+ All Categories
Home > Documents > Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta...

Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta...

Date post: 24-Sep-2019
Category:
Upload: others
View: 6 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
16
1 Pengaruh Debt to Equity Ratio, Likuiditas, Market to Book value, Firm Size, dan Financial Distress terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016 Shinta Astaria Simanjuntak 1 , Inge Lengga Sari Munthe 2 , Jack Febriand Adel 3 Program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjungpinang, Indonesia Email : [email protected] ABSTRAK Hedging merupakan tindakan yang dapat dilakukan perusahaan untuk meminimalkan risiko kurs yang dihadapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio, Likuiditas, Market to book value, Firm size dan Financial distress terhadap keputusan Hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Metode pengambilan sampel penelitian ini adalah Purposive sampling dan didapatkan 59 sampel yang memenuhi kriteria dari 236 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresis logistik. Dan hasil pegujian mendapatkan hasil bahwa Likuidtas yang diproksikan dengan Current ratio tidak berpengaruh terhadap Keputusan hedging. dan Debt to Equity Ratio, Market to book value, Firm size, dan financial distress berpengaruh terhadap Keputusan hedging. Dari hasil regresi logistik menemukan bahwa variabel Debt to Equity Ratio, Likuiditas, Market to Book Value, Firm Size, Financial Distress dan variabel dummy untuk kategori perusahaan Manufaktur dapat menjelaskan keputusan Hedging menggunakan instrument derivatif sebesar 26,2% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Kata Kunci : Hedging, Debt to Equity Ratio, Likuiditas, Market to book value, Firm size dan Financial distress PENDAHULUAN Perdagangan pada era globalisasi sekarang semakin berkembang, dimana kini perdagangan tidak hanya berkembang di dalam negeri saja tetapi juga termasuk perdagangan ke luar negeri atau menjual barang ke luar negeri yang biasa disebut dengan perdagangan internasional. Faktor penyebab yang munculnya risiko bisnis adalah perusahaan yang melakukan perdagangan internasional yang melibatkan perusahaan harus menggunakan valuta asing dalam transaksi bisnisnya antara lain nilai kurs asing, suku bunga peminjaman dan harga minyak mentah dunia yang mengalami perubahan dalam periode waktu tertentu dan tidak bisa dipastikan. Sehingga hal tersebut akan berdampak baik maupun buruk bagi perusahaan.
Transcript
Page 1: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

1

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Likuiditas, Market to Book value, Firm Size,

dan Financial Distress terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016

Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga Sari Munthe

2, Jack Febriand Adel

3

Program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

(UMRAH), Tanjungpinang, Indonesia

Email : [email protected]

ABSTRAK

Hedging merupakan tindakan yang dapat dilakukan perusahaan untuk

meminimalkan risiko kurs yang dihadapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio, Likuiditas, Market to book value,

Firm size dan Financial distress terhadap keputusan Hedging pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Metode

pengambilan sampel penelitian ini adalah Purposive sampling dan didapatkan 59

sampel yang memenuhi kriteria dari 236 perusahaan yang menjadi data observasi.

Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresis

logistik. Dan hasil pegujian mendapatkan hasil bahwa Likuidtas yang diproksikan

dengan Current ratio tidak berpengaruh terhadap Keputusan hedging. dan Debt

to Equity Ratio, Market to book value, Firm size, dan financial distress

berpengaruh terhadap Keputusan hedging. Dari hasil regresi logistik menemukan

bahwa variabel Debt to Equity Ratio, Likuiditas, Market to Book Value, Firm Size,

Financial Distress dan variabel dummy untuk kategori perusahaan Manufaktur

dapat menjelaskan keputusan Hedging menggunakan instrument derivatif sebesar

26,2% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Kata Kunci : Hedging, Debt to Equity Ratio, Likuiditas, Market to book value,

Firm size dan Financial distress

PENDAHULUAN

Perdagangan pada era globalisasi sekarang semakin berkembang, dimana

kini perdagangan tidak hanya berkembang di dalam negeri saja tetapi juga

termasuk perdagangan ke luar negeri atau menjual barang ke luar negeri yang

biasa disebut dengan perdagangan internasional. Faktor penyebab yang

munculnya risiko bisnis adalah perusahaan yang melakukan perdagangan

internasional yang melibatkan perusahaan harus menggunakan valuta asing dalam

transaksi bisnisnya antara lain nilai kurs asing, suku bunga peminjaman dan harga

minyak mentah dunia yang mengalami perubahan dalam periode waktu tertentu

dan tidak bisa dipastikan. Sehingga hal tersebut akan berdampak baik maupun

buruk bagi perusahaan.

Page 2: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

2

Sebuah perusahaan yang melakukan aktivitas bisnisnya akan menghadapi

berbagai risiko keuangan, oleh karena itu perusahaan perlu melakukan

manajemen risiko agar dapat dikelola dengan baik. Manajemen risiko adalah

usaha yang secara rasional bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya

kerugian dan risiko yang dihadapi. Risiko terjadi dengan adanya perdagangan

internasional yang bisa menyebabkan risiko sangat tinggi pada perusahaan. Risiko

adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin menciptakan peristiwa

kerugian (loss). Salah satu tindakan untuk meminimalisir risiko yang ditimbulkan

karena perdagangan internasional adalah Hedging dengan instrument derivatif.

Instrument derivatif ialah kontrak antara dua pihak pembeli atau penjual

dimana didalam kontraknya terdapat berbagai hal yang telah disepakati bersama

tetapi realisasinya tersebut nanti pada tanggal tertentu dalam kurun waktu dimasa

yang akan datang. Instrument derivatif yang digunakan untuk melakukan aktivitas

hedging adalah Forward contract, future contract, swap, dan opsi.

Hedging adalah penggunaan intrumen derivative atau intrumen keuangan

lainnya untuk melindungi perusahaan dari risiko terkait perubahan nilai wajar

(fair value) aset atau liabilitas yang diperkirakan akan mempengaruhi laporan laba

rugi yang dilaporkan perusahaan Kurniawati, dkk (2018). Biasanya dalam

penggunaan Hedging, dilakukan dengan membentuk protofolio dengan instrument

derivatif valuta asing, sehingga transaksi penjualan atau pembelian mata uang

asing yang dilakukan oleh perusahaan dapat terhindar dari risiko perubahan harga

karena adanya transaksi intrumen derivative yang dilakukan perusahaan.

Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas hedging

yang dilakukan perusahaan. Dalam penelitian ini akan melakukan pengamatan

pada faktor-faktor yang diduga mempengaruhi aktivitas hedging dengan

instrument derivatif seperti tingkat hutang (leverage), tingkat likuiditas (liquidity),

kesempatan pertumbuhan perusahaan (growth opportunity), ukuran perusahaan

(firm size), dan financial distress.

Rumusan maslaah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh

Debt to equity ratio, likuiditas, market to book value, firm size, dan financial

distress terhadap keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016 baik secara parsial dan simultan.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh debt to

equity ratio, likuiditas, market to book value, firm size, dan financial distress

terhadap keputusan hedging.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Hedging

Menurut Fahmi (2011 : 80) Hedging adalah menukar valuta asing di masa

depan dngan mata uang lokal untuk melindungi uang tersebut dari perubahan nilai

tukar. Tindakan dan keputusan hedging biasanya dilakukan seputar dengan kondisi mengantisipasi timbulnya fluktuasi valuta asing (valas) di pasaran.

Page 3: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

3

Seluruh perusahaan yang dalam pencatatan akuntansi melibatkan valas yang

otomatis dalam transaksi bisnisnya mempergunakan valas, mengharuskan

perusahaan tersebut untuk menempatkan alokasi dana khusus dalam bentuk

hedging. dalam penelitian ini hedging diukur dengan menggunakan dummy,

dimana apabila perusahaan menggunakan instrument derivative untuk melakukan

hedging akan diberi score 1 dan yang tidak akan diberi 0.

Debt to Equity Ratio (DER)

Hery (2016:169) menyatakan debt to equity ratio merupakan rasio yang

digunakan untuk utang dengan modal. Rasio ini digunakan untuk mengetahui

jumlah dana yang disediakan peminjaan (kreditor) dengan pemilik perusahaan.

Rumus untuk mencari debt to equity ratio adalah :

Likuiditas (LQ)

Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemmapuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh

tempo (Hery, 2013:149). Dalam penelitian ini rasio likuiditas diproksikan sebagai

rasio lancar (current ratio). Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek tau utang yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar

yang tersedia (Hery, 2016:152)

Rumus untuk menghitung rasio lancar (current ratio) :

Market to Book Value (MTBV)

Rasio market to book value dalam penelitian ini membandingkan antara

harga per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham yang dimiliki

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Buersa Efek Indonesia tahun 2013-2016.

Dimana angka untuk harga pasar per lembar saham didapatkan dari closing price,

dan harga buku per lembar saham dari total ekuitas dibagi jumlah saham yang

beredar.

Firm Size

Firm size menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor

dalam pengambilan keputusan investasi. Investor menganggap bahwa perusahaan

besar relative lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba lebih besar dari

pada perusahaan kecil, dengan semakin stabilnya perusahaan maka risiko yang

Page 4: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

4

ditanggung investor semakin rendah (Irawan, 2014). Ukuran perusahaan dilihat

dari jumlah total aset yang dimilikinya, semakin besar aset yang dimiliki, semakin

berhati-hati perusahaan tersebut melangkahkan kegitan diperusahaannya (Putro,

2012). Berikut rumus dalam menghitung ukuran perusahaan adalah :

Financial Distress

Financial distress adalah kondisi yang sedang dialami sebuah perusahaan

dimana terjadi suatu kesulitan keuangan yang berada dalam posisi tidak aman

dikarenakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan perusahaan dan memenuhi

kewajiban-kewajibannya sehingga diprediksi akan mengalami kebangkrutan.

Salah satu pengukuran financial distress dapat diterangkan dari perhitungan Z-

score yang dikemukakan oleh Edward I.Altman. secara sistematis financial

distress dapat diformulasikan dengan metode Z-score sebagai berikut:

Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5

Dimana :

Page 5: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

5

Kerangka Pemikiran

H6

Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Keputusan Hedging

Hutang diyakini akan mampu mengungkit kemampuan perusahaan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan. Ketersediaan dana tersebut mampu

menjalankan untuk berbagai kebutuhan, seperti kebutuhan operasional, ekspansi

usaha, dan lain-lain. Penggunaan hutang yang lebih besar dibandingkan kuantitas

modal yang dimiliki tersebut menimbulkan permasalahan baru yaitu

meningkatnya biaya kebangkrutan, tingkat pengembalian bunga yang lebih besar.

Perusahaan yang menjalankan operasinya dengan mata uang lokal namun

memiliki utang yang didenominasi dengan valuta asing akan menghadapi

eksposur valuta asing yang tinggi yang dapat menyebabkan utang yang tinggi

pada perusahaan dalam mata uang lokal dan dapat menimbulkan resiko bagi

perusahaan. Dalam mengurangi risiko yang terjadi perusahaan harus melakukan

hedging terhadap nilainya. Jadi semakin tinggi Debt to Equity Ratio sebuah

perusahaan, maka akan semakin besar tindakan hedging yang dilakukan untuk

mengurangi resiko tersebut sehingga Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap

keputusan hedging. hal tersebut sesuai dengan penelitian Nuzul dan Lautania

(2015) menunjukkan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Keputusan

hedging. Sebaliknya semakin rendah Debt to Equity Ratio sebuah perusahaan,

maka akan semakin kecil tindakan Hedging yang dilakukan untuk mengurangi

risiko tersebut sehingga Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap

keputusan hedging. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Jiwandhana dan

Triaryati (2016).

Debt to Equity Ratio

(H1)

Likuiditas

(H2)

Market to Book

Value

(H3)

Firm Size

(H4)

Financial Distress

(H5)

Hedging

Page 6: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

6

Pengaruh Likuiditas terhadap Keputusan Hedging

Rasio likuiditas sering digunakan perusahaan untuk mengukur tingkat

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.likuiditas dapat

diproksikan sebagai Current ratio. Current ratio merupakan rasio yang

menunjukkan perbandingan antara aset lancar dengan hutang lancar perusahaan.

Jadi perusahaan yang memiliki dana atau aset lebih sedikit cenderung akan

melihat perkembangan fluktuasi nilai tukar dan melakukan Hedging untuk

menghadapi risiko-risiko yang mungkin akan terjadi. Hal tersebut sesuai dengan

penelitian Dewi dan Purwanti (2016) menunjukkan bahwa Lkuiditas yang

diproksikan Current ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan

Hedging. Sedangkan semakin tinggi likuiditas maka semakin rendah penggunaan

instrument derivative karena resiko kesulitan keuangan yang muncul cenderung

rendah dan perusahaan juga memiliki cadangan dana untuk menghadapi resiko.

Hal ini sesuai dengan penelitian Aslikan dan Rokhmi (2017) menunjukkan bhawa

likuiditas tidak berpengaruh terhadap keputusan Hedging.

Pengaruh Market to Book Value terhadap Keputusan Hedging

Market to book value menunjukkan nilai perusahaan dengan cara

membandingkan nilai pasar perusahaan (Market Value – MV) dengan nilai buku

perusahaan (Book Value – BV) dan mengindikasikan pandangan investor terhadap

nilai perusahaan. Perusahaan yang memilik peluang yang besar akan

membutuhkan tambahan modal dari pihak luar untuk membiayai kegiatan

operasional yang akan dilakukan perusahaan. Dana eksternal dapat diperoleh dari

luar negeri maupun dalam negeri, dan ketikan mendapat dana dari luar negeri

maka akan menghadapi resiko fluktuasi nilai tukar. Ketika mata uang lokal

terdpresiasi maka perusahaan akan mengalami kerugian, dan untuk mengurangi

risiko tersebut perusahaan akan melakukan Hedging. Hal ini sesuai dengan

penelitian Saragih dan musdholifah (2017) yang menyatakan bahwa Market to

Book Value berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Hedging. Nilai

perusahaan yang tinggi atau peningkatan Market to book value akan menurunkan

keputusan lindung nilai (hedging) yang dilakukan perusahan. Hal ini sesuai

dengan penelitian Aslikan dan Rokhmi (2017) menunjukkan bahwa Market to

book value tidak berepngaruh terhadap keputusan hedging.

Pengaruh Firm Size terhadap Keputusan Hedging

Ukuran perusahaan dipakai sebagai salah sat indicator mengenai seberapa

besar perusahaan itu telah berkembang. Perusahaan yang besar umumnya

memiliki fleksibilitas dan asekbilitas yang tinggi dalam masalah pendanaan

melalui pasar modal, sehingga perusahaan besar memiliki kemudahan dan

kemampuan lebih dalam mendapatkan dana. Perusahaan yang besar tentunya

memiliki aktivitas operasional yang sangat luas dan lebih berisiko karena

kemungkinan adanya transaksi hingga keberbagai Negara. Dengan kegiatan yang

melibatkan beberapa mata uang yang berbeda akan terdapat resiko fluktuasi nilai

tukar mata uang. Maka untuk mengurangi resiko tersebut perusahaan besar akan

cenderung lebih banyak melakukan Aktivitas Hedging. dan sesuai dengan penelitian Fay Guniarti (2014) menyatakan bahwa Firm Size berpengaruh

Signifikan terhdapa Keputusan Hedging.

Page 7: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

7

Pengaruh Financial Distress Keputusan Hedging

Financial Distress menunjukkan suatu pengukuran yang

mengindetifikasikan kesulitan dalam pengebalian hutang kepada kreditur, atau

dapat disebut sebgai pengukur kebangkrutan perusahaan. Salah satu pengukuran

financial distress yaitu dengan menggunakan Z Score yang dikemukakan oleh

Edward I. Altman. Ketika perusahaan mengalami indikasi kesulitan keuangan dari

perhitungan Z Score yang semakin rendah, perushaan tersebut akan lebih berhati-

hati dalam mengelola keuangannya sehingga terdorong untuk melindungi diri dari

berbagai risiko termasuk resiko fluktuasi nilai tukar mata uang. Salah satu cara

untuk mengurangi resiko kesulitan keuangan yaitu dengan perusahaan melakukan

Aktivitas Hedging. Hal ini sesuai dengan penelitian Aslikan dan Rokhmi (2017)

menyatakan bahwa Financial distress berpengaruh terhadap Keputusan Hedging.

Berbeda dengan hasil penelitian Nuzul dan Lautania (2017) menyatakan bahwa

fianancial distress tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging. hal ini

dikarenakan banyak perusahaan yang melakukan hedging disebabkan perusahaan

tersebut memiliki tingkat hutang dalam valuta asing dan hutang dengan suku

bunga mengambang, sedangkan variabel financial distress yang diukur dengan Z-

Score Altman merupakan indicator yang mengukur kesulitan keuangan tidak

hanya dari segi tingkat hutang perusahaan, melainkan dari seluruh aktivitas

operasional perusahaan.

BAHAN DAN METODE

Objek dan Ruang Lingkup Peneltian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Objek penelitian ini adalah laporan

keuangan akhir tahun setiap perushaan manufaktur. Penelitian ini bertujuan untuk

menemukan pengaruh debt to equity ratio, likuiditas, market to book value, firm

size, dan financial distress terhadap keputusan hedging. penelitian ini dibatasi

pada perusahaan yang laporan keuangannya memenuhi beberapa kriteria yang

akan dijelaskan pada kriteria pemilihan sampel.

Metode Penelitian

metode pemilihan ini adalah metode kuantitatif, dan data yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang meliputi variabel-variabel

independen penelitian yaitu debt to equity ratio, likuiditas, market to book value,

firm size, financial distress dan variabel dependennya yaitu keputusan hedging

yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2013-2016. Informasi tentang data yang diperlukan diperoleh dari

laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan yang diunduh dari website

resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) .

Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Page 8: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

8

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016 yaitu sebanyak 138

perusahaan.

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (sugiyono, 2013:85). Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal

dari Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan beberapa kriteria tertentu terdiri dari:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-

2016

2. Perusahaan melaporkan laporan keuangan lengkap selama tahun 2013-2016.

3. Perusahaan yang mengalami laba secara berturut-turut selama tahun 2013-

2016

4. Perusahaan yang menggunakan mata uang dalam satuan rupiah selama tahun

2013-2016.

Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik

(kelayakan model regresi, menilai keseluruhan model, koefisien determinasi, dan

uji parsial). Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel

terikat dan variabel-variabel bebas. Dalam penelitian ini, analisis regresi logistik

digunakan untuk mengetahui pengaruh Debt to equity ratio, Likuiditas, Market to

book value, firm size, dan financial distress terhadap keuntungan Hedging pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun 2013-2016.

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah analisis regresi logistik. Perhitungan variabel-variabelnya melalui program

Microsoft Excel dan SPSS Version 21. Model persamaan regresi dalam penelitian

ini adalah:

HEDG = α + β₁DER + β₂LQ + β₃MTBV + β₄FS + β₅FD Dimana: Y = Aktivitas Hedging α = Konstanta β = β₁β₂β₃ = Koefisien Regresi DER = Debt to Equity Ratio LQ = Likuiditas MTBV = Market to Book Value FS = Firm Size FD = Financial Distres

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Statistik deskriptif memberikan gambaran nilai rata-rata (mean),

standar deviasi, maksimum dan minimum dari data observasi penelitian. Tabel

penelitian 1 menunjukkan statistik deskriptif variabel independen.

Page 9: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

9

Tabel 1

Statistik Deskriptif Variabel Independen Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DER 236 .0709 7.1287 .890467 .9186990 LQ 236 .2241 20.1169 2.816109 2.6155141 MTBV 236 .0782 62.9311 3.963122 8.4089004 FS 236 .0026 91.8315 7.083504 14.9351001 FD 236 .5597 10.9703 3.160175 1.4443371

Valid N (listwise) 236

Sumber : Data diolah, 2018

Berdasarkan tabel 1 terdapat rentang yang tidak begitu jauh antara niai

minimum yaitu 0,709 (PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk) dan

maksimum 7,1287 (PT Jembo Cable Company Tbk) dari variabel Debt to Equity

Ratio. Rentang yang tidak begitu jauh ini dikarenakan tidak terlalu banyak

perusahaan yang menjadikan hutang sebagai sumber utama pendanaannya dalam

menjalankan usaha. Rata-rata untuk variabel ini adalah 0,890467 dan tingkat

variasi yang ditunjukkan dalam kolom standar deviasi yaitu 0,9186990

mengartikan bahwa tidak terlalu tinggi variasi perusahaan yang mengutamakan

hutang untuk menjalankan usahanya.

Likuiditas yang diproksikan dengan CR (Current Ratio) memiliki nilai

minimum 0,2241 (PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk) dan maksimum 20,1169

(PT Star Petrochem Tbk dan Entitas Anak). Nilai rata-rata yaitu 2,816109 dan

nilai standar deviasinya adalah 2,6155141 yang artinya variasi perusahaan dalam

memenuhi hutang jangka pendek atau jatuh temponya pun masih rendah.

Market to book value memiliki nilai minimum 0,0782 (PT Nusantara Inti

Corpora Tbk) dan nilai maksimum 62,9311 (PT Unilever Indonesia Tbk). Rata-

rata untuk variabel ini adalah 3,963122 dan tingkat variasi untuk market to book

value cukup bervariasi dengan nilai standar deviasi 8,4089004.

Firm size memiliki nilai minimum 0,0026 (PT Argha Karya Prima

Industry Tbk dan Entitas Anak) dan nilai maksimum 91,8315 (PT Indofood Tbk)

yang mengindifikasi banyak perusahaan yang memiliki kondisi perusahaan yang

baik dengan asetnya. Nilai rata-rata sebesar 7,083504 Dan nilai standar deviasinya

adalah 14,9351001.

Financial Distress memiliki nilai minimum 0,5597 (PT Nusantara Inti

Corpora Tbk) dan nilai maksimum 10,9703 (PT Budi Acid Jaya Tbk dan Entitas

Anak). Memiliki nilai rata-rata sebesar 3.160175 dan nilai standar deviasi sebasar

1.4443371.

Tabel 2

Frekuensi Variabel Dependen

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak melakukan hedging 209 88.6 88.6 88.6

Melakukan hedging 27 11.4 11.4 100.0

Total 236 100.0 100.0

Page 10: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

10

Sumber : Data diolah, 2018

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 236 data observasi

penelitian, terdapat 27 perusahaan yang melakukan Hedging atau 11,4% dan

sisanya 209 perusahaan tidak melakukan Hedging atau sebesar 88,6%.

Tabel 3

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 9.953 8 .268

Sumber : Data diolah, 2018

Uji kelayakan model regresi,pengujian yang menggunakan Homer and

Lemeshow Test, dimana dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai sig

lebih dari 0,05 maka tidak ada perbedaan yang nyata antara klafikasi yang

diprediksi dan yang diamati. Dan berdasrakan tabel 3, nilai sig adalah 0,268 itu

artinya tidak ada perubahan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dan yang

diamati dan berarti model dalam penelitian ini dapat dikatakan layak

Tabel 4

Block 0 : Beginning Block Iteration History

a,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

Step 0

1 174.769 -1.542

2 168.008 -1.968

3 167.858 -2.044

4 167.858 -2.046

5 167.858 -2.046

Sumber : Data diolah, 2018

Tabel 5 Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant DER LQ MTBV FS FD

Step 1

1 150.378 -2.695 .323 .002 .039 .014 .193

2 135.408 -4.074 .520 .012 .050 .024 .339

3 134.108 -4.668 .604 .025 .054 .029 .402

4 134.088 -4.755 .617 .028 .054 .030 .410

5 134.088 -4.757 .617 .028 .054 .030 .411

6 134.088 -4.757 .617 .028 .054 .030 .411

Sumber : Data diolah, 2018

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah model yang digunakan telah fit

dengan data atau belum. Dalam pengujian ini yang haru diperhatikan adalah

angka pada bagia -2 Log likelihood. Apabila angka -2 Log likelihood pada awal

(tabel Iteration History Block Number = 0) lebih tinggi daripada angka -2 Log

Likelihood pada Iteration History Block Number = 1 maka hal ini menunjukkan

bahwa model regresi tersebut baik atau fit dengan data. Dan dari tabel 4 dan tabel

Page 11: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

11

5 yang merupakan hasil dari pengujian penelitian ini didapatkan bahwa nilai -2

Log likelihood awal (174.769) lebih tinggi dari nilai pada Iteration History Block

Number = 1 (150.378) yang artinya model yang dihipotesiskan cocok dengan

data.

Tabel 6 Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 134.088a .133 .262

Sumber : Data diolah, 2018

Nilai Nagelkerke R Square pada tabel 6 Model Summary menjelaskan

tentang hubungan variabel independen terhadap dependen. Dari tabel tersebut

didapatkan angka 0,262 yang berarti variasi variabel independen (DER, LQ,

MTBV, FS, FD) mampu mengartikan ragam dari variabel dependen (HEDG)

sebesar 26,2% sedangkan sisanya diartikan oleh variabel lain yang tidak masuk

dalam model regresi.

Tabel 7 Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

DER .617 .221 7.833 1 .005 1.854 1.203 2.856

LQ .028 .101 .075 1 .784 1.028 .843 1.253

MTBV .054 .024 5.237 1 .022 1.056 1.008 1.106

FS .030 .011 7.235 1 .007 1.031 1.008 1.053

FD .411 .177 5.372 1 .020 1.508 1.065 2.134

Constant -4.757 .749 40.324 1 .000 .009 Sumber: Data diolah 2018

Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah :

HEDG = -4,757 + 0,617DER + 0,028LQ + 0,054MTBV + 0,030FS + 0,411FD

Uji Parsial

Pengujian ini dilakukan untuk melakukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen terhadap variabel dependen dengan memperhatikan nilai

pada tabel Variabel in the Equation, apabila nilai sig kurang dari (<) 0,05 maka

koefisien regresi signifikan.

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah diduga Debt to Equity Ratio

berpengaruh terhadap Keputusan Hedging. Dan hasil pengujian menunjukkan

bahwa nilai koefisien regresi variabel ini adalah 0,617 dan hasil signifikansi

adalah 0,005 yang mana nilai pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat

diketahui bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Keputusan Hedging

atau dengan kata lain H1 diterima.

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah diduga Likuiditas berpengaruh

terhadap Keputusan Hedging. Dan hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai

koefisien regresi variabel ini adalah 0,028 dan hasil signifikansi adalah 0,784 yang

mana nilai pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat diketahui bahwa

Page 12: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

12

Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Keputusan Hedging atau dengan kata lain

H2 ditolak.

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah diduga Market to Book Value

berpengaruh terhadap Keputusan Hedging. Dan hasil pengujian menunjukkan

bahwa nilai koefisien regresi variabel ini adalah 0,054 dan hasil signifikansi

adalah 0,022 yang mana nilai pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat

diketahui bahwa Market to Book Value berpengaruh terhadap Keputusan Hedging

atau dengan kata lain H3 diterima.

Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah diduga Firm Size

berpengaruh terhadap Keputusan Hedging. Dan hasil pengujian menunjukkan

bahwa nilai koefisien regresi variabel ini adalah 0,000 dan hasil signifikansi

adalah 0,007 yang mana nilai pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat

diketahui bahwa Firm Size berpengaruh terhadap Keputusan Hedging atau dengan

kata lain H4 diterima.

Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah diduga Financial Distress

berpengaruh terhadap Keputusan Hedging. Dan hasil pengujian menunjukkan

bahwa nilai koefisien regresi variabel ini adalah 0,411 dan hasil signifikansi

adalah 0,020 yang mana nilai pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat

diketahui bahwa Financial Distress berpengaruh terhadap Keputusan Hedging

atau dengan kata lain H5 diterima.

Tabel 8 Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 1

Step 33.770 5 .000

Block 33.770 5 .000

Model 33.770 5 .000

Sumber : data diolah, 2018

Dari Pengujian Regresi logistic dengan melihat tabel 8 diketahui nilai Chi-

Square sebesar 33,770 dengan degree of freedom adalah 5. Adapun tingkat

signifikan sebesar 0,000 yang mana lebih kecil dari signifikan 0,05. Sehingga

hasil uji Omnimbus Test of Model Coefficients dapat disimpulkan bahwa dengan

signifikan 5% variabel Debt to Equity Ratio, likuiditas, market to book value, firm

size, dan financial distress secara bersama-sama berpengaruh terhadap Hedging.

Dengan demikian H6 diterima.

Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Keputusan Hedging

Dalam penelitian ini Debt to Equity Ratio merupakan proksi dari Leverage

yang mana dihitung dengan cara membandingkan jumlah hutang dan modal dari

suatu perusahaan. Dan dalam penelitian ini hasil dari variabel Debt to Equity

Ratio adalah nilai signifikansinya 0,005 < 0,05 (lebih rendah dari 0,05) atau

berpengaruh signifikan, yang mana artinya sama dengan semakin maningkatnya

hutang trutama hutang terhadap perusahaan asing atau dengan mata uang asing lebih memilih untuk meminimalisir risiko keuangan yang akan terjadi dengan

melakukan lindung nilai atau Hedging.

Page 13: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

13

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nuzul dan Lautania (2015) yang

mendapatkan hasil bahwa Leverage berpengaruh terhadap keputusan hedging.

nuzul dan lautania mengatakan tingginya leverage perusahaan akan diikuti oleh

tindakan manajemen perusahan untuk melakukan aktivitas hedging. Hal ini

dikarenakan probabilitas perusahaan menuju kesulitan keuangan dapat dihindari

melalui hedging, karena hedging dapat melindungi variabilitas aliran masa depan

arus kas perusahaan dari resiko pasar.

Pengaruh Likuiditas terhadap Keputusan Hedging

Likuiditas dalam penelitian ini diproksikan sebagai current ratio dimana

untuk mendapatkan hasil perhitungannya harus membandingkan antara total aset

lancer dan utang lancer. Dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa likuiditas

tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging yang dibuktikan dengan nilai sig

hasil pengujian ini adalah 0,784 yang artinya lebih dari 0,05. Semakin likuid suatu

perusahaan semakin perusahaan tidak memerlukan kebijakan hedging. karena

perusahaan memiliki dana yang cukup untuk menghadapi risiko-risiko yang

mungkin terjadi sehingga tidak membutuhkan hedging. Hal ini sesuai dengan

penelitian Dewi dan Purwanti (2016) yang mendapatkan hasil bahwa likuiditas

tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging.

Pengaruh Market to BookValue terhadap Keputusan Hedging

Dalam penelitian ini market to book value merupakan proksi dari growth

opportunity atau kesempatan bertumbuh suatu perusahaan. Variabel ini dihitung

dengan cara membandingkan harga pasar perlembar saham dan harga buku

perlembar saham. Pengujian untuk hipotesis untuk variabel ini menunjukkan

bahwa market to book value berpengaruh terhadap keputusan hedging. hasil dari

pengujian ini, nilai sig untuk market to book value adalah 0,022 < 0,05 sehingga

menyatakan variabel ini berpengaruh terhadap keputusan hedging.

semakin tinggi market to book value dapat menunjukkan peluang suatu

perusahaan untuk maju juga tinggi, sehingga membutuhkan tambahan modal dari

pihak luar atau eksternal untuk membiayai kegiatan operasional yang akan

dilakukan perusahaan. Ketika memperoleh dana dari luar negeri maka akan

menghadapi risiko fluktuasi nilai tukar. Ketika mata uang local terdepresiasi maka

perusahaan akan mengalami kerugian, sehingga untuk menimalisir risiko tersebut

perusahaan akan membutuhkan hedging. Hal ini sesuai dengan penelitian Saragih

dan Musdholifah (2017) mengatakan bahwa market to book value berpengaruh

terhadap keputusan hedging.

Pengaruh Firm Size terhadap Keputusan Hedging

Dalam penelitian ini Firm size merupakan Ukuran perusahaan dipakai

sebagai salah sat indikator mengenai seberapa besar perusahaan itu telah

berkembang. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa firm size berpengaruh

terhadap keputusan hedging. hasil pengujian ini, nilai sig untuk firm size adalah

0,007 < 0,05 sehingga variabel ini menunjukkan variabel firm size berpengaruh

terhadap keputusan hedging. perusahaan yang lebih besar ukurannya akan

memiliki aktivitas operasional yang lebih berisiko karena adanya kemungkinan

Page 14: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

14

besar untuk bertransaksi secara luas hingga dapat bertransaksi ke berbagai Negara.

Ketika perusahaan dengan ukuran besar beroperasi melintasi berbagai Negara

akan melibatkan beberapa mata uang yang berbeda, dan dalam kegiatannya

terdapat eksposur transaksi (hutang dan piutang dalam mata uang asing) sehingga

terdapat risiko fluktuasi nilai tukar mata uang. Untuk iu perusahaan yang lebih

besar akan lebih banyak melakukan hedging dalam rangka melindungi perusahaan

dari fluktuasi nilai tukar mata uang. Hal ini sesuai dengan penelitian Fay Guniarti

(2014) yang mengatakan bahwa firm size berpengaruh terhadap keputusan

hedging.

Pengaruh Financial Distress terhadap Keputusan Hedging

Dalam penelitian ini Financial distress meruakan salah satu alat pengukur

kebangkrutan perusahaan. Cara pengukurannya adalah dengan menggunakan Z

Score yang dikemukakan oleh Edward I. Altman. Dalam pengujian ini hasil nilai

sig untuk financial distress adalah 0,020 yang artinya lebih kecil dari 0,05

sehingga variabel ini menyatakan financial distress berpengaruh terhadap

keputusan hedging. Semakin tinggi Financial Distress maka semakin mendorong

pihak manajemen perusahaan untuk melakukan Hedging, Perusahaan yang sehat

akan memiliki eksposur transaksi dan akan memiliki hutang dalam denominasi

mata uang asing sehingga memiliki risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing.

Sebuah perusahaan yang mempunyai risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing

akan mendorong pihak manajemen untuk melindungi perusahaan tersebut dari

berbagai risiko termasuk risiko pasar dengan melakukan aktivitas hedging. hal ini

sesuai dengan Aslikan dan Rokhmi (2017) yang menyatakan bahwa financial

distress berpengaruh terhadap keputusan hedging.

KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia selama tahun 2013-2016 dan bertujuan untuk melihat apakah Debt

to Equity Ratio, likuiditas, market to book value, firm size, dan financial distress

suatu perusahaan berpengaruh terhadap keputusan hedging perusahaan tersebut.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 138 perusahaan dan perusahaan yang

menjadi sampel 59 sehingga data observasi dalam penelitian ini sebanyak 236

data. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan untuk mendapatkan

data yang diperlukan dala penelitian ini.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, adapun kesimpulan peneitian ini

adalah, Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Keputusan Hedging pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016,

Likuidtas tidak berpengaruh terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016, Market to

Book Value berpengaruh terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016, Firm Size

berpengaruh terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016, Financial Distress berpengaruh terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016, Dan Debt to Equity Ratio,

Page 15: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

15

Likuiditas, Market to Book Value, Firm Size, dan Financial Distress secara

simultan berpengaruh terhadap keputusan hedging pada perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.

Dan peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya adalah, peneliti dapat

menambahkan variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap keputusan

hedging misalnya variabel Cash Flow Volatility, karena variasi dari variabel

independen hanya sanggup mengartikan ragam variabel dependen sebesar 26,2%.

DAFTAR PUSTAKA

Aslikan, Indra Dan Siti Rokhmi. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi

keptusan Hedging pada perusahaan manufaktur.Jurnal Ilmu dan Riset

Manajemen, Vol.6.

Baker, Lembke, King, Jeffrey, Jusuf, Veronica NPS, Wulandari, dan Martani.

2014. Akuntansi Keuangan Lanjutan Perspektif Indonesia. Jakarta. Salemba

Empat.

Baroroh, Ali. Analisis Multivariat dan Time Series dengan SPSS 21. Jakarta.

Kompas Gramedia.

Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id

Dewi, Ni Komang Reni Utami dan Ni Ketut Purnawati. 2016. Pengaruh Market

To Book Value dan Likuiditas Terhadap Keputusan Hedging pada

Perusahaan Manufaktur di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5.

Fahmi, Irham.2015. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alvabeta, CV.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21.

Semarang : Universitas Diponegoro.

Guniarti, Fay. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Hedgingdengan

Instrumen Derivatif Valuta Asing. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 5.

Hery.2016. Analisis Laporan Keuangan: Integrated and Comprehensive Edition.

Jakarta: PT. Grasindo

Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Pernyataan Standar Akuntansi Keungan (PSAK)

No 55 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran.

Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia.

Irawan, Bahrain Pasha.2014. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas

Instrumen Derivatif Valuta Asing sebagai Pengambilan Keputusan Hedging

Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode

2009-2012. Universitas Diponegore

Jiwandhana, RM Satwika Putra dan Nyoman Triaryati. 2016. Pengaruh Leverage

dan Profitabilitas terhadap Keputusan hedging Peruahaan manufaktur

Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5.

Page 16: Debt to Equity Ratio, Market to Book value, Firm Size, dan ...repository.umrah.ac.id/1460/1/Shinta Astaria Simanjuntak-140462201088... · Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga

16

Kasmir. 2015. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 1. Jakarta : Raja Grafindo

persada.

Kurniawati, Dwi Dosi, dkk. 2018. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan

Lindung Nilai pada Perusahaan Manukfaktur di BEI. Universitas Islam

Malang.

Nuzul, Hafiz dan Maya Febrianty Lautania. 2015. Pengaruh Leverage, Financial

Distress, dan Growth Opportunity terhadap Aktivitas Hedging pada

Perusahaan NonKeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Purnomo, Serfiyani, dan Hariyani. 2013. Buku pintar Pasar Uang dan Pasar

Valas. Jakarta: Gramedia pustaka pertama.

Putro, Septama Hardanto. 2012. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan

Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging. Diponegoro

Business Review.

Santoso, Singgih. 2015. Menguasai Statistik Multivariat Konsep Dasar dan

Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Saragih, Friska dan Musdholifah. 2017. Pengaruh Growth Opportunity, Firm Size,

dan Liquidity terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan Perbankan

Indonesia.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Edisi 9.

Bandung : Mitra Wacana Media. Alfabeta.

Wiyono, Gendro dan Hadri Kusuma.2017 Manajemen Keuangan lanjutan.

Yokyakarta: USP STIM YKPN


Recommended