+ All Categories
Home > Documents > edunews-II-juli-2012

edunews-II-juli-2012

Date post: 07-Mar-2016
Category:
Upload: kmj-ppb-upi
View: 217 times
Download: 3 times
Share this document with a friend
Description:
dari HMJ PPB UPI
Popular Tags:
4
Edu News Makna Proses Berilmu bukan Nilai Akhir Desi Wulandari (Mahasiswi PPB 2011) Apa kabar Mahasiswa Psikologi Pendidikan dan Bimbingan? Bagaimana keadaan mental dan fisikmu? Bagaimana dengan amunisi self konsep yang akan disiapkan untuk semester berikutnya? Bagaimana dengan pemaknaan tumpukkan tugas – tugas yang telah dilewati dan persiapan amanah yang akan dihadapi selanjutnya? Bagaimana keadaan ruhiyahmu? Dan yang terakhir, bagaimana dengan asupan ilmu yang kau dapat? Mungkin pertanyaan – pertanyaan itu hanya sekumpulan noktah kecil dalam lingkaran besar beragam pertanyaan yang perlu mendapat jawaban pemecahan setepatnya. Karena, tentu kita merindukan sebuah pemaknaan yang baik dari apa yang kita lakukan selama berstatus sebagai mahasiswa bukan? Yap, berbicara soal makna, terdapat beberapa fenomena kehidupan di kampus kita saat ini. Ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi. Diantaranya tentang realitas sebagian mahasiswa kita menjadi begitu berorientasi pada nilai akhir dengan menurunkan pemaknaan sebuah proses berilmu. Kian hari, nampaknya kita belajar di dunia pendidikan yang kian berorientasi hasil dibandingkan proses. Mahasiswa menginginkan pemecahan masalah saat ini juga, secepatnya juga. Misalnya disodori berbagai tips multifast diantaranya kopas ( copy/ paste ) tugas; mencari program – program cara tercepat menyelesaikan skripsi dan tesis dalam 29 hari atau kurang; menghadapi UAS tanpa belajar; enam jam bisa Bahasa Arab atau 24 jam terampil berbahasa asing. Lantas mahasiswa jadi begitu terobsesi dengan hal yang serba seketika. Mahasiswa mulai menjadi makhluk yang mengutamakan nilai akhir ketimbang proses memahami ilmu itu sendiri. Nilai akhir itu harus diraih dengan perolehan tinggi dalam proses yang sekejap. Dengan nada getir orang menyebut kecenderungan ini sebagai “Budaya Instan” Assalamu’alaikum. Salam Pendidikan! Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt yang Maha Pengasih tak pandang kasih, Maha Penyayang penebar sayang. Alhamdulillah, Edu News Edisi Juli bisa terbit dalam bentuk online. Mudah - mudahan dapat bermanfaat bagi teman- teman PPB semua ya ^_^. Selamat membaca.. Redaksi. Supported by (KMJ PPB FIP UPI) Artikel Edisi Kedua Juli 2012
Transcript
Page 1: edunews-II-juli-2012

Edu News

Makna Proses Berilmu bukan Nilai Akhir

Desi Wulandari

(Mahasiswi PPB 2011)

Apa kabar Mahasiswa Psikologi Pendidikan dan Bimbingan? Bagaimana

keadaan mental dan fisikmu? Bagaimana dengan amunisi self konsep yang akan

disiapkan untuk semester berikutnya? Bagaimana dengan pemaknaan tumpukkan

tugas – tugas yang telah dilewati dan persiapan amanah yang akan dihadapi

selanjutnya? Bagaimana keadaan ruhiyahmu? Dan yang terakhir, bagaimana

dengan asupan ilmu yang kau dapat?

Mungkin pertanyaan – pertanyaan itu hanya sekumpulan noktah kecil dalam

lingkaran besar beragam pertanyaan yang perlu mendapat jawaban pemecahan

setepatnya. Karena, tentu kita merindukan sebuah pemaknaan yang baik dari apa

yang kita lakukan selama berstatus sebagai mahasiswa bukan?

Yap, berbicara soal makna, terdapat beberapa fenomena kehidupan di

kampus kita saat ini. Ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi. Diantaranya

tentang realitas sebagian mahasiswa kita menjadi begitu berorientasi pada nilai

akhir dengan menurunkan pemaknaan sebuah proses berilmu.

Kian hari, nampaknya kita belajar di dunia pendidikan yang kian berorientasi

hasil dibandingkan proses. Mahasiswa menginginkan pemecahan masalah saat ini

juga, secepatnya juga. Misalnya disodori berbagai tips multifast diantaranya kopas

( copy/ paste ) tugas; mencari program – program cara tercepat menyelesaikan

skripsi dan tesis dalam 29 hari atau kurang; menghadapi UAS tanpa belajar; enam

jam bisa Bahasa Arab atau 24 jam terampil berbahasa asing. Lantas mahasiswa

jadi begitu terobsesi dengan hal yang serba seketika. Mahasiswa mulai menjadi

makhluk yang mengutamakan nilai akhir ketimbang proses memahami ilmu itu

sendiri. Nilai akhir itu harus diraih dengan perolehan tinggi dalam proses yang

sekejap. Dengan nada getir orang menyebut kecenderungan ini sebagai “Budaya

Instan”

Assalamu’alaikum.

Salam Pendidikan!

Segala puji dan syukur

kehadirat Allah swt yang

Maha Pengasih tak

pandang kasih, Maha

Penyayang penebar sayang.

Alhamdulillah, Edu News

Edisi Juli bisa terbit dalam

bentuk online. Mudah -

mudahan dapat

bermanfaat bagi teman-

teman PPB semua ya ^_^.

Selamat membaca..

Redaksi.

Supported by

(KMJ PPB FIP UPI)

Artikel

Edisi Kedua Juli 2012

Page 2: edunews-II-juli-2012

Kesenjangan ..

Seonggok Jagung

di Kamar

Sajak karyaW. S. Rendra

Aku bertanya ...

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang menjadi layang –

layang di Ibu Kota

kikuk pulang ke daerahnya?

Apakah gunanya seseorang belajar filsafat, sastra,

teknologi, ilmu kedokteran atau apa saja,

ketika pulang ke daerahnya lalu berkata..

“Disini aku merasa asing dan sepi !”

Namun, mahasiswa sedikit terhenyak ketika menyadari ternyata

belajar bukan hanya sekedar memastikan penilaian akademik yang

tinggi adalah pencapaian yang terbaik. Alih-alih memahami ilmu dan

memanfaatkannya, kebanyakan mahasiswa justru tidak

memedulikannya. Yang perlu diperhatikan, proses belajar untuk

berilmu adalah suatu perjalanan yang tiada henti dalam menemukan

diri. Ada makna bahwa proses belajar untuk berilmu adalah juga

memiliki asas kebermanfaatan dalam mengarungi samudera

kehidupan. Ini berarti, mahasiswa perlu menyediakan waktu bagi

sesama. Sebagai seorang anak, mahasiswa juga harus meluangkan

waktu untuk membantu kedua orang tuanya, menyapa hangat dosen,

teman atau orang -orang

terdekat yang kebetulan

lewat, mengingatkan teman

untuk beribadah, membantu

orang tua atau tunanetra

menyeberang jalan,

menyisihkan sebagian uang untuk

ditabung atau disedekahkan,

melapangkan tempat duduk untuk orang lain ketika mengikuti

perkuliahan atau seminar, mendengar dengan seksama materi yang

diberikan dosen, meluangkan waktu untuk membaca buku-buku

motivasi, dsb.

Perumpamaan ini mungkin memang paling cocok untuk

kita semua. Perumpamaan sederhana dalam menyelami makna

proses berilmu adalah belajar dari sebatang pohon. Jika sebuah

pohon diberi pupuk ala kadarnya, ia mungkin bisa bertahan, tetapi

tidak berkembang dengan baik. Sebaliknya, jika diberi pupuk yang

cukup dan bukan sekedar apa yang diperlukannya, maka pohon itu

akan hidup dan berkembang, bahkan menghasilkan buah ilmu yang

melimpah. Kemudian lihatlah ketika pada akhirnya tumbuh bunga-

bunga kesuksesan bermekaran mengelilinginya.

(Inspired by Aan Sopiyan)

Pojok Inspirasi

Mengapa engkau tidak mengkhwatirkan matamu yang terlalu

banyak membaca? Sokrates menjawab,”Jika aku dapat

menyelamatkan mata hatiku, maka aku tidak akan

memedulikan sakit mataku.”

Page 3: edunews-II-juli-2012

Judul : Tips Memenangkan Lomba

Karya Tulis Ilmiah

Penulis : Abdul Waid

No. ISBN : 9786027641297

Penerbit : Diva Press

Terbit : Juni 2012

Jumlah Hal : 196

Jenis Cover : Soft Cover

Sebagian diantara kita pasti ingin menjadi

juara ketika mendengar lomba karya tulis

ilmiah (LKTI). Apalagi jika hadiah yang

ditawarkan sebesar ratusan ribu bahkan

jutaan rupiah. Memang tak dipungkiri

bahwa berinteraksi dengan tulis menulis

sangat penting. Tidak hanya mahasiswa,

jurnalis,

kalangan akademisi seperti dosen, namun para guru juga

dituntut untuk kompetitif dalam bidang ini.

Nah buku karya Abdul Waid yang memiliki catatan prestasi

memukau dalam LKTI di tingkat lokal maupun nasional ini

menyajikan beberapa tips dan seni memenangkan LKTI

secara mendetail dan komprehensif. Diantaranya

menjelaskan letak kelemahan dan kesalahan dalam

menyusun KTI, tips presentasi, langkah dasar pralomba,

hingga ke persoalan mentalitas penulis, manajemen waktu,

manajemen biaya dan lain sebagainya.

g

Sarjana di Era Globalisasi Wahai pewaris peradaban, apa kabarmu hari ini? Kau tuntut ilmu bagaikan pahlawan Membekali diri untuk menjadi pencerah masa depan Kau amat cemerlang bagai mentari yang menyinari di pagi hari Itu mungkin dahulu Karna kau kini hanya sibuk menjadi pencerah dirimu sendiri Memperkaya ilmu tanpa kau berikan pada yang lain Dan apatis pada alam yang kini telah tercemar

Dahulu kau bersatu padu demi menegakkan keadilan Kini kau hanya duduk manis Melihat tapi buta, mendengar tapi tuli Membuka mulut hanya mencaci Menggunakan tangan tapi merusak

Tahukah kau sepuluh tahun kedepan Dunia akan kau geggam Tapi sekarang saja kau acuh Dingin sampai membeku

Kau bawa pergi kemana ilmu yang telah kau tanam? Tak pedulikah engkau dengan mulut yang menganga? Tak pedulikah engkau dengan penguasa yang mengacak-ngacak pendidikan dimasa kini? Tak pedulikah engkau dengan tetesan air mata yang mengemis pendidikan? Wahai kau sarjana di era globalisasi Kini ratusan juta penduduk mennunggumu Menunggu dedikasi demi perubahan dari semrawut di pagi buta 2012.

Puisi karya Anesya Nur Santika

PPB 2010

Leilissani El Zudaida (PPB 2010)

Tidak berbeda dengan mahasiswa lainnya,

Leilissani yang akrab disapa Lisa bukanlah mahasiswa jenius layaknya

Einstein. Semangat dan kesungguhan teman kita yang satu ini telah

membuktikannya dengan karya nyata. Terbukti, Lisa berhasil meraih

Juara 1 LKTI Nasional Teknik Konseling 2011, Juara 2 LKTI Qur’ani

dalam Seleksi MTQ Nasional se- UPI 2011 dan mendapat Juara 1

Anugerah UPI kategori Makalah/ Karya Tulis untuk Mahasiswa UPI

2012.

Luar biasa baget kan? Disamping prestasi lain yang berhasil

diraih, Mahasiswi yang memiliki motto “hidup sekali hiduplah yang

berarti” ini, selain pintar menulis, juga memiliki hobi membaca,

memasak dan traveling.

So, d’oa tanpa usaha adalah kebohongan, usaha tanpa do’a

adalah kesombongan merupakan kiat sukses ala Lisa yang patut kita

teladani. Berani mencoba?

Book Review

POJOK KARYA

Page 4: edunews-II-juli-2012

COMING Soon

“lkti” [Lomba Karya Tulis Ilmiah]

HMJ/ PPB/ FIP/ UPI

Marhaban Ya Ramadhan!

Ayoo, meriahkan

Bulan Suci Ramadhan

dengan Bakti Sosial !

Insya Allah akan dilaksana-

kan pada tgl 12 Agustus 2012

@ Panti Asuhan Al- Kautsar.

CP: Evi ’10 (085624028680)

Aeni ’11 (085722950266)

Redaktur : Anesya Nur Santika (PPB 2010), Agni Rahmiatunnissa (PPB 2010),

Felida Ekaresta Putri (PPB 2011), Hasni Nurul Wildaniah (PPB 2011), Mulyani

(PPB 2011)

Kirim karya

terbaikmu di

[email protected]

Ada hadiah menarik


Recommended