1
ECONOMIC OUTLOOK SEMINAR
“PEREKONOMIAN JAWA BARAT DAN GLOBAL 2018”
Disampaikan Oleh :
Dudi Dermawan Saputra
Deputi Direktur
Divisi Pengembangan Ekonomi
Kantor Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat
BANDUNG, 15 NOVEMBER 2018
1 PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL
2 PERKEMBANGAN EKONOMI DOMESTIK
3 PERKEMBANGAN EKONOMI JAWA BARAT
OUTLINE PEMBAHASAN
4PROSPEK EKONOMI & ARAH KEBIJAKAN BANK
INDONESIA
3
EKONOMI GLOBAL
4PROSPEK EKONOMI GLOBAL
PEREKONOMIAN GLOBAL TAHUN 2019 DIPERKIRAKAN STAGNAN KARENA PERANG DAGANG
Berdasarkan rilis WEO IMF terkini (Oktober 2018), pertumbuhan ekonomi global direvisi ke bawah di mana pada tahun 2019diperkirakan mencapai 3,7% atau relatif stagnan dibandingkan proyeksi tahun 2018 (3,7%). Revisi ke bawah pertumbuhan ekonomiglobal bersumber dari Eropa, China dan emerging markets lain di tengah pertumbuhan ekonomi AS yang diperkirakan meningkat.
Realisasi & Prospek Pertumbuhan Ekonomi Global
Realisasi Realisasi Proyeksi (Oktober 2018)
2016 2017 2018 2019
World 3.2 3.7 3.7 3.7
US 1.5 2.2 2.9 2.5
Euro Area 1.8 2.4 2.0 1.9
Japan 0.9 1.7 1.1 0.9
Tiongkok 6.7 6.9 6.6 6.2
India 7.1 6.7 7.3 7.4
Potensi Pasar Ekspor Jawa Barat
• Melambatnya prospek perekonomian global menjadi tantangan tersendiri bagi Jawa Barat, karena perlambatan ini
diperkirakan terjadi pada negara mitra dagang Jawa Barat seperti Jepang, Thailand, China, Eropa.
• Penting bagi Jawa Barat membuka pasar ekspor yang lebih luas ke negara-negara dengan prospek ekonomi yang
membaik.
2018 2019 Δ
Philippines 6,52 6,63 0,14 7,13
Saudi Arabia 2,23 2,43 0,94 2,50
India 7,30 7,44 3,16 2,27
United Kingdom 1,36 1,49 4,85 1,45
Belgium 1,52 1,54 0,56 1,40
Brazil 1,44 2,37 2,20 1,26
Mexico 2,19 2,52 4,97 1,20
France 1,56 1,62 1,73 0,66
Russia 1,71 1,80 2,75 0,49
Myanmar 6,40 6,80 0,67 0,37
Share
Eskpor
Proyeksi (Okt 2018)
5PROSPEK EKONOMI GLOBAL
NORMALISASI KEBIJAKAN MONETER AS TERUS BERLANJUT
The Fed diperkirakan masih akan melanjutkan normalisasi kebijakan moneter secara gradual yang mendorong terus meningkatnyaimbal hasil surat utang Pemerintah AS. Kebijakan AS tersebut mempengaruhi ketidakpastian di pasar keuangan global danberdampak pada trend penguatan dolar AS.
Probabilitas Kenaikan Fed’s Fund Rate (FFR)
*Data s/d: 9 November 2018Sumber : Bloomberg
Perkembangan Indeks Dolar AS
*Data s/d: 31 Oktober 2018Sumber : Bloomberg
6PROSPEK EKONOMI GLOBAL
PERDAGANGAN DUNIA & HARGA KOMODITAS MELAMBAT
Volume perdagangan dunia dan harga komoditas melambat sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan masihtingginya risiko trade war. Harga minyak juga menurun sejalan dengan pelonggaran sanksi AS terhadap Iran dan meningkatnyapasokan.
Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (YoY) Perkembangan Harga Minyak
KOMODITAS 2016 2017 YTD 2018*
Tembaga -10,5 27,1 7,1
Batu Bara 6,8 48,2 -52,6
CPO 21,3 5,7 -16,6
Karet -2,2 28,1 -15,7
Nikel -15,4 8,9 30,2
Timah 13,1 13,1 1,4
Aluminium -3,5 22,9 8,7
Kopi 4,3 -2,9 -13,2
Lainnya 1,0 6,8 1,3
Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia
5,4 21,7 -17,7
*Data s/d 26 Oktober 2018Sumber : Bloomberg
*Data s/d: 6 November 2018Sumber : Bloomberg
Perkembangan Volume Perdagangan Dunia
Sumber : WEO Oktober 2018 dan WTO
7PROSPEK EKONOMI GLOBAL
BERBAGAI NEGARA MELAKUKAN PENGETATAN KEBIJAKAN MONETER
Masih tingginya risiko ketidakpastian ekonomi global memicu harmonisasi respons kebijakan moneter (tightening) dengan menaikkan sukubunga kebijakan untuk menarik modal asing.
Suku Bunga 2015 2016 2017 2018 2019**
Δ bps Δ bps Δ bps QI QII QIII QIV*
Kawasan Eropa 0,00% 0 -5 0 Tw III
AS 2,25% 25 25 75 25 bps 25 bps 25 bps 3x
Inggris 0,75% 0 -25 25 25 bps
Jepang -0,10% 0 -20 0
Kanada 1,75% -50 0 50 25 bps 25 bps 25 bps
Australia 1,50% -50 -50 0
Selandia Baru 1,75% -100 -75 0
Swedia -0,50% -35 -15 0
Norwegia 0,75% -50 -25 0 25 bps
Meksiko 7,75% 25 250 125 25 bps 25 bps
Turki 24,00% -75 50 0 975 bps 625 bps
Tiongkok 2,55% -185 0 25 5 bps Tw I
Thailand 1,50% -50 0 0
Korea Selatan 1,50% -50 -25 25
Malaysia 3,25% 0 -25 0 25 bps
Filipina 4,75% 0 -100 0 50 bps 100 bps 25 bps
India 6,50% -125 -50 -25 25 bps 25 bps 1x
Afrika Selatan 6,50% 50 75 -25 25 bps
Sumber : ING, Goldman Sachs, HSBC, ANZ, diolah *Data s/d 7 November 2018 **proyeksi market
EM
AE
8
EKONOMI DOMESTIK
9PERKEMBANGAN EKONOMI DOMESTIK
PEREKONOMIAN INDONESIA TUMBUH CUKUP KUAT PADA TRIWULAN III 2018 DITOPANG PERMINTAAN DOMESTIK
Di tengah tren perlambatan ekonomi dunia, perekonomian Indonesia pada triwulan III 2018 tumbuh cukup kuat, sebesar 5,17%(yoy), didukung permintaan domestik terutama bersumber dari investasi sejalan dengan penyelesaian proyek infrastruktur sertabelanja pemerintah yang didukung meningkatnya belanja pegawai dan belanja barang.
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran (%,YoY)
Sumber: BPS
KONTRIBUSI IMPOR MIGAS DAN NONMIGAS
Sumber: BPS, diolah
Impor tumbuh tinggi sejalan dengan permintaan domestik, bersumber dari tingginya impor nonmigas, dalam bentuk impor barang modal, bahan mentah, dan barang konsumsi, serta positifnya impor migas.
10PERKEMBANGAN EKONOMI DOMESTIK
NILAI TUKAR RUPIAH BERGERAK SESUAI MEKANISME PASAR
Pergerakan nilai tukar tersebut mendukung proses penyesuaian sektor eksternal dalam menopang kesinambungan perekonomian.Rupiah mencatat depresiasi pada triwulan III dan Oktober 2018 dan kemudian menguat pada November 2018. Secara point to point,Rupiah melemah sebesar 3,84% pada triwulan III 2018 dan 1,98% pada Oktober 2018 akibat ketidakpastian ekonomi global. PadaNovember 2018, Rupiah menguat dipengaruhi aliran masuk modal asing.
Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Kawasan TW III vs TW II 2018
Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah
Perkembangan Nilai Tukar
Data s.d. 14 November 2018
Sumber: Reuters, diolah
11Secara spasial, perlambatan terutama terjadi di Kawasan Timur yang dipengaruhi kinerja SDA khususnya tembaga……
• Sementara Jawa dan Sumatera masih tumbuh didukung oleh industri pengolahan
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH TRIWULAN III 2018 (YOY, %)
12Konsumsi swasta diprakirakan tetap tumbuh stabil...
Optimisme ditopang prospek belanja pemilu, terjaganya daya beli, dan dukungan belanja pemerintah di tengahterbatasnya perbaikan pendapatan dan tingkat keyakinan konsumen...
• Konsumsi swasta Tw.III-18 tumbuh stabil, ditopang belanja pemerintah dan belanja pemilu di tengah termoderasinya konsumsi RT.
• Dorongan positif dari biaya pelaksanaan Pemilu 2019 yglebih besar dari 2014 turut menopang prospek konsumsike depan.
• Dukungan pemerintah melalui penyaluran bansos diperkirakan kembali meningkat, didukung oleh naiknya nilai nominal dan jumlah KPM.
• Ke depan, konsumsi RT diprakirakan tetap kuat, didukungspillover belanja pemilu, di tengah tertahannya pendapatan RT sejalan dengan pendapatan ekspor yang lebih terbatas.
DAMPAK PEMILU 2019 DIPERKIRAKAN
LEBIH BESAR..
KENAIKAN GAJI DIPERKIRAKAN MELAMBAT PADA 2019
Pemilu 2009 Pemilu 2014 Pemilu 2019
Jumlah Partai
Peserta
38 nasional
6 lokal Aceh12 nasional 16 nasional
Jumlah Calon 11301 6607 7968
Biaya 21,8 T 24,1 T 24,9 T
8 Juli 2008-2
April 2009
11 Jan 2014 -
05 April 2014
23 Sept 2018 -
13 April 2019
268 hari 84 hari 202 hari
Masa Kampanye
Pemilu
Sumber: pelbagai anekdotal
DUKUNGAN PENERIMAAN DARI EKSPOR
TERMODERASI
KE DEPAN, PENYALURAN BANSOS
DIPERKIRAKAN KEMBALI MENINGKAT..
13PERKEMBANGAN EKONOMI DOMESTIK
INFLASI OKTOBER 2018 TETAP TERKENDALI DALAM KISARAN SASARAN INFLASI 3,5±1%
Inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan stabil. Inflasi pada bulan ini terutama bersumber dari kelompok volatile fooddidorong oleh peningkatan harga beberapa komoditas pangan dan kelompok administered prices seiring penyesuaian harga BBMnonsubsidi. Sementara itu, inflasi inti masih stabil didukung terjaganya ekspektasi inflasi.
Perkembangan Inflasi Oktober 2018
14ARAH KEBIJAKAN BANK INDONESIA
KEPUTUSAN RAPAT DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA 14-15 NOVEMBER 2018
BI 7-Day Reverse Repo Rate
November 2018
NAIK 25 BPS
6,00%
Suku Bunga Deposit Facility (DF)
NAIK 25 BPS
5,25%
Suku Bunga Lending Facility (LF)
NAIK 25 BPS
6,75%
Keputusan tersebut sebagai langkah lanjutan Bank Indonesia untuk memperkuat upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke
dalam batas yang aman. Kenaikan suku bunga kebijakan tersebut juga untuk memperkuat daya tarik aset keuangan domestik
dengan mengantisipasi kenaikan suku bunga global dalam beberapa bulan ke depan.
Untuk meningkatkan fleksibilitas dan distribusi likuiditas di perbankan, Bank Indonesia menaikkan porsi pemenuhan GWM
Rupiah Rerata (konvensional dan syariah) dari 2% menjadi 3% serta meningkatkan rasio Penyangga Likuiditas
Makroprudensial/PLM (konvensional dan syariah) yang dapat direpokan ke Bank Indonesia dari 2% menjadi 4%, masing-masing
dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
Ke depan, Bank Indonesia akan mengoptimalkan bauran kebijakan guna memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi
dan sistem keuangan. Selain itu, Bank Indonesia juga akan memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk
menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat ketahanan eksternal, termasuk untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan
sehingga menurun menuju kisaran 2,5% PDB pada 2019.
FOKUS KEBIJAKAN :
15
PERBANDINGAN POLICY RATE NEGARA KAWASAN
Sumber: Bloomberg, s.d. 15 November 2018
Bank Indonesia telah menaikan BI7DRR sebesar 175 bps sepanjang tahun 2018, untuk memperkuat daya tarik aset keuangan domestik.
16
EKONOMI
JAWA BARAT
17PERKEMBANGAN EKONOMI JAWA BARAT
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA MENINGKAT DIIRINGI KENAIKAN INFLASI PADA TAHUN 2017
Pertumbuhan ekonomi Jawa pada tahun Q3 2018 sebesar 5,74% (yoy), meningkat terbatas dibanding tahun Q2 2018 (5,68%).Banten, DKI Jakarta dan DIY Yogyakarta tumbuh meningkat dibanding tahun 2017. Di sisi lain, tingkat inflasi Jawa hingga Oktober2018 meningkat, dimana penignkatan inflasi terjadi hampir pada seluruh provinsi kecuali DKI Jakarta.
DKI Jakarta
JAWA PDRB
INFLASI
JAWA BARAT JAWA TIMURJAWA TENGAH
Banten DIY PDRBPDRB
PDRBPDRBPDRBPDRB
INFLASI INFLASI INFLASI
INFLASI INFLASI INFLASI
18PERKEMBANGAN EKONOMI JAWA BARAT
LPE JAWA BARAT MASIH MENGGUNGGULI NASIONAL, NAMUN INFLASI JUGA LEBIH TINGGI DARI NASIONAL
Q3 2018, LPE Jabar melambat dibanding Q2 2018 diiringi dengan kenaikan inflasi. Hal ini terutama dipengaruhi oleh kembali normalnyapermintaan masyarakat pasca Ramadhan & Idul Fitri. Selain itu, pelaksanaan Pilkada membuat investor cenderung wait and see.Sementara itu, peningkatan inflasi Jawa Barat didorong kenaikan harga bbm non subsidi dan komoditas bahan konstruksi.
Rerata
g. PDRB Jabar
pada Q3 (2014 –
2018 : 5,37%
Rerata
Inflasi Jabar pada Okt
(2014 – 2018) :
3,94%
Perbandingan Terhadap Nasional
Kinerja Jawa Barat masih
lebih baik dibanding
Nasional dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi
yang lebih tinggi.
Namun, tk. Inflasi Jawa
Barat jugua tercatat
tinggi dibanding
Nasional.
5.27 5.17
5.655.58
4
5
6
7
I II III IV I II III IV I II III
2016 2017 2018
% (YOY)g. PDRB Nasional g. PDRB Jabar
PDRB
3.093.17
3.48
3.122.88
3.16
0
1
2
3
4
5
I II III IV I II III IV I II III Okt
2016 2017 2018
% (YOY)Inflasi Jabar Inflasi Nasional
INFLASI
5.65
5.58
3.09 3.173.48
0
1
2
3
4
5
6
7
8
3
4
5
6
7
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Okt
2014 2015 2016 2017 2018
% (YOY)% (YOY)g. PDRB Jabar Inflasi Jabar
19PERKEMBANGAN EKONOMI JAWA BARAT
DENGAN MELAMBATNYA LPE DAN MENINGKATNYA INFLASI, KESEJAHTERAAN TERPANTAU TIDAK MERATA
Pada Q3 2018, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat melambat dibanding Q2 2018 tertahan karena melambatnya konsumsi RT pascaRamadhan dan Idul FItri. Namun inflasi masih terjaga pada rentang sasaran inflasi 2018. Kondisi kesejahteraan Jawa Baratterpantau tidak merata tercermin dari peningkatan gini ratio, namun Tk. penggangguran dan kemiskinan tercatat menurun.
PERTUMBUHAN EKONOMI INFLASI KESEJAHTERAAN
•Kons.
Pemerintah
• Ekspor
• Industri
Pengolahan
•Konstruksi
•Konsumsi RT
• Investasi
• Impor
•Pertanian
•PerdaganganOkt’18
• Inflasi tercatat 0,29% (mtm)
atau 3,48% (yoy) masih lebih
rendah dibanding rerata 5
tahun terakhir 3,94% (yoy)
• Pendorong inflasi :
penyesuaian harga BBM non
subsidi, cabai merah dan
komoditas bahan konstruksi
•Gini Ratio pada Maret 2018 adalah
sebesar 0,407 meningkat dibanding
Maret 2017.
•Pengangguran tertinggi per Agustus
2018 di Kab. Cirebon (10,56%).
• Tingkat kemiskinan tertinggi
umumnya terletak di daerah
berbasis pertanian
20PERKEMBANGAN EKONOMI JAWA BARAT
NERACA PERDAGANGAN JAWA BARAT TERPANTAU SURPLUS
Neraca perdagangan Jawa Barat pada Q3 2018 tercatat mengalami surplus sebesar USD 5,55 Miliar. Dari sisi pertumbuhan, eksporJawa Barat menurun, dari 10,2% menajdi 3,9%,namun diiringi dengan pertumbuhan impor yang lebih rendah yaitu dari 7%menjadi 1%, Hal ini mendorong surplus yang lebiih tinggi.
2
3
3
4
4
5
5
6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
USD MiliarUSD MiliarImpor Ekspor Net Ekspor-kanan
Neraca Perdagangan Jawa Barat
Pertumbuhan Ekspor Impor Jawa Barat
7.03.9
10.2
1.0
-20
-10
0
10
20
30
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
% (YOY)Growth Ekspor Growth Impor
EKSPOR Q3’18 : USD 8,05 Miliar
IMPOR Q3’18 : USD 2,86 Miliar
Avg Growth
Q3’12 –
Q3’18X : 2,91% M : 0,51%
INDUSTRI TPT 20,33%
INDUSTRI OTOMOTIF 17,22%
INDUSTRI ELEKTRONIK 17,20%
3 Kontributor Utama Ekspor Jawa Barat
21PERKEMBANGAN EKONOMI JAWA BARAT
DAYA SAING JAWA BARAT MENINGKAT PADA TAHUN 2018
2016 2017 2018
DKI Jakarta 1 1 1
Jawa Timur 2 2 2
Jawa Barat 4 5 3
Jawa Tengah 3 4 4
DI Yogyakarta 10 9 6
Banten 11 6 11
Daya Saing Provinsi di Kawasan Jawa
Stabilitas Ekonomi Makro Provinsi di Kawasan Jawa
2016 2017 2018
DKI Jakarta 1 1 1
Jawa Timur 2 2 2
Jawa Barat 3 3 3
Jawa Tengah 5 5 4
Banten 7 7 9
DI Yogyakarta 19 24 23
Sumber: Asia Competitiveness Index, 2018
Sebaran Geografis Daya Saing 34 Provinsi di Indonesai
Jaring Daya Saing Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018, daya saing Jawa Barat meningkat menjadi peringkat ketiga. Dari sisi stabilitas ekonomi makro, Jawa Barat cendrungstabil pada peringkat 3 sejak tahun 2015. Faktor utama yang membuat daya saing Jawa Barat meningkat adalah daya tarikterhadap investasi Jawa Barat yang tinggi.
22
Perbaikan harga komoditas mendorong emiten di sektor pertanian dan pertambangan utk kembali berekspansi.
23
PROSPEK EKONOMI
& ARAH KEBIJAKAN
BANK INDONESIA
© Okezone
24PROSPEK PEREKONOMIAN NASIONAL
RISIKO PEREKONOMIAN MASIH BERLANJUT
Berlanjutnya perlambatan ekonomi global kedepan didorong oleh melambatnya ekonomi AS, Tiongkok dan negara maju lainnya. Sejalan
dengan hal tersebut, ketidakpastian ekonomi dunia juga tetap tinggi. Namun, prospek perekonomian 2018 masih akan cukup kuat meski
dibayangi risiko yang terutama bersumber dari ketidakpastian dinamika ekonomi global.
Ekonomi global yang tumbuh melambat, kenaikan suku
bunga, melambatnya volume perdagangan dunia dan harga
komoditas, serta risiko geopolitik yang tetap tinggi
Risiko Eksternal Current account deficit yang melebar
Risiko Domestik
PROSPEK EKONOMI
25PROSPEK PDRB JAWA BARAT
PROSPEK PDRB TW IV 2018, 2018 DAN 2019
Secara umum, perekonomian Jawa Barat pada triwulan IV 2018 dan tahun 2018 secara keseluruhan diperkirakan akan tumbuh meningkat
yang didorong oleh peningkatan berbagai komponen pengeluaran. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat diperkirakan
melambat seiring dengan adanya proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada advanced economies & emerging markets.
TW IV’2018
dibandingkan dengantriwulan III 2018
2018 2019
MENINGKAT
Faktor Pendorong
Faktor Penahan
dibandingkan dengantahun 2017MENINGKAT
dibandingkan denganproyeksi tahun 2018MELAMBAT
Faktor Pendorong
Faktor Penahan
Faktor Pendorong
Faktor Penahan
• Pola seasonal
• Persiapan Pemilu 2019
• Penyelesaian PSN
• Penandatanganan IA-CEPA
• Realisasi APBN & APBD
• Perkiraan impor yang meningkat
jika ekspor meningkat
• Kenaikan UMR & THR 2018
• Kenaikan belanja operasional
• Pilkada 2018
• Penyelesaian PSN
• Krisis ekonomi yang melanda
beberapa negara
• Proyeksi perlambatan pertumbuhan
WTV tahun 2018
• Persiapan Pemilu 2019
• Proyek swasta yang masih on-going
• Penyelesaian PSN
• Komitmen Pemerintah untuk menahan
kenaikan harga
• Peningkatan upah 2019 > upah 2018
• Perilaku wait and see dari investor
• Proyeksi perlambatan pertumbuhan
ekonomi negara maju dan
berkembang
• Proyeksi penurunan WTV
• Proyeksi kenaikan harga BBM
26PROSPEK INFLASI JAWA BARAT
PROSPEK INFLASI NOV-DES’18, 2018 DAN 2019
Proyeksi inflasi pada November dan Desember 2018 lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada bulan Oktober 2018 (0,29% mtm)
didorong oleh perkiraan peningkatan harga dari seluruh kelompok. Sementara itu, prospek inflasi pada 2018 dan 2019 diperkirakan masih
dalam kisaran sasaran 3,5%±1% (yoy).
NOV & DES 2018
dibandingkan denganinflasi bulan OktoberMENINGKAT
Faktor Pendorong
Faktor Penahan
dibandingkan dengantahun 2017MENURUN
dibandingkan denganproyeksi tahun 2018MENINGKAT
Faktor Pendorong
Faktor Penahan
Faktor Pendorong
Faktor Penahan
2018 2019
• Potensi kenaikan harga bahan
pangan
• Potensi menguatnya nilai dollar
• Kenaikan harga barang konstruksi
untuk penyelesaian PSN dan renovasi
• Second-round effect dari kenaikan
BBM non subsidi pada Oktober
• Adanya penyesuaian harga BBM non
subsidi sepanjang tahun 2018
• Kenaikan tarif cukai rokok yang lebih
besar dibandingkan tahun 2017
• Penyelenggaraan Pilkada serentak
• Potensi kenaikan harga minyak global
akibat trade war
• Penyelenggaraan Pemilu Legislatif &
Eksekutif
• Potensi terjadinya El Nino pada awal
2019
• Masih berlangsungnya penyelesaian
PSN
• Komitmen Pemerintah untuk tidak
menaikan TDL hingga 2019
• Minimnya potensi kenaikan BBM non
subsidi pasca kenaikan pada Oktober
• Komitmen Pemerintah untuk tidak
menaikkan TDL hingga tahun 2019
• Komitmen Pemerintah untuk tidak
menaikkan BBM subsidi.
• Harga kelompok bahan pangan yang
lebih stabil pada 2018 dibandingkan
tahun 2017
• Minimnya potensi kenaikan harga
BBM non subsidi di tengah masa
kampanye
• Komitmen Pemerintah untuk tidak
menaikkan tarif cukai rokok pada
2019.
27
HA
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA BARAT
HATURNUHUN