+ All Categories
Home > Documents > Diagnosis,TerapiFraktur Mandibula

Diagnosis,TerapiFraktur Mandibula

Date post: 13-Oct-2015
Category:
Upload: linidesfika
View: 11 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
9
 1 Diagnosis Fraktur Mandibula Didalam penegakan diagnosis fraktur mandibula meliputi anamnesa, apabila merupakan kasus trauma harus diketahui mengenai mekanisme traumanya (mode of injury), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.. Pada kasus trauma, pemeriksaan penderita dengan kecurigaan fraktur mandibula harus mengikuti kaidah ATLS, dimana terdiri dari pemeriksaan awal (primar survey) yang meliputi pemeriksan airway, breathing, circulation dan disability. Pada penderita trauma dengan fraktur mandibula harus diperhatikan adanya kemungkinan obstruksi jalan nafas yang bisa diakibatkan karena fraktur mandibula itu sendiri ataupun akibat perdarahan intraoral yang menyebabkan aspirasi darah dan clot. Setelah dilakukan  primary survey dan kondisi penderita stabil, dilanjutkan dengan dengan pemeriksaan lanjutan secondary survey yaitu pemeriksaan menyeluruh dari ujung rambut sampai kepala. 1. anamnesa ; meliputi ada tidaknya alergi, medikamentosa, penyakit sebelumnya, last meal dan events/enviroment  sehubungan dengan injurinya. 2. Pemeriksaan fisik ; dari inspeksi dilihat ada tidaknya deformitas, luka terbuka dan evaluasi susunan / konfigurasi gigi saat menutup dan membuka mulut, menilai ada/tidaknya maloklusi. Dilihat juga ada/tidaknya gigi yang hilang atau fraktur. Pada palpasi dievaluasi daerah TMJ dengan jari pada daerah TMJ dan penderita disuruh buka-tutup mulut, menilai ada tidaknya nyeri, deformitas atau dislokasi. Untuk memeriksa apakah ada fraktur mandibula dengan palpasi dilakukan evaluasi  false movement  dengan kedua ibujari di intraoral, korpus mandibula kanan dan kiri dipegang kemudian digerakkan keatas dan kebawah secara berlawanan sambil diperhatikan disela gigi dan gusi yang dicurigai ada frakturnya. Bila ada pergerakan yang tidak sinkron antara kanan dan kiri maka  false movement  +, apalagi dijumpai perdarahan disela gusi.
Transcript
  • 5/24/2018 Diagnosis,TerapiFraktur Mandibula

    1/9

    1

    Diagnosis Fraktur Mandibula

    Didalam penegakan diagnosis fraktur mandibula meliputi anamnesa, apabila

    merupakan kasus trauma harus diketahui mengenai mekanisme traumanya (mode of

    injury), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang..

    Pada kasus trauma, pemeriksaan penderita dengan kecurigaan fraktur

    mandibula harus mengikuti kaidah ATLS, dimana terdiri dari pemeriksaan awal

    (primar survey) yang meliputi pemeriksan airway, breathing, circulation dan

    disability. Pada penderita trauma dengan fraktur mandibula harus diperhatikan adanya

    kemungkinan obstruksi jalan nafas yang bisa diakibatkan karena fraktur mandibula itu

    sendiri ataupun akibat perdarahan intraoral yang menyebabkan aspirasi darah dan

    clot.

    Setelah dilakukan primary survey dan kondisi penderita stabil, dilanjutkan

    dengan dengan pemeriksaan lanjutansecondary surveyyaitu pemeriksaan menyeluruh

    dari ujung rambut sampai kepala.

    1. anamnesa ;meliputi ada tidaknya alergi, medikamentosa, penyakit sebelumnya, last meal

    dan events/enviromentsehubungan dengan injurinya.

    2. Pemeriksaan fisik ; dari inspeksi dilihat ada tidaknya deformitas, luka terbukadan evaluasi susunan / konfigurasi gigi saat menutup dan membuka mulut,

    menilai ada/tidaknya maloklusi. Dilihat juga ada/tidaknya gigi yang hilang

    atau fraktur. Pada palpasi dievaluasi daerah TMJ dengan jari pada daerah TMJ

    dan penderita disuruh buka-tutup mulut, menilai ada tidaknya nyeri,

    deformitas atau dislokasi. Untuk memeriksa apakah ada fraktur mandibula

    dengan palpasi dilakukan evaluasi false movement dengan kedua ibujari di

    intraoral, korpus mandibula kanan dan kiri dipegang kemudian digerakkan

    keatas dan kebawah secara berlawanan sambil diperhatikan disela gigi dan

    gusi yang dicurigai ada frakturnya. Bila ada pergerakan yang tidak sinkron

    antara kanan dan kiri maka false movement +, apalagi dijumpai perdarahan

    disela gusi.

  • 5/24/2018 Diagnosis,TerapiFraktur Mandibula

    2/9

    2

    3. pemeriksaan penunjang ; pada fraktur mandibula dapat dilakukan pemeriksaanpenunjang foto Rontgen untuk mengetahui pola fraktur yang terjadi. Setiap

    pemeriksaan radiologis diharapkan menghasilkan kualitas gambar yang

    meliputi area yang dicermati yaitu daerah patologis berikut daerah normal

    sekitarnya. Gambar yang dihasilkan seminimal mungkin mengalami distorsi,

    hal ini bisa dicapai dengan proyeksi yang dekat (film dan sumber x-ray

    sedekat mungkin dengan obyek) dan densitas serta kontras gambar foto

    optimal (diatur dari mA dan kVp serta waktu penyinaran dan proses

    pencuciannya).

    Dari gambaran radiologis adanya fraktur mandibula dapat dilihat sebagai

    berikut :

    a. tulang alveolar- gambaran garis radiolusen pada alveolus, uncorticated

    - garis fraktur kebanyakan horizontal

    - letak segmen gigi yang tidak pada tempatnya

    - ligamen periodontal yang melebar

    - bisa didapatkan gambaran fraktur akar gigi

    b. corpus mandibula- terlihat celah radiolusen bila arah sinar x-ray sejajar garis fraktur

    Gb 2.12 pemeriksaan fraktur mandibula(6)

  • 5/24/2018 Diagnosis,TerapiFraktur Mandibula

    3/9

    3

    - gambaran tersebut diatas bisa kurang jelas bila garis x-ray tidak

    sejajar garis fraktur

    -step defect

    - biasanya terdapat fraktur pada caput condylus lateral

    c. condylus mandibula- caput condylus biasanya shared off

    -step defect

    - overlap dari garis trabecular, tampak berupa gambaran garis

    radioopaque

    - deviasi mandibula pada sisi yang fraktur (18)

    Beberapa tehnik Roentgen dapat digunakan untuk melihat adanya fraktur mandibula

    antara lain ;

    - foto skull AP/Lateral

    - foto Eisler ; foto ini dibuat untuk pencitraan mandibula bagian ramus dan korpus,

    dibuat sisi kanan atau sisi kiri sesuai kebutuhan.

    - Townes view; dibuat untuk melihat proyeksi tulang maksila, zigoma dan mandibula

    Gb. 2.13 gambaran radiologis fr mandibula dan alveolaris(18)

  • 5/24/2018 Diagnosis,TerapiFraktur Mandibula

    4/9

    4

    - reverse Townes view ; dilakukan untuk melihat adanya fraktur neck condilus

    mandibula terutama yang displaced ke medial dan bias juga melihat dinding lateral

    maksila

    - Panoramic ; disebut juga pantomografi atau rotational radiography dibuat untuk

    mengetahui kondisi mandibula mulai dari kondilus kanan sampai kondilus kiri beserta

    posisi geliginya termasuk oklusi terhadap gigi maksila. Dibuat film didepan mulut

    pada alat yang rotasi dari pipi kanan ke pipi kiri, sinar-x juga berlawanan arah rotasi

    dari arah tengkuk sehingga tercapai proyeksi dari kondulus kanan sampai kondilus

    kiri.

    Keuntungan panoramic adalah ; cakupan anatomis yang luas, dosis radiasi rendah,

    pemeriksaan cukup nyaman, bisa dilakukan pada penderita trismus,. Kerugiannya

    tidak bisa menunjukkan gambaran anatomis yang jelas daerah periapikal sebagaimana

    yang dihasilkan foto intra oral

    - Temporomandibular Joint ; pada penderita trauma langsung daerah dagu sering

    didapatkan kondisi pada dagu baik akan tetapi terjadi fraktur pada daerah kondilus

    mandibula sehingga penderita mengeluh nyeri pada daerah TMJ bila membuka mulut,

    trismus kadang sedikit maloklusi. Pada pembuatan foto TMJ yang standard biasanya

    di lakukan proyeksi lateral buka mulut (Parma) dan proyeksi lateral tutup mulut biasa

    (Schuller). Biasanya dibuat kedua sendi kanan dan kiri untuk perbandingan.

    - orbitocondylar view ; dilakukan untuk melihat TMJ pada saat buka mulut lebar,

    menunjukkan kondisi struktur dan kontur dari kaput kondilus tampak dari depan

    CT Scan

    Pemeriksaan ini pada kasus emergency masih belum merupakan pemeriksaan

    standart. Centre yang telah maju dalam penggunaan modalitas ini telah menggunakan

    CT Scan terutama untuk fraktur maksilofasial yang sangat kompleks. Pemeriksaan ini

    membirak banyak informasi mengenai cidera di bagian dalam.

    Penatalaksanaan Fraktur Mandibula

    Prinsip penanganan fraktur mandibula pada langkah awal bersifat kedaruratan

    seperti jalan nafas (airway), pernafasan (breathing), sirkulasi darah termasuk

    penanganan syok (circulaation), penanganan luka jaringan lunak dan imobilisasi

    sementara serta evaluasi terhadap kemungkinan cedera otak. Tahap kedua adalah

    penanganan fraktur secara definitif yaitu reduksi/reposisi fragmen fraktur (secara

  • 5/24/2018 Diagnosis,TerapiFraktur Mandibula

    5/9

    5

    tertutup (close reduction) dan secara terbuka (open reduction)), fiksasi fragmen

    fraktur dan imobilisasi, sehingga fragmen tulang yang telah dikembalikan tidak

    bergerak sampai fase penyambungan dan penyembuhan tulang selesai.

    1) Terapi medis

    Pasien dengan fraktur non-displaced atau minimal displace fraktur

    condilar dapat diobati dengan analgesik, diet lunak, dan observasi . Pasien dengan

    fraktur coronoideus sebaiknya diperlakukan sama. Selain itu, pasien-pasien ini

    mungkin memerlukan latihan mandibula untuk mencegah trismus. Jika fraktur

    mandibula membatasi gerak, terapi medis merupakan kontraindikasi.

    Teknik dari reduksi secara tertutup dan fiksasi dari fraktur mandibula

    memiliki berbagai variasi. Penempatan Ivy loop menggunakan kawat 24-gauge antara

    2 gigi yang stabil, dengan penggunaan kawat yang lebih kecil untuk memberikan

    fiksasi maxillomandibular (MMF) antara loop Ivy, telah berhasil. Arch bar dengan

    kabel 24dan 26-gauge yang fleksibel dan sering digunakan. Pada edentulous

    mandibula, gigi palsu dapat ditranfer ke rahang dengan kabel circummandibular.

    Gigi tiruan rahang atas dapat ditempelkan ke langit- langit. (Setiap

    screw dari maxillofacial set dapat digunakan sebagai lag screw.) Arch bar dapat

    ditempatkan dan intermaxillary fixation (IMF) dapat tercapai. Gunning Splints

    juga telah digunakan pada kasus ini karena memberikan fiksasi dan dapat

    diberikan asupan makanan. Pada kasus fraktur kominitif, rekonstruksi mandibula

    mungkin diperlukan untuk mengembalikan posisi anatomis dan fungsi.

    Luka pada dentoalveolar harus dievaluasi dan diobati bersamaan dengan

    pengobatan fraktur mandibula. Gigi di garis fraktur harus dievaluasi dan jika perlu

    diektraksi. Penggunaan antibiotik preoperatif dan postoperative dalam

    pengobatan fraktur mandibula dapat mengurangi resiko infeksi.

    Fraktur yang diobati dengan fiksasi maxillomandibular (MMF) selama 4

    minggu atau dengan reduksi terbuka (open reduction). Pada sebuah penelitian

    menemukan bahwa 13,7% dari gigi yang di extraksi pada garis fraktur mengalami

    komplikasi, sementara, 16,1% mengalami komplikasi dari gigi yang tetap pada

    garis fraktur. Hal ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

    antara jumlah komplikasi pada gigi di extraksi dan gigi di tahan pada garis fraktur.

    Beberapa literatur lain menyatakan pemberian antibiotik yang adekuat pada gigi non

    infeksius pada garis fraktur dapat dipertahankan. Setelah tinjauan literature, Shetty

    dan Freymiller 68 membuat rekomendasi berikut mengenai gigi di garis fraktur

  • 5/24/2018 Diagnosis,TerapiFraktur Mandibula

    6/9

    6

    mandibula:

    1) Gigi yang utuh dalam garis fraktur harus dibiarkan jika tidak

    menunjukkan bukti melonggar atau terjadi proses inflamasi.

    2) Gigi dengan akar retak harus dihilangkan.

    3) Lakukan ekstraksi primer ketika ada kerusakan period ontal luas.

    2) Terapi bedah

    Gunakan cara paling sederhana yang paling mungkin untuk mengurangi

    komplikasi dan menangani fraktur mandibula. Karena reduksi secara terbuka (open

    reduction) meningkatkan resiko morbiditas, reduksi secara tertutup digunakan

    pada kondisi kondisi sebagai berikut:

    fraktur non displace

    fraktur kommunitive yang sangat nyata.

    Edentulous fraktur (menggunakan prostesis mandibula)

    fraktur pada anak dalam masa pertumbuhan gigi.

    Fraktur coronoid dan fraktur condilar

    Indikasi untuk reduksi secara terbuka:

    Displace yang tidak baik pada angle, body, atau fraktur parasimfisis.

    fraktur multiple pada wajah.

    Fraktur Condylar Bilateral.

    Fraktur pada edentulous mandibula

  • 5/24/2018 Diagnosis,TerapiFraktur Mandibula

    7/9

    7

    Secara khusus penanganan fraktur mandibula dan tulang pada wajah

    (maksilofasial) mulai diperkenalkan olah Hipocrates (460-375 SM) dengan

    menggunakan panduan oklusi (hubungan yang ideal antara gigi bawah dan gigi-gigi

    rahang atas), sebagai dasar pemikiran dan diagnosis fraktur mandibula. Pada

    perkembangan selanjutnya oleh para klinisi menggunakan oklusi sebagai konsep

    dasar penanganan fraktur mandibula dan tulang wajah (maksilofasial) terutama dalam

    diagnostik dan penatalaksanaannya. Hal ini diikuti dengan perkembangan teknik

    fiksasi mulai dari penggunaan pengikat kepala (head bandages), pengikat rahang atas

    dan bawah dengan kawat (intermaxilari fixation), serta fiksasi dan imobilisasi

    fragmen fraktur dengan menggunakan plat tulang (plate and screw).

    Gambar imobilisasi fraktur mandibula secara interdental :

    1) Menggunakan kawat

    kawat dibuat seperti mata, kemudian mata tadi dipasang disekitar dua buah

    gigi atau geraham dirahang atas ataupun bawah. Rahang bawah yang patah difiksasi

    pada rahang atas melalui mata di kawat atas dan bawah, Jika perlu ikatan kawat ini

    dipasang di berbagai tempat untuk memperoleh fiksasi yang kuat.

    2) Imobilisasi fraktur mandibula dengan batang lengkung karet

    Menggunakan batang lengkung dan karet : batang lengkung dipasang pada

    gigi maxilla dan juga pada semua gigi mandibula yang patah. Mandibula ditambatkan

    seluruhnya pada maxilla dengan karet pada kait di batang lengkungan atas dan

    bawah

    Gambar. Imobilisasi fraktur melalui external fiksasi maksilamandibula

    Prosedur penanganan fraktur mandibula:

    1) Fraktur yang tidak ter-displace dapat ditangani dengan jalan reduksi tertutup

  • 5/24/2018 Diagnosis,TerapiFraktur Mandibula

    8/9

    8

    dan fiksasi intermaxilla. Namun pada prakteknya, reduksi terbuka lebih

    disukai paada kebanyakan fraktur.

    2) Fraktur dikembalikan ke posisi yang sebenarnya dengan jalan reduksi tertutup

    dan arch bar dipasang ke mandibula dan maxilla.

    3) Kawat dapat dipasang pada gigi di kedua sisi fraktur untuk menyatukan

    fraktur

    4) Fraktur yang hanya ditangani dengan jalan reduksi tertutup dipertahankan

    selama 4-6 minggu dalam posisi fraktur intermaxilla.

    5) Kepada pasien dapat tidak dilakukan fiksasi intermaxilla apabila dilakukan

    reduksi terbuka, kemudian dipasangkan plat and screw.

    Oleh sebab itu ilmu oklusi merupakan dasar yang penting bagi seorang

    Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial dalam penatalaksanan kasus patah rahang

    atau fraktur maksilofasial. Dengan prinsip ini diharapkan penyembuhan atau

    penyambungan fragmen fraktur dapat kembali ke hubungan awal yang normal dan

    telah beradaptasi dengan jaringan lunak termasuk otot dan pembuluh saraf disekitar

    rahang dan wajah.

    Tindak Lanjut Postaoperasi

    Berikan analgetik pada periode postoperasi. Serta berikan antibiotic spectrum

    luas pada pasien fraktur terbuka dan re evaluasi kebutuhan nutrisi8. pantau

    intermaxilla fixation (IMF) selama 4-6 minggu. Kencangkan kabel setiap 2 minggu.

    Setelah wire di buka, evaluasi dengan foto panoramix untuk memastikan

    fraktur telah union.

    Komplikasi

    Komplikasi setelah dilakukannya perbaikan pada fraktur mandibula umumnya

    jarang terjadi. Komplikasi yang paling umum terjadi pada fraktur mandibula adalah

    infeksi atau osteomyelitis, yang nantinya dapat menyebabkan berbagai kemungkinan

    komplikasi lainnya.

    Tulang mandibula merupakan daerah yang paling sering mengalami gangguan

    penyembuhan fraktur baik itu malunion ataupun non-union, hal ini akan memberi

    keluhan berupa rasa sakit dan tidak nyaman (discomfort) yang berkepanjangan pada

    sendi rahang (Temporo mandibular joint) oleh karena perubahan posisi dan

    ketidakstabilan antara sendi rahang kiri dan kanan. Hal ini tidak hanya berdampak

    pada sendi tetapi otot-otot pengunyahan dan otot sekitar wajah juga dapat

    memberikan respon nyeri (myofascial pain) Terlebih jika pasien mengkompensasikan

  • 5/24/2018 Diagnosis,TerapiFraktur Mandibula

    9/9

    9

    atau memaksakan mengunyah dalam hubungan oklusi yang tidak normal. Kondisi

    inilah yang banyak dikeluhkan oleh pasien patah rahang yang tidak dilakukan

    perbaikan atau penangnanan secara adekuat.

    Ada beberapa faktor risiko yang secara spesifik berhubungan dengan fraktur

    mandibula dan berpotensi untuk menimbulkan terjadinya malunion ataupun nonunion.

    Faktor risiko yang paling besar adalah infeksi, kemudian aposisi yang kurang

    baik, kurangnya imobilisasi segmen fraktur, adanya benda asing, tarikan otot yang

    tidak menguntungkan pada segmen fraktur. Malunion yang berat pada mandibula

    akan mengakibatkan asimetri wajah dan dapat juga disertai gangguan fungsi.

    Kelainan-kelainan ini dapat diperbaiki dengan melakukan perencanaan

    osteotomi secara tepat untuk merekonstruksi bentuk lengkung mandibula.


Recommended