DR-UV
Anisa Wiranda1)
Faculty of Mathematics and Science, State University of Padang, Padang
ABSTRACT
This paper aim to study process and mechanism of Diffuse Reflectance-UV (DR-
UV). DR-UV to determine the value of band gap or energy gap. The tool that used
is UV-Vis spectrophotometer with wavelength range 200 nm – 800 nm, the result
of analysis are absorbance and wavelength. Instumentation of spectrophotometry
are light source, monochromator, the sample cell (the sample container), detector
and read out (recorder). Spectrophotometry of UV-Vis involve spectroscopy and
foton on UV area. UV-Vis spectrophotometer is more used for quantitative than
qualitative. UV-Vis spectrum is very useful for the quantitative measurement.
Spectrum is released by UV, Vis, and UV-Vis form a wide band. For spectrum of
IR form a line or a sharp peak. UV-Vis spectrophotometry is member of
spectoscopic analysis technique that use electomagnetic radiation source of
ultraviolet and visible light using a spectrophotometer instrument. Things that
need to be considered for the tool of UV-Vis spectrophotometer are the solution
being analyzed is colored solution, the maximum wavelength, and calibration
wavelength and absorbance. Application of Diffuse Reflectance-UV (DR-UV) are
Solar Cell Electrode based composite TiO2/SiO2 as an alternative renewable
energy, and Synthesis of Nano ZnO were entusted to the volcanic ash for
photodegradation catalyst dichloro diphenil trichloroethane.
Keywords: Spectrophotometer UV-Vis, Diffuse Reflectance-UV, Absorbance,
Spectrum
A. PENDAHULUAN
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif
dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya.
Sedangkan peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut
spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan
inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang
lebih berperan adalah elektron yang ada pada atom ataupun molekul yang
bersangkutan.
Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan
dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu
perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi
energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya
pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar (1).
Instrumentasi merupakan alat-alat dan piranti (device) yang digunakan
untuk mengukur dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan
lebih kompleks. Secara umum instrumentasi mempunyai tiga fungsi utama
yaitu sebagai alat pengukuran, sebagai alat analisa, dan sebagai alat kendali.
Beberapa alat yang berfungsi sebagai alat analisa seperti, spektrofotometer
UV-Vis, spektrofotometer serapan atom, spektrofotometer Infra Merah,
kromatografi dan X-ray Difraction.
Pada paper ini, penulis akan membahas salah satu alat untuk DR-UV yaitu
spektrotometer UV-Vis. Dimana spektrofotometer UV-Vis merupakan alat
dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat
ini digunakan untuk mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh
suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis
sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam
larutan tersebut. Spektrofotometer UV-Vis banyak dimanfaatkan seperti dalam
analisis logam berbahaya dalam sampel pangan atau bahan yang sering
digunakan dalam kehidupan.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Diffuse Reflectance-UV (DR-UV) dilakukan untuk menentukan besarnya
energi gap yang dihasilkan oleh semikonduktor yang telah disintesis. Energi
gap merupakan energi celah antara pita valensi yang penuh elektron dengan
pita konduksi yang kosong elektron. Harga energi gap pada semikonduktor
sangat penting karena berpengaruh terhadap kinerja semikonduktor dalam
mengalirkan elektron dan hole. Energi gap yang terlalu kecil akan
menyebabkan loncatan elektron dari pita valensi ke pita konduksi sehingga
elektron kurang bebas, sedangkan energi gap yang terlalu besar akan
menghambat loncatan elektron sehingga aliran elektron akan terhambat. Alat
yang digunakan adalah spektrofotometer UV-Vis. Analisis menggunakan
spektrofotometer UV-Vis dilakukan dengan rentang panjang gelombang dari
200 nm sampai 800 nm, hasil pembacaan dari analisis ini adalah absorbansi
dan panjang gelombang (2).
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan
gabungan dari alat optik dan elektronika serta sifat-sifat kimia fisiknya.
Dimana detektor dapat mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan secara
tidak langsung cahaya yang diabsorbsi. Tiap media akan menyerap cahaya
pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna yang
terbentuk.
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari
panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer
adalah panjang gelombang dari sinar putih lebih dapat terseleksi dan ini
diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis.
Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan
diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai
spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer
filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar
monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm.
Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar
terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma
(3).
Pada umumnya ada beberapa jenis spektrofotometri yang sering digunakan
dalam analisis secara kimiawi, antara lain:
a. Spektrofotometri Visible
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar atau
energi adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang
gelombang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang
dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama
ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar
tampak (visible).
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektrofotometer
visible adalah lampu Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama
Wolfram merupakan unsur kimia dengan simbol W dan nomor atom 74.
Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 ºC) dibanding logam
lainnya, karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu.
Sampel yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sampel yang
memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode
spektrofotometri visible.
Oleh karena itu, untuk sampel yang tidak memiliki warna harus
terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagen spesifik yang
akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagen yang digunakan harus
betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa.
Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan stabil.
b. Spektrofotometri UV
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV
berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki
panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan
lampu deuterium.
Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop
hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom
deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen
hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Nama deuterium
diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti „dua‟, mengacu pada
intinya yang memiliki dua pertikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi
oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang
merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan.
Oleh karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna
dengan penambahan reagen tertentu. Bahkan sampel dapat langsung
dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sampel keruh
tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar
pada spektrofotometri adalah sampel harus jernih dan larut sempurna.
Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi.
Spektrofotometri UV memang lebih simpel dan mudah dibanding
spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sampel. Namun
harus hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari
senyawa lain selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang
UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias pada hasil analisa.
c. Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV
dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber
cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih
canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV
dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.
Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan
paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan
baik untuk sampel berwarna juga untuk sampel tak berwarna. Spektroskopi
ultraviolet-visible atau spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis atau
UV / Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat.
Ini berarti menggunakan cahaya dalam terlihat dan berdekatan (dekat
ultraviolet (UV) dan dekat dengan inframerah (NIR)) kisaran. Penyerapan
dalam rentang yang terlihat secara langsung mempengaruhi warna bahan
kimia yang terlibat. Di wilayah ini dari spektrum elektromagnetik, molekul
mengalami transisi elektronik. Teknik ini melengkapi fluoresensi
spektroskopi, di fluoresensi berkaitan dengan transisi dari ground state ke
eksited state (4).
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut radiasi
elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah cahaya matahari.
Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi
elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan
sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi
ataupun spektroskopi emisi.
Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu
didasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik.
Namun pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih
sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi dengan cahaya (baik
yang dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan pengertian spektroskopi lebih
luas misalnya cahaya maupun medan magnet termasuk gelombang
elektromagnetik.
Radiasi elektromagnetik memiliki sifat ganda yang disebut sebagai sifat
dualistik cahaya yaitu:
1. Sebagai gelombang
2. Sebagai partikel-partikel energi yang disebut foton.
Karena sifat tersebut maka beberapa parameter perlu diketahui misalnya
panjang gelombang, frekuensi dan energi tiap foton. Panjang gelombang
didefinisikan sebagai jarak antara dua puncak.
Hubungan dari ketiga parameter di atas dirumuskan oleh Planck yang
dikenal dengan persamaan Planck. Hubungan antara panjang gelombang
frekuensi dirumuskan sebagai:
c = λ . v atau λ = c/v atau v = c/λ
Persamaan Planck adalah hubungan antara energi tiap foton dengan frekuensi.
E = h . v
E = h . c/λ
dimana
E = energi tiap foton
h = tetapan Planck (6,626 x 10-34
J.s)
v = frekuensi sinar
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m.s
-1)
Misalnya energi yang dihasilkan cahaya UV lebih besar dari pada energi
yang dihasilkan sinar tampak. Hal ini disebabkan UV memiliki panjang
gelombang (λ) yang lebih pendek (100–400 nm) dibanding panjang gelombang
yang dimiliki sinar tampak (400–800 nm).
Interaksi antara materi dengan cahaya disini adalah terjadi penyerapan
cahaya, baik cahaya Uv, Vis maupun Ir oleh materi sehingga spektrofotometri
disebut juga sebagai spektroskopi absorbsi.
Dari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis dan Ir) memiliki
prinsip kerja yang sama yaitu “adanya interaksi antara materi dengan cahaya
yang memiliki panjang gelombang tertentu”. Perbedaannya terletak pada
panjang gelombang yang digunakan (5).
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi
cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (6). Sinar
ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar
tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran
spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi
elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif
dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran
secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan
dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan
menggunakan hukum Lambert-Beer (7).
Instrumentasi alat DR-UV
Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut
spektrofotometer terdiri dari :
sumber cahaya – monokromator – sel sampel – detektor – read out
(pembaca).
Gambar 1. Instrumen spektrofotometri (5)
Fungsi masing-masing bagian:
1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis
dengan berbagai macam rentang panjang gelombang. Untuk
sepktrofotometer UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga
heavy hidrogen.
2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu
mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi
cahaya monokromatis. Jenis monokromator yang saat ini banyak
digunakan adalan grating atau lensa prisma dan filter optik.
3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel
UV, Vis dan UV-Vis menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet
biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang
terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan
yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga
penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak. Cuvet
biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan
mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor:
Kepekaan yang tinggi
Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
5. Read out dan recorder merupakan suatu sistem baca yang menangkap
besarnya isyarat listrik yang berasal dari detektor. Di dalam rekorder
signal tersebut direkam sebagai spektrum yang berbentuk puncak-puncak.
Spektrum absorpsi merupakan plot antara absorbans sebagai ordinat dan
panjang gelombang sebagai absis (5).
Prinsip Kerja
Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat
polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada
spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian
akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal).
Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada
sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena
itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan.
Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh detektor. Detektor
kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang
diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat
yang terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam
sampel secara kuantitatif (8).
Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri
Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya
polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang
tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang
peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga
terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul
dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai
suatu energi.
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan
elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan
elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah
cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan
pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan
berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada
gelombang radio.
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi
suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel
sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu.
Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan
dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang
mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur,
yang dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan
cahaya setelah melewati materi (sampel). Proses penyerapan cahaya oleh suatu
zat dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel (5)
Dari gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang atau
lebih banyak di banding cahaya setelah melewati sel sampel. Cahaya yang
diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan
diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau
Hukum Beer, berbunyi:
“Jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang
diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi
eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan”.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung
banyaknya cahaya yang hamburkan:
dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:
dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas
cahaya setelah melewati sampel.
Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:
A = a . b . c atau A = Ɛ . b . c
Spektrum UV, VIS, UV-VIS dan IR
Data-data yang dikeluarkan oleh UV atau Vis dapat berupa absorbansi atau
transmitansi yang langsung dibaca pada spektrofotometer. Namun untuk UV,
VIS, UV-Vis dan IR data yang dikeluarkan dapat berupa spektrum jika telah
dihubungkan dengan komputer.
Spektrum yang dikeluarkan oleh UV, Vis dan UV-Vis berupa pita yang
lebar sedangkan pada pita yang dikeluarkan oleh IR berupa garis atau puncak
tajam. Pita melebar dari UV-Vis disebabkan karena energi yang dimiliki selain
menyebabkan transisi elektronik terjadi pula rotasi dan vibrasi elektron dalam
molekul. Sedangkan pada IR hanya terjadi vibrasi elektron maka spektrum
yang dihasilkan berupa garis atau puncak tajam. Selain pada IR, spektrum
berupa garis dapat terjadi pula pada spektroskopi NMR karena hanya terjadi
rotasi elektron.
Spektrum yang dihasilkan dari setiap spektroskopi berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Para kimiawan spektrum UV, Vis maupun IR dapat
dibedakan dengan mudah. Spektrum yang dihasilkan oleh UV, Vis dan UV-Vis
tidak berbeda jauh namun sangat sangat berbeda bila dibanding spektrum IR.
Untuk membedakannya dapat dilihat pada gambar:
Gambar 3. Spektrum UV (5)
Gambar 4. Spektrum IR (5)
Alat DR-UV
Gambar 5. SP600 Spectrophotometer (9)
SKU : SP600 Spectrophotometer
Kategori : Spektrofotometer UV/UV-Vis/FTIR
Harga : Rp 5.854.810.291
US $ 418.200 (9)
Karakteriktik Alat
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis
spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet
dan sinar tampak dengan memakai instrumen spektrofotometer.
Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar
pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih
banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Spektrofotometer UV-Vis dapat mengukur intensitas sebagai fungsi
panjang gelombang. Spektrofotometer UV-Vis digunakan untuk berbagai
keperluan seperti: untuk mempelajari struktur molekul dan teori molekul,
untuk keperluan penelitian biologi molekuler, dan lain-lain.
Panjang gelombang dari alat ini adalah:
Ultra violet : 100 – 400 nm (190 – 380 nm)
Sinar tampak : 380 – 900 nm
Ketelitian dari Spektrofotometer UV–Vis ini adalah 0,0001.
Spektrofotometer Uv-Vis ini membaca data dalam 4 angka dibelakang
koma. Sedangkan jenis alat yang dianalisis adalah zat dalam bentuk
larutan dan zat yang tampak berwarna maupun yang tidah berwarna. Jenis
spektroskopi UV-Vis terutama berguna untuk analisis kuantitatif langsung
misalnya kromofor, nitrat, nitrit dan kromat sedangkan secara tak langsung
misalnya ion logam transisi (10).
Preparasi sampelnya harus dilakukan dengan prosedur yang teratur
yaitu, sel sampel harus dibilas 3-5 kali dengan pelarut sebelum diisi
dengan larutan bersih yang akan digunakan untuk pengukuran. Putar sel
naik turun diatas tumpukan kertas pengisap akan menolong sisa pelarut.
Perlakuan akan memperkecil kontaminasi dari eksperimen sebelumnya.
Pembebasan koloid sampel terdiri dari debu atau partikel lain harus
disaring, diputar atau dibiarkan tenang. Jika tidak, seluruh attenuasi-
transmitansi spektrum ke penyebar cahaya dan refleksi akan
menyembunyikan informasi spektrum dari analisis.
Cara Penggunaan Alat
1. Nyalakan PC dan boot sistem operasi PC. Jika printer telah terhubung
ke sistem, maka nyalakan printer.
2. Nyalakan spektrofotometer dan tunggu sampai cahaya indikator
spektrofotometer berwarna hijau. Proses ini meliputi pengujian
spektrofotometer dan mengambil waktu sekitar 1 menit.
3. Letakkan sampel yang telah dimasukkan kedalam kuvet pada sample
compartment. Sebelum sample di ukur, preparasi sample terlebih
dahulu.
4. Kita siap untuk menggunakan sistem.
5. Lampu hijau akan berkedip, hal ini bahwa menunjukkan pengukuran
sedang berlangsung.
6. Jika spektrofotometer berhenti, hal ini menunjukkan bahwa pengukuran
telah siap berlangsung.
7. Data absorbansi dan spektrum akan terbaca di komputer, yang
berbentuk grafik hubungan antara panjang gelombang dengan
absorbansi (11).
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Larutan yang dianalisis merupakan larutan berwarna
Apabila larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak
berwarna, maka larutan tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi
larutan yang berwarna. Kecuali apabila diukur dengan menggunakan
lampu UV.
2. Panjang gelombang maksimum
Panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang
yang mempunyai absorbansi maksimal. Hal ini dikarenakan pada
panajgn gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada
panjang gelombang tersebut, perubahan absorbansi untuk tiap satuan
konsentrasi adalah yang paling besar. Selain itu disekitar panjang
gelombang maksimal, akan terbentuk kurva absorbansi yang datar
sehingga hukum Lambert-Beer dapat terpenuhi. Dan apabila dilakukan
pengukuran ulang, tingkat kesalahannya akan kecil sekali.
3. Kalibrasi Panjang gelombang dan Absorban
Spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas cahaya
yang dipancarkan dan cahaya yang diabsorbsi. Hal ini bergantung pada
spektrum elektromagnetik yang diabsorb oleh benda. Tiap media akan
menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada
senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi
panjang gelombang dan absorban pada spektrofotometer agar
pengukuran yang di dapatkan lebih teliti (8).
Aplikasi dari DR-UV
Elektroda Solar Cell berbasis komposit TiO2/SiO2 sebagai energi alternatif
terbarukan Diffuse Reflectance Ultra Violet (DR-UV) digunakan untuk
menganalisis band gap komposit TiO2/SiO2. Perhitungan band gap
dilakukan dengan menggunakan persamaan Kubelka-Munk yaitu (Eg)
diperoleh dari grafik hubungan antara [α.h.c/λ]2 terhadap (h.c/λ) atau
energi (eV). Band gap pada semikonduktor adalah (h.c/λ) pada saat
[α.h.c/λ]2 = 0 yang diperoleh dari penarikan garis lurus memotong sumbu
x dalam kurva antara energi foton (eV) terhadap [α.h.c/λ]2. Grafik
perhitungan band gap komposit TiO2/SiO2 hasil sintesis dengan
pengaruh konsentrasi SiO2 ditunjukkan pada gambar
Gambar 6. Grafik perhitungan band gap komposit TiO2/SiO2
hasil sintesis dengan pengaruh konsentrasi SiO2 (12)
Berdasarkan gambar diperoleh band gap komposit TiO2/SiO2 hasil
sintesis seperti yang disajikan pada tabel
Sampel Band gap (eV)
TiO2/SiO2 0% mol 3,39
TiO2/SiO2 10% mol 3,25
TiO2/SiO2 15% mol 3,23
TiO2/SiO2 20% mol 3,42
Tabel 1. Band gap Semikonduktor TiO2/SiO2 (12)
Pada tabel dapat diketahui bahwa semakin kecil band gap maka
efisiensi yang dihasilkan akan semakin besar. Hal ini menandakan bahwa
konsentrasi SiO2 yang ditambahkan dapat mempengaruhi nilai band gap.
Band gap yang terkecil diberikan diberikan oleh SiO2 dengan konsentrasi
15% mol sebesar 3,23 eV. Pada penambahan SiO2 20% mol band gap
komposit mengalami perluasan. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan
level pada pita konduksi dan penurunan level pada pita konduksi dan
penurunan level pada pita valensi yang mengakibatkan jarak antara pita
konduksi dan pita valensi semakin jauh. Namun demikian, hasil ini lebih
baik dibansingkan dengan peneliti-peneliti terdahulu (12).
Sintesis Nano ZnO yang diembankan pada abu vulkanik untuk katalis
fotodegradasi dikloro difenil trikloroetana
Gambar 7. Hasil karakterisasi DR-UV (A)ZnO,
(B)abu vulkanik, (C)ZnO/abu vulkanik (13)
Berdasarkan gambar diperoleh data hubungan antara Reflektansi
(R%) dengan panjang gelombang.
Sampel Energi Gap (eV)
ZnO 3,2 eV
Abu Vulkanik 4,2 eV
ZnO/abu vulkanik 3,4 eV
Tabel 2. Uji karekteristik dengan spektrofotometer
UV-Vis difraksi refleksi (13)
Berdasarkan Gambar diperoleh energi gap ZnO, abu vulkanik,
ZnO/abu vulkanik hasil sintesis seperti yang disajikan pada Tabel.
Dimana ZnO/abu vulkanik mempunyai Eg lebih tinggi dari ZnO dan
mempunyai Eg lebih rendah dari abu vulkanik. ZnO/abu vulkanik
mempunyai Eg lebih tinggi dari ZnO karena ZnO/abu vulkanik adalah
campuran dari ZnO dengan abu vulkanik (13).
C. Kesimpulan
Diffuse Reflectance-UV (DR-UV) dilakukan untuk menentukan besarnya
energi gap yang dihasilkan oleh semikonduktor yang telah disintesis. Alat yang
digunakan adalah spektrofotometer UV-Vis. Spektrofotometri merupakan salah
satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan
komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan
pada interaksi antara materi dengan cahaya. Spektrofotometri UV-Vis
merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan
dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya
visible.
Instrumen dari spektrofotometri yang disebut spektrofotometer dari suatu
alat DR-UV adalah:
1. Sumber cahaya polikromatis
2. Monokromator
3. Sel sampel
4. Detektor
5. Read out dan Recorder
Spektrum yang dikeluarkan oleh UV, Vis dan UV-Vis berupa pita yang
lebar. Pita melebar dari UV-Vis disebabkan karena energi yang dimiliki selain
menyebabkan transisi elektronik terjadi pula rotasi dan vibrasi elektron dalam
molekul.
Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar
pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak
dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Panjang gelombang
dari alat spektrofotometer adalah:
Ultra violet : 100 – 400 nm (190 – 380 nm)
Sinar tampak : 380 – 900 nm
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat
spektrofotometer:
1. Larutan yang dianalisis merupakan larutan berwarna
2. Panjang gelombang maksimum
3. Kalibrasi Panjang gelombang dan Absorban
Aplikasi dari DR-UV adalah Elektroda Solar Cell berbasis komposit
TiO2/SiO2 sebagai energi alternatif terbarukan dan Sintesis Nano ZnO yang
diembankan pada abu vulkanik untuk katalis fotodegradasi dikloro difenil
trikloroetana.
D. Ucapan Terima Kasih
Terima kasih penulis sampaikan kepada Allah SWT. Selain itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada pembimbing mata kuliah kimia fisika III
Rahadian Z, M.Si, Ph.D yang telah memberikan bimbingan dan arahan. Serta
kedua orang tua penulis yang telah memberikan semangat serta dorongan kepada
penulis dalam penyelesaian paper ini.
E. Referensi
1. Day, R. A., dan Underwood, A.L. (1993). Analisa Ilmu Kuantitatif. Edisi
Keempat. Jakarta: Erlangga.
2. Lestari, Diah. (2012). Preparasi Nanokomposit ZnO/TiO2 Dengan Sonokimia
Serta Uji Aktivitasnya Untuk Fotodegradasi Fenol. Pages 3-4.
3. Khopkar, S. M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press: Jakarta.
4. Bambang. http://anekakimia.blogspot.co.id/2011/06/instrumen-kimia-uv-
vis.html. (2011).
5. Seran, Emel. https://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-
spektrofotometer-vis-uv-uv-vis/. (2011).
6. Day, R. A. and A. L. Underwood. (2002). Analisi Kimia Kuantitatif. Edisi
Keenam. Jakarta: Erlangga.
7. Rohman, Abdul. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
8. https://wocono.wordpress.com/2013/03/04/spektrofotometri-uv-vis/. (2013).
9. CV. Duta Medika. http://jualperalatankesehatan.com/sp600-
spectrophotometer/. (2015).
10. Syahrani, Achmad. (2004). Spektra Ultraviolet dan Nampak. Ppt.
11. http://nurryputri.blogspot.co.id/2013/07/spektrofotometer-uv-is.html. (2013).
12. Kusuma, Ade Yulia. (2012). Elektroda Solar Cell Berbasis Komposit
TiO2/SiO2 Sebagai Energi Alternatif Terbarukan. Pages 3.
13. Kurniatun, Pertiwi Ayu Pamuji. (2012). Sintesis Nano ZnO Yang
Diembankan Pada Abu Vulkanik Untuk Katalis Fotodegradasi Dikloro
Difenil Trikloroetana. Pages 4.
SOAL-SOAL
1) Bagaimana cara penggunaan alat spektrofotometer UV-Vis?
Jawaban:
1. Nyalakan PC dan boot sistem operasi PC. Jika printer telah terhubung ke
sistem, maka nyalakan printer.
2. Nyalakan spektrofotometer dan tunggu sampai cahaya indikator
spektrofotometer berwarna hijau. Proses ini meliputi pengujian
spektrofotometer dan mengambil waktu sekitar 1 menit.
3. Letakkan sampel yang telah dimasukkan kedalam kuvet pada sample
compartment. Sebelum sample di ukur, preparasi sample terlebih dahulu.
4. Kita siap untuk menggunakan sistem.
5. Lampu hijau akan berkedip, hal ini bahwa menunjukkan pengukuran
sedang berlangsung.
6. Jika spektrofotometer berhenti, hal ini menunjukkan bahwa pengukuran
telah siap berlangsung.
7. Data absorbansi dan spektrum akan terbaca di komputer, yang berbentuk
grafik hubungan antara panjang gelombang dengan absorbansi.
2) Bagaimana prinsip kerja dari spektrofotometer?
Jawaban:
Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat
polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada
spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian
akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal).
Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada
sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena
itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan.
Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh detektor. Detektor
kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang
diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat
yang terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam
sampel secara kuantitatif.
3) Apa perbedaan spektrum UV-Vis dengan IR?
Jawaban:
Spektrum yang dikeluarkan oleh UV, Vis dan UV-Vis berupa pita yang lebar
sedangkan pada pita yang dikeluarkan oleh IR berupa garis atau puncak tajam.
Pita melebar dari UV-Vis disebabkan karena energi yang dimiliki selain
menyebabkan transisi elektronik terjadi pula rotasi dan vibrasi elektron dalam
molekul. Sedangkan pada IR hanya terjadi vibrasi elektron maka spektrum
yang dihasilkan berupa garis atau puncak tajam.
4) Perhatikan tabel energi gap nanokomposit ZnO/TiO2 di bawah ini:
Sampel Energi Gap (eV)
1% ZnO/TiO2 3,31
3% ZnO/TiO2 3,35
5% ZnO/TiO2 3,42
Jelaskan maksud tabel di atas!
Jawaban:
Energi gap nanokomposit ZnO/TiO2 1%, 3% dan 5% menunjukkan
peningkatan, sehingga dengan adanya dopan ZnO selain dapat memperkecil
ukuran partikel juga dapat meningkatkan energi gap. Namun demikian, jika
dopan ZnO yang ditambahkan terlalu banyak menyebabkan energi gap akan
lebih besar, maka loncatan elektron dari pita valensi ke pita konduksi akan
terhambat yang akan berakibat menghambatnya aliran elektron.
5) K2CrO4 dalam larutan basa menunjukkan serapan maksimum pada 372 nm.
Larutan basa mengandung 0,00003 M K2CrO4, mentransmisikan 71,6% radiasi
yang masuk pada panjang gelombang 372 nm bila larutan tersebut ditempatkan
dalam sel dengan panjang 1 cm
a. Berapa absorbansi dalam larutan ini?
b. Berapakah serapan molar dari K2CrO4 pada 372 nm?
c. Akan menjadi berapa % transmitansi jika panjang sel 3 cm?
Jawaban:
a.
b.
c.
)(3 cm)(0,00003 mol/L)