Date post: | 23-Oct-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | sarkawi-jaya-harahap |
View: | 531 times |
Download: | 19 times |
LAPORAN PEMETAAN DIGITAL – RG091519
DIGITASI PETA RBI DAERAH TARAKAN BESERTA
DATA KONTUR, LONG-CROSS SECTION SERTA VOLUME ALFIN NUR FITRIYANI
3511 100 002
M. ALDILA SYARIZ
3511 100 003
SARKAWI JAYA HARAHAP
3511 100 004
JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014
2
LAPORAN PEMETAAN DIGITAL – RG091519
DIGITASI PETA RBI DAERAH TARAKAN BESERTA DATA
KONTUR , LONG-CROSS SECTION SERTA VOLUME ALFIN NUR FITRIYANI
3511 100 002
M. ALDILA SYARIZ
3511 100 003
SARKAWI JAYA HARAHAP
3511 100 004
JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar dan tanpa adanya
halangan yang berarti.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah Pemetaan Digital
semester Gasal Teknik Geomatika ITS ini, yakni bapak Agung Budi C. atas bimbingan dalam memberi
ilmu dan dalam menyelesaikan makalah ini.
Laporan ini disusun atas dasar pemenuhan tugas mata kuliah pemetaan digital semester Gasal
Teknik Geomatika ITS. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pembaca sekalian. Kami
memohon maaf apabila terdapat banyak penulisan dan teori dan analisa yang ada. Kami sangat
mengharap kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan pembuatan makalah sejenis di masa yang
akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Surabaya, 29 Desember 2013
Penulis
DIGITASI PETA RBI DAERAH PARAKAN BESERTA DATA KONTUR DAN LONG-CROSS SECTION
Nama Mahasiswa : 1. Alfin Nurfitriyani (3511 100 002)
2. M. Aldila Syariz (3511 100 003)
3. Sarkawi Jaya Harahap (3511 100 004)
Jurusan : Teknik Geomatika FTSP-ITS
Dosen Pembimbing : Agung Budi Cahyono, ST, MSc, DEA
ABSTRAK
Representasi bentuk bumi yang diwujudkan dalam bentuk peta dari tahun ketahun semakin
mengaami perkembangan, sementara pengertan peta sendiri ialah suatu gambaran permukaan
bumi yang ukuran dikecilkan menggunakan skala yang ditentukan dan diatur sedemikian rupa dan
kemudian digambarkan atau dituangkan pada suatu bidang yang datar. pada masa sekarang ini, peta
juga semakin canggih lagi yaitu menggunakan teknologi digital atau sering disebut dengan digital
map atau peta digital. peta digital atau digital map tersebut peta yang dibuat dengan menggunakan
media teknologi digital yaitu komputer. Dalam pengertian peta digital ini gambarannya sama halnya
seperti pengertian peta sebelumnya yaitu gambaran permukaan dari bumi. Namun hasil peta atau
data yang didapat yaitu berupa data digital yang dapat disimpan pada media penyimpanan seperti
flash disk, hardisk, disket, Compact Disk, DVD, atau media penyimpanan lainnya.pembuatan peta
digital tersebut menggunakan berbagai software salah satunya meggunakan CAD (Computer Aided
Design) secara langsung on screen digitizing sehingga hasil yang diperoleh dapat berupa peta kontur,
peta perpotongan melintang dan memanjang serta perhitugan volume.
KATA KUNCI: Peta Digital, CAD (Computer Aided Design), Digitasi, Perpotongan Melintang,
Perpotongan Memanjang , Perhitungan Volume.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………… i
Abstrak …………………………………………………………...…………………………. ii
Daftar Isi ………………………….………………………………………………………… iii
Daftar Gambar ...…………….…………………………………...…………………………. iv
Daftar Table ……...………………….……………………………………………………… v
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan ………………………………………………………………………. 1
1.3 Batasan Masalah ………………………………………………………….… 1
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Peta ………………………………………………………………………… 2
2.2Konversi Data Digital ……………...………………………………………………….…… 3
2.3 Transformasi Koordinat ………………………………………………………... 4
2.4 Raster dan Vektor ………………………………………………………….… 5
2.5 CAD
2.5.1 Pengenalan ……………………………………………………..…… 6
2.5.2 On Screen Digitasi ………………………………………………….… 6
2.5.3 Plotting dan Scalling …………………………………………………… 6
2.5.4 Kontur ……………………………………………………………....… 7
2.5.5 Volume ……………………………………………………………… 7
2.6 Cross dan Long Section ………………………………………………………… 8
2.7 Perhitungan Volume ……………………………………………………….… 10
Bab III Metodelogi
3.1 Alat dan Bahan …………………………………………………………...… 11
3.2 Diagram Alir dan Prinsip Kerja Alat ………………………………………….… 11
3.3 Pembagian Kerja Kelompok ……………………………………………….… 12
Bab IV Hasil dan Analisa
4.1 Hasil Praktikum …………………………………………………………..… 13
4.1.1 Digitasi Peta ……………………………………………..……….… 13
4.1.2 Cross dan Long Section …………………………………….……….. 14
4.1.3 Volume deng Suffer……………………………………………….… 19
4.1.4 Volume dengan Auto Land Dekstop 2009 …………………………… 24
4.2 Analisa Hasil Praktikum ………………………………………………………. 27
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan ……………………………………………...……………....... 29
5.2 Saran …………………………………………………………..…….......... 29
Daftar Pustaka …………………………………………………........................................ 30
Lampiran …………………………………………………………..………………......... 31
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Raster …………………………………………………………………….. 5
Gambar 2.2 Peta Vektor …………………………………...……………………………… 5
Gambar 2.3 Profil Memanjang Alat di Atas Titik …………………………………………….… 8
Gambar 2.4 Profil Melintang Alat di Atas Titik ………………………………………………… 9
Gambar 3.1 Diagram Alir Peta Digitasi RBI Parakan …………………………………………... 11
Gambar 4.1 Peta Digitasi Non-Kontur RBI Parakan ………………………………………… 13
Gambar 4.2 Peta Digitasi Kontur RBI Parakan ……………………………………………… 14
Gambar 4.3 jalur jalan Cross dan Long Section …………………………………………….… 14
Gambar 4.4 Peta Long Cross Section STA 0+000, STA 1+000, dan STA 2+000 …………….… 15
Gambar 4.5 Peta Long Cross Section STA 2+000, STA 3+000, dan STA 4+000 …………………… 15
Gambar 4.6 Peta Long Cross Section STA 4+000, STA 5+000, dan STA 6+000 ………………….… 16
Gambar 4.7 Peta Long Cross Section STA 6+000, STA 7+000, dan STA 8+000 ………………….… 16
Gambar 4.8 Peta Long Cross Section STA 8+000, STA 9+000, dan STA 10+000 ………………… 17
Gambar 4.9 Peta Long Cross Section STA 10+000, STA 11+000, dan STA 12+000 ……………… 17
Gambar 4.9 Peta Long Cross Section STA 10+000, STA 11+000, dan STA 12+000 ……………… 18
Gambar 4.11 Peta Long Cross Section STA 14+000 dan STA 15+000 …………………………… 18
Gambar 4.12 tampilan pada surfer menggunakan data Top ………………………………… 19
Gambar 4.12 Daerah yang akan dihiutng volumenya ………………………………………… 20
Gambar 4.13 Kontur pada data Top ……………………………………………………….… 25
Gambar 4.14 Kontur pada data Bottom ……………………………………………………… 25
Gambar 4.15 Identifikasi Volume ……………………………………………………………. 26
Gambar 4.16 Daerah yang akan dihiutng volumenya…………………………………………… 26
Gambar 4.17 Hasil Volume ………………………………………………………………….. 27
DAFTAR TABLE
Tabel 4.1 Titik Koordinat area volume ………………………………………………………. 19
abel 4.2 Hasil Volume ………………………………………………………………………. 27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang ilmu Geomatika dan Geodesi sangat erat hubungannya dengan data spasial.
Peta merupakan produk yang dihasilkan dalam bidang ilmu ini dan salah satu data spasial yang
dibutuhkan untuk mendapatkan informasi pada suatu wilayah/daerah.
Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dalam segala bidang mempengaruhi
pesatnya teknologi terutama dalam pembuatan peta. Pembuatan peta secara manual dirasa
kurang efisien dan efektif waktu. Oleh karena itu, saat ini masyarakat lebih prefer/cenderung
menggunakan peta digital. Selain itu, kelebihan peta digital daripada peta konvensional adalah
lebih praktis, menarik dalam segi tampilan, mudah diupdate, mudah disimpan, dan mendapat
informasi secara cepat. Pembuatan peta digital memerlukan software yang mendukung seperti
AutoCAD Map 3D 2013.
AutoCAD Map 3D 2013 merupakan software aplikasi terbaru yang dikembangkan dari
Autodesk untuk CADD dan analisis Sistem Informasi Geografis (SIG). Software ini berfungsi untuk
menganalisa data geospasial.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Mengaplikasikan software AutoCAD Map 3D 2013 dalam pembuatan peta digital.
2. Melakukan rubbersheet dan digitasi peta.
3. Menampilkan informasi yang ada dalam peta digital sesuai dengan standar peta.
1.3 Batasan masalah
Metode pembuatan peta digital ni menggunakan software autocad/ CAD dengan digitizing
on screening atau mendigit langsung elalui software tersebut dmana dengan metode terseut
pada akhirnya dapat dihasilkan peta long cross section, peta kontur serta perhitungan
volumenya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peta
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak di atas maupun
di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan proyeksi tertentu (secara
matematis). Karena dibatasi oleh skala dan proyeksi maka peta tidak akan pernah selengkap dan
sedetail aslinya (bumi), karena itu diperlukan penyederhanaan dan pemilihan unsur yang akan
ditampilkan pada peta.
Peta dalam SIG dapat digunakan baik sebagai input maupun sebagai output. Pemetaan
merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan kerja (pengumpulan data,
pengolahan data, penyajian data), serta melibatkan beberapa disiplin ilmu (surveying,
fotogrametri, pengindraan jauh, kartografi) yang satu sama lain berkaitan.
Peta merupakan penyajian grafis dari sebagian atau seluruh permukaan bumi pada suatu
bidang datar dengan menggunakan suatu skala dan sistem proyeksi tertentu. Penyajian unsur-
unsur permukaan bumi pada suatu peta dilakukan dengan cara memilih, mengeneralisasi data
permukaan bumi, sesuai dengan maksud dan tujuan pembuatan peta tersebut. Peta menyajikan
sejumlah informasi mengenai permukaan bumi yang diharapkan dapat digunakan secara baik
oleh pengguna. Peta mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
Memperlihatkan posisi atau lokasi relatif dari suatu tempat
Memperlihatkan bentuk atau ukuran unsur yang terdapat di permukaan bumi
Memperlihatkan ukuran dalam pengertian jarak dan arah
Menghimpun serta menyeleksi data permukaan bumi
Persyaratan-persyaratan geometrik yang harus dipenuhi oleh peta yang ideal adalah :
1. Jarak antara titik-titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak aslinya di
permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta).
2. Luas suatu unsur yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan luas sebenarnya
(dengan memperhaikan faktor skala peta)
3. Sudut atau arah suatu garis yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai arah
sebenarnya seperti di permukaan bumi.
4. Bentuk suatu unsur yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan bentuk yang
sebenarnya.
Peta digital adalah representasi fenomena geografik yang disimpan untuk ditampilkan dan
dianalisis oleh komputer. Setiap objek pada peta digital disimpan sebagai sebuah atau
sekumpulan koordinat. Sebagai contoh, 10 objek berupa lokasi sebuah titik akan disimpan
sebagai sebuah koordinat, sedangkan objek berupa wilayah akan disimpan sebagai
sekumpulan koordinat. Beberapa kelebihan penggunaan peta digital dibandingkan dengan peta
analog (yang disimpan dalam bentuk kertas atau media cetakan lain), antara lain dalam hal :
1. Peta digital kualitasnya tetap. Tidak seperti kertas yang dapat terlipat, memuai atau sobek
ketika disimpan, peta digital dapat dikembalikan ke bentuk asalnya kapanpun tanpa ada
penurunan kualitas.
2. Peta digital mudah disimpan dan dipindahkan dari satu media penyimpanan yang satu ke
media penyimpanan yang lain. Peta analog yang disimpan dalam bentuk gulungan-gulungan
kertas misalnya, memerlukan ruangan yang lebih besar dibanding dengan jika peta tersebut
disimpan sebagai peta digital dalam sebuah CD-ROM atau DVD-ROM.
Peta digital lebih mudah diperbaharui. Penyuntingan untuk keperluan perubahan data atau
perubahan sistem koordinat misalnya, dapat lebih mudah dilakukan menggunakan perangkat
lunak tertentu. Peta digital, seperti juga peta analog, memiliki atribut-atribut peta seperti :
Skala
Pada peta digital, skala menggambarkan tingkat kedetilan objek ketika peta tersebut dibuat.
Sebagai contoh, pada peta skala 1:1.000 (1 cm di peta mewakili 1.000 cm atau 10 meter di
permukaan bumi), maka objek gedung atau bangunan akan terlihat dengan jelas, sedangkan
pada peta skala 1:100.000 (1 cm di peta mewakili 100.000 cm atau 1 km di permukaan
bumi), sebuah bangunan hanya akan terlihat sebagai sebuah titik.
Referensi geografik
Referensi geografik berupa parameter-parameter ellipsoida referensi dan datum. Salah satu
referensi yang umum digunakan (termasuk dalam 11 penentuan posisi menggunakan satelit
GPS) adalah WGS 84 (World Geodetic System), yang direvisi pada tahun 1984 dan akan
berlaku sampai tahun 2010.
Sistem proyeksi peta
Sistem proyeksi peta menentukan bagaimana objek-objek di permukaan bumi (yang
sebenarnya tidak datar) dipindahkan atau diproyeksikan pada permukaan peta yang berupa
bidang datar. Penggunaan sistem proyeksi peta yang berbeda untuk sebuah daerah yang
sama, akan memberikan kenampakan yang berbeda.
Proyeksi Peta
Pada dasarnya bentuk bumi tidak datar tapi mendekati bulat maka untuk menggambarkan
sebagian muka bumi untuk kepentingan pembuatan peta, perlu dilakukan langkah-langkah
agar bentuk yang mendekati bulat tersebut dapat didatarkan dan distorsinya dapat
terkontrol, untuk itu dilakukan proyeksi ke bidang datar. Penggunaan sistem proyeksi peta
yang berbeda untuk sebuah daerah yanga sama akan memberkan kenampakan yang bereda.
2.2 Konversi Data Digital
Perkembangan teknologi telah membawa dampak terhadap berbagai disiplin ilmu, termasuk
bidang pemetaan. Sebagai ilmu dan seni tentang pembuatan peta termasuk kajiannya sebagai
dokumen ilmiah maupun karya seni, perkembangan teknologi khususnya teknologi komputer
telah memacu perkembangan pemetaan yang kemudian memunculkan istilah pemetaan digital.
Secara sederhana, pemetaan digital dapat diartikan sebagai penggunaan teknologi komputer
dalam ilmu pemetaan (Robinson et all, 1995).
Teknologi komputer sangat membantu kartografer dalam melaksanakan tugasnya, seperti:
desain peta (map design), desain simbol (symbol design), isi peta (map content), tata letak peta
(map lay-out), dan generalisasi (generalization). Komputer memberikan suatu alternatif yang
bersifat mutakhir dalam metode pembuatan peta dibandingkan dengan metode manual dan
fotomekanikal. (Robinson et all, 1995).
Pembuatan peta dengan memanfaatkan teknologi komputer, dalam prakteknya, masih tetap
memanfaatkan peta-peta manual yang merupakan produk dari pemetaan “tradisional”. Melalui
proses yang bisa disebut sebagai proses digitalisasi, peta-peta manual (analog) dikonversi
menjadi layer-layer data digital yang menjadi “bahan” pembuatan peta digital.
Hasil dari proses digitalisasi, yaitu data digital, dapat disimpan dalam dua format yang
berbeda yaitu raster dan vector. Kedua format data digital tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangan, namun perkembangan teknologi telah memungkinkan konversi dari kedua format
dilakukan dalam waktu yang cepat sehingga perbedaan antara keduanya tidak perlu
dipermasalahkan.
Proses konversi data analog menjadi data digital, seiring dengan perkembangan perangkat
keras dan perangkat lunak komputer, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Secara garis besar
proses konversi dari data analog menjadi data digital dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu:
cara manual dan automatis. Cara manual (ada yang menyebut sebagai cara manual
konvensional) umumnya dilakukan dengan bantuan suatu interface yang biasa disebut digitizer.
Adanya alat yang disebut dengan scanner, memungkinkan cara manual dilakukan tanpa
menggunakan digitizer tapi dengan suatu teknik yang disebut digitasi on screen (disebut pula
head up digitizing technique). Scanner, dengan bantuan perangkat lunak tertentu, juga
memunculkan suatu teknik digitasi secara automatis (automated digitizing technique).
Teknik konversi data dari analog menjadi data digital seperti diuraikan di atas, masing-
masing tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang ada pada satu teknik dapat
digunakan untuk menutupi kekurangan pada teknik yang lain. Penguasaan terhadap teknik-
teknik tersebut akan memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi dalam proses konversi data
analog menjadi data digital dengan mempertimbangkan alat yang tersedia. Digitasi on screen
yang dilakukan dapat menggunakan software AutoCAD, ataupun melakukan digitasi automatis
dengan software R2V
2.3 Transformasi Koordinat
Transformasi koordinat adalah proses pemindahan suatu sistem koordinat ke sistem
koordinat lainnya. Koordinat harus mempunyai acuan posisi dan arah. Dalam praktikum ini
dibatasi pembahasan transformasi koordinat geografi ke koordinat UTM dan sebaliknya.
Koordinat geografi pada proyeksi UTM mempunyai referensi posisi acuan dan arah yang sama
yaitu titik pusat proyeksi untuk posisi dan arah utara grid di meridian pusat sebagai arah acuan.
Permasalahan yang timbul adalah :
Ada 3 macam metode transformasi koordinat, yakni :
Translasi memindahkan titik asal, atau menggeser sumbu
Skala
Rotasi memutar sumbu terhadap suatu sudut tertentu
2.4 Raster dan Vektor
Data raster adalah data spasial/keruangan permukaan bumi yang diperoleh dari citra
perekaman foto/radar satelit. Data raster nantinya akan berupa gambaran permukaan bumi
dalam bentuk warna kenampakan alam seperti hijau, kuning, biru dan lainnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 2.1 Peta Raster
Sumber : Google Earth
Data vektor adalah data yang berupa titik, garis dan area yang berbentuk polygon. Data
vektor ini dapat digunakan untuk keperluan peta administratif atau rancangan pembangunan
jalan dan lain sebagainya.
Gambar 2.2 Peta Vektor
1. Raster, merupakan format data dengan satuan pixel (resolusi/kerapatan) ditentukan
dalam satuan ppi (pixel per inch). Tipe format ini tidak bagus digunakan untuk
pembuatan peta digital, karena akan terjadi korupsi data ketika dilakukan pembesaran
atau pengecilan. Contoh format data raster : bitmap (seperti tiff, targa, bmp), jpeg, gif, dan
terbaru PNG.
2. Vektor, merupakan format data yang dinyatakan oleh satuan koordinat (titik dan
garis termasuk polygon) format ini yang dipakai untuk pembuatan peta digital atau
sketsa. Contoh format ini : dxf (autocad), fix (xfig), tgif (tgif), dan ps/eps (postscrift).
Perbedaan fungsi yang lain adalah data vektor lebih baik untuk penyajian data garis
sedangkan data raster lebih unggul untuk penyajian area. Karena data vektor disusun dari basis
garis maka penampilan batas atau kenampakan garis sangat baik pada model data ini.
2.5 CAD
2.5.1 Pengenalan
Computer Aided Design adalah suatu program komputer untuk menggambar suatu produk
atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis-garis
maupun simbol-simbol yang memiliki makna tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan
gambar 3 dimensi. Berawal dari menggantikan fungsi meja gambar kini perangkat lunak CAD
telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE (Computer Aided Engineering) dan
CAM (Computer Aided Manufacturing). Integrasi itu dimungkinkan karena perangkat lunak CAD
saat ini kebanyakan merupakan aplikasi gambar 3 dimensi atau biasa disebut solid modelling.
Solid model memungkinkan kita untuk memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita buat
secara realistik. Selain itu model mempunyai properti seperti masa, volume dan pusat gravitasi,
luas permukaan dan lain-lain.
2.5.2 On-Screen Digitizing di CAD
On-screen digitizing merupakan proses digitasi yang dilakukan di atas layar monitor dengan
bantuan mouse. On-screen digitizing dapat digunakan sebagai alternatif input data digital tanpa
menggunakan alat digitizer. Tiga unsur spasial (feature) yang dapat dibentuk melalui on-screen
digitizing ini antara lain point, line, dan polygon.
2.5.3 Plotting dan Scalling
Data yang telah diambil dilapangan selanjutnya diproses atau dihitung. Hasil hitungan
tersebut diplot menjadi peta dengan skala tertentu. Skala peta adalah perbandingan jarak yang
bersangkutan di permukaan bumi (jarak mendatar). Terdapat beberapa cara untuk menyatakan
skala peta, antara lain :
Menuliskan angka perbandingan. Misalnya 1:5000, hal ini mempunyai arti jika 1 cm di peta
akan sama dengan 5000 cm di lapangan. Tipe skala ini disebut skala numeris.
Menuliskan secara grafis. Suatu garis lurus dibagi ke dalam bagian-bagian yang sama,
misalnya tiap bagian panjangnya 1 cm. Pada setiap ujung bagian garis dituliskan angka jarak
yang sebenarnya. Tipe skala ini disebut skala grafis.
Hal lain yang perlu diperhatikan selain skala adalah detail yang diperlukan sehingga mampu
memberikan gambaran mengenai hubungan antara titik-titik yang penting, obyek-obyek yang
penting, seraya memberi gambaran mengenai kekhususan bagian bumi yang dilukiskan dalam
peta, antara lain :
Bentuk gambaran topografi darat (kontur darat),
Data geografi (toponimi)
Data kenampakan alam
Data topografi (kenampakan buatan)
Bangunan-bangunan
Langkah akhir adalah pemberian warna dan huruf untuk memperindah tampilan peta.
Warna pada peta dibedakan menjadi dua, yaitu warna aditip (merah, hijau, dan biru) dan warna
substraktip (sian, kuning, dan magenta). Sedangkan huruf pada peta juga diuraikan menjadi dua
yaitu ukuran dan bentuknya. Bentuk dan ukuran huruf pada umumnya menurut selera pembuat
peta, namun diharapkan adanya harmoni antara besarnya gambar dan huruf (baik tinggi
maupun ketebalannya). (Yuwono, 2009)
2.5.4 Kontur
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang elevasinya sama. Suatu
bidang datar yang memotong permukaan tanah diperlihatkan diatas peta sebagai garis kontur.
Secara alamiah, kita dapat membayangkan garis tepi dari sebuah danau sebagai satu garis
kontur. Interval kontur untuk garis-garis kontur adalah jarak vertikal yang tetap diantara dua
garis kontur yang berdekatan. Garis kontur pada peta dibuat menurut posisi horizontal
sebenarnya terhadap permukaan tanah. Peta topografi dengan garis-garis kontur
memperlihatkan kelandaian bagian topografi bukit, lembah, dan punggung dari garis-garis
tersebut menunjukkan elevasi bagian tersebut, (Wirshing, 1995).
Aturan-aturan dasar untuk menggambar garis kontur adalah sebagai berikut:
Garis kontur tidak pernah berakhir, bertemu, atau berpotongan, kecuali dalam kasus yang
tidak biasa dari suatu karang yang vertikal atau tergantung atau sebuah goa.
Garis-garis kontur harus berjarak sama, kecuali ada data yang menunjukkan sebaliknya.
Garis kontur dibuat sedemikian rupa sehingga permukaan tanah yang lebih tinggi dari garis
kontur tersebut terletak pada sisi yang sama dengan garis kontur tadi.
Karena bumi merupakan sebuah permukaan yang kontinu, semua kontur harus menutup
satu sama lainnya. Walaupun dapat terjadi di dalam daerah yang dipetakan, sering kali
penutupan tersebut terjadi diluar pandangan peta dan tidak tampak di peta.
Garis kontur harus tegak lurus terhadap jurusan kelandaian maksimum
Jarak antara garis kontur menyatakan kecuraman lereng. Jarak yang berdekatan
menunjukkan lereng yang curam. Jarak yang renggang menunjukkan kelandaian yang tidak
curam.
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan. Jadi juga
merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan. Pada suatu peta topografi
interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta,
jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval kontur semakin kecil.
Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval
kontur tertentu; misal setiap 10 m atau yang lainnya. Rumus untuk menentukan interval kontur
pada suatu peta topografi adalah:
2.5.5 Volume
Dalam pekerjaan pemetaan, material yang terdapat di alam berada dalam keadaan padat
dan terkonsolisdasi dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian yang kosong atau berisi udara
diantara butir-butirnya, terutama bila butir-butir tersebut sangat halus. Pada saat meterial
tersebut digali, maka akan terjadi pengembangan volume (swelling). Besarnya swelling tidak
sama untuk setiap jenis tanah, tergantung pada berat jenis tanah. Pengembangan volume
dinyatakan dengan swell factor yang dinyatakan dalam persen (%). Untuk itu, diperlukan
pemeriksaan keadaan lapangan (survey), untuk menghindari adanya swelling.
Dari hasil survey kita dapat menentukan beberapa kegiatan selanjutnya, diantaranya :
Metoda pelaksanaan pekerjaan yang dipilih.
Macam, jenis, tipe peralatan/alat-alat berat yang digunakan.
Jumlah alat-alat berat atau peralatan yang sesuai dengan volume dan bagan waktu
pelaksanaan pekerjaan.
Setelah kita mengetahui metoda pelaksaan pekerjaan dan peralatannya, dari beberapa
alternatif kita dapat memilih mana yang paling menguntungkan dan paling baik. Metoda
pelaksaan pekerjaan harus sudah meliputi hal-hal berikut :
Pembersihan Medan (Land Clearing)
Penguapan Medan (Stripping)
Galian Tanah
Timbunan Tanah dan Penebaran
Pemadatan Tanah
Perataan Tanah
2.6 Cross dan Long Section
Pengukuran profil dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tinggi rendahnya permukaan
tanah sepanjang jalur pengukuran, yaitu dengan mengukura ketinggian dari masing-masing titik.
Hasil pengukuran ini merupakan informasi untuk perencanaan jalan raya, jalan kereta api, irigasi
jalur pipa dan lain-lain, seperti dalam:
1. Menentukan gradien yang cocok untuk pekerjaan konstruksi.
2. Menghitung volume pekerjaan.
3. Menghitung volume galian dan timbunan yang perlu disiapkan.
Pengukuran profil dibagi menjadi dua pekerjaan yaitu profil memanjang (long section) dan
profil melintang (cross section) sedangkan pada tahap penggambaran, biasanya dilakukan
penggambaran situasi sepanjang jalur pengukuran memanjang maupun melintang dengan skala
yang berbeda agar kondisi tanah secara vertikal akan lebih jelas terlihat. (Nurjati, 2004 )
a. Profil Memanjang
Pelaksanaan pengukuran profil memanjang tidak jauh berbeda dengan sipat datar
memanjang, yaitu melalui jalur pengukuran yang nantinya merupakan titik ikat bagi sipat
datar profil melintangnya, sehingga mempunyai ketentuan sebagai berikut :
Pengukuran harus dilakukan sepanjang garis tenah (as) jalur pengukuran dan dilakukan
pengukuran pada setiap perubahan yang terdapat pada permukaan tanah.
Data ukuran jarak dengan pita ukur dan dicek dengan jarak optis.
Gambar 2.3 Profil Memanjang Alat di Atas Titik
1. Tempatkan alat sipat datar diatas patok (A).
2. Lakukan centering, sehingga alat tepat di atas titik A.
3. Gelembung nivo ketengahkan dengan 3 skrup klap.
4. Ukur tinggi alat diatas patok.
5. Bidik rambu pada titik 1 kemudian baca BA, BT dan BB.
6. Hitung d (jarak) dari alat ke rambu,
d = (BA-BB).100 (10)
7. Lakukan hal yang sama (v, vi, vii) pada setiap titik relief (ii, iii, dst) ini pada seksi AB,
untuk pengukuran pada seksi BC, maka alat isa dipindahkan pada titik B.
8. Lakukan urut-urutan dari nomor i s/d vii.
9. Hitungan :
H1 = HA+∆HA1 (11)
H2 = HA+∆HA2 (12)
Hn = HA+∆HAn (13) (Nurjati, 2004 )
b. Profil Melintang
Pelaksanaan pengukuran profil melintang dilakukan setelah pengukuran profil
memanjang, jarak antar potongan melintang dibuat sama, sedangkan pengukuran ke arah
samping kiri dan kanan as jalur memanjang lebarnya dapat ditentukan sesuai perencanaan
dengan pita ukur misalnya pada jalan raya, potongan melintang dibuat dari tepi yang satu ke
tepi yang lain. Arah potongan melintang tegak lurus dengan as, kecuali pada titik tikungan
(contoh pada titik B) maka potongan diusahakan membagi sudut tersebut sama besar atau
bila perlu dibuatkan 2 buah potongan melintang yang masing-masing tegak lurus pada arah
datang dan arah belokan selanjutnya.
Gambar 2.4 Profil Melintang Alat di Atas Titik
Cara Pengukuran :
1. Tempatkan alat di atas titik A.
2. Lakukan centering.
3. Gelembung nivo ketengahkan dengan 3 skrup klap.
4. Ukur tinggi alat diatas patok.
5. Bidik rambu diatas titik 1. Baca BA, BT dan BB.
6. Hitung jarak optis dari alat ke rambu 1,
d =(BA-BB).100 (14)
7. Lakukan hal yang sama (v,vi,vii) pada titik-titik 2, 3, 4 dan seterusnya sebagai titik-titik
relief.
8. Demikian juga point 1 s/d 8 dilakukan pada setiap potongan melintang. (Nurjati, 2004 )
2.7 Perhitungan Volume
Pekerjaan galian tanah banyak dilakukan dalam proses pelaksanaan pembangunan gedung
maupun infrastruktur seperti jalan raya, pelabuhan, bandar udara dan lainya. Perhitungan
volume tanah dengan menggunakan software autocad sangat diperlukan untuk mengetahui
berapa volume dari luasan dan bangunan tersebut.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
Peta RBI Parakan.
Scanner.
Software AutoCAD Land Dekstop 2009 dan AutoCAD Map 3D 2013.
Software
Printer.
3.2 Diagram Alir dan Prinsip Kerja Alat
Adapun diagram alir dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1 Diagram Alir Peta Digitasi RBI Parakan
3.3 Pembagian Kerja Kelompok
Adapun Pembagian Kerja Kelompok Praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Alfin Nurfitriyani (Digitasi Kontur Minor Peta RBI Parakan, Peta Long Cross Parakan, Data
DEM, dan pelaporan).
2. M. Aldila Syariz (Digitasi Kontur Mayor dan Non-Kontur, Peta Long Cross Parakan, Data DEM,
dan Pelaporan).
3. Sarkawi Jaya Harahap (Digitasi Kontur Minor dan Non-Kontur, Peta Long Cross Parakan, Data
DEM, dan Pelaporan).
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Hasil Praktikum
Adapun hasil praktikum ini adalah sebagai berikut.
4.1.1 Digitasi Peta
Gambar 4.1 Peta Digitasi Non-Kontur RBI Parakan
Gambar 4.2 Peta Digitasi Kontur RBI Parakan
4.1.2 Cross dan Long Section
Gambar 4.3 jalur jalan Cross dan Long Section
Gambar 4.4 Peta Long Cross Section STA 0+000, STA 1+000, dan STA 2+000
Gambar 4.5 Peta Long Cross Section STA 2+000, STA 3+000, dan STA 4+000
Gambar 4.6 Peta Long Cross Section STA 4+000, STA 5+000, dan STA 6+000
Gambar 4.7 Peta Long Cross Section STA 6+000, STA 7+000, dan STA 8+000
Gambar 4.8 Peta Long Cross Section STA 8+000, STA 9+000, dan STA 10+000
Gambar 4.9 Peta Long Cross Section STA 10+000, STA 11+000, dan STA 12+000
Gambar 4.10 Peta Long Cross Section STA 12+000, STA 13+000, dan STA 14+000
Gambar 4.11 Peta Long Cross Section STA 14+000 dan STA 15+000
4.1.3 Volume dengan Surfer
Gambar 4.12 tampilan pada surfer menggunakan data Top
Kemudian ditentukan 4 buah titik dengan digitasi pada daerah tersebut yang akan kita hitung
volumenya. Adapun koordinat titik dari wilayah tersebut adalah
X Y Z
356752.961 9919396.318 60.207
356757.199 9919286.131 59.943
356865.268 9919288.250 52.209
356854.673 9919394.199 50.598 Tabel 4.1 Titik Koordinat area volume
Hasil dari 4 titik koordinat berikut ditunjukkan pada gambar berikut
Gambar 4.12 Daerah yang akan dihiutng volumenya
a. Volume dengan tinggi bawah 30 m
Melalui perintah volume pada menu Grid kita akan mengisi batasan volume yang akan
dihitung. Dalam hal ini yang kita tentukan tinngi bawah adalah 30 dan atas adalah data
file, maka hasilnya adalah sebagai berikut.
———————————————— Grid Volume Computations ———————————————— Wed Jan 01 21:17:02 2014 Upper Surface Grid File Name: D:\Kuliah\Petal\modul surfer\titik pojok.grd Grid Size: 98 rows x 100 columns X Minimum: 356752.9612 X Maximum: 356865.2676 X Spacing: 1.1344080808081 Y Minimum: 9919286.13 Y Maximum: 9919396.319 Y Spacing: 1.1359690721579 Z Minimum: 50.411782421112 Z Maximum: 66.766155523364 Lower Surface Level Surface defined by Z = 30 Volumes
Z Scale Factor: 1 Total Volumes by: Trapezoidal Rule: 330161.50662438 Simpson's Rule: 330162.06939911 Simpson's 3/8 Rule: 330162.05600788 Cut & Fill Volumes Positive Volume [Cut]: 330161.66065396 Negative Volume [Fill]: 0 Net Volume [Cut-Fill]: 330161.66065396 Areas Planar Areas Positive Planar Area [Cut]: 12374.929909523 Negative Planar Area [Fill]: 0 Blanked Planar Area: 0 Total Planar Area: 12374.929909523 Surface Areas Positive Surface Area [Cut]: 12480.554790243 Negative Surface Area [Fill]: 0
b. Volume dengan tinggi bawah 50 m
Dengan perintah yang sama pada data seblumnya hasilnya adalah sebagai berikut.
———————————————— Grid Volume Computations ———————————————— Wed Jan 01 21:20:31 2014 Upper Surface Grid File Name: D:\Kuliah\Petal\modul surfer\titik pojok.grd Grid Size: 98 rows x 100 columns X Minimum: 356752.9612 X Maximum: 356865.2676 X Spacing: 1.1344080808081 Y Minimum: 9919286.13 Y Maximum: 9919396.319 Y Spacing: 1.1359690721579 Z Minimum: 50.411782421112 Z Maximum: 66.766155523364 Lower Surface Level Surface defined by Z = 50
Volumes Z Scale Factor: 1 Total Volumes by: Trapezoidal Rule: 82662.908433916 Simpson's Rule: 82663.471208649 Simpson's 3/8 Rule: 82663.45781742 Cut & Fill Volumes Positive Volume [Cut]: 82663.062463496 Negative Volume [Fill]: 0 Net Volume [Cut-Fill]: 82663.062463496 Areas Planar Areas Positive Planar Area [Cut]: 12374.929909523 Negative Planar Area [Fill]: 0 Blanked Planar Area: 0 Total Planar Area: 12374.929909523 Surface Areas Positive Surface Area [Cut]: 12480.554790243 Negative Surface Area [Fill]: 0
c. Volume dengan tinggi bawah 55 m
———————————————— Grid Volume Computations ———————————————— Wed Jan 01 21:22:19 2014 Upper Surface Grid File Name: D:\Kuliah\Petal\modul surfer\titik pojok.grd Grid Size: 98 rows x 100 columns X Minimum: 356752.9612 X Maximum: 356865.2676 X Spacing: 1.1344080808081 Y Minimum: 9919286.13 Y Maximum: 9919396.319 Y Spacing: 1.1359690721579 Z Minimum: 50.411782421112 Z Maximum: 66.766155523364 Lower Surface Level Surface defined by Z = 55
Volumes Z Scale Factor: 1 Total Volumes by: Trapezoidal Rule: 20788.2588863 Simpson's Rule: 20788.821661034 Simpson's 3/8 Rule: 20788.808269804 Cut & Fill Volumes Positive Volume [Cut]: 30755.559540791 Negative Volume [Fill]: 9967.1466249111 Net Volume [Cut-Fill]: 20788.41291588 Areas Planar Areas Positive Planar Area [Cut]: 7703.1365695943 Negative Planar Area [Fill]: 4671.7933399288 Blanked Planar Area: 0 Total Planar Area: 12374.929909523 Surface Areas Positive Surface Area [Cut]: 7787.86843659 Negative Surface Area [Fill]: 4692.6863536532
d. Volume dengan tinggi bawah 100 m
———————————————— Grid Volume Computations ———————————————— Wed Jan 01 21:18:45 2014 Upper Surface Grid File Name: D:\Kuliah\Petal\modul surfer\titik pojok.grd Grid Size: 98 rows x 100 columns X Minimum: 356752.9612 X Maximum: 356865.2676 X Spacing: 1.1344080808081 Y Minimum: 9919286.13 Y Maximum: 9919396.319 Y Spacing: 1.1359690721579 Z Minimum: 50.411782421112 Z Maximum: 66.766155523364
Lower Surface Level Surface defined by Z = 100 Volumes Z Scale Factor: 1 Total Volumes by: Trapezoidal Rule: -536083.58704224 Simpson's Rule: -536083.02426751 Simpson's 3/8 Rule: -536083.03765874 Cut & Fill Volumes Positive Volume [Cut]: 0 Negative Volume [Fill]: 536083.43301267 Net Volume [Cut-Fill]: -536083.43301267 Areas Planar Areas Positive Planar Area [Cut]: 0 Negative Planar Area [Fill]: 12374.929909523 Blanked Planar Area: 0 Total Planar Area: 12374.929909523 Surface Areas Positive Surface Area [Cut]: 0 Negative Surface Area [Fill]: 12480.554790243
4.1.4 Volume dengan Auto Land Dekstop 2009
Ada perbedaan data yang di import dibandingkan dengan software surfer. Dengan Auto
Land Dekstop 2009 data yang dimasukkan adalah data top dan data bottom. Data top
adalah data pada permukaan tanah, sedangkan data bottom adalah data perencanaan
yang akan dihitung volume fill dan cut-nya.
Melalui perintah impor pilih import point. Data pertama yang akan kita import adalah
data top. Setelah kita import data tersebut kemudian kita membuat kontur melaui menu
Terrain dengan cara membuat surface terlebih dahulu melaui perintah Terrain Mode
Ekspolre. Dengan cara yang sama kita import juga data Bottom kemudian membuat
konturnya.
Gambar 4.13 Kontur pada data Top
Gambar 4.14 Kontur pada data Bottom
Langkah berikutnya adalah menentukan titik yang akan kita hiutng volumenya. Wilayah
tersebut sama dengan wilayah pada surfer sebelumnya dengan cara import titik.
Wilayah tersebut kemudian di-Boundary melalui Terrain Mode Eksplore pada surface
data Top maupun data Bottom kemudian build. Perintah selanjutnya adalah
mengidetifikasi kedua surface dengan cara :
1. Klik Terrain pilih Select Current Stratum
2. Masukkan kotak isian seperti gambar berikut.
Gambar 4.15 Identifikasi Volume
Perintah selanjutnya adalah menghitung volum dengan langkah sebagai berikut;
1. Pada menu Terrain pilih Site Definition
2. Kemudian pilih Define Site
3. Pada command line akan ditentukan titik base, klik pada pojok bawah wilayah yang
kita buat sebelumnya
4. Kemudian masukkan nilai Grid M = 5 danGrid N = 5, maksudnya adalah panjang
Girid pada perhitungan Volumenya.
5. Kemudian klik titik Upper right corner pada sebelah kanan base point.
6. Masukkan nama volume DEM
Gambar 4.16 Daerah yang akan dihiutng volumenya
Untuk melihat hasil volume yang kita buat caranya adalah pada menu Terrain pilih Terrain
Model Ekplore, Pada file Volume akan tersimpan nama volume DEM yang kita buat tadi. Dari data
tersebut kita bisa melihat data-data analisa volumenya.
Gambar 4.17 Hasil Volume
Dari gambar diatas diketahui Cut Volume dalah 59394,726 m3 dan Fill Volumenya adalah
0 m3.
4.2 Analisa Hasil Praktikum
a. Analisa Digitasi Peta RBI Parakan
Mengacu pada hasil Peta Digitasi RBI Parakan, sektor pertanian mendominasi luas
area penggunaan lahan di daerah Parakan dan sekitarnya. Selain itu, daerah Parakan
dan sekitarnya diapit oleh dua gunung.
b. Analisa Kontur
Pada kontur peta RBI memiliki interval 50 meter pada setiap kontur mayor dan 12,5
meter pada setiap kontur minor. Topografi pada daerah permukiman (Pusat ibukota)
relatif datar. Selain itu terdapat dua gunung yang berada didaerah barat dan selatan
Parakan sehinnga daerah tersebut memiliki topografi yang tinggi.
c. Analisa Cross dan Long Section
Mengacu pada hasil Peta Long Cross Parakan, didapatkan bahwa kontur daerah
Parakan dan sekitarnya naik turun yang menandakan berada di wilayah gunung.
d. Analisa Volume dengan Surfer
Adalapun hasil volume yang didapat pada menggunakan software surfer adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.2 Hasil Volume
Tinggi Bawah Fill Cut
30 0.000 330161.66
50 0.000 82663.062
55 9967.146 30755.560
100 12374.929 0.000
Dari tabel diatas yang meiliki fill 0 m3 berada pada ketinggian 30 m dan 50, cut 0 m3
berada pada ketinggian 100 m. Sedangkan pada ketinggian 55 m memiliki fill dan
cut. Artinya elevasi pada daerah tersebut memiliki interval antara 50 m – 66 m.
Sehinnga jika diatas 66 m pasti memiliki fill.
e. Analisa Volume dengan Autocad land Dekstop 2009
Pada data volume diketahui volume fill = 0 m3 dan volume cut = 59394,726 m3
menandakan bahwa elevasi kedua surface tidak ada yang berpotongan, artinya
elevasi data atas lebih tinggi dari data bawah pada kotak merah tersebut (luasan
yang akan dihitung volumenya).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Mengacu pada Peta Digitasi RBI Non-Kontur Parakan, daerah Parakan dan sekitarnya lebih
didominasi oleh sektor pertanian. Mengacu pada Peta Digitasi RBI Kontur Parakan, daerah
Parakan dan sekitarnya diapit oleh dua gunung.
2. Mengacu pada hasil Peta Long Cross Parakan, didapatkan bahwa kontur daerah Parakan dan
sekitarnya naik turun yang menandakan berada di wilayah gunung.
5.2 Saran
Adapun saran dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Pengefesiensian waktu sangat dibutuhkan dalam melakukan pendijitasian peta.
2. Pemberian elevasi terhadap tiap garis kontur perlu diperhatikan untuk mempermudah
pekerjaan pembuatan peta long cross section.
DAFTAR PUSTAKA
Nurjati. 2004. Ilmu Ukur Tanah I. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Prihandito, Ariyono. 1988. Proyeksi Peta. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Susilo, Bowo. 2007. Petunjuk Praktikum Kartografi Digital. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.
Sutanto. 1979. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta : Gadjah Mada Unversity Press.
Yuwono. 2009. Buku Ajar Kartografi. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
http://www.bestektur.com/2013/10/pengertian-peta-dan-peta-digital.html diakses pada anggal 29
November 2013