+ All Categories
Home > Documents > FACTORS AFFECTING THE IMPLEMENTATION CORPORATE...

FACTORS AFFECTING THE IMPLEMENTATION CORPORATE...

Date post: 02-Mar-2019
Category:
Upload: vuongnhu
View: 215 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
49
"FACTORS AFFECTING THE IMPLEMENTATION CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) IN COMPANY IN THE REGION JABODETABEK (2010)” Mia Laksmiwati, S.E, M.M Pambuko Naryoto, S.E,M.M Dicky Arisudhana, S.E, M.M Universitas Budi Luhur Abstract This aims of this study is to determine the factors that affect the application of factors of Corporate Social Responsibility. The study was conducted by distributing questionnaires to various companies in Jabodetabek region and produce 136 respondents. Methods of data analysis using multiple regression. The results showed that the rate Adjusted R Square of 0.85 which means 85% of the importance of corporate social responsibility can be explained by the independent variable is the pressure ofgovernment regulation,societalpressures, environmental or ganizations and the pressure of mass media. The remaining 15% being explained by other variables not studied. While the greatest influence comes from the pressure of the mass media to the adoption of Corporate Social Responsibility. Based on the results of these studies, the role of a secretary as a key public relations or corporate information center is increasingly important in the future. Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), the pressure of government regulation,societalpressures, environmental organizations and the pressure of mass media
Transcript

"FACTORS AFFECTING THE IMPLEMENTATION

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) IN COMPANY

IN THE REGION JABODETABEK (2010)”

Mia Laksmiwati, S.E, M.M

Pambuko Naryoto, S.E,M.M Dicky Arisudhana, S.E, M.M

Universitas Budi Luhur

Abstract

This aims of this study is to determine the factors that affect the application of factors of Corporate Social Responsibility. The study was conducted by distributing questionnaires to various companies in Jabodetabek region and produce 136 respondents. Methods of data analysis using multiple regression. The results showed that the rate Adjusted R Square of 0.85 which means 85% of the importance of corporate social responsibility can be explained by the independent variable is the pressure ofgovernment regulation,societalpressures, environmental organizations and the pressure of mass media. The remaining 15% being explained by other variables not studied. While the greatest influence comes from the pressure of the mass media to the adoption of Corporate Social Responsibility. Based on the results of these studies, the role of a secretary as a key public relations or corporate information center is increasingly important in the future. Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), the pressure of

government regulation,societalpressures, environmental

organizations and the pressure of mass media

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Perusahaan mengejar laba memang sudah menjadi wataknya.

Tetapi jika kemudian sebuah perusahaan juga ikut repot-repot

melibatkan diri dalam suatu gerakan mencerdaskan bangsa melalui

pemberian bantuan beasiswa, bukan berarti mereka sedang tidak

butuh laba. Perusahaan tersebut justru sedang mengejar laba yang

sebenarnya, yang bukan sekedar selisih positif antara modal usaha

dengan hasil usahanya, tetapi citra positif di mata publik yang bisa

menjamin eksistensi dan kelangsungan usahanya. Laba yang

semacam inilah yang belum banyak dipahami para pemilik

perusahaan dan pengelola usahanya. Jika diibaratkan seperti orang

yang bersedekah, maka tidak ada ceritanya perusahaan yang

menjadi bangkrut karena bersedekah. Oleh karena itu patut

didukung upaya-upaya dari dunia usaha yang melakukan

“sedekah” melalui apa yang dinamakan corporate social

responsibility (CSR). Dalam menjalankan aktivitasnya diperlukan

peran strategis yang dijalankan oleh seorang sekretaris yang akan

memberikan pengaruh positif terhadap performansi organisasi

secara jangka panjang melalui kelancaran arus informasi baik ke

dalam maupun keluar perusahaan.

Menurut Kwik dan Marbun (1990:82), teori atau gagasan

tanggung jawab sosial perusahaan terutama didasarkan atas

pertimbangan rasional, bahwa apabila perusahaan tidak

memperhatikan faktor yang ada disekelilingnya, mulai dari

karyawan perusahaan, konsumen, lingkungan, sumber daya alam,

sebagai satu kesatuan yang saling mendukung sebagai satu

system, maka pada akhir nya akan mempersulit atau dalam jangka

panjang akan mngakhiri eksistensi perusahaan itu sendiri.

Sedemikian rendahnya kepedulian sosial perusahaan

perusahaan di Indonesia seperti menjadi sebuah fenomena yang

menarik untuk diamati secara komprehensif, dan tentunya untuk

dapat mengetahui pemahaman atas tanggung jawab sosial

perusahaan – perusahaan di Indonesia perlu dilakukan suatu

penelitian empiris yang bertujuan menjelaskan variabel – variabel

yang memengaruhinya penting nya tanggung jawab sosial

perusahaan berdasarkan persepsi manajemen perusahaan. Para

peneliti umumnya berlandaskan kepada kerangka pemikiran

konsep stakeholder misalnya penelitian Henrique dan Sadorsky

(1999) yang telah menguji variabel Regulasi Pemerintah

(Government Regulation), Tekanan masyarakat (Community

pressure), Tekanan organisasi lingkungan (Environmental

organization pressure), Tekanan media massa (Mass media

pressure). Keseluruhan hasil penelitian tersebut menunjukan

pengaruh positif dan secara konsisten tentang variable variable

yang mempengaruhi pentingnya tanggung jawab sosial

perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan meneliti

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam

menerapkan program kepeduliannya terhadap lingkungan

perusahaan dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi

penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada

perusahaan di wilayah jabodetabek tahun 2010”

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian yang telah dibahas dalam latar

belakang penelitian, maka dapat disusun perumusan masalah

sebagai berikut :

a. Bagaimana pengaruh regulasi pemerintah (Government

Regulation), terhadap pentingnya tanggung jawab sosial

perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ?

b. Bagaimana pengaruh tekanan masyarakat (Community

pressure), terhadap pentingnya tanggung jawab sosial

perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance)?

c. Bagaimana pengaruh tekanan organisasi lingkungan

(Environmental organization pressure) terhadap pentingnya

tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responcibility Importance)?

d. Bagaimana pengaruh tekanan media massa (Mass media

pressure) terhadap pentingnya tanggung jawab sosial

perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance)?

e. Bagaimana pengaruh regulasi pemerintah (Government

Regulation), tekanan masyarakat (Community pressure),

tekanan organisasi lingkungan (Environmental organization

pressure), tekanan media massa (Mass media pressure)

terhadap pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan

(Corporate Social Responcibility Importance) secara simultan.

3. Tinjauan Pustaka

Regulasi Pemerintah

Menurut Azhar Maksum dan Azizul Kholis (2003:941) regulasi

pemerintah dapat dipahami sebagai bagian yang tidak dipisahkan

dari lingkungan perusahaan, sebab sebagai badan pembuat

peraturan (Regulator Body) pemerintah memiliki peran signifikan

terhadap kebijakan yang dibuat oleh perusahaan terhadap

lingkungan eksternalnya.

Beberapa contoh yang termasuk dalam regulasi pemerintah ini

adalah izin operasional perusahaan, analisis dan standar dampak

lingkungan, peraturan tentang tenaga kerja/perburuhan dan

lainnya.

Tekanan Masyarakat

Menurut Azhar Maksum dan Azizul Kholis (2003:938)

Kelompok Masyarakat (Community) harus diperhatikan, karena

kelompok masyarakat adalah elemen yang akan mengkonsumsi

hasil produksi dari suatu perusahaan. Kelompok lain yang dapat

dikategorikan bagian dari masyarakat dalah institusi pendidikan

yang selalu merespon secara kajian akademis jika terjadi sesuatu

hal di dunia usaha terutama yang merugikan masyarakat umum

demi kepentingan dan tujuan kelompok tertentu.

Menurut Azhar dan Azizul (2003:941) Tekanan masyarakat

saat ini memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup

perusahaan karena masyarakat baik secara individu maupun

kelompok dapat mempengaruhi arah dan kebijakan sebuah

organisasi perusahaan.

Di Indonesia peran masyarakat yang diwakili oleh organisasi

masyarakat seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengatur

tentang spesifikasi halal untuk menguji produk – produk yang

dihasilkan oleh perusahaan dapat dijadikan contoh peran

masyarakat sebagai stakeholder yang harus diperhatikan oleh

perusahaan.

Tekanan Organisasi Lingkungan

Hunt dan Auster (1990) dalam Azhar dan Azizuzi

(2003:941) menyatakan organisasi lingkungan memiliki peran

sebagai wadah kontrol sosial yang focus terhadap pembangunan

berkelanjutan yang memperhatikan aspek – aspek lingkungan

hidup.

Pada dunia Internsional GreenPeace yang sangat focus

terhadap isu – isu lingkungan, sedangkan keberadaan organisasi

lingkungan hidup di Indonesia di kenal dengan organisasi LSM

(Lembaga Swadaya Masyarakat) lingkungan hidup.

Tekanan Media Massa

William (1993) dalam Azhar dan Azizul (2001:93)

menjelaskan media massa dalam dunia bisnis saat ini memiliki

peran yang sangat dominan dalam membentuk opini masyarakat

terhadap suatu aktifitas perusahaan.

Moody (1995) dalam Azhar dan Azizul (2001:939) media

menyediakan informasi bagi perusahaan dan dapat pula sebagai

alat publikasi dan sosialisasi yang digunakan oleh perusahaan

untuk dapat membangun kepercayaan (image) publik tentang

aktifitas – aktifitas sosial yang dijalankan perusahaan.

Pada era teknologi informasi dewasa ini media massa dalam

aktifitasnya sehingga perusahaan juga harus respon terhadap

perkembangan teknologi dan media massa tersebut. Secara

khusus perusahaan – perusahaan tidak pernah menghindari

media massa jika terjadi informasi – informasi tentang aktifitas

sosial dunia bisnis, tetapi selalu menyikapi sebagai salah satu

bukti bahwa perusahaan mempersepsikan peran media sangat

penting dalam dunia usaha.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Menurut (The Confederation of British Industry (CBI) 2001)

dalam Wakhid Nurrokhim (2005:35): Corporate Social

Responsibility reguires companies to acknowledge that they

should be publicy accountable not only for their social and

environmental record. More widely, CSR encompasses the extent

to whichcompanies should promotes human rights, democracy,

community improvement, and sustainable development objectives

thourghout the world.

Menurut (Robin and Reidenbach, 1987) dalam Wakhid

Nurrokhim (2005:36) Corporate social responcibility refers to

management’s obligation to make policies, make decisions and

follow courses action beyond the requirement of the law that

desirable in terms of the values and objectives of society.

Menurut Darwin (2004) dalam Anggraini (2006:5),

pertanggungjawaban sosial perusahaan adalah mekanisme dari

suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan

perhatian terhadap lingkungan dan sosial dalam opersinya dan

interaksinya dengan stockholder, yang melebihi tanggung jawab

organisasi di bidang hukum.

4. Tujuan Kajian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti secara

empiris secara melalui studi eksperimen terhadap faktor – faktor

yang memengaruhi tanggung jawab sosial perusahaan yang dirinci

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui pengaruh regulasi pemerintah (Government

Regulation), terhadap pentingnya tanggung jawab sosial

perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ?

b. Untuk mengetahui pengaruh tekanan masyarakat (Community

pressure), terhadap pentingnya tanggung jawab sosial

perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ?

c. Untuk mengetahui pengaruh tekanan organisasi lingkungan

(Environmental organization pressure) terhadap pentingnya

tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responcibility Importance) ?

d. Untuk mengetahui pengaruh tekanan media massa (Mass

media pressure) terhadap pentingnya tanggung jawab sosial

perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ?

e. Untuk mengetahui pengaruh regulasi pemerintah (Government

Regulation), tekanan masyarakat (Community pressure),

tekanan organisasi lingkungan (Environmental organization

pressure), tekanan media massa (Mass media pressure)

terhadap pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan

(Corporate Social Responcibility Importance) secara simultan.

B. Metode Penelitian

1. Operasional Variabel

Pengukuran variabel merupakan penjelasan pengertian teoritis

variabel sehingga dapat diamati dan diukur dalam menganalis

dibutuhkan beberapa variabel penelitian. Variabel merupakan

segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan dalam penelitian

yang merupakan suatu konsep yang mempunyai variasi nilai yang

dapat membedakan atau mengubah nilai, sesuai dengan

identifikasi yang akan dikaji dan model yang disusun dalam

tinjauan pustaka maka opersional variabel yang digunakan sebagai

berikut:

a. Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2008:39) variabel ini sering disebut variabel

stimulus, predictor, dan antecedent. Dalam bahasa Indonesia

disebut sebagai variabel bebas. Varibel bebas merupakan

variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya

variabel dependent (variabel variabel independen dalam

penelitian ini terdiri dari :

1) regulasi pemerintah (Government Regulation)

2) tekanan masyarakat (Community pressure)

3) tekanan organisasi lingkungan (Environmental

organization pressure)

4) tekanan media massa (Mass media pressure)

b. Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2008:39) variabel dependen yaitu suatu

hasil / output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia

sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas yaitu tanggung jawab

sosial perusahaan.

2. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer

digunakan untuk mengukur variabel independen (regulasi

pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan,

tekanan media massa) dan variabel dependen (tanggung jawab

sosial perusahaan).

Data primer diperoleh melalui survei dengan mengisi kuesioner

yang diberikan secara langsung (personally administrered

quesionarries) kepada responden yang bersangkutan. Skala yang

digunakan dalam kuesioner adalah skala Ordinal atau skala Likert

dengan kategori jawaban terdiri dari 5 poin atau tingkatan.

3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Penelitian ini menggunakan instrumen dalam bentuk kuesioner

yang harus diuji kualita datanya melalui uji validitas dan uji

reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan

suatu instrumen mewakili sesuatu yang akan diukur. Uji validitas

dengan menggunakan uji korelasi.

a. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2008:121) hasil penelitian yang valid

bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan

data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Selanjutnya validitas suatu butir pertanyaan dapat

dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul item-

Total Statistics. Untuk menilai kevalidan masing-masing butir

pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected item-Total

Correlation pada masing-masing butir pertanyaan. Suatu

pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan

nilai dari Corrected item. Total Correlation > dari r-tabel.

Menurut Bhuono Agung Nugroho (2005:67) Nilai r-tabel

dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-k. nilai k

merupakan jumlah butir pertanyaan dalam suatu variabel,

sedangkan n adalah jumlah responden.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2008:121) hasil penelitian yang

reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang

berbeda.Reliabilitas menunjukan konsisten menunjukan

konsistensi dan stabilitas suatu skor dari suatu instrumen

pengukur.

Penerapan uji reliabilitas atau keandalan ini

dimaksudkan bahwa setelah tingkat validitas ditentukan, maka

dapat dilanjutkan reliabilitas. Reliabilitas suatu butir pertanyaan

dapat dilihat dari hasil output SPSS pada tabel dengan judul

Reliability Statistics. Untuk menilai masing-masing butir

pertanyaan reliabel dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha

pada masing-masing butir pertanyaan. Suatu pertanyaan

dikatakan reliabel jika memiliki nilai-nilai Cronbach’s Alpha >

0,60.

Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan secara simultan maupun parsial dengan

model sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Di mana :

Y = tanggung jawab sosial perusahaan

A = konstanta

B1-b4 =koefisien regresi dari setiap variabel

independent

X1 = regulasi pemerintah

X2 = tekanan masyarakat

X3 = tekanan organisasi lingkungan

X4 = tekanan media massa

E = Error term

C. Hasil dan Pembahasan

Penyajian Data

Penelitian ini mengambil sampel dari perusahaan yang ada di

sekitar Jakarta, Bogor Tangerang atau biasa disingkat dengan

JABODETABEK. Berdasarkan kuisioner yang disebarkan sebanyak

150 kepada sekretaris (responden) yang ada di berbagai

perusahaan perusahaan yang beraktivitas atau berlokasi seperti

tersebut di atas, terkumpul 136 jawaban yang layak untuk diproses

lebih lanjut.

Data yang terkumpul ,yang diklasifikasikan dalam lima variabel

penelitian yaitu : jawaban responden tentang pentingnya tanggung

sosial perusahaan (CSR), tekanan regulasi pemerintah, tekanan

masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan tekanan media

massa.

Analisis Data

Untuk menguji pengaruh tekanan regulasi pemerintah, tekanan

masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan tekanan media

massa terhadap pentingnya tanggung sosial perusahaan (CSR) baik

secara parsial maupun simultan akan dipaparkan, hasil korelasi,

determinasi dan regresinya dari variabel-variabel tersebut di atas.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan asumsi dasar yang harus

dipenuhi agar model analisis regresi dapat digunakan dalam

menganalisis.Adapun asumsi klasik yang diuji dalam penelitian ini

meliputi :

Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah keadaan di mana terjadinya

korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan yang lain

yang disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik

ditandai dengan tidak adanya autokorelasi.Dampak yang

diakibatkan dengan adanya masalah autokorelasi yaitu varian

sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya.

Tabel 4.1 Uji Autokorelasi

Model Summary(b)

M

o

d

el

R

R

Square

Adjust

ed R

Squar

e

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics Durbi

n-

Wats

on

R Square

Change

F

Chang

e df1 df2

Sig.

F

Chan

ge

1 0.8

9(a

)

0.86 0.85 ,00138 1,000

47968

60,49

3

4 131 ,000 2,10

9

a Predictors: (Constant), Tekanan media massa, Regulasi

pemerintah, Tekanan lingkungan organisasi Tekanan

masyarakat, (a)

b Dependent Variable: Y

Sumber : Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.1, angka Durbin Watson yang

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya Autokorelasi adalah

diantara angka DW di bawah -2 sampai dengan + 2. Tabel 4.2

terlihat bahwa angka DW +2,109 yang berarti ada autokorelasi

negatif.

Uji Multikoleniaritas

Tujuan Uji Multikoleniaritas adalah untuk menguji

apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antara

variabel bebas di mana dalam model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya.

Tabel 4.2 Uji Multikoleniaritas

Model Unstandardi

zed

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error

Beta Toleran

ce VIF

(Constan

t)

,004

0

0.00

1

0.28

00

0.78

0

Regulasi

pemerintah

0.44

4

0.05

2

0.291 2.85

23

0.00

0

0.330 3.03

4

Tekanan masyara

0.234

0.045

0.110 2.4348

0.000

0.245 4.084

kat

Tekanan lingkung

an organisasi

0.560

0.080

0.075 2.8041

0.000

0.275 3.642

Tekanan

media massa

0.85

8

0.12

5

0.025 3.83

78

0.00

0

0.087 8.12

5

a. Dependent Variable : Y

Sumber : Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa nilai tolerance

(TOL) dan VIF (Variance Inflation Factor) ,di mana nilai VIF

berada di bawah 10 semua variabel penelitian kecuali variabel

tekanan media massa dan nilai TOL untuk variabel penelitian

selain variabel tekanan media massa memiliki nilai tidak kurang

dari 0,1. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa

variabel selain tekanan media massa dapat digunakan sebagai

data penelitian.

Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.1

Sumber : Hasil Output SPSS

Pada gambar 4.1 terlihat bahwa titik titik menyebar

secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka

420-2-4

Regression Standardized Residual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Regr

essio

n Stan

dard

ized P

redict

edVa

lue

Dependent Variable: Y

Scatterplot

0 pada sumbu y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi,sehingga model regresi

dalam penelitian ini layak dipakai untuk memprediksi

pentingnya tanggung jawab social berdasarkan variabel

independen (bebas) yaitu tekanan regulasi pemerintah,

tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan

tekanan media massa.

Uji Normalitas

Menurut Duwi Priyatno (2009 : 73) uji normalitas

dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal

atau tidak.

3210-1-2-3

Regression Standardized Residual

20

15

10

5

0

Fre

qu

en

cy

Mean = -1.29E-11Std. Dev. = 0.985N = 136

Dependent Variable: Y

Histogram

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Exp

ecte

d C

um

Pro

b

Dependent Variable: VAR00001

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.2 dan Gambar 4.3

Dengan melihat tampilan pada gambar 4.2 dan 4.3

terlihat bahwa titik menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal dan grafik histogram

menunjukkan pola distribusi normal dan tidak menceng. Kedua

gambar tersebu menunjukkan bahwa uji statistic pada

penelitian ini valid.

Analisis Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara

variabel Y (variabel bebas) dengan variabel X (variabel terikat)

dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Koefisien Korelasi

Pentingny

a CSR

Regulasi pemerint

ah

Tekanan masyara

kat

Tekanan lingkung

an organisa

si

Tekana

n media massa

Pentingnya

CSR

Pearson

Correlation 1 ,168(*) ,429(**) ,318(**)

,685(*

*) Sig. (1-

tailed) ,025 ,000 ,000 ,000

N 136 136 136 136 136

Regulasi pemerintah

Pearson Correlation

,168(*) 1 ,077 ,139 ,518(*

*)

Sig. (1-tailed)

,025 ,188 ,053 ,000

N 136 136 136 136 136

Tekanan masyarakat

Pearson Correlation

,429(**) ,077 1 ,473(**) ,737(*

*)

Sig. (1-tailed)

,000 ,188 ,000 ,000

N 136 136 136 136 136

Tekanan lingkungan organisasi

Pearson Correlation ,318(**) ,139 ,473(**) 1

,741(**)

Sig. (1-

tailed) ,000 ,053 ,000 ,000

N 136 136 136 136 136

Tekanan media massa

Pearson Correlation

,685(**) ,518(**) ,737(**) ,741(**) 1

Sig. (1-

tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 136 136 136 136 136

* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Sumber : Hasil Output SPSS

Tabel 4.4. menunjukkan bahwa ada korelasi antara

variabel Y dengan variabel X dan antar variabel X. Koefisien

korelasi antara regulasi pemerintah dengan pentingnya

tanggung jawab social perusahaan sebesar 0,168 yang berarti

hubungan antara regulasi pemerintah dengan pentingnya

tanggung jawab social perusahaan sangat lemah , searah dan

signifikan. Jika regulasi pemerintah makin kuat maka

perusahaan akan makin mematuhinya untuk melaksanakan

program CSR

Koefisien korelasi antara tekanan masyarakat dengan

pentingnya tanggung jawab social perusahaan sebesar 0,429

yang berarti hubungan antara tekanan masyarakat dengan

pentingnya tanggung jawab social perusahaan cukup kuat ,

searah dan signifikan. Jika tekanan masyarakat makin kuat

maka perusahaan akan makin gencar untuk melaksanakan

program CSR

Koefisien korelasi antara tekanan lingkungan organisasi

dengan pentingnya tanggung jawab social perusahaan sebesar

0,318 yang berarti hubungan antara tekanan lingkungan

organisasi dengan pentingnya tanggung jawab social

perusahaan cukup kuat , searah dan signifikan. Jika tekanan

lingkungan organisasi makin kuat maka perusahaan akan

makin tergerak untuk melaksanakan program CSR

Koefisien korelasi antara tekanan media massa dengan

pentingnya tanggung jawab social perusahaan sebesar 0,685

yang berarti hubungan antara tekanan media massa dengan

pentingnya tanggung jawab social perusahaan kuat , searah

dan signifikan. Jika tekanan media massa makin kuat maka

perusahaan makin berusaha dengan sekuat tenaganya untuk

melaksanakan program CSR,karena jika tidak maka media akan

memberitakan hal hal negatif tentang perusahaan yang pada

akhirnya berdampak negatif bagi perusahaan.

Analisis Koefisien Determinasi

Tabel 4.5

Koefisien Determinasi

Model Summary(b)

Mo

de

l

R

R Squ

are

Adjusted

R Squa

re

Std. Error of

the Estimat

e

Change Statistics Dur

bin-W

atso

n

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Chang

e

1 0.8

9(a

)

0.86 0.85 ,00138 1,000 4796860,

493 4 131 ,000

2,

10

9

a Predictors: (Constant), Tekanan media massa, Regulasi

pemerintah, Tekanan lingkungan organisasi Tekanan

masyarakat, (a)

b Dependent Variable: Y

Sumber : Hasil Output SPSS

Koefisien determinasi merupakan ukuran yang

digunakan untuk memberikan penjelasan kepada variabel

terikat yang dapat diterangkan oleh variabel bebas.

Berdasarkan Tabel 4.5 ,mengenai koefisien determinasi, maka

dapat dilihat bahwa angka R sebesar 0,89 menunjukkan bahwa

korelasi antara hubungan antara tekanan regulasi pemerintah,

tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan

tekanan media massa dengan pentingnya tanggung jawab

social sangat kuat, sempurna.

Angka Adjusted R Square sebesar 0.85 yang berarti 85

% dari pentingnya tanggung jawab social perusahaan dapat

dijelaskan oleh variabel bebas yaitu tekanan regulasi

pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi

lingkungan dan tekanan media massa. Sedang sisanya 15 %

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Analisis Koefisien Regresi

Analisis berikutnya adalah analisis regresi dengan metode enter karena pada analisis korelasi semua variabel menunjukkan signifikan hubungan antara vaiabel bebas dengan variabel

terikat. Tabel 4.6

Koefisien Regresi

Model Unstandardi

zed Coefficients

Standardi

zed Coefficien

ts

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta

Toleran

ce

VIF

(Constant)

,0040

0.001

0.2800

0.780

Regulasi 0.44 0.05 0.291 2.85 0.00 0.330 3.03

pemerintah

4 2 23 0 4

Tekanan

masyarakat

0.23

4

0.04

5

0.110 2.43

48

0.00

0

0.245 4.08

4

Tekanan lingkung

an organisa

si

0.560

0.080

0.075 2.8041

0.000

0.275 3.642

Tekanan

media massa

0.85

8

0.12

5

0.025 3.83

78

0.00

0

0.087 8.12

5

a. Dependent Variable : Y

Sumber : Hasil Output SPSS

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa persamaan regresi dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Y = 0,0040 + 0,444 X1 + 0,234 X2 + 0,560 X3 + 0,858 X4

Berdasarkan garis regresi di atas dapat dijelaskan

bahwa nilai konstanta sebesar 0,0040 yang berarti jika tekanan

regulasi pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi

lingkungan dan tekanan media massa tidak ada maka dapat

disimpulkan bahwa perusahaan tidak menganggap penting

program CSR, sehingga tidak ada kepedulian perusahaan

terhadap program tanggung jawab social kepada stakeholders

Koefisien regresi yaitu tekanan regulasi pemerintah

sebesar 0,444 yang berarti jika variabel tekanan masyarakat,

tekanan lingkungan organisasi dan tekanan media massa tidak

ada maka kepedulian perusahaan untuk menjalankan program

CSR nya naik sebesar 0,444. Demikian sebaliknya.

Koefisien regresi yaitu tekanan masyarakat sebesar

0,234 yang berarti jika variabel tekanan regulasi pemerintah,

tekanan lingkungan organisasi dan tekanan media massa tidak

ada maka kepedulian perusahaan untuk menjalankan program

CSR nya naik sebesar 0,234. Demikian sebaliknya.

Koefisien regresi yaitu tekanan regulasi lingkungan

organisasi sebesar 0,560 yang berarti jika variabel tekanan

regulasi pemerintah, tekanan masyarakat dan tekanan media

massa tidak ada maka kepedulian perusahaan untuk

menjalankan program CSR nya naik sebesar 0,560. Demikian

sebaliknya.

Koefisien regresi yaitu tekanan media massa sebesar +

0,858 yang berarti jika variabel tekanan regulasi pemerintah,

tekanan masyarakat, tekanan lingkungan organisasi tidak ada

maka maka kepedulian perusahaan untuk menjalankan

program CSR nya naik sebesar 0,585. Demikian sebaliknya.

Berdasarkan garis regresi terlihat bahwa tekanan media

massa merupakan variabel yang sangat kuat hubungan dan

pengaruhnya terhadap kesadaran perusahaan dalam

melaksanakan program CSR nya.

Salah satu tugas atau peran sekretaris adalah sebagai

public relation (PR) di mana punya peran tepat untuk menjaga

reputasi perusahaan, yang merupakan pemain kunci dalam

mewujudkan Relationship Marketing, dalam rangka tugas

membangun citra positif perusahaan jangka panjang. Public

Relation memiliki dua fungsi yaitu membantu membentuk

organisasi dengan informasi manajemen yang diharapkan

berdampak positif bagi citra perusahaan di masyarakat dan

menerangkan serta memberi nasihat tentang suatu tindakan

yang positif. Dalam perannya ini,PR benar benar merupakan

fungsi manajemen, bertugas dengan tanggung jawab menjaga

reputasi sutau organisasi – membentuk,melindungi dan

memperkenalkan serta memelihara citra perusahaan.

Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis secara parsial (Uji T)

Tabel 4.7

Uji T

Model Unstandardi

zed

Coefficients

Standardized Coefficien

ts

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error

Beta Toleran

ce VIF

(Constant)

,0040

0.001

0.2800

0.780

Regulasi

pemerintah

0.44

4

0.05

2

0.291 2.85

23

0.00

0

0.330 3.03

4

Tekanan masyara

kat

0.234

0.045

0.110 2.4348

0.000

0.245 4.084

Tekanan lingkung

an

organisasi

0.560

0.080

0.075 2.8041

0.000

0.275 3.642

Tekanan media

massa

0.858

0.125

0.025 3.8378

0.000

0.087 8.125

a. Dependent Variable : Y

Sumber : Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa semua variabel

bebas memberikan kontribusinya terhadap program CSR yang

dijalankan perusahaan,sehingga dapat dikatakan hipotesa

alternatif dapat diterima artinya ada pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat atau dengan kata lain H0 ditolak.

Pengujian Hipotesis secara simultan (Uji F)

Tabel 4.8 ANOVA(b)

Model

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 36,417 4 9,104

4796860,493

,000(a)

Residual ,000 131 ,000

Total 36,417 135

a Predictors: (Constant), Tekanan media massa,

Regulasi pemerintah, Tekanan lingkungan organisasi

Tekanan masyarakat, (a)

b Dependent Variable: Pentingnya CSR

Pada tabel 4.8 terlihat bahwa nilai F hitung > F tabel

yang berarti H0 ditolak dan yang berarti ada pengaruh antara

semua variabel bebas dengan variabel terikat.

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semua

variabel bebas yaitu tekanan regulasi pemerintah, tekanan

masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan tekanan media

massa berpengaruh secara signifikan terhadap penting program

tanggung jawab sosial perusahaan. Namun jika dilihat variabel

yang terbesar pengaruhnya adalah tekanan media massa.

Daftar Pustaka

Buku

Bhuono Agung Nugroho, 2005, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik,Penelitian dengan Menggunakan SPSS ,Edisi 1,Yogyakarta ,Andi

Duwi Priyatno,2009,SPSS Analisis Korelasi,Regresi dan Multivariate,Yogyakarta,Gava Media

Greener, Toni. 2002. Public Relations dan Pembentukan Citranya. Cetakan Ketiga. Bumi Aksara, Jakarta.

Reza Rahman,2009, Corporate Social Responsibility Antara Teori dan Kenyataan, Yogyakarta ,MedPress

Jurnal dan Artikel Aryani, Situ Nur. 2006. Penerapan CSR yang Lebih Strategis. Dokumen

http://www.bisnis.com/, Sabtu, 01 April 2006.

Azhar Maksum,Azizul Kholis,2003, Analisis Tentang Pentingnya

Tanggung Jawab dan Akuntansi Sosial Perusahaan,Simposium Nasional Akuntansi VI

Edy Rismanda Sembiring, 2003, Faktor factor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Jurnal Telaah Akuntansi, Vol 1 : 1.21.

Widi Astuty,2004, Tanggung Jawab Akuntansi Sosial Perusahaan dan

Permasalahannya di Indonesia, Jurnal Ilmiah Santina Vol 1 : 182 -189

Tesis

Dachlan A Bandu,2001, Tanggung Jawab Sosial PT Newmont Nusa Tenggara Terhadap Masyarakat Lingkar Tambang,Jakarta,

Program Pasca Sarjana UI Wakhid Nurrokhim,2005, Perspektif Stakeholder Dalam Upaya Adaptasi

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,Jakarta,Program Pasca Sarjana UI

ANALISIS KEUNGGULAN BERSAING

PADA RESTORAN SIAP SAJI

Diana Triwardhani FE UPN Veteran Jakarta

Afni Sari Budiman FE UPN Veteran Jakarta

Abstract

This study aims to determine how the potential, the position of competitive advantage of fast-food restaurants Izzi Pizza compared with the comparator service restaurant Papa Ron's Pizza and Domino's Pizza and find out how the performance generated by the fast-food restaurants Izzi Pizza with comparable restaurant Papa Ron's Pizza and Domino's Pizza. In this research technique used is a qualitative descriptive method, using the formula of proportion, data collection techniques to obtain data and information to primary data using a questionnaire and distributed to 100 respondents, and that the samples are visitor restaurant. The results of this study indicate that the highest value competitive advantage for Izzi Pizza is on the monitoring of food, knowledge servants and comfort of the room, for Papa Ron's the cleanliness of food, hospitality waitress and comfort room, while the dominos's Pizza in the comfort room, ease of parking and knowledge waitress . For the weighted value of the three restaurants are included on food hygiene

Keyword: competitive advantage

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan

di dalam pasar yang bersaing, namun setelah beberapa

dasawarsa perluasaan dan kemakmuran yang hebat, banyak

perusahaan kehilangan pandangan akan keunggulan bersaing,

dalam perjuangan untuk berkembang dan mengejar diversifikasi.

(Michael E. Porter 2004:1).

Salah satu kunci untuk mencapai keunggulan bersaing

adalah dengan memenuhi kebutuhan konsumen tersebut yang

berbeda-beda dan selalu berubah, juga dalam memenuhi

produk-produk yang disajikan bagi konsumen. Dengan

menawarkan berbagai produk dan pelayanan yang lebih unggul

agar dapat menciptakan persepsi yang baik.

Membangun persepsi dapat dilakukan melalui jalur

pelayanan serta mengevaluasi temuan-temuan dan membuat

perubahan yang diperlukan agar dapat memahami kebutuhan

konsumen serta kepuasan konsumen. Pelayanan yang paling

terbaik dan perstisius yang dimiliki oleh perusahaan akan sangat

diharapkan oleh konsumen sehingga konsumen akan selalu

merasa dihargai dan telah terlayani dengan baik. Dengan

demikian konsumen dapat menilai kinerja perusahaan dengan

membandingkan dengan perusahaan lain. Disebabkan kebutuhan

dan keingginan yang selalu berubah-ubah maka mau tidak mau

harus diikuti dan dipenuhi, begitu juga dengan industri jasa

makanan yang semakin berkembang, hal ini dapat dilihat dari

pertumbuhan yang tinggi di berbagai belahan dunia (Nonto

2006:13).

1

Sedangkan menurut (Aaker 2006:182) dalam persaingan

di bidang makanan khususnya restoran, menyebabkan

pengusaha harus mempunyai strategi yang paling baik dan tepat

yang mempertimbangkan kondisi yang ada dalam perusahaan.

Dewasa ini masyarakat modern ditandai dengan aktivitas

kerja yang tinggi. Untuk setiap orang yang mempunyai aktivitas

berdampak pada minimnya menyediakan makanan, oleh karena

itu orang lebih menyukai untuk makan di restoran yang dapat

menyajikan makanan maupun minuman dengan cepat, maka

muncullah restoran-restoaran siap saji yang menunya

bermacam-macam, cita rasa enak serta suasana yang

menyenangkan seperti oleh Mc. Donald’s, Texas Fried Chicken,

Kentucky Fried Chiken, Pizza Hut, Hoka-hoka Bento, dan lain-

lain.

Persaingan yang sangat ketat ini menjadikan pemenuhan

kebutuhan dari suatu produk yang menjadi keinginan dan

kebutuhan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsinya

secara jangka panjang dan mempelajari strategi yang dilakukan

oleh restoran siap saji dalam memenuhi keinginan dan

kebutuhan konsumen untuk lebih baik secara terus menerus

(Dewi Nawangwulan : 2007).

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka

dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang berkaitan :

Bagaimana Potensi, Posisi, Keunggulan Bersaing dan Kinerja

pada restoran siap saji Izzi Pizza, Papa Ron’s Pizza dan Domino’s

Pizza?

3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui potensi, posisi, keunggulan bersaing dan

kinerja restoran siap saji Izzi Pizza dengan pembanding restoran

siap saji Papa Ron’s Pizza dan Domino’s Pizza.

4. Tinjauan Pustaka

a. Pengertian Keunggulan Bersaing

Menurut Michael E. Porter (2004:1) keunggulan

bersaing adalah : Jantung kinerja perusahaan di dalam pasar

yang bersaing, namun setelah beberapa dasawarsa perluasaan

dan kemakmuran yang hebat, banyak perusahaan kehilangan

pandangan akan keunggulan bersaing, dalam perjuangan

untuk berkembang dan mengejar diversifikasi

Menurut Aaker (2006), bagaimana perusahaan mampu

bersaing `bukanlah satu-satunya kunci keberhasilan, karena

ada tiga faktor yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu

keunggulan bersaing yang dapat dipertahankan, yaitu ;

1) Dasar persaingan

2) Di pasar mana perusahaan bersaing

3) Dengan siapa perusahaan bersaing

Pendapat diatas tampaknya cenderung mementingkan

bagaimana suatu perusahaan bersaing dilihat dari sisi

perusahaan. Sementara itu, perusahaan tidak bisa lepas dari

pelangganya.

Sedangkan menurut (Keegan 2006:235), keunggulan

bersaing ada kalau terdapat keserasian antara kompetensi

yang membedakan dari sebuah perusahaan dan faktor-faktor

kritis untuk meraih sukses dalam industri yang menyebabkan

perusahaan mempunyai prestasi yang jauh lebih baik dari pada

pesaingnya. Ada 2 cara dasar untuk mencapai keunggulan

bersaing, yang pertama dengan strategi biaya rendah yang

memampukan perusahaan untuk menawarkan produk dengan

harga yang lebih murah dari pesaingnya. Yang kedua, dengan

strategi diferensiasi produk, sehingga pelanggan menganggap

memperoleh manfaat unik yang sesuai dengan harga yang

cukup. Akan tetapi kedua strategi tersebut mempunyai

pengaruh yang sama yakni meningkatkan anggapan manfaat

yang dinikmati oleh konsumen.

b.Strategi Bersaing

Menurut M. E. Porter (2006:16), pada suatu industri

jenis apa pun, baik untuk dalam negeri atau internasional, atau

menghasilkan produk dan jasa, terdapat 5 (lima) kekuatan

dalam bersaing, yaitu :

1) Ancaman Masuk dari pesaing baru; apabila suatu

perusahaan dapat memasuki suatu industi khusus dengan

mudah, maka intensitas persaingan di antara perusahaan-

perusahaan tersebut akan meningkat. Pendatang baru akan

mengurangi potensi-potensi profit pada industri lama

karena ia akan membawa kapasitas baRu, mencari pasar

dan menurunkan margin.

2) Ancaman dari produk pengganti; pada banyak industri,

perusahan-perusahan berkompetisi secara ketat dengan

para produsen produk pengganti dari industri yang lain.

Kehadiran produk pengganti tersebut merupakan

peringatan bagi perusahaan sebelum beralih ke produk

pengganti tesebut. Tekanan persaingan akibat produk

pengganti dapat menyebabkan terjadinya penurunan

kualitas produk karena konsumen merasakan adanya

penurunan harga.

3) Kekuatan tawar menawar pembeli; bila persaingan

terkonsentrasi, berukuran besar dan konsumen membeli

dalam volume besar, maka kekuatan tawar menawar

sangat mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu

industri. Perusahaan pesaing mungkin menggunakan

layanan atau jaminan khusus untuk mendapatkan loyalitas

pelanggan apabila memiliki kekuatan tawar menawar yang

substansial.

4) Kekuatan tawar menawar pemasok; kekuatan tawar

menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan

dalam industri, khususnya apabila, terdapat sejumlah besar

pemasok, hanya ada beberapa bahan baku pengganti yang

baik, atau apabila biaya pengalihan bahan baku yang

sangat mahal.

5) Persaingan diantara pesaing-pesaing yang ada;

menyebabkan persaingan harga, iklan atau promosi,

pengembangan produk, positioning, tenaga pemasar dan

lain-lain.

Suatu perusahaan memiliki banyak kekuatan dan

kelemahan dalam berhadapan dengan para pesaingnya. Dari

jenis dasar keunggulan bersaing digabungkan dengan cakupan

aktivitas yang berusaha dicapai oleh sebuah perusahaan, maka

akan menghasilkan 3 (tiga) Strategi Generik untuk mencapai

kinerja di atas rata-rata dalam suatu industri, yaitu :

a) Keunggulan biaya: Keunggulan biaya didasarkan pada

posisi perusahaan sebagai produsen dengan biaya rendah

dalam pasar yang ditentukan secara luas atau meliputi

bauran produk yang luas. Pada dasarnya, sebuah

perusahaan yang berusaha mendasarkan strategi bersaing

pada kepemimpinan biaya menyeluruh harus sangat agresif

mengejar kepemimpinan posisi itu sendiri dengan biaya per

unitnya paling rendah dalam industri. Karena pada

gilirannya pasti membuat produsennya memimpin dalam

ciri pengalaman dengan pembuatan produk.

b) Diferensiasi: kalau produk hasil dari sebuah perusahaan

benar-benar unik atau dianggap untuk dalam pasar masal,

dikatakan produk itu mempunyai keunggulan diferensiasi.

Ini dapat menjadi strategi yang amat efektif untuk

mempertahankan posisi pasar dan meraih pengambilan

modal diatas rata-rata keunikan sering kali membuat

perusahaan dapat menempatkan harga yang cukup tinggi

untuk produknya.

c) Fokus (Fokus Biaya dan Fokus Diferensiasi): strategi untuk

mencapai keunggulan fokus menetapkan sasaran pasar

atau pelanggan yang ditentukan secara sempit. Ini

merupakan keunggulan yang didasarkan pada kemampuan

untuk menciptakan lebih banyak nilai pelanggan untuk

segmen yang ditargetkan secara sempit dan hasil dari

pemahaman yang lebih baik dari kebutuhan dan keinginan

pelanggan.

Dalam pemilihan bisnis restoran, agar konsistensi rasa

hidangan disetiap gerai dapat diperhatikan dari sisi kualitas dan

kontrol makanan agar dapat berjalan kontinyu dengan baik,

maka strategi yang perlu dilakukan adalah mengadaptasi

segala perubahan yang ada yang bersifat rentan.

c. Restoran Cepat Saji

Industri fast food berasal dan berkembang dari Amerika

Serikat. Menurut Wikipedia restoran siap saji adalah restoran

yang menyediakan makanan dengan cepat begitu makanan

dipesan. Makanan yang disajikan seringkali dinamakan fast

food. Sebelum dinamakan restoran siap saji, outlet yang

menjual fast food dinamakan fast food restaurant.

Makanan yang disajikan disiapkan untuk dapat segera

disajikan. Bisa dengan cara dioven atau dipanaskan, sehingga

tidak membutuhkan proses yang rumit. Biasanya produknya

berupa sandwich, burger, pizza, fried chicken, french fries,

chicken nuggets, fich and chips, ice cream dan sejenisnya.

Industri fast food berasal dan berkembang dari Amerika

Serikat. Salah satu contoh restoran fast food yang memiliki

perkembangan dan jaringan terluas di dunia adalah Mc.

Donald’s yang berasal dari Amerika Serikat. Tipe-tipe restoran

fast food, menurut Wikipedia :

1) Pengunjung datang ke counter, mengambil makanan yang

pengunjung inginkan, membayar dan kemudian mencari

tempat duduk dan mulai menikmati makanan. Tipe ini ada

beberapa variasi antara lain :

a. Pengunjung mengambil makanan yang telah tersedia

pada porsi tertentu.

b. Pengunjung mengambil sendiri dari kontainer-kontainer

makanan yang ada, sehingga memilih dan mengambil

sendiri makanan yang dikehendaki.

c. Pengunjung dilayani di counter, artinya pengunjung

menyebutkan pesanannya dan menanti di counter

makanan pesanan pengunjung.

2) Ada juga prosedur khusus dengan sistem tiket, yaitu

pengunjung membayar di kasir untuk mendapatkan tiket,

kemudian menuju counter makanan untuk menukarkan

tiket dengan makanan yang telah dipesan.

3) Pengunjung akan menuju counter, makanan yang dipesan

akan diantar ke meja pemesanan, dan mengenai

pembayaran bisa dilakukan pada waktu pemesanan atau

pada waktu makanan diantar ke meja.

d. Bauran Pemasaran Restoran

Dalam sebuah restoran, bauran pemasaran (7 P) terdiri

dari lokasi (place), produk (product), harga (price), promosi

(promotion), orang (people), lingkungan fisik (physical

environment), proses (process)

1. Lokasi (place)

Lokasi merupakan faktor penting dalam mencapai

keberhasilan sebuah restoran, yaitu menyangkut : good

visibility, easy access, convenience, curb side appeal,

parking.

2. Produk (product)

Produk dalam bisnis restoran sangat bergantung pada

pengalaman. Produk dapat berupa paket yang lengkap

yang terdiri dari makanan, minuman, servis, atmosfer dan

kenyamanan yang memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen menciptakan kesan yang tidak terlupakan.

Pengunjung di restoran membayar untuk pengalaman

makan secar total bukan hanya untuk makannya saja.

3. Harga (price)

Harga juga merupakan pertimbangan yang sangat penting

dalam memilih restoran. Faktor-faktor yang mempengaruhi

harga yang diterapkan dalam sebuah restoran adalah,

hubungan antar permintaan dan penawaran, penurunan

loyalitas konsumen, harga-harga dalam persaingan aspek

psikologis, kebutuhan untuk meraih laba.

4. Promosi (promotion)

Promosi adalah aktivitas yang dilakukan restoran untuk

mencari konsumen, bukan hanya untuk sekali datang tetapi

juga konsumen yang akan melakukan pembelian berulang.

Tujuan dari promosi adalah meningkatkan awarness,

meningkatkan persepsi konsumen, menarik pembeli

pertama, mencapai persentase yang lebih tinggi untuk

konsumen yang berulang, menciptakan loyalitas merek,

meningkatkan penjualan pada makanan tertentu atau

waktu-waktu khusus, dan mengenalkan menu baru.

5. Orang (people)

Hal tersebut berkaitan dengan penyeleksian, pelatihan,

pemotivasian dan peraturan terhadap sumber daya

manusia, dimana sumber daya manusia harus mempunyai

kemampuan akan pengetahuan yang cukup mengenai

suatu produk yang ditawarkan secara mantap, sehingga

dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada

konsumen. Selain itu bisnis dalam restoran harus mengerti

mengenai strandar pelayanan kepada pelanggan misalnya:

a) Penampilan: penampilan harus rapi, sehingga enak

dipandang baik dari segi pelanggan yang datang dan

berkunjung maupun dari segi sumber daya itu sendiri,

yang harus diperhatikan mengenai penampilan antara

lain pakaian, penampilan fisik misalnya bau badan.

b) Komunikasi : harus memiliki kemampuan komunikasi

yang baik dengan pelanggan guna terjalinnya suasana

yang nyaman dan menyenangkan sehingga pelanggan

yang datang merasa di terima kehadirannya.

c) Kebersihan : harus selalu terjaga dengan baik, oleh

karena itu diharapkan sumber daya manusia

mempunyai kesadaran sendiri akan kebersihan

lingkungan tempat bekerja.

d) Kecepatan pelayanan : kecepatan pelayanan harus

selalu di tingkatkan, karena pelanggan tidak bisa

menunggu makanan yang di pesan terlalu lama. Oleh

karena itu harus diadakan pelatihan bagi sumber daya

manusia guna mengkaji ulang kelebihan serta

kekuranagan yang dimiliki yang berkaitan dengan

kecepatan pelayanan.

6. Lingkungan fisik (physical environment)

Merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan

langsung berinteraksi dengan konsumen. Ada 2 tipe

physical evidence, yaitu:

a) Essential evidence : merupakan keputusan-keputusan

yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan

layout dari gedung, ruang dan lain-lain.

b) Peripheral evidence merupakan nilai tambah yang bila

berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Jadi hanya

berfungsi sebagai pelengkap saja, sekalipun demikian

perannya sangat penting dalam proses produk jasa.

7. Proses (process)

Yang dimaksud proses disini adalah situasi yang dialami

oleh pelanggan pada saat menunggu produk yang di pesan.

Perbedaan faktor utama dalam suatu perusahan jasa

adalah kualitas akan layanan jasa atau pelanggan menjadi

semakin selektif di dalam permintaan serta menuntut akan

standar jasa yang lebih baik. Oleh sebab itu kualitas

pelayanan terhadap pelanggan harus diperhatikan.

Unsur-unsur dalam keunggulan bersaing yang perlu

diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Potensi keunggulan bersaing

2) Posisi keunggulan bersaing

3) Kinerja yang dihasilkan

Dalam hal ini keunggulan bersaing yang ada mengenai

restoran siap saji menyangkut pelayanan yang cepat dan baik

yang mana hal tersebut mengenai pelayanan yang cepat di

dalam penyajian terhadap pesanan oleh konsumen, kebersihan

tempat yang dapat memberikan suasana nyaman bagi

konsumen di tempat tersebut, kesehatan makanan yang

terjamin dimana setiap olahan makanan yang akan dimasak

memiliki kebersihan yang segar untuk dimasak, makanan

tersebut halal atau sudah mendapat sertifikat dari MUI. Pilihan

makanan yang bervariasi dapat memberikan konsumen untuk

memilih jenis makanan yang lain sesuai dengan keinginan

mereka sendiri. Harga yang relative murah dapat menarik

konsumen ditambah dengan berbagai macam variasi dari

berbagai macam menu masakan yang lain, dimana dengan

harga yang relatif murah dapat menjadim pembanding dengan

restoran yang lain di mata konsumen.

Menurut Freddy Rangkuti (124:2006) faktor-faktor yang

dipertimbangkan oleh konsumen dalam pemilihan restoran siap

saji diantaranya :

1) Halal dan higienis

2) Pemilihan menu bervariasi

3) Kualitas makanan dan minuman baik

4) Penyajian makanan dan minuman menarik

5) Harga makanan dan minuman

6) Keramahan pelayan

7) Pengetahuan pelayan baik

8) Kenyamanan tempat baik di dalam maupun di luar restoran

9) Layanan antar

10) Lokasi strategis

11) Areal parkir

B. Metode Penulisan

1. Definisi Operasional dan Operasional Variabel

Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah keunggulan bersaing restoran siap saji,

dimana skor yang diperoleh dari kuesioner tentang keunggulan

bersaing, dilihat dari dimensi potensi keunggulan bersaing, posisi

keunggulan bersaing dan kinerja dengan masing-masing indikator

sbb : Kebersihan makanan, Variasi menu, Menu favorit, Kualitas

makanan, Penyajian makanan cepat, Ruang restoran nyaman,

Kebersihan ruang restoran, Harga tidak mahal, Pelayan ramah,

Pengetahuan pelayan, Layanan antar baik, Lokasi yang strategis,

Cabang banyak, Kemudahan parkir, Harga yang lebih rendah serta

kepuasan menggunakan skala Likert berupa data interval.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, menggunakan data cross section,

pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner,

dimana instrumen sebelumnya melalui uji validitas dan reliabilitas

menggunakan metode Alpha-Cronbach

3. Sampel

Tehnik penentuan sampel menggunakan Convinience

Sampling. Jumlah yang di ambil sebanyak 100 responden yakni,

pengunjung restoran siap saji Izzi Pizza, Papa Ron’s Pizza dan

Domino’s Pizza, yang mengkonsumsi restoran siap saji Izzi Pizza ,

Papa Ron’s Pizza dan Domino’s Pizza.

4. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis mengunakan analisis deskriptif

mengunakan analisa adopsi dari Freddy Rangkuti

Untuk menganalisis data dapat menggunakan rumus proporsi

sebagai berikut :

Proporsi ( P ) = f / n

Dimana ; f = frekuensi

n = total untuk semua kategori

Untuk menganalisis Keunggulan Bersaing dapat dilakukan

dengan cara-cara di bawah ini :

1) Menganalisis Potensi Keunggulan Bersaing dilakukan dengan

menganalisis pembobotan benefit, yaitu sebagai berikut :

a) Analisis suatu pembobotan benefit antara perusahaan

dapat dihitung dengan:

Total Nilai Benefit = Bobot kepentingan X Rating Kinerja

tiap Perusahaan

b) Perhitungan selisih total nilai benefit perusahaan kita

dengan perusahaan pesaing, dengan :

Total Benefit Perusahaan Kita – Total Benefit Perusahaan

Pesaing.

2) Menganalisis Posisi Keunggulan Bersaing, yaitu sebagai

berikut ;

a) Membandingkan Perceived Price Product perusahaan kita

dengan perusahaaan pesaing, dengan :

Perceived Price Perusahaan Kita - Perceived Price

Perusahaan Pesaing

Perceived price product adalah persepsi konsumen

terhadap apa yang di korbankan oleh mereka untuk

memperoleh produk atau jasa.

b) Nilai Keunggulan Bersaing dapat dihitung dengan :

Keunggulan Bersaing = Selisih Benefit – Selisih Harga

Keunggulan bersaing ditentukan oleh seberapa besar

benefit yang dirasakan oleh pelanggan dibandingkan

biaya yang telah dikeluarkan untuk mempeoleh benefit

tersebut. Artinya, semakin besar benefit yang diperoleh

pelanggan dibandingkan dengan biaya yang harus

perusahaan keluarkan, sehingga keunggulan produk

tersebut akan semakin menarik.

Untuk mengetahui keunggulan bersaing dapat dilihat

melalui kuadran bobot kepentingan dan competitive

performance, dimana competitive performance dapat

dilihat melalui : Selisih nilai rata-rata rating kinerja

perusahaan kita dengan rata-rata ranting kinerja

perusahaan utama.

3) Menganalisis Kinerja

Jika perusahaan memiliki potensi dan keunggulan bersaing

yang optimal, maka akan memperoleh keuntungan dari harga

produk yang murah dan kualitas produk yang sesuai dengan

harapan, sehingga hal ini akan memberikan keunggulan pada

perusahaan. Maka kinerja perusahaan tersebut lebih tinggi

dari perusahaan pesaing.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Uji Validitas Dan Reliabilitas

Hasil dari uji validitas dengan 14 butir kuesioner untuk nilai

kepentingan dan kinerja semuanya valid dengan Alpha Cronbach

masing-masing sebesar 0,882 dan 0,916.

2. Analisis Data

Hasil analisis Keunggulan Bersaing dilakukan dengan

menganalisis pembobotan benefit, yang telah diperoleh dari hasil

kuesioner mengenai tingkat kepentingan, dan kinerja adalah

sebagai berikut :

Tabel 1

Nilai Benefit dan Bobot Kepentingan dan Kinerja Restoran

Benefit Bobot Kepentingan

Kinerja Izzi

Pizza

Kinerja Papa

Ron’s Pizza

Kinerja

Idomino’s Pizza

Kebersihan Makanan

4,85 3,95 4,06 3,86

Variasi Menu 4,28 3,78 3,81 3,77

Menu Favorit 4,18 3,79 3,77 3,8

Kualitas Makanan

4,52 3,93 4,05 3,91

Penyajian

Makanan

4,35 3,79 3,85 3,71

Jangkauan Harga

4,68 3,94 4,03 3,91

Keramahan Pelayan

4,55 4,22 4,27 3,85

Pengetahuan Pelayan

4,15 4,02 3,91 3,94

Kenyamanan Ruangan

4,52 4,15 4,11 4,14

Kebersihan

Ruangan

4,55 3,81 3,86 3,8

Layanan Antar 3,8 3,68 3,75 3,9

Lokasi yang

Strategis

4,22 3,85 3,89 3,82

Outlet yang tersedia

3,65 3,68 3,83 3,7

Kemudahan Parkir

4,03 3,71 4,02 3,97

Sumber : hasil kuesioner yang telah diolah

Tabel 2

Perhitungan Total Nilai Benefit Dengan Para Pesaing Restoran

RATA-RATA RATING KINERJA

N

O

Benefit Bobot Kepenti

ngan

Izzi Pizza

Bobot x

Rating

Papa Ron’

s Pizza

Bobot x

Rating

Domino’s

Pizza

Bobot x

Rating

1 Kebersihan

Makanan

4,85 3,95 19,1575

4,06 19,691

3,86 18,721

2 Variasi

Menu

4,28 3,78 16,178

4

3,81 16,30

68

3,77 16,135

6

3 Menu Favorit

4,18 3,79 15,8422

3,77 15,7586

3,8 15,884

4 Kualitas Makanan

4,53 3,93 17,8029

4,05 18,3465

3,91 17,7123

5 Penyajian

Makanan

4,35 3,79 16,486

5

3,85 16,74

75

3,71 16,138

5

6 Jangkauan Harga

4,67 3,94 18,3998

4,03 18,8201

3,91 18,2597

7 Keramahan

Pelayan

4,56 4,22 19,2432

4,27 19,4712

3,85 17,556

8 Pengetah

uan Pelayan

4,15 4,02 16,683 3,91 16,22

65

3,94 16,351

9 Kenyama

nan Ruangan

4,53 4,15 18,799

5

4,11 18,61

83

4,14 18,754

2

10 Kebersihan

Ruangan

4,55 3,81 17,3355

3,86 17,563

3,8 17,29

11 Layanan Antar

3,8 3,68 13,984 3,75 14,25 3,9 14,402

12 Lokasi yang

Strategis

4,22 3,85 16,247 3,89 16,4158

3,82 16,1204

13 Outlet yang tersedia

3,65 3,68 13,432 3,83 13,9795

3,7 13,505

14 Kemudah

an Parkir

4,02 3,71 14,914

2

4,02 16,16

04

3,97 15,959

4

TOTAL NILAI BENEFIT 234,5057

238,3552

232,7891

Dari hasil kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut :

Perhitungan Nilai Benefit

- Izzi Pizza : 234,51

- Papa Ron’s Pizza : 238,36

- Domino’s Pizza : 232,79

Jadi berdasarkan data diatas :

a. Selisih Total Nilai Benefit Restoran Izzi Pizza dengan Papa

Ron’s Pizza :

234,51 – 238,36 = -3,85

b. Selisih Total Nilai Benefit Restoran Izzi Pizza dengan Dominos

Pizza :

234,51 – 232, 79 = 1,72

Untuk % Selisih Total Nilai Benefit antara Izzi Pizza dengan

Papa Ron’s Pizza adalah = - 3,85 : 234,51 = -0,0164

= -0,0164 x 100% = -1,64 %

Untuk % Selisih Total Nilai Benefit antara Izzi Pizza dengan

Domino’s Pizza adalah = 1,72 : 234,51= 0,0073

= 0,0073 x 100% = 0,73%

Tabel 3

Selisih Nilai Benefit Izzi Pizza dengan Pesaing

Restoran

Pesaing

Total Nilai Selisih % Selisih

Papa Ron’s Pizza

238,36 - 3,85 - 1,64 %

Domino’s 232,79 1,72 0,73 %

Sumber : Berdasarkan hasil riset yang diolah

Berdasarkan Total Nilai Benefit yang dimiliki, ternyata

Kinerja Papa Ron’s Pizza lebih unggul dari Izzi Pizza. Sehingga Izzi

Pizza harus dapat meningkatkan Kinerja Restoran, minimal sebesar

: -1,64 agar dapat menyamai Kinerja Papa Ron’s Pizza, sehingga

dapat mengetahui Posisi Keunggulan Bersaing. Namun Total Nilai

Benefit yang dimiliki Izzi Pizza lebih unggul dari pada Domino’s

Pizza sebesar 0,73.

Analisis Posisi Keunggulan Bersaing :

a. Membandingkan Perceived Price Produk Kita – Perusahaan

Pesaing

1. Selisih Perceived Price Izzi Pizza dengan Papa Ron’s Pizza :

= 3,94 – 4,03 = - 0,09

2. Selisih Perceived Price Izzi Pizza dengan Domino’s Pizza

= 3,94 – 3,91 = 0,03

b. Untuk % selisih antara Izzi Pizza dengan Papa Ron’s Pizza

= -0,09 : 3,94 = - 0,028

= -0,028 x 100% = -2,28%

Untuk % selisih antara Izzi Pizza dengan Domino’s Pizza

= 0,03 : 3,94 = 7,6

= 7,6 x 100% = 0,76%

Tabel 4

Perceived Price Izzi Pizza dengan Pesaing

Restoran

Pesaing

Total Nilai Selisih % Selisih

Papa Ron’s Pizza 4,03 -0,09 -2,28

Domino’s Pizza 3,91 0,03 0,76

Sumber : Bedasarkan hasil riset yang diolah

Berdasarkan selissih perceived price Izzi Pizza memilliki

harga yaang tidak mahal dibandingkan Papa Ron’s Pizza yaitu

sebesar 2,28 sedangkan dibandingkan dengan Domino’s Pizza lebih

mahal yaitu sebesar 0,76.

Menghitung Nilai Keunggulan Bersaing

Tabel 5

Nilai Keunggulan Bersaing

RESTORAN

PESAING

SELISIH

BENEFIT

SELISIH

HARGA

KEUNGGULAN

BERSAING

Papa Ron’s Pizza

-1,64 -2,28 0,64

Domino’s Pizza 0,73 0,76 -0.03

Sumber : Bedasarkan hasil riset yang diolah

Berdasarkan data di atas, maka restoran Izzi Pizza memiliki

keunggulan sebesar : 0,64 dibandingkan dengan Papa Ron’s Pizza

dan memiliki nilai keunggulan bersaing sebesar : -0,03 dengan

Domino’s Pizza

Tabel 6 Bobot Kepentingan Restoran Izzi Pizza dengan Para Pesaing

No BENEFIT BOBOT KEPENTING

AN

COMPETITIVE

PERFORMANCE

Izzi Pizza

dengan Papa Ron’s

Pizza

COMPETITIVE

PERFORMANCE

Izzi Pizza

dengan Domino’s

Pizza

1 Kebersihan Makanan

4,85 -0,5 0,4

2 Variasi Menu 4,28 -0,1 0,04

3 Menu Favorit 4,18 0,1 -0,04

4 Kualitas Makanan 4,52 -0,5 -0,1

5 Penyajian Makanan

4,35 -0,3 0,3

6 Jangkauan Harga 4,68 -0,4 0,1

7 Keramahan Pelayan

4,55 -0,2 1,7

8 Pengetahuan

Pelayan

4,15 0,5 0,3

9 Kenyamanan Ruangan

4,52 0,2 0,04

10 Kebersihan Ruangan

4,55 -0,2 0,04

11 Layanan Antar 3,8 -0,3 -0,4

12 Lokasi yang

Strategis

4,22 -0,2 0,1

13 Outlet yang

tersedia

3,65 -0,5 -0,1

14 Kemudahan Parkir 4,03 -1,2 -1,0

TOTAL 4,31 -0,25 0,09

3. Pembahasan

Berdasarkan data yang telah diolah maka dapat terlihat

kinerja restoran Izzi Pizza yang paling tertinggi dalam variabel-

variabel seperti menu favorit, pengetahuan pelayan, kenyamanan

ruangan, layanan antar, lokasi yang strategis, outlet yang tersedia,

dan kemudahan parkir karena variabel-varibel tersebut sudah kuat

yang kesemuanya ini nilainya relatif tinggi di bandingkan nilai yang

dimiliki para pesaing. Namun restoran Izzi Pizza perlu tetap

mempertahankan variabel kebersihan makanan, variasi menu,

kulitas makanan, penyajian makanan, jangkauan harga,

keramahan pelayan, dan kebersihan ruangan dengan cara

meningkatkan ketujuh variabel ini sehingga menjadi lebih tinggi

dibandingkan nilai yang dimiliki oleh para pesaing dengan cara

mempertahankan kebersihan makanan agar makanan tetap

terjaga kebersihannya, menambah variasi menu agar konsumen

dapat memilih variasi menu yang beraneka beraneka ragam,

menjaga kualitas makanan dan minuman, meningkatkan cara

penyajian makanan yang jauh lebih menarik, memberikan harga

yang terjangkau, meningkatkan keramahan untuk pelanggan dan

meningkatkan kebersihan baik di dalam ruangan maupun diluar

ruangan. Variabel-variabel tersebut sangat penting, tetapi nilainya

masih jauh lebih rendah dibandingkan nilai yang diperoleh para

pesaing.

Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu, dengan

judul Analisis Keunggulan Bersaing Sebagai Strategi Pemasaran

Pada Restoran Siap Saji (Study Kasus antara Kentucky Fried

Chiken, Mc. Donald’s dan California Fried Chiken) terdapat

kesamaan dalam variabel kebersihan makanan dan kenyamanan

ruangan. Keunggulan pada kebersihan makanan, dikarenakan Izzi

Pizza dan Kentucky Fried Chiken benar-benar menjaga kebersihan

makanannya agar tetap higienis, karena setiap pemilihan bahan

baku dipilih sayur dan daging yang segar serta dalam pengolahan

makanan yang juga di jaga kebersihannya. Sedangkan pada

variabel kenyamanan ruangan kedua restoran tersebut memiliki

tempat yang nyaman untuk makan dan minum. Konsumen merasa

nyaman makan dan minum direstoran tersebut karena suasana

tidak bising dan lingkungan yang bersih dan ber AC. Bahkan tak

jarang pelanggan menghabiskan waktu antara 1-2 jam di meja

makan untuk mengobrol dengan keluarga dan teman-teman.

C. Kesimpulan

1. Kesimpulan

1. Keunggulan Bersaing pada restoran Izzi Pizza dapat

disimpulkan bahwa Keunggulan Bersaing dalam pasar usaha

persaingan yang potensial diperlukan adanya pengeloloan dan

pengawasan yang baik dalam hal kebersihan makanan, variasi

menu, kualitas makanan, penyajian makanan, jangkauan

harga, keramahan pelayan dan kebersihan ruangan.

2. Nilai tertinggi Keunggulan Bersaing bagi Izzi Pizza adalah

dalam hal pengawasan kebersihan makanan, keramahan

pelayan, pengetahuan pelayan, kenyamanan ruangan.

Sedangkan nilai tertinggi Keunggulan Beraing bagi Papa Ron’s

adalah kebersihan makanan, keramahan pelayan, dan

kenyamanan ruangan. Sedangkan pada Domino’s Pizza, nilai

tertinggi Keunggulan Bersaing yang dicapai adalah dalam hal

kualitas makanan, pengetahuan pelayan, kenyamanan ruangan

dan kemudahan parkir.

3. Berdasarkan hasil riset pada segmen jenis kelamin dan usia

pelanggan yang mengunjungi dan mencoba produk ketiga

restoran, maka pelanggan yang paling banyak berkunjung

adalah Wanita. Kemudian usia pelanggan mengunjungi adalah

berkisar antara 21-37 tahun.

2. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran yang

sekiranya dapat bermanfaat untuk restoran Izzi Pizza, agar dapat

meningkatkan Keunggulan Bersaing yang lebih baik lagi, sehingga

dapat mempertahankan dan mengembangkan usaha serta

pelanggannya.

1. Izzi Pizza agar dapat memperluas cabang atau outlet sehingga

dapat lebih terjangkau oleh banyak pelanggan, serta

memberikan servis layanan antar yang lebih baik, guna

mendapatkan pangsa pasar atau jalur distribusi yang lebih

luas.

2. Untuk penelitan lebih lanjut disarankan menambah satu merek

pesaing sehingga mungkin posisi produk makanan yang diteliti

akan lebih mengetahui kelebihan dan kekurangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dedi., 2008, Pemasaran Stratejik, CV. Andi Offset,

Yogyakarta. Bartono, Novianto., 2005, Strategi Jitu Menarik Pelanggan di

Bisnis Restoran, PT. Gramedia Utama, Jakarta.

Dirgantoro, Crown., 2004, Manajemen Stratejik ( Konsep, Kasus dan Implementasi ), PT. Grasindo, Jakarta.

Djajanto, Ludfi., 1998, Analisis Strategi Pemasaran Untuk Industri Kecil di Jawa Timur, Majalah Bistek Edisi 06/TH VI,

Jakarta. Porter, Michael., 2004, Keunggulan Bersaing ( Menciptakan dan

Mempertahankan Kinerja Unggul ), Binarupa Aksara, Jakarta.

Rangkuti, Freddy., 2006, Measuring Customer Satisfaction, PT Gramedia Utama, Jakarta.

Rangkuti, Freddy., 2005 Marketing Analysis Made Easy, PT

Gramedia Utama, Jakarta.

Sari, Dewi., 2006, Analisis Keunggulan Bersaing Sebagai

Strategi Pemasaran Pada Restoran Siap Saji ( Study Kasus antara Kentucky Fried Chiken, Mc. Donald’s dan California Fried Chiken), Jurnal Manajemen Vol. I No.2

Jakarta. Sugiono, 2008, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Jakarta.

Thelia, Evi., 2006, Peranan Customer Value Dalam Mempertahankan Keunggulan Bersaing Pada Restoran Siap Saji, Jurnal Manajemen Perhotelan, Jakarta.

Triton PB, SPSS 15. 2006, Terapan Riset Statistik Parametrik, CV

Offset, Yogyakarta.

Umar, Husein., 2003, Metode Riset Bisnis, PT Gramedia Utama, Jakarta. www.izzipizza.com

www.wikipedia.com


Recommended