+ All Categories
Home > Documents > EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010...

EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010...

Date post: 29-Dec-2019
Category:
Upload: others
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
34
EDISI APRIL 2019 CARAKA MEDIA KOMUNIKASI SKOLASTIKAT OMI SYUKUR ATAS RAHMAT TAHUN PANGGILAN OBLAT 3 Oblat Berkaul Kekal SAMUEL ELI - Calon Oblat Masa Depan
Transcript
Page 1: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

EDISI APRIL 2019

CARAKAMEDIA KOMUNIKASI SKOLASTIKAT OMI

SYUKUR ATAS RAHMAT TAHUN PANGGILAN OBLAT

3 Oblat Berkaul KekalSAMUEL ELI - Calon Oblat Masa Depan

Page 2: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

STAF REDAKSI

Penanggung JawabRm. Antonius Widiatmoko OMI

Editor & LayouterFr. Henrikus Prasojo OMIFr. Rezerius Bintang Taruna OMI

DistributorFr. Alvin Adyanto

KontributorSkolastik OMIPPdMSASEM

Alamat RedaksiJl. Nusa Indah II No. 235 Condong Catur - SlemanYogyakarta 55283Telp.: (0274) 881741Email : [email protected]

Redaksi CARAKA menerima kontribusi tulisan dari Anda.Tema tulisan bebas, panjang maksimal 4 halaman A4 dengan spasi 1.5.Harap mencantumkan nama dan foto diri penulis

In the name of God, let us be saints.- St. Eugene de Mazenod -

EDISI APRIL 2019 Dalam suratnya kepada Kongregasi pada awal Triennium Oblat, Pastor Superior Jendral menulis:

Kehidupan kita hendaknya memberi kesaksian tentang Kabar Baik yang kita sampaikan dalam khotbah, sebagaimana undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. Kita hendaknya menjadi pribadi-pribadi pendoa dan kontemplatif di dalam relasi yang sangat erat dan penuh kasih dengan Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Hendaknya kita tak henti hentinya terus berdoa untuk panggilan-panggilan, khususnya panggilan sebagai Oblat (baru-baru ini Paus Fransiskus mengatakan bahwa karya panggilan pertama tama adalah karya untuk berlutut dan berdoa, lebih daripada segala macam strategi yang terprogram). Hendaknya kita terus mengundang orang muda secara personal dengan nama mereka masing-masing untuk mengikuti Yesus Kristus sebagai Misionaris Oblat Maria Imakulata...

(Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

Page 3: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 5

Yang Kualami

Kau l p ert amak u e s ok a d a l a h j u g a k a u l k ek a lk u .Ak u s u n g g u h t e l a h ma nt a p

u nt uk m em p ers em b a hk a n s e l u ru h h i d u pk u h a ny a k e p a d a Tuh a nd e ng a n m e n j a d i s e o ra ng i m am m i s i o n a r i s r e l i g i u s OMI . ”

Diakon Carolus Adi Nugroho OMI

Demikian janjiku dalam hati saat mengikuti misa pengikraan kaul kekal Fr. Wahyu OMI tanggal 21 Mei 2011 ketika aku baru saja memasuki masa novisiat kanonik.

Roh Kudus terus mengobarkan api semangat dalam hatiku untuk terus mantap menapaki pangilan suci ini. Bagiku, mulai saat inilah perjalanan persiapan kaul kekalku dimulai. Menurutku kaul pertama, pembaruan kaul setiap tahun, atau kaul kekal hanya soal bahasa saja. Isi dan penghayatannya tetap sama, yaitu janji untuk menyerahkan seluruh diri secara total kepada Allah. Janji untuk menjadikan Allah

P R E PA R I N G F I N A L V O W S

sebagai harta yang utama di atas segala-galanya.Di Novisiat Beato Joseph Gerard OMI, Blotan

aku mulai diajari dan belajar tentang kaul-kaul religius dari berbagai macam sudut pandang (Dari sudut pandang Kristologis, Eklesiologis, dan Eskatologis). Aku juga diajari tentang 3 tingkatan penghayatan kaul-kaul religius di tingkat fisik, sosial, dan rasional atau spiritual. Tingkat fisik mengakui bahwa manusia perlu makan, pakaian, rumah, uang, istirahat, rekreasi, olahraga, dan lain sebagainya. Tingkat sosial mensyaratkan bahwa manusia juga memerlukan orang lain untuk bisa

SALIB OBLAT Bila memakai jubah, tanda khas kita satu-satunya adalah Salib Oblat.

Page 4: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

6 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Yang Kualami

hidup. Manusia tetap membutuhkan relasi dengan orang lain, komunikasi, sharing, bertukar pikiran, mengutarakan pendapat, saling mendukung, dan lain sebagainya. Sedangkan tingkat rasional atau spiritual berkaitan dengan kebutuhan untuk berpikir, membaca, menulis, refleksi, berdoa, dan ber-relasi dengan Tuhan.

Setiap religius yang berkaul tidak akan pernah dapat mengingkari kebutuhan-kebutuhan di atas. Aku pun juga mengakui memerlukan semua itu dan mulai belajar mengaturnya sedemikian rupa sehingga tujuan atau makna dari setiap kaul dapat tercapai. Kasus-kasus dan contoh-contoh nyata dalam penghayatan kaul semakin memperjelas pemahamanku dan memperluas pengetahuanku mengenai kaul-kaul religius. Misalnya dalam penghayatan kaul kemiskinan. Dari tingkat fisik, penghayatan-nya dilakukan dengan makan secara teratur dan secukupnya, berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup, atau merawat tubuh dan barang-barang yang dimiliki dengan baik. Dari tingkat sosial, dihayati dengan menghargai sesama manusia sebagai mahluk yang berbudi luhur, tidak memandang orang lain hanya sebagai barang, menerima orang lain apa adanya, atau

menyemangati orang lain yang sedang kesusahan. Sedangkan tingkat rasional atau spiritual dihayati dengan berbagi bakat atau kemampuan, memimpin doa, memberi retret atau rekoleksi, tetap terus belajar, tekun berdoa, dan lain sebagainya.

Penghayatan kaul kemiskinan menjadi tidak tepat jika kemudian seorang religius makan dengan rakus dan berlebihan, tidak pernah berolahraga, begadang, suka mengumpulkan barang, atau memiliki kelekatan terhadap suatu barang. Dalam hubungan dengan orang lain : ingin selalu menguasai atau merasa cemburu dengan orang lain. Sedangkan di tingkat rasional atau spiritual jika kemudian lupa untuk beristirahat, melupakan doa-doa pribadi dan bersama dalam komunitas, tidak berkomunikasi dengan anggota komunitas yang lain, atau over dalam melayani sehingga tidak memikirkan kesehatan diri dan kondisi tubuh.

Uniknya lagi, aku dikenalkan bukan hanya 3 kaul religius seperti biasa dalam hidup membiara. Dalam kongregasi OMI, Bapa Pendiri menambahkan 1 kaul lagi, yaitu kaul kemantapan. Bagi Bapa Pendiri, setiap orang yang ingin menjadi anggota keluarga misionaris Oblat Maria Imakulata mesti mantap dalam menjalani hidup panggilannya. Baik menjadi imam atau bruder, seseorang yang telah memasuki kongregasi OMI mesti mantap dan setia seumur hidup. Sekali masuk terus berjanji untuk tidak akan pernah keluar meninggalkan kongregasi OMI.

6 kali pembaruan kaul membuat penghayatan kaulku semakin baik dari tahun ke tahun. Aku jatuh bangun dalam menghidupinya dan belajar dari kesalahan-kesalahan sebelumnya, kebaikan-kebaikan yang sudah ada, dan juga pelajaran-pelajaran berharga dari banyak orang untuk menghayati kaul-kaul religius. Satu hal yang selalu kuingat adalah bahwa seorang religius digoda iblis lewat kelemahannya. Jika seseorang suka makan, ia digoda dengan makanan yang enak dan lezat. Jika seseorang suka akan barang-barang tertentu, ia digoda untuk memiliki barang-barang yang ia senangi. Jika seseorang suka dengan lawan jenis, ia digoda dengan lawan jenis yang menarik hati. Jika seseorang suka dengan uang, ia digoda untuk

ALBUM KENANGANFr. Adi saat mengucapkan kaul pertama

Page 5: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 7

Yang Kualami

mengejar kekayaan sebanyak-banyaknya. Jika seseorang suka dengan kekuasaan, ia digoda untuk bisa menguasai banyak orang. Godaan hidup berkaul kuakui sangat banyak. Dengan mengenal kelemahan diriku sendiri, aku semakin kuat dan terbiasa mengatasi segala godaan iblis.

Akhirnya, setelah dianggap layak dan pantas menjadi anggota resmi kongregasi OMI seumur hidup, aku disiapkan dengan program-program khusus persiapan kaul kekal. Yang pertama adalah retret agung 30 hari di Girisonta. Dalam keheningan doa, meditasi, dan bimbingan setiap hari dengan Rm. Darminta SJ aku semakin mengenal diriku sendiri, semakin bersatu dengan Tuhan, dan semakin menemukan kebahagiaan dan sukacita mengikuti Yesus. Bagiku, retret agung ini adalah saat pertobatan pribadiku. Di sinilah aku merasa sangat berdosa di hadapan Allah dan dikobarkan sekali lagi oleh Roh Kudus untuk berhenti dari segala dosa dan kelemahanku selama ini. Setelah itu muncul semangat untuk mencapai kesucian dan kesempurnaan hidup sebagai silih atas begitu

PENERIMAAN SALIB OBLATPara kaulwan menyatakan kaul kekal dan menerima Salib Oblat dari Provinsial OMI Indonesia (Rm. Eko Saktio OMI).

banyaknya waktu yang terbuang untuk mencintai Allah di atas segala-galanya.Setelah itu, ada program khusus 8 kali pertemuan dengan formator untuk semakin memperdalam kaul-kaul berdasarkan kharisma dan spiritualitas Bapa Pendiri, Santo Eugenius de Mazenod. Para frater yang akan mengikrarkan kaul kekal diminta kembali membaca dan merenungkan tulisan-tulisan Bapa Pendiri, surat-suratnya, atau dari konstitusi dan aturan kongregasi yang sangat kaya dan inspiratif. Apa yang didapat kemudian dipresentasikan, direfleksikan secara tertulis, dan akhirnya di-sharingkan untuk semakin memperteguh dan memperkaya tiap-tiap orang.

Di sela-sela pertemuan ini juga dilakukan pertemuan iman dengan 5 Oblat senior yang telah berkaul kekal. Selain untuk meminta restu dari mereka untuk bisa bergabung dan hidup bersama dalam komunitas oblat Provinsi Indonesia, pertemuan ini juga banyak memberi inspirasi dan pelajaran penting bagiku. Misalnya mengenai sulitnya hidup berkomunitas, bagaimana mengingatkan

Page 6: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

8 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Yang Kualami

saudara yang “melenceng”, kesiap-sediaan untuk diutus, penghayatan kaul-kaul, menghadapai saat-saat krisis dan kesepian, mencintai Gereja tanpa batas, menghadapi umat yang beragam dan lain sebagainya.

Sebagai persiapan terakhir menjelang pengikraran kaul kekal dilakukan retret triduum yang dibimbing oleh Rm. Bono OMI di Rumah Retret Kaliori. Romo Bono memberi materi dengan sangat cerdas dan menarik. Beliau membahasakan kaul-kaul dengan bahasa yang sangat sederhana dan mudah dipahami. Kaul ketaatan adalah mengganggap orang lain lebih penting. Kaul kemiskinan adalah murah hati. Kaul kemurnian adalah mencintai Allah dan sesama dengan murni. Kaul kemantapan adalah penyerahan diri secara total bagi Tuhan.

Akhir tahun 2018 menandai akhir triduumku bersama Fr. Petrus dan Fr. Sole dengan resolusi tahun 2019 “#Gantistatus-KaulKekal3Januari2019-BeAnOBLATEforever.”

PARA KAULWANdari kanan ke ki: Fr. C. Adi Nugroho OMI, Fr. Nobertus Soleman OMI, Fr. Hamonangan Sidabalok OMI.

FOTO KELUARGA Rm.Duc Duy Nguyen OMI (oblat Vietnam) datang ke Indonesia untuk menghadiri upacara kaul kekalFr. Soleman, Fr. Petrus dan Fr. Adi.

Page 7: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 9

Yang Kualami

“Demik ian lah hendaknya o rang memandang kami s ebaga i hamba-hamba Kr i s tus yang kepadanya d ip e r cayakan rahas ia Al lah”

(1Kor 4 :1 ) .

Diakon Nobertus Soleman OMI

PERASAANGanti Status

Bagi kongregasi Misionaris Oblat Maria Imakulata (OMI), Upacara Pengikraran Kaul Kekal adalah upacara yang terbesar dan

terpenting. Upacara ini besar dan penting karena pada saat itu seorang calon berjanji di hadapan Allah dan umat yang hadir untuk hidup murni, miskin dan taat seumur hidup kepeada Allah dan Gereja melalui kongregasi Oblat Maria Imakulata. Bisa dikatakan saat itu adalah saat seseorang membuat janji yang definitf (final) dalam hidupnya. Pada saat yang sama, sang calon menjadi seorang anggota kongregasi yang sah dan penuh. Itulah sebabnya, pada saat Kaul Kekal sebisa mungkin semua anggota OMI hadir dalam upacara tersebut. Ini menjadi bentuk sambutan anggota OMI yang terdahulu bagi anggota mereka yang baru. Pada saat itu juga, kaulwan (sebutan untuk orang yang baru

saja berkaul) memiliki keluarga yang baru, yakni keluarga OMI. Semua anggota OMI dan keluarga tiap anggota adalah keluarganya juga. Rm. Aloysius Wahyu Nugroho OMI adalah keluaraga saya, maka orang tua, kakak-kakaknya dan keluarga Rm. Wahyu yang lainnya juga menjadi keluarga saya. Demikian pula sebaliknya.

Pada 3 Januari 2019, Dc. Carolus Adi Nugroho OMI, Dc. Petrus Hamonangan Sidabalok OMI, dan saya mengucapkan Prasetya Kekal dalam Kongregasi Misionaris Oblat Maria Imakulata (OMI). Perasaan saya saat upacara pengikraran kaul kekal ini hampir tak terlukiskan. Akan tetapi, saya mencoba untuk mengambarkan perasaan saya saat itu dengan kata-kata, sekalipun sangat terbatas. Saat itu saya merasa bahagia, terharu, tidak pantas dan penuh harapan. Saya merasa bahagia, karena banyak orang yang datang untuk untuk mendukung kami. Akan

Page 8: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

1 0 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Yang Kualami

tetapi, ini bukan berarti orang yang tidak hadir saat itu adalah orang yang tidak mendukung kami. Beberapa orang tidak bisa datang karena halangan tertentu (waktu, kesehatan, jarak dll). Kami percaya mereka tetap mendoakan dan mendukung kami. Saya bahagia juga karena menyaksikan sendiri karya Allah dalam hidup saya, terutama dalam proses panggilan ini. Karya Allah sangat nyata melalui peristiwa hidup yang saya alami, melalui teman-teman, umat dan pembina.

Di sisi lain, muncul perasaan tidak pantas dalam diri saya. Saya merasa tidak pantas mempersembahkan hidup saya kepada Allah untuk menjadi pelayan-Nya. Ini sangat terasa saat kami terlungkup di depan altar dengan diiringi litani. Siapakah saya ini, sampai Allah sendiri mau menerima persembahan hidup saya dan melibatkan saya dalam karya penyelamatan-Nya? Saya hanyalah seorang yang bergelimangan dosa, kelemahan dan kebiasaan buruk.

Namun, pada saat yang sama muncul juga pengharapan yang sangat kuat kepada Allah. Harapan ini adalah harapan bahwa Allah akan membantu, membimbing dan menguatkan saya dalam menjalani hidup panggilan ini. Sampai kapanpun dan di manapun Allah akan selalu bersama saya. Ini bukan harapan buta yang tak memiliki dasar pijakan, tetapi ini adalah pengalaman. Pengalaman bersama Allah di masa yang lalu menjadi persiapan bagi saya di masa sekarang dan masa sekarang menjadi garis pijak bagi saya untuk meloncat jauh

ke masa depan. Ini sama halnya dengan atlit lompat jauh. Sebelum melompat, dia mundur beberapa langkah ke belakang. Dia lari sekuat tenaga, berpijak pada garis yang telah ditentukan lalu melesat sejauh mungkin ke depan. Tepuk tangan, sorai-sorai dan teriakan para penonton turut menentukan jarak loncatannya. Dalam hal ini doa dari Gereja yang sedang berziarah, Gereja yang sedang di tempat pemurnian dan Gereja yang sudah mulia di surga menguatkan iman kami akan Allah.

Semoga karya Allah yang telah nyata hadir dalam diri kami ini, juga berbuah baik bagi Kemuliaan nama Allah dan Gereja-Nya yang kudus. Semoga banyak pula orang-orang muda tertarik untuk menapaki jalan hidup sebagai abdi-Nya, mempersembahkan diri secara utuh sebagai seorang Oblat Maria Imakulata. Terpujilah Yesus Kristus dan Maria Imakulata.

Page 9: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 1 1

Yang Kualami

Oleh Fr. Benediktus Neo, OMI

BELAJAR UNTUK HIDUP

Sebagai persiapan untuk menjadi seorang imam Oblat, saya diutus oleh Kongregasi Oblat Maria Imakulata untuk belajar di Fakultas Teologi Wedhabakti (FTW). Selama kurang lebih enam bulan menjalani

proses pendidikan, hari-hari saya selalu dihantui oleh rasa khawatir dan takut. Saya merasa khawatir karena pengalaman belajar serta ilmu pengetahuan yang saya peroleh masih sangat minim dan takut jika dikeluarkan dari universitas.

Efek dari kehawatiran di atas, seringkali waktu kebersamaan dalam komunitas saya abaikan. Saya tidak sepenuhnya hadir dalam kegiatan yang

direncanakan bersama, entah itu rekreasi bersama, olahraga, nonton TV dan karaoke. Kehadiran saya bisa dikatakan bagaikan bunga yang mekar di pagi hari memberi keindahan sesaat. Saya hadir demi meperoleh pujian dan diakui sebagai pribadi yang berkomunitas, bukan dengan niat atau kesadaran akan rasa solidaritas yang memupuk rasa persaudaraan melainkan paksaan. Yang hadir di tempat rekreasi hanyalah raga saya, namun jiwa serta pikiran hanya tertuju pada buku yang belum selesai dibaca dan tugas yang belum dikerjakan.

Dalam benak dan pikiran saya selalu ada keinginan untuk menyediri. Keinginan menyendiri disebabkan oleh karena saya merasa tidak nyaman dengan setiap kegiatan yang diadakan dalam komunitas. Rasa tidak nyaman ini dipengaruhi karena keinginan dan komitmen saya sendiri untuk belajar demi memperoleh nilai yang baik. Saya selalu berusaha untuk belajar dan belajar dan bahkan setiap kesempatan senggang saya selalu mengisinya dengan membaca.

Secara eksplisit komitmen yang saya ambil ternyata membawa dampak yang tidak relevan dengan visi pelayan Gereja yang baik. Menjadi pelayan Gereja yang baik hendaknya mempunyai kepribadian yang mampu bersosialisasi, dan bersikap dan berpikir positif dalam hal apapun. Seorang pelayan juga diharapkan mampu mengaktualisasikan segala sesuatu secara kontekstual tanpa mengikat diri dengan sifat egoisme yang memikirkan kesenangan diri sendiri. Pendidikan akademik menjadi sarana inspiratif agar dapat memutuskan persoalan dengan bijaksana, bukan sesuatu yang dikejar dengan cara mengesampingkan aspek penting lainnya (spiritual, kepribadian, pastoral, komunitas). Persoalan ini mengubah cara pandang saya terhadap pendidikan. Pendidikan harus mencakup segi-segi kehidupan nyata yang dapat membangun arah

Oblat MudaFr. Bene, skolastikat tingkat I.

Page 10: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

1 2 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Yang Kualami

demi kebijaksanaan yang mencakup afeksi dan psikomotorik.

PENDIDIKAN YANG BERVISI SPIRITUAL

Persoalan yang berkaitan dengan kehidupan manusia sungguh merupakan persoalan yang sangat kompleks dan menyangkut banyak hal. Manusia memiliki aspirasi untuk selalu dipenuhi setiap saat dan bahkan berlomba - lomba mencari profesi baru supaya dihormati, disembah, dan disanjung. Oleh karena itu peristiwa yang radikal bisa dilihat dari pembentukan-pembentukan komunitas baru sekarang ini. Salah satu komunitas yang paling diminati dan terkait dengan problem ini adalah komunitas kepemimpinan (leadership).

Setiap kandidat leadership memperjuangkan kebolehannya dengan kemampuan berpikir kristis untuk menghipnotis orang lain, agar orang lain mengakui dan menyakini kehebatan mereka sebagai pribadi yang rasional. Kebutuhan akan pendekatan semacam ini semakin terasa, sebab pendidikan (education) hanya dipandang sebagai prestasi akademis dan berhenti pada pengetahuan yang teoritis. Situasi ini bisa menunjukan bahwa pendidikan hilang spiritualitasnya.

Visi spiritualitas menjadi konotasi serta tidak berkembang ke kedalaman pendidikan, jati diri dan inti hidup yang hakiki. Peserta didik terjerumus dalam prestasi untuk mengejar kekuasaan. Tidak heran jika para peserta didik kehilangan moralitasnya demi memperoleh semua itu.

Pernyataan di atas menunjukan tema keseluruhan dari setiap pemaknaan pribadi terhadap pendidikan. Pendidikan menjadi sebuah objek dalam pembicaraan tentang sejarah kehidupan manusia yang boleh dikagumi, namun belum relevan untuk kehidupan aktual. Kalau pendidikan tetap ada dan hanya terdapat persoalan pribadi semata, maka karakteristik manusia spiritualitas semakin memberikan kesan negative,antara lain manusia menjadi egois dan materialis.

Persoalan yang terkait dengan peserta didik

zaman milenium sungguh menjadi keprihatinan. Moralitas peserta didik semakin digerogoti oleh rasional medernisasi semata. Peserta didik lupa akan manusia sebagai satu kesatuan yang sama dari sang pencipta.

Banyak terjadi pergeseran yang menimbulkan ketidaksetaraan antara pendidikan dan sifat spiritual yang ada dalam diri manusia. Dalam hal ini manusia yang memiliki akal-budi dan batiniah yang cenderung terjerumus dalam materialisme.

Hal ini bisa terjadi karena dipengaruhi oleh pendidikan yang berpatok pada prestasi akademis. Nilai akhir proses pendidikan menjadi tolak ukur jati diri serta kenyataan hidup seorang pendidik. Kebiasan seperti ini sering terjadi, bukan hanya moralitas personal namun, tapi sudah menjadi rahasia umum. Secara eksplisit tidak akan relevan lagi kepribadian yang mutakhir dalam hidup bermasrakat, sebab kepribadian pun dinilai lewat hasil akademis.

Kejujuran, kepekaan, kepedulian, kebijaksanaan, dan hati nurani peserta didik hanya diukur dalam keberhasilan pada proses studinya. Prespektif dari moralitas manusia sebagai makluk sosial ( homo socius ) pendidikan juga merupakan aspek penting yang perlu disertakan dalam pendidikan karena sifat sosial manusia. Oleh karena itu, pendidikan diharapkan tidak hanya memberi informasi, tetapi memberi ilham dan inspirasi spiritual agar peserta didik mampu mengaktualisasikan makna hidup yang efisien dan semakin relevan dengan keadaan manusia itu berada.

BELAJAR UNTUK HIDUPMenjadi pengajar yang profesional, kreatif

dan inovatif sungguh merupakan impian peserta didik. Hal ini bisa dilihat dari dinamika belajar dan mengajar di kelas. Seorang pengajar yang memiliki posisi atau rancangan mengajar yang baik pasti mengubah prespektif belajar yang dapat merangsang peserta didik untuk tetap fokus pada pendirinnya untuk mendengar dan memahami apa yang diajarkan. Jika hal ini sudah menjadi kebiasaan seorang pengajar tentu akan memperoleh hasil yang

Page 11: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 1 3

Yang Kualami

baik. Peserta didik bisa dan mampu menjadi pribadi yang berguna dan baik untuk bangsa dan negara.

Namun jika dilihat dari sudut pandang yang lain, Pengajar belum mengaktualisasikan ide-ide yang kreatif. Pengajar masih berpegang teguh pada kebiasaan yang beranggapan bahwa siswa hanyalah Obyek. Siswa dibiasakan dengan hidup instan dan tidak dimotivasi dengan sikap kreatif. Hal ini bisa terjadi karena dipengaruhi oleh pendidikan yang berpatok pada ilmu pengetahuan. Peserta didik hanya diarahkan untuk mengenal dan memahami apa yang diajarkan tanpa mengekspresikan apa yang dipelajari. Tidak mengherankan jika ilmu pengetahuan didapatkan olah peserta didik tidak menjamin hasil yang baik.

Saya terinspirasi dengan teladan Zhou Yuyang. Beliau adalah Pengajar yang berasal dari Tiongkok. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan beliau

tidak memiliki ilmu pengetahuan yang memadai. Namun seluruh ketebatasan itu beliau mampu membentuk terobosan baru bagi pendidikannya. Secara eksplisit beliau dapat menerapakan ilmu pengetahuan dengan mengaktualisasikan apa yang dipelajari dengan realita kehidupan nyata. Peserta didik diajak untuk menanam sayur-sayuran, mengelolah kebun dan banyak hal yang menjadi buah dari ilmu pengetahuan yang didapat oleh siswa.

Hal semacam ini jika dijadikan patokan dasar bagi peserta didik sungguh merupakan jantung dari segala kehidupan. Peserta didik semakin menjadi pribadi yang berbudi pekerti mampu mengerjakan sesuatu dengan baik. Mereka tidak hanya sekedar belajar namun belajar untuk menggapai hidup yang bahagia.

Tabel di atas menunjukan jumlah Oblat berkarya di setiap Regio. Sebagai contoh, Oblat di Perancis terhitung hanya di Eropa, walaupun dia termasuk anggota Provinsi Indonesia. B1 menunjukan Bruder yang sudah mengucapkan kaul kekal, B2 menunjukan Bruder yang masih dalam tahap formasi pertama. PD menunjuk pada Bruder Oblat dengan tahbisan diakon permanen. Schol adalah para skolastik. Angka di atas termasuk 2 Kardinal, 8 Uskup Agung, 35 Uskup dan 1 Prefek Apostolik.

STATISTIK PERSONEL OBLAT DUNIA - JANUARI 2019

Page 12: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

1 4 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Yang Kualami

Oblate Family Days

Oleh Fr. Hendrianus Wendi, OMI

Merayakan Kekeluargaan Oblat Dalam Keberagaman Budaya. Itulah tema yang diangkat oleh komunitas OMI memasuki tahun baru 2019 dalam acara-

acara yang akan diselenggarakan. Adapun acara yang diselenggarakan di komunitas Skolastikat OMI Yogyakarta ialah mengadakan acara Oblate Family Days (Hari Keluarga Oblat). Acara ini diselenggarakan selama tiga hari. Mulai dari tanggal 1-3 Januari 2019. Puncak acara ditandai dengan acara kaul kekal ketiga Frater yaitu Frater Petrus

Hamonangan Sidabalok OMI, Frater Adi Nugroho OMI dan Frater Norbertus Soleman OMI. Acara Oblate Family Days dan kaul kekal ini dibuat dalam satu rangkaian tema.

Setelah 2 acara itu ada lagi acara yang masih dalam satu tema selama bulan Januari 2019 yaitu Tahbisan Diakon dan Live In Panggilan. Tahbisan Diakon diterima oleh orang yang sama yaitu Frater Petrus Hamonangan Sidabalok OMI, Frater Adi Nugroho OMI dan Frater Norbertus Soleman OMI di Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan. Kaitan antara acara dengan tema terletak pada keberagaman

Keluarga Besar Para Oblat bersama seluruh orang tua masing-masing oblat dalam acara Oblate Family Day

Page 13: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 1 5

Yang Kualami

budaya yang ditampilkan saat penyembutan tiga Diakon setelah pulang menerimakan Tahbisan Diakon dari Seminari Tinggi Kentungan, yaitu saat ketiganya disambut dengan acara seremonial adat sebelum makan siang bersama.

Ada banyak acara yang dilaksanakan di Skolastikat OMI pada awal tahun baru 2019, tetapi penulis akan membatasi sharingnya hanya pada acara Oblate’s Family Days. Dalam rangkaian acara Oblat Family Days para Romo, Frater dan Bruder mendalami tema: Merayakan Kekeluargaan Oblat Dalam Keberagaman Budaya. Tema ini diangkat karena ada nilai luhur yang sudah dihidupi dan sedang diperjuangkan oleh komunitas Skolastikat OMI. Nilai itu pertama tentang Merayakan Kekeluargaan Oblat. Mengapa hal itu diangkat? Kekeluargaan diangkat karena para Oblat baik Romo, Frater dan Bruder merasakan ada asas penting yang mau ditampakkan yaitu anggota komunitas datang dari berbagai tempat (Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Flores dan Jawa), tapi disatukan dalam karisma St. Eugenius de Mazenod bapa pendiri kongregasi OMI. Para anggota tetap mempertahankan identitasnya itu, tetapi karena karisma bapa pendiri kami menjadi satu keluarga yang disebut dengan Oblat Maria Imakulata (OMI). Selain itu para Romo, Frater dan Bruder juga ingin menyampaikan pesan kepada keluraga-keluaga, bahwa ketika anak-anaknya menjadi religius OMI, mereka tidak akan “dipisahkan” dari keluarga asli. Mereka tetap menjadi bagian dari keluarga tersebut sebagai anak atau saudara. Justru dengan anak bapak atau ibu bergabung menjadi Oblat, keluarganya semakin ditambahkan, sebab dalam Komunitas Skolastikat OMI memegang prinsip “orang tua dari salah satu Oblat adalah orang tua semua Oblat”.

Nilai kedua yang diangkat dalam tema ialah Keberagaman Budaya. Anggota komunitas Skolastikat OMI datang dari berbagai latar belakang tempat dan budaya. Latar belakang budaya ini juga mempengaruhi cara berpikir dan bertindak dari masing-masing Oblat. Sesuai dalam Kamus Bahasa Indonesia budaya adalah akal budi atau pikiran atau adat istiadat, oleh karenanya dibutuhkan

sikap untuk mengenal latarbelakang kebudayaan masing-masing Oblat agar tumbuhnya rasa saling menghargai. Sebab, walaupun latar belakang budaya dari para Oblat berbeda, ada nilai yang sifatnya universal yang bisa dihayati bersama dalam sebuah komunitas. Adapun nilai itu seperti: gotong royong, bermusyawarah, kesetiakawanan, saling toleransi, menjunjung semangat nasionalisme yaitu Pancasila, dst. Tidak ada lagi prinsip etnosentrik dan primordial yang menganggap kebudayaan sendiri yang paling baik. Oleh karenanya di komunitas Skolastikat OMI hal ini lebih akrab disebut dengan semangat multikultural. Lebih jauh lagi komunitas Skolastikat OMI juga menekankan semangat interkultural, karena kongregasi ini bersifat Internasional. Kembali ke acara Oblate Family Days anggota komunitas yang dari berbagai latar belakang suku budaya ini diberi ruang untuk menampilkannya dalam rupa seni (baik dalam tarian, nyanyian, lukisan, dll) dihadapan seluruh keluarga Oblat yang datang. Penampilan kebudayaan masing-masing Oblat ini mau menunjukan bahwa komunitas ini kaya dan unik. Dari keunikan itulah kami saling melengkapi sebagai komunitas Skolastikat OMI menjadi.

Seperti apakah dinamika dari acara Oblate Family Days yang dipersiapkan oleh para romo, Frater dan Bruder? Acara pembukaan Oblate Family Days dimulai pada pukul 17.30 dengan acara Taize bersama dengan keluarga yang sudah datang. Acara itu dipimpin oleh para Frater dan Bruder. Setelah doa Taize, kami semua melanjutkan acara dengan makan malam bersama. Disitu kami mulai berkenalan dengan keluarga para frater, bruder dan romo yang sudah datang. Setelah makan kami semua menuju ruang pertemuan masuk pada sesi perkenalan. Sesi perkenalan yaitu ucapan selamat datang dari Romo Widi selaku Rektor Seminari Tinggi OMI. Kemudian ada pula perkenalan masing-masing frater dan bruder kepada orang tua dan sebaliknya. Dalam acara perkenalan itu diselingi juga game yang bisa mengakrabkan di antara kami. Setelah acara malam perkenalan sekitar pukul 21.30, kami semua pulang ke kamar untuk mulai beristrahat.

Hari kedua dinamika acara OFD diawali dengan

Page 14: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

1 6 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Yang Kualami

perayaan Ekaristi pagi. Setelah Ekaristi dilanjutkan dengan sarapan pagi. Kemudian dilanjutkan dengan sesi I. Materi yang disampaikan oleh Romo Wahyu ialah bagaimana St. Eugenius de Mazenod Membangun Keluarga Pertama dalam keberagaman. Isi yang disampaikan lebih pada bagaimana usaha Eugenius membangun komunitas pertama yang mana mereka juga dari latarbelakang yang berbeda-beda. Mereka terdiri dari lima orang yaitu Pastor Deblieu, Pastor Mie, Pastor Icard, Pastor Tempier dan Pastor Eugenius de Mazenod. Mereka mempunyai latar belakang yang berbeda, tetapi karena kecintaan akan Kristus dan semangat misi yang berkobar-kobar untuk menjawab kebutuhan umat kala itu, mereka mampu untuk menyatukan hati. Mereka inilah yang menjadi pionir membentuk kelompok yang dinamakan dengan Misionaris Provence. Kelompok ini yang menjadi cikal-bakal berdirinya Kongregasi Misionaris Oblat Santa Perawan Maria yang Tersuci dan Tak Bernoda (OMI). Intinya komunitas pertama yang dibangun oleh Eugenius de Mazenod dibangun dalam perbedaan latar belakang, tetapi disatukan dalam satu visi ilahi yaitu untuk keselamatan jiwa-jiwa.

Sesi kedua diisi oleh romo Widi. Materi yang disampaikan ialah Semangat Eugenius yang menerima keberagaman itu dihayati dalam komunitas Seminari Tinggi OMI. Materi itu menjelaskan hal teknis dari apa yang kami hidupi dan kami hayati di Seminari. Penghayatan di komunitas ini misalnya ialah mengembangkan semangat kekeluargaan. Semangat hospitalitas seperti dalam konstitusi 41. Berpastoral intern maupun ekstern yang sifatnya pelayanan kepada umat seperti: pastoral bagi umat berkebutuhan khusus, kaum muda (PPdM), kaum muda yang terpanggil (Samuel Eli), pastoral mengajar di sekolah, memberi rekoleksi, pastoral penjara, pastoral toritorial, dll. Rasa kekeluargaan itu membentuk suatu komunitas yang kondusif. Komunitas yang kondusif membuat penerimaan perutusan berjalan dengan lancar. Semua itu kami lakukan dalam rangka menghayati semangat komunitas Apostolik seperti yang diajarkan oleh St. Eugenius de Mazenod dalam konstitusi No.11.

Adapun konstitusi No.11 itu berbunyi: “Karya perutusan kita adalah memaklumkan

Kerajaan Allah dan mencarinya melebihi segala sesuatu (lih. Mat 6:33). Dalam komunitaslah kita melaksanakan karya perutusan itu. Komunitas adalah tanda bahwa di dalam Yesus Allah adalah segala-galanya bagi kita; bersama-sama kita menantikan kedatangan Kristus dalam kepenuhan keadilan-Nya, agar supaya “Allah menjadi semua di dalam semua” (lih. 1Kor 15:28). Dengan tumbuh berkembang dalam iman, pengharapan dan cinta kasih, kita hadir di tengah-tengah dunia menjadi ragi Sabda Bahagia.”

Setelah sesi kedua, sore hari kami mengadakan ibadat persiapan kaul kekal untuk ketiga frater kami Frater Petrus Hamonangan Sidabalok OMI, Frater Adi Nugroho OMI dan Frater Norbertus Soleman OMI. Ibadat itu dilaksanakan untuk membantu persiapan batin ketiga kaulwan. Bersama-sama kami sebagai keluarga Oblat mendoakan mereka dihadapan Sakramen Mahakudus dan Bunda Maria Imakulata. Setelah melaksanakan ibadat persiapan kauk kekal itu, kami mengadakan sesi ke III dengan tema: Guyup Keluarga Oblat.

Acara Guyup Keluarga Oblat ini adalah acara kebersamaan yang sifatnya bebas terpimpin oleh MC. Acara ini lebih bersifat bagaimana membangun kekeluargaan dalam suasana makan malam dengan sambil membakar ikan. Dalam suasana santai beberapa mempersembahkan nyanyian dan tarian, sedangkan yang lain makan dan menikmati tampilan dari banyak penampil yang tentunya adalah para frater, Bruber, Romo dan para orang tua termasuk yang hadir romo provinsial OMI, romo Eko. Acara ini dibuat santai agar orang tua tidak merasa bosan dan bisa semakin mengakakrabkan diri. Ini dilihat sekali dengan antusiasnya orang tua yang hadir meramaikan acara dengan bernyanyi dan menari bersama. Hadir di acara itu komunitas Yuniorat bersama dengan Direkturnya Romo Rukmono OMI dan Bruder Andi OMI. Mereka hadir mengisi acara dengan semangat.

Pada hari ketiga kami bersama dengan orang tua bersama-sama mempersiapkan misa kaul kekal.

Page 15: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 1 7

Yang Kualami

Para orang tua berpartisipasi aktif. Para ibu-ibu membantu di dapur untuk memasak. Sedangkan bapak-bapak beberapa membantu membersihkan taman dan mempersiapkan kursi. Acara hari ini konsentrasi untuk mempersiapkan misa kaul kekal. Sesi ini pun diberi judul Gotong Royong Keluarga Oblat. Lalu acara malam puncak Oblate Family Days berpuncak pada malam pentas budaya setelah misa kaul kekal. Malam pentas budaya ini dilaksanakan saat para tamu sedang makan malam bersama. Malam pentas budaya MC mempersiapkan acara berupa tampilan-tampilan seperti nyanyian dari para Frater dan Bruder. Tampilan itu untuk menghibur tamu, para kaulwan dan orang tua.

Terlaksananya acara Oblate Family Days ini berkat karya Tuhan yang mengutus Roh-Nya menyemangati seluruh anggota komunitas Skolastikat OMI untuk berkerja sama hingga terlaksanalah acara ini. Acara ini diselanggarakan bagi keluarga Oblat baik Frater, Bruder, Romo. Acara ini sudah direncanakan jauh-jauh hari. Ide semula ingin mengadakan Hari Orang Tua (HOT), mengingat bahwa anggota komunitas di Skolastikat OMI sudah semakin banyak, setelah sekian lama tidak pernah terselaksana lagi. Namun dalam pertimbangan selanjutnya beberapa orang dari anggota komunitas mengusulkan untuk menggantikan nama tersebut, karena masing-masing anggota komunitas ini berasal dari tempat jauh (Kalimantan, Flores, Sumatra, Sulauwisi dan Jawa). Oleh kerenanya diusulkanlah nama yang kiranya bisa mewadahi masalah ini dengan nama Oblate’s Family Days. Dengan nama ini, keluarga yang diundang dalam acara tersebut bukan lagi hanya orang tua saja, tetapi bagi mereka orang tuanya di luar pulau Jawa yang berhalangan hadir bisa mengundang keluarga dekat yang kuliah di Jawa.

Mengapa kata “keluarga” sangat ditekankan? Dalam Katekismus Gereja Katolik, “1656 ....Keluarga-keluarga Kristen itu sangat penting sebagai pusat suatu iman yang hidup dan meyakinkan.” Dalam keluarga Kristiani iman pertama ditanamkan oleh orang tua bagi anak-anak mereka. Lumen

Gentium 11 mengatakan bahwa, “...Dalam Gereja-keluarga itu hendaknya orang tua dengan perkataan maupun teladan menjadi pewarta iman bagi anak-anak mereka; orang tua wajib memelihara panggilan mereka masing-masing, secara istimewa panggilan rohani”. Dari LG 11, semakin meyakinkan kita bahwa panggilan Tuhan untuk hidup suci pertama-tama datang dalam keluarga. Jika ada anak dari sebuah keluarga yang terpanggil menjadi seorang religius bruder atau imam, panggilan itu berasal keluarga tersebut. Artinya bila seorang anak terpanggil untuk menjadi imam, panggilan itu juga berlaku terhadap keluarganya. Keluarganya sudah menghidupi panggilan itu dan juga bertanggungjawab menjaga panggilan anak tersebut dengan memberi peneguhan, doa dan memberi kesaksian hidup bagi keluarga lain. Dalam keluarga pendidikan doa pertama diajarkan. Oleh karenanya benarlah apa yang dikatakan dalam Katekismus Gereja Katolik 2205, “Keluarga Kristiani mempunyai suatu tugas mewartakan dan menyebarluaskan Injil”.

Para Romo, Frater dan Bruder dengan penuh kesadaran menyadari betapa pentingnya peran keluarga dalam panggilan kami masing-masing. Mengundang keluarga untuk hadir dalam acara Oblate’s Family Days adalah sebagai bentuk penghormatan setinggi-tingginya kepada keluarga yang telah mendidik kami. Selain itu dalam Surat Paulus juga mengehendaki bahwa sebagai anak haruslah berbakti pada mereka . “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” (Efesus 6: 1-4).

Page 16: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

1 8 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Yang Kualami

Januari adalah bulan yang cukup berkesan bagi komunitas Seminari Tinggi OMI Yogyakarta. Hal ini karena ada beberapa kegiatan besar yang dilaksanakan pada bulan ini, seperti: OFD (Oblate’s Family Day) atau juga disebut

hari keluarga Oblat, Kaul Kekal dan juga tahbisan diakon. Hal ini membuat ada banyak orang datang untuk ikut dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan itu. Orang-orang yang datang pun lebih beragam. Kedatangan dan kehadiran orang-orang senantiasa disambut dengan ramah serta penuh sukacita oleh seluruh anggota komunitas Seminari Tinggi OMI Yogyakarta. Hal ini guna memberikan perhatian kepada siapa saja yang datang ataupun ambil bagian dalam karya Kongregasi OMI. Inilah salah satu keutamaan hidup seorang Oblat yakni

keramahtamahan. Hal ini seperti yang dikatakan dalam Konstitusi OMI No. 41 bahwa ”komunitas-komunitas kita, yang penuh perhatian kepada semua orang yang ada di sekeliling, harus memancarkan keramahtamahan menurut Injil: rumah-rumah kita harus menonjol dalam sifat suka menyambut tamu dengan sebaik-baiknya,...”

Keramahtamahan seorang Oblat tidak terhenti hanya pada orang-orang yang datang saja, namun juga berlaku untuk anggota keluarga Oblat itu sendiri. Maksudnya adalah komunitas Oblat juga dengan ramah dan terbuka menyambut para Oblat yang datang berkunjung. Hal ini persis seperti yang terjadi pada Bulan Januari ini, yakni kunjungan dua orang Oblat dari Vietnam yaitu Pastor Duc Dhuy, OMI dan Frater Thac, OMI bersama 3 anggota

Oleh : Fr. Natanael Prafano N.H OMI

Kunjungan Misdinar Fr. Redwan (kiri) dan Fr. Natan foto bersama dengan para misdinar Cawas - Klaten

Page 17: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 1 9

Yang Kualami

keluarganya ke Provinsi OMI Indonesia. Frater Petrus (sekarang Diakon Petrus) pernah

menjalani masa exposure di Vietnam selama enam bulan. Dari enam bulan itu, selama kurang lebih 3 bulan, Frater Petrus OMI tinggal dan belajar berpastoral bersama Pastor Duc Dhuy OMI. Oleh karena itu tujuan kedatangan Oblat dari Vietnam ke Indonesia adalah untuk berkunjung dan juga mengikuti Misa pengkiraran kaul kekal 3 orang frater di Seminari Tinggi OMI.

Kedatangan misionaris OMI dari Vietnam juga menjadi pelengkap penutupan tahun panggilan Oblat. Hal ini karena kedatangan Oblat Vietnam ini bertepatan juga dengan penutupan tahun panggilan Oblat di Provinsi Indonesia. Momen istimewa ini semakin meneguhkan bahwa karya misi OMI Provinsi Indonesia, terkhusus di bidang panggilan dan formasi memperoleh berkat yang melimpah dari Tuhan. Datangnya salah seorang anggota keluarga Oblat juga menunjukkan adanya suatu dukungan terhadap karya misi yang telah dilaksanakan.

Kedatangan Oblat dari Vietnam tersebut juga

membawa warna yang berbeda kedalam komunitas Seminari Tinggi OMI indonesia. Kedatangan serta kehadirannya menciptakan suasana yang dapat dikatakan sebagai suasana kekeluargaan internasional. Hal ini menjadi kesempatan yang cukup langka mengingat jarangnya para misionaris OMI dari kawasan Asia-Ocenia yang melakukan kunjungan ke Indonesia. Secara tidak langsung hal ini juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan misi-misi yang ada di Indonesia, terkhusus misi di rumah formasi.

Momen kunjungan Oblat dari Vietnam secara pribadi membuat saya terinsipirasi dan bangga. Saya dapat merasa dengan sungguh bahwa saya adalah bagian dari suatu keluarga internsional. Meskipun ikatan kekeluargaan itu tidak muncul dari suatu pertalian darah, namun ikatan itu terasa cukup kuat oleh karena ikatan kharisma St. Eugenius de Mazenod yang diteladani oleh seluruh Oblat. Selain itu saya juga menjadi semakin termotivasi untuk menjadi seorang misionaris OMI. Saya menyadari bahwa hidup sebagai seorang misionaris

SUKACITA OBLAT Fr. Paiman (kiri) dan Fr. Natan bergembira bersama anak-anak

Page 18: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

2 0 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Yang Kualami

layaknya hidup sepeti Yesus. Ia pergi kemanapun tanpa merasa takut, Ia berkarya kemanapun tanpa merasa khawatir. Ia melihat setiap orang yang dijumpainya sebagai keluarga dan saudara, dan ini membuatnya dengan mudah mengasihi orang lain tanpa membeda-bedakan. Demikianlah juga

SUKACITA OBLAT Diakon Petrus, para romo dan frater berjoget bersama muda mudi OMI

hidup seorang misionaris, ia tidak perlu merasa khawatir dan takut, karena kemanapun ia pergi serta kemanapun ia berkarya pasti akan selalu menemukan keluarga. Dengan menjadi misionaris seseorang tidak meninggalkan keluarganya, melainkan menambah jumlahnya.

Page 19: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 2 1

Galeri

PPDM

novena novena

muda-mudi omi dan

merayakan ulang tahun

anggota-anggotanya

tiap bulan

MENGENAL

misdinar paroki

cawas - klaten

menyempatkan waktu

untuk singgah ke

seminari omi

Page 20: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

2 2 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Galeri

Diakon adi dan Keluarganya

REKOLEKSI

penyegaran

rohani sekaligus

rekreasi mempererat

persaudaraan

komunitas

Page 21: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 2 3

Galeri

Diakon Petrus dan Keluarganya

MOTIVASI

AKBP DON GASPAR

MIKEL DA COSTA

memberikan pengalaman

komunikasi kepada

frater-bruder

Page 22: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

2 4 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Galeri

keluarga kandung para romo - frater dan bruder dalam acara oblate family days

para siswa dari beberapa smp di yogyakarta membentuk kelompok samuel-eli

Page 23: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 2 5

Galeri

Page 24: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

2 6 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Syukur

Syukur, Komitmen, PertobatanAjakan Superior Jendral OMI

Oleh: Fr. Henrikus Prasojo OMI

Tepat 25 Januari 2019, Pesta Bertobatnya Santo Paulus, Hari Raya berdirinya Kongregasi OMI ke-203, merupakan momen Syukur atas Tahun Panggilan Oblat yang telang berlangsung sejak 8

Desember 2017. Selama kurang lebih satu tahun, arah dan gerak seluruh keluarga besar OMI difokuskan pada suatu kebutuhan mendesak yaitu Panggilan Oblat, sebab “Tuaian memang banyak, tetapi Pekerja sedikit.” Menyambut perayaan istimewa ini, Bapa Superior Jendral OMI, Pastor Louis Lougen OMI menerbitkan surat edarannya terkait penutupan Tahun Panggilan Oblat. Dalam suratnya kepada para Oblat dan Keluarga besar Oblat di seluruh dunia, beliau mengungkapkan tiga ajakan penting

SAMUEL-ELIOrang muda yang merasa terpanggil menjadi religius dan tertarik menjadi Oblat masa depan.

yaitu: Syukur, Komitmen, Pertobatan.Pertama-tama, Bapa Superior Jendral mengajak

kita semua untuk bersyukur. Kita semua diajak untuk bersyukur atas berlangsungnya tahun panggilan ini. Bagi para Oblat, tentu saja hal ini menjadi momen untuk bisa semakin menghayati hidup dan kharisma warisan Santo Eugenius de Mazenod. Lewat penghayatan hidup yang semakin otentik itu, lahirlah kesaksian hidup yang penuh sukacita dan kemurahan hati sesuai dengan tema Tahun Panggilan Oblat “Sukacita dan Kemurahan Hati Oblat.” Harapannya dengan adanya kesaksian hidup yang penuh sukacita itu, kaum muda tertarik untuk bergabung dengan OMI meluaskan Kerajaan Allah di dunia, terkhusus yang kecil dan terpinggir.

Page 25: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 2 7

Syukur

Sebagai buah syukur juga, OMI Provinsi Indonesia memahkotai Tahun Panggilan Oblat ini dengan penerimaan rahmat Tahbisan Diakon bagi tiga frater yang baru saja berkaul kekal antara lain Dn. Petrus Hamonangan Sidabalok OMI, Dn. Carolus Adi Nugroho OMI, dan Dn. Norbertus Soleman OMI. Persembahan diri mereka sebagai Oblat semakin ditambahkan melalui rahmat Tahbisan yang mereka terima. Kini mereka menjalani tugas sebagai Oblat yang melayani Sabda, Altar dan tindakan amal kasih bagi Gereja.

Kedua, Bapa Superior Jendral mengajak kita untuk terus berkomitmen untuk terus menerus menawarkan cara hidup dan juga misi para Oblat. Kendati Tahun Panggilan ditutup pada tahun ini, Bapa Superior Jendral mengajak semua Oblat untuk meneruskan karya panggilan, merangkul kaum muda untuk hidup dengan kharisma Oblat. Kita diajak untuk tak henti-hentinya memperkenalkan kharisma Oblat khususnya kepada semakin banyak kaum muda.

Menanggapi ajakan tersebut, Komunitas Wisma de Mazenod-Skolastikat OMI mencoba menempuh cara baru untuk memperkenalkan Kharisma OMI. Setelah memperkenalkan kepada kaum muda kharisma OMI lewat kelompok Putra-Putri de Mazenod (PPdM), pada kesempatan ini Komunitas Wisma de Mazenod membuka pintu untuk teman-teman yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan segala keterbatasan yang ada, diundanglah sebanyak 42 anak SMP dari enam SMP Kanisius yang ada di Yogyakarta dan satu sekolah Pangudi Luhur Sedayu. Bersama anak-anak SMP tersebut, kita berbagi kharisma dan cara hidup Oblat yang selama ini belum terlalu dikenal khususnya di kalangan kaum muda Katolik Yogyakarta.

Buah tak terkira hadir lewat cara sederhana ini. Siapa sangka, melewati undangan untuk ikut berbahagia bersama 3 diakon yang baru menerima tahbisan, serta menjalani kebersamaan bersama para frater dan bruder, membuat terkumpulah 12 orang yang tertarik untuk menjalani hidup panggilan sebagai seorang imam? Saat ini, mereka

baru mengenal Oblat. Semoga di antara mereka ada yang tertarik untuk menjadi seorang Oblat di masa mendatang. Lewat Kelompok Samuel-Eli yang dilantik oleh Romo Eko Saktio OMI-Provinsial OMI Indonesia, ke-12 teman kita ini akan menerima pendampingan tentang hidup panggilan khusus menjadi Imam atau Bruder.

Ketiga, Bapa Superior Jendral mengajak kita semua untuk mendengungkan dalam diri kita masing-masing sebuah semangat pertobatan. Pertobatan yang dimaksud adalah semakin menunjukkan tanda-tanda sejati seorang Oblat yang memiliki karakter penuh sukacita dan kegembiraan, diperkaya oleh semangat doa dan pengampunan serta penuh dengna Roh penerimaan yang memampukan kita untuk hidup bersama siapa pun dan di manapun. Tanpa adanya pertobatan ini, mustahillah bagi seorang Oblat menampakkan kesaksian yang hidup dan nyata bagi orang-orang di sekitarnya. Pertanyaan dan ajakan pertobatan perlu selalu berdengung di hati kita, sudahkah aku menjadi Oblat yang bersukacita dan gembira? Sudahkah aku menjadi oblat yang memelihara hidup doa dan mengembangkan semangat pengampunan? Apakah aku menghidupi Roh penerimaan yang memampukanku hidup rukun bersama rekan Oblat dan juga tim kerja awam, bahkan siapa saja yang ada di sekitarku?

Besar harapan kita semua akan adanya buah limpah yang dapat kita petik dari Tahun Panggilan Oblat ini. Semoga lewat Tahun Panggilan Oblat yang telah berlalu ini, Keluarga besar Oblat yaitu para Oblat, Awam Oblat, PPdM, Samuel-Eli, serta semua yang menghayati Kharisma Oblat semakin bersinergi satu sama lain berjuang untuk menghadirkan wajah Gereja yang penuh sukacita, kegembiraan, kemurahan hati, pengampunan dan juga cinta kasih, sehingga berbuah limpah bagi karya misi Gereja dan terkhusus berbuah limpah bagi Panggilan menjadi Oblat. Dengan tiga kata: Syukur, Komitmen, dan Pertobatan, niscaya, semua harapan kita akan didengarkan oleh “Sang Empunya Tuaian”.

Terpujilah Yesus Kristus dan Maria Imakulata

Page 26: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

2 8 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Yang Kualami

Surat Superior Jendral Pada Kongregasi Menyambut Hari Oblat 17 February 2019

Surat bagi semua saudara Oblat dan semua saudari-saudara yang menghidupi Kharisma Oblat,

Selamat Pesta untuk kita semua! Kita merayakan peringatan 193 tahun pengesahan Konstitusi dan Aturan kita oleh Paus Leo XII. Sesuai dengan tradisi Oblat, kita diundang untuk bersyukur atas rahmat panggilan yang kita terima sebagai Oblat. Panggilan ini adalah sebab utama rasa syukur dan sukacita kita

Dalam beberapa hari ke depan, Paus Fransiskus akan bertemu dengan Presiden dari Konferensi Nasional Para Uskup untuk memperoleh komitmen dan juga aksi bersama dalam menghadapi kegagalan kita untuk menangani dengan jujur dan sabar terkait

pelecehan seksual yang dialami oleh anak-anak, dan kita terlalu banyak mengingkari serta menutupi tindak kekerasan seksual ini.

Dalam “Surat kepada Umat Allah” pada 20 Agustus 2018, bergema dengan sangat keras bagi kita: “Sungguh luas dan serius area tertutup atas segala yang telah terjadi, mendesak kita agar menggenggam relitas ini secara komunal dan komprehensif. Dalam jalan pertobatan, meskipun amat penting dan mendesak untuk menyadari segala kebenaran atas apa yang telah terjadi, itupun tidaklah cukup. Saat ini, sebagai Umat pilihan Allah, kita ditantang untuk menanggung rasa sakit saudara-saudari kita yang terluka jasmani

Page 27: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 2 9

Yang Kualami

dan rohaninya. Jika di masa lalu, kita menanggapi realita ini dengan cara menutupinya, sekarang kita menginginkan solidaritas, dengan rasa terdalam, dan juga rasa tertantang, menjadikannya sebuah jalan yang menempa jalan hidup kita sekarang dan yang akan datang.” (Surat Paus Fransiskus kepada Umat Pilihan Allah, 20 Agustus 2018).

Pada 2010 dan 2016, otoritas tertinggi dari Kongregasi, yaitu Kapitel Umum, memanggil para Superior dari setiap unit untuk lebih akuntable, transparan dan berkomitmen, sehingga di manapun kita melayani, dan di mana pun kita tinggal, selalu menjadi tempat yang dikenal ramah bagi anak-anak, kaum muda dan juga mereka yang ringkih/lemah. Setiap unit harus memiliki kebijakan yang proaktif, sehingga seluruh paroki, sekolah, asrama, tempat pelayanan, dan komunitas Oblat senantiasa waspada untuk menghormati dan menjaga rasa aman dari setiap orang yang datang kepada kita untuk mendapatkan pelayanan. Dalam kebijakan tersebut harus tercantum juga apa yang akan dilakukan jika terdapat keluhan terhadap para oblat, karyawan, atau sukarelawan di tempat kita melayani atau di rumah kita. Di setiap unit, administrasi yang sesuai hendaknya selalu melihat kembali setiap praktik hidup, membiasakan diri dengan hal itu, dan selalu memperbaruinya.

Dokumen terakhir dari Sinode “Kaum Muda, discernment dan panggilan”, meletakkan tema pelecehan seksual dalam perspektif yang lebih luas. “Penyalahgunaan hadir dalam aneka rupa: penyalahgunaan kekuasaan, penyalahgunaan nurani, dan penyalahgunaan seksual dan keuangan. Jelas sekali, gaya-gaya otoritas yang dapat menyebabkan terjadinya hal-hal diatas harus diberantas, sikap-sikap tak bertanggungjawab, dan kurangnya daya transparansi yang mana terjadi dalam banyak kasus sebaiknya dipertimbangkan ulang. Hasrat untuk mendominasi, ketidakmampuan untuk berdialog dan bersikap transparan, menjalani hidup yang ganda, kekosongan spiritual, kelemahan psikologis, menjadi dasar dari berkembangnya korupsi. (Diambil dari Dokumen Akhir Sinode para Uskup tentang kaum muda, iman, dan discernmen panggilan, #30). Kita menyadari bahwa klerikalisme adalah bentuk ekstrim

dari penyalahgunaan kekuasaan yang menghancurkan.Administrasi Pusat berusaha professional di bidang

usaha pencegahan terhadap praktik penyalahgunaan yang akan dibicarakan pada Sesi Pleno di bulan April/Mei mendatang. Kita perlu menumbuhkan kesadaran kita akan realitas dari penyalahgunaan seksual, dan belajar bagaimana mendorong komitmen yang lebih besar lagi di lingkup seluruh Kongregasi untuk membuat lingkungan yang sehat dan aman. Pada Bulan Juli nanti, dalam pertemuan pra-kapitel, akan menjadi hari yang dipenuhi dan didevosikan untuk menjawab pertanyaan ini, untuk membantu seluruh lini kepemimpinan Kongregasi, agar mengerti, serta berusaha untuk menjawab bagaimana melindungi yang kecil dan rentan di dalam rumah-rumah kita dan juga di manapun kita berada.

Memang tema ini bukanlah tema yang menyenangkan untuk didengungkan dalam Pesta kita, saya percaya hal ini telah ada di lubuk hati pertobatan dan juga panggilan akan kekudusan yang pernah didengungkan Eugenius de Mazenod dalam Prakata 1825. Ia adalah pelayan yang penuh belas kasih yang jiwanya berkobar-kobar terhadap martabat orang miskin dan terluka. Ia meminta kita berusaha keras dengan cara terbaik untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi siapa saja yang datang pada kita.

Yesus menyambut anak-anak dan menyentuh mereka, memberkati mereka dengan cinta dan kebebasan (Mrk. 10,16). Semoga sikap indah dan halus antara pelayan pastoral dan anak-anak dapat tersembuhkan dan terlindung oleh integritas dan perilaku kita yang bertanggungjawab. Kita berdoa semoga Bunda Maria tak Bernoda membantu kita untuk menanggung pula rasa sakit saudara-saudari kita yang terluka jasmani dan rohaninya. (Surat Paus Fransiskus).

Selamat Pesta!Saudara Oblatmu

dalam Yesus Kristus dan Maria ImakulataP. Louis Lougen, OMI

Superior Jendral

Page 28: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

3 0 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Resensi

Oleh : BR. YAKOBUS JUANG OMI

JUDUL BUKU : Anak Terluka, Anak AjaibPENULIS : Wolfgang Bock, SJPENERBIT : Kanisius – YogyakartaISI : 207 Halaman

RESENSI BUKU

Bersyukur atas masa lalu,

berbahagia saat ini,

yakin masa depan akan lebih indah.

Setiap orang punya kesempatan untuk bahagia.

Ketika melihat judul buku ini, saya merasa tertarik untuk membacanya. ketertarikan muncul karena ada perasaan bingung, masa anak yang luka batin kok dibilang ajaib? Kalau begitu, bagaimana dengan yang tidak terluka? Kenyataannya, kita semua pernah terluka, hal-hal yang kita sukai dan benci masih tersimpan di hati kita yang paling dalam, masih bisa dihidupkan kembali, karena anak masa kecil atau si kecil kita masih ada.

Luka-luka batin atau LLB itu masih terpendam dalam diri setiap pribadi. Ada beberapa cara penyembuhan yang saya temukan dalam buku ini : Pertama, Mengingat, menggambarkan dan menghidupkan kembali anak yang masih ada bersama semua pengalaman kita di masa kecil; Kedua, Latihan berbicara dengan si kecil yang telah kita hidupkan itu seperti kita berbicara dengan anak kecil; Ketiga, Mengingat kembali bagaimana saat bergerak, berbicara, perasaan yang ada terhadap ayah, ibu, saudara kandung, orang serumah, juga tentang pakaian, makanan, permainan. Pada cara ini kita diajak untuk mengingat kembali pengalaman masa kecil.

Isi dari buku Anak terluka, Anak Ajaib banyak memberikan contoh mengenai latihan itu. Latihan-

latihan yang disarankan dalam buku ini bertujuan, supaya: Pertama, Agar si kecil tidak tergantung pada pemeliharaan orang tua, melainkan kita sendiri yang memenuhi kebutuhannya; Kedua, kita menjadi semakin akrab dan hangat berelasi dengan si kecil; Ketiga, kita tumbuh dari luka-luka batin dasar masa kecil dan muncullah anak ajaib dengan segala keasliannya; dan Keempat, berdampak pada diri kita sendiri. Luka-luka batin masa kecil perlu disembuhkan dengan jalan mengingat, memahami dan menerimanya dengan apa adanya. Di kedalaman hati kita tinggallah anak masa kecil dengan dorongan, daya hidup besar, suka bermain, menyelidiki, serta menciptakan yang baru. Si Kecil perlu dilindungi dari bahaya, aturan kekangan yang tak nyaman, tuntutan dan kedisiplinan, yang bisa merampas kegembiraan dan inspirasinya, dan keinginan hidup dalam dirinya sendiri.

Sebutan imago Dei (gambar Allah) dan jati diri adalah yang bertugas menjaga keseimbangan pribadi, yang mengarahkan pada perkembangan diri seluas mungkin, sebagai pusat perencanaan yang meresap ke dalam segala kegiatan sadar dan bawah sadar. Yang memimpin penuh tanggung jawab, dan yang menyatukan segala tenaga dan kekuatan, serta menciptakan irama hidup selaras dengan kehendak

Page 29: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 3 1

Resensi

Allah. Jati diri mahir menilai dan menegaskan sikap yang paling serasi, mendorong kita tumbuh kian manusiawi, mengikuti dalil-dalil batin guna menjadi utuh dan bahagia. Maka lepaskan ingatan dari cerita dan kesaksian orang tua dan saudara dan membuka diri terhadap perasaan dan ingatan kita sendiri. Bereskan, selesaikan, dan sembuhkan dari rasa tak nyaman.

Buku Anak Terluka, Anak Ajaib juga menjelaskan bahwa masa kanak-kanak disebut sebagai masa menjelajah, usia bertanya, meniru, kreatif, usia sulit, masa bermain, berdaya khayal, masa bahagia, dan usia berkelompok. Tetapi ciri khasnya juga negatif versus positif, misalnya percaya versus curiga (trust vs intrust) dan inisiatif vs rasa bersalah (inisiatif vs guilt). Penulis menyarankan kepada orang tua, pentingnya membuka jalan bagi anak untuk pengalaman indah, asyik, dan membahagiakan. Dorongan dari si kecil dalam diri kita tampak saat kita mau bersantai, bermain, bergerak secara spontan, mencipta sesuatu, menulis, melukis, bernyanyi dan menari. Otak kanan mengatur sebelah kiri batang tubuh kita, mengolah nonverbal, apa yang kita rasa, yang kita terima lewat panca indera, empati, dan intuisi. Otak kiri mengatur sebelah kanan batang tubuh kita, pusat pengolahan bahasa, berpikir lurus dan berbicara teratur.

Dalam buku ini ada 3 tema utama selain pendahuluan, lampiran-lampiran, dan penutup. Yakni Anak dan masa kecil. Peristiwa dilukai dan jalan menuju penyembuhan, dan anak ajaib lahir kembali dengan keasliannya. Dalam tema peristiwa dilukai dan penyembuhannya, dibahas soal akibat-akibat dilukai, percakapan dengan si kecil, anak yang takut dan dampaknya, anak yang menyesuaikan diri, langkah-langkah penyembuhan, merawat si kecil yang terluka, orang tua yang menegur dan mencela, menumbuhkan daya lindung, dan menyembuhkan dengan memaafkan.

Isi dari buku ini tidak banyak memuat pendapat para ahli. Sebagai buku jenis Psikologi Pengalaman Hidup, buku ini lebih banyak membahas berdasarkan pengalaman hidup penulis sendiri. Pada bagian penutup, Pater Wolfgang menuturkan cerita hidupnya di masa kecil. Kisah nyata, yang diceritakan di bagian ini yang paling memikat dan menyentuh hati. Nilai-nilai buku ini sangat penting untuk upaya penyembuhan luka-luka batin. Pesan yang saya tangkap dari isi buku ini adalah secara khusus bagi orang tua agar dapat memperlakukan anak-anaknya secara bijak dan berguna, untuk penyembuhan luka batinnya sendiri.

ProfileBr. Yakobus Juang OMI, memiliki ketekunan, kejujuran, keramahan, kesederhanaan dan semangat untuk mengembangkan diri demi pelayanan komunitas.

Page 30: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

3 2 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Yang Kualami

“Syukur bagimu ya Tuhan, syukur bagimu ya Tuhan”

R e ko l e k s i d a n R e k r e a s iOleh: Fr. Vincensius Agung OMI

Lirik lagu ini yang selalu terngiang dalam benakku

meskipun kami sudah kembali ke Seminari Tinggi. Sudah beberapa hari aku meninggalkan tempat yang indah nan sejuk itu namun masih menyimpan kenangan di hatiku.

Dimanakah itu? Dan apa itu? Nah ini dia....

ENERGIZER Sarapan setelah perayaan ekaristi dalam rangkaian evaluasi komunitas

Page 31: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8 3 3

Yang Kualami

Sekitar pukul 08:00 WIB, kami mulai berangkat ke Puri Brata di daerah Bantul. Ya tempat itu adalah tujuan kami. Di sana kami akan memulai rekoleksi bersama di Bulan Februari. Ini merupakan awal yang baik bagi komunitas seminari tinggi OMI untuk dapat menguatkan kembali panggilan yang tumbuh dalam hati kami. Banyak hal yang perlu dilihat bersama, dibagikan dan dievaluasi, hingga akhirnya dapat menjawab “aku siap Tuhan”.

Pada waktu itu tanggal 2 Februari 2019. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 1 jam. Kesan pertamaku saat sampai di sana adalah agak bingung karena sepertinya pernah ke tempat itu. Tetapi aku tidak tahu secara persisnya, setelah beberapa lama terdiam, aku mulai ingat bahwa keadaan dan situasi di Puri Brata itu mirip yang ada dalam mimpiku. Sentak aku mengatakan “wah...deja vu nih”. Oh iya perlu diketahui bahwa deja vu adalah suatu keadaan dimana kita merasa pernah mengalami situasi dan keadaan tertentu, padahal kejadian tersebut baru pertama kali kita alami.

Ketika sudah tiba, kami langsung diarahkan ke kamar di mana di dalamnya ada yang berenam,bertiga dan berdua. Setelah mendapat kamar, aku langsung merapikan pakaian, peralatan tulis, dan segala hal untuk mempersiapkan diri dalam rekoleksi. Rekoleksi kali ini akan menarik karena mendapat suasana yang berbeda’, sepintas dalam benakku. Kami pun memulai rekoleksi hingga besok siang.

REKREASI KOMUNITASRekreasi bersama seluruh anggota komunitas Skolastikat OMI di Pantai Parang Tritis memberi semangat baru untuk menjalani perkuliahan semester genap

BELANJA IKANFr. Agung dan Fr. Alvin sedang mencari menu untuk makan siang bersama

Page 32: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

3 4 C ARA K A D E S EMB ER 2 0 1 8

Yang Kualami

Dalam rekoleksi itu, aku merasa sangat bersyukur, mengapa? Karena aku dapat melihat kembali segala tugas yang dipercayakan oleh komunitas kepadaku. Aku dibantu pula untuk melihat perkembangan panggilanku dan perkembangan panggilan yang ada dalam konggregasi kami. Aku merasa bahwa selama ini aku dibantu untuk merasakan Cinta kasih Tuhan melalui teman-teman sepanggilanku. Dengan begitu, aku disadarkan bahwa aku tidak berjalan sendiri dalam menanggapi panggilan Tuhan.

Tahun ini merupakan tahun yang penuh rahmat bagi OMI karena telah melaksanakan tahun panggilan Oblat dari 8 Desember 2017 – 25 Jan 2019. Rahmat itu sungguh nyata dengan pengikraran kaul pertama bagi Novis OMI, dengan jumlah 8 orang pada Juli 2018 dan tahbisan diakon bagi 3 Frater OMI pada Januari 2019. Inilah yang perlu aku syukuri dalam rekoleksi itu.

Tidak terasa bahwa sudah satu hari, satu malam kami lewati untuk rekoleksi bersama di Puri Brata. Rekoleksi pun selesai, menandakan bahwa mau tidak mau kami harus meninggalkan keindahan dan kesejukan di sana, untuk melanjutkan perjalanan ke pantai. Wah untuk apa ke pantai? “Setelah rekoleksikan perlu juga refreshing hehehe...” ungkap salah satu frater. Pantai, bagiku itu adalah salah satu tempat yang indah di mana aku dapat melihat pemandangan laut, melihat ombak yang melompat kesana-kemari untuk mencium butir-butir pasir di tepi pantai.

Keberangkatan kami ke pantai, tepat dengan jam makan siang. Makan di pinggir pantai, ditemani dengan ikan yang segar-segar hehehehe.... Setelah makan siang di pantai Depok, kami melanjutkan perjalanan ke pantai parangtritis. Di sanalah kami mulai bermain air, bermain volly, lempar-lemparan pasir, dan menyusuri pantai. Suasana sore hari sangat pas untuk bermain-main di pantai. Matahari sudah mulai perlahan-lahan redup dan semangat mulai kembali bangkit.

Aku merasa senang, saat itu adalah moment ke-2 kalinya aku dapat rekreasi bersama satu komunitas setelah kurang lebih 7 bulan berada di seminari tinggi OMI. Saat-saat bersama seperti ini, menjadi momen yang mengobarkan lagi api semangat dalam diriku untuk menjalani panggilan. Bukan hanya itu, aku juga siap untuk kembali memasuki dunia perkuliahan dengan pikiran yang sudah fresh untuk diisi dengan berbagai macam

pelajaran. Tentu saja aku masih bisa sampai di saat ini sebagai seorang frater OMI Bukan karena semata-mata kekuatanku sendiri, tetapi rahmat dari Allah yang selalu menguatkan aku dengan kasihnya. Selain itu, ada dukungan doa dari keluarga, saudara/i, juga semua orang yang tidak dapat kuucapkan satu-persatu. Secara pribadi aku ucapkan terima kasih, semoga kita saling mendoakan dalam menjalani panggilan kita masing-masing.

Tuhan Yesus memberkati dan Bunda Maria Imakulata Melindungi. Amin

PURI BRATATempat skolastikat OMI mengadakan evaluasitengah semester

PANTAI PARISFr. Vincentius Agung & Rm Wahyu bersantai di bibirpantai

Page 33: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

Keluarga Besar OMI mengucapkan

Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, Dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.

Janganlah gelisah dan gentar hatimu.(Yoh 14:27)

Page 34: EDISI APRIL 2019 CARAKA · 2019-09-30 · undangan yang sangat kuat didengungkan oleh Kapitel 2010 tentang Pertobatan. ... (Surat Pastor Jenderal kepada Kongregasi, 8 Desember,2013).

“Datang dan Lihatlah”(Yoh 1: 39)

Sukacita dan Kemurahan Hati Hidup Oblat

O M Imelayani yang tak terlayani

ingin tahu apa itu OMI? hubungi Rm. Aloysius Wahyu Nugroho OMI

+62 813 9228 4896Aloysius Wahyu Nugrohoaloysius_wahyu_nugrohowahyuomi@gmail .com


Recommended