+ All Categories
Home > Documents > Eco Camp - negosiasi dan Paris.pdf

Eco Camp - negosiasi dan Paris.pdf

Date post: 16-Jul-2016
Category:
Upload: lathifah-al-hakimi
View: 18 times
Download: 4 times
Share this document with a friend
22
NEGOSIASI PERUBAHAN IKLIM Moekti H. Soejachmoen Kantor UKP-PPI
Transcript

NEGOSIASI PERUBAHAN IKLIM Moekti H. Soejachmoen

Kantor UKP-PPI

INC-

1991KTT BUMI-

1992COP1-1995 COP2-1996 COP3-1997 COP4-1998

COP5-1999COP6-2000COP6bis-

2001COP7-2001COP8-2002COP9-2003

COP10-2004COP11/CMP1-

2005

COP12/CMP2-

2006

COP13/CMP3-

2007

COP14/CMP4-

2008

COP15/CMP5-

2009

COP16/CMP6-

2010COP17/CMP7-

2011

COP18/CMP8-

2012COP19/CMP9-

2013

COP20/CMP10-

2014

COP21/CMP11-

2015

COP22/CMP12-

2016

COP23/CMP13-

2017

MOMENTUM PENTING

KTT Bumi, Rio de Janeiro – adopsi dan open for signature UNFCCC (bersama UNCBD & UNCCD)

COP1, Berlin, 1995 – Berlin Mandate untuk menghasilkanProtokol sebagai aturan main implementasi UNFCCC –AWGBM

COP3, Kyoto, 1997 – adopsi Protokol Kyoto

COP11/CMP1, Montreal, 2005 – mulai berlakunya ProtokolKyoto – AWG-KP

COP13/CMP3, Bali, 2007 – dihasilkannya Bali Action Plan sebagai bagian dari Bali Road Map – AWG-LCA

MOMENTUM PENTING COP15/CMP5, Kopenhagen, 2009 – gagal dan hanya mencatat

Copenhagen Accord hasil negosiasi beberapa Kepala Negara

COP16/CMP6, Cancun, 2010 – dihasilkannya Cancun Agreement

COP17/CMP7, Durban, 2011 – dihasilkannya the Durban Outcomes termasuk Durban Platform for Enhanced Action – ADP

COP18/CMP8, Doha, 2012 – dihasilkannya the Doha Climate Gateway termasuk the Doha Amendment to the Kyoto Protocol

COP19/CMP9, Warsawa, 2013 – dihasilkannya the Warsaw Outcomes

PERIODE PRE-1995

1990 1991 1992 1993 1994

IPCC First Assessment Report

Pembentukan INC

Masa kerja INC hingga adopsi UNFCCC

UNFCCC diadopsi

Entry into force UNFCCC

Masa kerja INC pasca adopsi UNFCCC

PERIODE 1995-2012 ... (1)

1995 1996 1997 1998 1999 2000

Pelaksanaan COP

IPCC Second Assessment Report

Pembentukan AWGBM

Masa kerja AWGBM

Adopsi Protokol Kyoto

IPCC Third Assessment Report

Entry into force Protokol Kyoto

Pelaksanaan CMP paralel dengan COP

Pembentukan AWG-KP

Masa kerja AWG-KP

IPCC Fourth Assessment Report

Pembentukan AWG-LCA

Masa kerja AWG-LCA

Periode Komitmen I - KP

Pembentukan ADP

Masa kerja ADP

PERIODE 1995-2012 ... (2)

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Pelaksanaan COP

IPCC Second Assessment Report

Pembentukan AWGBM

Masa kerja AWGBM

Adopsi Protokol Kyoto

IPCC Third Assessment Report

Entry into force Protokol Kyoto

Pelaksanaan CMP paralel dengan COP

Pembentukan AWG-KP

Masa kerja AWG-KP

IPCC Fourth Assessment Report

Pembentukan AWG-LCA

Masa kerja AWG-LCA

Periode Komitmen I - KP

Pembentukan ADP

Masa kerja ADP

PERIODE 1995-2012 ... (3)

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pelaksanaan COP

IPCC Second Assessment Report

Pembentukan AWGBM

Masa kerja AWGBM

Adopsi Protokol Kyoto

IPCC Third Assessment Report

Entry into force Protokol Kyoto

Pelaksanaan CMP paralel dengan COP

Pembentukan AWG-KP

Masa kerja AWG-KP

IPCC Fourth Assessment Report

Pembentukan AWG-LCA

Masa kerja AWG-LCA

Periode Komitmen I - KP

Pembentukan ADP

Masa kerja ADP

PERIODE 2013-2020

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Pelaksanaan COP

Pelaksanaan CMP paralel dengan COP

Masa kerja ADP

Periode Komitmen II – KP

Target Adopsi Hasil ADP

Target entry into force hasil ADP

PETA PERUNDINGAN

Negara Pihak UNFCCC:

Annex I Parties

Annex II Parties

Non-Annex I Parties

Negara Pihak Protokol Kyoto

Annex B Parties

Non-Annex B Parties

PETA PERUNDINGAN Group of 77 and China (G77+China) – 133 negara berkembang

Least Developed Countries (LDCs) – 48 negara dengan ekonomi terendah

Alliance of Small Island States (AOSIS) – 43 negara kepulauan kecil yang sangatrentan dampak perubahan iklim

African Group – negara-negara Afrika

Arab League – negara-negara Arab

Alianza Bolivariana para los Pueblos de Nuestra América (ALBA) – terdiri atas Bolivia, Cuba, Ecuador, Venezuela dan Nicaragua

Independent Alliance of Latin America and the Caribbean (AILAC)

Coalition for Rainforest Nations (CfRN) – terdiri atas negara berhutan kecualiIndonesia dan Brazil

Like Minded Developing Countries on Climate Change (LMDC) – sekitar 40 negaraberkembang dengan garis keras dan konservatif

PETA PERUNDINGAN

Uni Eropa – Komisi UE dan 28 negara anggota

Umbrella Group – Jepang, Amerika Serikat, Australia, Kanada,

Rusia, Selandia Baru, Norwegia, Kazakhstan, Ukraina

Environmental Integrity Group – Swiss, Meksiko, Republik

Korea, Liechtenstein, Monako

The Cartagena Dialogue for Progressive Actions – sekitar 40

negara yang terdiri dari negara maju dan negara

berkembang, termasuk LDCs, Afrika, AOSIS yang progresif

TUJUAN UTAMA & PRINSIP DASAR

United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)

Art.2 – …, stabilization of greenhouse gas concentrations in the atmosphere at a level that would prevent dangerous anthropogenic interference with the climate system.

Art.3 – equity, common but differentiated responsibilities and respective capabilities (CBDR/RC), precautionary measures promote sustainable development, cooperation among Parties

ISU UTAMA & PERBEDAAN MENDASAR

MITIGASI – menekan, menurunkan atau mengurangi emisi gas rumah kaca

ADAPTASI – menyesuaikan dengan dampak yang telah terjadi ataudiperkirakan akan terjadi

DUKUNGAN AKSI – berbagai hal yang akan mendukung mitigasi danadaptasi yang efektif:

MEKANISME PENDANAAN

PENGEMBANGAN DAN ALIH TEKNOLOGI

PENINGKATAN KAPASITAS

TRANSPARANSI – untuk memastikan akuntabilitas aksi dandukungan aksi

PROSES PERUNDINGAN Perundingan dilakukan dalam bentuk:

Pleno – terbuka bagi semua termasuk media dan pengamat

Contact Group – terbuka bagi pengamat

Informal Consultation – tetutup tapi dalam beberapa hal jika Negara Pihakmenyetujui dapat bersifat terbuka bagi pengamat

Informal-informal – tertutup dan biasanya kapasitas ruang sangat terbatas

Bentuk penyampaian pandangan/posisi:

Statement – per Negara Pihak tetapi dengan agenda yang sangat padatsering hanya diberikan kepada kelompok perundingan

Intervensi – sejalan dengan posisi dan pandangan … dapat salingmendukung atau mematahkan posisi dan pandangan Negara Pihak lain

Submisi – penyampaian posisi dan pandangan secara tertulis yang akandidokumentasikan

PARIS

COP21 – 22 agenda pembahasan di berbagai isu untuk keputusanCOP, termasuk adopsi Kesepakatan Paris

CMP11 – 17 agenda pembahasan di berbagai isu untuk keputusanCMP

SBI43 – 18 agenda pembahasan untuk disampaikan ke COP21 atauCMP11

SBSTA43 – 15 agenda pembahasan untuk disampaikan ke COP21 atau CMP11

ADP2.12 – memfinalkan Kesepakatan Paris dan workstream-2 untuk disampaikan ke COP21

MANDAT COP17 KEPADA ADP

Adopsi kesepakatan pada COP21, 2015

Kesepakatan:

Di bawah UNFCCC

Bersifat legally binding,

Applicable to all Parties,

Berdasarkan common but differentiated responsibilities & respective capability

ENAM ELEMEN UTAMA KESEPAKATAN PARIS

MITIGASI AKSI NYATA

ADAPTASI

PENDANAAN DUKUNGAN ATAS AKSITEKNOLOGI

PENINGKATAN KAPASITAS

TRANSPARANSI TRANSPARANSI AKSI &

DUKUNGAN AKSI

TANTANGAN MENDASAR

196 Negara Pihak dengan berbagai kondisinya

Perubahan paradigma pasca 2020 menjadi universal participation – applicable to all Parties based on CBDR/RC in light of national circumstances

Dinamika global sejak adopsi UNFCCC 1992

Musyawarah untuk mufakat

KESEPAKATAN PARIS

Perundingan draft dokumen kesepakatan

Dokumen resmi: Geneva Negotiating Text

Rangkaian pembahasan berdasarkan pasal dalam draft

Masih terdapat banyak perbedaan, terutama dalam hal mitigasi, adaptasi, dukungan aksi dan transparansi

Konsultasi Informal Tingkat Menteri oleh Presidensi COP20/CMP10 (Peru) dan Presidensi COP21/CMP11 (Perancis)

POSISI DASAR INDONESIA

Mendukung Kesepakatan Paris yang mengikat secara legal

Mendukung pemberlakuan bagi semua Negara Pihak namun tidakmeninggalkan prinsip CBDR/RC dan menekankan pentingnyanational circumstances

Mendukung Kesepakatan yang bersifat jangka panjang dankarenanya harus memiliki fleksibilitas dan dinamika dalamimplementasinya

Telah menyampaikan INDC dengan target penurunan emisi gas rumah kaca (CO2, CH4 dan N2O) sebesar 29% dan hingga 41% terhadap business as usual di 2030


Recommended