+ All Categories
Home > Documents > CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA...

CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA...

Date post: 28-Feb-2020
Category:
Upload: others
View: 18 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
106
CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA ENTERPRISE RESOURCE PLANNING PONDOK PESANTREN MENGGUNAKAN PARSING WEB SERVICES DESCRIPTION LANGUAGE DAN K-MEANS CLUSTERING SKRIPSI Oleh: FIAN RISDIA WULAN NIM. 13650090 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018
Transcript
Page 1: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING PONDOK

PESANTREN MENGGUNAKAN PARSING WEB

SERVICES DESCRIPTION LANGUAGE DAN

K-MEANS CLUSTERING

SKRIPSI

Oleh:

FIAN RISDIA WULAN

NIM. 13650090

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2018

Page 2: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

ii

Clustering Hasil Dekomposisi Web Service pada Enterprise Resource Planning

Pondok Pesantren Menggunakan Parsing Web Services Description

Language dan K-Means Clustering

SKRIPSI

Diajukan Kepada :

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

Oleh:

FIAN RISDIA WULAN

NIM. 13650090

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2018

Page 3: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 4: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Page 5: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

v

PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN

Page 6: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbilálamiiin…

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan serta

kelancaran kepada saya dalam setiap langkah untuk menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta Salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang

telah membimbing kita untuk menjadi hamba Allah yang selalu berusaha.

Aku persembahkan skripsi ini untuk:

Bapak Rusmadi dan Ibu Sukesi yang Tersayang

Sebagai orang tua saya yang setiap saat selalu bersujud dan berdo’a kepada

Allah SWT untuk kesuksesan kedua putrinya, serta senantiasa mendukung dan

memberikan saya kekuatan untuk terus berjuang.

Kakakku Citra Rosiana L yang Baik Hati

Yang selalu memberikan semangat, saran, serta nasihat-nasihat yang

membangun untuk saya.

Seluruh Keluarga Besar

Yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan do’a kepada saya untuk

terus melangkah maju.

Terima Kasih saya ucapkan kepada:

Sahabat-sahabat Pepipo (Tya, Imamah, Rina, Arif, dan Candra), Tim Skripsi

Sukses (Ratih, Anna, Heny, Linda, Visa, Vita, Wanna, Ismail), dan seluruh

Mahasiswa Teknik Informatika Angkatan 2013.

Sahabat-sahabat Kos SKD 01, terutama Baiti, Qolbi, dan Anggra yang

seangkatan. Semua teman-temanku, Fahmi, dan semua orang yang terlibat

dalam pengerjaan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga Allah SWT selalu melindungi dan menjaga mereka dalam naunganNya.

Aamiin…

Fian Risdia Wulan

Page 7: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

vii

MOTTO

عنه عن النهبي قال: رضا الله ف رضا الوالدين و سخط عن عبد الله بن عمر رضي الله الله ف سخط الوالدين

Dari Abdullah Ibnu Amar al-Ash radliallahu anhu bahwa Nabi bersabda :

“Ridho Allah berada pada ridho kedua orang tuanya, dan murka Allah (akibat)

murka kedua orang tuanya.”

(HR. At-Tirmidzi)

Page 8: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Clustering Hasil

Dekomposisi Web Service pada Enterprise Resource Planning Pondok Pesantren

Menggunakan Parsing Web Services Description Language dan K-Means

Clustering” dengan baik. Shalawat dan Salam semoga tetap tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari

kegelapan menuju jalan kebaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak akan

berhasil dengan baik tanpa adanya bimbingan dan sumbangan pemikiran dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Cahyo Crysdian selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang.

2. Bapak M. Ainul Yaqin, M.Kom selaku dosen pembimbing I yang telah

memotivasi, meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan

penulis dalam pengerjaan skripsi ini hingga akhir.

3. Bapak Syahiduz Zaman, M.Kom selaku dosen pembimbing II yang telah

senantiasa memberi masukan dan nasihat dalam penyusunan skripsi ini.

4. Segenap dosen Jurusan Teknik Informatika yang telah memberikan

bimbingan keilmuan kepada penulis selama masa studi.

Page 9: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

ix

5. Ibu, Bapak, kakak, dan seluruh keluarga besar yang senantiasa memberikan

do’a, semangat serta dukungan kepada penulis.

6. Teman-teman Pepipo yang selalu memberikan semangat, dukungan, kritik,

dan saran kepada penulis.

7. Tim Skripsi Sukses yang telah berjuang bersama dan banyak memberikan

bantuan kepada penulis.

8. Teman-teman Teknik Informatika 2013 yang telah memberikan semangat

dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Dan seluruh pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung

yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan

skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan penulisan ini. Penulis

berharap semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat dengan baik bagi

semua pihak. Amin ya Rabbal ‘Alamin…

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 05 Januari 2018

Penulis

Page 10: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………i

LEMBAR PENGAJUAN ………………………………………………………...ii

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN ................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi MOTTO ................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

ABSTRAK ............................................................................................................ xv ABSTRACT ........................................................................................................... xvi

xvii ............................................................................................................. ملخص البحث

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5 1.3 Hipotesis ........................................................................................................ 5

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5 1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6

1.6 Batasan Masalah ............................................................................................ 6 1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................... 7

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 8

2.1 Enterprise Resource Planning (ERP) ............................................................ 8 2.2 Perbedaan Enterprise Resource Planning dengan Sistem Informasi .......... 10

2.3 Web Service ................................................................................................. 11 2.3.1 Definisi Web Service ............................................................................. 11 2.3.2 Arsitektur Web Service ......................................................................... 12 2.3.3 Komponen - Komponen Web Service ................................................... 14

2.3.4 Pendekatan Implementasi Web Service ................................................ 15 2.4 Web Services Description Language (WSDL) ............................................ 16

2.5 Dekomposisi Web Service ........................................................................... 23 2.6 Clustering .................................................................................................... 25

2.7 K-Means Clustering .................................................................................... 28 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 31

3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 31

3.1.1 Gambaran Umum Sistem ...................................................................... 31 3.1.2 Sumber Data ......................................................................................... 31

3.2 Perancangan Sistem ..................................................................................... 32 3.2.1 Input Dokumen WSDL ......................................................................... 33

3.2.2 Database Web Service .......................................................................... 34 3.2.3 Parsing Data ......................................................................................... 38 3.2.4 Mendapatkan Fungsi dan Tipe Data ..................................................... 43

3.2.5 Pembuatan WSDL Baru ....................................................................... 46 3.2.6 Clustering ............................................................................................. 49

Page 11: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

xi

3.3 Pengujian Sistem ......................................................................................... 58 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 60

4.1 Dokumen WSDL sebagai Data Uji ............................................................. 60 4.2 Langkah Uji Coba ....................................................................................... 62 4.3 WSDL Atomik ............................................................................................ 67 4.4 Pengujian Web Service Atomik ................................................................... 69 4.5 Clustering K-Means .................................................................................... 70

4.6 Pengujian Clustering ................................................................................... 71 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 76

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 76

5.2 Saran ............................................................................................................ 77 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78 LAMPIRAN .......................................................................................................... 81

Page 12: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arsitektur client-server ERP ............................................................... 9 Gambar 2.2 Arsitektur Web Service ..................................................................... 13 Gambar 2.3 Komponen Web Service .................................................................... 14 Gambar 2.4 Implementasi Web Service secara Bottom-Up .................................. 16

Gambar 2.5 Elemen-Elemen WSDL ..................................................................... 17 Gambar 2.6 Elemen Types .................................................................................... 18 Gambar 2.7 Elemen Message ................................................................................ 19

Gambar 2.8 Elemen PortType dan Operation....................................................... 20 Gambar 2.9 Elemen Bnding .................................................................................. 22 Gambar 2.10 Elemen Service ................................................................................ 23 Gambar 2.11 Contoh Clustering Dokumen .......................................................... 26

Gambar 2.12 Hierarchical Clustering dan Partitional Clustering ....................... 26 Gambar 2.13 K-Means Clustering ........................................................................ 28 Gambar 2.14 Flowchart Algoritma K-Means Clustering ..................................... 29 Gambar 3.1 Perancangan Sistem........................................................................... 32

Gambar 3.2 Contoh File WSDL.xml .................................................................... 33 Gambar 3.3 ERD Database webservice................................................................ 37

Gambar 3.4 Form Input Data Web Service ........................................................... 37

Gambar 3.5 Source Code Simpan Data Web Service ............................................ 38

Gambar 3.6 Source Code Parsing Dokumen WSDL............................................ 39 Gambar 3.7 Flowchart Parsing WSDL ................................................................ 40 Gambar 3.8 Source Code Simpan Elemen PortType dan Operation .................... 41

Gambar 3.9 Source Code Simpan Elemen Message ............................................. 42 Gambar 3.10 Memecah Atribut Operation Name Menjadi Class dan Function .. 43

Gambar 3.11 Mengambil Message Type Menjadi Tipe Data Output Web Service43 Gambar 3.12 Alur untuk Mendapatkan Fungsi dan Tipe Data ............................. 44 Gambar 3.13 Source Code Mendapatkan Function dari Elemen Operation ........ 45

Gambar 3.14 Source Code Mendapatkan Tipe Data Output Web Service ............ 46

Gambar 3.15 Source Code Generate WSDL ........................................................ 47

Gambar 3.16 Halaman Info Generate Service dengan NuSOAP ......................... 48

Gambar 3.17 WSDL Hasil Generate NuSOAP .................................................... 48 Gambar 3.18 Tahap Preprocessing ....................................................................... 49

Gambar 3.19 Source Code Tahap Tokenizing dan Stopword Removal ................. 50 Gambar 3.20 Source Code Proses Stemming ........................................................ 50 Gambar 3.21 Source Code Fungsi Pengindeksan ................................................. 52

Gambar 3.22 Source Code Fungsi Pembobotan ................................................... 53 Gambar 3.23 Source Code Fungsi Penentuan Cluster .......................................... 55 Gambar 3.24 Source Code Penentuan Nilai Centroid .......................................... 55 Gambar 3.25 Precision dan Recall........................................................................ 58 Gambar 4.1 Dokumen WSDL Web Service Kurikulum ....................................... 61

Gambar 4.2 Elemen Operation Web Service Kurikulum ...................................... 62 Gambar 4.3 Tampilan Awal Program ................................................................... 63

Gambar 4.4 Tampilan Halaman Simpan Web Service .......................................... 63 Gambar 4.5 Tampilan Halaman Daftar Data Web Service ................................... 64 Gambar 4.6 Tampilan Daftar Data Message ......................................................... 65

Page 13: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

xiii

Gambar 4.7 Tampilan Daftar Data Operation ...................................................... 65 Gambar 4.8 Tampilan Daftar Function dan Tipe Data Output ............................. 66

Gambar 4.9 Source Code Generate WSDL .......................................................... 67 Gambar 4.10 Tampilan Info Hasil Generate WSDL ............................................ 68 Gambar 4.11 Dokumen WSDL Hasil Generate ................................................... 68 Gambar 4.12 Requester/ Client ............................................................................. 69 Gambar 4.13 Hasil Request Client ........................................................................ 69

Gambar 4.14 Grafik Hasil Clustering ................................................................... 70 Gambar 4.15 Grafik Nilai Precision Antar Cluster .............................................. 73 Gambar 4.16 Grafik Nilai Recall Antar Cluster ................................................... 73

Gambar 4.17 Nilai Rata-Rata Precision, Recall, dan Accuracy ........................... 74

Page 14: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel tb_webservice ............................................................................. 34 Tabel 3.2 Tabel tb_porttype .................................................................................. 34 Tabel 3.3 Tabel tb_operation ................................................................................ 35 Tabel 3.4 Tabel tb_message .................................................................................. 35

Tabel 3.5 Tabel tb_message_isi ............................................................................ 35 Tabel 3.6 Tabel tb_method ................................................................................... 36 Tabel 3.7 Tabel Data Web Service Atomik ........................................................... 36

Tabel 3.8 Contoh Data Operation Setelah Dilakukan Tokenizing ........................ 50 Tabel 3.9 Data Panjang Vektor Dokumen ............................................................ 55 Tabel 3.10 Nilai Awal Pusat Cluster .................................................................... 56 Tabel 3.11 Hasil Clustering .................................................................................. 57

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Precision, Recall, dan Akurasi pada Iterasi Pertama

............................................................................................................................... 72 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Precision, Recall, dan Akurasi pada Iterasi Kedua . 72 Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Precision, Recall, dan Akurasi pada Iterasi Ketiga . 72

Page 15: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

xv

ABSTRAK

Wulan, Fian Risdia. 2017. Clustering Hasil Dekomposisi Web Service pada

Enterprise Resource Planning Pondok Pesantren Menggunakan Parsing Web

Services Description Language dan K-Means Clustering. Skripsi. Jurusan Teknik

Infomatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang.

Pembimbing: (I) M. Ainul Yaqin, M.Kom dan (II) Syahiduz Zaman, M.Kom

Web Service merupakan sistem software yang saling berinteraksi untuk tujuan

pertukaran data melalui jaringan. Web service pada ERP Pondok Pesantren disusun

berdasarkan aktivitas-aktivitas dalam workflow yang diimplementasikan ke dalam

beberapa method. Web service yang memiliki beberapa method disebut web service

komposit. Web service komposit kurang mencerminkan operasi yang dimilikinya,

sehingga sulit untuk menemukan web service dengan fungsi yang spesifik. Dengan

demikian, web service perlu disedehanakan melalui proses dekomposisi.

Dekomposisi web service merupakan suatu cara memecah web service komposit

menjadi web service atomik.

Dekomposisi dilakukan dengan melakukan parsing dokumen WSDL untuk

mendapatan elemen portype, operation, dan message. Berdasarkan atribut

operation name, didapatkan class dan function yang digunakan oleh web service.

Tipe data output yang digunakan dalam web service diperoleh dari atribut message

type. Function dan tipe data output digunakan untuk generate WSDL baru. Hasil

dekomposisi dikelompokkan menggunakan k-means clustering berdasarkan fungsi

web service atomik, parameter input, dan tipe data output. Proses dekomposisi

menjadikan web service komposit menjadi lebih sederhana dengan membentuk web

service atomik yang dideskripsikan dalam WSDL yang memiliki satu operation.

Dengan demikian, web service atomik lebih spesifik terhadap operasi yang

digunakan. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, proses clustering web service

atomik menggunakan k-means clustering memiliki nilai precision 33%, recall 67%,

dan accuracy 33%.

Kata Kunci: clustering, dekomposisi, k-means, web service, WSDL

Page 16: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

xvi

ABSTRACT

Wulan, Fian Risdia. 2017. Clustering the Result of Web Service Decomposition

on Enterprise Resource Planning Pondok Pesantren Using Parsing Web Service

Description Language and K-Means Clustering. Thesis. Department of Informatic

Engineering. Faculty of Science and Technology. State Islamic University of

Maulana Malik Ibrahim Malang.

Adviser: (I) M. Ainul Yaqin, M.Kom and (II) Syahiduz Zaman, M.Kom

Web Service is a software system for the purpose of interacting data exchange

over the network. Web services on ERP Pondok Pesantren drawn up based on the

activities in the workflow are implemented into some methods. Web service which

has some methods is called a composite web service. Composite web

service operations that reflectless, making it difficult to find web services with

specific functionalities. Thus, the web service needs to be simplified through the

decomposition process. The decomposition of the web service is a way of breaking

down of a composite web service into an atomic web service.

The decomposition is performed by doing parsing WSDL documents for

element for portype, operation, and messages. Based on attributes of the operation

name, it brings class and function that is used by the web service. The output data

type is used in a web service is obtained from message type attribute.

Function and the output data type is used to generate a new WSDL. The results

of the decomposition are grouped using k-means clustering based on atomic web

service function, input parameters, and the data type of the output. The

decomposition process makes a composite web service into a simpler form with

a web service described in WSDL atomic that has one operation. Thus, the web

service more specific towards atomic operation used. Based on the testing that was

done, the process of clustering atomic web service using k-means clustering has a

value of precision 33%, recall 67%, and accuracy 33%.

Keywords: clustering, decomposition, k-means, web service, wsdl.

Page 17: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

xvii

ملخص البحث

حتلل ويب السرفيس على مدرسة داخلية لتخطيط املوارد نتيجة جتميع. 2017ووالن، فيان ريسداي. k- means .ابستخدام حتليل لغة وصف ويب السرفيس و )انتريفرس رصورج فالنيع( يف املؤسسة

clustering ان مال الدولة اإلسالمية موالأطروحة. قسم املعلوماتية. كلية العلوم والتكنولوجيا. جامعة .إبراهيم ماالنج شاهد الزمان ، املاجستري( II) حممد عني اليقني ، املاجستري،(I)املستشار:

هو نظام الربجميات اليت تتفاعل مع بعضها البعض لغرض تبادل البيا انت من ويب السرفيس

تريفرس رصورج )انموارد املؤسساتضمن ختطيط ويب السرفيس يتم تنفيذ تكنولوجيا خالل الشبكة.على ويب السرفيس يتم تنظيم .لدمج مجيع أنظمة املعلومات املستخدمة معهد الداخلية فالنيع(

سري العمل على أساس األنشطة يف معهد الداخلية )انتريفرس رصورج فالنيع(ختطيط موارد املؤسسات .ملركبةاويب السرفيس اليت هلا عدات طروق تسمى ويب السرفيس .اليت يتم تنفيذها يف عدات طروق

املركب هو أقل تعكس وظيفة املستخدمة، لذل جيب القيام به ويب السرفيس واحدة من عيوب يعمل التحلل على .املركبة يف الذريةويب السرفيس التحلل هو وسيلة لكسر ويب السرفيس .التحلل

.ة املستخدمةتبسيط ويب السرفيس لتكون أكثر حتديدا للوظيف (portype)للحصول على نوع العملية (WSDL) يتم التحلل عن طريق حتليل مستند وسدل

(output)ونوع بيا انت املخرجات املستخدمة (function)الرسالة للحصول على الدال ,، وعناصر

استنادا إىل k- means clustering يتم جتميع نتائج التحليل ابستخدام جتميع .ويب السرفيسيف ويب عملية التحلل جيعل .ومعامالت املدخالت وأنواع بيا انت املخرجات ويب السرفيسوظيفة ويب السرفيسوهكذا، تصبح .الذريويب السرفيس املركبة تصبح أبسط من خالل تشكيل السرفيس

ي ذر الويب السرفيس واستنادا إىل االختبار، فإن جتميع .أكثر انعكاسا لكل وظيفة مستخدمة ،33٪ (precision)بنسبة دقيقة قيمةله k-means clustering ابستخدام جتميع

.33٪ (accuracy)، ودقة67٪ (recall)واستدعاء

(WSDL)، وسدل السرفيس ويب ، -k ، التحلل، مينز(clustering): التجميعالكلمات الرئيسية

Page 18: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Web service merupakan sistem perangkat lunak (software) yang di desain

untuk mendukung interoperabilitas interaksi mesin ke mesin melalui sebuah

jaringan. Web service merupakan bagian dari software yang menggunakan standard

XML dalam sistem perpesanan melalui internet. XML digunakan untuk

mengkodekan semua komunikasi ke web service [1]. Web service tidak

terpengaruh oleh platform, sehingga software aplikasi yang ditulis dalam bahasa

pemrograman yang berbeda dan berjalan di platform yang berbeda dapat saling

bertukar data melalui jaringan. Sebuah web service di deskripsikan menggunakan

sebuah standard dan notasi XML formal yang disebut service description. Deskripsi

Web service diekspresikan dalam bentuk WSDL [2].

Web Services Description Language (WSDL) merupakan sebuah XML-

based language untuk mendeskripsikan web service. WSDL menyediakan service

yang mendeskripsikan service request dengan menggunakan protokol-protokol

yang berbeda. WSDL akan memfasilitasi komunikasi antar aplikasi dan

mendeskripsikan apa yang akan dilakukan oleh web service, bagaimana

menemukannya dan bagaimana untuk mengoperasikannya [3].

Penggunaan teknologi web service memiliki beberapa keuntungan,

diantaranya adalah web service menyediakan interoperabilitas antar berbagai

aplikasi perangkat lunak yang berjalan pada platform yang berbeda, web service

Page 19: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

2

mengijinkan perangkat lunak dan service dari perusahaan dan lokasi yang berbeda

untuk dikombinasikan, web service juga mengijinkan penggunaan kembali service

dan komponen di dalam suatu infrastruktur. Banyaknya keuntungan menggunakan

web servie membuat banyak perusahaan menerapkan web service pada sistem

informasinya. Salah satu sistem yang telah memanfaatkan teknologi web service

adalah Enterprise Resource Planning Pondok Pesantren untuk memudahkan

interaksi antar sistem informasi yang dimiliki. ERP Pondok Pesantren memiliki

beberapa sistem informasi yang saling terintegrasi, diantanya adalah sistem

informasi keuangan, akademik, kesantrian, kurikulum, akuntasi, kepegawaian, dan

lainnya [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11].

Pondok Pesantren yang digunakan sebagai objek penelitian adalah Pondok

Pesantren tipe D. Bedasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1979

tentang Bantuan Kepada Pondok Pesantren, Pondok Pesantren dikategorikan

sebagai berikut [12] :

1. Pondok Pesantren tipe A yaitu pondok yang seluruhnya dilaksanakan secara

tradisional.

2. Pondok Pesantren tipe B yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan

pengajaran secara klasikal (madrasi).

3. Pondok Pesantren tipe C yaitu pondok pesantren yang hanya merupakan

asrama sedangkan santrinya belajar di luar.

4. Pondok Pesantren tipe D yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan

sistem pondok pesantren dan sekaligus sistem sekolah atau madrasah.

Page 20: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

3

ERP Pondok Pesantren menggunakan arsitektur berbasis Service Oriented

Architecture (SOA) yang diimplementasikan ke dalam bentuk web service. SOA

merupakan model arsitektur untuk membuat aplikasi yang bersifat loose coupling,

sehingga dapat di-reuse. Aplikasi pada SOA dibangun berdasarkan pada servis,

yang merupakan implementasi dari fungsi bisnis yang sudah terdefinisi dengan

jelas dan dapat dikonsumsi oleh aplikasi lain maupun proses bisnis yang lain [13].

Dengan membangun aplikasi berbasis SOA, maka aplikasi tersebut akan lebih

mudah untuk diintegrasikan dan dimodifikasi apabila terjadi perubahan karena

setiap service yang ada sudah memiliki standar yang dapat di reuse dan digunakan

antar domain fungsi yang berbeda.

Web service pada ERP Pondok Pesantren disusun berdasarkan proses bisnis

yang dimodelkan menggunakan workflow. Workflow adalah suatu proses kerja yang

sistematis dimana dokumen atau informasi yang di buat dialirkan dari satu pihak ke

pihak yang lain berdasarkan aturan atau prosedur tertentu yang telah disepakati

bersama dalam sebuah organisasi/perusahaan, sehingga aplikasi dapat dibangun

sesuai dengan kebutuhan.

Pada ERP Pondok Pesantren, workflow yang dibuat memiliki beberapa

aktivitas, sehingga web service perlu menjalankan beberapa fungsi secara

bersamaan sesuai dengan aktivitas dan alur workflow tersebut. Aktivitas-aktivitas

dalam workflow diimplementasikan menjadi method-method web service.

Sehingga, satu web service memiliki beberapa method yang berfungsi untuk

menjalankan aktivitas-aktivitas sesuai workflow. Jika terdapat workflow baru

dengan proses bisnis atau aktivitas yang berbeda, maka aka nada beberapa method

Page 21: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

4

tidak digunakan. Hal ini menjadikan web service yang telah disusun sebelumnya

menjadi kurang fleksibel karena fungsi yang digunakan tidak langsung tercermin

dalam web service. Dampak lain yang ditimbulkan adalah kompleksitas waktu

pencocokan ketika dilakukan discovery menjadi tinggi. Untuk mengatasi

kekurangan tersebut, maka web service perlu disederhanakan menjadi web service

yang lebih sederhana melalui proses dekomposisi. Proses dekomposisi web service

yaitu proses penguraian web service komposit menjadi web service atomik.

Web service komposit merupakan web service yang memiliki beberapa

method, sedangkan web service atomik merupakan web service yang memiliki satu

method. Web service pada ERP Pondok Pesantren termasuk dalam web service

komposit karena satu web service memiliki beberapa method. Web service atomik

hasil dekomposisi dapat digunakan kembali untuk menyusun rangkaian web service

lain melalui proses komposisi berdasarkan workflow yang baru. WSDL digunakan

sebagai sumber data untuk proses dekomposisi. WSDL merupakan format XML

yang mendeskripsikan web service, sehingga WSDL berisi tentang informasi-

informasi yang berkaitan dengan bagaimana suatu web service bekerja dan

bagaimana mengaksesnya. WSDL mendeskripsikan lokasi service dan operasi

(methods) yang disediakan oleh web service.

Hasil dari proses dekomposisi kemudian dilanjutkan dengan proses clustering

atau pengelompokan web service menggunakan algoritma k-means clustering.

Salah satu keuntungan menggunakan k-means clustering adalah mampu

mengelompokkan objek besar dan pencilan objek dengan cepat, sehingga dapat

Page 22: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

5

mempercepat proses pengelompokan. Hasil proses clustering web service dapat

digunakan kembali untuk mempermudah proses discovery.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan

masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana cara mendapatkan web service atomik menggunakan parsing

WSDL?

2. Bagaimana melakukan clustering hasil dekomposisi web service?

1.3 Hipotesis

1. Dekomposisi web service pada ERP Pondok Pesantren dapat dilakukan dengan

parsing WSDL. Elemen yang diambil dari hasil parsing adalah operation dan

message. Operation name yang didapatkan digunakan sebagai dasar untuk

mendekomposisi web service. Tipe data diambil dari message type.

2. Hasil dekomposisi web service dapat dilakukan clustering berdasarkan

operation, parameter input, dan tipe data output menggunakan metode k-means

clustering.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Melakukan dekomposisi web service pada ERP Pondok Pesantren

menggunakan parsing WSDL.

Page 23: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

6

2. Melakukan clustering hasil dekomposisi web service menggunakan k-means

clustering.

1.5 Manfaat Penelitian

Dekomposisi web service yang dibangun diharapkan mampu :

1. Mengurangi kompleksitas waktu pencocokan dalam web service discovery.

2. Meningkatkan efisiensi penggunaan resource.

3. Mengelompokkan web service untuk mempermudah proses discovery.

1.6 Batasan Masalah

Pembahasan penelitian ini dibatasi oleh hal-hal berikut:

1. Web service yang digunakan adalah web service ERP Pondok Pesantren yang

telah dibangun pada penelitian sebelumnya.

2. Komponen web service yang digunakan untuk pengolahan data adalah

dokumen WSDL.

3. Web service yang digunakan dibangun dengan bahasa pemrograman PHP dan

library NuSOAP.

4. Dekomposisi web service menggunakan dokumen WSDL bagian server.

5. Clustering web service berdasarkan operation name, parameter input, dan tipe

data output.

Page 24: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

7

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, hipotesis, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi kajian pustaka yang berkaitan dengan penelitian, yaitu

mengenai ERP, Sistem Informasi, Perbedaan ERP dan Sistem Informasi, web

service, WSDL, dekomposisi, dan clustering.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan, alur penelitian,

rancangan sistem, rancangan database, dan pembuatan program.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil perancangan sistem serta pembahasan

keseluruhan dari penelitian.

BAB 5 PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan penelitian yang telah

dilakukan, serta berisi saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk

pengembangan aplikasi dekomposisi web service dan clustering web service pada

penelitian selanjutnya.

Page 25: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

8

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resouce Planning (ERP) sebagai suatu aplikasi terintegrasi yang

menjadi kerangka untuk mengubah dan membantu proses pembangunan fondasi

sIstem informasi di dalam suatu organisasi, baik terimplementasi dalam skala besar

maupun bertahap. Implementasi dari ERP harus didukung oleh proses BPR yang

tepat dan terkoordinasi dengan baik. Bussiness Process Reengineering (BPR)

merupakan suatu proses perubahan pola pikir yang bersifat fundamental serta

perancangan ulang setiap proses bisnis untuk tujuan mencapai perbaikan secara

dramatis dengan memperhitungkan biaya, kualitas, kecepatan, dan pelayanan yang

terbaik [14].

ERP menggunakan database tunggal dimana semua informasi terintegrasi di

dalam satu aplikasi dalam waktu yang sama. Hal ini menyababkan proses

perencanaan dan pengawasan dapat dilakukan di dalam organisasi dengan terpusat

dan menghindari tingkat penyimpangan dan meningkatkan konsistensi dari

informasi yang dihasilkan.

ERP merupakan aplikasi terintegrasi yang membutuhkan suatu arsitektur

infrastruktur tersendiri, sehingga ERP membutuhkan infrastruktur server dan

jaringan komunikasi. Secara umum, komponen infrastruktur server untuk aplikasi

ERP meliputi Presentation Server, Application Server, dan Database Server.

Arsitektur client-server ERP dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Page 26: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

9

Gambar 2.1 Arsitektur client-server ERP

Presentation server sering disebut juga aplikasi pemakai atau sumber input

pertama dari para pemakai dan juga bisa output yang dibutuhkan oleh pemakai, baik

dari tingkat manajemen bawah maupun atas. Application server berfungsi

mengitegrasikan semua fungsi-fungsi aplikasi dan mengakses database serta

menghubungkan presentation server atau langsung ke akses pemakai. Fungsi

koordinasi yang dilakukan oleh aplikasi ERP berguna untuk menghasilkan

informasi yang akurat, tepat, dan efektif. Database server berfungsi untuk

mengelola database tunggal dan melayani semua akses aplikasi yang bersifat

mengubah, menambah, dan menyimpan informasi yang ada.

Page 27: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

10

2.2 Perbedaan Enterprise Resource Planning dengan Sistem Informasi

ERP merupakan sistem informasi terintegrasi yang dapat mengakomodasikan

kebutuhan-kebutuhan sistem informasi secara spesifik untuk departemen-

departemen yang berbeda pada suatu perusahaan. ERP sendiri terdiri dari

bermacam-macam modul yang disediakan untuk berbagai kebutuhan dalam suatu

perusahaan, dari modul untuk keuangan sampai modul untuk proses distribusi.

Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang diberikan kepada sistem informasi

yang mendukung transaksi atau operasi sehari-hari dalam pengelolaan sumber daya

perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi dana, manusia, mesin, suku cadang,

waktu, material dan kapasitas [15].

Sedangkan menurut Robert A. Leitch, sistem informasi adalah suatu sistem

di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi

yang menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas, beberapa perbedaan antara ERP dan sistem

informasi adalah [16]:

1. ERP merupakan sistem informasi yang terintegrasi, sedangkan sistem

informasi saling berdiri sendiri dengan tujuan masing-masing.

2. ERP berfungsi untuk mengelola sumber daya organisasi dengan lebih efisien

dan terkoordinasi secara keseluruhan, sedangkan sistem informasi berfungsi

untuk meningkatkan aksesibilitas data yang ada secara efektif dan efisien

kepada pengguna tanpa perantara.

Page 28: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

11

3. ERP memiliki satu logical-database yang mengijinkan setiap departemen

dalam perusahaan untuk menyimpan dan mengambil data secara real-time,

berbeda dengan sistem informasi yang memiliki banyak database untuk

menyimpan data-datanya.

4. ERP berbasis client-server dan harus terkoneksi dengan jaringan, sedangkan

sistem informasi tidak harus terkoneksi dengan jaringan karena hanya

digunakan bagi satu pengguna.

2.3 Web Service

2.3.1 Definisi Web Service

Menurut W3C [1], Web service adalah sebuah sistem software yang

dirancang untuk mendukung interaksi dari mesin-ke-mesin melalui jaringan. Web

service menyediakan standar untuk melakukan interaksi antar aplikasi yang berbeda

yang berjalan pada berbagai platform dan atau framework. Sistem lain berinteraksi

dengan web service melalui cara yang telah ditentukan dan dideskripsikan

menggunakan pesan SOAP, biasanya disampaikan menggunakan HTTP dengan

serialisasi XML bersama dengan standar web lainnya.

Service yang disediakan oleh komponen Web Service umumnya berupa

operasi-operasi logika maupun operasi query yang dimanfaatkan oleh banyak client

(orang/program lain). Service tersebut dapat dimanfaatkan secara langsung dan

juga dapat dimanfaatkan oleh web service lain. Web service memiliki interface

yang dijelaskan dalam format machine-processable. Interface tersebut dijelaskan

dan di deskripsikan dalam Web Service Description Language (WSDL). Web

Page 29: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

12

service menggunakan XML untuk tag data, SOAP untuk transfer pesan, dan WSDL

untuk mendeskripsikan ketersediaan layanan. Beberapa kelebihan yang dimiliki

web service antara lain:

1. Loosely Coupled; setiap service bersifat independen atau berdiri sendiri dan

tiak bergantung pada service yang lain.

2. Ease of Integration; memudahkan dalam pengintegrasian data, sehingga lebih

mudah diatur.

3. Service Reuse; kode-kode dalam web service hanya didefinisikan sekali, tetapi

dapat digunakan berkali-kali.

4. Standardized Protocol; web service menggunakan protokol standar untuk

komunikasi. Semua lapisan menggunakan protokol yang didefinisikan dalam

layanan web stack protocol.

5. XML-Based; web service menggunakan XML untuk representasi data dan

lapisan transportasi data. Penggunaan XML menghilangkan jaringan, sistem

operasi, atau platform yang mengikat.

2.3.2 Arsitektur Web Service

Terdapat tiga peran utama dalam arsitektur web service, yaitu service

provider, service requestor, dan service registry [17].

Page 30: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

13

Gambar 2.2 Arsitektur Web Service

1. Service Provider

Service provider merupakan penyedia web service. Service provider

mengimplementasikan layanan dan membuatnya tersedia untuk digunakan.

Layanan di publish dengan service registry berdasarkn standar yang disebut

spesifikasi Universal Description, Discovery, and Integration (UDDI).

2. Service Requestor

Service requestor merupakan konsumen web service. Requestor menggunakan

web service yang ada dengan membuka koneksi jaringan dan mengirim permintaan

XML.

3. Service Registry

Service registry merupakan pusat direktori layanan yang menyediakan tempat

bagi developer untuk mempublikasikan layanan baru atau menemukan layanan-

layanan yang sudah ada. Requestor dapat menemukan layanan web service melalui

interface UDDI. Registri UDDI menyediakan WSDL dan URL (Uniform Resource

Locator) yang menunjuk ke layanan yang diinginkan.

Page 31: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

14

Operasi-operasi yang ada pada web service, antara lain :

1. Publish: Menerbitkan deskripsi layanan ke dalam registry agar layanan dapat

diakses.

2. Find: Service requestor mencari dan menemukan layanan yang dibutuhkan

secara langsung atau melalui query service registry.

3. Bind: Service requestor setelah menemukan layanan yang dicari, kemudian

melakukan binding ke service provider untuk melakukan interaksi dan

mengakses layanan (service) yang disediakan oleh service provider.

2.3.3 Komponen - Komponen Web Service

Gambar 2.3 Komponen Web Service

Secara keseluruhan web service memiliki 4 (empat) layer komponen seperti

pada Gambar 2.3, yaitu :

Layer 4

Service Publication and Discovery

UDDI

Layer 3

Service Description WSDL

Layer 2

XML Based Messaging SOAP

Layer 1

Common Internet Protocols HTTP, TCP/IP

Page 32: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

15

1. Layer 1: Protocol internet standart seperti HTTP dan TCP/IP.

2. Layer 2 : Simple Object Access Protocol (SOAP), adalah sebuah XML-based

mark-up language untuk pendeskripsiam pesan antar aplikasi. SOAP

mengatur bagaimana request dan respons dari suatu web services akan

bekerja.

3. Layer 3 : Web Service Description Language (WSDL) adalah sebuah XML-

based language untuk mendeskripsikan web service. WSDL menjelaskan

method-method apa saja yang tersedia dalam suatu web services, parameter

apa saja yang diperlukan untuk memanggil suatu method, dan apa hasil dari

method yang akan dipanggil.

4. Layer 4 : Universal Description Discovery and Integration (UDDI) adalah

sebuah service registry bagi pengalokasian web service. UDDI

mengkombinasikan SOAP dan WSDL untuk pembentukan sebuah registry

API bagi pendaftaran dan pengenalan service.

2.3.4 Pendekatan Implementasi Web Service

Terdapat dua pendekatan dasar yang digunakan dalam pembuatan web

service dari awal, yaitu [18]:

1. Pendekatan Bottom-Up

Kode yang mengimplementasikan operation di dalam service ditulis terlebih

dahulu. Kemudian deskripsi XML (WSDL) dibuat dan disimpan dalam UDDI.

Kode service diletakkan di dalam ‘wadah’ yang menyediakan interface yang

dibutuhkan untuk perpesanan, misalnya SOAP.

Page 33: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

16

2. Pendekatan Up-Bottom

Pendekatan ini menghasilkan XML sebelum diimplementasikan. Sehingga

service sepenuhnya dijelaskan dalam apa yang dilakukannya, bagaimana hal itu

dapat dipanggil dan apa yang dihasilkannya, namun sebenarnya tidak diterapkan.

Spesifikasi (WSDL) ini kemudian digunakan sebagai panduan penulisan kode

untuk implementasi service.

Gambar 2.4 Implementasi Web Service secara Bottom-Up

dan Up-Bottom

2.4 Web Services Description Language (WSDL)

WSDL menyediakan model dan format XML untuk mendeskripsikan layanan

yang ada pada web service. WSDL sering digunakan dalam kombinasi dengan

SOAP dan XML Schema untuk menyediakan web service. Sebuah program client

yang terhubung ke web service dapat membaca WSDL untuk menentukan fungsi

apa saja yang tersedia dalam server. Setiap tipe data yang digunakan tertanam

dalam file WSDL dalam bentuk XML Schema. Client kemudian dapat

menggunakan SOAP untuk memanggil salah satu fungsi yang ada dalam WSDL.

Page 34: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

17

WSDL digunakan untuk pertukaran informasi, mendeskripsikan bagaimana

mengakses sebuah web service dan operasi-operasi apa yang akan dilakukan.

WSDL memecah web service menjadi tiga elemen spesifik yang dapat digabungkan

atau digunakan kembali setelah ditentukan, yaitu types, operation, dan binding.

Dokumen WSDL memiliki berbagai elemen, tetapi hanya WSDL yang memiliki

ketiga elemen utaman diatas yang dapat dikembangkan sebagai dokumen terpisah,

kemudian dapat digabungkan atau digunakan kembali untuk membentuk fdokumen

WSDL yang lengkap. Elemen-elemen yang ada dalam dokumen WSDL

ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Elemen-Elemen WSDL

1. Types – Merupakan elemen untuk mendefinisikan tipe data yang digunakan

pada pesan web service dalam bentuk XML Schema, misalnya XSD.

<wsdl:types>

<s:schema elementFormDefault="qualified" targetNamespace="htt

p://www.webserviceX.NET">

<s:element name="GetWeather">

<s:complexType>

<s:sequence>

Page 35: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

18

<s:element minOccurs="0" maxOccurs="1" name="CityName" type="

s:string"/>

<s:element minOccurs="0" maxOccurs="1" name="CountryName" typ

e="s:string"/>

</s:sequence>

</s:complexType>

</s:element>

<s:element name="GetWeatherResponse">

<s:complexType>

<s:sequence>

<s:element minOccurs="0" maxOccurs="1" name="GetWeatherResult

" type="s:string"/>

</s:sequence>

</s:complexType>

</s:element>

<s:element name="GetCitiesByCountry">

<s:complexType>

<s:sequence>

<s:element minOccurs="0" maxOccurs="1" name="CountryName" typ

e="s:string"/>

</s:sequence>

</s:complexType>

</s:element>

<s:element name="GetCitiesByCountryResponse">

<s:complexType>

<s:sequence>

<s:element minOccurs="0" maxOccurs="1" name="GetCitiesByCount

ryResult" type="s:string"/>

</s:sequence>

</s:complexType>

</s:element>

<s:element name="string" nillable="true" type="s:string"/>

</s:schema>

</wsdl:types>

Gambar 2.6 Elemen Types

2. Message – Mendefiniskan parameter input dan output, serta nilai return.

Atribut message name menyediakan nama unik dan berbeda antara semua

pesan dalam WSDL. Atribut part name meneyediakan nama unik dan berbeda

dalam sebuah message. Atribut type merujuk pada XSD simpleType atau

complexType dalam elemen types.

<wsdl:message name="GetWeatherSoapIn">

<wsdl:part name="parameters" element="tns:GetWeather"/>

</wsdl:message>

<wsdl:message name="GetWeatherSoapOut">

Page 36: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

19

<wsdl:part name="parameters" element="tns:GetWeatherResponse"

/>

</wsdl:message>

<wsdl:message name="GetCitiesByCountrySoapIn">

<wsdl:part name="parameters" element="tns:GetCitiesByCountry"

/>

</wsdl:message>

<wsdl:message name="GetCitiesByCountrySoapOut">

<wsdl:part name="parameters" element="tns:GetCitiesByCountryR

esponse"/>

</wsdl:message>

<wsdl:message name="GetWeatherHttpGetIn">

<wsdl:part name="CityName" type="s:string"/>

<wsdl:part name="CountryName" type="s:string"/>

</wsdl:message>

<wsdl:message name="GetWeatherHttpGetOut">

<wsdl:part name="Body" element="tns:string"/>

</wsdl:message>

<wsdl:message name="GetCitiesByCountryHttpGetIn">

<wsdl:part name="CountryName" type="s:string"/>

</wsdl:message>

<wsdl:message name="GetCitiesByCountryHttpGetOut">

<wsdl:part name="Body" element="tns:string"/>

</wsdl:message>

<wsdl:message name="GetWeatherHttpPostIn">

<wsdl:part name="CityName" type="s:string"/>

<wsdl:part name="CountryName" type="s:string"/>

</wsdl:message>

<wsdl:message name="GetWeatherHttpPostOut">

<wsdl:part name="Body" element="tns:string"/>

</wsdl:message>

<wsdl:message name="GetCitiesByCountryHttpPostIn">

<wsdl:part name="CountryName" type="s:string"/>

</wsdl:message>

<wsdl:message name="GetCitiesByCountryHttpPostOut">

<wsdl:part name="Body" element="tns:string"/>

</wsdl:message>

Gambar 2.7 Elemen Message

3. PortType – Menggambarkan sekumpulan pesan yang dikirim dana tau diterima

layanan. Pesan-pesan terkait dikelompokkan ke dalam operation. Elemen

operation berisi seperangkat pesan input dan output. Sehingga elemen

portType berisi sekumpulan elemen operation. Pesan input dan output elemen

operation merujuk pada elemen message.

<wsdl:portType name="GlobalWeatherSoap">

<wsdl:operation name="GetWeather">

Page 37: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

20

<wsdl:documentation xmlns:wsdl="http://schemas.xmlsoap.org/ws

dl/">

Get weather report for all major cities around the world.

</wsdl:documentation>

<wsdl:input message="tns:GetWeatherSoapIn"/>

<wsdl:output message="tns:GetWeatherSoapOut"/>

</wsdl:operation>

<wsdl:operation name="GetCitiesByCountry">

<wsdl:documentation xmlns:wsdl="http://schemas.xmlsoap.org/ws

dl/">Get all major cities by country name(full /

part).</wsdl:documentation>

<wsdl:input message="tns:GetCitiesByCountrySoapIn"/>

<wsdl:output message="tns:GetCitiesByCountrySoapOut"/>

</wsdl:operation>

</wsdl:portType>

<wsdl:portType name="GlobalWeatherHttpGet">

<wsdl:operation name="GetWeather">

<wsdl:documentation xmlns:wsdl="http://schemas.xmlsoap.org/ws

dl/">

Get weather report for all major cities around the world.

</wsdl:documentation>

<wsdl:input message="tns:GetWeatherHttpGetIn"/>

<wsdl:output message="tns:GetWeatherHttpGetOut"/>

</wsdl:operation>

<wsdl:operation name="GetCitiesByCountry">

<wsdl:documentation xmlns:wsdl="http://schemas.xmlsoap.org/ws

dl/">Get all major cities by country name(full /

part).</wsdl:documentation>

<wsdl:input message="tns:GetCitiesByCountryHttpGetIn"/>

<wsdl:output message="tns:GetCitiesByCountryHttpGetOut"/>

</wsdl:operation>

</wsdl:portType>

<wsdl:portType name="GlobalWeatherHttpPost">

<wsdl:operation name="GetWeather">

<wsdl:documentation xmlns:wsdl="http://schemas.xmlsoap.org/ws

dl/">

Get weather report for all major cities around the world.

</wsdl:documentation>

<wsdl:input message="tns:GetWeatherHttpPostIn"/>

<wsdl:output message="tns:GetWeatherHttpPostOut"/>

</wsdl:operation>

<wsdl:operation name="GetCitiesByCountry">

<wsdl:documentation xmlns:wsdl="http://schemas.xmlsoap.org/ws

dl/">Get all major cities by country name(full /

part).</wsdl:documentation>

<wsdl:input message="tns:GetCitiesByCountryHttpPostIn"/>

<wsdl:output message="tns:GetCitiesByCountryHttpPostOut"/>

</wsdl:operation>

</wsdl:portType>

Gambar 2.8 Elemen PortType dan Operation

Page 38: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

21

4. Binding – Menggambarkan protokol yang digunakan untuk mengakses

portType serta format data untuk pesan yang telah ditetapkan oleh elemen

tertentu dalam porrType. Atribut name menyediakan nama yang unik dan

berbeda pada setiap elemen binding dalam sebuah dokumen WSDL.

<wsdl:binding name="GlobalWeatherSoap" type="tns:GlobalWeathe

rSoap">

<soap:binding transport="http://schemas.xmlsoap.org/soap/http

"/>

<wsdl:operation name="GetWeather">

<soap:operation soapAction="http://www.webserviceX.NET/GetWea

ther" style="document"/>

<wsdl:input>

<soap:body use="literal"/>

</wsdl:input>

<wsdl:output>

<soap:body use="literal"/>

</wsdl:output>

</wsdl:operation>

<wsdl:operation name="GetCitiesByCountry">

<soap:operation soapAction="http://www.webserviceX.NET/GetCit

iesByCountry" style="document"/>

<wsdl:input>

<soap:body use="literal"/>

</wsdl:input>

<wsdl:output>

<soap:body use="literal"/>

</wsdl:output>

</wsdl:operation>

</wsdl:binding>

<wsdl:binding name="GlobalWeatherSoap12" type="tns:GlobalWeat

herSoap">

<soap12:binding transport="http://schemas.xmlsoap.org/soap/ht

tp"/>

<wsdl:operation name="GetWeather">

<soap12:operation soapAction="http://www.webserviceX.NET/GetW

eather" style="document"/>

<wsdl:input>

<soap12:body use="literal"/>

</wsdl:input>

<wsdl:output>

<soap12:body use="literal"/>

</wsdl:output>

</wsdl:operation>

<wsdl:operation name="GetCitiesByCountry">

<soap12:operation soapAction="http://www.webserviceX.NET/GetC

itiesByCountry" style="document"/>

<wsdl:input>

<soap12:body use="literal"/>

</wsdl:input>

<wsdl:output>

Page 39: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

22

<soap12:body use="literal"/>

</wsdl:output>

</wsdl:operation>

</wsdl:binding>

<wsdl:binding name="GlobalWeatherHttpGet" type="tns:GlobalWea

therHttpGet">

<http:binding verb="GET"/>

<wsdl:operation name="GetWeather">

<http:operation location="/GetWeather"/>

<wsdl:input>

<http:urlEncoded/>

</wsdl:input>

<wsdl:output>

<mime:mimeXml part="Body"/>

</wsdl:output>

</wsdl:operation>

<wsdl:operation name="GetCitiesByCountry">

<http:operation location="/GetCitiesByCountry"/>

<wsdl:input>

<http:urlEncoded/>

</wsdl:input>

<wsdl:output>

<mime:mimeXml part="Body"/>

</wsdl:output>

</wsdl:operation>

</wsdl:binding>

<wsdl:binding name="GlobalWeatherHttpPost" type="tns:GlobalWe

atherHttpPost">

<http:binding verb="POST"/>

<wsdl:operation name="GetWeather">

<http:operation location="/GetWeather"/>

<wsdl:input>

<mime:content type="application/x-www-form-urlencoded"/>

</wsdl:input>

<wsdl:output>

<mime:mimeXml part="Body"/>

</wsdl:output>

</wsdl:operation>

<wsdl:operation name="GetCitiesByCountry">

<http:operation location="/GetCitiesByCountry"/>

<wsdl:input>

<mime:content type="application/x-www-form-urlencoded"/>

</wsdl:input>

<wsdl:output>

<mime:mimeXml part="Body"/>

</wsdl:output>

</wsdl:operation>

</wsdl:binding>

Gambar 2.9 Elemen Bnding

Page 40: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

23

5. Service – Berisi seperangkat port yang menyediakan service. Atribut name

menyediakan nama unik yang berbeda untuk setiap elemen service dalam

sebuah dokumen WSDL.

wsdl:service name="GlobalWeather">

<wsdl:port name="GlobalWeatherSoap" binding="tns:GlobalWeathe

rSoap">

<soap:address location="http://www.webservicex.com/globalweat

her.asmx"/>

</wsdl:port>

<wsdl:port name="GlobalWeatherSoap12" binding="tns:GlobalWeat

herSoap12">

<soap12:address location="http://www.webservicex.com/globalwe

ather.asmx"/>

</wsdl:port>

<wsdl:port name="GlobalWeatherHttpGet" binding="tns:GlobalWea

therHttpGet">

<http:address location="http://www.webservicex.com/globalweat

her.asmx"/>

</wsdl:port>

<wsdl:port name="GlobalWeatherHttpPost" binding="tns:GlobalWe

atherHttpPost">

<http:address location="http://www.webservicex.com/globalweat

her.asmx"/>

</wsdl:port>

</wsdl:service>

Gambar 2.10 Elemen Service

2.5 Dekomposisi Web Service

Dekomposisi web service merupakan suatu proses untuk memecah atau

mengurai suatu web service menjadi lebih kecil, atau mengurai web service yang

komposit menjadi atomik. Michiaki Tatsubori dan Kenichi Takahashi [19]

menjelaskan penggunan framework H2W sebagai framework untuk mengubah

aplikasi web menjadi web service tanpa mengubahnya. H2W digunakan untuk

membangun web service wrapper berdasarkan multi-paged web application. H2W

berkontribusi pada tahap ekstraksi layanan. Penulis mengusulkan model

dekomposisi berdasarkan page-transition dan model abstraksi akses halaman

Page 41: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

24

dengan propagasi konteks. Dekomposisi dimodelkan menggunakan blok yang

dapat digunakan secara fleksibel. Hasil dekomposisi dan abstraction digunakan

web service wrapper developer untuk mendeskripsikan workflow sederhana untuk

menentukan potongan service yang akan diambil. Dengan demikian, framework

H2W memungkinkan developer membuat service yang diinginkan berdasarkan

komponen layanan aplikasi web yang terdekomposisi dan terdeskripsi dengan

fleksibel.

Junichi Tatemura dan Wang Pin Hsiung [20] menggambarkan arsitektur

layanan dekomposisi melalui komputasi tepi untuk meningkatkan cacheability

layanan web e-commerce. Untuk meningkatkan cache dari web service, diusulkan

dekomposisi layanan melalui komputasi tepi, yang terdiri dari dua jenis

dekomposisi, yaitu dekomposisi management service dan dekomposisi konten.

Sebuah web service didekomposisi menjadi menjadi management service dan bare

service. Management service merupakan sebuah rangkaian layanan perantara yang

dijalankan pada server tepi. Bare service menyediakan fungsionalitas utama

aplikasi yang dipublikasikan sebagai web service sederhana. Fungsi caching

diperkenalkan sebagai salah satu management service.

S. Lagraa, et.al [21] menyajikan dua dekomposisi berdasarkan metode web

service matchmaking. Keuntungan utama mendekomposisi graph web service

menjadi sub-struktur yang lebih kecil adalah untuk mengurangi kompleksitas waktu

pencocokan. Algoritma yang diusulkan memperhitungkan karakteristik utama dari

graph web service : directed edges dan menggunakan graph matching tool yang

Page 42: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

25

efisien. Pada structural matching ditambahkan perhitungan semantic similarity

untuk meningkatkan presisi pencocokan.

2.6 Clustering

Tujuan utama dari metode klaster adalah pengelompokan sejumlah data atau

obyek ke dalam klaster (grup) sehingga dalam setiap klaster akan berisi data yang

semirip mungkin. Pada clustering, obyek yang mirip (jaraknya dekat) akan

ditempatkan dalam satu klaster dan membuat jarak antar klaster sejauh mungkin.

Ini berarti obyek dalam satu klaster sangat mirip satu sama lain dan berbeda dengan

obyek dalam klaster-klaster yang lain. Dalam teknik clustering, belum diketahui

berapa jumlah klaster dan bagaimana pegelompokannya. Clustering adalah salah

satu teknik unsupervised learning, dimana tidak ada fase learning sehingga tidak

perlu melatih metode tersebut. Pendekatan unsupervised learning adalah metode-

metode yang tidak membutuhkan label ataupun keluaran dari setiap data yang

diinvestigasi. Sebaliknya, supervised learning adalah metode yang memerlukan

training (melatih) dan testing (menguji). Contoh supervised learning adalah regresi,

Artificial Neural Network (ANN), analisis diskriminan (LDA), dan Support Vector

Machine (SVM) [22]. Salah satu penerapan supervised learning dengan

menggunakan ANN adalah untuk mengindentifikasi pertumbuhan tanaman zinnia

terhadap pengaruh pemberian variasi komposisi pupuk kompos dan NPK [23].

Page 43: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

26

Gambar 2.11 Contoh Clustering Dokumen

Terdapat dua pendekatan dalam clustering, yaitu partitioning clustering dan

hierarchical clustering. Dalam partitioning clustering obyek 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛

dikelompokkan ke dalam k klaster. Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan

pusat klaster awal, lalu dilakukan relokasi obyek berdasarkan kriteria tertentu

hingga dicapai pengelompokan yang optimum. Dalam hierarchical clustering,

diawali dengan membuat m klaster dimana setiap klaster beranggotakan satu obyek

dan berakhir dengan satu kalster dimana anggotanya adalah m obyek. Pada setiap

tahap dalam prosedurnya, satu klaster digabung dengan satu klaster yang lain.

Jumlah klaster yang diinginkan dapat dipilih dengan menentukan cut-off pada

tingkat tertentu [22].

Gambar 2.12 Hierarchical Clustering dan Partitional Clustering

Page 44: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

27

Pada penelitian ini, obyek yang digunakan dalam proses clustering adalah

dokumen WSDL. Proses clustering digunakan untuk mengidentifikasi web service

yang mirip secara fungsionalitas. Aparna Konduri [24] menggunakan algoritma

Agglomerative atau metode bottom-up Hierarchical Clustering. Setiap web service

diinisialisasikan pada sebuah cluster. Kemudian digunakan similarity matrix pada

training dataset untuk menentukan tetangga terdekat. Tetangga yang terdekat

kemudian tergabung dalam satu cluster. Proses ini diulang hingga semua web

service bergabung menjadi satu cluster.

S. Kumara, et.al [25] mengusulkan pendekatan hybrid menggunakan file

WSDL untuk mengelompokkan web service berdasarkan kemiripan fungsi dengan

men-generate ontologi melalui hidden semantic patterns dan digunakan complex

term untuk mengukur kemiripan web service. Algoritma clustering yang digunakan

adalah agglomerative yang merupakan metode bottom-up hierarchical clustering.

Algoritma ini dimulai dengan menetapkan setiap layanan pada cluster tersendiri.

Kemudian mulai menggabungkan cluster paling mirip, berdasarkan kedekatan

cluster di setiap iterasi hingga kriteria berhenti terpenuhi.

Khalid Elgazzar, et.al [26] mengusulkan teknik baru dalam melakukan

mining dokumen WSDL dan mengelompokkannya ke dalam kelompok web service

berdasarkan kesamaan fungsional. Pada dokumen WSDL dilakukan ekstraksi fitur

yang menggambarkan semantik dan perilaku web service, khususnya WSDL

content, WSDL types, WSDL message, WSDL port, dan web service name.

Algoritma clustring Quality Threshold (QT) digunakan untuk mengelompokkan

web service berdasarkan kemiripan lima fitur yang telah diekstraksi sebelumnya.

Page 45: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

28

2.7 K-Means Clustering

K-Means merupakan algoritma untuk membentuk cluster n objek

berdasarkan atribut menjadi k partisi, dimana k < n. Salah satu kelebihan metode k-

means diantaranya adalah mudah diimplementasikan dan mampu mengelompokan

objek besar dengan cepat sehingga mempercepat proses pengelompokan. Proses

pembentukan cluster menggunakan algoritma k-means dapat dilihat pada

Gambar 2.13.

Gambar 2.13 K-Means Clustering

Algoritma k-means merupakan algoritma pengelompokan iteratif yang

melakukan partisi sel data ke dalam sejumlah k cluster yang sudah ditetapkan

diawal. Proses iterasi pada metode k-means akan terus dilakukan hingga seluruh

objek tidak berpindah cluster. Nilai centroid yang diberikan di awal dapat

mempengaruhi hasil cluster jika nilainya berbeda (sensitif terhadap nilai centroid

awal).

Page 46: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

29

Gambar 2.14 Flowchart Algoritma K-Means Clustering

Gambar 2.14 menjelaskan langkah-langkah dalam algoritma k-means

clustering, yaitu:

1. Tentukan jumlah cluster k

Pada tahap ini, perlu ditentukan berapa jumlah cluster yang di kehendaki

sejumlah k cluster.

2. Tentukan nilai titik pusat cluster

Dalam menentukan nilai titik pusat cluster (centroid) untuk awal iterasi, nilai

awal centroid dapat dilakukan secara acak (random).

3. Hitung jarak objek ke titik cluster

Page 47: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

30

Untuk menghitung jarak tersebut salah satu rumus yang biasa digunakan yaitu

rumus perhitungan jarak Euclidean Distance. Euclidean Distance menghitung jarak

antara dua titik menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐷(𝑥2,𝑥1) = ‖𝑥2 − 𝑥1‖2 = √∑ (𝑥2𝑗 − 𝑥1𝑗)2𝑝

𝑗=1 (2.1)

Dimana:

D = jarak Euclidean; x1 = data ke – 1; x2 = data ke – 2; p = dimensi data

4. Kelompokkan objek berdasarkan jarak minimum

Objek dikelompokkan berdasarkan nilai yang terdekat dengan nilai centroid

(jarak terpendek dari suatu cluster).

5. Kembali ke tahap 2, lakukan perulangan

Tahap ini dilakukan ketika masih ada objek yang berpindah kelompok.

Perulangan dilakukan hingga nilai centroid yang dihasilkan tetap dan anggota

cluster tidak berpindah ke cluster lain.

Page 48: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

31

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian menjelaskan tentang alur dan mekanisme penelitian yang

dilakukan, yaitu gambaran umum sistem, sumber data, prosedur penelitian, dan

metode pengolahan data. Berikut penjelasan dari masing-masing mekanisme

penelitian:

3.1.1 Gambaran Umum Sistem

Sistem yang dibangun merupakan sistem yang berfungsi untuk melakukan

dekomposisi web service pada ERP Pondok Pesantren. Dekomposisi dilakukan

dengan melakukan parsing dokumen WSDL untuk mengambil elemen message,

portType, dan operation. Elemen operation dijadikan dasar untuk melakukan

proses dekomposisi dengan merubahnya menjadi function dan elemen message

diambil untuk memperoleh tipe data input dan output. Function dan tipe data output

digunakan untuk generate WSDL baru. Hasil dekomposisi kemudian di

kelompokkan berdasarkan kemiripan fungsi menggunakan algoritma k-means

clustering.

3.1.2 Sumber Data

Data yang digunakan diambil dari penelitian sebelumnya tentang web service

pada ERP Pondok Pesantren. Pondok Pesantren yang digunakan sebagai objek

Page 49: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

32

penelitian diantaranya adalah Pondok Pesantren Modern Al-Rifa’ie dan Pondok

Pesantren An-Nur.

Data yang diolah adalah dokumen WSDL yang berisi deskripsi dan informasi

yang ada di dalam web service. Dokumen WSDL diperoleh dengan menambahkan

“?wsdl” pada URL web service. Dokumen WSDL yang telah didapatkan kemudian

disimpan dalam file berekstensi xml.

3.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem digunakan untuk mempermudah dan menentukan

bagaimana sistem akan menyelesaikan masalah dalam penelitian. Pada tahap ini

diberikan gambaran tentang bagaimana sistem melakukan proses dekomposisi web

service dan clustering web service. Alur perancangan sistem dijelaskan dalam

Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

Page 50: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

33

3.2.1 Input Dokumen WSDL

Penelitian ini menggunakan dokumen WSDL sebagai masukan. Dokumen

WSDL yang telah didapatkan dengan memanggil URL web service kemudian

disimpan menjadi file berekstensi .xml. Proses ini diperlukan agar dokumen WSDL

dapat dilakukan parsing menggunakan bahasa pemrograman PHP untuk

mendapatkan elemen-elemen yang diperlukan.

<?xml version="1.0" encoding="ISO-8859-1"?><definitions

xmlns:SOAP-ENV="http://schemas.xmlsoap.org/soap/envelope/"

xmlns:xsd="http://www.w3.org/2001/XMLSchema"

xmlns:xsi="http://www.w3.org/2001/XMLSchema-instance"

xmlns:SOAP-ENC="http://schemas.xmlsoap.org/soap/encoding/"

xmlns:tns="urn:server"

xmlns:soap="http://schemas.xmlsoap.org/wsdl/soap/"

xmlns:wsdl="http://schemas.xmlsoap.org/wsdl/"

xmlns="http://schemas.xmlsoap.org/wsdl/"

targetNamespace="urn:server">

<types>

<xsd:schema targetNamespace="urn:server"

>

<xsd:import

namespace="http://schemas.xmlsoap.org/soap/encoding/" />

<xsd:import namespace="http://schemas.xmlsoap.org/wsdl/" />

<xsd:complexType name="TahunAjaran">

<xsd:all>

<xsd:element name="id_tahunajaran" type="xsd:int"/>

<xsd:element name="tahunajaran" type="xsd:string"/>

<xsd:element name="tglmulai" type="xsd:date"/>

<xsd:element name="thnmulai" type="xsd:date"/>

<xsd:element name="tglakhir" type="xsd:date"/>

<xsd:element name="thnakhir" type="xsd:date"/>

<xsd:element name="aktif" type="xsd:int"/>

<xsd:element name="keterangan" type="xsd:string"/>

</xsd:all>

Gambar 3.2 Contoh File WSDL.xml

Script <?xml version="1.0" encoding="ISO-8859-1"?> pada

Gambar 3.2 merupakan heading standar XML yang menunjukkan bahwa file

tersebut adalah format .xml. Tag <definitions> . . . </definitions>

merupakan root tag dalam file XML tersebut. Root tag memiliki child tag yang

Page 51: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

34

merupakan elemen-elemen WSDL, yaitu types, message, portType, binding, dan

service. File XML yang telah didapatkan kemudian di simpan ke dalam database.

3.2.2 Database Web Service

Penyimpanan data ke dalam database diperlukan untuk mempermudah

pengolahan data. Database yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tabel-

tabel sebagai berikut:

a. Tabel Data Identitas Web Service

Berfungsi untuk menyimpan identitas web service berupa nama, lokasi URL

WSDL, file WSDL dengan format .xml, dan nama folder setting. Katerangan kolom

tabel tb_webservice dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Tabel tb_webservice

Nama Kolom Tipe Data Lebar Key

id_webservice INTEGER 11 PRIMARY KEY

nama_webservice VARCHAR 200

url_wsdl VARCHAR 200

file_wsdl VARCHAR 200

nama_folder VARCHAR 50

b. Tabel Data Elemen PortType

Berfungsi untuk menyimpan data atribut elemen portType yaitu name.

Keteragan kolom tabel tb_porttype dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Tabel tb_porttype

Nama kolom Tipe data Lebar Key

id_porttype INTEGER 11 PRIMARY KEY

nama_porttype VARCHAR 200

id_webservice INTEGER 11 FOREIGN KEY

Page 52: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

35

c. Tabel Data Elemen Operation

Berfungsi untuk menyimpan data atribut elemen operation, yaitu name, input,

dan output. Tabel tb_operation berelasi dengan tabel tb_porttype. Keterangan tabel

tb_operation dapat dilihat pada tabel Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Tabel tb_operation

Nama Kolom Tipe Data Lebar Key

id_operation INTEGER 11 PRIMARY KEY

nama_operation VARCHAR 200

input VARCHAR 200

output VARCHAR 200

id_porttype INTEGER 11 FOREIGN KEY

d. Tabel Data Elemen Message

Berfungsi untuk menyimpan data atribut elemen message, yaitu name.

Keterangan tabel tb_message dapat dilihat pada tabel Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Tabel tb_message

Nama Kolom Tipe Data Lebar Key

id_message INTEGER 11 PRIMARY KEY

nama_message VARCHAR 200

id_webservice INTEGER 11 FOREIGN KEY

e. Tabel Data Elemen Message

Berfungsi untuk menyimpan data atribut elemen message, yaitu part dan type.

Tabel tb_message_isi berelasi dengan tabel tb_message. Keterangan tabel

tb_message_isi dapat dilihat pada tabel Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Tabel tb_message_isi

Nama Kolom Tipe Data Lebar Key

id_msg_isi INTEGER 11 PRIMARY KEY

part VARCHAR 200

tipe VARCHAR 200

id_porttype INTEGER 11 FOREIGN KEY

Page 53: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

36

f. Tabel Data Method

Berfungsi untuk menyimpan data nama folder lokasi penyimpanan file setting,

nama class, function, dan tipe data. Tabel tb_method berelasi dengan tabel

tb_operation dan tb_message. Keterangan tabel tb_message_isi dapat dilihat pada

tabel Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Tabel tb_method

Nama Kolom Tipe Data Lebar Key

id_method INTEGER 11 PRIMARY KEY

folder VARCHAR 50 FOREIGN KEY

class VARCHAR 50

id_operation INTEGER 11 FOREIGN KEY

fungsi VARCHAR 50

id_msg_out INTEGER 11 FOREIGN KEY

tipedata VARCHAR 50

id_msg_in INTEGER 11 FOREIGN KEY

g. Tabel Data Method

Berfungsi untuk menyimpan data nama web service atomic dan alamat URL

WSDL. Tabel tb_ws_atomik berelasi dengan tabel tb_method. Keterangan tabel

tb_ws_atomik dapat dilihat pada tabel Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Tabel Data Web Service Atomik

Nama Kolom Tipe Data Lebar Key

id_ws_atomik INTEGER 11 PRIMARY KEY

nama_ws_atomik VARCHAR 200

url_wsdl_atomik VARCHAR 200

id_method INTEGER 11 FOREIGN KEY

Hubungan relasi antar tabel di dalam database webservice dimodelkan dalam

Entity Relationship Diagram (ERD) pada Gambar 3.3.

Page 54: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

37

Gambar 3.3 ERD Database webservice

Proses input data dilakukan melalui halaman simpan web service dengan

memasukkan keterangan nama web service, alamat URL WSDL, nama folder

setting, dan file WSDL.xml seperti pada Gambar 3.4. Folder setting merupakan

folder tempat penyimpanan script fungsi-fungsi PHP untuk membangun web

service.

Gambar 3.4 Form Input Data Web Service

Page 55: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

38

$nama_ws = $_POST['nama_ws'];

$url = $_POST['url'];

$folder = strtolower($_POST['folder']);

$file = $_FILES['file']['name'];

$file_tmp = $_FILES['file']['tmp_name'];

# Folder Tempat File

$path = "file/".$file;

# Simpan

if(move_uploaded_file($file_tmp, $path)) {

# Proses simpan ke db

$query = mysql_query("INSERT INTO tb_webservice

VALUES(NULL,'$nama_ws','$url','$file','$folder')");

}

Gambar 3.5 Source Code Simpan Data Web Service

Variabel $nama_ws, $url, $folder, $file di dapatkan dari inputan

user melalui halaman simpan pada Gambar 3.4. Variabel $path menunjukkan

lokasi direktori penyimpanan file .xml. Proses simpan dalam MySQL ditunjukkan

dalam query INSERT pada variabel $query dan disimpan kecdalam tabel

tb_webservice..

3.2.3 Parsing Data

Tahap parsing merupakan proses pemilahan elemen-elemen yang terdapat

pada WSDL untuk selanjutnya dilakukan pengolahan data. Pada penelitin ini

elemen-elemen yang ada di filter dan diambil elemen message, porttype, dan

operation. Proses parsing dalam penelitian ini menggunakan ekstensi PHP yaitu

simpleXML untuk mendapatkan data dari file xml. SimpleXML merupakan parser

berbasis pohon yang sesuai dengan struktur dokumen WSDL. Source code parsing

WSDL dapat dilihat pada Gambar 3.6

Page 56: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

39

$id = $_GET['id'];

$sql = mysql_query("SELECT * FROM tb_webservice WHERE

id_webservice = '".$id."'");

$data = mysql_fetch_array($sql);

$xml = simplexml_load_file("file/".$data['file_wsdl']);

foreach($xml->portType as $portType){

$nama_pt = $portType['name'];

$query = "INSERT INTO tb_porttype VALUES

(NULL,'$nama_pt','$id')";

$id_pt = mysql_insert_id();

foreach ($portType->operation as $operation) {

$nama_operation = $operation['name'];

$input = $operation->input['message'];

$output = $operation->output['message'];

$query2 = mysql_query("INSERT INTO tb_operation VALUES

NULL,'$nama_operation','$input','$output','$id_pt')");

}

}

Gambar 3.6 Source Code Parsing Dokumen WSDL

Variabel $sql pada Gambar 3.6 berisi query mysql untuk mengambil data

dalam tabel tb_webservice berdasarkan id_webservice. mysql_fetch_array()

berfungsi untuk mengambil data MySQL sehingga menjadi lebih fleksibel untuk

akses data. File WSDL.xml yang telah diambil dari database kemudian di parsing

menggunakan simpleXML. Script $xml->portType berfungsi untuk mengambil

elemen portType, kemudian di looping menggunakan perulangan foreach.

$portType['name']; yang berfungsi untuk mengambil nama portType. Elemen

operation merupakan child dari elemen portType, sehingga elemen operation

dipanggil setelah memanggil elemen portType. Script untuk mengambil elemen

operation yaitu $portType->operation.

Page 57: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

40

Gambar 3.7 Flowchart Parsing WSDL

Gambar 3.7 menunjukkan alur proses parsing XML ke PHP untuk

mengambil elemen-elemen yang ada dalam WSDL. Sebelum elemen message,

portType, dan operation disimpan ke dalam database, dilakukan pengecekan

Page 58: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

41

terhadap kelengkapan elemen pada dokumen WSDL terlebih dahulu. Proses

pengecekan ini memastikan bahwa dokumen WSDL yang diinputkan memiliki

elemen-elemen yang lengkap. Dalam penelitian ini, WSDL dianaggap lengkap jika

memiliki elemen types, message, portType, binding, dan service. Elemen dan

atribut message dimasukkan ke tabel tb_message, elemen dan atribut portType

dimasukkan ke tabel tb_porttype, elemen dan atribut operation dimasukkan ke tabel

tb_operation.

# Simpan PortType dan Operation

foreach($xml->portType as $portType){

$nama_pt = $portType['name'];

$query = "INSERT INTO tb_porttype VALUES

(NULL,'$nama_pt','$id')";

# Ambil ID Record Terakhir

if (mysql_query($query)){

$id_pt = mysql_insert_id();

foreach ($portType->operation as $operation) {

$nama_operation = $operation['name'];

$input = $operation->input['message'];

$output = $operation->output['message'];

$query2 = mysql_query("INSERT INTO tb_operation VALUES

(NULL,'$nama_operation','$input','$output','$id_pt')");

}

}

Gambar 3.8 Source Code Simpan Elemen PortType dan Operation

Pada Gambar 3.8 script foreach($xml->portType as

$portType)berfungsi untuk melakukan perulangan mengambil elemen portType.

Variabel $nama_pt= $portType['name']; berfungsi untuk mengambil

portType name yang kemudian disimpan menggunakan query INSERT dalam

variabel $query. $id_pt = mysql_insert_id(); berfungsi untuk

mengambil id terakhir data portType yang disimpan. Hal ini perlu dilakukan karena

Page 59: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

42

elemen operation merupakan child dari elemene porttype, sehingga tabel

tb_operation dapat mengambil id_porttype untuk berelasi dengan tabel tb_porttype.

Atribut elemen operation yang diambil berupa name, input, dan output.

Script yang digunakan adalah $nama_operation = $operation['name'];

untuk megambil atribut name, $input = $operation-

>input['message']; untuk mengambil atribut input, dan $output =

$operation->output['message'] untuk mengambil atribut output.

# Simpan Message

foreach ($xml->message as $message) {

$nama_msg = $message['name'];

$sql = "INSERT INTO tb_message VALUES(NULL,'$nama_msg','$id')";

# Mengambil ID record terakhir

if (mysql_query($sql)){

$id_msg = mysql_insert_id();

foreach ($message->part as $part){

$nama_part = $part['name'];

$tipe = $part['type'];

$sql2 = mysql_query("INSERT INTO tb_message_isi VALUES

(NULL,'$nama_part','$tipe','$id_msg')");

}

}

Gambar 3.9 Source Code Simpan Elemen Message

Atribut elemen message yang disimpan adalah name, part, dan type. Satu

elemen message dalam dokumen WSDL memiliki satu name yang unik dan

berbeda, dan memiliki satu atau lebih atribut part dan type. Sehingga, tabel

penyimpanan dipisah menggunakan relasi one to many. Atribut name disimpan

dalam tabel tb_message, sedangkan atribut part dan type disimpan dalam tabel

tb_message_isi berdasarkan id_message terakhir yang disimpan menggunakan

script $id_msg = mysql_insert_id(); seperti pada Gambar 3.9.

Page 60: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

43

3.2.4 Mendapatkan Fungsi dan Tipe Data

Pada tahap ini, data operation name hasil proses parsing diambil dari tabel

tb_operation kemudian diproses untuk menghilangkan karakter yang tidak perlu

dan menghilangkan kata pertama. Hasil proses ini adalah function web service.

Kemudian data message juga diproses, dihilangkan karakter yang tidak penting.

Tipe data yang diingankan adalah tipe data output dari web service, sehingga tipe

data yang diambil adalah tipe data dari messageResponse. Hal ini berkaitan dengan

atribut output elemen operation yang berkaitan dengan elemen messageResponse.

Function dan tipe data output yang telah diperoleh kemudian dipetakan

berdasarkan kecocokan antara operation name dengan message response,

kemudian disimpan dalam tabel tb_method. Setiap operation memiliki satu output

yang berasal dari messageResponse, alur dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Operation Name

kegiatan.getTahunAjaran

kegiatan getTahunAjaran

Class Function

Gambar 3.10 Memecah Atribut Operation Name Menjadi Class dan Function

Message Name Message Type

kegiatan.getTahunAjaranResponse tns:TahunAjaranArray

Tipe Data Output Array

Gambar 3.11 Mengambil Message Type Menjadi Tipe Data Output Web Service

Gambar 3.10 menunjukkan bahwa atribut name pada elemen operation dapat

dipecah menjadi class dan function web service. Pada Gambar 3.11 ditunjukkan

Page 61: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

44

bahwa atribut type pada elemen messageResponse menunjukkan tipe data output

web service yaitu berupa array.

Gambar 3.12 Alur untuk Mendapatkan Fungsi dan Tipe Data

Page 62: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

45

mysql_query("TRUNCATE TABLE tb_method");

# Mengambil Fungsi

$dataOpt = mysql_query("SELECT * FROM

tb_operation,tb_porttype,tb_webservice WHERE

tb_operation.id_porttype=tb_porttype.id_porttype

AND

tb_porttype.id_webservice=tb_webservice.id_webservice

ORDER BY tb_operation.id_operation ASC");

while ($data = mysql_fetch_array($dataOpt)) {

$folder = $data['nama_folder'];

$id_opt = $data['id_operation'];

$nama_opt = $data['nama_operation'];

$opt = str_replace(".", " ", $nama_opt);

$method = explode(" ", $opt);

$kelas = $method[0];

$fungsi = $method[1];

$save = mysql_query("INSERT INTO tb_method VALUES

(NULL,'$folder','$kelas','$id_opt','$fungsi','','')");

}

Gambar 3.13 Source Code Mendapatkan Function dari Elemen Operation

Source code pada Gambar 3.13 memiliki variable $dataOpt yang

berfungsi untuk mengambil data dari tabel tb_operation, tb_porttype, dan

tb_webservice. Script $folder = $data['nama_folder']; berfungsi untuk

mengambil data nama folder setting dalam tabel tb_webservice. Script $id_opt =

$data['id_operation']; $nama_opt = $data['nama_operation'];

berfungsi untuk mengambil id_operation dan nama_operation di dalam

tb_operation. Data nama operation dipecah menggunakan explode(). Array ke-

0 merupakan nama class, sedangkan array ke-1 merupakan nama function.

Kemudian data disimpan menggunakan query INSERT ke dalam tb_method

melalui variable $save.

$dataMsg = mysql_query("SELECT * FROM tb_message_isi, tb_message

WHERE nama_message LIKE '%response' AND

tb_message_isi.id_message=tb_message.id_message

GROUP BY tb_message.id_message ASC");

Page 63: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

46

$id = 1;

while ($hasil = mysql_fetch_array($dataMsg)) {

$id_msg = $hasil['id_message'];

$tipedata = $hasil['tipe'];

$msg = str_replace(":", " ", "$tipedata");

$tp_data = explode(" ", $msg);

$tipe = $tp_data[1];

if($tipe != 'string' && 'int'){

$sub_kata = substr($tipe, -5);

$td = strtolower($sub_kata);

} else{

$td = $tipe;

}

$idd = $id++;

$update = mysql_query("UPDATE tb_method SET

id_msg_out='$id_msg',tipedata='$td'

WHERE id_method='$idd'");

}

Gambar 3.14 Source Code Mendapatkan Tipe Data Output Web Service

Source code pada Gambar 3.14 memiliki variable $dataMsg yang

berfungsi untuk mengambil data dari tabel tb_message_isi dan tb_message. Script

$id_msg = $hasil['id_message']; dan $tipedata =

$hasil['tipe']; berfungsi untuk mengambil data id_message dan tipe data.

Data $tipedata dipecah menggunakan explode() dan diambil array ke-1 yang

merupakan jenis tipe data output.. Kemudian data disimpan menggunakan query

UPDATE ke dalam tb_method melalui variable $update.

3.2.5 Pembuatan WSDL Baru

Pada penelitian sebelumnya WSDL di generate menggunakan library

NuSOAP, sehingga dalam penelitian ini juga memanfaatkan library NuSOAP

untuk proses generate WSDL. Function dan tipe data yang diperoleh dari proses

sebelumnya ditulis ke dalam script php untuk memanggil function-function

Page 64: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

47

program. Contoh script yang digunakan untuk memanggil function terdapat pada

Gambar 3.15.

<?php

include ("folder/setting.php");

$SOAP = new class('nama class');

$SOAP->registerFunction('function',"output");

$SOAP->execute();

?>

Gambar 3.15 Source Code Generate WSDL

Gambar 3.15 menunjukkan script include ("folder/file.php");

menyertakan dan mengevaluasi file setting yang telah disimpan dalam

tb_webservice. Script $SOAP = new class('nama class'); berisi nama

kelas yang datanya diambil dari tabel tb_method. Script $SOAP-

>registerFunction('function',"output"); mengambil data dari tabel

tb_method berupa fungsi dan tipe data output yang telah didapatkan sebelumnya

pada Gambar 3.13 dan Gambar 3.14. Ketika script dijalankan di browser, NuSOAP

akan mengeksekusi method $this->server->configureWSDL di dalam file

setting untuk men-generate otomatis dokumen WSDL. Hasil generate WSDL baru

dapat dilihat pada Gambar 3.16 dan Gambar 3.17.

Page 65: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

48

Gambar 3.16 Halaman Info Generate Service dengan NuSOAP

Gambar 3.17 WSDL Hasil Generate NuSOAP

Page 66: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

49

3.2.6 Clustering

3.2.6.1 Preprocessing

Tahap pre-processing berguna untuk menyeleksi data yang akan diolah.

Tahap pre-processing penelitian ini digambarkan dalam blok diagram pada

Gambar 3.18.

Gambar 3.18 Tahap Preprocessing

Tahap tokenizing merupakan tahap pemotongan string input berdasarkan tiap

kata yang menyusunnya. Umumnya setiap kata terindentifikasi atau terpisahkan

dengan kata yang lain oleh karakter spasi, sehingga proses tokenizing

mengandalkan karakter spasi pada dokumen untuk melakukan pemisahan kata.

Tahap stopword removal atau filtering adalah proses pemilihan kata dan

untuk menghilangkan atau menghapus kata yang bersifat umum yang dianggap

tidak memiliki makna, misalnya “yang”,”di”, dan “ke”.

$listtanda = array(".",",",":",";","?","!","(",")");

foreach ($listtanda as $i => $value) {

$service = str_replace($listtanda, " ", $service);

}

$service = strtolower($service);

$query = mysql_query("SELECT * FROM tb_stopwords");

while($hasil = mysql_fetch_array($query)){

$stoplist[] = trim($hasil['stopword']);

}

$kata = explode(" ", $service);

$jml_kata = count($kata)-1;

for ($i=0; $i<=$jml_kata; $i++){

if (in_array($kata[$i], $stoplist)) {

unset($kata[$i]);

}

Page 67: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

50

}

$service = implode(" ",$kata);

$service = strtolower(trim($service));

Gambar 3.19 Source Code Tahap Tokenizing dan Stopword Removal

Variabel $listtanda pada Gambar 3.19 berisi daftar karakter yang akan

dihilangkan menggunakan fungsi str_replace(). Kemudian data dicek dan

dibandingkan dengan data stopword yang diambil dari database dalam variable

$query, jika data termasuk stopword maka data akan dihapus.

Tabel 3.8 Contoh Data Operation Setelah Dilakukan Tokenizing

1. kurikulum getMapel

2. kurikulum getMapelByDepartemen

3. kurikulum getSilabus

4. kurikulum getSilabusAll

5. kurikulum getSks

6. kurikulum rppbyidmapel

Tahap stemming adalah proses pengubahan bentuk kata menjadi kata dasar

atau tahap mencari root kata dari tiap kata hasil filtering. Sehingga setiap kata yang

memiliki imbuhan akan berubah menjadi kata dasar. Pada penelitian ini, algoritma

untuk proses stemming menggunakan algoritma Nazief & Adriani.

include_once 'aksi-stemming.php';

$hsl_stopword = preprocessing($service);

$kata = explode(" ", $hsl_stopword);

$jml_kata = count($kata)-1;

for($i=0; $i<=$jml_kata; $i++){

$kata[$i] = stemming($kata[$i]);

}

$service = implode(" ", $kata);

$service = strtolower(trim($service));

Gambar 3.20 Source Code Proses Stemming

Page 68: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

51

Pada Gambar 3.20 data hasil proses stopword removal dilakukan stemming

untuk mencari akar kata atau kata dasarnya. File stemming disertakan dalam script

include_once 'aksi-stemming.php';.

3.2.6.2 Pembobotan Kata

Data hasil proses preprocessing kemudian dihitung bobotnya menggunakan

metode TF-IDF. Menghitung TF (Term Frequency) yaitu dengan menghitung

frekuensi kemunculan term (t) pada dokumen (d). Semakin besar jumlah

kemunculan suatu term (TF tinggi) dalam dokumen, semakin besar pula bobotnya

sehingga akan memberikan nilai kesesuaian yang semakin besar. Menghitung DF

(Document Frequency) yaitu dengan menghitung banyaknya dokumen dimana

suatu term (t) muncul.

IDF (Invers Document Frequency) menunjukkan hubungan ketersediaan

sebuah term dalam seluruh dokumen. Semakin sedikit jumlah dokumen yang

mengandung term yang dimaksud, maka nilai IDF semakin besar. IDF (Invers

Document Frequency) dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

𝐼𝑑𝑓 = 1

𝑑𝑓 Atau 𝐼𝑑𝑓 = log (

𝑁

𝑑𝑓) (3.1)

Dimana N adalah jumlah semua dokumen dalam koleksi, df adalah jumlah

dokumen yang mengandung term. Sehingga pembobotan kata menggunakan TF-

IDF dapat dihitung menggunkan rumus:

𝑊𝑑𝑡 = 𝑡𝑓𝑑𝑡 × 𝑖𝑑𝑓𝑡 (3.2)

Page 69: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

52

Dimana d = dokumen ke-d; t = kata ke-t dari kata kunci; W = bobot dokumen

ke-d terhadap kata ke-t; tf = banyaknya kata yang dicari pada sebuah dokumen; dan

IDF = Inversed Document Frequency

Pembobotan dilakukan pada setiap term atau kata pada dokumen fungsi dan

parameter input. Proses pembobotan dilakukan dengan menghitung nilai TF

kemudian menghitung nilai IDF dari masing-masing term pada setiap dokumen.

$sql_opt = mysql_query("SELECT * FROM tb_method,tb_operation

WHERE tb_method.id_operation=tb_operation.id_operation

ORDER BY id_method");

$data = mysql_num_rows($sql_opt);

while($row = mysql_fetch_array($sql_opt)) {

$id = $row['id_operation'];

$service = $row['nama_operation'];

$service = kataDasar($service);

# simpan ke tb_index_opt

$opt = explode(" ", trim($service));

foreach ($opt as $j => $value) {

if ($opt[$j] != "") {

$hitung_term = mysql_query("SELECT count_opt FROM

tb_index_opt WHERE term_opt = '$opt[$j]' AND id_operation =

$id");

$jml_term = mysql_num_rows($hitung_term);

if ($jml_term > 0) {

$data_term = mysql_fetch_array($hitung_term);

$count = $data_term['count_opt'];

$count++;

mysql_query("UPDATE tb_index_opt SET count_opt = $count

WHERE term_opt = '$opt[$j]' AND id_operation = $id");

}

else {

mysql_query("INSERT INTO tb_index_opt (id_index_opt,

id_operation,term_opt,count_opt,bobot_opt)VALUES(NULL,'$id',

'$opt[$j]', 1,'')");

}

}

}

} Gambar 3.21 Source Code Fungsi Pengindeksan

Source code pada Gambar 3.21 berfungsi untuk melakukan proses

pengideksan dokumen. Pengindeksan dokumen dijalankan setelah melakukan

Page 70: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

53

proses preprocessing dan sebelum melakukan proses pembobotan. Pengindeksan

bertujuan mempermudah proses clustering dengan membuat daftar kata-kata atau term

yang merupakan ciri dari masing-masing dokumen. Indeks yang dihasilkan akan

dihitung nilai bobot setiap kata atau term sehingga dapat diketahui nilai bobot sebagai

representasi nilai pentingnya kata atau term tersebut dalam tiap dokumen dalam

database. Proses pengindeksan akan menghasilkan daftar indeks yang disimpan dalam

tabel tb_index. Dalam penelitian ini, dokumen yang dilakukan proses indeks adalah

fungsi, parameter input, dan tipe data darray. Data indeks fungsi disimpan dalam tabel

tb_index_opt, data indeks parameter input disimpan dalam tabel tb_index_in, dan tipe

data output disimpan dalam tabel tb_index_out. Pada proses pengindeksan, setiap data

diproses dengan menghitung kata atau term dan menyimpan jumlahnya di database

dalam tabel tb_index_opt. Jumlah term tiap dokumen akan digunakan untuk

menghitung bobot tiap kata atau term dalam dokumen.

$index = mysql_query("SELECT DISTINCT id_operation FROM

tb_index_opt");

$n = mysql_num_rows($index);

$sql_index = mysql_query("SELECT * FROM tb_index_opt ORDER BY

id_index_opt");

$hasil = mysql_num_rows($sql_index);

while($dt_index = mysql_fetch_array($sql_index)) {

$term = $dt_index['term_opt'];

$tf = $dt_index['count_opt'];

$id = $dt_index['id_index_opt'];

$hitung_term = mysql_query("SELECT Count(*) as N FROM

tb_index_opt WHERE term_opt = '$term'");

$hasil_term = mysql_fetch_array($hitung_term);

$NTerm = $hasil_term['N'];

$w = $tf * log($n/$NTerm);

$updateBobot = mysql_query("UPDATE tb_index_opt SET

bobot_opt = $w WHERE id_index_opt = $id");

}

Gambar 3.22 Source Code Fungsi Pembobotan

Page 71: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

54

Source code pada Gambar 3.22 menunjukkan perhitungan menggunakan TF

dan IDFuntuk mendapatkan nilai bobot dalam script $w = $tf *

log($n/$NTerm); dimana nilai $tf diambil dari $tf =

$dt_index['count_opt'];. Hasil perhitungan bobot menggunakan TF dan

IDF kemudian disimpan ke database seperti dalam variabel $updateBobot.

.

3.2.6.3 Pengelompokan Data Menggunakan K-Means Clustering

Pada penelitian ini, proses clustering dilakukan untuk mengetahui kemiripan

fungsionalitas antar data. Parameter yang digunakan adalah nama fungsi, parameter

input, dan tipe data output. Tahap pertama dalam proses clustering menggunakan

algoritma k-means adalah menentukan banyaknya cluster. Dalam penelitian ini,

jumlah cluster cluster ditentukan sebanyak tiga cluster . Kemudian menentukan

nilai centroid secara acak. Menghitung jarak nilai data dengan nilai centroid

menggunakan Euclidean distance. Setelah nilai jarak di dapatkan, data-data akan

memilih cluster yang memiliki nilai centroid dekat dengan nilai datanya.

Kemudian tentukan posisi centroids baru dengan cara menghitung nilai rata-rata

dari data-data yang memilih pada centroid sama. Jika pada iterasi selanjutnya nilai

centroid berubah, maka proses kembali pada menghitung nilai jarak data dengan

centroid hingga nilai centroid tidak berubah.

for ($i=0;$i<count($cls);$i++){

$jml = 0;

for ($j=0;$j<count($this->data);$j++){

$jml += pow(($this->data[$j] - $cls[$i][$j]),2);

}

$tmpC = sqrt($jml);

if ($c==null){

$c = $tmpC;

$tmpCluster = $i;

}

Page 72: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

55

if ($tmpC < $c){

$c = $tmpC;

$tmpCluster = $i;

}

}

$this->cluster = $tmpCluster;

Gambar 3.23 Source Code Fungsi Penentuan Cluster

for ($k=0;$k<count($this->centroidCluster[$i]);$k++){

if ($countObj>0){

$this->centroidCluster[$i][$k] = $x[$k]/$countObj;

}else{

echo “Terdapat ketidak sesuai Nilai Awal Cluster";

break;

}

}

Gambar 3.24 Source Code Penentuan Nilai Centroid

Source code pada Gambar 3.23 berfungsi untuk menghitung jarak antara nilai

objek dengan nilai centroid menggunakan Euclidean Distance seperti dalam

persamaan 2.1.

Penerapan perhitungan k-means clustering dengan tiga buah cluster dapat

dilihat pada Tabel 3.9. Diketahui data yang digunakan seperti pada Tabel 3.9,

dimana nilai X merupakan nilai panjang vektor operation name, nilai Y merupakan

panjang vektor parameter input, dan nilai Z merupakan nilai panjang vektor tipe

data output.

Tabel 3.9 Data Panjang Vektor Dokumen

No. X Y Z

1. 6,503 0 0,684

2. 7,061 2,589 0,684

3. 6,503 7,739 0,684

4. 7,061 0 0,684

5. 6,503 8,161 0,684

6. 7,061 7,167 0,684

7. 6,553 0 0,684

8. 6,553 4,199 0,684

Page 73: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

56

9. 6,553 0 0,684

10. 6,553 5,115 0,684

11.. 6,553 5,115 0,702

12 6,553 10,989 0,702

13. 6,553 9,201 0,702

14. 6,553 6,617 0,702

15. 6,553 5,808 0,684

Nilai pusat cluster (centroids) awal ditentukan secara random. Nilai awal

pusat cluster dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Nilai Awal Pusat Cluster

Cluster X Y Z

Cluster 1 6,503 0 0,684

Cluster 2 7,061 2,589 0,684

Cluster 3 6,503 7,739 0,684

Langkah selanjutnya adalah menghitung jarak antara nilai pusat cluster

dengan data menggunakan Euclidean Distance sesuai dengan rumus 2.1 berikut:

𝐷(𝑥2,𝑥1) = ‖𝑥2 − 𝑥1‖2 = √∑ (𝑥2𝑗 − 𝑥1𝑗)2𝑝

𝑗=1

Dimana, D = jarak Euclidean; x1 = nilai pusat cluster (centroid); x2 = nilai

data yang diuji; p = dimensi data.

1. Jarak dengan Cluster 1

𝐷1 = √(6,50342 − 6,50342)2 + (0,000 − 0,000)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 0

𝐷2 = √(7,06157 − 6,50342)2 + (2,58927 − 0,000)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 2,64874

𝐷3 = √(6,50342 − 6,50342)2 + (7,739 − 0,000)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 7,7393

𝐷4 = √(7,06157 − 6,50342)2 + (0,000 − 0,000)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 0,5582

𝐷5 = √(6,50342 − 6,50342)2 + (8,161 − 0,000)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 8,1610

Page 74: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

57

2. Jarak dengan Cluster 2

𝐷1 = √(6,50342 − 7,06157)2 + (0,000 − 2,58927)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 2,6487

𝐷2 = √(7,06157 − 7,06157)2 + (2,58927 − 2,58927)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 0

𝐷3 = √(6,50342 − 7,06157)2 + (7,739 − 2,58927)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 5,1802

𝐷4 = √(7,06157 − 7,06157)2 + (0,000 − 2,58927)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 2,5892

𝐷5 = √(6,50342 − 7,06157)2 + (8,161 − 2,58927)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 5,5996

3. Jarak dengan Cluster 3

𝐷1 = √(6,50342 − 6,50342)2 + (0,000 − 7,739)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 7,7393

𝐷2 = √(7,06157 − 6,50342)2 + (2,58927 − 7,739)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 5,1802

𝐷3 = √(6,50342 − 6,50342)2 + (7,739 − 7,739)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 0

𝐷4 = √(7,06157 − 6,50342)2 + (0,000 − 7,739)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 7,7594

𝐷5 = √(6,50342 − 6,50342)2 + (8,161 − 7,739)2 + (0,684179 − 0,684179)2 = 0,4216

Masing-masing data akan masuk ke dalam salah satu kelompok yang

memiliki jarak paling minimum dengan pusat cluster. Hasil perhitungan yang telah

dilakukan akan mendapatkan anggota-anggota cluster seperti pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Hasil Clustering

No. X Y Z Keanggotaan Cluster

1. 0 2,64874 7,7393 C1

2. 2,6487 0 5,1802 C2

3. 7,7393 5,1802 0 C3

4. 0,5581 2,5892 7,7594 C1

5. 8,1610 5,5996 0,4216 C3

6. 7,1885 4,5775 0,7995 C3

7. 0,0501 2,6386 7,7395 C1

8. 4,1989 1,6877 3,5410 C2

9. 0,0501 2,6386 7,7395 C1

10. 5,1152 2,5763 2,6248 C2

Page 75: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

58

11. 2,5763 2,5763 2,6249 C1

12. 10,9890 8,4149 3,2499 C3

13. 9,2013 6,6314 1,4628 C3

14. 6,6177 4,0602 1,1230 C3

15. 12,3116 3,2587 1,9318 C3

3.3 Pengujian Sistem

Pengukuran efektivitas suatu sistem temu kembali dapat dilakukan dengan

perhitungan terhadap nilai nilai Precision (ketepatan) dan Recall (perolehan).

Penelitian menggunakan nilai Precision dan Recall untuk menguji ketepatan

anggota cluster yang masuk di dalam suatu cluster. Dalam Fatkhul Amin [27],

dijelaskan bahwa nilai precision adalah proporsi dokumen relevan yang terambil

oleh sistem adalah relevan. Nilai recall adalah proporsi dokumen relevan yang

terambil oleh system. Nilai recall dan precision bernilai antara 0 sampai 1.

Nilai Sebenarnya

TRUE FALSE

Nilai

Prediksi

TRUE TP

(True Positive)

Hasil relevan

FP

(False Positive)

Hasil tidak relevan

FALSE FN

(False Negative)

Hasil tidak ditemukan

TN

(True Negative)

Hasil relevan yang tidak

ditemukan

Gambar 3.25 Precision dan Recall

Dari kedua nilai Recall dan Precison akan menentukan nilai Accuracy yang

kemudian didefenisikan sebagai tingkat kedekatan antara nilai prediksi dengan nilai

sesungguhnya. Setelah sistem selesai dirancang dan siap untuk digunakan, maka

akan dilakukan uji coba dan evaluasi sistem tersebut. Sehingga dapat diketahui

Page 76: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

59

tingkat efektivitas sistem dari hasil evaluasi menggunakan kombinasi Precision dan

Recall. Berdasarkan keterangan pada Gambar 3.25, dapat diketahui rumus

perhitungan menggunakan precision dan recall adalah sebagai berikut:

𝑃𝑟𝑒𝑐𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛 =𝑇𝑃

𝑇𝑃+𝐹𝑃 (3.3)

𝑅𝑒𝑐𝑎𝑙𝑙 =𝑇𝑃

𝑇𝑃+𝐹𝑁 (3.4)

𝐴𝑐𝑐𝑢𝑟𝑎𝑐𝑦 =𝑇𝑃+𝑇𝑁

𝑇𝑃+𝑇𝑁+𝐹𝑃+𝐹𝑁 (3.5)

Page 77: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

60

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan dari sistem yang telah

dibangun berdasar dari skenario pengujian. Pengujian sistem dilakukan dengan

memasukkan dokumen WSDL sebagai data uji, kemudian melakukan parsing.

Hasil parsing disimpan ke dalam database, mendapatkan function dan tipe data

output dari hasil parsing hingga melakukan proses clustering. Selanjutnya akan

dipaparkan hasil pengujian serta pembahasan dan evaluasi dari kinerja sistem pada

penelitian ini.

4.1 Dokumen WSDL sebagai Data Uji

Data uji yang digunakan adalah dokumen WSDL web service pada ERP Pondok

Pesantren. Dokumen WSDL yang digunakan diantaranya adalah dari web service

akademik, kesantrian, keuangan, kurikulum, akuntansi dan kepegawaian. Data yang

didapat kemudian disimpan dalam format .xml. Contoh dokumen WSDL yang

digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.1.

<?xml version="1.0" encoding="ISO-8859-1"?>

<definitions xmlns:SOAP-

ENV="http://schemas.xmlsoap.org/soap/envelope/" xmlns:xsd="http:

//www.w3.org/2001/XMLSchema" xmlns:xsi="http://www.w3.org/2001/X

MLSchema-instance" xmlns:SOAP-

ENC="http://schemas.xmlsoap.org/soap/encoding/" xmlns:tns="urn:s

erver" xmlns:soap="http://schemas.xmlsoap.org/wsdl/soap/" xmlns:

wsdl="http://schemas.xmlsoap.org/wsdl/"xmlns="http://schemas.xml

soap.org/wsdl/" targetNamespace="urn:server">

<types>

<xsd:schema targetNamespace="urn:server">

<xsd:import namespace="http://schemas.xmlsoap.org/soap/encoding/

"/>

<xsd:import namespace="http://schemas.xmlsoap.org/wsdl/"/>

<xsd:complexType name="getMapel">

Page 78: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

61

<xsd:all>

<xsd:element name="id_pelajaran" type="xsd:string"/>

<xsd:element name="nm_pelajaran" type="xsd:string"/>

<xsd:element name="id_departemen" type="xsd:int"/>

</xsd:all>

</xsd:complexType>

<xsd:complexType name="getMapelArray">

<xsd:complexContent>

<xsd:restriction base="SOAP-ENC:Array">

<xsd:attribute ref="SOAP-

ENC:arrayType" wsdl:arrayType="tns:getMapel[]"/>

</xsd:restriction>

</xsd:complexContent>

</xsd:complexType>

<xsd:complexType name="getMapelByDepartemen">

<xsd:all>

<xsd:element name="id_pelajaran" type="xsd:string"/>

<xsd:element name="nm_pelajaran" type="xsd:string"/>

<xsd:element name="id_departemen" type="xsd:int"/>

</xsd:all>

</xsd:complexType>

<xsd:complexType name="getMapelByDepartemenArray">

<xsd:complexContent>

<xsd:restriction base="SOAP-ENC:Array">

<xsd:attribute ref="SOAP-

ENC:arrayType" wsdl:arrayType="tns:getMapelByDepartemen[]"/>

</xsd:restriction>

</xsd:complexContent>

</xsd:complexType>

<xsd:complexType name="getSilabus">

<xsd:all>

<xsd:element name="id_silabi" type="xsd:string"/>

<xsd:element name="id_tingkat" type="xsd:int"/>

<xsd:element name="kd_matapelajaran" type="xsd:int"/>

<xsd:element name="materi_pokok" type="xsd:string"/>

<xsd:element name="indikator" type="xsd:string"/>

</xsd:all>

</xsd:complexType>

. . . . .

Gambar 4.1 Dokumen WSDL Web Service Kurikulum

<operation name="kurikulum.getMapel">

<documentation>Fetch array </documentation>

<input message="tns:kurikulum.getMapelRequest"/>

<output message="tns:kurikulum.getMapelResponse"/>

</operation>

<operation name="kurikulum.getMapelByDepartemen">

<documentation>Fetch array </documentation>

<input message="tns:kurikulum.getMapelByDepartemenRequest"/>

<output message="tns:kurikulum.getMapelByDepartemenResponse"/>

</operation>

Page 79: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

62

<operation name="kurikulum.getSilabus">

<documentation>Fetch array </documentation>

<input message="tns:kurikulum.getSilabusRequest"/>

<output message="tns:kurikulum.getSilabusResponse"/>

</operation>

<operation name="kurikulum.getSilabusAll">

<documentation>Fetch array </documentation>

<input message="tns:kurikulum.getSilabusAllRequest"/>

<output message="tns:kurikulum.getSilabusAllResponse"/>

</operation>

<operation name="kurikulum.getSks">

<documentation>Fetch array </documentation>

<input message="tns:kurikulum.getSksRequest"/>

<output message="tns:kurikulum.getSksResponse"/>

</operation>

<operation name="kurikulum.rppbyidmapel">

<documentation>Fetch array </documentation>

<input message="tns:kurikulum.rppbyidmapelRequest"/>

<output message="tns:kurikulum.rppbyidmapelResponse"/>

</operation>

Gambar 4.2 Elemen Operation Web Service Kurikulum

Pada Gambar 4.2 diketahui bahwa Web Service Kurikulum merupakan web

service komposit yang memiliki enam buah method/function yang di

representasikan menjadi enam elemen operation, yaitu kurikulum.getMapel,

kurikulum.getMapelByDepartemen, kurikulum.getSilabus, kurikulum.getSks,

kurikulum.getSilabusAll, dan kurikulum.rppbyidmapel.

4.2 Langkah Uji Coba

Pada tahap ini dilakukan uji coba program menggunakan antarmuka

(interface). Tampilan awal program berisi halaman awal atau dashboard dengan

menu web service, operation, message, method, dan clustering. Tampilan awal

program dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Page 80: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

63

Gambar 4.3 Tampilan Awal Program

Skenario berawal dari memasukkan indentitas web service ke dalam form

input. Data yang dimasukkan antara lain nama web service, nama folder setting,

alamat URL WSDL, dan file WSDL berekstensi .xml seperti pada Gambar 4.4. Data

yang dimasukkan tidak akan tersimpan jika terdapat alamat URL WSDL yang

sama. Daftar hasil proses simpan ditampilkan seperti pada Gambar 4.5.

Gambar 4.4 Tampilan Halaman Simpan Web Service

Page 81: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

64

Gambar 4.5 Tampilan Halaman Daftar Data Web Service

Setelah proses menyimpan identitas web service berhasil, langkah selanjutnya

adalah melakukan proses parsing elemen-elemen dokumen WSDL yang telah

disimpan sebelumya. Proses parsing dimulai dengan mengecek kelengkapan

elemen dokumen WSDL web service. Dokumen WSDL dianggap memiliki elemen

yang lengkap jika memiliki elemen types, message, porttype, binding, dan service.

Jika pengecekan sukses, proses parsing akan dilanjutkan dengan menyimpan

elemen message, porttype, dan operation ke dalam database. Hasil penyimpanan

elemen message dan operation ditunjukkan pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7.

Page 82: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

65

Gambar 4.6 Tampilan Daftar Data Message

Gambar 4.7 Tampilan Daftar Data Operation

Page 83: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

66

Data elemen message dan operation dijadikan bahan untuk dekomposisi web

service. Pada Gambar 4.7 Dapat diketahui bahwa atribut input dan output elemen

operation merujuk pada atribut message name. Input merujuk pada

messageRequest, sedangkan output merujuk pada messageResponse. Sehingga

dapat diketahui keterkaitan antar data operation dan message. Operation name

diolah untuk mendapatkan class dan function yang digunakan dalam web service.

MessageRequest diolah untuk mendapatkan tipe datanya. Data-data tersebut

kemudian disimpan dalam tb_method. Gambar 4.8 menunjukkan daftar data dari

tb_method.

Gambar 4.8 Tampilan Daftar Function dan Tipe Data Output

Data yang ada dalam tb_method kemudian digunakan untuk menulis script

PHP yang berfungsi utuk memanggil function web service. Setiap satu id_method

Page 84: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

67

menjadi satu file PHP. File PHP yang telah dibuat kemudian dijalankan di browser

untuk melihat apakah WSDL sukses di-generate atau belum. Jika generate sukses

cek apakah operation name sesuai dengan function yang dipanggil. Kemudian URL

WSDL yang baru di copy dan dimasukkan ke dalam form input data web service

atomik.

4.3 WSDL Atomik

Generate WSDL dilakukan dengan menuliskan script untuk memanggil

function dan tipe data output. Source code yang digunakan dapat dilihat pada

Gambar 4.9.

<?php

include ("setting/kurikulum.php");

$SOAP = new kurikulum('getMapel');

$SOAP->registerFunction('getSks',"array");

$SOAP->execute();

?>

Gambar 4.9 Source Code Generate WSDL

Ketika dijalankan di browser, maka WSDL akan ter-generate secara

otomatis. Info tentang WSDL yang di generate akan ditampilkan pada halaman

browser. Untuk mendapatkan dokumen WSDL, klik tulisan WSDL pada halaman

info dokumen WSDL seperti pada Gambar 4.10. Ketika tulisan WSDL di klik,

maka akan muncul dokumen WSDL hasil generate otomatis seperti pada

Gambar 4.11.

Page 85: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

68

Gambar 4.10 Tampilan Info Hasil Generate WSDL

Gambar 4.11 Dokumen WSDL Hasil Generate

Page 86: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

69

4.4 Pengujian Web Service Atomik

Pengujian web service dilakukan dengan membuat service client sederhana

untuk mengecek fungsi-fungsi dalam web service melalui WSDL. WSDL pada

Gambar 4.11 didapatkan dengan menambahkan “?wsdl” pada URL tujuan. Client

dapat mengakses file WSDL dengan mengakses URL yang berisi alamat

diletakkannya file WSDL tersebut. Untuk mengakses file WSDL, dapat

menggunakan konfigurasi seperti pada Gambar 4.12.

require_once('../nusoap-master/lib/nusoap.php');

$client = new

nusoap_client('http://localhost/ws/_kurikulum_anik/getMapel.php?

wsdl', true);

$status = $client->setCredentials("kurikulum",

"kurikulumpondok","basic");

$result = $client-

>call('kurikulum.getMapel',array('dbname'=>"annur01101"));

Gambar 4.12 Requester/ Client

Pada Gambar 4.12, $client menunjukkan di mana file WSDL tersebut

berada sehingga requester atau client dapat mengakses file tersebut.Ketika client

dijalankan, maka akan muncul data-data seperti pada Gambar 4.13 sesuai dengan

data yang diminta pada $result. Dengan demikian, WSDL atomik hasil proses

dekomposisi berfungsi dengan baik dapat digunakan kembali dalam proses

discovery dan komposisi.

Gambar 4.13 Hasil Request Client

Page 87: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

70

Dekomposisi web service membuat web service komposit menjadi lebih

sederhana dengan menjadikannya sebagai web service atomik. Web service atomik

memiliki WSDL yang memiliki informasi lebih spesifik tentang operasi yang

digunakan karena hanya memiliki satu elemen operation.

4.5 Clustering K-Means

Setelah data berhasil dilakukan dekomposisi menggunakan parsing, tahap

selanjutnya adalah mengelompokkan web service berdasarkan kemiripan

fungsionalitasnya. Data di cluster berdasarkan parameter nama function, parameter

input, dan tipe data output. Jumlah k ditentukan sebanyak tiga cluster. Data yang

digunakan dalam proses clustering berasal dari pembobotan kata menggunakan TF/

IDF, kemudian dihitung panjang vector tiap dokumen function, parameter input,

dan tipe data output. Nilai panjang vector digunkan sebagai inputan proses

clustering. Hasil proses clustering divisualkan dalam grafik menggunakan aplikasi

RapidMiner 5.3 seperti pada Gambar 4.14..

Gambar 4.14 Grafik Hasil Clustering

Page 88: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

71

Pada Gambar 4.14 data dibagi menjadi tiga kelompok cluster. Masing-

masing warna menggambarkan web service yang berasal dari perhitungan nilai

panjang vektor class dan function web service. Data yang memiliki kemiripan

secara fungsional berada pada keompok yang sama.

Penelitian mengenai dekomposisi web service merupakan pengembangan

dari penelitian tentang web service pada ERP Pondok Pesantren. Pemikiran dalam

penelitian ini muncul ketika ada workflow baru yang memiliki aktivitas-aktivitas

berbeda atau yang hanya memiliki beberapa aktivitas yang sama dengan aktivitas

workflow yang sudah ada akan disusun web service nya. Untuk menghindari adanya

method-method yang tidak terpakai dalam web service, maka web service pada ERP

Pondok Pesantren dilakukan proses dekomposisi atau penguraian berdasarkan

method-method yang digunakan. Proses dekomposisi menjadikan web service yang

besar menjadi lebih sederhana, sehingga lebih mencerminkan fungsi web service

secara langsung. Dengan demikian, web service dapat dilakukan proses komposisi

dengan lebih fleksibel dan dapat digunakan kembali sesuai dengan kebutuhan

workflow yang baru.

4.6 Pengujian Clustering

Berdasarkan skenario uji coba dalam proses clustering yang telah dijelaskan,

selanjutnya akan dilakukan hasil pengujian sistem. Uji coba sistem dalam penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui ketepatan anggota setiap cluster. Nilai precision

dan recall akan menunjukkan nilai relevansi dokumen yang ditemukan melalui

Page 89: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

72

iterasi cluster. Hasil pengujian precision, recall, dan accuracy setiap iterasi

menggunakan 100 data uji dapat dilihat dalam Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3.

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Precision, Recall, dan Akurasi pada Iterasi Pertama

ITERASI 1

No. Cluster Ret TP FP FN TN P R A

1. Cluster 1 100 47 53 0 0 0,47 1 0,47

2. Cluster 2 100 19 81 0 0 0,19 1 0,19

3. Cluster 3 100 34 66 0 0 0,34 1 0,34

Rata-rata 0,33 1 0,33

Ret = Retrieval, TP = True Positive, FP = False Positive, FN = False Negative, TN = True Negative,

P = Precision, R = Recall, A = Accuracy

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Precision, Recall, dan Akurasi pada Iterasi Kedua

ITERASI 2

No. Cluster Ret TP FP FN TN P R A

1. Cluster 1 100 0 100 0 0 0 0 0

2. Cluster 2 100 47 53 0 0 0,47 1 0,47

3. Cluster 3 100 53 47 0 0 0,53 1 0,53

Rata-rata 0,33 0,67 0,33

Ret = Retrieval, TP = True Positive, FP = False Positive, FN = False Negative, TN = True Negative,

P = Precision, R = Recall, A = Accuracy

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Precision, Recall, dan Akurasi pada Iterasi Ketiga

ITERASI 3

No. Cluster Ret TP FP FN TN P R A

1. Cluster 1 100 0 100 0 0 0 0 0

2. Cluster 2 100 0 100 0 0 0 0 0

3. Cluster 3 100 100 0 0 0 1 1 1

Rata-rata 0,33 0,33 0,33

Ret = Retrieval, TP = True Positive, FP = False Positive, FN = False Negative, TN = True Negative,

P = Precision, R = Recall, A = Accuracy

Pada Tabel 4.1 diketahui bahwa nilai rata-rata precision, recall, dan akurasi

masing-masing sebesar 0.33, 1, 0.33. Sehingga jika diubah kedalam nilai persen,

didapatkan nilai precision 33%, recall 100%, dan accuracy 33%. Pada Tabel 4.2

Page 90: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

73

diketahui bahwa nilai rata-rata precision, recall, dan accuracy masing-masing

sebesar 0.33, 0.67, 0.33. Sehingga jika diubah kedalam nilai persen, didapatkan

nilai precision 33%, recall 67%, dan accuracy 33%. Pada Tabel 4.3 diketahui

bahwa nilai rata-rata precision, recall, dan akurasi masing-masing sebesar 0,33.

Sehingga jika diubah kedalam nilai persen, di dapatkan nilai precision 33%, recall

33%, dan accuracy 33%. Sehingga nilai rata-rata precision 67%, recall 67%, dan

accuracy.

Gambar 4.15 Grafik Nilai Precision Antar Cluster

Gambar 4.16 Grafik Nilai Recall Antar Cluster

0,47

0 0

0,19

0,47

0

0,33

0,53

1

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

Iterasi 1 Iterasi 2 Iterasi 3

PRECISION

Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3

1

0 0

1 1

0

1 1 1

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

Iterasi 1 Iterasi 2 Iterasi 3

RECALL

Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3

Page 91: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

74

Gambar 4.17 Nilai Rata-Rata Precision, Recall, dan Accuracy

Pada Gambar 4.15 terlihat bahwa nilai precision cluster kesatu semakin

menurun, precision cluster kedua meningkat pada iterasi kedua dan menurun pada

iterasi ketiga. Cluster ketiga memiliki nilai precision yang meningkat disetiap

iterasi. Gambar 4.16 terlihat bahwa nilai recall ketiga cluster memiliki nilai yang

sama. Pada iterasi kedua, cluster kedua dan ketiga bernilai 1, sedangkan cluster

pertama benilai 0. Pada iterasi ketiga hanya cluster ketiga yang bernilai 1, cluster

pertama dan kedua benilai 0. Hasil clustering memiliki nilai rata-rata precision

33%, recall 67%, dan accuracy 33% seperti pada Gambar 4.17.

Dengan adanya proses dekomposisi web service, maka akan mempermudah

dan mempercepat pekerjaan, sehingga kita dapat melakukan pekerjaan lainnya

dengan lebih efektif. Allah SWT menyuruh umat Muslim untuk segera

menyelesaikan urusan yang lainnya, ketika satu urusan telah selesai dikerjakan. Hal

ini terdapat pada Q.S. Al-Insyirah ayat 7 yang bebunyi:

0,33 0,33 0,33 0,33

1

0,67

0,33

0,67

0,33 0,33 0,33 0,33

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

Rata-Rata Iterasi 1 Rata-Rata Iterasi 2 Rata-Rata Iterasi 3 Rata-Rata Total

PRECISION, RECALL, ACCURACY

Precission Recall Accuracy

Page 92: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

75

٧ نصب ٱفإذا فرغت ف Artinya: “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” (Q.S. Al-Insyirah ayat 7)

Dengan demikian, kita dapat menghemat waktu dalam hal penyusunan web

service baru dan pencarian web service. Islam menganjurkan agar manusia

memanfaatkan waktu dan kesempatan yang dimiliki agar tidak termasuk ke dalam

golongan orang-orang yang merugi. Hal ini tertulis dalam Al-Qur’an surat Al-Asr

ayat 1-3 yang berbunyi:

نسن ٱإن ١ لعص ٱو ين ٱإل ٢لف خس ل لحت ٱءامنوا وعملوا ل وتواصوا لص لق ٱب ب ٱوتواصوا ب ٣ لص

Artinya: “Demi masa (1). Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian

(2). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat

menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi

kesabaran (3).” (Q.S. Al-Asr ayat 1-3)

Page 93: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

76

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dokumen WSDL digunakan dalam proses dekomposisi untuk membentuk web

service atomik dengan memecah elemen operation melalui proses parsing

dokumen WSDL. Elemen operation dipecah untuk mendapatkan class dan

function dari web service, elemen mesageResponse mengandung tipe data

output web service. Generate WSDL atomik disusun dengan memanggil

function dan tipe data output. WSDL atomik hasil generate memiliki satu

operation yang berasal dari satu pemanggilan function dan tipe data output.

Web service atomik dideskripsikan dari WSDL atomik yang telah berhasil di

generate. Proses dekomposisi menjadikan web service komposit menjadi lebih

sederhana dengan membentuk web service atomik. Dengan demikian, web

service dapat diketahui fungsinya secara lebih spesifik.

2. Hasil dekomposisi di kelompokkan menggunakan algoritma k-means

clustering untuk mengetahui kemiripan secara fungsionalitas berdasarkan

fungsi, parameter input, dan tipe data output. Sebelum dikelompokkan, data

yang telah diolah dihitung masing-masing bobotnya menggunakan TF/IDF.

Hasil pembobotan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan panjang vector

dokumen. Hasil perhitungan panjang vektor digunakan untuk menghitung jarak

Page 94: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

77

antara pusat cluster dengan data dalam algoritma k-means clustering.

Pengujian proses clustering untuk nilai k = 3 dan iterasi sebanyak tiga kali

didapatkan nilai precision 33%, recall 67%, dan accuracy 33%.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Untuk pengembangan pembuatan web service baru, pemberian nama fungsi

hendaknya distandarkan berdasarkan aturan yang disepakati, sehingga hasil

proses preprocessing menjadi lebih akurat.

2. Penelitian ini perlu dikembangkan dan dilanjutkan dengan proses discovery

dan komposisi web service, sehingga hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan

secara maksimal.

3. Clustering yang telah dibuat perlu diuji kembali dengan nama fungsi yang telah

sesuai aturan, menambah parameter clustering, dan diuji menggunakan

algoritma clustering lain untuk menemukan hasil cluster yang paling sesuai.

Page 95: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

78

DAFTAR PUSTAKA

[1] D. Booth, H. Haas, F. McCabe, E. Newcomer, M. Champion, C. Ferris and

D. Orchard, “Web Services Architecture,” 2004.

[2] H. Kreger, “Web Services Conceptual Architecture (WSCA 1.0),” IBM

Software Group, vol. 5, pp. 6-7, May 2001.

[3] R. Chinnici, M. Gudgin, J.-J. Moreau and S. Weerawarana, “Web Services

Description Language (WSDL) Version 1.2,” pp. 1-60, 3 2003.

[4] A. Fajar, “Integrasi Sistem Informasi Akuntansi pada Enterprise Resource

Planning Pondok Pesantren Tipe D Menggunakan Service Oriented

Architecture,” Malang, 2017.

[5] M. F. Pratama, “Integrasi Sistem Informasi Keuangan pada Enterprise

Resource Planning Pondok Pesantren Tipe D Menggunakan Service

Oriented Architecture,” Malang, 2017.

[6] B. Syah, “Integrasi Sistem Informasi Kesantrian pada Enterprise Resource

Planning Pondok Pesantren Tipe D Menggunakan Service Oriented

Architecture,” Malang, 2017.

[7] M. Ubaidillah, “Integrasi Sistem Informasi Kepegawaian pada Enterprise

Resource Planning Pondok Pesantren Tipe D Menggunakan Service

Oriented Architecture,” Malang, 2017.

[8] A. Ma‟rifah, “Integrasi Sistem Informasi Kurikulum Pada Enterprise

Resource Planning Pondok Pesantren Tipe D Menggunakan Service

Oriented Architecture,” Malang, 2017.

[9] F. M. Alfaidah, “Integrasi Sistem Informasi Perencanaan Produksi pada

Enterprise Resource Planning Pondok Pesantren Tipe D Menggunakan

Service Oriented Architecture,” Malang, 2017.

[10] A. N. Putri, “Integrasi Sistem Informasi Sarana Prasarana pada Enterprise

Resource Planning Pondok Pesantren Tipe D Menggunakan Service

Oriented Architecture,” Malang, 2017.

Page 96: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

79

[11] M. E. Suprianto, “Integrasi Sistem Informasi Akademik pada Enterprise

Resource Planning Pondok Pesantren Tipe D Menggunakan Service

Oriented Architecture,” Malang, 2017.

[12] A. Saifuddin, “Eksistensi Kurikulum Pesantren dan Kebijkan Pendidikan,”

Jurnal Pendidikan Agama Islam, vol. 3, pp. 208-234, 2015.

[13] H. Alhamid, R. Sarno and D. Sunaryono, “Rancang Bangun Perangkat

Lunak Berorientasi Arsitektur Service (SOA) dengan Pendekatan

Workflow pada Portal untuk Sistem Enterprise Resource Planning,”

JURNAL TEKNIK POMITS, vol. 2, 2014.

[14] I. K. Widjaya, Enterprise Resource Planning, Yogyakarta: Graha Ilmu,

2012.

[15] S. Wibisono, “Enterprise Resource Planning (ERP) Solusi Sistem Informasi

Terintegrasi,” Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, Vols. X, No.3, pp.

150-159, September 2005.

[16] M. Mufidah, March 2016. [Online]. Available:

https://www.scribd.com/doc/303204423/Perbedaan-ERP-Dan-Sistem-

Informasi.

[17] K. Gottschalk, S. Graham, H. Kreger and J. Snell, “Introduction to Web

services architecture,” IBM SYSTEMS JOURNAL, vol. 41, pp. 170-177,

2002.

[18] N. Simpkins, “The Open University Digital Archive,” 2008. [Online].

Available: http://www.open.ac.uk/library/digital-archive/. [Accessed 28

January 2017].

[19] M. Tatsubori and K. Takahashi, “Decomposition and Abstraction of Web

Applications,” IEEE, 2006.

[20] J. Tatemura and W.-P. Hsiung, “Web Service Decomposition: Edge

Computing Architecture for Cache-Friendly E-commerce Applications,”

Electronic Commerce Research and Applications Vol. 5, pp. 57-65, 2005.

[21] S.Lagraa, H.Seba, R.Khennoufaand and H.Kheddouci, “A Graph

Decomposition Approach to Web Service Matchmaking,” in 7th

Page 97: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

80

International Conference on Web Information Systems and Technologies,

Noordwijkerhout, Netherlands, 2011.

[22] B. Santosa, Data Mining : Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperluan

Bisnis, 1 ed., Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

[23] Suhartono, H. Mochamad and M. H. Purnomo, “Integration of Artificial

Neural Network into Genetic L-System Programming based plant modeling

environment with mathematica,” International Journal of Academic

Research, vol. 3, no. 6, 2011.

[24] Konduri and Aparna, “Clustering of Web Services Based on Semantic

Similarity,” 2008.

[25] B. T. G. S. Kumara, I. Paik and W. Chen, “Web-Service Clustering with a

Hybrid of Ontology Learning and Information-Retrieval-Based Term

Similarity,” in 20th International Conference on Web Services, 2013.

s[26] K. Elgazzar, A. E. Hassan and P. Martin, “Clustering WSDL Documents to

Bootstrap the Discovery of Web Service,” ICWS 2010 - 2010 IEEE 8th

International Conference on Web Services, pp. 147--154, 2010.

[27] F. Amin, “Sistem Temu Kembali Informasi dengan Metode Vector Space

Model,” Jurnal Sistem Informasi Bisnis, vol. 02, pp. 78-83, 2012.

Page 98: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

81

LAMPIRAN

Data Web Service pada ERP Pondok Pesantren dan Nama Operation:

No. Nama Web Service Operation Name

1 Web Service Kurikulum kurikulum.getMapel

2 Web Service Kurikulum kurikulum.getMapelByDepartemen

3 Web Service Kurikulum kurikulum.getSilabus

4 Web Service Kurikulum kurikulum.getSilabusAll

5 Web Service Kurikulum kurikulum.getSks

6 Web Service Kurikulum kurikulum.rppbyidmapel

7 Web Service Kegiatan kegiatan.getTahunAjaran

8 Web Service Kegiatan kegiatan.selTahunAjaran

9 Web Service Kegiatan kegiatan.grafik

10 Web Service Kegiatan kegiatan.getDataRapat

11 Web Service Kegiatan kegiatan.getKalenderKegiatan

12 Web Service Kegiatan kegiatan.getKalenderKegiatanaktif

13 Web Service Kegiatan kegiatan.getKalenderKegiatanStatus

14 Web Service Kegiatan kegiatan.viewKalenderKegiatan

15 Web Service Kegiatan kegiatan.kegiatan_jatuh_tempo

16 Web Service Kegiatan kegiatan.getPengelolaan

17 Web Service Kegiatan kegiatan.getBOMachine

18 Web Service Kegiatan kegiatan.getBOMachineLPJ

19 Web Service Kegiatan kegiatan.getBOMaterial

20 Web Service Kegiatan kegiatan.getBOMaterialLPJ

21 Web Service Kegiatan kegiatan.getBOPerson

22 Web Service Kegiatan kegiatan.getBOPersonLPJ

23 Web Service Kegiatan kegiatan.getDanaPendapatan

24 Web Service Kegiatan kegiatan.getDanaPendapatanLPJ

25 Web Service Kegiatan kegiatan.getPengeluaran

26 Web Service Kegiatan kegiatan.getDanaPengeluaranLPJ

27 Web Service Kegiatan kegiatan.getDtTarif

28 Web Service Kegiatan kegiatan.addTahunAjaran

29 Web Service Kegiatan kegiatan.addDataRapat

30 Web Service Kegiatan kegiatan.addKalenderKegiatan

31 Web Service Kegiatan kegiatan.addPengelolaan

32 Web Service Kegiatan kegiatan.addBOMachine

33 Web Service Kegiatan kegiatan.addBOMaterial

34 Web Service Kegiatan kegiatan.addBOPerson

35 Web Service Kegiatan kegiatan.addDanaPendapatan

36 Web Service Kegiatan kegiatan.addPengeluaran

Page 99: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

82

No. Nama Web Service Operation Name

37 Web Service Kegiatan kegiatan.addDtTarif

38 Web Service Kegiatan kegiatan.updateDataRapat

39 Web Service Kegiatan kegiatan.updateTahunAjaran

40 Web Service Kegiatan kegiatan.ttpTahunAjaran

41 Web Service Kegiatan kegiatan.updateKalenderKegiatan

42 Web Service Kegiatan kegiatan.updatePengelolaan

43 Web Service Kegiatan kegiatan.updatedPengelolaan

44 Web Service Kegiatan kegiatan.ttpPengelolaan

45 Web Service Kegiatan kegiatan.updateBOMachine

46 Web Service Kegiatan kegiatan.updateBOMaterial

47 Web Service Kegiatan kegiatan.updateBOPerson

48 Web Service Kegiatan kegiatan.updateDanaPendapatan

49 Web Service Kegiatan kegiatan.updatePengeluaran

50 Web Service Kegiatan kegiatan.updateDtTarif

51 Web Service Kegiatan kegiatan.deleteDataRapat

52 Web Service Kegiatan kegiatan.deleteTahunAjaran

53 Web Service Kegiatan kegiatan.deleteKalenderKegiatan

54 Web Service Kegiatan kegiatan.deleteBOMachine

55 Web Service Kegiatan kegiatan.deleteBOMaterial

56 Web Service Kegiatan kegiatan.deleteBOPNor

57 Web Service Kegiatan kegiatan.deleteBOPerson

58 Web Service Kegiatan kegiatan.deleteDanaPendapatan

59 Web Service Kegiatan kegiatan.deletePengelolaan

60 Web Service Kegiatan kegiatan.deletePengeluaran

61 Web Service Kegiatan kegiatan.deleteDtTarif

62 Web Service Kegiatan kegiatan.tahunajaranselisihbulan

63 Web Service Kegiatan kegiatan.getSisa

64 Web Service Kegiatan kegiatan.getSisalpj

65 Web Service Kegiatan kegiatan.addSisa

66 Web Service Kegiatan kegiatan.updateSisa

67 Web Service Kegiatan kegiatan.deleteSisa

68 Web Service Akuntansi akuntansi.getAkun

69 Web Service Akuntansi akuntansi.getAkun2

70 Web Service Akuntansi akuntansi.getjenistrans

71 Web Service Akuntansi akuntansi.getjenistrans2

72 Web Service Akuntansi akuntansi.addAkun

73 Web Service Akuntansi akuntansi.addTransaksi

74 Web Service Akuntansi akuntansi.addneraca

75 Web Service Akuntansi akuntansi.addjurnal

76 Web Service Akuntansi akuntansi.getrekdebet

Page 100: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

83

No. Nama Web Service Operation Name

77 Web Service Akuntansi akuntansi.getrekkredit

78 Web Service Akuntansi akuntansi.getjurnal

79 Web Service Akuntansi akuntansi.getjurnal2

80 Web Service Akuntansi akuntansi.getneraca

81 Web Service Akuntansi akuntansi.getneraca2

82 Web Service Akuntansi akuntansi.updebit

83 Web Service Akuntansi akuntansi.upkredit

84 Web Service Kepegawaian pegawai.getpegawai

85 Web Service Kepegawaian pegawai.jumlah_ol

86 Web Service Kepegawaian pegawai.getpegawaibynip

87 Web Service Kepegawaian pegawai.getpegawaiakademik

88 Web Service Kepegawaian pegawai.getpegawaiakademikbydepartemen

89 Web Service Kepegawaian pegawai.getdpegawai

90 Web Service Kepegawaian pegawai.getpegawaiall

91 Web Service Kepegawaian pegawai.getbagianPegawai

92 Web Service Kepegawaian pegawai.getbagian

93 Web Service Kepegawaian pegawai.getjabatan

94 Web Service Kepegawaian pegawai.getGaji

95 Web Service Kepegawaian pegawai.getseksi

96 Web Service Kepegawaian pegawai.getgolongan

97 Web Service Kepegawaian pegawai.getpelatihan

98 Web Service Kepegawaian pegawai.getpkerja

99 Web Service Kepegawaian pegawai.getrpendidikan

100 Web Service Kepegawaian pegawai.getpensiun

101 Web Service Kepegawaian pegawai.getkeluar

102 Web Service Kepegawaian pegawai.getkenaikanjab

103 Web Service Kepegawaian pegawai.getmutpegawai

104 Web Service Kepegawaian pegawai.kode_bagian

105 Web Service Kepegawaian pegawai.kode_jabatan

106 Web Service Kepegawaian pegawai.kode_seksi

107 Web Service Kepegawaian pegawai.getjmpegawai

108 Web Service Kepegawaian pegawai.getjmpegawailem

109 Web Service Kepegawaian pegawai.getjmpegawailk

110 Web Service Kepegawaian pegawai.getjmpegawaipr

111 Web Service Kepegawaian pegawai.getjmpegawaipns

112 Web Service Kepegawaian pegawai.getjmpegawaicpns

113 Web Service Kepegawaian pegawai.getjmpegawaihonorer

114 Web Service Kepegawaian pegawai.getjmpegawaiswasta

115 Web Service Kepegawaian pegawai.getjmmutasi

116 Web Service Kepegawaian pegawai.getjmkeluar

Page 101: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

84

No. Nama Web Service Operation Name

117 Web Service Kepegawaian pegawai.getjmpensiun

118 Web Service Kepegawaian pegawai.getjmjabatan

119 Web Service Kepegawaian pegawai.getjmbagian

120 Web Service Kepegawaian pegawai.getjmkjabatan

121 Web Service Kepegawaian pegawai.updatebagian

122 Web Service Kepegawaian pegawai.updatejabatan

123 Web Service Kepegawaian pegawai.updateseksi

124 Web Service Kepegawaian pegawai.editpegawai

125 Web Service Kepegawaian pegawai.updategolongan

126 Web Service Kepegawaian pegawai.delseksi

127 Web Service Kepegawaian pegawai.delbagian

128 Web Service Kepegawaian pegawai.deljabatan

129 Web Service Kepegawaian pegawai.delgolongan

130 Web Service Kepegawaian pegawai.delpegawai

131 Web Service Kepegawaian pegawai.delpelatihan

132 Web Service Kepegawaian pegawai.statusLogin

133 Web Service Kepegawaian pegawai.updatestatusLogin

134 Web Service Kepegawaian pegawai.inputpegawai

135 Web Service Kepegawaian pegawai.inputmlembaga

136 Web Service Kepegawaian pegawai.inputkeluar

137 Web Service Kepegawaian pegawai.inputpensiun

138 Web Service Kepegawaian pegawai.inputkjabatan

139 Web Service Kepegawaian pegawai.inputpelatihan

140 Web Service Kepegawaian pegawai.inputabsen

141 Web Service Kepegawaian pegawai.inputbagian

142 Web Service Kepegawaian pegawai.inputjabatan

143 Web Service Kepegawaian pegawai.inputseksi

144 Web Service Kepegawaian pegawai.inputgolongan

145 Web Service Kepegawaian pegawai.inputrpendidikan

146 Web Service Kepegawaian pegawai.inputpkerja

147 Web Service Kepegawaian pegawai.getPegawaibyidbagian

148 Web Service Kepegawaian pegawai.getLogin

149 Web Service Kepegawaian pegawai.cekEmail

150 Web Service Kesantrian santri.getSantriById

151 Web Service Kesantrian santri.getSantriByTahunMasuk

152 Web Service Kesantrian santri.getSantriByTahunLulus

153 Web Service Kesantrian santri.getGelombang

154 Web Service Kesantrian santri.getGelombangByStatus

155 Web Service Kesantrian santri.getSantri

156 Web Service Kesantrian santri.getAlumni

Page 102: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

85

No. Nama Web Service Operation Name

157 Web Service Kesantrian santri.getSantriByFactory

158 Web Service Kesantrian santri.getSantriByJenis

159 Web Service Kesantrian santri.getSantriAll

160 Web Service Kesantrian santri.deleteSantri

161 Web Service Kesantrian santri.updatePsbSekolah

162 Web Service Kesantrian santri.updateDeletePsbSekolah

163 Web Service Kesantrian santri.getAlumniById

164 Web Service Kesantrian santri.getAlumniByName

165 Web Service Kesantrian santri.getAyah

166 Web Service Kesantrian santri.getAyahById

167 Web Service Kesantrian santri.getAyahByName

168 Web Service Kesantrian santri.getAyahByJob

169 Web Service Kesantrian santri.getIbu

170 Web Service Kesantrian santri.getIbuById

171 Web Service Kesantrian santri.getIbuByName

172 Web Service Kesantrian santri.getIbuByJob

173 Web Service Kesantrian santri.getWali

174 Web Service Kesantrian santri.getWaliById

175 Web Service Kesantrian santri.getWaliByName

176 Web Service Kesantrian santri.getWaliByJob

177 Web Service Kesantrian santri.deleteAyah

178 Web Service Kesantrian santri.updateAyah

179 Web Service Kesantrian santri.deleteIbu

180 Web Service Kesantrian santri.updateIbu

181 Web Service Kesantrian santri.deleteWali

182 Web Service Kesantrian santri.updateWali

183 Web Service Kesantrian santri.getAnggotaOrganisasi

184 Web Service Kesantrian santri.getPendaftar

185 Web Service Kesantrian santri.getasrama

186 Web Service Kesantrian santri.getPendaftarAll

187 Web Service Kesantrian santri.insertGelombang

188 Web Service Kesantrian santri.insertasrama

189 Web Service Kesantrian santri.updateGelombang

190 Web Service Kesantrian santri.deleteGelombang

191 Web Service Kesantrian santri.insertAlumni

192 Web Service Kesantrian santri.getOrganisasi

193 Web Service Kesantrian santri.gettblSekolah

194 Web Service Kesantrian santri.gettblSekolahCalon

195 Web Service Kesantrian santri.insertOrganisasi

196 Web Service Kesantrian santri.getIDOrg

Page 103: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

86

No. Nama Web Service Operation Name

197 Web Service Kesantrian santri.getnodaftar

198 Web Service Kesantrian santri.getLogin

199 Web Service Kesantrian santri.deleteOrg

200 Web Service Kesantrian santri.updateOrg

201 Web Service Kesantrian santri.insertPendaftar

202 Web Service Kesantrian santri.cobaProsedur

203 Web Service Kesantrian santri.insertSantri

204 Web Service Kesantrian santri.updatetblSekolah

205 Web Service Kesantrian santri.insertDepCalon

206 Web Service Kesantrian santri.setpwddaftar

207 Web Service Keuangan keuangan_execute.add_buku

208 Web Service Keuangan keuangan_execute.update_buku

209 Web Service Keuangan keuangan_execute.updtedtthbk

210 Web Service Keuangan keuangan_execute.updtthbk

211 Web Service Keuangan keuangan_execute.delete_buku

212 Web Service Keuangan keuangan_execute.ins_apem

213 Web Service Keuangan keuangan_execute.ins_apk

214 Web Service Keuangan keuangan_execute.edt_apu

215 Web Service Keuangan keuangan_execute.edt_apk

216 Web Service Keuangan keuangan_execute.edt_app

217 Web Service Keuangan keuangan_execute.edt_apl

218 Web Service Keuangan keuangan_execute.del_agr

219 Web Service Keuangan keuangan_execute.ins_akeg

220 Web Service Keuangan keuangan_execute.ins_akel

221 Web Service Keuangan keuangan_execute.edt_akeg

222 Web Service Keuangan keuangan_execute.edt_akel

223 Web Service Keuangan keuangan_execute.ins_spp_bln

224 Web Service Keuangan keuangan_execute.ins_tma

225 Web Service Keuangan keuangan_execute.ins_tmp

226 Web Service Keuangan keuangan_execute.ins_tka

227 Web Service Keuangan keuangan_execute.ins_tkh

228 Web Service Keuangan keuangan_execute.ins_tkl

229 Web Service Keuangan keuangan_execute.ins_tmd

230 Web Service Keuangan keuangan_execute.ins_tmh

231 Web Service Keuangan keuangan_execute.ins_tkp

232 Web Service Keuangan keuangan_execute.edt_nt

233 Web Service Keuangan keuangan_execute.edt_st_agr

234 Web Service Keuangan keuangan_execute.h_edit

235 Web Service E-Document edocument.insertbidang

236 Web Service E-Document edocument.updatebidang

Page 104: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

87

No. Nama Web Service Operation Name

237 Web Service E-Document edocument.deletebidang

238 Web Service E-Document edocument.insertjabatan

239 Web Service E-Document edocument.updatejabatan

240 Web Service E-Document edocument.updateseksi

241 Web Service E-Document edocument.deletejabatan

242 Web Service E-Document edocument.insertuser

243 Web Service E-Document edocument.insertseksi

244 Web Service E-Document edocument.inserttipeuser

245 Web Service E-Document edocument.loginedocument

246 Web Service E-Document edocument.tabelpesan

247 Web Service E-Document edocument.bacapesan

248 Web Service E-Document edocument.insertpesan

249 Web Service E-Document edocument.deletepesan

250 Web Service E-Document edocument.deletepesansemua

251 Web Service E-Document edocument.useredocument

252 Web Service E-Document edocument.useredocumentbyname

253 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getTajar

254 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getFac

255 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getKelas

256 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getmapel

257 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getsemester

258 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getmaterial

259 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getguru

260 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getjam

261 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getjadwal

262 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getjadwal2

263 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getbkguru

264 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getbkguru2

265 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getRuang

266 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getKamar

267 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getGedung

268 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getdaftarruang

269 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getdaftarguru

270 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getsaranakelas

271 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getsaranakelas2

272 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getsaranakelas3

273 Web Service Perencanaan Produksi sipp.gettingkatkelas

274 Web Service Perencanaan Produksi sipp.gettingkatan

275 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getKuota

Page 105: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

88

No. Nama Web Service Operation Name

276 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getbomachine

277 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getbkruang

278 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getbkmachine

279 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getbomkat

280 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getbom

281 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getbom_lapor

282 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getjumkat

283 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getjumat

284 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getjumachine

285 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getbomkat2

286 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getbomkat3

287 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getbomachined

288 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getbomed

289 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getboped

290 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getsilabus

291 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getsks

292 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getbop

293 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getbop2

294 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getsarsed

295 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getmarsed

296 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getgursed

297 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getroutingmapel

298 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getroutingkegiatan

299 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getpengadaansarana

300 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getpengadaanmat

301 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getpengadaanguru

302 Web Service Perencanaan Produksi sipp.getkebguru

303 Web Service Perencanaan Produksi sipp.addpengadaansarana

304 Web Service Perencanaan Produksi sipp.addpengadaanmat

305 Web Service Perencanaan Produksi sipp.addpengadaanguru

306 Web Service Perencanaan Produksi sipp.addKuota

307 Web Service Perencanaan Produksi sipp.addbomkat

308 Web Service Perencanaan Produksi sipp.addbom

309 Web Service Perencanaan Produksi sipp.addbop

310 Web Service Perencanaan Produksi sipp.upbomkat

311 Web Service Perencanaan Produksi sipp.upkuota

312 Web Service Perencanaan Produksi sipp.upbom

313 Web Service Perencanaan Produksi sipp.upbkmachine

314 Web Service Perencanaan Produksi sipp.upbkruang

Page 106: CLUSTERING HASIL DEKOMPOSISI WEB SERVICE PADA …etheses.uin-malang.ac.id/11705/1/13650090.pdfclustering hasil dekomposisi web service pada enterprise resource planning pondok pesantren

89

No. Nama Web Service Operation Name

315 Web Service Perencanaan Produksi sipp.updatermapel

316 Web Service Perencanaan Produksi sipp.updaterkegiatan

317 Web Service Perencanaan Produksi sipp.delbomkat

318 Web Service Perencanaan Produksi sipp.delrmapel

319 Web Service Perencanaan Produksi sipp.delrkegiatan

320 Web Service Perencanaan Produksi sipp.addbomachine

321 Web Service Perencanaan Produksi sipp.addbkmachine

322 Web Service Perencanaan Produksi sipp.addbkruang

323 Web Service Perencanaan Produksi sipp.addbkguru

324 Web Service Perencanaan Produksi sipp.addrmapel

325 Web Service Perencanaan Produksi sipp.addrkegiatan

326 Web Service Perencanaan Produksi sipp.addsaranakelas

327 Web Service Pengadaan pengadaan.getPengadaan

328 Web Service Pengadaan pengadaan.getPengadaanStatusB

329 Web Service Pengadaan pengadaan.getPengadaanStatusD

330 Web Service Pengadaan pengadaan.getStatus

331 Web Service Pengadaan pengadaan.add_pengadaan

332 Web Service Pengadaan pengadaan.add_status

333 Web Service Pengadaan pengadaan.update_status


Recommended