+ All Categories
Home > Documents > Buku Sosiologi Whenching

Buku Sosiologi Whenching

Date post: 02-Nov-2015
Category:
Upload: finska-violet
View: 17 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
buku sosiologi
Popular Tags:

of 82

Transcript

BAB IPARADIGMA SOSIOLOGI 1.1.1 Pengertian SosiologiSosiologi merupakan bidang ilmu yang fokus kajiannya tentang masyarakat dengan kata lain sosiologi adalah ilmu yang mempelajari segala susuatu tentang masyarakat, hal ini sesuai dengan beberapa pendapat menurut para ahli. berikut dibawah ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli yaitu:1. Pitirim Sorokin: (dalam Anwar dan Adang,2013;5) sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.2. Roucek dan Warren: (dalam Anwar dan Adang,2013;5) sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan kelompok-kelompok.3. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf: (dalam Anwar dan Adang,2013;5) sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosal dan hasilnya, yaitu organisasi soial.4. J.A.A Von Dorn dan C.J.Lammers: (dalam Anwar dan Adang,2013;5) sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.5. Max Weber: (dalam Anwar dan Adang,2013;5) sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial; Selo Sumardjan dan Soelaman Soemardi; sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.6. Paul B. Horton: (dalam Anwar dan Adang,2013;5) sosiologi adalah ilmu yang memutuskan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.Dapat dikatakan bahwa pengertian sosiologi sangat berbeda-beda menurut para ahli, tetapi intinya sosiologi adalah hidup bermasyarakat, belajar saling mengenal antar sesama kelompok masyarakat, dan saling berinteraksi satu sama lain, sehingga dalam kehidupan bermasyarakat sesama masyarakat dapat saling mengenal kelompok-kelompok masyarakat tertentu.

1.1.2 Karakteristik SosiologiSosiologi juga sama dengan ilmu-ilmu lain yang memiliki ciri-ciri ataupun karakteristik yang membedakannya dengan ilmu-ilmu yang lain Karakteristik sosiologi sebagai ilmu pengetahuan ditinjau dari sifat dan hakikatnya dapat disebutkan sebagai ilmu pengetahuan. Mengenai sifat dan hakekat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dapat dijelaskan melalui pendapat Robert Bierstedt yaitu:1. Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang termasuk kealam rumpun ilmu-ilmu sosial bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pengetahuan kerohanianyang mempelajari dunia empiris. (Wulansari,2013;19-21)2. Sosiologi bukan merupakan disiplin ilmu yang normatif, akan tetapi disiplin ilmu yang kategoris. Kategoris artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi atau seharusnya terjadi. Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi membatasi diri pada persoalan pernilaian, artinya sosiologi tidak menetapkan kearah mana sesuatu harus berkembang dalam arti memberikan petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama. Hal ini bukanlah berarti bahwa pandangan-pandangan sosiologi tidak akan berguna bagi kebijaksanaan-kebijaksanaan kemasyarakatan, dan politik, akan tetapi pandangan-pandangan sosiologis tak dapat menilai apa yang buruk dan apa yang baik, apa yang benar dan salah serta segala sesuatu yang bersangkut paut dengan nilai-nilai kemanusiaan. Sosiologi dapat menetapkan bahwa suatu masyarakat pada suatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu, akan tetapi selanjutnya tak dapat ditentukannya bagaimana nilai-ilai tersebut seharusnya. Dalam hal ini sosiologi berbeda dengan filsafat kemasyarakatan, filsafat politik, etika dan agama. (Wulansari,2013;19-21)3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai (applied science). Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta masyarakat yang mungkin dapat dipergunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan masyarakat, akan tetapisosiologi sendiri bukanlah suatu lmu pengetahuan terapan. (Wulansari,2013;19-21)4. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak bukan merupakan ilmu pengetahuan yang konkret. Artinya yang diperhatikan sosiologi adalah bentuk dan pola-pola peristiwa-peristiwa dalam masyarakat tetapi bukan wujudnya yang konkret. (Wulansari,2013;19-21)5. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pegertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang prinsip-prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi anatar-manusia dan perihal sifat, hakikat, bentuk isi dan struktur dari masyarakat itu. (Wulansari,2013;19-21)6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Ciri tersebut menyangkut soal metode yang dipergunakan. (Wulansari,2013;19-21)7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya sosiologi mempelajari gejala yang umum ada pada setiap-manusia. Pusat perhatian sosiologi dapat bersifat khusus sebagaimana halnya dengan setiap ilmu pengetahuan, akan tetapi lapangan penyelidikannya besifat umum, yakni kehidupan bersama. Oleh karena itu sosiologi juga disebut sebagai ilmu masyarakat. (Wulansari,2013;19-21)Dengan demikian ditinjau dari sifatnya, sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki empat unsur yaitu:1. Bersifat empiris, artinya sosiologi itu didasarkan pada pengamatan dan penalaran terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif. (Wulansari,2013;19-21)2. Bersifat teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil pengamatan. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori. (Wulansari,2013;19-21)3. Bersifat kumulaif, artinya teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori yang lama. Kumulatif berasal dari kata latin cumulare yang berrti menimbun, menumpuk, makin lama makin besar; hubungkan kata ini pada arti tersebut. (Wulansari,2013;19-21)4. Bersifat non etis, artinya yang dipersoalkan sosiologi bukanlah baik buruknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis. (Wulansari,2013;19-21)Dari beberapa pandangan para ahli dapat disimpulkan bahwa karakteristik sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mencakup keseluruhan tentang masyarakat, dimana berbicara tentang kehidupan didalam bermasyarakat. 1.1.3 Ruang Lingkup SoiologiRuang lingkup sosiologi merupakan segala aspek yang berkaitan dengan masyarakat baik itu dalam ruang lingkup internal maupun ekternal, dan biasanya ruang lingkup ini yang paling mendasar dalam masyarakat. berbicara ruang lingkup dalam sosiologi berarti berbicara juga menyangkut keseluruhan ruang lingkup masyarakat umum Menurut Soedjono Dirdjosisworo ruang lingkup sosiologi itu meliputi sosiologi yang umum (general files of sociology) dan sosiologi yang khusus (specialized filds of sociology). Sosiologi umum, meliputi apa yang perna diketengahkan oleh Auguste Conte yang meliputi bagian statika dan dinamika. Bagian statika memuat dasar-dasar objek studi sosiologi seperti pengertian tentang kelompok sosial, stratifikasi sosial, lembaga sosial, unsur budaya norma sosial dan sebagainya yang memiliki sifat statis, aryinya istilahnya sendiri tidak berubah, walaupun mungkin bentuknya berkembang seiring perkembangan nilai dan norma yang mempengaruhinya,demikian pula kata masyarakat, gemains chaft, gesellchaft, pemimpinan, dan sebagainya. Pada bagian dinamika yang dipelajari adalah dasar-dasar perubahan sosial, yakni faktor-faktor penyebab perubahan, perubahan-perubahannya, akibatnya serta mempelajari pembangunan, ruang lingkup dan permasalahannya. Kedua bagian tersebut merupakan dasar sosiologi umum yang luas, sehingga oleh para penulis sosiologi ditampilkan dalam berbagai persi, namun dasarnya sama, yakni yang menyangkut statika dan dinamika. (Wulansari,2013;26)Seiring dengan perkembangan zaman maka ruang lingkup sosiologi juga berkembang sesuai dengan pemikiran masyarakat saat ini. Pada zaman dulu Banyak masyarakat yang menganggap bahwa ruang lingkup sosiologi sangatlah sempit yakni hanya berkisar pada masyarakat tertentu, namun semua itu dapat berkembang dengan adanya pemikiran-pemikiran ataupun pendapat-pendapat para ahli. Sosologi khusus kini telah berkembang dengan begitu pesatnya, menurut Robert K. Merton dewasa ini dikenal seperti (Wulansari,2013;26)1. Sosiologi politik2. Sosiologi hukum3. Sosiologi pendidikan4. Sosiologi agama5. Sosiologi keluarga6. Sosiologi kesenian7. Sosiologi ilmu pengetahuan8. Sosiologi kedokteran9. Sosiologi ekonomi.Pendapat para ahli tersebut sekarang sudah banyak ruang lingkup yang berkembang saat ini seperti ilmu politik, ilmu hukum, pendidikan, agama, dan ekonomi yang realitanya terlihat pada dunia masyarakat sekarang yang semakin modernDaftar Rujukan :Adang. 2013. Sosiologi Untuk Universitas: Bandung. PT Refika AditamaAnwar Yesmil. 2013. Sosiologi: Bandung.PT Refika AditamaWulansari. 2013. Sosiologi: Jakarta. Airlangga

1.2 Pendekatan, Metode, Teknik, Ilmu bantu, dan Jenis Penelitian Sosiologi

1.2.1 Pendekatan SosiologiPendekatan sosiologi merupakan pendekatan dimana dapat mengamati masyarakat dengan melakukan berbagai pendekatan. Pendekatan sosiologi adalah pendekatan yang digunakan dalam menelaah masyarakat atau menelaah manusia sebagai pribadi. Menurut Soerjono Soekanto menyebutkan bahwa pendekatan sosiologi ada dua, yaitu pendekatan secara mikro dan pendekatan secara makro. Pendekatan makro menggunakan analisis yang bersifat agregatif atau kolektif, sedangkan pada pendekatan mikro memecahkan objek penelitian kedalam unsur-unsur atau komponen-komponen kecil yang diteliti secara mendasar. Sedangkan menurut T.B Bottomore menyebutkan bahwa pendekatan sosiologi yang terpenting ada lima yaitu (Wulansari,2013;27-28):1). Pendekatan historis2). Pendekatan metode komparatif3). Pendekatan fungsional4). Pendekatan sosiologi formal5). Pendekatan struktural.

1.2.2 Metode SosiologiPada paradigma sosiologi ini setelah kita membahas semua yang berkaitan dengan pengertian, ruang lingkup sosiologi, dan pendekatan, maka selanjutnya akan membahas tentang metode sosiologi. pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka atau ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata didalam masyarakat. Didalam metode kualitatif termasuk metode historis dan metode komparatif, keduanya dikombinasikan menjadi historis komparatif. Metode historis menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Metode kuantitatif mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan memperguanakan skala-skala, indeks, tabel, dan formula-formula yang semuanya mempergunakan ilmu pasti atau matematiak. Metode yag termasuk metode kuantitatif adalah metode statistik yang bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara matematis (Soekanto,2013;42-44)1.2.3 Teknik Dalam Sosiologia. Wawancara (Interview)Ditinjau dari pelaksanaanya, wawancara adalah pengajuan pertanyaan secara tatap muka.b. Pengamatan (Observasi)Dapat mengamati secara langsung perilaku para obyek.

1.2.4 Ilmu Bantu SosiologiDalam ilmu sosiologi yaitu ilmu yang lebih banyak berbicara mengenai ruang lingkup masyarakat maka didalam ilmu sosiologi ini terdapat ilmu-ilmu bantu yang perlu diketahui Sosiologi dapat disebutkan termasuk kedalam lingkup studi ilmu pengetahuan masyarakat atau ilmu n,.n pengetahuan kemasyarakatan (social science). Ilmu pengetahuan kemasyarakatan itu adalah kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan bersama manusia dengan sesamanya, yaitu kehidupan sosial atau pergaulan hidup, Pada umumnya orang berpendapat bahwa yang termasuk kedalam kelompok ilmu pengetahuan kemasyarakatan itu adalah: ilmu ekonomi ilmu politik ilmu jiwa sosial ilmu antropologi budaya ilmu sejarah sosial ilmu hukuk dan sosiologidisamping kelompok ilmu pengetahuan kemasyarakatan tersebut terdapat dua kelompok besar ilmu pengetahuan lainnya yaitu:1).Ilmu pengetahuan alam (natural sciences)Mempelajari gejala-gejala alam baik yang hayati atau hidup (biologi) maupu yang tidak hayati (physica). 2). Ilmu pengetahuan kerohanian (humanities atau humaniora)Mempelajari manifestasi spritual dari kehidupan bersama manusia ilmu bahasa, ilmu agama, filsafat, dan kesenian) (Wulansari,2013;21-22)1.2.5 Jenis Penelitian SosiologiDalam sosiologi terdapat juga jenis-jenis sosiologi yang harus diketahui sebagai seorang masyarakat yang didalam kehidupannya saling membutuhkan satu sama lain Secara umum dapat dibagi sebagai berikut:Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu (Wulansari,2013;102-103)a. Penelitian dasar (basic research)Kegiatan utama penelitian dasar adalah mengumpulkan informasi untuk menyusun konsep dan hubungan, serta perjalinan teoritikuntuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai suatu topik tertentu yang nyata dalam kehidupan. Contohnya, penelitian yang dilakukan Max Planck dengan Penemuan Quantum Theory atau Einstein dengan teori relativitasnya.b. Penelitian Terapan (applied research)Penelitian ini berusaha mengupulkan informasi untuk membantu usaha memecahkan suatu persoalan didalam kehidupan sehari-hari. Penelitian terapan diarahkan pada penggunaan hasil penelitian secarapraktis dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian terapan biasanya terbatas pada problem yang menjadi obyek penelitian saja dan tidak diterapkan pada masalah yang lebih luas.Disamping itu Penjenisan Penelitian menurut metodenya adalah sebagai berikut:a. Penelitian HistorikPenelitian historik berusaha mengkaji peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau. Penelitian ini berdasarkan pada gambaran tertilis maupun lisan dari obyek penelitian. Tujuannya adalah membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif.b. Penelitian SurveiPenelitia survei bertujuan memperoleh informasi yang sama atau sejenisnya dari berbagai kelompok atau oran dengan angket atau wawancara secara pribadi.c. Penelitian EksperimenPenelitian eksperimen merupakan jenis penelitian yang memanipulasi atau mengontrol siruasi alamiah menjadi situasi buatan dengan tujuan penelitian.d. Penelitian ObservasiPenelitian observasi bertujuan memperoleh informasi secara langsung dari tingkah laku orang yang diamatiDaftar Rujukan :Soekanto Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar: Jakarta. PT RajaGrafindo PersadaSulistyowati Budi.2013. Sosiologi Suatu Pengantar: Jakarta. PT RajaGrafindo Persada

1.3 Sosiologi sebagai ilmu yang nyata Seperti yang kita ketahui bersama bahwa sosiologi banyak menelaah fenomena fenomena yang ada di masyarakat. Dalam realitanya kondisi ideal yang diharapkan masyarakat itu tidaklah sepenuhnya berjalan normal, dalam arti bayak fenomena abnormal terjadi secara patologis, yang dapat disebabkan oleh tidak berfungsinya unsur-unsur yang ada pada masyarakat tersebut.Banyak orang yang sering memperdebatkan sifat ilmu sosioogi itu. Tidak sedikit yang mengemukakan bahwa sosiologi sebagaimana layaknya ilmu sosial, tidak jauh berbeda dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Tetapi dibalik itu semua anmpak juga yang menekanan bahwa jika sosiologi ingin tetap merupakan sebuah ilmu pengetahuan, maka harus merupakan ilmu pengeetahuan yang jelas nyata.

1.4 hubungan Sosiologi dengan ilmu lainya

Pada umumnya hubungan Sosiologi dengan ilmu-ilmu lain membahas tentang masalah-masalah yang dikupas oleh Sosiologi umum yaitu gejaa-gejala jiwa manusia, seperti perasaan, kemauan, berpikir yang semuanya terlepas dari alam sekitar, jadi seolah-olah manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang lepas dari alam sekitar. Pada ilmu Sosiologi yang dibicarakan adalah manusia sebagai anggota masyarakat. Jadi meninjau interaksi dalam kelompok, bagaimana hubungan individu yang satu dengan yang lain dalam kelompok itu dan sebagainya. Sedangkan sosiologi membicarakan tentang kelompok-kelompok manusia sebagai suatu kesatuan, misalnya: tentang macam-macamnya kelompok, perubahan-perubahanya, macam-macam pimpinan dan sebagainya (Ahmadi,2010:26)Dari uraian tersebut jelaslah bahwa Sosiologi meninjau hubungan individu yang satu dengan yang lain. Masalah-masalah yang dibicarakan banyak yang bersamaan dengan Sosiologi, hanya saja sudut pandangannya berbeda. Sedang kalaw dipandang Sosiologi bagaimana hubungan sosial/manusia yang satu dengan yang lain, bagaimana pengaruh terhadap pimpinan dan sebagainya. Terlihat perbedaan titik tolak studi sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya yaitu sebagai berikut (Wulansari,2013;22-23)1. Sosiologi bertitik tolak pada pola kehidupan bersama atau pola interaksi sosial.2. Antropologi bertitik tolak pada kebudayaan dan nilai-nilai pada kebudayaan tersebut.3. Ilmu politik bertitik tolak pada cara mendapatkan menjalankan dan mempertahankan kekuasaan.4. Ekonomi bertitik tolak pada kegiatan-kegiatan manusia ntuk memenuhi kebutuhan materil dengan benda-benda yang terbatas persediaanya dalam masyarakat.5. Sejarah yang bertitik tolak pada peristiwa-peristiwa pada masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan masa kini.6. Psikologi sosial yang bertitik tolak pada pengaruh sosial terhadap pembentukan kepribadian individu.7. Ilmu-ilmu hukum yang bertitik tolak pada kaidah dan keteraturan perilaku, maupunperilaku yang unik.8. Ilmu kesehatan masyarakat bertitik tolak dari kegiatan-kegiatan sistematis mengenai pencegahan timbulnya penyakit, memperpanjang masa hidup manusia serta mempertinggi nilai kesehatan.Daftar rujukan :Wulansari . 2013 . Sosiologi . Jakarta . Airlangga

1.5 Objektifitas dalam Sosiologi Objektifitas dalam sosiologi merupakan objek yang dalam sosiologi harus kita perhatikan bersama. yang menjadi objek dari sosiologi ialah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia didalam masyarakat. Masyarakat sebagai bidang kajian sosiologi pada hakikatnya dapat ditilik dari berbagai sisi dan aspeknya, ini terbukti dari beragamnya definisi yang diberikan terhadap masyarakat dan definisi ini pada dasarnya merupakan pernyataan tentang sisi-sisi dari masyarakat yang dikaji dan dijadikan objek studi sosiologi. Beberapa definisi masyarakat yang beragam itu dapat terlihat dalam uraian dibawah ini:(Wulansari,2013;17-18)1. Ridawan Halim memberikan batasan bahwa masyarakat adalah sekolompok orang-orang tertentu yang mendiami suatu daerah atau wilayah tertentu dan tunduk pada peraturan-peraturan hukum tertentu pula.2. Robert M. Mac.Iver dan Charles H. Page memberi batasan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan keja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan dari pengawasan tingkah laku serta kebiasaan-kebiasaan manusia yang selaly berubah. Masyarakat ini merupakan jalinan sosial yang selalu berubah.3. Ralph Linton memberikan batasan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.4. Selo Soemardjan memberi batasan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.5. P.J Bowman memberi batasan bahwa masyarakat adalah suatu bentu pergaulan hidup yang akrab antara manusia, dipersatukan dengan cara tertentu oleh hasrat-hasrat kemasyarakatan merekaDaftar rujukan :Wulansari . 2013. Sosiologi . Jakarta. Airlangga

BAB IIMASALAH SOSIAL DAN MANFAAT SOSIOLOGI2.1 Masalah Sosial , Batasan, Dan Pengertian Masalah sosial merupakan segala sesuatu yang menyimpang dalam masyarakat dan harus segera diselesaiakan agar tidak terjadi konflik. Pada kehidupan bermasyarakat sekarang pasti sering terdapat masalah-masalah sosial. Sebenarnya masalah sosial merupakan hasil dari proses perkembangan masyarakat. Artinya problema sosial memang sewajarnya timbul apabila tidak diinginkan. Ada dua macam persoalan, yaitu antara masalah masyarakat (scientifitc or scietal problems) dengan problema sosial (ameliorative or social problems). Masalah masyarakat menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan masyarakat, sedangkan problema sosial meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan menghilangkannya. (Soekamto, 2010 , halaman 310) adanya hambatan-hambatan terhadap penemuan-penemuan baru atau gagasan baru, banyak perubahan yang bermanfaat bagi masyarakat, walau kadang mengakibatkan kegoncangan terutama bila perubahan berlangsung dengan sangat cepat dan bertubi-tubi. Masalah sosial timbul ketika dalam jangka waktu tertentu, masyarakat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan sosial yang ada. Kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor ekonomi, biologis psikologis, budaya juga menjadi penyebab utama timbulnya masalah sosial ini. Jadi masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawanan dengan hukum dan sifat merusak. Oleh sebab itu, masalah-masalah sosial tak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Sosiologi menyangkut teori yang hanya dalam batas tertentu menyangkut nilai-nilai sosial dan moral, yang terpokok adalah aspek ilmiahnya. (Soekamto, 2010 , halaman 311) Daftar rujukan : Anwar Yesmil. 2013. Sosiologi Untuk Universitas; Bandung. PT Refika AditamaAdang. 2013. Sosiologi Untuk Universitas; Bandung. PT Refika AditamaSoekanto Soerjono.2010.Sosiologi Suatu Pengantar: Jakarta.PT Raja Grafindo Persada

2.2 Klasifikasi Masalah-Masalah Sosial dan Penyebabnya. Masalah-masalah sosial yang sering terjadi disekitar kita tentunya tidak luput dari masyarakat itu sendiri, entah itu disengaja atau tidak pasti akan timbul yang namanya masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Terjadinya masalah sosial sebagai proses alamiah dan tidak dapat dielakkan lagi. Selain itu kehidupan sosial juga masalah-masalah sosial ini memang tidak dapat dihindari, karena hal tersebut telah menjadi suatu tradisi yang ada dalam suatu masyarakat. Berbicara tentang kehidupan masyarakat maka berbicara juga tentang masalah-masalah sosial. Di negara kita banyak masalah-masalah sosial yang sering kita temui. Adapun pengggolongan dan pengklasifikasian masalah-masalah sosial yang ada di indonesia.Masalah sosial ini selalu terjadi karena adanya kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada segi latar belakang orang tua ataupun sering disebut dengan faktor ekonomis. Ada juga yang disebabkan oleh faktor biologis, biospikologis dan kebudayaan. Pada setiap msayarakat pasti memiliki norma-norma yang berkaitan dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental, serta penyesuaian diri dari setiap individu atau kelompok sosial yang ada dalam masyarakat. Kejanggalan kejanggalan yang terjadi akibat adanya penyimpangan norma-norma disegala aspek kehidupan merupakan gejala abnormal yang merupakan suatu masalah sosial. Hal ini bukan mkarena kebetulan akan tetapi sesuai dengan sumber-sumbernya. Masalah sosial ini dapat di kalasifikasikan dalam empat kategori, baik itu yang bersumber dari faktor kemiskinan , penganggguran, dan sebagainya.Pengklasifikasian masalah sosial kadang berbeda-beda, hal tersebut dapat menimbulkan masalah-masalah baru. Klasifikasi yang berbeda mengadakan pengolahan atas dasar kepincangan-kepincangan dalam warisan fisik (physical heritage), warisan biologis, warisan sosial dan kebijakan sosial. Didalam kategori pertama dapat dimasukkan masalah sosial yang dapat disebabkan karena adanya pengurangan ataupun pembatasan-pembatasan sumber daya alam. Ketegori kedua mencakup persoalan-persoalan penduduk, misalnya bertambah atau berkurangnya penduduk, pembatasan kelahiran, migrasi, dan sebagainya. Persoalan-persoalan seperti misalnya depresi, pengangguran, hubungan minoritas dan mayoritas, pendidikan, politik, pelaksanaan hukum, agama, pengisian waktu-waktu yang luang, kesehatan masyarakat dan seterusnya termasuk golongan kategori warisan sosial. Klasifikasi yang terakhir tersebut memiliki daya cakup yang lebih luas dari pada yang pertama. Akan tetapi, suatu persoalan tertentu tidak selalu merupakan bagian dari satu kategori yang tertentu pula. Suatu perencanaan ekonomis misalnya, menyangkut soal penduduk, sumber alam, pendidikan dan seterusnya. Masalah perpindahan penduduk yang terlalu cepat, misalnya dapat disebabkan karena adanya kebijaksanaan sosial yang baru sehubungan dengan adanya kemajuan-kemajuan dibidang teknologi. Hubungan antara aspek-aspek tersebut selalu ada karena aspek-aspek dalam masyarakat, didalam kewajaran, merupakan suatu integrasi yang mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi (Soekanto,2010;315)

Klasifikasi masalah-masalah sosial berdasarkan sumber sumber , yaitu :Ekonomis3. biopsikologisBiologis 4. Kebudayaan.Pengklasifikasian ini sangat penting karena dengan adanya pengelompokan ataupun penggolongan masalah ini dapat mempermudah kita dalam mengetahui sebab-akibat dari hal tersebut, serta bagaimana cara untuk mengatasi ataupun memcegah aggar tidak ternyadinya hal-hal yang tidak kita inginkan bersama.

2.3 Masalah-Masalah Sosial Masalah sosial adalah suatu kondisi masyarakat dimana adanya perbedaan-perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi nyata kehidupan. Dalam hal ini adanya kejanggalan-kejanggalan antara keyakinan dan anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi dalam kenyataannya pada kehidupan bermasyarakat. Masalah-masalah sosial juga timbul secara langsung pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Manifest social problems merupakan masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan-kepincangan dalam masyarakat. Yang dikarenakan ketidak sesuaian tindakan dengan norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Latent social problems menyangkkut tentang hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat , tetapi tidak diakui demikian halnya (Soekanto,2010;318).Masalah-masalah sosial yang biasanya sering terjadi dinegara kita antara lain: KemiskinanKemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak memiliki sesuatu yang cukup untuk menghidupi dirinya serta keluarganya sendiri, baik itu dari segi kebutuhan sandang, pakan, dan pangan. Kemiskinan pada dasarnya ada dua yaitu miskin ilmu dan miskin harta. Miskin ilmu adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki keterbatasan pengetahuan. Hal ini biasa terjadi pada anak-anak ataupun kepada seseorang yang tidak pernah mengeyam dunia pendidikan ataupun yang putus sekolah. Kedua miskin harta, miskin harta adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki harta yang cukup (pas-pasan) dalam menjalani kehidupannya. Hal ini bisa diakibatkan pula karena faktor pertama tadi yaitu miskin ilmu, misalnya kalau seseorang tidak memiliki pengetahuan yang cukup bisa dikatakan dia sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Maka faktor itulah yang menyebabkan seseorang bisa miskin harta. Di indonesia sendiri masalah sosial yang menjadi ancaman besar rakyat pri bumi ini adalah kemiskinan. Dari jaman penjajahan sampai sekarang kemiskinan di indonesia bukannya menurun tapi malah mengalami peningkatan. Buktinya sekarang masih banyak para gelandangan dan pengemis yang masih ada di jalanan yang sering kita jumpai. Fakta tersubut yang menunjukkan bahwa kemiskinan masih menjadi masalah sosial terbesar di negara kita. Kemiskinan yang ada di negara kita tercinta ini banyak bentuknya, hal tersebut dapat dilihat dari penyebab kemiskinan yang ada di Indonesia. Kalangan pemerhati masalah kemiskinan telah membagi kemiskinan kedalam empat bentuk , dimana masing-masing memiliki arti tersendiri . keempat bentuk tersebut yaitu kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan struktural, kemiskinan kultural a) Kemiskinan absolut,yaitu apabila tingkat pendapatnya dibawah garis kemiskinan, atau sejumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan minum, antara lain kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.b) Kemiskinan relatif, adalah kondisi dimana pendapatannya barada pada posisi di atas garis kemiskinan, namun relatif lebih rendah dibanding pendapatannya masyarakat sekitarnya.c) Kemiskinan stuktural, adalah kondisi atau situasi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan.d) Kemiskinan kultural, karena mengacu kepada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha untuk memperbaiki tingkat kehiduupan,malas,pemboros,tidak kreatif,meskipun ada usaha dari pihak luar untuk membantunya.(Anwar, 2013 ; 264). PengangguranDi Indonesia sekarang selain kemiskinan , pengangguuran juga memiliki dampak yang sangat besar bagi negara kita, karena dapat mengurangi kualitas sumberdaya manusia itu sendiri. Pengangguran dalam artian dimana kondisi seseorang sama sekali tidak memiliki pekerjaan tetap. Yang ironinya lagi banyak para lulusan-lulusan (sarjana) yang sampai sekarang tidak memiliki pekerjaan setelah dia wisuda dan lebih memilih menganggur, karena tidak memiliki skill dan pengalaman kerja yang mempuni.

Pengangguran adalah suatu kondisi dimana orang tidak dapat bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan . ada beberapa tipe pengangguran, diantaranya :Pengangguran teknologisPengangguran friksional pengangguran strukturalJika masalah pengangguran dibiarkan berlarut-larut maka sangat besar kemungkinan untuk mendorong terjadinya suatu krisis sosial. Memang masalah penganggguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya dinegara-negara berkembang seperti di Indonesia. Masalah penganggurann itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Jauh lebih mudah terselesaikan dari pada di negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle damn bukannya faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik dinegara tersebut ( Adang & anwar, 2013 ; 268-269 )

KejahatanKejahatan di Indonesia belakangan ini semakin marak. Hal tersebut dapat kita baik itu secara langsung ataupun melalui media-media, baik itu media cetak ataupun media elektronik. Kejahatan yang sering terjadi di sekitar kita misalnya, pencurian, penodongan, pembunuhan, serta yang lagi hangat-hangatnya sekarang adalah aksi pembegalan kenderaan bermotor. Jadi dapat disimpulkan bahwa kejahhatan merupan segala bentuk tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat serta melangggar hukum. Kejahatan ini sangat merugikan bagi korbannya, karena mereka terancam kehilangan harta bendanya bahkan nyawanya pun ikut terancam. apabila seseorang menjadi jahat , hal itu disebabkan orang tadi mengadakan kontak dengan kontak perilaku-perilaku jahat dan juga karena dia juga mengasingkan diri terhadap pola-pola perilaku jahat yang tidak menyukai kejahatan tersebut. Selanjutnya dikatakan bahwa bagian pokok dari pola-pola perilaku jahat tadi dipelajari dalam kelompok kecil yang bersifat intim( soekanto,2010; 321)

Disorganisasi keluargaDisorganisasi keluarga biasanya terjadi akibat dari salah ketidak mampuan seseorang dalam keluarga untuk melaksanakan segala bentuk kewajibannya. Misalnnya seorang kepala rumah tangga yang tidak mampu menjaga serta menafkahi keluarganya sesuai dengan peranan sosialnya. Hal ini biasanya terjadi dalam kehidupan berumah tangga, pada umumnya disorganisasi keluarga dalam masyarakat sedang mengalami transisi menuju masyarakat yang kompleks disebabkan karena keterlambatan uuntuk menyesuaikan diri dengan situasi sosial-ekonomis yang baru. Diserorganisasi keluarga ini pundapat memicu yang namanya perceraian antara pasangan suami isteri. didalam zaman yang modern ini , disorganisasi keluarga mungkin terjadi karena konflik peranan sosial atas dasar perbedaaan ras, agama, atau fakktor sosial ekonomis. Ada juga disorganisasi keluarga karena tidak adanya keseimbangan dari perubahan-perubahan unsur warisan sosial (social heritage). ( Soekanto,2010; 391) Masalah lingkungan hidupBerbicara tentang masalah lingkungan hidup maka berbicara juga tentang keadaan disekitar kita. Biasanya masalah ini adalah hal-hal yang segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik itu sebagai individu maupun dalam pergaulan hidup. lingkungan hidup, biasanya dibedakan dalam kategori-kategori sebagai berikut : 1) lingkungan fisik, yakni semua benda mati yang ada disekitar kita, 2) lingkungan biologis yaitu segala sesuatu disekeliling manusia yang berupa organisme yang hiduup, 3) lingkungan sosial yang terdiri dari orang-orang baik individual maupun kelompok yang berada disekitar manusia (Soekanto,2010; 339)

Daftar rujukan : Soekanto Soerjono.2010.Sosiologi Suatu Pengantar: Jakarta.PT Raja Grafindo PersadaAnwar Yesmil. 2013. Sosiologi Untuk Universitas; Bandung. PT Refika AditamaAdang. 2013. Sosiologi Untuk Universitas; Bandung. PT Refika Aditama

2.4 Pemecahan Masalah Sosial Berbagai usaha telah dilakukan manusia unyuk melakukan manusia untuk mengatasi maslah sosial, berbagi analisis dan metode telah diterapkan. Akan tetapi, tidak ada hasil yang memuaskan. Dewasa ini ditemukan cara-cara analisis yang lebih efektif walaupun metode-metode lama yang terbukti tidak efektif belum dapat dihilangkan begitu saja. Hal ini disebabkan ilmu sosial pada umumnya belum sanggup menetapkan secara mutlak dan pasti apa yang merupakan masalah sosial tidak dirasakan dengan segera , tetapi setelah jangka waktu yang cukup lama.Ada metode-metode yang bersifat preventif dan represif a) Metode yang preventif jelas lebih sulit dilaksanakan karena harus didasarkan pada penelitian yang mendalam terhadap sebab-sebab terjadinya masalah sosial.b) Metode represif lebih banyak digunakan, artinya setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah sosial, baru diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya.didalam mengatasi masalah sosial, tiidaklah semata-mata melihat aspek sosiols, tetapi juga aspek-aspek lainnya ( Soekamto,2010,halaman 346)

Berbagai usaha telah dilakukan manusia untuk mengatasi masalah sosial , berbagai analisis dan metode telah ditetapkan . lagipula pengaruh pemecahan masalah sosial tidak dirasakan dengan segera, akan tetapi dalam jangka waktu yang lama. Daftar rujukan : Soekanto Soerjono .2010.Sosiologi Suatu Pengantar: Jakarta.PT Raja Grafindo Persada

BAB IIIMENUJU PARADIGMA SOSIOLOGI TERPADU Pada mulanya berbicara tentang paradigma sosiologi terpadu mengharuskan kita melihat suatu persoalan bahwa kita tidak berdiri sendiri melainkan secara terpisah dari masa lalu dan masa depan, sebab paradigma sosiologi merupakan hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala gejala sosial misalnya: antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan lain sebagainya. Selo Soermardjan dan Soeleman Soemardi (dalam Soekanto, 2003: 28) mengatakan bahwa, sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses proses sosial, termasuk perubahan perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah kaidah sosial (norrma norma sosial), lembaga lembaga sosial , kelompok kelompok, serta lapisan lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan hukum dan segi hehidupan agama., antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan ekonomi, dan lain sebagainya. Salah satu proses sosial yang bersifat tersendiri ialah dalam hal terjadi perubahan perubahan di dalam struktur sosial. Pembentukan sruktur sosial, dan terjadinya proses sosial dan kemudian adanya perubahan perubahan sosial tidak lepas dari adanya aktifitas interaksi sosial yang menjadi salaj satu ruang lingkup sosiologi.Interaksi sosial merupakan suatu hubungan di mana terjadi proses saling pengaruh mempengaruhi antara par individu, antar individu dengan kelompok, maupun antara kelompok. (Soekanto, 2003: 28).3.1 Pemikran Awal Tentang Status Paradigma Sosiologi Kata sosiologi berasal dari sofie, yaitu bercocok tanam atau ber tanam, kemudian berkembang menjadi socius, dalam bahasa latin yang berararti teman, kawan. Berkembang lagi menjadi kata sosial, artinya berteman, bersama, berserikat.Pitirin sorokin (dalam Soekanto,2003:27) mengemukakan sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari (a)hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala gejala sosial (misalnya: antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan lain sebagainya); (b) hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial (misalnya : gejala geografis, biologis, dan sebagainya); (c) ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.Roucek dan Warren (dalam Soekanto,2003:28) mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok. William F. Ougburn dan Meyer F. Nimkof (dalam Soekanto, 2003:28) berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial. Dengan kata lain menurut Hassan Shadilly, sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya(tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya),sedangkan Paradigma adalah suatu pandangan yang fundamental (mendasar, prinsipil, radikal) tentang sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dalam ilmu pengetahuan dan dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan, atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang di sebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya.

Daftar rujukan : Burhan Bugin. 2008. Sosiologi Komunikasi : Jakarta. Kencana Prenada Media Group

3.2. Menuju Integrasi Paradigma Pengetahuan dewasa ini yang di lakukan oleh kalangan intelektual muslim, tidak lepas dari kesadaran beragama. Secara teoritis ada empat cara orang memandang konsep pengembangan masyarakat,menurut sanders yang di kuti ( robinson 2006) cara pandang tersebut terdiri suatu proses,metedologi,program dan suatu gerakan.dan ditengah ramainya dunia global yang sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan sebuah konsep bahwa umat islam akan maju dapat menyusul orang-orang barat apabila mampu mentransformasikan dan menyerap secara aktual terhadap ilmu pengetahuan dalam rangka memahami wahyu, atau mampu memahami wahyu dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Proses Islamisasi ilmu pengetahuan tidak lain adalah proses pengembalian atau pemurnian ilmu pengetahuan yang ada kepada konsep yang hakiki yaitu tauhid, kesatuan makna kebenaran dan kesatuan sumber. Dari ketiga proses inilah kemudian diturunkan aksiologi (tujuan), epistemologi (metodologi), dan ontologi (obyek) ilmu pengetahuan. Di pandang dari sisi aksiologis (tujuan) ilmu dan teknologi harus memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia.( Robinson 2006 )

Artinya ilmu dan teknologi menjadi instrumen penting dalam setiap proses pembangunan sebagai usaha untuk mewujudkan kemaslahatan hidup manusia seluruhnya. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dan teknologi haruslah memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia. Untuk mencapai suatu upaya mengintegrasikan ilmu.( Robinson 2006 )

3.3. Pendekatan (implisit ) Terpdu Terhadap Realitas Sosial

Karena pendekatan sosiologi bersifat sepihak maka pertumbuhan minat dan kesadaran akan pentingnya suatu pendekatan terpadu sudah selayaknya di kerjakan dan dikembangkan.. masalah bagi teori umum tentang keteraturan social adalah menetapkan hubungan antar aktivitas structural dengan fakta structural. Penganut paradigm fakta social terlihat menekankan struktur makro sedangkan paradigm definisi social berpendirian bahwa individulah yang menentukan struktur social.( Ritzer, Pendekata implisit terpdu terhadap realitas sosial, 2009.)Paradigma Sosiologi terpadu harus bisa menjelaskan :1.kesatuan makro-obyektif seperti birokrasi2.struktur makro-obyektif seperti kultur 3.fenomena mikro-obyektif sepert pola-pola interkasi social4. fakta-fakta mikro subyektif seperti proses pembentukan realitas.pendekatan terpadu terhadap realitas sosialAda 4 teoritis yang dibicarakan : Durkheim,Marx,Weber dan Parsons. Mereka memusatkan perhatian kepada fenomena social pada tingkat makro-obyektif dan makro subyektif. Mereka mengajukan konsep yang berguna untuk membicarakan secara terpadu kesemua tingkatan utama relitas social.

Hal yang harus diperhatikan dalam paradigm terpadu:1.Paradigma terpadu bukan pengganti paradigm yang ada.2.inti dari paradigam terpadu terletak antara hubungan makro dan mikro objektif,makro dan mikro subyektif3.menekankan perhatian kepada sosiologi modern.4.paradigma terpadu harus diperbandingkan dengan perjalanan waktu atau antara masyarakat.

pendekatan terpadu terhadap realitas sosialSosiologi adalah ilmu yang berparadigma banyak,sasaran utama adalah menciptakan paradigm lebih terpadu.paradigma ini banyak mengambil dari manfaat logika dialektis yang membiasakan kita kepada berjenis hubungan antar berbagai tingkat realitas social. Satu hal yang menyebabkan paradigm menjadi menarik adalah kenyataan bahwa paradigm itu tidak mampu menjawab persoalan.

Daftar Rujukan: Ritzer George. 2009. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda: Jakarta.P.T. Rajagrafindo Persada Press

3.4. Exemplar Untuk Paradigam Terpadu Ide kunci dari Paradigma Sosiologi Terpadu yang digagas Ritzer adalah konsepnya tentang "tingkatan realitas sosial". Tingkatan disini lebih merupakan suatu "konstruk sosiologis" daripada sebagai gambaran keadaan sebenarnya yang ada dalam masyarakat. Untuk maksud tersebut, tingkatan realitas sosial dapat diperoleh dari interrelasi antara dua dasar kontinum sosial, yakni Makroskopik-Mikroskopik dan Objektif-Subjektif..( Ritzer, Exemplar Paradigma Sosiologi Terpadu, 2009.)

Dimensi makroskopik-mikroskopik berkaitan dengan ukuran besarnya fenomena sosial, mulai dari kehidupan masyarakat sebagai suatu keseluruhan sampai kepada tindakan sosial. Sedangkan kontinum objektif-subjektif, mengacu kepada persoalan apakah fenomena sosial berupa barang sesuatu yang nyata-nyata ada dan berwujud material (seperti birokrasi dan pola-pola interaksi sosial) ataukah berupa barang sesuatu yang adanya hanya di dalam alam ide dan di dalam pengetahuan saja (seperti norma-norma dan nilai-nilai). Secara garis besar paradigma sosiologi yang terpadu harus menjelaskan:

-Kesatuan makro-objektif seperti birokrasi- Struktur makro-subjektif seperti kultur- Fenomena mikro-objektif seperti pola-pola interaksi- Fakta-fakta mikro-subjektif seperti proses pembentukan realitas

Paradigma fakta sosial memusatkan perhatian terutama kepada realitas sosial pada tingkatan makro-objektif dan makro-subjetif. Paradigma definisi sosial memusatkan perhatian kepada realitas sosial pada tingkatan mikro-subjektif dan sebagian mikro-objektif yang tergantung pada proses-proses mental (tindakan). Paradigma perilaku sosial menjelaskan sebagian realitas sosial pada tingkatan mikro-objektif yang menyangkut tingkah laku yang semata-mata dihasilkan oleh stimulus yang datang dari luar aktor. Ketiganya memotong tingkatan realitas sosial secara horizontal, paradigma terpadu memotong secara vertikal. Demikian, paradigma terpadu tidak perlu menggantikan kedudukan paradigma yang terdahulu, jadi pilihan terhadap paradigma tergantung kepada jenis persoalan yang sedang dipertanyakan. Tak semua persoalan sosiologis memerlukan pendekatan terpadu, paling kurang sebagian diantaranya memerlukan pendekatan terpadu.

Daftar rujukan: Ritzer George. 2009. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada Press.

BAB IVPROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL4.1 Interaksi Sosial Sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial4.1.1 Pengertian Interaksi SosialManusia adalah mahluk sosial, ia tidak bisa hidup sendiri, manusia memerlukan manusia lain. Oleh karena itu, manusia harus berhubungan atau berinteraksi dengan manusia atau lingkungan. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antar individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kolompok yang lain, maupun antar kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, dimana simbol diartikan sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya. (Anwar & Adang, 2013;194)Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Seperti dalam bukunya Soejorno Soekanto mengatakan bahwa Bertemunya orang-perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru akan terjadi apabila oang-orang peorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara, dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan pertikaian, dan lain sebagainya. Maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis (Soekanto & Sulistyowati, 2013;54)Hubungan sosial yang dinamis merupakan interaksi sosial, sebagaimana dalam pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa hubungan sosial tidak bisa dikatakan sebuah interaksi sosial ketika hanya dua orang yang bertemu dan tidak terjadi sebuah percakapan dan pergaulan. Oleh sebab itu interaksi dapat dikatakan hubungan sosial yang dinamis.

4.1.2 Interaksi Sosial Sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan SosialProses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan kelompok-kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada atau dengan perkataan lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. ( Soekanto & Sulistyowati, 2013;55).Seperti dalam bukunya Anwar dan Adang, Gillin dan Gillin mengajukan dua syarat yang harus dipenuhi agar suatu interaksi sosial itu mungkin terjadi, yaitu:1. Adanya Kontak sosial (social Contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk. Yaitu antar individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak lagsung.2. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut (dalam Anwar & Adang, 2013;195).Dalam buku Anwar dan Adang juga menyatakan bahwa kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu adanya orang perorangan, ada orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, dan antara suatu kelompok manusia dengan keompok manusia lain, itulah yang menjadi fondasi dalam terjadinya kontak sosial.Interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika adanya nilai dan norma yang dilakukan dengan sebaik-baiknya, jika tidak ada kesadaran dari pribadi masing-masing maka proses sosial tersebut tidak akan berjalan sesuai dengan yang kita harapkan.

Daftar rujukan :Soekanto Soerjono.2013.Sosiologi Suatu Pengantar; Jakarta. PT Raja Grafindo PersadaSulistiyowati Budi.2013.Sosiologi Suatu Pengantar; Jakarta. PT Raja Grafindo PersadaAnwar Yesmil. 2013. Sosiologi Untuk Universitas; Bandung. PT Refika Aditama4.2 Syarat-syarat terjadinya Interaksi Sosial4.2.1 Adanya Kontak SosialKontak sosial adalah suatu hubungan yang terjadi antara individu dengan individu lain yang akan mengakibatkan terjadinya interaksi sosial didalam kelompok masyarakat atau kelompok-kelompok tertentu.Kontak sosial secara harfiah merupakan hubungan yang terjadi antara dua orang individu dengan individu lainnya,baik dengan menyentuh bagian tubuhnya ataupun dengan melambangkan berbagai isyarat. Sutherland dalam Introductions Sociology mengatakan bahwa social contact are a prerequisite of interaction. (Rahmat,2013:25)Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Jadi, artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya dengan cara berbicara dengan pihak lain tersebut. Apabila dengan perkembangan teknologi dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu dengan lainnya melalui telepon, telegraf, radio, surat dan seterusnya, yang tidak memerlukan suatu hubungan badaniah. Bahkan dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak. Maka, kontak merupakan tahap pertama dari terjadinya kontak antara pasukan kita dengan pasukan musuh.(Soekanto,2006 ;59)

Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut:1. Antara orang perorangKontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui (socialization), yaitu suatu proses di mana dia menjadi anggota.2. Antara orang perorang dengan kelompok manusia atau sebaliknyaKontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya.3. Antara satu kelompok manusia dengan kelompok lainnya.Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan partai politik yang ketiga di dalam pemilihan umum. Atau apabila dua buah perusahaan bangunan mengadakan suatu kontrak untuk membuat jalan raya, jembatan, dan seterusnya di suatu wilayah yang baru dibuka. (Soekanto,2006;59)4.2.2 KomunikasiKomunikasi merupakan suatu tafsiran seseorang dari perilaku orang lain dari perasaan-perasaan apa yang akan disampaikan oleh orang tarsebut. Hal ini bisa memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok manusia karena memang komunikasi merupakan syarat terjadinya kerja sama.Komunikasi adalah penyampaian lambang-lambang yang mengandung arti kepada pihak lain. Dalam interaksi sosial komunikasi mempunyai peranan penting, dan bahkan menentukan berlangsung tidaknya suatu interaksi sosial dalam tatanan proses sosial dimasyarakat. Komunikasi juga sebagai suatu bentuk interaksi dengan suatu stimulus yang memperoleh suatu arti tertentu dan dijawab oleh orang lain (response) baik secara lisan ataupun dengan isyarat yang bisa diterima oleh pihak lainnya.Bogargus (dalam Sutanto, 1999;15) mengatakan bahwa comunication is interaction in terms of stimulus or gesture by one person which produces a response in the form of verbal or silent symbol by a second persons. Sebagai penentu dalam interaksi sosial, komunikasi mempunyai beberapa unsur, yaitu :1. Menggunakan lambang2. Memberikan arti interprestasi kepada lambang3. Merupakan nilai-nilai individu dan nilai kelompok4. Menunjukan tujuan dari lambang yang disampaikan.Proses komunikasi sekurang-kurangnya diperlukan dua orang. (Rahmat,2013;23) sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kominikasi tidak akan terjadi apabila tidak ada orang yang bisa diajak untuk berbicara atau bekerja sama.Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan-perasaan suatu kelompok manusia atau orang-perorangan dapat diketahui oleh kelompok-kelompok lain atau orang-orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya. Apakah komunikasi tersebut dapat dipisahkan dari kontak sosial dalam mewujudkan suatu interaksi sosial? Suatu kontak dapat terjadi tanpa komunikasi. Misalnya, apabila seorang Indonesia bertemu dan berjabat tangan dengan seorang Jerman, lalu dia bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia dengan orang Jerman tersebut, padahal yang terakhir sama sekali tak mengerti bahasa Indonesia. Dalam contoh tersebut kontak sebagai syarat pertama telah terjadi, tetapi komunikasi tak terjadi. Dengan demikian apabila dihubungkan dengan interaksi sosial, kontak tanpa komunikasi tak mempunyai arti apa-apa.Dalam komunikasi kemungkinan sekali terjadi berbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Seulas senyum, misalnya dapat ditafsirkan sebagai keramah-tamahan, sikap bersahabat, atau bahkan sebagai sikap sinis dan ingin menunjukan kemenangan. Akan tetapi tidak semua komunikasi menghasilkan kerjasama bahkan suatu pertikaian mungkin akan terjadi sebagai akibat salah paham ataau mungkin masing-masing tidak ada yang mau mengalah. (Soekanto,2006;61)Jika dilihat dalam pandangan lain proses komunikasi dapat digambarkan dalam percakapan isyarat, namun manusia tidak hanya terbatas pada satu bentuk isyarat saja. Hal tersebut dikarenakan manusia atau individu mampu menjadi objek bagi dirinya sendiri dan melihat tindakan-tindakannya seperti orang lain melihatnya. Dengan kata lain manusia atau individu dapat membayangkan dirinya secara sadar dalam perilakunya dari sudut pandang orang lain. Sebagai akibatnya, manusia dapat mengontruksikan prilakunya dengan sengaja untuk membangkitkan respon tertentu dari orang lain. Karakteristik dari bentuk komunikasi simbol pada manusia tidak terbatas pada bentuk fisik, seperti orang berpakaian, orang berjalan atau orang berlari namun juga menggunakan kata-kata yaitu simbol-simbol suara yang mengandung arti bersifat sama.Herbert Blumer menjabarkan pemikiran Mead mengenai interaksi simbolik menjadi tiga bagian penting, yaitu :1. Bahwa manusia melakukan tindakan (act);2. Atas dasar pikiran (thing);3. Dan atas dasar makna (meaning)Atas dasar itulah muncul tindakan manusia yang disebut dengan konsep diri (self consept). Konsep diri terdiri dari kesadaran individu mengenai keterlibatan yang khusus dalam seperangkat hubungan sosial yang sedang berlangsung atau dalam suatu komunitas yang terorganisasi.Akhirnya, gambaran yang fundamental mengenai kenyataan sosial (interaksi sosial) yang tersirat dalam perspektif Mead adalah bahwa kenyataan sosial merupakan konstruksi simbol (symbol) dan mencerminkan usaha manusia untuk menyesuaikan bersama tindakan-tindakan sosialnya sendiri dengan tindakan-tindakan mereka yang bersifat terbuka dimana mereka terlibat. Hal penting dalam penjelasan Mead mengenai intelegensi manusia, prilaku dan organisasi sosial.(Rahmat,2013;25)Daftar rujukan :Soekanto Soerjono . 2013 . Psikologi Sosial . Jakarta . PT Raja Grafindo Persada.

4.3 Bentuk - Bentuk Interaksi SosialDalam kehidupan sosial terdapat berbagai macam bentuk bentuk interaksi sosial. Bentuk-bentuk interaksi sosial merupakan segala wujud yang dapat mendukung atau tidaknya interaksi sosial. Bentuk Interaksi social dapat berupa keja sama (cooperation) persaingan (competation) dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikain (conflict) suatu pertikain mungkin mendapatkan suatu penyelasain. Mungkin penyelesain tersebut hanya dapat di terima untuk sementara waktu, yang di namakan akomodasi (acocomodation) dan ini berarti bahwa kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya satu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk ke empat interaksi sosiial. Ke empat bentuk pokok interaksi social tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu di mulai dari kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak serta menjadi pertikain untuk akhirnya sampai pada akomodasi. (Soekanto,2010; 64)

4.3.1 Proses Yang Asosiatif A. Kerja Sama (Coomperation)Kerja sama merupakan perilaku untuk melakukan sesuatu yang dikerjakan secara bersama dengan tujuan untuk memudahkan suatu pekerjaan. Beberapa sosiologi mengangagap bawa kerja sama merupakan interaksi social yang pokok. Sosiologi menganggap bahwa kerja samalah merupakan proses utama. Golongan yang terakhir tersebut memahamkan kerja sama untuk menggambarkan sebagian besar bentuk-bentuk untuk ineraksi social atas dasar bahwa segala macam bentuk interaksi tersebut dapat di kembalikan pada kerja sama. Misalnya,apabila dua orang berkelahi, mereka harus bekerja sama untuk saling bertinju.pemberian arti semacam itu mengambil ruang lingkup yang terlalu luas sehingga nenimbulkan garis-garis kabir yang menyulitkan analisis. Kerja sama di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorang atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama (Soekanto,2010; 65)

B. Akomodasi (Akomadation)Akomodasi merupakan suatu kondisi atau keadaan dalam melakukan interaksi sosial. Akomodasi ini dilakukan dalam rangka untuk menghindari yang namanya pertetangan sosial ataupun konflik sosial. Istilah akomadasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjukan pada suatu keadaan dan untuk menunjukan pada suatu proses. Akomodasi yang menunjukan pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan (aquilibrium) dan interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma social dan nilai-nilai social yang berlaku di dalam masyarakat. sebagai suatu proses, akomadasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha mencapai kestabilan. (Soekanto,2010; 68)C. Asmilasi (assimilation) Dalam bentuk-bentu interaksi juga terdapat beberapa bagian, yaitu tentang asmilasi dimana asmilasi merupakan suatu proses dengan memperhatikan berbagai macam tujuan-tujuan masyarakat secara bersama. Asmilasi merupakan proses social dalam taraf lanjut. Ia ditanadai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. apabila orang-orang melakukan asmilasi ke dalam suatu kelompok manusia atau masyarakat, dia tidak lagi memebedakan dirinya dengan kelompok tersebut yang mengakibatkan bahwa mereka dianggap sebagai orang asing.Dalam proses asmilasi, mereka mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujun-tujuan kelompok. apabila dua kelompok manusia mengadakan asmilasi, batas-batas antara kelompok-kelompok tadi akan hilang dan keduanya lebur menjadi satu kelompok. Secara singkat, proses asmilasi ditanadai dengan mengembanngkan sikap-sikap yang sama, walau kadangkala bersifat emosional dengan tujuan untuk mencapai kesetuan, atau paling sedikt mencapai integrasi dalam organisasi, pikiran dan tindakan (Soekanto,2010;73)4.3.2 Proses DisosiatifProses disosiatif bisa dikatakan sebagai tahapan-tahapan yang dilakukan dalam kerja sama.Proses-proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional processes, yang persis halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan system social masyarakat bersangkutan. Berbeda dengan keadaan masyarakat Amerika Serikat (dari eropa), masyarakat indinesia pada umumya bersifat kooperatif karena system nilai dalam masyarakat kita lebih menghargai bentuk kerja sama ketimbang bentuk proses sosial yang bersifat dososiatif Oposisi dapat di artikan sebagai cara berjuang melawan sesorang atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu .Teerbatasnya, tempat tinggal serta faktor-faktor lain telah melahirkan beberapa bentuk keraj sama dan opsisi. Pola oposisi juga di namakan sebgai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahuan, oposisi atau atau proses yang disosiatif di bedakan dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut. A. Persaingan (Competition)Persaingan dalam bentuk-bentuk interaksi sosial merupakan suatu usaha masyarakat atau individu untuk bersaing memperoleh sesuatu.persaingan adalah suatu kegiatan yang berupa perjuangan sosial untuk mencapai tujuan dengan bersaing namun bersaing secara damai, setidak-tidaknya tidak saling menjatuhkan(Wulansari, 2013;39)B. KerjasamaKerjasama merupakan suatu bentuk interaksi sosial dimana setiap individu saling membantu, saling menolong serta saling membutuhkan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Kerjasama adalah suatu kegiatan dalam proses sosial dalam usaha mencapai tujuan bersama dengan cara saling membantu dan saling tolong menolong dengan komunikasi yang efektif(Wulansari,2013;39)C. PertikaianPertikaian merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang mengarah pada arah negatif, dimana terdapat individu dalam masyarakat yang saling menjatuhkan. perikaian adalah bentuk inter-relasi sosial dimana terjadi adanya usaha-usaha salah satu pihak berusaha menjatuhkan pihak yang lainnya atau berusaha melenyapkan pihak lain yang dianggap sebagai saingannya.(Wulansari,2013;39)Daftar Rujukan :Soekanto Soerjono . 2013 . Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta . PT Raja Grafindo Persada.Wulansari . 2013 . Sosiologi . Jakarta . Airlangga

BAB VLEMBAGA KEMASYARAKATANLembaga kemasyarakatan sebuah wadah, tempat atau bangunan dimana manusia menyalurkan aspirasi dan pokok-pokok pikirannya. Lembaga merupakan norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarkat dipandang penting. Pada setiap masyarakat mempunyai lembaga yang didalamnya mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia. Kelompok terkecil dalam suatu masyarakat, seperti keluarga merupakan salah satu bentuk lembaga, disamping bentuk-bentuk lainnya seperti asosiasi.Lembaga sosial muncul dalam kehidupan masyarakat sebagai bentuk produk dari kepentingan berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia dalam masyarakat. Manusia akan mencari cara yang praktis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, kemudian manusia menemukan pola-pola yang dapat dilaksanakan yang pada akhirnya akan menjadi kebisan yang baku. Dari waktu kewaktu pola-pola yang elah dibentuk, maka manusia lainnya akan bergabung untuk mengkodifikasikan dan malagalisasikan praktek-praktek atau pola-pola yang telah terbentuk karena terus berkembang dan berubah. Dengan cara itulah maka lembaga tumbuh.5.1 Ciri-Ciri Lembaga KemasyarakatanMasyarakat adalah sekempulan orang yang berkecimpun dan berdiam diri di satu tempat dalam kurun waktu yang tidak tentu. Dalam lingkup masyarakat terdapat beberapa ciri lembaga kemasyarakatan. Yang tidak lain untuk memperjelas satu lembaga kemasyarakatan.Gillin and Gillin (Soekanto dan Sulistyowati;2012;184-185) mengemukakan bahwa lembaga sosial yang berkembang dimasyarakat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:a. Suatu institusi atau lembaga sosial adalah oganisasi yang mempunyai pola-pola prilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakat dan hasil-hasilnya. (Dalam Soekanto dan Sulistyowati;2012;184-185)b. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua lembaga kemasyarakat. Sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan akan dianggap sebagai bagian dari lembaga kemasyarakat. Sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan akan dianggap sebagai bagian dari lembaga kemasyarakatan apabila telah melewati batas waktu yang begitu lama. (Dalam Soekanto dan Sulistyowati;2012;184-185)c. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu. (Dalam Soekanto dan Sulistyowati;2012;184-185)d. Lembaga sosial mempunyai alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga. (Dalam Soekanto dan Sulistyowati;2012;184-185)e. Lembaga-lembaga merupakan salah satu ciri dari sebuah lembaga sosial yang telah terbentuk dimasyarakat. Dari lambang, sebuah lembaga secara sibolis menunjukan aksistensinya serta tujuan yang akan dicapai dan fungsi dan lembaga itu sendiri. (Dalam Soekanto dan Sulistyowati;2012;184-185)f. Suatu lembaga mempunyai tradisi baik secara tertulis mampu tidak tertulis yang merumuskan tujuannya, tata tertib yang berlaku dan sebagainnya (Dalam Soekanto dan Sulistyowati;2012;184-185)

Daftar Rujukan: Sokanto Soerjono.2012.Sosiologi suatu Pengantar:Jakarta.PT Rajagrapindo Persada Sulistyowati Budi.2012.Sosiologi suatu Pengantar:Jakarta.PT Rajagrapindo Persada

5.2 Tipe-Tipe Lembaga KemasyarakatanLembaga kemasyarakatan merupakan palung yang menaungi struktur masyarakat yang ada di suatu tempat. Dalam lembaga kemasyarakatan terdapat tipe-tipe lembaga kemasyarakatan. Hasil penelitin yang dilakukan oleh Talcot Parson, menggunakan berkenaan dengan struktu institusi yang terjadi di masyarakat (Soekanto dan Sulistyowati;2012;186-187) meliputi :a. Struktur kekerabatan, institusi ini merupakan bentu institus terkecil yang ada di masyarakat. Dalam konteks ini keluarga atau kekerabtan bukan merupakan bentuk organisasi sosial, melainkan suatu bentuk struktur yang berhubungan dengan pengaturan ungkapan perasaan seksua, pemeliharaan, dan pendidikan bagi anak. Sistem kekerabatan akan di tandai oleh bentuk afektivitas, pertikularisme, askripsi, dan kekburan. (Dalam Soekanto dan Sulistyowati;2012;186-187)b. Sturktur presntasi dan instrumental strativikasi. Strutur ini menyelurkan semangat kepada individu dan memenuhi tugad yang perli untuk mempertahankan kesejateraa masyarakat secara keseluruhan sesuai dengan nilai-nilai yang di anut bersama. Strategi dalam pokok menjamin motipasi ini adalah memberikn penghargaan kepada orang sesuai dengan kemampuan dan sumbangannya.dalam masyrakat modern struktur akuposional menyalurkan kegiatan-kegiatan prestasi instumental. Pesebaran uang, prestise dan kekuasan sangat erat kaitannya dengan struktur akuposional. (Dalam Soekanto dan Sulistyowati;2012;186-187)c. Teritorialitas, kekuatan, integrasi dalam sistem kekuasaa. Semua masyarakat harus memiliki suatu bentuk organisasi territorial. Hal ini perlu untuk mengontrol konflik internal dan berhubungan dengan masyarakat lainnya. Atau semua masyarakat memiliki sesuatu bentuk organisasi poliik.(Dalam Soekanto dan Sulistyowati;2012;186-187)d. Agama dan integrasi sosial. Pentingnya nilai-nilai yang dianut bersama merupakan landasan untuk berhubungan. Nilai-nilai dan komitmen yang dianut secara mendalam berhubugan dengan institusi agama. Secara radisional agama memberikan kerangka arti simbolis yang bersifat umum yang karenannya sistem nilai dalam masyarakat memperoleh makna akhir dan mutlak. Pandangan terhadap dunia ini merupakan kerangka umum bagi orientasi kognitif setiap manusia dan sistem ekspresif yang dianut bersama dalam suatu masyarakat. Dengan kata lain bahwa panangan dunia yang mendasar dalam suatu instusi masyarakat berkait erat dengan stuktur agama (Dalam Soekanto dan Sulistyowati;2012;186-187)

Daftar rujukan: Sokanto Soerjono.2012.Sosiologi suatu Pengantar:Jakarta.PT Rajagrapindo Persada Sulistyowati Budi.2012.Sosiologi suatu Pengantar:Jakarta.PT Rajagrapindo Persada

5.3Cara-Cara Mempelajari Lembaga KemasyarakatanBicara tentang masyarakat dengan segelumut permasalahan yang ada di lingkup masyarakat merupakan hal yang tidak tabu lagi. Dan dalam satu lingkup masyarakat sanagat perlu untuk di kaji. Sehingga kita bisa mempelajari karakteristik, serta kehidupan satu masarakat. Dengan cara menganalisis metode-metode yang ada. Apabila cara atau metode-metode tersebut dihimpun, maka akan dijumpai tiga golongan pendekatan terhadap masalah tersebut, yaitu sebagai berikut (Soekanto;2010;188-189):a. analisis secara historisAnalisis secara historis bertujuan meniliti sejarah timbul dan perkembangan suatu lembaga kemasyarakatan tertentu. Misalnya diselidiki asal mula serta perkembangan lembaga demokrasi, perkawinan yang monogami, keluarga batih dan lain sebagainya. (Dalam Soekanto;2010;188-189)b. analisis komparatifAnalisis komparatif bertujuan menelaah suatu lembaga kemasyarakatan tertentu dalam berbagai masyarakat berlainan ataupun berbagai lapisan sosial masyarakat tersebut. Bentuk-bentuk milik, praktek-praktek pendidikan kanak-kanak dan lain-lainnya, banyak ditelaah secara komparatif. Cara analisis banyak sekali digunakan oleh para ahli antropologi seperti Ruth benedict, margaret mead dan lain-lain. (Dalam Soekanto;2010;188-189)c. analisis fungsionalLembaga-lembaga kemasyarakatan dapat pula diselidiki dengan jalan menganalisis hubungan antara lembaga-lembaga tersebut didalam suatu masyarakat tertentu. Pendekatan ini, yang lebih menekankan hubungan fungsionalnya, seringkali mempergunakan analisis-analisis historis dan komperatif. sesungguhnya suatu lembaga kemasyarakatan tidak mungkin sendiri terlepas dari lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Misalnya penelitian tentang lembaga perkawinan mau tak mau akan menyangkut pula penelitian terhadap lembaga pergaulan muda-mudi, lembaga keluarga, lembaga harta perkawinan, lembaga kewarisan, dan lain sebagainya (Dalam Soekanto;2010;188-189)Dari beberapa urain tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketiga pendekatan tersebut bersifat saling melengkapi. Artinya, didalam meneliti lembaga-lembaga kemasyarakatan, salah satu pendekatan akan dipakai sebagai alat pokok, seangkan yang lain bersifat tambahan untuk melengkapi kesempurnaan cara-cara penelitian.Daftar rujukan: Soekanto Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar: Jakarta. PT Rajagrafindo Persada

80


Recommended