+ All Categories
Home > Documents > e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa...

e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa...

Date post: 25-Mar-2021
Category:
Upload: others
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
19
e-Journal Journal Journal Journal Peternakan Tropika Peternakan Tropika Peternakan Tropika Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science email: [email protected] e-journal journal journal journal FAPET UNUD FAPET UNUD FAPET UNUD FAPET UNUD Universitas Universitas Universitas Universitas Udayana Udayana Udayana Udayana Elektronik Jurnal Peternakan Tropika dipublikasikan oleh: Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1 Telp. 0361-235231/222096 email: [email protected] Volume Nomor Tahun VII 2 2019
Transcript
Page 1: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

eeee----JournalJournalJournalJournal

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

eeee----journal journal journal journal

FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD Universitas Universitas Universitas Universitas

UdayanaUdayanaUdayanaUdayana

Elektronik Jurnal Peternakan Tropika

dipublikasikan oleh:

Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1

Telp. 0361-235231/222096

email: [email protected]

Volume Nomor Tahun

VII 2 2019

Page 2: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

E-JOURNAL PETERNAKAN TROPIKA

REDAKTUR / KETUA EDITOR

Dr. I Made Mudita, S.Pt., MP

EDITOR

Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS

Prof. Dr. I Komang Budaarsa, MS

Prof. Dr. I Gusti Nyoman Bidura, MS

Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati, MSi

Eny Puspani, SPt., MSi

I Wayan Wirawan, SPt., MP

Anak Agung Putu Putra Wibawa, SPt., MSi

Dr. Ir. Ni Wayan Siti, MSi

Dr. Ir. Ni Putu Mariani, MSi

Ir. Ni Putu Sarini, MSc

Dr. Budi Rahayu Tanama Putri, SPt, MM

I Wayan Sukanata, SPt., MSi

ALAMAT REDAKSI:

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA Jl. P.B. Sudirman Denpasar. GedungAgrokompleks Lantai 1

Telp. 0361- 222096 / 235231 /087784792574

Email: [email protected]

Page 3: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

eeee----JournalJournalJournalJournal

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

eeee----journal journal journal journal

FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD

Universitas Universitas Universitas Universitas

UdayanaUdayanaUdayanaUdayana

PANDUAN BAGI PENULIS

Ketentuan Umum

1. Naskah yang dikirim merupakan naskah asli/orisinil dan belum pernah diterbitkan

(Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal

dari naskah seminar tugas akhir (Seminar hasil penelitian/Pra-Skripsi) yang telah

disahkan/Acc oleh tim penguji dan pembimbing, sedangkan untuk penulis lain naskah

disesuaikan dengan aturan ilmiah yang berlaku umum)

2. Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan dalam bentuk

hasil penelitian, kegiatan ilmiah, kajian pustaka dan/atau gagasan dengan topik aktual.

3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang

ditentukan

4. Penulis mengirim 2 (dua) eksemplar naskah ke redaksi yang dilengkapi dengan softcopy

(berupa CD) atau naskah dapat pula dikirim via email dalam bentuk program Microsoft

Word.

5. Naskah dan Softcopy (CD) dikirim kepada:

Redaksi eJournal Peternakan Tropika

d.a Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Gedung Agrokompleks Lantai 1 Kampus UNUD Denpasar

Jl. P. B. Sudirman Denpasar, Bali

Telp. 0361-222096 / HP. 087784792574

Email: [email protected]

Page 4: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

Standar Penulisan

1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word dengan jarak 1.5 spasi kecuali

Judul, Abstrak, Judul Tabel, Judul Gambar, dan lampiran yang diketik 1 spasi. Naskah

dicetak pada kertas ukuran A4, dengan huruf Time New Roman berukuran 12 point

(kecuali Judul berukuran font 14); margin atas dan margin kiri berukuran 3 cm,

sedangkan margin kanan dan margin bawah berukuran 2 cm.

2. Judul dari Makalah, Abstrak, Abstract, bab (Pendahuluan, Materi dan Metode, Hasil

dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan Terima Kasih), dan Daftar Pustaka

ditulis dengan Huruf Kapital. 12 point (Bold) (kecuali Judul memakai font 14 point).

Font Time New Roman.

3. Nama Penulis, Sub Bab, Institusi, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya. ditulis dengan

diawali dengan Huruf Kapital. 12 point. Time New Roman. Institusi penulisan tidak di

Bold, sedangkan Nama Penulis, Sub Bab, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya,

penulisan di Bold

4. Naskah ditulis maksimum 20 halaman dan setiap halaman tidak perlu diberi nomor

(Nomor akan diisi oleh tim penyusun, disesuaikan dengan urutan publikasi naskah).

5. Naskah hasil penelitian disusun dengan urutan judul, nama penulis dan nama instansi,

alamat korerspondensi (email dan No. Telpon/HP), abstrak (dalam bahasa Inggris dan

Bahasa Indonesia), pendahuluan, metode (sosial ekonomi) atau materi dan metode

(eksakta), hasil dan pembahasan, simpulan (+ saran), ucapan terima kasih, dan daftar

pustaka.

Sedangkan naskah kajian pustaka/gagasan aktual disusun dengan urutan judul, nama

penulis dan nama instansi/institusi, alamat korespondensi (email dan No. Telpon/HP),

abstrak (dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia), pendahuluan, masalah dan

pembahasan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka.

Page 5: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

TATA CARA PENULISAN NASKAH

1. JUDUL, harus singkat, spesifik dan informatif yang menggambarkan isi naskah,

maksimal 20 kata. Untuk kajian pustaka, dibelakang judul agar ditulis: Suatu kajian

Pustaka. Untuk gagasan Aktual, dibelakang judul agar ditulis: Suatu Gagasan Aktual.

Judul ditulis dengan hurup kapital. Time New Roman berukuran 14 point (Bold), jarak

1 (satu) spasi dan terletak ditengah-tengah tanpa titik.

2. Nama Penulis, ditulis nama lengkap tanpa gelar akademis. Artikel yang ditulis oleh

Mahasiswa melibatkan juga pembimbing dan/atau orang yang terlibat dengan

penelitian/artikel yang ditulis. Sedangkan penulis dari kalangan umum, penulis

mencerminkan pemilik dari artikel/penelitian/gagasan yang akan dimuat. Penulisan

nama penulis pertama artikel dimulai dari nama utama yang akan dimuat, diikuti

dengan pendukung (nama urutan kelahiran/marga/dll) sedangkan penulisan nama

penulis ke-2 dan selanjutnya disusun sesuai dengan urutan nama bersangkutan. Nama

utama ditulis utuh, sedangkan nama pendukung disingkat dengan satu huruf/singkatan

umum yang berlaku.

3. Nama Lembaga/Instansi/Institusi, nama lembaga/institusi ditulis secara lengkap

disertai alamat.

4. Alamat Korespondensi (No. Telpon dan email), No. Telp dan alamat email yang

ditulis adalah yang aktif untuk memudahkan komunikasi terkait artikel yang akan

dipublikasikan

5. ABSTRAK, ditulis dalam Bahasa Indonesia (ABSTRAK) dan Bahasa Inggris

(ABSTRACT). Abstrak ditulis dalam 1 paragraf yang berisikan tujuan penelitian,

metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi

6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal 5 kata yang merupakan kata-kata

utama dari artikel, 1 (dua) spasi setelah abstrak + 12 pt setelah abstrak.

7. PENDAHULUAN. Berisi latar belakang permasalahan, fakta/data dari pustaka

mendukung, solusi/alternative solusi serta tujuan penulisan. Dalam mengutip pendapat

orang dipakai sistem nama dan tahun. Contoh: Udayana (2005); Quan et al. (2002)

8. MATERI DAN METODE. ditulis lengkap dan terperinci terutama desain penelitian.

Metode penelitian mengikuti acuan yang berlaku dengan mencantumkan sumbernya.

9. HASIL DAN PEMBAHASAN. Menyajikan uraian hasil penelitian dan pembahasan

hasil secara jelas dan komprehensif . Penulisan hasil dan pembahasan disatukan

(bukan terpisah hasil saja / pembahasan saja)

Page 6: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar)

a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul

singkat tetapi jelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ditulis menggunakan

huruf Times New Roman berukuran 12 point (Bold), awal kata menggunakan hurup

kapital (kecuali kata penghubung), dengan jarak 1 (satu) spasi

b. Isi Tabel/Ilustrasi lain ditulis dengan Font Time New Roman 11 - 12 point

(disesuaikan dengan ukuran/isi table). Isi item Tabel/Ilustrasi lain yang

disingkat/istilah khusus dapat diisi notasi baik berupa huruf/angka yang selanjutnya

wajib diberi keterangan terkait notasi tersebut

c. Keterangan Tabel/Ilustrasi ditulis dari disebelah kiri bawah menjulur ke kanan (bisa

dipisah setiap notasi atau menjalur terus untuk kesemua notasi), menggunakan

huruf Times New Roman berukuran 11 point, dengan jarak 1 (satu) spasi + 6 pt

setelah Ilustrasi. Penulisan tanda atau notasi untuk data yang dianalisis dengaan

analisis statistik menggunakan superskrip berbeda pada baris/kolom yang sama

yang menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) atau berbeda sangat nyata (P<0,01)

d. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan

tanda koma ( , ), untuk bahasa Inggris digunakan titik ( . ).

e. Grafik, gambar dan Foto: Grafik dibuat dalam program excel, Gambar baik berupa

gambar biasa/foto harus tajam dengan resolusi tinggi

f. Satuan pengukuran menggunakan sistem internasional (SI)

g. Nama Latin, Yunani/Daerah dicetak miring. Istilah asing/khusus diberi tanda petik

10. SIMPULAN DAN SARAN (bila diperlukan). ditulis secara singkat dan jelas

11. UCAPAN TERIMA KASIH. disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu

sehingga penelitian/artikel dapat dihasilkan, misalnya pemberi gagasan, pemilik

proyek/penyandang dana (pembimbing tugas akhir tidak perlu diberi ucapan terima

kasih, pembimbing tugas akhir langsung diisi sebagai penulis) dll

12. DAFTAR PUSTAKA. Memuat nama pengarang yang dirujuk dalam naskah, disusun

menurut abjad pengarang dan tahun penerbitan. Untuk buku dicantumkan semua nama

penulis, tahun, judul buku, penerbit dan tempat. Untuk jurnal dicantumkan nama

penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi dan halaman.

Artikel dalam buku dcicantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul

buku, penerbit dan tempat. Artikel internet dicantumkan nama penulis, tahun dibuat,

judul tulisan, alamat web, waktu akses.

Page 7: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

e-Journal

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected] e-journal

FAPET UNUD

800

Penampilam Ayam Broiler yang Diberi Air Minum Mengandung Air

Kelapa Muda, Gula Aren, atau Molases

Susila. I M. D. A., N W. Siti dan I D. G. A. Udayana

PS Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

E-mail: [email protected] HP. 087861512079

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan ayam broiler yang diberi air

minum mengandung air kelapa muda, gula aren, dan molases. Penelitian dilaksanakan di

peternakan di Desa Batannyuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan yang berlangsung

selama 5 minggu. Broiler yang digunakan sebanyak 100 ekor dengan berat badan 116 ± 3,17

gram. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan. Setiap ulangan berisi 5 ekor ayam. Keempat perlakuan

tersebut adalah A: air minum tanpa elektrolit sebagai kontrol, B: air ditambah 1% air kelapa

muda, C: air minum ditambah 1% gula aren, dan D: air minum ditambah 1% molases.

Variabel yang diamati: berat badan awal, berat badan akhir, konsumsi ransum, konsumsi air

minum, pertambahan berat badan Feed Conversion Ratio (FCR), dan Income Over Feed and

Chick Cost (IOFCC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan C mempunyai berat

badan akhir, pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum nyata lebih rendah

(P<0,05) dari perlakuan B, tetapi tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dari perlakuan A dan D.

Hasil penelitan juga menunjukkan bahwa perlakuan B mempunyai berat badan akhir,

pertambahan berat badan, dan efisiensi penggunaan ransum cendrung lebih tinggi (P>0,05)

dari perlakuan A dan D. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ayam broiler

yang air minumnya diberi tambahan air kelapa muda memberikan penampilan cendrung lebih

baik dibandingkan perlakuan lainnya, khususnya terhadap ayam broiler yang air minumnya

diberi gula aren memberikan penampilan terbaik pada berat badan akhir, pertambahan berat

badan, dan efisiensi penggunaan ransum, dan demikian juga mengenai aspek ekonominya.

Kata kunci : broiler, penampilan, air kelapa muda, gula aren, molases

Perfomance of Broiler Chickens Given Drinking Water Contains Young

Coconut Water, Palm Sugar, or Molasses

ABSTRACT

This study aims to determine the performance of broiler chickens given drinking water

containing young coconut water, palm sugar, and molasses. The research was carried out on

privately owned farms in Batannyuh Village, Regency Tabanan which lasted for 5 weeks.

One hundred broilers were used with body weight of 116 ± 3.17 grams. The research design

Submitted Date: Agust 5, 2019 Accepted Date:Agust 21, 2019 Editor-Reviewer Article;: I Md. Mudita &A.A. P. P. Wibawa

Page 8: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

Susila. I M. D. A. . et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 800 - 811 Page 801

used was a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 4 treatments and 5

replications. Each replication consists of 5 chickens. The four treatments are A: drinking

water without electrolytes as control, B: drinking water plus 1% young coconut water, C:

drinking water plus 1% palm sugar, and D: drinking water plus 1% molasses. The variables

observed in this study were initial body weight, final weight, feed consumption, drinking

water consumption, weight gain, Feed Conversion Ratio (FCR), and Income Over Feed and

Chick Cost (IOFCC). The results showed that treatment C had a final body weight, weight

gain and efficiency of ration use significantly lower (P <0.05) than treatment B, but not

significantly (P> 0.05) lower than treatments A and D. The results of the research also

showed that treatment B had a final body weight, weight gain, and efficiency of using rendum

tends to be higher (P> 0.05) than treatments A and D. Based on the results of the study it was

concluded that broiler chickens whose drinking water was given additional water Young

coconut gives a better tendency than other treatments, especially for broiler chickens whose

drinking water is given palm sugar gives the best performance on final body weight, weight

gain, and efficient use of rations, and so also regarding the economic aspects.

Keywords : broiler, performance, young coconut water, palm sugar, molasses

PENDAHULUAN

Latar belakang

Ayam broiler merupakan jenis unggas yang dapat tumbuh dengan cepat sehingga

dapat dipasarkan atau dipotong dalam waktu yang relatif singkat, yaitu 28-32 hari (Amrullah,

2004). Pertumbuhan ayam broiler yang cepat mendukung kontribusinya yang besar tehadap

pengadaan daging nasional. Menurut data yang tersedia, pada tahun 2014 produksi daging

ayam broiler sebesar 1.544,38 ribu ton dan keseluruhan produksi daging nasional yang

sebesar 2.925,21 ribu ton. Produksi daging ayam broiler ini menyumbangkan 52,79% dari

produksi daging nasional (Ditjennakeswan, 2015).

Usaha untuk mendukung produksi dan permintaan yang besar terhadap daging

broiler dibutuhkan pengadaan bibit ayam broiler (day old chick, DOC) yang juga besar. Bibit

ayam broiler ini biasanya diproduksi di tempat yang jauh dari tempat diternakan dengan

konsekuensi, bibit ayam ini akan menempuh perjalanan (transportasi) yang jauh.

Pengangkutan ini akan menyebabkan kondisi bibit kehilangan banyak energi dan elektrolit.

Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa para peternak memberikan elektrolit ataupun

cairan tertentu kepada bibit yang baru datang dalam upaya mengganti kehilangan energi dan

elektrolit selama proses transportasi. Cairan yang sering diberikan adalah larutan gula aren

dalam air hangat, air kelapa, atau molases (tetes tebu). Belum ada penjelasan yang memadai

terhadap keunggulan masing-masing cairan tersebut terhadap performans ayam broiler

selanjutnya.

Page 9: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

Susila. I M. D. A. . et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 800 - 811 Page 802

Dari informasi yang ada air kelapa muda diketahui mengandung natrium (Na) dan

kalium (K) yang dapat berperan untuk menggantikan cairan elektrolit yang hilang (Saat, et al,

2002). Selain unggul dengan kandungan ini, air kelapa juga mengandung vitamin C yang

dapat berperan sebagai penangkal cekaman (stress), juga mengandung antioksidan (anti

radikal bebas) dan hormon pertumbuhan (Candra, 2011). Air kelapa muda merupakan sumber

mineral yang alami dan mudah menjadi asam dalam jangka waktu tertentu.

Gula merah dan molases dikenal sebagai sumber energi karena kandungan

karbohidrat dan gulanya serta kandungan lainnya. Gula merah mengandung 66,19% sukrosa,

5,99% gula pereduksi dan 15,37% zat bukan gula yang larut dalam air (Karnosuhardjo, 1981).

Molases dengan kandungan nutriennya yang merupakan sumber energi, mengandung energi

metabolis sebesar 2.280 kkal/kg (Anggorodi, 1995). Penggunaan molases terbatas sekitar 5%

bila terlalu banyak akan menyebabkan kotoran (feses) ternak unggas menjadi basah

(Murtidjo, 2003). Molases dan gula aren merupakan sumber energi, jika diberikan terlalu

banyak dapat menurunkan konsumsi ransum.

Penelitian yang dilakukan oleh Karnosuhardjo (1981), menunjukkan bahwa

pemberian larutan gula merah masing-masing 5%, 10%, 15% dan 20% selama tiga puluh

enam jam pertama pada anak ayam pedaging tidak memberikan pengaruh nyata terhadap

pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan. Berdasarkan paparan dan

fakta-fakta yang telah dikemukan, maka dipandang perlu mengadakan penelitian untuk

mengetahui pengaruh pemberian air kelapa muda, gula aren,dan molases melalui air minum

selama masa produksi terhadap penampilan ayam broiler dengan dosis pemberian yang

konstan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan ayam broiler yang diberi air

minum mengandung air kelapa muda, gula aren, atau molases.

MATERI DAN METODE

Tempat penelitian dan lama penelitian

Penelitian berlangsung selama 5 minggu di peternakan ayam broiler milik pribadi

yang terletak di Banjar Batannyuh, Desa Batannyuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan,

Bali.

Ayam broiler

Penelitian ini menggunakan 100 ekor ayam broiler berumur tiga hari strain CP 707

produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk tanpa dilakukan pemisahan antara jantan dan

betina (unsexing) dengan berat badan awal 116 gram (± 3,17 gram)

Page 10: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

Susila. I M. D. A. . et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 800 - 811 Page 803

Kandang dan peralatan

Kandang yang digunakan pada penelitian ini seluas 12,5 m2 dari keseluruhan

bangunan kandang seluas 35 m x 8 m. Kandang dibagi berdasarkan perlakuan menjadi 20

petak kandang dengan ukuran per unit perlakuan 80 cm x 80 cm. Masing-masing petak berisi

5 ekor ayam broiler. Bahan litter yang digunakan selama penelitan ini berupa sekam padi.

Kandang dilengkapi dengan berbagai peralatan, antara lain : alat pemanas merek

gasolec, tempat pakan, tempat air minum, lampu, tirai penutup, ember, timbangan, dan

termometer.

Alat penelitian

Beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Timbangan duduk merek kris chef model EK9350H kapasitas 5 kg dengan

kepekaan 1 gram, digunakan menimbang bahan pakan dan menimbang berat

badan ayam. .

2. Alat-alat tulis yang berfungsi untuk mencatat hasil penelitian.

Ransum dan air minum

Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum komplit CP 511

produksi PT Charoen Pokphan Indonesia, Tbk yang diberikan secara ad libitum. Komposisi

gizi dari ransum penelitian disajikan pada Tabel 1. Air minum yang diberikan selama

penelitian bersumber dari air PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yang diberikan secara

ad libitum.

Tabel 1. Komposisi Ransum CP 511

Zat Makanan Kandungan CP 511* Kebutuhan Nutrisi **

Nutrisi Periode Starter Nutrisi Periode Finisher

Kadar air (maks) 13 % - -

Protein Kasar (min) 21-23 % 21% 19%

Lemak (min) 5 % 3% 3%

Serat Kasar (maks) 5 % 4% 5%

Abu (maks) 7 % - -

Kalsium (min) 0,9 % 0,9-1,1% 0,9-1,1%

Fosfor (min)

Alfatoksin

0,6 %

50 ppb

0,7-0,9

-

0,7-0,9

-

ME (kkal/kg) 2900-3000 3000 3100

Sumber :* Charoen Pokphand Indonesia, Tbk (2006)

** NRC (1994)

Rancangan penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL), dengan 4 (empat) perlakuan dan 5 (lima) ulangan. Terdapat 20 (dua puluh) unit

perlakuan di mana setiap unit perlakuan terdiri dari 5 ekor anak ayam broiler umur tiga hari.

Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (A) ayam broiler yang

Page 11: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

Susila. I M. D. A. . et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 800 - 811 Page 804

diberikan air tanpa elektrolit sebagai kontrol, (B) ayam broiler yang diberikan air minum

dengan tambahan 1% air kelapa muda, (C) ayam broiler yang diberikan air minum dengan

tambahan 1% gula aren, dan (D) ayam broiler yang diberikan air minum dengan tambahan 1%

molases.

Air kelapa, gula aren dan molases

Air kelapa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan air kelapa muda jenis

kelapa hijau yang belum memiliki daging buah atau dalam bahasa Balinya klungah nyuh

gadang. Gula aren yang digunakan menggunakan gula aren cetak yang didapatkan dari pasar

tradisional. Molases yang digunakan berupa molases murni yang diapatkan dari toko pakan

ternak.

Variabel yang diamati

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini :

1. Berat awal : berat ayam broiler ketika awal penelitian dengan penimbangan yang

dilakukan pada awal penelitian.

2. Berat badan akhir : penimbangan dilakukan pada saat ayam berumur 35 hari. Sebelum

penimbangan, terlebih dahulu ayam dipuasakan selama 12 jam.

3. Konsumsi ransum : konsumsi ransum diukur dengan cara menghitung jumlah pakan

yang diberikan setiap hari dikurangi sisa pakan pada hari yang sama.

4. Konsumsi air minum : konsumsi air minum diukur setiap hari dengan menggunakan

gelas ukur.

5. Pertambahan berat badan : pertambahan berat badan diperoleh dengan mengurangi berat

badan akhir dengan berat awal, kemudian dibagi lama pemeliharaan untuk mendapat

pertambahan berat badan per hari. Sebelum penimbangan terlebih dahulu ayam

dipuasakan selama kurang lebih 12 jam.

6. Feed Conversion Ratio (FCR) : merupakan perbandingan antara jumlah ransum yang

dikonsumsi dengan pertambahan berat badan. Ini merupakan tolak ukur untuk menilai

tingkat efisiensi penggunaan ransum. Semakin rendah nilai FCR, semakin tinggi

efisiensi penggunaan ransumnya, demikian sebaliknya.

7. Income Over Feed and Chick Cost (IOFCC) merupakan selisih harga jual ayam hidup ;

dengan biaya pakan dan DOC. Nilai (IOFCC) diperoleh dari (harga jual ayam hidup per

kg) – [(harga pakan per kg x konsumsi apakan per ekor) + (harga DOC per ekor)].

Page 12: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

Susila. I M. D. A. . et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 800 - 811 Page 805

Analisis statistik

Data berat badan awal, berat badan akhir, konsumsi ransum, konsumsi air minum,

pertambahan berat badan dan feed conversion ratio (FCR) dianalisis dengan sidik ragam dan

apabila terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) di antara perlakuan tersebut, maka analisis

dilanjutkan dengan uji jarak berganda dari Duncan (Steel and Torrie, l989). Data mengenai

income over feed and chick cost (IOFCC) dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil penelitian menunjukan bahwa penampilan ayam broiler yang diberi ransum

komplit dan diberi air minum tanpa penambahan elektrolit (perlakuan A), ayam broiler yang

diberi ransum komplit dan diberi air minum mengandung air kelapa muda (perlakuan B),

ayam broiler yang diberi ransum komplit dan diberi air minum mengandung gula aren

(perlakuan C), dan ayam broiler yang diberi ransum komplit dan air minum mengandung

molases (perlakuan D) disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Penampilan ayam broiler yang diberi air minum mengandung air kelapa muda, gula

aren atau molases

Parameter Perlakuan

(1)

SEM (3)

A B C D

Berat awal (gram/ekor) 114,92a (2)

115,15a 113,13

a 112,98

a 1,11

Berat akhir (gram/ekor) 1.924,42ab

2.016,92a 1.885,55

b 1.929,51

ab 30,09

Pertambahan berat badan

(gram/ekor/hari) 54,83

ab 57,63

a 53,71

b 55,05

ab 0,92

Konsumsi ransum

(gram/ekor) 3.103,68

a 3.093,29

a 3.065,70

a 2.976,63

a 33,04

Konsumsi air minum

(ml/ekor) 7.858,46a 7.872,21

a 7.906,68

a 7.968,83

a 224,89

Feed Conversion Ratio

(FCR) 1,72ab

1,63b 1,73

a 1,64

b 0,029

Keterangan:

1. Air Minum Perlakuan

A = Ransum komplit (CP 511) dan air minum tanpa elektrolit sebagai kontrol

B = Ransum komplit (CP 511) dan air minum dengan tambahan 1% air kelapa muda

C = Ransum komplit (CP 511) dan air minum dengan tambahan 1% gula aren

D = Ransum komplit (CP 511) dan air minum dengan tambahan 1% molases

2. Superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan perbedaan tidak nyata (P>0,05)

3. SEM : Standard Error of the Treatment Mean

Incomer over feed and chick Cost (IOFCC) merupkan selisih harga jual ayam hidup

dengan biaya pakan, biaya elektrolit dan biaya day old chick (DOC), hasil IOFCC selama

penelitian disajikan dalam Tabel 3.

Page 13: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

Susila. I M. D. A. . et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 800 - 811 Page 806

Tabel 3. Income Over Feed and Chick Cost

Peubahan Perlakuan

1

A B C D

A. Pengeluaran

a. Pakan

- Harga Pakan (Rp./g) 7,9 7,9 7,9 7,9

- Konsumsi pakan

selama lima minggu

(g/ekor)

3.103,68 3.093,29 3.065,70 2.979,63

- Konsumsi elektrolit

selama lima minggu

(ml/ekor) 0 78,72 79,07 79,69

- Harga zat elektolit

(Rp./ml) 0 12 12 15

- Biaya pakan selama

lima minggu

(Rp./ekor) 24.519,07 25.381,68 25.167,83 24.710,70

b. Harga Doc

(Rp./ekor) 6.000 6.000 6.000 6.000

c. Biaya Pakan dan

DOC (Rp./ekor) 30.519,07 31.381,68 31.167,83 30.710,70

B. Penerimaan

a. Berat akhir (g) 1.924,42 2.016,92 1.885,55 1.929,51

b. Harga jual ayam

hidup (Rp./kg) 18.000 18.000 18.000 18.000

c. Penerimaan (Rp.) 34.639,50 36.304,50 33.939.90 34.731,18

C. Pendapatan (B-A)

(Rp./ekor) 4.120,43 4.922,82 2.772,07 4.020,48

Keterangan:

1. Air Minum Perlakuan

A = Ransum komplit (CP 511) dan air minum tanpa elektrolit sebagai control

B = Ransum komplit (CP 511) dan air minum dengan tambahan 1% air kelapa muda

C = Ransum komplit (CP 511) dan air minum dengan tambahan 1% gula aren

D = Ransum komplit (CP 511) dan air minum dengan tambahan 1% molases

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam broiler air minumnya diberi tambahan air

kelapa muda (1%) memberikan penampilan yang nyata lebih baik (berat badan akhir,

pertambahan berat badan, dan efisiensi pakan) dibandingkan ayam broiler yang air minumnya

1% gula aren, sedangkan terhadap ayam broiler yang air minumnya tanpa tambahan elektrolit

dan ditambahkan 1% molases tidak berbeda nyata.

Konsumsi ransum secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05). Tabel 2.

memperlihatkan bahwa rataan konsumsi ransum selama penelitian perlakuan A, B, C, dan D

masing-masing sebesar 3.103,68 gram/ekor, 3.093,29 gram/ekor, 3.065,70 gram/ekor dan

2.976,63 gram/ekor. Menurut Pedoman Tecnical Service Charoen Pokphand, Tbk (2006),

standar konsumsi pakan untuk strain CP 707 adalah 3.283 g/ekor yang dipelihara selama lima

Page 14: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

Susila. I M. D. A. . et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 800 - 811 Page 807

minggu dengan berat badan 2.049 gram/ekor. Konsumsi ransum dalam penelitian ini rata-rata

sedikit lebih rendah dari standar strain tersebut, berdasarkan Tabel 2 berat badan akhir

penelitian A, B, C, dan D masing-masing sebesar 1.924,42 gram, 2.016,92 gram, 1.885,55

gram, dan 1.929,51 gram. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahju (2004) yang menyatakan

bahwa tinggi rendahnya konsumsi ransum ayam broiler dapat dipengaruhi oleh temperatur

lingkungan, tahap produksi dan kandungan energi dalam ransum yang dikonsumsi. Berat

badan akhir perlakuan B sesuai dengan penelitian Udayana (2006), yang menyatakan ayam

broiler yang dipelihara selama 6 minggu atau kurang dengan berat badan hingga 2 kg per

ekor.

Energi metabolisme ransum penelitian berkisar antara 2900-3000 (kkal/kg).

Perlakuan A tidak mendapatkan tambahan energi (kontrol), sedangkan perlakuan B, C, dan D

mendapatkan tambahan energi dari zat elektrolit yang ditambahkan dalam air minum. Ayam

cenderung meningkatkan konsumsinya jika kandungan energi ransum rendah dan sebaliknya

konsumsi akan menurun jika kandungan energi ransum meningkat (Scott et al., 1982).

Hasil penelitian menunjukkan konsumsi air minum perlakuan A, B, C, dan D

masing-masing sebesar 7.858,46 ml, 7.872,21 ml, 7.906,68 ml, dan 7.968,83 ml, dari hasil

analisa statistik tidak berbeda nyata (P>0,05). Suhu udara dalam kandang merupakan faktor

lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap ransum yang dikonsumsi oleh ayam (Tillman et

al, 1991). Tingginya suhu dalam kandang selama penelitian menyebabkan konsumsi air

minum pada masing-masing perlakuan menjadi meningkat. Umumnya ayam mengonsumsi air

minum 2 kali lebih besar dari jumlah pakan yang dikonsumsi (Ensminger, 1990). Dalam

penelitian ini rasio perbandandignan konsumsi ransum dengan air minum dari perlakuan A, B,

C, dan D masing-masing sebesar 2,53 ml/g, 2,54 ml/g, 2,58 ml/g, dan 2,68 ml/g. Dari hasil

rasio tersebut sesuai dengan pendapat Sudaryani dan Santoso (2003) yang menyatakan bahwa

kebutuhan air pada ayam pada suhu lingkungan 25°C adalah dua kali jumlah pakan, namun

pada suhu lingkungan 30-32°C konsumsi air dapat meningkat menjadi 4 kali jumlah konsumsi

pakan.

Feed Converstion Ratio (FCR) merupakan perbandingan antara jumlah ransum yang

dikonsumsi dengan pertumbuhan berat badan. Angka konversi ransum yang kecil berarti

jumlah ransum yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit

(Edjeng dan Kartasudjana, 2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan B dan D

memiliki FCR paling rendah diantara perlakuan A, dan C (P<0,05). Nilai FCR yang berbeda

disebabakan pemberian feed additive pada setiap perlakuan, hal ini sesuai dengan pendapat

James (2004) nilai konversi pakan dipengaruhi feed additive yang digunakan dalam pakan.

Page 15: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

Susila. I M. D. A. . et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 800 - 811 Page 808

Perlakuan B dan D memiliki nilai FCR masing-masing sebesar 1,63 dan 1,64 secara

statistik perlakuan B dan D memiliki perbedaan yang paling nyata (P<0,05). Hal ini sesuai

dengan penelitian Santoso (2002) menunjukkan bahwa konversi pakan pada ayam broiler

selama lima minggu pada kandang litter sebesar 1,6. Didukung oleh penelitian Ahmad dan

Elfawati (2008) menunjukkan bahwa konversi pakan ayam broiler berkisar antara 1,59-1,84

dengan rata-rata konversi pakan 1,75 hal ini tidak jauh berbeda dari hasil penelitian. Hal ini

membukitan bahwa kandungan nutrisi yang lengkap dalam air kelapa muda dibandingkan

dengan gula aren dan molases dapat mempengaruhi laju metabolisme pada ayam broiler. Air

kelapa muda memiliki keunggulan dari gula aren dan molases yaitu mengandung 12 jenis

asam amino, tujuh di antaranya adalah esensial, yaitu: arginin, leusin, lisin, tirosin, histidin,

penillalanin, dan serin (Sison, 1977). Asam amino adalah komponen dari protein yang

berfungsi membentuk jaringan tubuh (ternak). Konsumsi asam amino yang cukup akan

membantu pertumbuhan ternak menjadi lebih baik. Selain unggul dengan kandungan asam

amino, air kelapa muda juga mengandung vitamin C yang dapat berperan sebagai penangkal

cekaman stress, juga mengandung antioksidan (anti radikal bebas) dan hormon pertumbuhan

(Candra, 2011). Menurut Yong et al, (2009), hormon pertumbuhan yang terdapat pada air

kelapa antara lain yaitu : auksin, sitokinin, dan giberilin; sedangkan enzim yang terdapat pada

air kelapa yaitu : posfatase, katalase, diartase, peroksidase, dan RNA polymerase.

Data (Tabel 2.) menunjukkan bahwa pertambahan berat badan harian penelitian pada

perlakuan A, B, C, dan D masing-masing sebesar 54,83, 57,63, 53,71, 55,05 gram/ekor/hari,

grafik berat badan ayam broiler dari masing-masing perlakuan disajikan pada Gambar 1. Jika

diakumulasikan pertamabah berat badan perlakuan A, B, C, dan D selama penelitian masing-

masing sebesar 1.809,50, 1.901,77, 1.772,42, dan 1.816,53 gram/ekor yang dipelihara dengan

suhu kandang berkisar 270C sampai 31

0C . Hal ini sesuai dengan penelitian Bonnet et al.

(1997) menyatakan bahwa pertambahan bobot badan ayam broiler umur 4-6 minggu yang

dipelihara pada suhu lingkungan 320C sebesar 1615 g/ekor sedangkan pada suhu 22

0C

pertambahan bobot badan ayam broiler sebesar 1984 g/ekor.

Page 16: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

Susila. I M. D. A. . et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 800 - 811 Page 809

Gambar 1. Grafik Pertmbuhan Ayam Broiler Selama Penelitian

Ditinjau dari aspek ekonomi, Income Over Feed and Chick Cost (IOFCC)

merupakan salah satu indikasi keberhasilan suatu peternakan yang diproleh berdasarkan

selisih harga antara penjualan ayam hidup dengan harga pakan dan DOC. Biaya-biaya lain

yang dikeluarkan selama proses pemeliharaan tidak diperhitungkan dan dianggap sama

(Walad, 1997). Harga ransum CP 511 yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rp.

7.900/kg. Harga feed additive yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)

air kelapa muda seharga 12 rupiah/ml, (2) gula aren seharga 12 rupiah/ml, dan (3) molases

seharga 15 rupiah/ml. Tabel 3 merupakan perhitungan pendapatan yang diperoleh dalam

penelitian. Biaya tenaga kerja dan operasional lainnya dianggap sama. Selisih harga jual

dengan biaya DOC dan pakan dari terbesar hingga terkecil adalah B sebesar Rp. 4.922,82, A

sebesar Rp. 4.120,43, D sebesar Rp. 4.020,48, dan pada perlakuan C sebesar Rp. 2.772,07.

Selisih tersebut dapat menjadi tambahan keuntungan yang berarti bagi peternak. Hal ini

menunjukkan bahwa pemberian air kelapa muda sebesar 1% melalui air minum memberikan

pengaruh yang nyata terhapad berat badan akhir, pertambahan berat badan dan FCR. Semakin

tinggi konversi ransum berarti semakin boros ransum yang digunakan (Fadilah et al., 2007).

Dan sebaliknya semakin rendah angka konversi ransum maka semkin efisien dalam

penggunaan ransum itu sendiri (Bogart, 1977).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penampilan ayam broiler yang air

minumnya diberi tambahan air kelapa muda memberikan penampilan cendrung lebih baik

dibandingkan perlakuan lainnya, khususnya terhadap ayam broiler yang air minumnya diberi gula

Page 17: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

Susila. I M. D. A. . et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 800 - 811 Page 810

aren memberikan penampilan terbaik pada berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan

efisiensi penggunaan ransum, dan demikian juga mengenai aspek ekonominya.

SARAN

Sepanjang hasil yang didapat selama penelitian dapat dianjurkan kepada petani

peternak untuk memberikan air kelapa muda pada air minum ayam broiler yang dipelihara.

Kepada para peneliti selanjutnya disarankan untuk mencoba memberikan air kelapa muda

dengan dosis yang berbeda. Selain itu, dapat diteliti waktu pemberian air kelapa muda,

misalnya dalam jangka waktu tertentu.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada Rektor Universitas Udayana Prof.

Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp,S (K) dan dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Bapak Dr. Ir. Ida Bagus Gagah Partama, M.S atas pelayanan administrasi dan falisitas

pendidikan yang diberikan kepada penulis. Pembimbing Penelitian, dan seluruh pihak yang

membantu dalam pelaksanaan hingga penulisan jurnal penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad dan Elfawati. 2008. Performans ayam broiler yang diberi sari buah mengkudu

(Morinda Citryfolia). J. Pet. 05: 10-13.

Anggorodi, R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia, Jakarta.

Bogart, R. 1977. Scientific Farm Animal Production. Burgess Publishing Companny.

Mineapolis. Minnesota.

Bonnet, S., P. A. Geraert, M. Lessire. M.B, Cerre, and S. Guillaumin. 1997. Effect of high

ambient temperature on feed digestibility in broiler. Poult Sci. 76:857- 863.

Candra, A. 2011. Mitos dan Fakta Air Kelapa. Health kompas.com diakses tanggal 25 Januari

2019.

Charoen Pokphand Indonesia, Tbk. 2006. Manajemen Broiler Modern. Kiat-kiat memperbaiki

FCR. Charoen Pokphand, Jakarta.

Ditjennakeswan. 2015. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. Direktorat Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Indonesia, Jakarta.

Edjeng S. dan R, Kartasudjana, 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.

Ensminger, M. L., 1990. Feed and Nutrition. 2nd

Edition. The Ensminger Publishing.

Company, California

Page 18: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

Susila. I M. D. A. . et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 800 - 811 Page 811

Fadillah, R., A. Polana., S. Alam., dan E. Parwanto. 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler.

Agromedia Pustaka, Jakarta.

James, R. G. 2004. Modern Livestock and Poultry Production. 7th

Edition. Thomson Delmar

Learning Inc., FFA Activities, London.

Karnosuhardjo, B. I. (1981) Pengaruh pemberian gula merah terhadap performans ayam

pedaging. Karya Ilmiah. Institut Pertanian Bogor.

Kuczynski, T. 2002. The application of poultry behaviour responses on heat stress to improve

heating and ventilation systems efficiency. J. Pol. Agric. Univ. 5:1-11.

Murtidjo, B A 2003. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

National Research Council (NRC). 1994. Nutrient Requirement of Poultry. 8th

Revised Ed.

Washington, DC: National Academy Pres.

Saat, M., R. Singh, R. G. Sirisinghe and M. Nawawi. 2002. Rehydration after exercise with

fresh young coconut water, carbohydrate-electrolyte beverage and plain water. Human

Science. 21(2) : 93-104.

Santoso, U. 2002. Pengaruh tipe kandang dan pembatasan pakan di awal pertumbuhan

terhadap performans dan penimbunan lemak pada ayam pedanging unsexed. JITV 7(2):

84-89

Scott, M. L., M. C. Nesheim and R. J. Young. 1982. Nutrition of the Chicken. 3rd

Ed. ML.

Scott and ASS, Ithaca.

Sison, B.C. 1977. Disposal of coconut processing waste. Dalam. Simatupang (1981)

Beberapa komponen air kelapa jenis hijau dan kuning pada tiga tingkat umur buah dan

lama penyimpanan. Skripsi Fatemeta, IPB Bogor. 55 hal.

Sudaryani, T. dan Santoso, 2003. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya, Bogor.

Syamsuhaidi. 1997. Penggunaan Duckweed (famili Lemnaceae ) Sebagai Pakan Serat Sumber

Protein Dalam Ransum Ayam Pedaging. Disertasi. Program Pasca Sarjana. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lehdosoekojo.

1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Udayana, I. D. G. A. 2006. Broiler organik, trend baru dalam produksi ayam pedaging.

Poultry Indonesia No. 39 Vol. I September 2006//: 62-63

Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke-4. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Walad, G. S. 1997. Pengaruh Warna Lampu Penerangan terhadap Bobot Hidup, Persentase

Karkas, Giblet dan Lemak Abdomen Ayam Broiler. Skripsi. Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yong, J.W., H.L. Ge,Y.F.Ng and S.N.Tan. 2009. The Chemical Composition and Biological

Properties of Coconut (Cocos nucifera L) Water. Journal Molecules 14:5144-5146.

Nanyang Technological University, Singapore.

Page 19: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 6. 27. · (Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal dari naskah seminar

Susila. I M. D. A. . et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 800 - 811 Page 812


Recommended