Date post: | 19-Jul-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | indra-nochange |
View: | 271 times |
Download: | 1 times |
of 57
DYSPHAGIA
Bagian Ilmu Penyakit THT RS. Immanuel Bandung 2011
Anatomi Esofagus
Neuromuscular tube Segment - Upper third I - Middle third II - Lower third III Natural constriction - Cricopharyngeus - Aorta & left bronchus anteriorly cross - Lower Esophageal Sphincter
Adapted from www.barrettsinfo.com. 2002
2
Penyempitan Esofagus Fisiologis
Terdapat empat penyempitan fisiologis pada esofagus yaitu: penyempitan sfingter krikofaringeal, penyempitan pada persilangan aorta (arkus aorta), penyempitan pada persilangan bronkus kiri, dan penyempitan diafragma (hiatus esofagus)
3
Anatomi EsofagusVASCULARIZATION I
I = Inferior thyroid II = Thoracic aorta III = Left gastric, left inferior phrenic
II
III
Adapted from Graney OD. Anatomy Esophagus. In: Otolaryngology-Head and Neck Surgery. Vol 3. 2 nd. Ed. Cumming CW. Mosby year book. 1993.
4
DISFAGIA
Kesulitan menelan, gejala kelainan di orofaring dan esofagus
Gangguan otot menelan dan gangguan transportasi dari mulut ke gaster
5
Proses Menelan Pembentukan bolus makanan bentuk dan konsistensi yang baik Sfingter cegah terhamburnya bolus dalam fasefase menelan Kerja sama otot-otot di rongga mulut mendorong bolus makanan Mencegah masuknya bolus ke dalam nasofaring dan laring Mempercepat masuknya bolus faring (saat respirasi) Usaha membersihkan kembali esofagus
6
Fase MenelanFase faringeal Fase oralFase esofagealFase Menelan
The tongue initially forms the food bolus (green) with compression against the hard palate.
Displacement of the food bolus into the pharynx by the tongue initiates deglutition.
Relaxation of the cricopharyngeal muscle (the physiological upper esophageal sphincter) permits movement of the food bolus into the proximal esophagus.
7
Fase OralRongga mulut Dorsum lidah OrofaringLidah yang terangkat ke atas
Kontraksi m.levator veli palatini perluasan rongga pada lekukan dorsum lidah
palatum molle terangkat bagian atas dinding posterior faring terangkat Bolus terdorong ke posterior
8
Fase Faringeal- Faring dan laring bergerak ke atas oleh kontraksi m. stilofaring, m. salfingofaring, m.tirohioid dan m. palatofaring. - Aditus laring tertutup oleh epiglotis - Plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan plika vokalis tertutup karena kontraksi m. ariepiglotika dan m. aritenoid obliqus bersamaan penghentian aliran udara ke laring bolus tidak masuk ke saluran napas ke esofagus
9
10
Fase Esofageal Rangsangan bolus makanan relaksasi m.krikofaring
introitus esofagus terbuka makanan masukesofagus (kontraksi m. konstriktor faring inferior) didorong ke distal oleh gerak peristaltik esofagus
11
12
Gangguan Fase Oral1. Gangguan dalam persiapan makanan 2. Buruknya kontrol dari lidah 3. Kesulitan mengunyah dan memulai menelan
13
Gangguan Fase FaringealOtot-otot faringeal yang mengalami kelemahan - gerakan yang tidak terkoordinir - buruknya pembukaan sfingter esophagus bagian atas
klirens faring buruk makanan tertahan di faring14
Gangguan Fase EsofagealFungsi esofagus tidak baik : gangguan pergerakan buruknya pembukaan sfingter esofagus bagian distal obstrusi mekanik
retensi makanan dan minuman15
Tanda dan Gejala
Disfagi oral atau faring: batuk atau tercekik saat menelan sulit memulai menelan tersumbat makanan pada kerongkong sialorrhea penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya perubahan kebiasaan diet recurrent pneumonia perubahan suara atau berbicara (wet voice) regurgitasi hidung
16
Tanda dan Gejala
Regurgitasi oral atau faring
Perubahan kebiasaan diet
Disfagi esofagial
Sensasi tersumbat makanan pada dada atau tenggorok
Recurrent pneumonia
17
Klasifikasi Berdasarkan Penyebab1. Disfagia MekanikE/ penyempitan lumen esofagus karena: massa tumor + benda asing peradangan mukosa esofagus striktur lumen esofagus penekanan dari luarpembesaran kelenjar timus pembesaran kelenjar tiroid KGB mediastinum pembesaran jantung, elongasi aorta letak a. subclavia dextra abnormal disfagia Lusoria18
Striktur esofagus
19
2. Disfagia MotorikE/ akalasia spasme difus esofagus kelumpuhan otot faring skleroderma esofagus kel. Neuromuscularlesi di pusat menelan di batang otak kel. n.V, n.VII, n.IX, n.X, dan n.XII
20
distal oesophageal peptic stricture (large arrow) and mucosal ulceration (small arrow
Scleroderma esofagus
Beaks sign
Achalasia21
3. Disfagia Karena Gangguan Emosi
Globus histerikus rasa mengganjal di tenggorokan yg menyebabkan gangguan menelan tanpa penyebab fisik Penyebab fisik disingkirkan Psikiatri Anxietas stress /neurosis Spasme otot konstriktor pharyng
22
AnamnesisApakah Anda memiliki kesulitan menelan? Sejak kapan? Apakah Anda sulit menelan makanan padat / cairan? Apakah Anda memiliki sensasi ini tanpa menelan makanan? Dapatkah Anda melokalisir tempatnya? Apakah disertai rasa terbakar di dada? Sesak? Nyeri dada? Apakah Anda tersedak atau batuk saat menelan? Apakah kesulitan menelan dipengaruhi oleh suhu ( t.u dingin)? Ada penurunan BB?
23
Pemeriksaan Fisik Leher massa tumor/ pembesaran KGB Mulut peradangan orofaring, tonsil, tumor parese otot-otot lidah, arcus faring gangguan n.V, n.VII, n.IX, n.XII Cardiomegali, elongasi aorta Tumor bronchus kiri Pembesaran KGB mediastinum
24
25
Disfagia OrofaringSome Causes of Oropharyngeal Dysphagia Mechanism Examples Neurologic Stroke Parkinson's disease Multiple sclerosis Some motor neuron disorders (amyotrophic lateral sclerosis, progressive bulbar palsy, pseudobulbar palsy) Bulbar poliomyelitis Muscular Myasthenia gravis Dermatomyositis Muscular dystrophy Cricopharyngeal incoordination26
Disfagia EsofagealSome Causes of Esophageal Dysphagia Mechanism ExamplesMotility disorder Achalasia Diffuse esophageal spasm Systemic sclerosis Eosinophilic esophagitis Peptic stricture Esophageal cancer Lower esophageal rings Extrinsic compression (eg, from enlarged L atrium, aortic aneurysm, aberrant subclavian artery [termed dysphagia lusoria], substernal thyroid, cervical bony exostosis, and thoracic tumor) Caustic ingestion27
Mechanical obstruction
28
Pemeriksaan Penunjang Foto polos esofagus + kontras Fluoroskopi lihat kelenturan esofagus, gangguan peristaltik, penekanan dari luar, isi lumen, kelainan mukosa Kontras ganda ca stadium dini CT-scan MRI kelainan di otak disfagia motorik Esofagoskopi lihat isi lumen esofagus+mukosanya Manometrik nilai fungsi motorik esofagus29
Manometry Tujuan : menilai fungsi motorik esofagus Mengukur tekanan dalam lumen esofagus dan tekanan sfingter esofagus dapat dinilai gerakan peristaltik secara kualitatif dan kuantitatif
30
Pemeriksaan Penunjang VFSS ( Videofluoroskopi Swallow Assessment) Modified Barrium Swallow (MBS)
31
FEES (Flexible Endoscopy Evaluation of Swallowing)
Susan E. Langmore 1988 evaluasi proses menelan Bukan pengganti videofluoroskopi
Definisipemeriksaan fase faringeal pada proses menelan secara endoskopi
Indikasi Melihat struktur laring dan faring Pasien berisiko aspirasi Tidak bisa videofluoroskopi Penilaian berulang Biofeedback
Komplikasi Langmore (1995) 27/6000 prosedur Muntah Aspirasi suctioning
32
SUSAN E. LANGMORE Temuan dasar FEES1. Spillage 2. Residue 3. Penetration 4. Aspiration
Pola disfagiaKemampuan mengolah bolus (oral) Koordinasi proses menelan
1. 2.
3.4.
Proteksi jalan nafas ketika menelanPenelanan bolus tidak sempurna >>>
33
Secretion
34
Spillage
Tampak pada diet cair bolus mengalir bebas ke hipofaring sebelum proses menelan dimulai yang ditandai dengan tampilan white out35
ResidueDiet Cair
Diet Padat
Contoh residu pada diet padat tampak bolus terkumpul di sinus piriformis kiri. Dan pada diet cair tampak bolus melapisi dinding faring dan terkumpul di sinus piriformis kiri, residu ini dapat terkumpul dan dapat mengalir ke inlet laring mengakibatkan penetrasi bahkan bisa masuk ke rima glotis sampai bawah plika vokalis mengakibatkan aspirasi
36
Penetration - Aspiration
Tampak penetrasi yang ditandai dengan bolus di daerah inlet laring dan penetrasi yang ditandai dengan bolus yang masuk ke rima glotis dan tampak pasien berusaha mengeluarkan bolus dengan terbatuk namun kurang adekuat sehingga bolus kembali meluncur masuk ke rima glotis
37
FEES ( Flexible Endoscopy Evaluation of Swallowing)
38
Terapi Modifikasi diet Puding Kentang hancur Daging giling
berdasarkan viskositas
Tingkat I
Yoghurt Jus jeruk Tingkat II Sup krim
Jus tomat Yoghurt cair Tingkat III
Tingkat IV
Air Jus jeruk39
Terapi Nutritional supply Dental care, oral hygiene Enteral feeding Naso gastric tube feeding Percutaneous endoscopic gastrostomy Oroesophageal tube feeding Surgical gastrostomy Cricopharyngeal myotomy
40
Achalasia Ketidakmampuan distal esofagus u/ relaksasi be susah drpd padat) regurgitasi (malam>>) aspirasi pneumonia nyeri di substernal, epigastrium penurunan BB
41
Achalasia Pemeriksaan Penunjang: 1. radiologik 2. esofagoskopik 3. manometrik
Rat tail app
42
AchalasiaContrast Esophagogram demonstrates A massive dilatation associated with achalasia
Adapted from Shockley W., Jewet BS. Esophageal Disorder. In: Head & Neck Surgery-Otolaryngology. 2nd. Ed: Bailey BJ. Lippincot-Raven.1998.781-800
43
Achalasia Terapi 1. diet tinggi kalori 2. Medikamentosa prep. Nitrit, antikolinergik, adrenergic blocker, nifedipine 3. Dilatasi bucinasi / balon dilator 4. Operasi esofagokardiotomi transtorasis (Op Heller) u/ melemahkan sfingter
44
Benda Asing di Esofagus Etiologi: 1. Anak kel. Congenital stenosis, web, fistel trakeoesofagus, dilatasi p.d 2. Dewasa mabuk, gigi palsu, gang. mental, psikosisWeb esofagus
45
Benda Asing di Esofagus
Predisposisi: - disfagia kronis refluks esofagitis, striktur pasca esofagitis korosif, achalasia ca esofagus/ gaster - salah mengunyah, mabuk, intoksikasi Gejala Klinik : nyeri di daerah leher, rasa tidak enak di substernal/ punggung, disfagia, odinofagia, hipersalivasi, regurgitasi, batuk, muntah, dyspnoe, stridor, sianosis46
Pemeriksaan Fisik
kekakuan lokal, pneumo mediastinum, emfisema leher, mediastinitis (efusi pleura unilat/bilat) anak Rh, Wh, febris, abses leher, emfisema subcutan, stridor
Komplikasi
laserasi mukosa, perdarahan, perforasi lokal dengan abses leher/ mediastinitis
Terapi
esofagoskopi pembedahan servikotomi, torakotomi, esofagotomi NGT Antibiotik broad spectrum 1-10 hr
47
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) Etiologi :disfungsi SEB perbedaan tekanan abdominothorakal esophageal acid clearance resistensi epitel SEA
48
GERD
Gejala Klinik: 1. Tipikal heartburn, regurgitasi spontan isi lambung ke mulut 90% 2. Atipikal nyeri dada non cardiak, asma, bronkitis, batuk kronis, pneumonia rekuren, serak, laringitis posterior kronik, otalgia, sariawan, cegukan. Dyspepsia, nyeri abdominal 50% 3. Alarm symptom (10%) nyeri dada, disfagia, odinofagia, penurunan BB. 4. Bayi+ anak GERD fisiologik, fungsional, patologik, sekunder
49
GERD K/ Barret esofagus, striktur esofagus kel. Laringofaring, asma D/ ada tidaknya refluks kerusakan esofagus akibat refluks mengukur refluks, dgn: - Barium esofagogram - Scintiscan gastroesofagus - SART (Standard Acid Refluks Test) - 24 hours pH monitoring TH/ PPI, H2 antagonis, obat prokinetik + 8minggu50
Diagnosis and Treatment of GERD
51
Esofagitis
Proses inflamasi Etiologi : Agen fisik, kimia, infeksi Paling banyak disebabkan: GERD Pasien immunosupressan opportunistic infection (Candida esophagitis) Gejala : - demam - disfagia - penurunan BB Terapi : medikamentosa dan esofagoskopi
52
Herpes Esophagitis
Candida Esophagitis53
Tumor Jinak dan Kista Jarang ditemukan Klasifikasi Tumor: Intramural, Extramural, Intraluminal Gejala : Asimptomatis, gejala akan timbul jika ukuran tumor besar Jenis Tumor: Leiomyoma (yang paling banyak) Kista Polip Terapi : Pembedahan
54
Karsinoma EsofagealRiwayat pemaran rokok dan alkohol Gejala : - Painless dysphagia ( durasi 3-4 bulan ) - Odynophagia, penurunan BB, anemia, perdarahan, aspirasi pneumonia, Squamous cell carcinoma >> Pemeriksaan Penunjang : - Chest radiographic - Brush cytology & biopsy - Esophagogram - Endoscopic ultrasonography - Esophagoscopy - CT scan chest & abdomen Terapi : - Resectable surgery, radiotherapy, chemotheraphy - Unresectable Chemoiradiation
55
Karsinoma Esofageal
Adapted from www.barrettsinfo.com. 2002
56