+ All Categories
Home > Documents > DIskusi FORCI Dev

DIskusi FORCI Dev

Date post: 06-Mar-2016
Category:
Upload: adi-bahri
View: 214 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
Ini adalah bahan presentasi diskusi nusantara FORCI Dev. dengan pembicara mas ibra
29
Chalmers University of Technology Eat, Pray and Love : Why Sweden? Ibrahim Kholilul Rohman Division of Technology and Society Department of Technology Management and Economics 50th Life science th (QS University) 10th (ARWU) 100th engineering(QS University)
Transcript
Page 1: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Eat, Pray and Love : Why Sweden?

Ibrahim Kholilul Rohman Division of Technology and Society

Department of Technology Management and Economics

50th Life science th (QS University)10th (ARWU)

100th engineering(QS University)

Page 2: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

At a glance

Page 3: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Sweden Swiss!=

Page 4: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Profile

Page 5: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Sweden

Page 6: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Quality of life Per capita incomeHDI

E-readiness index

Page 7: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Information society• In November 2009, the Government decided on a Broadband Strategy for

Sweden. The objective of this Strategy is that by 2020, ninety per cent of households and businesses in Sweden should have access to broadband at a rate of at least 100 Mbps,

• and that all households and businesses should have good opportunities to use electronic public services and other services via broadband.

Page 8: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Information society

Page 9: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

GovernanceCPI

Page 10: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Education

Page 11: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Their opinion

Page 12: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

What do they think of Sweden

Flexible, absen tidak penting dan karena sebagian besar lecture di rekam, maka muridtidak perlu datang ke kampus dan bisa belajar dari rumah.

Belajar tidak karena financial motive, biasanya di indonesia orang ingin mendapatkangelar supaya gampang naik pangkat atau mendapat pendapatan yang lebih tinggi. Tetapi karena di Swedia orang2 pendapatannya hampir sama, dan tingginya pendidikantidak terlalu mepengaruhi pendapatan, maka pendidikan tidak terlalu di perlukan. Sehingga orang orang yang berniat ke sekolah lagi adalah orang orang yang benar benar mengejar ilmu.

Di setiap universitas ada yang namanya incubator untuk membantu para mahasiswayang ingin membuka usaha dengan cara menmberikan consulting di bidang financedan legal.

Semua professor yang aku tahu berpendapat kalau, universitas itu sebagai tempatuntuk ”create knowledge” bukan ”transfer knowledge”. Hal ini menyebabkan tidakada arogansi dari para pengajar dan mengajak para murid untuk berpikir secara kritis. Dan para pengajar pun akan terus terang jika ada sesuatu yang dia tidak tahu.

Arradi Nur Rizal (Koordinator/Ketua PPI Swedia-KTH)

Page 13: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

What do they think of Sweden

1) Kejujuran & sportifitasSiswa ditanamkan pentingnya kejujuran & sportivitas. Kebiasaan ini ditanamkan sejakpendidiakan awal (TK/SD) dan berlanjut sampai ke level university.

2) KreatifitasSiswa dibiasakan untuk kreatif sejak pendidiakan awal (TK/SD). Kebiasaan ini berlanjutsampai ke level university dan akhirnya membawa Swedia sebagai Negara dengan kreativitastertinggi di dunia(the Global Creativity Index, published by the Martin Prosperity Institute, 2011)

Ferry A Viawan (Sinclair Knight Merz, Perth)

Page 14: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

What do they think of Sweden

Salah satu yang menarik adalah, bahwa untuk dapat masuk di Higher education, siswaharus lulus 90% dari pass rate mereka di Upper secondary, dan aktif dana ekstrakurikuler. Tidak seperti di Indonesia, dimana berapapun nilai siswa, mereka pasti dapatmelanjutkan ke perguruan tinggi (selama ada biaya).

Higher education pun sangat menarik sistemnya, dalam dua tahun pertama, merekamendapatkan gelar Diploma (Ahli Muda - sistem Indonesia), bila mereka melanjutkansatu tahun lagi di program yang sama, mereka mendapat gelar Bachelor (Ahli Madyas/d Sarjana - sistem Indonesia), dan bila masih ingin melanjutkan satu sampai dua tahun lagi, akan mendapat gelar Master.

Muhammad Reza Prisman (Linkoping University/ Dinas Perhubungan Brebes)

Page 15: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

What do they think of Sweden

Kelebihan menuntut ilmu di Swedia.

To put it simply.

Loe keluar kelas berasa lebih tau tentang bidang study itu. Pendidikan di swedia mnrt gw itu nyiapin loe buat masa depan, bukan buat saat ini doang. Dosen2 nya accessible dan terbuka dgnsmua argumentasi loe asal ada backup nya. Ga stuju ama dosen ga masalah yg penting sopan dan ada essence nya.

Loe jg dituntut untuk versatile..berani push beyond the boundary. Maksudnya, dosen palingseneng klo murid ga cuma liat textbook atau lecture slides nya dia. Baca paper/journal terbaru atautanya2 ke industry (biasanya assignments itu menuntut loe utk itu). Dosen jg biasanya palingseneng klo kita jg liat2 literature dr bidang study lain, misal software engineering itu banyakkaitannya dgn anthropology dan cognitive science.

Kalau kita berani adapt approaches dari bidang lain yang bs mendukung, pasti dosen nya akan makin support. Trus sebagai murid loe ngerasa dihargain, karena loe dibiasain presentasi hasilkerjaan dan written assignments pasti loe dikasi feedback yang positive dan jg suggestions for improvements. Berasanya dosen itu care ama loe

Indira Nurdiani (IBM, Blekinge Tekniska Högskola)

Page 16: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

What do they think of Sweden

Swedish education emphasizes critical thinking, where students can challenge

the well established theory and concept, provided that they have sound based

argument for such opposition.

There is very few case of plagiarism, since the authenticity of the academic

work is rigorously verified, and professor will highly value original ideas and

creative thoughts for any subjects. Sweden has egalitarian culture, in which

people are regarded equal, and no special status or privilege given due to

social class or profession. Thus, there is no distance in the interaction between

professor and students, enabling close relationship, where professor is the

learning partner of the students.

Natanael Yuyun Suryadi (Unilever, Gothenburg University)

Page 17: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

What do they think of Sweden

Mahasiswa S3 di sini dianggap employee dan dapat tugas ngajar juga.

Rasanya ini tidak ada di Indonesia. Kadang-kadang saja saya di minta mengisi

kuliah. Atau paling banter presentasi di depan mahasiswa yang lain.

Tampaknya, ini sama juga dengan pelajaran di sekolah SD. Pendidikan SD di

Indonesia jauh lebih berat daripada pendidikan SD di swedia. Perasaan anak

saya yang sekolah SD di sini lebih banyak mainnya.

Anehnya, kenapa ya..Swedia bisa lebih maju?

Di sini mahasiswa dipacu kreatifitasnya dan didukung dengan fasilitas yang

lebih lengkap. Dosen di Indo, kadang-kadang kiler-kiler dan - menurut saya-

bisa membunuh kreatifitas mahasiswanya.

Isroi (IPB, UGM, Chalmers University of Technology)

Page 18: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

What do they think of Sweden

Mungkin pertama2 karena pengaruh budaya masyarakat-nya yang lebih fokus

pada pengembangan diri, sehingga para mahasiswa (setidaknya mahasiswa

master) tidak terfokus pada nilai semata, tapi lebih karena mereka memang

tertarik pada topik bahasan-nya itu sendiri. Selain itu industri yang

mempekerjakan lulusan universitas juga tidak terfokus pada nilai akademis,

akan tetapi potensi dan kemauan seseorang untuk bekerja yg lebih

diutamakan.

Studi di Swedia juga lebih mengutamakan diskusi daripada metode mengajar

spartan ala kebanyakan negara2 Asia pada umumnya. Sangat sering ujian

diberikan dalam bentuk proyek ataupun home exam untuk menguji konsep,

pemahaman yang juga memberikan pengalaman mengerjakan kasus2 yang

sangat sesuai dengan dunia kerja. Untuk apa menghafal isi buku kalau buku

tersebut dapat diakses setiap saat. Kemampuan berpikir kritis dan berargumen

lebih dinilai harganya daripada hanya sekedar menyerap isi buku

Charlie Tj (”Sebuah perusahaan di Singapore”, KTH)

Page 19: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

What do they think of Sweden

Kelebihan pendidikan Swedia

1. Bhs Inggris jadi bahasa umum, termasuk sidang akhir disertasi -- di Pcis,

bhs Inggris cuma diijinkan di kampus/fakultas/departemen tertentu aja.

2. Yg namanya 'internasional' ya beneran global -- di Pcis, yang disebut

'internasional' tuh negara2 francophone doang.

3. Disertasi nggak punya batasan jumlah halaman -- di Pcis, ada batasan

minimal 200 halaman.

4. Referensi/bibliografi-nya bersifat global -- di Pcis, sebagian besar referensi

berbahasa Pcis.

5. Profesorku yang dari Lund bisa bahasa Inggris dan Pcis -- profesorku di

Paris-8 bisa bahasa Inggris tapi nggak bisa bahasa Swedia.

Nuri Ericsson (University of Paris, Lund University)

Page 20: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

What do they think of Sweden

Swedia juga sangat bagus utk belajar tentang manajemen hutan temperate.

SLU merupakan Universitas yg bagus utk belajar ilmu-ilmu pertanian,

kedokteran hewan,Landscape dan Kehutanan (heheh promosi..sori ya mas).

Coba nanti saya cari figure ttg kehutanan di Swedia, tapi yg jelas hutan dan

kehutanan berkontribusi besar bagi ekonomi dan lingkungan di Swedia. IKEA

sangat tergantung dg kelestarian raw material, selain industri Plywood,

furniture, pulp and paper.

Swedia juga donor yg besar bagi kegiatan-kegiatan kehutanan di dunia.

Institusi spti FORMAS, Sida bnyk memberikan bantuan dana bagi proyek-

proyek kehutanan di dunia termasuk Indonesia.

Hari Priyadi (Native of Bogor, Kehutanan IPB, Swedish University of Agricultural Sciences)

Page 21: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Why Sweden?

• Kotanya cantik!!

Page 22: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Why Sweden?

© Andika Pradana

© Andika Pradana

Page 23: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Why Sweden?

© Alexander Agung

© Alexander Agung

Page 24: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

A strong triple helix

Research

Universities

Firms/companiesGovernment

Page 25: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Lower entry level

Page 26: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Have you ever seen?

Page 27: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Scholarship

The Swedish Institute Study Scholarships

(http://www.studyinsweden.se/Scholarships/SI-

scholarships/The-Swedish-Institute-Study-Scholarships/)

The Swedish Institute Study Scholarships target highly-qualified

students from the countries listed below. About 120 scholarships

will be awarded for studies in Sweden, starting in August 2012.

The scholarship covers both living costs and tuition fees.

Please note that in order to apply for a Swedish Institute Study

scholarship the student must first be admitted to a Swedish

university/university college. The application period for study

programs opens 1 December, 2011.

The application period for Swedish Institute Study scholarship will

be March 14-25, 2012.

Page 28: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

PPI Swedia(http://www.ppiswedia.se/ppi/)

Website Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Swedia adalah

wadah jaringan informasi untuk semua pelajar Indonesia yang

sedang, akan, dan pernah menimba ilmu di Swedia

Page 29: DIskusi FORCI Dev

Chalmers University of Technology

Recommended link http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/08/inilah-metode-pendidikan-anak-

anak-sekolah-di-swedia-negeri-sang-“nobel”/

Tulisan Ibu Irma Priyadi


Recommended