Date post: | 06-Jul-2018 |
Category: |
Documents |
Upload: | ahmad-junaedi-sendiko-s-farm-apt |
View: | 232 times |
Download: | 0 times |
of 274
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
1/274
12
B
, A 2004
.
.
1/1/200
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
2/274
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
3/274
( )
12
2004
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
4/274
A
E C
A
B
.
A
E
A
A
B A
A
A
D
A
A A A E
E
E
A
. A
D
C
E
D
C A
D
A
D
A A
A A
D A
D A
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
5/274
A C B
A A E .
B , ? 12 .
D ,
. D , ,
, , , , , ,
. ...
2008 C ( ) . ,
. , . B ? B ,
,
.
E, , , CD,
,
2 , 3 . , ? D ,
, .
, ,
.
, , ,
, . A...
, , .
, 23 D 20008
2008
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
6/274
E F
Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani
ETIKA FARMASI & UU KESEHATAN
Review materi:1. Pendahuluan Etika dan UU2. Diskusi implikasi dan perkembangan UU3. Regulasi narkotika dan psikotropika
4. Impor bahan baku obat dan industri farmasi5. PBF, apotek, pembentukan toko obat6. Peran dan tugas apoteker sesuai UU kesehatan7. Sistem kesehatan nasional8. Konas, Kontranas, Bahan Tambahan pangan9. Produk farmasi berdasatkan Kepmenkes 722
10. UU pangan dan perlindungan konsumen11. NAKES dan Kosmetik12. Manusia dan leingkungan13. Ilmu pengetahuan14. Etika15. Kajian etika16. Teori etika
Senin, 23 Juni 2008
Drs. M. Amroni., MS., Apt.
Tulislah jawaban dengan tulisan yang jelas terbaca !
1) a. Tuliskan tujuan pemerintah kita menetapkan UU Narkotika dan Psikotropika dan
penggolongannya masing-masing sesuai dengan UU-nya serta tuliskan juga contohnya?
Jawab:
Tujuan pengaturan:
1. menjamin ketersediaan Narkotika dan Psikotropika untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan.
2. mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.
3. memberantas peredaran gelap narkotika dan psikotropika.
Penggolongan narkotika dan psikotropika sesuai UU dan contohnya
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
a. Narkotika Golongan I; contoh: Tanaman Papaver somniferum L, tanaman Koka,
opium mentah dan masak, asetorfina, heroin.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
7/274
E F
Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani
b. Narkotika Golongan II; contoh: alfametadol, febtanil, morfina, opium, petidina,
metadona, dan
c. Narkotika Golongan III, contoh: etil morfina, codeína, propiram.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
a. Psikotropika Golongan I; contoh: brolamfetamina, katinona, DMA, DMHP, DMT,
lisergida, TMA, PMA.
b. Psikotropika Golongan II; contoh: anfetamina, sekobarbital, rasemat, zipepprol,
fenetilina.
c. Psikotropika Golongan III; contoh: aminobarbital, butalbital, katina, pentazosina,
glutetimida, pentabarbital.
d. Psikotropika Golongan IV; contioh: alprazolam, aminorex diazepam, lorazepam,
mazindol, pipradrol, vinilbital.
b. Apakah yang dimaksud Apotek menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku
sekarang dan tuliskan persyaratan serta kewajiban APA?
Menurut PP No 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas PeraturanPemerintahan
No 26 tahun 1965 tentang Apotek, apotek didefinisikan sebagai suatu tempat tertentu,
yaitu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian kepada masyarakat. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan atas
Permenkes No.922/MenKes/Per/X/1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izan
apotek, pengertian apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat
Apoteker Pengelola Apotek harus memenuhi persyaratan seperti yang diatur dalam
Permenkes No.922/Menkes/Per/X/1993, Bab III pasal 5, sebagai berikut:
a. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.
b. Telah mengucapkan Sumpah /Janji sebagai Apoteker.
c. Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan.d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan
tugasnya sebagai apoteker.
e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker
Pengelola Apotek di apotek lain.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
8/274
E F
Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani
Kewajiban APA:
1. Menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik
serta keabsahan terjamin.
2. Melayani resep dokter, dokter gigi, dokter hewan.
3. Melakukan konsultasi dengan dokter jika diperlukan.
4. Memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat secara tepat, aman ,
rasional atas permintaan masyarakat.
5. Menandatangani salinan resep.
6. Merahasiakan dan menyimpan resep dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
7. Melayani OWA.
8. Melakukan dan membuat berita acara serah terima resep Narkotika dan
psikotropika dan perbekalan farmasi yang lainnya serta kunci-kunci penyimpanan
obat narkotika dan psikotropika, apbila terjadi penggalihan tanggung jawab
pengelolaan farmasi.
Soal nomor 2
2) a. Mengingat Penjelasan BAB VII Pasal 71 ayat (1) UU No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan bahwa Masyarakat memperoleh desempatan seluas-luasnya untuk berperan
serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber dayanya mulai dari
inventarisasi masalah sampai tahap penilaiannya. Bagaimanakah saran anda sebagai
seorang farmasis, apabila seseorang (tidak mempunyai latar belakang farmasi) ingin
mendirikan sarana kesehatan yang berupa Pedagang Besar Farmasi dan tuliskan
beberapa kewajiban dan larangannya? Jelaskan !
Jawab:
Seorang yang tidak memiliki/mempunyai latar belakang farmasi boleh mendirikan
sarana kesehatan yang berupa pedagang besar farmasi (PBF), sesuai SK Menkes 1191
th 2002 tentang perubahan peraturan Menkes No 918/Menkes/PER/X/1993 tentang PBF
pada pasal 5, yaitu:
1. Dilakukan oleh badan hokum berbentuk PT, koperasi, PN
(perusahaan Negara).
2. Memiliki NPWP (Nomor pokok wajib pajak).3. Memiliki Apoteker atau AA sebagai penanggung jawab.
4. Anggota direksi tidak pernah terlibat pelanggaran ketentuan per-
UU di bidang farmasi.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
9/274
E F
Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani
Kewajiban PBF (pasal 6-11):
1. PBF dan setiap cabangnya berkewajiban mengadakan, menyimpan dan
menyalurkan perbekalan farmasi yang memenuhi persyaratan mutu.
2. PBF wajib melaksanakan pengadaan obat, dan alat kesehatan dari sumber yang sah.
3. Setiap pergantian penanggung jawab wajib lapor (max 6 bulan) kepada Ka Kanwil
setempat.
4. PBF dan setiap cabangnya wajib menguasai bangunan dan sarana yang memadai
untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya.
5. Gudang wajib dilengkapi dengan perlengkapan yang dapat menjamin mutu dan
keamanannya.
6. PBF wajib melaksanakan dokumentasi selama kegiatan berjalan.
7. Untuk PBF penyalur BBO wajib menguasai laboratorium pengujian.
8. Untuk setiap perubahan kemasan BBO dari kemasan aslinya, wajib dilakukan
pengujian laboratorium.
9. Setiap pendirian cabang PBF di propinsi wajib lapor kepada Ka Kanwil setempat
dengan tembusan kepada Dit. Jend. Dan kepala BPOM.
Larangan bagi PBF:
1. PBF dilarang menjual perbekalan farmasi secara eceran.
2. PBF dilarang melayani resep dari dokter.
3. PBF dilarang melakukan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran Narkotika dan
Psikotropika tanpa izin khusus dari Menkes.
4. PBF dilarang menyalurkan obat keras kepada POE berizin, dokter, dokter gigi dan
dokter hewan (SK Menkes RI no 3987/A/SK/1973).
5. PBF dilarang menyalurkan perbekalan farmasi tanpa surat pesanan yang
ditandatangani oleh penanggung jawab.
b. Pada waktu sebelum tahun 1987 sebagian besar Pabrik Farmasi melakukan promosi
obat dan/atau mengedarkan contoh obat dalam rangka persaingan produk dipasaran.
Apakah yang dimaksud promosi obat dan contoh obat tersebut dan bagaimana nasibnya
sekarang? Jelaskan !Jawab:
Promosi Obat adalah kegiatan memperkenalkan dan mengingatkan kembali obat jadi
terdaftar dalam usaha untuk memasarkan obat jadi tersebut.
Contoh Obat adalah obat jadi yang diberikan atau diserahkan dalam jumlah kecil
secara cuma-cuma dalam rangka promosi obat.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
10/274
E F
Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani
Sekarang promosi obat dan contoh obat sudah dilarang sesuai edaran SK
Menkes RI No 437/menkes/SK/VI/1987 tentang pelarangan produksi, impor, distribusi,
penyerahan dan pemberian contoh obat.
Keputusannya adalah:
a. produksi dan peredaran contoh obat harus dihentikan dan dilarang.
b. Sanksi pelanggaran terhadap keputusan ini dikenakan sanksi administrative berupa
pencabutan nomor pendaftaran obat jadi yang bersangkutan.
c. Informasi tentang obat jadi dapat disalurkan melalui leaflet, brosur, majalah ilmiah,
seminar ilmiah.
Etika Farmasi dan UU Kesehatan
Rabu, 16 Januari 2008 (45 menit)
Drs. M. Amroni, MS., Apt
Tulislah jawaban dengan tulisan yang jelas terbaca !
1. Semua sarana kesehatan yang dimiliki masyarakat termasuk swasta harus berbentuk badan
hukum. Bagaimana pendapat saudara tentang pernyataan tersebut? Jelaskan !
2. Apakah yang dimaksudkan Contoh Obat dan Promosi Obat serta bagaimana nasibnya
sekarang?
3. Tuliskan jenis Tenaga Kesehatan pasca deregulasi dan Hak & Kewajibannya secara umum
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Mengingat penjelasan BAB VII pasal 71 ayat 1 UU. No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
bahwa masyarakat memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber dayanya mulai dari inventarisasi
masalah sampai tahap penilaiannya. Bagaimanakah saran anda sebagai seorang farmasis,
apabila seseorang (tidak mempunyai latar belakang farmasi) ingin mendirikan sarana
kesehatan yang berupa TOKO OBAT BERIJIN dan dituliskan beberapa kewajiban dan
larangannya? Jelaskan !
Jawaban1. Setuju. Sesuai dengan pasal 58 BAB IV UU No. 23 tahun 1992 disebutkan bahwa sarana
kesehatan harus berbentuk badan hukum. Hal ini dimaksudkan agar persyaratan sarana
kesehatan yang berlaku sesuai dengan peraturan pemerintah.
2. Contoh obat dan promosi obat mengandung arti berbeda tetapi bermaksud sama yaitu,
mengikalankan produk obat kepada masyarakat agar dapat dikenal dan laku di masyarakat.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
11/274
E F
Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani
Contoh obat : pembagian obat secara gratis kepada masyarakat sebagai sampel jika
masyarakat sakit dapat diobati dengan obat yang diberi gratis tersebut
Promosi obat : pengiklanan suatu obat dengan pemberian informasi kepada masyarakat.
Saat ini, contoh obat sudah dilarang Depkes untuk menekan biaya produksi dan
menghindari penyalahgunaan obat. Sedangkan promosi obat saat ini, banyak yang
melanggar karena tidak diinformasikan tentang efek samping obat, kontraindikasi maupun
zat aktif obat. Promosi obat hanya ditujukan komersil saja. Oleh karena itu, WHO maupun
pemeritah Indonesia membuat etika promosi obat.
3. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996
TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi
- Tenaga Keperawatan meliputi : Perawat dan Bidan
- Tenaga Kefarmasian meliputi Apoteker, analis farmasi, dan asisten apoteker.
- Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,
mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian
- Tenaga gizi meliputi nutrisionis (ahli gizi) dan dietisien
- Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis, dan ahli terapiwicara
- Tenaga keteknisan medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi
elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik protetik, teknisi transfusi
dan perekam medis
Kewajiban:
- Memiliki pengetahuan dan keterampilan dibidang kesehatan, dibuktikan dengan ijazah
dari lembaga pendidikan
- Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenaga kesehatan
yang bersangkutan memiliki ijin dari Menteri
- tenaga medis dan tenaga kefarmasian lulusan dari
- lembaga pendidikan di luar negeri hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah
yang bersangkutan melakukan adaptasi
4. Masyarakat dapat mendirikan sarana kesehatan sesuai dengan bab VII pasal 71 ayat 1 UU
no. 23 tahun 1992. Dalam mendirikan toko obat berijin harus memenuhi ketentuan dalam peraturan daerah. Ketentuan dalam mendirikan toko obat berijin diantaranya,
a. Dibuatnya surat izin usaha syarat dibuatnya izin usaha adalah:
1. Surat permohonan dari Pemilik sarana Toko Obat
2. Foto Copy KTP Pemohon
3. Pas Foto Pemohon
4. Foto Copy Ijazah Asisten Apoteker Penanggungjawab teknis
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
12/274
E F
Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani
5. Foto Copy Surat Izin Kerja ( SIK AA )
6. Surat pernyataan kesediaan Asisten Apoteker sebagai Penanggungjawab
teknis dengan materai Rp 6000
7. Foto Copy KTP Asisten Apoteker
8. Denah Lokasi Bangunan
9. Rekomendasi dari Camat setempat
b. diwajibkan membayar retribusi izin operasional
Kewajiban toko obat berijin
1. Mengadakan obat bebaas dan bebas terbatas yang dijual secara eceran
2. Penanggung jawab teknis adalah asisten apoteker
3. Melayani kesehatan masyarakat
4. Harus memiliki izin usaha
Larangan toko obat berijin
1. Tidak diizinkan menjual narkotika, psikotropika dan obat keras
2. Tidak diizinkan menjual alkohol
3. Tidak melayani resep
Prof. Dr. Achmad Fudholi, DEA., Apt
Senin, 23 Juni 2008 (60 menit)
Petunjuk: Jawablah soal dengan tulisan yang jelas !
1. Pendapat tentang suatu isu moral antara seseorang dengan orang lain sering berbeda.
Kenapa hal ini bisa terjadi dalam realitas kehidupan kita? Dan bagaimana
pengatasannya?
2. Apa perbedaan dan kesamaan antara etika dan etiket? Terangkan jawaban dengan
contoh?
3. Ilmu pengetahuan dapat dipandang sebagai suatu PROSES, PRODUK dan
PARADIGMA ETIKA. Apa maksudnya dan beri penjelasan.
Jawaban
1. Perbedaaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan latar belakang tiap orang. Moral
seseorang dibangun dari etika (misal adat kebiasaan dan tempat tinggal) yang
menimbulkan sikap yang berbeda. Hal inilah yang menimbulkan adanya isu moral.
Cara pengatassannya dengan pendekatan isu moral baik secara mikro maupun makro
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
13/274
E F
Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani
2. Persamaan:
Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif
Perbedaan:
Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan, etika memberi norma tentang
perbuatan itu sendiri.Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, etika berlaku meskipun tidak ada saksi mata
etiket bersifat relatif, sedangkan etika lebih mutlak.
Etiket terfokus pada bentuk lahiriah, sedangkan etika menyangkut sesuatu segi manusia
dari dalam (batin).
Contohnya adalah sikap pada waktu makan.
Secara etiket, cara makan orang dapat berbeda.
a) Sesuai etiket ketika makan menggunakan sendok dan garpu di meja makan dan
duduk di kursi.
b) Sesuai etiket ketika makan menggunakan tangan di lantai.
Kedua contoh etiket ini, bersifat relatif dan merupakan cara perbuatan yang dilakuakantergantung pergaulan.
Sedangakan etika, dalam pergaulan manapun dan tidak ada saksi mata tidak diterima
makan daging manusia walaupun cara makan dapat berbeda.
3. Pandangan terhadap ilmu pengetahuan
Sebagai proses
Artinya ilmu pengetahuan adalah kegiatan sosial dimana ilmu pengetahuan itu timbul
karena adanya interaksi hasil buah pikiran antar manusia.
1. interaksi buah pikiran antar manusia setiap waktu berkembang bertujuan mencari
kebenaran untuk memahami alam, baik manusia dan lingkungan
2. dalam buah pikiran tersebut bersifat apa adanya, berdasar fakta, dan impersonal
Sebagai produk
1. ilmu pengetahuan didapat melalui metode ilmiah
2. hasilnya menjadi milik umum yang digunakan untuk kepentingan umat manusia
3. tetapi sebelumnya harus mendapat persetujuan dunia ilmiah
4. dan siap diuji kebenarannya. Kebenaran yang dimiliki dapat ditumbangkan sewaktu-
waktu karena ilmu pengetahuan sendiri senantiasa berkembang
Sebagai paradigma etika
bersifat universal, komunal dan desinterestedness
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
14/274
E F
Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani
Kumpulan soal Etika
1. A ,
. A
. B . (16 2008)
2. AAE. A
, (2
2008)
3. F B, EDGE E.
,
.
(2 2008).
4. A A,
. . (11 2007)
5. 4 . A 4 .
. (11 2007)
6. A DE E .
. (11 2007)
7. D ,
?
.
8.
. ,
? .
9. A H
/
? /.
(6 2006)
10. A ? B
. (6 2006)
11. C DEA HE. B
.
12. D H
EAE E.
. (19 2003)
13. ,
. .
B
. (19 2003)
B .
14. E . A
. (8 2003)
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
15/274
E F
Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani
15.
. (2 2004).
Kumpulan Soal DINKES
1. D ,
?
2. F F G F 2007
B AA. 2
B, D .
.
. :
- A .
AA B D?
- A AA ?
. ?
Kumpulan Soal P. Amroni
1. . B
? . (2 2008)
. B
.
2. A . 919////1993
5
.
3. .
2 . A
.
4.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
16/274
E F
Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani
1. D
. .
2. 32 1996 .
184 1995 .
A G A 2008
F 1 . , A
AA D.
:
. A A
AA D?
. A A ?
. A
?
A A E DE
1.
!
2. : ,
, , , , ,
, ,
. .
3. A 12.00
B, 3 , . AA
.
. B ,
, , .
. B
,, ,
.
.A
.
, ,
.
: AA
/ ? !
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
17/274
JAWABAN & SOAL ETIKA/UU, 16 Januari 2008
(TIM DINKES)
1. Jelaskan tentang pekerjaan kefarmasiandikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlakunya, khususnyaUU no.23 th 1992 tentang kesehatan!
Jawab:Pekerjaan kefarmasian: Pembuatan, termasuk pengendalian,
mutu sediaan farmasi. Sediaan farmasi meliputi: obat, bahan obat,obat tradisional, dan kosmetika). Sediaanfarmasi yang berupa obat dan bahan obatharus memenuhi syarat farmakope Indonesiadan atau buku standar lainnya. Sediaanfarmasi yang berupa obat tradisional dankosmetika serta alat kesehatan harusmemenuhi standar dan atau persyaratan yangditentukan. Pekerjaan kefarmasian harus
dilakukan dalam rangka menjaga mutusediaan farmasi yang beredar Pengamanan pengadaan, penyimpanan
dan distribusi obat Pengamanan sediaan farmasi dan alatkesehatan diselenggarakan untuk melindungimasyarakat dari bahaya yang disebabkan olehpenggunaan sediaan farmasi dan alatkesehatan yang tidak memenuhi persyaratanmutu dan atau keamanan dan ataukemanfaatan.
Pengelolaan obatPengelolaan perbekalan kesehatan dilakukanagar dapat terpenuhinya kebutuhan sediaanfarmasi dan alat kesehatan serta perbekalanlainnya yang terjangkau oleh masyarakat.
Pelayanan obat atas resep dokter Pelayanan informasi obat Pengembangan obat, bahan obat, dan
obat tradisional
Pekerjaan kefarmasiaan dalam pengadaan,produksi, distribusi, dan pelayanan sediaanfarmasi harus dilakukan oleh tenaga kesehatanyang mempunyai keahlian dan kewenangan untukitu.
2. a. Berdasarkan UU no 8 th 1999 tentangperlindungan konsumen. Dalam hal apapelaku usaha dibebaskan dari tanggung
jawab atas tuntutan ganti rugi dan/ataugugatan konsumen?
b. Apa yang harus dipenuhi produsendikaitkan dengan UU no 7 th 1996tentang pangan?
Jawab: a.
Pada Pasal 24:(1). Pelaku usaha yang menjual barangdan/atau jasa kepada pelaku usaha lainbertanggung jawab atas tuntutan gantirugi dan/atau gugatan konsumen apabila: pelaku usaha lain menjual kepada
konsumen tanpa melakukanperubahan apapun atas barangdan/atau jasa tersebut;
pelaku usaha lain, didalam transaksi jual beli tidak mengetahui adanyaperubahan barang dan/atau jasayang dilakukan oleh pelaku usahaatau tidak sesuai dengan contoh,mutu, dan komposisi.
(2). Pelaku usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibebaskandari tanggung jawab atas tuntutanganti rugi dan/atau gugatankonsumen apabila pelaku usaha lainyang membeli barang dan/atau jasamenjual kembali kepada konsumendengan melakukan perubahan atasbarang dan/atau jasa tersebut.Tanggung jawab mengenai ganti rugitidak berlaku apabila pelaku usaha dapatmembuktikan bahwa kesalahan tersebutmerupakan kesalahan konsumen.
b.Hal-hal yang harus dipenuhi produsen:1. Mendaftarkan produknya
(termasuk IRT yang memproduksi:susu dan hasil olahnya, daging danhasil olahnya, makanan bayi,makanan kaleng steril komersial,minuman beralkohol, air minumdalam kemasan).
2. Mencantumkan label, yang berisi: Nama produk Daftar bahan yg digunakan Berat bersih atau isi bersih Nama dan alamat pihak yg
memproduksi atau memasukkanpangan ke dalam wilayahIndonesia
Keterangan tentang halal; dan Tgl,bulan dan tahun kadaluwarsa
3. Menghasilkan produk makananyang memenuhi persyaratan: Keamanan Mutu Gizi Label pangan
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
18/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 1
1. Bagaimanakah kondisi ideal yang harus tercipta lebih dulu agar tahapan-tahapan
collaborative working relationship dapat dilaksanakan oleh farmasis?
(Januari 2006)
Berilah penjelasan tentang kondisi yang harus tersedia agar PC sebagai suatu collaborative
working relationship dapat terlaksana!
Sebutkan hasil yang diperoleh jika masing-masing kondisi tersebut terjadi!
(Juni 2008)
JAWABAN:
- Hubungan yang dekat antara farmasis dan dokter. Farmasis merupakan counterpart
dokter, bukan partner dokter karena farmasis harus selalu ada di samping dokter
untuk memberikan masukan mengenai pengobatan yang tepat untuk pasien.
- Waktu untuk berinteraksi. Diefisienkan dengan menyapa dokter setiap bertemu,
rendah hati, percaya diri terhadap kemampuannya, dan tunjukkan rasa empati
sehingga waktu berinteraksi dengan dokter semakin banyak. Intinya tunjukkan
bahwa kita adalah farmasis.
- Pengetahuan klinis yang memadai, sangat mendukung untuk berinteraksi dengan
dokter.
- Saling terbuka/menerima untuk suatu kerja sama.- Adanya penghormatan/ menghargai tanggung jawab masing-masing profesi.
- Adanya diskusi aktif mengenai hal-hal yang berkautan dengan permasalahan
pasien. Terjadi ketika hubungan farmasis dengan dokter semakin dekat dan ada
waktu untuk berinteraksi.
- Saling menghormati satu sama lain (ditunjukkan dengan perbuatan).
- Adanya saling percaya terhadap kompetensi masing-masing.
Hasil akhir tercipta hubungan kerjasama secara profesionalitas antara farmasis dengan
dokter sehingga dapat meningktakan kualitas hidup pasien.
2. Bagaimanakah cara menghadapi (mengatasi) kendala utama pelaksanaan pharmaceutical
care yang merupakan tantangan diubah menjadi peluang?
JAWABAN:
Dilakukan dengan 5 tahap, yaitu:
- tahap 0: kesadaran profesional/ profesional awareness
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
19/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 2
- tahap 1: pengakuan/pengenalan organisasi/ profesional recognition
- tahap 2: eksplorasi & percobaan/ exploration & trial
Tahap 0-2 dilakukan dengan open communication
- tahap 3: pengembangan hubungan profesional/profesional relationship exspansion
(dilakukan dengan trust ). Pada tahap 3 ini dilihat adanya karakteristik individu,
konteks, & pertukaran.
- tahap 4: komitmen untuk saling bekerjasama/ commitment to the collaborative
working relationship (dilakukan dengan caring ).
3. Berilah penjelasan tentang persyaratan pokok (prinsip) PC!
Berilah penjelasan pula tentang hasil pelaksanaan persyaratan pokok tersebut! (Juni 2008)
Seperti apakah persyaratan pokok yang harus dilakukan, agar PC dapat diwujudkan dengan
benar? Berilah penjelasan tentang tujuan utama masing-masing yang akan dicapai saat
persyaratan pokok tersebut terlaksana!
(Januari 2008)
JAWABAN:
a. Profesional relationship (hubungan profesionalitas/persahabatan) antara dokter dan
pasien dengan farmasis harus terbangun dan selalu dijaga. Hubungan profesionalitas
dibangun dan dijaga dengan melakukan open communication, menanamkan trust , dan
menjalankan/mengabdikan caring .
Tujuan & Hasil: pasien akan memberikan semua informasi apapun masalah yang
dihadapi pasien ke farmasis sehingga dapat dicari solusi yang terbaik.
b. Patient’s informed consent (informasi dari pasien yang berhubungan dengan data
rekam medik pasien), harus dikumpulkan, diorganisasi, dicatat, dimonitoring, dan
dijaga.
Tujuan: untuk meningkatkan keamanan pasien karena pengobatan yang diberikan bisa
berdasarkan evidence bases, data-data ini diperoleh dari adanya hubungan
profesionalitas.
Hasil: Keamanan proses terapi untuk pasien meningkat.
c. Patient-spesific medical information must be evaluated (data rekam medik pasien
harus dievaluasi), terutama yang berhubungan dengan obat resep/obat keras. Terapi berhubungan dengan pasien dan dokter.
Tujuan: meningkatkan pengawasan terhadap pasien
Hasil: Keamanan proses terapi semakin terjamin.
Hasil akhir dari PC adalah meningkatnya kualitas hidup pasien.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
20/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 3
4. Berilah penjelasan tentang langkah yang harus dikerjakan farmasis, agar dapat menjalankan
standar profesi tersebut!
JAWABAN:
Langkah yang harus ditempuh adalah 5 tahap pengembangan stage 0-stage 4 (udah
dijelasin di atas) yang terangkum dalam OTC (open communication, trust, and caring).
Open communication dilakukan dengan menyapa dokter, dan memperkenalkan diri kita
”tunjukkan bahwa kita adalah farmasis”, setelah itu tanamkan kepercayaan (trust) antar
profesi kesehatan, dan lakukan caring untuk menjaga hubungan profesionalitas.
5. Mengapa PC sukar terlaksana di Indonesia, dan tindakan proporsional seperti apakah yang
harus dilaksanakan farmasis untuk mewujudkan tercapainya tujuan ideal tersebut?
JAWABAN:
a. tingkah laku/attitude dari farmasis yang menyebabkan hubungan farmasis dan
dokter menjadi kurang harmonis.
Tindakan: Lakukan OTC
b. Kurangnya kemampuan berpraktek PC yang baik dari farmasis (lebih pintar teori
daripada praktek).
Tindakan: tingkatkan kemampuan/skill terutama yang berhubungan dengan
praktek PC
c. Ketidakleluasaan yang berhubungan dengan sumber daya
d. Ketidakleluasaan yang berhubungan dengan sistem
Ketidakleluasaan ini berhubungan dengan sistem pendidikan kefarmasian yang
berbeda antar universitas sehingga menghasilkan farmasis yang berbeda pula
tingkah lakunya.
e. Hambatan intraprofesional
Hubungan profesionalitas antar farmasis sulit dikembangkan karena bisa jadi
mengganggap saingan (hubungan cenderung kompetitif).
Tindakan: membentuk jaringan atau relationship yang lebih baik dengan
menganggap bahwa sesama farmasis adalah saudara/ ada hubungan kolegalitas
sehingga satu sama lain harus saling bekerjasama
f. Hambatan akademik/pendidikan.Perbedaan pendidikan kefarmasian yang diperoleh oleh masing-masing farmasis.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
21/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 4
Pak Satibi
1. Jelaskan integrated antara pharmaceutical care dengan medical care? Penjelasan disertai
dengan gambar!
JAWABAN:
Penjelasan: Antara dokter & farmasis diperlukan suatu hubungan profesionalitas dalam
mengatasi masalah pasien. Dokter berkewajiban untuk mengidentifikasi problem pasien
dan mendiagnosis penyakit pasien. Sementara farmasis berkewajiban dalam siklus
terapetik pasien (berhubungan dengan pengobatan untuk pasien). Kerjasama keduanya
menghasilkan rencana pengobatan untuk pasien, salah satunya dengan obat.
2. Jelaskan hubungan antara therapeutic cycle, drug management cycle, dan dispensing dalam
pelaksanaan PC! Penjelasan disertai dengan gambar!
JAWABAN:
Pertimbangan
masalah farmasetikal
Identifikasi
problem pasien
Menganalis masalah
pasien -diagnosis
Merencanakan
pengobatan dengan
resep
Menentukan obyektif &
perencanaan terapetik
Mendesain perencanaan
monitoring
Mengimplementasikan
rencana terapetik
(dispensing, konseling)
Mengimplementasikan
rencana terapetik (aturan
pemakaian)
Mengimplementasikan
rencana monitoring
Mengumpulkan &
mnginterpretasikan informasi
hasil monitoring
Pharmaceutical
care (farmasis)
Obat
(pilihan)
Siklus
terapetik
Medical care (dokter)
Keterangan: siklus terapetik searah jarum jam
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
22/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 5
Untuk melaksanakan PC, diperlukan fungsi farmasis dalam proses dispensing obat &
pengaturan fungsi penunjang PC.
3. Jelaskan kompetensi farmasis yang harus dipunyai untuk menerapkan PC!
JAWABAN:
- identifikasi DRP aktual&potensial dari pasien
- memecahkan DRP actual
- mencegah DRP potensial agar tidak menjadi problem aktual
dilanjutkan dengan konseling & follow-up (monitoring).
4. Buatlah skema tentang kompetensi yang dibutuhkan farmasis dalam upaya melaksanakan
PC di rumah sakit agar fungsi-fungsi penunjang PC dapat dilaksanakan secara optimal!
Menganalisa
problem pasien
Menentukan
tujuan terapi
Mendesain rencana
monitoring
Menerapkan
monitoring
Implementasi
terapi
Mengumpulkan
data
Mengenali
problem pasien
Siklus
terapetik
procurement
distribusi
penggunaan
Interpretasi
& verifikasi
Konseling &
supply
Menerima resep
& konfirmasi
dispensing
Fungsi penunjang
Mengimplementasi
kan monitoring
seleksi
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
23/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 6
JAWABAN:
Pasien masuk wawancara, DRP, monitoring, konseling pasien keluar
Pelayanan produk, komponding, klinik, TPN, IV admixture, DUE, PIO, dll
Standar pelayanan farmasi, studi profesi dan etika, QA, hukum
Produk, SDM, SIM, keuangan, dll
Clinical skill, business and managerial skill, leadership, enterpreunership
SDM & visi-misi
5. Sebutkan 7 elemen dalam pelaksanaan PC!
JAWABAN:
1. Review semua obat
2. Hubungkan semua obat dengan indikasinya
3. DRP (drug related problem), contoh: pasien butuh obat tapi tidak diberi, dosis tidak
tepat, atau obat tidak perlu, dll.
4. Pecahkan DRP aktual dan cegah DRP potensial.
5. Contoh pasien DM: DRP aktual (jelas terjadi): hipoglikemik, sehingga harus
dimonitoring penggunaan obatnya. DRP potensial (kemungkinan bisa terjadi): pasien
DM kalo ada luka sukar sembuh.
6. Care plan/perencanaan pelayanan.
7. Follow-up/monitoring.
8. Dokumentasi, untuk mempermudah evaluasi pengobatan yang diberikan, dilihat berdasarkan outcome terapi yang diperoleh.
9. Jelaskan perbedaan antara PC dengan farmasi klinik!
JAWABAN:
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
24/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 7
Farmasi klinik PC
Fokus utama dokter/ profesi kesehatan lainnya pasien
Kontinyuitas diskontinyu kontinyu
Strategi menemukan penyakit/mencegah mengantisipasi&improve
Orientasi proses hasil terapi
10. Jelaskan karakteristik PC dibanding sistem pelayanan farmasi yang lain!
(Juni 2008)
Jelaskan keunikan PC dibanding sistem pelayanan farmasi yang lain!
(2008)
- Fokus pelayanan terutama ditujukan pada patient oriented
- Pelayanan kefarmasiaan bersifat kontinyu
- Strategi terapinya adalah mengantisipasi adanya DRP dan meningkatkan
kulaitas hidup pasien
- Orientasinya adalah hasil terapi atau outcomes pengobatan, contoh:
kesembuhan pasien.
11. Bagaimana anda membuat patient medication record? Data apa yang anda perlukan dalam
PMR?
JAWABAN:
- Farmasis harus tahu patofisiologi & tanda-tanda klinik terjadinya gangguan kesehatan
(dapat menghubungkan tanda-gejala dengan penyakitnya)
- Farmasis harus tahu obat yang tepat & hasil yang ingin dicapai dalam terapi.
- Informasi & data dapat diperoleh dari pasien/anggota keluarga, juga untuk terapi
sebelumnya. Contoh: dengan teknik wawancara.
- Lakukan standarisasi format catatan pasien/rekam medik. Bertujuan untuk pencarian info
yang cepat, meminimalkan data yang tidak perlu, dan meningkatkan penggunaan data
bersama praktisi kesehatan lainnya.
- Rekam medik bisa dibagi menjadi bab seperti riwayat pasien (penyakit, pengobatan,
sosial), assesment, dan perencanaan (termasuk hasil yang diinginkan). Dapat dilakukan
dengan metode SOAP (subyektif, obyektif, assesment, plan).
Data yang diperlukan:- Riwayat pasien secar detail (penyakit/medis, obat, dan sosial)
- Tambahan keterangan dengan observasi langsung (penampilan fisik, umur, jenis
kelamin, kondisi mental, dst)
- Pemeriksaan fisik, contoh: tekanan darah, denyut jantung
- Pemeriksaan laboratorium, contoh: kadar gula darah, kadar kolesterol, dsb.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
25/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 8
12. Jelaskan fungsi-fungsi penunjang dalam PC?
JAWABAN:
- SDM (farmasis): adanya clinical skill, business&managerial skill, leadership, dan
enterpreunership
- SIM (Sistem Informasi Manajemen)
- Keuangan/financial
- produk (ditunjang dengan perbekalan kesehatan terutama obat yang efektif, aman, dan
acceptable)
- distribusi obat yang tepat waktu &akurat
- klinik (adanya kemampuan klinik dari farmasis)
13. Bagaimana menentukan strategi untuk memulai praktek PC? Fungsi-fungsi (farmasis) apa
saja yang diperlukan dalam PC? Jelaskan masing-masing fungsi tersebut!
(Januari 2006)
Bagaimana upaya yang dilakukan untuk memulai PC di rumah sakit?
(Juni 2006)
Jika anda selaku kepala IFRS, akan memulai praktek PC, perlu melakukan perubahan
secara filosofi, organisasi, dan fungsional. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!
(Januari 2008)
JAWABAN:
Strategi/upaya:
1. Mensosialisasikan visi dan misi yang baru (perubahan filosofi).
2. merubah organisasi yang sesuai dengan perubahan yang memfasilitasi terselenggaranya
quality assurance (perubahan organisasi).
3. Menentukan fungsi-fungsi farmasis : siapa yang melakukan tugas PC, siapa yang
melakukan tugas penunjang, contoh: distribusi obat, pembuatan IV admixture, PMR, drug
information, dokumentasi, dll. (perubahan fungsi).
4. Masing-masing fungsi mengetahui tugasnya sehingga dapat memberikan pengobatan yang
tepat.
Fungsi farmasis dalam PC:
- Fungsi yang berhubungan langsung dengan PC:
• identifikasi DRP aktual&potensial dari pasien
• memecahkan DRP actual
• mencegah DRP potensial agar tidak menjadi problem aktual.
dilanjutkan dengan konseling & follow-up (monitoring)
- Fungsi farmasis dilayanan penunjang adalah menjamin terlaksananya:
• pelayanan distribusi obat yang tepat waktu & akurat
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
26/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 9
• data pasien yang tepat waktu & akurat
• drug information yang menyeluruh & terkini
• dokumentasi yang menyeluruh dari keputusan & intervensi farmasis
11. Seandainya anda selaku farmasis di rumah sakit diminta untuk memulai PC, langkah
kongkret apa yang akan anda lakukan untuk memulai PC tersebut!
(Juni 2006)
Jika anda selaku kepala IFRS, akan melakukan praktek PC, bagaimana langkah yang anda
lakukan untuk memulainya?
(Juni 2008)
Seandainya anda selaku Kepala IFRS sebuah RS tipe C dengan kapasitas tempat tidur 300
TT, BOR 70%, serta pelayanan poliklinik untuk pasien rawat jalan. Pasien rawat jalan rata-
rata tiap hari 150 pasien. IFRS mempunyai 5 farmasis dan 12 AA. Anda punya keinginan
yang kuat untuk melaksanakan PC, jelaskan strategi yang anda lakukan dalam memulai
praktek PC di RS tersebut!
(Januari 2007)
JAWABAN:
1. Awal pelaksanaan PC, maksimal sumber daya yang ada.
2. Tentukan visi dan misi serta sosialisasikan visi dan misi baru tentang PC kepada
direktur RS dan teman sejawat lainnya disertai dengan data-data penunjang
pelaksanaan PC (perubahan filosofi).
3. Mulai dengan 1 bangsal sebagai pilot project, di mana dokternya menerima farmasis
dan AA dengan baik.
4. Perubahan struktur organisasi yang sesuai untuk pelaksanaan PC (perubahan
organisasi).
5. Farmasis difungsikan dalam hal managerial dan fungsionalnya dan masing-masing
fungsi tahu tugasnya (perubahan fungsi), contoh: dengan sistem matriks. 1 apoteker
kepala (untuk fungsi manajemen), 1 apoteker untuk mengurusi logistik dan SDM, 3
apoteker fungsional dan pelaksanaan fungsi pendukung PC. Sedangkan AA bertugas
dalam pelayananan out-patient, pendistribusian obat, dan pengelolaan perbekalan
kesehatan.
6. Penetapan dan pelaksanaan PC (in place and in use) dan dokumentasi.
12. Bagaimana upaya penerapan konsep zero defect dalam pelayanan PC?
JAWABAN:
- pembangunan sistem pengendalian
- pelaksanaan in process control
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
27/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 10
- pelaksanaan verifikasi proses
- dokumentasi
- tindak lanjut (follow-up)
- perbaikan sistem secara berkesinambungan melalui training SDM, program SIM
(sistem informasi manajemen), fasilitas, beban kerja, dsb.
Yang perlu diingat, untuk mencapai zero defect, yang harus dibangun adalah sistem
pengendalian.
13. Bagaimana pendapat anda tentang identifikasi dan penanganan drug related problem (DRP)
mampu menurunkan medication error? Bagaimana upaya yang dilakukan di pelayanan
farmasi untuk mengatasi DRP!
KEMUNGKINAN JAWABAN:
DRP berhubungan dengan kebutuhan pasien akan terapi. Dengan adanya identifikasi
adanya DRP sejak awal penerimaan resep dan penanganan yang segera baik dengan dokter
dan pasien, kemungkinan terjadinya ME dapat dicegah.
Upaya yang dilakukan:
• identifikasi DRP aktual&potensial dari pasien
• memecahkan DRP actual
• mencegah DRP potensial agar tidak menjadi problem aktual.
dilanjutkan dengan konseling & follow-up (monitoring).
14. Bagaimana peran farmasis dalam mencegah medication error ?
KEMUNGKINAN JAWABAN:
Peran farmasis dimulai dari proses penerimaan resep sampai proses konseling. Setelah
resep diterima dilakukan skrining administratif, farmasetik, dan klinis, proses peracikan,
pemeriksaan akhir, sampai konseling. Re-check bisa dilakukan oleh apoteker yang lain
untuk memastikan ketepatan terapi. Pencegahan medication error juga dilakukan pada
proses penerimaan sampai penyimpanan perbekalan kesehatan.
15. Bagaimana pendapat anda tentang kekuatan mata rantai pelayanan farmasi terletak pada
mata rantai yang terlemah? Jelaskan!
KEMUNGKINAN JAWABAN:
1. setiap pemberian obat adalah langkah etrakhir dari 10-15 langkah sebelumnya.
2. setiap langkah mengandung peluang kesalahan.
3. kekuatan suatu rantai sama dengan kekuatan mata rantai terlemah, artinya tahap krusial
di mana pada tahap tersebut terjadinya medication errors paling besar merupakan tahap
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
28/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 11
yang paling menentukan hasil akhir dari terapi pengobatan. Jika pada mata rantai terlemah
tersebut, farmasis bisa mengatasinya, maka PC akan berjalan baik.
Pak Waldi
1. Apa pendapat saudara tentang pelayananan farmasi menyeluruh?
JAWABAN:
Pelayanan kefarmasian disebut menyeluruh karena prosesnya melibatkan secara langsung
pasien dan farmasis, farmasis melihat problema terapi obat, memberikan alternatif
pengobatan, menetapkan dan memodifikasi penggunaan terapi, serta melakukan follow-
up/memonitor hasil terapi obat untuk memastikan bahwa regimen terapi obat aman dan
efektif.
2. SK Menkes RI No.1027 tahun 2004 memuat standar pelayanan kefarmasian (PC) di apotek.
Pertanyaan:
a. Apa yang disebut dengan PC? Apakah praktek PC itu diperlukan oleh apoteker di
indonesia saat in? Terangkan jawaban anda!
b. Tulis dan beri sedikit keterangan tentang aktivitas kontemporer apoteker (farmasis)
dalam melakukan PC!
JAWABAN:
a. PC: sebuah pekerjaan dan tanggung jawab langsung farmasis yang berinteraksi langsung
dengan pasien untuk memberikan pelayanan yang komprehensif tentang pengobatan
yang bertujuan untuk memberiakan outcome terapi yang positif atau meningkatkan
kualitas hidup pasien. Pada PC terjadi perubahan orientasi dari obat ke pasien. PC
perlu dilakukan di Indonesia, karena itu merupakan tanggung jawab moral farmasis.
Paradigma pelayanan obat harus mulai berubah ke arah patient oriented mulai sekarang
atau profesi farmasi akan semakin terpuruk.
b. aktivitas komplementer apoteker dalam melakukan PC:
- farmasi komunitas
- institusi pelayanan pasien
- managed care
- pelayanan kesehatan di rumah- pelayanan militer dan pemerintah
- bidang akademik (contoh: dosen)
- asosiasi profesional
- penelitian kefarmasian
- pabrik/industri obat
- posisi lain yang membutuhkan keahlian farmasi.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
29/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 12
3. SK Menkes RI No.1027 tahun 2004 memuat standar pelayanan kefarmasian (PC) di apotek
disebutkan bahwa apoteker harus melakukan pelayanan yang komprehensif dengan tujuan
meningkatkan kualitas hidup pasien. Pertanyaan:
a. berikan keterangan tentang pelayanan kefarmasian yang komprehensif tersebut!
b. Pendekatan penyelesaian problem dalam pelayanan kefarmasiaan telah diinfokan
dalam kuliah ada 3 macam, yaitu 5 kebutuhan pasien tentang terapi obat, PWDT,
dan SOAP. Berikan keterangan tentang ketiga hal ini!
JAWABAN:
a. Pelayanan komprehensif adalah berpusat pada pasien, berorientasi pada outcome terapi
pasien, yaitu memberikan pelayanan sampai tujuan terapi tercapai atau sampai memperoleh
hasil terapi yang diharapkan dengan efek samping sekecil-kecilnya sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien.
b. 5 kebutuhan pasien tentang terapi:
- Pasien mempunyai indikasi yang sesuai dengan tiap obat yang diberikan
- terapi obat yang efektif (dosis tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar)
- terapi obat yang aman (tidak muncul ADR)
- pasien patuh/ bersesuaian dengan terapi obat dan segala aspek terapi yang
diperolehnya (dilihat dari perkembangan penyakitnya setelah menjalani terapi).
- pasien telah memperoleh terapi yang diperlukan untuk indikasi penyakit yang
belum ditangani. (dilihat dari tanda dan gejala penyakit pasien yang belum
diobati).
PWDT (Pharmacist, Workout, Drug, Therapy)
• Hal/masalah terkait dengan terapi obat pasien
• Daftar problema terapi obat yang spesifik terhadap pasien
• Outcome terapi yang diharapkan
• Daftar alternatif terapi yang bisa digunakan untuk mencapai outcome yang
diharapkan
• Rekomendasi yang dilakukan apoteker dan individualisasi pasien
• Menyusun rencana untuk monitoring terapi obat sehingga efek yang tidak
diinginkan minimal dan efek yang diinginkan benar-benar terjadi.
SOAP (Subjective, Objective, Assesment, Plan)
• Subjective: Informasi yang menjelaskan penyebab problem. Informasi bahwa
pasien melaporkan gejala yang dirasakan, perawatan yang coba dilakukan,
pengobatan yang dilakukan/obat yang digunakan, dan efek samping yang
ditemukan. Data bersifat non-reprodusibel karena berdasarkan interpretasi pasien
dan memori akan kejadian yang telah berlalu.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
30/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 13
• Objective: Informasi dari pemerikasaan fisik (tes denyut jantung, bunyi pernafasan,
tekanan darah), hasil laboratorium, tes diagnostik, jumlah pil yang telah digunakan,
dan informasi profil farmasi. Data dapat diukur dan reprodusibel.
• Assesment: Deskripsi problema yang lengkap namun singkat, termasuk di
dalamnya kesimpulan atau diagnosis yang secara logis didukung oleh data
subyektif dan obyektif di atas.
• Plan: Rekomendasi atau deskripsi detail tentang:
- workup (lab, radiologi, konsultasi)
- treatment
- pendidikan pada pasien (tentang merawat diri, perilaku sehat, tujuan terapi,
pengawasan dan penggunaan obat).
- pengawasan dan tindak lanjut yang berhubungan dengan assessment tadi.
4. Pelayanan kefarmasian diharapkan dapat memberikan hasil terapi obat yang positif dan pasien
memperoleh keuntungan terapi obat yang maksimal dengan resiko yang minimal. Pertanyaan:
a. Apa sajakah hasil terapi obat itu (5 hasil)? Berikan satu contoh untuk tiap hasil
terapi yang diharapkan itu!
b. Pemberian obat pada pasien menjadi rasional bila pasien memperoleh
kebutuhannya yang berhubungan dengan terapi obat. Bila kebutuhan itu tidak
terpenuhi, maka problema terapi obat akan timbul. Sebutkan 5 kebutuhan pasien
tentang terapi obat dan 8 problem terapi obat yang timbul akibat kebutuhan pasien
yang berhubungan dengan terapi obat tidak terpenuhi. Berikan sekedar contoh-
contohnya!
JAWABAN:
a. 5 hasil terapi obat:
- menyembuhkan penyakit (cth: infeksi bakteri diobati dengan antibiotik, radang
diobati dengan anti inflamasi)
- menghilangkan atau mengurangi symptom (cth: rasa nyeri diatasi dengan analgetik,
demam diatasi dengan antipiretik)
- menghambat progresi/proses perkembangan penyakit (cth: pada pasien kanker)
- mencegah timbulnya penyakit atau kondisi yang tidak diinginkan (cth:
vaksin/imunisasi, fluoride untuk mencegah karies gigi, kontrasepsi)
- mendiagnosis penyakit (cth: untuk penyakit pada kelenjar tiroid dideteksi dengan
radioaktif iodine)
b. Jawaban sama dengan no. 6.
5. Pelayanan farmasi membutuhkan:
a. an expert knowledge of therapeutik.
b. A good understanding of diseases processes
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
31/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 14
c. Knowledge of drug products
d. Strong communication skill
e. Drug monitoring, drug information, and therapeutic planning skill
f. The ability to asses and interpret physical assessment findings
Pertanyaan: Berikan pendapat anda mengapa poin-poin di atas diperlukan dalam
pelayanan kefarmasian. Hal-hal tersebut diperlukan dalam rangka pelayanan
kefarmasiaan yang komprehensif dan rasional.
JAWABAN:
a. mempunyai pengetahuan dan handal dalam terapi.
b. mengetahui dengan baik proses perkembangan suatu penyakit.
a dan b digunakan untuk menilai kebutuhan pasien akan obat sehingga perlu
mengumpulkan informasi tentang penyakit dan pengobatan pasien. Hasil
dikolaborasikan untuk memperoleh gambaran dan kesimpulan tentang kondisi
pasien.
c. mempunyai pegetahuan tentang produk obat.
Penting dalam seleksi obat dan bentuk sediaan.
Penting dalam menilai permasalahan farmasetis dalam skrining resep.
d. mempunyai pengetahuan berkomunikasi yang kuat.
Identifikasi DRP dapat dilakukan melalui konseling untuk mengeksplorasi riwayat
pasien (penyakit atau medis, obat dan sosial).
e. kemampuan dalam membuat rencana terapi, monitoring dan informasi obat.
f. kemampuan untuk menilai dan menginterpretasikan diagnosis dokter.
Contoh dengan melihat data lab untuk mengetahui kondisi pasien. Dari data lab
dapat diketahui adanya gejala penyakit yang sudah atau belum mendapat terapi,
penting untuk mencegah ROTD dan interaksi obat.
6. Dalam kuliah anda diberi informasi tentang 5 kebutuhan pasien akan obat dan 8 hal tentang
drug therapy problems. Pertanyaan: Sebutkan 5 kebutuhan akan obat dan 8 hal tentang drug
therapy problems dan berikan beberapa contoh penyebab terjadinya masing-masing hal
tersebut! Bagaimana pula pengatasan masalah tersebut?
JAWABAN:
• 5 kebutuhan pasien akan obat :
- Pasien mempunyai indikasi yang sesuai dengan tiap obat yang diberikan
- terapi obat yang efektif (dosis tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar)
- terapi obat yang aman (tidak muncul ADR)
- pasien patuh/ bersesuaian dengan terapi obat dan segala aspek terapi yang
diperolehnya (dilihat dari perkembangan penyakitnya setelah menjalani terapi).
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
32/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 15
- pasien telah memperoleh terapi yang diperlukan untuk indikasi penyakit yang belum
ditangani. (dilihat dari tanda dan gejala penyakit pasien yang belum diobati).
• 8 hal tentang drug therapy problem, contoh & pengatasan:
- Indikasi yang tidak diberi terapi. Pasien memerlukan terapi obat untuk indikasi
spesifik tetapi pasien tidak memperolehnya.
Contoh: terapi profilaksis sebelum operasi (dengan menggunakan antibiotik)
- Pemilihan obat yang tidak tepat. Obat yang diberikan pada pasien tidak efektif atau
toksik.
Contoh: penderita asma menggunakan asetosal. Asetosal akan memperparah asma.
Solusi: asetosal sebaiknya tidak digunakan, diganti dengan obat lain yang berefek
sama dengan asetosal atau jiak tetap menggunakan asetosal perlu dilakukan
monitoring.
- Dosis subterapi. Dosis yang diterima pasien terlalu kecil.
Contoh: perhitungan dosis keliru, frekuensi pemakaian tidak tepat, atau rute
penggunaan tidak tepat. Solusi: dilakukan penyesuaian dosis.
- Dosis berlebihan. Dosis yang diterima pasien terlalu besar.
Contoh: perhitungan dosis keliru, frekuensi pemakaian yang kurang tepat, atau
lama pemakaian tidak tepat. Solusi: dilakukan penyesuaian dosis.
- Pasien tidak memperoleh obat. Pasien tidak memperoleh obat atau tidak meminum
obat.
Berhubungan dengan kepatuhan pasien. Contoh: pasein memilih tidak memakai
obat karena efek terapi tidak terasa, contohnya pasien hipertensi.
Solusi : lakukan monitoring atau follow-up untuk melihat kepatuhan pasien, bisa
dilihat dari outcomes terapi setelah pemakaian obat.
- Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD). Pasien memperoleh suatu kondisi
sebagai akibat reaksi obat yang tidak dikehendaki.
Contoh: parasetamol berefek hepatotoksik, untuk orang normal dengan dosis terapi
biasanya tidak bermasalah. Tetapi untuk orang yang kekurangan enzim tertentu
dalam hati atau alkoholik berat, akan beresiko terjadinya efek hepatotoksik.
- Interaksi obat. Problema medik dapat timbul sebagai hasil interaksi antara obat
dengan obat, makanan, nutrisi, minuman, penyakit, dan bahan dari lingkungan.
Contoh: Interaksi antibiotik dengan antasida, dimana penggunaan antasida akan
mengurangi absorpsi dari antibiotik. Solusi: Antasida diberikan sebelum antbiotik
dan diberi selang waktu minimal 2 jam.
- Pasien memperoleh obat tanpa ada indikasi. Pasien memperoleh obat tetapi pasien
itu tidak mempunyai indikasi valid bagi obat tersebut.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
33/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 16
Contoh: anti histamin yang membuat mengantuk, sehingga diberi obat anti-
ngantuk. Seharusnya dicari anti histamin yang tidak membuat mengantuk.
7. Untuk memulai praktek pelayanan kefarmasiaan, anda telah diberi informasi tentang 14
pertanyaan menyangkut kesiapan apoteker menjalankan profesinya. Selain itu, anda diberi
informasi tentang 7 kebiasaan untuk menjadi apoteker yang efektif dalam melakukan
pelayanan kefarmasian. Pertanyaan:
a. Sebut dan beri keterangan 7 saja dari 14 pertanyaan di atas yang saudara anggap
lebih penting dari yang lainnya!
b. Sebut dan beri keterangan 4 kebiasaan untuk menjadi apoteker yang efektif dari 7
kebiasaan yang saudara anggap mempunyai peranan yang lebih besar dari lainnya
dalam rangka kesuksesan praktek pelayanan kefarmasian.
JAWABAN:
a. – apakah anda mempunyai keinginan besar tehadap pasien dan profesi anda?
Farmasis mempunyai komitmen 100% pada profesi dan pasien, keinginan kuat
untuk menolong orang lain dan membuat hubungan baik dengan rekan sejawat dan
sesama farmasis.
- apakah anda tahu siapa diri anda dan apakah anda mempunyai dukungan di tempat
anda?
Farmasis perlu memiliki dukungan pribadi dan profesional yang menjadi dasar
kepercayaan diri dan kekuatan baru. Diperlukan suatu jaringn untuk mendapatkan
dorongan dan mendiskusikan pendapat baru.
- dapatkah anda mengatakan pada orang lain apa yang anda lakukan?
Visi dan misi yang jelas dan dibutuhkan comunication skill dalam bahasa yang
mudah dimengerti oleh semua orang.
- apakah anda mempunyai keberanian untuk bertindak?
Mengubah visi dari profesi dan kesempatan untuk mewujudkan dalam dunia nyata
adalah sesuatu yang sulit dilakukan, kemauan saja tidak cukup harus ada
keberanian untuk bertindak.
- sudahkah anda belajar dari kesalahan?
Kesalahan adalah pengalaman yang berharga. Sukses datang dengan belajar dari
pengalaman.- apakah anda melihat gelas kaca itu sebagai setengah kosong atau setengah penuh?
Farmasis harus menjadi pemikir yang independen yang melihat kesempatan dan
perubahan sebagai hal positif. Mereka harus optimis.
- maukah anda memulai dengan hal-hal kecil?
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
34/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 17
Farmasis dapat memulai pelayanan kefarmasian secara sederhana dan
mengembangkannnya. Hal-hal kecil dapat tumbuh menjadi perubahan besar,
dibutuhkan waktu bagi farmasis untuk berfikir dan keluar dari tradisi lama.
(pendapat bisa berbeda, silakan teman-teman untuk berpendapat lain)
b. – jadilah proaktif
Gunakan 4 anugrah manusia yang fundamental (kesadaran diri, imajinasi,
hati nurani dan kemauan yang independen) untuk memilih tingkah lakumu.
- berfikirlah untuk kepentingan kedua belah pihak.
Farmasis belajar bagaimana untuk bernegosiasi tentang persetujuan win-
win dengan outcome yang menguntungkan kedua belah pihak untuk
mencapai hubungan positif jangka panjang.
- sinergis
Sinergis adalah sebuah pokok dari kepemimpinan yang terpusat pada
prinsip. Sinergis memerlukan 4 anugrah unik manusia, kemampuan
komunikasi untuk menunjukkan empati, motivasi dibalik tingkah laku win-
win.
- pertajam gergaji.
Farmasis perlu untuk menjaga, meningkatkan, dan memperbaharui 4
dimensi bawaan mereka (fisik, mental, sosial atau emosional, spiritual)
dengan cara bijaksana dan seimbang supaya dapat menjaga dan
meningkatkan kemampuan untuk melakukan pekerjaannya.
(pendapat bisa berbeda, silakan teman-teman untuk berpendapat lain)
8. Kasus Mary Blithe
a. Bagaimana cara apoteker memulai menjalin hubungan dengan pasien untuk
mengumpulkan data-data tentang pasien?
b. Data-data apa yang diperlukan untuk mengetahui
indikasi sesuai
efektivitas terapi
efek samping terapi
kepatuhan
apakah ada indikasi belum tertangani yang perlu ditangani?
JAWABAN:
a. 3 konsep poko untuk wawancara:
- wawancara harus terorganisir, pertanyaan yang berhubungan harus ditanyakan
serangkaian.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
35/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 18
- farmasis menggunakna wawancara sekaligus untuk mengedukasi pasien
mengenai PC dan mempromosikannya kepada pasien
- farmasis menggunakan 7 pertanyaan skrining untuk mengevaluasi gejala-gejala
yang dialami Mary. (location, intensity, timing, setting, modifying factor, sign and
symptom).
b. – ketepatan indikasi
data yang harus diperoleh:
• Penggunaan obat resep dan non resep
• Kondisi dan gejala yang dialami Mary
Cara menanyakannya
• Keluhan apa saja yang sedasng anda alami saat ini?
• Kapan anda mengalaminya? (berhubungan dengan 7 pertanyaan skrining)
• Jenis obat apa saja yang sedang anda gunakan? (resep, non resep)
• Sejak kapan pakainya?
• Bagaimana cara penggunaannya? (dosis, regimen, interval)
- efektivitas terapi
Data yang harus diperoleh: respon Mary terhadap tiap obat
Cara menanyakannya: stelah minum obat A, B, C, D bagaimana pengaruhnya
terhadap gejala yang anda rasakan?
- keamanan obat:
Data yang harus diperoleh:
•
Efek samping yang mungkin dialami setelah minum obat• Data hasil cek fisik
Cara menanyakan: Sudah terintegrasikan dengan pertanyaan diatasnya.
- kepatuhan Mary
Data yang harus diperoleh:
• Dosis yang digunakan
• Frekuensi, interval, durasi pemakaian tiap obat
Cara menanyakan:
• Obat A, B, C, dan D sudah anda paki sejak kapan?
• Jelaskan pada saya kapan, berapa banyak dan bagimana cara anda
memakainya?
- adanya indikasi yang belum diterapi
Data yang harus diperoleh:
• Sign dan simptom, diagnosis
• Terapi yang telah diperoleh
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
36/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 19
Cara menanyakan: Sudah terintegrasikan dengan pertanyaan diatasnya.
(Kasus dan jawabannya lebih lanjut bisa dilihat di PSC Pak Waldi tanggal 17
Oktober 2006 dan 14 November 2006)
9. Dalam OBRA mengharuskan apoteker melakukan Produr. Sebutkan 3 dari lima
langkah produr dan jelaskan!
JAWABAN:
(Mungkin ini jawabannya)
• Melakukan monitoring pengobatan pasien terhadap:
kesesuaian terapetik
duplikasi terapetik
penggunaan yang berlebihan
penggunaan yang kurang dari seharusnya
kontraindikasi obat-penyakit
interaksi antar obat dengan pengobatan OTC atau obat yang diresepkan
dokter lain
interaksi alergi obat
dosis obat yang sesuai
durasi perawatan
malpraktek (clinical abuse or misuse)
• Menawarkan konseling pada seluruh penerima resep atau orang yang merawat pasien,
meliputi obat, dosis, durasi pemakaian, rute penggunaan, efek samping, kontraindikasi,
teknik untuk memonitor sendiri terapi obat, penyimpanan yang benar, informasi
pembelian ulang, dan hal-hal lain yang harus dilakukan bila ada dosis yang terlewat.
• Mengatur profil pengobatan pasien dan catatan konseling terapi.
6. V.C., a 30 year old woman, comes to the pharmacy with a prescription for nitrofurantoin
sustained release (macrobid) 100 mg BID for 7 days. The computer profile shows that the
only other medicine V.C. is taking is metronidazole (Flagyl) 500 mg BID for 7 days, which
she received 7 days prior. Both the same prescriptions were written by the same general
practitioner in the hospital’s medical clinic.
V.C. claims good compliance to the metronidazole, tidak ada efek samping dan dia berkata
bahwa vaginanya gatal. Tetapi sekarang dia mengalami panas ketika buang air kecil. 3 hari
yang lalu. V.C. datang ke dokter dengan keluhan utama mua dan muntah campuran kopi
dan darah.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
37/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 20
Dia menyatakan bahwa dia biasanya pulih setelah dua hari ketika mual dan muntahnya
menjadi baikan setelah makan malam. Darah terlihat dimuntahannya ketika awal-awal
muntah dan she has continued to vomit intermittently since then to the point where she has
vomited “more times than she can count”.
V.C. juga menyatakan bahwa kemarin fesesnya menjdai kehitaman dan appear to be tarry.
Dia tidak memasukkan apapun ke mulutnya sejak mulai muntah-muntah dan sekarang dia
merasa pusing. Dia merasa demam, chills, sakit perut, diare.
Gejala infeksi saluran urinenya sudah membaik.
Riwayat pengobatannya:
’nervous stomach’ sejak kecil, kadang-kadang nyeri di dada ketika berbaring
setelah makan, didiagnosis endometriosis 2 tahun lalu, tidak ada riwayat pentakit tukak.
Pengobatan yang sedang dijalani:
Nitrofurantoin, dia menyelesaikan terapi dengan metronidazole 3 malam yang lalu.
Pertanyaan:
Anda disarankan untuk melaksanakan PC dengan menggunakan PWDT atau pendekatan
SOAP untuk pasien V.C. Langkah demi langkah pendekatan PWDT atau SOAP
dikerjakan.
Jawaban:
----
Silabus Yanfar: (WLDI)
1. Konsep PC
2. Penggunaan obat rasonal
3. PC domain dan praktek
4. SK Menkes dan OBRA
5. Dasar Praktek PC
6. SOAP7. 5 kunci + 7 habits
8. Kesipan untuk praktek PC
9. Memulai PC (STB)
10. Menerapkan PC (STB)
11. Pengenalan pokok PC (RIS)
12. Call work relation, communication and stage (RIS)
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
38/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 21
Drs. Riswaka Sudjaswadi, SU, Apt
10 Juni 2008
1. Berilah penjelasan tentang persyaratan pokok (prinsip) PC!
2. Berilah penjelasan tentang langkah yang harus dijalankan farmasis, agar dapat menjalankanstandar profesi tersebut!
Gak ada tahunnya, jawaban maksimal 5 baris, maksimal 100 kata.
1. Bagaimana kondisi ideal yang harus tercipta lebih dulu agar tahapan-tahapan collaborative
working relationship dapat dilaksanakan oleh farmasis?
2. Bagaimana cara menghadapai (mengatasi) kendala utama pelaksanaan PC yang merupakan
tantangan diubah menjadi peluang?
3 Januari 2008
1. Seperti apakah persyaratan pokok yang harus dilakukan agar PC dapat diwujudkan dengan
benar?
Berilah penjelasan tentang tujuan utama masing-masaing yang akan dicapai saat
persyaratan pokok tersebut terlaksana.
Tambahan dari Mb Marlyn
Halangan terhadap PC:1. Sikap apoteker
2.
Lack of advanced practise skill
3. Sistem yang belum mendukung
4. Kendala intraprofesional5. Academic/ educational
Satibi S.Si, M.Si, Apt
10 Juni 2008
1. Jika Anda selaku kepala IFRS, akan memulai melaksanakan praktik PC, bagaimana
langkah yang akan Anda lakukan untuk memulainya? (10)
2. Jelaskan kompetensi farmasis yang harus dipunyai untuk menerapkan PC! (10)
3. Jelaskan karakteristik PC dibanding sistem palayanan farmasi yang lain! (10)
Gak ada tahunnya
1. Bagaimana pendapat Anda tentang identifikasi dan penanganan Drug Related Problem
(DRP) mampu menurunkan medication error ?
Bagaimana upaya yang dilakukan di pelayanan farmasi untuk mengatasi DRP? (30)
2. Bagaimana menentukan strategi untuk memulai PC?
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
39/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 22
Fungsi-fungsi (farmasis) apa saja yag diperlukan dalam PC? Jelaskan masing-masing
fungsi tersebut. (40)
3. Jelaskan hubungan antara therapeutic cycle, drug management cycle dan dispensing dalam
pelaksanaan PC.
Berikan penjelasan dengan gambar. (30)
3 Januari 2008
1. Jika Anda kepala IFRS, akan memulai praktek PC, perlu melakukan perubahan secara
filosofi, organisasi dan fungsional. Jelaskan maksud penyataan tersebut ! (8)
2. Jelaskan fungsi-fungsi penunjang dalam PC? (6)
3. Jelaskan keunikan PC dibanding pelayanan farmasi sebelumnya? (6)
Rabu, 17 Januari 2007
1. Jelaskan integrated antara PC dan medical care menurut Hepler? (10)
2. Jelaskan keunikan PC dibanding dengan sistem pelayanan farmasi klinik dan farmasi
tradisional? (10)
3. Jelaskan konsep untuk memasarkan PC di RS? (10)
Rabu, 3 Januari 2007
1. Jelaskan hubungan antara managing drug cycle, dispensing dan therapeutic cycle dalam
pelayana farmasi (penjelasan disertai gambar)! (25)
2. Jelaskan 7 (tujuh) elemen yang harus dilaksanakan farmasis dalam pelaksanaan PC? (30)
3. Seandainya Anda selaku kepala IFRS tipe C dengan kapasitas tempat tidur 300 TT, BOR
70%, serta pelayanan poliklinik untuk pasien rawat jalan. Pasien rawat jalan rata-rata tiap
hari 150 pasien. IFRS mempunyai 5 farmasis dan 12 AA. Anda mempunyai keinginanyang kuat untuk melaksanakan PC. Jelaskan strategi yang Anda lakukan dalam memulai
PC di RS tersebut? (45)
Prof. Dr. Suwaldi M., M.Sc., Apt
1. Apa pendapat saudara tentang pelayanan farmasi menyeluruh?
Pelayanan farmasi membutuhkan:
a. An expenrt knowledge of therapeutics
b. Good understanding of disease processes
c. Knowledge of drug procuct
d. Strong communication skillse. Drug monitoring, drug information, and therapeutic
f. Plannng skills
g. The ability toassess and interpret physical assessment findings
Beri keterangan masing-masing!
2. Sebutkan 7 (tujuh) drug therapy problems dan beberapa contoh penyebabnya.
3.
4. Kasus Mary Blythe
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
40/274
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 23
a. Bagaimana cara apoteker memulai menjalin hubungan dengan pasien untuk
mengumpulkan data-data tentang pasien?
b. Data-data apa yang diperlukan untuk mengetahui:
Indikasinya sesuai tiap obatnya
Efektivitas terapi
Drug therapy is safe
The patient is able to comply with the drug therapy
Apakah ada kondisi belum tertangani padahal perlu ditangani (sakjane aku lali
berarti ngawur iki?). soal kayak: 10 Juni 2008
5. Dalam OBRA mengharuskan apoteker melakukan PRODUR. Sebutkan 3 dari 5 langkah
PRODUR dan jelaskan!
3 Januari 2007
1. Tulis 7 DRP dan pengatasannya.
2. Kasus Mary Blythe, susun SOAP-nya.
3. 14 pertanyaan (sebutkan 7) dan 7 kebiasaan (sebutkan 4)!
4. ............lupa..................??
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
41/274
)2. ,
3.
4. ,
, ,
5. ,
6. , ,
7. ;
8. ()9.
10.
11.
12.
13.
1. ()
2.
3.
4. 5.
6.
7.
8.
9.
10. 2
11.
()
12.
1.
2.
3. ( )
4.
5.
6.
7.
1. ()2.
3.
4.
5.
6.
()
7.
1.
2.
3.
, ,
4.
5.
6.
7.
8. 30
9.
10.
11.
12.
.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
42/274
F 1
B: 2004
Time goes by yah guys...ternyata qt dah di ujung waktu (waktu retensi farmasi UGM dansekitarnya)…udah jadi angkatan bangkotan, tapi teteup gantengan dan cantikan…uda makanasam, basa, garam, ion dan molekul di farmasi…he2…
Now it’s time to struggle …ayooo berjuang…di ujian trakir mahasiswa (amin, amin, amin…ga adayang replikasi ujian), so give your best…Met belajar, doa duyu, biar cepet terdisolusi, terabsorbsi dan memberikan respon berupa nilai
A…he2…Semangatttt…!!!
Dra. Siti Sundari, Apt
11 Januari 2007
1.Jelaskan cara pengadaan obat dan perbekalan farmasi lain dimulai dari perencanaan,pemesanan sampai barang tersebut tersedia di apotek.
Jawab:
Perencanaan:
Dalam mengelola sediaan farmasi maupun perbekalan farmasi yang ada di apotek kitaharus melakukan perencanaan terlebih dahulu. Ada 4 metode perencanaan dalampengadaan (pembelian) barang di apotek yaitu:
a. Epidemiologi → perencanaan didasarkan pada penyebaran penyakit, wabah, ataupenyakit yang paling banyak diderita di daaerah itu. Bisa juga kita mencariinformasi di puskesmas tentang 10 besar penyakit yang paling sering diderita
warga sekitar.
b. Konsumsi → direncanakan berdasar pengeluaran barang periode sebelumnya, jadi
kita harus memantau obat apa yang paling banyak keluar di periode sebelumnyadalam menentukan obat apa yang akan kita beli di periode sekarang ini. Sehinggakita perlu melakukan pngelompokan barang menjadi 2 yaitu fast moving dan slowmoving.
c. Kombinasi epidemiologi dan konsumsi → direncanakan berdasarkan apa saja yangbanyak keluar dan epidemologi saat itu. Misal lagi musim hujan banyak yangterserang flu, jadi kita menyediakan obat flu dalam jumlah besar.
d. JIT (Just In Time) → Jika sedang butuh, baru memesan atau membeli. Metode ini
dipilih terutama untuk obat yang jarang laku, hargnya mahal, dan keluarnya
sedikit.
Pemesanan:
→ Obat dipesan dari PBF dengan disertai SP (surat pesanan) yang ditandatangani oleh
apoteker sehingga ada tanggung jawab penuh terhadap obat yang akan dibeli.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
43/274
F 2
B: 2004
Penerimaan:
→ Pengiriman barang disertai faktur (memuat nama PBF, tanggal, jenis dan jumlah
barang), kemudian dicocokkan/pengecekan (ED, keadaan fisik obat, sesuai denganpermintaan jenis dan jumlah obat). Jika sesuai maka faktur ditandatangani Apoteker /AA(nama terang, SK, cap apotek), dan faktur asli akan diperoleh jika sudah melunasipembayaran obat. Obat yang diperoleh dicatat di buku penerimaan/ED, menyangkut
nama PBF yang mengirim barang, harga barang, dan no.batch. No.batch penting karenasewaktu-waktu BPOM bisa menarik obat tertentu dengan no.batch tertentu.
Penyimpanan
→ Penyimpanan obat dalam wadah asli (misal box, yang terdapat no.batch, keterangan
ED). Jika dipindahkan dari wadah aslinya perlu dicatat kembali nama obat, kapan ED nya,dan no.batch.
Penataan perbekalan farmasi
1. Harus ditata secara sistematis agar tidak kesulitan dalam mencari.
2. Bahan baku → dipisahkan serbuk, cairan, dan ynag setengah padat, kemudian
disusun berdasarkan alfabetis.
3. Obat jadi lebih baik disusun berdasarkan bentuk sediaan lalu masing-masingdisusun berdasarkan alfabetis.
4. Almari khusus → terutama untuk golongan narkotika dan psikotropika harus
dipisah penyimpanannya dan dalam almari khusus.
5. Obat dengan persyaratan suhu dingin → simpan di almari es.
6. Obat generik → bisa juga dikelompokkan jadi 1 rak tersendiri.
7. Antibiotika → boleh dikelompokkan tersendiri.
8. Alat kesehatan → boleh dikelompokkan tersendiri.
2. Kemampuan apa yang dimiliki oleh APA yang juga sebagai manager di apotek agarapotek dapat berjalan dengan efektif dan efisien? Terangkan!
Jawab:
a. Planning, dimulai saat akan mendirikan apotek, termasuk calon APA harus melakukansurvey lokasi, studi banding, penyusunan budget, kapan modal akan kembali, dsb.
b. Organizing, mampu memberikan job description kepada pegawai dan menempatkanorang pada right place dan right time . Mampu mendelegasikan wewenang kepadapegawai.
c. Actuating, melakukan program yang telah direncanakan. Mampu menggerakan setiaporang supaya bekerja dengan senang hati bukan dengan keterpaksaan agar kondisi kerja
menyenangkan.
d. Controlling, melakukan pengawasan/evaluasi terhadap segala kegiatan yang dilakukandi apotek.
3. Salah satu pengelolaan sumberdaya di apotek adalah pengelolaan administrasi.Jelaskan pengelolaan tersebut agar memenuhi standar kefarmasian di apotek menurutKepmenkes no.1027/2004.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
44/274
F 3
B: 2004
Jawab:
Pengelolaan administrasi meliputi:
1. Kesekretariatan• Surat menyurat
- buku agenda → mencatat keluar masuknya surat
- buku ekspedisi → mencatat pengiriman surat dan obat- blanko surat (SP/surat pesanan)- barang cetakan → kuitansi, nota, kopi resep, dll
• Pembuatan/pengiriman laporan- Laporan penjualan harian (laporan ke dalam) → penjualan OWA,OTC,resep- Laporan narkotika, psikotropka,statistika resep (laporan keluar)- Laporan tenaga kesehatan
2. KepegawaianMencatat:- biodata pegawai → nama, tempat tinggal dan tanggal lahir, alamat, pendidikan,
tahun lulus, besarnya gaji- absensi pegawai → mencatat cuti yang telah diambil
3. Keuangan• Buku kas
- uang masuk → penjualan tunai, kredit- uang keluar → pembelian harian tunai, kredit (administrasi pembelian)
Pembelian kredit biasanya dilakukan dengan PBF dengan perjanjiantertentu. Tapi untuk apotek yang baru berdiri, 3 bulan pertama pembeliandengan PBF harus tunai.
• Buku pembelian/buku hutang
• Biaya operasional- biaya operasional harian → fotokopi, pembelian bahan bakar, dll- pengeluaran bulanan → rekening listrik, air, telefon, gaji pegawai,dll
- pengeluaran tahunan → sewa bangunan, pajak,dll4. Penyimpanan/pergudangan
• Kartu stock : kartu yang mencatat stock obat atau bahan obatSebaiknya warna berbeda-beda untuk berbagai jenis obat (missal: merahuntuk narkotik, kuning untuk psikotropika, hijau untuk obat bebas)
• Kartu selling: kartu yang berfungsi untuk melacak berkurang ataubertambahnya barang. Diletakkan di dekat bahan masing-masing, didalamnya memuat tanggal, nomor resep, sisa obat, dan paraf.
• Buku bon →a mbil barang di gudang
• Buku ED → mencatat tanggal ED setiap obat→mencatat tanggal ED setiap
obat, obat yang rusak• Buku defecta → untuk mencatat berang/persediaan obat yang sudah
menipis• Faktur → sebaiknya tiap PBF, mapnya tersendiri• Berita acara pemusnahan→misalnya pemusnahan resep, obat yang sudah
rusak/ED
4.a. Seorang wajib pajak (WP) dalam tahun 2006 memperoleh onset eh, omzet di apoteksebesar Rp.300.000.000,- WP tersebut berstatus kawin dan mempunyai 1 orang anak.Hitunglah besarnya pajak PPh Ps 25 yang harus dibayar tiap bulan pada tahun 2007
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
45/274
F 4
B: 2004
apabila WP tersebut menggunakan Norma Perhitungan (Penghasilan netto atas usaha20%)
Jawab:Omzet = Rp 300.000.000,00Penghasilan netto (20%) = Rp 60.000.000,00
PTKP (kawin dengan 1 anak) = Rp 15.600.000,00 -Penghasilan kena pajak = Rp 44.400.000,00
PTKP:Untuk WP sendiri Rp. 13.200.000,00Untuk status nikahnya Rp. 1.200.000,00Untuk status anak satu Rp. 1.200.000,00 +
Rp. 15.600.000,00
PPh terhutang :5% dari Rp. 25.000.000,00 adalah Rp. 1.250.000,0010% dari Rp 19.400.000,00 adalah Rp. 1.940.000,00
Rp. 3.150.000,00
PPh pasal 25 = 1/12 x Rp. 3.150.000,00 = Rp. 262.500,00 perbulan
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan PPh Ps 29?Pembayaran pajak kurang bayar pada akhir tahun. Maksudnya, ada kekuranganpembayaran pajak yang terhutang berdasarkan SPT tahunan, pajak ini harus dibayarlunas paling lambat tanggl 25 bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir.
Mr. Satibi
Kamis 3 Januari 2008
1. Apotek X mempunyai aset perbekalan farmasi: obat, alat kesehatan, obat alami, dankosmetik serta mempunyai tenaga farmasis 2, AA 3 dan tenaga non farmasi 3. Apotekini telah terdiversifikasi dengan dibukanya mini market serta beberapa praktek dokter.Resep yang diperoleh tiap hari rata-rata 40 lembar dan self medication 50 px. Farmasismengupayakan adanya sistem pengendalian serta TQM bisa dilaksanakan:
a. Sistem pengendalian apa saja yang diperlukan?
b. Alat yang diperlukanc. Bagaimana TQM bisa dilaksanakan?
Jawab:
a. Sistem pengendalian yang diperlukan:- Pengendalian barang :
• Pengendalian barang regular : cek stock, pengendalian harga,pengendalian barang macet, dan pengendalian barang kadaluarsa
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
46/274
F 5
B: 2004
• engendalian barang khusus : psikotropika dan narkotika- Pengendalian uang:
• Pengendalian uang tunai
• Pengendalian piutang- Pengendalian SDM
b. Alat yang diperlukan :
- Sistem informasi Manajemen (SIM): untuk pengendalian barang dan uang- Kartu stock dan form kendali untuk narkotika dan psikotropikac. Langkah- langkah melaksanakan TQM:
- Identifikasi masalah/ tentukan perbaikan yang akan dilaksanakan. Contoh :pasien mengeluh waktu tunggu lama
- Uraikan proses pelayanan : contoh : pasien periksa ke dokter praktek, pasienmendapat resep, pasien menunggu obat, pasien menerima obat dan konseling
- Analisa situasi saat ini : contoh : pada jam praktek dokter jumlah pasienmeningkat, dokter sering terlambat datang, delivery time > 25 menit
- Tentukan standar yang akan dicapai : contoh : delivery time 10-25 menit,dokter harus datang 10 menit sebelum jam praktek.
- Usaha peningkatan pelayanan : contoh : pembenahan karyawan/ loket.Karyawan diberi training agar tau dan hafal letak dan khasiat obat, penyiapanpaket-paket obat di luar pelayanan (untuk resep-resep yang sudah adaformula pasti)
- Lakukan uji coba : contoh : ukur delivery time ( dengan stop watch)- Buat tools untuk pengawasan- Buat tools untuk format pelaporan- Awasi sampai keadaan ideal tercapai- Buat SOP
2. Jelaskan strategi pengembangan apotek pada level fungsional dan bisnis!
a. Strategi fungsional: cara yang dilakukan perusahaan untuk menggunakan sumber-
sumber pada jenjang fungsional. Strategi fungsional mencakup:- Produksi- Pemasaran- SDM- KeuanganContoh nyata pengembangan pada jenjang fungsional yaitu, improvement padaoutlet, layout apotek, dan perbaikan pelayanan.
b. Strategi bisnis: cara yang dilakukan perusahaan untuk bersaing dalam satu industryatau satu pasar tertentu atau cara untuk mencapai keunggulan kompetitif yangberkelanjutan dalam jangka panjang. Contoh strategi bisnis adalah strategi genericdari om Porter (bukan Harry Potter loh):- Kepemimpinan biaya menyeluruh (overall low cost): menciptakan posisi biaya
rendah di antara pesaing, mengelola keterhubungan seluruh rantai nilai yangada dan mencurahkan upaya pada pengurangan biaya. Strategi ini dilakukanketika customer sensitif terhadap harga.Cara untuk menekan biaya dapatdilakukan dengan identifikasi faktor-faktor yang memerlukan biaya besar ataudengan mengurangi biaya operasional.
- Diferensiasi : intinya adalah menciptakan distinctiveness, bias dari segipelayanan maupun produknya. Perusahaan menciptakan produk yang unik danbernilai menurut pelanggan, memfokuskan pada atribut non harga dimanapelanggan bersedia melanggar pada harga non premium. Strategi ini dilakukan
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
47/274
F 6
B: 2004
ketika customer sensitive terhadap kualitas produk. Contoh: ada layanandelivery service , buka 24 jam
- Fokus : perusahaan memfokuskan pada lini produk yang sempit, kelompokkecil pembeli, atau pasar geografis yang dituju kecil. Contoh : apotek untukproduk kecantikan, nutrisi.
3. ,
( 1)!
:
:
Finansial :
Customer:
Proses bisnis
internal:
Learning and growth:
,
G
D
E
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
48/274
F 7
B: 2004
Dra. Siti Sundari, Apt
Kamis, 3 Januari 2008
1. Di dalam pelayanan obat yang termasuk golongan OWA apa yang harusdilakukan oleh Apt, terangkan dengan contohnya untuk pemberian obatoral kontrasepsi?
Jawab:Yang dilakukan apoteker dalam pelayanan OWA:
a. pelayanan OWA harus memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenisobat per pasien yang disebutkan dalam OWA yang bersangkutan(berapa tablet, tube atau botol)
b. apoteker harus membuat catatan pasien dan obat yang diserahkan(tanggal, jenis obat, jumlah, nama dan alamat pasien,keluhan)
c. apoteker harus memberikan informasi : dosis, aturan pakai,
kontraindikasi, efek samping,dll)Contoh pada obat oral kontrasepsi:
a. pemberian pertama kali harus menggunakan resep dokter (melaluidokter dulu)
b. pemberian ke-2 sampai ke-5 bisa langsung ke apotek., pemberian ke-6 harus ke dokter dulu (menggunakan resep dokter), maksimal 1bulan 1 strip
2. Jelaskan pengelolaan SDM sesuai dgn standard pelayanan kefarmasianApotek menurut Kepmenkes No. 1027/2004?
Jawab:
Pengelolaan SDM sesuai standard pelayanan kefarmasian:Apoteker harus menguasai 4 fungsi managemen: planning, organizing,actuating, controlling.Permenkes 1027, ttg pengelolaan SDM: apotek dikelola oleh apoteker yangprofessional, yaitu:a. mampu menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik.b. Mampu mengambil keputusan yang tepatc. Mampu berkomunikasi antar profesi terutama profesi kesehatan misal:
dokterd. Leadership
e. Dapat mengelola SDM scr efektif , harus mampu berencana :berapapegawai yang dibutuhkan, dll
f. Selalu belajar (long-life learner), belajar terus,,,sampe tuaaa,,,, g. Memberi pendidikan dan peluang untuk memberi pengetahuan pada
pegawai.Pengelolaan SDM:a. Struktur organisasi harus jelas, garis koordinasi dan
pertanggungjawaban harus jelas.
b. Job description harus jelas, sesuai dengan bidang, berguna untukmengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenang. Penempatan
berdasarkan pengetahuan, bakat, dan keterampilan.
8/17/2019 Buku Sakti Test Apoteker
49/274
F 8
B: 2004
c. Menanamkan sifat disiplin, jujur dan bertanggungjawabd. Human relation, melalui hubungan yang baik, komunikasi, dan
kekeluargaane. Pembinaan untuk peningkatan pengetahuan & keterampilanf. Kesejahteraan, misalnya insentif, reward, n punishment