Date post: | 01-Jul-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | henokh-hanzell-fps |
View: | 136 times |
Download: | 7 times |
Dinasti Qing dan Dinasti Song
UTS Sejarah Kesenian & Kebudayaan Oriental
Nama: Hanzell
Nim: 02320080005
Universitas Pelita Harapan
Jurusan Desain Komunikasi Visual
2011
Dinasti Song (宋朝)
Dinas& Song (960 -‐ 1268)
! Dinas( Song (Hanzi: 宋朝, Hanyu Pinyin: Song
Chao (960 – 1268)) adalah salah satu dinas( yang
memerintah di China antara tahun 960 sampai
dengan tahun 1279, sebelum China diinvasi oleh
bangsa Mongol. Dinas( ini menggan(kan periode
Lima Dinas( dan Sepuluh Negara dan setelah
kejatuhannya digan(kan oleh Dinas( Yuan. Dinas( ini
merupakan pemerintahan pertama di dunia yang
mencetak uang kertas dan merupakan dinas( China
pertama yang mendirikan angkatan laut. Dalam
periode pemerintahan dinas( ini pula, untuk pertama kalinya bubuk mesiu digunakan dalam
peperangan dan kompas digunakan untuk menentukan arah utara.
Pada tahun 960 Masehi, Zhao Kuangyin yang disebut sebagai Kaisar Songtaizu, setelah naik
takhta mendirikan Dinas( Song melalui suatu kudeta dan berakhirlah situasi terpecah belahnya
Tiongkok. Dinas( Song berkuasa selama 319 tahun dalam sejarah sebelum diruntuhkan oleh
Dinas( Yuan pada tahun 1279 Masehi. Dinas( Song terbagi menjadi Song Utara dan Song Selatan.
Pada masa berkuasanya Dinas( Song Utara, Etnis Qidan di bagian utara Tiongkok mendirikan
Negara Liao yang berkuasa antara tahun 947 dan tahun 1125 Masehi. Sedangkan Etnis Dangxiang
mendirikan Negara Xixia (1038-‐1227) di bagian barat laut Tiongkok.
Pada tahun 1115 Masehi, Etnis Nuzhen di bagian utara Tiongkok mendirikan negara Jin
yang berkuasa antara tahun 1115 dan 1234 Masehi. Negara Jin yang didirikan Etnis Nuzhen
membasmi Negara Liao Etnis Qidan pada tahun 1125 dan pada tahun 1127 menginvasi ke Kaifeng,
ibu kota Dinas( Song dengan membajak dua kaisar Dinas( Song, yaitu Kaisar Songhui dan Kaisar
Songqin. Invasi pasukan Negara Jin itu menandaskan berakhirnya Dinas( Song Utara. Setelah itu,
Kaisar Song Gaozong naik takhta di Ying(anfu (Shangqiu, Propinsi Henan, Tiongkok Tengah
sekarang). Kemudian ia melarikan diri ke Lin’an (Hangzhou sekarang) untuk mendirikan Dinas(
Song Selatan. Zaman Dinas( Song Utara adalah masa berkonfrontasi melawan Negara Liao, Xia dan
Jin, (ga pemerintahan etnis minoritas di bagian utara; sedangkan Dinas( Song Selatan merupakan
masa melesat dan dinas( tersebut setelah berpindah ibu kota ke bagian selatan Tiongkok.
Setelah Dinas( Song Utara menyatukan bagian utara, Tiongkok mengalami perkembangan
sangat besar di bidang sosial, ekonomi dan kebudayaan. Perdagangan Tiongkok dengan luar negeri
pada waktu itu juga sangat makmur. Pada Dinas( Song Utara diadakan reformasi poli(k oleh
sebagian pejabat, namun reformasi itu gagal membantu pemerintah Dinas( Song Utara
memelihara kemakmuran dalam jangka panjang biarpun berhasil menyelesaikan sejumlah
kontradiksi yang terdapat pada masa itu. Pemberontakan kaum tani yang dipimpin oleh Fang La
dan Song Jiang sempat menggoyahkan kekuasaan bobrok pemerintah Kaisar Song Huizong. Setelah
Negara Jin Etnis Nuzhen menggulingkan pemerintah Dinas( Song Utara, pemerintah Dinas( Song
yang berkuasa di bagian selatan Tiongkok sudah kehilangan ambisi untuk menyatukan kembali
bagian utara. Bersamaan dengan itu, orang Qidan di bagian utara Tiongkok mendirikan Negara Liao
(947-‐1125 Masehi); Etnis Dangxiang mendirikan Negara Xixia (1038-‐1227 Masehi) di bagian barat
laut Dinas( Song.
Pada saat yang bersamaan dengan Dinas( Song, di Utara berdirilah Kerajaan Liao dan Jin.
Kedua kerajaan tersebut didirikan oleh suku semi nomadik yang berasal dari Manchuria. Kerajaan
Liao ini kemudian menjadi ancaman bagi Dinas( Song, maka Dinas( Song kemudian bersekutu
dengan Suku Jin (Jurchen) untuk bersama-‐sama mengalahkan Liao. Setelah Liao berhasil
dikalahkan giliran Jin menjadi ancaman bagi Song. Pada tahun 1127 mereka menyerbu dan
menaklukkan Kaifeng, ibu kota Dinas( Song Utara dan bahkan Kaisar Huizong (1101 – 1125) serta
Qinzong (1126) berhasil ditawan oleh mereka. Penawanan ini menandai berakhirnya periode
Dinas( Song Utara.
Dengan demikian, terbentuklah konfigurasi berkonfrontasi antara (ga negara, yaitu Dinas(
Song, Negara Liao dan Negara Xixia. Pada tahun 1115, Etnis Nuzhen mendirikan Negara Jin di
bagian utara Tiongkok. Negara Jin membasmi Negara Liao pada tahun 125 dan pada tahun 1127
menyerbu masuk ke Kaifeng, ibu kota Dinas( Song dengan membajak Kaisar Song Huizong dan
Kaisar Song Qin, berakhirlah pemerintah Dinas( Song Utara. Setelah itu Kaisar Song Gaozu
bernama Zhao Gou naik takhta di Ying(anfu, Nanjing (Shangqiu, Propinsi Henan sekarang),
kemudian melarikan diri ke Ling’an (Hangzhou sekarang). Aksi militer melawan pasukan Negara Jin
yang dipimpin oleh jenderal terkenal Yue Fei dalam pandangan mata pihak penguasa hanya
merupakan aksi untuk mempertahankan kekuasaannya.
Pada masa itu berkuasanya Dinas( Song, Tiongkok mencapai banyak prestasi di bidang
iptek. Teknologi kompas dan cetak serta pembuatan mesiu yang merupakan (ga penemuan besar
dalam sejarah diwarisi dan dikembangkan terus pada zaman itu. Di antaranya, penemuan teknologi
cetak dengan huruf lepas yang diciptakan oleh Bi Sheng 400 tahun lebih awal daripada penemuan
teknologi cetak huruf lepas Eropa. Su Song telah menciptakan jam astronomi yang pertama di
dunia. Buku “Mengxibitan” karya Shen Kuo mempunyai kedudukan (nggi dalam sejarah iptek
dunia. Kegiatan kebudayaan pada waktu itu juga sangat makmur. Agama Dao, agama Budha dan
agama lainnya yang berasal dari luar negeri sangat populer pada masa itu. Sedangkan kitab sejarah
“Xintangshu” yang disun(ng oleh Ouyang Xiu pada Zaman Dinas( Song Utara memberikan
sumbangan sangat besar terhadap catatan sejarah Dinas( Tang. Kitab “Zizhi Tongjian” yang disusun
oleh Sima Guang lebih-‐lebih adalah teladan buku kronologi.
Penemuan besar pada masa ini adalah kompas yang sangat berguna bagi pelayaran pada
tahun 1119. Penemuan ini yang merupakan pertama di dunia ini memajukan pelayaran secara
besar-‐besaran.
Di bidang kesusasteraan,
pada masa itu muncul pengarang
prosa yang terkemuka, antara
lain, Ouyang Xiu dan Sushi. Sajak
Songci yang muncul pada waktu
itu merupakan masa emas
perkembangan kesusasteraan
zaman tersebut, di mana muncul
banyak penyair terkenal, antara
lain, Yan Shu, Liu Yong, Li
Qingzhao dan Xin Qiji. Pada
Zaman Dinas( Song dan Dinas(
Jin kemudian, opera juga
mengalami perkembangan yang
sangat besar. Masa itu juga
terkenal dengan lukisan yang
mengutamakan isi pemandangan alam, burung dan bunga. Lukisan Qingming Shanghetu yang dari
Zhang Zeduan adalah karya lukisan abadi dalam sejarah lukisan Tiongkok.
Dinas( Song terselamatkan oleh seorang pangeran muda bernama Zhao Gou yang berhasil
melarikan diri ke selatan. Ia memindahkan ibu kotanya ke Hangzhou di sebelah selatan setelah
Kaifeng jatuh ke tangan Bangsa Jin. Gelarnya setelah menjadi kaisar adalah Gaozong (1127 – 1162)
dan Periode Dinas( Song Selatan pun mulai.
Pada tahun 1141 ia menandatangani perjanjian perdamaian dengan Jin, menerima status
sebagai negara bawahan dan membayar upe( sebesar 500.000 unit sutra dan perak. Tindakan ini
menunjukkan bahwa Zhao Gou bukanlah kaisar yang bijaksana, dia menyerah kepada Jin dalam
keadaan jenderalnya menang dalam peperangan, sejarah mencatat dia adalah seorang raja yang
menjual negara dan rakyatnya sampai anak cucu, dengan kehilangan setengah dari wilayah
dinas(nya.
Penggan( Gaozong, Xiaozong (1163 – 1190) membawa Tiongkok memasuki jaman
penjelajahan samudera, yang jauh mendahului bangsa Barat. Ilmu navigasi dan pembuatan kapal
segera mencapai puncaknya dan kapal Tiongkok menjadi yang paling maju pada saat itu.
Kapasitasnya berkisar antara 200 – 600 ton. Salah satu kapal Dinas( Song yang ditemukan kembali,
panjangnya mencapai 40 m dan lebarnya mencapai 10m. Benar-‐benar suatu prestasi yang luar
biasa.
Sementara itu di utara Bangsa Mongol telah menjadi semakin kuat. Pada mulanya Bangsa
Mongol adalah taklukan dari Kerajaan Jin, namun pada akhirnya mereka berhasil mengalahkan Jin
dan mendirikan kerajaan sendiri, di bawah Genghis Khan. Bangsa Mongol segera menjadi ancaman
baru bagi Dinas( Song Selatan.
Pada masa pemerintahan Kaisar Duzong (1265 – 1274) mereka berusaha menaklukkan
Tiongkok dan akhirnya berhasil merebut kota Xianyang, yang merupakan benteng pertahanan
utama Dinas( Song. Hilangnya Xianyang sangat melemahkan pertahanan Song dan membuka jalan
bagi penyerbuan ke selatan. Penggan( Duzong: Gongzong (1275), Duanzong (1276 – 1278), dan
Bingdi (1279), menghabiskan sebagian waktu mereka dalam pelarian dan kejaran pasukan Mongol.
Pada tahun 1279, serangan pasukan Mongol memaksa keluarga kerajaan untuk melarikan
diri ke laut, namun akhirnya Mongol berhasil mengepung mereka kembali. Ke(ka melihat (dak ada
harapan lagi, salah seorang menteri yang se(a pada Dinas( Song bernama Lo Shiufa, memeluk
Bingdi dan bersama-‐sama menceburkan diri ke laut. Peris(wa ini menandai berakhirnya Dinas(
Song.
Zhao Kuangyin, jenderal perkasa pendiri Dinas& Song
Kaisar Song Taizu (Hanzi: 宋太祖, 21 Maret 927-‐14 November 976), yang nama aslinya Zhao
Kuangyin (赵匡胤), adalah pendiri sekaligus kaisar pertama Dinas( Song, Tiongkok, ia bertahta dari
tahun 960 hingga 976.
Kehidupan awal
Zhao dilahirkan di Zhuozhou, Provinsi Hebei. Ia adalah keturunan Zhao Ting, pejabat pada
akhir Dinas( Tang. Ayahnya, Zhao Hongyin adalah seorang pejabat militer dan ibunya, Nyonya Du,
adalah seorang wanita yang bijak. Sejak kecil Zhao telah mempelajari karya-‐karya klasik, strategi
perang dan ilmu bela diri sehingga tumbuh menjadi seorang pemuda yang gagah, brilian, dan
pemberani. Setelah karir ayahnya mulai surut, Zhao yang ke(ka itu berusia 21 tahun memutuskan
untuk meninggalkan kediaman keluarganya untuk mengadu nasib di tempat lain. Ia berkelana
kemana-‐mana untuk mencari pekerjaan dalam pemerintahan namun berulang kali ditolak.
Pada akhirnya karena kehabisan uang, ia (nggal di sebuah biara Tao di Xiangyang, Hubei.
Kepala biara tempatnya menginap mengenali talentanya, ia menyadari pemuda ini mempunyai
prospek cerah, maka ia memberinya uang dan menaseha(nya untuk menuju ke Henan, dimana
panglima perang Guo Wei sedang merekrut orang-‐orang berbakat dan mengadakan persiapan
perang. Zhao pun mendakarkan diri sebagai prajurit dan diterima. Sejak itulah kehidupannya mulai
menemui ((k terang.
Zhao Kuangyin, sang jenderal perkasa
Tahun 951, Guo Wei mendirikan Dinas( Zhou (dalam sejarah dikenal dengan Zhou Akhir,
(后周)) dan memproklamirkan dirinya sebagai Kaisar Zhou Taizu. Namun ia hanya (ga tahun
menduduki singasananya. Tahun 954, setelah kema(annya, putra angkatnya, Guo Rong (Chai Rong)
menggan(kannya sebagai kaisar dengan gelar Kaisar Zhou Shizong. Dibawah Kaisar Shizong, karir
Zhao semakin menanjak, ia meraih banyak prestasi dan menjadi jenderal yang paling berkuasa di
Dinas( Zhou. Di medan perang ia tampil sebagai jenderal yang disegani kawan maupun lawan.
Dalam suatu pertempuran melawan Huang Fuhui dari Dinas( Tang Selatan, ia mengalami
kekalahan. Kemudian ia mendengar ada seorang ahli strategi berbakat bernama Zhao Pu. Ia pun
menemui Zhao Pu untuk meminta nasihat dan berhasil memenangkan simpa(nya. Dengan strategi
Zhao Pu, ia melancarkan serangan kejutan ke perkemahan Huang pada tengah malam lewat jalan
pintas di perbukitan. Pasukan Huang yang (dak menduga serangan dadakan itu langsung kocar-‐
kacir. Kemenangan atas Huang Fuhui ini meningkatkan citranya di mata publik dan Kaisar Shizong.
Atas jasanya, ia dipromosikan menjadi gubernur militer, jabatan yang menjadi batu loncatan
menuju karirnya ke jenjang yang lebih (nggi kelak.
Kudeta Chenqiao
Pada tahun 959, Kaisar Zhou Shizong (ba-‐(ba wafat karena sakit. Putranya, Guo Zongxun,
yang baru berusia tujuh tahun naik tahta sebagai Kaisar Gong dari Zhou. Tidak lama setelahnya
datang laporan darurat dari perbatasan yang melaporkan bahwa pasukan Han Utara bersama
dengan suku Qidan telah melancarkan serangan ke perbatasan Zhou. Saat itu pihak istana sedang
sibuk berpesta pora sementara pasukan penjaga perbatasan sedang mempertaruhkan jiwa raga
menahan serbuan musuh.
Menjelang malam ke(ga, pasukan Zhao telah berkumpul dan berkemah di Chenqiao, 20 km
(mur laut dari ibukota Zhou, Kaifeng. Pada tengah malam para prajurit yang kecewa dengan pihak
istana memberontak, mereka menyatakan (dak bersedia mempertahankan negara kalau
komandan mereka, Zhao Kuangyin (dak dijadikan kaisar. Para perwira dan Zhao Kuangyi (赵匡义),
adik Zhao, menghadap ke kemahnya. Mereka memintanya menjadi kaisar. Zhao ragu-‐ragu
menerimanya dan sebelum sempat menjawab, seorang perwira sudah mengenakan jubah kuning
(warna yang hanya boleh dipakai kaisar) padanya. Kemudian mereka bersujud di hadapannya dan
berseru, (Hidup Yang Mulia)
Zhao berulang kali menolak dengan lembut, namun ia akhirnya menerima juga keputusan
mereka dengan syarat mereka menaa( perintahnya dan menuntut kepas(an agar setelah masuk
ke ibukota nan(, kaisar, keluarga kerajaan, dan para pejabat harus diperlakukan secara manusiawi
dan rakyat jangan diganggu, hukuman tegas akan dijatuhkan bagi mereka yang melanggarnya.
Pasukan pemberontak itupun memasuki ibukota dengan ter(b tanpa mengusik rakyat. Para
pejabat istana yang telah membaca situasi memutuskan untuk tunduk pada sang kaisar baru.
Demikianlah kudeta itu berlangsung dengan gemilang tanpa meneteskan darah. Zhao Kuangyin
dimahkotai sebagai kaisar pertama Dinas( Song dengan gelar Kaisar Song Taizu di Istana
Chongyuan.
Pemerintahan
Ke(ka naik tahta, Zhao mewarisi segudang masalah yang sulit terpecahkan, yaitu
menyatukan Tiongkok yang telah terpecah-‐belah selama setengah abad pada Jaman Lima Dinas(
dan Sepuluh Negara. Ia memang berhasil menaklukkan negara-‐negara di selatan seper( Han
Selatan, Tang Selatan, Wuyue, dan Shu Akhir, namun di utara masih ada Han Utara yang kuat dan
suku-‐suku barbar seper( Qidan dan Nuzhen. Ia juga masih harus menangani kerusuhan yang
terjadi di wilayahnya sendiri.
Untuk kebijakan dalam negeri, Kaisar Taizu menyusun tata cara dan kebijakan Song untuk
pegangan bagi kaisar-‐kaisar berikutnya dan mereformasi sistem ujian kerajaan. Ia juga mendirikan
ins(tusi poli(k yang memungkinkan kebebasan berpikir dan berserikat sehingga menghasilkan
kemajuan ilmu pengetahuan. Pada masa pemerintahannya ekonomi, seni, dan literatur
berkembang dengan pesat.
Mengambil alih kuasa militer dengan arak
Dinas( Tang runtuh karena kekuasaan kaum militer terlalu besar sehingga mereka saling
ber(kai satu sama lain dan negara terpecah. Kaisar Taizu menyadari hal ini dan mengadopsi
kebijakan-‐kebijakan yang mengurangi kekuasaan para jenderal dan mengalihkannya pada
pemerintah pusat. Ia sadar dirinya pun naik ke tahta melalui kudeta militer, sejarah bisa saja
terulang kembali dan bukan (dak mungkin bawahannya merebut kekuasaan darinya. Maka, atas
saran Zhao Pu, yang kini telah diangkat menjadi perdana menteri, Kaisar Taizu memutuskan
pejabat militer (dak diberi kuasa terlalu besar.
Tahun 961, Taizu mengundang jenderal-‐jenderalnya dalam sebuah jamuan. Ke(ka semua
sudah mulai mabuk, mulailah ia mengutarakan kerisauannya. Ia berkata dengan berat ha( bahwa
walaupun telah menikma( kehormatan seper( sekarang ini, ia masih belum bisa (dur dengan
nyenyak. Ke(ka mereka menanyakan alasannya, ia menjawab bahwa bukankah masih banyak
orang yang ingin memerintah sebagai kaisar. “Akan tetapi situasi sekarang sudah terjadi, (dak
seorang pun akan berani mengadakan kudeta lagi. Mengapa Yang Mulia berkata demikian ?�
tanya salah seorang dari mereka. “Tentu bukan kalian yang memberontak, namun, seandainya
bawahan kalian dengan paksa mengenakan jubah kerajaan pada kalian seper( yang kalian lakukan
terhadap saya dulu, kalian pas( sulit memutuskan.� Para jenderal itu sadar bahwa Taizu (dak
mempercayai seorangpun dari mereka. Mereka pun bersujud menyatakan kese(aan penuh
mereka.
Melihat apa yang diinginkannya telah tercapai, Taizu memberikan penawaran pada mereka.
Dia berkata bahwa bukankah mereka telah mencapai kehormatan dan sukses sehingga mengapa
mereka (dak merelakan kekuasaan militer mereka demi kehidupan yang tenang. Ia pun
menjanjikan tanah, rumah, wanita, dan harta berlimpah apabila mereka bersedia menyerahkan
komando atas pasukan mereka. Keesokan paginya, dalam rapat Taizu menyetujui pengunduran diri
mereka dengan upah yang sangat besar. Sejak itu kekuasaan militer, keuangan, ekseku(f, dan
kehakiman ada di tangan kaisar. Dengan lihai ia telah memanfaatkan kelemahan dasar manusia
dan memenangkan para bawahannya. Demikianlah ia telah menghilangkan akar penyebab kudeta
militer yang (ada habis-‐habisnya pada periode Lima Dinas( dan Sepuluh Negara.
Akhir hayat
Pada tahun 976, Kaisar Taizu sedang dalam perjalanan ke utara untuk ekspedisi penaklukan
suku Qidan. Malam harinya ia minum-‐minum bersama adiknya, Zhao Guangyi, di kemahnya,
namun keesokan paginya ia ditemukan sudah (dak bernafas lagi. Walaupun Taizu memiliki empat
putra yang masih hidup, namun Zhao Guangyi lah menggan(kannya naik tahta sebagai Kaisar Song
Taizong (宋太宗). Keputusan ini diambil dengan per(mbangan saat itu putra-‐putra Taizu masih
kecil dan pengalaman-‐pengalaman terdahulu membuk(kan bahwa kaisar bocah rentan dikudeta
atau dimanfaatkan orang-‐orang ambisius sebagai boneka, selain itu Dinas( Song saat itu baru
berdiri sehingga masih belum sepenuhnya stabil. Ada sebuah legenda yang mengatakan bahwa
Zhao Guangyi lah yang membunuh kakaknya dan membujuk ibunya untuk memilihnya sebagai
kaisar berikutnya.
Warisan
Kaisar Taizu adalah seorang ahli ilmu bela diri, ia menciptakan jurusnya sendiri yang
merupakan pengembangan dari kungfu Shaolin, yaitu Chang Quan (长拳, secara harafiah berar(
Tinju Panjang) yang juga dikenal dengan nama Taizu Quan (太祖拳). Jurus ini meni(kberatkan pada
gerakan yang lincah, cepat, dan kuat. Jurus ini menjadi dasar dari wushu modern aliran Chang
Quan. Selain itu, Kaisar Taizu juga dianggap sebagai penemu triple-‐s(ck. Di kemudian hari, senjata
ini dikembangkan oleh maestro kungfu abad XX, Bruce Lee, menjadi double-‐s(ck yang
penggunaannya lebih efisien dan mudah dibawa-‐bawa.
Dinasti Qing (清朝)
Dinas& Qing (1644 – 1912)
Dinas( Qing (Hanzi: 清朝, Hanyu
Pinyin: Qīng Chao (1644 – 1912)) dikenal
juga sama dengan Dinas( Yuan yang
merupakan juga dinas( bangsa asing di
Tiongkok, karena didirikan oleh Bangsa
Manchu, dan juga dinas( yang memerintah
setelah dinas( Yuan Mongol, dan sekaligus
merupakan dinas( terakhir di Tiongkok.
Asing disini merupakan ar( dari sebuah
dinas( pemerintahan non-‐Han yang dianggap
sebagai en(tas Cina di zaman dulu. Dinas( ini didirikan oleh orang Manchuria dari klan Aisin Gioro
(Hanyu Pinyin: Aixinjueluo), yang kemudian mengadopsi tata cara pemerintahan dinas(
sebelumnya serta meleburkan diri ke dalam en(tas Cina itu sendiri. Shunzhi yang merupakan
kaisar pertamanya harus berjuang keras untuk membersihkan Tiongkok dari sisa-‐sisa Dinas( Ming
secara bertahap.
Dinas( Qing yang berkuasa antara tahun 1644 dan 1911 adalah dinas( terakhir dalam
sejarah Tiongkok dengan sepuluh kaisar berturut-‐turut naik takhta di Beijing dengan masa
berkuasanya berlangsung selama 268 tahun.
Luas wilayah Dinas( Qing pada masa puncaknya pernah mencpai 12 juta kilometer persegi.
Pada tahun 1644, pasukan pemberontakan pimpinan Li Zicheng menyerbu masuk ke Beijing dan
menggulingkan pemerintahan Dinas( Ming. Kaisar terakhir Dinas( Ming, yaitu Kaisar Chongzhen
gantung diri di sekitar istana. Pasukan Dinas( Qing menggunakan kesempatan runtuhnya
pemerintah Dinas( Ming dan menyerbu masuk dari Benteng Shanghaiguan, yang merupakan
tempat strategis yang sebelumnya dikuasai oleh pasukan Dinas( Ming, dan mengalahkan pasukan
pemberontakan petani Li Zicheng. Setelah itu, Dinas( Ming memindahkan ibu kotanya dari
Shengjing (Shenyang sekarang) Tiongkok Timur Laut ke Beijing. Setelah itu, pasukan Dinas( Qing
berangsur-‐angsur menindas pasukan pemberontakan petani, dan kekuatan-‐kekuatan an( Dinas(
Ming sehingga setapak demi setapak menyatukan Tiongkok.
Pada awal masa berkuasanya, pemerintah Dinas( Qing mengambil kebijakan yang
menganjurkan penggarapan tanah tandus serta mengurangi dan membebas pajak sehingga
masyarakat dan ekonomi baik di pedalaman maupun di daerah perbatasan mengalami
perkembangan tertentu. Sampai pada pertengahan abad ke-‐18, ekonomi feodal mencapai satu
puncak yang baru dan masa itu dipuji sejarahwan sebagai “Masa Makmur Kangxi, Yongzheng dan
Qianlong”. Pada waktu itu, sistem monarki pemerintah pusat berkembang lebih lanjut, kekuatan
negara meningkat, tata ter(b sosial stabil. Pada akhir abad ke-‐18, jumlah penduduk di Tiongkok
sudah mencapai 300 juta jiwa kurang lebih.
Tahun 1661, Zheng Chenggong memimpin armada menyeberangi Selat Taiwan dan
mengalahkan kolonialis Belanda yang sudah bercokol di Taiwan selama 38 tahun. Pada awal tahun
kedua, kolonialis Belanda menyerahkan diri dan Taiwan kembali ke pangkuan tanah air.
Pada akhir abad ke-‐16, Rusia Tasar mengadakan ekspansi ke (mur. Pada waktu tentara
Dinas( Qing menyerbu masuk ke pedalaman, pasukan Rusia Tasar dengan menggunakan
kesempatan itu menduduki Yaksa dan Nibuchu. Pemerintah Dinas( Qing berkali-‐kali menuntut
agresor Rusia Tasar menarik diri dari wilayah Tiongkok. Tahun 1685 dan 1686, Kaisar Kangxi
memerintahkan tentara Dinas( Qing dua kali menyerbu pasukan Rusia Tsar di Yaksa. Tentara Rusia
terpaksa menyetujuinya dan mengadakan perundingan untuk menyelesaikan masalah perbatasan
sektor (mur Tiongkok-‐Rusia. Tahun 1689, wakil-‐wakil Tiongkok dan Rusia mengadakan prundingan
di Nichersink. Dan secara resmi menandatangani perjanjian perbatasan pertama, yaitu Perjanjian
Nibuchu.
Pada masa pertengahan berkuasanya Kaisar Qianlong, tentara Dinas( Qing menaklukkan
kekuatan-‐kekuatan separa(s di Xinjiang Tiongkok Barat Laut dan berhasil menyatukan daerah
tersebut. Sementara itu, pemerintah Dinas( Qing mengambil serentetan kebijakan untuk
mengembangkan ekonomi, kebudayaan dan hubungan lalu lintas di daerah perbatasan.
Peris(wa pen(ng yang patut dicatat adalah kunjungan duta besar Macartney dari Inggris
untuk membuka hubungan bagi Tiongkok dan dunia Barat, namun sayangnya hubungan dengan
bangsa Barat ini kelak diakhiri dengan penjajahan beberapa bagian Tiongkok.
Kunjungan ini terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Qianlong (1736 – 1795) dan
bertujuan untuk membuka hubungan dagang serta kedutaan di Tiongkok. Tetapi Qianlong
menjawabnya dengan pernyataan, “Aku (dak menghargai sedikitpun barang aneh ataupun luar
biasa dan (dak memerlukan hasil dari negara Anda”. Keputusan ini dapat dinilai sebagai suatu
kegagalan.
Pada masa kaisar berikutnya Daoguang (1821 – 1850), terjadilah peris(wa pen(ng dalam
sejarah Tiongkok, yakni Perang Candu. Latar belakang perang ini adalah sebagai berikut: semenjak
kegagalan kunjungan Macartney dilakukanlah perdagangan segi(ga. Pembelian sutra dan teh oleh
Inggris dari Tiongkok dibayar dengan opium yang berasal dari India. Oleh karena masuknya candu
ke Tiongkok ini, maka menyebabkan makin berlipat gandanya pecandu, sehingga akhirnya
Tiongkok harus mengimpor candu dari pihak Inggris, dimana selama kurun waktu 40 tahun, impor
candu telah membengkak dari 1000 kotak menjadi 40.000 kotak. Makin meningkatnya pecandu
opium ini melemahkan negara dengan dua cara, yakni melemahnya sumber daya manusia serta
mengalirnya kekayaan negara ke barat. Menimbang makin meningkatnya pencandu opium yang
pada tahun 1830-‐an sudah mencapai 10 juta jiwa, maka Kaisar Daoguang memutuskan untuk
mengeluarkan surat perintah pada Lin Zexu (1785 – 1850) untuk menekan perdagangan candu
tersebut. Sebagai pelaksanaan (tah kaisar tersebut Lin menyita dan membakar candu milik Inggris.
Ada beberapa hal yang jarang disebutkan oleh para penulis Barat, sesungguhnya candu
tersebut bukan hanya sekedar disita, tapi Tiongkok bersedia memberi gan( rugi berupa uang perak
10 tael serta teh 1 bal utk se(ap pe( candu. Lin juga sebelumnya telah menulis surat ke Ratu
Inggris dan memohon utk menghen(kan kegiatan perdagangan candu via EIC (East India Company)
sebelum mengambil (ndakan tegas. Pihak Inggris marah dan menyatakan perang kepada Tiongkok
sehingga meletuslah Perang Candu (1840 – 1842). Perang ini diakhiri dengan kekalahan Tiongkok,
karena persenjataan barat yang lebih canggih serta makin melemahnya kekuatan Dinas( Qing
sendiri.
Sebelum masa berkuasanya Kaisar Daoguang. pemerintah Dinas( Qing pernah mencapai
prestasi gemilang di bidang kebudayaan dengan munculnya banyak pemikir dan pujangga yang
terkemuka, antara lain, Wang Fuzhi, Huang Zongxi dan Cao Xueqin. Ensiklopedia Siku dan
Kumpulan Buku Zaman Kuno Dan Zaman Sekarang, yang merupakan kitab berpengaruh besar yang
disusun oleh pemerintah. Di bidang iptek, Dinas( Qing juga mencapai taraf yang cukup (nggi,
khuusnya di bidang arsitektur.
Pada masa Dinas( Qing, pemerintah tetap menjunjung kebijakan pengembangan pertanian
sebagai kebijakan pokoknya, tapi dalam hubungan dengan luar negeri, Dinas( Qing sangat
terisolasi karena cenderung menutup diri. Setelah masa pertengahan, berbagai kontradiksi
masyarakat Dinas( Qing mulai meruncing, sementara itu perjuangan pemberontakan juga kerap
kali terjadi, di antaranya pemberontakan Balianjiao mengakhiri masa emas pemerintahan Dinas(
Qing.
Pada masa selanjutnya kita dapat melihat bahwa kekuatan barat makin leluasa menguasai
Tiongkok secara perlahan-‐lahan. Pemberontakan yang terjadi di mana-‐mana juga makin
memperlemah Dinas( Qing.
Qianlong digan(kan oleh putera kelimanya Jiaqing (1796 – 1820), pada masanya
berkembanglah perasaan an( Manchu di kalangan Bangsa Tionghoa, yang mendorong (mbulnya
berbagai perkumpulan rahasia untuk menggulingkan Dinas( Qing, seper( misalnya perkumpulan
Teratai Pu(h.
Akibat Perang Opium pada tahun 1840 dan agresi imperialisme setelah itu, pemerintah
Dinas( Qing terpaksa menandatangani serentetan perjanjian pincang dengan agresor. Berdasarkan
perjanjian-‐perjanjian pincang tersebut, Tiongkok berangsur-‐angsur terjerumus ke dalam sosial
semi feodal dan semi kolonial. Pada akhir masa Dinas( Qing, pemerintahannya sangat bobrok dan
pikirannya kaku. Tiongkok pada waktu kelihatannya seper( pengecut yang penuh rasa rendah diri
sehingga setapak demi setapak memasuki masa bangkrut dan rakyatnya hidup dalam
kesengsaraan. Dengan demikian di Tiongkok meletuslah serentetan gerakan an( imperialisme dan
feodalisme, antara lain, pembeorntakan Taiping Tianguo dan Nianjun. Untuk menyelamatkan
kekuasaannya, kelas pengusasa juga mengadakan sebagian kegiatan reformasi di tubuh intern,
misalnya Gerakan Belajar Ilmuwan Barat dan Reformasi Wuxu, dengan tujuan membawa Tiongkok
ke jalan makmur dan merdeka, tapi upaya itu semuanya berakhir dengan kegagalan. Pada waktu
itu tak terbilang banyaknya tokoh berjuang bermandi darah untuk menyelamatkan bangsa dari
krisis. Sejarah modern Tiongkok merupakan suatu masa yang penuh patrio(sme.
Pemberontakan Taiping (1850 – 1864) merupakan pukulan besar bagi Dinas( Qing, yang
terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Xianfeng (1851 – 1861). Pemimpinnya adalah Hong
Xiuquan, seseorang yang terpengaruh oleh Agama Kristen. Pada mulanya bangsa Barat bersimpa(
pada pemberontakan ini, namun setelah mengetahui bahwa Hong mempunyai doktrin yang agak
“miring”, dengan menyatakan diri sebagai adik Yesus Kristus, maka bangsa Barat pun berbalik
mendukung Dinas( Qing. Pemberontakan ini pada akhirnya berhasil dipadamkan dengan bantuan
barat sehingga menunjukkan makin bergantungnya Tiongkok pada barat. Tahun 1911, kekuasan
Dinas( Qing digulingkan oleh Revolusi Xinhai. Dengan demikian berakhirlah sistem kekaisaran
feodal yang sudah berlangsung selama dua ribu tahun lebih. Tiongkok pun mulai maju ke satu
periode yang baru.
Sen(men an(-‐Manchu berkembang subur di mana-‐mana, salah seorang tokoh paling
menonjol adalah Sun Yatsen, dimana ia pada akhirnya pada tanggal 15 Februari 1912 berhasil
membuat kaisar terakhir Dinas( Qing, Puyi (1909 – 1911) turun tahta. Tiongkok menjadi negara
republik. Runtuhlah sis(m dinas( yang telah berlangsung selama kurang lebih 5000 tahun
semenjak Yu, pendiri Dinas( Xia hingga Puyi, kaisar terakhir Tiongkok.
Qianlong, Raja yang membawa Perubahan Dinasti Qing
Menurut cerita ada 2 raja yang sukses dalam masanya saat dinas( qing yaitu raja ke 4 dan
ke 6 dinas( qing yaitu kangxi dan qianlong salah satu raja yang paling membawa perubahan adalah
qianlong. Qianlong merupakan raja ke 6 dari dinas( Qing yang merupakan anak ke 4 dari
yongzheng . Yang lahir pada tanggal 25 sept 1711 dan meninggal pada tanggal 7 februari 1799. Dia
juga merupakan salah satu raja yang berkuasa paling lama yaitu sejak tanggal 11 oktober 1736
sampai 7 Februari 1795 sekitar 59 tahun di berkuasa di china.
Qianlong kecil sangat ak(f dan suka
bermain. Namun qianlong kecil terkenal
juga terkenal akan kepintarannya .
Qianlong kecil juga sangat disukai oleh
kakeknya yang bernama kangxi. Saat
remaja pun qianlong sangat mahir dalam
bela diri dan mempunyai
kemampuan sastra (nggi. Ayahnya juga
mempercayakan tugas-‐tugas yang
dapat dikatakan pen(ng kepada
qianlong saat masih seoang pangeran
seper( di pengadilan (nggi dan saat diskusi
strategi militer nama qianlong dapat
diar(kan: Qian ar(nya surga , sedangkan long
ar(nya kemakmuran ,jika
digabungkan menjadi kemakmuran/
kesejahteraan surgawi. Sebetulnya qianlong dipanggil juga hongli. Saat remaja seorang raja
semes(nya (dak bleh keluar kerajaan sembarangan namun qianlong sering menyamar sebagai
rakyat biasa dan memanjat dinding kerajaan dan keluar ke perkotaan atau kabur.
Ke(ka besar qianlong sangat sukses dalam militer dan memperbesar wilayah dinas( qing.
Qianlong juga sukses menggabungkan beberapa negara yang ada di china. Qianlong pun juga
membuat sangat banyak buku dan puisi namun beberapa buku terbakar. Qianlong juga terkenal
akan militernya karena membuat beberapa senjata yang (dak ada pada jaman-‐jaman sebelumny.
Ada salah satu ceriata saat Qianlong berkunjungan ke daerah Jiangnan menyamar sebagai rakyat
biasa ini telah menjadi topik yang populer untuk banyak generasi. Secara total, ia telah
mengunjungi Jiang Nan selama delapan kali.
DAFTAR PUSTAKA
hsp://indonesian.cri.cn/chinaabc/chapter14/chapter140111.htm
hsp://iccsg.wordpress.com/2006/01/05/serial-‐sejarah-‐dinas(-‐qing-‐1644-‐1912
hsp://osdir.com/ml/culture.region.china.budaya-‐(onghua/2006-‐01/msg00020.html
hsp://wong168.wordpress.com/2010/02/11/qianlong-‐raja-‐yang-‐membawa-‐perubahan-‐dinas(-‐
qing/
hsp://indonesian.cri.cn/chinaabc/chapter14/chapter140108.html
hsp://iccsg.wordpress.com/2006/01/05/serial-‐sejarah-‐dinas(-‐song-‐960-‐1268/
hsp://forum.de(k.com/zhao-‐kuangyin-‐jenderal-‐perkasa-‐pendiri-‐dinas(-‐song-‐t19228.html
www.google.co.id