+ All Categories
Home > Documents > Exxon Donor Solvent

Exxon Donor Solvent

Date post: 09-Jul-2016
Category:
Upload: rendhie-suswanto
View: 299 times
Download: 17 times
Share this document with a friend
Description:
Exxon Donor Solvent
17
EXXON DONOR SOLVENT (LIQUIFASI BATUBARA METODE LANGSUNG)
Transcript

EXXON DONOR SOLVENT (LIQUIFASI BATUBARA METODE LANGSUNG)

Bahrul Ilmi 03021181320046M. Imam Pratama 03021181320014Rendhie Suswanto 03021181320088Riska Septiyani 03021181320044Willy Amdana 03021381320072

NAMA ANGGOTA KELOMPOK

LIQUIFASI BATUBARA METODE LANGSUNG(DIRECT COAL LIQUIFACTION)

A. Pengertian Pencairan Batubara (Coal Liquifaction)B. Perkembangan Teknologi LiquifasiC. Teknologi Liquifasi Batubara Metode Langsung D. Kelebihan dan Kekurangan Batubara Cair

A. PENGERTIAN PENCAIRAN BATUBARA (COAL LIQUIFICATION)

Proses pencairan batubara dapat dilakukan dengan dua metode yaitu1. Metode langsung2. Metode tidak langsung

Pada proses tidak langsung batubara difragmentasi menjadi CO, CO2, H2, danCH4 yang kemudian direkombinasikan menghasilkan produk cair, prosesnya m-elalui gasifikasi dan kondensasi.

Pada metode langsung batubara cair diproduksi dengan melarutkan dalam suatupelarut organik lalu dilanjutkan dengan proses hidrogenasi pada suhu dan tekan-an tinggi

EDS COAL LIQUEFACTION

Liquifaksi adalah konversi batubara menjadi produk cair, tetapi dimungkinkan produk tersebut berupa padatan pada suhu dan tekanan atmosfer

Proses liquifaksi batubara dijalankan pada suhu 315-470°C, melalui dua carayaitu dengan menggunakan proses pelarutan (solvasi) dan tanpa mengguna-kan pelarut

Cara pertama batubara dilarutkan dalam pelarut tertentu yang mempunyai sifat donor-H ataupun tidak, kemudian hidrogen bertekanan ~iinjeksikan ke-dalamnya. Pada cara kedua dilakukan hidrogenisasi secara langsung tanpa menggunakan pelarut. Kedua proses dilakukan di dalam batch autoclaves.

Exxon Donor Solvent merupakan salah satu contoh Direct Coal Liquifaction (Pencairan secara Langsung) metode ini didesign untuk mendapatkan produk cair yang maksimum, proses ini tidak menggunakan katalis, dan pirolisis dilakukan pada Temperatur 400 oF – 800oF.

Ini akan menjadi jelas dari diskusi sebelumnya yang penemuan ini memberikan suatu proses yang ditingkatkan untuk mengkonversi batubara menjadi produk cair terhidrogenas

Tujuan dari EDS proyek pencairan batu bara adalah untuk mengembangkan proses untuk keadaan kesiapan komersial. Ini berarti bahwa teknologi harus tersedia pada akhir proyek untuk merancang dan membangun skala penuh, merintis pabrik komersial dengan tingkat yang wajar dan risiko yang dapat diterima

Proses liquifaksi batubara dipengaruhi oleh beberapa parameter, antara lain:

1. Waktu2. Suhu3. Tekanan4. Kecepatan pemanasan5. Sifat pelarut6. Kualitas batubara7. Ukuran butir batu bara8. Katalisator9. Bahan aditif.

Ada beberapa cara untuk memperoleh sumber gas hirirogen pada proses liqui-faksi batubara dengan cara pelarutan yaitu :

1. Hidrogen diperoleh dari hydrogenated solvent dengan menggunakan katalisator yang dikenal dengan Pott-Broche Process. Proses ini telah dikembangkan oleh US Departement Interior Technology untuk Consol Synthethietic Fuel (CSF) Process.

2. Ekstraksi dengan H2 bertekanan tanpa external solvent rehydrogenenation. Ini disebut Solvent Refined Coal (SRC) yang dikembangkan oleh US Ener- gy Research and Development Administration (ERDA) dan Electric Power Research Institute (EPR/).3. Kombinasi kedua proses di atas yang dikembangkan oleh EXXON yaitu Injeksi H2 bertekanan disertai dengan rehidrogenasi pelarut dengan

katalisator.

B. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI LIQUIFASI

Pengembangan produksi bahan bakar sintetis berbasis batu bara pertama kalidilakukan di Jerman tahun 1900-an dengan menggunakan proses sintesis Fis-cher-Tropsch yang dikembangkan Franz Fisher dan Hans Tropsch

Pada 1930, disamping menggunakan metode proses sintesis Fischer-Tropsch,Mulai dikembangkan pula proses Bergius untuk memproduksi bahan bakar sintesis

Jepang juga melakukan inisiatif pengembangan teknologi pencairan batubaramelalui proyek Sunshine tahun 1974 sebagai pengembangan alternatif energipengganti minyak bumi.

Pada 1983, NEDO (the New Energy Development Organization) berhasil me-ngembangkan suatu teknologi pencairan batubara bituminous dengan meng-gunakan tiga proses, yaitu :1. Solvolysis system2. Solvent extraction system3. Direct hydrogenation to liquefy bituminous coal

PROYEK PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DIRECT LIQUEFACTION PROCESSDI AMERIKA SERIKAT

C. TEKNOLOGI LIQUIFASI BATUBARA METODE LANGSUNG

Pencairan batubara metode langsung atau dikenal dengan Direct Coal Lique-faction-DCL,dikembangkan cukup banyak oleh negara Jerman dalam menye-diakan bahan bakar pesawat terbang

DCL adalah proses hydro-craacking dengan bantuan katalisator.

Prinsip dasar dari Bergeus Process adalah meng-introduksi-an gas hydrogenkedalam struktur batubara agar rasio perbandingan antara C/H menjadi kecilsehingga terbentuk senyawa-senyawa hidrokarbon rantai pendek berbentuk-cair

Proses ini telah mencapai rasio konversi 70% batubara (berat kering) menjadisintetik cair.

Setelah Perang Dunia II plant tersebut tidak beroperasi lagi karena tidak bisa ber-Saing dengan harga minyak bumi. Namun pada tahun 1970-an dan 1980- an pen-elitan-penelitian pencairan langsung mulai diaktifkan lagi. Beberapa teknologi pen-cairan langsung di antaranya adalah Solvent Refining Coal atau SRC (SRC-I dan-SRC II), H-Coal, Donor Solvent, Exxon Donor Solvent, dan Brown Coal Liquefacti-on (BCL).

Perkembangan proses pencairan batubara Exxon lebih dari 10 tahun digambarkan. Exxon menggunakan suhu yang lebih rendah dan tekanan rendah (sekitar 100 bar) daripada yang digunakan dalam proses Bergius

Pelarut donor diproduksi di terpisah, unggun tetap, katalitik langkah hidrogenasi. Penelitian awal adalah luas dalam lingkup termasuk, baik terhidrogenasi recycle studi pelarut terhidrogenasi dan non. Studi pemisahan padatan / cairan alternatif yang diuji (distilasi vakum dipilih).

DIAGRAM ALIR EXXON DONOR SOLVENT (EDS) PROCESS

Transformasi batubara menjadi minyak sintetis merupakan proses hidrogenasi yang melalui tahap-tahap sebagai berikut

Batubara → presasfalten → asfalten → minyak

Yang menjadikan proses DCL sangat bervariasi adalah beberapa faktor dibawah:1. Pencapaian dari sebuah proses DCL sangat tergantung daripada jenis feedstock /(spesifikasi batubara) yang dipergunakan2. Jenis batubara tertentu mempunyai kecenderungan membentuk lelehan (caking perform)3. Batubara dengan kadar ash yang tinggi lebih cocok untuk proses gasifikasi terle- bih dahulu4. Termal frakmentasi merupakan phenomena yang terjadi dimana serpihan batuba ra mengalami defrakmentasi ukuran hingga berubah menjadi partikel-partikel ke- cil yang menyumbat jalannya aliran gas 5. Spesifikasi batubara yang dipergunakan, sehingga tidak ada sebuah sistem yang bisa optimal untuk digunakan bagi segala jenis batubara.

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BATUBARA CAIR

Kelebihan Batubara Cair :1. Harga produksi lebih murah2. Jenis batu bara yang dapat dipergunakan adalah batu bara yang berkalori rendah (low rank coal), yang selama ini kurang diminati pasaran. 3. Dapat dipergunakan sebagai bahan pengganti bahan bakar pesawat jet (jet fuel), mesin diesel (diesel fuel), serta gasoline dan bahan bakar minyak biasa. 4. Teknologi pengolahannya lebih ramah lingkungan.

Kekurangan Batubara Cair :1. Keekonomian2. Harga minyak bumi sangat fluktuatif, sehingga seringkali investor ragu untuk mem- bangun kilang pencairan batubara. Batubara cair akan ekonomis jika harga minyak bumi di atas US $35/bbl.3. Investasi Awal Tinggi 4. Biaya investasi kilang pencairan batubara komersial, cukup mahal .5. Merupakan Investasi Jangka panjang 6. Break Even Point (BEP) baru dicapai setelah 7 tahun beroperasi, sedangkan tahap pembangunan memakan waktu 3 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Masduki, Busron, dkk. 2011. Liquifaksi Batubara Sebagai Substitusi Minyak Bumi. Prosiding. Yogyakarta: Puslitbang Teknologi Maju Batan, ISSN 0216-3128, (141-147).

Jauhary, Muhammad. 2007. Potensi Industri Pengolahan Batubara Cair. Jurnal Economic Review No.208, 1-7. (Online) http://lib.ui.ac.id/fi le?file=digital/20280028-S379-Sintesis%20fischer.pdf. Diakses 10 Maret 2016.

Pohny. 2013. Sistem Kendali Mesin Crusher pada Proses Pengolahan Batubara. Tesis. Makassar: Universitas Hasanuddin. (Online) http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib/files/disk1/54/--pohny-2695-1-13-pohny-6.pdf. Diakses 11 Maret 2016.

W.R Epperly, dkk. -. Exxon Donor Solvent Coal Liquefaction Process. U.S.A : Exxon Research and Engineering Company, (6-1 s.d 6-27).


Recommended