+ All Categories
Home > Documents > EFEK KANDUNGAN Ce2O3 TERHADAP STRUKTUR DAN SERAPAN …digilib.unila.ac.id/59197/3/3. SKRIPSI FULL...

EFEK KANDUNGAN Ce2O3 TERHADAP STRUKTUR DAN SERAPAN …digilib.unila.ac.id/59197/3/3. SKRIPSI FULL...

Date post: 18-Dec-2020
Category:
Upload: others
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
49
EFEK KANDUNGAN Ce2O3 TERHADAP STRUKTUR DAN SERAPAN GELOMBANG MIKRO MATERIAL Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 (Skripsi) Oleh Dinda Rizki Amelia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019
Transcript
  • EFEK KANDUNGAN Ce2O3 TERHADAP STRUKTUR DAN SERAPAN

    GELOMBANG MIKRO MATERIAL Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4

    (Skripsi)

    Oleh

    Dinda Rizki Amelia

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2019

  • i

    ABSTRACT

    EFFECT OF Ce2O3 ON THE STRUCTURE AND MICROWAVE

    ABSORPTION OF Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 MATERIAL

    By

    Dinda Rizki Amelia

    Synthesis of Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4 (x = 0,010; 0,015; 0,020; 0,025; and 0,030)

    microwave wave absorbers was carried out using a solid reaction method with

    sintering 1.200⁰C for 5 hours. This research was conducted to determine the effect

    ion substitution of Ce3+ on the morphologi structure and absorption properties of

    Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4 material. The existence of a single phase was found in all

    samples with a value of x = 0,010; 0,015; 0,020; 0,025; and 0,030 and have been

    identified by using XRD. The phase lattice parameter of Ni0,5Zn0,5Fe2O4 was

    decreases by increasing levels of Ce3 + ions. Observation of morphology using SEM

    shows the formation of particles which tend to be homogeneous and the results of

    EDS show that the levels of Ce3 + ions increase as x values are added.Whereas the

    absorption ability of microwaves as measured by VNA shows a maximum

    reflection loss (RL) value of -16.43 dB obtained in samples with a value of x =

    0.030. Which means that Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4 material is able to absorb

    microwaves at 97.73% at a frequency of 10.80 GHz.

    Keywords: Cerium oxide, Nicel zinc ferrite, and Microwave absorption.

  • ii

    ABSTRAK

    EFEK KANDUNGAN Ce2O3 TERHADAP STRUKTUR DAN SERAPAN

    GELOMBANG MIKRO MATERIAL Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4

    Oleh

    Dinda Rizki Amelia

    Telah dilakukan sintesis penyerap gelombang mikro Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 (x =

    0,010; 0,015; 0,020; 0,025; dan 0,030) menggunakan metode reaksi padatan

    dengan pemanasan pada suhu 1.200⁰C selama 5 jam. Penelitian ini dilakukan untuk

    mengetahui pengaruh subtitusi ion Ce3+ terhadap struktur morfologi dan sifat

    penyerapan bahan Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4. Keberadaan fasa tunggal terdapat pada

    semua sampel dengan nilai x = 0,010; 0,015; 0,020; 0,025; dan 0,030 dan telah

    diidentifikasi dengan menggunakan XRD. Parameter kisi fasa Ni0,5Zn0,5Fe2O4

    menurun seiring dengan peningkatan kadar ion Ce3+. Pengamatan morfologi

    dengan menggunakan SEM menunjukan terbentuknya partikel yang cenderung

    homogen dan hasil EDS menunjukan bahwa kadar ion Ce3+ meningkat seiring

    ditambahkan nilai x . Sedangkan kemampuan penyerapan gelombang mikro yang

    diukur dengan alat VNA menunjukan nilai reflection loss (RL) maksimum sebesar

    -16,43 dB diperoleh pada sampel dengan nilai x = 0,030. Yang mengartikan

    bahwa material Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 mampu menyerap gelombang mikro sebesar

    97,73% pada frekuensi 10,80 GHz.

    Kata kunci: Cerium oksida, Nicel zinc ferrit, dan Penyerapan gelombang mikro.

  • iii

    EFEK KANDUNGAN Ce2O3 TERHADAP STRUKTUR DAN SERAPAN

    GELOMBANG MIKRO MATERIAL Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4

    Oleh

    Dinda Rizki Amelia

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

    SARJANA SAINS

    pada

    Jurusan Fisika

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2019

  • vi

  • vii

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis bernama lengkap Dinda Rizki Amelia dilahirkan di

    desa Penawar Jaya Kabupaten Tulang Bawang pada tanggal

    26 november 1997 dari pasangan Johan Kennedy dan Ipa

    Pantuniati. Anak ketiga dari empat bersaudara.

    Penulis telah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Way Redak

    pada tahun 2009, menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2

    Pesisir Tengah pada tahun 2012, dan menyelesaikan Sekolah menengah atas di

    SMA Negeri 1 Banjar Margo pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis diterima

    di perguruan tinggi Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.

    Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Fisika

    Universitas Lampung. Penulis pernah menjadi asisten Fisika Eksperimen. Penulis

    melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Badan Tenaga Nuklir Nasional

    (BATAN) Unit Pusat Sains dan Tekhnologi Bahan Maju (PSTBM), Serpong

    Tangerang Selatan. Dengan Judul “Pengaruh Proses Annealing dan Quenching

    pada Struktur Mikro dan Kristal Baja Ferritik Tipe-F1 bahan Struktur

    Reaktor Nuklir”.

  • viii

    MOTTO

    “The Important Thing Is To Not Stop Questioning. Curiosity Has Its Own

    Reason For Existing”

    (Albert Einsteint)

    “Hasil Adalah Apa Yang Kita Usahakan”

  • ix

    PERSEMBAHAN

    Hasil Karyaku Ku Persembahkan Untuk

    “Kedua Orang Tua ku yang selalu memberi semangat serta selalu meberikan

    dukungan dalam ke Berhasilanku dan tak lupa Kakak dan adik ku yang selalu

    memberi dukungan dalam menyelesaikan Skripsi ini”

    “Fisika 2015 serta Almamater Tercinta”

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur selalu tercurah pada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia

    yang telah diberikan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam

    menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ” Efek Kandungan Ce2O3 Terhadap

    Struktur dan Serapan Gelombang Mikro Material Ni0,5Zn0,5CexFe(2-X)O4.

    Penulis berpedoman pada data hasil penelitian yang telah penulis kerjakan serta

    panduan dari buku ataupun jurnal yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Tujuan

    dari penulisan skripsi ini adalah merupakan salah satu syarat memperoleh gelar

    sarjana sains tugas dan melatih mahasiswa menjadi seorang peneliti.

    Penulis menyadari bahwa pada skripsi ini tentu masih ada kekurangan dan

    kekhilafan. Karena itu kritik dan saran yang membangun, sangat penulis harapkan.

    Dan semoga skripsi ini benar-benar bermanfaat.Amin.

    Bandar Lampung, 30 September 2019

    Penulis

    Dinda Rizki Amelia

  • xi

    SANWACANA

    Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang

    membimbing, membantu serta mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi

    ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Bapak Drs. Pulung Karo Karo, M.Si sebagai pembimbing 1 skripsi yang tulus

    mengajari dan membantu penulis dalam penelitian, membimbing dan

    memberikan pemahaman.

    2. Bapak Mashadi, M.Si sebagai pembimbing 2 yang telah memberikan masukan

    dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

    3. Ibu Dr. Yanti Yulianti, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan

    masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

    4. Bapak Dra. Dwi Asmi, M.Si., P.hD selaku pembimbinng akademik.

    5. Bapak Arif Surtono, S.Si., M.Si., M.Eng, selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA

    Unila.

    6. Bapak Drs. Yunasfi, M.Eng dan Bapak Dr. Wisnu Ari Adi yang senantiasa

    memberikan masukan, membimbing, dan serta memberikan motivasi dalam

    menyelesaikan skripsi.

    7. Bapak Dr. Abu Khalid Rivai, M.Eng selaku Ketua BSBM BATAN Serpong.

  • xii

    8. Bapak Drs. Suratman, M.Sc. selaku Dekan FMIPA Unila.

    9. Desi Nurhayani, Tri Agustinus D.S, Nurul Hasanah yang menjadi tempat

    bertukar fikiran selama proses penelitian dan pengerjaan skripsi.

    10. Untuk M. Haqi Yusuf yang selalu berkontribusi dalam pengerjaan skripsi.

    11. Untuk Adella Ordiana, Yosi Maya Aprilia, Giyan Istighfaria Utami, Lilik

    Widia, Maulina, Sri Rahayu, Anggi Pupita, Delfi Oktavia Amrani, Yunita,

    Maulina, Fitri Nuraini, Ketut Putra Wijaya, Ayu Lestari dan Lekat Zulaifa

    yang menjadi sahabat selama perkuliahan.

    Semoga atas semua dukungan dan doa yang telah diberikan kepada penulis dan

    kiranya diridoi oleh Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi

    semuanya orang yang membacanya.

    Bandar Lampung, 30 September 2019

    Penulis

    Dinda Rizki Amelia

  • xiii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRACT ........................................................................................................... i

    ABSTRAK ............................................................................................................. ii

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................... iii

    HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v

    PERNYATAAN ................................................................................................... vi

    RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii

    MOTTO ............................................................................................................. viii

    PERSEMBAHAN ................................................................................................ ix

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

    SANWACANA .................................................................................................... xi

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xxv

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

    1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

    1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 5

    1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

  • xiv

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Gelombang Mikro ...................................................................................... 6

    2.2 Material Penyerab (Absorbing Material) .................................................. 8

    2.3 Ni0,5Zn0,5Fe2O4 (nicel zinc ferrite) .......................................................... 10

    2.4 Cerium (Ce) ............................................................................................ 11

    2.5 Metode Reaksi Padatan ........................................................................... 12

    2.6 Mechanical Milling ................................................................................ 13

    2.7 X-Ray Diffraction (XRD) ....................................................................... 14

    2.8 Scanning Electrone Miscroscope-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-

    EDS) ........................................................................................................ 16

    2.9 Vector Network Analyzer (VNA) ........................................................... 18

    III. METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 20

    3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................ 20

    3.2.1 Alat ................................................................................................ 20

    3.2.2 Bahan ............................................................................................ 20

    3.3 Preparasi Sampel ..................................................................................... 21

    3.3.1 Proses Milling ............................................................................. 21

    3.3.2 Proses Pengeringan ..................................................................... 22

    3.3.3 Sintering ...................................................................................... 22

    3.3.4 Karakterisasi XRD ...................................................................... 22

    3.3.5 Karakterisasi SEM-EDX ............................................................. 23

    3.3.6 Karakterisasi VNA ...................................................................... 24

    3.4 Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 25

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil dan Analisis Karakterisasi XRD .................................................... 26

    4.1.1 Hasil Analisis XRD dengan nilai x=0,010 .................................... 27

    4.1.2 Hasil Analisis XRD dengan nilai x=0,015 .................................... 29

    4.1.3 Hasil Analisis XRD dengan nilai x=0,020 .................................... 31

    4.1.4 Hasil Analisis XRD dengan nilai x=0,025 .................................... 33

    4.1.5 Hasil Analisis XRD dengan nilai x=0,030 .................................... 35

    4.1.6 Hasil Analisis Fasa semua Sampel ............................................... 37

    4.2 Hasil Karakterisasi SEM ......................................................................... 38

    4.2.1 Hasil EDX ..................................................................................... 39

    4.3 Hasil dan Analisis Karakterisasi VNA ................................................... 42

    V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulam ............................................................................................ 45

    5.2 Saran ....................................................................................................... 46

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Spektrum Gelombang Elektromagnetik ............................................ 6

    Gambar 2.2 Proses Tumbukan Bola-bola Media Milling .................................... 13

    Gambar 2.3 Difraksi sinar-X pada Kristal ........................................................... 15

    Gambar 2.4 Skema SEM ..................................................................................... 17

    Gambar 2.5 Prinsip Kerja VNA ........................................................................... 18

    Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ................................................................... 25

    Gambar 4.1 Pola difraksi sampel Ni0,5Zn0,5Cex Fe(2-x)O4 (x = 0,010) ................. 27

    Gambar 4.2 Refinement pola difraksi sinar-X sampel Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4

    (x = 0,010) ....................................................................................... 28

    Gambar 4.3 Pola difraksi sampel Ni0,5Zn0,5Cex Fe(2-x)O4 (x = 0,015) ................. 29

    Gambar 4.4 Refinement pola difraksi sinar-X sampel Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4 (x = 0,015)........................................................................................ 30

    Gambar 4.5 Pola difraksi sampel Ni0,5Zn0,5Cex Fe(2-x)O4 (x = 0,020) ................. 31

    Gambar 4.6 Refinement pola difraksi sinar-X sampel Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4

    (x = 0,020) ....................................................................................... 32

    Gambar 4.7 Pola difraksi sampel Ni0,5Zn0,5Cex Fe(2-x)O4 (x = 0,025) ................. 33

    Gambar 4.8 Refinement pola difraksi sinar-X sampel Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4 (x = 0,025)........................................................................................ 34

    Gambar 4.9 Pola difraksi sampel Ni0,5Zn0,5Cex Fe(2-x)O4 (x = 0,030) ................. 35

    Gambar 4.10 Refinement pola difraksi sinar-X sampel Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4 (x = 0,030) ..................................................................................... 36

  • xvi

    Gambar 4.11 Pola difraksi sinar-X Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4 (x=0,010;0,015;0,020;0,025;0,030) ............................................... 37

    Gambar 4.12 Morfologi SEM dari sampel Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4 dengan variasi

    nilai x

    (a) x = 0,010 (b) x = 0,015 (c) x = 0,020 (d) x = 0,025 (e) x = 0,030 ................................................................................. 38

    Gambar 4.13 Hasil EDS sampel Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4 dengan variasi nilai x

    (a) x = 0,010 (b) x = 0,015 (c) x = 0,020 (d) x = 0,025 (e) x = 0,030 ................................................................................. 40

    Gambar 4.14 Grafik serapan gelombang mikro material

    Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4 ..................................................................... 42

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Pembagian Pita Frekuensi Gelombang Mikro........................................ 7

    Tabel 2.2 Karakteristik Cerium ............................................................................ 12

    Tabel 3.1 Massa Bahan Dasar .............................................................................. 21

    Tabel 4.1 Parameter kisi, Volume, dan Densitas semua Sampe .......................... 37

    Tabel 4.2 Kandungan unsur sampel Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4 .................................. 41

    Tabel 4.3 Serapan gelombang mikro pada material

    Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4 ........................................................................... 43

  • I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Teknologi penyerapan gelombang elektromagnetik merupakan salah satu teknologi

    yang perlu dikembangkan untuk mengontrol masalah yang ditimbulkan oleh

    elektromagnetik interference (EMI) (Nasution et al, 2012). Aplikasi penyerapan

    gelombang mikro telah berkembang dengan sangat pesat dalam bidang fisika,

    kimia, astronomi, telekomunikasi, biomedik, dan biomiliter (Kaatze, 1995;

    Srivastava and Vijay, 2006).

    Bahan material penyerap gelombang mikro yang sedang dikembangkan saat ini

    adalah magnet yang berbasis ferit. Penyerapan magnetik (magnetic absorber)

    tergantung pada efek hiteresis magnetik, yang diperoleh jika matrik polimer diisi

    dengan partikel seperti ferit (Nasution et al, 2012). Magnet permanen dari jenis ferit

    masih secara luas banyak digunakan walaupun mempunyai daya magnetik yang

    lebih rendah dibandingkan dengan magnet jenis tanah jarang (rare earth) (Sudrajat

    et al, 2007). Material ferit menjadi bahan yang sangat diminati peneliti dalam

    pengembangan bahan absorber karena permeabilitasnya yang tinggi (Singh et.,al

    1999). Ferit mudah dibuat serta memliki harga ekonomis dan memiliki daya magnet

    bagus (Verma et al., 2005; Verma & Chatterjee, 2006).

  • 2

    Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 (nikel seng cerium ferit) adalah material magnetik lunak

    yang memiliki spinel konfigurasi berdasarkan kisi yang berpusat pada ion (Yan et

    al., 2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Longgang Yan pada tahun 2009,

    diketahui bahwa material Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 (nikel seng cerium ferit) memiliki

    permeabilitas yang tinggi, serta penyerapan gelombang mikro yang baik yaitu

    dengan nilai RL −20 dB dalam kisaran 5,0 Ghz-13,3 GHz, dengan sifat ini

    menunjukkan bahwa material Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 (nikel seng cerium ferit)

    menjanjikan sebagai material peredam gelombang mikro (Yan et al., 2009).

    Menurut penelitian yang dilakukan Mallapur 2009 nikel seng ferit yang disubsitusi

    dengan kobalt pola XRD menunjukan fasa tunggal dari senyawa nikel zink ferit,

    serta hasil SEM menunjukan ukuran butirnya memiliki ukuran nano.

    Cerium merupakan salah satu logam tanah jarang yang memiliki nomor atom 58,

    massa atom 140, dua keadaan oksidasi utama (+3 dan +4) serta memiliki spesi yang

    berbeda-beda dalam kondisi tertentu. Menurut penelitian yang telah dilakukan

    Wang 2014 yang mensintesis ZnO yang disubsitusi dengan cerium menghasilkan

    penyerapan gelombang mikro sebesar 15,71 dB. Menurut Yunasfi dkk (2017)

    subtitusi sejumlah kecil ion logam tanah jarang ke dalam ferit akan meningkatkan

    sifat intrinsik ferit, sehingga dapat meningkatkan kemampuan penyerapannya.

    Ball milling merupakan proses yang paling mudah untuk mencampur dan

    membentuk material dengan komposisi tertentu. Selain itu, kelebihan dari proses

    ball milling adalah memudahkan proses scale up dari skala laboratorium ke

    industri (Hapsari et al. 2018).

  • 3

    Dari berbagai metode yang banyak digunakan untuk mensintesis nanopartikel

    Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 (nikel seng cerium ferit). Seperti metode kopresipitasi

    (Shinde et al., 2006; Labode et al., 2012; Sharman et al., 2014), hydrothermal

    (Sinthiya et al., 2015), Sol-gel (Khorrami et al., 2011). Metode reaksi padatan

    merupakan metode yang mudah dan efektif untuk dilakukan (Zhang et al., 2015),

    karena cukup dengan mencampurkan bahan dan kemudian digiling untuk

    mendapatkan butiran serbuk yang halus. Lalu dilanjutkan dengan pemanasan suhu

    tinggi agar terbentuk fasa- fasa tunggal (Yunasfi et al., 2017).

    Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan mensintesis serta mengkarakterisasi

    Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 (nikel seng cerium ferit) yang disubtitusi dengan cerium

    dengan variasi nilai x = 0,010; 0,015; 0,020; 0,025; dan 0,030 menggunakan

    metode reaksi padatan dengan suhu sintering 1.200ºC. Pada penelitian ini sampel

    akan diuji mengunakan alat uji X-Ray Diffractometer (XRD) untuk mengetahui

    struktur kristal, Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectroscopy

    (SEM-EDS) untuk mengetahui microstruktur, dan Vector Network Analyzer

    (VNA) untuk mengetahui kemapuan penyerapan gelombang mikro.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berikut rumusan masalah yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Mengetahui cara mensintesis Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 (nikel seng cerium ferit)

    dengan variasi nilai x=0,010; 0,015; 0,020; 0,025; dan 0,030 yang

    menggunakan reaksi padatan?

  • 4

    2. Mengetahui fasa yang terbentuk pada Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 (nikel seng

    cerium ferit) dengan variasi nilai x=0,010; 0,015; 0,020; 0,025; dan 0,030

    menggunakan reaksi padatan dengan suhu sintering 1.200ºC?

    3. Mengetahui morfologi permukaan Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 (nikel seng cerium

    ferit) dengan variasi nilai x=0,010; 0,015; 0,020; 0,025; dan 0,030

    menggunakan reaksi padatan dengan suhu sintering 1.200ºC?

    4. Mengetahui kemampuan Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 (nikel seng cerium ferit)

    dengan variasi nilai x=0,010; 0,015; 0,020; 0,025 dan 0,030 terhadap

    penyerapan gelombang mikro?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Mengetahui fasa yang terbentuk pada Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 (nikel seng

    cerium ferit) dengan variasi nilai x=0,010; 0,015; 0,020; 0,025 dan 0,030

    menggunakan reaksi padatan dengan suhu sintering 1.2000C.

    2. Mengetahui morfologi permukaan Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 (nikel seng cerium

    ferit) dengan variasi nilai x=0,010; 0,015; 0,020; 0,025 dan 0,030

    menggunakan reaksi padatan dengan suhu sintering 1.2000C.

    3. Mengetahui kemampuan Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-X)O4 (nikel seng cerium ferit)

    dengan variasi nilai x=0,010; 0,015; 0,020; 0,025 dan 0,030 terhadap

    penyerapan gelombang mikro.

    4. Mengetahui pengaruh varisai nilai x pada struktur kristal Ni0,5Zn0,5CeXFe(2-

    X)O4 (nikel seng cerium ferit).

  • 5

    1.4 Batasan Masalah

    Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bahan yang digunakan adalah NiO, ZnO, Fe2O3, dan Ce2O3, dengan

    variasi nilai x = 0,010; 0,015; 0,020; 0,025; dan 0,030.

    2. Sintesis yang dilakukan dengan High Energy Milling menggunakan

    metode reaksi padatan.

    3. Sintering dilakukan pada suhu 1.200⁰C.

    4. Karakterisasi sampel menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD),

    Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-

    EDS) dan Vector Network Analyzer (VNA).

    1.5 Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Dapat mengetahui fasa, struktur kristal, struktur morfologi, dan kemampuan

    penyerapan bahan penyerap gelombang mikro berbasis ferit yang berasal dari

    nikel seng ferit yang disubtitusi dengan cerium oksida dengan variasi nilai

    x = 0,010; 0,015; 0,020; 0,025; dan 0,030.

    2. Menjadi sebagai bahan acuan penelitian berikutnya yang ingin meneruskan

    pembuatan bahan penyerap gelombang mikro berbasis ferit yang berasal dari

    nikel zink ferit yang disubtitusi dengan cerium oksida.

    3. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pemilihan bahan dasar

    pembuatan bahan penyerap gelombang mikro berbasis ferit.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Gelombang Mikro

    Gelombang elektromagnetik meliputi wilayah frekuensi, maupun panjang

    gelombang yang sangat lebar. Wilayah frekuensi dan panjang gelombang ini sering

    disebut sebagai spektrum elektromagnetik. Gambar 2.1 menampilkan spektrum dari

    gelombang elektromagnetik.

    Gambar 2.1 Spektum gelombang elektromagnetik

    ( http// www.masdayat.net, 2016)

    ,

    Gelombang mikro merupakan gelombang elektromagnetik yang terdapat pada

    daerah jangkauan spektrum radio, yang memiliki frekuensi sangat tinggi, yaitu 300

    MHz – 300 GHz dengan panjang gelombang 1 m – 1 mm. Dalam spektrum radio,

    gelombang mikro terdapat pada daerah ultrashort wave (Ultra High Frequency –

    http://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Gelombang_elektromagnetikhttp://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Frekuensihttp://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Panjang_gelombanghttp://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Panjang_gelombanghttp://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Frekuensihttp://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Panjang_gelombanghttp://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Spektrum_elektromagnetikhttp://www.masdayat.net/

  • 7

    UHF) dengan frekuensi 0,3 – 3 GHz dan panjang gelombang 1 – 0,1 m, supershort

    wave (Super High Frequency – SHF) dengan frekuensi 3 – 30 GHz dan panjang

    gelombang 10 – 1 cm, dan extreme short wave (Extreme High Frequency – EHF)

    dengan frekuennsi 30 – 300 GHz dan panjang gelombang 1cm – 1 mm. Sesuai

    dengan rekomendasi Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE),

    gelombang mikro dibagi atas beberapa pita frekuensi seperti yang terdapat pada

    Tabel 2.1 (Sisodia, 2007).

    Gelombang mikro sangat populer digunakan karena mempunyai spektrum

    frekuensi yang berada dalam band yang dibuat terbuka untuk penggunaan umum

    tanpa perlu lisensi. Di negara maju, wilayah band ini dikenal sebagai ISM band,

    yang merupakan singkatan dari Industrial, Scientific, and Medical. Sebagian besar

    dari spektrum elektromagnetik yang ada biasanya dikontrol secara ketat oleh

    pemerintah melalui lisensi. Hal ini terutama terjadi pada spektrum frekuensi yang

    digunakan untuk broadcasting (TV, radio) maupun komunikasi suara dan data

    (Srivastava and Vijay, 2006).

    Tabel 2.1 Pembagian pita frekuensi gelombang mikro

    (Sisodia, 2007; Srivastava and Vijay, 2006)

    Pita Frekuensi (GHz) Panjang gelombang (cm)

    P 0,230 – 1,000 130 – 30,0

    L 1,000 – 2,000 30,0 – 15,0

    S 2,000 – 4,000 15,0 – 7,50

    C 4,000 – 8,000 7,50 – 3,75

    X 8,000 – 12,00 3,75 – 2,50

    Ku 12,00 – 18,00 2,50 – 1,67

    K 18,00 – 26,00 1,67 – 1,15

    Ka 26,00 – 40,00 1,15 – 0,75

    Milimeter 40,00 – 300,0 0,75 – 0,701

    Submilimeter > 300,0 0,01 – 0,010

    http://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Gelombang_mikrohttp://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Spektrum_frekuensihttp://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Spektrum_frekuensihttp://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php?title=ISM_band&action=edit&redlink=1http://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php?title=Industrial,_Scientific,_and_Medical&action=edit&redlink=1http://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Spektrum_elektromagnetikhttp://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php?title=Lisensi&action=edit&redlink=1http://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Spektrum_frekuensihttp://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php?title=Broadcasting&action=edit&redlink=1http://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php?title=TV&action=edit&redlink=1http://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Radio

  • 8

    Gelombang mikro memiliki beberapa karakteristik yang unik, diantaranya yaitu

    ukuran panjang gelombang yang kecil, dan meluas cakupan frekuensi. Selain itu

    gelombang mikro juga direfleksikan melalui sumber metalik dan merambat melalui

    ionosfer dengan refleksi dan absorpsi yang dapat diabaikan (Sisodia, 2007). Karena

    karakteristik tersebut, gelombang mikro banyak diaplikasikan dalam bidang

    astronomi, telekomunikasi, biomedik, dan bidang militer. Pada bidang astronomi,

    gelombang mikro diaplikasikan dalam radio astronomi, spektroskopi, dan riset

    material. Gelombang mikro secara luas digunakan dalam aplikasi telekomunikasi

    seperti radio seluler, sistem komunikasi personal (PCS), dan sistem operasi

    broadcasting. Dalam bidang medis, gelombang mikro digunakan untuk berbagai

    tujuan terapi, termasuk pengobatan tumor. Dalam bidang militer, gelombang mikro

    dimanfaatkan untuk sistem radio detection and ranging (radar) (Srivastava and

    Vijay, 2006).

    Pada saat gelombang elektromagnetik menabrak suatu material, biasanya

    gelombang akan menjadi lebih lemah atau teredam. Banyaknya daya yang hilang

    akan sangat tergantung pada frekuensi yang digunakan dan tentunya material yang

    ditabrak. Material yang dapat melemahkan gelombang elektromagnetik ini disebut

    sebagai material penyerap gelombang elektromagnetik (EM absorbing material).

    2.2 Material Penyerap (Absorber Material)

    Material penyerap gelombang mikro merupakan material yang dapat melemahkan

    gelombang elektromagnetik dalam rentang frekuensi gelombang mikro. Material

    utama yang menyerap gelombang mikro (microwave) adalah logam. Elektron

    bergerak bebas didalam logam, dan siap untuk berayun oleh karenanya akan

    http://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Gelombang_elektromagnetikhttp://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Gelombang_mikrohttp://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Microwavehttp://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php?title=Elektron&action=edit&redlink=1

  • 9

    menyerap energi dari gelombang yang lewat. Penyerap gelombang ini diaplikasikan

    secara luas untuk mengeliminasi radiasi yang tidak diinginkan yang dapat

    mengganggu pengoperasian suatu sistem. Penyerap secara eksternal dapat

    digunakan untuk mereduksi refleksi atau transmisi suatu objek khusus, dan secara

    internal dapat digunakan untuk mereduksi osilasi yang disebabkan oleh resonansi

    suatu rongga (Mashadi, 2017).

    Kemampuan penyerapan gelombang suatu material penyerap diukur dari besarnya

    reduksi refleksi atau reduksi transmisi gelombang elektromagnetik, yang dapat

    dilakukan oleh material tersebut dengan nilai reduksi dan disebut sebagai reflection

    loss (RL). Besarnya RL, menurut teori saluran transmisi, akan bergantung pada

    nilai-nilai permitivitas dan permeabilitas material penyerap pada frekuensi tertentu

    dan ketebalan absorber tertentu. Permitivitas dan permeabilitas ini memiliki

    kontribusi terhadap kompresi panjang gelombang di dalam material. Kedua

    komponen ini akan menyebabkan adanya loss yang terjadi pada medan magnetik

    atau medan listrik, yang kemudian melemahkan energi di dalam gelombang

    elektromagnetik (Dixon, 2012). Dalam kasus penyekat logam single layer, nilai RL

    dihitung dengan menggunakan persamaan (1) :

    𝑅𝐿 (𝑑𝐵) = −20 𝑙𝑜𝑔 |𝑍𝑖𝑛 − 𝑍𝑜

    𝑍𝑖𝑛+ 𝑍𝑜| (1)

    dimana Zin merupakan impedansi gelombang EM datang dan Zo merupakan

    impedansi dalam ruang bebas seperti yang ditunjukkkan persamaan (2) (Zare,

    2011)

    (2)

  • 10

    Dimana µr dan r adalah permitivitas dan permeabilitas kompleks bahan, C adalah

    kecepatan cahaya di ruang hampa, f adalah frekuensi dan d adalah ketebalan bahan

    absorber.

    2.3 Ni0,5Zn0,5Fe2O4 (nicel zinc ferrite)

    Ni0,5Zn0,5Fe2O4 (nicel zinc ferrite) adalah material magnetik lunak yang memiliki

    spinel konfigurasi berdasarkan kisi yang berpusat pada ion, dengan sel satuan yang

    terdiri dari 8 unit rumus dari jenisnya (ZnxFe1x) [Ni1xFe1 + x] O4 (Yan et al., 2009).

    Ni0,5Zn0,5Fe2O4 (nicel zinc ferrite) mepunyai fasa tunggal yang memiliki parameter

    kisi 8,32-8,49 A˚ mengkonfirmasi struktur spinel kubik dengan ukuran rata-rata

    kristalit antara 17-40 nm (Manju et al., 2013). Ni0,5Zn0,5Fe2O4 (nicel zinc ferrite)

    paling banya digunakan karena sifat magnetiknya yang luar biasa seperti

    permeabilitas besar pada frekuensi tinggi, dan resistivitas listrik yang sangat tinggi

    selain itu, nicel zinc ferrite juga memiliki panas yang stabilitasnya tinggi dan

    ketahanan arus serta korosi yang tinggi (Kurmude, D. V et al., 2014).

    Saat ini, material Ni0,5Zn0,5Fe2O4 (nicel zinc ferrite) sangat banyak digunakan pada

    aplikasi gelombang tinggi karena memiliki sifat resistivitas listrik, kekerasan

    mekanis, dan stabilitas kimia yang baik (Sheikh et al., 2012). Dengan memiliki

    struktur mikro dan butiran yang seragam berukuran nano, membuat material ini

    sangat cocok digunakan untuk aplikasi frekuensi tinggi seperti planar perangkat

    gelombang mikro ( Gupta et al., 2006). Berdasarkan penelitian Longgang Yan pada

    tahun 2009, diketahui bahwa material Ni0,5Zn0,5Fe2O4 (nicel zinc ferrite) memiliki

    permeabilitas yang tinggi, serta penyerapan gelombang mikro yang baik yaitu

    dengan nilai RL −20 dB dalam kisaran 5,0 Ghz-13,3 GHz, dengan sifat ini

  • 11

    menunjukkan bahwa material Ni0,5Zn0,5Fe2O4 (nicel zinc ferrite) menjanjikan

    sebagai material peredam gelombang mikro (Yan et al., 2009).

    2.4 Cerium (Ce)

    Cerium terjadi secara alami sebagai campuran dengan unsur tanah jarang lainnya

    dalam bijih utamanya bastnaesit dan monazit. Setelah ekstraksi ion logam dalam

    larutan basa, Ce dipisahkan dari campuran tersebut dengan penambahan suatu

    oksidator yang diikuti dengan penyesuaian pH. Langkah ini mengeksploitasi

    rendahnya kelarutan CeO2 dan fakta bahwa unsur tanah jarang lainnya tidak

    teroksidasi. Cerium (IV) oksida dibentuk melalui kalsinasi dari cerium oksalat atau

    cerium hidroksida. Cerium juga membentuk cerium (III) oksida Ce2O3, yang tidak

    stabil yang akan teroksidasi menjadi cerium (IV) oksida. CeO2 digunakan untuk

    menghilangkan warna kaca dengan mengubah ketakmurnian ferro yang berwarna

    hijau menjadi ferrit oksida yang hampir tak berwarna (Reinhardt dan Winkler,

    2000).

    Cerium merupakan salah satu logam tanah jarang yang memiliki nomor atom 58,

    massa atom 140, dua keadaan oksidasi utama (+3 dan +4) dan empat isotop alami

    (136Ce,138Ce, 140Ce dan 142Ce) serta memiliki spesi yang berbeda-beda dalam

    kondisi tertentu (Gschneidner et al., 2006). Di antara berbagai oksida logam tanah

    jarang cerium oksida (CeO2) adalah oksida paling penting karena bahan kimia yang

    memiliki stabilitas termal yang tinggi (Soren et al., 2015). Dalam beberapa tahun

    terakhir partikel nanokristalin cerium oksida (CeO2) telah dipelajari secara intensif,

    karena banyak memiliki potensi pada banyak aplikasi . Kinerja suatu material juga

    sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat partikel CeO2 (Nursanti et al., 2011). Logam ini

    https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bastnaesit&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Monazit&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Kalsinasihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cerium_oksalat&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cerium_hidroksida&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cerium(III)_oksida&action=edit&redlink=1

  • 12

    memiliki peranan penting dalam lapisan gas pijar, katalis dalam penyulingan

    minyak bumi dan digunakan dalam aplikasi metalurgi, paduan untuk komponen

    mesin jet dan elektroda busur karbon (Gschneidner et al., 2006). Pada umumnya

    nanokristalin CeO2 tidak mudah terbentuk pada temperatur rendah dan bersifat

    aglimerasi, sehingga pemanasan tinggi menghasilkan pertumbuhan bulir besar

    (Nursanti et al., 2011). Karakteristik cerium dapat dilihat pada Tabel 2.2.

    Tabel 2.2 Karakteristik Cerium (Nursanti et al., 2011).

    Kategori Karakteristik Cerium (Ce)

    Nomor atom 58

    Massa atom (g/mol) 172,115 g/mol

    Titik lebur (⁰C) 2400 °C (2673ºK)

    Titik didih (⁰C) 3500°C (3773ºK)

    Radius ionik (pm) 112

    Struktur Kristal Kubik Flourit

    Suseptibilitas Magnetik +26,0·10−6 cm3/mol

    2.5 Metode Reaksi Padatan

    Metode reaksi padatan merupakan salah satu teknik sintesis atau pembuatan

    material magnet. Metode reaksi padatan digunakan karena mempunyai beberapa

    keuntungan yaitu mudah dalam pembuatannya, cukup sederhana, dan tidak

    membutuhkan biaya besar dalam mensintesis bahan. Proses sintesis menggunakan

    reaksi padatan diharapkan hasil homogenitasnya yang tinggi (Ismunandar, 2006).

    Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk sintesis bahan

    anorganik, yakni melibatkan pemanasan berbagai komponen pada temperatur tinggi

    selama periode yang relatif lama (Ismunandar, 2006). Tingkat dispersi dan

    pencampuran merupakan hal penting untuk mekanisme solid state raection secara

    keseluruhan. Dalam kasus yang mana dua partikel terlibat dalam solid state

    https://id.wikipedia.org/wiki/Suseptibilitas_magnetik

  • 13

    raection, partikel-partikel yang tidak dekat tidak akan bereaksi, sedangkan partikel-

    partikel yang dekat akan mengalami solid state raection dengan mudah. Hal ini

    disebabkan fakta bahwa kation dan atau anion dari satu struktur harus berpindah,

    atau bertukar oleh beberapa mekanisme ke struktur lain untuk membentuk senyawa

    yang baru (Ropp, 2003).

    2.6 Mechanical Milling

    Mechanical milling yaitu teknik pencampuran yang berfungsi memperkecil

    partikel baik logam, maupun bentuk oksida. Proses mechanical milling berbeda

    dengan teknik konvensional, misalkan proses penggerusan atau proses secara

    kimia. Derajat deformasi yang dicapai pada teknik konvensional jauh lebih rendah

    dibandingkan teknik mechanical milling (Adi et al., 2008).

    Pada awalnya campuran hanya terdiri dari serbuk yang masih berdiri sendiri.

    Selama proses milling sampel (serbuk) secara periodik terjebak diantara bola-bola

    baja yang saling bertumbukan tersebut menyebabkan perpatahan, kemudian terjadi

    penyatuan dingin (cold welding) dari serbuk-serbuk secara elementer seperti yang

    diilustrikan pada Gambar 2.2 berikut:

    Gambar 2.2 Proses Tumbukan Bola-bola Media Milling (Haris, 2002).

  • 14

    Ketika waktu milling meningkatkan, fraksi mol volume unsur-unsur dari bahan

    dasar menurun, sedangkan fransi volumen paduan meningkat.

    2.7 X-Ray Diffraction (XRD)

    X-Ray Diffraction (XRD) adalah teknik analisa yang bertujuan untuk mengetahui

    pembentukan fasa material. Prinsip dasar kerja XRD adalah pendifraksian sinar-X

    oleh bidang-bidang atau dalam kristal padatan. Tembakan sinar-X monokromatis

    kepada struktur kristal tersebut memberikan interferensi yang konstruktif

    (Gunawarman, 2013).

    Sinar-X telah ditemukan pada tahun 1985 oleh fisikawan Jerman Roentgen. Sinar-

    X merupakan radiasi elektromagnetik mirip dengan sinar tampak, namun sinar-X

    memiliki panjang gelombang yang lebih pendek. Sinar-x adalah radiasi

    elektromagnetik dengan rentang gelombang kurang lebih dari 0,01 nm hingga 10

    nm (energinya kurang lebih dari 100 eV hingga 100 KeV). Panjang gelombang

    tersebut sama dengan orde konstanta kisi kristal, sehingga sinar-X sangat berguna

    untuk menganalisis struktur krital. Jika sinar-X dikenai pada suatu material, maka

    intensitas sinar yang dihamburkan akan lebih rendah dari intensitas sinar yang

    datang.

    Hal ini disebabkan adanya penyerapan oleh material dan juga penghamburan oleh

    atom-atom dalam material tersebut. Berkas sinar yang dihamburkan tersebut ada

    yang saling menghilangkan, karena fasanya berbeda dan ada yang saling

    menguatkan itulah yang disebutkan sebagai berkas difraksi sinar-X. Intensitas

    sinar-X terdifraksi berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersbut

    berasal dari polarisasi sinar-X, penyerapan sinar-X, faktor geometri, posoisi, dan

  • 15

    getaran atom-atom karena adanya pengaruh temperatur (Smallman and Bishop,

    1999). Peristiwa difraksi yang terjadi pada kisi kristal, dapat dilukiskan seperti

    Gambar 2.4.

    Gambar 2.4 Difraksi sinar-X pada Kristal (Beiser, 2003).

    Berdasarkan persamaan Bragg, jika seberkas sinar-X ditembakkan pada sampel

    kristal, maka bidang kristal itu akan membiaskan sinar-X yang memiliki Panjang

    gelombang sama atau kurang dari jarak antar kisi dalam kristal seperti gambar 2.4

    yang dibiaskan ditangkap oleh detektor kemudian diterjemahkan sebagai sebuah

    pola difraksi. Semakin banyak bidang kristal yang terdapat dalam sampel, semakin

    kuat intensitas pembiasan yang dihasilkan. Tiap puncak yang muncul pada pola

    XRD mewakili satu bidang kristal yang memiliki orientasi tertentu dalam sumbu

    tiga dimensi (Gunawarman, 2013). Persamaan Bragg sebagai berikut:

    n λ = 2 d sin θ (3)

    dengan d adalah jarak antara bidang atom dalam kristal, λ adalah Panjang

    gelombang sinar-X, n bilangan bulat (1,2,3,…dst) yang menyatakan orde berkas

    hamburan dan θ adalah sudut difraksi (Beiser, 2003).

  • 16

    Karakteristik menggunakan metode difraksi merupakan metode analisis yang

    penting untuk menganalisis suatu kristal. Krakterisasi XRD dapat digunakan untuk

    menentukan struktur, ukuran butir, konstanta kisi, dan FWHM (Smallman dan

    Bishop, 1999). Secara umum, hasil pengukuran dengan metode difraksi sinar-X

    (XRD) adalah bentuk spektrum, yang mengandung informasi karakteristik dari

    bahan keramik, komposit, dan polimer yakni transformasi struktur melalui ukuran

    partikel, simetri atom, bentuk kristal atau amorf, orientasi bahan seperti tegangan,

    vibrasi thermal, dan cacat kristal (Sembiring, 2014).

    2.8 Scanning Electron Miscroscope- Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS)

    SEM (Scanning Electron Microscope) adalah mikroskop elektron yang dapat

    diguakna untuk melihat unsur renik yang tidak dapat dilihat oleh mikroskop optik,

    karena perbesaran yang dihasilkan jauh lebih tinggi, yakni 100.000 x. Prinsip kerja

    SEM adalah menembakan permukaan sampel dengan berkas elektron yang

    dihasilkan oleh elektron gun. Ketika sampai pada permukaan spesimen, berkas

    elektron bekerja memindai permukaan seperti gerakan menyapu atau menscan

    permukaan spesimen tersebut (Gunawarman, 2013). SEM juga memberikan

    informasi dalam skala anatomik dari suatu sampel (Griffin and Reissen, 1991).

    Skema dasar SEM dapat disajikan pada Gambar 2.5.

  • 17

    Gambar 2.5 Skema SEM (Surhayana, 2012).

    Elekrone gun merupakan sumber elektrone dari bahan material yang menggunakan

    energi tegangan tinggi sekitar 10-40 kV. Adanya energi panas pada bahan material

    akan diubah menjadi energi kinetik oleh elektron sehingga ada pergerakan elektron.

    Semakin cepat dan tidak menetun yang mengakibatkan elektron tersebut terlepas

    dari permukaan bahan material. Bahan yang digunakan sumber elektrone disebut

    sebagai emmiter atau lebih sering disebut katoda sedangkan bahan yang menerima

    elektron disebut sebagai anoda atau plate dalam instumen SEM- EDS (Ardiansah,

    2012).

    Tembakan berkas elektron menimbulkan reaksi berupa refleksi elektron sekunder

    Secondary Electron (SE) dan Back Scantter Electron (BSE). Pantulan berkas SE

    dan BE ini ditangkap oleh detektor sehingga struktur mikro daerah permukaan

    sampel akan muncul. Selain untuk mendapatkan gambar struktur mikro. SEM biasa

    juga digunakan untuk menentukan komposisi unsur. Penentuan komposisi

  • 18

    dilakukan dengan menggunakan Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (EDX-S)

    (Gunawarman, 2013).

    Sistem analisi EDS bekerja sebagai fitur yang terintegrasi dengan SEM dan tidak

    dapat bekerja tanpa SEM. Prinsip kerja dari teknik ini adalah menangkap dan

    mengolah sinyal fluoresensi sinar-X yang mengenai daerah tertentu pada material.

    Sinar-X tersebut terdeteksi oleh detektor zat padat yaitu dengan menembakan

    sinar-X pada posisi yang ingin diketahui komposisinya. Sinar-X ditembakan pada

    posisi yang dinginkan maka akan muncul puncak-puncak tertentu yang mewakili

    suatu unsur (Friel, 2003).

    2.9 Vector Network Analyzer (VNA)

    VNA adalah alat yang digunakan untuk menentukan kemampuan penyerapan suatu

    material terhadap gelombang mikro pada frekuensi tertentu. Frekuensi gelombang

    elektromagnetik dapat diukur pada VNA adalah frekuensi l-band yaitu antara 1-4

    GHz, c-band antara 4-8 GHz, x-band antara 8-12 GHz, k-band antara 10-15 GHz,

    dan ku-band antara 14-24GHz. Frekuensi yang digunakan dalam pengukuran

    gelombang mikro yaitu x-band. Prinsip kerja VNA adalah dengan melihat nilai

    refleksi, transimisi, dan absropsi terhadap material (Agilent, 2004). Berikut skema

    kerja VNA pada Gambar 2.5.

    Gambar 2.5 Prinsip Kerja VNA (Adi, 2014).

  • 19

    Skema prinsip kerja VNA ditampilkan pada Gambar 2.5 elektromagnetik yang

    datang (S1) dari port 1 mengenai suatu material. Ketika gelombang mengenai

    material maka material tersebut akan mengalami kondisi 3 yaitu, jika material

    tersebut logam maka gelombang akan direfleksikan, jika material tersebut material

    transparan maka gelombang akan ditransmisikan. Namun, jika material tersebut

    adalah material penyerap maka gelombang elektomagnetik akan diserap.

    Gelombang yang direfleksikan mempunyai nilai yang disebut reflection loss

    (Agilent, 2004). Reflection loss adalah parameter yang digunakan untuk

    mengetahui berapa banyak daya yang hilang pada beban dan tidak kembali sebagai

    pantulan. Nilai reflection loss biasanya dinyatakan dalam satuan dB. Vector

    Network Analyzer (VNA) bekerja berdasarkan parameter hamburan (Scattering

    parameter, S-parameter) yang digunakan untuk mengukur gelombang

    elektromagnetik dengan frekuensi yang tinggi (Dunsmore, 2012).

  • 20

    III. METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini telah dilakukan pada bulan februari s.d juli 2019 di Laboratorium

    Preparasi Kimia dan Laboratorium Perlakuan Panas yang berlokasi di Gedung 42

    PSTBM-BATAN. Karakterisasi uji XRD, dan SEM-EDX telah dilakukan di

    Laboratorium Sains dan Bahan Maju di Gedung 70 PSTBM-BATAN, Sedangkan

    uji VNA telah dilakukan di Balitbang KemHan, Jakarta.

    3.2 Alat dan Bahan

    3.2.1 Alat

    Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu neraca digital, spatula, vial, High

    Energy Milling (HEM), Mortal dan lesung, furnace, krusibel. Sedangkan alat yang

    digunakan untuk karakterisasi yaitu XRD (PANalytical), SEM- EDS (JED-2300)

    dan VNA (N5230A).

    3.2.2 Bahan

    Bahan dasar yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari bahan oksida dengan

    tingkat kemurnian yang tinggi, yaitu NiO Aldrich (> 99%), ZnO Aldrich (> 99%),

    Fe2O3 Aldrich (> 99%), dan Ce2O3 Aldrich (> 99%), serta digunakan bahan

    tambahan yaitu etanol.

  • 21

    3.3 Preparasi Sampel

    Preparasi sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Melakukan perhitungan stoikiometri untuk menperoleh massa bahan dasar.

    Berikut massa bahan dasar seperti Tabel 3.1.

    Tabel 3.1. Massa Bahan Dasar

    Massa Bahan Dasar (gram)

    X NiO ZnO Fe2O3 Ce2O3

    0,010 1,7056 1,5656 6,6599 0,0688

    0,015 1,7026 1,5629 6,6315 0,1030

    0,020 1,6996 1,5601 6,6032 0,1371

    0,025 1,6966 1,5574 6,5749 0,1711

    0,030 1,6937 1,5548 6,5468 0,2049

    2. Menimbang massa bahan dasar yang akan digunakan.

    3.3.1 Proses Milling

    Proses milling adalah proses percampuran bahan dan penghalusan bahan dengan

    menggunakan alat HEM spex 800. Berikut adalah spesifikasi alat HEM normal

    speed = 90 menit, off time = 30 menit dan on off cycle 1 kali. Wadah yang

    digunakan untuk mencampurkan sampel adalah vial. Vial terbuat dari bahan

    stainless steel yang memiliki ukuran dimensi panjang 7,6 cm dan berdiameter 5,1

    cm. Didalam vial terdapat bola kecil yang disebut bola baja. Bola baja ini berfungsi

    untuk menghancurkan bahan. Bola baja terbuat dari bahan stainless steel yang

    berdiameter 10 mm.

    Proses milling dilakukan pada setiap sampel yang telah ditimbang. Sampel yang

    telah ditimbang dimasukan kedalam vial beserta bola baja. Perbandingan antara

    sampel dan bola baja yaitu 1:5. Setiap sampel masing-masing memiliki berat

    sebesar 10 gram dan bola baja memiliki berat sebesar 4 gram. Untuk menghasilkan

  • 22

    perbandingan 1:5 maka bola baja yang harus dimasukan kedalam vial pada setiap

    sampel berjumlah 12 bola baja karena total keseluruhan 12 bola baja sebesar 48

    gram.

    3.3.2 Proses Pengeringan

    Proses selanjutnya yaitu proses pengeringan sampel,sebelum melakukan proses

    pengerimgan, vial dilepaskan dari HEM lalu tutup vial dibuka. Kemudian dilakukan

    pengeringan dengan cara memasukan sampel kedalam oven pada suhu 100ºC.

    Proses pengeringan memerlukan waktu sekitar 5 jam. Proses ini dilakukan hanya

    untuk menguapkan etanol. Setelah sampel kering, sampel dikeluarkan dari oven

    kemudian sampel digerus menggunakan mortal dan pastel hingga sampel menjadi

    serbuk.

    3.3.3 Sintering

    Pada proses sintering dilakukan dengan menggunakan furnace. Sampel yang telah

    halus diletakan didalam krusibel. Kemudian sampel dimasukan kedalam furnace.

    Proses sintering dilakukan dengan kenaikan suhu 400ºC/jam, setelah mencapai

    suhu 1200ºC sampel ditahan selama 5 jam. Setelah itu sampel didinginkan melalui

    proses furnace cooling. Setelah proses sintering selesai, sampel digerus kembali

    menggunakan mortal dan pastel hingga tidak terdapat gumpalan. Proses yang

    terakhir yaitu dilakukan karakterisasi.

    3.3.4 Karakterisasi XRD

    Karakterisasi menggunakan XRD dilakukan untuk mengetahui f a s a dan

    struktur kristal bahan. Langkah yang dilakukan dalam proses XRD adalah:

  • 23

    1. Menyiapkan sampel yang akan dianalisis, dan meletakan ditempat sampel

    stand dibagian goniometer.

    2. Memasukkan parameter pada software pengukuran melalui komputer

    pengontrol, yaitu meliputi penentuan scan mode, penentuan rentang sudut,

    kecepatan scan, memberi nama dan memberi nomor urut file data.

    3. Mengoperasikan alat difraktometer dengan perintah “start” pada menu

    komputer, dimana sinar-X akan meradiasi permukaan sampel yang terpancar

    dari target Cu dengan panjang gelombang 1,5406 Å.

    4. Melihat hasil difraksi pada komputer dan itensitas difraksi pada sudut 2 θ.

    5. Mengambil sampel setelah pengukuran selesai.

    6. Data yang dapat dilihat pada hasi XRD adalah berupa sudut difraksi 2θ,

    besarnya intensitas (I), dan waktu pencatatan perlangkah (t).

    7. Setelah data diperoleh analisis kualitatif dengan menggunakan search match

    analisys, kemudian data direfinement dengan menggunakan software GSAS.

    3.3.5 Karakterisasi SEM-EDS

    Karakterisasi SEM-EDS dilakukan untuk mengetahui struktur mikro suatu

    bahan. Langkah yang dilakukan dalam proses SEM-EDS adalah:

    1. Memasukkan sampel yang akan dianalisa ke vacuum column, udara yang

    berada didalam vacuum colum akan dipompa keluar untuk menciptakan

    kondisi vakum. Kondisi vakum ini diperlukan agar tidak ada molekul gas yang

    dapat mengganggu jalannya elektron selama proses berlangsung.

    2. Elektron ditembakkan dan akan melewati berbagai lensa yang ada menuju ke

    satu titik di sampel.

  • 24

    3. Sinar elektron tersebut akan dipantulkan ke detektor menuju ke amplifier yang

    berfungsi untuk memperkuaat signal yang akan ditampilkan ke monitor

    komputer yang berupa gambar atau image yang diinginkan.

    3.3.6 Karakterisasi VNA

    Uji VNA digunakan untuk mengetahui daya serap material terhadap

    gelombang elektromagnetik. Langkah-langkah dalam uji VNA adalah:

    1. Memasukan sampel ke dalam tempat yang berbahan akrilik dan memiliki ukuran

    2,5 x 1,5 cm serta berdiameter 2 mm.

    2. Melakukan kalibrasi menggunakan metode TRL (Tranmission Reflection Loss)

    terhadap sampel.

    3. Meletakan material yang akan di uji diantara probe S11 dan S12. Kemudian S11

    terukur sebagai koefisien refleksi dan nilai S12 terukur sebagai koefisien

    transmisi sehingga pada layar monitor dapat diketahui nilai frekuensi yang

    direfleksikan, ditransmisikan, dan diabsorpsi oleh material yang di uji.

    4. Mendapatkan Hasil Uji VNA.

  • 25

    3.4 Diagram Alir Penelitian

    Kerangka penelitian yang akan dilakukan di tunjukkan oleh Gambar 3.1.

    Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian.

    -Dimilling dengan HEM selama 5 jam. -Dikalsinasi selama 5 jam dengan

    suhu 100oC

    -Digerus.

    Analisis Data

    Kesimpulan

    -Dikarakterisasi (XRD, SEM, dan VNA)

    -Dilakukan perhitungan stoikiometri pada masing-masing bahan dasar.

    -Ditimbang sesuai dengan hasil

    perhitungan.

    -Bahan dimasukkan dalam vial.

    Sampel + 20 ml Etanol

    NiO, ZnO, Ce2O3, dan Fe2O3

    Serbuk Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4 (sesudah Sintering)

    Serbuk Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4(Sebelum Sintering)

    -Disintering selama 5 jam dengan suhu 1200oC

    -Digerus

  • 45

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan

    sebagai berikut:

    1. Hasil analisis XRD menunjukan bahwa subsitusi ion Ce3+ pada nikel seng ferit

    dengan metode reaksi padatan dan suhu sintering 1.200ºC menghasilkan fasa

    tunggal yaitu fasa Ni0,5Zn0,5Fe2O4 (nikel seng ferit) pada masing-masing sampel.

    2. Hasil analisis XRD secara kuantitatif menunjukan bahwa terjadi penurunan

    parameter sel fasa Ni0,5Zn0,5Fe2O4 (nikel seng ferit) berkisar antara 0,001- 0,005

    Å3 seiring dengan penambahan kadar subsitusi ion Ce3+.

    3. Hasil analisis SEM menunjukan bentuk sperical (bulat) yang disebabkan oleh

    fasa Ni0,5Zn0,5Fe2O4 (nikel seng ferit) yang menjadi fasa mayor pada semua

    sampel. Serta hasil analisis EDS diperoleh unsur yang terbentuk adalah Ni, Zn,

    Ce, Fe, dan O. Niali Ce mengalami peningkatan seiring penambahan nilai x.

    4. Material Ni0,5Zn0,5CexFe(2-x)O4 dengan subsitusi nilai x=0,010; 0,015; 0,020;

    0,025; dan 0,030 menghasilkan kemampuan penyerapan gelombang mikro yang

    berbeda-beda pada rentang 9-12 GHz. Sampel dengan nilai x=0,030 memiliki

    kemampuan terbaik dalam menyerap gelombang mikro, dengan nilai RL -16,43

    dB pada frekuensi 10,80 GHz dengan nilai persentase penyerapan sebesar

    97,73%.

  • 46

    5.2 Saran

    Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dapat melakukan penelitian dengan

    menggunakan bahan subsitusi lain seperti Nd, Co, Gd atau logam tanah jarang

    lainnya agar dapat menghasilkan material yang memiliki kemampuan penyerapan

    yang lebih besar.

  • 26

    DAFTAR PUSTAKA

    Adi, W.A and Manaf, A. 2014. Microstructure and Phase Analysis of

    La0,8Ba0,2TixMn(1-x)O3 System for Microwave Absorber Material (x= 0-0,7).

    Advanced Material Research. Vol. 789. No. 1. Pp. 97-100.

    Adi, W.A., Suwarno, H., Insania, S., and Nusin. 2008. Mekanisme Pembentukan

    Fasa Mg2Ni dengan Metode Mechamical Alloying. Jurnal Sains Material

    Indonesia. Vol. 10. No. 1. Pp. 60-65.

    Agilent. 2004. Network Analyzer Basics. Agilent Technologies. Hal 3-15

    Ardiansah., B. 2012. Studi Kimia Antarmuka Pada Reaksi Hidrogenasi Gasolin

    Dengan Katalis Ni/Al2O3.(Skripsi). Universitas Indonesia.

    Beiser., A. 2003. Concepts of Modern Physiscs. McGraw-Hill Kogakusha, Inc.

    Japan. Hal 3-15.

    Dixon., P.2012. Theory and Application of RFatau Microwave Absorber. New

    York: Emerson dan Cuming Microwave Products. Hal 1-19.

    Dunsmore, JP. 2012. Handbook of Microwave Component Measurements with

    Advanced VNA Techniques. John Wiley and Souns, Ltd. New Delhi. Hal 2-

    33.

    Friel., J. J. 2003. X-Ray and image Analysis In Electron Microscopy. Amerika (US):

    Prienceton Gamma-Teach.

    Gunawarman. 2013. Konsep dan Teori Metalurgi Fisik. Yogyakarta: Andi Offset.

    Griffin, B. J and Reissen, V. A. 1991. Scanning Electron Microscopy Course Note.

    TheUniversity of Western Australia. Nedlands. Hal 1-10.

    Gschneidner, K.A. (2006). Handbook on the Physics and Chemistry of Rare

    Earths. Volume 36. The Netherlands: Elsevier. Pp. 286–288.

    Gupta, N., Verma, A., Subhash, C., Kashyap., and D.C.Dube. 2006.

    Microstructural, Dielectric and Magnetic Behavior of Spin-Deposited

    Nanocrystalline Nickel Zinc Ferrite Thin Films for Microwave Applications.

    Journal of Magnetism and Magnetic Materials. Vol. 308. Pp. 137-142.

  • 27

    Hapsari, Ade Utami., Jarot raharjo, Damish, and Wahyudin. 2018. Sintesis dan

    Karakterisasi CeNi5 dari Oksidasi Logam Tanah Jarang dengan Metode Solid

    State. Pusat Teknologi Material Gedung 224 Kawasan Puspitek Serpong.

    Tangerang Selatan.

    Harris, J.R. 2002. Mathematical Modelling of Mechanical Alloying. (Tesis). The

    University of Nottingham.

    Hu, Wei-Kang., Roman, V. D. Christopher., Nwakwuo., Thomas, H., Jan, P.M.,

    Jan, K.S, Volodymyr, A., Yarttys. 2013. Annealing Effect on Phase

    Composition and Electrochemical Properties of The Co-free La2MgNi9

    Anode for ni-Metal Hydride Batteries. Electrochimia Acta. 96. 27-33.

    Ismunandar. 2006. Padatan Oksida Logam: Struktur, Sintesis, dan Sifat-Sifatnya. Bandung: ITB.

    Kaatze, U. 1995. Fundamentals of Microwaves. Radiation Physics and Chemistry.

    Vol. 45. Pp. 539-548.

    Khorrami, S., Gharib,F., Mahmoudzadeh, G., Sadat Sepehr,S., Sadat Madani, N.,

    Naderfar., and Manie, S. 2011. Synthesis and Characterization of

    Nanocrystalline Spinel Zinc Ferrite Prepared by Sol-Gel Auto-Combustion

    Technique. International Journal of Nano Dimension. Vol. 1. Pp. 221–224.

    Kurmude, V., Kale,C.M., Aghav, C.M., Shengule, D.R., and Jadhav, K.M. 2014.

    Superparamagnetic Behavior of Zinc-Substituted Nickel Ferrite

    Nanoparticles and its Effect on Mossbauer and Magnetic Parameters. Journal

    Supercond Nov Magn. Vol. 1. Pp. 1-9.

    Ladole, C. A. 2012. Preparation and Characterization of Spinel Zinc Ferrite ZnFe2O4. International Journal Chemical Science. Vol. 10. Pp. 1230–1234.

    Mallapur., M.M., Shaikh, P.A., Kambale, R.C., Jamadar, H.V., Mahamuni,

    P.U., Chougule, B.K. 2009. Structural and electrical properties of

    nanocrystalline cobalt substituted nickel zinc ferrite. Journal of Alloys and

    Compounds. No.1. Pp. 1-6.

    Manju, Kurian, dan Divya Nair. 2013. Effect of Preparation Conditions on Nickel

    Zinc Ferrite Nanoparticles: A Comparison Between Sol–Gel Auto

    Combustion and Co-Precipitation Methods. Journal of Saudi Chemical

    Society. Vol. 3. No. 3. Pp. 1-9.

    Nasution ELY and Astuti. 2012. Sintesis Nanopartikel PAni/Fe3O4 sebagai

    Penyerap Gelombang Mikro. Jurnal Fisika Unand. Vol. 1. No. 1. Pp.37-44.

    Nursanti, Ida, Zaenal Mushlisin, Heri Sutanto, dan Iis Nurhasanah. 2011. Struktur

    Nanokristal CeO2 yang disintesis Menggunakan Metode Presipitasi dengan

    Variasi Lama Waktu Kalsinasi. Vol. 14. No .4. Pp 115-122.

  • 28

    Reinhardt, K., and Winkler, H. 2000. Cerium Mischmetal, Cerium Alloys, and

    Cerium Compounds, Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry,

    Weinheim: Wiley-VCH.

    Roop, R. C. 2003. Solid State Chemistry, Elsevier. Netherland.

    Sembiring, S. 2014. Buku Ajar Preparasi dan Karakterisasi Bahan. Jurusan

    Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

    Lampung. Bandar Lampung. Pp. 1-49.

    Sinthiya, M. M., Ramamurthi, K., Mathuri, S., Manimozhi, T., Kumaresan, N. ,

    Margoni, M., and Karthika, P.C. 2015. Synthesis of Zinc Ferrite (ZnFe2O4)

    Nanoparticles with Different Capping Agents. International Journal

    Chemical Technology Research. Vol. 7. Pp. 2144–2149.

    Sharma, N., Aghamkar, P., Kumar., S . Bansal, M., Anju, and Tondon, R.P.

    2014. Study of Structural and Magnetic Properties of Nd Doped Zinc Ferrites. Journal of Magnetism and Magnetic Materials. Vol. 369. Pp. 162–167.

    Sheikh, S., Mohamed, M., Rashad., and Farid, A.H. 2012. Morphological

    Investigation and Magnetic Properties of Nickel Zinc Ferrite 1D

    Nanostructures Synthesized Via Thermal Decomposition Method. Journal

    Nanopart Res. Vol. 15. Pp. 1-10.

    Shinde, T.J., A.B. Gadkari, and Vasambekar, P.N. 2010. Effect of Nd3+

    Substitution on Structural and Electrical Properties of Nanocrystalline Zinc

    Ferrite. Journal of Magnetism and Magnetic Materials. Vol. 322. Pp. 2777–

    2781.

    Smallman, R. and Owen Bishop. 1995. Modern Physics Metallurgy And Materials

    Engineering. Butterworth-Heinemam. Oxford.

    Singh, P., V. K. Babbar, A. Razdan, S. L. Srivastava, and R. K. Puri.1999. Complex Permeability and Permittivity, and Microwave Absrption Studies of Ca(CoTi)xFe12−2xO19 Hexaferrite Composites in X-Band Microwave Frequencies. Materials Science and Engineering. Vol. 67. Pp. 132–138.

    Sisodia, M. L. 2007. Microwaves: Introduction to Circuits, Devices and Antennas.

    New Delhi: New Age International. Hal 12-13.

    Soren, Siba, Monalisa Bessoi, and Purneudu Parhi. 2015. A Rapid Microwave

    Initiated Polyol Synthesis of Cerium Oxide Nanoparticle Using Different

    Cerium Precursors. Department of Chemistry, Ravenshaw University,

    Cuttack, Odisha India.

    Srivastava, G. P., and Vijay L. G. 2006. Microwave Devices and Circuit Design. New Delhi: PHI Learning.

  • 29

    Thakur, S., Katyal, S. C., Gupta, A., Reddy, V. R., and Singh, M. 2013. Magnetic

    Properties and Mossbauer Spectroscopy Characterization. Department of

    Physics, Jaypee University of Information Technology,

    Waknaghat, Solan. Pp. 1-10.

    Wahyuni, L. N., Widyastuti, dan R. Fajarin. 2016. Pengaruh Jumlah Lapisan

    Terhadap Reflection Loss pada Komposit Barium Heksaferit/Polianilin

    Sebagai RAM (Radar Absorbing Material). Jurnal Teknik ITS. Vol. 5. Pp. 130–134.

    Wang, Z., Yanhui, Z., Jie, M., Jianzhon, W.2014. Study on Cerium Doped Flower-

    like ZnO Microcrystaline Preparation and

    Its Microwave Absorbing Properties. Vol.834-836. Pp. 12-17.

    Yan, Longgang., Jianbo Wang., Yunzhe Ye., Zhi Hao., Qingfang Li. 2009.

    Broadband and Thin Microwave Absorber of Nickel–Zinc Ferrite/Carbonyl

    Iron Composite. Journal of Alloys and Compounds. Vol. 487. Pp. 708–711.

    Yunasfi, W. A. Adi, Mashadi, and P. A. Rahmy. 2017. Magnetic and Microwave

    Absorption Properties of Nickel Ferrite (NixFe3-xO4) by HEM Technique. Malaysian Journal of Fundamental and Applied Sciences. Vol. 13. Pp. 203-206.

    Yunasfi, Mashadi, dan A. Mulyawan. 2017. Bahan Absorber Gelombang Mikro

    Ni(1,5-x)LaxFe1,5O4 dengan Metode Sol Gel. Jurnal Sains Materi Indonesia. Vol. 19. Hal. 19-24.

    Zare, F. 2011. Electromagnetic Interference Issuse in Power Electronics and

    Power System. Netherland: Bentham Science Publisher.

    Zhang, Z., Yao, G., Zhang, X., Ma, J., and Lin, H. 2015. Synthesis and

    Characterization of Nickel Ferrite Nanoparticles via Planetary Ball Milling

    Assisted Solid-State Reaction. Ceramics International. Vol. 41. Pp. 4523– 4530.

    1. dinda hasil.pdf3. dpus.pdf


Recommended