+ All Categories
Home > Documents > Case Reportds

Case Reportds

Date post: 06-Jul-2018
Category:
Upload: imam
View: 214 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 37

Transcript
  • 8/17/2019 Case Reportds

    1/37

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia sebagau

    satu organ pengatur keseimbangan tubuh dan organ pembuangan zat-zat yang

    tidak berguna serta bersifat toksis. Fungsi ginjal yang terpenting adalah untuk 

    mempertahankan homeostasis biokimiawi yang normal di dalam tubuh, hal ini

    dilakukan dengan cara mengekresikan zat-zat yang tidak diperlakukan lagi

    melalui proses filtrasi glomerulus, reabsorbsi, dan sekresi tubulus.

    Sindrom nerotik merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering

    dijumpai pada anak, merupakan kumpulan gejala-ejala klinis yang terdiri dari

     preoteinuria, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia serta edema. Sekitar 9!

    kasus anak adalah sindrom nefrotik primer. Sinrom nefrotik yang paling banyak 

    ditemukan adalah jenis kelainan minimal yaitu sekitar "#!.

    $ngka kejadian di %ndonesia pada sindrom nefrotik mencapai # kasus

     pertahun dari &.. 'umlah penderita sindrom nefrotik bertambah tiap

    tahunnya dibeberapa negara. $ngka kejadian di $merika dan %nggris berkisar 

    antara (-" per &. anak 

    )ata studi dan epidemiologi tentang sindrom nefrotik di %ndonesia belum

    ada, namun di luar negeri yaitu $merika Serikat, sindrom nefrotik merpakan salah

    satu penyebab gagal ginjal kronik dan merupakan masalah kesehatan yang utama

    dengan jumlah penderita mencapai ((* +&&,# ! orang pertahun dari (&* orang

    yang berobat ke rumah sakit.

    mumnya pada sindrom nefrotik fungsi ginjal normal kecuali pada bagian

    kasus yang berkembang menjadi penyakit ginjal tahap akhir. /embengkakan yang

    terjadi pada mata, kaki maupun badomen bisa diidentifiksikan sebagai salah satu

    tanda- tanta dari sinrom nefrotik. $papun tipe sindrom nefrotik, manifestasi klinis

    utama adalah sembab, yang tampak pada sekitar 9*! anak dengan sindrom

  • 8/17/2019 Case Reportds

    2/37

    nefrotik. Seringkali sembab timbul secara lambat sehingga keluarga mengira anak 

     bertambah gemuk.

    Sindrom nefrotik berkembang menjadi gagal ginjal total apabila tidak 

    dilakukan perawatan dan usaha penyembuhan yang baik dari tenaga kesehatan.

    0aka dari itu perlu pengetahuan yang baik mengenai sindrom nefrotik agar dapat

    mengatasi gejala dan mencegah terjadinya kerusakan ginjal yang lebih lanjut serta

    serta komplikasi lainnya.

  • 8/17/2019 Case Reportds

    3/37

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    I. ANAMNESIS

    1. IDENTIFIKASI

    Seorang laki-laki, 1n. /, usia tahun, agama %slam, alamat

    2ebun 1ebeng 3 2ota 4engkulu, pekerjaan satpam, dirawat diruang

    0elati 5S) )5. 0. 6unus 4engkulu sejak tanggal 9 Februari (

    dengan keluhan utama bengkak diseluruh badan sejak &* jam S05S.

    2. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

    Sejak 7 &* jam yang lalu pasien mengaku badannya sembab.

    sembab muncul dipagi hari saat bangun tidur dimulai pada area muka

    terutama disekitar mata, kaki dan tangan kemudian di seluruh badan.

    Sembab tidak disertai dengan sesak. Sembab tidak disertai batuk.

    2eluhan tidak disertai demam. /asien juga mengalami muntah

    sebanyak * kali yang berisi makanan yang dimakan sebanyak 7 &

    setengah gelas air mineral. /asien merasa nafsu makannya menurun.

    /asien juga mengeluhkan badannya lemas. 4$2 lancar, 7 & gelas air 

    mineral 8- kali dalam sehari. 4$2 berwarna coklat, keruh dan

     berbusa. :yeri saat 4$2 tidak ada. 4$4 lancar & kali setiap hari.

    3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

    a. 5iwayat kencing manis disangkal

     b. 5iwayat batu ginjal dan saluran kemih disangkal

    c. 5iwayat infeksi saluran kemih disangkal

    d. /asien pernah di rawat karena sindrome nefrotik * bualn lalu.

    Setelah dirawat pasien tidak pernah kontrol ulang.

    e. 5iwayat hipertensi disangkal

    f. 5iwayat sakit maagh

  • 8/17/2019 Case Reportds

    4/37

    4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

    a. Saudari pasien meninggal karena gagal ginjal

     b. 5iwayat kencing manis dalam keluarga disangkal

    c. 5iwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal

    d. 5iwayat sakit ginjal dalam keluarga disangkal

    5. RIWAYAT KEBIASAAN

    a. /asien merokok &bungkus setiap hari + batang; bungkus

     b. /asien minum teh setiap pagi

    c. /asien minum minuman penambah stamina setiap siang

    d. 5iwayat sering minum alkohol disangkal

    e. /asien jarang berolahraga

    6. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

  • 8/17/2019 Case Reportds

    5/37

    H#$%&' = Sekret -;-, nafas cuping hidung +-, deAiasi +-

    Te!#&'  = Sekret -;-, nyeri tekan tragus -;-, nyeri tekan mastoid -;-M%!%"  = 4ibir sianosis +-, mukosa bibir kering +-, gusi

     berdarah +-, faring hiperemis +-, tonsil 1&-1&

    Le(e) = 'C/ +*-( cm>₂

  • 8/17/2019 Case Reportds

    6/37

    /erkusi = 1impani di seluruh regio abdomen, Shifting dullnes +-

    Dkstremitas =Superior = $kral hangat B;B, @51 E( detik, edema+B;B, akral

     pucat +-;-

    %nferior = $kral hangat B;B, @51 E( detik, edema+B;B,

    akral pucat +-;-

    Genita l=

    %nspeksi = uka+-, Skar +-, Ddema +B pada skrotum, >iperemis +-

    /alpasi = :yeri tekan +-

    III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1. LABORATORIUM

    >b = &*,8 g;dl

    >t = *!

    eukosit = 9.& mm8

    1rombosit = 8#9. sel;mm8

    2olestrerol = *8#

    reum = 8 mg;dl

    @reatinin = &, mg;dl

    I-. RESUME

    )ari anamnesis didapatkan informasi dari pasien berupa keluhan

    sebagai berikut /asien mengalami bengkak di seluruh tubuh, muntah *

    kali sebanyak 7 &,* gelas air mineral. :afsu makan menurun dan disertai

    lemas. 4$2 lancar warna orange dan keruh. )ari pemeriksaan fisik 

    didapatkan kelainan berupa edema anasarka dan nyeri tekan abdomen pada

    regio epigastrium. )ari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan

     peningkatan kadar kolesterol = *8# mg;dl, penurunan kadar protein total=

    ,8, penurunan kadar albumin &,9, peningkatan kadar globulin ",.

    -. MASALAH

    1. DAFTAR MASALAH

    a. Sindroma nefrotik 

     b. )ispepsia

  • 8/17/2019 Case Reportds

    7/37

    2. PENGKAJIAN MASALAH

    a. Sindroma :efrotik 

    /ada pasien ini dipikirkan mengalami sindroma nefrotik karena

    dari anamnesis adanya gejala seperti edema anasarka, dan 4$2 

    keruh. Selain itu pasien juga pernah dirawat dengan keluhan yang

    sama dengan diagnosis sindroma nefrotik. /ada pemeriksaan fisik 

    didapatkan edema paada palpebra, wajah dan ekstremitas. )ari

    hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar kolesterol yang

    meningkat, dan penurunan jumlah protein total.

    5encana )iagnostik 

    - rinalis +protein urin, epitel, leukosit, eritrosit dan kristal

    - SG ginjal

    - SG

  • 8/17/2019 Case Reportds

    8/37

    - SimAastatin & ? & mg

    - Dnalapril ( ? &",* mg +,* mg ? " kg;hari dibagi ( kali pemberian H 8*;( mg H &",* mg; sekali pemberian

    5encana Ddukasi

    - 0enjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang

     penyakitnya, prosedur diagnostik yang akan dilakukan serta

     pengobatan dan perawatan selanjutnya yang harus dilakukan

    - 0enjelaskan kepada pasien untuk banyak istirahat dan

    menghindari stress

     b. )ispepsia

    4erdasarkan keluhan pasien didapatkan mual dan muntah

    sebanyak * kali berisi makanan yang dimakan dan nyeri tekan di

    regio epigastrium serta riwayat sakit maagh sebelumnya.

    5encana diagnostik=

    - Dndoskopi

    5encana terapi=

    - %nj. 5anitidin ( ? & amp +%C

    - )omperidone 8 ? & mg

    5encana edukasi=

    - menjelaskan tentang penyakit yang diderita, rencana diagnostik 

    yang akan dilakukan dan terapi yang akan diberikan.

    -I. DIAGNOSA SEMENTARA

    Sindroma nefrotik dan )ispepsia

    -II. DIAGNOSIS BANDING

    - Glomerulonefritis 2ronik dan dispepsia

  • 8/17/2019 Case Reportds

    9/37

    - Sindroma nefritik dan dispepsia

    -III. PERKEMBANGAN SELAMA RAWAT INAP

    T&''! 1 Fe/)%)# 216

    S mual +B, muntah +B kali berisi makanan 7 & gelas air 

    mineral, badan lemas +B, demam +-, 4$2 +B normal,

    nyeri 4$2 +-, 4$4 +B :ormal, bengkak pada mata,

    wajah, kaki, dan tangan +B

    O

    Ke$& %0%0

    2esadaran

    1ekanan darah

     :adi

    Frekuensi napas

    Suhu

    Ke$& ,pe,##+ 

    2epala

    eher 

    1hora?

    $bdomen

    Dkstremitas

    1ampak Sakit Sedang

    2ompos 0entis

    &(; mm>g

    9 ?; menit

    (?; menit

    8#,*I@

    @$ -;-, S% -;-, Ddema palpebra +B, Ddem pada wajah +B

    /embesaran kelenjar getah bening +-, tiroid tidak teraba

    membesar.

    @or = 4' % dan %% normal, regular, murmur +-, gallop +-

    /ulmo = Sonor di seluruh lapang paru, Cesikuler +B,

    ronkhi +-, wheezing +-

    )atar, 4 +B normal, nyeri tekan regio epigastrium +B,

    1impani di seluruh abdomen, hepar dan lien tak teraba.

    Shifting dullnes+-

     $kral hangat +B;B, edema +B;B, @51 E( detik, akral

     pucat +-;-

    A /erbaikan Sindroma nefrotik 

    /erbaikan )ispepsia

    P "e)p# $#

    )%&'&

    1erapi =

    • %CF) 5 $snet

  • 8/17/2019 Case Reportds

    10/37

    • %nj. Furosemid ( ? & amp +%C

    • %nj. 5anitidin ( ? & amp +%C

    • 0ethylprednisolon &? mg +%C pagi

    • $lbumin %nfus &cc

    • SimAastatin tab &? &mg /<

    • Dnalapril ( ? &",* mg /<

    Re&&

    Pe0e)#+,&

    • rinalisis

    T&''! 11 Fe/)%)# 216

    S mual +B, muntah +-, badan lemas +B, demam +-, 4$2 

    mulai jernih, nyeri 4$2 +-, bengkak pada mata, wajah,

    kaki, dan tangan +B

    O

    Ke$& %0%0

    2esadaran

    1ekanan darah

     :adi

    Frekuensi napas

    Suhu

    Ke$& ,pe,##+ 

    2epala

    eher 

    1hora?

    $bdomen

    1ampak Sakit Sedang

    2ompos 0entis

    &(; mm>g

    ?; menit

    (?; menit

    8", I@

    @$ -;-, S% -;-, Ddema palpebra +B, Ddem pada wajah +B

    /embesaran kelenjar getah bening +-, tiroid tidak teraba

    membesar.

    @or = 4' % dan %% normal, regular, murmur +-, gallop +-

    /ulmo = Sonor di seluruh lapang paru, Cesikuler +B, ronkhi

    +-, wheezing +-

    )atar, 4 +B normal, nyeri tekan regio epigastrium +B,

    1impani di seluruh abdomen, hepar dan lien tak teraba.

  • 8/17/2019 Case Reportds

    11/37

    Dkstremitas

    H,#!

    pe0e)#+,&

    Shifting dullnes +-

     $kral hangat +B;B, edema +B;B, @51 E( detik, akral pucat+-;-

    Pe0e)#+,& L/*)"*)#%0

    rinalisis=

    0akroskopis = Jarna kuning, keruh

    2imiawi =

    /rotein = B8

    4ilirubin = B&

    0ikroskopis =

    Dpitel = B

    eukosit = 8-#; /4

    Dritrosit = &-(;/4

    Silinder = -

    2ristal = -

    4akteri = -

    A /erbaikan Sindrom :efrotik 

    /erbaikan )ispepsia

    P "e)p# $#

    )%&'&

    1erapi =

    • %CF) 5 $snet

    • %nj. Furosemid ( ? & amp +%C

    • %nj. 5anitidin ( ? & amp +%C

    • 0ethylprednisolon &? K Aial +%C pagi

    • $lbumin %nfus &cc

    • Dnalapril ( ? &",* mg /<

    • SimAastatin & ? &mg /<

    •Sucralfat syrup 8 ? @& /

  • 8/17/2019 Case Reportds

    12/37

    Re&& -

    T&''! 12 Fe/)%)# 216

    S 0ual +-, muntah +-, demam +-, 4$2 jernih, bengkak 

     pada kaki +B

    O

    Ke$& %0%0

    2esadaran

    1ekanan darah

     :adi

    Frekuensi napas

    Suhu

    Ke$& ,pe,##+ 

    2epala

    eher 

    1hora?

    $bdomen

    Dkstremitas

    1ampak Sakit 5ingan

    2ompos 0entis

    &(;" mm>g

    ( ?; menit

    (&?; menit

    8",(I@

    @$ -;-, S% -;-, Ddema palpebra +-, Ddem pada wajah +-

    /embesaran kelenjar getah bening +-, tiroid tidak teraba

    membesar.

    @or = 4' % dan %% normal, regular, murmur +-, gallop +-

    /ulmo = Sonor di seluruh lapang paru, Cesikuler +B, ronkhi

    +-, wheezing +-

    )atar, 4 +B normal, nyeri tekan regio epigastrium +-,

    1impani di seluruh abdomen, hepar dan lien tak teraba.

    Shifting dullnes +-

     $kral hangat +B;B, edema +B pada tungkai, @51 E( detik,

    akral pucat +-;-

    A /erbaikan Sindroma nefrotik

    /erbaikan )ispepsia

    P "e)p# $#

    )%&'&

    1erapi =

    • 0ethylprednisolon mg +-8-8 /

  • 8/17/2019 Case Reportds

    13/37

    • Furosemid tablet &?&

    • ansoprazol tablet &? 8 mg

    • Sucralfat syrup 8 ? @&

    • )omperidon 8?&

    • Dnalapril ( ? &",*mg

    • SimAastatn & ? &mg

    Re&& /asien boleh pulang

    5awat jalan poli penyakit dalam tanggal &* Februari (

    BAB III

    ANALISIS KASUS

    SINDROMA NEFROTIK 

    Sindrom nefrotik merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering

    dijumpai pada anak. Sindrom nefrotik adalah sekumpulan manifestasi klinis yang

    ditandai oleh proteinuria masif +lebih dari 8,* gram;&,"8 m( luas permukaan tubuh

     per hari, hipoalbuminemia +albumin kurang dari 8 gram;dl, edema anasarka,

    hiperlipidemia.  Selain gejala-gejala klinis di atas, kadang-kadang dijumpai pula

    hipertensi, hematuria, bahkan kadang-kadang azotemia Sindroma nefrotik 

    merupakan salah satu manifestasi klinis glomerulonefritis. /ada proses awal

  • 8/17/2019 Case Reportds

    14/37

    sindrom nefrotik atau sindrom nefrotik ringan untuk menegakkan diagnosis tidak 

     perlu semua gejala tersebut ditemukan. (,8,,

    A. E"#*!*'# $& K!,##+,#

    Dtiologi sindrom nefrotik secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu=

    1. Sindrom nefrotik primer 

    Faktor etiologinya tidak diketahui. )ikatakan sindrom nefrotik 

     primer oleh karena sindrom nefrotik ini secara primer terjadi akibat

    kelainan pada glomerulus itu sendiri tanpa ada penyebab lain. Golongan

    ini paling sering dijumpai pada anak. 1ermasuk dalam sindrom nefrotik 

     primer adalah sindrom nefrotik kongenital, yaitu salah satu jenis

    sindrom nefrotik yang ditemukan sejak anak itu lahir atau usia di bawah

    & tahun.

    2elainan histopatologik glomerulus pada sindrom nefrotik primer 

    dikelompokkan menurut rekomendasi dari %S2)@ + International Study

    of Kidney Disease in Children. 2elainan glomerulus ini sebagian besar 

    ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskop cahaya, dan apabila

    diperlukan, disempurnakan dengan pemeriksaan mikroskop elektron

    dan imunofluoresensi. 1abel di bawah ini menggambarkan klasifikasi

    histopatologik sindrom nefrotik pada anak berdasarkan istilah dan

    terminologi menurut rekomendasi %S2)@ + International Study of 

     Kidney Diseases in Children, &9" serta >abib dan 2leinknecht

    +&9"&.9

    1abel &. 2lasifikasi kelainan glomerulus pada sindrom

    nefrotik primer 

  • 8/17/2019 Case Reportds

    15/37

    &. 2elainan minimal +20

    (. Glomerulosklerosis +GS

    Glomerulosklerosis fokal segmental +GSFS

    Glomerulosklerosis fokal global +GSFG

    8. Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus +G:/0)

    . Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus eksudatif 

    *. Glomerulonefritis kresentik +G:2

    #. Glomerulonefritis membrano-proliferatif +G:0/

    G:0/ tipe % dengan deposit subendotelial

    G:0/ tipe %% dengan deposit intramembran

    G:0/ tipe %%% dengan deposit

    transmembran;subepitelial

    ". Glomerulopati membranosa +G0

    . Glomerulonefritis kronik lanjut +G:2

    Sementara itu, berdasarkan histopatologis, @hurk dkk membagi sindrom

    nefrotik primer menjadi empat, yaitu=

    a. 2elainan minimal

  • 8/17/2019 Case Reportds

    16/37

    /ada mikroskop elektron akan tampak foot prosessus sel epitel berpadu.

    )engan cara imunofluoresensi ternyata tidak terdapat %gG pada dinding

    kapiler glomerulus.

    Gambar &. Gambaran histopatologis sindrom nefrotik primer jenis

    kelainan minimal.

     b. :efropati membranosa

    Semua glomerulus menunjukan penebalan dinding kapiler yang tersebar 

    tanpa proliferasi sel. /rognosis kurang baik.

    Gambar (. Gambaran histopatologis sindrom nefrotik primer jenis

    glomerulopati membranosa.

  • 8/17/2019 Case Reportds

    17/37

    c. Glomerulonefritis proliferatif 

    • Glomerulonefritis proliferatif esudatif difus.

    1erdapat proliferasi sel mesangial dan infiltrasi sel polimorfonukleus.

    /embengkanan sitoplasma endotel yang menyebabkan kapiler 

    tersumbat.

    • )engan penebalan batang lobular.

    1erdapat prolefirasi sel mesangial yang tersebar dan penebalan batang

    lobular.

    • )engan bulan sabit +crescent

    )idapatkan proliferasi sel mesangial dan proliferasi sel epitel sampai

    kapsular dan Aiseral. /rognosis buruk.

    • Glomerulonefritis membranoproliferatif 

    /roliferasi sel mesangial dan penempatan fibrin yang menyerupai

    membran basalis di mesangium. 1iter globulin beta-%@ atau beta-%$

    rendah. /rognosis buruk.

    • ain-lain perubahan proliferasi yang tidak khas.

    d. Glomerulosklerosis fokal segmental

    /ada kelainan ini yang mencolok sklerosis glomerulus. Sering disertai

    atrofi tubulus. /rognosis jenis ini adalah buruk.

  • 8/17/2019 Case Reportds

    18/37

    Gambar 8. Gambaran histopatologis sindrom nefrotik primer jenis

    glomerulosklerosis fokal segmental.

    )i %ndonesia gambaran histopatologik sindrom nefrotik primer agak 

     berbeda dengan data-data di luar negeri. Jila Jirya menemukan hanya

    .(! tipe kelainan minimal dari 8# anak dengan sindrom nefrotik 

     primer yang dibiopsi, sedangkan :oer di Surabaya mendapatkan 89."!

    tipe kelainan minimal dari & anak dengan sindrom nefrotik primer 

    yang dibiopsi.&,&&

    (. Sindrom nefrotik sekunder 

    1imbul sebagai akibat dari suatu penyakit sistemik atau sebagai akibat

    dari berbagai sebab yang nyata seperti misalnya efek samping obat. /enyebab

    yang sering dijumpai adalah infeksi, keganasan, penyakit jaringan

     penyambung +connective tissue diseases, obat atau toksin, dan akibat

     penyakit sistemik.

    &(

    1abel (. /enyebab Sindrom :efrotik Sekunder 

    %nfeksi

    - >%C, hepatitis Airus 4 dan @

    - Sifilis, malaria, skistosoma

    - 1uberculosis, lepra

    2eganasan

    - $denokarsinoma paru, payudara, kolon, limfoma >odgkin,

    multiple mieloma, dan karsinoma ginjal.

    /enyakit jaringan penghubung

    - SD, artritis reumatoid, 0@1) +mixed connective tissue

  • 8/17/2019 Case Reportds

    19/37

    diseases

    Dfek obat dan toksin

    - ingga saat ini, masih ada perdebatan

    mengenai saringan yang dilewati albumin pada barier filtrasi

    glomerulus. /erdebatan tersebut mengenai albumin yang terus-menerus

     berada di dalam urin yang ekuiAalen dengan uptake albumin di

    glomerulus. >asilnya, jumlah albumin di urin kurang lebih mg atau

    kurang setiap hari. /erdebatan ini didasarkan pada studi yang dilakukan

     pada binatang percobaan. :amun, studi yang dilakukan pada manusia

    dengan defek transport tubular mengesankan bahwa jumlah konsentrasi

    albumin di urin adalah 8,* mg;l. )engan jumlah sebesar ini, dan

     glomerular filtration rate +GF5 per hari &* liter, diperkirakan tidak 

  • 8/17/2019 Case Reportds

    20/37

    lebih dari *(* mg albumin yang ada di urin per hari. 'umlah di atas

    merupakan batas nilai albumin yang mengarah ke glomerular diseases.

    2apiler glomerulus dilapisi oleh endotelium fenestrasi yang

    menduduki membran basement glomerulus dan ditutupi oleh epitel

    glomerulus atau podosit. /odosit merupakan selubung kapiler dengan

     perpanjangan seluler yang disebut  foot processes. )iantara  foot 

     processes merupakan celah filtrasi. 4arier filtrasi glomerulus terdiri atas

    8 struktur, yaitu endotelium fenestrasi, podosit, dan epitel glomerulus.

    Gambar & merupakan gambaran skematik dari barier filtrasi

    glomerulus.

    Gambar . Gambaran skematik barier filtrasi glomerulus. /odo H

     podosit G40 H glomerular basement membrane Dndo H fenestrated

    endothelial cells DS H endothelial cell surface layer +sering disebut

     juga glycocaly?. rin primer dibentuk melalui filtrasi cairan plasma

    melewati barier filtrasi glomerulus +tanda panah. Glomerular filtration

    rate +GF5 pada manusia adalah &(* ml;menit. /lasma flow rate L p H

  • 8/17/2019 Case Reportds

    21/37

    " ml;menit, dengan fraksi filtrasi mencapai (!. 2onsentrasi

    albumin serum H g;l, sedangkan perkiraan konsentrasi albumin

    dalam urin primer adalah mg;l, atau ,&! dari konsentrasi di

     plasma.&8

    2. P)*"e#&%)#

    /roteinuria merupakan kelainan dasar S:. /roteinuria sebagian

     besar berasal dari kebocoran glomerulus +proteinuria glomerular dan

    hanya sebagian kecil berasal dari sekresi tubulus +proteinuria tubular.

    /erubahan integritas membran basalisglomerulus menyebabkan

     peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma dan

     protein utama yang dieksresikan dalam urin adalah albumin. )erajat

     proteinuria tidak berhubungan dengan langsung dengan keparahan

    kerusakan glomerulus. ewatnya protein plasma yang berukuran lebih

    dari " k) melalui membrana basalais glomrulus normalnya dibatasi

    oleh charge selective barrier   dan  size selective barrier . Charge

     selective barrier merupakan suatu  polyanionic glycosaminoglycan.

    /ada nefropati lesi minimal, proteinuria disebabakan terutama oleh

    hilangnya charge selective barrier, sedangkan pada nefropati

    membranosa disebabkan terutama oleh hilangnya charge selective

    barrier.(,9

    3. H#p*!/%0#&e0#

    >ipoalbuminemia disebabkan oleh hilangnya albumin melalui

    urin dan peningkatan katabolisme albumin di ginjal. Sintesis protein di

    hati biasanya meningkat. :amun, masih tidak memadai untuk 

    menggantikan kehilangan albumin dalam urin.(,9

    4. H#pe)!#p#$e0#

  • 8/17/2019 Case Reportds

    22/37

    2olesterol serum, very low density lipoprotein  +C), low

    density lipoprotein, trigliserida meningkat, sedangkan high density

    lipoprotein  +>) dapat meningkat, normal, atau menurun. >al ini

    disebabkan peningkatan sintesis lipid di hepar dan penurunan

    katabolisme di perifer +penurunan pengeluaran lipoprotein, C),

    kilomikron, dan intermediate density lipoprotein  dari darah.

    /eningkatan sintesis lipoprotein lipid distimulasi oleh penurunan

    albumin serum dan penurunan tekanan onkotik.9

    5. E$e0

    0enurut teori underfill , edema pada sindrom nefrotik disebabkan

    oleh penurunan tekanan onkotik plasma akibat hipoalbuminemia dan

    retensi natrium. >ipoAolemia menyebabkan peningkatan renin,

    aldosteron, hormon antidiuretik dan katekolamin serta penurunan atrial 

    natriuretic peptide  +$:/. /emberian infus albumin akan

    meningkatkan Aolume, meningkat laju filtrasi glomerulus dan eksresi

    fraksional :a@l dan air yang menyebabkan edema berkurang.(,9

    /eneliti lain mengemukakan teori overfill . 4ukti adanya ekspansi

    Aolume adalah hipertensi dan aktiAitas renin plasma yang rendah serta

     peningkatan $:/. 4eberapa penjelasan berusaha menggabungkan

    kedua teori ini, misalnya disebutkan bahwa pembentukan edema

    merupakan proses dinamis. )idapatkan bahwa Aolume plasma menurun

    secara bermakna pada saat pembentukan edema dan meningkat selama

    fase dieresis. (,9

    6. L#p#$%)#

    emak bebas +oval fat bodies sering ditemukan pada sedimen

    urin. Sumber lemak ini berasal dari filtrat lipoprotein melalui

    membrana basalis glomerulus yang permeabel.

    "

  • 8/17/2019 Case Reportds

    23/37

    . H#pe)+*'%!/#!#",

    2eadaan ini disebabkan oleh hilangnya antitrombin +$1 %%%,

     protein S, @ dan  plasminogen activating factor   dalam urin dan

    meningkatnya faktor C, C%%, C%%%, M, trombosit, fibrinogen, peningkatan

    agregasi trombosit, perubahan fungsi sel endotel serta menurunnya

    faktor zimogen +faktor %M, M%."

    . Ke)e&"&& "e)($p #&e+,#

    /enurunan kadar imunoglobulin %g G dan %g $ karena kehilangan

    lewat ginjal, penurunan sintesis dan peningkatan katabolisme

    menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap infeksi bakteri

     berkapsul seperti Streptococcus pneumonia, Klebsiella,  aemophilus.

    /ada S: juga terjadi gangguan imunitas yang diperantarai sel 1. Sering

    terjadi bronkopneumoni dan peritonitis."

    7. Me,",# K!#,

    Gejala utama yang ditemukan adalah=,

    &. /roteinuria masif. /roteinuria N mg;m(;jam atau N * mg;kg;( jam

    atau N 8,* g;hari pada dewasa atau ,* g;kg 44;hari pada anak-anak.

    4iasanya berkisar antara &-& gram per hari. /asien S:20 biasanya

    mengeluarkan protein yang lebih besar dari pasien-pasien dengan tipe

    yang lain.

    (. >ipoalbuminemia. >ipoalbuminemia merupakan tanda utama kedua

     pada sindrom nefrotik. )isebut hipoalbuminemia apabila kadar albumin

    serum E (,* g;dl.

  • 8/17/2019 Case Reportds

    24/37

    8. Ddema anasarka. Ddema terutama jelas pada kaki, namun dapat

    ditemukan edema muka, asites, dan efusi pleura.

    . >iperlipidemia, umumnya ditemukan hiperkolesterolemia. 2adar 

    kolesterol ) dan C) meningkat, sedangkan kadar kolesterol >)

    menurun. 2adar lipid tetap tinggi sampai &-8 bulan setelah remisi

    sempurna dari proteinuria.

    *. >iperkoagulabilitas yang akan meningkatkan risiko trombosis Aena

    dan arteri.

    0anifestasi klinik utama sindrom nefrotik adalah sembab, yang

    tampak pada sekitar 9*! anak dengan sindrom nefrotik. Seringkali

    sembab timbul secara lambat sehingga keluarga mengira anak 

     bertambah gemuk. /ada fase awal sembab sering bersifat intermiten.

    4iasanya awalnya tampak pada daerah-daerah yang mempunyai

    resistensi jaringan yang rendah seperti daerah periorbita, skrotum atau

    labia. $khirnya sembab menjadi menyeluruh dan masif +anasarka;generalisata.

    Sembab berpindah dengan perubahan posisi, sering tampak 

    sebagai sembab muka pada pagi hari waktu bangun tidur dan

    kemudian menjadi sembab pada ekstremitas bawah pada siang

    harinya. 4engkak bersifat lunak, meninggalkan bekas bila ditekan

    + pitting edema. /ada penderita dengan sembab hebat, kulit menjadi

    lebih tipis.

    Sembab paling parah biasanya dijumpai pada sindrom nefrotik 

    tipe kelainan minimal +S:20. 4ila ringan, sembab biasanya terbatas

     pada daerah yang mempunyai resistensi jaringan yang rendah, misal

    daerah periorbita, skrotum, labia. Sembab bersifat menyeluruh,

    dependen dan pitting. $sites umum dijumpai, dan sering menjadi

    anasarka. $nak-anak dengan asites akan mengalami restriksi

  • 8/17/2019 Case Reportds

    25/37

     pernafasan, dengan kompensasi berupa takipnea. $kibat sembab kulit,

    anak tampak lebih pucat.

    >ipertensi dapat dijumpai pada semua tipe sindrom nefrotik.

    /enelitian %nternational Study of 2idney )isease in @hildren +S2)@

    menunjukkan 8! pasien S:20 mempunyai tekanan sistolik dan

    diastolik lebih dari ke-9 persentil umur.

    Fungsi ginjal tetap normal pada sebagian besar pasien pada saat

    awal penyakit. /enurunan fungsi ginjal yang tercermin dari

     peningkatan kreatinin serum biasanya terjadi pada sindrom nefrotik 

    dari tipe histologik yang bukan S:20. 1idak perlu dilakukan

     pencitraan secara rutin pada pasien sindrom nefrotik. /ada

     pemeriksaan foto toraks, tidak jarang ditemukan adanya efusi pleura

    dan hal tersebut berkorelasi secara langsung dengan derajat sembab

    dan secara tidak langsung dengan kadar albumin serum. Sering pula

    terlihat gambaran asites. SG ginjal sering terlihat normal meskipun

    kadang-kadang dijumpai pembesaran ringan dari kedua ginjal dengan

    ekogenisitas yang normal.

    D. D#'&*,#,

    )iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

     pemeriksaan penunjang.

    1. A&0&e,#,

    2eluhan yang sering ditemukan adalah sembab di ke dua kelopak mata,

     perut, tungkai, atau seluruh tubuh dan dapat disertai jumlah urin yang

  • 8/17/2019 Case Reportds

    26/37

     berkurang. 2eluhan lain juga dapat ditemukan seperti urin berwarna

    kemerahan.

    2. Pe0e)#+,& #,#,

    /ada pemeriksaan fisik sindrom nefrotik dapat ditemukan edema di

    kedua kelopak mata, tungkai, atau adanya asites dan edema

    skrotum;labia. 2adang-kadang ditemukan hipertensi.

    3. Pe0e)#+,& pe&%&8&'

    /ada urinalisis ditemukan proteinuria masif +8B sampai B, dapat

    disertai hematuria. /ada pemeriksaan darah didapatkan

    hipoalbuminemia +E (,* g;dl, hiperkolesterolemia, dan laju endap

    darah yang meningkat, rasio albumin;globulin terbalik. 2adar ureum

    dan kreatinin umumnya normal kecuali ada penurunan fungsi ginjal.

    /asien ini mengeluhkan bengkak di palpebra, ekstremitas, skrotum. 4uang

    air kecil keruh. >asil pemeriksaan fisik didapatkan edema anasarka. ntuk 

    menunjang anamnesis didapat hasil pemeriksaan laboratorium yaitu kadar 

    koleterol total *8#, albumin &,9, dan protein total ,8. >asil urinalisis menunjukan

    urin keruh, protein B8, bilirubin B&, leukosit 8-#;/4, dan eritrosit &-(;/4.

    /engobatan yang diberikan adalah %C line 5, %njeksi furosemid ( ? & amp

    +%C, 0ethylprednisolon & ? K Aial +%C, albumin infus & cc, candesartan & ?

    mg, SimAastatin & ? & mg.

    DISPEPSIA&&

  • 8/17/2019 Case Reportds

    27/37

    )ispepsia merupakan rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah

    abdomen bagian atas. 5asa tidak nyaman tersebut dapat berupa salah satu atau

     beberapa gejala berikut yaitu= nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium, rasa

     penuh setelah makan, cepat kenyang, rasa kembung pada saluran cerna atas, mual,

    muntah, dan sendawa. )ispepsia fungsional disebabkan oleh beberapa faktor 

    utama, antara lain gangguan motilitas gastroduodenal, infeksi, asam lambung,

    hipersensitiAitas Aiseral, dan faktor psikologis. Faktor-faktor lainnya yang dapat

     berperan adalah genetik, gaya hidup, lingkungan, diet dan riwayat infeksi

    gastrointestinal sebelumnya.

    A. F+"*) 9&' 0e0pe&')%(#

    . Pe)&& '&''%& 0*"#!#", ',")*$%*$e&!

    Gangguan motilitas gastroduodenal terdiri dari penurunan kapasitas

    lambung dalam menerima makanan +impaired gastric accommodation,

    inkoordinasi antroduodenal, dan perlambatan pengosongan lambung.

    Gangguan motilitas gastroduodenal merupakan salah satu mekanisme

    utama dalam patofisiologi dispepsia fungsional, berkaitan dengan

     perasaan begah setelah makan, yang dapat berupa distensi abdomen,

    kembung, dan rasa penuh.

    /. Pe)&& (#pe),e&,#"#:#", :#,e)!

    >ipersensitiAitas Aiseral berperan penting dalam patofisiologi

    dispepsia fungsional, terutama peningkatan sensitiAitas saraf sensorik 

     perifer dan sentral terhadap rangsangan reseptor kimiawi dan reseptor 

    mekanik intraluminal lambung bagian proksimal. >al ini dapat

    menimbulkan atau memperberat gejala dispepsia.. Pe)&& +"*) p,#+*,*,#!

    Gangguan psikososial merupakan salah satu faktor pencetus yang

     berperan dalam dispepsia fungsional. )erajat beratnya gangguan

     psikososial sejalan dengan tingkat keparahan dispepsia. 4erbagai

     penelitian menunjukkan bahwa depresi dan ansietas berperan pada

    terjadinya dispepsia fungsional.

    $. Pe)&& ,0 !0/%&'

  • 8/17/2019 Case Reportds

    28/37

  • 8/17/2019 Case Reportds

    29/37

     berdasarkan sindroma klinis yang dominan +belum diinAestigasi dan

    dilanjutkan sesuai hasil inAestigasi.

    a. )ispepsia belum diinAestigasi

    Strategi tata laksana optimal pada fase ini adalah memberikan

    terapi empirik selama &- minggu sebelum hasil inAestigasi awal, yaitu

     pemeriksaan adanya elicobacter pylory. ntuk daerah dan etnis tertentu

    serta pasien dengan faktor risiko tinggi, pemeriksaan >p harus dilakukan

    lebih awal. (-5eceptor $ntagonist O>(5$P, prokinetik, dan sitoprotektor +misalnya rebamipide, di mana pilihan ditentukan berdasarkan dominasi

    keluhan dan riwayat pengobatan pasien sebelumnya. 0asih ditunggu

     pengembangan obat baru yang bekerja melalui down-regulation proton

     pump yang diharapkan memiliki mekanisme kerja yang lebih baik dari

    //%, yaitu )4S (&&.

     b. )ispepsia yang telah diinAestigasi

    /asien-pasien dispepsia dengan tanda bahaya tidak diberikan terapi

    empirik, melainkan harus dilakukan inAestigasi terlebih dahulu dengan

    endoskopi dengan atau tanpa pemeriksaan histopatologi sebelum

    ditangani sebagai dispepsia fungsional. Setelah inAestigasi, tidak 

    menyingkirkan kemungkinan bahwa pada beberapa kasus dispepsia

    ditemukan GD5) sebagai kelainannya.

    c. )ispepsia organic

    $pabila ditemukan lesi mukosa +mucosal damage sesuai hasil

    endoskopi, terapi dilakukan berdasarkan kelainan yang ditemukan.

    2elainan yang termasuk ke dalam kelompok dispepsia organik antara

    lain gastritis, gastritis hemoragik, duodenitis, ulkus gaster, ulkus

    duodenum, atau proses keganasan. /ada ulkus peptikum +ulkus gaster 

    dan; atau ulkus duodenum, obat yang diberikan antara lain kombinasi

    //%, misal rabeprazole (?( mg; lanzoprazole (?8 mg dengan

    mukoprotektor, misalnya rebamipide 8?& mg.

    d. )ispepsia fungsional

    $pabila setelah inAestigasi dilakukan tidak ditemukan kerusakan

    mukosa, terapi dapat diberikan sesuai dengan gangguan fungsional yang

  • 8/17/2019 Case Reportds

    30/37

    ada./enggunaan prokinetik seperti metoklopramid, domperidon, cisaprid,

    itoprid dan lain sebagainya dapat memberikan perbaikan gejala pada

     beberapa pasien dengan dispepsia fungsional. >al ini terkait dengan

     perlambatan pengosongan lambung sebagai salah satu patofisiologi

    dispepsia fungsional. 2ewaspadaan harus diterapkan pada penggunaan

    cisaprid oleh karena potensi komplikasi kardioAaskular. )ata penggunaan

    obat-obatan antidepresan atau ansiolitik pada pasien dengan dispepsia

    fungsional masih terbatas. )alam sebuah studi di 'epang baru-baru ini

    menunjukkan perbaikan gejala yang signifikan pada pasien dispepsia

    fungsional yang mendapatkan agonis *->1& dibandingkan plasebo. )i

    sisi lain Aenlafa?in, penghambat ambilan serotonin dan norepinerfrin

    tidak menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding plasebo.Gangguan

     psikologis, gangguan tidur, dan sensitiAitas reseptor serotonin sentral

    mungkin merupakan faktor penting dalam respon terhadap terapi

    antidepresan pada pasien dispepsia fungsional.

  • 8/17/2019 Case Reportds

    31/37

    Gambar *. $lgoritme 1ata aksana )ispepsia Fungsional

    /asien ini mengeluhkan mual dan muntah sebanyak * kali dalam

    waktu &* jam. 0untah berisi makanan yang dimakan kurang lebih & K

    gelas air mineral. /asien juga merasa nafsu makannya menurun dan

    terdapat riwayat sakit maagh sebelumnya. /ada pemeriksaan fisik 

    ditemukan nyeri tekan pada regio epigastrium. /engobatan yang diberikan

    adalah %njeksi ranitidin ( ? & ampul +%C, sucralfat syrup 8 ? @&,

    lansoprazole & ? 8mg dan domperidon 8 ? &.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/17/2019 Case Reportds

    32/37

    &. $latas >, 1ambunan 1, 1rihono //, /ardede Sauser S, 'ameson ', oscalzo '.

    >arrisonRs= /rinciples of internal medicine. &th Dd. Colume &. S$= 1he

    0cGraw->ill @ompanies, %nc.

    . 4ehrman, 5D, 2liegman, 50 and 'enson, >4. :elson 1e?tbook of 

    /ediatrics th Ddition. /hiladelphia = J4 Saunders @ompany, ((.

    9. )juanita D, 'oseph D. Sindroma nefrotik patofisiologi dan penatalaksanaannya. 0aj 2edokt )amianus ( "+8= &*&-.

    &.   $ppel Gerard. %mproAed outcome in nephrotic syndrome. @liAeland

    @linic 'ournal of 0edicine (# "8= &-#.

    &&. Simadribata 0, dkk. 2onsensus :asional= /enatalaksanaan )ispepsia dan

    %nfeksi >elicobacter pylori. (&. 'akarta. /erkumpulan Gastroenterologi

    %ndonesia= (*

    http://emedicine.medscape.com/article/982920-clinical#a0256http://emedicine.medscape.com/article/982920-clinical#a0256

  • 8/17/2019 Case Reportds

    33/37

    HALAMAN PENGESAHAN

     :ama 0ahasiswa = 1ria @laresia 4ungarisi, S.2ed

     : % 0 = >&$/&

    Fakultas = 2edokteran

    'udul = Sindroma :efrotik dan )ispepsia

    4agian = %lmu /enyakit )alam

    /embimbing = dr. Dtty Febrianti, Sp./)

      4engkulu, $pril (

    /embimbing

     dr. Dtty Febrianti, Sp./)

  • 8/17/2019 Case Reportds

    34/37

    KATA PENGANTAR 

    /uji syukur kami panjatkan ke hadirat $llah SJ1, karena berkat rahmat

    dan karunia-:ya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.

    aporan kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu komponen penilaian

    2epaniteraan 2linik di 4agian %lmu /enyakit )alam 5S) )r. 0. 6unus,

    Fakultas 2edokteran niAersitas 4engkulu, 4engkulu.

    /ada kesempatan ini /enulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada=

    &. dr. Dtty Febrianti, Sp./) sebagai pembimbing yang

    telah bersedia meluangkan waktu dan telah memberikan masukan-masukan,

     petunjuk serta bantuan dalam penyusunan tugas ini.

    (. 1eman 3 teman yang telah memberikan bantuan

     baik material maupun spiritual kepada penulis dalam menyusun laporan kasus

    ini.

    /enulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan kasus ini,

    maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. /enulis

    sangat berharap agar laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

    4engkulu, $pril (

    /enulis

  • 8/17/2019 Case Reportds

    35/37

    $/

  • 8/17/2019 Case Reportds

    36/37

    DAFTAR ISI

    >$$0$: ') ..................................................................................... i

    >$$0$: /D:GDS$>$: ....................................................................... ii

    2$1$ /D:G$:1$5..................................................................................... iii

    )$F1$5 %S%.................................................................................................. iA

    4$4 &. /D:)$>$:............................................................................ &

    4$4 (. $/

  • 8/17/2019 Case Reportds

    37/37

    C%. )%$G:


Recommended