Date post: | 06-Jul-2018 |
Category: |
Documents |
Upload: | yana-aurora-prathita |
View: | 228 times |
Download: | 0 times |
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 1/22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Kejang demam merupakan penyakit kejang yang paling sering dijumpai di
bidang neurologi khususnya anak. Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan
bagi orang tua, sehingga bagi dokter kita wajib mengatasi kejang demam dengan tepat
dan cepat. Kejang demam pada umumnya dianggap tidak berbahaya dan sering tidak
menimbulkan gejala sisa; akan tetapi bila kejang berlangsung lama sehingga
menimbulkan hipoksia pada jaringan Susunan Saraf Pusat (SSP), dapat menyebabkan
adanya gejala sisa di kemudian hari.
rekuensi dan lamanya kejang sangat penting untuk diagnosa serta tata laksana
kejang, ditanyakan kapan kejang terjadi, apakah kejang itu baru pertama kali terjadi atau
sudah pernah sebelumnya, bila sudah pernah berapa kali dan waktu anak berumur
berapa . Sifat kejang perlu ditanyakan, apakah kejang bersifat klonik, tonik, umum atau
fokal. !itanya pula lama serangan, kesadaran pada waktu kejang dan pasca kejang.
"ejala lain yang menyertai diteliti, termasuk demam, muntah, lumpuh, penurunan
kesadaran atau kemunduran kepandaian. Pada neonatus perlu diteliti riwayat kehamilan
ibu serta kelahiran bayi.#
Kejang demam jarang terjadi pada epilepsi, dan kejang demam ini secara spontan
sembuh tanpa terapi tertentu. Kejang demam ini merupakan gangguan kejang yang paling
la$im pada masa anak, dengan pragnosa baik secara seragam.% ¨ah penderita kejang
demam diperkirakan mencapai % ' dari jumlah penduduk di *S, *merika Selatan, dan
+ropa arat. -amun di *sia dilaporkan penderitanya lebih tinggi. Sekitar % di antara
jumlah penderita mengalami kejang demam kompleks yang harus ditangani secara lebih
teliti. ila dilihat jenis kelamin penderita, kejang demam sedikit lebih banyak menyerang
anak laki/laki.0
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai
pada anak yang terjadi pada suhu badan yang tinggi yang disebabkan oleh kelainan
1
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 2/22
ekstrakranial.0 !erajat tinggi suhu yang dianggap cukup untuk diagnosa kejang demam
adalah 01 derajat celcius di atas suhu rektal atau lebih. *nak yang pernah mengalami
kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang
demam. Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan
kejang berulang tanpa demam. *nak yang pernah mengalami kejang tanpa demam
kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam.
2.2 Epidemioloi
2nsiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 3 bulan
sampai tahun. 4ampir 0 dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah menderita
kejang demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada laki/laki daripada
perempuan. 4al tersebut disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi serebral
yang lebih cepat dibandingkan laki/laki. erdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari
S6 2lmu Kesehatan *nak 7S8! !r. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya
peningkatan insiden kejang demam. Pada tahun #999 ditemukan pasien kejang demam
sebanyak 10 orang dan tidak didapatkan angka kematian ( ). Pada tahun %
ditemukan pasien kejang demam #0% orang dan tidak didapatkan angka kematian ( ).
!ari data di atas menunjukkan adanya peningkatan insiden kejadian sebesar 0:.0,5
¨ah penderita kejang demam diperkirakan mencapai % ' dari jumlah
penduduk di *S, *merika Selatan, dan +ropa arat. -amun di *sia dilaporkan
penderitanya lebih tinggi. Sekitar % di antara jumlah penderita mengalami kejang
demam kompleks yang harus ditangani secara lebih teliti. ila dilihat jenis kelamin
penderita, kejang demam sedikit lebih banyak menyerang anak laki/laki.0,5
2.! E"ioloi
+tiologi dan pathogenesis kejang demam sampai saat ini belum diketahui, akan
tetapi umur anak, tinggi dan cepatnya suhu meningkat mempengaruhi terjadinya kejang.
aktor hereditas juga mempunyai peran yaitu 1/%% anak yang mengalami kejang
demam mempunyai orang tua dengan riwayat kejang demam pasa masa kecilnya.0
2
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 3/22
Semua jenis infeksi bersumber di luar susunan saraf pusat yang menimbulkan
demam dapat menyebabkan kejang demam. Penyakit yang paling sering menimbulkan
kejang demam adalah infeksi saluran pernafasan atas terutama tonsillitis dan faringitis,
otitis media akut(cairan telinga yang tidak segera dibersihkan akan merembes ke saraf di
kepala pada otak akan menyebabkan kejang demam), gastroenteritis akut, eantema
subitum dan infeksi saluran kemih. Selain itu, imunisasi !P< (pertusis) dan campak
(morbili) juga dapat menyebabkan kejang demam.3
2.# $a%"o& 'esi%o
aktor resiko kejang demam
<erdapat beberapa faktor yang berperan dalam etiologi kejang demam, yaitu= demam,
usia, riwayat keluarga, faktor prenatal (usia saat ibu hamil, riwayat pre/eklamsi pada ibu,
hamil primi>multipara, pemakaian bahan toksik), faktor perinatal (asfiksia, bayi berat
lahir rendah, usia kehamilan, partus lama, cara lahir) dan faktor paskanatal (kejang akibat
toksik, trauma kepala).0,
3
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 4/22
a. $a%"o& demam.
!emam ialah hasil pengukuran suhu tubuh di atas 0:,1o? aksila atau di atas 01,0o?
rektal. !emam dapat disebabkan oleh berbagai sebab, tetapi yang tersering pada anak
disebabkan oleh infeksi dan infeksi @irus merupakan penyebab terbanyak. !emam
merupakan faktor utama timbulnya bangkitan kejang. Kenaikan temperatur tubuh
berpengaruh terhadap nilai ambang kejang dan eksitabilitas neural, karena kenaikan suhu
tubuh berpengaruh pada kanal ion dan metabolisme seluler serta produksi *<P. Setiap
kenaikan suhu tubuh satu derajat celsius akan meningkatkan metabolisme karbohidrat
sebesar #/#5, sehingga meningkatkan kebutuhan glukosa dan oksigen. ,9
!emam tinggi akan mengakibatkan hipoksia jaringan termasuk jaringan otak. Pada
keadaan hipoksia, otak akan kekurangan energi sehingga menggangu fungsi normal
pompa -aA. Permeabilitas membran sel terhadap ion -aA meningkat, sehingga
menurunkan nilai ambang kejang dan memudahkan timbulnya bangkitan kejang. !emam
juga dapat merusak neuron "**/ergik sehingga fungsi inhibisi terganggu. ,9
angkitan kejang demam terbanyak terjadi pada kenaikan suhu tubuh berkisar 01,9B?/
09,9B? ( /53). angkitan kejang terjadi pada suhu tubuh 0:B?/01,9B? sebanyak ##
dan sebanyak % kejang demam terjadi pada suhu tubuh di atas o?.
(. $a%"o& usia
<ahap perkembangan otak dibagi 3 fase yaitu=
#. -eurulasi
%. Perkembangan prosensefali
0. Proliferasi neuron
. 6igrasi neural
5. Crganisasi
3. 6ielinisasi.
4
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 5/22
<ahapan perkembangan otak intrauteri dimulai fase neurulasi sampai migrasi
neural. ase perkembangan organisasi dan mielinisasi masih berlanjut sampai tahun/
tahun pertama paskanatal. Kejang demam terjadi pada fase perkembangan tahap
organisasi sampai mielinisasi. ase perkembangan otak merupakan fase yang rawan
apabila mengalami bangkitan kejang, terutama fase perkembangan organisasi. Pada
keadaan otak belum matang (developmental window), reseptor untuk asam glutamat
sebagai reseptor eksitator padat dan aktif, sebaliknya reseptor "** sebagai inhibitor
kurang aktif, sehingga otak belum matang eksitasi lebih dominan dibanding inhibisi.
?orticotropin releasing hormon (?74) merupakan neuropeptid eksitator, berpotensi
sebagai prokon@ulsan. Pada otak belum matang kadar ?74 di hipokampus tinggi dan
berpotensi untuk terjadi bangkitan kejang apabila terpicu oleh demam.
*nak pada masa developmental window merupakan masa perkembangan otak
fase organisasi yaitu saat anak berusia kurang dari % tahun. Pada masa ini, apabila anak
mengalami stimulasi berupa demam, maka akan mudah terjadi bangkitan kejang.
Sebanyak anak akan mengalami kejang demam dan 9 kasus terjadi pada anak
antara usia 3 bulan sampai dengan 5 tahun, dengan kejadian paling sering pada anak usia
#1 sampai dengan % bulan.
). 'i*a+a" %elua&a
elum dapat dipastikan cara pewarisan sifat genetik terkait dengan kejang demam.
Pewarisan gen secara autosomal dominan paling banyak ditemukan sekitar 3/1.
5
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 6/22
*pabila salah satu orang tua memiliki riwayat kejang demam maka anaknya beresiko
sebesar %/%%. *pabila kedua orang tua mempunyai riwayat pernah menderita kejang
demam maka resikonya meningkat menjadi 59/3. Sebaliknya apabila kedua
orangtuanya tidak mempunyai riwayat kejang demam maka risiko terjadi kejang demam
hanya 9. Pewarisan kejang demam lebih banyak oleh ibu dibandingkan ayah yaitu %:
berbanding :.
d. $a%"o& P&ena"al dan Pe&ina"al
8sia ibu kurang dari % tahun atau lebih dari 05 tahun dapat mengakibatkan berbagai
komplikasi kehamilan dan persalinan. Komplikasi kehamilan diantaranya hipertensi dan
eklamsia, sedangkan gangguan pada persalinan diantaranya trauma persalinan. 4ipertensi
pada ibu dapat menyebabkan aliran darah ke plasenta berkurang sehingga berakibat
keterlambatan pertumbuhan intrauterin, prematuritas dan D7. Komplikasi persalinan
diantaranya partus lama. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan janin dengan asfiksia
sehingga akan terjadi hipoksia dan iskemia. 4ipoksia mengakibatkan lesi pada daerah
hipokampus, rusaknya faktor inhibisi dan atau meningkatnya fungsi neuron eksitasi,
sehingga mudah timbul kejang bila ada rangsangan yang memadai seperti demam.
e. $a%"o& Pas%ana"al
7isiko untuk perkembangan kejang akan menjadi lebih tinggi bila serangan
berlangsung bersamaan dengan terjadinya infeksi sistem saraf pusat seperti meningitis,
ensefalitis, dan terjadinya abses serta infeksi lainnya. +nsefalitis @irus berat seringkali
mengakibatkan terjadinya kejang. !i negara/negara barat penyebab yang paling umum
adalah @irus 4erpes simple (tipe l) yang menyerang lobus temporalis. Selain infeksi,
ditemukan bukti bahwa cedera kepala memicu kejadian kejang demam pada anak sebesar
%,3.
2., Pa"ofisioloi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi
?C% dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid
dan permukaan luar yaitu ionik. !alam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui
dengan mudah oleh ion kalium (K A) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (-aA) dan
elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (?l/). *kibatnya konsentrasi ion K A dalam sel
neuron tinggi dan konsentrasi -aA rendah, sedang di luar sel neuron terdapat keadaan
sebalikya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka
terdapat perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran dari neuron.
6
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 7/22
8ntuk menjaga keseimbangan potensial membran diperlukan energi dan bantuan en$im
-a/K *<P/ase yang terdapat pada permukaan sel.:
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh =
• Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular
• 7angsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimiawi atau aliran
listrik dari sekitarnya
• Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan
Pada keadaan demam kenaikan suhu #o? akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal #/#5 dan kebutuhan oksigen akan meningkat %. Pada anak 0
tahun sirkulasi otak mencapai 35 dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang
dewasa yang hanya #5 . Cleh karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah
keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari
ion kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik. Depas muatan
listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran
sel sekitarnya dengan bantuan EneurotransmitterF dan terjadi kejang. Kejang demam yang
berlangsung lama (lebih dari #5 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan
oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi artenal
disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan
makin meningkatnya aktifitas otot dan mengakibatkan metabolisme otak meningkat.:
2.- Klasifi%asi
6enurut 2katan !okter *nak 2ndonesia, membagi kejang demam menjadi dua
#. Kejang demam sederhana (harus memenuhi semua kriteria berikut)
/ erlangsung singkat
/ 8mumnya serangan berhenti sendiri dalam waktu G #5 menit
/ angkitan kejang tonik, tonik/klonik tanpa gerakan fokal
/ <idak berulang dalam waktu % jam
%. Kejang demam kompleks (hanya dengan salah satu kriteria berikut)
/ Kejang berlangsung lama, lebih dari #5 menit
7
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 8/22
/ Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului dengan
kejang parsial
/ Kejang berulang % kali atau lebih dalam % jam, anak sadar kembali di antara
bangkitan kejang.
2. /anifes"asi Klinis
<erjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan
kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi di luar susunan
saraf pusat, otitis media akuta, bronkitis, furunkulosis dan lain/lain. Serangan kejang
biasanya terjadi dalam % jam pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat
bangkitan dapat berbentuk tonik/klonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. 8mumnya
kejang berhenti sendiri. -amun anak akan terbangun dan sadar kembali setelah beberapa
detik atau menit tanpa adanya kelainan neurologik.1
"ejala yang timbul saat anak mengalami kejang demam antara lain = anak
mengalami demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang terjadi secara
tiba/tiba), kejang tonik/klonik atau grand mal, pingsan yang berlangsung selama 0 detik/
5 menit (hampir selalu terjadi pada anak/anak yang mengalami kejang demam). Kejang
dapat dimulai dengan kontraksi yang tiba/tiba pada otot kedua sisi tubuh anak. Kontraksi
pada umumnya terjadi pada otot wajah, badan, tangan dan kaki. *nak dapat menangis
atau merintih akibat kekuatan kontaksi otot. *nak akan jatuh apabila dalam keadaan
berdiri. postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung
selama #/% detik), gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama,
biasanya berlangsung selama #/% menit), lidah atau pipinya tergigit, gigi atau rahangnya
terkatup rapat, inkontinensia (mengeluarkan air kemih atau tinja diluar kesadarannya),
gangguan pernafasan, apneu (henti nafas), dan kulitnya kebiruan.
Saat kejang, anak akan mengalami berbagai macam gejala seperti =
#. *nak hilang kesadaran
%. <angan dan kaki kaku atau tersentak/sentak
0. Sulit bernapas
. usa di mulut
8
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 9/22
5. Hajah dan kulit menjadi pucat atau kebiruan
3. 6ata berputar/putar, sehingga hanya putih mata yang terlihat.
2.0 Dianosis
!iagnosis kejang demam dapat ditegakkan dengan menyingkirkan penyakit/
penyakit lain yang dapat menyebabkan kejang, di antaranya= infeksi susunan saraf pusat,
perubahan akut pada keseimbangan homeostasis, air dan elektrolit dan adanya lesi
structural pada system saraf, misalnya epilepsi. !iperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang yang menyeluruh untuk
menegakkan diagnosis ini.3,9,#
#. *namnesis/ waktu terjadi kejang, durasi, frekuensi, inter@al antara % serangan
kejang
/ sifat kejang (fokal atau umum)
/ entuk kejang (tonik, klonik, tonik/klonik)
/ Kesadaran sebelum dan sesudah kejang (menyingkirkan diagnosis
meningoensefalitis)
/ 7iwayat demam ( sejak kapan, timbul mendadak atau perlahan,
menetap atau naik turun)
/ 6enentukan penyakit yang mendasari terjadinya demam (2SP*, C6*,
"+)/ 7iwayat kejang sebelumnya (kejang disertai demam maupun tidak
disertai demam atau epilepsi)
/ 7iwayat gangguan neurologis (menyingkirkan diagnosis epilepsi)
/ 7iwayat keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
/ <rauma kepala
%. Pemeriksaan fisik
/ <anda @ital terutama suhu
/ 6anifestasi kejang yang terjadi, misal = pada kejang multifokal yang
berpindah/pindah atau kejang tonik, yang biasanya menunjukkan adanya
kelainan struktur otak.
/ Kesadaran tiba/tiba menurun sampai koma dan berlanjut dengan
hipo@entilasi, henti nafas, kejang tonik, posisi deserebrasi, reaksi pupil
terhadap cahaya negatif, dan terdapatnya kuadriparesis flasid
mencurigakan terjadinya perdarahan intra@entikular.
/ Pada kepala apakah terdapat fraktur, depresi atau mulase kepala
berlebihan yang disebabkan oleh trauma. 8bun 'ubun besar yang tegang
9
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 10/22
dan membenjol menunjukkan adanya peninggian tekanan intrakranial
yang dapat disebabkan oleh pendarahan sebarakhnoid atau subdural. Pada
bayi yang lahir dengan kesadaran menurun, perlu dicari luka atau bekas
tusukan janin dikepala atau fontanel enterior yang disebabkan karena
kesalahan penyuntikan obat anestesi pada ibu.
/ <erdapatnya stigma berupa jarak mata yang lebar atau kelainan
kraniofasial yang mungkin disertai gangguan perkembangan korte
serebri.
/ <ransluminasi kepala yang positif dapat disebabkan oleh penimbunan
cairan subdural atau kelainan bawaan seperti parensefali atau
hidrosefalus.
/ Pemeriksaan untuk menentukan penyakit yang mendasari terjadinya
demam (2SP*, C6*, "+)
/ Pemeriksaan refleks patologis
/ Pemeriksaan tanda rangsang meningeal (menyingkirkan diagnosis
meningoensefalitis)
0. Pemeriksaan laboratorium
/ !arah tepi lengkap
/ +lektrolit, glukosa darah. !iare, muntah, hal lain yang dapat mengganggu
keseimbangan elektrolit atau gula darah.
/ Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal untuk mendeteksi gangguan
metabolisme
/ Kadar <- alfa, 2D/# alfa I 2D/3 pada ?SS, jika meningkat dapat
dicurigai +nsefalitis akut > +nsefalopati.
. Pemeriksaan penunjang
/ Dumbal Pungsi jika dicurigai adanya meningitis, umur kurang dari #%
bulan sangat dianjurkan, dan umur di antara #%/#1 bulan dianjurkan.
/ ++", tidak dapat mengidentifikasi kelainan yang spesifik maupun
memprediksi terjadinya kejang yang berulang, tapi dapat
dipertimbangkan pada K!K. <etapi beberapa ahli berpendapat ++" tidak
sensitif pada anak G 0 tahun.
/ ?</scan atau 672 hanya dilakukan jika ada indikasi, misalnya= kelainan
neurologi fokal yang menetap (hemiparesis) atau terdapat tanda
peningkatan tekanan intrakranial.
2. Dianosis Bandin
10
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 11/22
6enghadapi seorang anak yang menderita demam dengan kejang, harus
dipikirkan apakah penyebab kejang itu di dalam atau diluar susunan saraf pusat. Kelainan
di dalam otak biasanya karena infeksi, misalnya meningitis, ensefalitis, abses otak, dan
lain/lain.oleh sebab itu perlu waspada untuk menyingkirkan dahulu apakah ada kelainan
organis di otak.0
6enegakkan diagnosa meningitis tidak selalu mudah terutama pada bayi dan
anak yang masih muda. Pada kelompok ini gejala meningitis sering tidak khas dan
gangguan neurologisnya kurang nyata. Cleh karena itu agar tidak terjadi kekhilafan yang
berakibat fatal dapat dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal yang umumnya diambil
melalui pungsi lumbal. aru setelah itu dipikirkan apakah kejang demam ini tergolong
dalam kejang demam atau epilepsi yang dpro@okasi oleh demam.
<abel !iagnosa anding
No K&i"e&i Bandin Kean Demam Epilepsi /enini"is
Ensefali"is
#. Kejang Pencetusnya
demam
<idak berkaitan
dengan demam
Salah satu gejalanya
demam
%. Kelainan Ctak 345 365 3650. Kejang berulang 365 365 365
. Penurunan kesadaran 365 345 365
2. Pena"ala%sanaan
!alam penanggulangan kejang demam ada faktor yang perlu dikerjakan, yaitu =,#
#. 6engatasi kejang secepat mungkin
iasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu datang, kejang sudah
berhenti. *pabila pasien datang dalam keadaan kejang, obat paling cepat untuk
menghentikan kejang adalah dia$epam yang diberikan secara intra@ena dengan dosis ,0/
,5 mm>kg perlahan/lahan dengan kecepatan #/%mg.menit atau dalam waktu 0/5
menit. Cbat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua di rumah atau yang sering
digunakan di rumah sakit adalah dia$epam rektal. !osis dia$epam rektal adalah ,5/,:5
mg>kg atau dia$epam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari # kg,
dan # mg untuk berat badan lebih dari #kg. atau dia$epam rektal dengan dosis 5 mg
untuk anak di bawah usia 0 tahun atau :,5 mg mg untuk anak diatas usia 0 tahun.
11
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 12/22
&ika kejang masih berlanjut =
#. Pemberian dia$epam ,% mg>kg per infus diulangi. &ika belum terpasang
selang infus, ,5 mg>kg per rektal%. Pengawasan tanda/tanda depresi pernapasan
&ika kejang masih berlanjut =
#. Pemberian fenobarbital %/0 mg>kg per infus dalam 0 menit
%. Pemberian fenitoin #/%mg>kg per infus dalam 0 menit dengan kecepatan #
mg>kg>menit atau kurang dari 5mg>menit.
&ika kejang masih berlanjut, diperlukan penanganan lebih lanjut di ruang
perawatan intensif dengan thiopentone dan alat bantu pernapasan. ila kejang telah
berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari jenis kejang demam sederhana atau
kompleks dan faktor risikonya.
%. Pengobatan penunjang
Pengobatan penunjang dapat dilakukan dengan memonitor jalan nafas,
pernafasan, sirkulasi dan memberikan pengobatan yang sesuai. Sebaiknya semua pakaianketat dibuka, posisi kepala dimiringkan untuk mencegah aspirasi lambung. Penting sekali
mengusahakan jalan nafas yang bebas agar oksigenasi terjamin, kalau perlu dilakukan
intubasi atau trakeostomi. Pengisapan lender dilakukan secara teratur dan pengobatan
ditambah dengan pemberian oksigen. ?airan inta@ena sebaiknya diberikan dan dimonitor
sekiranya terdapat kelainan metabolik atau elektrolit. ungsi @ital seperti kesadaran, suhu,
tekanan darah, pernafasan dan fungsi jantung diawasi secara ketat.
Pada demam, pembuluh darah besar akan mengalami @asodilatasi, manakala
pembuluh darah perifer akan mengalami @asokontrisksi. Kompres es dan alkohol tidak
lagi digunakan karena pembuluh darah perifer bisa mengalami @asokontriksi yang
berlebihan sehingga menyebabkan proses penguapan panas dari tubuh pasien menjadi
lebih terganggu. Kompres hangat juga tidak digunakan karena walaupun bisa
menyebabkan @asodilatasi pada pembuluh darah perifer, tetapi sepanjang waktu anak
dikompres, anak menjadi tidak selesa karena dirasakan tubuh menjadi semakin panas,
anak menjadi semakin rewel dan gelisah. 6enurut penelitian, apabila suhu penderita
tinggi (hiperpireksi), diberikan kompres air biasa. !engan ini, proses penguapan bisa
12
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 13/22
terjadi dan suhu tubuh akan menurun perlahan/lahan. <idak ditemukan bukti bahwa
penggunaan antipiretik mengurangi resiko terjadinya kejang demam, namun para ahli di
2ndonesia sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan. !osis parasetamol yang
digunakan adalah # ' #5 mg>kg>kali diberikan kali sehari dan tidak lebih dari 5
kali. !osis ibuprofen 5 ' # mg>kg>kali, 0 ' kali sehari.
0. 6emberikan pengobatan rumat
Setelah kejang diatasi harus disusul dengan pengobatan rumat dengan cara
mengirim penderita ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan lebih lanjut. Kejang
demam kompleks merupakan salah satu indikasi seorang pasien untuk dirawat di rumah
sakit selain adanya hiperpireksia, pasien G 3 bulan, kejang demam yang pertama kali, dan
terdapat kelainan neurologis. Pengobatan ini dibagi atas dua bagian, yaitu=
• Profilaksis intermitten
8ntuk mencegah terulangnya kejang di kemudian hari, penderita kejang demam
diberikan obat campuran anti kon@ulsan dan antipiretika yang harus diberikan kepada
anak selama episode demam. *ntipiretik yang diberikan adalah paracetamol dengan dosis
#/#5mg>kg>kali diberikan kali sehari atau ibuprofen dengan dosis 5/#mg>kg>kali, 0/
kali sehari. *ntikon@ulsan yang ampuh dan banyak dipergunakan untuk mencegah
terulangnya kejang demam ialah dia$epam, baik diberikan secara rectal dengan dosis 5
mg pada anak dengan berat di bawah #kg dan # mg pada anak dengan berat di atas
#kg, maupun oral dengan dosis ,0 mg>kg setiap 1 jam pada saat tubuh J 01,5 ?.
Profilaksis intermitten ini sebaiknya diberikan sampai kemungkinan anak untuk
menderita kejang demam sedehana sangat kecil yaitu sampai sekitar umur tahun.
enobarbital, karbama$epin dan fenition pada saat demam tidak berguna untuk mencegah
kejang demam.
• Profilaksis jangka panjang
Profilaksis jangka panjang gunanya untuk menjamin terdapatnya dosis teurapetik
yang stabil dan cukup di dalam darah penderita untuk mencegah terulangnya kejang di
kemudian hari. Pengobatan jangka panjang dapat dipertimbangan jika terjadi hal berikut=
13
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 14/22
#. Kejang demam J % kali dalam % jam
%. Kejang demam terjadi pada umur G #% bulan
0. Kejang demam J kali per tahun
Cbat yang dipakai untuk profilaksis jangka panjang ialah=
#). enobarbital
!osis /5 mg>kg>hari. +fek samping dari pemakaian fenobarbital jangka
panjang ialah perubahan sifat anak menjadi hiperaktif, perubahan siklus tidur dan kadang/
kadang gangguan kognitif atau fungsi luhur.
%). Sodium @alproat > asam @alproat
!osisnya ialah %/0 mg>kg>hari dibagi dalam 0 dosis selama #/% tahun dan
dihentikan secara bertahap selama #/% bulan. +fek samping yang dapat terjadi adalah
gejala toksik berupa rasa mual, kerusakan hepar, pankreatitis.
0). enitoin
!iberikan pada anak yang sebelumnya sudah menunjukkan gangguan sifat
berupa hiperaktif sebagai pengganti fenobarbital. 4asilnya tidak atau kurang memuaskan.Pemberian antikon@ulsan pada profilaksis jangka panjang ini dilanjutkan sekurang/
kurangnya 0 tahun seperti mengobati epilepsi. 6enghentikan pemberian antikon@ulsi
kelak harus perlahan/lahan dengan jalan mengurangi dosis selama 0 atau 3 bulan.
. 6encari dan mengobati penyebab
Penyebab dari kejang demam baik sederhana maupun kompleks biasanya infeksi
traktus respiratorius bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotik yang tepat
dan kuat perlu untuk mengobati infeksi tersebut. Secara akademis pada anak dengan
kejang demam yang datang untuk pertama kali sebaiknya dikerjakan pemeriksaan pungsi
lumbal. 4al ini perlu untuk menyingkirkan faktor infeksi di dalam otak misalnya
meningitis. *pabila menghadapi penderita dengan kejang lama, pemeriksaan yang
intensif perlu dilakukan, yaitu pemeriksaan pungsi lumbal, darah lengkap, misalnya gula
darah, kalium, magnesium, kalsium, natrium, nitrogen, dan faal hati.
2. 11 P&onosis-711
14
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 15/22
#. Kematian. !engan penanganan kejang yang cepat dan tepat, prognosa biasanya
baik, tidak sampai terjadi kematian. !alam penelitian ditemukan angka kematian
K!S ,3 s>d ,: .
%. <erulangnya Kejang. Kemungkinan terjadinya ulangan kejang kurang lebih %5
s>d 5 pada 3 bulan pertama dari serangan pertama.
0. +pilepsi. *ngka kejadian +pilepsi ditemukan %,9 dari K!S dan 9: dari
kejang demam kompleks. 7esiko menjadi +pilepsi yang akan dihadapi oleh
seorang anak sesudah menderita K!S tergantung kepada faktor =
a. riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga
b. kelainan dalam perkembangan atau kelainan sebelum anak menderita K!S
c. kejang berlangsung lama atau kejang fokal.
ila terdapat paling sedikit % dari 0 faktor di atas, maka kemungkinan
mengalami serangan kejang tanpa demam adalah #0 , dibanding bila hanya
didapat satu atau tidak sama sekali faktor di atas.
. 4emiparesis. iasanya terjadi pada penderita yang mengalami kejang lama
(berlangsung lebih dari setengah jam) baik kejang yang bersifat umum maupun
kejang fokal. Kejang fokal yang terjadi sesuai dengan kelumpuhannya. 6ula/
mula kelumpuhan bersifat flacid, sesudah % minggu timbul keadaan spastisitas.
!iperkirakan A ,% K!S mengalami hemiparese sesudah kejang lama.
5. 7etardasi 6ental. !itemuan dari 0# penderita dengan K!S tidak mengalami
kelainan 2, sedang kejang demam pada anak yang sebelumnya mengalami
gangguan perkembangan atau kelainan neurologik ditemukan 2 yang lebih
rendah. *pabila kejang demam diikuti dengan terulangnya kejang tanpa demam,
kemungkinan menjadi retardasi mental adalah 5 lebih besar.
BAB III
ILUST'ASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
-ama= eisya *
15
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 16/22
8mur= # tahun bulan
&enis Kelamin= Perempuan
*lamat= Sungai eringin, Penampuang
ANA/NESIS
Seorang anak perempuan berumur # tahun bulan dirawat dibangasal anak
7S8! *chmad 6ochtar bukitiingi pada tanggal %3 april %# dengan =
Keluhan u"ama
Kejang seluruh badan sejak 0 jam sebelum masuk rumah sakit.
'i*a+a" Pen+a%i" Se%a&an
• !emam tinggi sejak 3 jam yang lalu, tidak menggigil, tidak berkeringat
• Kejang di seluruh tubuh 0 jam yang lalu, frekuensi 3 kali, lama kejang L#5
menit, jarak antar kejang L # menit, Selama kejang pasien tidak sadar dan pasien
sadar diantara dua serangan kejang, ini merupakan kejang yang pertama.
• atuk, pilek tidak ada, sesak nafas tidak ada
• 6ual tidak ada, muntah tidak ada
• *K warna biasa, jumlah banyak dari biasa
• * warna dan konsistensi biasa
• 7iwayat kejang demam saat bayi disangkal
• 7iwayat demam tinggi saat bayi disangkal
• 7iwayat trauma kepala tidak ada
• Pasien adalah rujukan 2"! 7S8! aso dengan diagnosis kerja= Kejang demam
kompleks
'i*a+a" Pen+a%i" Dahulu
Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya
'i*a+a" Pen+a%i" Kelua&a
*dik dari ibu punya riwayat kejang seperti pasien, yaitu kejang demam saat usia % tahun.
'i*a+a" Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan ke puskesmas teratur. Persalinan dibantu oleh dokter, lahir
spontan, langsung menangis kuat, D 0 gram.
16
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 17/22
'i*a+a" /a%anan dan /inuman
• ayi= *S2 /sekarang
• iskuit= 3 bulan
• -asi tim= 3 bulan ' #% bulan• Susu formula= 0 bulan ' sekarang
'i*a+a" Imunisasi
• ?" = # bulan scar (A)
• !P< = %,,3 bulan
• Polio = %,,3 bulan
• 4epatitis = %,,3 bulan
• ?ampak = 9 bulan
Kesan= 2munisasi dasar lengkap
Peme&i%saan $isi%
Keadaan 8mum= tampak sakit sedang
Kesadaran = Sadar
-adi = #%1 > menit
-afas = >menit
Suhu = 01, B?
erat adan = 1 kg
Kulit = *kral hangat
Kepala = entuk bulat, lingkar kepala= cm
7ambut = Pirang, tidak mudah dicabut
6ata = Konjungti@a tidak anemis, sklera tidak ikterik
<elinga = <idak ada kelainan
4idung = <idak ada kelainan
6ulut = 6ukosa bibir dan mukosa mulut basah, tonsil <#/<# tidak hiperemis,
faring tidak hiperemis, tidak ada perdarahan gusi
17
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 18/22
Deher = Kaku kuduk tidak ada, &MP 5/% cm4%, tidak ada pembesaran K"
!ada =
Paru ' paru = 2nspeksi = Simetris kiri dan kanan, retraksi dinding dada tidak ada
Palpasi = remitus sama kiri dan kanan
Perkusi = Sonor
*uskultasi = Mesikuler, rhonki />/, whee$ing />/
&antung = 2nspeksi = 2ktus cordis tidak terlihat
Palpasi = 2ktus cordis teraba # jari medial dari D6?S 72? M
Perkusi = atas jantung atas 72?, kanan Dinea Sternalis !etra,
kiri # jari medial D6?S 72? M
*uskultasi = 2rama teratur, bising tidak ada
*bdomen
2nspeksi = !istensi tidak ada
Palpasi = Supel, 4epar teraba #>0 ' #>0, permukaan rata, pinggir
tajam, konsistensi kenyal, lien tidak teraba
Perkusi = <impani
*uskultasi = ising usus (A) -ormal
*lat Kelamin = <idak ditemukan kelainan
+kstremitas = *kral hangat, perfusi baik, 7efleks fisiologis A>A normal (bisep, trisep,
patella), refleks patologis />/ (babinski grup), tanda rangsang
meningeal ' (Kernig, rud$inski 2,22)
Peme&i%saan La(o&a"o&ium 32- Ap&il 281#5
!arah
• 4emoglobin = ##, gr>dl• Deukosit = 9.:>mm0
• <rombosit = %1.> mm• 4ematokrit = 0%,#
18
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 19/22
• "!S = #0% mg>dl
Dianosa %e&a = kejang demam kompleks
Dianosis (andin = epilepsi
Ta"ala%sana 9
• 2M! 7D # gtt>menit
• Duminal 0 mg (26)
• Paracetamol # mg
'en)ana peme&i%saan =
• ++"
• Dumbal Pungsi
• ?ek elektrolit
$ollo* up pai "anal 20 ap&il 281#=
S>
• !emam ada
• Kejang tidak ada
• atuk tidak ada
• Sesak nafas tidak ada
• 6ual tidak ada, muntah tidak ada
• *K biasa
• * belum ada
C>
• Keadaan umum = sedang
• Kesadaran = sadar
• -adi = #1>menit
•
-afas = >menit• Suhu = 0:,3 ?
• 6ata = konjungti@a tidak anemis, sclera tidak ikterik
• Kulit = teraba hangat
• <horaks = retraksi tidak ada
• ?or = irama teratur, bising tidak ada
• Pulmo = @esikuler, ronkhi />/, whee$ing />/
• *bdomen = supel, distensi (/), bising usus (A) normal
• +kstremitas = akral hangat, perfusi baik
Kesan = Kejang demam kompleks
19
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 20/22
BAB I:
DISKUSI
<elah dirawat seorang pasien perempuan berumur # >#% tahun dibangsal anak
7S*6 ukittingggi sejak tanggal %3 april %# dengan diagnosa kejang demam
kompleks. Penegakan diagnosis kejang demam kompleks dilakukan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. !ari anamnesis didapatkan
pasien mengalami kejang saat demam tinggi, dengan frekuensi kejang sebanyak 3 kali
dalam waktu % jam, dan lama kejang A #5 menit. Kejang bersifat umum. Selama kejang
pasien tidak sadar dan pasien sadar diantara dua serangan kejang. 4al ini sesuai dengan
kriteria diagnosis kejang demam kompleks. Pasien juga tidak mempunyai riwayat kejang
pada saat tidak demam, untuk mensingkirkan diagnosis epilepsi.
!ari pemeriksaam fisik didapatkan adanya peningkatan suhu tubuh 01,o?. <idak
adanya kaku kuduk, rangsang meningeal, refleks patologis menunjukkan penyebab
kejang demam pada pasien tidak disebabkan oleh proses intrakranial. Pada pasien ini
20
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 21/22
dianjurkan pemeriksaan kadar elektrolit dalam darah untuk menyingkiran kemungkinan
kejang akibat gangguan elektrolit. Pemeriksaan pungsi lumbal juga dianjurkan pada
pasien ini untuk memastikan tidak adanya penyebab intrakranial untuk terjadinya kejang.
Pemeriksaan ++" juga di anjurkan pada pasien ini untuk menyingkirkan kemungkinan
epilepsi.
Penatalaksanaan pasien ini pemberian cairan infuse 7D. 4al ini untuk
memberikan kebutuhan glukosa, cairan, dan elektrolit pada pasien yang saat demam,
tidak terpenuhi asupannya. Pasien masuk keruangan bangsal dalam keadaan tidak kejang
lagi, sehingga seharusnya diberikan obat anti kejang profilaksis intermitten yaitu
dia$epam dengan dosis ,0mg>kg setiap 1 jam untuk oral atau ,5 mg>kg setiap 1
jam untuk rektal. -amun dari teori yang dikemukakan diatas, bahwa dia$epam diberikan
pada saat tubuh N 01,5?, sehingga pada pasien ini dimana suhunya 0:,3? hanya
diberikan obat profilaksis jangka panjang berupa asam @alproat yang juga diberikan
kepada pasien saat pulang. 4al ini sesuai teori dimana riwayat pasien yang mengalami
kejang demam sebanyak 3 kali dalam % jam dipertimbangkan untuk diberikan obat
profilaksis jangka panjang berupa asam @alproat. 6engingat efek samping dari asam
@alproat dan penggunaannya dalam waktu yang lama (# tahun), maka disarankan pada
pasien untuk rutin kontrol ke dokter.
DA$TA' PUSTAKA
#. 4aslam 7obert 4. *. Sistem Saraf, dalam 2lmu Kesehatan *nak -elson, Mol. 0,
+disi #5. Penerbit uku Kedokteran +"?, &akarta. %; OOM22 = %59 ' %3
%. 4endarto S. K. Kejang !emam. Subbagian Saraf *nak, agian 2lmu Kesehatan
*nak, akultas Kedokteran 8ni@ersitas 2ndonesia, 7S?6, &akarta. ?ermin !unia
Kedokteran -o. %:. #91% = 3 ' 1.
0. ehrman dkk, (e.d ahasa 2ndonesia), 2lmu Kesehatan *nak. +disi #5, +"?,
%. 4al %59/%3:.
. Pusponegoro 4!, Hidodo !P, Sofyan 2. Konsensus Penatalaksanaan Kejang
!emam. 8nit Kerja Koordinasi -eurologi 2katan !okter *nak 2ndonesia, &akarta.
%3 = # ' #.
5. Price, Syl@ia, *nderson. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses/Proses Penyakit.
+"?, &akarta %3.
3. Febrile Seizures: Causes, Symptoms, Diagnosis and Treatment . !iunduh pada
tanggal 9 ebruari %#0. !idapatkan dari=
www.medicinenet.com>febrilesei$ures>article.htm
21
8/17/2019 CASE KEJANG DEMAM.doc
http://slidepdf.com/reader/full/case-kejang-demamdoc 22/22
:. 6ary 7udolf, 6alcolm De@ene. Pediatric and Child Health. +disi ke/%.
lackwell pulblishing; %3. 4al :%/9.
1. 7udolph *6. Febrile Seizures. Rudoplh ediatrics. +disi ke/%. *ppleton dan
Dange, %%
9. Pudjaji *4, 4egar , 4andryastuti, 2dris -S, "andaputra +P, 4armoniati +!.
Pedoman pelayanan medis. 2katan !okter *nak 2ndonesia; &akarta. %#. h. #5/
%.
#. 6inistry of health ser@ice. "uidelines and protocols febrile sei$ure. ritish
columbia medical association. %#.
##. Febrile Seizures Fact Sheets: !ational "nstitutes o# !eurology and Stro$e
!iunduh pada tanggal 9 ebruari %#0. !idapatkan dari=
www.ninds.nih.go@>disorders>febrilesei$ures>detailfebrilesei$ures.htm
22