+ All Categories
Home > Documents > Containing The Extract of Apple ( Malus sylvestris Mill ...

Containing The Extract of Apple ( Malus sylvestris Mill ...

Date post: 17-Jan-2022
Category:
Upload: others
View: 2 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
7
JOURNAL OF PHARMACEY SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER 1 I FEBRUARI 2017 11 Penggunaan Carbormer 940 sebagai Gelling Agent dalam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel Luh Putu Widiasih Wijayanti (a*) , Farida Lanawati Darsono a , Martha Ervina a a Fakultas Farmasi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Indonesia Gigi seringkali tidak terlindungi dari beberapa penyakit, walaupun memiliki struktur yang keras. Penyakit gigi antara lain karies gigi (gigi berlubang) dan penyakit pada jaringan pendukung gigi. Karies gigi didefinisikan sebagai penyakit yang mengakibatkan kerusakan jaringan keras dari struktur gigi melalui proses demineralisasi. Streptococcus mutans dikenal sebagai mikroorganisme utama yang berperan dalam proses karies gigi. Salah satu cara untuk mengurangi pembentukan karies gigi adalah dengan menggunakan pasta gigi. Apel (Malus sylvestris Mill) varietas Manalagi yang memiliki katekin, memiliki khasiat sebagai anti karies gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasi ekstrak etanol dari buah apel sebagai pasta gigi gel dengan menggunakan carbomer 940 sebagai agen pembentuk gel. Ekstrak etanol apel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9,6%, sedangkan konsentrasi karbomer 940 yang digunakan adalah 0,75% (formula I), 1,0% (formula II) dan 1,5% (formula III). Evaluasi formula pasta gigi meliputi kualitas fisik termasuk organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, dispersibilitas. Evaluasi karakteristik meliputi kemudahan pelepasan dari tabung, adhesi dan konsistensi. Evaluasi stabilitas mencakup stabilitas suhu kamar, suhu tinggi, dan tes bersepeda. Evaluasi aseptabilitas dan evaluasi iritasi dilakukan pada rahang sapi. Peningkatan konsentrasi Carbomer 940 sebagai agen pembentuk gel memiliki efek signifikan terhadap viskositas, dispersi, kemudahan pelepasan dari tabung, adhesi dan konsistensi. Hasil pengujian menunjukkan formula 3 (1,5% karbomer 940) adalah formula terbaik karena telah menghasilkan kualitas fisik sesuai dengan spesifikasi, sediaan yang dihasilkan stabil dan sangat disukai dan aman untuk digunakan. Kata Kunci: Carbomer 940, Katekin, Malus sylvestris Mill, Pasta gigi The Use Carbormer 940 as a Gelling Agent in The Toothpaste Gel Containing The Extract of Apple (Malus sylvestris Mill.) Fruit Teeth are often not protected from several diseases, despite having a hard structure. Dental diseases include dental caries (cavities) and diseases of the tooth supporting tissues. Dental caries is defined as a disease that results in damage to the hard tissue of the tooth structure through the process of demineralization. Streptococcus mutans is known as a major microorganism that plays a role in the process of dental caries. One way to reduce the formation of dental caries is to use toothpaste. Apples (Malus sylvestris Mill) Manalagi variety that has catechins, has efficacy as an anti dental caries. The purpose of this study was to formulate ethanol extract from apples as a gel toothpaste using carbomer 940 as a gelling agent. Apple ethanol extract used in this study was 9.6%, while the carbomer concentration of 940 used was 0.75% (formula I), 1.0% (formula II) and 1.5% (formula III). Evaluation of toothpaste formulas includes physical quality including organoleptic, homogeneity, pH, viscosity, dispersibility. Characteristic evaluation includes ease of release from the tube, adhesion and consistency. The stability evaluation includes room temperature stability, high temperature, and cycling tests. Evaluation of aseptability and evaluation of irritation is done in cow's jaws. Increasing the concentration of Carbomer 940 as a gelling agent has a significant effect on viscosity, dispersion, ease of release from the tube, adhesion and consistency. The test results show formula 3 (1.5% carbomer 940) is the best formula because it has produced physical quality in accordance with specifications, the resulting preparation is stable and very preferred and safe to use. Keywords: Carbomer 940, Catechins, Malus sylvestris Mill, Toothpaste *Corresponding author: Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Jl. Raya Kalisari Selatan No. 1 Surabaya, e-mail: [email protected]
Transcript

JOURNAL OF PHARMACEY SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER 1 I FEBRUARI 2017 11

Penggunaan Carbormer 940 sebagai Gelling Agent dalam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam

Bentuk Gel

Luh Putu Widiasih Wijayanti(a*), Farida Lanawati Darsonoa, Martha Ervinaa

aFakultas Farmasi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Indonesia

Gigi seringkali tidak terlindungi dari beberapa penyakit, walaupun memiliki struktur yang keras. Penyakit gigi antara lain karies gigi (gigi berlubang) dan penyakit pada jaringan pendukung gigi. Karies gigi didefinisikan sebagai penyakit yang mengakibatkan kerusakan jaringan keras dari struktur gigi melalui proses demineralisasi. Streptococcus mutans dikenal sebagai mikroorganisme utama yang berperan dalam proses karies gigi. Salah satu cara untuk mengurangi pembentukan karies gigi adalah dengan menggunakan pasta gigi. Apel (Malus sylvestris Mill) varietas Manalagi yang memiliki katekin, memiliki khasiat sebagai anti karies gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasi ekstrak etanol dari buah apel sebagai pasta gigi gel dengan menggunakan carbomer 940 sebagai agen pembentuk gel. Ekstrak etanol apel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9,6%, sedangkan konsentrasi karbomer 940 yang digunakan adalah 0,75% (formula I), 1,0% (formula II) dan 1,5% (formula III). Evaluasi formula pasta gigi meliputi kualitas fisik termasuk organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, dispersibilitas. Evaluasi karakteristik meliputi kemudahan pelepasan dari tabung, adhesi dan konsistensi. Evaluasi stabilitas mencakup stabilitas suhu kamar, suhu tinggi, dan tes bersepeda. Evaluasi aseptabilitas dan evaluasi iritasi dilakukan pada rahang sapi. Peningkatan konsentrasi Carbomer 940 sebagai agen pembentuk gel memiliki efek signifikan terhadap viskositas, dispersi, kemudahan pelepasan dari tabung, adhesi dan konsistensi. Hasil pengujian menunjukkan formula 3 (1,5% karbomer 940) adalah formula terbaik karena telah menghasilkan kualitas fisik sesuai dengan spesifikasi, sediaan yang dihasilkan stabil dan sangat disukai dan aman untuk digunakan. Kata Kunci: Carbomer 940, Katekin, Malus sylvestris Mill, Pasta gigi

The Use Carbormer 940 as a Gelling Agent in The Toothpaste Gel

Containing The Extract of Apple (Malus sylvestris Mill.) Fruit

Teeth are often not protected from several diseases, despite having a hard structure. Dental diseases include dental caries (cavities) and diseases of the tooth supporting tissues. Dental caries is defined as a disease that results in damage to the hard tissue of the tooth structure through the process of demineralization. Streptococcus mutans is known as a major microorganism that plays a role in the process of dental caries. One way to reduce the formation of dental caries is to use toothpaste. Apples (Malus sylvestris Mill) Manalagi variety that has catechins, has efficacy as an anti dental caries. The purpose of this study was to formulate ethanol extract from apples as a gel toothpaste using carbomer 940 as a gelling agent. Apple ethanol extract used in this study was 9.6%, while the carbomer concentration of 940 used was 0.75% (formula I), 1.0% (formula II) and 1.5% (formula III). Evaluation of toothpaste formulas includes physical quality including organoleptic, homogeneity, pH, viscosity, dispersibility. Characteristic evaluation includes ease of release from the tube, adhesion and consistency. The stability evaluation includes room temperature stability, high temperature, and cycling tests. Evaluation of aseptability and evaluation of irritation is done in cow's jaws. Increasing the concentration of Carbomer 940 as a gelling agent has a significant effect on viscosity, dispersion, ease of release from the tube, adhesion and consistency. The test results show formula 3 (1.5% carbomer 940) is the best formula because it has produced physical quality in accordance with specifications, the resulting preparation is stable and very preferred and safe to use. Keywords: Carbomer 940, Catechins, Malus sylvestris Mill, Toothpaste

*Corresponding author: Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Jl. Raya Kalisari Selatan No. 1 Surabaya, e-mail: [email protected]

JOURNAL OF PHARMACE

PENDAHULUANSalah satu sediaan mulut

untuk menjaga kesehatan gigi yaitu pasta gigi. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukkan plak, memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangisegar pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva. Pasta gigi merupakan bahan aqueous yang pemakaiannya bersamaan dengan sikat gigi (Mutmainnah, 2013).memiliki beberapa permasalahan salah satunya yaitu karies gigi. Karies didefinisikan sebagaipenyakit yang mengakibatkanhancurnya jaringan kerasmelalui proses Streptococcus mutansmikroorganisme utama yang berperan dalam proses terjadinya karies gigi. untuk mencegah karies gigi yaitu dengan mengurangi pembentukan plak pada permukaan gigi.

Bahan herbal yang memiliki khasiat anti bakteri terhadap buah apel (manalagi. menghambat pembentukkan plak gigi dengan mencegah pembentukkan ekstraselulerglukan yang berfungsi sebagai perlekatan bakteri Streptococcus mutansKonsentrasi ekstrak kental yang diperoleh dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% mengacu pada penelitian Paramita (2014) yaitu 9,6%. Konsentrasi tersebut merupakan hasil konversi terhadap hasil rendemen ekstrak kental buah apel sebesar 50% yang dikatakan memiliki efek antibakteri sediaan pasta gigi yang dipilih pada formula ini yaitu bentuk gel. Gel sendiri merupakan suatu sediaan semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganmolekul organik yang besar, memiliki kemampuan berpenetrasi oleh suatu cairan (Departemen Kesehatan RI, 2014).

Formula penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan Paramita (2014), penelitian tersebut menggunakan CMCsebagai gelling agent. pasta tersebut kurang baik sehingga kemampuan dikeluarkan dari tersebut dapat disebabkan karena yang dimiliki CMCmampu membentuk dispersi koloidyang ditandai munculnya bintikmembuat gel menjadi tidak jernih (Rowe, Shesky, and Quinn, 2009).formula dimodifikasi sebagai gelling agent.carbomer 940 yang dpembentuk gel yaitu 0,5% tersebut mampu menghasilkan 60.000 centipoisepengental JOURNAL OF PHARMACEY SCIENCE AN

PENDAHULUAN Salah satu sediaan mulut

untuk menjaga kesehatan gigi yaitu pasta gigi. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukkan plak, memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva. Pasta gigi merupakan bahan

yang pemakaiannya bersamaan dengan Mutmainnah, 2013).

memiliki beberapa permasalahan salah satunya aries gigi. Karies didefinisikan sebagai

yang mengakibatkanhancurnya jaringan keras

proses demineralisasiStreptococcus mutansmikroorganisme utama yang berperan dalam proses terjadinya karies gigi. untuk mencegah karies gigi yaitu dengan mengurangi pembentukan plak pada permukaan

Bahan herbal yang memiliki khasiat anti bakteri terhadap Streptococcus mutansbuah apel (Malus sylvestris manalagi. Katekin dalam buah apel mampu menghambat pembentukkan plak gigi dengan mencegah pembentukkan ekstraselulerglukan yang berfungsi sebagai perlekatan bakteri Streptococcus mutansKonsentrasi ekstrak kental yang diperoleh dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% mengacu pada penelitian Paramita (2014) yaitu 9,6%. Konsentrasi tersebut merupakan hasil konversi terhadap hasil rendemen ekstrak kental

sebesar 50% yang dikatakan memiliki efek antibakteri Streptococcus mutanssediaan pasta gigi yang dipilih pada formula ini yaitu bentuk gel. Gel sendiri merupakan suatu sediaan semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganmolekul organik yang besar, memiliki kemampuan berpenetrasi oleh suatu cairan (Departemen Kesehatan RI, 2014).

Formula penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan Paramita (2014), penelitian tersebut menggunakan CMC

gelling agent. pasta tersebut kurang baik sehingga kemampuan dikeluarkan dari tubetersebut dapat disebabkan karena yang dimiliki CMC-Na sebagai basis gel yaitumampu membentuk dispersi koloidyang ditandai munculnya bintikmembuat gel menjadi tidak jernih (Rowe, Shesky, and Quinn, 2009). Mengacu pada hal tersebut formula dimodifikasi menggunakan carbomer 940

gelling agent.carbomer 940 yang dpembentuk gel yaitu 0,5% tersebut mampu menghasilkan

centipoise yangpengental (Rowe, Shesky, and Quinn, 2009)

SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER

Salah satu sediaan mulut yang digunakan untuk menjaga kesehatan gigi yaitu pasta gigi. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukkan plak, memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan

bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva. Pasta gigi merupakan bahan

yang pemakaiannya bersamaan dengan Mutmainnah, 2013). Gigi juga sering

memiliki beberapa permasalahan salah satunya aries gigi. Karies didefinisikan sebagai

yang mengakibatkan kerusakanhancurnya jaringan keras dari

demineralisasi (Poucher, 2000). Streptococcus mutans diketahui sebagai mikroorganisme utama yang berperan dalam proses terjadinya karies gigi. Salah satu cara untuk mencegah karies gigi yaitu dengan mengurangi pembentukan plak pada permukaan

Bahan herbal yang memiliki khasiat anti eptococcus mutans

Malus sylvestris Mill) varietas Katekin dalam buah apel mampu

menghambat pembentukkan plak gigi dengan mencegah pembentukkan ekstraselulerglukan yang berfungsi sebagai perlekatan bakteri Streptococcus mutans pada permukaan gigi. Konsentrasi ekstrak kental yang diperoleh dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% mengacu pada penelitian Paramita (2014) yaitu 9,6%. Konsentrasi tersebut merupakan hasil konversi terhadap hasil rendemen ekstrak kental

sebesar 50% yang dikatakan memiliki Streptococcus mutans

sediaan pasta gigi yang dipilih pada formula ini yaitu bentuk gel. Gel sendiri merupakan suatu sediaan semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, memiliki kemampuan berpenetrasi oleh suatu cairan (Departemen Kesehatan RI, 2014).

Formula penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan Paramita (2014), penelitian tersebut menggunakan CMC

gelling agent. Namun, konsistensi dari pasta tersebut kurang baik sehingga kemampuan

tube yang relatif sulit. Hal tersebut dapat disebabkan karena

Na sebagai basis gel yaitumampu membentuk dispersi koloidyang ditandai munculnya bintik-bintik sehingga membuat gel menjadi tidak jernih (Rowe, Shesky,

Mengacu pada hal tersebut menggunakan carbomer 940

gelling agent. Konsentrasi lazim carbomer 940 yang digunakan sebagai bahan pembentuk gel yaitu 0,5% - 2,0%. Konsentrasi tersebut mampu menghasilkan viskositas 40.000

yang sangat baik sebagai (Rowe, Shesky, and Quinn, 2009)

D PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER

yang digunakan untuk menjaga kesehatan gigi yaitu pasta gigi. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukkan plak, memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan

bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva. Pasta gigi merupakan bahan semi

yang pemakaiannya bersamaan dengan Gigi juga sering

memiliki beberapa permasalahan salah satunya aries gigi. Karies didefinisikan sebagai

kerusakan dan struktur gigi

Poucher, 2000). diketahui sebagai

mikroorganisme utama yang berperan dalam Salah satu cara

untuk mencegah karies gigi yaitu dengan mengurangi pembentukan plak pada permukaan

Bahan herbal yang memiliki khasiat anti eptococcus mutans yaitu

Mill) varietas Katekin dalam buah apel mampu

menghambat pembentukkan plak gigi dengan mencegah pembentukkan ekstraselulerglukan yang berfungsi sebagai perlekatan bakteri

a permukaan gigi. Konsentrasi ekstrak kental yang diperoleh dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% mengacu pada penelitian Paramita (2014) yaitu 9,6%. Konsentrasi tersebut merupakan hasil konversi terhadap hasil rendemen ekstrak kental

sebesar 50% yang dikatakan memiliki Streptococcus mutans. Bentuk

sediaan pasta gigi yang dipilih pada formula ini yaitu bentuk gel. Gel sendiri merupakan suatu sediaan semi padat yang terdiri dari suspensi yang

ik yang kecil atau molekul organik yang besar, memiliki kemampuan berpenetrasi oleh suatu cairan

Formula penelitian ini mengacu pada

penelitian yang telah dilakukan Paramita (2014), penelitian tersebut menggunakan CMC-Na

konsistensi dari pasta tersebut kurang baik sehingga kemampuan

yang relatif sulit. Hal tersebut dapat disebabkan karena kelemahan

Na sebagai basis gel yaitumampu membentuk dispersi koloid dalam air

bintik sehingga membuat gel menjadi tidak jernih (Rowe, Shesky,

Mengacu pada hal tersebut menggunakan carbomer 940

Konsentrasi lazim igunakan sebagai bahan

2,0%. Konsentrasi viskositas 40.000

sangat baik sebagai (Rowe, Shesky, and Quinn, 2009)

D PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER 1 I FEBRUARI

yang digunakan untuk menjaga kesehatan gigi yaitu pasta gigi. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukkan plak, memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan

bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan

semi-yang pemakaiannya bersamaan dengan

Gigi juga sering memiliki beberapa permasalahan salah satunya

aries gigi. Karies didefinisikan sebagai dan

struktur gigi Poucher, 2000).

diketahui sebagai mikroorganisme utama yang berperan dalam

Salah satu cara untuk mencegah karies gigi yaitu dengan mengurangi pembentukan plak pada permukaan

Bahan herbal yang memiliki khasiat anti yaitu

Mill) varietas Katekin dalam buah apel mampu

menghambat pembentukkan plak gigi dengan mencegah pembentukkan ekstraselulerglukan yang berfungsi sebagai perlekatan bakteri

a permukaan gigi. Konsentrasi ekstrak kental yang diperoleh dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% mengacu pada penelitian Paramita (2014) yaitu 9,6%. Konsentrasi tersebut merupakan hasil konversi terhadap hasil rendemen ekstrak kental

sebesar 50% yang dikatakan memiliki . Bentuk

sediaan pasta gigi yang dipilih pada formula ini yaitu bentuk gel. Gel sendiri merupakan suatu sediaan semi padat yang terdiri dari suspensi yang

ik yang kecil atau molekul organik yang besar, memiliki kemampuan berpenetrasi oleh suatu cairan

Formula penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan Paramita (2014),

Na konsistensi dari

pasta tersebut kurang baik sehingga kemampuan yang relatif sulit. Hal

kelemahan Na sebagai basis gel yaitu

dalam air bintik sehingga

membuat gel menjadi tidak jernih (Rowe, Shesky, Mengacu pada hal tersebut menggunakan carbomer 940

Konsentrasi lazim igunakan sebagai bahan

2,0%. Konsentrasi viskositas 40.000-

sangat baik sebagai (Rowe, Shesky, and Quinn, 2009).

Carbomer 940 mampu menghasilkan bentuk gel yang memiliki sifat yang higroskopis; carbomer 940 tahan bila mengalami pemanasan pada suhu 104serangan bakteri sehingga jamur tidak dapat tumbuh; sistemudah terbasahiCorporation, formula dengan konsentberbeda yaitu(1,0%) dan formula III (1,5%). penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari konsentrasi carbomer 940 sebagai agentekstrak etanol buah apel dalam bentuk gel dan menentukan formula terbaik yang memenuhi evaluasi sediaan. MAlat

(Memmert, Indonesia), pipa kapiler (CAMAG, Switzerland), pH meter (Cyberscan 500, Swiss), timbangan analitik (Sartorius AlGermany), chamber (CAMAG, Switzerland),lampu UV 254 dan 366 nm (CAMAG, Switzerland), pengayak no.120, viskosimeter (Brookfield, Indonesia), mikroskop (MD 1300 IT, Indonesia) dan alat

Bahan

penelitian ini yaitu buah aMill) varietas manalagi. Buah apel diperoleh dari salah satu pasar di Surabaya, kemudian dilakukan determinasi di Materia Medika Indonesia, BatuCarbomer 940 (Loba Chemie PVT, LTD), KEquipmentEngineers, INC), Gliserin (Loba Chemie PVT, LTD), Sorbitol (Loba Chemie PVT, LTD), Cocamidopropyl betaine (Loba Chemie PVT, LTD), NaIndonesia), Minyak Permen (Loba Chemie PVT, LTD), MeParaben (G. Amphray Lab.), Na(Loba Chemie PVT, LTD), Etanol 96% (Mailinckrodt Baker Inc, Philipsburg), TEA (Loba Chemie PVT, LTD), Aquades (Loba Chemie PVT, LTD), Etil Asetat (BratakoChemica, Indonesia), Asam Format (Bratako Chemica, Indonesia) danRahang Sapi (Rumah Potong Hewan, Surabaya).

Tahapan PenelitianPembuatan Serbuk Simplisia

pasar di Surabaya. Pertama dilakukan proses sortasi, dilanjutkan dengan pencucian dan perajangan untuk memperkecil luas permukaan. Apel direndam dalam larutan natrium metabisulfit (0,2%b/v) selama 15 menit dan FEBRUARI 2017

Carbomer 940 mampu menghasilkan bentuk gel yang terdispersi secara homogen, sekalipun memiliki sifat yang higroskopis; carbomer 940 tahan bila mengalami pemanasan pada suhu 1040C dalam waktu 2 jam; serangan bakteri sehingga jamur tidak dapat tumbuh; carbomer 940 sering digunakan pada sistem cair karena partikelmudah terbasahiCorporation, formula dengan konsentberbeda yaitu(1,0%) dan formula III (1,5%). penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari konsentrasi carbomer 940 sebagai agent pada setiap formula sediaan pasta gigi ekstrak etanol buah apel dalam bentuk gel dan menentukan formula terbaik yang memenuhi evaluasi sediaan.

METODE PENELITIANAlat

Blender (Nasional, Indonesia), oven (Memmert, Indonesia), pipa kapiler (CAMAG, Switzerland), pH meter (Cyberscan 500, Swiss), timbangan analitik (Sartorius AlGermany), chamber (CAMAG, Switzerland),lampu UV 254 dan 366 nm (CAMAG, Switzerland), pengayak no.120, viskosimeter (Brookfield, Indonesia), mikroskop (MD 1300 IT, Indonesia) dan alat

Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu buah aMill) varietas manalagi. Buah apel diperoleh dari salah satu pasar di Surabaya, kemudian dilakukan determinasi di Materia Medika Indonesia, BatuCarbomer 940 (Loba Chemie PVT, LTD), Kalsium karbonat (Athlantic EquipmentEngineers, INC), Gliserin (Loba Chemie PVT, LTD), Sorbitol (Loba Chemie PVT, LTD), Cocamidopropyl betaine (Loba Chemie PVT, LTD), NaIndonesia), Minyak Permen (Loba Chemie PVT, LTD), Metil Paraben (Amresco, LLC), Propil Paraben (G. Amphray Lab.), Na(Loba Chemie PVT, LTD), Etanol 96% (Mailinckrodt Baker Inc, Philipsburg), TEA (Loba Chemie PVT, LTD), Aquades (Loba Chemie PVT, LTD), Etil Asetat (BratakoChemica, Indonesia), Asam Format (Bratako Chemica, Indonesia) danRahang Sapi (Rumah Potong Hewan, Surabaya).

Tahapan PenelitianPembuatan Serbuk Simplisia

Buah apel segarpasar di Surabaya. Pertama dilakukan proses sortasi, dilanjutkan dengan pencucian dan perajangan untuk memperkecil luas permukaan. Apel direndam dalam larutan natrium metabisulfit (0,2%b/v) selama 15 menit dan

J PHARM SCI

Carbomer 940 mampu menghasilkan bentuk gel terdispersi secara homogen, sekalipun

memiliki sifat yang higroskopis; carbomer 940 tahan bila mengalami pemanasan pada suhu

C dalam waktu 2 jam; serangan bakteri sehingga jamur tidak dapat

carbomer 940 sering digunakan pada m cair karena partikel

mudah terbasahi dan tidak toksik (Corporation, 2010). Pada penelitian ini dibuat 3 formula dengan konsentrasi carbomer 940 yang berbeda yaitu formula I (0,75%), formula II (1,0%) dan formula III (1,5%). penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari konsentrasi carbomer 940 sebagai

pada setiap formula sediaan pasta gigi ekstrak etanol buah apel dalam bentuk gel dan menentukan formula terbaik yang memenuhi evaluasi sediaan.

ETODE PENELITIAN

Blender (Nasional, Indonesia), oven (Memmert, Indonesia), pipa kapiler (CAMAG, Switzerland), pH meter (Cyberscan 500, Swiss), timbangan analitik (Sartorius AlGermany), chamber (CAMAG, Switzerland),lampu UV 254 dan 366 nm (CAMAG, Switzerland), pengayak no.120, viskosimeter (Brookfield, Indonesia), mikroskop (MD 1300 IT, Indonesia) dan alat-alat gelas lainnya.

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu buah aMill) varietas manalagi. Buah apel diperoleh dari salah satu pasar di Surabaya, kemudian dilakukan determinasi di Materia Medika Indonesia, Batu-Malang. Bahan yang lain berupa Carbomer 940 (Loba Chemie PVT, LTD),

alsium karbonat (Athlantic EquipmentEngineers, INC), Gliserin (Loba Chemie PVT, LTD), Sorbitol (Loba Chemie PVT, LTD), Cocamidopropyl betaine (Loba Chemie PVT, LTD), Na-Sakarin (Bratako Chemica, Indonesia), Minyak Permen (Loba Chemie PVT,

til Paraben (Amresco, LLC), Propil Paraben (G. Amphray Lab.), Na(Loba Chemie PVT, LTD), Etanol 96% (Mailinckrodt Baker Inc, Philipsburg), TEA (Loba Chemie PVT, LTD), Aquades (Loba Chemie PVT, LTD), Etil Asetat (BratakoChemica, Indonesia), Asam Format (Bratako Chemica, Indonesia) danRahang Sapi (Rumah Potong Hewan, Surabaya).

Tahapan Penelitian Pembuatan Serbuk Simplisia

Buah apel segar diperoleh dari salah satu pasar di Surabaya. Pertama dilakukan proses sortasi, dilanjutkan dengan pencucian dan perajangan untuk memperkecil luas permukaan. Apel direndam dalam larutan natrium metabisulfit (0,2%b/v) selama 15 menit dan

J PHARM SCI & PRACT, 2017, 4(

Carbomer 940 mampu menghasilkan bentuk gel terdispersi secara homogen, sekalipun

memiliki sifat yang higroskopis; carbomer 940 tahan bila mengalami pemanasan pada suhu

C dalam waktu 2 jam; mampu melawan serangan bakteri sehingga jamur tidak dapat

carbomer 940 sering digunakan pada m cair karena partikel-partikelnya yang

dan tidak toksik (The Lubrizol Pada penelitian ini dibuat 3

rasi carbomer 940 yang formula I (0,75%), formula II

(1,0%) dan formula III (1,5%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari konsentrasi carbomer 940 sebagai

pada setiap formula sediaan pasta gigi ekstrak etanol buah apel dalam bentuk gel dan menentukan formula terbaik yang memenuhi

ETODE PENELITIAN

Blender (Nasional, Indonesia), oven (Memmert, Indonesia), pipa kapiler (CAMAG, Switzerland), pH meter (Cyberscan 500, Swiss), timbangan analitik (Sartorius AlGermany), chamber (CAMAG, Switzerland),lampu UV 254 dan 366 nm (CAMAG, Switzerland), pengayak no.120, viskosimeter (Brookfield, Indonesia), mikroskop (MD 1300

alat gelas lainnya.

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu buah apel (Malus sylvestrisMill) varietas manalagi. Buah apel diperoleh dari salah satu pasar di Surabaya, kemudian dilakukan determinasi di Materia Medika

Malang. Bahan yang lain berupa Carbomer 940 (Loba Chemie PVT, LTD),

alsium karbonat (Athlantic EquipmentEngineers, INC), Gliserin (Loba Chemie PVT, LTD), Sorbitol (Loba Chemie PVT, LTD), Cocamidopropyl betaine (Loba Chemie

Sakarin (Bratako Chemica, Indonesia), Minyak Permen (Loba Chemie PVT,

til Paraben (Amresco, LLC), Propil Paraben (G. Amphray Lab.), Na-(Loba Chemie PVT, LTD), Etanol 96% (Mailinckrodt Baker Inc, Philipsburg), TEA (Loba Chemie PVT, LTD), Aquades (Loba Chemie PVT, LTD), Etil Asetat (BratakoChemica, Indonesia), Asam Format (Bratako Chemica, Indonesia) danRahang Sapi (Rumah Potong Hewan, Surabaya).

Pembuatan Serbuk Simplisia Kering Buah Apeldiperoleh dari salah satu

pasar di Surabaya. Pertama dilakukan proses sortasi, dilanjutkan dengan pencucian dan perajangan untuk memperkecil luas permukaan. Apel direndam dalam larutan natrium metabisulfit (0,2%b/v) selama 15 menit dan

& PRACT, 2017, 4(1): 11 - 17

12

Carbomer 940 mampu menghasilkan bentuk gel terdispersi secara homogen, sekalipun

memiliki sifat yang higroskopis; carbomer 940 tahan bila mengalami pemanasan pada suhu

mampu melawan serangan bakteri sehingga jamur tidak dapat

carbomer 940 sering digunakan pada partikelnya yang

The Lubrizol Pada penelitian ini dibuat 3

rasi carbomer 940 yang formula I (0,75%), formula II

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari konsentrasi carbomer 940 sebagai gelling

pada setiap formula sediaan pasta gigi ekstrak etanol buah apel dalam bentuk gel dan menentukan formula terbaik yang memenuhi

Blender (Nasional, Indonesia), oven (Memmert, Indonesia), pipa kapiler (CAMAG, Switzerland), pH meter (Cyberscan 500, Swiss), timbangan analitik (Sartorius Al-500, Germany), chamber (CAMAG, Switzerland),lampu UV 254 dan 366 nm (CAMAG, Switzerland), pengayak no.120, viskosimeter (Brookfield, Indonesia), mikroskop (MD 1300

alat gelas lainnya.

Bahan utama yang digunakan dalam Malus sylvestris

Mill) varietas manalagi. Buah apel diperoleh dari salah satu pasar di Surabaya, kemudian dilakukan determinasi di Materia Medika

Malang. Bahan yang lain berupa Carbomer 940 (Loba Chemie PVT, LTD),

alsium karbonat (Athlantic EquipmentEngineers, INC), Gliserin (Loba Chemie PVT, LTD), Sorbitol (Loba Chemie PVT, LTD), Cocamidopropyl betaine (Loba Chemie

Sakarin (Bratako Chemica, Indonesia), Minyak Permen (Loba Chemie PVT,

til Paraben (Amresco, LLC), Propil -Metilbisulfit

(Loba Chemie PVT, LTD), Etanol 96% (Mailinckrodt Baker Inc, Philipsburg), TEA (Loba Chemie PVT, LTD), Aquades (Loba Chemie PVT, LTD), Etil Asetat (BratakoChemica, Indonesia), Asam Format (Bratako Chemica, Indonesia) danRahang Sapi (Rumah

Buah Apel diperoleh dari salah satu

pasar di Surabaya. Pertama dilakukan proses sortasi, dilanjutkan dengan pencucian dan perajangan untuk memperkecil luas permukaan. Apel direndam dalam larutan natrium metabisulfit (0,2%b/v) selama 15 menit dan

17

12

Carbomer 940 mampu menghasilkan bentuk gel terdispersi secara homogen, sekalipun

memiliki sifat yang higroskopis; carbomer 940 tahan bila mengalami pemanasan pada suhu

mampu melawan serangan bakteri sehingga jamur tidak dapat

carbomer 940 sering digunakan pada partikelnya yang

The Lubrizol Pada penelitian ini dibuat 3

rasi carbomer 940 yang formula I (0,75%), formula II

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

gelling pada setiap formula sediaan pasta gigi

ekstrak etanol buah apel dalam bentuk gel dan menentukan formula terbaik yang memenuhi

Blender (Nasional, Indonesia), oven (Memmert, Indonesia), pipa kapiler (CAMAG, Switzerland), pH meter (Cyberscan 500,

500, Germany), chamber (CAMAG, Switzerland), lampu UV 254 dan 366 nm (CAMAG, Switzerland), pengayak no.120, viskosimeter (Brookfield, Indonesia), mikroskop (MD 1300

Bahan utama yang digunakan dalam Malus sylvestris

Mill) varietas manalagi. Buah apel diperoleh dari salah satu pasar di Surabaya, kemudian dilakukan determinasi di Materia Medika

Malang. Bahan yang lain berupa Carbomer 940 (Loba Chemie PVT, LTD),

alsium karbonat (Athlantic EquipmentEngineers, INC), Gliserin (Loba Chemie PVT, LTD), Sorbitol (Loba Chemie PVT, LTD), Cocamidopropyl betaine (Loba Chemie

Sakarin (Bratako Chemica, Indonesia), Minyak Permen (Loba Chemie PVT,

til Paraben (Amresco, LLC), Propil Metilbisulfit

(Loba Chemie PVT, LTD), Etanol 96% (Mailinckrodt Baker Inc, Philipsburg), TEA (Loba Chemie PVT, LTD), Aquades (Loba Chemie PVT, LTD), Etil Asetat (Bratako Chemica, Indonesia), Asam Format (Bratako Chemica, Indonesia) danRahang Sapi (Rumah

diperoleh dari salah satu pasar di Surabaya. Pertama dilakukan proses sortasi, dilanjutkan dengan pencucian dan perajangan untuk memperkecil luas permukaan. Apel direndam dalam larutan natrium metabisulfit (0,2%b/v) selama 15 menit dan

Penggunaan Carbormer 940 sebagai Gelling Agent da

JOURNAL OF PHARMACE

dilakukan proses pesimplisia buah apel diblender dan diayak dengan menggunakan ayakan mess 120.

Standarisasi Serbuk Simplisia Kering Buah Apel

Standarisasi spesifik meliputi pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, pemeriksaan pH, kadar sari larut air, dan kadar sari larut etanol. Standarisasi non sepsifik simplisia meliputi susut pengeringan, kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan kadar abu larut air. Setelah memenuhi spesifikasi dilanjutkan dengan proses ekstraksi.

Pembuatan Ekstrak Kental Buah Apel

Simplisia buah apel diekstraksi dengan metode maserasi. Menggunakan pelarut etanol 96%. Maserasi dilakukan hingga maserat yang didapat bening, maserat ditampung dan disaring. Ekstrak dalam cawan porselen dipanaskan di awaterbath 80oC hingga kental. Ekstrak kental yang didapatkan ditimbang untuk mengetahui rendemennya.

Standarisasi

Standarisasi spesifik meliputi pemeriksaan

Nama bahan

Ekstrak kental buah apel Carbormer 940

CaCO3 Gliserin Sorbitol Cocamidopropyl betaine Na-Sakarin Minyak permenMetil paraben Propil paraben Na-metabisulfitTrietanolamine (TEA) Aquades ad Keterangan: 1 formula 2 bets. 1 bet

Evaluasi Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel(Malus sylvestris

Evaluasi sediaan pasta gigi meliputi uji mutu fisik terdiri dari uji organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, dan daya sebar. Evaluasi karakteristik terdiri dari kemudahan pengeluaran dari konsistensi. Uji stabilitas terdiri dari stabilitas suhu ruang, suhu tinggi dan aseptabilitas terdiri dari uji kesukaan terhadap aroma dan tekstur serta

Penentuan Zat Berkhasiat Katekin Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Etanol Buah Apel Secara KLT

Larutan ekstrak kental buah apel 3 gram dilarutkan dalam 5 ml metanol p.a dan

Penggunaan Carbormer 940 sebagai Gelling Agent da

JOURNAL OF PHARMACEY SCIENCE AN

dilakukan proses pengeringan. Setelah kering simplisia buah apel diblender dan diayak dengan menggunakan ayakan mess 120.

Standarisasi Serbuk Simplisia Kering Buah ApelStandarisasi spesifik meliputi pemeriksaan

makroskopis, mikroskopis, pemeriksaan pH, sari larut air, dan kadar sari larut etanol.

Standarisasi non sepsifik simplisia meliputi susut pengeringan, kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan kadar abu larut air. Setelah memenuhi spesifikasi dilanjutkan dengan proses

Pembuatan Ekstrak Kental Buah ApelSimplisia buah apel diekstraksi dengan

metode maserasi. Menggunakan pelarut etanol 96%. Maserasi dilakukan hingga maserat yang didapat bening, maserat ditampung dan disaring. Ekstrak dalam cawan porselen dipanaskan di awaterbath dan suhunya dijaga tidak lebih dari

C hingga kental. Ekstrak kental yang didapatkan ditimbang untuk mengetahui rendemennya.

Standarisasi Ekstrak Kental Buah ApelStandarisasi spesifik meliputi pemeriksaan

Nama bahan Formula Acuan

(Paramita, 2014)

Ekstrak kental 9,6

Carbormer 940 -

40155

Cocamidopropyl -

0,2Minyak permen 0,75Metil paraben 0,1Propil paraben 0,01

metabisulfit 1Trietanolamine -

100Keterangan: 1 formula 2 bets. 1 bet

Evaluasi Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Buah ApelMalus sylvestris Mill)

Evaluasi sediaan pasta gigi meliputi uji mutu fisik terdiri dari uji organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, dan daya sebar.

si karakteristik terdiri dari kemudahan pengeluaran dari tube,konsistensi. Uji stabilitas terdiri dari stabilitas suhu ruang, suhu tinggi dan aseptabilitas terdiri dari uji kesukaan terhadap aroma dan tekstur serta

Penentuan Zat Berkhasiat Katekin Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Etanol Buah Apel Secara KLT

Larutan ekstrak kental buah apel 3 gram dilarutkan dalam 5 ml metanol p.a dan

Penggunaan Carbormer 940 sebagai Gelling Agent dalam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER

ngeringan. Setelah kering simplisia buah apel diblender dan diayak dengan menggunakan ayakan mess 120.

Standarisasi Serbuk Simplisia Kering Buah ApelStandarisasi spesifik meliputi pemeriksaan

makroskopis, mikroskopis, pemeriksaan pH, sari larut air, dan kadar sari larut etanol.

Standarisasi non sepsifik simplisia meliputi susut pengeringan, kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan kadar abu larut air. Setelah memenuhi spesifikasi dilanjutkan dengan proses

Pembuatan Ekstrak Kental Buah ApelSimplisia buah apel diekstraksi dengan

metode maserasi. Menggunakan pelarut etanol 96%. Maserasi dilakukan hingga maserat yang didapat bening, maserat ditampung dan disaring. Ekstrak dalam cawan porselen dipanaskan di a

dan suhunya dijaga tidak lebih dari C hingga kental. Ekstrak kental yang

didapatkan ditimbang untuk mengetahui

Ekstrak Kental Buah ApelStandarisasi spesifik meliputi pemeriksaan

Tabel 1.Formula

Acuan (Paramita,

2014)

Fungsi

9,6 Bahan aktif

- Pembentuk gel

40 Abrasif15 Humektan5 Humektan- Surfaktan

0,2 Pemanis0,75 Aroma0,1 Pengawet

0,01 Pengawet1 Antioksidan- Alkalyzing

agent100 Pelarut

Keterangan: 1 formula 2 bets. 1 bet berisi 4 R/. 1R/ = 100 gram

Evaluasi Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel

Evaluasi sediaan pasta gigi meliputi uji mutu fisik terdiri dari uji organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, dan daya sebar.

si karakteristik terdiri dari kemudahan tube, uji daya lekat dan uji

konsistensi. Uji stabilitas terdiri dari stabilitas suhu ruang, suhu tinggi dan cycling test.aseptabilitas terdiri dari uji kesukaan terhadap aroma dan tekstur serta uji iritasi.

Penentuan Zat Berkhasiat Katekin Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Etanol Buah Apel Secara KLT

Larutan ekstrak kental buah apel 3 gram dilarutkan dalam 5 ml metanol p.a dan

lam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

D PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER

ngeringan. Setelah kering simplisia buah apel diblender dan diayak dengan

Standarisasi Serbuk Simplisia Kering Buah ApelStandarisasi spesifik meliputi pemeriksaan

makroskopis, mikroskopis, pemeriksaan pH, sari larut air, dan kadar sari larut etanol.

Standarisasi non sepsifik simplisia meliputi susut pengeringan, kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan kadar abu larut air. Setelah memenuhi spesifikasi dilanjutkan dengan proses

Pembuatan Ekstrak Kental Buah Apel Simplisia buah apel diekstraksi dengan

metode maserasi. Menggunakan pelarut etanol 96%. Maserasi dilakukan hingga maserat yang didapat bening, maserat ditampung dan disaring. Ekstrak dalam cawan porselen dipanaskan di atas

dan suhunya dijaga tidak lebih dari C hingga kental. Ekstrak kental yang

didapatkan ditimbang untuk mengetahui

Ekstrak Kental Buah Apel Standarisasi spesifik meliputi pemeriksaan

Tabel 1. Formula sediaan pasta gigi ekstrak etanol buah apelFungsi

Formula 1 (%)

Bahan aktif 9,6

Pembentuk gel

0,75

Abrasif 40Humektan 15Humektan Surfaktan

Pemanis 0,2Aroma 0,05

Pengawet 0,1Pengawet 0,01

Antioksidan Alkalyzing

agent 0,75

Pelarut 100berisi 4 R/. 1R/ = 100 gram

Evaluasi Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel

Evaluasi sediaan pasta gigi meliputi uji mutu fisik terdiri dari uji organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, dan daya sebar.

si karakteristik terdiri dari kemudahan uji daya lekat dan uji

konsistensi. Uji stabilitas terdiri dari stabilitas cycling test. Uji

aseptabilitas terdiri dari uji kesukaan terhadap

Penentuan Zat Berkhasiat Katekin Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Etanol Buah Apel Secara KLT

Larutan ekstrak kental buah apel ditimbang 3 gram dilarutkan dalam 5 ml metanol p.a dan

lam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

D PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER 1 I FEBRUARI

ngeringan. Setelah kering simplisia buah apel diblender dan diayak dengan

Standarisasi Serbuk Simplisia Kering Buah Apel Standarisasi spesifik meliputi pemeriksaan

makroskopis, mikroskopis, pemeriksaan pH, sari larut air, dan kadar sari larut etanol.

Standarisasi non sepsifik simplisia meliputi susut pengeringan, kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan kadar abu larut air. Setelah memenuhi spesifikasi dilanjutkan dengan proses

Simplisia buah apel diekstraksi dengan metode maserasi. Menggunakan pelarut etanol 96%. Maserasi dilakukan hingga maserat yang didapat bening, maserat ditampung dan disaring.

tas dan suhunya dijaga tidak lebih dari

C hingga kental. Ekstrak kental yang didapatkan ditimbang untuk mengetahui

Standarisasi spesifik meliputi pemeriksaan

organoleptisdan kadar sari larut etanol. Standarisasi non spesifik meliputi pemeriksaan kadar air, susut pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan kadar abu larut air. Ekstrak yang telah memenuhi spesifikasi akmenjadi sediaan pasta gigi.

Pembuatan Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel

940kemudian TEA dimasukkan dan campur hingga terbentuksorbitol dicampurkan kedalam sisa air. CaCONametil paraben dimasukkan pada mortar dan di lakukan penggerusan hingga halus. Campuran tersebut masa gel dan ditambahkan juga sisa air. Pencampuranterbentuk basis pasta gigi, selanjutnya ekstrak dimasukkan kedalam basis pasta gigi. tercampur secara homogen minyak permen dan cocamidopropyl betainpula proses evaluasi.dilihat pada Tabel 1.

Formula sediaan pasta gigi ekstrak etanol buah apel

Formula (%)

Formula 2 (%)

9,6 9,6

0,75 1,0

40 4015 15 5 5 1 1

0,2 0,20,05 0,050,1 0,1

0,01 0,011 1

0,75 1

100 100berisi 4 R/. 1R/ = 100 gram

Evaluasi Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel

Evaluasi sediaan pasta gigi meliputi uji mutu fisik terdiri dari uji organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, dan daya sebar.

si karakteristik terdiri dari kemudahan uji daya lekat dan uji

konsistensi. Uji stabilitas terdiri dari stabilitas Uji

aseptabilitas terdiri dari uji kesukaan terhadap

Penentuan Zat Berkhasiat Katekin Sediaan Pasta

ditimbang 3 gram dilarutkan dalam 5 ml metanol p.a dan

ditotolkan sebanyak silika gel FB dan C sediaan pasta gigi buah apel, masingmasing ditimbang 5 gram dan dilarutkan dalam 10 ml metanol p.a kemudian ditotolkan ݉digunakan etil asetat : air :v/v). Plat silika dikeringkan, permukaan diamati pada nm.

Metode Analisa Data Statistik

dianalisis menggunakan windows 17.0

lam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

FEBRUARI 2017

organoleptis, pemeriksaan pH, kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol. Standarisasi non spesifik meliputi pemeriksaan kadar air, susut pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan kadar abu larut air. Ekstrak yang telah memenuhi spesifikasi akmenjadi sediaan pasta gigi.

Pembuatan Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris

Pembuatan gel dilakukan dengan carbomer 940 ditambah sejumlah air hingga terbentuk gel kemudian TEA dimasukkan dan campur hingga terbentuk masa gel yang homogen. Gliserin dan sorbitol dicampurkan kedalam sisa air. CaCONa-Sakarin, Nametil paraben dimasukkan pada mortar dan di lakukan penggerusan hingga halus. Campuran tersebut sedikit demi sedikit dimasukmasa gel dan ditambahkan juga sisa air.

encampuranterbentuk basis pasta gigi, selanjutnya ekstrak dimasukkan kedalam basis pasta gigi. tercampur secara homogen minyak permen dan cocamidopropyl betainpula proses evaluasi.dilihat pada Tabel 1.

Formula sediaan pasta gigi ekstrak etanol buah apelFormula modifikasi

Formula 2 (%)

Formula 3 (%)

9,6 9,6

1,0 1,5

40 40 15 5 1

0,2 0,2 0,05 0,05 0,1 0,1

0,01 0,01 1 1,5

100 100

ditotolkan sebanyak silika gel F254. Formula 1, 2 dan 3B dan C sediaan pasta gigi buah apel, masingmasing ditimbang 5 gram dan dilarutkan dalam 10 ml metanol p.a kemudian ditotolkan pada plat silika gel F (݉digunakan etil asetat : air :v/v). Plat silika dikeringkan, permukaan diamati pada nm.

Metode Analisa Data Statistik

Hasil evaluasi sediaan selanjutnya dianalisis menggunakan windows 17.0

lam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

, pemeriksaan pH, kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol. Standarisasi non spesifik meliputi pemeriksaan kadar air, susut pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan kadar abu larut air. Ekstrak yang telah memenuhi spesifikasi akmenjadi sediaan pasta gigi.

Pembuatan Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Buah Malus sylvestris Mill)Pembuatan gel dilakukan dengan carbomer

ditambah sejumlah air hingga terbentuk gel kemudian TEA dimasukkan dan campur hingga

masa gel yang homogen. Gliserin dan sorbitol dicampurkan kedalam sisa air. CaCO

Sakarin, Na-Metabisulfit, propil paraben, dan metil paraben dimasukkan pada mortar dan di lakukan penggerusan hingga halus. Campuran

sedikit demi sedikit dimasukmasa gel dan ditambahkan juga sisa air.

encampuran dilakukan terbentuk basis pasta gigi, selanjutnya ekstrak dimasukkan kedalam basis pasta gigi. tercampur secara homogen minyak permen dan cocamidopropyl betain pula proses evaluasi. Formula sediaan dapat dilihat pada Tabel 1.

Formula sediaan pasta gigi ekstrak etanol buah apel Formula modifikasi Formula

Blangko

A (%)

9,6

-

40 15 5 1

0,2 0,05

0,1 0,01

1 -

100

ditotolkan sebanyak 4ߤl (4,44 . Formula 1, 2 dan 3

B dan C sediaan pasta gigi buah apel, masingmasing ditimbang 5 gram dan dilarutkan dalam 10 ml metanol p.a kemudian ditotolkan

) pada plat silika gel Fdigunakan etil asetat : air :v/v). Plat silika dikeringkan, permukaan diamati pada

Metode Analisa Data StatistikHasil evaluasi sediaan selanjutnya

dianalisis menggunakan windows 17.0 untuk mengetahui ada atau

lam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

, pemeriksaan pH, kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol. Standarisasi non spesifik meliputi pemeriksaan kadar air, susut pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan kadar abu larut air. Ekstrak yang telah memenuhi spesifikasi akan diproses untuk menjadi sediaan pasta gigi.

Pembuatan Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Buah Mill)

Pembuatan gel dilakukan dengan carbomer ditambah sejumlah air hingga terbentuk gel

kemudian TEA dimasukkan dan campur hingga masa gel yang homogen. Gliserin dan

sorbitol dicampurkan kedalam sisa air. CaCOMetabisulfit, propil paraben, dan

metil paraben dimasukkan pada mortar dan di lakukan penggerusan hingga halus. Campuran

sedikit demi sedikit dimasukkan kedalam masa gel dan ditambahkan juga sisa air.

secara homogen hingga terbentuk basis pasta gigi, selanjutnya ekstrak dimasukkan kedalam basis pasta gigi. tercampur secara homogen minyak permen dan

dimasukan, dilakukan Formula sediaan dapat

Blangko

B (%)

-

1,0

40 15 5 1

0,2 0,05 0,1

0,01 1 1

100

l (4,44 ݉. Formula 1, 2 dan 3 serta Blangko A,

B dan C sediaan pasta gigi buah apel, masingmasing ditimbang 5 gram dan dilarutkan dalam 10 ml metanol p.a kemudian ditotolkan

) pada plat silika gel F254. Fase gerak yang digunakan etil asetat : air : asam format (18:1:1, % v/v). Plat silika dikeringkan, nodapermukaan diamati pada UV 254 nm dan

Metode Analisa Data Statistik Hasil evaluasi sediaan selanjutnya

dianalisis menggunakan sofware untuk mengetahui ada atau

13

, pemeriksaan pH, kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol. Standarisasi non spesifik meliputi pemeriksaan kadar air, susut pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan kadar abu larut air. Ekstrak yang

an diproses untuk

Pembuatan Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Buah

Pembuatan gel dilakukan dengan carbomer ditambah sejumlah air hingga terbentuk gel

kemudian TEA dimasukkan dan campur hingga masa gel yang homogen. Gliserin dan

sorbitol dicampurkan kedalam sisa air. CaCO3, Metabisulfit, propil paraben, dan

metil paraben dimasukkan pada mortar dan di lakukan penggerusan hingga halus. Campuran

kan kedalam masa gel dan ditambahkan juga sisa air.

secara homogen hingga terbentuk basis pasta gigi, selanjutnya ekstrak dimasukkan kedalam basis pasta gigi. Setelahtercampur secara homogen minyak permen dan

dimasukan, dilakukan Formula sediaan dapat

Blangko C (%)

-

-

40 15 5 1

0,2 0,05 0,1

0,01 1 -

100

) pada plat serta Blangko A,

B dan C sediaan pasta gigi buah apel, masing-masing ditimbang 5 gram dan dilarutkan dalam 10 ml metanol p.a kemudian ditotolkan 7ߤl (3,7

. Fase gerak yang asam format (18:1:1, %

noda-noda pada 254 nm dan UV 366

Hasil evaluasi sediaan selanjutnya ofware SPSS for

untuk mengetahui ada atau

13

, pemeriksaan pH, kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol. Standarisasi non spesifik meliputi pemeriksaan kadar air, susut pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan kadar abu larut air. Ekstrak yang

an diproses untuk

Pembuatan Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Buah

Pembuatan gel dilakukan dengan carbomer ditambah sejumlah air hingga terbentuk gel

kemudian TEA dimasukkan dan campur hingga masa gel yang homogen. Gliserin dan

, Metabisulfit, propil paraben, dan

metil paraben dimasukkan pada mortar dan di lakukan penggerusan hingga halus. Campuran

kan kedalam masa gel dan ditambahkan juga sisa air.

secara homogen hingga terbentuk basis pasta gigi, selanjutnya ekstrak

Setelah tercampur secara homogen minyak permen dan

dimasukan, dilakukan Formula sediaan dapat

) pada plat serta Blangko A,

-masing ditimbang 5 gram dan dilarutkan dalam

l (3,7 . Fase gerak yang

asam format (18:1:1, % noda pada

366

Hasil evaluasi sediaan selanjutnya for

untuk mengetahui ada atau

JOURNAL OF PHARMACE

tidaknya perbedaan yang bermakna pada tiap bets dan formula. Data antar bets yang bersifat parametrik Independent tmenggunakan yang bersifat non menggunakan metode

HASIL DAN PEMBAHASA

Standarisasi spesifik dan non spesifik simplisia keringdiperoleh hasil bahwa ekstrak tersebut memenuhi spesifikasi yang ada sehingga ekstrak bisa digunakan dalam formulastandarisasi ekstrak kental buah apel dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan hasil pengke-enam formula sediaan pasta gigi ekstrak buah apel (Malus sylvestris dan 3 memiliki warna putih kekuningan. Pada blangko A serta pada blangko B dan blangko C menghasilkan warna putih dikarenakan tidak mengandung

STANDARISASI Makroskopis Warna Bentuk Bau Nilai pH Kadar Sari Larut Air (%)Kadar Sari Larut Etanol (%)STANDARISASI NON SPESIFIKSusut Pengeringan (%)

Kadar Air (%)

Kadar Abu Total (%)Kadar Abu Tidak Larut Asam (%)Kadar Abu Larut Air (%)

Gambar 1. Pengujian viskositas diperoleh pada

formula 1, 2, 3spesifikasi sediaan yaitu antara 15centipoise viskositas dikarenakan carbomer 940 dapat mengembang ketika terdispersi dalam air membentuk suatu koloidal 3 dimensi sehingga JOURNAL OF PHARMACEY SCIENCE AN

daknya perbedaan yang bermakna pada tiap bets dan formula. Data antar bets yang bersifat

dianalisis menggunakan metode Independent t-test menggunakan one way yang bersifat non menggunakan metode Kruskal Wallis.

HASIL DAN PEMBAHASAStandarisasi spesifik dan non spesifik

kering buah apel dan ekstrak buah apel diperoleh hasil bahwa ekstrak tersebut memenuhi spesifikasi yang ada sehingga ekstrak bisa digunakan dalam formulastandarisasi ekstrak kental buah apel dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan hasil pengenam formula sediaan pasta gigi ekstrak buah

Malus sylvestris Mill)memiliki warna putih kekuningan. Pada

memiliki warna kuning kecoklatan serta pada blangko B dan blangko C menghasilkan warna putih dikarenakan tidak mengandung

Jenis Uji STANDARISASI SPESIFIK

Kadar Sari Larut Air (%) Kadar Sari Larut Etanol (%) STANDARISASI NON SPESIFIKSusut Pengeringan (%)

Kadar Air (%)

Kadar Abu Total (%) Kadar Abu Tidak Larut Asam (%)Kadar Abu Larut Air (%)

Gambar 1. Hasil uji organoleptis sediaan pasta gigi ekstrak buah apel (

Pengujian viskositas diperoleh padaformula 1, 2, 3 dan Blangko B

si sediaan yaitu antara 15 (Ayuningtyas

viskositas dikarenakan carbomer 940 dapat mengembang ketika terdispersi dalam air membentuk suatu koloidal 3 dimensi sehingga

SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER

daknya perbedaan yang bermakna pada tiap bets dan formula. Data antar bets yang bersifat

dianalisis menggunakan metode dan antar formula

one way ANOVA, sedangkan data yang bersifat non parametrik

Kruskal Wallis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Standarisasi spesifik dan non spesifik

buah apel dan ekstrak buah apel diperoleh hasil bahwa ekstrak tersebut memenuhi spesifikasi yang ada sehingga ekstrak bisa digunakan dalam formulasi pasta gigi.standarisasi ekstrak kental buah apel dapat dilihat

Berdasarkan hasil pengamatan organoleptis enam formula sediaan pasta gigi ekstrak buah

Mill) diperoleh formula 1, 2 memiliki warna putih kekuningan. Pada

memiliki warna kuning kecoklatan serta pada blangko B dan blangko C menghasilkan warna putih dikarenakan tidak mengandung

Tabel 2. Standarisasi Serbuk Simplisia Buah Apel (

STANDARISASI NON SPESIFIK

Kadar Abu Tidak Larut Asam (%)

Hasil uji organoleptis sediaan pasta gigi ekstrak buah apel (

Pengujian viskositas diperoleh padadan Blangko B telah memenuhi

si sediaan yaitu antara 150.000Ayuningtyas, 2007).

viskositas dikarenakan carbomer 940 dapat mengembang ketika terdispersi dalam air membentuk suatu koloidal 3 dimensi sehingga

D PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER

daknya perbedaan yang bermakna pada tiap bets dan formula. Data antar bets yang bersifat

dianalisis menggunakan metode dan antar formula

ANOVA, sedangkan data parametrik dianalisis

Kruskal Wallis.

Standarisasi spesifik dan non spesifik buah apel dan ekstrak buah apel

diperoleh hasil bahwa ekstrak tersebut memenuhi spesifikasi yang ada sehingga ekstrak bisa

si pasta gigi. Hasil standarisasi ekstrak kental buah apel dapat dilihat

amatan organoleptis enam formula sediaan pasta gigi ekstrak buah

diperoleh formula 1, 2 memiliki warna putih kekuningan. Pada

memiliki warna kuning kecoklatan serta pada blangko B dan blangko C menghasilkan warna putih dikarenakan tidak mengandung

Standarisasi Serbuk Simplisia Buah Apel (Hasil Pengamatan

Kuning kecoklatan

Semi solidKhas

3,71 ± 0,0371,72 ± 0,6175,03 ± 0,22

2,00 ± 0,58

18,22± 0,71

0,41 ± 0,160,15 ± 0,100,38 ± 0,29

Hasil uji organoleptis sediaan pasta gigi ekstrak buah apel (

Pengujian viskositas diperoleh padatelah memenuhi 0.000-300.000 Meningkatnya

viskositas dikarenakan carbomer 940 dapat mengembang ketika terdispersi dalam air membentuk suatu koloidal 3 dimensi sehingga

D PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER 1 I FEBRUARI

daknya perbedaan yang bermakna pada tiap bets dan formula. Data antar bets yang bersifat

dianalisis menggunakan metode dan antar formula

ANOVA, sedangkan data dianalisis

Standarisasi spesifik dan non spesifik buah apel dan ekstrak buah apel

diperoleh hasil bahwa ekstrak tersebut memenuhi spesifikasi yang ada sehingga ekstrak bisa

Hasil standarisasi ekstrak kental buah apel dapat dilihat

amatan organoleptis enam formula sediaan pasta gigi ekstrak buah

diperoleh formula 1, 2 memiliki warna putih kekuningan. Pada

memiliki warna kuning kecoklatan serta pada blangko B dan blangko C menghasilkan warna putih dikarenakan tidak mengandung

ekstrak. Hasil pengamatan organoleptis dapat dilihamenunjukkan bahwa sediaan pasta gigi ekstrak buahhomogenitas yang baik ditunjukkan dengan menghasilkan warna yang sama dan tidak terdapat butiran

nilai pH pada sediaan pasta gigi apakah sesuai dengan rentanagar saat penggunaannya tidak terjadi iritasi pada membran mukosa. Spesifikasi pH sediaan pasta gigi menurut Dewan Standar Nasional Indonesia (1995), untuk pH sediaan pasta gigi yang baik yaitu 6,5±0,5. Berdasarkan hasil pengdiketahui bahwa keenam formula memenuhi spesifikasi yang diharapkan. Terdapat perbedaan bermakna pH pada formula yang menggunakan ekstrak dan tanpa ekstrak, hal ini disebabkan pengaruh dari pH ekstrak kental yang asam. Peningkatan konsentrasi carbomberpengaruh terhadap pH. Hasil pengujian nilai pH dapat dilihat pada Tabel 3.

Standarisasi Serbuk Simplisia Buah Apel (Hasil Pengamatan

Kuning kecoklatan Semi solid

Khas 3,71 ± 0,03 71,72 ± 0,61 75,03 ± 0,22

2,00 ± 0,58

18,22± 0,71

0,41 ± 0,16 0,15 ± 0,10 0,38 ± 0,29

Hasil uji organoleptis sediaan pasta gigi ekstrak buah apel (

Pengujian viskositas diperoleh pada telah memenuhi

300.000 Meningkatnya

viskositas dikarenakan carbomer 940 dapat mengembang ketika terdispersi dalam air membentuk suatu koloidal 3 dimensi sehingga

membentuk suatu sistem yang kental dan bersifat viskoelastis (Osborne, 1990). Peningkatan viskositempat aplikasi, tetapi menurunkan daya sebar (Gargtidak mengandung carbomer 940 sebagai bahan pembentuk gel, maka hal tersebut akan FEBRUARI 2017

ekstrak. Hasil pengamatan organoleptis dapat dilihat pada Gambar 1menunjukkan bahwa sediaan pasta gigi ekstrak buah apel pada keenam formula memiliki tingkat homogenitas yang baik ditunjukkan dengan menghasilkan warna yang sama dan tidak terdapat butiran

Pengujian pH nilai pH pada sediaan pasta gigi apakah sesuai dengan rentanagar saat penggunaannya tidak terjadi iritasi pada membran mukosa. Spesifikasi pH sediaan pasta gigi menurut Dewan Standar Nasional Indonesia (1995), untuk pH sediaan pasta gigi yang baik yaitu 6,5±0,5. Berdasarkan hasil pengdiketahui bahwa keenam formula memenuhi spesifikasi yang diharapkan. Terdapat perbedaan bermakna pH pada formula yang menggunakan ekstrak dan tanpa ekstrak, hal ini disebabkan pengaruh dari pH ekstrak kental yang asam. Peningkatan konsentrasi carbomberpengaruh terhadap pH. Hasil pengujian nilai pH dapat dilihat pada Tabel 3.

Standarisasi Serbuk Simplisia Buah Apel (Malus sylvestrisPersyaratan

≤ 10% (Ditjen POM, 2010)

≤ 10% (Ditjen POM, 2010)

Hasil uji organoleptis sediaan pasta gigi ekstrak buah apel (

membentuk suatu sistem yang kental dan bersifat viskoelastis (Osborne, 1990). Peningkatan viskositas akan meningkatkan waktu retensi pada tempat aplikasi, tetapi menurunkan daya sebar Garg et al., 2002).

tidak mengandung carbomer 940 sebagai bahan pembentuk gel, maka hal tersebut akan

J PHARM SCI

ekstrak. Hasil pengamatan organoleptis dapat t pada Gambar 1

menunjukkan bahwa sediaan pasta gigi ekstrak apel pada keenam formula memiliki tingkat

homogenitas yang baik ditunjukkan dengan menghasilkan warna yang sama dan tidak terdapat butiran-butiran kasar.

Pengujian pH bertujuan untuk menentukan nilai pH pada sediaan pasta gigi apakah sesuai dengan rentang pH yang telah dipersyaratkan agar saat penggunaannya tidak terjadi iritasi pada membran mukosa. Spesifikasi pH sediaan pasta gigi menurut Dewan Standar Nasional Indonesia (1995), untuk pH sediaan pasta gigi yang baik yaitu 6,5±0,5. Berdasarkan hasil pengdiketahui bahwa keenam formula memenuhi spesifikasi yang diharapkan. Terdapat perbedaan bermakna pH pada formula yang menggunakan ekstrak dan tanpa ekstrak, hal ini disebabkan pengaruh dari pH ekstrak kental yang asam. Peningkatan konsentrasi carbomberpengaruh terhadap pH. Hasil pengujian nilai pH dapat dilihat pada Tabel 3.

Malus sylvestris Mill) Persyaratan Keterangan

≤ 10% (Ditjen POM,

≤ 10% (Ditjen POM,

Hasil uji organoleptis sediaan pasta gigi ekstrak buah apel (Malus sylvestris

membentuk suatu sistem yang kental dan bersifat viskoelastis (Osborne, 1990). Peningkatan

tas akan meningkatkan waktu retensi pada tempat aplikasi, tetapi menurunkan daya sebar

, 2002). Blangko A dan Ctidak mengandung carbomer 940 sebagai bahan pembentuk gel, maka hal tersebut akan

J PHARM SCI & PRACT, 2017, 4(

ekstrak. Hasil pengamatan organoleptis dapat t pada Gambar 1. Uji homogenitas

menunjukkan bahwa sediaan pasta gigi ekstrak apel pada keenam formula memiliki tingkat

homogenitas yang baik ditunjukkan dengan menghasilkan warna yang sama dan tidak

butiran kasar. bertujuan untuk menentukan

nilai pH pada sediaan pasta gigi apakah sesuai g pH yang telah dipersyaratkan

agar saat penggunaannya tidak terjadi iritasi pada membran mukosa. Spesifikasi pH sediaan pasta gigi menurut Dewan Standar Nasional Indonesia (1995), untuk pH sediaan pasta gigi yang baik yaitu 6,5±0,5. Berdasarkan hasil pengdiketahui bahwa keenam formula memenuhi spesifikasi yang diharapkan. Terdapat perbedaan bermakna pH pada formula yang menggunakan ekstrak dan tanpa ekstrak, hal ini disebabkan pengaruh dari pH ekstrak kental yang asam. Peningkatan konsentrasi carbomer 940 juga berpengaruh terhadap pH. Hasil pengujian nilai pH dapat dilihat pada Tabel 3.

Keterangan

Sesuai

Sesuai

Malus sylvestris

membentuk suatu sistem yang kental dan bersifat viskoelastis (Osborne, 1990). Peningkatan

tas akan meningkatkan waktu retensi pada tempat aplikasi, tetapi menurunkan daya sebar

Blangko A dan C dikarenakan tidak mengandung carbomer 940 sebagai bahan pembentuk gel, maka hal tersebut akan

& PRACT, 2017, 4(1): 11 - 17

14

ekstrak. Hasil pengamatan organoleptis dapat Uji homogenitas

menunjukkan bahwa sediaan pasta gigi ekstrak apel pada keenam formula memiliki tingkat

homogenitas yang baik ditunjukkan dengan menghasilkan warna yang sama dan tidak

bertujuan untuk menentukan nilai pH pada sediaan pasta gigi apakah sesuai

g pH yang telah dipersyaratkan agar saat penggunaannya tidak terjadi iritasi pada membran mukosa. Spesifikasi pH sediaan pasta gigi menurut Dewan Standar Nasional Indonesia (1995), untuk pH sediaan pasta gigi yang baik yaitu 6,5±0,5. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa keenam formula memenuhi spesifikasi yang diharapkan. Terdapat perbedaan bermakna pH pada formula yang menggunakan ekstrak dan tanpa ekstrak, hal ini disebabkan pengaruh dari pH ekstrak kental yang asam.

er 940 juga berpengaruh terhadap pH. Hasil pengujian nilai

Mill)

membentuk suatu sistem yang kental dan bersifat viskoelastis (Osborne, 1990). Peningkatan

tas akan meningkatkan waktu retensi pada tempat aplikasi, tetapi menurunkan daya sebar

dikarenakan tidak mengandung carbomer 940 sebagai bahan pembentuk gel, maka hal tersebut akan

17

14

ekstrak. Hasil pengamatan organoleptis dapat Uji homogenitas

menunjukkan bahwa sediaan pasta gigi ekstrak apel pada keenam formula memiliki tingkat

homogenitas yang baik ditunjukkan dengan menghasilkan warna yang sama dan tidak

bertujuan untuk menentukan nilai pH pada sediaan pasta gigi apakah sesuai

g pH yang telah dipersyaratkan agar saat penggunaannya tidak terjadi iritasi pada membran mukosa. Spesifikasi pH sediaan pasta gigi menurut Dewan Standar Nasional Indonesia (1995), untuk pH sediaan pasta gigi yang baik

amatan diketahui bahwa keenam formula memenuhi spesifikasi yang diharapkan. Terdapat perbedaan bermakna pH pada formula yang menggunakan ekstrak dan tanpa ekstrak, hal ini disebabkan pengaruh dari pH ekstrak kental yang asam.

er 940 juga berpengaruh terhadap pH. Hasil pengujian nilai

membentuk suatu sistem yang kental dan bersifat viskoelastis (Osborne, 1990). Peningkatan

tas akan meningkatkan waktu retensi pada tempat aplikasi, tetapi menurunkan daya sebar

dikarenakan tidak mengandung carbomer 940 sebagai bahan pembentuk gel, maka hal tersebut akan

Penggunaan Carbormer 940 sebagai Gelling Agent da

JOURNAL OF PHARMACE

berpengaruh pada viskositas yang dihassehingga viskositas sulit terbaca pada alatpengujian nilai visko3.

Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui penyebaran dari pasta gigi ketika dituang ke sikat gigi.diinginkan adalah dalam waktu 1 menit turun 0,1–kurang dari 0,5 cm melalui selabulu sikat gigihasil pengamatan diperoleh bahwa daya sebar sediaan berbanding terbalik dnilai viskositas. Semakin tinggi konsentrasi gelling agentrendah sehingga sukar untuk menembus selasikat gigi. bertanggung jawab terhadap keefektifan dalam penggunaan suatu sediaamelepaskan zat aktifnya (Garg pengujian daya

Uji kemudahan dikeluarkan dari dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemudahan sediaan pasta gigi untuk dikeluarkan dari tube saat digunakan, dimana spesifikasi yang diharapkan dari uji kemudahan dari sediaan mudah dikeluarkan dari pemberian beban 190yang digunakan untuk meletakan beban yaitu memiliki berat 45,8 gram. Uji kemudahan dikeluarkan dari dengan analisa statistik hoc yaitu Tukeyhasil menunjukkan bahwa F(2,53) sehingga terdapat perbedaan bermakna antar formula. H2 dan formula 3 masuk ke kriteria mudah dikeluarkan dari 209,13±1,44 gram untuk dapat keluar dari Formula 1 tidak memenuhi spesifikasi yang diharapkan,dari konsentrasi pada tiap formulanya. Semakin tinggi agent yang digunakan maka semakin tinggi pula viskositas yang dihasilkan sediaan sehingga turbulensi semakin besar dan dapat menyebabktekan yang diberikan untuk mengeluarkan pasta gigi dari sediaan semakin besar pula.dan C yang tidak menggunakan maka sediaan sangat mudah dikeluarkan yaitu dengan penambahan beban 145,8±0,00 gram untuk kedua blangko. carbomer 940 konsentrasi 1,0% memerlukan beban 154,13±4,08 gram untuk mampu mengeluarkan sediaan. Hal tersebut menyatakan bahwa dengan penambahan berpengaruh pada nilai kemudahan dikeluarkan dari tube antar formula.

Daya lekat memastikan bahwa sediaan pasta gigi mampu untuk melekat dengan baik ketika digunakan pada permukaan gigi sehingga bahan aktif katekin dari ekstrak kental buah apel dapat bekerja dengan baik untuk mengatasi karies pada gigi. Sp

Penggunaan Carbormer 940 sebagai Gelling Agent da

JOURNAL OF PHARMACEY SCIENCE AN

berpengaruh pada viskositas yang dihassehingga viskositas sulit terbaca pada alatpengujian nilai viskositas dapat dilihat pada Tabel

Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui penyebaran dari pasta gigi ketika dituang ke sikat gigi. Spesifikasi daya sebar yang diinginkan adalah dalam waktu 1 menit

kurang dari 0,5 cm melalui selabulu sikat gigi (Paramita, 2014). Berdasarkan data hasil pengamatan diperoleh bahwa daya sebar sediaan berbanding terbalik dnilai viskositas. Semakin tinggi konsentrasi gelling agent maka daya sebar sediaan semakin rendah sehingga sukar untuk menembus sela

Daya sebar merupakan aspek yang bertanggung jawab terhadap keefektifan dalam penggunaan suatu sediaamelepaskan zat aktifnya (Garg pengujian daya sebar dapat dilihat pada Tabel 3

Uji kemudahan dikeluarkan dari dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemudahan sediaan pasta gigi untuk dikeluarkan

saat digunakan, dimana spesifikasi yang diharapkan dari uji kemudahan dari sediaan mudah dikeluarkan dari pemberian beban 190-yang digunakan untuk meletakan beban yaitu memiliki berat 45,8 gram. Uji kemudahan

ikeluarkan dari tube pada sediaan antar formula dengan analisa statistik

Tukey) dengan tingkat kepercayaan 95% hasil menunjukkan bahwa F(2,53) sehingga terdapat perbedaan bermakna antar formula. Hasil yang diperoleh dari formula 2 dan formula 3 masuk ke kriteria mudah dikeluarkan dari tube 209,13±1,44 gram untuk dapat keluar dari Formula 1 tidak memenuhi spesifikasi yang diharapkan, hal tersebut dikarenakan perbedaan

i konsentrasi gelling agent pada tiap formulanya. Semakin tinggi

yang digunakan maka semakin tinggi pula viskositas yang dihasilkan sediaan sehingga

yang terjadi pada ujung semakin besar dan dapat menyebabktekan yang diberikan untuk mengeluarkan pasta gigi dari sediaan semakin besar pula.dan C yang tidak menggunakan maka sediaan sangat mudah dikeluarkan yaitu dengan penambahan beban 145,8±0,00 gram untuk kedua blangko. carbomer 940 konsentrasi 1,0% memerlukan beban 154,13±4,08 gram untuk mampu mengeluarkan sediaan. Hal tersebut menyatakan bahwa dengan penambahan berpengaruh pada nilai kemudahan dikeluarkan

antar formula. Daya lekat dilakukan dengan tujuan untuk

memastikan bahwa sediaan pasta gigi mampu untuk melekat dengan baik ketika digunakan pada permukaan gigi sehingga bahan aktif katekin dari ekstrak kental buah apel dapat bekerja dengan baik untuk mengatasi karies pada gigi. Sp

Penggunaan Carbormer 940 sebagai Gelling Agent dalam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER

berpengaruh pada viskositas yang dihassehingga viskositas sulit terbaca pada alat

sitas dapat dilihat pada Tabel

Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui penyebaran dari pasta gigi ketika

Spesifikasi daya sebar yang diinginkan adalah dalam waktu 1 menit

kurang dari 0,5 cm melalui sela(Paramita, 2014). Berdasarkan data

hasil pengamatan diperoleh bahwa daya sebar sediaan berbanding terbalik dnilai viskositas. Semakin tinggi konsentrasi

maka daya sebar sediaan semakin rendah sehingga sukar untuk menembus sela

Daya sebar merupakan aspek yang bertanggung jawab terhadap keefektifan dalam penggunaan suatu sediaan serta ketepatan melepaskan zat aktifnya (Garg et al.,

sebar dapat dilihat pada Tabel 3Uji kemudahan dikeluarkan dari

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemudahan sediaan pasta gigi untuk dikeluarkan

saat digunakan, dimana spesifikasi yang diharapkan dari uji kemudahan dari sediaan mudah dikeluarkan dari

-210 gram. Cawan beban yang digunakan untuk meletakan beban yaitu memiliki berat 45,8 gram. Uji kemudahan

pada sediaan antar formula dengan analisa statistik anova one way

) dengan tingkat kepercayaan 95% hasil menunjukkan bahwa Fhitung (271,216) > F(2,53) sehingga terdapat perbedaan bermakna

asil yang diperoleh dari formula 2 dan formula 3 masuk ke kriteria mudah

dengan beban209,13±1,44 gram untuk dapat keluar dari Formula 1 tidak memenuhi spesifikasi yang

al tersebut dikarenakan perbedaan gelling agent yang digunakan

pada tiap formulanya. Semakin tinggi yang digunakan maka semakin tinggi pula

viskositas yang dihasilkan sediaan sehingga yang terjadi pada ujung

semakin besar dan dapat menyebabktekan yang diberikan untuk mengeluarkan pasta gigi dari sediaan semakin besar pula.dan C yang tidak menggunakan maka sediaan sangat mudah dikeluarkan yaitu dengan penambahan beban 145,8±0,00 gram untuk kedua blangko. Blangko B carbomer 940 konsentrasi 1,0% memerlukan beban 154,13±4,08 gram untuk mampu mengeluarkan sediaan. Hal tersebut menyatakan bahwa dengan penambahan gelling agentberpengaruh pada nilai kemudahan dikeluarkan

antar formula. dilakukan dengan tujuan untuk

memastikan bahwa sediaan pasta gigi mampu untuk melekat dengan baik ketika digunakan pada permukaan gigi sehingga bahan aktif katekin dari ekstrak kental buah apel dapat bekerja dengan baik untuk mengatasi karies pada gigi. Sp

lam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

D PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER

berpengaruh pada viskositas yang dihasilkan sehingga viskositas sulit terbaca pada alat. Hasil

sitas dapat dilihat pada Tabel

Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui penyebaran dari pasta gigi ketika

Spesifikasi daya sebar yang diinginkan adalah dalam waktu 1 menit sediaan

kurang dari 0,5 cm melalui sela-sela (Paramita, 2014). Berdasarkan data

hasil pengamatan diperoleh bahwa kemampuan daya sebar sediaan berbanding terbalik dengan nilai viskositas. Semakin tinggi konsentrasi

maka daya sebar sediaan semakin rendah sehingga sukar untuk menembus sela-sela

Daya sebar merupakan aspek yang bertanggung jawab terhadap keefektifan dalam

n serta ketepatan et al., 2002). Hasil

sebar dapat dilihat pada Tabel 3.Uji kemudahan dikeluarkan dari tube

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemudahan sediaan pasta gigi untuk dikeluarkan

saat digunakan, dimana spesifikasi yang diharapkan dari uji kemudahan dari tube yaitu sediaan mudah dikeluarkan dari tube dengan

210 gram. Cawan beban yang digunakan untuk meletakan beban yaitu memiliki berat 45,8 gram. Uji kemudahan

pada sediaan antar formula anova one way (uji post

) dengan tingkat kepercayaan 95% (271,216) > Ftabel

(2,53) sehingga terdapat perbedaan bermakna asil yang diperoleh dari formula

2 dan formula 3 masuk ke kriteria mudah dengan beban 194,13

209,13±1,44 gram untuk dapat keluar dari tubeFormula 1 tidak memenuhi spesifikasi yang

al tersebut dikarenakan perbedaan yang digunakan

pada tiap formulanya. Semakin tinggi gelling yang digunakan maka semakin tinggi pula

viskositas yang dihasilkan sediaan sehingga yang terjadi pada ujung tube juga

semakin besar dan dapat menyebabkan gaya tekan yang diberikan untuk mengeluarkan pasta gigi dari sediaan semakin besar pula. Blangko A dan C yang tidak menggunakan gelling agent maka sediaan sangat mudah dikeluarkan yaitu dengan penambahan beban 145,8±0,00 gram

o B dengan carbomer 940 konsentrasi 1,0% memerlukan beban 154,13±4,08 gram untuk mampu mengeluarkan sediaan. Hal tersebut menyatakan

gelling agentberpengaruh pada nilai kemudahan dikeluarkan

dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa sediaan pasta gigi mampu untuk melekat dengan baik ketika digunakan pada permukaan gigi sehingga bahan aktif katekin dari ekstrak kental buah apel dapat bekerja dengan baik untuk mengatasi karies pada gigi. Spesifikasi

lam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

D PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER 1 I FEBRUARI

ilkan Hasil

sitas dapat dilihat pada Tabel

Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui penyebaran dari pasta gigi ketika

Spesifikasi daya sebar yang sediaan

sela (Paramita, 2014). Berdasarkan data

kemampuan engan

nilai viskositas. Semakin tinggi konsentrasi maka daya sebar sediaan semakin

sela Daya sebar merupakan aspek yang

bertanggung jawab terhadap keefektifan dalam n serta ketepatan

Hasil .

tube dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemudahan sediaan pasta gigi untuk dikeluarkan

saat digunakan, dimana spesifikasi yang yaitu

dengan 210 gram. Cawan beban

yang digunakan untuk meletakan beban yaitu memiliki berat 45,8 gram. Uji kemudahan

pada sediaan antar formula post-

) dengan tingkat kepercayaan 95% tabel

(2,53) sehingga terdapat perbedaan bermakna asil yang diperoleh dari formula

2 dan formula 3 masuk ke kriteria mudah 194,13 -

tube. Formula 1 tidak memenuhi spesifikasi yang

al tersebut dikarenakan perbedaan yang digunakan

gelling yang digunakan maka semakin tinggi pula

viskositas yang dihasilkan sediaan sehingga juga

an gaya tekan yang diberikan untuk mengeluarkan pasta

langko A gelling agent

maka sediaan sangat mudah dikeluarkan yaitu dengan penambahan beban 145,8±0,00 gram

dengan carbomer 940 konsentrasi 1,0% memerlukan beban 154,13±4,08 gram untuk mampu mengeluarkan sediaan. Hal tersebut menyatakan

gelling agent berpengaruh pada nilai kemudahan dikeluarkan

dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa sediaan pasta gigi mampu untuk melekat dengan baik ketika digunakan pada permukaan gigi sehingga bahan aktif katekin dari ekstrak kental buah apel dapat bekerja dengan

esifikasi

yang diharapkan yaitu sediaan mudah lekat dengan kriteria selama lebih dari 30 detik sediaan tetap meleka. Uji daya lekat pada sediaan antar formula dengan analisa statistik (uji kepercayaan 95% (80,311) > Fperbedaan bermakna antar formula. dan 3 memenuhi spesifikasi daya lekat yang diinginkan, memenuhi spesifikasi yang di inginkantersebut konsentrasi Blangko A dan blangko C juga tidak memenuhi spesifikasi yaitu dengan nilai daya sebar keduanya 2,83±0,40 detik, hal ini disebabkan karena tidak terdapatnya bahan pengental yanmeningkatkan viskositas sediaan, sehingga kemampuan untuk melekat juga berkurang. Maka, dapat dikatakan dengan peningkatan konsetrasi dibutuhkan sediaan untuk melekat jauh lebih lama.

mengetahui kemampuan sediaan mempertahankan bentuknya ketika dituang keatas sikat gigi. Spesifikasi yang diharapkan yaitu sediaan memiliki konsistensi baik yaitu selama lebih dari 5 menit tidak mengalami perubahan bentuk. Uji konsistensi pada sediaanantar formula dengan analisa statistik way kepercayaan 95% hasil menunjukkan bahwa F(187,256) > Fperbedaan bermakna antar formula. konsistensi formula 2 spesifikasi konsistensi yang di inginkan yaitu Pada Blangko B hasil konsistensi memenuhi spesifikasi yang di inginkan yaitu 5,91±0,63 menit. Sedangkan pada Blangko A dan Blangko C tidak memenuhi spesifikasi yang di inginka, yaitu denberturuttersebut dikarenakan dengan tidak adanya agentkonsistensi sediaan dimana sediaan tidak mampu mempertahankan bentuk selama didiamdalam waktu 5 menit. Hal tersebut Menunjukkan dengan peningkatan konsentrasi dan peningkatan viskositas pada konsistensi sediaan pasta gigi ekstrak kental buah apel.

dilakukan ubertahan sediaan selama waktu dan kondisi penyimpanan guna menjamin kualitas sediaan pasta gigi yang stabil. Pengamatan stabilitas dilakukan pada suhu kamar, suhu tinggi dan cycling testpH. Pperubahan bentuk pada blangko A dan blangko C, sedangkan pada formula yang lain menunjukorganoleptis yang stabil. Pada pengujian stabilitas pH terjadi peningkatan nilai pH pad

lam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

FEBRUARI 2017

yang diharapkan yaitu sediaan mudah lekat dengan kriteria selama lebih dari 30 detik sediaan tetap meleka. Uji daya lekat pada sediaan antar formula dengan analisa statistik uji post-hoc

kepercayaan 95% (80,311) > Fperbedaan bermakna antar formula. dan 3 memenuhi spesifikasi daya lekat yang diinginkan, sedangkan pada fmemenuhi spesifikasi yang di inginkantersebut dapat disebabkan karena peningkatan konsentrasi gelling agent

langko A dan blangko C juga tidak memenuhi spesifikasi yaitu dengan nilai daya sebar keduanya 2,83±0,40 detik, hal ini disebabkan karena tidak terdapatnya bahan pengental yanmeningkatkan viskositas sediaan, sehingga kemampuan untuk melekat juga berkurang. Maka, dapat dikatakan dengan peningkatan konsetrasi gelling agentdibutuhkan sediaan untuk melekat jauh lebih lama.

Uji konsistensi dilakukan dengan tmengetahui kemampuan sediaan mempertahankan bentuknya ketika dituang keatas sikat gigi. Spesifikasi yang diharapkan yaitu sediaan memiliki konsistensi baik yaitu selama lebih dari 5 menit tidak mengalami perubahan bentuk. Uji konsistensi pada sediaanantar formula dengan analisa statistik way (uji postkepercayaan 95% hasil menunjukkan bahwa F(187,256) > Fperbedaan bermakna antar formula. konsistensi formula 2 spesifikasi konsistensi yang di inginkan yaitu Pada Blangko B hasil konsistensi memenuhi spesifikasi yang di inginkan yaitu 5,91±0,63 menit. Sedangkan pada Blangko A dan Blangko C tidak memenuhi spesifikasi yang di inginka, yaitu dengan hasil konsistensi yang jelek dengan hasil berturut-turut 0,02±1,34 dan 0,01±0,67. Hal tersebut dikarenakan dengan tidak adanya agent memberikan pengaruh terhadap konsistensi sediaan dimana sediaan tidak mampu mempertahankan bentuk selama didiamdalam waktu 5 menit. Hal tersebut Menunjukkan dengan peningkatan konsentrasi dan peningkatan viskositas gelling agentpada konsistensi sediaan pasta gigi ekstrak kental buah apel.

Pengujian stabilitas sediaan pasta gigi dilakukan ubertahan sediaan selama waktu dan kondisi penyimpanan guna menjamin kualitas sediaan pasta gigi yang stabil. Pengamatan stabilitas dilakukan pada suhu kamar, suhu tinggi dan cycling test dengan melihat organoleptis dan nilai pH. Pada pengamatan organoleptis terjadi perubahan bentuk pada blangko A dan blangko C, sedangkan pada formula yang lain menunjukorganoleptis yang stabil. Pada pengujian stabilitas pH terjadi peningkatan nilai pH pad

lam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

yang diharapkan yaitu sediaan mudah lekat dengan kriteria selama lebih dari 30 detik sediaan tetap meleka. Uji daya lekat pada sediaan antar formula dengan analisa statistik

hoc yaitu Tukeykepercayaan 95% hasil menunjukkan bahwa F(80,311) > Ftabel (2,53) sehingga terdapat perbedaan bermakna antar formula. dan 3 memenuhi spesifikasi daya lekat yang

sedangkan pada fmemenuhi spesifikasi yang di inginkan

dapat disebabkan karena peningkatan gelling agent

langko A dan blangko C juga tidak memenuhi spesifikasi yaitu dengan nilai daya sebar keduanya 2,83±0,40 detik, hal ini disebabkan karena tidak terdapatnya bahan pengental yanmeningkatkan viskositas sediaan, sehingga kemampuan untuk melekat juga berkurang. Maka, dapat dikatakan dengan peningkatan

gelling agentdibutuhkan sediaan untuk melekat jauh lebih

Uji konsistensi dilakukan dengan tmengetahui kemampuan sediaan mempertahankan bentuknya ketika dituang keatas sikat gigi. Spesifikasi yang diharapkan yaitu sediaan memiliki konsistensi baik yaitu selama lebih dari 5 menit tidak mengalami perubahan bentuk. Uji konsistensi pada sediaanantar formula dengan analisa statistik

post-hoc yaitu kepercayaan 95% hasil menunjukkan bahwa F(187,256) > Ftabel (2,53) sehingga terdapat perbedaan bermakna antar formula. konsistensi formula 2 dan formula 3 memenuhi spesifikasi konsistensi yang di inginkan yaitu Pada Blangko B hasil konsistensi memenuhi spesifikasi yang di inginkan yaitu 5,91±0,63 menit. Sedangkan pada Blangko A dan Blangko C tidak memenuhi spesifikasi yang di inginka, yaitu

gan hasil konsistensi yang jelek dengan hasil turut 0,02±1,34 dan 0,01±0,67. Hal

tersebut dikarenakan dengan tidak adanya memberikan pengaruh terhadap

konsistensi sediaan dimana sediaan tidak mampu mempertahankan bentuk selama didiamdalam waktu 5 menit. Hal tersebut Menunjukkan dengan peningkatan konsentrasi dan peningkatan

gelling agent pada konsistensi sediaan pasta gigi ekstrak kental

Pengujian stabilitas sediaan pasta gigi dilakukan untuk mengetahui kemampuan bertahan sediaan selama waktu dan kondisi penyimpanan guna menjamin kualitas sediaan pasta gigi yang stabil. Pengamatan stabilitas dilakukan pada suhu kamar, suhu tinggi dan

dengan melihat organoleptis dan nilai ada pengamatan organoleptis terjadi

perubahan bentuk pada blangko A dan blangko C, sedangkan pada formula yang lain menunjukorganoleptis yang stabil. Pada pengujian stabilitas pH terjadi peningkatan nilai pH pad

lam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

yang diharapkan yaitu sediaan mudah lekat dengan kriteria selama lebih dari 30 detik sediaan tetap meleka. Uji daya lekat pada sediaan antar formula dengan analisa statistik anova one way

Tukey) dengan tingkat hasil menunjukkan bahwa F

(2,53) sehingga terdapat perbedaan bermakna antar formula. dan 3 memenuhi spesifikasi daya lekat yang

sedangkan pada formula 1 tidak memenuhi spesifikasi yang di inginkan

dapat disebabkan karena peningkatan gelling agent pada tiap formula

langko A dan blangko C juga tidak memenuhi spesifikasi yaitu dengan nilai daya sebar keduanya 2,83±0,40 detik, hal ini disebabkan karena tidak terdapatnya bahan pengental yanmeningkatkan viskositas sediaan, sehingga kemampuan untuk melekat juga berkurang. Maka, dapat dikatakan dengan peningkatan

gelling agent maka waktu yang dibutuhkan sediaan untuk melekat jauh lebih

Uji konsistensi dilakukan dengan tmengetahui kemampuan sediaan mempertahankan bentuknya ketika dituang keatas sikat gigi. Spesifikasi yang diharapkan yaitu sediaan memiliki konsistensi baik yaitu selama lebih dari 5 menit tidak mengalami perubahan bentuk. Uji konsistensi pada sediaanantar formula dengan analisa statistik

yaitu Tukey) dengan tingkat kepercayaan 95% hasil menunjukkan bahwa F

(2,53) sehingga terdapat perbedaan bermakna antar formula.

dan formula 3 memenuhi spesifikasi konsistensi yang di inginkan yaitu Pada Blangko B hasil konsistensi memenuhi spesifikasi yang di inginkan yaitu 5,91±0,63 menit. Sedangkan pada Blangko A dan Blangko C tidak memenuhi spesifikasi yang di inginka, yaitu

gan hasil konsistensi yang jelek dengan hasil turut 0,02±1,34 dan 0,01±0,67. Hal

tersebut dikarenakan dengan tidak adanya memberikan pengaruh terhadap

konsistensi sediaan dimana sediaan tidak mampu mempertahankan bentuk selama didiamdalam waktu 5 menit. Hal tersebut Menunjukkan dengan peningkatan konsentrasi dan peningkatan

memberikan pengaruh pada konsistensi sediaan pasta gigi ekstrak kental

Pengujian stabilitas sediaan pasta gigi ntuk mengetahui kemampuan

bertahan sediaan selama waktu dan kondisi penyimpanan guna menjamin kualitas sediaan pasta gigi yang stabil. Pengamatan stabilitas dilakukan pada suhu kamar, suhu tinggi dan

dengan melihat organoleptis dan nilai ada pengamatan organoleptis terjadi

perubahan bentuk pada blangko A dan blangko C, sedangkan pada formula yang lain menunjukorganoleptis yang stabil. Pada pengujian stabilitas pH terjadi peningkatan nilai pH pad

15

yang diharapkan yaitu sediaan mudah lekat dengan kriteria selama lebih dari 30 detik sediaan tetap meleka. Uji daya lekat pada sediaan antar

anova one way ) dengan tingkat

hasil menunjukkan bahwa Fhitung

(2,53) sehingga terdapat perbedaan bermakna antar formula. Formula 2 dan 3 memenuhi spesifikasi daya lekat yang

ormula 1 tidak memenuhi spesifikasi yang di inginkan hal

dapat disebabkan karena peningkatan pada tiap formula.

langko A dan blangko C juga tidak memenuhi spesifikasi yaitu dengan nilai daya sebar keduanya 2,83±0,40 detik, hal ini disebabkan karena tidak terdapatnya bahan pengental yang dapat meningkatkan viskositas sediaan, sehingga kemampuan untuk melekat juga berkurang. Maka, dapat dikatakan dengan peningkatan

maka waktu yang dibutuhkan sediaan untuk melekat jauh lebih

Uji konsistensi dilakukan dengan tujuan mengetahui kemampuan sediaan mempertahankan bentuknya ketika dituang keatas sikat gigi. Spesifikasi yang diharapkan yaitu sediaan memiliki konsistensi baik yaitu selama lebih dari 5 menit tidak mengalami perubahan bentuk. Uji konsistensi pada sediaanantar formula dengan analisa statistik anova one

) dengan tingkat kepercayaan 95% hasil menunjukkan bahwa Fhitung

(2,53) sehingga terdapat perbedaan bermakna antar formula. Hasil uji

dan formula 3 memenuhi spesifikasi konsistensi yang di inginkan yaitu Pada Blangko B hasil konsistensi memenuhi spesifikasi yang di inginkan yaitu 5,91±0,63 menit. Sedangkan pada Blangko A dan Blangko C tidak memenuhi spesifikasi yang di inginka, yaitu

gan hasil konsistensi yang jelek dengan hasil turut 0,02±1,34 dan 0,01±0,67. Hal

tersebut dikarenakan dengan tidak adanya gelling memberikan pengaruh terhadap

konsistensi sediaan dimana sediaan tidak mampu mempertahankan bentuk selama didiamkan dalam waktu 5 menit. Hal tersebut Menunjukkan dengan peningkatan konsentrasi dan peningkatan

memberikan pengaruh pada konsistensi sediaan pasta gigi ekstrak kental

Pengujian stabilitas sediaan pasta gigi ntuk mengetahui kemampuan

bertahan sediaan selama waktu dan kondisi penyimpanan guna menjamin kualitas sediaan pasta gigi yang stabil. Pengamatan stabilitas dilakukan pada suhu kamar, suhu tinggi dan

dengan melihat organoleptis dan nilai ada pengamatan organoleptis terjadi

perubahan bentuk pada blangko A dan blangko C, sedangkan pada formula yang lain menunjukkan organoleptis yang stabil. Pada pengujian stabilitas pH terjadi peningkatan nilai pH pada saat

15

yang diharapkan yaitu sediaan mudah lekat dengan kriteria selama lebih dari 30 detik sediaan tetap meleka. Uji daya lekat pada sediaan antar

anova one way ) dengan tingkat

hitung (2,53) sehingga terdapat

ormula 2 dan 3 memenuhi spesifikasi daya lekat yang

ormula 1 tidak hal

dapat disebabkan karena peningkatan .

langko A dan blangko C juga tidak memenuhi spesifikasi yaitu dengan nilai daya sebar keduanya 2,83±0,40 detik, hal ini disebabkan karena tidak

g dapat meningkatkan viskositas sediaan, sehingga kemampuan untuk melekat juga berkurang. Maka, dapat dikatakan dengan peningkatan

maka waktu yang dibutuhkan sediaan untuk melekat jauh lebih

ujuan mengetahui kemampuan sediaan mempertahankan bentuknya ketika dituang keatas sikat gigi. Spesifikasi yang diharapkan yaitu sediaan memiliki konsistensi baik yaitu selama lebih dari 5 menit tidak mengalami perubahan bentuk. Uji konsistensi pada sediaan

anova one ) dengan tingkat

hitung (2,53) sehingga terdapat

asil uji dan formula 3 memenuhi

spesifikasi konsistensi yang di inginkan yaitu Pada Blangko B hasil konsistensi memenuhi spesifikasi yang di inginkan yaitu 5,91±0,63 menit. Sedangkan pada Blangko A dan Blangko C tidak memenuhi spesifikasi yang di inginka, yaitu

gan hasil konsistensi yang jelek dengan hasil turut 0,02±1,34 dan 0,01±0,67. Hal

gelling memberikan pengaruh terhadap

konsistensi sediaan dimana sediaan tidak mampu kan

dalam waktu 5 menit. Hal tersebut Menunjukkan dengan peningkatan konsentrasi dan peningkatan

memberikan pengaruh pada konsistensi sediaan pasta gigi ekstrak kental

Pengujian stabilitas sediaan pasta gigi ntuk mengetahui kemampuan

bertahan sediaan selama waktu dan kondisi penyimpanan guna menjamin kualitas sediaan pasta gigi yang stabil. Pengamatan stabilitas dilakukan pada suhu kamar, suhu tinggi dan

dengan melihat organoleptis dan nilai ada pengamatan organoleptis terjadi

perubahan bentuk pada blangko A dan blangko C, an

organoleptis yang stabil. Pada pengujian stabilitas a saat

JOURNAL OF PHARMACE

penyimpanan namun peningkatan yangtidak terlalu signifikandapat dikatakan stabil

Uji aseptabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan sediaan dengan menggunakan blangko penilaian. Spesifikasi yang diharapkan untuk uji aseptabilitas yaitu aroma yang sangat disukai dan tekstur yang halus. Berdasarkan hasil pengujian aroma pada formula sangat disukai dan tekstur yang halus ditunjukkan padapengujian aseptabiUji keamanan sediaan meliputi upasta gigi ekstrak kental buah apel (sylvestris dengan menggunakan rahang sapi.hasil pengamatan, semua formula sediaan pasta gigi tidak menimbulkan iritasi pada gusibintik-bintidapat dilihat pada Tabel 3

Pemeriksaan profil zat aktif berkhasiat pada sediaan dengan metode kromatografi lapis tipis. DAFTAR PUSTAKA Ayuningtyas, R. 2007. Uji Mutu Fisikokimia dan Efektivitas Minyak Mimba (Streptococcus mutans HPMC. SkripsiAirlangga. Surabaya. Diana, E.M. 2007. Uji Efektivitas In Vitro Pasta Gigi dengan Bahan Aktif Neem Oil Berbasis Xanthan Gum Terhadap Bakteri Streptococcus mutans. Universitas Airlangga. Sura Ditjen POM RI [Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia], 2000, Umum EkstrakRepublik Indonesiadan MakananJakarta. Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A. K., 2002, Spreading of Semisolid Formulations, Pharmaceutical Technology, www.pharmtech.com2017. Mutmainnah, M. 2013. Pengaruh Pasta Gigi yang Mengandung Ekstrak Daun Sirih dalam Mengurangi Plak dan Gingivitis

JOURNAL OF PHARMACEY SCIENCE AN

penyimpanan namun peningkatan yangtidak terlalu signifikandapat dikatakan stabil.

Uji aseptabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan sediaan dengan menggunakan blangko penilaian. Spesifikasi yang diharapkan untuk uji aseptabilitas yaitu aroma

ng sangat disukai dan tekstur yang halus. Berdasarkan hasil pengujian aroma pada formula sangat disukai dan tekstur yang halus

kan pada formula 2 dan 3pengujian aseptabilitas dapat dilihat pada taUji keamanan sediaan meliputi upasta gigi ekstrak kental buah apel (sylvestris Mill) dalam bentuk gel dilakukan dengan menggunakan rahang sapi.hasil pengamatan, semua formula sediaan pasta gigi tidak menimbulkan iritasi pada gusi

bintik kemerahandapat dilihat pada Tabel 3

Pemeriksaan profil zat aktif berkhasiat pada sediaan dengan metode kromatografi lapis tipis.

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, R. 2007. Uji Mutu Fisikokimia dan Efektivitas Minyak Mimba (Azadirachtaindica A. JussStreptococcus mutans dalam Sediaan Pasta Gigi Berbasis Gel

Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Surabaya.

Diana, E.M. 2007. Uji Efektivitas In Vitro Pasta Gigi dengan Bahan Aktif Neem Oil Berbasis Xanthan Gum Terhadap

Streptococcus mutans. Universitas Airlangga. Surabaya.

Ditjen POM RI [Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia], 2000,

Ekstrak Tumbuhan Republik Indonesia – Direktorat

Makanan-Direktorat Pengawas

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A. K., 2002, Spreading of Semisolid Formulations, Pharmaceutical

www.pharmtech.com

Mutmainnah, M. 2013. Pengaruh Pasta Gigi yang Mengandung Ekstrak Daun Sirih dalam Mengurangi Plak dan Gingivitis

SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER

penyimpanan namun peningkatan yangtidak terlalu signifikan sehingga sediaan masih

Uji aseptabilitas dilakukan untuk

mengetahui tingkat kesukaan sediaan dengan menggunakan blangko penilaian. Spesifikasi yang diharapkan untuk uji aseptabilitas yaitu aroma

ng sangat disukai dan tekstur yang halus. Berdasarkan hasil pengujian aroma pada formula sangat disukai dan tekstur yang halus

formula 2 dan 3litas dapat dilihat pada ta

Uji keamanan sediaan meliputi uji iritasi sediaan pasta gigi ekstrak kental buah apel (

Mill) dalam bentuk gel dilakukan dengan menggunakan rahang sapi.hasil pengamatan, semua formula sediaan pasta gigi tidak menimbulkan iritasi pada gusi

k kemerahan. Hasil pengujian irdapat dilihat pada Tabel 3.

Pemeriksaan profil zat aktif berkhasiat pada sediaan dengan metode kromatografi lapis tipis.

Ayuningtyas, R. 2007. Uji Mutu Fisikokimia dan Efektivitas Azadirachtaindica A. Juss

dalam Sediaan Pasta Gigi Berbasis Gel Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Diana, E.M. 2007. Uji Efektivitas In Vitro Pasta Gigi dengan Bahan Aktif Neem Oil Berbasis Xanthan Gum Terhadap

Streptococcus mutans. Skripsi. Fakultas Farmasi. baya.

Ditjen POM RI [Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia], 2000, Parameter Standar

Obat. DepartemenDirektorat Jendral

Pengawasan Obat

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A. K., 2002, Spreading of Semisolid Formulations, Pharmaceutical

www.pharmtech.com, diakses tanggal 17 Maret

Mutmainnah, M. 2013. Pengaruh Pasta Gigi yang Mengandung Ekstrak Daun Sirih dalam Mengurangi Plak dan Gingivitis

D PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER

penyimpanan namun peningkatan yang terjadi sehingga sediaan masih

Uji aseptabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan sediaan dengan menggunakan blangko penilaian. Spesifikasi yang diharapkan untuk uji aseptabilitas yaitu aroma

ng sangat disukai dan tekstur yang halus. Berdasarkan hasil pengujian aroma pada semua formula sangat disukai dan tekstur yang halus

formula 2 dan 3. Hasil litas dapat dilihat pada tabel 3

ji iritasi sediaan pasta gigi ekstrak kental buah apel (Malus

Mill) dalam bentuk gel dilakukan dengan menggunakan rahang sapi. Berdasarkan hasil pengamatan, semua formula sediaan pasta gigi tidak menimbulkan iritasi pada gusi berupa

. Hasil pengujian iritasi

Pemeriksaan profil zat aktif berkhasiat pada sediaan dengan metode kromatografi lapis tipis.

Ayuningtyas, R. 2007. Uji Mutu Fisikokimia dan Efektivitas Azadirachtaindica A. Juss) terhadap

dalam Sediaan Pasta Gigi Berbasis Gel Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Diana, E.M. 2007. Uji Efektivitas In Vitro Pasta Gigi dengan Bahan Aktif Neem Oil Berbasis Xanthan Gum Terhadap

. Fakultas Farmasi.

Ditjen POM RI [Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Parameter Standar

Obat. Departemen Kesehatan Pengawasan ObatObat Tradisional.

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A. K., 2002, Spreading of Semisolid Formulations, Pharmaceutical

, diakses tanggal 17 Maret

Mutmainnah, M. 2013. Pengaruh Pasta Gigi yang Mengandung Ekstrak Daun Sirih dalam Mengurangi Plak dan Gingivitis

D PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER 1 I FEBRUARI

terjadi sehingga sediaan masih

Uji aseptabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan sediaan dengan menggunakan blangko penilaian. Spesifikasi yang diharapkan untuk uji aseptabilitas yaitu aroma

ng sangat disukai dan tekstur yang halus. semua

formula sangat disukai dan tekstur yang halus . Hasil

bel 3. ji iritasi sediaan

Malus Mill) dalam bentuk gel dilakukan

Berdasarkan hasil pengamatan, semua formula sediaan pasta

berupa itasi

Pemeriksaan profil zat aktif berkhasiat pada sediaan dengan metode kromatografi lapis tipis.

Tujuan dilakukannya pemeriksaan untuk membuktikan bahwa senyawa aktif berkhasiat tetap ada pada diformulasikan menjadi pasta gigi. Diperoleh nilai Rfkehitaman dan sinar UV 366 menghasilkan nilai Rf

KE

sebagai berpengaruh pada mutu fisik yaitu viskositas dan daya sebar, serta berpengaruh pada evaluasi karakteristik yaitu kemudahan dikeluarkan dari tubedihasilkan.apel yang menghasilkan formula terbaik yaitu formula 3 (1,5% carbomer 940) yang telah memenuhi persyaratan mutu fisik, karakteristik, stabilitas, aseptabilitas dan keamanan sediaan.

Ayuningtyas, R. 2007. Uji Mutu Fisikokimia dan Efektivitas ) terhadap

dalam Sediaan Pasta Gigi Berbasis Gel Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Diana, E.M. 2007. Uji Efektivitas In Vitro Pasta Gigi dengan Bahan Aktif Neem Oil Berbasis Xanthan Gum Terhadap

. Fakultas Farmasi.

Ditjen POM RI [Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Parameter Standar

Kesehatan Obat

Tradisional.

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A. K., 2002, Spreading of Semisolid Formulations, Pharmaceutical

, diakses tanggal 17 Maret

Mutmainnah, M. 2013. Pengaruh Pasta Gigi yang Mengandung Ekstrak Daun Sirih dalam Mengurangi Plak dan Gingivitis

pada Gingivitis Marginalis Kronis. Kedokteran Gigi. Universitas Hasanuddin. Makasar. Osborne, D.W., and Amann, A.H. 1990. Formulations Paramita, W. 2014. Penggunaan CMCAgent Buah Apel (Fakultas Farmasi. UniversiSurabaya. Poucher’s Parfumes, Cosmetics and SoapsKluwe Academic Punlishers. London. Rowe, R.C., Shesky, P.J., and Quinn, M.E (eds). 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients6thEd, Pharmaceutical Press, London. Standar Nasional Indonesia. 1995. Pasta Gigi. Standar Nasional. Jakarta. The Lubrizol Corporation. 2010. Formulating Toothpaste Using Carbopol Polymer. Pharmaceutical Bulletin 24th Ed August 11, 2010.

FEBRUARI 2017

Tujuan dilakukannya pemeriksaan untuk membuktikan bahwa senyawa aktif berkhasiat tetap ada pada diformulasikan menjadi pasta gigi. Diperoleh nilai Rf pada sinar UV 254 yaitu 0,81 dengan warna kehitaman dan sinar UV 366 menghasilkan nilai Rf 0,81 dengan warna noda kebiruan.

KESIMPULAN

Peningkatan konsentrasi carbomer 940 sebagai gelling agent berpengaruh pada mutu fisik yaitu viskositas dan daya sebar, serta berpengaruh pada evaluasi karakteristik yaitu kemudahan dikeluarkan dari tube, daya lekat dan konsistensi dari sediaan yang dihasilkan. Formula apel (Malus sylvestris yang menghasilkan formula terbaik yaitu formula 3 (1,5% carbomer 940) yang telah memenuhi persyaratan mutu fisik, karakteristik, stabilitas, aseptabilitas dan keamanan sediaan.

pada Gingivitis Marginalis Kronis. Kedokteran Gigi. Universitas Hasanuddin. Makasar.

Osborne, D.W., and Amann, A.H. 1990. Formulations. Marcell Deker. New York.

Paramita, W. 2014. Penggunaan CMCAgent dalam Formula Pasta Gigi yang Mengandung Ekstrak Buah Apel (Malus Sylvestris Fakultas Farmasi. UniversiSurabaya. Poucher. 2000.

Poucher’s Parfumes, Cosmetics and SoapsKluwe Academic Punlishers. London.

Rowe, R.C., Shesky, P.J., and Quinn, M.E (eds). 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients6thEd, Pharmaceutical Press, London.

Standar Nasional Indonesia. 1995. Pasta Gigi. Standar Nasional. Jakarta.

The Lubrizol Corporation. 2010. Formulating Toothpaste Using Carbopol Polymer. Pharmaceutical Bulletin 24th Ed August 11, 2010.

J PHARM SCI

Tujuan dilakukannya pemeriksaan untuk membuktikan bahwa senyawa aktif berkhasiat tetap ada pada sediaan setelah ekstrak diformulasikan menjadi pasta gigi. Diperoleh nilai

pada sinar UV 254 yaitu 0,81 dengan warna kehitaman dan sinar UV 366 menghasilkan nilai

0,81 dengan warna noda kebiruan.

SIMPULAN Peningkatan konsentrasi carbomer 940

gelling agent (0,75%; 1,0% dan 1,5%) berpengaruh pada mutu fisik yaitu viskositas dan daya sebar, serta berpengaruh pada evaluasi karakteristik yaitu kemudahan dikeluarkan dari

, daya lekat dan konsistensi dari sediaan yang Formula pasta gigi ekstrak etanol buah

Malus sylvestris Mill) dalam bentuk gel yang menghasilkan formula terbaik yaitu formula 3 (1,5% carbomer 940) yang telah memenuhi persyaratan mutu fisik, karakteristik, stabilitas, aseptabilitas dan keamanan sediaan.

pada Gingivitis Marginalis Kronis. Kedokteran Gigi. Universitas Hasanuddin. Makasar.

Osborne, D.W., and Amann, A.H. 1990. . Marcell Deker. New York.

Paramita, W. 2014. Penggunaan CMCdalam Formula Pasta Gigi yang Mengandung Ekstrak

Malus Sylvestris MillFakultas Farmasi. Universitas Katolik

Poucher. 2000.

Poucher’s Parfumes, Cosmetics and SoapsKluwe Academic Punlishers. London.

Rowe, R.C., Shesky, P.J., and Quinn, M.E (eds). 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients6thEd, Pharmaceutical Press, London.

Standar Nasional Indonesia. 1995. Pasta Gigi. Standar Nasional. Jakarta.

The Lubrizol Corporation. 2010. Formulating Toothpaste Using Carbopol Polymer. Pharmaceutical Bulletin 24th Ed

J PHARM SCI & PRACT, 2017, 4(

Tujuan dilakukannya pemeriksaan untuk membuktikan bahwa senyawa aktif berkhasiat

sediaan setelah ekstrak diformulasikan menjadi pasta gigi. Diperoleh nilai

pada sinar UV 254 yaitu 0,81 dengan warna kehitaman dan sinar UV 366 menghasilkan nilai

0,81 dengan warna noda kebiruan.

Peningkatan konsentrasi carbomer 940 (0,75%; 1,0% dan 1,5%)

berpengaruh pada mutu fisik yaitu viskositas dan daya sebar, serta berpengaruh pada evaluasi karakteristik yaitu kemudahan dikeluarkan dari

, daya lekat dan konsistensi dari sediaan yang pasta gigi ekstrak etanol buah

Mill) dalam bentuk gel yang menghasilkan formula terbaik yaitu formula 3 (1,5% carbomer 940) yang telah memenuhi persyaratan mutu fisik, karakteristik, stabilitas, aseptabilitas dan keamanan sediaan.

pada Gingivitis Marginalis Kronis. SkripsiKedokteran Gigi. Universitas Hasanuddin. Makasar.

Osborne, D.W., and Amann, A.H. 1990. Topical Drug Delivery . Marcell Deker. New York.

Paramita, W. 2014. Penggunaan CMC-Na Sebagai dalam Formula Pasta Gigi yang Mengandung Ekstrak

Mill.) dalam Bentuk Gel. tas Katolik Widya Mandala

Poucher’s Parfumes, Cosmetics and Soaps. Edisi 10. Penerbit Kluwe Academic Punlishers. London.

Rowe, R.C., Shesky, P.J., and Quinn, M.E (eds). 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients6thEd,

Standar Nasional Indonesia. 1995. Pasta Gigi. Standar

The Lubrizol Corporation. 2010. Formulating Toothpaste Using Carbopol Polymer. Pharmaceutical Bulletin 24th Ed

& PRACT, 2017, 4(1): 11 - 17

16

Tujuan dilakukannya pemeriksaan untuk membuktikan bahwa senyawa aktif berkhasiat

sediaan setelah ekstrak diformulasikan menjadi pasta gigi. Diperoleh nilai

pada sinar UV 254 yaitu 0,81 dengan warna kehitaman dan sinar UV 366 menghasilkan nilai

Peningkatan konsentrasi carbomer 940 (0,75%; 1,0% dan 1,5%)

berpengaruh pada mutu fisik yaitu viskositas dan daya sebar, serta berpengaruh pada evaluasi karakteristik yaitu kemudahan dikeluarkan dari

, daya lekat dan konsistensi dari sediaan yang pasta gigi ekstrak etanol buah

Mill) dalam bentuk gel yang menghasilkan formula terbaik yaitu formula 3 (1,5% carbomer 940) yang telah memenuhi persyaratan mutu fisik, karakteristik, stabilitas,

Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Hasanuddin. Makasar.

pical Drug Delivery

Na Sebagai Gelling dalam Formula Pasta Gigi yang Mengandung Ekstrak

) dalam Bentuk Gel. Skripsi. Widya Mandala

. Edisi 10. Penerbit

Rowe, R.C., Shesky, P.J., and Quinn, M.E (eds). 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients6thEd,

Standar Nasional Indonesia. 1995. Pasta Gigi. Standar

The Lubrizol Corporation. 2010. Formulating Toothpaste Using Carbopol Polymer. Pharmaceutical Bulletin 24th Ed

17

16

Tujuan dilakukannya pemeriksaan untuk membuktikan bahwa senyawa aktif berkhasiat

sediaan setelah ekstrak diformulasikan menjadi pasta gigi. Diperoleh nilai

pada sinar UV 254 yaitu 0,81 dengan warna kehitaman dan sinar UV 366 menghasilkan nilai

Peningkatan konsentrasi carbomer 940 (0,75%; 1,0% dan 1,5%)

berpengaruh pada mutu fisik yaitu viskositas dan daya sebar, serta berpengaruh pada evaluasi karakteristik yaitu kemudahan dikeluarkan dari

, daya lekat dan konsistensi dari sediaan yang pasta gigi ekstrak etanol buah

Mill) dalam bentuk gel yang menghasilkan formula terbaik yaitu formula 3 (1,5% carbomer 940) yang telah memenuhi persyaratan mutu fisik, karakteristik, stabilitas,

. Fakultas

pical Drug Delivery

Gelling dalam Formula Pasta Gigi yang Mengandung Ekstrak

. Widya Mandala

. Edisi 10. Penerbit

Rowe, R.C., Shesky, P.J., and Quinn, M.E (eds). 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients6thEd,

Standar Nasional Indonesia. 1995. Pasta Gigi. Standar

The Lubrizol Corporation. 2010. Formulating Toothpaste Using Carbopol Polymer. Pharmaceutical Bulletin 24th Ed

Penggunaan Carbormer 940 sebagai

JOURNAL OF PHARMACE

Uji mutu fisik1. Organoleptis Warma

Bau Bentuk 2. Homogenitas 3. pH4. daya sebar (cm)

5. viskositas (cps)

Uji efektivitas1. Kemudahan

dikeluarkan dari tube (gram)

2. Konsistensi (menit)

3. Daya lekat

Uji stabilitas 1. Suhu ruang 2. Suhu tinggi 3. Cycling testUji aseptabilitas1. Uji kesukaan Aroma Tekstur 2. Uji iritasi

Penggunaan Carbormer 940 sebagai

JOURNAL OF PHARMACEY SCIENCE AN

Spesifikasi Uji mutu fisik

Organoleptis Warma

Bau Bentuk Homogenitas pH daya sebar (cm)

viskositas (cps)

Uji efektivitas Kemudahan dikeluarkan dari tube (gram) Konsistensi (menit)

Daya lekat (detik)

Uji stabilitas Suhu ruang Suhu tinggi Cycling test

Uji aseptabilitas Uji kesukaan Aroma Tekstur Uji iritasi

Penggunaan Carbormer 940 sebagai Gelling Agent dalam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER

Formula 1

Putih kekuningan

MintGel opaqueHomogen6,43±3,630,22±0,02

212200±8278,55

dikeluarkan dari tube 159,13±4,08

Konsistensi (menit) 4,9±0,25

(detik) 24,67±0,75

StabilStabilStabil

Sangat suka

HalusTidak

mengiritasi

Gelling Agent dalam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

D PRACTICE I VOLUME 4 I NUMBER 1

Tabel 3. Kualitas sediaan pasta gigi ekstrak buah apel (Formula 1 Formula 2

Putih kekuningan

Putih kekuningan

Mint MintGel opaque Gel opaqueHomogen Homogen6,43±3,63 6,53±0,020,22±0,02 0,17±8,58

212200±8278,55 220350±1194,14

159,13±4,08 194,13±4,08

4,9±0,25 6,51±0,69

24,67±0,75 103,16±6,64

Stabil StabilStabil StabilStabil Stabil

Sangat suka Sangat suka

Halus HalusTidak

mengiritasi Tidak

mengiritasi

Gelling Agent dalam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

1 I FEBRUARI 2017

Kualitas sediaan pasta gigi ekstrak buah apel (Formula 2 Formula 3

Putih kekuningan

Putih kekuningan

Mint Gel opaque Gel opaqueHomogen Homogen6,53±0,02 6,74±0,040,17±8,58 0,12±1,27

220350±1194,14 263000±12573,65

194,13±4,08 209,13±1,44

6,51±0,69 7,48±0,25

103,16±6,64 171,67±4,08

Stabil Stabil Stabil

Sangat suka Sangat suka

Halus Tidak

mengiritasi Tidak mengiritasi

Gelling Agent dalam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel

Kualitas sediaan pasta gigi ekstrak buah apel (Formula 3

Putih kekuningan

Mint Gel opaque Homogen 6,74±0,04 0,12±1,27

263000±12573,65

209,13±1,44

7,48±0,25

171,67±4,08

Stabil Tidak stabilStabil Tidak stabilStabil Tidak stabil

Sangat suka Sangat suka

Halus Tidak mengiritasi

Kualitas sediaan pasta gigi ekstrak buah apel (Malus sylvestrisBlangko A

Kuning kecoklatan

Mint Likuid Gel opaque

Homogen 6,72±0,00 0,96±0,00

0 147333,33±24

145,80,00 154,13±4,08

0,02±1,34

2,83±0,40 113,67±3,32

Tidak stabil Tidak stabil Tidak stabil

Sangat suka Sangat suka

Halus Tidak

mengiritasi mengiritasi

Malus sylvestris Mill). Blangko B Blangko C

Putih

Mint Gel opaque Homogen 6,84±0,04 6,98±3,610,12±0,02 0,97±0,00

147333,33±2497,29

154,13±4,08 145,8±0,00

5,91±0,63 0,01±0,67

113,67±3,32 2,83±0,40

Stabil Tidak stabilStabil Tidak stabilStabil Tidak stabil

Sangat suka Sangat suka

Halus Tidak

mengiritasi mengiritasi

Blangko C

Putih

Mint Likuid

Homogen 6,98±3,61 0,97±0,00 Sukar menyebar(Turun

0,1 sela

0 150000(Ayuningtyas, 2007)

145,8±0,00 Mudah dikeluarkan dari tube (190(Ayuningtyas, 2007)

0,01±0,67 Konsistensi baik (Lebih

mengalami perubahan bentuk) (Diana, 2007)

2,83±0,40 Mudah lekat (Lebih dari 30 detik, sediaan tetap melekat) (Diana, 2007)

Tidak stabil Organoleptis dan pHTidak stabil Tidak stabil

Sangat suka

Halus Tidak

mengiritasi

Spesifikasi

Putih kekuningan

Mint Gel opaque Homogen 6,5 ±0,5

Sukar menyebar(Turun 0,1 –<0,5 cm melalui

sela-sela bulu sikat 150000-300000 cps (Ayuningtyas, 2007)

Mudah dikeluarkan dari tube (190-210 gram) (Ayuningtyas, 2007)

Konsistensi baik (Lebih dari 5 menit tidak

mengalami perubahan bentuk) (Diana, 2007)

Mudah lekat (Lebih dari 30 detik, sediaan tetap melekat) (Diana, 2007)

Organoleptis dan pH

stabil

Sangat suka

Halus Tidak mengiritasi

17

Putih kekuningan

Sukar menyebar(Turun <0,5 cm melalui

sela bulu sikat gigi) 300000 cps

(Ayuningtyas, 2007)

Mudah dikeluarkan dari 210 gram)

(Ayuningtyas, 2007) Konsistensi baik (Lebih

dari 5 menit tidak mengalami perubahan bentuk) (Diana, 2007)

Mudah lekat (Lebih dari 30 detik, sediaan tetap melekat) (Diana, 2007)

Organoleptis dan pH

Tidak mengiritasi


Recommended