+ All Categories
Home > Documents > EVOLUSI DALAM PELAPORAN KEUANGAN...

EVOLUSI DALAM PELAPORAN KEUANGAN...

Date post: 29-Aug-2018
Category:
Upload: vuongtruc
View: 237 times
Download: 4 times
Share this document with a friend
30
EVOLUSI DALAM PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN :ANALISIS SEMIOTIK ATAS INTEGRATED REPORTING PT UNITED TRACTORS TBK Yuni Widiyastuti Anis Chariri, S.E., M.Com, Ph.D, Akt. ABSTRACT This study is a qualitative research conducted to analyze PT United Tractors Tbk Integrated Reports. The purpose of this study is to understand and analyze the evolution of financial reporting practices especially integrated reporting PT United Tractors Tbk whether it complies with the standards of IIRC and how companies disclose the required elements in the integrated reporting. In addition, this study aims to understand and analyze the company reasons to use the integrated reporting in the annual report. This study uses a semiotic analysis of the integrated report PT United Tractors Tbk . It uses semiotic approach to analyze the annual report. The data used is annual report of PT United Tractors Tbk in 2008 ,2009, and 2010. The data obtained by downloading it from official website. The results showed that the company doing the evolution of financial reporting using the integrated reporting format along with the principles and elements contained in the integrated reporting standards IIRC about integrated reporting. PT United Tractors Tbk reveales elemen of integrated reporting in the statement of board commissioner, board director, and management analysis. The company uses integrated reporting to gain legitimacy from stakeholders. This study also gives an information that PT United Tractors Tbk do the evolutionary process in their annual report. Keywords : evolution, integrated reporting, annual report, semiotic
Transcript

EVOLUSI DALAM PELAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN :ANALISIS SEMIOTIK ATAS

INTEGRATED REPORTING PT UNITED

TRACTORS TBK

Yuni Widiyastuti

Anis Chariri, S.E., M.Com, Ph.D, Akt.

ABSTRACT

This study is a qualitative research conducted to analyze PT United Tractors Tbk

Integrated Reports. The purpose of this study is to understand and analyze the evolution of

financial reporting practices especially integrated reporting PT United Tractors Tbk

whether it complies with the standards of IIRC and how companies disclose the required

elements in the integrated reporting. In addition, this study aims to understand and analyze

the company reasons to use the integrated reporting in the annual report.

This study uses a semiotic analysis of the integrated report PT United Tractors Tbk .

It uses semiotic approach to analyze the annual report. The data used is annual report of PT

United Tractors Tbk in 2008 ,2009, and 2010. The data obtained by downloading it from

official website.

The results showed that the company doing the evolution of financial reporting using

the integrated reporting format along with the principles and elements contained in the

integrated reporting standards IIRC about integrated reporting. PT United Tractors Tbk

reveales elemen of integrated reporting in the statement of board commissioner, board

director, and management analysis. The company uses integrated reporting to gain

legitimacy from stakeholders. This study also gives an information that PT United Tractors

Tbk do the evolutionary process in their annual report.

Keywords : evolution, integrated reporting, annual report, semiotic

PENDAHULUAN

Laporan keuangan mempunyai peranan penting bagi terciptanya suatu komunikasi

antara pihak manajemen dengan pihak lain yang berkepentingan seperti investor, issuer, dan

penjamin emisi. Laporan keuangan dapat dipandang sebagai sarana untuk mempertanggung

jawabkan segala sesuatu yang dilakukan manajer atas sumber daya pemilik (Belkaoui, 1993).

Dengan demikian laporan keuangan merupakan media untuk mengukur kinerja suatu

perusahaan yang diharapkan dapat menyediakan informasi bermanfaat bagi pihak

berkepentingan dalam mengevaluasi keberhasilan perusahaan.

Pada awalnya laporan keuangan cenderung bersifat sederhana yang memuat informasi

kuantitatif tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas, perubahan ekuitas dan

penjelasan atas laporan keuangan. Namun, seiring dengan perkembangan bisnis dan

teknologi, laporan keuangan tidak hanya berisi informasi kuantitatif, akan tetapi berisi

informasi kualitatif. David (2002) menyatakan bahwa pada perkembangannya, pelaporan

keuangan yang diwujudkan dalam annual report tidak hanya menyajikan informasi kuantitatif

tetapi juga informasi lain seperti text, foto, tabel, grafik dan narrative text. Narrative text di

dalam pelaporan perusahaan antara lain meliputi sambutan yang disampaikan oleh direktur

dan komisaris serta analisis manajemen. Diskusi dan analisis manajemen digunakan sebagai

alat untuk menjelaskan mengenai tujuan dari perusahaan. Sambutan dari Dewan Direksi dan

Dewan Komisaris berisi informasi tentang ringkasan kinerja masa lalu dan rencana kerja

yang akan datang (Yuthas et al ,2002).

Kemunculan informasi lain selain informasi kuantitatif bukannya tanpa tujuan bagi

perusahaan. Informasi non-kuantitatif dimunculkan perusahaan dengan tujuan untuk

membentuk atau memunculkan suatu image tertentu sebagaimana yang diinginkan

perusahaan. Perusahaan cenderung menginginkan image yang positif serta menghindari

image negatif (Gardner dan Martinko, 1988). Pembentukan image positif dipilih perusahaan

karena dapat menguntungkan posisi perusahaan di mata masyarakat dan pihak eksternal yang

berkepentingan.

Pembentukan image positif melalui pesan dalam annual report merupakan strategi

yang digunakan perusahaan untuk membangun kepercayaan publik (Kohut dan Segars,

1992). Oleh karena itu perusahaan berusaha untuk menciptakan sesuatu di dalam pelaporan

keuangannya sehingga menarik kepercayaan bagi investor, masyarakat umum, dan calon

pemegang saham. Hal tersebut membuat narrative text di dalam annual report menjadi hal

yang penting bagi perusahaan dan menarik perhatian beberapa akademisi untuk meneliti isu

berkaitan dengan laporan keuangan.

Anderson dan Epstein (1995) dalam Chariri (2006) menyatakan bahwa penelitian di

dalam laporan keuangan cenderung dimaksudkan untuk meneliti manfaat laporan keuangan

dalam membuat keputusan ekonomi. Hal ini didukung oleh Azam, et al (2011) yang meneliti

tentang manfaat integrated reporting untuk meningkatkan transparansi di dalam operasi

perusahaan. Di dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa dengan meningkatnya transparansi

akan meningkatkan kepercayaan stakeholder. Hal ini terjadi karena stakeholder dapat melihat

kinerja perusahaan dalam segala aspek sehingga mempermudah dalam pengambilan

keputusan bisnis dan menilai risiko yang akan dihadapi. Penelitian tersebut menunjukkan

bahwa laporan keuangan memegang peranan dalam mewujudkan suatu pengambilan

keputusan ekonomi. Namun demikian, penelitian tersebut mengabaikan aspek semiotik yang

berhubungan dengan cara-cara yang digunakan oleh perusahaan dalam mendesain format dan

isi laporan keuangan.

Semiotik adalah model penelitian kualitatif yang dilakukan untuk memahami makna

yang muncul dari simbol, tanda, angka atau kata yang disampaikan pihak pemberi pesan

melalui media komunikasi tertentu (Hoed, 2007). Penelitian tentang semiotik diantaranya

yaitu dilakukan oleh Yusoff dan Glen (2009) tentang tujuan pelaporan pengungkapan

lingkungan perusahaan di Australia dan Malaysia dengan menggunakan metode semiotik.

Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa tujuan pelaporan lingkungan perusahaan

adalah untuk meningkatkan reputasi perusahaan.

Penelitian lain yang berhubungan dengan pelaporan keuangan dari sisi semiotik

pernah dilakukan oleh Nugroho (2009) yang meneliti tentang penggunaan cerita retorik oleh

PT Aneka Tambang Tbk dalam mengungkapkan corporate social responsibility pada

sustainability report. Penelitian lain juga dilakukan oleh Fitriany (2009) yang meneliti cara

dan alasan penggunaan retorika pada annual report beberapa perusahaan ketika perusahaan

mengalami kerugian. Budiani (2011) juga meneliti tentang narsisme bahasa yang digunakan

di dalam annual report beberapa perusahaan yang mengalami kerugian untuk menciptakan

image positif. Namun demikian, penelitian tersebut mengabaikan arti penting integrasi

elemen pembentuk pelaporan keuangan yang mengukur keberhasilan perusahaan secara

komprehensif.

Kebutuhan untuk memenuhi informasi dalam pengambilan keputusan membuat luas

lingkup pelaporan keuangan makin berkembang. Saat ini tren format pelaporan keuangan

mulai berkembang menjadi integrated reporting. Fenomena ini muncul sebagai dampak dari

adanya krisis keuangan global yang menimpa Amerika pada tahun 2008 (Azam, et al.2011;

Krzus 2010). Krisis tersebut menyebabkan banyak kalangan meragukan isi yang ada di dalam

annual report. Isi tersebut dianggap kurang mencakup semua aspek yang bermanfaat untuk

menilai kinerja perusahaan secara menyeluruh. Hal membuat pemakai laporan keuangan

menjadi sulit untuk menentukan keputusan bisnis.

Integrated reporting menyediakan satu laporan yang sepenuhnya mengintegrasikan

informasi keuangan perusahaan dan non-keuangan (termasuk environmental, social,

governance, dan intangibles ) (Krzus 2010; Eccles dan Krzus 2010; Oates 2009 dalam Azam,

et al. 2011). Pada dasarnya keinginan suatu perusahaan untuk mengikuti atau tidak mengikuti

perkembangan format pelaporan yang baru seperti integrated reporting, tergantung dari

judgement internal perusahaan itu sendiri.

Argumen di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya pelaporan keuangan merupakan

praktek yang dinamis dan berkembang secara evolusioner bukan revolusioner. Perkembangan

tersebut dapat terjadi karena dinamika bisnis yang semakin kompleks, keinginan untuk

memperoleh legitimasi, dan tuntutan stakeholder. Pandangan ini sejalan dengan pendapat

Hines (1988) yang menyatakan bahwa akuntansi bukanlah merupakan praktik yang statis dan

mengabaikan aspek dinamika sosial. Chariri (2006) juga menyatakan bahwa akuntansi

merupakan praktik yang dinamis dan dibentuk berdasarkan interaksi sosial antara individu

dengan lingkungannya. Praktik pelaporan keuangan berkembang seiring dengan

perkembangan lingkungan bisnis, hukum dan ekonomi. Konsekuensinya, agar perusahaan

dapat memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan para stakeholder, perusahaan harus

mampu menyesuaikan format dan isi informasi yang disajikan dalam pelaporan keuangan.

Atas dasar argumen di atas, penelitian ini dibangun atas dasar ontology bahwa praktik

pelaporan keuangan merupakan praktik yang bersifat evolusioner berkaitan dengan

penyediaan informasi tentang kegiatan dan keberhasilan suatu perusahaan. Praktik pelaporan

yang evolusioner tersebut dilakukan oleh perusahaan sebagai media untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya dari tuntutan dan tekanan stakeholder. Oleh karena pemahaman

tentang evolusi pelaporan keuangan tidak dapat dilakukan dengan pendekatan kuantitatif

berbasis model statistik, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma

interpretive dan didasarkan pada teknik penelitian semiotik atas praktik pelaporan keuangan

yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Praktik pelaporan keuangan bukanlah praktik yang bersifat statis tetapi praktik yang

bersifat dinamis yang melibatkan aspek sosial, kultur, bahasa dan penyusun serta pihak yang

mengkonsumsi laporan yang dihasilkan. Pelaporan keuangan memiliki aspek retorika yaitu

bagaimana laporan tersebut didesain oleh perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari para

stakeholder. Dari sisi, semiotika, format dan isi dari suatu laporan memiliki tujuan dan makna

tertentu yang harus diinterpretasikan oleh penerima pesan (pemakai). Penelitian tentang

pelaporan keuangan seharusnya dikaitkan juga dengan aspek semiotika karena akuntansi pada

dasarnya ada media komunikasi atau bahasa bisnis yang melibatkan aspek semiotik

(Belkaoui, 2006 ). Namun demikian sebagian besar penelitian yang ada mengabaikan aspek

retorika dan semiotika dalam pelaporan keuangan.

Akuntansi bukan sekedar menyajikan angka, akan tetapi merupakan media untuk

mengakui eksistensi perusahaan di dalam industri. Pelaporan keuangan seharusnya dipahami

dari perspektif yang terintegrasi yang melibatkan berbagai elemen dalam pelaporan tersebut

seiring dengan perkembangan bisnis dan tuntutan para stakeholder. PT United Tractor Tbk

adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang mencoba untuk menerapkan integrated

reporting dan memperoleh beberapa penghargaan, yang terbaru diantaranya adalah “ Best

CSR Disclosure in Annual Report” pada ajang ISRA Award 2010. Praktek pelaporan CSR

merupakan bagian dari integrated reporting sehingga menarik untuk diteliti.

Pelaporan keuangan PT United Tractor menarik untuk diteliti karena selain

memperoleh penghargaan, perusahaan tersebut juga termasuk unik karena penyusunan

integrated reporting bukanlah praktek yang diwajibkan di Indonesia. Perusahaan tersebut

secara sukarela menerapkan integrated reporting sehingga menarik untuk dipahami mengapa

dan bagaimana perusahaan tersebut menerapkan model pelaporan tersebut. Oleh karena itu

penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian berikut ini.

1. Apakah pelaporan keuangan PT United Tactors Tbk telah menerapkan prinsip-

prinsip Integrated Reporting IIRC ?

2. Bagaimana cara PT United Tractors Tbk mengungkapkan elemen-elemen yang

diperlukan dalam integrated reporting ?

3. Mengapa PT United Tractors Tbk memilih menggunakan format integrated

reporting di dalam annual reportnya?

TELAAH TEORI

Akuntansi Sebagai Bahasa Bisnis

Akuntansi merupakan suatu sarana untuk mengkomunikasikan informasi perusahaan

(Belkaoui, 1993). Oleh karena itu akuntansi dianggap sebagai bahasa bisnis. Ijiri (dikutip

oleh Belkaoui, 1993) berpendapat bahwa akuntansi memiliki banyak hal yang sama dengan

bahasa lain karena berbagai aktivitas bisnis perusahaan dilaporkan dalam laporan akuntansi

menggunakan bahasa akuntansi.

Bahasa dibentuk dari simbol-simbol (tanda-tanda) yang saling berhubungan antara

satu dengan yang lain. Keberadaan simbol memerlukan pemahaman yang jelas karena simbol

bukan merupakan tanda yang disusun secara acak tetapi mengarah pada konsep tertentu

(Chariri, 2010). Simbol atau tanda disusun dengan menggunakan pola tertentu yang mengatur

pengunaannya. Oleh karena itu pemahaman terhadap simbol atau tanda tersebut sangat

tergantung pada makna yang disampaikan pemberi simbol dan makna yang ditangkap oleh

penerima simbol.

Dalam konteks akuntansi, berbagai simbol (tanda, warna, gambar, huruf, dan lain-

lain) digunakan perusahaan dengan maksud untuk menyampaikan suatu pesan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan (Chariri, 2010). Akuntansi menggunakan simbol-simbol tertentu

yang dituangkan di dalam bentuk elemen-elemen laporan keuangan, foto/gambar dan

narrative text tertentu. Pemahaman terhadap simbol tersebut dapat dilakukan dengan

memahami konsep semiotik.

Teori Semiotik

Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari tanda yang ada di dalam kehidupan

manusia (Hoed, 2007). Di dalam kehidupan manusia selalu ada makna dari setiap hal yang

ada di sekitar manusia. Tanda tersebut terkadang tidak dimengerti oleh manusia karena

ketidakmampuan manusia dalam memahami tanda tersebut.

De Saussure (1916) dalam Hoed (2007) memandang tanda sebagai pertemuan antara

bentuk dengan makna. Di dalam teorinya, Saussure memakai istilah significant dan signified

untuk membedakan segi bentuk sebagai tanda dengan makna. Pemberi pesan menyampaikan

tanda tertentu (significant) dan penerima pesan akan mencari makna (signified) atas tanda

yang disampaikan pemberi pesan sesuai dengan pemahaman yang dimilikinya. Misalnya,

ketika pemberi pesan berkata “mawar” maka penerima pesan akan memaknai kata “mawar”

sesuai dengan struktur kata-kata yang mengikuti kata “mawar” tersebut. Makna “mawar”

pada struktur kalimat “Amir sedang menanam mawar” akan berbeda maknanya pada struktur

kalimat “Amir sedang jatuh cinta pada Mawar”. Oleh karena itu, sesuai dengan teori yang

dikemukakan Saussure, segala sesuatu yang terdapat di dalam kehidupan manusia dilihat

sebagai bentuk yang memiliki makna tertentu.

Pelaporan Keuangan Perusahaan

Pelaporan keuangan perusahaan merupakan media yang digunakan untuk

mengkomunikasikan pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik sumber daya

(Belkaoui, 1993). Menurut SFAC No 1 (FASB, 1978) tujuan dari laporan keuangan adalah

menyediakan :

1. Informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan investasi;

2. Informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan kredit;

3. Informasi dalam menilai arus kas di masa depan;

4. Informasi mengenai sumber daya perusahaan, claim terhadap sumber daya dan

perubahan yang terjadi pada sumber daya tersebut.

Pelaporan keuangan tidak hanya berisi informasi yang bersifat kuantitatif saja

(laporan keuangan yang sudah diaudit), melainkan juga berisi media lain yang dapat

berkaitan langsung atau tidak langsung dengan informasi yang disajikan sistem akuntansi

yang digunakan. Wolk et al (2004) menyatakan bahwa pelaporan keuangan perusahaan

meliputi laporan keuangan yang sudah diaudit yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berterima umum dan media pelaporan lain yang digunakan untuk menyampaikan informasi

bagi para pihak yang berkepentingan. Dalam FASB (1978) SFAC No 1 tentang tujuan

pelaporan keuangan pada usaha bisnis disebutkan :

Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media

pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung,dengan

informasi yang disediakan oleh system akuntansi – yaitu informasi tentang sumber-

sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain.

Penelitian mengenai pelaporan keuangan telah berkembang sehingga tidak hanya

meneliti mengenai manfaat dan kualitas laporan keuangan tetapi menyajikan tema yang

berbeda seperti pengungkapan informasi kualitatif dan informasi lain yang berkaitan dengan

laporan keuangan seperti ESG (economic, social,dan governance) (KPMG 2010; Krzus

2010). Deegan (1997) meneliti tentang materialitas pengungkapan informasi lingkungan bagi

pengguna annual report. Annual report menjadi fokus utama bagi beberapa kelompok

pengguna laporan keuangan untuk menilai kinerja lingkungan perusahaan (Epstein and

Freedman,1994; Hart et al., 1991; Tilt, 1994 dalam Deegan 1997 ). Davison, et al (2007)

meneliti kekuatan komponen kualitatif yaitu narrative text ( gambar, teks, grafik ) untuk

mengkomunikasikan tujuan organisasi di dalam annual report. Oleh karena itu informasi

kualitatif dan informasi lain yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan laporan

keuangan memegang peranan penting bagi pelaporan keuangan dan pihak berkepentingan.

Teori Legitimasi

Suchman (1995) mengatakan bahwa legitimasi adalah sebagai persepsi umum dimana

tindakan yang dilakukan sebuah perusahaan merupakan tindakan yang layak, pantas,

diinginkan atau sesuai dengan sistem yang ada. Gray et al (1996, p.45 dalam Deegan 2002)

menyatakan bahwa teori legitimasi adalah :

…sistem yang berorientasi terhadap pandangan organisasi dan masyarakat...

memungkinkan kita untuk fokus pada peran informasi dan pengungkapan dalam

hubungan antara, negara, individu, dan kelompok.

O’Donovan (2000) mengatakan bahwa legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai

sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau

dicari perusahaan dari masyarakat. Deegan (2001) menyatakan bahwa organisasi akan terus

menerus berusaha untuk mencari dan memastikan bahwa mereka beroperasi di dalam batas

serta norma masyarakat sekitar dan memastikan bahwa aktivitas yang mereka lakukan adalah

aktivitas legitimat. Pada saat terjadi perbedaan nilai antara nilai sosial perusahaan dan sistem

nilai masyarakat maka akan ada ancaman terhadap legitimasi perusahaan (Lindblom, 1994

dalam Deegan 2002).

Teori Stakeholder

Stakeholder didefinisikan sebagai individu atau kelompok yang dapat mempengaruhi

atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi (Freeman, 1984). Teori stakeholder

mengatakan bahwa perusahaan bukan entitas yang beroperasi untuk kepentingan sendiri

namun harus memberikan kontribusi terhadap kepentingan stakeholder. Dengan demikian

eksistensi perusahaan di lingkungan industrinya dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan

oleh stakeholder perusahaan (Ghozali dan Chariri, 2007).

Stakeholder pada umumnya dapat mengendalikan pemakaian sumber ekonomi yang

digunakan di dalam perusahaan. Kekuatan stakeholder untuk mengatur atau mempengaruhi

pemakaian sumber daya perusahaan tergantung pada besar kecilnya pengaruh stakeholder di

perusahaan. Kekuatan pengaruh stakeholder di dalam perusahaan dapat berupa akses

terhadap media , modal, dan kemampuan mengatur perusahaan (Deegan, 2000 dalam Ghozali

dan Chariri 2007).

Teori Evolusi

Teori Evolusi erat kaitannya dengan kemampuan bertahan suatu makhluk berdasarkan

seleksi alam. Dengan adanya seleksi alam maka organisme akan berkompetisi untuk

mempertahankan hidup di tengah lingkungan yang selalu berubah. Di dalam Teori Evolusi

Darwin terdapat pernyataan yang menyatakan bahwa “ it is not the strongest of the species

that survives, nor the most intelligent, but the one most responsive to change”.

Pernyataan dari Darwin tersebut memiliki makna bahwa makhluk yang mampu

bertahan hidup adalah makhluk yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya

bukan makhluk yang paling cerdas atau paling kuat. Teori evolusi ini adalah teori yang

digunakan sebagai cermin dalam memahami evolusi praktik pelaporan keuangan. Menurut

Crawford (2011), proses evolusi suatu standar pelaporan bagi entitas bisnis sudah dimulai

sejak beberapa tahun yang lalu.

Evolusi tersebut dimulai dari konsep pelaporan yang sederhana, yang melibatkan

aspek keuangan dengan fokus utama pada penilaian kinerja keuangan (laba). Dalam

perkembangannya, pelaporan keuangan kemudian makin berkembang dengan fokus pada

konsep 3P (profit, people dan planet) atau dikenal dengan konsep triple bottom line,

kemudian muncul pelaporan CSR dan terakhir integrated reports. Semua konsep tersebut

dirumuskan ke dalam standar dan kerangka kerja.

Integrated Reporting

Konsep inti dari integrated reporting adalah menyediakan satu laporan yang

sepenuhnya mengintegrasikan informasi keuangan perusahaan dan non keuangan seperti

masalah environmental, governance, social issues (Krzus 2010; Eccles dan Krzus 2010;

Azam, et al. 2011; PwC 2010; Oates 2009; White 2005).

Integrated reporting menekankan pentingnya suatu transparansi di dalam pelaporan

kinerja perusahaan. Transparansi dalam pelaporan adalah hal penting untuk membangun

kembali kepercayaan publik (Krzus, 2010). Suatu pelaporan kinerja yang dilakukan

perusahaan akan memberikan wawasan mengenai bagaimana sebuah perusahaan

memandang dirinya sendiri dan perannya dalam masyarakat. Ini mengkomunikasikan kinerja

perusahaan, yang baik dan buruk. Hal tersebut akan menciptakan komitmen untuk

meningkatkan kinerja perusahaan di masa depan dan menetapkan akuntabilitas untuk

mencapai tujuan.

Implementasi integrated reporting pada suatu perusahaan bukanlah sekedar technical

exercise (White, 2010). Hal ini disebabkan integrated reporting menghubungkan dua tradisi

mendasar dalam pengungkapan perusahaan, yaitu laporan keuangan dan laporan

keberlanjutan. Menurut White (2010) kerangka integrated reporting dibangun di atas konsep

capital stewardship. Capital stewardship didefinisikan sebagai pemeliharaan dan perluasan

berbagai bentuk modal, yang semuanya berkontribusi untuk penciptaan nilai jangka panjang

oleh perusahaan. Capital stewardship dioperasionalkan dengan mengurai konsep menjadi

lima komponen yang disingkat "INFOS” ( intellectual, natural, financial, organizational and

social capital).

International Integrated Reporting Council membagi modal atau capital menjadi

enam kategori (IIRC, 2011). Modal tersebut adalah sebagai berikut :

1. Modal intelektual, yaitu intangible yang memberikan manfaat kompetitif, diantaranya

adalah paten, copyright, software, dan sistem organisasi

2. Modal alam yaitu input terhadap produksi barang atau ketentuan mengenai suatu jasa.

3. Modal keuangan yaitu modal yang tersedia bagi organisasi untuk memproduksi

barang dan jasa serta diperoleh melalui pembiayaan, seperti utang, ekuitas, hibah, atau

yang dihasilkan melalui operasi dan investasi.

4. Modal pabrik yaitu modal yang berbeda dengan modal alam yang digunakan dalam

memproduksi barang dan jasa, contohnya adalah gedung, peralatan dan infrastruktur.

5. Modal manusia yaitu kemampuan seseorang dan motivasinya untuk berinovasi seperti

kemampuan untuk memahami dan menerapkan startegi organisasi.

6. Modal sosial yaitu lembaga dan hubungan yang dibangun di dalam dan diantara

kelompok dan stakeholder untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.

International Integrated Reporting Council (IIRC) memiliki prinsip-prinsip panduan

tentang integrated reporting. Berikut adalah prinsip-prinsip tersebut :

1. Fokus strategi

Integrated report menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi dengan

kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan nilai organisasi. Integrated

Report mengkomunikasikan apa yang penting bagi organisasi dari perspektif

strategis. Hal tersebut berarti menjelaskan mengenai (1) tujuan strategis organisasi;

(2) strategi yang telah digunakan beserta rencana implementasi; (3) hubungan

keduanya dengan komponen lainnya dari model bisnis.

2. Konektivitas informasi

Integrated report menunjukkan hubungan komponen yang berbeda di dalam

organisasi bisnis diantaranya adalah faktor eksternal yang mempengaruhi organisasi.

Konektivitas adalah pusat untuk memastikan bahwa integrated report dapat

menjelaskan tentang perubahan di dalam pengambilan keputusan bisnis serta

hubungannya dengan pemikiran bisnis dan aktivitas bisnis. Contoh konektivitas

termasuk:

1. Informasi tentang pengaruh dampak perubahan di lingkungan pasar terhadap

strategi organisasi.

2. Hubungan antara strategi dengan key performance indicators (KPIs), key risk

indicators (KRIs) dan remunerasi.

3. Orientasi Masa Depan

Integrated report menyajikan informasi harapan manajemen tentang masa

depan. Informasi tersebut bermanfaat membantu pengguna laporan untuk memahami

dan menilai prospek organisasi beserta risiko yang dihadapi. Orientasi ke masa depan

meliputi: (1) keseimbangan kepentingan organisasi pada jangka pendek dan jangka

panjang; (2) harapan organisasi kedepan; (3) rencana masa depan suatu organisasi; (4)

kemungkinan tantangan dan hambatan .

4. Tanggapan terhadap stakeholder

Integrated report memberikan pengetahuan mengenai relasi antara organisasi

dengan stakeholder. Integrated report juga memberi pandangan tentang bagaimana

serta sejauh mana organisasi memahami, memperhitungkan dan menanggapi

kebutuhan para stakeholder. Hal ini membantu organisasi untuk: (1) mengidentifikasi

isu-isu material; (2) mengembangkan dan mengevaluasi strategi organisasi; (3)

mengelola kegiatan termasuk tanggapan dan strategi terhadap masalah yang material.

5. Keringkasan, keandalan, dan materialitas

Sebuah integrated report menyediakan informasi material ringkas yang dapat

dipercaya untuk menilai kemampuan organisasi dalam menciptakan dan

mempertahankan nilai jangka pendek, menengah dan panjang. Oleh karena

menyediakan informasi yang ringkas dan material dan dapat dipercaya maka

manajemen harus dapat mengklasifikasikan informasi yang bermanfaat untuk

memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan bisnis. Dengan begitu

informasi menjadi relevan, reliable, dan material.

Integrated reporting memiliki beberapa elemen yang terkait satu sama lain. Elemen

menurut IIRC (2011) tersebut adalah: (1) ikhtisar organisasi dan model bisnis; (2) konten

operasi termasuk risiko dan peluang; (3) strategi untuk mencapai tujuan; (4) tata kelola dan

remunerasi; (5) kinerja: (6) tampilan masa depan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis semiotik atas

integrated reporting pada annual report perusahaan. Metode kualitatif merupakan suatu

metode yang berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya. Alasan utama

menggunakan metode penelitian ini adalah bahwa penelitian ini cenderung dimaksudkan

untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam narrative text sehingga dapat

dipahami proses evolutif dalam pelaporan keuangan. Penelitian kualitatif adalah tipe

penelitian yang sangat memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas (Cresswell 1994:

Somantri 2005). Oleh karena itu, penelitian ini tidak menggunakan angka-angka sebagai

indikator variabel penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian.

Pendekatan kualitatif digunakan dalam studi ini karena penelitian ini menganalisis

penerapan integrated reporting pada annual report PT United Tractors Tbk dengan

menggunakan analisis semiotik. Alasan lain yaitu penelitian ini dikembangkan berdasarkan

aspek ontology bahwa pelaporan keuangan merupakan proses evolusioner yang berkaitan

dengan penyediaan informasi. Sebagai bagian dari proses evolusioner, penelitian ini

menuntut pemahaman atas narrative text dalam integrated reporting. Pendekatan penelitian

yang berbasis pemahaman (verstehen) hanya dapat dilakukan dengan paradigma interpretive

(Lincoln dan Guba, 1997).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang

dimaksud adalah annual report PT United Tractors Tbk yang diperoleh dari situs resmi PT

United Tractors Tbk. Annual report yang dianalisis adalah annual report tahun 2008, 2009,

dan 2010. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan metode dokumenter (Cresswell

1994: Somantri 2005). Data dan informasi yang bersifat kualitatif diperoleh dengan

memperkaya bacaan yang berasal dari berbagai literature (Gubrium et.al. 1992; Cresswell

1994).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Evolusi Pelaporan Keuangan

PT United Tractors Tbk adalah perusahaan penyedia alat berat Komatsu yang

didirikan pada 13 Oktober 1972. Perusahaan ini mencatatkan saham perdananya di Bursa

Efek Jakarta pada tanggal 19 September 1989 dengan pemegang saham mayoritas perusahaan

PT Astra Internasional Tbk. PT United Tractors Tbk memiliki tiga buah segmen usaha yang

meliputi distributor mesin konstruksi, kontraktor penambangan, dan pertambangan batu bara.

PT United Tractors Tbk telah menerapkan pelaporan keuangannya berdasarkan

format pelaporan integrated reporting sejak tahun 2008. Bukti tersebut dapat dilihat dari

susunan poin-poin di dalam integrated report PT United Tractors Tbk pada tahun 2008 yang

berbeda dengan annual report tahun 2007. Pada tahun 2008 susunan poin-poin lebih detil

dengan perbedaan utama pada pengungkapan terkait masalah economic, environment, social,

dan governance yang diungkapkan lebih jelas pada tahun 2008, 2009, dan 2010.

Prinsip-Prinsip Penyajian Integrated Reporting

IIRC telah mendesain pedoman penyusunan integrated reporting yang dapat

digunakan oleh perusahaan yang berkeinginan untuk menyajikan informasi secara

komprehensif. Salah satu aspek yang dibahas oleh IIRC adalah prinsip-prinsip yang harus

diperhatikan dalam pelaporan terintegrasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah fokus strategi;

konektivitas informasi; orientasi masa depan, tanggapan terhadap stakeholder; keringkasan,

keandalan, dan materialitas.

Fokus strategi PT United Tractors Tbk setiap tahun mengalami perubahan sesuai

dengan perkembangan bisnis dan ekonomi yang terjadi pada tahun tersebut. Hal ini

dibuktikan dengan adanya perbedaan fokus strategi perusahaan pada tahun 2008 sampai

tahun 2010. Terkait fokus strategi pada tahun 2008, Dewan Komisaris memberikan

pernyataan bahwa tahun 2008 merupakan tahun yang penuh kejutan bagi dunia bisnis

internasional dan nasional, akan tetapi perusahaan dapat mengatasi hal tersebut yang

dibuktikan dengan kesuksesan penerbitan sejumlah saham. Bukti dari pernyataan tersebut

diantaranya adalah sebagai berikut : Laporan Dewan Komisaris tahun 2008 pada halaman

24 :

The Company has successfully accomplished Rights Issue to increase its capital just

at the right time several months prior to the occurrence of global and national shock

of capital market.

Konsisten dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2009, Dewan Komisaris

menginformasikan strategi yang telah diimplementasikan dan fokus strategi yang akan

datang. Konsistensi tersebut dapat dilihat dari pernyataan Dewan Komisaris tahun 2009 pada

halaman 26 dan 27 :

During the year in review, the Board of Commissioners and Board of Directors have

been regularly evaluating and reformulating the Company’s strategic plans, covering

the establishment of targets and positioning in the heavy equipment industry as well

as energy resources supply

the Board of Commissioners keeps track thoroughly on the implementation of Astra

Green Company and Astra Friendly Company programs conducted by the Board of

Directors, and indeed providing advices and opinions concerning the program

implementation.

Pada tahun 2009 tersebut, Dewan Komisaris sepertinya ingin memberikan infomasi

bahwa perusahaan telah melakukan strategi untuk mempertahankan posisi perusahaan di

dalam penguasaan industri alat berat di tengah tantangan yang dialami perusahaan dari krisis

ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008.

PT United Tractors Tbk ingin membuktikan keseriusannya di dalam menerapkan

prinsip penyajian integrated reporting terkait fokus strategi. Seperti yang terdapat pada

Laporan Dewan Komisaris pada tahun 2010. Berikut adalah pernyataan Dewan Komisaris

tahun 2010 pada halaman 29 :

During the year of reporting, Board of Commissioners and Board of Directors

regularly evaluated the execution of work program and restructured the Company’s

strategic plans in anticipation of the dynamic evolvement of business condition

Fokus strategi perusahaan pada tahun 2010 tidak berbeda jauh dari tahun 2009 karena

pada tahun ini perusahaan melanjutkan strategi yang telah dicanangkan pada tahun

sebelumnya.

Bukti terkait fokus strategi perusahaan tidak hanya berupa teks narasi seperti yang

tertuang di dalam pernyataan dewan komisaris tetapi terlihat dalam bentuk gambar, grafik,

dan tabel yang ada di dalam integrated report perusahaan. Seperti yang tampak pada

halaman sampul integrated report perusahaan menampilkan gambar dua orang pekerja yang

sedang menunjuk ke arah alat berat. Di dalam sampul yang didominasi warna biru tersebut

juga terdapat gambar langit beserta tulisan “ Moving to the New Horizon”. Sepertinya

perusahaan ingin menginformasikan pada stakeholder bahwa perusahaan ingin mencapai

suatu pencapaian baru terkait kinerja ekonomi yang berhubungan dengan segmen industrinya.

Pada halaman 1 sampai 11 banyak terdapat foto alat berat milik perusahaan, grafik

perkembangan laba dari ketiga segmen industri perusahaan tabel yang berisi ikhtisar

keuangan dan saham milik perusahaan. Secara keseluruhan integrated report perusahaan

banyak menampilkan foto dokumentasi produk perusahaan yaitu alat berat, dokumentasi

kegiatan perusahaan dalam ketiga segmen industrinya, dan tabel terkait informasi keuangan

selama periode pelaporan. Gambar berbeda ditunjukkan pada halaman 84 sampai 116 yang

berisi tentang deskripsi pengelolaan perusahaan. Di dalam laporan terkait pengelolaan

perusahaan, gambar para pegawai adalah yang paling dominan. Sepertinya perusahaan ingin

menunjukkan transparansi tentang pengelolaan SDM perusahaan.

Gambar, grafik, dan tabel yang terdapat dalam integrated report perusahaan juga

memainkan peranan penting dalam menginformasikan fokus strategi perusahaan. Menurut

Barthes (1964) dalam Preston, et al. (1996) bahwa dalam periklanan, gambar disajikan

dengan cara pandang yang paling baik sehingga maknanya dapat mudah dimengerti. Oleh

karena itu pada sampul perusahaan ditampilkan gambar seseorang yang berlari di tengah

padang runput. Orang tersebut seperti ingin mengejar balon udara yang sedang terbang di

langit. Pada sampul yang berwarna cerah tersebut juga tertulis “ the Journey Continues”

sebagai judul dari integrated report tahun 2009.

Konektivitas informasi PT United Tractors Tbk mengalami perkembangan setiap

tahun. Hal tersebut terjadi karena setiap tahun lingkungan bisnis selalu berubah sehingga

dapat mempengaruhi aktivitas dan keputusan bisnis perusahaan. Bukti dari adanya informasi

terkait konektivitas informasi diantaanya terdapat pada pernyataan Dewan Direksi. Berikut

Laporan Dewan Direksi tahun 2008 pada halaman 33 :

related to the crude oil price, follows the trend of drastic decline. However within

short period, there is still hope on the achievement of new balance in the price of

energy commodities – especially coal – in a sufficient level, driven by the demand in

China and India

Hal serupa terlihat pada Laporan Dewan Direksi tahun 2009 dan 2010. Perbedaan

antara tahun 2008, 2009, dan 2010 hanya terdapat pada jenis informasi yang disampaikan

terkait dengan prinsip konektivitas informasi. Contoh perbedaan adalah seperti pada tahun

2010, perusahaan ingin menyampaikan bahwa akibat adanya tren pertumbuhan ekonomi

maka berdampak positif bagi penjualan alat berat yang semakin meningkat.

Laporan Dewan Direksi tahun 2010 pada halaman 36:

Against the backdrop of the country’s rising economy, Construction Machinery

business segment was once again successful and broke its own record of Komatsu

heavy equipment sales

Menurut Yuthas et al (2002) bahwa sambutan dari Dewan Direksi dan Dewan

Komisaris berisi informasi tentang ringkasan kinerja masa lalu dan rencana kerja yang akan

datang. Oleh karena itu maka informasi mengenai orientasi masa depan dapat dilihat dari

sambutan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris. Berikut adalah Laporan Dewan Komisaris

dan Direksi pada tahun 2008 :

Company plans to commence the production in TTA in 2009, with an estimate

production target of three million ton per year, when TTA starts its full commercial

production

Pada tahun 2009, perusahaan berorientasi pada pengembangan kompetensi sumber

daya manusia dan membawa tema “Value Chain Solution For Growth “ seperti yang

terdapat pada pernyataan direksi halaman 37. Di dalam pernyataan direksi terdapat tabel pada

halaman 34 yang menggambarkan tentang perbandingan antara target dengan pencapaian

sebenarnya operasi perusahaan. Dengan adanya tabel dapat memudahkan stakeholder untuk

menganalisis pencapaian perusahaan.

Sedangkan pada tahun 2010 perusahaan fokus pada “ Value Chain Solution For

Growth: Menuju Target Jangka Panjang 2020” seperti yang terdapat dalam pernyataan

komisaris halaman 32 sebagai berikut :

The Board of Commissioners also urges every person in the Company to make the

most of every opportunity arising in 2011 with the spirit of cooperativeness and unity

with all subsidiaries to jointly realize Company’s strategy, Value Chain Solution For

Growth towards Long Term Target 2020

Tanggapan terhadap stakeholder adalah penjelasan terkait segala sesuatu yang

berkaitan dengan respon yang diberikan manajemen perusahaan terhadap kebutuhan para

stakeholder (IIRC, 2011). Berikut analisis pernyataan dari Dewan Komisaris dan Dewan

Direksi :

Laporan Dewan Komisaris tahun 2008 halaman 24 :

The Company has successfully accomplished Rights Issue to increase its capital just

at the right time several months prior to the occurrence of global and national shock

of capital market... Net earnings per share also rose 69% into Rp884 from the

position of Rp524 per share in the last year (after the rights issue

Di dalam pernyataan tersebut, perusahaan ingin menegaskan bahwa perusahaan

sangat peduli terhadap kepentingan stakeholder utama diantaranya pemegang saham dan

pegawai perusahaan.

Perusahaan sepertinya tidak hanya peduli terhadap stakeholder utama saja tetapi

peduli terhadap stakeholder lain seperti masyarakat, partner bisnis dan regulator. Pernyataan

tersebut tidak secara jelas diungkapkan dan terkesan eksplisit. Berikut adalah pernyataan

komisaris pada tahun 2008 halaman 25 :

On the same occasion, the management has been continually caring for the actual

matters in environmental, health and occupational safety aspects, through the

execution of a range of programs that consist of UT Green Forestry and Go-Green

with Astra, as part of the corporate social responsibility initiatives. The balance of

achievement in operational performance, financial performance and social

performance will undoubtedly bring the Company closer to the concept of Good

Corporate Citizen aiming by the Company, by continually leading in its respected

sector of industry.

Keringkasan, keandalan dan materialitas memiliki arti menyediakan informasi

material ringkas yang dapat dipercaya untuk menilai kemampuan organisasi dalam

menciptakan dan mempertahankan nilai jangka pendek, jangka menengah serta jangka

panjang (IIRC, 2011). Dalam hal ini dituntut kemampuan pihak manajemen di dalam

mengklasifikasikan informasi yang material, reliable, dan ringkas. Penerapan prinsip

integrated reporting terkait dengan keringkasan, keandalan, dan materialitas terdapat pada

pernyataan tentang diskusi dan analisis manajemen.

Pada diskusi dan analisis manajemen tahun 2008 terdapat informasi perusahaan yang

telah diklasifikasikan dalam beberapa poin penting. Poin tersebut diantaranya adalah : (1)

prospek sektor usaha, (2) tinjauan hasil operasional per unit usaha selama tahun 2008, (3)

tinjauan keuangan, (4) risiko usaha dan strategi perseroan, (5) pengembangan teknologi

informasi, (6) strategi pemasaran, (7) kejadian setelah tanggal neraca. Poin pada tahun 2008

tidak sama dengan poin yang terdapat di tahun 2009 dan 2010. Poin pada tahun 2009 dan

2010 adalah sama dengan poin sebagai berikut : (1) kondisi umum dan prospek usaha, (2)

laporan kinerja usaha, (3) tinjauan kinerja keuangan, (4) laba rugi, (5) neraca, (6) arus kas,

(7) rasio-rasio keuangan, (8) belanja modal/investasi, (9) prospek dan strategi bisnis di tahun

2009 / 2010, (10) informasi-informasi material.

Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa poin penyajian di dalam analisis dan

diskusi manajemen tahun 2009 dan 2010 lebih rinci dibandingkan tahun 2008.

Cara Mengungkapkan Elemen-Elemen Integrated Reporting Menurut IIRC di dalam

Integrated Reporting PT United Tractors Tbk

Integrated reporting PT United Tractors Tbk 2008, 2009, dan 2010 masing-masing

terdiri atas 288 halaman, 286 halaman , dan 388 halaman. Isi integrated reporting tahun

2008, 2009, dan 2010 apabila dilihat secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan yang

mendasar. Berikut dibahas lebih detil mengenai pengungkapan elemen-elemen integrated

reporting sesuai standar IIRC pada integrated reporting PT United Tractors Tbk pada tahun

2008, 2009, dan 2010 :

1. Ikhtisar organisasi dan model bisnis

Elemen ini menjelaskan mengenai segala sesuatu yang dilakukan perusahaan dan

menjelaskan bagaimana cara perusahaan menciptakan dan mempertahankan nilai (IIRC,

2011). Di dalam integrated reporting tahun 2008 sampai 2010 selalu terdapat teks yang

bertuliskan visi, misi perusahaan seperti yang terdapat pada integrated report 2008 halaman

16, integrated report 2009 halaman 15, dan integrated report 2010 halaman 15. Tidak hanya

berisi informasi tentang visi misi perusahaan, informasi terkait serangkaian kegiatan utama

perusahaan mulai dari menghasilkan barang dan jasa sampai informasi segmen pasar juga

menjadi bagian di dalam elemen ini. Informasi tersebut dapat ditemukan di dalam laporan

dewan direksi, dan analisis dan diskusi manajemen pada masing-masing periode pelaporan.

Penjelasan terkait hal itu tidak hanya berupa teks saja melainkan dapat berupa gambar

yang menunjukkan diagram hubungan perusahaan dengan anak perusahaan berdasarkan

segmen usahanya seperti yang terdapat pada integrated report 2008 halaman 19, integrated

report 2009 halaman 18, integrated report 2010 halaman 20. Gambar lain terkait model

bisnis juga dapat ditemukan diantaranya dalam integrated report tahun 2008 halaman 78

tentang pengembangan teknologi informasi yang dilakukan perusahaan.

2. Konten operasi termasuk risiko dan peluang

Elemen ini menjelaskan mengenai lingkungan operasi perusahaan kaitannya dengan

risiko serta peluang yang ada (IIRC, 2011). Integrated reporting melalui elemen ini ingin

mengidentifikasi lingkungan operasi perusahaan sehingga kemudian dihubungkan dengan

peraturan yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk menciptakan dan

mempertahankan nilai perusahaan. Berikut bukti pengungkapan terkait elemen ini di dalam

integrated report perusahaan :

Elemen ini diungkapkan di dalam poin analisis dan diskusi manajemen pada ketiga

tahun tersebut. Hal tersebut terlihat jelas pada poin-poin penyampaian di dalam analisis dan

diskusi manajemen. Pada analisis dan diskusi manajemen tahun 2008 terdiri atas poin: (1)

prospek sektor usaha, (2) tinjauan hasil operasional per unit usaha selama tahun 2008, (3)

tinjauan keuangan, (4) risiko usaha dan strategi perseroan, (5) pengembangan teknologi

informasi, (6) strategi pemasaran, (7) kejadian setelah tanggal neraca. Sedangkan pada tahun

2009 dan 2010 terdiri atas poin : (1) kondisi umum dan prospek usaha, (2) laporan kinerja

usaha, (3) tinjauan kinerja keuangan, (4) laba rugi, (5) neraca, (6) arus kas, (7) rasio-rasio

keuangan, (8) belanja modal/investasi, (9) prospek dan strategi bisnis di tahun 2009 / 2010,

(10) informasi-informasi material .

3. Strategi untuk mencapai tujuan

Elemen ini menjelaskan strategi dipilih perusahaan agar mencapai tujuan yang

diinginkan (IIRC, 2011). Oleh karena itu perlu adanya identifikasi pengaturan manajemen

risiko perusahaan dan indentifikasi mengenai keunggulan kompetitif yang diharapkan dapat

menciptakan nilai di masa depan. Berikut bukti pengungkapan elemen ini di dalam integrated

report perusahaan :

Pernyataan dari komisaris dan direksi, merupakan salah satu bukti yang memuat

elemen yang menginformasikan strategi perusahaan dengan tujuan yang diinginkan. Hal

tersebut jelas karena pada dasarnya pada direksi dan komisaris memberikan pernyataan

terkait strategi masa depan perusahaan besarta tujuan yang ingin dicapainya (Yuthas et al ,

2002) .

Selain pernyataan direksi dan komisaris, analisis dan diskusi manajemen cukup jelas

menjelaskan elemen ini karena pada bagian itu perusahaan menjelaskan secara keseluruhan

penetapan strategi perusahaan, praktik produksi barang dan jasa sampai pengelolaan hal-hal

yang berkaitan langsung dan tidak langsung terhadap operasi perusahaan. Perusahaan juga

menjelaskan tentang berbagai peristiwa yang mempengaruhi pengambilan keputusan

perusahaan seperti kondidi pasar, perekonomian, dan perubahan standar akuntansi.

4. Tata kelola dan remunerasi

Elemen ini ingin menjelaskan beberapa hal diantaranya tentang kepemimpinan

organisasi dan proses pembuatan keputusan strategis (IIRC,2011). Tidak hanya terkait hal

diatas, tetapi juga terkait tindakan apa yang telah diambil manajemen untuk mempengaruhi

tujuan strategis perusahaan termasuk budaya, nilai-nilai etika, dan hubungan dengan

stakeholder, permasalahan remunerasi. Berikut analisis terkait elemen tata kelola dan

remunerasi :

Elemen tersebut dapat dijumpai pada laporan perusahaan terkait good corporate

governance. Seperti pada good corporate governance 2008 halaman 95 sampai 116

menjelaskan mengenai struktur organisasi perusahaan,pengelolaan perusahaan, struktur

dewan direksi dan dewan komisaris, dan remunerasi dewan direksi dan komisaris. Konsisten

dengan tahun sebelumnya pada tahun 2009 pada halaman 94 sampai 115 dijelaskan mengenai

hal yang sama, begitu juga dengan tahun 2010.

5. Kinerja

Elemen kinerja ingin menjelaskan mengenai hal-hal terkait kinerja organisasi, dampak

organisasi terhadap sumber daya dan korelasi antara keduanya (IIRC, 2011). Berikut analisis

terkait elemen kinerja :

Pada integrated report tahun 2008 sampai 2010 terdapat pernyataan dari dewan

direksi, komisaris, analisis dan diskusi manajemen, beserta sustainability report perusahaan.

Elemen ini terbagi di dalam beberapa poin pelaporan tersebut. Seperti halnya informasi

terkait indikator kinerja dan berbagai hal yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya

perusahaan sampai hasil yang di dapatkan dapat ditemukan dalam pernyataan direksi,

komisaris, analisis dan diskusi manajemen. Sedangkan laporan keberlanjutan khusus

membahas hal yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan yang meliputi

ekonomi, sosial, lingkungan, dan tata kelola perusahaan. Melalui poin tersebut dapat

diketahui posisi perusahaan di dalam lingkungan bisnis dan masyarakat.

6. Tampilan masa depan

Elemen ini menjelaskan berbagai ketidakpastian, peluang dan tantangan yang akan

dihadapi perusahaan di masa mendatang serta tindakan yang diambil perusahaan untuk

menghadapi semua hal tersebut (IIRC, 2011). Elemen tersebut harus dapat menjelaskan

risiko yang akan dihadapi perusahaan ataupun pihak yang ingin ikut ambil bagian dalam

perusahaan. Berikut analisis elemen tampilan masa depan :

Tampilan masa depan dapat buktikan dengan analisis dan diskusi manajemen. Seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa di dalam penjelasan terkait analisis dan diskusi

manajemen terdapat poin tentang risiko dan prospek bisnis di masa mendatang dalam

berbagai segmen usaha.

Alasan PT United Tractors Tbk Memilih Menggunakan Format Integrated Reporting di

dalam Annual Reportnya

Perusahaan melakukan evolusi di dalam pelaporan keuangan sebagai langkah untuk

mempertahankan legitimasi. O’Donovan (2000) mengatakan bahwa legitimasi organisasi

dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang

diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Oleh karena itu perusahaan melakukan

evolusi tersebut.

Evolusi format pelaporan keuangan sudah terjadi 10 tahun yang lalu. Evolusi dimulai

dari adanya konsep triple bottom line, kemudian dilanjutkan konsep CSR / sustainability

report dan yang terbaru adalah integrated report. Saat ini beberapa perusahaan sedang

berkompetisi untuk dapat bertahan dalam perubahan lingkungan bisnis yang menginginkan

suatu format pelaporan yang baru (Crawford, 2011). PT United Tractors Tbk melihat

fenomena tersebut sehingga menerapkan integrated reporting di dalam annual reportnya.

Penerimaan Legitimasi dari Stakeholder

PT United Tractors Tbk membutuhkan legitimasi dari para stakeholder dalam

menjalankan bisnisnya. Hal ini diungkapkan dalam integrated reporting PT United Tractors

Tbk. Pernyataan terkait legitimasi dinyatakan melalui pernyataan Dewan Komisaris PT

United Tractors Tbk dalam integrated report tahun 2008 pada halaman 27 berikut :

Each period brings with it its own opportunity and challenge. However based on

solid foundation and business strategy, that comes with full supports of our

stakeholders, I’m convinced that United Tractors will be able of improving its

performance leading towards a better future.

Konsisten dengan pernyataan sebelumnya pada integrated report tahun 2008, Dewan

Komisaris kembali menekankan pentingnya legitimasi dari stakeholder pada pernyataannya

di integrated report 2009, sebagai berikut:

Our sincerest appreciation is also offered to the Shareholders, Customers, Business

Partners and all the Company’s Employees for their continuing supports and

cooperation

Pada tahun 2010 Dewan Komisaris konsisten dalam kembali menekankan pentingnya

legitimasi dari stakeholder, berikut pernyataan tersebut :

In closing, on behalf of the Board of Commissioners I would like to convey our

sincere gratitude and appreciation to all shareholders, customers, business partners

and employees of the Company for their support and cooperation that enabled the

Company to achieve good operating results

Legitimasi merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Deegan (2001) menyatakan

bahwa organisasi akan terus menerus berusaha untuk mencari dan memastikan bahwa mereka

beroperasi di dalam batas serta norma masyarakat sekitar dan memastikan bahwa aktivitas

yang mereka lakukan adalah aktivitas legitimasi. Dalam hal ini PT United Tractors Tbk

menggunakan kalimat yang berupa pernyataan dari Dewan Komisaris untuk meyakinkan

stakeholder tentang kegiatan legitimasi perusahaan. Penggunaan kalimat dapat

mempermudah stakeholder untuk memahami maksud dan tujuan dari perusahaan dalam

hubungannya dengan praktek legitimasi. Penjelasan tersebut sesuai dengan pendapat Yeoh

(2010) :

narrative reporting can contribute immensely towards this cause as a powerful

communication tool between management, investors, and other stakeholders

Dengan demikian alasan PT United Tractors Tbk memilih menggunakan format

integrated reporting di dalam annual report-nya adalah untuk memperoleh legitimasi dari

stakeholder.

Pelaporan Keuangan sebagai Proses Evolusioner

Dari gambaran dan argumen di atas dapat dilihat bahwa proses pelaporan keuangan

yang dipraktikkan oleh PT. United Tractors Tbk adalah proses yang bersifat evolusioner.

Sebelum tahun 2008, pelaporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan cenderung

mengacu pada informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan. Pelaporan keuangan hanya

berisi informasi yang dicakup dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Laba Rugi,

Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sejak tahun 2008, United

Tractor mulai menerapkan integrated reporting. Meskipun demikian, pada tahun 2009 dan

2010, integrated reporting yang dipublikasikan cenderung mengalami perubahan baik dalam

isi maupun format penyajiannya.

Meminjam istilah Darwin dalam Teori Evolusi, proses pelaporan keuangan

sebagaimana yang dipraktikkan United Tractor merupakan proses yang bersifat evolusioner

bukan revolusioner. Proses evolusioner ini dilakukan sebagai bagian dari strategi perusahaan

untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan lingkungan bisnis. Perusahaan harus adaptif

terhadap perubahan lingkungan, mengidentifikasi kebutuhan informasi stakeholder dan

menyesuaikan praktik pelaporan keuangannya dengan segala perubahan dan kebutuhan yang

diinginkan para stakeholder. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa dalam akuntansi,

praktik pelaporan keuangan berkembang dengan berbagai dimensi isi dan format pelaporan.

Perkembangan ini dimulai dari pelaporan yang berorientasi keuangan dengan fokus pada

laba, kemudian muncul laporan triple bottom line (profit, people dan planet), pelaporan

corporate social responsbility, sustainability reporting versi Global Reporting Initiative dan

trend terakhir mengarah pada integrated reporting yang lebih komprehensif dan terintegrasi.

DeDonato (2011) mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi

evolusi dalam praktik pelaporan keuangan. Dari tahun ke tahun, praktik pelaporan keuangan

hanya difokuskan pada aspek keuangan. Namun, praktik pelaporan keuangan yang sekarang

ada (seperti corporate social responsibility, sustainability dan integrated reporting) telah

menjadi barometer atas praktik pelaporan yang sekarang berjalan dan memberi pandangan

baru tentang trend dan praktik terbaik dalam pelaporan keuangan (DeDonato, 2011).

Meskipun annual report konvensional masih hidup dan berjalan, laporan ini tidak lagi

mampu menyajikan informasi yang komprehensif dibandingkan integrated reporting. Oleh

karena itu DeDonato (2010) meyakini bahwa di masa mendatang evolusi praktik pelaporan

keuangan akan terus terjadi dengan berbagai format dan model.

Roehrbein (2012) juga berargumen bahwa perkembangan pelaporan keuangan kearah

integated reporting telah menarik perhatian para pemimpin dan pengawas perusahaan

(Dewan Komisaris). Integrated reporting merupakan dokumen yang mengintegrasikan

berbagai sumber modal dengan strategi perusahaan. Lebih lanjut Roehrbein (2012)

mengatakan bahwa integrated reporting tidak dikembangkan untuk mengganti secara

keseluruahn format laporan keuangan tetapi mencoba mengintegrasikannya dalam struktur

dan format yang lebih terintegrasi sehingga memudahkan dalam memahami informasi yang

dkeluarkan perusahaan. Integrated reporting dikembangkan melalui pembahasan intensif dari

berbagai discussion paper dan pilot project yang melibatkan lebih dari 60 perusahaan.

Argumen Roehrbein juga menunjukkan bahwa praktik pelaporan keuangan

merupakan praktik yang bersifat evolusioner bukan revolusioner. Lebih lanjut Roehrbein

(2012) mengatakan bahwa Aviva Group akan mempromosikan integrated reporting pada

konvensi Corporate Sustainability Reporting yang diselenggarakan oleh Perserikatan

Bangsa-Bangsa pada bulan Juni 2012. Menurutnya pada konvensi ini, semua negara akan

diminta untuk mendorong perusahaan menerapkan integrated reporting baik melalui

pendekatan sukarela atau wajib yang diatur dalam regulasi khusus.

Apa yang dilakukan oleh United Tractor dalam praktik pelaporan keuangan sehingga

perusahaan tersebut mengadopsi model integrated reporting tidak lebih dari upaya untuk

mendapatkan legitimasi dari stakeholder. Untuk memperoleh legitimasi tersebut, perusahaan

berusaha membentuk reputasi yang pada akhirnya dapat menarik dana bagi kepentingan

perusahaan. Fombrun (1996) menjelaskan bahwa reputasi perusahaan merupakan representasi

persepsi dari tindakan perusahaan di masa lalu dan prospek di masa mendatang yang

menggambarkan secara keseluruhan keinginan dari konstituennya (stakeholder)

dibandingkan dengan pesaing. Stakeholder mengembangkan harapan tentang bagaimana

perusahaan seharusnya bertindak dalam berbagai kondisi, dan kegagalan dalam memenuhi

harapan tersebut akan memberikan reputasi yang jelek (Dowling, 2002). Beberapa akademisi

juga sependapat dengan argumen ini (misalnya Brammer dan Millington 2005; Curran 2005;

Neville 2005; dan Sweeney 2009)

Curran (2005) berpendapat bahwa variasi dalam pelaporan keuangan seperti

pelaporan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dengan fokus lingkungan merupakan

komponen kunci bagi perusahaan untuk mendapatkan reputasi. Hal ini disebabkan

perusahaan yang dipandang bertanggung jawab secara sosial dapat memperoleh keuntungan

dari reputasi yang dibangun melalui opini publik. Reputasi yang baik dalam komunitas bisnis

pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menarik modal dan mitra

dagang (Sweeney, 2009). Sejalan dengan pandangan di atas, Brammer dan Millington (2005)

mengatakan bahwa reputasi sosial dari perilaku yang bertanggung jawab merupakan salah

satu cara untuk membedakan perusahaan dari para pesaingnya

Argumen di atas diperkuat oleh penelitian Neville (2005) yang mengidentifikasi

reputasi sebagai variabel perantara antara tanggung jawab sosial dan kinerja keuangan, serta

kesuksesan perusahaan dalam menerapkan tanggung jawab sosial akan sejalan dengan

pencapaian reputasi perusahaan. Brammer dan Millington (2005) juga menemukan bahwa

reputasi yang baik akan meningkatkan nilai dan sebaliknya reputasi buruk dapat mengurangi

nilai produk dan jasa. Oleh karena itu perusahaan akan menentukan strategi khusus ketika

perusahaan tersebut mengalami permasalahan dalam memperoleh legitimasi dari stakeholder.

Dowling dan Pfefer (1975) dalam Deegan (2002) menyatakan bahwa perusahaan

dapat menerapkan empat strategi legitimasi ketika menghadapi masalah legitimasi. Pertama,

perusahaan dapat menginformasikan kepada stakeholder tentang perubahan yang terjadi

tujuan, metode dan output perusahaan. Kedua, perusahaan dapat mengubah persepsi

stakeholder tetapi tidak mengubah actual behaviornya. Ketiga, perusahaan dapat mencoba

untuk merubah persepsi masyarakat dengan menghubungkan organisasi dengan simbol-

simbol yang memiliki status legitimasi yang tinggi. Keempat, perusahaan dapat mencoba

untuk mengubah harapan stakeholder dengan cara menyesuaikannya dengan output, metode,

dan tujuan organisasi.

Argumen di atas menunjukkan bahwa reputasi yang dimiliki perusahaan dalam

lingkungan bisnis dapat membuat perusahaan percaya diri untuk mempertahankan dirinya

sendiri dalam menghadapi klaim eksternal dan publikasi yang negatif (Shiun Lai, 2010).

Pelaporan keuangan yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan para stakeholder sesuai

dengan perkembangan ekonomi dan sosial merupakan media untuk membentuk reputasi.

Dengan pandangan yang serupa Altintas et al (2007) mengatakan bahwa pelaporan keuangan

yang melibatkan aspek non-keuangan seperti CSR merupakan salah satu bentuk tugas dan

tanggung perusahaan sebagai bagian dari warga negara yang baik. Menurut mereka proses

perubahan dalam pelaporan keuangan ini merupakan proses evolusi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga rumusan masalah. Rumusan masalah

yang pertama adalah apakah pelaporan keuangan PT United Tactors Tbk telah menerapkan

prinsip-prinsip Integrated Reporting IIRC. Dari penjelasan dalam Bab IV dapat ditarik

kesimpulan bahwa pelaporan keuangan PT United Tractors Tbk telah menerapkan prinsip-

prinsip integrated reporting sejak tahun 2008 dan masih konsisten sampai tahun 2010.

Prinsip tersebut dapat dilihat dalam kerangka penyajian integrated reporting sampai kepada

pernyataan dari dewan komisaris, dewan direksi, dan analisis manajemen perusahaan pada

tahun 2008 sampai 2010 yang telah memberikan informasi terkait : fokus strategi pada masa

sekarang sampai masa yang akan datang; konektivitas antara komponen-komponen yang

mempengaruhi aktivitas bisnis perusahaan dengan sumber daya yang tersedia; orientasi masa

depan perusahaan; respon perusahaan terhadap kebutuhan para stakeholder; serta

keringkasan, keandalan dan materialitas kepada para stakeholder. Dalam menyajikan

informasi tersebut, perusahaan tidak hanya menggunakan teks narasi melainkan meliputi

aspek semiotika seperti gambar, tabel, dan grafik yang memudahkan perusahaan untuk

mengkomunikasikan informasi kepada para stakeholder. PT United Tractors Tbk telah

menerapkan prinsip integrated reporting sejak tahun 2008.

Pertanyaan yang kedua adalah bagaimana cara PT United Tractors Tbk

mengungkapkan elemen-elemen yang diperlukan dalam integrated reporting. Secara umum

dapat ditarik kesimpulan bahwa PT United Tractors Tbk telah mengungkapkan elemen-

elemen yang diperlukan di dalam integrated reporting. Bukti bahwa perusahaan telah

mengungkapkan elemen-elemen tersebut adalah adanya informasi tentang segala sesuatu

yang berkaitan dengan elemen: ikhtisar organisasi dan model bisnis perusahaan; konten

operasi termasuk risiko dan peluang; strategi untuk mencapai tujuan; tata kelola dan

remunerasi; kinerja; tampilan masa depan di dalam pernyataan dewan komisaris, dewan

direksi, dan analisis manajemen.

Pertanyaan ketiga adalah mengapa PT United Tractors Tbk memilih menggunakan

format integrated reporting di dalam annual reportnya. Seperti yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya bahwa alasan perusahaan memilih menggunakan format integrated reporting

adalah sebagai wujud penerimaan legitimasi dari stakeholder . Perusahaan sadar bahwa

legitimasi merupakan hal yang penting seperti yang disampaikan melalui pernyataan dewan

komisaris dari tahun ke tahun di dalam integrated reporting perusahaan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa proses pelaporan keuangan yang dilakukan oleh PT

United Tractors Tbk adakah praktik yang evolusioner untuk mendapatkan legitimasi dari

stakeholder.Untuk memperoleh legitimasi tersebut, perusahaan berusaha membentuk reputasi

yang pada akhirmya dapat menarik dana bagi kepentingan perusaahaan. Reputasi perusahaan

merupakan representasi persepsi dari tindakan perusahaan di masa lalu dan prospek di masa

mendatang yang menggambarkan secara keseluruhan keinginan dari stakeholder (Fombrun,

1996).

Keterbatasan dan Saran

Penelitian ini merupakan penelitian dengan studi kasus, maka terdapat beberapa

keterbatasan dalam pembuatannya. Pertama, keterbatasan terkait hasil penelitian karena objek

penelitian hanya fokus pada satu perusahaan saja yaitu PT United Tractors Tbk sehingga

hasil yang diperoleh tidak menggambarkan hasil yang sama apabila diterapkan pada

perusahaan yang berbeda. Kedua, penelitian ini menganalisis penerapan integrated reporting

pada annual report PT United Tractors Tbk secara semiotik dengan paradigma interpretif

maka terdapat subjektivitas dari peneliti. Namun hal itu dapat diatasi dengan

mengkonsultasikan hasil yang diperoleh kepada dosen pembimbing. Meskipun demikian, hal-

hal tersebut seharusnya bukan menjadi suatu masalah karena pendekatan apapun yang

digunakan di dalam penelitian tidak dapat lepas dari nilai subjektivitas.

Dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada pada penelitian ini, diharapkan

untuk penelitian yang akan datang dapat menggunakan objek penelitian lebih dari satu

perusahaan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan dengan pendekatan lain seperti

ethnografis, fenomenologi (Gubrium et.al., 1992). Dengan demikian peneliti dapat lebih

mengeksplore informasi yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Altintas, N.N., B. Adiloglu, and A. T. Altintas, 2007. "Evolution of Reporting on Corporate

Social Responsibility by the Companies in ISE National-30 Index in Turkey", Social

Responsibility Journal, Vol. 3 Iss: 3, pp.19 – 25

Anderson,R.H dan M.J Epstein. 1995.”The Usefullness of Annual Reports”.Australian

Accountant, November, hal 25-28

Azam, et al. 2011. “One Report: Bringing Change in Corporate Reporting through integration

of Financial and Non-Financial Performance Diclosure”. International Journal of

Accounting and Financial Reporting Vol. 1, No. 1,Hal. 50-71

Belkaoui, Ahmed R. 1993. Teori Akuntansi. Chambridge: The University Press.

Belkaoui, Ahmed R. 2006. Teori Akuntansi. Chambridge: The University Press.

Budiani, Rizka Julia. 2011. “Narsisme dalam Pelaporan Keuangan: Analisis Semiotik atas

Laporan Keuangan Perusahaan yang Mengalami Kerugian”.Skripsi, Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Brammer S. and Millington A. 2005. “Corporate Reputation and Philanthropy: An Empirical

Analysis”, Journal of Business Ethics 61(1), 29-44

Chariri, Anis. 2006. “The Dynamic of Financial Reporting Practice An Indonesia Insurance

Company: A Reflection of Javanese Views on An Ethical Social Relationship.”

Unpublished Thesis, PhD in Accounting University of Wollongong, Australia

Chariri, Anis. 2010. “Rhetorics in Financial Reporting: An Interpretive Case Study”, Jurnal

Akuntansi dan Keuangan, Vol 12, No 2, pp.53-71

Cheng, Beiting., Daniela Saltzman, dan R.G.Eccles (Eds). 2010, The Landscape of Integrated

Reporting, Harvard Business School: The President and Fellows of Harvard College

Cambridge, diakses tanggal 31 Juli 2011, dari www.gooogle.com.

Crawford, David. 2011. “ Revolution or Evolution ?, Emerging Non-Financial Assurance

Standard”. Diakses tanggal 10 Januari 2012, dari Business Source Elite EBSCOhost

Research Databases

Creswell, John W. 1994. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches.

California: Sage Publications, Inc.

Curran, Marina Martin . 2005. “ Assesing The Rate of Return of The Adoption of Corporate

Social Responsibility Initiatives”. Diakses tanggal 18 Februari 2012, dari

http://www.kantakji.com/fiqh/Files/Companies/z130.pdf.

David, S. 2002. “Narrative Patterns: Uses of Story in the Third Age of Knowledge

Management”. Journal of Information and Knowledge Management, 1 (1), 2002, pp.

1-6

DeDonato, J., 2011. “Evolution of Corporate Reporting”, Environemntal and Energy

Management News, May 25, diakses pada tanggal 21Februari 2012, dari

http://www.environmentalleader.com/2011/05/25/evolution-of-corporate-reporting.

Deegan, C dan M Rankin, 1997, “Do Australian Companies Report Environmental News

Objectively? An Analysis of Environmental Disclosure by Firms Prosecuted

Succesfully by The Environmental Protection Authority”, Accounting, Auditing and

Accountability Journal, Vol. 9, No. 2, Hal. 50-67

Deegan, C, 2002, “The Legitimising Effect of Social and Environmental Disclosure – A

Theoritical Foundation”, Accounting, Auditing and Accountibility Journal, Vol. 15,

No. 3

Deegan, et al., 2002, “An Examination of the Corporate Social and Environmental Disclosure

of BHP from 1983-1997, A Test of Legitimacy Theory”, Accounting, Auditing and

Accountability Journal, Vol. 15, No. 3, Hal. 312-34322

Deephouse, D.2000.” Media Reputation as a Strategic Resource: An Integration of Mass

Communication and Resource-Based Theories”. Journal of Management., Vol.26,

No.6, Hal 1091 – 1112

Dowling, J. and Pfeffer, J. 1975. “Organizational Legitimacy: Social Values and

Organizational Behaviour.” Pacific Sociological Review. Vol. 18, Hal. 122-136

Dowling,. R. 2002, “Corporate Reputation and Sustained Superior Financial Performance”,

Strategic Management Journal

Eccles, R.G dan M. Krzus. 2010. “Integrated Reporting for A Sustainable Strategy”.

www.financialexecutives.org. Diakses tanggal 28 September 2011.

Fitriany, Kiki. 2009. “ Retorika dalam Pelaporan Keuangan: Analisis atas Narrative Text

dalam Annual Report Perusahaan yang Mengalami Kerugian”. Skripsi, Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Freeman, R. E. 2004. “ The stakeholder approach revisited, in: Zeitschrift für Wirtschafts-

und Unternehmensethik” , Jg. 5, Heft 3, 228-241

Fombrun, C.1996. “Reputation: Realizing Value from the Corporate Image”. Harvard

University Press, Cambridge, MA.

Fontaine, et al., 2006, “The Stakeholder Theory”. Diakses tanggal 25 Januari 2012, dari

www.edalys.fr/.../Stakeholders%20theory.pdf.

Gardner, W. and J. Martinko. 1988. "Impression Management in Organizations." Journal of

Management, 14:2, Hal.321-338

Ghozali, Imam dan Anis, Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbitan Undip, Semarang

Guba,E.G. dan Y.S.Lincoln. 1998 .” Competing Paradigms in Qualitative Research”,dalam

Denzin,N.K dan Y.S.Lincoln (Eds), The Landscape of Qualitative Research-Teories

and Issues, Thousand Oaks, CA: Sage Publication, hal 195-220

Gubrium, Jaber F dan James A. Holstein. 1992.“Qualitative Methods”. Encyclopedia of

Sociology, Vol. 3. New York: Macmillan Publishing Company

Haslinda Yusoff dan Glen Lehman.2009."Corporate Environmental Reporting through the

Lens of Semiotics".Asian Review of Accounting, Vol. 17 Iss: 3, hal .226 – 246

Hines, R. 1998. “Financial Accounting: In Communicating Reality, We Construct Reality.”

Accounting, Organization and Society, 13:3, Hal 251-262

Hoed, B. H,.2007. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, Jakarta: FIB UI Depok

IIRC. 2011. “ Towards Integrated Reporting, Communicating Value in the 21 st Century”.

http://theiirc.org/wp-content/uploads/2011/09/IR-Discussion-Paper-2011_spreads.pdf.

Diakses tanggal 12 November 2011.

Kohut, G.F., dan A.H. Segars. 1992. “The President’s Letter to Stakeholders: An

Examination of Corporate Communication Strategy”. Journal of Business

Communication, Vol. 29, No.1, Hal 7-21

KPMG International. 2010. “Survival of the Fittest: GRC come to age-- How to envision,

strategize, and lead to achieve enterprise resilience (Industry and Business Issue)”

.Washington, USA.

Krzus, Michael. P. 2010 .” Integrated Reporting: if not now, when?”.

http://www.mikekrzus.com/resources/Krzus-IRZ-06-2011.pdf. Diakses tanggal 26

September 2011

Manan, Dewi Izzwi Abdul., dan Nawawi Mohd Jan. 2010 .” Do Human Capital, Firms’

Culture and Marketing Capability affect Firms’ Performance? Exploring Malaysian

Batik Firms”. Diakses tanggal 18 Februari 2012,dari

http://www.internationalconference.com.my/proceeding/icber2010_proceeding/

APER_176_HumanCapital.pdf.

Mc Williams, A., Donalds.S.Siegel., dan Patrick.M.Wright. 2006. “Corporate Social

Responsibility: Strategic Implications”. Journal of Management Studies, Hal 1-18

Neville B., Bell S. and Menguc B. 2005. “Corporate Responsibility, Stakeholders and the

Social Performance – Financial Performance Relationship”. European Journal of

Marketing 39(9/10), 1184-98

Nugroho, Firman Aji. 2009. “Retorika dalam Sustainability Reporting: Analisis atas

Narrative Text Pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam Sustainability

Report PT Aneka Tambang Tbk”.Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Semarang.

Oates, T. (2009). “Jigsaw must be complete”.Integrated Reporting:Future Supplement, 1, Hal

12-15

O’Donovan, G, 2002, “Environmental Disclosure in the Annual Report, Extending the

Applicability and Predictive Power of Legitimacy Theory”, Accounting, Auditing and

Accountability Journal, Vol. 15, No. 3, Hal. 344 – 371

Preston, A. M., C. Wright, and J. J. Young. 1996. "Imag[in]ing Annual Reports."Accounting,

Organization and Society, 21:1, hal.113-137

PriceWaterCoopers.” Corporate reporting framework” . Diakses: 30 September 2011, dari

http://www.corporatereporting.com/ corporate-reporting-framework.html

Roehrbein,N., 2012, The evolution of corporate reporting, Investement and Pensions Europe

magazine, 1 February, diakses pada tanggal 21 Februari 2012, dari

http://www.ipe.com/magazine/the-evolution-of-corporate-reporting_43891.php

Shiun Lai et al. 2010, “The Effects of Corporate Social Responsibility on Brand

Performance: The Mediating Effect of Industrial Brand Equity and Corporate

Reputation”, Journal of Business Ethics

Somantri, Gumilar Rusliwa. 2005. “ Memahami Metode Kualitatif”.

http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/03_METODE%20PENELITIAN%20KUALITA

TIF_Revisi-ybs.pdf. Diakses tanggal 4 Desember 2011.

Suchman, MC., 1995 , “Managing Legitimacy: Strategic and Institutional Approaches”,

Academy Management Review 1995, Vol. 20, No. 3, Hal 571-610

Sweeney, Lorraine. 2009. “A Study of Current Practice of Corporate Social Responsibility

(CSR) and an Examination of the Relationship Between CSR and Financial

Performance Using Structural Equation Modelling

(SEM)”.http://arrow.dit.ie/appadoc/19/. Diakses tanggal 18 Februari 2012.

Wang A. 2008. “Dimensions of Corporate Social Responsibility and Advertising Practice”.

Corporate Reputation Review 11(2), 155-68

White, A. 2005. “New Wine, New Bottles: The Rise of Non-Financial Reporting”.

www.bsr.org/reports/200506_BSR_Allen-White. Diakses tanggal 17 November

2012.

Wolk, H.I., J.L.Dodd, dan M.C.Tearney. 2004. Accounting Theory: Conceptual Issue in A

Political and Economic Environment. 6th

ed. USA: Thompson-South Western.

www.fasb.org

www.unitedtractors.com

Yeoh, Peter. 2010. “ Narrative Reporting : The UK Experience”. International Journal of

Law and Management. Vol. 52, No. 3, Hal . 211-231

Yuthas, K., R., Rogers dan J. F., Dillard, 2002. “Communicative Action and Corporate

Annual Reports”. Journal of Business Ethics, 41(1), 141-157.


Recommended