Date post: | 22-Jan-2018 |
Category: |
Engineering |
Upload: | npsari78 |
View: | 381 times |
Download: | 2 times |
TUGAS BESAR PRODUKSI BERSIH
“CLEANER PRODUCTION IMPLEMENTATION THROUGH PROCESS
MODIFICATIONS FOR SELECTED SME’s IN TURKISH OLIVE OIL”
Dosen pengampu : Irnia Nurika, STP., MP., PhD
Disusun oleh:
Priscilla Arlendita 125100307111093
Muhammad Dimas A. 125100307111096
Chintia Dary K. 125100318113006
I Putu Dody Arisana 125100318113007
Bayu Septian Widada 125100318113014
Anjatra Atmajaya 125100318113015
Aulia Bayu Yushila 125100318113016
I Gusti Putu Afif C.R. 125100318113021
Ridha Akbari 125100318113022
Panglima Nagari 125100318113025
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
Turki merupakan salah satu negara di Mediterania yang memiliki kondisi
cocok untuk produksi minyak zaitun. Minyak zaitun adalah produk khas
Mediterania, dalam hal produksi dan konsumsi. Ada sekitar 805.000.000 pohon
zaitun di dunia, seluas sekitar 24 juta hektare, dimana hampir 98% dari pohon -
pohon ini tumbuh di daerah Mediterania yang menyediakan untuk 97% dari total
produksi zaitun dan 91% dari konsumsi dunia. Turki berada di peringkat keempat
diantara negara produksi buah zaitun menunjukkan fluktuasi secara tahunan di
negara mediterania. Produksi minyak zaitun Turki mencapai sekitar 200.000
ton/tahun selama musim panen dan sekitar 80.000 ton/tahun di musim lainnya.
Berdasarkan hal tersebut Turki memiliki peran penting di pasar ekspor minyak
zaitun. Menurut International Olive Oil Council (IOOC), ekspor minyak zaitun dari
Turki mencapai 10% dari total ekspor dunia. Di Turki, minyak zaitun diproses
dalam skala kecil dan menengah (UKM) dan menggunakan fasilitas modern
untuk menghasilkan minyak zaitun dengan kualitas baik. Meskipun produksi
minyak zaitun memiliki kontribusi ekonomi yang tinggi bagi negara di Eropa dan
bagian Mediterania, tetapi juga memiliki efek merugikan terhadap kesejahteraan
lingkungan karena jumlah air vegetasi dan pomace tinggi dimana air limbah
dihasilkan dari masing-masing ekstraksi minyak zaitun. Selain itu juga terdapat
produk sampingan dari proses produksi minyak zaitun yang belum mampu diolah
oleh Asosiasi Gabungan Pengusaha Minyak Zaitun. Berdasarkan hal tersebut
penerapan metode produksi bersih sangat dibutuhkan.
Produksi bersih adalah upaya pencegahan yang berbeda dengan
pendekatan secara konvensional yaitu end of pipe facilities atau ujung pipa
fasilitas pengolahan, dimana produksi bersih bertujuan untuk menangani
masalah pada sumbernya dan berusaha untuk menghindari terjadinya
permasalahan tersebut. Pada jurnal ini akan fokus pada penerapan metodologi
produksi bersih pada produksi minyak zaitun diperusahaan yang beroperasi di
kota Edremit yang terletak di pantai Aegean Turki. Tujuh belas UKM dipilih untuk
menjadi tempat penelitian. Pertama lima belas UKM bertanggung jawab dari
produksi minyak zaitun mentah. Kemudian minyak zaitun mentah yang dihasilkan
dikirim ke UKM yang lain untuk aplikasi pemurnian dan akhirnya ekstraksi minyak
zaitun dari residu padat – pomace yang dihasilkan oleh lima belas UKM dan
manajemen akhir dilakukan di UKM terakhir. Tahapan dalam penerapan produksi
bersih terdiri dari lima tahap yaitu planning and organisation, pre – assessment,
assessment, evaluation and feasibility study dan implementation and
continuation.
1. Planning and Organising Cleaner Production
Pada tahap pertama yaitu planning and organization, dimana tahapan ini
terdiri dari empat langkah yaitu obtain management commitment, establish a
project team, develop environmental policy, objectives and targets dan plan the
cleaner production assessment. Pada langkah pertama yaitu obtain management
commitment, menitikberatkan pada memperoleh komitmen dari seluruh anggota
diperusahaan. Seluruh anggota perusahaan harus percaya bahwa penerapan
produksi bersih akan memberikan manfaat sehingga mereka akan lebih bersedia
untuk terlibat dalam usaha penerapan produksi bersih. Langkah yang kedua
adalah establish a project team, merupakan langkah untuk mencari orang –
orang yang memiliki kompetensi dibidang produksi bersih. Selain itu orang
tersebut juga harus bertanggungjawab atas tugas yang diberikan dan dapat
bekerjasama dalam tim. Langkah yang ketiga adalah develop environmental
policy, objectives and target, dimana pada jurnal ini kebijakan pemerintah terkait
limbah minyak zaitun belum ada, selain itu juga belum terdapat cara
pemanfaatan limbah dari produksi minyak zaitun. Kemudian tujuan yang
ditetapkan adalah untuk menerapakan produksi bersih pada produksi minyak
zaitun diperusahaan yang beroperasi di kota Edremit yang terletak di pantai
Aegean Turki. Langkah keempat adalah plan the cleaner production assessment,
dimana pada jurnal ini juga menerapkan rencana kerja dan juga disesuaikan
dengan rencana waktu penerapan produksi bersih.
2. Pre-Assessment
Tahap kedua adalah pre – assessment, dimana pada tahap ini terdapat
tiga langkah yaitu company description and flowchart, walk – through process
dan establish a focus. Pada langkah pertama yaitu company description and
flowchart, dapat diketahui bahwa secara umum, minyak zaitun bisa didapatkan
dengan tiga prosedur utama yaitu sistem tekan, sistem tiga-fase kontinyu, dan
sistem dua-fase kontinyu. Namun metode produksi minyak zaitun dengan sistem
tekan ini tidak begitu disukai lagi karena memiliki kapasitas minyak zaitun yang
berkualitas rendah. Dalam sistem tiga fase kontinyu ini, sebuah mesin pemisah
horizontal digunakan dalam proses untuk pemisahan tiga produk: minyak, air dan
pomace). Dari 1t zaitun, dihasilkan 1,2-1,6 t air vegetasi dan juga 0,5 t dari
pomace. Pomace memiliki sekitar 46,5% bahan kering dari sudut kandungan
energi, dengan nilai kalori antara 3.800-4.500 kkal/kg. Dalam sistem dua fase
kontinyu, yang mengandung air vegetasi minyak dan pomace adalah output dari
proses. Di sini, air vegetasi yang terakumulasi di pomace itu tidak dihasilkan
secara terpisah. Selain itu, karena tidak ada penambahan air dalam proses,
jumlah air vegetasi yang ada di pomace cukup rendah. Dari 1 t zaitun, hanya
0,050-0,060 t air vegetasi yang ditentukan di pomace yaitu sekitar 0,8 t.
Kadar air yang dihasilkan oleh pomace melalui dua fase sistem kontinyu
adalah sekitar 60-65%. Di Spanyol, negara terkemuka dalam produksi minyak
zaitun, sekitar 90% dari pabrik minyak menggunakan sistem dua fase kontinyu
sedangkan di Italia (produsen minyak zaitun kedua dunia) setengah dari produksi
masih diperoleh dengan metode tradisional. Berikut ini adalah flowchart dari
pembuatan minyak zaitun :
Lima belas UKM dari total tujuh belas UKM dipenelitian ini adalah langkah
pertama dari produksi minyak zaitun mentah di mana zaitun dikumpulkan dalam
karung kemudian diterima dan diproses untuk menghasilkan minyak zaitun
mentah. Lima belas UKM ini menjual minyak zaitun mentah ke pabrik pemurnian
yaitu Unikom di Ayvalık. UKM Yeni Kurtulus terletak di Edremit ini bertanggung
jawab untuk ekstraksi minyak pomace.,Selama fase pra-penilaian, informasi
singkat tentang produksi minyak zaitun terkait input dan output dan biaya atas
dasar seluruh produksi minyak zaitun dapat dilihat pada Tabel 1. Sistem
ekstraksi yang dilakukan adalah sistem tiga fase kontinyu. Pomace sebagai
produk yang dihasilkan di 15 UKM ekstraksi minyak zaitun yang dipilih, diproses
melalui proses ekstraksi minyak pomace dengan cara pelarut yang disebut
dengan heksana di pabrik Yeni Kurtulus di Edremit. Output dari proses ini adalah
pomace zaitun dan minyak zaitun pomace, yang memiliki nilai ekonomi yang
tinggi.
Pada langkah kedua yaitu walk – through process, dimana pada langkah
ini manajemen perusahaan sebelum melakukan penilaian pada berjalanya
proses pembuatan minyak zaitun perusahaan harus melakukan suatu koordinasi
antara pemerintah dalam penetapan standar dari berjalanya suatu CP
perusahaan. Pemerintah menetapkan beberapa regulasi dari standar pomace
yang merupakan salah satu kebijakan dalam memberikan aturan dalam proses
produksi minyak zaitun di beberapa perusahaan. Inspeksi berjalan dalam proses
penilaian pada proses produksi minyak zaitun meliputi, sistem manajemen,
pencatatan dan dokumentasi dan fasilitas pelatihan termasuk informasi
diseminasi yang harus diberikan antara zaitun dan produk, produk samping
pabrik pengolahan. Dalam lingkup metodologi CP, perusahaan harus memiliki
komitmen selama perencanaan dan organisasi, CP titik fokus yang dihasilkan
pada akhir fase pra-penilaian, dan melakukan evaluasi serta memprioritaskan
dalam tahap penilaian. Kemudian pilihan CP tersebut akan digunakan untuk
tahap kelayakan dalam memperhitungkan masalah ekonomi dan lingkungan.
Langkah ketiga adalah establish a focus yang akan menitikberatkan atau
menfokuskan pada titik mana saja produksi bersih harus diterapkan. Pada
langkah ini terdapat checklist seperti berikut :
Checklist
Type of Information Available Not
Available
Requires
Updating
Not
Applicable
Process Information
Process flow diagram
Material balance data
Energy balance data
Site plans
Drainage diagrams
Operating procedures
Equipment list & specification
Regulatory Information
Waste licenses
Trade waste agreements
Environmental monitoring
records
EPA licenses
Environmental audit reports
Raw Material/Production
Information
Material safety data sheet
Product & raw material
inventories
Productin schedules
Product composition & batch
sheets
Accounting Information
Waste handling, treatment, &
disposal costs
Water & sewer costs
Product, energy & raw
material costs
Operation & maintenance
costs
Insurance costs Benchmarking Data
Input Output
3. Assessment
Tahap ketiga adalah assessment, dimana ada empat langkah yaitu
collection quantitive data, material balance, identify cleaner production
opportunities dan record and sort option. Pada langkah pertama yaitu collection
quantitive data dimana fase terpentingnya adalah mengumpulkan data mengenai
jumlah sumberdaya yang digunakan, limbah, dan emisi yang di hasilkan. Pada
fase ini kemungkinan besar akan mengungkap kerugian. Contohnya, konsumsi
listrik tinggi di luar waktu produksi dapat mengindikasikan bocor kompresor atau
sistem pendingin rusak. Fase ini berupa pertanyaan pertanyaan yang harus di
pecahkan dari proses Walk-through inspection.
- Apa saja limbah yang di hasilkan dalam proses produksi minyak zaitun
dalam ekstraksi minyak zaitun di 15 UKM beserta jumlahnya?
Tanah liat dan batu = 450 t/tahun, tanaman air = 45.000 – 54.000 t/tahun,
pomace = 22.500 t/tahun
- Apa saja limbah yang di hasilkan dalam proses produksi minyak zaitun
dalam pemurnian minyak zaitu beserta jumlahnya?
Asam lemak= 2028 t/tahun ,endapan= 103 t/tahun ,limbah air=50,687
t/tahun
- Apa saja limbah yang di hasilkan dalam proses produksi minyak pomace
pada industri beserta jumlahnya?
Tidak ada limbah yang di hasilkan dalam proses ini
- Bahan baku apa saja yang di butuhkan untuk proses produksi minyak
zaitun beserta jumlahnya?
Buah zaitun = 45.000 t/tahun
Inputs
Raw materials : Buah
Zaitun
Ancillary Material : Water
Hazardous material :-
Energy : Listrik
Process
Process : -
Short description : buah zaitun diproses dengan
cara system ekstraksi dengan menggunakan tiga fase kontinyu.
Kemudian dihasilkan pomace zaitun dan minyak zaitun.
Occupational health and
safety : -
Outputs
Product : minyak zaitun
By-Products : pomace zaitun dan minyak zaitun
Air emissions : -
Solid Waste : Daun,
Kotoran buah
Hazaedous waste: -
Wastewater discharge :
air sisa cucian mesin
- Bahan baku apa saja yang di butuhkan untuk proses produksi pemurnian
minyak zaitun beserta jumlahnya?
Minyak zaitun mentah = 8930 t/tahun
- Bahan baku apa saja yang di butuhkan untuk proses produksi pomace
beserta jumlahnya?
Pomace = 22.500 t/tahun
- Berapa konsumsi listrik per tahun yang dipergunakan?
15 ukm ekstraksi minyak zaitun = total pomace yang di habiskan 255-300
t/tahun
pemurnian minyak zaitun = kebutuhan listrik 6.247.702 kwh/tahun
ekstraksi pomace pada industri= pomace energy 1125 x 1010kcal/tahun,
listrik 385,112 kwh/tahun
- Bahan kimia apa saja yang digunakan untuk memproduksi minyak
zaitun?
15 ukm ekstraksi minyak zaitun = tidak ada bahan kimia yang digunakan
pemurnian minyak zaitun = asam phosporic 22.500 kg/tahun, caustic
86,250 kg/tahun, asam citric 6000 kg/tahun, bleaching earth 15000
kg/tahun
ekstraksi pomace pada industri= hexane 22,5 t/tahun
- Berapa konsumsi air yang di butuhkan dalam produksi minyak zaitun ?
15 ukm ekstraksi minyak zaitun = 49.500 -59.400 t/tahun
pemurnian minyak zaitun = 115.532 t/tahun
ekstraksi pomace pada industri = 26.100 t/tahun (pemanasan dan
pendinginan)
Langkah kedua adalah material balance yang akan ditunjukkan dibawah
ini :
Input Kuantitas
Buah Zaitun 45000 ton/tahun Air 4500 – 5400 ton/tahun
Air panas 36000 – 45000 ton/tahun Air pembersihan 9000 ton/tahun
Output Kuantitas
Daun 900 ton/tahun Batu , tanah 450 ton/tahun
Limbah cair 4500 – 5400 ton/tahun
Pomace 22500 ton/tahun Minyak zaitun mentah 9000 ton/tahun
Air vegetasi 45000 – 54000 ton/tahun
Kemudian material balance Yeni Kurtulus industri ekstraksi minyak zaitun
untuk pomace sebagai berikut :
Input Kuantitas
Pomace dari UKM ekstraksi minyak zaitun
22500 ton/tahun
Exhausted pomace 3000 ton/tahun Hexane 22,5 ton/tahun
Air yang telah di gunakan untuk proses destilasi
21600 ton/tahun
Output Kuantitas
Air 7875 ton/tahun
Exhausted miyak pomace 14065 ton/tahun Air destilasi 21600 ton/tahun
Hexane recovered 22,455 ton/tahun Hexane hilang 45 kg/tahun
Minyak Pomace 560 ton/tahun
Pada material balance diatas dapat diketahui input yang digunakan dan
output yang di hasilkan. Pada prinsip mass balance total input harus sama
dengan total output yang terdiri dari product, by product, limbah, emisi dan
tumpahan serta bahan yang tertinggal. Mass balance dapat digunakan untuk
memperhitungkan jumlah bahan input yang digunakan untuk dapat
meminimalkan limbah yang di hasilkan. Mass balance juga di gunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk menentukan peluang penerapan produksi bersih.
Berdasarkan material balance diatas harus di minimasi jumlah limbah air
vegetasi yang di hasilkan, oleh karena itu saran modifikasi teknologi di harapkan
dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.
Langkah ketiga adalah identify cleaner production, dimana terdapat titik
fokus pada produksi minyak zaitun, yaitu :
1. Teknologi
2. Pelaksanaan proses
3. Limbah dan emisi
Adapun cara yang bisa dilakukan mengenai produksi bersih terkait minyak zaitun
dengan cara melakukan
- Melakukan modifikasi teknologi
Mengganti proses produksi awalnya mengggunakan tiga fase
menjadi dua fase, adapun keunggulan dari modifikasi teknologi yaitu
jumlah tinggi pengurangan konsumsi air, karena tidak ada penambahan
air untuk decanter (pemurnian) dalam dua fase sistem kontinyu.
Meminimalkan konsumsi air, yang juga akan menyebabkan penurunan
penanganan terhadap pengolahan vegetasi air.
- Good Housekeeping
Melakukan pelatihan atau training terhadap tenaga kerja, dimana
biaya tenaga kerja hampir sepertiga dari seluruh biaya produksi minyak
zaitun. Sehingga diharapkan tidak ada kesalahan dalam proses produksi
ataupun produk reject. Bentuk pelatihan yang digunakan berupa
penggunaan mesin umumnya digunakan untuk penyimpanan dari zaitun
yang telah diproses maupun belum diproses dengan tujuan meningkatkan
kualitas minyak zaitun mentah dan mengurangi jumlah minyak zaitun
mentah untuk proses penyulingan
- Recycling
Menggunakan kembali limbah yang berasal dari vegetasi air untuk
digunakan sebagai pembangkit listrik oleh Unikom.
Kemudian langkah keempat adalah record and sort options yang akan
dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Beberapa informasi yang dicatat untuk pilihan menjadi pilihan
Jenis Masalah Deskripsi Pilihan Produksi Bersih
Konsumsi sumberdaya
(air)
Konsumsi air yang tinggi
digunakan dalam proses
produksi sistem tiga fase
secara kontinyu (45,000-
54,000 t / tahun)
Teknologi Modifikasi
(Penggantian sistem
produksi menjadi dua fase
secara kontinyu)
Konsumsi Energi Tingginya tingkat
pemakaian konsumsi
energi tinggi (385,112-
6,247,702 kW
jam/tahun) dalam
sistem produksi tiga fase
secara kontinyu
Teknologi Modifikasi
(Penggantian sistem
produksi menjadi dua fase
secara kontinyu)
Limbah cair Pomace (22500 t/tahun)
Vegetasi air (45000-
54000 t/tahun)
Waste water (4500-5400
t/tahun)
Recyclingpomance
sebagai pengganti tenaga
listrik untuk konsumsi
listrik di Unikom
Limbah padat Tanah dan batu (450
t/tahun)
Daun (900 t/tahun)
-
Rendahnya
pengetahuan pekerja
Penggunaan mesin
penyimpanan saat zaitun
sebelum dan sesudah
diproses
Good Housekeeping
(pelatihan) memberikan
pelatihan pada tenaga
kerja mengenai
penggunaan mesin
Pada tabel diatas memberikan informasi terkait pilihan pilihan mengenai
produksi bersih yang akan dievaluasi atau di implementasikan terhadap
perusahaan zaitun. Adapun beberapa pilihan catatan yang terdapat yaitu
teknologi modifikasi, recycling, dan Good Housekeeping (pelatihan), namun
kebijakan dalam pemilihan menggunakan dua yaitu recycling pomance sebagai
bahan konsumsi listrik untuk Unikom dan teknologi modifikasi berupa pemilihan
sistem produksi secara kontinyu berupa tiga fase.
4. Evaluation and Feasibility Study
Tahap keempat dalam penerapan produksi bersih adalah evaluation and
feasibility study, yang terdiri dari lima langkah yaitu preliminary evaluation,
technical evaluation, economic evaluation, environmental evaluation dan select
viable options. Tahap preliminary evaluation merupakan tahap evaluasi
penerapan konsep produksi bersih secara umum untuk mengetahui dari
beberapa opsi yang ada dievaluasi mana opsi yang layak untuk diterapkan
selanjutnya. Sesuai dengan hasil dari fase pra-penilaian, titik fokus pemeriksaan
ada pada kesetimbangan material dan energi yang diperoleh selama tahap
penilaian. Piihan untuk mengganti teknologi proses pegolahan direkomendasikan
untuk minimasi penggunaan air dan juga biaya. Selain itu penggantian teknologi
proses dari tiga fase menjadi dua fase mempunyai dampak memberikan
peningkatan jumlah dan kadar air dari pomace yang dihasilkan sehingga metode
dua fase lebih efisien apabila dibandingkan dengan tiga fase. Evaluasi secara
technical merupakan tahap evaluasi segala hal yang berkaitan dengan proses
produksi dan segala sesuatu yang sesuai dengan kondisi yang ada. Proses
produksi menggunakan dua fase memiliki keunggulan pengurangan konsumsi air
yang cukup signifikan karena tidak ada penambahan air untuk proses pemurnian.
Meminimalkan penggunaan air juga akan menyebabkan penurunan penanganan
pengolahan vegetasi air sehingga opsi mengganti menggunakan dua fase
membuat proses produksi lebih efisien karena menciptakan pengurangan
36.000-45.000 ton/tahun untuk 45.000 ton/tahun zaitun yang diolah menjadi
ekstraksi minyak zaitu pada 15 UKM. Evaluasi biaya pengolahan air limbah
perusahaan dengan sistem kontinyu :
Evaluasi biaya
pengolahan air limbah
tanaman dengan
sistem kontinyu
:Proses Pengolahan
Biaya Pengolahan
Tiga Fase Sistem
kontinyu (€/Tahun)
Biaya Pengolahan
Dua Fase Sistem
kontinyu (€/Tahun)
Biaya
Tersimpan
(%)
Proses Aerob 75,900-91,080 46,356-48,426 47
Proses Anaerod yang
diikuti proses aerob
135,300-162,360 54,456-58,146 64
Proses Membran 165,000-198,000 58,506-63,006 68
Tahap selanjutnya economic evaluation merupakan tahapan evaluasi dari
segi ekonomi atau financial untuk menyatakan apakah program produksi bersih
ini dapat terus dilanjutkan atau tidak. Penggantian sistem kontinyu tiga fase
dengan sistem kontinyu dua fase memerlukan biaya investasi sebesar 600.000 –
671.000 € dengan perkiraan kapasitas sekitar 1800-2200 kg/jam. Biaya investasi
tersebut merupakan biaya untuk keseluruhan sistem dua fase. Dikarenakan
banyak peralatan yang sama antara proses dua fase dan tiga fase, modifikasi
teknologi ini tidak perlu membeli peralatan untuk dua fase secara keseluruhan
dan cukup membeli peralatan yang diperlukan. Dengan demikian, biaya modal
untuk modifikasi perlatan dua fase decanter diperkirakan sekitar 300.050 €.
Dalam kaitan investasi modifikasi peralatan, penurunan pada kedua antara
operasi dan perawatan dapat dicapai. Pomace yang dihasilkan dari sistem
kontinyu dua fase membutuhkan energi yang lebih banyak dibandingkan dengan
sistem kontinyu tiga fase. Meskipun pengeringan pomace dua fase diperlukan
lebih banyak energi daripada pomace tiga fase, studi kelayakan membuktikan
bahwa pengolahan dua fase pomace lebih menguntungkan daripada memproses
tiga fase pomace dalam industri ekstraksi minyak pomace. Hal ini disebabkan
oleh output yang berasal dari sistem dua fase yang lebih tinggi dibandingkan tiga
fase. Di sisi lain, penghematan biaya total untuk energi dan konsumsi air dalam
proses produksi minyak zaitun dan manajemen pomace memiliki nilai masing-
masing 9% dan 86%, yang dapat menghemat hampir sekitar 350.000 € / tahun.
Perbandingan dapat dilihat pada tabel berikut.
Environmental evaluation merupakan evaluasi untuk mengetahui dampak
terhadap lingkungan dari opsi yang dipilih. Dampak positif yang dihasilkan dari
perubahan tiga fase sistem kontnyu menjadi dua fase sistem kontinyu adalah
pengurangan generasi air limbah hingga 95%, peghematan bahan bakar
mencapai 69% sehingga menghasilkan penghematan biaya mencapai €
1.953.250 / tahun, kualitas minyak zaitun yang tetap baik, mengurangi julah air
yang dignakan, mengandung air vegetasi yang baik bagi tanaman, menghasilkan
produk lebih banyak. Dampak negatif yang dihasilkan dari perubahan tiga fase
sistem kontnyu menjadi dua fase sistem kontinyu adalah energi yang digunakan
cukup banyak sehingga harga pembangkit listrik lebih mahal. Permasalahan
yang ada saat ini adalah masih minimnya regulasi mengenai pengaturan limbah
industri karena Turki dalam masa transisi dari keanggotaan Uni Eropa (UE),
sehingga masih dalam tahap adaptasi dengan peraturan lingkungan Uni Eropa
dalam kerangka hukum Turki. Dalam hal ini, pemerintah Turki berjuang
mempersiapkan peraturan dalam negeri dengan peraturan Uni Eropa. Namun,
beberapa perusahaan mengejar inovasi seperti, tanpa, atau sebelum peraturan,
namun jumlah mereka sangat sedikit. Langkah terakhir pada tahapan evaluation
and feasibility adalah select viable option dimana ini merupakan langkah untuk
memilih opsi yang akan diterapkan. Setelah melakukan evaluasi terhadap opsi
penerapan produksi bersih, opsi memodifikasi teknologi untuk mengganti proses
tiga fase menjadi dua fase merupakan opsi terbaik untuk diterapkan karena
membuat proses produksi lebih efisien, output lebih banyak, dan dapat
menghemat biaya.
5. Implementation and Continuation
Tahap kelima adalah implementation and continuation yang terdiri dari
empat langkah yaitu prepare an implementation plan, implement selected
options, monitor performanace dan sustain cleaner production activites. Pada
langkah pertama yaitu prepare an implementation plan untuk melaksanakan opsi
yang dipih, maka dibutuhkan sebuah rencana untuk mengimplementasikan
pilihan tersebut agar kegiatan produksi bersih dapat tercapai sesuai dengan
target. Dalam proses perencanaan ini meliputi kegiatan produksi bersih yang
akan dilakukan, cara di mana produksi bersih akan diterapkan, kebutuhan
sumber daya (keuangan dan tenaga kerja), orang yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan kegiatan produksi bersih dan sebuah kerangka waktu untuk
penyelesaian. Perencanaan penerapan produksi bersih pada produksi minyak
zaitun di Turki, dimulai dengan opsi yang terpilih yaitu fokus terhadap
pengolahan limbah dan modifikasi teknologi. Pada proses produksi minyak zaitun
terdapat limbah yaitu air vegetasi dan pomace. Cara untuk mengatasi limbah ini
adalah dengan memodifiksasi teknologi produksi minyak zaitun yang awalnya
menggunakan sistem tiga fase menjadi sistem dua fase, dengan menggunakan
sistem dua fase generasi air limbah akan berkurang sebesar 95%. Akan tetapi
pada sistem dua fase menghasilkan pomace yang lebih banyak dari pada sistem
tiga fase. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan pengolahan pomace
sebagai sumber tenaga listrik dengan cara gasifikasi untuk pembangkit listrik
pada Unikom (pabrik penyulingan) dengan kapasitas 1 MWe.
Perubahan teknologi pada proses pengolahan minyak zaitun pastinya
akan mempengaruhi keuangan dan tenaga kerja. Pada economic evaluation
terdapat data mengenai evaluasi biaya instalasi pengolahan limbah untuk kedua
sistem, dari data tersebut produsen minyak zaitun bisa memperkirakan biaya
yang akan dikeluarkan untuk penggantian teknologi. Dalam hal tenaga kerja
produsen minyak zaitun berencana untuk memberikan pengetahuan dan
pelatihan kepada tenaga kerja mengenai proses pengolahan minyak zaitun
menggunakan sistem 2 fase sehingga limbah yang dihasilkan bisa diminimalisir
dan target yang diinginkan bisa tercapai. Pada perencanaan implementasi ini
juga harus merencanakan kerjasama dengan pemerintah Turki untuk membuat
undang-undang atau peraturan yang mendorong penggunaan pomace sebagai
bahan bakar. Selain itu pada implementasi produksi bersih untuk pengolahan
minyak zaitun juga terdapat jangka waktu untuk pencapaian target produksi
bersih. Hal ini perlu agar target produksi bersih dapat tercapai sesuai dengan
target dan harapan.
Langkah kedua yaitu implement selected options sebagai berikut :
What to do? Who is responsible for the option?
When? How monitor improvement?
Replaced a three-phase to two-phase system
Name 11 March 2003 Reduced 95% of waste water
Water conservation Name 2 April 2003
Can be savings cost between 47% and 68%
Pomace management
Name 18 April 2003 Cost savings 350,000
Persuade employers to replace their existing technology with the suggested technology
Name 6 November
2003
Employers has changed technology
GHP Name
28 February 2003
Also carried out during the Assessment Phase
Sebagai dokumentasi keberhasilan penilaian produksi bersih, maka
diperlukan beberapa check-list kegiatan yang telah diterapkan atau
diimplementasikan. Beberapa pilihan yang tersedia untuk diimplementasikan
harus sesuai dengan rencana implementasi yang telah disetujui oleh
manajemen. Ketika beberapa pilihan tersebut telah diimplementasikan, maka
menjadi penting hal tersebut untuk terus dipantau bahwa sumberdaya yang baru
maupun hasil limbah telah bergerak kea rah target yang ditetapkan.
Pada kegiatan pengolahan minyak zaitun, terdapat beberapa pilihan
kegiatan implementasi. Kegiatan pertama adalah merubah system dari tiga fase
menjadi dua fase. Untuk memantau apakah kegiatan ini telah diimplementasikan,
dapat melalui pengamatan bahwa penghematan penggunaan air mencapai 95%
dari total kebutuhan pada bulan Maret. Berikutnya adalah kegiatan konservasi
air. Kegiatan ini akan berhasil diimplementasikan pada bulan April dan akan
menghemat 47%-68% dari kebutuhan biaya. Kegiatan selanjutnya adalah
manajemen Pomace yang telah diimplementasikan pada bulan April. Hasil
implementasi ini dikatakan berhasil jika dapat menghemat biaya sebesar
350.000. Kegiatan selanjutnya adalah mengajak para pekerja untuk merubah
teknologi lama dengan teknologi yang telah diusulkan. Ini akan berhasil pada
bulan November jika 15 pemilik usaha telah merubah teknologi mereka. Kegiatan
terakhir adalah Good Housekeeping Practice (GHP) merupakan kegiatan untuk
melakukan perawatan mesin dan peralatan yang akan dapat diimplementasikan
pada bulan Februari. Kegiatan akan berhasil jika para pekerja mampu melakukan
perawatan mesin.
Langkah ketiga yaitu monitor performanace menitikberatkan pada monitor
kinerja dalam implementasi produksi bersih pada pengolahan minyak zaitun
sangat penting untuk memastikan bahwa opsi yang dipilih diimplementasikan
dengan baik dan berfungsi untuk memantau penggunaan sistem dua fase secara
terus menerus terhadap pengurangan yang dihasilkan dalam konsumsi sumber
daya dan limbah. Adanya pemantauan secara berkala untuk menentukan apakah
perubahan positif yang terjadi dan apakah produsen minyak zaitun mengalami
kemajuan ke arah target yaitu meminimalisir limbah air vegetasi dan pengolahan
pomance sebagai sumber tenaga listrik. Dalam memudahkan memonitor kinerja
produksi bersih pada pengolahan minyak zaitun bisa dilakukan dengan membuat
tabel seperti di bawah ini
YA TIDAK
Pengecekan Penilaian Produksi Bersih Secara Keseluruhan
Apakah peluang dilaksanakan sesuai dengan rencana ?
Apakah prosedur baru bisa diikuti dengan benar oleh karyawan?
Di mana terjadi masalah dan mengapa?
Apakah lisensi atau izin memerlukan amandemen? Yang mana?
Apakah akibat dari perubahan telah sesuai dengan undang-
undang?
YA
YA
YA (Pengolahan
Limbah)
YA (Pengolahan
Limbah)
TIDAK
Pengecekan Kinerja Lingkungan
Adalah peluang Biaya Efektif? Adalah efektivitas biaya seperti
yang diharapkan?
Jumlah sumber limbah dan emisi yang menurun?
Jumlah total limbah dan emisi menurun?
Jumlah toksisitas limbah dan emisi menurun?
Jumlah konsumsi energi menurun?
Tujuan Produksi Bersih tercapai?
Apakah ada konsekuensi teknis? Apa dan mengapa?
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA (Biaya dan
Teknologi)
Pengecekan Dokumentasi (Item harus dimasukkan dalam file.)
Laporan dari tujuan perusahaan dan sasaran dan kebijakan
lingkungan
Deskripsi perusahaan dan diagram alir dengan input dan output
Lembar kerja pada penilaian Produksi Bersih
Material Balance
Daftar peluang Produksi Bersih yang dihasilkan selama sesi
pendapat
Daftar peluang yang secara teknis, ekonomis dan layak
lingkungan
Rencana implementasi
Data pemantauan
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
'Sebelum dan sesudah' perbandingan
Laporan evaluasi pasca implementasi
YA
Monitor kinerja penerapan produksi bersih pada pengolahan minyak
zaitun dilakukan pada penggunaan teknologi sistem dua fase pengolahan minyak
zaitun, pada proses pengumpulan dan pengolahan pomace sebagai bahan baku
energi listrik, pada kandungan limbah cair yang dihasilkan dari penerapan
produksi bersih terhadap lingkungan, monitor kinerja dalam penggunaan energi
dan monitor kinerja juga dilakukan terhadap tenaga kerja yang terlibat dalam
produksi minyak zaitun.
Pada pengolahan minyak zaitun ini melibatkan 15 UKM, untuk mencapai
target produksi bersih pengolahan minyak zaitun juga bisa dilakukan dengan
memonitor kinerja UKM dengan cara menjalin kerja sama dengan baik dan
melakukan pertemuan rutin untuk bertukar informasi dan pengumpulan data
tentang penerapan produksi bersih.
Kegiatan monitor kinerja juga dilkukan pada proses manajemen baik
secara teknis maupun ekonomi. Dalam memonitor mesin dan peralatan dapat
dilakukan dengan cara membuat jadwal untuk pembersihan, pengecekan dan
perawatan mesin dan peralatan yang digunakan secara berkala. Pengecekan
dan perawatan mesin dan peralatan dapat dilakukan dengan membuat checklist
tentang performa mesin dan peralatan pengolahan minyak zaitun dan mesin
pengolahan pomace dalam kurun waktu tertentu. Monitor kinerja dapat juga
dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan dan pelatihan pada tenaga
kerja secara berkala terutama kepada tenaga kerja baru agar mengetahui dan
memahami proses produksi bersih yang diterapkan pada pengolahan minyak
zaitun. Adanya kegiatan monitor kinerja ini akan memudahkan perusahaan untuk
mengetahui alat atau mesin yang rusak dengan cepat sehingga dapat segera
diperbaiki. Monitor kinerja juga berfungsi untuk memantau pengolahan limbah
terhadap dampak lingkungan seperti debit limbah dan kandungan yang ada pada
limbah sehingga limbah yang mencemari lingkuangan dapat diolah agar tidak
mencemari lingkungan.
Dengan adanya monitor kinerja kendala pengolahan minyak zaitun akan
cepat diatasi sehingga kegiatan produksi bersih tetap bisa dipertahankan.
Adanya monitor kinerja akan lebih memudahkan dalam mempertahankan
kegiatan produksi bersih dalam menghadapi tantangan industri seperti
peningkatan kapasitas produksi dan penggunaan mesin baru. Dengan monitor
kinerja akan memudahkan mesin baru untuk cepat disesuaikan dengan kegiatan
produksi bersih sehingga tidak menghasilkan limbah yang dapat mencemari
lingkungan.
Langkah yang terakhir adalah sustain cleaner production activites
menekankan bahwa Kegiatan produksi bersih akan terus berlangsung ketika
kegiatan ini sudah menjadi bagian manajemen dari suatu perusahaan yang
peduli terhadap lingkungan. Suatu sistem manajemen lingkungan menyediakan
struktur decision-making dan action plan untuk mendukung keberlanjutan
perbaikan lingkungan. Ini menjadi penting untuk diperhatikan.
Pada perusahaan yang berbasis produksi minyak zaitun, penerapan
keberlanjutan produksi bersih adalah ketika pembentukan sistem manajemen
lingkungan telah dibentuk. Pembentukan ini menjadikan kegiatan penilaian
produksi bersih lebih efektif karena lebih terfokus terhadap perhatian dan
permasalahan yang spesifik terhadap lingkungan. Juga perlu dilakukan
pencatatan dan dokumentasi serta memberikan pelatihan kepada karyawan yang
berupa informasi antara minyak zaitun dan produk. Selain itu, kegiatan Cleaner
Production Assessment merupakan suatu dasar dari manajemen lingkungan.