.  Masing-masing fungsi mengetahui tugasnya sehingga dapat memberikan pengobatan yang

    tepat.

    Fungsi farmasis dalam PC:

    - Fungsi yang berhubungan langsung dengan PC:

    •  identifikasi DRP aktual&potensial dari pasien

    •  memecahkan DRP actual

    •  mencegah DRP potensial agar tidak menjadi problem aktual.

    dilanjutkan dengan konseling & follow-up (monitoring)

    - Fungsi farmasis dilayanan penunjang adalah menjamin terlaksananya:

    •   pelayanan distribusi obat yang tepat waktu & akurat

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    26/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 9

    •  data pasien yang tepat waktu & akurat

    •  drug information yang menyeluruh & terkini

    •  dokumentasi yang menyeluruh dari keputusan & intervensi farmasis

    11. Seandainya anda selaku farmasis di rumah sakit diminta untuk memulai PC, langkah

    kongkret apa yang akan anda lakukan untuk memulai PC tersebut!

    (Juni 2006)

    Jika anda selaku kepala IFRS, akan melakukan praktek PC, bagaimana langkah yang anda

    lakukan untuk memulainya?

    (Juni 2008)

    Seandainya anda selaku Kepala IFRS sebuah RS tipe C dengan kapasitas tempat tidur 300

    TT, BOR 70%, serta pelayanan poliklinik untuk pasien rawat jalan. Pasien rawat jalan rata-

    rata tiap hari 150 pasien. IFRS mempunyai 5 farmasis dan 12 AA. Anda punya keinginan

    yang kuat untuk melaksanakan PC, jelaskan strategi yang anda lakukan dalam memulai

     praktek PC di RS tersebut!

    (Januari 2007)

    JAWABAN:

    1.  Awal pelaksanaan PC, maksimal sumber daya yang ada.

    2.  Tentukan visi dan misi serta sosialisasikan visi dan misi baru tentang PC kepada

    direktur RS dan teman sejawat lainnya disertai dengan data-data penunjang

     pelaksanaan PC (perubahan filosofi).

    3.  Mulai dengan 1 bangsal sebagai pilot project, di mana dokternya menerima farmasis

    dan AA dengan baik.

    4.  Perubahan struktur organisasi yang sesuai untuk pelaksanaan PC (perubahan

    organisasi).

    5.  Farmasis difungsikan dalam hal managerial dan fungsionalnya dan masing-masing

    fungsi tahu tugasnya (perubahan fungsi), contoh: dengan sistem matriks. 1 apoteker

    kepala (untuk fungsi manajemen), 1 apoteker untuk mengurusi logistik dan SDM, 3

    apoteker fungsional dan pelaksanaan fungsi pendukung PC. Sedangkan AA bertugas

    dalam pelayananan out-patient, pendistribusian obat, dan pengelolaan perbekalan

    kesehatan.

    6.  Penetapan dan pelaksanaan PC (in place and in use) dan dokumentasi.

    12. Bagaimana upaya penerapan konsep zero defect  dalam pelayanan PC?

    JAWABAN:

    - pembangunan sistem pengendalian

    - pelaksanaan in process control

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    27/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 10

    - pelaksanaan verifikasi proses

    - dokumentasi

    - tindak lanjut (follow-up)

    - perbaikan sistem secara berkesinambungan melalui training SDM, program SIM

    (sistem informasi manajemen), fasilitas, beban kerja, dsb.

    Yang perlu diingat, untuk mencapai zero defect, yang harus dibangun adalah sistem

     pengendalian.

    13. Bagaimana pendapat anda tentang identifikasi dan penanganan drug related problem (DRP)

    mampu menurunkan medication error? Bagaimana upaya yang dilakukan di pelayanan

    farmasi untuk mengatasi DRP!

    KEMUNGKINAN JAWABAN:

    DRP berhubungan dengan kebutuhan pasien akan terapi. Dengan adanya identifikasi

    adanya DRP sejak awal penerimaan resep dan penanganan yang segera baik dengan dokter

    dan pasien, kemungkinan terjadinya ME dapat dicegah.

    Upaya yang dilakukan:

    •  identifikasi DRP aktual&potensial dari pasien

    •  memecahkan DRP actual

    •  mencegah DRP potensial agar tidak menjadi problem aktual.

    dilanjutkan dengan konseling & follow-up (monitoring).

    14. Bagaimana peran farmasis dalam mencegah medication error ?

    KEMUNGKINAN JAWABAN:

    Peran farmasis dimulai dari proses penerimaan resep sampai proses konseling. Setelah

    resep diterima dilakukan skrining administratif, farmasetik, dan klinis, proses peracikan,

     pemeriksaan akhir, sampai konseling.  Re-check   bisa dilakukan oleh apoteker yang lain

    untuk memastikan ketepatan terapi. Pencegahan medication error   juga dilakukan pada

     proses penerimaan sampai penyimpanan perbekalan kesehatan.

    15. Bagaimana pendapat anda tentang kekuatan mata rantai pelayanan farmasi terletak pada

    mata rantai yang terlemah? Jelaskan!

    KEMUNGKINAN JAWABAN:

    1. setiap pemberian obat adalah langkah etrakhir dari 10-15 langkah sebelumnya.

    2. setiap langkah mengandung peluang kesalahan.

    3. kekuatan suatu rantai sama dengan kekuatan mata rantai terlemah, artinya tahap krusial

    di mana pada tahap tersebut terjadinya medication errors paling besar merupakan tahap

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    28/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 11

    yang paling menentukan hasil akhir dari terapi pengobatan. Jika pada mata rantai terlemah

    tersebut, farmasis bisa mengatasinya, maka PC akan berjalan baik.

    Pak Waldi

    1.  Apa pendapat saudara tentang pelayananan farmasi menyeluruh?

    JAWABAN:

    Pelayanan kefarmasian disebut menyeluruh karena prosesnya melibatkan secara langsung

     pasien dan farmasis, farmasis melihat problema terapi obat, memberikan alternatif

     pengobatan, menetapkan dan memodifikasi penggunaan terapi, serta melakukan follow-

    up/memonitor hasil terapi obat untuk memastikan bahwa regimen terapi obat aman dan

    efektif.

    2.  SK Menkes RI No.1027 tahun 2004 memuat standar pelayanan kefarmasian (PC) di apotek.

    Pertanyaan:

    a.  Apa yang disebut dengan PC? Apakah praktek PC itu diperlukan oleh apoteker di

    indonesia saat in? Terangkan jawaban anda!

     b.  Tulis dan beri sedikit keterangan tentang aktivitas kontemporer apoteker (farmasis)

    dalam melakukan PC!

    JAWABAN:

    a. PC: sebuah pekerjaan dan tanggung jawab langsung farmasis yang berinteraksi langsung

    dengan pasien untuk memberikan pelayanan yang komprehensif tentang pengobatan

    yang bertujuan untuk memberiakan outcome terapi yang positif atau meningkatkan

    kualitas hidup pasien. Pada PC terjadi perubahan orientasi dari obat ke pasien. PC

     perlu dilakukan di Indonesia, karena itu merupakan tanggung jawab moral farmasis.

    Paradigma pelayanan obat harus mulai berubah ke arah patient oriented mulai sekarang

    atau profesi farmasi akan semakin terpuruk.

     b. aktivitas komplementer apoteker dalam melakukan PC:

    - farmasi komunitas

    - institusi pelayanan pasien

    - managed care

    - pelayanan kesehatan di rumah- pelayanan militer dan pemerintah

    - bidang akademik (contoh: dosen)

    - asosiasi profesional

    - penelitian kefarmasian

    - pabrik/industri obat

    - posisi lain yang membutuhkan keahlian farmasi.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    29/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 12

    3.  SK Menkes RI No.1027 tahun 2004 memuat standar pelayanan kefarmasian (PC) di apotek

    disebutkan bahwa apoteker harus melakukan pelayanan yang komprehensif dengan tujuan

    meningkatkan kualitas hidup pasien. Pertanyaan:

    a.   berikan keterangan tentang pelayanan kefarmasian yang komprehensif tersebut!

     b.  Pendekatan penyelesaian problem dalam pelayanan kefarmasiaan telah diinfokan

    dalam kuliah ada 3 macam, yaitu 5 kebutuhan pasien tentang terapi obat, PWDT,

    dan SOAP. Berikan keterangan tentang ketiga hal ini!

    JAWABAN:

    a. Pelayanan komprehensif adalah berpusat pada pasien, berorientasi pada outcome terapi

     pasien, yaitu memberikan pelayanan sampai tujuan terapi tercapai atau sampai memperoleh

    hasil terapi yang diharapkan dengan efek samping sekecil-kecilnya sehingga dapat

    meningkatkan kualitas hidup pasien.

     b. 5 kebutuhan pasien tentang terapi:

    - Pasien mempunyai indikasi yang sesuai dengan tiap obat yang diberikan

    - terapi obat yang efektif (dosis tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar)

    - terapi obat yang aman (tidak muncul ADR)

    - pasien patuh/ bersesuaian dengan terapi obat dan segala aspek terapi yang

    diperolehnya (dilihat dari perkembangan penyakitnya setelah menjalani terapi).

    - pasien telah memperoleh terapi yang diperlukan untuk indikasi penyakit yang

     belum ditangani. (dilihat dari tanda dan gejala penyakit pasien yang belum

    diobati).

    PWDT (Pharmacist, Workout, Drug, Therapy)

    •  Hal/masalah terkait dengan terapi obat pasien

    •  Daftar problema terapi obat yang spesifik terhadap pasien

    •  Outcome terapi yang diharapkan

    •  Daftar alternatif terapi yang bisa digunakan untuk mencapai outcome yang

    diharapkan

    •  Rekomendasi yang dilakukan apoteker dan individualisasi pasien

    •  Menyusun rencana untuk monitoring terapi obat sehingga efek yang tidak

    diinginkan minimal dan efek yang diinginkan benar-benar terjadi.

    SOAP (Subjective, Objective, Assesment, Plan)

    •  Subjective: Informasi yang menjelaskan penyebab problem. Informasi bahwa

     pasien melaporkan gejala yang dirasakan, perawatan yang coba dilakukan,

     pengobatan yang dilakukan/obat yang digunakan, dan efek samping yang

    ditemukan. Data bersifat non-reprodusibel karena berdasarkan interpretasi pasien

    dan memori akan kejadian yang telah berlalu.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    30/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 13

    •  Objective: Informasi dari pemerikasaan fisik (tes denyut jantung, bunyi pernafasan,

    tekanan darah), hasil laboratorium, tes diagnostik, jumlah pil yang telah digunakan,

    dan informasi profil farmasi. Data dapat diukur dan reprodusibel.

    •  Assesment: Deskripsi problema yang lengkap namun singkat, termasuk di

    dalamnya kesimpulan atau diagnosis yang secara logis didukung oleh data

    subyektif dan obyektif di atas.

    •  Plan: Rekomendasi atau deskripsi detail tentang:

    -  workup (lab, radiologi, konsultasi)

    -  treatment

    -   pendidikan pada pasien (tentang merawat diri, perilaku sehat, tujuan terapi,

     pengawasan dan penggunaan obat).

    -   pengawasan dan tindak lanjut yang berhubungan dengan assessment tadi.

    4.  Pelayanan kefarmasian diharapkan dapat memberikan hasil terapi obat yang positif dan pasien

    memperoleh keuntungan terapi obat yang maksimal dengan resiko yang minimal. Pertanyaan:

    a.  Apa sajakah hasil terapi obat itu (5 hasil)? Berikan satu contoh untuk tiap hasil

    terapi yang diharapkan itu!

     b.  Pemberian obat pada pasien menjadi rasional bila pasien memperoleh

    kebutuhannya yang berhubungan dengan terapi obat. Bila kebutuhan itu tidak

    terpenuhi, maka problema terapi obat akan timbul. Sebutkan 5 kebutuhan pasien

    tentang terapi obat dan 8 problem terapi obat yang timbul akibat kebutuhan pasien

    yang berhubungan dengan terapi obat tidak terpenuhi. Berikan sekedar contoh-

    contohnya!

    JAWABAN:

    a. 5 hasil terapi obat:

    - menyembuhkan penyakit (cth: infeksi bakteri diobati dengan antibiotik, radang

    diobati dengan anti inflamasi)

    - menghilangkan atau mengurangi symptom (cth: rasa nyeri diatasi dengan analgetik,

    demam diatasi dengan antipiretik)

    - menghambat progresi/proses perkembangan penyakit (cth: pada pasien kanker)

    - mencegah timbulnya penyakit atau kondisi yang tidak diinginkan (cth:

    vaksin/imunisasi, fluoride untuk mencegah karies gigi, kontrasepsi)

    - mendiagnosis penyakit (cth: untuk penyakit pada kelenjar tiroid dideteksi dengan

    radioaktif iodine)

     b. Jawaban sama dengan no. 6.

    5.  Pelayanan farmasi membutuhkan:

    a.  an expert knowledge of therapeutik.

     b.  A good understanding of diseases processes

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    31/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 14

    c.  Knowledge of drug products

    d.  Strong communication skill

    e.  Drug monitoring, drug information, and therapeutic planning skill

    f.  The ability to asses and interpret physical assessment findings

    Pertanyaan: Berikan pendapat anda mengapa poin-poin di atas diperlukan dalam

     pelayanan kefarmasian. Hal-hal tersebut diperlukan dalam rangka pelayanan

    kefarmasiaan yang komprehensif dan rasional.

    JAWABAN:

    a. mempunyai pengetahuan dan handal dalam terapi.

     b. mengetahui dengan baik proses perkembangan suatu penyakit.

    a dan b digunakan untuk menilai kebutuhan pasien akan obat sehingga perlu

    mengumpulkan informasi tentang penyakit dan pengobatan pasien. Hasil

    dikolaborasikan untuk memperoleh gambaran dan kesimpulan tentang kondisi

     pasien.

    c. mempunyai pegetahuan tentang produk obat.

    Penting dalam seleksi obat dan bentuk sediaan.

    Penting dalam menilai permasalahan farmasetis dalam skrining resep.

    d. mempunyai pengetahuan berkomunikasi yang kuat.

    Identifikasi DRP dapat dilakukan melalui konseling untuk mengeksplorasi riwayat

     pasien (penyakit atau medis, obat dan sosial).

    e. kemampuan dalam membuat rencana terapi, monitoring dan informasi obat.

    f. kemampuan untuk menilai dan menginterpretasikan diagnosis dokter.

    Contoh dengan melihat data lab untuk mengetahui kondisi pasien. Dari data lab

    dapat diketahui adanya gejala penyakit yang sudah atau belum mendapat terapi,

     penting untuk mencegah ROTD dan interaksi obat.

    6.  Dalam kuliah anda diberi informasi tentang 5 kebutuhan pasien akan obat dan 8 hal tentang

    drug therapy problems. Pertanyaan: Sebutkan 5 kebutuhan akan obat dan 8 hal tentang drug

    therapy problems dan berikan beberapa contoh penyebab terjadinya masing-masing hal

    tersebut! Bagaimana pula pengatasan masalah tersebut?

    JAWABAN:

    •  5 kebutuhan pasien akan obat :

    - Pasien mempunyai indikasi yang sesuai dengan tiap obat yang diberikan

    - terapi obat yang efektif (dosis tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar)

    - terapi obat yang aman (tidak muncul ADR)

    - pasien patuh/ bersesuaian dengan terapi obat dan segala aspek terapi yang

    diperolehnya (dilihat dari perkembangan penyakitnya setelah menjalani terapi).

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    32/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 15

    - pasien telah memperoleh terapi yang diperlukan untuk indikasi penyakit yang belum

    ditangani. (dilihat dari tanda dan gejala penyakit pasien yang belum diobati).

    •  8 hal tentang drug therapy problem, contoh & pengatasan:

    -  Indikasi yang tidak diberi terapi. Pasien memerlukan terapi obat untuk indikasi

    spesifik tetapi pasien tidak memperolehnya.

    Contoh: terapi profilaksis sebelum operasi (dengan menggunakan antibiotik)

    -  Pemilihan obat yang tidak tepat. Obat yang diberikan pada pasien tidak efektif atau

    toksik.

    Contoh: penderita asma menggunakan asetosal. Asetosal akan memperparah asma.

    Solusi: asetosal sebaiknya tidak digunakan, diganti dengan obat lain yang berefek

    sama dengan asetosal atau jiak tetap menggunakan asetosal perlu dilakukan

    monitoring.

    -  Dosis subterapi. Dosis yang diterima pasien terlalu kecil.

    Contoh: perhitungan dosis keliru, frekuensi pemakaian tidak tepat, atau rute

     penggunaan tidak tepat. Solusi: dilakukan penyesuaian dosis.

    -  Dosis berlebihan. Dosis yang diterima pasien terlalu besar.

    Contoh: perhitungan dosis keliru, frekuensi pemakaian yang kurang tepat, atau

    lama pemakaian tidak tepat. Solusi: dilakukan penyesuaian dosis.

    -  Pasien tidak memperoleh obat. Pasien tidak memperoleh obat atau tidak meminum

    obat.

    Berhubungan dengan kepatuhan pasien. Contoh: pasein memilih tidak memakai

    obat karena efek terapi tidak terasa, contohnya pasien hipertensi.

    Solusi : lakukan monitoring atau follow-up untuk melihat kepatuhan pasien, bisa

    dilihat dari outcomes terapi setelah pemakaian obat.

    -  Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD). Pasien memperoleh suatu kondisi

    sebagai akibat reaksi obat yang tidak dikehendaki.

    Contoh: parasetamol berefek hepatotoksik, untuk orang normal dengan dosis terapi

     biasanya tidak bermasalah. Tetapi untuk orang yang kekurangan enzim tertentu

    dalam hati atau alkoholik berat, akan beresiko terjadinya efek hepatotoksik.

    -  Interaksi obat. Problema medik dapat timbul sebagai hasil interaksi antara obat

    dengan obat, makanan, nutrisi, minuman, penyakit, dan bahan dari lingkungan.

    Contoh: Interaksi antibiotik dengan antasida, dimana penggunaan antasida akan

    mengurangi absorpsi dari antibiotik. Solusi: Antasida diberikan sebelum antbiotik

    dan diberi selang waktu minimal 2 jam.

    -  Pasien memperoleh obat tanpa ada indikasi. Pasien memperoleh obat tetapi pasien

    itu tidak mempunyai indikasi valid bagi obat tersebut.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    33/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 16

    Contoh: anti histamin yang membuat mengantuk, sehingga diberi obat anti-

    ngantuk. Seharusnya dicari anti histamin yang tidak membuat mengantuk.

    7.  Untuk memulai praktek pelayanan kefarmasiaan, anda telah diberi informasi tentang 14

     pertanyaan menyangkut kesiapan apoteker menjalankan profesinya. Selain itu, anda diberi

    informasi tentang 7 kebiasaan untuk menjadi apoteker yang efektif dalam melakukan

     pelayanan kefarmasian. Pertanyaan:

    a.  Sebut dan beri keterangan 7 saja dari 14 pertanyaan di atas yang saudara anggap

    lebih penting dari yang lainnya!

     b.  Sebut dan beri keterangan 4 kebiasaan untuk menjadi apoteker yang efektif dari 7

    kebiasaan yang saudara anggap mempunyai peranan yang lebih besar dari lainnya

    dalam rangka kesuksesan praktek pelayanan kefarmasian.

    JAWABAN:

    a. – apakah anda mempunyai keinginan besar tehadap pasien dan profesi anda?

    Farmasis mempunyai komitmen 100% pada profesi dan pasien, keinginan kuat

    untuk menolong orang lain dan membuat hubungan baik dengan rekan sejawat dan

    sesama farmasis.

    - apakah anda tahu siapa diri anda dan apakah anda mempunyai dukungan di tempat

    anda?

    Farmasis perlu memiliki dukungan pribadi dan profesional yang menjadi dasar

    kepercayaan diri dan kekuatan baru. Diperlukan suatu jaringn untuk mendapatkan

    dorongan dan mendiskusikan pendapat baru.

    - dapatkah anda mengatakan pada orang lain apa yang anda lakukan?

    Visi dan misi yang jelas dan dibutuhkan comunication skill dalam bahasa yang

    mudah dimengerti oleh semua orang.

    - apakah anda mempunyai keberanian untuk bertindak?

    Mengubah visi dari profesi dan kesempatan untuk mewujudkan dalam dunia nyata

    adalah sesuatu yang sulit dilakukan, kemauan saja tidak cukup harus ada

    keberanian untuk bertindak.

    - sudahkah anda belajar dari kesalahan?

    Kesalahan adalah pengalaman yang berharga. Sukses datang dengan belajar dari

     pengalaman.- apakah anda melihat gelas kaca itu sebagai setengah kosong atau setengah penuh?

    Farmasis harus menjadi pemikir yang independen yang melihat kesempatan dan

     perubahan sebagai hal positif. Mereka harus optimis.

    - maukah anda memulai dengan hal-hal kecil?

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    34/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 17

    Farmasis dapat memulai pelayanan kefarmasian secara sederhana dan

    mengembangkannnya. Hal-hal kecil dapat tumbuh menjadi perubahan besar,

    dibutuhkan waktu bagi farmasis untuk berfikir dan keluar dari tradisi lama.

    (pendapat bisa berbeda, silakan teman-teman untuk berpendapat lain)

     b.   – jadilah proaktif

    Gunakan 4 anugrah manusia yang fundamental (kesadaran diri, imajinasi,

    hati nurani dan kemauan yang independen) untuk memilih tingkah lakumu.

    - berfikirlah untuk kepentingan kedua belah pihak.

    Farmasis belajar bagaimana untuk bernegosiasi tentang persetujuan win-

    win dengan outcome yang menguntungkan kedua belah pihak untuk

    mencapai hubungan positif jangka panjang.

    - sinergis

    Sinergis adalah sebuah pokok dari kepemimpinan yang terpusat pada

     prinsip. Sinergis memerlukan 4 anugrah unik manusia, kemampuan

    komunikasi untuk menunjukkan empati, motivasi dibalik tingkah laku win-

    win.

    - pertajam gergaji.

    Farmasis perlu untuk menjaga, meningkatkan, dan memperbaharui 4

    dimensi bawaan mereka (fisik, mental, sosial atau emosional, spiritual)

    dengan cara bijaksana dan seimbang supaya dapat menjaga dan

    meningkatkan kemampuan untuk melakukan pekerjaannya.

    (pendapat bisa berbeda, silakan teman-teman untuk berpendapat lain)

    8.  Kasus Mary Blithe

    a.  Bagaimana cara apoteker memulai menjalin hubungan dengan pasien untuk

    mengumpulkan data-data tentang pasien?

     b.  Data-data apa yang diperlukan untuk mengetahui

      indikasi sesuai

      efektivitas terapi

      efek samping terapi

      kepatuhan

      apakah ada indikasi belum tertangani yang perlu ditangani?

    JAWABAN:

    a.  3 konsep poko untuk wawancara:

    - wawancara harus terorganisir, pertanyaan yang berhubungan harus ditanyakan

    serangkaian.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    35/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 18

    - farmasis menggunakna wawancara sekaligus untuk mengedukasi pasien

    mengenai PC dan mempromosikannya kepada pasien

    - farmasis menggunakan 7 pertanyaan skrining untuk mengevaluasi gejala-gejala

    yang dialami Mary. (location, intensity, timing, setting, modifying factor, sign and

    symptom).

     b. – ketepatan indikasi

    data yang harus diperoleh:

    •  Penggunaan obat resep dan non resep

    •  Kondisi dan gejala yang dialami Mary

    Cara menanyakannya

    •  Keluhan apa saja yang sedasng anda alami saat ini?

    •  Kapan anda mengalaminya? (berhubungan dengan 7 pertanyaan skrining)

    •  Jenis obat apa saja yang sedang anda gunakan? (resep, non resep)

    •  Sejak kapan pakainya?

    •  Bagaimana cara penggunaannya? (dosis, regimen, interval)

    - efektivitas terapi

    Data yang harus diperoleh: respon Mary terhadap tiap obat

    Cara menanyakannya: stelah minum obat A, B, C, D bagaimana pengaruhnya

    terhadap gejala yang anda rasakan?

    - keamanan obat:

    Data yang harus diperoleh:

      Efek samping yang mungkin dialami setelah minum obat•  Data hasil cek fisik

    Cara menanyakan: Sudah terintegrasikan dengan pertanyaan diatasnya.

    - kepatuhan Mary

    Data yang harus diperoleh:

    •  Dosis yang digunakan

    •  Frekuensi, interval, durasi pemakaian tiap obat

    Cara menanyakan:

    •  Obat A, B, C, dan D sudah anda paki sejak kapan?

    •  Jelaskan pada saya kapan, berapa banyak dan bagimana cara anda

    memakainya?

    - adanya indikasi yang belum diterapi

    Data yang harus diperoleh:

    •  Sign dan simptom, diagnosis

    •  Terapi yang telah diperoleh

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    36/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 19

    Cara menanyakan: Sudah terintegrasikan dengan pertanyaan diatasnya.

    (Kasus dan jawabannya lebih lanjut bisa dilihat di PSC Pak Waldi tanggal 17

    Oktober 2006 dan 14 November 2006)

    9. Dalam OBRA mengharuskan apoteker melakukan Produr. Sebutkan 3 dari lima

    langkah produr dan jelaskan!

    JAWABAN:

    (Mungkin ini jawabannya)

    •  Melakukan monitoring pengobatan pasien terhadap:

      kesesuaian terapetik

      duplikasi terapetik

       penggunaan yang berlebihan

       penggunaan yang kurang dari seharusnya

      kontraindikasi obat-penyakit

      interaksi antar obat dengan pengobatan OTC atau obat yang diresepkan

    dokter lain

      interaksi alergi obat

      dosis obat yang sesuai

      durasi perawatan

      malpraktek (clinical abuse or misuse)

    •  Menawarkan konseling pada seluruh penerima resep atau orang yang merawat pasien,

    meliputi obat, dosis, durasi pemakaian, rute penggunaan, efek samping, kontraindikasi,

    teknik untuk memonitor sendiri terapi obat, penyimpanan yang benar, informasi

     pembelian ulang, dan hal-hal lain yang harus dilakukan bila ada dosis yang terlewat.

    •  Mengatur profil pengobatan pasien dan catatan konseling terapi.

    6.  V.C., a 30 year old woman, comes to the pharmacy with a prescription for nitrofurantoin

    sustained release (macrobid) 100 mg BID for 7 days. The computer profile shows that the

    only other medicine V.C. is taking is metronidazole (Flagyl) 500 mg BID for 7 days, which

    she received 7 days prior. Both the same prescriptions were written by the same general

     practitioner in the hospital’s medical clinic.

    V.C. claims good compliance to the metronidazole, tidak ada efek samping dan dia berkata

     bahwa vaginanya gatal. Tetapi sekarang dia mengalami panas ketika buang air kecil. 3 hari

    yang lalu. V.C. datang ke dokter dengan keluhan utama mua dan muntah campuran kopi

    dan darah.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    37/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 20

    Dia menyatakan bahwa dia biasanya pulih setelah dua hari ketika mual dan muntahnya

    menjadi baikan setelah makan malam. Darah terlihat dimuntahannya ketika awal-awal

    muntah dan she has continued to vomit intermittently since then to the point where she has

    vomited “more times than she can count”.

    V.C. juga menyatakan bahwa kemarin fesesnya menjdai kehitaman dan appear to be tarry.

    Dia tidak memasukkan apapun ke mulutnya sejak mulai muntah-muntah dan sekarang dia

    merasa pusing. Dia merasa demam, chills, sakit perut, diare.

    Gejala infeksi saluran urinenya sudah membaik.

    Riwayat pengobatannya:

    ’nervous stomach’ sejak kecil, kadang-kadang nyeri di dada ketika berbaring

    setelah makan, didiagnosis endometriosis 2 tahun lalu, tidak ada riwayat pentakit tukak.

    Pengobatan yang sedang dijalani:

     Nitrofurantoin, dia menyelesaikan terapi dengan metronidazole 3 malam yang lalu.

    Pertanyaan:

    Anda disarankan untuk melaksanakan PC dengan menggunakan PWDT atau pendekatan

    SOAP untuk pasien V.C. Langkah demi langkah pendekatan PWDT atau SOAP

    dikerjakan.

    Jawaban:

    ----

    Silabus Yanfar: (WLDI)

    1.  Konsep PC

    2.  Penggunaan obat rasonal

    3.  PC domain dan praktek

    4.  SK Menkes dan OBRA

    5.  Dasar Praktek PC

    6.  SOAP7.  5 kunci + 7 habits

    8.  Kesipan untuk praktek PC

    9.  Memulai PC (STB)

    10. Menerapkan PC (STB)

    11. Pengenalan pokok PC (RIS)

    12. Call work relation, communication and stage (RIS)

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    38/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 21

    Drs. Riswaka Sudjaswadi, SU, Apt

    10 Juni 2008

    1.  Berilah penjelasan tentang persyaratan pokok (prinsip) PC!

    2.  Berilah penjelasan tentang langkah yang harus dijalankan farmasis, agar dapat menjalankanstandar profesi tersebut!

    Gak ada tahunnya, jawaban maksimal 5 baris, maksimal 100 kata.

    1.  Bagaimana kondisi ideal yang harus tercipta lebih dulu agar tahapan-tahapan collaborative

    working relationship dapat dilaksanakan oleh farmasis?

    2.  Bagaimana cara menghadapai (mengatasi) kendala utama pelaksanaan PC yang merupakan

    tantangan diubah menjadi peluang?

    3 Januari 2008

    1.  Seperti apakah persyaratan pokok yang harus dilakukan agar PC dapat diwujudkan dengan

     benar?

    Berilah penjelasan tentang tujuan utama masing-masaing yang akan dicapai saat

     persyaratan pokok tersebut terlaksana.

    Tambahan dari Mb Marlyn

    Halangan terhadap PC:1.  Sikap apoteker

    2. 

     Lack of advanced practise skill

    3.  Sistem yang belum mendukung

    4.  Kendala intraprofesional5.  Academic/ educational

    Satibi S.Si, M.Si, Apt

    10 Juni 2008

    1.  Jika Anda selaku kepala IFRS, akan memulai melaksanakan praktik PC, bagaimana

    langkah yang akan Anda lakukan untuk memulainya? (10)

    2.  Jelaskan kompetensi farmasis yang harus dipunyai untuk menerapkan PC! (10)

    3.  Jelaskan karakteristik PC dibanding sistem palayanan farmasi yang lain! (10)

    Gak ada tahunnya

    1.  Bagaimana pendapat Anda tentang identifikasi dan penanganan  Drug Related Problem 

    (DRP) mampu menurunkan medication error ?

    Bagaimana upaya yang dilakukan di pelayanan farmasi untuk mengatasi DRP? (30)

    2.  Bagaimana menentukan strategi untuk memulai PC?

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    39/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 22

    Fungsi-fungsi (farmasis) apa saja yag diperlukan dalam PC? Jelaskan masing-masing

    fungsi tersebut. (40)

    3.  Jelaskan hubungan antara therapeutic cycle, drug management cycle dan dispensing  dalam

     pelaksanaan PC.

    Berikan penjelasan dengan gambar. (30)

    3 Januari 2008

    1.  Jika Anda kepala IFRS, akan memulai praktek PC, perlu melakukan perubahan secara

    filosofi, organisasi dan fungsional. Jelaskan maksud penyataan tersebut ! (8)

    2.  Jelaskan fungsi-fungsi penunjang dalam PC? (6)

    3.  Jelaskan keunikan PC dibanding pelayanan farmasi sebelumnya? (6)

    Rabu, 17 Januari 2007

    1.  Jelaskan integrated  antara PC dan medical care menurut Hepler? (10)

    2.  Jelaskan keunikan PC dibanding dengan sistem pelayanan farmasi klinik dan farmasi

    tradisional? (10)

    3.  Jelaskan konsep untuk memasarkan PC di RS? (10)

    Rabu, 3 Januari 2007

    1.  Jelaskan hubungan antara managing drug cycle, dispensing   dan therapeutic cycle  dalam

     pelayana farmasi (penjelasan disertai gambar)! (25)

    2.  Jelaskan 7 (tujuh) elemen yang harus dilaksanakan farmasis dalam pelaksanaan PC? (30)

    3.  Seandainya Anda selaku kepala IFRS tipe C dengan kapasitas tempat tidur 300 TT, BOR

    70%, serta pelayanan poliklinik untuk pasien rawat jalan. Pasien rawat jalan rata-rata tiap

    hari 150 pasien. IFRS mempunyai 5 farmasis dan 12 AA. Anda mempunyai keinginanyang kuat untuk melaksanakan PC. Jelaskan strategi yang Anda lakukan dalam memulai

    PC di RS tersebut? (45)

    Prof. Dr. Suwaldi M., M.Sc., Apt 

    1.  Apa pendapat saudara tentang pelayanan farmasi menyeluruh?

    Pelayanan farmasi membutuhkan:

    a.  An expenrt knowledge of therapeutics

     b.  Good understanding of disease processes

    c.  Knowledge of drug procuct

    d.  Strong communication skillse.  Drug monitoring, drug information, and therapeutic

    f.  Plannng skills

    g.  The ability toassess and interpret physical assessment findings

    Beri keterangan masing-masing!

    2.  Sebutkan 7 (tujuh) drug therapy problems dan beberapa contoh penyebabnya.

    3. 

    4.  Kasus Mary Blythe

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    40/274

    P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 23

    a.  Bagaimana cara apoteker memulai menjalin hubungan dengan pasien untuk

    mengumpulkan data-data tentang pasien?

     b.  Data-data apa yang diperlukan untuk mengetahui:

      Indikasinya sesuai tiap obatnya

      Efektivitas terapi

      Drug therapy is safe

      The patient is able to comply with the drug therapy

      Apakah ada kondisi belum tertangani padahal perlu ditangani (sakjane aku lali

     berarti ngawur iki?). soal kayak: 10 Juni 2008 

    5.  Dalam OBRA mengharuskan apoteker melakukan PRODUR. Sebutkan 3 dari 5 langkah

    PRODUR dan jelaskan!

    3 Januari 2007

    1.  Tulis 7 DRP dan pengatasannya.

    2.  Kasus Mary Blythe, susun SOAP-nya.

    3.  14 pertanyaan (sebutkan 7) dan 7 kebiasaan (sebutkan 4)!

    4.  ............lupa..................??

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    41/274

     

     

    )2.  ,

    3. 

    4.  ,

    , ,

    5.  ,

    6.  , ,

    7.  ;

    8.  ()9. 

    10. 

    11. 

    12. 

    13. 

    1.  ()

    2. 

    3. 

    4.  5. 

    6. 

    7. 

    8. 

    9. 

    10. 2

    11. 

    ()

    12. 

    1. 

    2. 

    3.  ( )

    4. 

    5. 

    6. 

    7. 

    1.  ()2. 

    3. 

    4. 

    5. 

    6. 

    ()

    7. 

    1. 

    2. 

    3. 

    , ,

    4. 

    5. 

    6. 

    7. 

    8.  30

    9. 

    10. 

    11. 

    12. 

    .

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    42/274

    F   1

    B: 2004

    Time goes by yah guys...ternyata qt dah di ujung waktu (waktu retensi farmasi UGM dansekitarnya)…udah jadi angkatan bangkotan, tapi teteup gantengan dan cantikan…uda makanasam, basa, garam, ion dan molekul di farmasi…he2…

    Now it’s time to struggle …ayooo berjuang…di ujian trakir mahasiswa (amin, amin, amin…ga adayang replikasi ujian), so give your best…Met belajar, doa duyu, biar cepet terdisolusi, terabsorbsi dan memberikan respon berupa nilai

     A…he2…Semangatttt…!!!

    Dra. Siti Sundari, Apt

    11 Januari 2007

    1.Jelaskan cara pengadaan obat dan perbekalan farmasi lain dimulai dari perencanaan,pemesanan sampai barang tersebut tersedia di apotek.

    Jawab:

    Perencanaan:

    Dalam mengelola sediaan farmasi maupun perbekalan farmasi yang ada di apotek kitaharus melakukan perencanaan terlebih dahulu. Ada 4 metode perencanaan dalampengadaan (pembelian) barang di apotek yaitu:

    a.  Epidemiologi → perencanaan didasarkan pada penyebaran penyakit, wabah, ataupenyakit yang paling banyak diderita di daaerah itu. Bisa juga kita mencariinformasi di puskesmas tentang 10 besar penyakit yang paling sering diderita

    warga sekitar.

    b.  Konsumsi → direncanakan berdasar pengeluaran barang periode sebelumnya, jadi

    kita harus memantau obat apa yang paling banyak keluar di periode sebelumnyadalam menentukan obat apa yang akan kita beli di periode sekarang ini. Sehinggakita perlu melakukan pngelompokan barang menjadi 2 yaitu fast moving  dan slowmoving. 

    c.  Kombinasi epidemiologi dan konsumsi → direncanakan berdasarkan apa saja yangbanyak keluar dan epidemologi saat itu. Misal lagi musim hujan banyak yangterserang flu, jadi kita menyediakan obat flu dalam jumlah besar.

    d.  JIT (Just In Time) → Jika sedang butuh, baru memesan atau membeli. Metode ini

    dipilih terutama untuk obat yang jarang laku, hargnya mahal, dan keluarnya

    sedikit.

    Pemesanan:

    → Obat dipesan dari PBF dengan disertai SP (surat pesanan) yang ditandatangani oleh

    apoteker sehingga ada tanggung jawab penuh terhadap obat yang akan dibeli.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    43/274

    F   2

    B: 2004

    Penerimaan:

    →  Pengiriman barang disertai faktur (memuat nama PBF, tanggal, jenis dan jumlah

    barang), kemudian dicocokkan/pengecekan (ED, keadaan fisik obat, sesuai denganpermintaan jenis dan jumlah obat). Jika sesuai maka faktur ditandatangani Apoteker /AA(nama terang, SK, cap apotek), dan faktur asli akan diperoleh jika sudah melunasipembayaran obat. Obat yang diperoleh dicatat di buku penerimaan/ED, menyangkut

    nama PBF yang mengirim barang, harga barang, dan no.batch. No.batch penting karenasewaktu-waktu BPOM bisa menarik obat tertentu dengan no.batch tertentu.

    Penyimpanan

    → Penyimpanan obat dalam wadah asli (misal box, yang terdapat no.batch, keterangan

    ED). Jika dipindahkan dari wadah aslinya perlu dicatat kembali nama obat, kapan ED nya,dan no.batch.

    Penataan perbekalan farmasi

    1.  Harus ditata secara sistematis agar tidak kesulitan dalam mencari.

    2.  Bahan baku →  dipisahkan serbuk, cairan, dan ynag setengah padat, kemudian

    disusun berdasarkan alfabetis.

    3.  Obat jadi lebih baik disusun berdasarkan bentuk sediaan lalu masing-masingdisusun berdasarkan alfabetis.

    4.   Almari khusus →  terutama untuk golongan narkotika dan psikotropika harus

    dipisah penyimpanannya dan dalam almari khusus.

    5.  Obat dengan persyaratan suhu dingin → simpan di almari es.

    6.  Obat generik → bisa juga dikelompokkan jadi 1 rak tersendiri.

    7.   Antibiotika → boleh dikelompokkan tersendiri.

    8.   Alat kesehatan → boleh dikelompokkan tersendiri.

    2. Kemampuan apa yang dimiliki oleh APA yang juga sebagai manager di apotek agarapotek dapat berjalan dengan efektif dan efisien? Terangkan!

    Jawab:

    a. Planning, dimulai saat akan mendirikan apotek, termasuk calon APA harus melakukansurvey lokasi, studi banding, penyusunan budget, kapan modal akan kembali, dsb.

    b. Organizing, mampu memberikan  job description   kepada pegawai dan menempatkanorang pada right place   dan right time . Mampu mendelegasikan wewenang kepadapegawai.

    c. Actuating, melakukan program yang telah direncanakan. Mampu menggerakan setiaporang supaya bekerja dengan senang hati bukan dengan keterpaksaan agar kondisi kerja

    menyenangkan.

    d. Controlling, melakukan pengawasan/evaluasi terhadap segala kegiatan yang dilakukandi apotek.

    3. Salah satu pengelolaan sumberdaya di apotek adalah pengelolaan administrasi.Jelaskan pengelolaan tersebut agar memenuhi standar kefarmasian di apotek menurutKepmenkes no.1027/2004.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    44/274

    F   3

    B: 2004

    Jawab:

    Pengelolaan administrasi meliputi:

    1.  Kesekretariatan•  Surat menyurat

    - buku agenda → mencatat keluar masuknya surat

    - buku ekspedisi → mencatat pengiriman surat dan obat- blanko surat (SP/surat pesanan)- barang cetakan → kuitansi, nota, kopi resep, dll

    •  Pembuatan/pengiriman laporan- Laporan penjualan harian (laporan ke dalam) → penjualan OWA,OTC,resep- Laporan narkotika, psikotropka,statistika resep (laporan keluar)- Laporan tenaga kesehatan

    2.  KepegawaianMencatat:- biodata pegawai → nama, tempat tinggal dan tanggal lahir, alamat, pendidikan,

    tahun lulus, besarnya gaji- absensi pegawai → mencatat cuti yang telah diambil

    3.  Keuangan•  Buku kas

    - uang masuk → penjualan tunai, kredit- uang keluar → pembelian harian tunai, kredit (administrasi pembelian)

    Pembelian kredit biasanya dilakukan dengan PBF dengan perjanjiantertentu. Tapi untuk apotek yang baru berdiri, 3 bulan pertama pembeliandengan PBF harus tunai.

    •  Buku pembelian/buku hutang

    •  Biaya operasional- biaya operasional harian → fotokopi, pembelian bahan bakar, dll- pengeluaran bulanan → rekening listrik, air, telefon, gaji pegawai,dll

    - pengeluaran tahunan → sewa bangunan, pajak,dll4.  Penyimpanan/pergudangan

    •  Kartu stock : kartu yang mencatat stock obat atau bahan obatSebaiknya warna berbeda-beda untuk berbagai jenis obat (missal: merahuntuk narkotik, kuning untuk psikotropika, hijau untuk obat bebas)

    •  Kartu selling: kartu yang berfungsi untuk melacak berkurang ataubertambahnya barang. Diletakkan di dekat bahan masing-masing, didalamnya memuat tanggal, nomor resep, sisa obat, dan paraf.

    •  Buku bon →a mbil barang di gudang

    •  Buku ED → mencatat tanggal ED setiap obat→mencatat tanggal ED setiap

    obat, obat yang rusak•  Buku defecta → untuk mencatat berang/persediaan obat yang sudah

    menipis•  Faktur → sebaiknya tiap PBF, mapnya tersendiri•  Berita acara pemusnahan→misalnya pemusnahan resep, obat yang sudah

    rusak/ED

    4.a. Seorang wajib pajak (WP) dalam tahun 2006 memperoleh onset eh, omzet di apoteksebesar Rp.300.000.000,- WP tersebut berstatus kawin dan mempunyai 1 orang anak.Hitunglah besarnya pajak PPh Ps 25 yang harus dibayar tiap bulan pada tahun 2007

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    45/274

    F   4

    B: 2004

    apabila WP tersebut menggunakan Norma Perhitungan (Penghasilan netto atas usaha20%)

    Jawab:Omzet = Rp 300.000.000,00Penghasilan netto (20%) = Rp 60.000.000,00

    PTKP (kawin dengan 1 anak) = Rp 15.600.000,00 -Penghasilan kena pajak = Rp 44.400.000,00

    PTKP:Untuk WP sendiri Rp. 13.200.000,00Untuk status nikahnya Rp. 1.200.000,00Untuk status anak satu Rp. 1.200.000,00 +

    Rp. 15.600.000,00

    PPh terhutang :5% dari Rp. 25.000.000,00 adalah Rp. 1.250.000,0010% dari Rp 19.400.000,00 adalah Rp. 1.940.000,00

    Rp. 3.150.000,00

    PPh pasal 25 = 1/12 x Rp. 3.150.000,00 = Rp. 262.500,00 perbulan

    b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan PPh Ps 29?Pembayaran pajak kurang bayar pada akhir tahun. Maksudnya, ada kekuranganpembayaran pajak yang terhutang berdasarkan SPT tahunan, pajak ini harus dibayarlunas paling lambat tanggl 25 bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir.

    Mr. Satibi

    Kamis 3 Januari 2008

    1.  Apotek X mempunyai aset perbekalan farmasi: obat, alat kesehatan, obat alami, dankosmetik serta mempunyai tenaga farmasis 2, AA 3 dan tenaga non farmasi 3. Apotekini telah terdiversifikasi dengan dibukanya mini market serta beberapa praktek dokter.Resep yang diperoleh tiap hari rata-rata 40 lembar dan self medication  50 px. Farmasismengupayakan adanya sistem pengendalian serta TQM bisa dilaksanakan:

    a.  Sistem pengendalian apa saja yang diperlukan?

    b.   Alat yang diperlukanc.  Bagaimana TQM bisa dilaksanakan?

    Jawab:

    a.  Sistem pengendalian yang diperlukan:-  Pengendalian barang :

    •  Pengendalian barang regular : cek stock, pengendalian harga,pengendalian barang macet, dan pengendalian barang kadaluarsa

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    46/274

    F   5

    B: 2004

    •  engendalian barang khusus : psikotropika dan narkotika-  Pengendalian uang:

    •  Pengendalian uang tunai

    •  Pengendalian piutang-  Pengendalian SDM

    b.   Alat yang diperlukan :

    -  Sistem informasi Manajemen (SIM): untuk pengendalian barang dan uang-  Kartu stock dan form kendali untuk narkotika dan psikotropikac.  Langkah- langkah melaksanakan TQM:

    -  Identifikasi masalah/ tentukan perbaikan yang akan dilaksanakan. Contoh :pasien mengeluh waktu tunggu lama

    -  Uraikan proses pelayanan : contoh : pasien periksa ke dokter praktek, pasienmendapat resep, pasien menunggu obat, pasien menerima obat dan konseling

    -   Analisa situasi saat ini : contoh : pada jam praktek dokter jumlah pasienmeningkat, dokter sering terlambat datang, delivery time > 25 menit

    -  Tentukan standar yang akan dicapai : contoh : delivery time 10-25 menit,dokter harus datang 10 menit sebelum jam praktek.

    -  Usaha peningkatan pelayanan : contoh : pembenahan karyawan/ loket.Karyawan diberi training agar tau dan hafal letak dan khasiat obat, penyiapanpaket-paket obat di luar pelayanan (untuk resep-resep yang sudah adaformula pasti)

    -  Lakukan uji coba : contoh : ukur delivery time ( dengan stop watch)-  Buat tools untuk pengawasan-  Buat tools untuk format pelaporan-   Awasi sampai keadaan ideal tercapai-  Buat SOP

    2. Jelaskan strategi pengembangan apotek pada level fungsional dan bisnis!

    a.  Strategi fungsional: cara yang dilakukan perusahaan untuk menggunakan sumber-

    sumber pada jenjang fungsional. Strategi fungsional mencakup:-  Produksi-  Pemasaran-  SDM-  KeuanganContoh nyata pengembangan pada jenjang fungsional yaitu, improvement   padaoutlet, layout apotek, dan perbaikan pelayanan.

    b.  Strategi bisnis: cara yang dilakukan perusahaan untuk bersaing dalam satu industryatau satu pasar tertentu atau cara untuk mencapai keunggulan kompetitif yangberkelanjutan dalam jangka panjang. Contoh strategi bisnis adalah strategi genericdari om Porter (bukan Harry Potter loh):-  Kepemimpinan biaya menyeluruh (overall low cost): menciptakan posisi biaya

    rendah di antara pesaing, mengelola keterhubungan seluruh rantai nilai yangada dan mencurahkan upaya pada pengurangan biaya. Strategi ini dilakukanketika customer sensitif terhadap harga.Cara untuk menekan biaya dapatdilakukan dengan identifikasi faktor-faktor yang memerlukan biaya besar ataudengan mengurangi biaya operasional.

    -  Diferensiasi : intinya adalah menciptakan distinctiveness, bias dari segipelayanan maupun produknya. Perusahaan menciptakan produk yang unik danbernilai menurut pelanggan, memfokuskan pada atribut non harga dimanapelanggan bersedia melanggar pada harga non premium. Strategi ini dilakukan

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    47/274

    F   6

    B: 2004

    ketika customer sensitive terhadap kualitas produk. Contoh: ada layanandelivery service , buka 24 jam

    -  Fokus : perusahaan memfokuskan pada lini produk yang sempit, kelompokkecil pembeli, atau pasar geografis yang dituju kecil. Contoh : apotek untukproduk kecantikan, nutrisi.

    3.  ,

    ( 1)!

    :

    Finansial :

    Customer:

    Proses bisnis

    internal:

    Learning and growth:

    ,

    G

      D

    E

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    48/274

    F   7

    B: 2004

    Dra. Siti Sundari, Apt

    Kamis, 3 Januari 2008

    1.  Di dalam pelayanan obat yang termasuk golongan OWA apa yang harusdilakukan oleh Apt, terangkan dengan contohnya untuk pemberian obatoral kontrasepsi?

    Jawab:Yang dilakukan apoteker dalam pelayanan OWA:

    a.  pelayanan OWA harus memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenisobat per pasien yang disebutkan dalam OWA yang bersangkutan(berapa tablet, tube atau botol)

    b.  apoteker harus membuat catatan pasien dan obat yang diserahkan(tanggal, jenis obat, jumlah, nama dan alamat pasien,keluhan)

    c.  apoteker harus memberikan informasi : dosis, aturan pakai,

    kontraindikasi, efek samping,dll)Contoh pada obat oral kontrasepsi:

    a.  pemberian pertama kali harus menggunakan resep dokter (melaluidokter dulu)

    b.  pemberian ke-2 sampai ke-5 bisa langsung ke apotek., pemberian ke-6 harus ke dokter dulu (menggunakan resep dokter), maksimal 1bulan 1 strip

    2.  Jelaskan pengelolaan SDM sesuai dgn standard pelayanan kefarmasianApotek menurut Kepmenkes No. 1027/2004?

    Jawab:

    Pengelolaan SDM sesuai standard pelayanan kefarmasian:Apoteker harus menguasai 4 fungsi managemen: planning, organizing,actuating, controlling.Permenkes 1027, ttg pengelolaan SDM: apotek dikelola oleh apoteker yangprofessional, yaitu:a.  mampu menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik.b.  Mampu mengambil keputusan yang tepatc.  Mampu berkomunikasi antar profesi terutama profesi kesehatan misal:

    dokterd.  Leadership

    e.  Dapat mengelola SDM scr efektif , harus mampu berencana :berapapegawai yang dibutuhkan, dll

    f.  Selalu belajar (long-life learner), belajar terus,,,sampe tuaaa,,,, g.  Memberi pendidikan dan peluang untuk memberi pengetahuan pada

    pegawai.Pengelolaan SDM:a.  Struktur organisasi harus jelas, garis koordinasi dan

    pertanggungjawaban harus jelas.

    b.  Job description harus jelas, sesuai dengan bidang, berguna untukmengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenang. Penempatan

    berdasarkan pengetahuan, bakat, dan keterampilan.

  • 8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker

    49/274

    F   8

    B: 2004

    c.  Menanamkan sifat disiplin, jujur dan bertanggungjawabd.  Human relation, melalui hubungan yang baik, komunikasi, dan

    kekeluargaane.  Pembinaan untuk peningkatan pengetahuan & keterampilanf.  Kesejahteraan, misalnya insentif, reward, n punishment


Recommended