of 37
8/17/2019 Case Reportds
1/37
BAB I
PENDAHULUAN
Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia sebagau
satu organ pengatur keseimbangan tubuh dan organ pembuangan zat-zat yang
tidak berguna serta bersifat toksis. Fungsi ginjal yang terpenting adalah untuk
mempertahankan homeostasis biokimiawi yang normal di dalam tubuh, hal ini
dilakukan dengan cara mengekresikan zat-zat yang tidak diperlakukan lagi
melalui proses filtrasi glomerulus, reabsorbsi, dan sekresi tubulus.
Sindrom nerotik merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering
dijumpai pada anak, merupakan kumpulan gejala-ejala klinis yang terdiri dari
preoteinuria, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia serta edema. Sekitar 9!
kasus anak adalah sindrom nefrotik primer. Sinrom nefrotik yang paling banyak
ditemukan adalah jenis kelainan minimal yaitu sekitar "#!.
$ngka kejadian di %ndonesia pada sindrom nefrotik mencapai # kasus
pertahun dari &.. 'umlah penderita sindrom nefrotik bertambah tiap
tahunnya dibeberapa negara. $ngka kejadian di $merika dan %nggris berkisar
antara (-" per &. anak
)ata studi dan epidemiologi tentang sindrom nefrotik di %ndonesia belum
ada, namun di luar negeri yaitu $merika Serikat, sindrom nefrotik merpakan salah
satu penyebab gagal ginjal kronik dan merupakan masalah kesehatan yang utama
dengan jumlah penderita mencapai ((* +&&,# ! orang pertahun dari (&* orang
yang berobat ke rumah sakit.
mumnya pada sindrom nefrotik fungsi ginjal normal kecuali pada bagian
kasus yang berkembang menjadi penyakit ginjal tahap akhir. /embengkakan yang
terjadi pada mata, kaki maupun badomen bisa diidentifiksikan sebagai salah satu
tanda- tanta dari sinrom nefrotik. $papun tipe sindrom nefrotik, manifestasi klinis
utama adalah sembab, yang tampak pada sekitar 9*! anak dengan sindrom
8/17/2019 Case Reportds
2/37
nefrotik. Seringkali sembab timbul secara lambat sehingga keluarga mengira anak
bertambah gemuk.
Sindrom nefrotik berkembang menjadi gagal ginjal total apabila tidak
dilakukan perawatan dan usaha penyembuhan yang baik dari tenaga kesehatan.
0aka dari itu perlu pengetahuan yang baik mengenai sindrom nefrotik agar dapat
mengatasi gejala dan mencegah terjadinya kerusakan ginjal yang lebih lanjut serta
serta komplikasi lainnya.
8/17/2019 Case Reportds
3/37
BAB II
LAPORAN KASUS
I. ANAMNESIS
1. IDENTIFIKASI
Seorang laki-laki, 1n. /, usia tahun, agama %slam, alamat
2ebun 1ebeng 3 2ota 4engkulu, pekerjaan satpam, dirawat diruang
0elati 5S) )5. 0. 6unus 4engkulu sejak tanggal 9 Februari (
dengan keluhan utama bengkak diseluruh badan sejak &* jam S05S.
2. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Sejak 7 &* jam yang lalu pasien mengaku badannya sembab.
sembab muncul dipagi hari saat bangun tidur dimulai pada area muka
terutama disekitar mata, kaki dan tangan kemudian di seluruh badan.
Sembab tidak disertai dengan sesak. Sembab tidak disertai batuk.
2eluhan tidak disertai demam. /asien juga mengalami muntah
sebanyak * kali yang berisi makanan yang dimakan sebanyak 7 &
setengah gelas air mineral. /asien merasa nafsu makannya menurun.
/asien juga mengeluhkan badannya lemas. 4$2 lancar, 7 & gelas air
mineral 8- kali dalam sehari. 4$2 berwarna coklat, keruh dan
berbusa. :yeri saat 4$2 tidak ada. 4$4 lancar & kali setiap hari.
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
a. 5iwayat kencing manis disangkal
b. 5iwayat batu ginjal dan saluran kemih disangkal
c. 5iwayat infeksi saluran kemih disangkal
d. /asien pernah di rawat karena sindrome nefrotik * bualn lalu.
Setelah dirawat pasien tidak pernah kontrol ulang.
e. 5iwayat hipertensi disangkal
f. 5iwayat sakit maagh
8/17/2019 Case Reportds
4/37
4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
a. Saudari pasien meninggal karena gagal ginjal
b. 5iwayat kencing manis dalam keluarga disangkal
c. 5iwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal
d. 5iwayat sakit ginjal dalam keluarga disangkal
5. RIWAYAT KEBIASAAN
a. /asien merokok &bungkus setiap hari + batang; bungkus
b. /asien minum teh setiap pagi
c. /asien minum minuman penambah stamina setiap siang
d. 5iwayat sering minum alkohol disangkal
e. /asien jarang berolahraga
6. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
8/17/2019 Case Reportds
5/37
H#$%&' = Sekret -;-, nafas cuping hidung +-, deAiasi +-
Te!#&' = Sekret -;-, nyeri tekan tragus -;-, nyeri tekan mastoid -;-M%!%" = 4ibir sianosis +-, mukosa bibir kering +-, gusi
berdarah +-, faring hiperemis +-, tonsil 1&-1&
Le(e) = 'C/ +*-( cm>₂
8/17/2019 Case Reportds
6/37
/erkusi = 1impani di seluruh regio abdomen, Shifting dullnes +-
Dkstremitas =Superior = $kral hangat B;B, @51 E( detik, edema+B;B, akral
pucat +-;-
%nferior = $kral hangat B;B, @51 E( detik, edema+B;B,
akral pucat +-;-
Genita l=
%nspeksi = uka+-, Skar +-, Ddema +B pada skrotum, >iperemis +-
/alpasi = :yeri tekan +-
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. LABORATORIUM
>b = &*,8 g;dl
>t = *!
eukosit = 9.& mm8
1rombosit = 8#9. sel;mm8
2olestrerol = *8#
reum = 8 mg;dl
@reatinin = &, mg;dl
I-. RESUME
)ari anamnesis didapatkan informasi dari pasien berupa keluhan
sebagai berikut /asien mengalami bengkak di seluruh tubuh, muntah *
kali sebanyak 7 &,* gelas air mineral. :afsu makan menurun dan disertai
lemas. 4$2 lancar warna orange dan keruh. )ari pemeriksaan fisik
didapatkan kelainan berupa edema anasarka dan nyeri tekan abdomen pada
regio epigastrium. )ari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
peningkatan kadar kolesterol = *8# mg;dl, penurunan kadar protein total=
,8, penurunan kadar albumin &,9, peningkatan kadar globulin ",.
-. MASALAH
1. DAFTAR MASALAH
a. Sindroma nefrotik
b. )ispepsia
8/17/2019 Case Reportds
7/37
2. PENGKAJIAN MASALAH
a. Sindroma :efrotik
/ada pasien ini dipikirkan mengalami sindroma nefrotik karena
dari anamnesis adanya gejala seperti edema anasarka, dan 4$2
keruh. Selain itu pasien juga pernah dirawat dengan keluhan yang
sama dengan diagnosis sindroma nefrotik. /ada pemeriksaan fisik
didapatkan edema paada palpebra, wajah dan ekstremitas. )ari
hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar kolesterol yang
meningkat, dan penurunan jumlah protein total.
5encana )iagnostik
- rinalis +protein urin, epitel, leukosit, eritrosit dan kristal
- SG ginjal
- SG
8/17/2019 Case Reportds
8/37
- SimAastatin & ? & mg
- Dnalapril ( ? &",* mg +,* mg ? " kg;hari dibagi ( kali pemberian H 8*;( mg H &",* mg; sekali pemberian
5encana Ddukasi
- 0enjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang
penyakitnya, prosedur diagnostik yang akan dilakukan serta
pengobatan dan perawatan selanjutnya yang harus dilakukan
- 0enjelaskan kepada pasien untuk banyak istirahat dan
menghindari stress
b. )ispepsia
4erdasarkan keluhan pasien didapatkan mual dan muntah
sebanyak * kali berisi makanan yang dimakan dan nyeri tekan di
regio epigastrium serta riwayat sakit maagh sebelumnya.
5encana diagnostik=
- Dndoskopi
5encana terapi=
- %nj. 5anitidin ( ? & amp +%C
- )omperidone 8 ? & mg
5encana edukasi=
- menjelaskan tentang penyakit yang diderita, rencana diagnostik
yang akan dilakukan dan terapi yang akan diberikan.
-I. DIAGNOSA SEMENTARA
Sindroma nefrotik dan )ispepsia
-II. DIAGNOSIS BANDING
- Glomerulonefritis 2ronik dan dispepsia
8/17/2019 Case Reportds
9/37
- Sindroma nefritik dan dispepsia
-III. PERKEMBANGAN SELAMA RAWAT INAP
T&''! 1 Fe/)%)# 216
S mual +B, muntah +B kali berisi makanan 7 & gelas air
mineral, badan lemas +B, demam +-, 4$2 +B normal,
nyeri 4$2 +-, 4$4 +B :ormal, bengkak pada mata,
wajah, kaki, dan tangan +B
O
Ke$& %0%0
2esadaran
1ekanan darah
:adi
Frekuensi napas
Suhu
Ke$& ,pe,##+
2epala
eher
1hora?
$bdomen
Dkstremitas
1ampak Sakit Sedang
2ompos 0entis
&(; mm>g
9 ?; menit
(?; menit
8#,*I@
@$ -;-, S% -;-, Ddema palpebra +B, Ddem pada wajah +B
/embesaran kelenjar getah bening +-, tiroid tidak teraba
membesar.
@or = 4' % dan %% normal, regular, murmur +-, gallop +-
/ulmo = Sonor di seluruh lapang paru, Cesikuler +B,
ronkhi +-, wheezing +-
)atar, 4 +B normal, nyeri tekan regio epigastrium +B,
1impani di seluruh abdomen, hepar dan lien tak teraba.
Shifting dullnes+-
$kral hangat +B;B, edema +B;B, @51 E( detik, akral
pucat +-;-
A /erbaikan Sindroma nefrotik
/erbaikan )ispepsia
P "e)p# $#
)%&'&
1erapi =
• %CF) 5 $snet
8/17/2019 Case Reportds
10/37
• %nj. Furosemid ( ? & amp +%C
• %nj. 5anitidin ( ? & amp +%C
• 0ethylprednisolon &? mg +%C pagi
• $lbumin %nfus &cc
• SimAastatin tab &? &mg /<
• Dnalapril ( ? &",* mg /<
Re&&
Pe0e)#+,&
• rinalisis
T&''! 11 Fe/)%)# 216
S mual +B, muntah +-, badan lemas +B, demam +-, 4$2
mulai jernih, nyeri 4$2 +-, bengkak pada mata, wajah,
kaki, dan tangan +B
O
Ke$& %0%0
2esadaran
1ekanan darah
:adi
Frekuensi napas
Suhu
Ke$& ,pe,##+
2epala
eher
1hora?
$bdomen
1ampak Sakit Sedang
2ompos 0entis
&(; mm>g
?; menit
(?; menit
8", I@
@$ -;-, S% -;-, Ddema palpebra +B, Ddem pada wajah +B
/embesaran kelenjar getah bening +-, tiroid tidak teraba
membesar.
@or = 4' % dan %% normal, regular, murmur +-, gallop +-
/ulmo = Sonor di seluruh lapang paru, Cesikuler +B, ronkhi
+-, wheezing +-
)atar, 4 +B normal, nyeri tekan regio epigastrium +B,
1impani di seluruh abdomen, hepar dan lien tak teraba.
8/17/2019 Case Reportds
11/37
Dkstremitas
H,#!
pe0e)#+,&
Shifting dullnes +-
$kral hangat +B;B, edema +B;B, @51 E( detik, akral pucat+-;-
Pe0e)#+,& L/*)"*)#%0
rinalisis=
0akroskopis = Jarna kuning, keruh
2imiawi =
/rotein = B8
4ilirubin = B&
0ikroskopis =
Dpitel = B
eukosit = 8-#; /4
Dritrosit = &-(;/4
Silinder = -
2ristal = -
4akteri = -
A /erbaikan Sindrom :efrotik
/erbaikan )ispepsia
P "e)p# $#
)%&'&
1erapi =
• %CF) 5 $snet
• %nj. Furosemid ( ? & amp +%C
• %nj. 5anitidin ( ? & amp +%C
• 0ethylprednisolon &? K Aial +%C pagi
• $lbumin %nfus &cc
• Dnalapril ( ? &",* mg /<
• SimAastatin & ? &mg /<
•Sucralfat syrup 8 ? @& /
8/17/2019 Case Reportds
12/37
Re&& -
T&''! 12 Fe/)%)# 216
S 0ual +-, muntah +-, demam +-, 4$2 jernih, bengkak
pada kaki +B
O
Ke$& %0%0
2esadaran
1ekanan darah
:adi
Frekuensi napas
Suhu
Ke$& ,pe,##+
2epala
eher
1hora?
$bdomen
Dkstremitas
1ampak Sakit 5ingan
2ompos 0entis
&(;" mm>g
( ?; menit
(&?; menit
8",(I@
@$ -;-, S% -;-, Ddema palpebra +-, Ddem pada wajah +-
/embesaran kelenjar getah bening +-, tiroid tidak teraba
membesar.
@or = 4' % dan %% normal, regular, murmur +-, gallop +-
/ulmo = Sonor di seluruh lapang paru, Cesikuler +B, ronkhi
+-, wheezing +-
)atar, 4 +B normal, nyeri tekan regio epigastrium +-,
1impani di seluruh abdomen, hepar dan lien tak teraba.
Shifting dullnes +-
$kral hangat +B;B, edema +B pada tungkai, @51 E( detik,
akral pucat +-;-
A /erbaikan Sindroma nefrotik
/erbaikan )ispepsia
P "e)p# $#
)%&'&
1erapi =
• 0ethylprednisolon mg +-8-8 /
8/17/2019 Case Reportds
13/37
• Furosemid tablet &?&
• ansoprazol tablet &? 8 mg
• Sucralfat syrup 8 ? @&
• )omperidon 8?&
• Dnalapril ( ? &",*mg
• SimAastatn & ? &mg
Re&& /asien boleh pulang
5awat jalan poli penyakit dalam tanggal &* Februari (
BAB III
ANALISIS KASUS
SINDROMA NEFROTIK
Sindrom nefrotik merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering
dijumpai pada anak. Sindrom nefrotik adalah sekumpulan manifestasi klinis yang
ditandai oleh proteinuria masif +lebih dari 8,* gram;&,"8 m( luas permukaan tubuh
per hari, hipoalbuminemia +albumin kurang dari 8 gram;dl, edema anasarka,
hiperlipidemia. Selain gejala-gejala klinis di atas, kadang-kadang dijumpai pula
hipertensi, hematuria, bahkan kadang-kadang azotemia Sindroma nefrotik
merupakan salah satu manifestasi klinis glomerulonefritis. /ada proses awal
8/17/2019 Case Reportds
14/37
sindrom nefrotik atau sindrom nefrotik ringan untuk menegakkan diagnosis tidak
perlu semua gejala tersebut ditemukan. (,8,,
A. E"#*!*'# $& K!,##+,#
Dtiologi sindrom nefrotik secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu=
1. Sindrom nefrotik primer
Faktor etiologinya tidak diketahui. )ikatakan sindrom nefrotik
primer oleh karena sindrom nefrotik ini secara primer terjadi akibat
kelainan pada glomerulus itu sendiri tanpa ada penyebab lain. Golongan
ini paling sering dijumpai pada anak. 1ermasuk dalam sindrom nefrotik
primer adalah sindrom nefrotik kongenital, yaitu salah satu jenis
sindrom nefrotik yang ditemukan sejak anak itu lahir atau usia di bawah
& tahun.
2elainan histopatologik glomerulus pada sindrom nefrotik primer
dikelompokkan menurut rekomendasi dari %S2)@ + International Study
of Kidney Disease in Children. 2elainan glomerulus ini sebagian besar
ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskop cahaya, dan apabila
diperlukan, disempurnakan dengan pemeriksaan mikroskop elektron
dan imunofluoresensi. 1abel di bawah ini menggambarkan klasifikasi
histopatologik sindrom nefrotik pada anak berdasarkan istilah dan
terminologi menurut rekomendasi %S2)@ + International Study of
Kidney Diseases in Children, &9" serta >abib dan 2leinknecht
+&9"&.9
1abel &. 2lasifikasi kelainan glomerulus pada sindrom
nefrotik primer
8/17/2019 Case Reportds
15/37
&. 2elainan minimal +20
(. Glomerulosklerosis +GS
Glomerulosklerosis fokal segmental +GSFS
Glomerulosklerosis fokal global +GSFG
8. Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus +G:/0)
. Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus eksudatif
*. Glomerulonefritis kresentik +G:2
#. Glomerulonefritis membrano-proliferatif +G:0/
G:0/ tipe % dengan deposit subendotelial
G:0/ tipe %% dengan deposit intramembran
G:0/ tipe %%% dengan deposit
transmembran;subepitelial
". Glomerulopati membranosa +G0
. Glomerulonefritis kronik lanjut +G:2
Sementara itu, berdasarkan histopatologis, @hurk dkk membagi sindrom
nefrotik primer menjadi empat, yaitu=
a. 2elainan minimal
8/17/2019 Case Reportds
16/37
/ada mikroskop elektron akan tampak foot prosessus sel epitel berpadu.
)engan cara imunofluoresensi ternyata tidak terdapat %gG pada dinding
kapiler glomerulus.
Gambar &. Gambaran histopatologis sindrom nefrotik primer jenis
kelainan minimal.
b. :efropati membranosa
Semua glomerulus menunjukan penebalan dinding kapiler yang tersebar
tanpa proliferasi sel. /rognosis kurang baik.
Gambar (. Gambaran histopatologis sindrom nefrotik primer jenis
glomerulopati membranosa.
8/17/2019 Case Reportds
17/37
c. Glomerulonefritis proliferatif
• Glomerulonefritis proliferatif esudatif difus.
1erdapat proliferasi sel mesangial dan infiltrasi sel polimorfonukleus.
/embengkanan sitoplasma endotel yang menyebabkan kapiler
tersumbat.
• )engan penebalan batang lobular.
1erdapat prolefirasi sel mesangial yang tersebar dan penebalan batang
lobular.
• )engan bulan sabit +crescent
)idapatkan proliferasi sel mesangial dan proliferasi sel epitel sampai
kapsular dan Aiseral. /rognosis buruk.
• Glomerulonefritis membranoproliferatif
/roliferasi sel mesangial dan penempatan fibrin yang menyerupai
membran basalis di mesangium. 1iter globulin beta-%@ atau beta-%$
rendah. /rognosis buruk.
• ain-lain perubahan proliferasi yang tidak khas.
d. Glomerulosklerosis fokal segmental
/ada kelainan ini yang mencolok sklerosis glomerulus. Sering disertai
atrofi tubulus. /rognosis jenis ini adalah buruk.
8/17/2019 Case Reportds
18/37
Gambar 8. Gambaran histopatologis sindrom nefrotik primer jenis
glomerulosklerosis fokal segmental.
)i %ndonesia gambaran histopatologik sindrom nefrotik primer agak
berbeda dengan data-data di luar negeri. Jila Jirya menemukan hanya
.(! tipe kelainan minimal dari 8# anak dengan sindrom nefrotik
primer yang dibiopsi, sedangkan :oer di Surabaya mendapatkan 89."!
tipe kelainan minimal dari & anak dengan sindrom nefrotik primer
yang dibiopsi.&,&&
(. Sindrom nefrotik sekunder
1imbul sebagai akibat dari suatu penyakit sistemik atau sebagai akibat
dari berbagai sebab yang nyata seperti misalnya efek samping obat. /enyebab
yang sering dijumpai adalah infeksi, keganasan, penyakit jaringan
penyambung +connective tissue diseases, obat atau toksin, dan akibat
penyakit sistemik.
&(
1abel (. /enyebab Sindrom :efrotik Sekunder
%nfeksi
- >%C, hepatitis Airus 4 dan @
- Sifilis, malaria, skistosoma
- 1uberculosis, lepra
2eganasan
- $denokarsinoma paru, payudara, kolon, limfoma >odgkin,
multiple mieloma, dan karsinoma ginjal.
/enyakit jaringan penghubung
- SD, artritis reumatoid, 0@1) +mixed connective tissue
8/17/2019 Case Reportds
19/37
diseases
Dfek obat dan toksin
- ingga saat ini, masih ada perdebatan
mengenai saringan yang dilewati albumin pada barier filtrasi
glomerulus. /erdebatan tersebut mengenai albumin yang terus-menerus
berada di dalam urin yang ekuiAalen dengan uptake albumin di
glomerulus. >asilnya, jumlah albumin di urin kurang lebih mg atau
kurang setiap hari. /erdebatan ini didasarkan pada studi yang dilakukan
pada binatang percobaan. :amun, studi yang dilakukan pada manusia
dengan defek transport tubular mengesankan bahwa jumlah konsentrasi
albumin di urin adalah 8,* mg;l. )engan jumlah sebesar ini, dan
glomerular filtration rate +GF5 per hari &* liter, diperkirakan tidak
8/17/2019 Case Reportds
20/37
lebih dari *(* mg albumin yang ada di urin per hari. 'umlah di atas
merupakan batas nilai albumin yang mengarah ke glomerular diseases.
2apiler glomerulus dilapisi oleh endotelium fenestrasi yang
menduduki membran basement glomerulus dan ditutupi oleh epitel
glomerulus atau podosit. /odosit merupakan selubung kapiler dengan
perpanjangan seluler yang disebut foot processes. )iantara foot
processes merupakan celah filtrasi. 4arier filtrasi glomerulus terdiri atas
8 struktur, yaitu endotelium fenestrasi, podosit, dan epitel glomerulus.
Gambar & merupakan gambaran skematik dari barier filtrasi
glomerulus.
Gambar . Gambaran skematik barier filtrasi glomerulus. /odo H
podosit G40 H glomerular basement membrane Dndo H fenestrated
endothelial cells DS H endothelial cell surface layer +sering disebut
juga glycocaly?. rin primer dibentuk melalui filtrasi cairan plasma
melewati barier filtrasi glomerulus +tanda panah. Glomerular filtration
rate +GF5 pada manusia adalah &(* ml;menit. /lasma flow rate L p H
8/17/2019 Case Reportds
21/37
" ml;menit, dengan fraksi filtrasi mencapai (!. 2onsentrasi
albumin serum H g;l, sedangkan perkiraan konsentrasi albumin
dalam urin primer adalah mg;l, atau ,&! dari konsentrasi di
plasma.&8
2. P)*"e#&%)#
/roteinuria merupakan kelainan dasar S:. /roteinuria sebagian
besar berasal dari kebocoran glomerulus +proteinuria glomerular dan
hanya sebagian kecil berasal dari sekresi tubulus +proteinuria tubular.
/erubahan integritas membran basalisglomerulus menyebabkan
peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma dan
protein utama yang dieksresikan dalam urin adalah albumin. )erajat
proteinuria tidak berhubungan dengan langsung dengan keparahan
kerusakan glomerulus. ewatnya protein plasma yang berukuran lebih
dari " k) melalui membrana basalais glomrulus normalnya dibatasi
oleh charge selective barrier dan size selective barrier . Charge
selective barrier merupakan suatu polyanionic glycosaminoglycan.
/ada nefropati lesi minimal, proteinuria disebabakan terutama oleh
hilangnya charge selective barrier, sedangkan pada nefropati
membranosa disebabkan terutama oleh hilangnya charge selective
barrier.(,9
3. H#p*!/%0#&e0#
>ipoalbuminemia disebabkan oleh hilangnya albumin melalui
urin dan peningkatan katabolisme albumin di ginjal. Sintesis protein di
hati biasanya meningkat. :amun, masih tidak memadai untuk
menggantikan kehilangan albumin dalam urin.(,9
4. H#pe)!#p#$e0#
8/17/2019 Case Reportds
22/37
2olesterol serum, very low density lipoprotein +C), low
density lipoprotein, trigliserida meningkat, sedangkan high density
lipoprotein +>) dapat meningkat, normal, atau menurun. >al ini
disebabkan peningkatan sintesis lipid di hepar dan penurunan
katabolisme di perifer +penurunan pengeluaran lipoprotein, C),
kilomikron, dan intermediate density lipoprotein dari darah.
/eningkatan sintesis lipoprotein lipid distimulasi oleh penurunan
albumin serum dan penurunan tekanan onkotik.9
5. E$e0
0enurut teori underfill , edema pada sindrom nefrotik disebabkan
oleh penurunan tekanan onkotik plasma akibat hipoalbuminemia dan
retensi natrium. >ipoAolemia menyebabkan peningkatan renin,
aldosteron, hormon antidiuretik dan katekolamin serta penurunan atrial
natriuretic peptide +$:/. /emberian infus albumin akan
meningkatkan Aolume, meningkat laju filtrasi glomerulus dan eksresi
fraksional :a@l dan air yang menyebabkan edema berkurang.(,9
/eneliti lain mengemukakan teori overfill . 4ukti adanya ekspansi
Aolume adalah hipertensi dan aktiAitas renin plasma yang rendah serta
peningkatan $:/. 4eberapa penjelasan berusaha menggabungkan
kedua teori ini, misalnya disebutkan bahwa pembentukan edema
merupakan proses dinamis. )idapatkan bahwa Aolume plasma menurun
secara bermakna pada saat pembentukan edema dan meningkat selama
fase dieresis. (,9
6. L#p#$%)#
emak bebas +oval fat bodies sering ditemukan pada sedimen
urin. Sumber lemak ini berasal dari filtrat lipoprotein melalui
membrana basalis glomerulus yang permeabel.
"
8/17/2019 Case Reportds
23/37
. H#pe)+*'%!/#!#",
2eadaan ini disebabkan oleh hilangnya antitrombin +$1 %%%,
protein S, @ dan plasminogen activating factor dalam urin dan
meningkatnya faktor C, C%%, C%%%, M, trombosit, fibrinogen, peningkatan
agregasi trombosit, perubahan fungsi sel endotel serta menurunnya
faktor zimogen +faktor %M, M%."
. Ke)e&"&& "e)($p #&e+,#
/enurunan kadar imunoglobulin %g G dan %g $ karena kehilangan
lewat ginjal, penurunan sintesis dan peningkatan katabolisme
menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap infeksi bakteri
berkapsul seperti Streptococcus pneumonia, Klebsiella, aemophilus.
/ada S: juga terjadi gangguan imunitas yang diperantarai sel 1. Sering
terjadi bronkopneumoni dan peritonitis."
7. Me,",# K!#,
Gejala utama yang ditemukan adalah=,
&. /roteinuria masif. /roteinuria N mg;m(;jam atau N * mg;kg;( jam
atau N 8,* g;hari pada dewasa atau ,* g;kg 44;hari pada anak-anak.
4iasanya berkisar antara &-& gram per hari. /asien S:20 biasanya
mengeluarkan protein yang lebih besar dari pasien-pasien dengan tipe
yang lain.
(. >ipoalbuminemia. >ipoalbuminemia merupakan tanda utama kedua
pada sindrom nefrotik. )isebut hipoalbuminemia apabila kadar albumin
serum E (,* g;dl.
8/17/2019 Case Reportds
24/37
8. Ddema anasarka. Ddema terutama jelas pada kaki, namun dapat
ditemukan edema muka, asites, dan efusi pleura.
. >iperlipidemia, umumnya ditemukan hiperkolesterolemia. 2adar
kolesterol ) dan C) meningkat, sedangkan kadar kolesterol >)
menurun. 2adar lipid tetap tinggi sampai &-8 bulan setelah remisi
sempurna dari proteinuria.
*. >iperkoagulabilitas yang akan meningkatkan risiko trombosis Aena
dan arteri.
0anifestasi klinik utama sindrom nefrotik adalah sembab, yang
tampak pada sekitar 9*! anak dengan sindrom nefrotik. Seringkali
sembab timbul secara lambat sehingga keluarga mengira anak
bertambah gemuk. /ada fase awal sembab sering bersifat intermiten.
4iasanya awalnya tampak pada daerah-daerah yang mempunyai
resistensi jaringan yang rendah seperti daerah periorbita, skrotum atau
labia. $khirnya sembab menjadi menyeluruh dan masif +anasarka;generalisata.
Sembab berpindah dengan perubahan posisi, sering tampak
sebagai sembab muka pada pagi hari waktu bangun tidur dan
kemudian menjadi sembab pada ekstremitas bawah pada siang
harinya. 4engkak bersifat lunak, meninggalkan bekas bila ditekan
+ pitting edema. /ada penderita dengan sembab hebat, kulit menjadi
lebih tipis.
Sembab paling parah biasanya dijumpai pada sindrom nefrotik
tipe kelainan minimal +S:20. 4ila ringan, sembab biasanya terbatas
pada daerah yang mempunyai resistensi jaringan yang rendah, misal
daerah periorbita, skrotum, labia. Sembab bersifat menyeluruh,
dependen dan pitting. $sites umum dijumpai, dan sering menjadi
anasarka. $nak-anak dengan asites akan mengalami restriksi
8/17/2019 Case Reportds
25/37
pernafasan, dengan kompensasi berupa takipnea. $kibat sembab kulit,
anak tampak lebih pucat.
>ipertensi dapat dijumpai pada semua tipe sindrom nefrotik.
/enelitian %nternational Study of 2idney )isease in @hildren +S2)@
menunjukkan 8! pasien S:20 mempunyai tekanan sistolik dan
diastolik lebih dari ke-9 persentil umur.
Fungsi ginjal tetap normal pada sebagian besar pasien pada saat
awal penyakit. /enurunan fungsi ginjal yang tercermin dari
peningkatan kreatinin serum biasanya terjadi pada sindrom nefrotik
dari tipe histologik yang bukan S:20. 1idak perlu dilakukan
pencitraan secara rutin pada pasien sindrom nefrotik. /ada
pemeriksaan foto toraks, tidak jarang ditemukan adanya efusi pleura
dan hal tersebut berkorelasi secara langsung dengan derajat sembab
dan secara tidak langsung dengan kadar albumin serum. Sering pula
terlihat gambaran asites. SG ginjal sering terlihat normal meskipun
kadang-kadang dijumpai pembesaran ringan dari kedua ginjal dengan
ekogenisitas yang normal.
D. D#'&*,#,
)iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
1. A&0&e,#,
2eluhan yang sering ditemukan adalah sembab di ke dua kelopak mata,
perut, tungkai, atau seluruh tubuh dan dapat disertai jumlah urin yang
8/17/2019 Case Reportds
26/37
berkurang. 2eluhan lain juga dapat ditemukan seperti urin berwarna
kemerahan.
2. Pe0e)#+,& #,#,
/ada pemeriksaan fisik sindrom nefrotik dapat ditemukan edema di
kedua kelopak mata, tungkai, atau adanya asites dan edema
skrotum;labia. 2adang-kadang ditemukan hipertensi.
3. Pe0e)#+,& pe&%&8&'
/ada urinalisis ditemukan proteinuria masif +8B sampai B, dapat
disertai hematuria. /ada pemeriksaan darah didapatkan
hipoalbuminemia +E (,* g;dl, hiperkolesterolemia, dan laju endap
darah yang meningkat, rasio albumin;globulin terbalik. 2adar ureum
dan kreatinin umumnya normal kecuali ada penurunan fungsi ginjal.
/asien ini mengeluhkan bengkak di palpebra, ekstremitas, skrotum. 4uang
air kecil keruh. >asil pemeriksaan fisik didapatkan edema anasarka. ntuk
menunjang anamnesis didapat hasil pemeriksaan laboratorium yaitu kadar
koleterol total *8#, albumin &,9, dan protein total ,8. >asil urinalisis menunjukan
urin keruh, protein B8, bilirubin B&, leukosit 8-#;/4, dan eritrosit &-(;/4.
/engobatan yang diberikan adalah %C line 5, %njeksi furosemid ( ? & amp
+%C, 0ethylprednisolon & ? K Aial +%C, albumin infus & cc, candesartan & ?
mg, SimAastatin & ? & mg.
DISPEPSIA&&
8/17/2019 Case Reportds
27/37
)ispepsia merupakan rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah
abdomen bagian atas. 5asa tidak nyaman tersebut dapat berupa salah satu atau
beberapa gejala berikut yaitu= nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium, rasa
penuh setelah makan, cepat kenyang, rasa kembung pada saluran cerna atas, mual,
muntah, dan sendawa. )ispepsia fungsional disebabkan oleh beberapa faktor
utama, antara lain gangguan motilitas gastroduodenal, infeksi, asam lambung,
hipersensitiAitas Aiseral, dan faktor psikologis. Faktor-faktor lainnya yang dapat
berperan adalah genetik, gaya hidup, lingkungan, diet dan riwayat infeksi
gastrointestinal sebelumnya.
A. F+"*) 9&' 0e0pe&')%(#
. Pe)&& '&''%& 0*"#!#", ',")*$%*$e&!
Gangguan motilitas gastroduodenal terdiri dari penurunan kapasitas
lambung dalam menerima makanan +impaired gastric accommodation,
inkoordinasi antroduodenal, dan perlambatan pengosongan lambung.
Gangguan motilitas gastroduodenal merupakan salah satu mekanisme
utama dalam patofisiologi dispepsia fungsional, berkaitan dengan
perasaan begah setelah makan, yang dapat berupa distensi abdomen,
kembung, dan rasa penuh.
/. Pe)&& (#pe),e&,#"#:#", :#,e)!
>ipersensitiAitas Aiseral berperan penting dalam patofisiologi
dispepsia fungsional, terutama peningkatan sensitiAitas saraf sensorik
perifer dan sentral terhadap rangsangan reseptor kimiawi dan reseptor
mekanik intraluminal lambung bagian proksimal. >al ini dapat
menimbulkan atau memperberat gejala dispepsia.. Pe)&& +"*) p,#+*,*,#!
Gangguan psikososial merupakan salah satu faktor pencetus yang
berperan dalam dispepsia fungsional. )erajat beratnya gangguan
psikososial sejalan dengan tingkat keparahan dispepsia. 4erbagai
penelitian menunjukkan bahwa depresi dan ansietas berperan pada
terjadinya dispepsia fungsional.
$. Pe)&& ,0 !0/%&'
8/17/2019 Case Reportds
28/37
8/17/2019 Case Reportds
29/37
berdasarkan sindroma klinis yang dominan +belum diinAestigasi dan
dilanjutkan sesuai hasil inAestigasi.
a. )ispepsia belum diinAestigasi
Strategi tata laksana optimal pada fase ini adalah memberikan
terapi empirik selama &- minggu sebelum hasil inAestigasi awal, yaitu
pemeriksaan adanya elicobacter pylory. ntuk daerah dan etnis tertentu
serta pasien dengan faktor risiko tinggi, pemeriksaan >p harus dilakukan
lebih awal. (-5eceptor $ntagonist O>(5$P, prokinetik, dan sitoprotektor +misalnya rebamipide, di mana pilihan ditentukan berdasarkan dominasi
keluhan dan riwayat pengobatan pasien sebelumnya. 0asih ditunggu
pengembangan obat baru yang bekerja melalui down-regulation proton
pump yang diharapkan memiliki mekanisme kerja yang lebih baik dari
//%, yaitu )4S (&&.
b. )ispepsia yang telah diinAestigasi
/asien-pasien dispepsia dengan tanda bahaya tidak diberikan terapi
empirik, melainkan harus dilakukan inAestigasi terlebih dahulu dengan
endoskopi dengan atau tanpa pemeriksaan histopatologi sebelum
ditangani sebagai dispepsia fungsional. Setelah inAestigasi, tidak
menyingkirkan kemungkinan bahwa pada beberapa kasus dispepsia
ditemukan GD5) sebagai kelainannya.
c. )ispepsia organic
$pabila ditemukan lesi mukosa +mucosal damage sesuai hasil
endoskopi, terapi dilakukan berdasarkan kelainan yang ditemukan.
2elainan yang termasuk ke dalam kelompok dispepsia organik antara
lain gastritis, gastritis hemoragik, duodenitis, ulkus gaster, ulkus
duodenum, atau proses keganasan. /ada ulkus peptikum +ulkus gaster
dan; atau ulkus duodenum, obat yang diberikan antara lain kombinasi
//%, misal rabeprazole (?( mg; lanzoprazole (?8 mg dengan
mukoprotektor, misalnya rebamipide 8?& mg.
d. )ispepsia fungsional
$pabila setelah inAestigasi dilakukan tidak ditemukan kerusakan
mukosa, terapi dapat diberikan sesuai dengan gangguan fungsional yang
8/17/2019 Case Reportds
30/37
ada./enggunaan prokinetik seperti metoklopramid, domperidon, cisaprid,
itoprid dan lain sebagainya dapat memberikan perbaikan gejala pada
beberapa pasien dengan dispepsia fungsional. >al ini terkait dengan
perlambatan pengosongan lambung sebagai salah satu patofisiologi
dispepsia fungsional. 2ewaspadaan harus diterapkan pada penggunaan
cisaprid oleh karena potensi komplikasi kardioAaskular. )ata penggunaan
obat-obatan antidepresan atau ansiolitik pada pasien dengan dispepsia
fungsional masih terbatas. )alam sebuah studi di 'epang baru-baru ini
menunjukkan perbaikan gejala yang signifikan pada pasien dispepsia
fungsional yang mendapatkan agonis *->1& dibandingkan plasebo. )i
sisi lain Aenlafa?in, penghambat ambilan serotonin dan norepinerfrin
tidak menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding plasebo.Gangguan
psikologis, gangguan tidur, dan sensitiAitas reseptor serotonin sentral
mungkin merupakan faktor penting dalam respon terhadap terapi
antidepresan pada pasien dispepsia fungsional.
8/17/2019 Case Reportds
31/37
Gambar *. $lgoritme 1ata aksana )ispepsia Fungsional
/asien ini mengeluhkan mual dan muntah sebanyak * kali dalam
waktu &* jam. 0untah berisi makanan yang dimakan kurang lebih & K
gelas air mineral. /asien juga merasa nafsu makannya menurun dan
terdapat riwayat sakit maagh sebelumnya. /ada pemeriksaan fisik
ditemukan nyeri tekan pada regio epigastrium. /engobatan yang diberikan
adalah %njeksi ranitidin ( ? & ampul +%C, sucralfat syrup 8 ? @&,
lansoprazole & ? 8mg dan domperidon 8 ? &.
DAFTAR PUSTAKA
8/17/2019 Case Reportds
32/37
&. $latas >, 1ambunan 1, 1rihono //, /ardede Sauser S, 'ameson ', oscalzo '.
>arrisonRs= /rinciples of internal medicine. &th Dd. Colume &. S$= 1he
0cGraw->ill @ompanies, %nc.
. 4ehrman, 5D, 2liegman, 50 and 'enson, >4. :elson 1e?tbook of
/ediatrics th Ddition. /hiladelphia = J4 Saunders @ompany, ((.
9. )juanita D, 'oseph D. Sindroma nefrotik patofisiologi dan penatalaksanaannya. 0aj 2edokt )amianus ( "+8= &*&-.
&. $ppel Gerard. %mproAed outcome in nephrotic syndrome. @liAeland
@linic 'ournal of 0edicine (# "8= &-#.
&&. Simadribata 0, dkk. 2onsensus :asional= /enatalaksanaan )ispepsia dan
%nfeksi >elicobacter pylori. (&. 'akarta. /erkumpulan Gastroenterologi
%ndonesia= (*
http://emedicine.medscape.com/article/982920-clinical#a0256http://emedicine.medscape.com/article/982920-clinical#a0256
8/17/2019 Case Reportds
33/37
HALAMAN PENGESAHAN
:ama 0ahasiswa = 1ria @laresia 4ungarisi, S.2ed
: % 0 = >&$/&
Fakultas = 2edokteran
'udul = Sindroma :efrotik dan )ispepsia
4agian = %lmu /enyakit )alam
/embimbing = dr. Dtty Febrianti, Sp./)
4engkulu, $pril (
/embimbing
dr. Dtty Febrianti, Sp./)
8/17/2019 Case Reportds
34/37
KATA PENGANTAR
/uji syukur kami panjatkan ke hadirat $llah SJ1, karena berkat rahmat
dan karunia-:ya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.
aporan kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu komponen penilaian
2epaniteraan 2linik di 4agian %lmu /enyakit )alam 5S) )r. 0. 6unus,
Fakultas 2edokteran niAersitas 4engkulu, 4engkulu.
/ada kesempatan ini /enulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada=
&. dr. Dtty Febrianti, Sp./) sebagai pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu dan telah memberikan masukan-masukan,
petunjuk serta bantuan dalam penyusunan tugas ini.
(. 1eman 3 teman yang telah memberikan bantuan
baik material maupun spiritual kepada penulis dalam menyusun laporan kasus
ini.
/enulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan kasus ini,
maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. /enulis
sangat berharap agar laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
4engkulu, $pril (
/enulis
8/17/2019 Case Reportds
35/37
$/
8/17/2019 Case Reportds
36/37
DAFTAR ISI
>$$0$: ') ..................................................................................... i
>$$0$: /D:GDS$>$: ....................................................................... ii
2$1$ /D:G$:1$5..................................................................................... iii
)$F1$5 %S%.................................................................................................. iA
4$4 &. /D:)$>$:............................................................................ &
4$4 (. $/
8/17/2019 Case Reportds
37/37
C%. )%$G: