perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret Surakarta
DISUSUN OLEH :
CHURRIYATURRAHMAH ALFUTCHAH
NIM. I 0206044
DOSEN PEMBIMBING :
IR. MUSYAWAROH, MT
IR. ANNA HARDIANA, MT
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM DI SURAKARTA
TUGAS AKHIR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. JUDUL
Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta
1.2. PENGERTIAN JUDUL
Pusat : Pangkal pokok yang menjadi tumpuan berbagai macam
urusan.
(tim penyusun Kamus Pusat Pembangunan dan
Pengembangan Bahasa, 1998 : 177)
Perdagangan : Berasal dari kata dagang, yang berarti pekerjaan yang
berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk
memperoleh keuntungan ; jual beli ; niaga. (Raharjo
Bayu, TA, 2001)
Perlengkapan : Berasal dari kata lengkap, yang berarti tidak ada
kurangnya, genap. (pusatbahasa.diknas.go.id).
Muslim : Penganut Agama Islam. (KBBI, Depdikbud, RI,
Jakarta. 1998)
Surakarta : Suatu kota di Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan
berada pada Wilayah aliran Sungai Bengawan Solo.
(BAPPEDA, Surakarta, 2003).
Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta merupakan
sarana untuk menampung kegiatan produksi, konsultasi, promosi, penjualan
perlengkapan muslim, dan aktifitas penunjang lainnya, sebagai pendukung
aktivitas penganut agama Islam.
1.3. LATAR BELAKANG
1.3.1. Diberlakukannya AFTA
Asean Free Trade Area (AFTA) merupakan bentuk kerjasama
perdagangan di wilayah negara-negara ASEAN yang mempunyai tujuan
untuk meningkatkan volume perdagangan di antara negara anggota melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB I - 2
penurunan tarif beberapa komoditas tertentu. AFTA mulai efektif pada
tahun 2008, namun dalam perkembangannya dipercepat menjadi tahun
2003. Bagi Indonesia, kerjasama AFTA merupakan peluang yang cukup
terbuka bagi kegiatan ekspor komoditas yang selama ini dihasilkan dan
sekaligus menjadi tantangan untuk menghasilkan komoditas yang kompetitif
di pasar regional AFTA. Diharapkan dengan diberlakukannya otonomi
daerah perhatian pada sektor perdagangan dapat menjadi salah satu
dorongan bagi peningkatan kualitas produk sehingga lebih kompetitif di
pasar lokal, regional maupun pasar global, dan sekaligus memberikan
dampak positif bagi perekonomian nasional. Sehingga pemenuhan sektor
perdagangan di Indonesia akan sangat mendukung kerjasama AFTA
tersebut.
1.3.2. Mata Pencaharian Penduduk Surakarta
Mata pencaharian penduduk di Surakarta antara lain kerajinan batik,
kerajinan ukir, dan sebagainya. Dalam lingkungan keluarga keraton
mempunyai warisan leluhur berupa resep obat-obatan maupun kosmetika
yang sekarang berkembang menjadi industri jamu dan kosmetika. Home
industri sudah menjamur di kota Surakarta. Apalagi industri konveksi yang
telah menyebar sampai ke kampung – kampung. Hal ini dapat dikatakan
perdagangan menjadi salah satu mata pencaharian tradisional, sehingga
Surakarta mempunyai potensi sebagai kota perdagangan.
Berikut tersaji tabel data penduduk menurut mata pencaharian di
Surakarta dalam angka 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB I - 3
Tabel. 1.1. Data Penduduk menurut mata pencaharian di Surakarta 2008
Kecamatan Petani Buruh Pengusaha Buruh Buruh
District Sendiri Tani Entepreneur Industri Bangunan
FarmersFarm
workersIndustry workers
Workers of constructor
(1) (2) (3) (4) (5) (6)Laweyan 38 32 964 16.421 12.648
Serengan - - 1.124 5.264 4.372
Pasar Kliwon - - 2.237 8.894 7.589
Jebres 81 - 1.119 17.653 16.534
Banjarsari 337 397 2.810 21.802 21.616
K o t a2007 450 438 8.752 74.655 63.1142006 486 569 8.218 75.667 68.5352005 486 569 8.042 70.254 64.4062004 768 1.061 9.035 76.059 71.329
( sumber : Surakarta dalam angka 2008 )
Salah satu cara untuk melihat kondisi ekonomi suatu kota adalah
dengan melihat mata pencaharian penduduk. Di Kota Solo yang terkenal
sebagai kota jasa dan perdagangan, prosentase terbesar dari mata
pencaharian penduduk, adalah dagang dan wiraswasta sebesar 38,28 persen,
buruh industri sebesar 18,25 persen dan buruh bangunan sebesar 16,15
persen. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan memegang peranan
penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian daerah.
1.3.3. Potensi Pariwisata Belanja
Destinasi pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang berada
dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB I - 4
unsur: daya tarik, fasilitas, aksesibilitas, masyarakat, yang saling terkait dan
melengkapi untuk terwujudnya kegiatan. Daya tarik wisata adalah segala
sesuatu yang menarik pada sebuah atau berbagai destinasi pariwisata yang
memiliki unsur alam, budaya, dan atau minat khusus yang bersifat unik,
khas, dan / atau langka. Kota Surakarta dapat dikatakan kota yang memiliki
daya tarik wisata. (sumber : Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
Republik Indonesia).
Tabel.1.2.Perkembangan laju inflasi menurut kelompok barang dan jasa
di Surakarta
Tahun
Kelompok
Sandang Kesehatan Pendidikan,
Rekreasi & OR
Transport,
Komunikasi
&
Keuangan
(1) (2) (3) (4) (5)
2001 15,58 18,28 21,25 14,82
2002 8,64 6,42 8,41 12,95
2003 1,73 -4,13 3,01 5,55
2004 3,03 2,75 7,76 6,5
2005 2,69 1,92 8,24 44,33
2006 1,44 2,88 2,72 0,56
2007 3,82 2,58 2,23 2,09
2008 2,98 6,65 1,82 4,14
( Sumber : BPS kota Surakarta )
Dari tabel di atas tersaji perkembangan laju inflasi kelompok barang
dan jasa yang berada di kota Surakarta. Ada beberapa jenis wisata belanja di
Surakarta yang menarik wisatawan. Pasar Klewer adalah urutan pertama
bagi yang perlu berbelanja oleh – oleh khas Solo, yaitu batik. Pasar Klewer
terletak di alun-alun utara tepat berseberangan dengan masjid Agung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB I - 5
Surakarta dan hanya berjarak beberapa meter dengan keraton, pasar Klewer
menyediakan batik dalam beragam corak dan aplikasi. Bersebrangan dengan
alun-alun ada pusat perbelanjaan Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Square.
Juga ada pasar Gede yang lebih beragam, mirip pasar tradisional di daerah-
daerah lain. Barang yang dijual pun lebih banyak kebutuhan rumah tangga.
Di Kampung Batik Laweyan merupakan sentra pembuatan batik yang bisa
jadi sama besarnya dengan Kota Gede di Yogyakarta. Kampung Batik
Kauman juga menyediakan beragam batik yang tak kalah dalam menarik
perhatian wisatawan. Satu tempat lagi sebagai wisata belanja yang
mendukung wisata budaya keraton mangkunegaran, yaitu night market yang
berada di depan gerbang mangkunegaran, lebih dikenal dengan sebutan
“ngarsopuro”. Pasar ini dibuka tiap sabtu malam. Sepanjang jalan
diponegoro akan ditutup pada sabtu sore. Dan berfungsi kembali pada
minggu pagi dini hari.
1.3.4. Penduduk Muslim Indonesia
Pada kenyataannya, negara Indonesia menempati peringkat pertama
dengan jumlah muslim terbesar di seluruh dunia (sumber: Pew Forum on
Religionand Public Life). Setidaknya 1,57 miliar populasi muslim dari
seluruh dunia diperkirakan 60 persennya dari benua Asia. Penduduk muslim
Indonesia dengan total kurang lebih 202.867.000 jiwa. Kota Surakarta
termasuk kota dengan prosentasi penduduk muslim tinggi. Hal ini belum
didukung kualitas yang sesungguhnya oleh penganut agama Islam tersebut,
termasuk dalam tata cara berbusana muslim yang sesuai syari’at. Secara
khusus fasilitas ini ditujukan bagi masyarakat muslim, maka perlu pula
diketahui demografi penduduk berdasar kepercayaannya. Berikut tabel
demografi penduduk tahun 2008,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB I - 6
Tabel. 1.3. Demografi penduduk berdasar kepercayaan/agama di Surakarta
tahun 2008
Kecamatan Islam Kristen KristenDistrict Moslem Katholik Protestan
Catholic Protestan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)Laweyan 88.520 10.464 10.564 426 530 110.504
Serengan 38.545 5.532 6.532 100 91 50.800Pasar Kliwon 67.686 10.238 9.139 750 167 87.980
Jebres 95.296 20.802 22.518 1.804 872 142.292Banjarsari 116.292 23.256 20.700 1.382 463 162.093
K o t a 406.339 70.292 69.453 4.462 2.123 553.6692007 412.283 74.355 69.971 4.605 2.141 563.3552006 408.992 74.253 71.538 4.624 2.169 561.5762005 403.412 73.251 75.171 4.211 1.993 558.0382004 401.358 74.665 74.504 .4.687 2.517 557.731
Budha Hindu Jumlah
( Sumber : surakarta dalam angka 2008 )
1.3.5. Kurangnya Fasilitas Perlengkapan Muslim di Surakarta
Banyaknya Pusat Perdagangan perlengkapan muslim yang tidak
mewadahi kegiatan penjualan, produksi, konsultasi, promosi, dan aktifitas
penunjang kegiatan Islam lainnya secara lengkap sebagai pendukung
aktivitas penganut agama Islam.
Beberapa contoh butik / rumah mode muslim di Surakarta yang
kurang lengkap dalam menyediakan perlengkapan muslim untuk keperluan
masyarakat muslim pada khususnya. (sumbe: analisa pribadi)
1. Kilat
Hanya menyediakan busana muslimah dan perangkat Sholat dalam
variasi yang sangat terbatas dan sederhana telah melalui berbagai
tahapan perkembangan dan kini telah tersedia aneka produk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB I - 7
perlengkapan muslim, namun dalam skala kecil, dalam hal ini tidak
semua perlengkapan dapat dijangkau di toko ini.
2. Boutiq Savanah
Butik savanah ini merupakan show room dan work shop busana
muslim yang terdapat di jalan wora – wari no 16 Mangkubumen wetan,
Surakarta. Semua busana yang dipasarkan merupakan hasil desain dan
produksi sendiri oleh pemilik. Selain busana, juga menyediakan
aksesoris berupa tas dan beranekaragam kerudung. Di butik ini hanya
melayani fasilitas busana dan aksesoriesnya. Untuk perlngkapan lain,
seperti perlengkapan haji, perlengkapan walimahan, belum tersedia di
tempat ini.
1.3.6. Potensi pasar di Surakarta
Pasar Klewer merupakan pasar tradisional yang barang dagangannya
sudah merambah ke negara – negara ASEAN. Tak jarang warga Asing yang
berkunjung ke Indonesia menyempatkan berkunjung di Pasar Klewer.
Banyak pula warga asing yang sengaja datang ke Indonesia khusus untuk
mengunjungi pasar klewer.
Kota Surakarta memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan
produk busana, terutama busana muslim. Dewasa ini busana muslim banyak
diminati oleh masyarakat. Industri tekstil dan sandang yang ada di Surakarta
sudah cukup banyak dan ditunjang dengan adanya industri batik yang
terkenal baik di dalam maupun di luar negeri.
Tabel. 1.4. Perusahaan Yang Bergerak Di Bidang Garmen Dan Tekstil
No Industri Jumlah
1 Tekstil 28
2 Benang dan jarum 3
3 Pakaian jadi 27
4 Batik 5
(Sumber: Departemen Perindustrian dan Perdagangan di Surakarta tahun 2000)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB I - 8
Dengan adanya industri-industri di atas maka akan sangat membantu
dalam pemenuhan bahan di dunia fashion.
1.4. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
1.4.1. Permasalahan
Bagaimana merencanakan suatu wadah fisik yang mampu
menampung kegiatan produksi, promosi, konsultasi, penjualan dan
workshop tentang perlengkapan muslim sehingga mampu melaksanakan
fungsinya secara optimal dalam melayani customernya dengan penampilan
fisik yang dapat mencerminkan pusat perdagangan perlengkapan muslim.
1.4.2. Persoalan
Makro
1. Bagaimana merencanakan konsep lokasi dan site Pusat
Perdagangan Perlengkapan Muslim pada tapak yang sesuai dengan
fungsi kegiatan yang dapat menjadi pusat untuk mewadahi kegiatan
produksi, promosi, konsultasi, penjualan dan workshop.
2. Menentukan kriteria dan persyaratan yang meliputi kapasitas
pemakai, struktur organisasi pengelola, serta program ruang yang
sesuai dengan fungsi kegiatan produksi, promosi, konsultasi,
penjualan dan workshop yang berkarakter Islami.
Mikro
1. Memanfaatkan site yang dipilih untuk dapat menentukan pola tata
massa bagi fungsi sebuah Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim
yang direncanakan.
2. Menentukan tata ruang bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan
Muslim yang disesuaikan jenis kegiatan islami yang dapat
memperhatikan aspek kelancaran, kenyamanan serta aktivitas
pemakainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB I - 9
3. Menentukan bentuk dan penampilan Pusat Perdagangan
Perlengkapan Muslim yang mampu menampung jenis kegiatan
produksi, promosi, konsultasi, penjualan dan workshop di
dalamnya berkarakter Islami.
1.5. TUJUAN DAN SASARAN
1.5.1. Tujuan
Merancang bangunan sebagai wadah kegiatan promosi, produksi,
konsultasi dan penjualan perlengkapan muslim serta kegiatan pendukung
lainnya sehingga mampu melaksanakan fungsinya secara optimal sebagai
pusat perdagangan yang efektif dan efisien bagi warga muslim.
1.5.2. Sasaran
Merumuskan konsep perencanaan dan perancangan sebagai landasan
perwujudan fisik bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim yang
mewadahi kegiatan penjualan, promosi, produksi, konsultasi dan informasi
tentang perlengkapan muslim serta kegiatan pendukung lainnya yang
meliputi:
1. Konsep Perencanaan
a. Konsep penentuan tapak
b. Konsep pengolahan tapak, lokasi, site, dan zonifikasi
2. Konsep perancangan
a. Konsep bentuk kegiatan perdagangan yang Islami
b. Konsep kelompok kegiatan dan kebutuhan ruang yang Islami
c. Konsep besaran ruang
d. Konsep pola hubungan ruang dan organisasi ruang
e. Konsep tuntutan dan persyaratan ruang
f. Konsep penampilan eksterior dan interior bangunan
g. Konsep sirkulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB I - 10
1.6. LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN
1.6.1. Lingkup
Pembahasan didasarkan pada disiplin ilmu arsitektur, sedangkan
pembahasan teoritik di luar disiplin ilmu arsitektur digunakan sebagai bahan
pendukung untuk memperkuat keputusan konsep dalam perancangan dan
memberi pengarahan dalam pembahasan.
1.6.2. Batasan
1. Lingkup wilayah yang digunakan adalah wilayah kota Surakarta.
2. Pembahasan mengacu pada tinjauan serta analisa konsep arsitektur islami
akan diterapkan dalam bangunan.
1.7. METODE PEMBAHASAN
1.7.1. Tahap pengumpulan data
Konteks kebutuhan data dan informasi menentukan program
perancangan bangunan, dimana berpengaruh pada pemecahan
permasalahan.
1. Observasi lapangan
a. Wilayah, dimana dalam langkah ini dilakukan dengan melakukan
pengamatan dan identifikasi kondisi tapak terpilih yang berada di
sentra perdagangan. Kawasan PGS, BTC, Pasar Klewer.
b. Komparasi, pengamatan terhadap objek sejenis yang sudah ada.
Pengamatan mengenai bangunan PGS dan BTC.
2. Studi literatur dengan berorientasi pada objek observasi untuk
mendapatkan data sekunder yang tidak dapat diperoleh dari observasi.
Dengan Tugas Akhir Jurusan Arsitektur yang berada di perpustakaan
jurusan Arsitektur.
3. Wawancara
Sumber informasi utama adalah pelaku / pengguna yang akan
menempati site, seperti pemilik usaha mikro konveksi di wilayah
Surakarta, serta pemilik usaha perlengkapan haji di wilayah Surakarta
dan Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB I - 11
1.7.2. Analisis
Data–data yang didapat dari hasil studi observasi yang terdiri dari
observasi wilayah dan komparasi dan wawancara dengan pihak–pihak yang
terkait. Akan didapatkan data–data mengenai penyewa retail pada pusat
perdagangan, pembeli, maupun pihak pengelola tersebut. Diperhitungkan
keterkaitan dengan standart yang ada didapat dari studi literatur yang ada
untuk pendekatan menuju konsep perencanaan dan perancangan bangunan
pusat perdagangan perlengkapan muslim.
1.7.3. Sintesis
Sintesis ini merupakan jawaban dari permasalahan yang telah
diungkapkan diatas. Hasil dari sintesis ini selanjutnya dijadikan dasar dalam
pembuatan konsep perancangan yang nantinya akan berpengaruh pada
bentuk serta peruangan pada bangunan pusat perdagangan perlengkapan
muslim.
1.8. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika yang digunakan dalam pembahasan konsep perencanaan
dan perancangan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta
sebagai wadah yang merupakan sarana untuk menampung kegiatan
produksi, konsultasi, promosi, penjualan, dan aktifitas penunjang lainnya
bagi penganut agama Islam, sebagai berikut:
Tahap I
Mengemukakan pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan
persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metoda
penulisan serta sistematika pembahasan.
Tahap II
Mengemukakan tinjauan umum Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim,
dan tinjauan Arsitektur Islami yang akan diterapakan dalam proses
perancangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB I - 12
Tahap III
Mengemukakan tinjauan khusus kota Surakarta yang akan menjadi tempat
didirikannya bangunan yang akan dirancang.
Tahap IV
Melakukan analisis pendekatan perencanaan Pusat Perdagangan
Perlengkapan Muslim di Surakarta yang direncanakan untuk menentukan
perencanaan luar dan dalam bangunan yang direncanakan.
Tahap V
Kesimpulan dari analisis berupa konsep perencanaan dan perancangan Pusat
Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 13
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. TINJAUAN UMUM PUSAT PERDAGANGAN
Perdagangan diartikan sebagai pedagang yang menjual barang
dalam jumlah yang besar maupun kecil. Perdagangan berhubungan
dengan kegiatan menjual dan membeli barang untuk memperoleh
keuntungan (jual beli; niaga). Untuk kegiatan ini dibutuhkan suatu tempat
(bursa / pasar) sebagai tempat untuk memperjualbelikan sesuatu. (sumber:
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php)
Secara umum pusat perdagangan diartikan sebagai suatu tempat
berkumpulnya kegiatan yang dilakukan di suatu tempat ( bursa / pasar ) dengan
sistem penjualan yang dapat dinikmati oleh khalayak.
Skala pelayanan dalam pusat perdagangan disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan akan kegiatan perdagangan dalam lingkungan sekitar. Dapat berkisar
dari tingkat lokal (setempat) maupun tingkat regional (propinsi), bahkan dapat
dikembangkan sampai ke tingkat Nasional. Skala pelayanan ini sangat
berpengaruh terhadap besar – kecilnya luasan bangunan pusat perdagangan.
Untuk skala pelayanan yang semakin luas maka diperlukan juga luasan bangunan,
dan keberagaman barang dagangan yang diperjualbelikan di pusat perdagangan
tersebut.
2.1.1. Karakteristik
Dalam sebuah pusat perdagangan disamping skala pelayanan yang
nantinya akan berpengaruh dalam luasan bangunan, hal yang harus
diperhatikan yaitu sistem sirkulasi baik di luar maupun di dalam bangunan.
Dalam hal ini tingkat efisiensi dan nilai ekonomis sangat diperhatikan,
sehingga selain bangunan dapat diukur maksimal dalam nilai ekonomis
(bisnis) harus juga dipertimbangkan sistem sirkulasi yang baik, sehingga
kegiatan yang ada dalam pusat perdagangan dapat berjalan dengan lancar.
Dalam pengaturan sistem sirkulasi ada beberapa hal yang perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 14
dipertimbangkan (Nadine Beddington, Design for Shopping Centre, London :
Butterworth Scientific, 1982):
a. Aliran pengunjung harus melewati bagian depan toko – toko pengecer
b. Pintu masuk dan keluar sebaiknya terpisah agar tidak monoton dan
pengunjung dapat menikmati semua yang ada dalam pusat grosir
tersebut.
c. System sirkulasi tunggal dimana semua toko retail mempunyai nilai
komersil yang sama.
2.1.2. AKTIVITAS DALAM PUSAT PERDAGANGAN
Aktivitas yang ada dalam pusat perdagangan dipengaruhi oleh
personel / individu. Individu yang terlibat langsung dalam kegiatan pusat
perdagangan antara lain (sumber : Analisa Pribadi):
1. Pengunjung
a. Jenis pengunjung
Terdiri atas masyarakat kawasan karesidenan Surakarta (Surakarta,
Klaten, Boyolali, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar), serta
masyarakat dari luar kota yang berminat untuk berdagang (kulakan)
di pusat perdagangan ini.
b. Karakteristik Pengunjung
Mengingat gedung yang direncanakan adalah pusat kegiatan
perdagangan maka pengunjung tidak dibatasi untuk golongan
tertentu, tapi untuk masyarakat umum, untuk semua golongan, yang
mencari kebutuhan mereka masing–masing sebagai penunjang bagi
umat muslim.
2. Penyewa (pemilik, karyawan)
Meliputi pengusaha atau pemilik usaha, beserta karyawannya baik
kantor dan toko, maupun usaha lainnya yang ada di gedung yang akan
direncanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 15
3. Pengelola
Meliputi pimpina, karyawan yang bekerja mengelola Pusat
Perdagangan Perlengkapan Muslim ini, dan termasuk petugas servis
yang menjaga perawatan gedung sehari–hari.
2.1.3. FASILITAS
Seiring dengan pandangan konsumen saat ini, bahwa berbelanja selain
untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, juga merupakan kegiatan rekreasi
untuk melupakan ketegangan dan bersantai. Maka kehadiran fasilitas
penunjang dalam pusat perdagangan dapat memberikan dampak positif yang
cukup menguntungkan.
Rencana fasilitas yang akan disediakan antara lain ;
1. Kios / Gerai
2. Food court
3. Fasilitas pelayanan (servis)
4. Tempat produksi
5. Tempat pameran
6. Atrium serbaguna
7. Anchor
2.1.4. Tinjauan Pusat Perdagangan di Surakarta
Dikota Surakarta hingga saat ini baru terdapat 4 bangunan
perdagangan yang dapat diklasifikasikan sebagai bangunan pusat
perdagangan sebagai pembanding Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim:
1. Pasar Klewer
Pasar klewer saat ini berpotensi sebagai pusat pemasaran tekstil
terbesar di kota Surakarta khususnya, bahkan Indonesia pasca
kebakaran di pasar Tanah Abang, Jakarta. Fasilitas pemasaran pasar
Klewer berupa kios-kios yang memiliki ukuran 2,5 x 2,5 m setiap
kaplingnya. Buka setiap hari pukul 09.00-16.00 WIB, dengan
pengunjung ± 500 orang per hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 16
Produk yang mendominasi adalah berbagai macam produk batik.
Kondisi yang dirasakan pada pasar Klewer ini kurang nyaman karena
jalur sirkulasi yang sempit, suasana gerah karena kurangnya sirkulasi
udara, serta tidak tersedianya mushola (karena dekat dengan masjid
Agung Surakarta), walaupun pada kenyataannya justru warga pasar
yang muslim melakukan ritual ibadahnya di dalam kios mereka, diatas
dagangan yang dijual, dan kurangnya sarana promosi dan informasi
mengenai batik dan produk yang dijual didalamnya.
Display produk dengan menggunakan rak gantung dan rak
pajangan. Karena luasan kios pada tiap-tiap kaplingnya yang relatif
sempit, maka lay out produk yang ada menjadi bergeser dan
memenuhi gang-gang yang ada sehingga para pengunjung di paasar
Klewer harus berdesak-desakan apabila berbelanja di sana. (sumber:
DPPKS-Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta)
2. Plaza Singosaren
Plaza singosaren tadinya adalah sebuah pasar yang mengalami
modernisasi yang kemudian secara perlahan berubah dari sebuah pasar
tradisonal menjadi sebuah plaza. Pada lantai satu dari plaza singosaren
banyak konter selular yang menjual handphone baik baru maupun
bekas, toko mas, makanan-makanan cepat saji (KFC dan Mc Donald),
accesories dan konter pakaian-pakaian, dan beberapa toko yang
menjual peralatan elektronik, serta masih juga tersisa beberapa bagian
dari plaza singosaren ini berupa pasar tradisional yang menjual
jajanan tradisional seperti intip, brem dan manisan buah-buahan.
selain itu juga terdapat Supermarket Matahari. bagian depan dari plaza
singosaren lantai satu ini juga sering ada pameran kendaraan bermotor.
Di lantai dua menjual pakaian anak dan dewasa, sandal, sepatu, tas,
alat-alat kecantikan dan berbagai accesories. Sedangkan di lantai tiga
juga banyak kita jumpai selluler, alat-alat rumah tangga, gerai
makanan, timezone dan menjual mainan anak-anak, serta juga terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 17
bioskop. Lantai empat dipakai untuk parkir kendaraan roda empat dan
roda dua. Jalanan di sekitar Plaza Singosaren ini biasanya selalu macet
terlebih lagi di hari sabtu, baik siang maupun malam selalu macet.
Disepajang jalan Singosaren terdapat banyak toko-toko seperti toko
sepatu dan tas, Mc Donald,Monsa,Ginza dan lain lain Sebagai sebuah
sental bisnis dikota solo plaza singosaren miliki nilai yang sangat
berarti. (Sumber: www.perdagangansurakarta.com)
3. Beteng Tread Center ( BTC )
Potensi fasilitas pemasaran bursa Perdagangan BTC terletak di
basement bangunan, berupa kios - kios dengan mayoritas luasan 2 m x
3 m. Buka setiap hari mulai pukul 09.00-16.00 WIB dengan
pengunjung rata-rata 200-300 orang per hari.
Sirkualasi di tempat perbelanjaan ini cukup lancar sehingga
pembeli mempunyai kesempatan memilih-milih jenis produk yang
mereka inginkan dengan leluasa. Sistem pelayanan sepenuhnya
dilayani oleh penjual.
Jenis produk yang dijual bervariasai mulai dari tas, sandal, kain
dan pakaian. Terutama yang mendominasi adalah produk-produk
tekstil. Untuk produk-produk tekstil yang dijual berupa kain dan
pakaian. Display produk dengan menggunakan rak gantung dan rak
pajangan. Bangunan BTC ini mempunyai luas bangunan yang cukup
besar dan menyajikan berbagai jenis tekstil di Surakarta. Namun
kendalanya yaitu tempatnya di basement, terlihat suram, pengunjung
kesulitan mencari toilet, mushola dan sampai saat ini belum ada tindak
lanjut Pemerintah Daerah untuk masalah pembangunan kembali bursa
benteng ini. (Sumber: www.perdagangansurakarta.com )
4. Pusat Grosir Solo (PGS)
Pusat Grosir Solo melayani pembelian dalam jumlah besar /
grosir untuk para pedagang kecil yang ingin menjual barang itu ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 18
konsumen langsung. Bangunan ini terdiri dari empat lantai dan lantai
basement. Sedang parkiran berada di lantai 4, bersama dengan
mushola.
Barang yang dijual beragam, busana muslim termasuk
dijual di beberapa kios di PGS ini. Fasilitas pemasaran PGS
berupa kios – kios sebesar 2m x 3m setiap kaplingnya. Tanpa
kamar pas yang tersedia, membuat konsumen langsung
(membeli untuk pribadi) yang datang tidak dapat mencoba
busana pilihannya. (Sumber: www.perdagangansurakarta.com)
2.1.5. Prospek Fasilitas Pusat Perdagangan Muslim di Surakarta
Keberadaan berbagai fungsi yang tersedia di wilayah Surakarta
terutama fasilitas pusat kegiatan perdagangan memang merupakan suatu
tindak lanjut dari kebijakan pelaksanaan pembangunan perekonomian yang
salah satunya mengutamakan perkembangan pada sektor perdagangan.
Dengan kecenderungan peningkatan kualitas masyarakat penghuni kota
Surakarta sekarang ini menuntut suatu fasilitas yang dapat menyediakan
barang kebutuhan secara lengkap yang juga memberikan suatu efisiensi.
Jika dilihat dari berbagai fasilitas yang telah tersedia, ternyata belum
terdapat fasilitas yang mampu mewadahi kegiatan perdagangan grosir
busana muslim.
Dalam kaitan sebagai aternatif pengembangan sektor perdagangan,
disamping pasar klewer yang disebutkan diatas sudah hampir tidak mungkin
lagi untuk dikembangkan. Maka kawasan Pusat Perdagangan Perlengkapan
Muslim ini memiliki prospek yang cukup bagus dalam mengakomodasikan
kegiatan perekonomian khususnya perdagangan.
2.1.6. Status dan Kedudukan
Status kepemilikan dari Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim ini,
direncanakan menjadi milik suatu badan swasta yang berdiri dengan otoritas
sendiri, tetapi masih dalam koordinasi dengan pemerintah daerah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 19
instansi terkait. Namun demikian koordinasi manajemen dan pengembangan
menjadi hak sepenuhnya dari badan pengelola bangunan pusat perdagangan
grosir perlengkapan busana muslim ini.
2.1.7. Skala Pelayanan
Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim ini direncanakan sebagai
jenis pusat kegiatan perdagangan yang mempunyai lingkup pelayanan kota
di seluruh Indonesia. Skala pelayanan mewadahi kebutuhan penduduk untuk
semua golongan masyarakat, terkhusus untuk masyarakat muslim di
Indonesia.
2.2. TINJAUAN UMUM ARSITEKTUR ISLAMI
Arsitektur merupakan seni rancang bangun. Namun pemaknaannya
sebenarnya lebih mendalam yang tidak hanya terfokus pada bangunan saja,
namun tergantung dari segi mana memandangnya. Arsitektur adalah bidang
dimana konsep seni dan estetika yang ditanamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala
dalam diri manusia dapat terlihat sehingga menjadi bagian dari kebudayaan
manusia yang berkaitan dengan berbagai segi kehidupan antara lain: seni, teknik,
ruang dan tata ruang, geografi, dan sejarah.
Islam merupakan tata cara kehidupan yang didasarkan oleh aturan Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW untuk
diajarkan kepada seluruh umat manusia dengan berpedoman kepada Al-Qur’an
dan as-Sunnah (Hadits). Islam adalah suatu bentuk aturan atau metode kehidupan
dunia yang akan membawa ke bentuk tatanan kehidupan yang baik di dunia dan
kehidupan yang kekal di akhirat.
Arsitektur Islami sendiri mengandung penerapan konsep-konsep Islam
dalam arsitektur dalam melahirkan suatu produk budaya fisik dan moral yang
merupakan ekspresi dan aktualisasi nilai-nilai Islam yang telah terinternalisasi
dalam diri seorang Muslim. Konsep-konsep yang dimaksud adalah suatu pesan
yang tersirat dalam Al-Qur’an dan Hadits karena sesungguhnya di dalamnya tidak
ada yang secara mengatur tentang bangunan atau arsitektur. Namun lebih kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 20
aturan dan pola hidup yang diantaranya memiliki keterkaitan dengan suatu wadah
yang dapat dihubungkan dengan arsitektur.
2.2.1. Arsitektur dalam Islam
Islam merupakan jalan kebenaran milik Allah yang menuntun
manusia menuju kebaikan dan keselamatan dunia dan akhirat. Dengan
bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits yang menjadi sumber dan pokok-
pokok hukum yang menjadi petunjuk dan aturannya meliputi segala aspek
kehidupan manusia di dunia hingga hari kiamat.
Adakah arsitektur dalam Islam? Dalam Al-Qur’an maupun Hadits
memang tidak ada yang menunjukkan penekanan khusus terhadap arsitektur.
Namun makna-makna dan isyarat-isyarat di dalam keduanya bisa menjadi
sebuah pedoman yang tegas untuk diterapkan dalam arsitektur. Dengan
demikian diperlukan adanya ijtihad yang arif dan bijaksana dalam
melakukan pendekatan terhadap nash-nash yang ada untuk menemukan
keterkaitannya dengan arsitektur.
Arsitektur sesungguhnya merupakan hasil manifestasi dari kreatifitas
manusia sebagai kecerdasan yang Allah karuniakan kepada manusia. Oleh
karena itu arsitektur sebenarnya merupakan sebuah budaya.
Kesalahpahaman bisa timbul dengan penyebutan “kebudayaan Islam”,
karena kebudayaan merupakan produk manusia baik berupa perilaku,
kebiasaan, adat istiadat, arsitektur, dan lain-lain. Islam merupakan wahyu
yang Allah berikan kepada Nabi-Nya untuk menjadi petunjuk bagi manusia.
Kebudayaan yang lahir dan tumbuh tidak seiring atau tidak menjadikan
Islam sebagai tuntunan, seringkali menggiring masyarakatnya kepada
kesesatan. Mereka lebih memilih ajaran dan kebiasaan nenek moyang
mereka yang masih jahil dan jauh dari nilai-nilai Islam daripada mengikuti
petunjuk Allah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 21
2.2.2. Bangunan Publik Aktivitas Islami
Arsitektur merupakan ungkapan fisik dari budaya masyarakat pada
tempat dan waktu tertentu. Keberadaan arsitektur bisa dibilang seumur
dengan adanya manusia di muka bumi ini. Apabila arsitektur dikaitkan
dengan bangunan, maka pertanyaannya adalah:
Apakah bangunan yang pertama kali didirikan di muka bumi ini?
Apabila kita mencoba dan benar-benar memahami Al-Qur’an akan
dengan mudah mencari jawabannya.
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat
beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang
diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia[214]. . ( QS. Ali Imran
[3] : 96 )
[214]. Ahli kitab mengatakan bahwa rumah ibadah yang pertama
dibangun berada di Baitul Maqdis, oleh karena itu Allah membantahnya.
Baitullah di Makkah yang menjadi orientasi dan qiblat shalat umat
Islam dunia merupakan bangunan atau arsitektur pertama di dunia. Ibnu
Jarir meriwayatkannya dari Ibnu Abbas RA bahwa Nabi Adam AS adalah
manusia pertama (atau arsitek pertama?) yang membangun ka’bah atas
perintah Allah Ta’ala di atas tanah suci sebagai tempat ibadah dan melalui
perantaraan malaikat Allah mengajarkan cara bermanasik. Ka’bah yang ada
di bumi merupakan simbol dari ‘Arsy Allah yang malaikat selalu
mengelilinginya. (Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi dan Perancangan Arsitektur
Islam Berbasiskan Al-Quran dan Sunnah, oleh: Nangkula Utaberta) Dalam rentang waktu yang lama Ka’bah mengalami kerusakan yang
kian lama kian parah sehingga hancur. Sehingga Allah memerintahkan Nabi
Ibrahim AS untuk membangun kembali Baitullah bersama anaknya Nabi
Ismail AS. Nabi Ibrahim AS meninggikan posisi Ka’bah dan dibantu
anaknya memasang batu. Setelah membangun makin meninggi, Nabi Ismail
AS membawakan batu sebagai pijakan Nabi Ibrahim AS. Batu pijakan
itulah yang disebut Maqam Ibrahim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 22
Pada zaman Rasulullah yang rentang waktunya cukup panjang dan
jauh dari zaman Nabi Ibrahim, waktu dan alam membuat kerusakan yang
berarti pada bangunan Ka’bah. Bersama suku Quraisy, Rasulullah
membantu melaksanakan pemugaran Ka’bah untuk memperbaiki banyaknya
batu-batu dinding yang lepas. Setelah Fat’khu Makkah (penguasaan
Makkah), Muslim menguasai Ka’bah, merawat dan memuliakannya sebagai
tempat ibadah yang paling utama dan menjadi qiblat yang menyatukan
seluruh Muslim dunia.
Dari Abu Dzar RA berkata:
“Ya Rasulullah! Masjid apa yang pertama kali dibangun di muka
bumi?”
Rasulullah menjawab: “Masjidil Haram.” (HR. bukhari – Muslim)3
2.2.3. Konsep – konsep Islam dalam Arsitektur
Arsitektur merupakan bentuk komunikasi yang dimanifestasikan
melalui suatu perancangan bangunan yang memiliki makna atau nilai
tertentu dalam dimensi budaya, spiritual dan harkat serta martabat
penggunaannya. Arsitektur juga bisa berperan sebagai pengungkapan fungsi
suatu bangunan sehingga bisa dijadikan ciri atau karakter sebuah bangunan.
Demikian pula dengan arsitektur berdasarklan nilai-nilai Islam yang
merupakan ungkapan atau ekspresi bangunan yang didasarkan pada konsep
ajaran Islam. Namun arsitektur dalam Islam bukanlah arsitektur yang
bergaya arabesque, tetapi lebih bersifat universal yang keberadaan dan
perkembanganannya selalu mengikuti perkembangan kebudayaan manusia
dimana Islam itu berada. Oleh
karena itu tidak ada kebudayaan
Islam, tetapi yang ada adalah
kebudayaan umat Islam, karena
arsitektur Islami antara suatu
daerah satu dengan yang lainnya
terlihat berbeda. Arsitektur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 23
mendapat pengaruh pada tempat dan zaman yang berbeda.
Dengan demikian boleh dikatakan tidak ada ciri khas dalam arsitektur
Islami. Gaya Arabesque sering dikaitkan dengan arsitektur Islami semata-
mata hanya mencoba untuk menciptakan suasana dimana Islam itu pertama
kali bercahaya yakni di semenanjung Arab dengan arsitektur Timur
Tengahnya yang khas.
Menurut Nangkula Utaberta, dalam prinsip dasar pemikiran Arsitektur
Islam, maka sumber dan dasar pemikiran Islam adalah sumber dan dasar
pemikiran yang juga di aplikasikan dalam Arsitektur Islam yaitu, Al- Qur’an
dan Hadits. Beliau menjabarkan prinsip prinsip tersebut sebagai berikut:
a. Prinsip Pengingatan kepada Tuhan
Melalui berbagai firmannya Allah banyak mengingatkan kita
untuk lebih banyak berkontemplasi merenungi ciptaan-Nya di alam ini.
Melalui berbagai ayat Al-Qur’an, Ia banyak mengajak kita untuk
merenungi penciptaan alam dan mengambil pelajaran dari makhluk
ciptaan-Nya tersebut.
Karenanya sangat penting bagi kita untuk memperlihatkan
kebesaran alam sebagai ciptaan langsung dari Allah jika dibandingkan
dengan bangunan atau produk ciptaan manusia. Perancangan
bangunan dan perkotaan haruslah berusaha mendekatkan penghuninya
dengan suasana yang lebih alami dan dekat dengan alam. Makhluk
ciptaan Allah seperti pepohonan, rumput dan bunga-bungaan haruslah
mendominasi sebuah perancangan bangunan, perumahan atau
perkotaan yang Islami.
Pada perancangan bangunan dan perancangan perkotaan dewasa
ini, prinsip yang lebih mengutamakan penjagaan terhadap alam
seringkali ditinggalkan. Para pengembang dan arsitek lebih memilih
untuk meratakan lahan, menghancurkan alamnya, baru kemudian
mendirikan bangunan sesuai keinginannya. Bagian yang alami
kemudian dibuat terpisah dalam bentuk taman buatan di sekitar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 24
bangunan.Kita akan melihat bagaimana manusia menjajah alam
melalui usaha pengasingan elemen-elemen alam tersebut dari produk
ciptaan manusia.
Selain perancangan dan pembentukan masa bangunan, elemen
alam seperti cahaya matahari, aliran udara, suara-suara alam dan
gemericik air perlu diintegrasikan ke dalam bangunan. Bangunan
sedapat mungkin harus menggunakan sumber energi yang ramah
dengan lingkungannya. Penggunaan pencahayaan dan pengudaraan
buatan yang dapat merusak lingkungan perlu dihindari dan efek
negatifnya perlu diminimalisir sehingga tercipta hubungan yang serasi
antara manusia dengan alam sekitarnya sebagai sarana pembentukan
kecintaan kita kepada Tuhan.
b. Prinsip Pengingatan pada Ibadah dan Perjuangan
Islam merupakan agama yang sangat berbeda dengan agama lain
karena tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan
Tuhannya, namun juga mengatur bagaimana hubungan sesama
manusia dalam konteks hubungan dengan Tuhannya. Secara teoritis
dan praktis prinsip ini cukup kompleks karena ia tidak hanya berbicara
tentang aspek ibadah saja namun juga berbicara mengenai muamalat
dan perjuangan perbaikan kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena
konsep ibadah dalam Islam menyatu dengan keseharian kehidupan
Muslim itu sendiri.
Rasulullah sendiri melalui berbagai hadith beliau secara tegas
menjelaskan bahwa seorang Muslim bukanlah seorang individu yang
berdiri sendiri dan mencari keimanan dan ketakwaan untuk dirinya
sendiri. Seorang Muslim adalah bagian dari masyarakatnya karenanya
ia perlu berjuang demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Dalam dunia arsitektur, hal ini merupakan suatu prinsip yang
membawa implikasi sangat besar. Dalam perancangan masjid
misalnya, ide tentang prinsip ibadah dan perjuangan menjadikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 25
masjid bukan hanya sekedar tempat sholat dan ibadah ritual saja.
Namun juga berperan sebagai pusat kegiatan sehari-hari dan pusat
interaksi serta aktivitas dari komunitas Muslim di kawasan tersebut.
Hal ini berarti perancangan ruang-ruang suatu masjid haruslah dibuat
sedemikian rupa sehingga memungkinkan aktivitas di luar aktivitas
ritual seperti sholat atau i’tikaf memungkinkan untuk dijalankan.
Aktivitas seperti olah-raga, seminar, diskusi keagamaan, sekolah dan
pusat pendidikan, perpustakaan, aktivitas perniagaan dan kegiatan
yang dapat memperkuat ukhuwah dan silaturahmi seharusnya
mendapat porsi perhatian yang cukup sebagaimana aktivitas ritual tadi.
Karenanya masjid seharusnya dirancang agar mampu menarik
perhatian dan mengundang jama’ah untuk bergabung dan beraktivitas
di dalamnya. Masjid bukanlah monument atau bangunan suci yang
justru diletakkan terpisah dan terasing dari masyarakatnya. Ia haruslah
menjadi pusat aktivitas yang menyatukan dan menjadi sarana dari
berbagai kegiatan masyarakat karenanya elemen-elemen seperti pagar
dan dinding bangunan seharusnya lebih terbuka dan memberi kesan
mengundang daripada melarang orang untuk masuk ke dalamnya.
c. Prinsip Pengingatan pada Kehidupan Setelah Kematian
Prinsip ini adalah prinsip yang sangat penting namun sering
dilupakan oleh banyak orang. Kematian dan kehidupan setelah mati
menjadi salah satu pilar penting dari prinsip hidup, filosofi, dan
keimanan dalam Islam. Seringkali sebagai seorang manusia kita
dilenakan dengan kesibukan di dunia ini, lalu melupakan bahwa kita
akan mati. Dalam prinsip keimanan Islam dinyatakan bahwa setelah
kematian setiap orang akan mendapatkan balasan dari perbuatannya di
dunia. Dalam berbagai ayatNya Allah SWT banyak mengingatkan
manusia untuk mempersiapkan bekal bagi menghadapi kehidupan
setelah mati dengan memperbanyakkan amalan di dunia ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 26
Rasulullah sendiri juga banyak mengingatkan kita akan
pentingnya bagi kita untuk berhati - hati dalam kehidupan kita bagi
mempersiapkan kehidupan yang akan kita lalui setelah mati.
Pemakaman merupakan salah satu bentuk arsitektur dari prinsip
ini. Agak sulit menemukan literatur berkenaan dengan teori dan
konsep pemakaman dalam konteks Arsitektur Islam karena biasanya
dianggap tabu atau tidak penting. Namun kalau kita lihat berbagai
hadith Rasulullah berikut ini, kita akan mendapati bahwa pemakaman
merupakan elemen yang sangat penting dan perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius.
Pemakaman merupakan suatu bangunan yang penting, karena ia
dibangun bukan untuk orang yang sudah mati namun sebagai
pengingatan bagi orang yang masih hidup. Karenanya perletakkan
pemakaman haruslah diletakkan di tempat yang mudah terlihat dari
kehidupan sehari-hari. Manusia perlu untuk senantiasa diingatkan
bahwa mereka akan mati sehingga lebih berhati-hati dan lebih
tenggang rasa dengan masyarakat sekitarnya.
d. Prinsip Pengingatan akan Kerendahan Hati
Islam mengajarkan seorang Muslim untuk merendahkan diri di
hadapan Tuhannya. Seorang pemimpin haruslah merendahkan dirinya
di hadapan orang yang dia pimpin. Seorang panglima harus
merendahkan diri dari tentara yang dipimpinnya.
Dari hadith ini terlihat bahwa orang yang ingin bertemu dengan
Rasulullah tersebut tidak dapat mengenali Rasulullah diantara para
sahabatnya. Dari sini dapat kita asumsikan bahwa Rasulullah pasti
tidak berbeda dengan sahabat yang lain. Ia tidak mengenakan mahkota,
tidak mengenakan baju kebesaran, tidak duduk di tempat yang khusus
melainkan bercampur dan berpenampilan sebagaimana sahabat yang
lain. Dari sini terlihat akhlak kerendahan hati Rasulullah dan
bagaimana ia menghormati para sahabatnya sebagai saudara se-iman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 27
Pada beberapa kisah dibawah ini diceritakan beberapa kisah tentang
kerendahan hati Rasulullah yang walaupun menjadi seorang
pemimpin tetap memperhatikan dan mengasihi orang - orang yang
dipimpinnya.
Dalam dunia arsitektur prinsip ini membawa implikasi yang
sangat besar. Ia berbicara tentang bagaimana seharusnya kita
meletakkan dan menyusun massa bangunan dalam konteks
lingkungannya. Ukuran bangunan sebagaimana kita belajar dari
penampilan Rasulullah tadi tidak seharusnya berdiri terlalu besar
secara kontras dibandingkan bangunan sekitarnya. Pemilihan bahan
dan material bangunan pun harus dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak terkesan terlalu mewah yang akhirnya akan banyak
menghabiskan uang untuk perawatannya.
Kesan monumental pada bangunan (biasanya terjadi pada
Masjid atau bangunan pemerintahan) yang seringkali justru
menyebabkan pemborosan lahan dan menghabiskan banyak biaya
harus dihindari karena ia akan memberikan imej yang negatif terhadap
Islam ( sebagai agama yang feudal, penuh dengan pemborosan, haus
kekuasaan dan terbelakang ), namun kita harus berusaha memberikan
imej Islam sebagai agama yang demokratis, progresif dan siap
menerima berbagai perubahan. Bangunan pun tidak seharusnya
mengacaukan komposisi alami dari lingkungan alaminya dengan
memaksakan komposisi simetri yang seringkali justru dipaksakan
demi alasan simbolik atau formalitas saja.
e. Prinsip Pengingatan akan Wakaf dan Kesejahteraan Publik
Sebagaimana semangat dan prinsip yang telah disebutkan
sebelumnya, Islam mengajarkan agar umatnya berinteraksi dan saling
menolong dalam masyarakat. Islam tidak pernah memerintahkan
umatnya untuk menyendiri dan mencari keshalehan untuk dirinya
sendiri. Dalam Islam terdapat beberapa amalan pribadi seperti I’tikaf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 28
dan sholat sunnah namun kesemuanya dibingkai oleh kerangka
kehidupan bermasyarakat. Karenanya aktivitas dan fasilitas sosial
merupakan suatu elemen penting dalam kehidupan masyarakat
Muslim.
Dalam dunia arsitektur prinsip ini membawa implikasi yang
sangat besar. Yang pertama, bahwa fasilitas umum dan fasilitas sosial
perlu mendapatkan prioritas yang utama. Berbeda dengan
perancangan bangunan dewasa ini yang seringkali mengutamakan
aspek komersial dari suatu bangunan dengan mengetepikan fasilitas
dan kebutuhan umum untuk masyarakat. Dalam sebuah mall
seringkali fasilitas umum seperti tempat bermain anak, tempat duduk,
taman atau masjid menjadi bagian dari bangunan yang terpinggirkan
karena dianggap tidak memiliki nilai komersial. Hal ini tentu
bertentangan dengan prinsip dan hadith diatas, sehingga kita perlu
merekonstruksi pola pikir dan pemahaman kita dari sebuah pola
perancangan yang berorientasi kepada materialistik ke pemikiran yang
lebih sosial dan mengutamakan kepentingan publik.
Bangunan-bangunan yang merupakan institusi sosial seperti
rumah jompo, rumah orang cacat dan orang-orang yang miskin perlu
ditingkatkan fasilitasnya. Masyarakat digalakkan untuk saling
membantu tanpa kecuali termasuk terhadap orang-orang di luar Islam.
Islam menggalakkan tanggung jawab komunitas bukan hanya
perseorangan.
f. Prinsip Pengingatan terhadap Toleransi Kultural
Sejarah telah mencatat Islam sebagai satu-satunya agama yang
memiliki toleransi yang luar biasa. Di negara - negara dimana Islam
menjadi umat mayoritas, toleransi dan kerjasama antara satu agama
dengan agama yang lain berjalan dengan baik dan berkembang. Hal
ini membuktikan bagaimana Islam sebagai sebuah sistem hidup
menjadi rahmat bagi seluruh alam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 29
Dalam Arsitektur, hal ini menegaskan akan kewajiban kita untuk
menghormati budaya dan kehidupan sosial masyarakat dimana
bangunan tersebut berdiri. Selama tidak bertentangan dengan Islam
kita diperbolehkan mempergunakan bahasa arsitektur masyarakat
setempat dengan memanfaatkan potensi dan material yang ada di
tempat tersebut. Hal ini tentu menjadi prinsip yang menjamin
fleksibilitas perancangan bangunan dalam Islam.
g. Prinsip Pengingatan akan Kehidupan yang Berkelanjutan
Allah menciptakan manusia sebagai Khalifah di muka bumi ini.
Khalifah berarti pemimpin sekaligus pemelihara dan penjaga.
Karenanya manusia memiliki kewajiban untuk menjaga, memelihara
dan melestarikan alam ini bagi kepentingan generasi yang akan datang.
Dewasa ini kita melihat banyak sekali kerusakan yang terjadi di muka
bumi ini yang disebabkan oleh tingkah laku manusia.
Dalam dunia Arsitektur kedua prinsip ini memiliki implikasi
yang sangat besar. Kelestarian secara alami mengajarkan kepada kita
untuk memperhatikan betul-betul kondisi lahan dan lingkungan sekitar
kita sebelum merancang sebuah bangunan. Pemilihan bahan dan
penggunaan teknologi perlu betul-betul diperhatikan sebelum kita
melakukan suatu perubahan terhadap tapak dan mengolahnya.
Sementara Kelestarian secara sosial memberikan pengajaran kepada
kita agar lebih memperhatikan bahasa arsitektur yang kita gunakan
dalam merancang sebuah bangunan. Bahasa arsitektur feodal dalam
perancangan bangunan pemerintahan atau bangunan umum seperti
simetri dan skala raksasa dengan set back yang berlebihan perlu
dihindari demi menciptakan sebuah bangunan pemerintahan atau
bangunan umum yang lebih demokratis dan akrab dengan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 30
h. Prinsip Pengingatan tentang Keterbukaan
Prinsip akuntabilitas publik berbicara tentang proses tranparansi
atau keterbukaan dari suatu pemerintahan kepada rakyat yang
dipimpinnya. Prinsip ini juga berbicara tentang kewajiban pemerintah
untuk menghilangkan dan menghindari apa-apa yang dapat
mengganggu serta mengancam keselamatan umum demi kesejahteraan
bersama.
Dalam upaya memenuhi ide akuntabilitas yang pertama
diperlukan kritik terhadap penguasa dalam upaya meluruskan jalannya
pemerintahan oleh rakyat. Sejarah telah mencatat bahwa Islam telah
membuktikan suatu sistem demokrasi yang begitu baik dimana
seorang rakyat dapat dengan mudah mengkritik pemimpinnya.
Prinsip-prinsip tersebut di atas dapat dijabarkan secara spesifik
kedalam prinsip prinsip desain Arsitektur. Adapun yang menjadi
konsepsi bangunan Islami adalah:
a. Penekanan Nilai-nilai Estetika, Seni dan Kreatifitas
(Dr. Yusuf Qardhawi, Tuntunan Membangun Masjid, Gema Insani,
Jakarta. 2000. Hlm. 44.)
“Semua ciptaan Allah itu indah, dan Allah mencintai
keindahan.” (HR. Muslim)
Fitrah dari jiwa manusia adalah cenderung untuk mendapatkan
kesenangan dari segala sesuatu yang memiliki keindahan dan
kecantikan, dan Allah ‘Azza wa Jalla adalah pencipta segala
keindahan. Manusia beriman akan merasa sangat bahagia
mendapatkan kecantikan ini dan berupaya sebaik mungkin untuk
mensyukuri ke-Maha Kuasaan dan keelokan ciptaan-Nya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 31
Beberapa unsur dekorasi yang tertera dalam Al-Qur`an adalah
sebagai berikut:
1. Langit-langit yang tinggi
“Dan demi Baitul Makmur, dan atap yang ditinggikan.” (QS.
Ath Thūr [52]: 4-5)
Langit-langit atau plafond yang tinggi dapat memberikan
suasana lapang dan luas yang akan memberikan rasa nyaman dalam
qalbu manusia. Dalam arsitektur Islami, unsur ini lebih banyak
diwujudkan pada bangunan masjid dengan meninggikan atap dan
plafond sehingga menciptakan ruang yang sangat minim antara atap
dan plafond dan menciptakan ruang yang luas dalam ruang shalat.
2. Loteng dan Tangga-tangga Perak
“Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia
menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), Tentulah Kami buatkan
bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah
loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan tangga-tangga (perak)
yang mereka menaikinya.” (QS. Az Zukhruf [43]: 33)
Ayat di atas menjelaskan tentang balasan yang diberikan kepada
mereka apabila mereka beriman dan tidak hendak memecah belah
umat yang satu (Islam). Gambaran loteng-loteng dan tangga-tangga
perak menjadi salah satu bagian unsur dekorasi yang digambarkan
dalam Al-Qur`an.
3. Pintu-pintu
“Dan pintu-pintu (perak) bagi rumah mereka dan dipan-dipan
yang mereka bertelekan di atasnya.” (QS. Az Zukhruf [43]: 34)
Gambaran lain tentang unsur dekorasi dalam Al-Qur`an adalah
pintu. Di samping fungsinya sebagai transisi antar ruang, pintu-pintu
juga dapat bernilai estetis. Desain yang unik, ukiran yang
menyertainya, pemilihan material dan warna memberi nilai lebih pintu
sebagai dekorasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 32
4. Tiang-tiang Tinggi
“(Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan
yang tinggi. Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di
negeri-negeri lain. Dan kaum Tsamūd yang memotong batu-batu
besar di lembah.” (QS. Al Fajr [89]: 7-9)
Penduduk Iram adalah kaum ‘Ād, kaumnya Nabi Hud ‘alihis-
salām, memiliki kemegahan arsitektur yang luar biasa dengan tatanan
tiang-tiang besar yang menjulang tinggi. Demikian juga kaum Tsamūd,
kaumnya Nabi Shalih ‘alihis-salām., mereka memotong-motong batu
gunung untuk membangun gedung-gedung dan ada pula yang
melubangi gunung sehingga menyerupai sebuah istana dalam gunung.
b. Memelihara Kebersihan
“Kecuali hama-hamba Allah yang dibersihkan.” (QS. Ash Shāffāt
[37]: 40)
“Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS.
At Taubah [9]: 108)
Dari ‘A`isyah radhiyallāhu ‘anha,
“Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam memerintahkan supaya
dibangun masjid-masjid di tiap-tiap kampung, sebagaimana Rasul
memerintahkan kita menjaga kebersihan masjid dan
mewangikannya.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud & ibn Majah)
“Menjadi bersihlah kamu sesungguhnya Islam itu bersih.” (HR. ibn
Hibban)1
“Sesungguhnya Allah itu Mahabaik lagi menyukai hamba yang baik;
Mahabersih lagi menyukai hamba yang bersih; Mahamulia lagi
menukai hamba yang mulia; Maha Pemurah lagi menyukai hamba
yang suka memberi; karena itu bersihkanlah halaman-halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 33
rumah kalian dan janganlah kalian menyerupai orang-orang
Yahudi.” (HR. Turmudzi)
“Kebersihan itu dapat mengajak orang pada iman, sedangkan iman
akan bersama pemiliknya ke surga.” (HR. Thabrani)
Kebersihan merupaka aspek yang paling ditekankan dalam
Islam. Bersih dan suci merupakan persyaratan yang selalu ditanamkan
kepada seorang Muslim baik suci lahir maupun batin. Kegiatan ibadah
seperti shalat, membaca mushhaf Al-Qur`an dan ibadah-ibadah
sunnah lain diawali dengan bersuci. Allah Subhānahu wa Ta’ālā
menyeru orang-orang yang beriman supaya membersihkan
(menyucikan) diri mereka. Kebersihan selalu menyejukkan siapa pun
yang memandang dan menikmatinya. Kebersihan meliputi kesucian
jiwa, kesucian ragawi, pakaian yang bersih, memelihara kebersihan
lingkungan, dan memakan makanan yang bersih.
Dengan demikian sebuah bangunan berarsitektur Islami tidak
akan meninggalkan pertimbangan yang sangat utama ini. Karena fisik
yang bersih di dalam naungan iman, akan melahirkan hati dan
perasaan yang bersih.
c. Pencahayaan yang Memadai
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah misykat, yang di
dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu
seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang
dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon
zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di
sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi,
walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan
Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nūr [24]: 35)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 34
Seseorang yang berjalan dalam keadaan terang yang disinari
oleh cahaya akan merasakan kemudahan dan ketenangan. Namun
apabila cahaya itu menghilang, ia akan berjalan dengan penuh
kebingungan sambil meraba-raba. Ia bisa tersesat atau terperosok ke
dalam lubang. Demikian pula halnya cahaya Allah tidak hanya
menerangi secara lahir melalui ciptaan-Nya, tetapi jauh menembus ke
dalam qalbu yang menerangi manusia menuju jalan keselamatan.
Sebaliknya apabila cahaya itu diambil, maka sudah pasti manusia akan
tersesat dan akan terperosok ke dalam jurang kekafiran.
Inilah cahaya Islam yang menerangi jiwa-jiwa manusia dari segala
kesesatan. Pada bangunan Pondok Pesantren fungsi pencahayaan
tidak hanya bersifat fisik pada pencahayaan ruangan. Fungsinya yang
mendidik individu Muslim agar menjadi sosok Muslim yang shalih
dan berjuang menegakkan Dinullah menjadi bagian dari cahaya-Nya
yang menerangi arah hidup kaum Muslimin kepada jalan yang lurus.
d. Struktur yang Kokoh
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shaff [61]: 4)
“Sesungguhnya orang mukmin yang satu dengan yang lain bagaikan
sebuah bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan.” (HR.
Bukhari – Muslim)
Kesatuan yang kokoh akan memberi nilai yang lebih akan
kelebihan dan kekuatannya. Pendekatan sistem struktur menyangkut
aspek keamanan pengguna yang memberi perhatian besar terhadap
perencanaan dalam mempertimbangkan kekuatan dan ketahanan
bangunan dalam menanggung bebannya sendiri, ataupun beban
dikarenakan aktifitas yang berlangsung di dalamnya maupun beban
atau pengaruh eksternal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 35
e. Tidak Bermewah-mewahan
“Hingga apabila Kami timpakan adzab, kepada orang-orang yang
hidup mewah di antara mereka, dengan serta-merta mereka memekik
minta tolong.” (QS. Al Mu`minūn [23]: 64)
“Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan
untuk bermain-main.” (QS. Asy-Syu’arā` [26]: 128)
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.” (QS. At Takātsur
[102]: 1)
Dari Anas ibn Malik radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu
alaihi wa sallam bersabda,
“Tiada terjadi kiamat, sehingga manusia bermegah-megahan dan
berlebih-lebihan dalam urusan membangun masjid.” (HR. Ahmad,
an-Nasa’i, Abu Dawud & ibn Majah)
f. Efektifitas Biaya dan Ruang
“Dan berikan kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan
dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al Isrā`
[17]: 26-27)
Dari Abu Hurayrah radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi
wa sallam bersabda,
“Dan Allah membenci atas kalian; katanya dan katanya (banyak
bicara), dan banyak pertanyaan, serta menghambur-hamburkan
uang.” (HR. Bukhari)
Dari Usamah radhiyallāhu ‘anhu,
“Suatu ketika Nabi Shallallāhu alaihi wa sallam memandang benteng-
benteng/bangunan-bangunan yang tinggi di Madinah dari arah atas
kemudian beliau bertanya, ‘Apakah kalian melihat yang aku lihat?’
Beliau melanjutkan sabdanya, ‘Aku melihat tempat-tempat terjadinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 36
fitnah di sela-sela rumah kalian bagaikan tempat-tempat jatuhnya air
hujan.” (HR. Bukhari)
Dalam perencanaan ruang dan tata ruang pada umumnya
menghendaki agar ruang-ruang yang terbentuk lebih efektif dan
fungsional sehingga dengan demikian dapat menekan biaya. Namun
harus dapat optimal dari segi penampilan, kenyamanan dan keamanan.
g. Tidak Meninggikan Bangunan
Dari Abu Hurayrah radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi
wa sallam bersabda,
“Hari kiamat tidak akan bangkit sehingga orang-orang berlomba-
lomba dalam meninggikan bangunan.” (HR. Bukhari)
Dari ibn ‘Abbas radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa
sallam bersabda,
“Aku tiada diperintah mendirikan masjid tinggi-tinggi.” (HR. Abu
Dawud)
Nyata sudah bahwasanya kita sudah berada di zaman akhir
dengan sebuah fenomena yang tidak disukai oleh Rasulullah
Shallallāhu alaihi wa sallam di mana banyak orang ramai-ramai
membangun bangunan pencakar langit dan berusaha untuk menjadi
yang tertinggi. Bangunan tinggi sesungguhnya tidaklah mengapa
apabila benar-benar merupakan tuntutan fungsi dan kebutuhan ruang,
dan dikarenakan keterbatasan lahan.
h. Pemisahan Entrance Putera dan Puteri
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang
demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita-
wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya
dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 37
perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya.’” (QS. An Nūr
[24]: 30-31)
Dari Jarir ibn ‘Abdullah radhiyallāhu ‘anhu,
“Saya bertanya Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam tentang
pandangan kebetulan. Maka beliau bersabda: ‘Palingkanlah
pandanganmu.’” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud, dan Turmudzi)
Pemisahan entrance adalah untuk menghindari adanya
percampuran, berdesak-desakannya putera dan puteri, dan juga untuk
menghindari kontak fisik dan pandangan antara putera dan puteri.
Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam memerintahkan untuk
menundukkan pandangan adalah agar kehormatan dan kesucian
seorang tetap terpelihara.
i. Pemisahan Ruang
Dari Amir ibn Rabi’ah radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu
alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah
sekali-kali berduaan dengan perempuan yang tidak disertai mahram
darinya, karena sesungguhnya pihak ketiganya adalah setan.” (HR.
Ahmad)
Islam melarang seorang laki-laki berduaan dengan wanita yang
bukan mahram baik untuk sebuah urusan tertentu yang penting karena
dikhawatirkan akan timbul fitnah. Maka itu, pembagian ruang antara
putera dan puteri ada tiga macam tergantung tingkat kebutuhannya,
yakni:
Membuat dua jenis ruangan yang terpisah. Hal ini dilihat dari
jumlah pengguna dari masing-masing putera dan masing-masing
puteri yang mungkin cukup banyak sehingga membutuhkan
kesendirian ruang khusus bagi masing-masing gender.
Membuat sebuah ruangan yang dipisahkan oleh sebuah tabir atau
partisi. Dikarenakan tingkat kebutuhan terhadap ruang tersebut tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 38
memungkinkan membangun ruang lebih dari satu. Namun tetap bisa
berkomunikasi tanpa harus kontak pandangan.
Penggiliran penggunaan sebuah ruang dengan menyepakati
kesepakatan jadwal penggunaan di antara kedua belah pihak.
j. Menghindari Ornamen Syirik, Gambar dan Patung Makhluk
Bernyawa
Dari Ibn ‘Umar radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa
sallam bersabda,
“Sesungguhnya orang-orang yang membuat gambar ini (makhluk
bernyawa) akan disiksa nanti di hari kiamat, dikatakan kepada
mereka: ‘Hidupkan apa yang kalian ciptakan.’” (HR. Bukhari –
Muslim)
Dari Ibn ‘Abbas radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa
sallam bersabda,
“Jika memang kamu harus menggambar, maka gambarlah pepohonan,
dan apa yang tidak mempunyai ruh (nyawa).” (HR. Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurayrah radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi
wa sallam bersabda,
“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Tidak ada orang yang lebih zhalim
daripada orang yang membuat gambar/patung yang menyerupai
ciptaan-Ku. Buatlah gambar jagung, biji-bijian, atau gandum (yang
tidak bernyawa).” (HR. Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurayrah radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi
wa sallam bersabda,
“Malaikat tidak mau masuk rumah yang di dalamnya ada patung
makhluk hidup atau gambar makhluk hidup.” (HR. Muslim)
Dari ‘A`isyah radhiyallāhu ‘anha,
“Sesungguhnya Nabi Shallallāhu alaihi wa sallam belum pernah
membiarkan di dalam rumahnya sesuatu yang padanya terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 39
gambar-gambar salib kecuali beliau merobek-robeknya.” (HR.
Bukhari & Abu Daud)
Hadits-hadits di atas demikian tegasnya melarang menggambar
atau membuat patung makhluk yang bernyawa, manusia atau hewan,
atau simbol-simbol syirik karena itu adalah budaya kaum musyrik dan
penyembah berhala. Islam secara tegas mengharamkannya dalam
memberantas segala bentuk kemusyrikan Rasulullah Shallallāhu
alaihi wa sallam menganjurkan menggambar tetumbuhan atau sesuatu
yang tak bernyawa. Seperti yang banyak kita lihat dalam kemegahan
bangunan-bangunan Islam, biasanya berornamen dan berhiaskan
garis-garis dan bentuk-bentuk geometri, tetumbuhan atau bunga-
bunga yang meliuk-liuk, serta untaian Al-Qur`an yang mulia dalam
keindahan kaligrafi Islam.
k. Menghindari Bahan Sutra dan Kulit Binatang
Dari Mu’awiyah radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa
sallam bersabda,
“Janganlah kalian menaiki kain sutra dan jangan pula kulit
harimau.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)
Sutra merupakan bahan mahal yang biasanya menunjukan status
penggunanya yang kaya dan memiliki kehormatan, sehingga ia merasa
sangat bangga akan kemewahan tersebut. Ini jelas-jelas perbuatan
yang dibenci Allah. Disamping itu laki-laki diharamkan untuk
memakai sesuatu yang terbuat dari sutra. Demikian pula halnya
dengan kulit harimau. Hal itu merupakan perlakuan yang dinilai kejam
karena melakukan penyiksaan terhadap hewan tersebut karena daging
harimau adalah daging yang haram dikonsumsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 40
l. Sarana Aksesibilitas
“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah [2]: 195)
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji
kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-
benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Al-
Anbiyā` [21]: 35)
Allah menciptakan manusia dalam berbagai keadaan dan kondisi.
Ada yang baik dan ada yang buruk. Ada yang diciptakan dalam rupa
yang tampan, ada pula yang buruk rupa. Ada yang diberikan
kelapangan, ada pula yang diberikan kesempitan. Ada yang diberikan
kekayaan, ada pula yang hidup miskin. Namun kesemuanya itu
hanyalah sebagai ujian siapa di antara mereka yang paling baik
amalnya. Apakah ia yang diberikan kebaikan bersyukur atau malah
menyombongkan diri, seolah-olah ia sendiri yang dapat mendatangkan
kebaikan itu. Dan apakah ia yang diberikan keburukan bersabar atau
malah berputus asa. Sesungguhnya Allah tidak akan membebani
hamba di luar kesanggupannya.
Di antara saudara kita ada yang tidak dikaruniai kesempurnaan
fisik sehingga dalam menjalani kehidupannya menghadapi banyak
kesulitan dan hambatan. Sebagai seorang Muslim merupakan
kewajiban menolong dan memberi kemudahan terhadap mereka. Dan
dalam arsitektur hal tersebut diwujudkan dalam sarana aksesibilitas
dengan menciptakan bangunan dan lingkungan yang aksesibel bagi
semua orang termasuk penyandang cacat.
m. Tidak Ada Thiyarah
Dari Jabir radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa
sallam bersabda,
“Tidak ada penyakit yang menular (tanpa idzin Allah), tidak ada
thiyarah, dan tidak ada hantu.” (HR. Muslim)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 41
Thiyarah adalah mempercayai sesuatu hal atau benda atau
makhluk dapat membawa bencana, kemudharatan atau kesialan.
Contohnya ada orang yang beranggapan bahwa apabila ada burung
gagak melintas berarti akan datang bencana. Ini benar-benar sebuah
kesyirikan luar biasa dan dosanya sangat besar dan tak terampuni
apabila ia tidak segera bertaubat.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisā` [4]: 48)
Sesungguhnya segala anugerah dan bencana adalah kehendak
Allah Subhānahu wa Ta’ālā. Allah-lah yang mendatangkan musibah,
bencana, penyakit, ketakutan, kelaparan dan lain-lain bertujuan bisa
untuk menguji umat-Nya atau sebagai peringatan. Apabila ia bersabar
maka kebaikan dan balasan baiklah yang akan ia terima dan ia
mendapat kedudukan yang mulia di sisi Allah Subhānahu wa Ta’ālā.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
‘Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn’” (QS. Al-Baqarah [2]: 155-156)
Kaitannya dengan arsitektur adalah banyak bangunan atau
peruangan yang arsitekturnya masih menerapkan kaidah-kaidah yang
bertentangan dengan Islam. Pemikiran yang penuh dengan syirik,
takhayul dan pemikiran tidak logis yang masih ada pada masyarakat
tradisional bahkan pada masyarakat ibukota yang modern sekali pun
masih banyak ditemukan. Pelaksanaan pembangunan yang masih
menghitung pasaran, peletakan tangkai beras atau segala macam
benda untuk keberkahan, posisi atau lay out perabot atau ruang yang
dapat mendatangkan rizki, dan lain-lain adalah bentuk-bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 42
kesyirikan yang banyak ditemui di sekitar kita. Feng Shui adalah salah
satu contoh metode yang diterapkan dalam arsitektur yang penuh
sekali dengan kesyirikan.
Dari Amran ibn Husein radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu
alaihi wa sallam bersabda,
“Bukan dari golongan kami orang yang menentukan nasib sial dan
untung berdasarkan tanda-tanda benda, burung dan lain-lain.” (HR.
Al-Bazār)
Segalanya harus kita serahkan kepada Allah Subhānahu wa
Ta’ālā. Namun penting bagi seorang arsitek untuk
mempertimbangkan dengan matang perencanaan sebuah bangunan
dengan memakai kaidah-kaidah yang dibenarkan dan logis.
n. Tidak Membangun di Atas Kuburan
Dari “Aisyah radhiyallāhu ‘anha, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa
sallam bersabda,
“Sesungguhnya pada mereka (orang-orang Nashara) jika ada orang-
orang shaleh yang mati, mereka membangunkan di atas kuburannya
berupa tempat ibadah dan mereka gambar di dalamnya berupa
gambar-gambar, maka mereka seburuk-buruknya makhluk Allah pada
hari kiamat.” (HR. Bukhari – Muslim)
Dari Jabir radhiyallāhu ‘anhu,
“Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam melarang menyemen
kuburan, dan duduk di atasnya, serta mendirikan bangunan di
atasnya.” (HR. Muslim)
Hadits-hadits di atas melarang membangun sesuatu baik bangunan,
rumah, atau sesuatu di atas kuburan baik dengan alasan kuburan itu
sendiri maupun kepentingan lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 43
o. Etika Buang Air
Tidak menghadap qiblat
Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah
Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda,
“Jika kamu mendatangi kakus maka janganlah menghadap qiblat dan
juga tidak membelakanginya, tetapi menghadaplah ke timur atau
barat.” (HR. Bukhari)
Pembangunan kakus harus diposisikan sehingga apabila
seseorang buang air di situ, posisi badannya tidak menghadap atau
membelakanginya.
Menjauh atau menutup diri dari pandangan orang lain
Dari Hudzaifah radhiyallāhu ‘anhu,
“Nabi Shallallāhu alaihi wa sallam (kencing) sambil berdiri di balik
sebuah dinding. Saya menjauh, namun beliau memanggil saya, lalu
saya mendekat. Saya menunggu di sebelah beliau sampai beliau
selesai kencing.” (HR. Bukhari)
Hadist di atas mengisyaratkan pentingnya ketika sedang buang
air jangan sampai ada orang lain yang melihat kita. Posisi urinoir yang
berjejer yang umum ada pada bangunan-bangunan sehingga orang
bisa melihat satu sama lain dalam keadaan buang air, sungguh telah
menyalahi sunnah Rasul.
Tidak buang air sambil berdiri
Hadits ini tidak menganjurkan adanya urinoir yang merupakan
produk barat yang menyalahi sunnah Rasulullah Shallallāhu alaihi wa
sallam. Kencing harus dilakukan dengan jongkok di sebuah kakus
yang tertutup sehingga tidak terlihat dengan orang lain.
Dari Abdullah ibn ‘Umar radhiyallāhu ‘anhu,
“Sesungguhnya pada suatu hari saya naik ke atas rumah saya, ketika
itu saya melihat Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam duduk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 44
berjongkok di atas dua batu untuk buang air dengan menghadap Bait
al-Maqdis.” (HR. Bukhari – Muslim)
Hadits ini juga tidak menganjurkan adanya kloset duduk yang
merupakan produk barat yang juga menyalahi sunnah Rasulullah
Shallallāhu alaihi wa sallam. Buang air baik besar maupun kecil
harus dilakukan dengan jongkok.
Pemisahan antara tempat wudhu` dan WC
Dari Abdullah ibn Mughaffal radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah
Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah kamu buang air kecil dalam tempat mandi (kamar mandi),
kemudian kamu berwudhu` pula di situ, karena kebanyakan was-was
datang dari yang demikian.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa’i,
Abu Dawud & ibn Majah)
Ini mementingkan adanya pemisahan dan jarak antara ruang wudhu
dengan toilet karena kekhawatiran najis yang terbawa atau yang
tertinggal serta mengahindari was-was.
Selain prinsip – prinsip dalam teori Nangkula Utaberta diatas, ada
juga prinsip Islami yang dapat diterapkan pada bangunan Pusat Perdagangan
Perlengkapan Muslim di Surakarta, yaitu:
Tidak menampilkan manusia sebagai peraga pakaian.
Rosulullah shalallahu’alaihi wassalam bersabdah, “dua golongan
penghuni neraka yang belum pernah aku melihat keduanya,
a. Sekelompok orang yang memegang cemeti seperti ekor sapi
dengannya mereka memukuli manusia.
b. Kaum wanita yang berpakaian tapi telanjang berjalan berlenggak-
lenggok,kepala mereka laksana punuk unta.
2.2.4. Ornamen Islam
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, aspek keindahan merupakan
salah satu konsep dalam arsitektur Islami. Di antara banyak kaidah-kaidah
Islam pada penerapannya dalam arsitektur, rupanya aspek inilah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 45
banyak mengambil bagian pada perencanaan dan perancangan arsitektur
Islami. Sudah menjadi fitrah manusia menyenangi keindahan. Setiap
manusia sesunggguhnya menginginkan sesuatu yang dapat menyenangkan
dan menenagnkan hati.
Dalam hampir semua karya arsitektur, aspek estetika selalu mendapat
perhatian utama. Dekorasi pada arsitektur sangat terkait pada zaman dan
budaya suatu masyarakat. Sejalan dengan waktu perkembangan seni hiasan
atau ornamental dalam arsitektur kian menunjukan kreatifitasnya. Banyak
gaya baru diciptakan tapi tak sedikit yang masih bertahan pada corak hias
masa lampau yang sangat bernilai dan beberapa mencoba memadukan di
antara keduanya. Motif hias yang sering digunakan pada karya-karya
arsitektur Islami terdahulu dan masih digunakan sekarang adalah motif
floral, geometris dan kaligrafi.
Berikut beberapa yang termasuk dalam ornamen Islam :
1. Ornamen Floral ( Arabesque )
Berdasakan hadits dari ibn ‘Abbas Ra
yang diriwayatkan oleh dua imam hadits,
“Jika memang kamu harus menggambar,
maka gambarlah pepohonan, dan apa yang
tidak mempunyai ruh (nyawa)”, menjadikan
ornamen Floral sebagai bagian dari seni
dekoratif Islami yang cukup digemari. Motif tersebut berupa bentuk
tumbuhan yang memiliki sulur-sulur dan cabang yang banyak dengan
pola yang melengkung-lengkung yang menghiasi dinding, kolom,
interior, kubah, dan lain-lain.
2. Geometris
Kerap kali kita jumpai, bangunan yang Islami, menggunakan
unsur-unsur desain geometris baik dari bentuk bangunan, fasad, denah,
maupun pola peruangan yang ada di dalamnya. Bentuk geometris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB II - 46
sendiri mempunyai pemaknaan kesederhanaan dalam desain.
Walaupun tampil dengan kesederhaan, tetapi mempunyai nilai estetis
tersendiri jika diterapkan dengan desain yang indah.
3. Kaligrafi
Dari sekian banyak elemen
dekoratif yang mendukung sestetika pada
sebuah bangunan ataupun karya arsitektur
Islami lainnya, kaligrafi menjadi elemen
yang oleh banyak orang dianggap
menyatu pada sebuah desain arsitektur Islami. Jadi keberadaannya
seperti menjadi sebuah keharusan. Kaligrafi adalah seni menulis huruf
indah. Dan dalam konteks ini adalh seni menulis huruf Arab yang
umunya berupa ayat Al-Qur’an, lafadz Allah, asmaul khusna, dan
nama Muhammad Saw. Jadi keindahannya tidak hanya terletak pada
bentuk tulisannya, namun lebih kepada makna dan kemuliannya.
Sejalan dengan perkembangan zaman, kaligrafi pun selama
berabad-abad lamanya mengalami perkembangan dengan berbagai
aliran atau gaya penulisan baru pada setiap zamannya. Pada masa
Islam awal, dikenal gaya Mashq. Huruf Arab kuno ini bentuknya jauh
berbeda dengan huruf Arab yang kita kenal sekarang ini. Berkembang
pada abad pertama Islam di Makkah dan Madinah. Kemudian dikenal
pula model Kafic yang berkembang di Kufa, Irak. Model ini banyak
ditemukan pada manuskrip Al-Qur’an yang dibuat pada abad ketiga
Hijriyah. Model Eastern Kufic memiliki gaya penulisan yang lebih
rumit dengan garis-garis yang tegas, berkembang sejak akhir abad X.
Naskhi adalah diri dari kaligrafi yang paling popular karena relative
paling mudah ditulis dan dibaca sehingga sering dipakai untuk
menulis Al-Qur’an. Tidak jauh beebeda dengan Naskhi yaitu model
Muhaqqaq.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB III - 47
BAB III
TINJAUAN KOTA SURAKARTA
3.1. Data Fisik Surakarta
3.1.1. Kedudukan Geografis
Letak geografis kota Surakarta berada di antara 11045’15’ -110
45’35’ Bujur Timur ; 7036’-7056’ Lintang Selatan. Kota Surakarta
merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota
lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta. Daerah-daerah yang
berbatasan dengan wilayah kota Surakarta :
Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Gambar.3.1.Peta Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB III - 48
Kota Surakarta berada di dataran rendah, antara kaki Gunung Lawu
dan Gunung Merapi, dua buah sungai; kali Pepe dan kali Jenes membelah
tengah kota, Sungai Bengawan Solo mengalir disebelah Timur kota. Luas
wilayah kota Surakarta adalah 44.040 km2 .
3.1.2. Keadaan Topografi
Kota Surakarta merupakan daerah rendah dengan ketinggian rata–rata
92 m di atas laut. Kondisi topografinya relatif datar dengan kemiringan rata-
rata 0 – 3 %.
3.1.3. Kondisi Geologi
Kondisi geologis menyangkut keadaan tanah pada umumnya, meliputi
kontur dan komposisi tanahnya. Kontur tanah Kota Surakarta cukup
bervariasi, dengan kemiringan antara 5%-45% (3°-25°). Komposisi
tanahnya sebagian besar terdiri dari tanah liat denga pasir (regosol kelabu)
dan di beberapa tempat terdapat tanah pedas serta endapan lumpur karena
dahulu merupakan daerah rawa.
3.1.4. Kondisi Klimatologi
Kondisi klimatologis berkaitan erat dengan letak geografis suatu
daerah. Faktor klimatologis ini juga berpengaruh langsung terhadap
perwujudan fisik suatu bangunan. Kondisi klimatologis meliputi:
1. Sinar Matahari
Karena terletak di daerah tropis, maka Surakarta beriklim panas dan
mendapat matahari penuh sepanjang siang hari dengan tingkat radiasi relatif
tinggi. Suhu udara rata-rata relatif tinggi yaitu pada siang hari berkisar
antara 21°-23°C. Untuk suhu udara maksimum yaitu 34oC dan suhu udara
minimum 19oC. Sedangkan kelembaban udara rata-rata yaitu 74,83% dan
tekanan udara rata-ratanya yaitu 1008,74 mbs.
2. Curah Hujan
Karena terletak di daerah tropis, maka pola siklus iklim berimbang
antara musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB III - 49
berlangsung antara bulan Oktober-April, dan musim kemarau berlangsung
antara bulan April-Oktober. Curah hujan rata-rata pertahun mencapai 2800
mm.
3. Angin
Sesuai dengan letak geografisnya, maka arah dan kecepatan angin di
Surakarta berubah-ubah secara periodik, arahnya bervariasi dari Tenggara
sampai Barat Laut. Kecepatan angin mencapai 10,5 knot.
3.2. Data Non Fisik
3.2.1. Kependudukan Kota Surakarta
Proyeksi tambahan jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel.3.1.Proyeksi pertumbuhan penduduk kota Surakarta
Tahun Wilayah Luas
(Km2)
Jumlah
penduduk
(jiwa)
Tk.
Kepadatan
(jiwa/Km2)
1998 Kotamadya Surakarta 44,040 568.280 12.904
2003 Kotamadya Surakarta 44,040 602.910 13.690
2008 Kotamadya Surakarta 44,040 639.650 14.524
2013 Kotamadya Surakarta 44,040 678.620 15.409
( Sumber: Biro pusat statistik )
Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2008 adalah 522.935
jiwa terdiri dari 247.245 laki-laki dan 275.690 wanita, tersebar di lima
kecamatan yang meliputi 51 kelurahan. Sex ratio nya 89,68% yang berarti
setiap 100 orang wanita terdapat 89 orang laki-laki.
Meningkatnya jumlah penduduk ini disebabkan oleh urbanisasi dan
pertumbuhan ekonomi. ( Sumber : http://students.ukdw.ac.id )
Persoalan kependudukan yang dialami Kota Surakarta saat ini ialah
bahwa pada Kota Surakarta terjadi konsentrasi penduduk pada daerah pusat
kota dengan kepadatan mencapai ± 100 jiwa/Km2. Kondisi dan kepadatan
yang tinggi ini disebabkan oleh adanya kecenderungan masyarakat sekitar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB III - 50
yang berkeinginan untuk mendekati lokasi kerja dan mendapat fasilitas
pelayanan kota.
3.2.2. Potensi Perekonomian
Untuk melihat bagaimana keadaan struktur perekonomian si daerah
Kota Surakarta dapat dilihat melalui sumbangan masing-masing kelompok
kegiatan usaha tersebut terhadap pertumbuhan PDRB ( Produk Domestik
Regional Bruto ). Dimana setiap sektor ekonomi dapat diketahui dari
peningkatan prosentase distribusinya. Makin bertambah prosentasenya
berarti semakin besar pula pertumbuhannya.
Sektor perekonomian Kota Surakarta yang paling dominan dan relatif
stabil / mengalami kenaikan dari tahun ke tahun adalah sektor industri dan
perdagangan. Kenaikan tersebut berakibat pula kenaikan prosentase pada
sektor perbankan. Maka dapat disimpulkan bahwa Kota Surakarta
merupakan daerah sentral kegiatan industri dan perdagangan, sehingga
tingkat perkembangan ekonominya akan sangat ditentukan dari kedua sektor
tersebut.
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, bidang perekonomian yang
tumbuh di Surakarta turut berkembang pesat, yang ditandai dengan
meningkatnya nilai perdagangan dan didukung adanya pertumbuhan jumlah
bank dan fasilitas perdagangan. Sebagai pusat pengembangan wilayah VII
Jawa Tengah dengan investasi mencapai angka Rp. 815 milyar akan sangat
mendukung perkembangan Surakarta.
Kondisi Perekonomian Surakarta
Kota Surakarta merupakan bagian dari 35 Dati II di Propinsi Jawa
Tengah. Persisnya, terletak di bagian Selatan. Areal wilayah merupakan
daerah penghubung antara Propinsi Jawa Timur, DI Yogyakarta, Jawa Barat
maupun DKI Jakarta. Persisnya, terletak disebelah Selatan. Daerah ini,
menempati posisi letak yang sangat strategis. Jalur transportasi darat,
sebagai penghubung ibukota Dati II maupun propinsi yang lain. Jalur Kereta
Api (KA), sebagai penghubung kota besar di Pulau Jawa. Belum lagi, posisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB III - 51
ini ditunjang dengan pengembangan Bandara Adi Sumarmo ditingkatkan
dari penerbangan domistik menjadi ke Internasional.
3.2.3. Potensi Budaya
Surakarta merupakan bekas pusat kerajaan ibukota Kasunanan
Surakarta Hadiningrat sebagai salah satu kerajaan Jawa yang mempunyai
pengaruh kuat terutama di pulau Jawa. Walaupun di dalam tata
pemerintahan ( daerah ) saat ini sudah tidak ada lagi pengaruh
kekuasaannya, namun keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta masih
tetap merupakan simbol eksistensi masyarakat Jawa tidak hanya lokal
Surakarta tetapi bahkan nasional. Sebagai pusat budaya Jawa, Surakarta
tetap merupakan pusat orientasi kehidupan masyarakat Jawa sehingga sering
menjadi patokan terutama pada hal-hal yang erat kaitannya dengan budaya
dan falsafah hidup Jawa.
Dengan adanya dua keraton, yaitu Keraton Kasunanan Surakarta
Hadiningrat dan Keraton Kadipaten Mangkunegaran, maka Surakarta
mempunyai budaya Jawa dalam dua kelompok adat Kasunanan dan
Mangkunegaran. Dalam kehidupan sehari-hari perbedaan adat istiadat
keduanya tidaklah nampak dengan jelas, namun dalam melakukan upacara
adat terkihat perbedaan antara keduanya baik pada tata cara pelaksanaan
maupun pakaian adat yang dikenakan.
3.2.4. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Surakarta
Menurut Permendagri No.2 tahun 1987 yang dimaksud dengan
rencana pemanfaatan ruang kota mencakup arahan pemanfaatan ruang yang
menggambarkan lokasi intensitas tiap penggunaan, baik kegiatan fungsi
primer dan fungsi sekunder yang ada di dalam kota sampai akhir tahun
perencanaan. Jadi dalam hal ini mencakup materi yang berupa pengaturan
lokasi dan luas lahan yang dirinci dalam Sub Wilayah Pembangunann
(SWP), untuk kegiatan primer maupun sekunder.
Dasar dan arah pemanfaatan ruang di wilayah kota Surakarta
dipertimbangkan atas kenyataan fisik, sosial, ekonomi dan budaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB III - 52
masyarakat dan kotanya, agar dicapai suatu perimbangan penggunaan ruang
yang efisien, harmonis dan wajar. Secara lebih konkret, konsep rencana
pemanfaatan ruang kota akan disusun dengan mempertimbangkan potensi
setiap lokasi terhadap kegiatan yang ada sekarang dengan mengingat :
Ketersediaan lahan kota.
Keterkaitan antar kegiatan
Sifat fleksibilitas suatu kegiatan.
Peranan dan fungsi kawasan tersebut terhadap kota.
Karakteristik budaya masyarakat.
Peninggalan budaya dan sejarah kota.
Adapun kegiatan-kegiatan yang disediakan ruangnya didalam wilayah
kota Surakarta mengacu pada pengembangan fungsi-fungsi kota Surakarta
di masa mendatang (2013), yakni :
Penyediaan areal pusat pariwisata.
Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan.
Penyediaan areal olahraga.
Penyediaan areal relokasi industri.
Penyediaan areal perluasan dan pembangunan pendidikan.
Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan dan perbelanjaan.
Penyediaan areal pusat perkantoran/pusat administrasi.
Penyediaan areal lingkungan perumahan.
Kedelapan fungsi kota yang akan dikembangkan sampai dengan tahun
2013 ini merupakan aktivitas-aktivitas primer bagi kota Surakarta. Berdasar
faktor lokasi, kecenderungan perkembangan, dampak lingkungan,
kemungkinan hambatan pengembangan maka potensi lokasi untuk
penyediaan ruang dari kedelapan fungsi tersebut nampak dalam tabel
berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB III - 53
Tabel.3.2. Potensi Lokasi Untuk Penyediaan Ruang
SWP FUNGSI KOTA LOKASI
wisat
a
buda
ya
OR Indust
ri
Pend Dagan
g
Kant
or
Rm
h
I x Pucang Sawit
II x x x Mangkunegara
Balaikota kaw.
Komersial
III x x x Kraton, kaw.
Komersial
IV x x Sriwedari
Balaikambang Manahan
V x Sondakan
Laweyan
VI x x Jajar
VII x Sumber
Banyuanyar
VII
I
x x x Jurug,UNS
Kaw.komersial
IX x Kadipiro
X x Mojosongo
( Sumber : Rencana Umum Tata Ruang Kota Surakarta, 1993 – 2013 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB III - 54
Dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) tahun 1993-2013,
Kota Surakarta dibagi dalam 10 SWP yaitu:
1. Pucang Sawit, meliputi Pucang Sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkrah,
Sewu, dan Semanggi
2. Kampung Baru, meliputi Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan
Wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan,
Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Dinoprajan.
3. Gajahan, meliputi Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan,
Jayengan, Kemlayan, Pasar Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti,
Kedung Lumbu dan Joyosuran.
4. Sriwedari, meliputi Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari,
Purwosari, Manahan, dan Mangkubumen.
5. Sondakan, meliputi Pajang, Laweyan, dan Sondakan.
6. Jajar, meliputi Jajar, Karang Asem, dan Kerten.
7. Sumber, meliputi Sumber dan Banyuanyar.
8. Jebres, meliputi Jebres dan Tegalharjo.
9. Kadipiro, meliputi Kadipiro dan Nusukan.
10. Mojosongo
1
3
8
7
6
5 4
2
10 9
Gambar 3.2.SWP Sumber : RUTRK Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB III - 55
3.2.5. Penataan Lingkungan dan Bangunan
Penataan kepadatan bangunan pada penggal jalan utama untuk tiap
SWP di kota Surakarta :
Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) tinggi (>75%),
untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks. 4 Lantai, yang
berfungsi komersial di daerah perdagangan.
Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) sedang (50 -
75%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks. 8 Lantai,
yang berfungsi komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 Lantai
untuk perumahan.
Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) rendah (20 -
50%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) min. 9 Lantai,
yang berfungsi komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 Lantai
untuk industri.
3.2.6. Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta
Perkembangan Kota Surakarta dibidang ekonomi semakin pesat dan
terus mengalami peningkatan membuat kota Surakarta sebagai pusat
perdagangan. ( www.surakarta.go.id, industri ). Adanya faktor pendukung
perekonomian seperti keberadaan bandara Adisumarmo yang bertaraf
internasional menjadi salah satu gerbang bisnis bagi wilayah kota Surakarta
dengan dunia luar, ditambah dengan posisi kota Surakarta yang berada
ditengah – tengah antara Semarang dan Yogyakarta yang merupakan pusat
kegiatan perekonomian di Jawa Tengah turut mempercepat pertumbuhan
perekonomian di Surakarta. Berikut gambar pusat perdagangan di Surakarta
yang semakin ramai dikunjungi. Yang mayoritas memperdagangan pakaian
dan perlengkapannya. Yang bergerak di dunia Fashion. Sehingga perlu
adanya wadah yang menampung perlengkapan muslim tak hanya pada
aspek fashion.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 64
BAB IV
ANALISA DAN PENDEKATAN 4.1. ANALISA PENDEKATAN PERUANGAN
4.1.1. Analisa Pelaku Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
Jenis Kegiatan Kelompok kegiatan
Pelaku Kegiatan
Aktivitas Kebutuhan Ruang
1. Perdagangan 1. Kegiatan perdagangan (retail)
Pengunjung / pembeli
Penyewa / karyawan
Membeli – Menjual ( kegiatan jual – beli )
Melayani pembeli dalam bertransaksi
Ruang pamer barang
Ruang Kasir
2. Kegiatan perdagangan (anchor)
Pengunjung / pembeli
Penyewa / karyawan
Membeli – Menjual ( kegiatan jual – beli )
Melayani pembeli dalam bertransaksi
Ruang pamer barang
Ruang produksi
Ruang Kasir
Kamar Pas
3. Kegiatan perdagangan (gerai )
Pengunjung / pembeli
Penyewa / karyawan
Membeli – Menjual ( kegiatan jual – beli )
Melayani pembeli dalam bertransaksi
Ruang pamer barang sekaligus pembayaran (kasir)
4. Kegiatan konsultasi fashion
Pengunjung
Konsultan
Berkonsultasi
Melayani klien
Ruang konsultasi / desain fashion
5. Kegiatan Produksi fashion
Karyawan
Pengunjung
Meminta desain
Memproduksi
Space produksi, finishing, packing
6. Kegiatan Promosi
Pengelola Mengatur proses R.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 65
bagian promosi
Pengunjung
Media
pemasaran dalam gedung
Membaca / menyaksikan promosi
Pertemuan
Hall sebagai tempat promosi
2. Pendukung 7. Kegiatan Pendukung
Pengunjung
Pengelola
Karyawan
Penyewa
Makan
Minum
Metabolisme
Istirahat
Food court
Km/wc
8. Kegiatan talk show
Pengunjung / Penonton
Model
Melihat pemameran model perlengkapan muslim
Panggung Talk Show
Space penonton
9. Ibadah Pengunjung
Pengelola
Karyawan
Sholat
Metabolisme
Berzakat
Ruang sholat
Km / Wc
Tempat wudhu
R. BMT
3. Kepengelolaan 10. Kegiatan pengelolaan
Pemilik
Direktur
Sekretaris
Bendahara
Manager pemasaran produk
Manager pemasaran gedung
Manager produksi
Memberi instruksi jalannya pengelolaan
Memimpin jalannya rapat
Mengatur dalam pembukuan
Mengatur arus uang
Mengatur bagian retail yang disewa
Mengatur bagian produksi
R. Kantor pengelola yang meliputi para pelaku kegiatan
11. Kegiatan Service
Karyawan MEE
Bekerja
( pengelolaan
r. genset
r.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 66
4.1.2. Pendekatan Pola Hubungan Ruang 4.1.2.1.
4.1.3. Pendekatan Pola Kegiatan 4.1.2.1. Proses Kegiatan dalam perdagangan
a. Pengelola
gedung )
Droop barang
transformator
r. panel primer & sekunder
R. AHU
r. Chiller
R. PABX
r. STP
r. pompa
r. mesin lift
r. shaft
Dropping area
4. Service 12. Service Pengunjung
Pengelola
Karyawan
Metabolisme
Parkir
Km / wc
R. parkir
Kegiatan bekerja / rapat
Simpan ambil mobil
Keg. Administrasi Informasi
Keg. Istirahat, sholat, santai,
lavatory
Datang Pulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 67
b. Karyawan Pengelola
c. Proses kegiatan pengunjung
4.1.4. Analisa Besaran Ruang Dasar perhitungan yang digunakan: a. Perhitungan standart
Data arsitektur, Ernst Neufert (EN)
Time saver standard for the building types b. Perhitungan khusus studi ruang
Besaran kapasitas
Peralatan pendukung
Kenyamanan pemakai
Flow
Datang
Simpan ambil
kendaraan
Keg. Istirahat, sholat, santai,
lavatory, makan dan minum
Keg. Administrasi Pengelolaan
Kegiatan bekerja / rapat
Kegiatan keamanan dan service
Pulang
Kantor Pengelola
mengunjungi
ibadah
Pameran
Makan
retail
workshop
konsultasi produksi
Pengunjung datang
Pulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 68
c. Perhitungan asumsi
Studi kasus
Survey d. Alqur’an dan Hadist Disamping itu, sebagai dasar pertimbangan penentuan besar sirkulasi / flow gerak yang dibutuhkan untuk masing-masing ruang adalah sebagai berikut:
5-10 % = standart minimum
20% = kebutuhan keleluasaan sirkulasi
30% = tuntutan kenyamanan fisik
40% = tuntutan kenyamanan psikologis
50% = tuntutan spesifik kegiatan
70 – 100% = keterkaitan dengan banyak kegiatan Untuk pusat perdagangan perlengkapan muslim di Surakarta menggunakan flow untuk tuntutan kenyamanan psikologis agar antara pembeli dan pedagang serta yang berada di dalam bangunan tersebut merasa aman serta nyaman berada didalamnya.
4.1.5. Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang 4.1.5.1. Kelompok perdagangan
Jenis ruang Standart satuan kapasitas Besaran ruang Hall 0,36 m2/org 500 org 180 m2 Kios 25 m2/kios 400 bh 10000 m2 Anchor 1125 m2/kios 4 bh 4500 m2 Kamar pas( putra & putri ) 1 m2/org 300 org 300 m²
R. Produksi 1,5 m²/mesin 2 m2/org
50 mesin 50 org
75 m² 100 m²
R. Konsultasi
12 m2/2org Tunggu = 1m²/org
4 org 10 org
48 m² 10 m²
R. Desain Fashion 2 m²/komputer 2 m²/perangkat
5 bh 2 bh
10 m² 4 m²
R. Pameran Mesin conveyor - 200 m²
R. Drop barang 1 m2/org 9 m2/drop
4 org 2 drop
4 m² 18 m²
Food court 1 m²/meja/4org 800 org 200 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 69
4.1.5.2. Ruangan Pengelola
4.1.5.3. Kelompok Service
Jumlah 16525 m2
Jenis ruang Standart satuan Kapasitas Besaran ruang r. manager 25 m2/org 1 orang 25 m2 r. wakil manager 12 m2/org 1 orang 12 m2 r. sekretaris 12 m2/org 1 orang 12 m2 r. bidang produksi 12 m2/org 1 orang 12 m2 r. bidang konsultasi 12 m2/org 1 orang 12 m2 r. bidang promosi 12 m2/org 1 orang 12 m2 r. bidang perdagangan 12 m2/org 1 orang 12 m2 r. karyawan 4 m2/org 20 orang 80 m2 r. rapat 2 m2/org 120 orang 240 m2 r. tamu 1,5 m2/org 10 orang 150 m2 lavatory 2 m2/wc/250 org
0,8 m2/wastafel/wc 2 m2/wc/100 org 0,8 m2/wastafel/wc
15 org = 1wc =2 m2
1 wastafel = 0,8 m2 15 org = 1 wc = 2 m2 1 wastafel = 0,8 m2
6 m2
2,4 m2
6 m2 2,4 m2
Jumlah keseluruhan 583,8 m2
Jenis ruang Standart satuan kapasitas Besaran ruang
r. istirahat asumsi 15 m2 Gudang asumsi 12 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 70
R satpam asumsi 8 m2 R. MEE asumsi 12 m2 lavatory 2 m2/wc/250 org
0,8 m2/wastafel/wc 2 m2/wc/100 org 0,8 m2/wastafel/wc
15 org = 1wc =2 m2
1 wastafel = 0,8 m2 15 org = 1 wc = 2 m2 1 wastafel = 0,8 m2
6 m2
2,4 m2
6 m2 2,4 m2
r. sampah asumsi 20 m2 r. reservoir&pompa air Asumsi 40 m2 r. genset Asumsi 60 m2 r. AHU asumsi 30 m2 r. panel Asumsi 40 m2 r.shaft asumsi 24 m2 Jumlah 277,8 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 71
4.1.5.4. Kelompok Ibadah
Flow 40% : 11769,92 m2
Jumlah total kebutuhan ruang : 41194,72 m2
4.1.6. Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang
Analisis Pola Hubungan Ruang Dasar pertimbangan ;
Fungsi pelayanan
Proses aliran kegiatan dalam perbelanjaan serta fasilitas penunjangnya
Jenis Ruang Standart satuan Kapasitas Besaran ruang
Ruang ibadah / sholat 0,8 m² /1org 800 org 640 m2 Tempat wudhu 0,6 m² /1org 40 org 24 m2 Lavatory 2 m2/wc/250 org
0,8 m2/wastafel/wc 2 m2/wc/100 org 0,8 m2/wastafel/wc
15 org = 1wc =2 m2
1 wastafel = 0,8 m2 15 org = 1 wc = 2 m2 1 wastafel = 0,8 m2
6 m2
2,4 m2
6 m2 2,4 m2
Tempat kitab / mukena 0,1 m2/bh 50 bh 5 m2 Ruang takmir 1 org 8 m2 Pelayanan zakat, infaq, sadaqah
49 m2
Jumlah keseluruhan 742,8 m²
Nama ruang Luasan ( m² ) Area Perdagangan 16525 R. pengelola 583,8 R. service 277,8 Zona Ibadah 742,8 Jumlah 29424,8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 72
Pusat Perdagangan
Penunjang
Konsultasi
Produksi
Area parkir
Penjualan
Ibadah
Pamer / Promosi Hall
Area parkir ME
Kantor Pengelola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 73
4.1.7. Analisa Persyaratan Ruang 4.1.7.1. Pencahayaan
Tujuan utama dari system pencahayaan pada bangunan pusat perdagangan perlengkapan muslim, yang terdiri dari aktivitas perdagangan, konsultasi, produksi, pemasaran yaitu:
( Q.S.14 :1 )
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang
dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa
lagi Maha Terpuji.
Memberi kenyaman bagi pengunjung dan pedagang;
Membantu kegiatan dalam pusat perdagangan yang berlangsung
Membantu pengunjung untuk memilih barang yang di pasarkan dan membantu kontrol bagi pemakai ruang terhadap peralatan dan karyawan.
Dasar pertimbangan : Besarnya luas lantai ruang, sehingga tidak memungkinkan memanfaatkan
cahaya alami secara keseluruhan. Adanya dua system penerangan, yaitu penerangan khusus untuk obyek
utama dan pencahayaan umum untuk pencahayaan ruang keseluruhan.
Tabel. 4.1. Karakterisitik pencahayaan dalam ruangan MACAM PENCAHAYAAN
SUMBER + -
Pencahayaan alami
Sinar matahari (daylight) melalui
menghemat biaya diperlukan oleh
vegetasi yang
Menimbulkan masalah panas dan silau terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 74
jendela, ventilasi, dan atrium
berada di dalam bangunan
bangunan
Pencahayaan buatan
Berbagi jenis lampu (wall, ceiling, spot light,dll)
penunjang aktifitas malam hari
memberi karakter dan suasana terhadap bangunan
menunjang estetika bangunan
Biaya maintenance tinggi
a. Pencahayaan alami sunnatulloh Digunakan untuk ruang-ruang yang sifatnya publik. Pencahayaan ini digunakan dengan prinsip pembukaan samping untuk pencahayaan ruang dengan konsekuensi makin jauh dari lubang jendela sinar makin berkurang, untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya pembentukan ventilasi silang.
b. Pencahayaan buatan Penggunaan penerangan buatan karena tuntutan fungsi dan kondisi sebagai berikut : Untuk semua orang sesuai dengan kebutuhan, pada waktu
malam hari. Cuaca yang kurang kondusif untuk perdagangan / jual – beli
sehingga terang cahaya alami berkurang Untuk ruang - ruang tertutup pada siang hari atau pada kondisi
cuaca redup. Sebagai penerangan khusus untuk mengekspose suatu obyek.
Dasar pertimbangan pengaturan system dan kekuatan pencahayaan buatan adalah :
Sumber: Materi Kuliah Fisika Bangunan II, Ir. Bonny Heru Santoso, M.App.Sc
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 75
Jumlah/kekuatan cahaya yang dibutuhkan untuk suatu keperluan tertentu.
Tata letak penempatan lampu terhadap obyek yang membutuhkan penyinaran.
Jenis dan warna lampu yang sesuai dengan kebutuhan.
Jenis-jenis pencahayaan buatan yang digunakan :
Lampu pijar dan lampu TL Untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan sedang/kecil : Ruang-ruang pengelolaan, lavatory, dan ruang servis. - Jenis TL dengan spesifikasi : suhu warna 4100 K, indeks
pencahayaan 96, arus cahaya khusus 43. - Lampu pijar / down light dipakai daya 60 watt.
Special lighting Untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus, serta menciptakan suasana ruang yang berbeda, digunakan lampu-lampu spotlight.
Tabel. 4.2. Standart pencahayaan dalam ruang Tipe ruang Kuat penerangan
(Lux)
Kantor/r. Administrasi /pengelolaan 150 r. pendidikan 120 r. perdagangan 120
( sumber : YB Mangunwijaya, pengantar fisika bangunan )
4.1.7.2. Penghawaan ( angin )
( Q.S. 25 : 48 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 76
Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat
sebelum
kedatangan
rahmat-nya
(hujan); dan
Kami turunkan dari
langit air yang amat bersih.
Tujuan utama pengaturan system penghawaan pada bangunan, adalah: - Menjaga temperatur udara dalam ruangan agar tidak terlalu panas/dingin
sehingga dapat memberikan kenyamanan. - Mengontrol kelembaban dalam ruang. - Membuat aliran udara dalam ruang. Berdasarkan pertimbangan besarnya luas lantai pada ruang penjualan, yang mengakibatkan meratanya sirkulasi udara menjadi sulit dicapai jika hanya menggunakan ventilasi penghawaan alami.
Penghawaan alami sunnatulloh Factor-faktor yang mempengaruhi system penghawaan alami antara lain : - Kebutuhan udara bersih 20-30 cuft/orang, yang didasarkan pada tuntutan
kenyamanan dan kesehatan. - Kecepatan angin 0,1 –0,2m/det. - Orientasi bangunan. - Arah angin. Dasar pertimbangan perencanaan system penghawaan secara alami adalah: - Lebar bukaan. - Arah hadap bukaan. Dalam kaitannya dengan system penghawaan dalam bangunan, standart luasan bukaan minimal dalam bangunan adalah 1/3 luas lantai atau sesuai dengan perhitungan menggunakan rumus:
Tabel. 4.3. Perhitungan Besaran Bukaan Ventilasi Udara
Luas Lantai Luas ventilasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 77
ViVA
Sumber: Materi Kuliah Fisika Bangunan II, UNS Ir. Bonny Heru Santoso, M.App.Sc
Dimana: A = Luas lubang penghawaan (m2) V = Kebutuhan udara rata-rata (0,085 m2/det = 30 m3/jam) Vi= Kecepatan angin dalam ruang (1,6 – 4,8 km/jam)
Teknik penghawaan yang digunakan adalah menggunakan teknik
penghawaan : - Ventilasi Horizontal Udara akan mengalir dari bukaan yang terletak diantara dua dinding yang
berhadapan pada ketinggian yang tidak sama (cross ventilation) - Ventilasi Vertikal Udara akan dialirkan melalui bukaan yang terletak di langit-langit dengan
jarak jauh yang dialiri melalu cerobong udara (efek cerobong) dengan memanfaatkan arus angin dan ketinggian bangunan. Cerobong uada ini terletak puncak atrium ( bagian tengah ). Bukaan yang digunakan dengan memasang pengatur udara / kipas penyedot (blower) hingga udara yang mengalir dapat diatur.
Penghawaan Buatan Dasar pertimbangan :
0 -50 0,4 % x luas lantai 51 -100 0,5 % x luas lantai 101 -200 0,6 % x luas lantai 201 - 300 0,7 % x luas lantai 301 - 500 0,8 % x luas lantai 501 - 750 0,9 % x luas lantai > 750 1,0 % x luas lantai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 78
- Kondisi klimatologis kota Surakarta suhu rata-rata maksimum 33,6 C – minimum 21,1 C dan kelembaban rata-rata 77%.
- Syarat kenyamanan ruang maksimal sebesar 8 C. Maka dipilih penghawaan buatan : - Sistem Air Conditioning
Digunakan pada ruang : ruang - ruang penjualan, ruang-ruang umum seperti lobby, hall, convention room, untuk ruang-ruang pengelola.
- Sistem Exhaust Fan Dimaksudkan untuk ruang-ruang tertentu dalam bangunan yang tidak memerlukan AC dan system ventilasi khusus seperti : toilet, dapur, gudang, locker, showers, laundry center, parkir, house keeping room.
- Blower Digunakan untuk ruang-ruang seperti maintenance sp, mekanikal-elektrikal dan gudang umum.
4.2. ANALISA PENDEKATAN LOKASI DAN TAPAK
4.2.1. Analisa Pemilihan Lokasi dan Site
4.2.1.1. Analisis pemilihan lokasi a. Tujuan : untuk mendapatkan lokasi yang sesuai untuk bangunan yang
direncanakan yaitu Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim
di Surakarta. b. Dasar pertimbangan :
Sesuai dengan rencana umum tata ruang kota Surakarta Lokasi harus terletak di daerah pengembangan (rencana kota) untuk aktivitas perdagangan dan jasa.
Aksesibilitas Pencapaian ke lokasi yang mudah dan didukung pula kemudahan sarana dan prasarana dalam kota, serta sirkulasi yang lancar dalam mencapai lokasi.
Jaringan utilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 79
Tersedianya jaringan utilitas kota pada lingkungan kawasan yang meliputi jaringan listrik, telepon, air bersih dan air kotor.
Ketersediaan lahan Lokasi harus memiliki ketersediaan lahan yang mencukupi untuk bangunan Pusat Prdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta yang direncanakan.
c. Alternatif lokasi : 1. Site Belakang Hotel Agas, Jalan Yosodipuro 2. Site Utara Luwes Lojiwetan, Jalan Kapt. Mulyadi
d. Penilaian alternatif lokasi Berikut disajikan penilaian terhadap pemilihan dari dua alternatif site yang
ada: Tabel. 4.4. Pembobotan penentuan lokasi
No Kriteria Lokasi 1 Lokasi 2 1. Terletak di lingkungan pusat
perdagangan A/2 A/3
2. Aksesibilitas mudah A/3 A/3 3. Jaringan utilitas A/2 A/2 4. Ketersediaan lahan B/1 A/2 TOTAL 3A/8 4A/10
Sumber : Analisa Pribadi, 2010 Keterangan nilai: keterangan bobot: 3 : sangat baik A : MEMENUHI 2 : baik B : kurang MEMENUHI 1 : kurang baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 80
Berdasarkan penilaian di atas maka lokasi terpilih terletak di Jalan Kapt. Mulyadi ( Utara Luwes Lojiwetan ), yang termasuk kedalam SWP III Kota Surakarta.
4.2.1.2. Analisis Pemilihan Site
a. Tujuan : mendapatkan site/tapak yang sesuai dengan karakter bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta.
b. Dasar pertimbangan :
Pencapaian ke lokasi mudah.
Luasan tapak mencukupi untuk dibangun Pusat Perdagangan
Perlengkapan Muslim di Surakarta.
Utilitas dan jaringan Infrastruktur yang lengkap
TAPAK bukan merupakan bangunan konservasi dan fasilitas umum. Berdasarkan pertimbangan di atas diperoleh site/tapak untuk perancangan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta berada di utara dari bangunan luwes lojiwetan yang merupakan supermarket terkemuka di kota Surakarta. Juga berdekatan dengan BTC ( Beteng Trade Center ) serta PGS ( Pusat Grosir Solo ). Hal ini sangat mendukung dengan bangunan rencana Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim. c. Tinjauan site
1 1 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 81
Tapak terletak di sebelah utara Luwes Lojiwetan ( Timur Benteng Vasternburg )
Kepadatan lalu lintas di sekitar site tergolong tinggi. Karena termasuk akses jalan menuju Masjid Riyadh dan Masjid Assegaf Pasarkliwon.
Lingkungan merupakan daerah pusat perdagangan dan jasa.
Batas-batas tapak terpilih: Disebelah utara : Ruko perdagangan Disebelah timur : Permukiman penduduk Disebelah selatan : Luwes Lojiwetan Disebelah barat : Benteng Vasternberg
4.2.2. Analisa Penataan Site 4.2.2.1. Analisis Pencapaian
Analisa sistem pencapaian dilakukan untuk menentukan rancangan pencapaian yang paling tepat dalam desain perancangan pada site. Analisa ini mencakup penentuan letak main entrance dan site entrance pada site. Dasar pertimbangan yang digunakan untuk menentukan hal tersebut dijelaskan sebagai berikut,
Gambar. 4.1.Site Terpilih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 82
Tabel.4.5. Dasar pertimbangan penentuan pencapaian
ME(Main Entrance) SE(Side Entrance) Dilalui alat transportasi umum Mampu mengarahkan pengunjung Menghadap jalan utama, agar
sirkulasi mudah Kesesuaian dengan arus lalulintas
yang ada agar tidak membuat kemacetan
Pencapaian zone service (bagian samping) lebih mudah Menghadap jalan kecil, agar
tidak mengganggu aktivitas Kondisi arus lalulintas rendah
( Sumber: analisa pribadi )
Analisa :
Main Entrance sebaiknya diletakkan pada jalan Kapt. Mulyadi, dimana jalan ini merupakan jalan utama dari site terpilih. Dengan kepadatan lalulintas yang tinggi. Sedangkan untuk Side Entrance diletakkan pada jalan kecil samping. Peletakan side entrance pada bagian utara site , sehingga sesuai dengan fungsinya sebagai service entrance.
4.2.2.2. Analisa Orientasi Bangunan Analisa orientasi bangunan dilakukan untuk mendapatkan perancangan arah
orientasi bangunan yang tepat. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam penentuan ini antara lain,
Gambar. 4.2.Analisis Pencapaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 83
Mengingat bahwa masjid digunakan untuk penghuni bangunan perdagangan serta tidak menutup kemungkinan untuk menampung jama’ah dari lingkungan sekitar.
Keberadaan jalan disekitar site
Arah pergerakan lalu lintas disekitar site
Sudut pandang ke dalam site dari jalan
Letak ME dan SE, sebagai sirkulasi manusia ke dalam site Analisa :
Karena jalan Kapt.Mulyadi merupakan satu-satunya jalan arteri yang mengelilingi site maka jalan tersebutlah yang menjadi acuan arah orientasi bangunan. Karena dengan demikian akan sesuai dengan arah pergerakan lalu lintas disekitar site dan sesuai dengan sudut pandang pengendara/pejalan.
4.2.2.3. Analisis Sirkulasi
Faktor yang menentukan penentuan pola sirkulasi adalah:
Pola lalulintas di sekitar site.
Kemudahan dan kelancaran akses kendaraan dan pejalan kaki keluar-masuk site, serta adanya pertimbangan parkir kendaraan.
Kenyamanan dan keamanan akses kendaraan dan pejalan kaki di dalam site. Sirkulasi dalam site dibedakan menjadi : Sirkulasi pengunjung berkendaraan Sirkulasi pejalan kaki, tidak terjadi crossing antar pengguna.
Gambar. 4.3.Analisis Orientasi Bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 84
Sirkulasi servis, tersembunyi dari arah datangnya pengunjung. Sirkulasi kendaraan umum -kemudahan akses pencapaian
4.2.2.4. Analisa Zonifikasi Kelompok Kegiatan
Analisa zonifikasi kelompok kegiatan dilakukan untuk mendapatkan zonifikasi yang tepat untuk masing-masing kelompok kegiatan dalam perancangan Pusat
Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam analisa ini antara lain,
a. kedekatan hubungan antar kelompok kegiatan b. tingkat kedekatan dengan entrance / lingkungan luar c. tingkat kenyamanan noise yang dibutuhkan d. tingkat kebutuhan terhadap pencahayaan
Analisa : Tiap kelompok kegiatan memiliki karakter dan fungsi yang tersendiri,
sehingga penentuan zona tiap kelompok kegiatan harus memperhatikan pertimbangan yang telah disebutkan sebelumnya. Pertimbangan zonifikasi terkait kedekatan hubungan ruang didasarkan pada analisa keruangan yang sudah dilakukan sebelumnya. Dimana kelompok kegiatan yang pelaksanaannya saling beriringan otomatis memiliki hubungan ruang yang dekat sehingga letaknya didekatkan.
Dalam hal sifat kelompok kegiatan terbagi menjadi 2 yakni yang bersifat publik dan servis. Untuk kelompok kegiatan publik akan diletakkan dekat dengan lingkungan luar karena merupakan fungsi yang dapat digunakan masyarakat umum.
4.3. ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR ISLAMI 4.3.1. Analisa terhadap nilai – nilai estetika, seni, dan kreatifitas
Analisa terhadap nilai-nilai estetika, seni dan keatifitas dilakukan untuk memberikan sebuah persepsi tentang keindahan Islam yang diterapkan ke dalam bangunan agar dapat memberikan stimulus kepada pengguna sehingga mengingat Keagungan dan kekuasaan Allah SWT. Stimulus ini diwujudkan dengan simbol-simbol yang biasa diterapkan dalam bangunan-bangunan Islami, antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 85
a. Analisa Pemilihan Warna Pemilihan warna merupakan salah satu komponen pembentuk zona ruang
yang paling dominan.Pertimbangan terkait pemilihan warna dalam Arsitektur Islami : Mewakili warna ciptaan Tuhan di alam semesta Warna yang telah memiliki makna yang dipahami umum Identik dengan agama (Islam) Tingkat dominasi penerapan dalam preseden
( Q.S.55 : 64 )
kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya.
( Q.S.18 : 31)
Mereka Itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai
di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka
memakai Pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk
sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-
baiknya, dan tempat istirahat yang indah;
( Q.S.15 :28 )
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya
Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 86
(Q.S.3:107)
Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, Maka mereka berada dalam
rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya.
Beberapa alternative warna yang sering diterapkan dalam arsitektur Islami antara lain warna kuning/emas, hijau, biru, putih, hitam, dan coklat. Untuk memberikan penilaian pada alternatif yang ada digunakan standar pembobotan sebagai berikut, Penerapan standar pembobotan yang telah ditentukan pada pemilihan warna untuk Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim, yaitu
Tabel. 4.6. Penerapan penilaian pemilihan dominan warna NO ASPEK YANG DINILAI PEMBOBOTAN
emas hijau biru putih hitam coklat 1 Mewakili warna ciptaan Tuhan
di alam semesta 1 3 3 3 1 3
2 Identik dengan agama(Islam) 3 3 1 2 1 2 3 Tingkat dominasi penerapan
dalam preseden 3 3 1 2 1 3
TOTAL 7 9 5 7 3 8 ( Sumber : analisa pribadi, 2010 )
Berdasarkan penilaian yang dilakukan maka warna yang dinilai paling efektif menciptakan seting berkonsep arsitektur Islami adalah warna hijau. Dan untuk mengatasi repetisi berlebihan yang berujung pada kebosanan maka diaplikasikan pula warna lain sesuai tingkat efektifitas atau dapat pula di gradasi.
b. Analisa Proporsi Setting Dengan menggunakan dasar penggunaan simbol berkonsep religi yang
didapat dari telaah preseden serta telah diungkapkan pada bab II maka skala proporsi yang dinilai dapat memberikan pengingatan pada kekuasaan Tuhan adalah skala proporsi heroik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 87
Bentukan berskala heroik dapat diciptakan dengan melebih-lebihkan skala proporsi pada ruang atau bangunan, sehingga perbandingan antara skala seting jauh lebih besar dari skala pengamatnya (sama sekali tidak antroposentris). Semakin besar perbandingan maka semakin besar pula stimulus yang diberikan sehingga semakin kuat perasaan pengamat bahwa dia merasa kecil. Beberapa perbandingan skala proporsi yang mungkin dapat diterapkan pada seting antara lain sebagai berikut, a) Ruang dengan ceiling standard setinggi 3 meter
Gambar. 4.4. Ruang antroposentrik ( sumber: Hidayatul Muslihah, TA. 2009 )
Dari ilustrasi tersebut kita dapat memembayangkan atau mengingat pengalaman kita pada ruang serupa, bahwa ruang tersebut memberikan kenyamanan bagi pengguna untuk beraktifitas. Namun sayangnya tanpa ada persepsi lain yang muncul selain atribt kenyamanan tersebut. b) Ruang dengan perbandingan proporsi tiga kali lebih besar yakni dengan ceiling setinggi 6 meter
Gambar. 4.5. Ruang berceiling setinggi 6 meter
( sumber: Hidayatul Muslihah, TA. 2009 )
Dari ilustrasi terlihat bahwa ruangan tersebut selain memberikan kenyamanan sekaligus memberikan rasa keleluasaan bagi penggunanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 88
c) Ruang dengan perbandingan proporsi lima kali lebih besar yakni dengan ceiling setinggi 8 meter
Gambar. 4.6. Ruang berskala heroik
( sumber: Hidayatul Muslihah, TA. 2009 ) Dari ilustrasi terlihat bahwa ruang dengan ceiling yang tinggi membuat
pengguna semakin merasa kecil. Ketinggian ceiling dalam batas tertentu memberikan kesan agung namun bila terlalu besar juga dapat menimbulkan stress/ketakutan.
Selain pada ruang, skala heroik juga dapat diaplikasikan pada seting lain yakni pada bagian bangunan. Seting lain yang memungkinkan menggunakan konsep skala heroik antara lain, kolom-kolom bukaan dinding(pintu adn jendela)
Untuk memperkuat stimulus tersebut dapat pula digunakan teori keunikan /novelty dan keterkejutan. Sehingga pengamat dihadapkan pada ruang berskala antoposentris terlebih dahulu sebelum melalui seting yang berskala heroik.
Gambar. 4.7. Peningkatan kualitas stimulus melalui keunikan dan keterkejutan ( sumber: Hidayatul Muslihah, TA. 2009 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 89
Setelah mengetahui bagaimana mencipkaan seting berskala heroik maka analisa bentuk seting ini menjadi feed back untuk analisa peruangan terkait penentuan seting berkonsep religi. Dalam tabel berikut dapat dijelaskan pada seting mana saja skala heroik akan diterapkan dalam perancangan,
Tabel.4.7. Setting dengan penerapan konsep skala heroik
No. Alternatif Seting Penerapan 1 Menara 2 Hall penerimaan 3 Area sirkulasi 4 Masjid
( Sumber : Analisa Pribadi, 2010 )
Pada ruang-ruang yang digunakan untuk beraktifitas penerapan alternatif kedua yakni proporsi tiga kali dirasa sudah cukup menimbulkan kesan heroik. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari sikap mubadzir / pemborosan.
Namun pada seting khusus untuk menciptakan keterkejutan dapat dilakukan dengan penerapan void sehingga skala proporsi antara ketinggian orang dengan ketinggian bangunan yang semula hanya tiga kali dapat berlipat sesuai jumlah lantai void pada bangunan tersebut. c. Analisa Bentuk Setting ( Ruang dan Bangunan )
Pemilihan bentuk merupakan komponen pembentuk rona ruang berikutnya yang tergolong dominan. Pertimbangan terkait pemilihan bentuk sebagai simbolisasi pengingatan terhadap Tuhan antara lain, Memberi kesan keleluasaan Merupakan bentuk yang memiliki arti simbolis / filosofis Identik dengan bangunan religius Islam Bentukan yang unik ( mampu mencuri perhatian pengamat ) Kesesuaian dengan fungsi
Sedemikian halnya dengan pemilihan warna, alternatif pertimbangan bentuk juga mengacu pada bentukan arsitektur yang berkembang dalam arsitektur Islam . Bentuk tersebut antara lain segitiga, segi empat, segi enam, segi delapan, dan lingkaran. Penerapan standar pembobotan yang telah ditentukan pada pemilihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 90
bentuk untuk Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta dijabarkan pada tabel berikut,
Tabel. 4.8. Penerapan penilaian bentuk religi
Sumber : Analisa Pribadi, 2010
Jadi berdasar pembobotan yang telah dilakukan maka bentuk yang mampu memberikan pengingatan akan kekeuasaaan Tuhan dalam seting kegiatan religi adalah segi enam, segi delapan, dan lingkaran. Sedangkan pada setting kegiatan yang sifatnya umum, bentuk yang sesuai adalah persegi-empat dan lingkaran. Kesemua bentuk yang dipilih dapat diaplikasikan secara tunggal ataupun dikombinasikan sesuai kebutuhan selama mempertimbangkan pada nilai fungsi sebagai pusat perdagangan dan estetika bangunan. d. Analisa Pendekatan Konsep Dekorasi
Analisa penggunaan ornamen dekorasi keislaman dilakukan untuk mendapatkan nuansa keislaman dalam bangunan Pusat Perdagangan
Perlengkapan Muslim di Surakarta yang sekaligus dapat menunjang konsep seting religi yang diterapkan. Hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan ornamentasi bangunan antara lain, a. Kesesuaian dengan fungsi bangunan sebagai fasilitas perdagangan b. Karakter dan citra bangunan Islami yang ingin ditampilkan c. Unsur-unsur arsitektural ( skala, proporsi, ritme, kesatuan dan keseimbangan ) d. Kesesuaian dengan ajaran Islam yang ada ( indah, sederhana, tanpa reduplikasi
makhluk hidup ) e. Mempunyai fleksibilitas dalam peletakannnya
No. Pertimbangan Pembobotan
1 Kesan keleluasaan 1 2 2 3 3 2 Memiliki arti simbolis / filosofis 3 3 3 3 3 3 Identik dengan bangunan religius
Islam 2 1 3 3 3
4 Memiliki keunikan 3 1 3 3 2 5 Kesesuaian dengan fungsi Religi Umum Religi Religi Umum,
Religi TOTAL 9 R 7 U 11 R 12 R 11 RU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 91
Dari pertimbangan tersebut diatas dapat dilakukan analisa awal terkait dekorasi apa saja yang sesuai untuk diterapkan. Penilaian terkait dekorasi keislaman dibandingkan dengan pertimbangan yang ada dapat dilihat dari tabel berikut,
Tabel.4.9. Penilaian terhadap dekorasi yang sesuai diterapkan dalam PPPM
No. Pertimbangan Dekorasi Ornamen geometri
Ornamen floral
Bentuk lengkung
Muqarnas Kaligrafi
1 Kesesuaian sebagai fasilitas publik
2 Karakter dan citra bangunan Islami
3 Unsur Arsitektur 4 Kesesuaian dengan ajaran
Islam
5 Fleksibilitas dalam penerapannya
Dekorasi yang memenuhi seluruh persyaratan
x x
( Sumber: analisa pribadi, 2010 )
Berdasarkan hasil pertimbangan tersebut maka diketahui bahwa tidak semua dekorasi dalam Arsitektur Islam sesuai dan dapat diterapkan pada Pusat
Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta. Analisa lebih lanjut terkait wujud dekorasi yang nantinya akan diterapkan pada desain dijabarkan sebagai berikut,
a) Ornamen geometris Yang termasuk dalam bentuk geometris adalah garis, bidang,
lengkung, segi banyak, dan lain-lain yang semuanya masuk dalm ilmu ukur, termasuk di dalamnya sudut dan luas bidang geometri. Prinsip penggunaannya beragam sesuai tempat yang dihias. Analisa:
Ornamen geometris yang diterapkan dalam pembentukan seting dapat diperoleh dengan memadukan bentuk-bentuk dasar yang berkembang dalam dekorasi keislaman sekaligus yang memiliki makna yang telah diketahui sebelumnya. Bentuk-bentuk tersebut antara lain segi tiga, segi empat, dan segi delapan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 92
Hal yang perlu diingat dalam mengkombinasikan bentuk tersebut adalah menghindari terciptanya bentuk crossing / salib (+) karena bentukan ini identik dengan dekorasi Nasrani.
Kombinasi bentuk tersebut kemudian diulang-ulang ( repetisi ) hingga memenuhi suatu bidang. Sehingga bentuk yang ada terlihat semakin kompleks dan dapat dikategorikan sebagai dekorasi Islam
Gambar.4.8. Analisa bentuk model dekorasi
( Sumber: analisa pribadi, 2010 )
Model dekorasi ini pada desain nantinya diterapkan pada permukaan dinding pada bangunan. Secara teknis pada dinding dalam ornamen ini menggunakan wallpaper sedangkan pada dinding luar diaplikasikan dengan pengecatan menggunakan roller bermotif. b) Bentuk lengkung
Penggunaan bentuk lengkung dalam arsitektur Islam pada umumnya banyak diaplikasikan pada bentuk-bentuk bukaan, sekat antar ruang, lorong sirkulasi, dan penutup atap. Analisa:
Pada perkembangan arsitektur Islam bentuk lengkung yang berkembang sangatlah beragam sebagaimana alternatif berikut,
Gambar.4.9. Alternatif model lengkung/arch
( Sumber: analisa pribadi )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 93
Dari ketiga bentuk lengkung tersebut, bentuk yang dinilai paling dinamis dan merepresentasikan kegiatan perdagangan citra keislaman adalah bentuk (C). Penerapan bentuk lengkung tersebut dijadikan point of
interest dari suatu bidang yang menandakan keutamaan dari sesuatu(entrance dari suatu kelompok ruang). c) Kaligrafi
Kaligrafi merupakan seni tulis indah huruf arab, kalimat yang dikaligrafi biasanya merupakan firman Allah SWT dalam Al Qur’an, hadist, maupun semboyan Islami. Analisa:
Mengingat tidak seluruh pengguna mengetahui makna / arti dari bahasa Arab maka kaligrafi yang diterapkan dalam dekorasi sifatnya berupa pengingatan dan pembentukan nuansa Islami.
Pengembangan bentuk huruf Arab yang digunakan sebagai berikut,
Gambar.4.10. Pengembangan huruf Arab sebagai dekorasi kaligrafi ( Sumber: Farhan Mubarok, TA.2010 )
Aplikasi model kaligrafi tersebut dirangkai dengan cara mengulang bentuk yang ada pada suatu bidang hingga penuh dalam satu baris. Bentuk
محمد
ألحمد هللا
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 94
kaligrafi ini dapat juga dikombinasikan dengan dekorasi geometris yang telah diperoleh pada analisa sebelumnya.
Dari seluruh anlisa yang telah dilakukan pada elemen dekorasi yang ada, penerapan dekorasi pada Pusat perdagangan perlengkapan muslim di Surakarta secara umum tidak lepas dari pakem yang ada hanya saja dipilih ornamen yang lebih rumit, modern, dan ekspresif sebagaimana ornamen yang berkembang di Mekah.
e. Analisa Terhadap pemeliharaan Kebersihan / kesucian
Kebersihan menjadi salah satu hal yang mutlak dalam Arsitektur Islami Karena kebersihan merupakan salah satu hal yang ditekankan dalam Islam, baik meliputi kebersihan dalam jasad (fisik), hati, pikiran. Begitupun dengan bangunan, kebersihan dalam bangunan dapat membantu mengkondisikan kita untuk selalu dalam keadaan bersih, teutama ketika kita akan beribadah.
Pemeliharaan kebersihan dalam bangunan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
a. Membuat zona-zona di dalam bangunan yang memisahakan antara zona suci dengan zona tidak suci sesuai dengan kebutuhan, seperti yang kita lihat di masjid, sering kita jumpai adanya batas suci yang bertujuan untuk menjaga kebersihan dan kesucian di dalam masjid dari segala najis. Sebelum kita masuk ke dalam masjid terdapat sebuah kolam dangkal untuk membersihkan kaki kita, setelah melewati kolam tersebut maka kita tidak didijinkan untuk memakai alas kaki.
b. Menyediakan fasilitas-fasilitas untuk menampung sampah di dalam bangunan. Bentuk fasilitas ini dapat didesain secara khusus sehingga mampu menjadi unsur dekorasi sekaligus.
c. Penyediaan utilitas bangunan yang baik sesuai dengan standar-standar arsitektural yang telah ada.
Perencanaan bangunan ini. Kebersihan selalu menyejukkan siapa pun yang memandang dan menikmatinya. Kebersihan meliputi kesucian jiwa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 95
kesucian ragawi, pakaian yang bersih, memelihara kebersihan lingkungan, dan memakan makanan yang bersih.
f. Analisa terhadap penerapan tidak bermewah-mewahan
Sebuah rumah atau suatu bangunan yang sangat megah dan mewah akan membawa kebanggaan bagi pemiliknya dan kekaguman bagi orang yang memandangnya. Namun keadaan itu justru sering membuat pemiliknya menjadi sombong, bakhil, serta lalai dari mengingat Allah. Padahal kesenangan itu hanya bersifat sementara. Terlebih untuk sebuah masjid, karena dapat melalaikan orang yang shalat. Suatu kaum atau negara yang memiliki masjid tersebut akan lebih membanggakan bangunannya daripada memakmurkan masjid dengan ibadah atau ta’lim. Arsitektur Islami tidak terlepas dari seni dan keindahan namun harus pada batas yang wajar, tidak terlalu megah dan mewah. Penerapan : Rata-rata ketinggian bangunan maksimal 4 lantai. g. Analisa terhadap efektifitas biaya dan ruang
Dalam perencanaan ruang dan tata ruang pada umumnya menghendaki agar ruang-ruang yang terbentuk lebih efektif dan fungsional sehingga dengan demikian dapat menekan biaya. Namun harus dapat optimal dari segi penampilan, kenyamanan dan keamanan Penerapan : Rata-rata ketinggian bangunan maksimal 4 lantai.
h. Analisa terhadap pemisahan ruang antara putra dan putri (Hijab) Pemisahan pada ruang ganti antara putra dan putri yang di tampilkan
dengan kesan agar tetap terjadi sosialisasi di dalam bangunan. Sehingga proses perdagangan tidak terganggu dengan adanya penerapan pemisahan ruang ganti untuk putra dan putri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 96
4.4. ANALISA PENDEKATAN MASSA BANGUNAN 4.4.1. Pendekatan Pola Tata Massa
Pola tata massa merupakan organisasi dan hubungan antar massa bangunan yang memperhatikan kondisi site dan lingkungan sekitar site. Adapun yang menjadi kriteria dalam penentuan pola tata masa bangunan adalah: - Antar massa bangunan memiliki keterikatan yang sesuai dengan aktifitas kegiatan
dan fungsinya. - Pencapaian antar massa bangunan mudah dengan pola sirkulasi yang mampu
mengakomodasi seluruh kegiatan. - Dalam Islam dikenal adanya konsep tawazun (seimbang) yang menginspirasi
bentuk masa yang simetri dalam gubahannya. Berikut beberapa alternatif organisasi massa dan hubungan antar massa
menurut Francis D.K. Ching1: Tabel.4.10. Organisasi massa dan hubungan antar massa
( Sumber : Francis D.K. Ching
Pola tata masa yang diambil dalam Arsitektur Islami mengacu pada orientasi utama umat Muslim Dunia yakni menghadap qiblat. Dengan demikian pola yang terbentuk dari orientasi seluruh umat Muslim di berbagai belahan dunia adalah pola terpusat. Ka’bah di Makkah menjadi pedoman arah shalat Muslim berdasarkan
1 Francis D.K. Ching, Arsitektur: Bentuk, Ruang & Susunannya, Erlangga, Jakarta. 1985. Hlm. 205.
Alternatif Pola Tata Masa Terpusat
Radial
Linier
Grid
Cluster
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 97
petunjuk Allah Subhānahu wa Ta’ālā dan menjadi tempat berkumpulnya umat Muslim sedunia pada saat melakukan ibadah haji. ( Sumber:Mubarok farhan, TA.2010 )
4.4.2. Analisa Pendekatan Sirkulasi Sirkulasi adalah suatu proses pergerakan dari satu titik (ruang) ke titik (ruang)
yang lain, sesuai dengan arah dan kebutuhan yang ingin dicapai. Francis D.K. Ching2 menyebutkan beberapa pola sirkulasi sebagai berikut.
Tabel.4.11.Macam Pola Sirkulasi
Alternatif Pola Sirkulasi Spiral
Linier
Radial
Jaringan
Grid
( Sumber : Francis D.K. Ching )
Agar segala bentuk kegiatan dapat terakomodasi dengan baik maka diperlukan suatu bentuk pola/sistem sirkulasi yang aman dan lancar.
Sirkulasi yang aman yaitu sirkulasi yang memungkinkan suatu proses pergerakan dari suatu rangkaian kegiatan berlangsung tanpa mendapatkan halangan serta menjauhi syubhat. Untuk mewujudkan sirkulasi yang aman diperlukan perencanaan sirkulasi dengan memerhatikan hal sebagai berikut:
2 Francis D.K. Ching, Arsitektur: Bentuk, Ruang & Susunannya, Erlangga, Jakarta. 1985.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 98
- Pembedaan jalur sirkulasi manusia dan barang, yang juga dalam hal ini adalah jalur sirkulasi utama yakni pengunjung dan jalur sirkulasi servis. Sirkulasi yang lancar adalah kondisi dimana suatu proses pergerakan dari
suatu rangkaian kegiatan dapat berlangsung tanpa henti (mengalir), tak terhambat. Hal ini diwujudkan dengan cara: - Membagi jalur sirkulasi untuk masing-masing kegiatan yang ada, ditambah flow
gerak yang cukup untuk kenyamanan. - Mewujudkan pola ruang yang memperhatikan hubungan antar ruang yang
terbentuk sehingga dapat diketahui jalur dan arahan gerak sirkulasinya.
4.5. ANALISA PENDEKATAN SISTEM STRUKTUR Demikian menjadi perumpaan bahwa gabungan komponen-komponen hingga
membentuk suatu kesatuan yang kokoh akan memberi nilai yang lebih akan kelebihan dan kekuatannya. Pendekatan sistem struktur menyangkut aspek keamanan pengguna yang memberi perhatian besar terhadap perencanaan dalam mempertimbangkan kekuatan dan ketahanan bangunan dalam menanggung bebannya sendiri, ataupun beban dikarenakan aktifitas yang berlangsung di dalamnya maupun beban atau pengaruh eksternal. Dalam merencanakan sistem struktur ada dua hal yang menjadi kriteria penentuan, yakni:
Modul Horisontal Menggunakan modul dasar manusia berdasarkan skala tubuh dan area
geraknya yakni 60 cm. Modul Vertikal Dihitung berdasarkan modul gerak manusia secara vertikal yakni 230 cm
ditambah dengan dimensi balok, pipa AC dan pipa utilitas. 4.5.1. Sistem Sub Struktur
Merupakan komponen struktur yang berada di bawah permukaan tanah yang berfungsi menyalurkan beban bangunan ke tanah. Struktur ini juga disebut pondasi. Sistem sub struktur memiliki berbagai alternatif sesuai dengan jenis, ketinggian dan keamanan bangunan serta kegiatan yang diwadahinya. Yang menjadi pertimbangan dalam penentuan sistem ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 99
1. Kondisi site dan daya dukung tanah. 2. Ketinggian bangunan. 3. Cukup mudah dalam pelaksanaan, perawatan dan daya tahan yang tinggi. 4. Fleksibilitas bentuk tinggi dan sesuai dengan tuntutan kegunaan dan
kondisi bangunan. Beberapa alternatif sub struktur: 1. Foot plate.
Mampu mendukung bangunan berlantai banyak, cocok untuk jenis tanah yang tidak terlalu keras, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.
2. Tiang pancang. Mendukung bangunan berlantai banyak, cocok untuk tanah yang cukup keras, penggalian tanah untuk pondasi cukup dalam.
3. Sumuran. Mendukung bangunan berlantai banyak, dapat digunakan pada berbagai jenis tanah, dimensi yang besar dan banyak membuang tanah galian.
Hasil analisa : Sub struktur yang akan digunakan untuk bangunan pusat perdagangan
perlengkapan muslim dengan foot plate dan sumuran.
4.5.2. Sistem Super Struktur Merupakan komponen struktur yang berada di atas permukaan tanah, yang
berfungsi menyalurkan dari atas (atap) ke dalam tanah (pondasi). Yang menjadi pertimbangan penentuan sistem super struktur adalah:
- Mampu mendukung ekspresi bangunan. - Efisiensi dan kemudahan dalam pengerjaan dan perawatan. - Mampu menahan beban horizontal dan vertikal yang diakibatkan oleh
gaya angin dan gempa. 4.5.3. Struktur Atap
Merupakan komponen struktur yang berfungsi melindungi bangunan beserta isinya dari pengaruh cuaca. Struktur ini terkadang sering menjadi perhatian utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 100
dan menjadi dasar pembeda berbagai gaya arsitektur, terutama pada arsitektur tradisional. Adapun yang menjadi pertimbangan penentuan struktur atap adalah :
- Mampu menahan beban dan perlindungan terhadap gaya dan iklim yang bekerja seperti angin, hujan, panas dan dingin.
- Kemudahan dalam pengerjaan. - Mampu mendukung ekspresi dan tampilan bangunan. Beberapa alternatif struktur atap: 1. Struktur rangka baja 2. Struktur kabel
Dapat menahan atap dengan bentangan besar. 3. Struktur Space Frame
4.6. ANALISA PENDEKATAN SISTEM UTILITAS
4.6.1. Sistem Air Bersih
( Q.S.23 :50 ) Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata
bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang
datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih
yang mengalir.
Sebuah naungan yang baik adalah kedekatannya dengan sumber air karena selain menjadi kebutuhan yang vital untuk minum, keberadaan air dalam Islam menjadi sarana bersuci yang merupakan pembuka ibadah seperti shalat, membaca Al-Qur`an dan thawaf.
1. Sumber Air Bersih Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur tanah. Untuk air yang berasal dari sumur tanah, pendistribusiannya terlebih dahulu melalui water
treatment untuk memperbaiki mutu air.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 101
Sistem Distribusi Up Feed Distribution
Yaitu air dipompakan langsung dari ground reservoir menuju outlet antara lain: fire hydrant dan keran-keran umum.
Down Feed Distribution
Yaitu air dari ground reservoir dipompakan menuju tangki atas dan didistribusikan menuju outlet dengan bantuan gravitasi. Digunakan untuk outlet-outlet antara lain: sprinkler head, shower, toilet, dapur dan lain sebagainya.
4.6.2. Sistem Pengamanan Bahaya Kebakaran
Api menjadi sumber kehancuran karena akan melalap habis hampir segala sesuatu yang ditemuinya. Sebagaimana Iblis yang diciptakan dari api menjadi sumber kehancuran akhlaq manusia. Seorang Muslim yang taat akan selalu merasa takut akan panasnya api yang membakar di neraka jahanam. Sebagaimana sebuah perencanaan bangunan yang baik akan mempertimbangkan dengan baik dalam menghadapai bahaya kebakaran yang bisa menimpanya.
4.6.2.1. Sumber Deteksi
Heat detector
Digunakan sebagai alat deteksi apabila panas pada ruangan terjadi kenaikan yang drastis dan cenderung membahayakan. Standar kebutuhan alat 1 unit/75 m2.
PDAM
Sumur
Ground Reservoir
Water Treatment
Distribusi
P
Tandon Air
P Distribusi
Distribusi
Bagan.4.1. Sistem distribusi Air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 102
Smoke Detector
Digunakan sebagai alat deteksi apabila pada ruangan terdapat asap yang melebihi kadar yang ditentukan. Pemakaian berdampingan dengan heat
detector. Standar kebutuhan alat 1 unit/75 m2. Fire Alarm
Alarm peringatan yang akan berbunyi bila terjadi kebakaran ataupun asap yang melebihi standar yang dideteksi oleh heat dan smoke detector. Standar kebutuhan 1 unit/225 m2.
4.6.2.2. Sistem Represif Sebagai sistem untuk menanggulangi meluasnya bahaya kebakaran yang meliputi alat pemadam kebakaran dan penunjangnya. Fire Hydrant
Merupakan pilar-pilar yang dipasang pada tempat-tempat yang strategis di luar bangunan yang memiliki saluran yang berhubungan dengan sumber air dengan jangkauan standar sekitar 800 m2. Automatic sprinkler system
Pemadam api otomatis yang terpasang pada plafond yang menyemprot air sesuai dengan suhu ruangan yang memanas. Standar sprinkler system 1 unit/25 m2. Fire Extinguisher
Alat pemadam api praktis yang berupa tabung gas dan selang air yang berhubungan dengan saluran air. Dipakai berdampingan pada tempat-tempat rawan api, mudah dilihat dan dijangkau. Standar kebutuhan masing-masing 1 unit/200m2.
Ground Reservoir
Pompa Automatic Sprinkler System
Panel Kontrol
Fire Extinguisher
Fire Hydrant
Bagan.4.2. Sistem Pemadam Kebakaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 103
4.6.3. Sistem sanitasi Sistem ini merupakan sistem pembuangan air yang peletakannya dijauhkan
dari sumber atau jaringan air bersih. Air pembuangan ini dibedakan dalam 3 jenis: - Air kotor dari WC dan kamar mandi. - Air bekas wudhu` - Air kotor dari daerah servis (dapur/pantry). - Air hujan. Air kotor yang bersifat padat yang berasal dari WC dan toilet dibuang
langsung ke septic tank dan menuju sumur peresapan. Air kotor yang bersifat cair yang berasal dari kamar mandi dan daerah servis dibuang langsung menuju riol kota. Khusus untuk yang berasal dari dapur/pantry terlebih dahulu ditampung pada bak penampung lemak.
Air hujan yang melalui atap disalurkan lewat talang maupun langsung tempias ke tanah. Air hujan yang melalui talang dibuang melalui saluran-saluran pembagi dan bak kontrol sebelum kemudian dibuang ke riol kota.
Sedangkan yang dari atap langsung ke tanah harus dipertimbangkan dengan pengolahan daerah (tanah) yang terkena jatuhan air hujan agar terhindar dari aus/terkikis.
Pendekatan Khusus Sistem Sanitasi dan Bersuci (Wudhu`)
Islam memberikan perhatian yang sangat besar pada sarana bersuci seperti kakus, tempat wudhu, dan lain sebagainya. Karena bersuci merupakan cabang dari keimanan dan merupakan pembuka ibadah shalat, membaca Al-Qur`an dan sunnah dalam melakukan berbagai macam kegiatan yang diniatkan sebagai ibadah. Bersuci
T. Wudhu`
Bak Penangkap Lemak
Lavatory
Bak Kontrol
Septic Tank Kotoran Padat
Riool Kota
Sumur Peresapan
Kotoran Cair
Air Hujan
Dapur
Bagan.4.3. Sistem Sanitasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 104
terdiri dari bersuci jasmani dan bersuci rohani. Dengan demikian Islam memandang sangat penting kesucian seorang baik dari jasmani maupun rohani.
Bersuci meliputi segala aktifitas membersihkan diri dari hadats kecil maupun hadats besar yang dapat dilakukan dengan mandi, berwudhu, intinja, dan lain-lain. Kebersihan sarana bersuci dan adab bersuci juga merupakan sesuatu yang penting yang harus dimiliki oleh setiap Muslim.
Apabila kita kembali melihat ke Konsep-konsep Islam dalam Arsitektur, bab Tinjauan Arsitektur Islami pada poin yang membahas etika buang air didapati:
Hadits yang menegaskan
untuk tidak menghadap atau mem-belakangi kiblat ketika mendatangi kakus.
Hadits yang melarang kecing berdiri
dan harus di ruangan tertutup atau tidak terlihat oleh orang lain. Dengan demikian tidak menganjurkan adanya urinoir.
Hadits yang
menekankan adanya jarak atau pemisahan antara tempat wudhu dan toilet atau KM/WC untuk menghindari was-was atau dapat diatasi dengan memberikan kolam air kecil sedalam mata kaki sebagai pemisah sehingga diharapkan dapat menghilangkan najis yang terbawa dari toilet.
Utara
Selatan
Keterangan: Posisi gambar ada di Surakarta (Indonesia)
Kiblat (Barat)
Tempat Wudhu` Kolam Air KM/WC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 105
4.6.4. Sistem Instalasi Listrik 4.6.4.1. Sumber Tenaga
Sumber tenaga berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan diesel generator set sebagai sumber tenaga listrik cadangan untuk beban darurat.
Keterangan: a. Transformer berisi: saklar utama, trafo dan sekring. b. ATS (Automatic Transfer Switch) adalah alat transfer aliran listrik otomatis. c. MDP (Main Distribution Panel) adalah panel distribusi utama. d. SDP (Sub Distrubution Panel) adalah panel distribusi sekunder.
4.6.4.2. Pengoperasian Sistem
Pada kondisi beban normal, seluruh beban listrik mendapat suplai tenaga listrik dari PLN. Bilamana sumber tenaga listrik PLN mengalami gangguan, maka secara otomatis sumber tenaga listrik diambil alih oleh sumber cadangan diesel genset oleh Automatic Transfer Switch (ATS).
4.6.4.3. Sistem Penangkal Petir
Petir selalu menjadi ancaman bagi segala sesuatu. Energi dan panas yang dihasilkan sungguh luar biasa. Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000° C. Cahaya yang dikeluarkan lebih terang daripada cahaya 10 juta lampu pijar berdaya 100 watt. Oleh karena itu segala sesuatu, terlebih sesuatu yang tinggi memiliki resiko besar tersambar petir.
ATS
Transformer
MDP
SDP
SDP
PLN
Genset Transformer
Distribusi
Distribusi
Bagan.4.4. Instalasi Listrik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 106
Sistem penangkal petir merupakan sistem pengamanan dan perlindungan terhadap sambaran petir. Sistem penangkal petir yang umum digunakan karena pertimbangan kemudahan pemasangan dan nilai ekonomisnya adalah sistem Faraday Cage, yang menggunakan tiang yang disebut bliksem spit yang mempunyai panjang sekitar 30 cm yang dipasang pada atap bangunan, kemudian dihubungkan dengan kabel tembaga yang selanjutnya ditanam ke tanah sebagai elektroda bumi.
4.6.5. Sistem Telekomunikasi
Sistem telekomunikasi merupakan sarana penghubung baik intern antar bagian maupun ekstern dengan dunia luar. Adapun media telekomunikasi yang digunakan adalah:
▪ Telepon ▪ Telex ▪ Faximile ▪ Internet Kesemua media tersebut menggunakan jaringan telepon sebagai media
penghantarnya. Oleh karena itu, maka yang akan dibahas adalah sistem jaringan telepon.
Sistem jaringan yang dipakai adalah jaringan sentral PABX, dengan hubungan menuju ke luar dan dalam bangunan melalui sentral telepon dan oleh operator disalurkan menuju ekstension-ekstension. Sistem pesawat telepon yang digunakan dalam sistem ini berfungsi pula sebagai pesawat interkom.
Keterangan: RSC : Riser Shaft Cabinet PABX : Private Adress Brand Excange
PABX
Telkom RSC
Telepon
Faximile
Internet
Operator
Bagan.4.5. Sistem telekomunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 107
Skema Sistem Telekomunikasi
Jaringan kabel telepon dari didistribusikan menuju outlet telepon pada ruangan-ruangan, untuk penggunaan telepon, faximile, telex, dan modem internet yang terhubung ke komputer melewati Riser Shaft Cabinet yang terdapat pada dinding atau ceiling.
4.6.6. Sound System
Sistem tata suara direncanakan sebagai sistem tata suara umum (public
address) yang berfungsi sebagai pemberitahuan pengumuman. Perencanaan sistem menggunakan jaringan penguat suara dari bermacam sumber. Penempatan kabel-kabel jaringan di dalam ruangan, ditempatkan pada atas ceiling dengan penempatan speaker di tanam pada plafond.
4.7. KONSEP AKSESIBILITAS
Menolong dan memberikan kemudahan terhadap orang lain merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan oleh seorang Muslim baik terhadap sesama Muslim maupun non Muslim. Keterhalangan akses akibat cacat atau sakit tidak akan menjadi persoalan lagi dengan menyediakan sarana aksesibilitas berikut ini.3
a. Ramp Ramp merupakan jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan
tertentu yang menghubungkan antara dua ruangan yang memiliki ketinggian lantai berbeda.
3 Departemen Pekerjaan Umum, Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan Umum dan
Lingkungan.
Cassette or CD player
Monitor Panel
Mixer Pre Amplifier
Speaker
Speaker
Speaker
Microphone
Speaker Selector
Power Amplifier
Bagan.4.6. Sistem Sound System
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB IV - 108
b. Pintu Pintu ini harus memiliki lebar bukaan minimal 90 cm dan memiliki handle atau
knop pintu yang mudah dicapai dan dioperasikan. c. Kamar Kecil Kamar kecil bagi penyandang cacat harus memiliki ruang gerak yang cukup
untuk masuk dan keluar pengguna kursi roda. Ketinggian kloset, wastafel, tempat sabun, tisu, dan lain sebagainya harus menyesuaikan ketinggian pengguna kursi roda. Bahan lantai tidak licin dan pada dinding dilengkapi dengan handrail atau pegangan rambat.
d. Tempat Wudhu` Ketinggian kran untuk wudhu` harus menyesuaikan ketinggian pengguna
kursi roda dan bahan lantai tidak licin. e. Ruang Shalat Wanita Menyediakan ruangan shalat khusus wanita difable pada lantai satu yang
juga dapat digunakan jama’ah wanita yang normal. Sedangkan untuk jama’ah pria difable menyatu dengan jama’ah lainnya yang normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 107
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5.1.1. Kelompok Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
Jenis Kegiatan Kelompok kegiatan Kebutuhan Ruang
1. Perdagangan 1. Kegiatan
perdagangan (retail)
Ruang pamer barang
Ruang Kasir
Kamar Pas
2. Kegiatan
perdagangan
(anchor)
Ruang pamer barang
Ruang produksi
Ruang Kasir
Kamar Pas
3. Kegiatan
konsultasi fashion
Ruang konsultasi
4. Kegiatan
Produksi fashion
Space produksi, finishing,
packing
5. Kegiatan
Promosi
R. Pertemuan
Hall sebagai tempat
promosi
2. Pendukung 6. Kegiatan
Pendukung
Food court
Km/wc
7. Kegiatan talk Panggung Talk Show
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 108
show Space penonton
8. Ibadah Ruang sholat
Km / Wc
Tempat wudhu
R. BMT
3. Kepengelolaan 9. Kegiatan
pengelolaan
R. Manager
R. Wakil Manager
R. Sekretaris
R. Bidang produksi
R. Bidang konsultasi
R. Bidang prom osi
R. Bidang perdagangan
R. Karyawan
R. Rapat
R. Tamu
10. Kegiatan
Service
r. genset
r. transformator
r. panel primer & sekunder
R. AHU
r. Chiller
r. STP
r. pompa
r. mesin lift
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 109
5.1.2. Pola Kegiatan
Proses Kegiatan dalam perdagangan
Pengelola
r. shaft
Dropping area
4. Service 11. Service Km / wc
R. parkir
Kegiatan bekerja / rapat
Simpan ambil mobil
Keg. Administrasi Informasi
Keg. Istirahat, sholat, santai,
lavatory
Datang Pulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 110
Karyawan Pengelola
Proses kegiatan pengunjung
5.1.3. Jumlah Kebutuhan Ruang
Spesifikasi Kebutuhan Ruang
a. Ruang Perdagangan
Kebutuhan ruang untuk menampung kegiatan jual – beli,
Retail ( dilengkapi kamar ganti, tanpa space untuk ruang produksi
fashion )
Anchor ( dilengkapi kamar ganti serta ruang produksi fashion )
Gerai
Kamar ganti umum
Datang
Simpan ambil
kendaraan
Keg. Istirahat, sholat, santai,
lavatory, makan dan minum
Keg. Administrasi
Pengelolaan
Kegiatan bekerja / rapat
Kegiatan keamanan dan service
Pulang
Kantor Pengelola
mengunjungi
ibadah
Pameran
Makan
retail
workshop
konsultasi produksi
Pengunjung datang
Pulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 111
Kebutuhan ruang untuk pendukung
Ruang pameran
Ruang serbaguna
Ruang konsultasi
Food court
Ruang produksi fashion
Ruang pelayanan :
Tangga (tangga darurat).
Escalator dan elevator.
Lavatory.
Ruang mesin AC
Ruang operator telepon.
Ruang panel listrik.
Sanitasi, mekanikal elektrikal, fire hydrant.
Ruang penjaga keamanan.
Ruang pompa dan reservoir.
Ruang genset.
Ruang penerima barang/loading dock
Dan lain-lain.
b. Bangunan pengelola
Ruang kegiatan umum.
Hall.
Ruang resepsionis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 112
Ruang kegiatan kantor :
Ruang pemilik
Ruang manager
Ruang seretaris
Ruang bendahara
Ruang kantor pemasaran produk
Ruang kantor pemasaran gedung
Ruang kantor produksi
Ruang penerimaan / pengiriman barang
Food court
Ruang rapat
Ruang pelayanan :
Tangga/tangga darurat.
Elevator/lift orang dan barang.
Eskalator
Koridor.
Lavatory.
Mushola.
Janitor.
Ruang mesin AC.
Ruang opeator telepon.
Ruang panel listrik.
Sanitasi, mekanikal/elektrikal, fire hydrant.
Ruang penjaga keamanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 113
Ruang PABX.
c. Bangunan Ibadah / Masjid
Ruang Ibadah Sholat
Ruang BMT
Tempat wudhu
Lavatory
5.1.4. Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang
5.1.4.1. Kelompok Perdagangan
Jenis ruang kapasitas Besaran ruang
Hall 500 org 180 m2
Retail 2475 m2
Anchor 4500 m2
Gerai 891 m2
kamar pas ( putra &
putri )
300 org 300 m²
R. Produksi 50 mesin 75 m²
R. Konsultasi
4 org
10 org
48 m²
10 m²
R. Pameran 200 org
1 panggung
200 m²
90 m²
R. Drop barang 4 org
2 drop
4 m²
18 m²
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 114
5.1.4.2. Kelompok Pengelola
Food court 250 org 900 m2
Jumlah 9691 m2
Jenis ruang Kapasitas Besaran ruang
r. manager 1 orang 25 m2
r. wakil manager 1 orang 12 m2
r. sekretaris 1 orang 12 m2
r. bidang produksi 1 orang 12 m2
r. bidang konsultasi 1 orang 12 m2
r. bidang promosi 1 orang 12 m2
r. bidang perdagangan 1 orang 12 m2
r. karyawan 20 orang 80 m2
r. rapat 120 orang 240 m2
r. tamu 10 orang 150 m2
lavatory 15 org = 1wc
=2 m2
1 wastafel =
0,8 m2
6 m2
2,4 m2
6 m2
2,4 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 115
15 org = 1 wc
= 2 m2
1 wastafel =
0,8 m2
Jumlah keseluruhan 583,8 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 116
5.1.4.3. Kelompok service
5.1.4.4. Kelompok Ibadah
Jenis ruang kapasitas Besaran ruang
r. istirahat 15 m2
Gudang 12 m2
R satpam 8 m2
R. MEE 12 m2
lavatory 15 org = 1wc
=2 m2
1 wastafel = 0,8
m2
15 org = 1 wc =
2 m2
1 wastafel = 0,8
m2
6 m2
2,4 m2
6 m2
2,4 m2
r. sampah 20 m2
r. reservoir&pompa air 40 m2
r. genset 60 m2
r. AHU 30 m2
r. panel 40 m2
r.shaft 24 m2
Jumlah 277,8 m2
Jenis Ruang Kapasitas Besaran ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 117
Ruang ibadah /
sholat
800 org 640 m2
Tempat wudhu 40 org 24 m2
Lavatory 15 org = 1wc =2 m2
1 wastafel = 0,8 m2
15 org = 1 wc = 2 m2
1 wastafel = 0,8 m2
6 m2
2,4 m2
6 m2
2,4 m2
Tempat kitab /
mukena
50 bh 5 m2
Ruang takmir 1 org 8 m2
Pelayanan zakat,
infaq, sadaqah
49 m2
Jumlah keseluruhan 742,8 m²
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 118
Flow 40%
: 4518,16 m2
Jumlah total kebutuhan ruang : 15813,56 m2
Pada site terpilih yang terletak di SWP 3 dengan syarat ketinggian
bangunan minimal 4 lantai dan maksimal 9 lantai. Sehingga jika diambil
hitungan perminimalnya luas kebutuhan lantai 15813,56 m2 untuk 4 lantai,
perluasan perlantai dihitung 3953,39 m2
5.1.5. Konsep Persyaratan Ruang
5.1.5.1. Pencahayaan dan Penghawaan
Tujuan utama dari system pencahayaan pada bangunan pusat
perdagangan perlengkapan muslim, yang terdiri dari aktivitas
perdagangan, konsultasi, produksi, pemasaran yaitu:
Memberi kenyaman bagi pengunjung dan pedagang;
Membantu kegiatan dalam pusat perdagangan yang berlangsung
Nama ruang Luasan
( m² )
Area Perdagangan 9691
R. pengelola 583,8
R. service 277,8
Zona Ibadah 742,8
Jumlah 11295,4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 119
Membantu pengunjung untuk memilih barang yang di pasarkan dan
membantu kontrol bagi pemakai ruang terhadap peralatan dan
karyawan.
a. Pencahayaan alami sunnatulloh
Digunakan untuk ruang-ruang yang sifatnya publik.
Pencahayaan ini digunakan dengan prinsip pembukaan samping
untuk pencahayaan ruang dengan konsekuensi makin jauh dari
lubang jendela sinar makin berkurang, untuk mengatasi hal
tersebut perlu adanya pembentukan ventilasi silang.
Bagian bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di
Surakarta yang menggunakan cahaya alami pada sebagian besar
ruang – ruang space, seperti koridor utama, selasar yang
menghubungkan dengan retail, anchor, maupun gerai.
b. Pencahayaan buatan
Penggunaan penerangan buatan karena tuntutan fungsi dan
kondisi sebagai berikut :
Untuk semua orang sesuai dengan kebutuhan, pada
waktu malam hari.
Cuaca yang kurang kondusif untuk perdagangan / jual –
beli sehingga terang cahaya alami berkurang
Untuk ruang - ruang tertutup pada siang hari atau pada
kondisi cuaca redup.
Sebagai penerangan khusus untuk mengekspose suatu
obyek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 120
Bagian bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di
Surakarta yang menggunakan cahaya buatan yaitu pada ruang –
ruang khusus perdagangan, seperti retail, anchor, gerai, ruang
konsultasi, aula.
Jenis-jenis pencahayaan buatan yang digunakan :
Penghawaan alami sunnatulloh
Bagian bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di
Surakarta yang menggunakan cahaya alami pada sebagian besar ruang
– ruang space, seperti koridor utama, selasar yang menghubungkan
dengan retail, anchor, maupun gerai.
Penghawaan Buatan
Penghawaan ruang tersebut untuk memberikan rasa nyaman pada
pengguna bangunan, sehingga diletakkan pada tempat yang begitu
membutuhkannya untuk menghindari pemborosan.
Dipilih penghawaan buatan :
- Sistem Air Conditioning
Digunakan pada ruang : ruang - ruang penjualan, ruang-ruang
umum seperti lobby, hall, convention room, untuk ruang-ruang
pengelola.
- Sistem Exhaust Fan
Dimaksudkan untuk ruang-ruang tertentu dalam bangunan yang
tidak memerlukan AC dan system ventilasi khusus seperti : toilet,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 121
dapur ( pada food court ), gudang, locker, showers, laundry center,
parkir, house keeping room.
- Blower
Digunakan untuk ruang-ruang seperti maintenance sp, mekanikal-
elektrikal dan gudang umum.
5.1.6. Konsep Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang
5.1.6.1. Konsep Pola Hubungan Ruang
Pusat Perdagangan
5.1.6.2. Organisasi Ruang
No Kelompok Kegiatan
1 Kegiatan Perdagangan
2 Kegiatan Talk Show
3 Kegiatan Konsultasi Fashion
4 Kegiatan Produksi Fashion
5 Kegiatan Promosi
6 Kegiatan Pendukung
Penunjang
Pamer / Promosi Konsultasi
Produksi
Area parkir
Penjualan
Hall
Ibadah
Area parkir ME
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 122
7 Kegiatan Pengelolaan
8 Kegiataan Ibadah No Kegiatan Perdagangan
1 Gerai
2 Retail
3 Anchor
4 Kamar pas
No Kegiatan Talk Show
1 Kamar pas
2 Ruang Transit
3 Stage
4 Ruang audiens
No Kegiatan Konsultasi Fashion
1 Ruang konsultasi
2 Ruang komputerisasi / desain
3 Ruang tunggu
No Kegiatan Produksi Fashion
1 Ruang Produksi
2 Ruang Tunggu
3 Kamar Pas
4 Ruang Ukur
3 2
5
6 8
1
7
4
2
4
1
3
2
4 1 3
2
3 1
2
4 3 1
1
3 2
2
4 1 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 123
No Kegiatan Promosi
1 Ruang Komputerisasi
2 Ruang Pamer
3 Penerimaan
No Kegiatan Pendukung
1 Food Cort
2 ATM center
3 Lavatory
4 Taman Istirahat
No Kegiatan Pengelolaan
1 Ruang Manager
2 R. Wakil Manager
3 R. Sekretaris
4 R. Bidang Produksi
5 R. Bidang Konsultasi
6 R. Bidang Promosi
7 R. Bidang Perdagangan
8 R. Karyawan
9 R. Rapat
10 R. Tamu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 124
5.2. KONSEP PENDEKATAN LOKASI DAN TAPAK
5.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Sesuai dengan rencana umum tata ruang kota Surakarta
Untuk daerah surakarta, wilayah yang termasuk dalam area pusat
perdagangan adalah sekitar Gladag, pasar klewer, pasar kliwon.
Aksesibilitas
Kemudahan dalam pencapaian yang dapat dijangkau dari
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Jaringan utilitas
Tersedianya jaringan utilitas kota pada lingkungan kawasan yang
meliputi jaringan listrik, telepon, air bersih dan air kotor.
Ketersediaan lahan
Gambar.5.1 Peta Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 125
Lahan pada site terpilih merupakan lahan bukan yang dikelola oleh
pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 126
5.2.2. Penentuan Lokasi
Pendekatan terhadap konsep lokasi dilakukan untuk merencanakan
lokasi yang tepat untuk Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di
Surakarta yakni lokasi yang dinilai strategis untuk kegiatan perdagangan.
Dalam menentukan lokasi yang tepat untuk Pusat Perdagangan
Perlengkapan Muslim diperlukan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Kesesuaian RUTRK
Tata guna lahan sebagai fasilitas perdagangan
P
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
r
uang dengan dominasi kegiatan perdagangan
Tabel. 5.1. RUTRK berdasar pembagian Sub Wilayah
Pengembangan ( SWP )
Lokasi Tata Guna Lahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 127
(
sumber : RUTRK Kotamadya Dati II Surakart, 1993 – 2013 )
2. Pencapaian ke lokasi mudah.
3. Luasan tapak ± 16.000 sehingga mencukupi untuk dibangun Pusat
Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta.
4. Utilitas dan jaringan Infrastruktur yang lengkap
5. Tapak bukan merupakan bangunan konservasi dan fasilitas umum.
SWP I Daerah Perdagangan dan Jalur Hijau
SWP II Daerah Komersial dan Pusat
Pemerintahan
SWP III Daerah Perdagangan
SWP IV Fasilitas Sosial dan Pendidikan
SWP V Fasilitas Sosial dan Pendidikan
SWP VI Fasilitas Sosial dan Umum
SWP VII Fasilitas Sosial dan Perumahan
SWP VIII Fasilitas Sosial Penyangga
SWP IX Fasilitas Sosial dan Fasilitas Industri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 128
Site Terpilih untuk bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan
Muslim di Surakarta, adalah di jalan Kapt. Mulyadi.
Data site:
Luas Site : ±16.000 m²
Kondisi : Arus Lalu lintas tinggi pada jalan utama, jalan
Kapt.Mulyadi
Permukiman penduduk
Luwes Lojiwetan Gereja
Benteng Vasternberg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 129
Pencapaian
Main Entrance akan diletakkan pada jalan Kapt. Mulyadi, dimana ini
jalan ini merupakan jalan utama dari site terpilih. Dengan kepadatan
lalulintas yang tinggi. Sedangkan untuk Side Entrance diletakkan pada jalan
kecil samping. Peletakan side entrance pada bagian utara site , sehingga
sesuai dengan fungsinya sebagai service entrance.
5.2.3. Orientasi Bangunan
Karena jalan Kapt.Mulyadi merupakan satu-satunya jalan arteri yang
mengelilingi site maka jalan tersebutlah yang menjadi acuan arah orientasi
bangunan. Karena dengan demikian akan sesuai dengan arah pergerakan
lalu lintas disekitar site dan sesuai dengan sudut pandang pengendara /
pejalan.
5.2.4. Sirkulasi
Sirkulasi dalam site dibedakan menjadi :
Sirkulasi pengunjung berkendaraan
Sirkulasi pejalan kaki, tidak terjadi crossing antar pengguna.
Sirkulasi servis, tersembunyi dari arah datangnya pengunjung.
Sirkulasi kendaraan umum -kemudahan akses pencapaian
5.2.5. Zonifikasi Kelompok Kegiatan
Tiap kelompok kegiatan memiliki karakter dan fungsi yang tersendiri,
sehingga penentuan zona tiap kelompok kegiatan harus memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM
BAB V - 130
pertimbangan yang telah disebutkan sebelumnya. Pertimbangan zonifikasi
terkait kedekatan hungungan ruang didasarkan pada analisa keruangan yang
sudah dilakukan sebelumnya. Dimana kelompok kegiatan yang
pelaksanaannya saling beriringan otomatis memiliki hubungan ruang yang
dekat sehingga letaknya didekatkan.
Dalam hal sifat kelompok kegiatan terbagi menjadi tiga yakni yang
bersifat publik, semi publik, dan servis. Untuk kelompok kegiatan publik
akan diletakkan dekat dengan lingkungan luar karena merupakan fungsi
yang dapat digunakan masyarakat umum.