+ All Categories
Home > Documents > ff;#r:; - ojs.uma.ac.id

ff;#r:; - ojs.uma.ac.id

Date post: 01-Dec-2021
Category:
Upload: others
View: 4 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
11
IIUBLINGAIY KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH DENGAN MOTIVASI KERJA GI]RU DI SMK MULTI KARYA MEDAN Anna Wati Dewi Purba Fakultas Psikologi Universitas Medan Area This research was conducted in order ff;#r:; -hether there is a relotionship between interpersonol communication with the school principal motivotion of teachers working in vocational Multi Korya Medan. The method used in this research is quantitative research methods. Subjects in this study were teachers who worked in SMK Karya Multi Terrain, totaling 47 people. The scale used in this study is the scale of interpersonal communication in Girsang by Cooper (2006), which amounts to 40 item, whereas the scale of work motivotion according Aldefer in Wijorn (1994), which consist of 40 item. Interpersonal communication scale reliability rbt : 0722, work motivation scale reliability rbt : 0686. Data anolysis techniques used in this study is the product momenl correlation analysis technique used to analyze the relationship between the independent variobles and the dependent variable. By using SPSS version 18.0. From the anolysis it is bnown that there is a significart positive relationship between Interpersonal Communication at Work Motivation, where r xy : 0677; p : 0.000 <0.010. Other results obtainedfrom this study is the interpersonal communication is high because the overage value empirically obtained by the 112 148 greoter than the rveroge value of the hypothetical of 80 with the dffirence that exceeds the value of SD or SB ntagnitude of 12,900, while the work motivation is high because the average value obtained by the empirical 114 340 greater thon the overoge value of the lrypothetical is 82.5 with a dffirence exceeding the value of the magnitude of SD or SB I I 193. From these resuhs, the hypothesis are accepted. K ey w or ds : I nt erp ers o n al C o mm unic oti on, Wor k lI otit' ot i o n Penelitian ini dilakukan dengan #rf,ffifmengetahui apakah ada hubungan antara komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan motivasi kerja guru di SMK Multi Karya Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru yang bekerja di SMK Multi Karya Medan, yang seluruhnya berjumlah 47 orang. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala komunikasi interpersonal menurut Cooper dalam Girsang (2006) yang berjumlah 40 aitem, sedangkan skala motivasi kerja menurut Aldefer dalam Wijono (1994) yang berjumlah 40 aitem. Reliabilitas skala komunikasi interpersonal rat: 0.722, reliabilitas skala motivasi ker-f a rr,t : 0.686. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasi Producl Moment yang digunakan unfuk menganalisis hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Dengan menggunakan ,SPSS versi I8.0. Dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara Komunikasi Interpersonal dengan Motivasi K".jq dimana rr:0.677 ; p: 0.000 < 0.010. Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah komunikasi interpersonal tergolong tinggi sebab nilai rara-rata empirik r,ang diperoleh yaitu 112-148 lebih besar dari nilai rata-rata hipotetik vaitu 80 densan selisih yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 12.900, sedangkan motivasi kerja tereolonu tinggi sebab nilai rata-rata empirik yang diperoleh yaitu 114-340lebih besar dari nilai rata- rata hipotetik yaitu 82.5 dengan selisih yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 1 1.493- Dari hasil penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dinyatakan diterima. Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Motivasi Kerja 1
Transcript
Page 1: ff;#r:; - ojs.uma.ac.id

IIUBLINGAIY KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH

DENGAN MOTIVASI KERJA GI]RU DI SMK MULTI KARYA MEDAN

Anna Wati Dewi PurbaFakultas Psikologi Universitas Medan Area

This research was conducted in order ff;#r:; -hether there is a relotionship between

interpersonol communication with the school principal motivotion of teachers working in

vocational Multi Korya Medan. The method used in this research is quantitative research

methods. Subjects in this study were teachers who worked in SMK Karya Multi Terrain,

totaling 47 people. The scale used in this study is the scale of interpersonal communication in

Girsang by Cooper (2006), which amounts to 40 item, whereas the scale of work motivotion

according Aldefer in Wijorn (1994), which consist of 40 item. Interpersonal communication

scale reliability rbt : 0722, work motivation scale reliability rbt : 0686. Data anolysis

techniques used in this study is the product momenl correlation analysis technique used to

analyze the relationship between the independent variobles and the dependent variable. By

using SPSS version 18.0. From the anolysis it is bnown that there is a significart positive

relationship between Interpersonal Communication at Work Motivation, where r xy : 0677; p: 0.000 <0.010. Other results obtainedfrom this study is the interpersonal communication is

high because the overage value empirically obtained by the 112 148 greoter than the rveroge

value of the hypothetical of 80 with the dffirence that exceeds the value of SD or SB

ntagnitude of 12,900, while the work motivation is high because the average value obtained

by the empirical 114 340 greater thon the overoge value of the lrypothetical is 82.5 with adffirence exceeding the value of the magnitude of SD or SB I I 193. From these resuhs, the

hypothesis are accepted.

K ey w or ds : I nt erp ers o n al C o mm unic oti on, Wor k lI otit' ot i o n

Penelitian ini dilakukan dengan #rf,ffifmengetahui apakah ada hubungan antara

komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan motivasi kerja guru di SMK Multi Karya

Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.

Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru yang bekerja di SMK Multi Karya Medan, yang

seluruhnya berjumlah 47 orang. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

komunikasi interpersonal menurut Cooper dalam Girsang (2006) yang berjumlah 40 aitem,

sedangkan skala motivasi kerja menurut Aldefer dalam Wijono (1994) yang berjumlah 40

aitem. Reliabilitas skala komunikasi interpersonal rat: 0.722, reliabilitas skala motivasi ker-f a

rr,t : 0.686. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

korelasi Producl Moment yang digunakan unfuk menganalisis hubungan antara satu variabel

bebas dengan satu variabel terikat. Dengan menggunakan ,SPSS versi I8.0. Dari hasil analisis

diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara Komunikasi Interpersonal

dengan Motivasi K".jq dimana rr:0.677 ; p: 0.000 < 0.010. Hasil lain yang diperoleh dari

penelitian ini adalah komunikasi interpersonal tergolong tinggi sebab nilai rara-rata empirikr,ang diperoleh yaitu 112-148 lebih besar dari nilai rata-rata hipotetik vaitu 80 densan selisih

yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 12.900, sedangkan motivasi kerja tereolonu

tinggi sebab nilai rata-rata empirik yang diperoleh yaitu 114-340lebih besar dari nilai rata-

rata hipotetik yaitu 82.5 dengan selisih yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 1 1.493-

Dari hasil penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dinyatakan diterima.

Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Motivasi Kerja

1

Page 2: ff;#r:; - ojs.uma.ac.id

PEhTDAHULUAI{

Sekolah adalah lembaga Yang

bersifat kompleks dan unik. Bersifat

kompleks karena sekolah sebagai

organisasi di dalamnya terdapat berbagai

dimensi yang satu sama lain saling

berkaitan dan saling menentukan.

Sedangkan bersifat unik karena sekolah

memiliki karakter tersendiri, dimana terjadi

proses belajar mengajar, temPat

terselenggaranya pembud ay aan kehidupan

manusia. Karena sifatnya yang kompleks

dan unik tersebut sekolah sebagai

organisasi memerlukan tingkat koordinasi

yang tinggi. Sekolah sebagai lembaga legal

dan formal merupakan lembaga pendidikan

yang dirancang sedemikian rupa untuk

mampu membentuk manusia Yang

berkepribadian dalam mengembangkan

intelektual peserta didik dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah

harus mampu mencermati kebutuhan

peserla didik yang bervariasi, agar mereka

dapat mandiri, produktil potensial dan

berkualitas. Dimana untuk mencapai hal

ini, dalam pelaksanaannya terdapat

motivasi kerja guru Yang daPat

meningkatkan semangat dalam proses

belajar mengajar di sekolah.

Motivasi kerja guru adalah

kemauan guru untuk mengerjakan tugas-

tugasnya, Sarbini (dalam Danim, 2010).

Menurut Bafadal (dalam Danim, 2010),

motivasi keda guru adalah motivasi yang

menyebabkan guru bersemangat dalam

mengajar. Rachmat (1997) menyatakan

keteraturan dalam sebuah organisasi atau

perusahaan bisa dirvujudkan bila ada

kerjasama yang baik antar karyawan, staf

dan pirnpinan. Lingkungan perusahaan

yang kondusif, sangat mendukung terhadap

kemajuan perusahaan, terutama bila

motivasi kerja para karyarvannya cukup

tinggi sebab motivasi keria ini merupakan

unsur penting yang harus dimiliki setiap

SDM dalam suatu organisasi atau

perusahaan. Siswanto (dalam Agustin,

2007) menjelaskan bahwa tanpa motivasi,

perusahaan akan berjalan seperti tanpa

mesin penggerak dan lambat sekali

perkembangannya. Jelas hal ini akan

-lLrrnai Dl\,'ERSITA

membawa dampak kerugian bagi karyawan

dan perusahaan tersebut. Tidak ada yangmemacu (memotivasi) diri mereka,

sehingga mereka tidak merasa tertantang

untuk berprestasi. Sehingga dalam suatu

perusahaaan menurut Yoder (dalam

Agustin, 2007) menyatakan perlunya suatu

upaya unfuk memacu motivasi kerja para

karyawan seperti memberikan hadiah atau

bonus, kenaikkan gaji, kesempatan

berprestasi, pelatihan dan dukungan

emosional dari pihak pimpinan.

Lain halnya bila motivasilah yang

memotori mereka dalam bekerja, maka

keadaan ini tidak bisa dimanipulasi atau

dipengaruhi oleh hal lain yang dapat

menurunkan semangat mereka (Ratioso,

2003). Menurut Soekanto (1990) parakaryawan merupakan penggerak dinamikakerja dalam suatu perusahaan yang

berfungsi untuk melaksanakan tugas-

tugasnya dengan baik dan dengan motivasiyang baik pula. Dalam melaksanakan

tugasnya, paru karyawan harus dapat

memacu kinerjanya agar mampu

menghasilkan suatu tugas sesuai dengan

petunjuk kerja dan arahan dari atasan.

Beban tugas yang dialami karyawan dapat

menjadi ringan dan berat, juga dipengaruhi

oleh atasannya. Bimbingan dan arahan dari

atasan yang tepat dapat memacu motivasiker.ja karyawannya.

Guru yang memiliki tingkatmotivasi yang tinggi akan dapat

menyelesaikan pekerjaannya dengan hasilyang baik. Sedangkan guru yang

mempunyai tingkat motivasi yang rendah,

mereka tidak dapat menyelesaikan

pekerjaan yang diberikan kepadanya

dengan hasil yang baik, sehingga keadaan

ini akan menimbulkan hambatan dalam

pencapaian hasil pekerjaan atau akan

mempengaruhi efektivitas kerj a guru.

Motivasi kerja yang tinggi akan

berdampak positif yaitu tercapainya tujuanyang telah ditentukan oleh organisasi

sekolah. Agar motivasi kerja dapat

dioptimalkan maka perlu diketahui faktor-faktor apa sajakah yang dapat

mempengaruhi motivasi kerja itu.

Kemampuan yang harus dimiliki seorang

pemimpin dalam hal ini kepala sekolah

2

Page 3: ff;#r:; - ojs.uma.ac.id

Volume 2, No. 2, Desember 2016

adalah memiliki kepribadian yang menjadi

teladan bagr bawahannya, kemampuan

memotivasi, Pengambilan kePutusan,

maupun kemamPuan berkomunikasi'

Komunikasi merupakan salah satu hal yang

penting bagi manusia, dengan kata lain

icualitas hidup manusia juga ditentukan

oleh pola komunikasi yang dilakukannya'

Jika pola komunikasi yang dilakukan

manusia bailq maka komunikasi yang

tercipta adalah komunikasi yang efektif'

Saiah satunya adalah komunikasi

interpersonal.

SelanjutnYa Soekanto (1990)

menambahkan bahwa perlunya dibenahi

hal-hal yang mendukung kemajuan

perusahaan, terutama kemamPuan dari

atasan agar mampu menumbuh

kembangkan motivasi kerja para karyawan

dengan berbagai upayq perhatian, juga

semangat kerja. Untuk mencaPai hal

tersebut, maka yang paling menentukan

adalah sikaP dari PimPinan dalam

berkomunikasi dengan bwahannYa'

Seorang atasan yang baik adalah yang

mampu memberi dorongan kePada

bawahannya agat memiliki motivasi kerja

melalui komunikasi. Komunikasi antara

atasan dan bawahan adalah komunikasi

yang terjadi dengan jalur dua arah' Dalam-hal

komunikasi ini, ataun dan bawahan

dapat berdialog secara komunikatif (timbal

balik), baik yang memulai atasan atau

bawahan terlebih dahulu (Dean dalam

Agustin 2007). AfIandY (2001) juga

mengatakan bahwa komunikasi antara

atasan dan bawahan melibatkan keduanya

aktif dalam berkomunikasi. Ada pesan-

pesan ,vang terkandung didalamnya seperti

pemberian informasi dan perintah'

Littlejohn (dalam Aw, 2011)

mengemukakan bahwa komunikasi

interpersonal adalah komunikasi antara

individu-individu- Hardjana (dalam Aw,

201 l) mendefinisikan komunikasi

interpersonal adalah interaksi tatap rnuka

antaidua atau beberapa orang, di mana

pengirim dapat menyampaikan p€san

i.tu.u langsung dan penerima pesan dapat

menerima dan menanggaPi secara

langsung pula. Komunikasi interpersonal

adalah komunikasi antara orang-oftmg

3

secara tatap muka" yang memungkinkan

setiap pesertanya menangkap reaksi orang

lain secara langsung, baik secara verbal

maupun nonverbal (Mulyana dalam Aw,2011). Komunikasi interpersonal terjadi

tidak hanya didalam mang lingkup kecilseperti keluarg4 tetapi juga terjadi ketikakita berada di ruang lingkup yang cukup

besar, seperti di tempat bekerja atau di

sekolah. Komunikasi Interpersonal

merupakan bagian dari sebuah unsur

terciptanya sebuah iklim organisasi yang

baik, organisasi yang baik itu dapat terlihatjelas apabila tujuan yang mereka rumuskan

telah tercapai. Organisasi terkait erat

dengan proses menciptakan Iingkungan

kerja yang kondusif, sehingga dapat

tercipta hubungan dan kerjasama yang

harmonis di antara anggota organisasi.

Terdapat banyak faktor yang dapat

mempengaruhi motivasi kerja guru dari

segi internal seperti usia, jenis kelamin,

status perkawinan dan jumlah tanggungan,

masa kerj4 dan segi eksternal seperti pola

kepemimpinan, jenis pekerjaan. kondisi

fisik tempat kerja yang kurang nyaman,

tidak terdapatnya fasilitas yang

mendukung, dan komunikasi baik

komunikasi antara atasan dan bawahan

maupun komunikasi antara sesama rekan

kerja. Banyaknya faktor-faktor yang

mempengaruhi te{adinya motivasi kerja

guru maka peneliti membatasi hanya pada

komunikasi interpersonal atasan dengan

bawahan di SMK Multi Karya Medan.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas. maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: apakah ada hubungan

komunikasi interpersonal kepala sekolah

dengan motivasi kerja guru di SMK MultiKarya Medan?

1. Pengertian GuruGuru adalah sekelompok tenaga

pengajar, atau tenaga pendidik yang secara

khusus diangliat dengan tugas utama

mengajar pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah (Wahjosumidjo, 2011). UUNo. 14 bab I pasal 1 Tahun 2005 tentang

guru dan dosen, menjelaskan guru adalatr

pendidik profesional dengan tugas utama

mendidih mengajar, membimbing,

Page 4: ff;#r:; - ojs.uma.ac.id

mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal," pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah (luk.staff.ugm.ac.id/atur/uu- 1 4-

2005 Guru Dosen.pdf). Mujtahid dalam

Danim & Khairil (2010) mengemukakan

bahwa guru berperan sebagai perancang,

penggerak, evaluator, dan motivator. Oleh

Mujtahid sebagai mana termuat dalam

http:/imujtahid-

komunitaspendidikan.bloespot.com peran

gunr dalam adminishasi sekolah, termasuk

rnadrasah, dideskripsikan seperti berikut

ini.

a. Guru sebagai Perancang

Untuk mendukung terpenuhinya

kebutuhan utama sekolah, maka tugas

guru sebagai perancang yaitu menyusun

kegiatan akademik atau kurikulum dan

pembelajaran, menyusun kegiatan

kesiswaan, menyusun kegiatan sarana-

prasarana dan mengestimasi sumber-

sumber pembiayaan operasional

sekolah, serta menjalin hubungan

dengan orangtua, masyarakat,

pemangku kepentigan dan instasi

terkait.

b, Guru sebagai Penggerak

Guru dikatakan sebagai

penggerak, yaitu mobilisator yang

mendorong dan menggerakkan sistem

organisasi sekolah. Untuk

melaksanakan fungsi-fungsi tersebut,

seorang guru harus memiliki

kemampuan intelektual dan kepribadian

yang kuat. Kemampuan intelektual

misalnya mempunyai jiwa visioner,

kreator, peneliti, jiwa rasional, dan jiwa

untuk maju. Kepribadian, seperti

wibawa, luu'es, adil dan bijaksana. arif

dan jujur, sikap objektif dalam

mengambil keputusan, toleransi dan

tanggung jawab, komitmen, disiplin dan

lain-lain.

c. Guru setragai EvaluatorGuru menjalankan fungsi

sebagai evaluator, yaitu melakukan

evaluasi/ penilaian terhadap aktivitas

yang telah dikerjakan dalam sistem

sekolah. Peran ini penting karena guru

sebagai pelaku utama dalam

menentukan pilihan-pilihan serta

kebijakan yang relevan demi kebaikan

sistem yang ada di sekolah, baikmenyangkut kurikulum, pengajaran,

sarana-prasaran4 regulasi, sasaran dan

tujuan, hingga masukan dari masyarakat

luas.

d. Guru sebagai MotivatorDalam proses pembelajaran,

motivasi merupakan penentu

keberhasilan. Seorang guru seyogyanya

memerankan diri sebagai motivatormurid-muridny4 teman sejawatny4serta lingkungannya.

Dari penjelasan diatas dapat

disimpulkan bahwa guru adalah pendidikprofesional yang mempunyai tugas

mendidik, mengajar, membimbing,mengarahkan, melatih, menilai,mengevaluasi, perancang, penggerak, danmotivator bagi peserta didik.

2. Tugas GuruMenurut PP No. 74 Tahun 2008

dalam Danim & Khiril (2010), jabatan

guru yang "murni guru" terdiri dari tigajenis, yaitu guru kelas, guru matapelajaran, dan guru bimbingan dan

konseling yang mana tugasnya adalah

sebagai berikut:

a. Tugas guru kelas dan tugas gurumata pelajaran1) Menyusun kurikulum

pembelajaran pada satuan

pendidikan;

2) Menyusun silabus pembelajaran;

3) Menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran;

4) Melaksanakan kegiatanpembelajaran;

5) Menyusun alat ukur/soal sesuai

mata pelajaran;

6) Menilai dan mengevaluasi proses

dan hasil belajar pada matapelajaran di kelasnya;

7) Menganalisis hasil penilaian

pembelajaran;

8) Melaksanakan

pembelajaran/perbaikan dan

pengayarm dengan memanfaatkan

hasil penilaian dan evaluasi;

4

.l.u'lir I l-)l \/ ll ltStl',\

I

Page 5: ff;#r:; - ojs.uma.ac.id

Volume 2, No. 2, Desember 2016

9) Melaksanakan bimbingan dan

konseling di kelas Yang menjadi

tanggung jawabnYa;

10) Menjadi pengawas penilaian dan

evaluasi terhadaP Proses dan

hasil belajar tingkat sekolah dan

nasional;

11) Membimbing guru Pemula

dalam progftrm induksi;

12) Membimbing siswa dalam

kegiatan ekstrakurikuler Proses

pembelajaran;

13) Melaksanakan Pengembangan

diri;14) Melaksanakan publikasi ilmiah;

dan

15) Membuat karya inovatif.

b. Tugas guru bimbingan dan

konselingl) Menyusun kurikulum bimbingan

dan konseling;

2) Menyusun silabus bimbingan

dan konseling;

3) MenYusun satuan laYanan

bimbingan dan konseling;

4) Melaksanakan bimbingan dan

konseling Per semester;

5) MenYusun alat ukur/ lembar

kerja Program bimbingan dan

konseling;

6) Menganalisis hasil bimbingan

dan konseling;

7) Melaksanakan Pembelajaran/

perbaikan tingkat lanjut

bimbingan dan konseling dengan

memanfaatkan hasi I evaluasi :

8) Menjadi Pengawas Penilaian dan

evaluasi terhadaP Proses dan

hasil belajar tingkat sekolah dan

nasional;

9) Membimbing guru Pemuia

dalam Program induksi;

l0)Membimbing siswa dalam

kegiatan ekstrakurikuler Prose s

Pembelajaran;1l)Melaksanakan Pengembangan

diri;

12) Melaksanakan publikasi ilmiah;

dan

13) Membuat karya inovatif.

Dari uraian adapun tugas guru

adalah sebagai guru kelas dan guru mata

pelajaran, guru bimbingan konseling

kepala sekolah, wakil kepala sekolah,

ketua program keahlian, kepala

perpustakaan, kepala laboratorium,

bengkel, unit produksi, atau yang

sejenisnya pada sekolah, dan pembimbing

khusus pada satuan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan.

3. Pengertian Motivasi KerjaMotivasi (dari kata latin, motivus)

artinya: sebab, alasan dasar, fikiran dasar,

dorongan bagi seseorang untuk berbuat,

atau ide pokok yang selalu berpengaruh

besar terhadap tingkah laku manusia,

Kartono (1985). Dalam istilah motivasi

merupakan tercakup berbagai aspek

tingkah laku manusia yang mendorongnya

untuk berbuat atau tidak berbuat. Oleh

sebab itu, motivasi merupakan semua

kekuatan yang ada dalam diri seseorang

yang memberi day4 memberi arah dan

memelihara tingkah laku.

Motivasi kerja menurut Ravianto

(dalam Martoyo, 1987) mengemukakan

bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang

menimbulkan dorongan atau semangat

kerja atau dengan kata lain pendorong

semangat kerja seseorang. Motivasi kerja

adalah pemberian daya penggerak yang

menciptakan kegairahan kerja seseorang,

agar mereka mau bekerjasam4 bekerja

efektifdan terintegrasi dengan segala daya

upayanya untuk mencapai kepuasan

(Hasibuan. 1997). Flippo (dalam Hasibuan,

1997) menyatakan bahwa motivasi kerja

adalah suatu keahlian dalam mengarahkan

pegawai dan organisasi agar mau bekerja

secara berhasil, sehingga tercapai

keinginan para pegawai sekaligus tercapai

tujuan organisasi. Robbine (dalam

Hasibuan, 2003) mendefinisikan motivasi

kerja sebagai suatu kerelaan untuk

berusaha seoptimal mugkin dalam

pencapaian tujuan organisasi yang

dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk

memuaskan beberapa kebutuhan individu.

Dari beberapa pendapat diatas

dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja

adalah dorongan yang timbul dari dalam

5

Page 6: ff;#r:; - ojs.uma.ac.id

.i Ltlitai lll V E R3l'l-,{

maupun dari luar diri individu, dorongan

ini menimbulkan sesuatu energi dalam diriyang menyebabkan individu tersebut

bertingkah laku untuk mengarahkan

aktivitas ke arah tujuan yang ingin

dicapainya.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Motivasi KerjaGillmer (dalam Zainun, 1987),

mengatakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi motivasi kerja yaitu:

a. Pola kepemimpinan

b. Komunikasi

c. Jenis pekedaan

d. Kondisi fisik tempat kerja

Sondang (1989) menemukan

bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi motivasi kerja seseorang,

dimana seseorang pemimpin dapat

menerapkan teori motivasi dalam

menggerakkan para guru untuk dapat

bekerja lebih baik lagi. Beberapa faktor

tersebut antara lain :

a. Usia

b. Jenis kelamin

c. Status perkawinan

d. Jumlah tanggungan

e. Masa kerja

Dari uraian pendapat beberapa ahli

di atas maka dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

kerja yaitu pola kepemimpinan,

komunikasi, jenis pekerjaan, kondisi fisik

tempat kerj4 usia, jenis kelamin, status

perkawinan, jumlah tanggungan dan masa

kerja.

5. Bentuk-bentuk Motivasi KerjaMenurut Chiselli dan Brown

(dalam Sari, 2008) bentuk-benfuk dari

motivasi adalah :

a. Motivasi adalah kompleks

b. Beberapa motivasi tidak disadari

oleh individu

c. Motivasi dapat berubah

d. Motivasi berbeda-beda tiap individu

e. Motivasi adalah majemuk

6. Aspek-Aspek Motivasi KerjaAspek-aspek motivasi kerja dalam

teori ERG yang dikemukakan oleh Aldefer

(dalam Wijono,20l l), ada 3 kebutuhandalam motivasi kerja yaitu :

a. Kebutuhan Keberadaan (Existence).b. Kebutuhan Relasi (Relatedne ss).

c. Kebutuhan Pertumbuhan (Growth).Sedangkan menurut McClelland

(dalam Wijono 2011), aspek-aspek darimotivasi kerja adalah:

a. Kebutuhan akan prestasi (need forachievement).

b. Kebutuhan akan afiliasi (need forAffiliation).

c. Kebutuhan akan kekuasaan (needforPower).

7. Pengertian Komunikasi InterpersonalKomunikasi berasal dari bahasa

latin, yaitu communis yang artinya sama,kemudian menjadi communication yangberarti pertukaran pikiran, dan kemudiandiambil alih di dalam bahasa Inggrismenjadi communication. Untuk itukomunikasi dapat diartikan sebagai prosespenyampaian informasi, pengertian danpemahaman antara pengirim dan penerima.Pada intinya komunikasi merupakaninforrnasi yang ingin disampaikan kepadakomunikan dari komunikator melaluilambang-lambang yang mengandung arti(bahasa, simbol, dll) untuk mencapaikesamaan pemahaman antara keduanya(Devito dalam Safari4 2004). Littt"lotn(dalam Aw, 2011) mengemukakan bahwakomunikasi interpersonal adalahkomunikasi antara individu-individu.Hardjana (dalam Aw, 201l)mendefinisikan komunikasi interpersonaladalah interaksi tatap muka antara dua ataubeberapa orang, di mana pengirim dapatmenyampaikan pesan secara langsung danpenerima pesan dapat menerima danmenanggapi secara langsung pula.Komunikasi interpersonal adalahkomunikasi antara orang-orang secaratatap muka, yang memungkinkan setiappesertanya menangkap reaksi orang lainsecara langsung, baik secara verbalmaupun nonverbal (Mulyana dalam 1,w,2011).

Menurut beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasiinterpersonal adalah komunikasi antara dua

6

Page 7: ff;#r:; - ojs.uma.ac.id

Volume 2, No. 2, Desember 2016

orang yang hrlangsung secara tatap muka

baik secara verbal maupun nonverbal.

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Komunikasi InterPersonal

Jalaludin Rakhmat (2001) meyakini

bahwa komunikasi interPersonal

dipengaruhi oleh persepsi interpersonal,

konsep diri, atraksi interpersonal, dan

hubungan interPersonal.

a. Persepsi interPersonal

b. KonseP diri

c. Atraksi interPersonal

d. Hubungan interPersonal

Menurut Hardjana (2003) faktor-

faktor yang mempengaruhi komunikasi

interpersonal diantaranYa:

a. KonseP Dirib. Membuka Diric. PercaYa Diri

Berdasarkan uraian diatas, faktor-

faktor komunikasi interpersonal adalah

persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi

int"tp"ttonal, dan hubungan interpersonal,

membuka diri dan PercaYa diri.

9. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal

Aw (2011) mengemukakan ciri-ciri

komunikasi interpersonal antara lain:

a. Arus pesan dua arah.

b. Suasana nonformal-

c. Umpan balik segera

d. Peserta komunikasi berada dalam

jarak yang dekat.

e. Peserta komunikasi mengirim dan

menerima pesan secara simultan dan

spontan.

Sementara itu Pearson (dalam Arv

201 I ) menyebutkan enam karakteristik

komunikasi interPersonal, Yaitu :

a. Komunikasi interpersonal dimulai

dengan diri Pribadi (sefl.

b.Komunikasi interpersonal bersifat

transaksional.

c. Komunikasi interPersonal

ilenyangkut asPek isi Pesan dan

hubungan antarPribadi-

d. Komunikasi interPersonal

mensyaratkan adanya kedekatan fisik

antara Pihak-Pihak Yang

berkomunikasi.

e. Komunikasi interpersonal

menempatkan kedua belah pihak

yang berkomunikasi saling

tergantung satu dengan lainnya

(interdependensi).

f. Komunikasi interpersonal tidak dapat

diubah maupun diulang.

Dari,beberapa pendapat ahli diatas

dapat disimpulkan bahwa ciri-cirikomunikasi interpersonal yaitu arus pesan

dua arah, suilsitna nonformal, umpan balik

segera, peserta komunikasi berada dalam

jarak yang dekat, peserta komunikasi

mengirim dan menerima pesan secara

simultan dan spontan baik secara verbal

maupun nonverbal, dimulai dengan diripribadi (selJ), bersifat transaksional,

menyangkut aspek isi pesan dan hubungan

antar pribadi, menempatkan kedua belah

pihak yang berkomunikasi saling

tergantung satu sama lainnya, dan tidak

dapat diubah maupun diulang.

10. Aspek-Aspek dalam KomunikasiInterpersonal

Cooper (dalam Agustin 2007)

mengemukakan aspek-aspek yang

terkandung dalam komunikasi

interpersonal antara atasan dan bawahan

itu meliputi:

a. Keakraban

b. Persahabatan

c. Kepuasan dan efektifitas kerja

d. Membantu bawahan

Menurut Aw (2011) agar

komunikasi interpersonal berlangsung

dengan efektif, mara ada beberapa aspek

yang harus di perhatikan oleh para pelaku

komunikasi interpersonal tersebut.

meliputi:

a) Keterbukaan (openness)

b) Empati (empathy)

c) Sikap mendukung {supportivene ss)

d) Sikap positif (positiveness)

e) Kesetaraan {e qualitl)

11. Proses Komunikasi InterpersonalMenurut Aw (201l), proses

komunikasi interpersonal adalah langkah-

langkah yang menggambarkan terjadinya

kegiatan komunikasi. Proses tersebut

terdiri dari enam yaitu:

7

Page 8: ff;#r:; - ojs.uma.ac.id

a. Keinginan berkomunikasi.

b. E:rcoding oleh komunikator.

c. Pengiriman pesan.

d. Penerimaan Pesan.

e. Decoding oleh komunikan.

f. Umpan balik.

12. Ilubungan Komunikasi

Interpersonal KePala Sekolah

DenganMotivasi Kerja Guru

Komunikasi daPat diartikan

sebagai proses penyampaian informasi,

pengertian dan Pemahaman antara

pengirim dan penerima. Pada intinya

komunikasi merupakan informasi yang

ingin disampaikan kepada komunikan dari

komunikator melalui lambang-lambang

yang mengandung arti (bahasa, simbol, dll)

untuk mencapai kesamaan pemahaman

antara keduanya (Devito dalam Safaria,

2004). Hardjana (dalam Aw 2011)

mendefinisikan komunikasi interpersonal

adalah interaksi tatap muka antardua atau

beberapa orang, di mana pengirim dapat

menyampaikan pesan secara langsung dan

penerima pesan daPat menerima dan

menanggapi secara langsung Pula.

Komunikasi interPersonal adalah

komunikasi antara orang-orang secara

tatap mukq yang memungkinkan setiap

pesertanya menangkap reaksi orang lain

secara langsung, baik secara verbal

maupun nonverbal (Mulyana dalam Aw,

2011).

Motivasi meruPakan semua

kekuatan yang ada dalam diri seseorang

yang memberi daya, memberi arah dan

memelihara tingkah laku. Wahjosumidjo

( 1984) menyebutkan bahrva motivasi

merupakan suatu proses psikclogis yang

mencerminkan interaksi antara sikap,

kebutuhan, persepsi dan kepuasan yang

terjadi dalam diri seseorang. Menurut

Effendy (2004) seorang pemimpin dalam

organisasi bertanggung jarvab atas lancar-

tidaknya pekerjaan yang dilakukan oleh

bawahannya. BeberaPa kegiatan

bersangkutan langsung dengan

kepemimpinannya Pada semua tahaP

manajemen sePerti: Penentuan

kebijaksanaan, Perenclnaan,

pengorganisasian, Pergerakan,

.lurnal DIVERSITA

pengawasan, dan penilaian. Ada juga

kegiatan-kegiatan yang tidak langsung

berkaitan dengan kepemimpinannya,

antara lain memotivasi para karyawannya

agar giat bekerja. Untuk mencapai hal

tersebut maka yang paling menentukan

adalah sikap dari pimpinan dalam

berkomunikasi dengan bawahanya

Seorang atasan yang baik adalah yang

mampu memberi dorongan kepada

bawahannya agar memiliki semangat kerja

melalui komunikasi. komunikasi antara

atasan dan bawahan adalah komunikasiyang terjadi dengan jalur dua arah, Dean

(dalam Agustin, 2007).

Affandy (2001) juga mengatakan

bahwa komunikasi antara atasan dan

bawahan melibatkan keduanya aktif dalam

berkomunikasi. Ada p€san-pesan yang

terkandung di dalamnya seperti pemberian

informasi dan perintah. Ratrioso (2003)

mengatakan bahwa kunci kesuksesan darisetiap perusahaan adalah jalinan

komunikasi antara atasan dan bawahan,

untuk memperoleh motivasi kerja yang

mendukung dari karyawan, seseorang

atasan perlu mencari informasi melaluikomunikasi. Bila komunikasi berjalan

lancar, maka informasi yang diharapkan

atasan tersebut akan diperoleh sehingga

dapat membuat atasan tersebut bersikap

membentuk perilaku karyawannya kearah

perilaku yang diharapkan. Namun, bilakomunikasi tidak berjalan lancar,

kemungkinan yang timbul adalah perilaku

pertentangan yang dapat menghambat

kelancaran perusahaan.

Aclapun hipotesis dalam penelitian

ini adalah "adanya hubungan komunikasiinterpersonal dengan motivasi keria"dengan asumsi semakin baik komunikasi

interpersonal maka motivasi kerja yang

dimiliki semakin tinggi. Atau sebaliknya

semakin buruk komunikasi interpersonal

maka semakin rendah motivasi kedanya.

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian iniadalah guru-guru di SMK Multi Karya

yang berjumlah 47 orang. Teknik sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah

8

Page 9: ff;#r:; - ojs.uma.ac.id

Volume 2, No. 2, Desember 2016

total sampel atau semua populasi menjadi

sampel penelitian, yaitu sebanyak 47 orang

guru-guru di SMK Multi Karya Medan.

Metode pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah melalui metode

skala. Metode skala di gunakan mengingat

data yang ingin di ukur berupa konsep

psikologis yang' dapat diungkap secara

tidak langsung melalui indikator-indikator

perilaku yang di terjematrkan dalam bentuk

aitem-aitem pemyataan. Dalam penelitian

ini skala disusun berdasarkan aspek-aspek

komunikasi interpersonal yaitu: keakrabaru

persahabatan, kepuasan dan efektifitas

k"rjq membantu bawahan. Dan skala

motivasi yang disusun dari aspek-aspek

motivasi yaitu: kebutuhan keberadelan

(exi sterrc e), kebutuhan relasi (relatedne s s),

kebutuhan pertumbuhan {growth). Model

skala ini menggunakan model skala Likert.

Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini, maka analisis data dilakukan

dengn menggunakan analisis korelasi

Product Moment.

HASIL DAIY PEMBAIIASATI

Berdasarkan hasil analisis dengan

metode analisis korelasi Product Moment,

diketahui bahwa terdapat hubungan positif

yang signifikan antzrra komunikasi

interpersonal dengan motivasi kerja,

dimana r* : 0.677; p: 0.000 < 0.010.

Artinya semakin baik komunikasi

interpersonal, maka semakin tinggi

motivasi kerja. Sebaliknya, semakin buruk

kornunikasi interpersonal maka tingkat

motivasi kerja semakin rendah. Dari hasil

pene litian ini, maka hipotesis )'ang

dia.iukan dinyatakan diterima. Koellsien

determinan (R') dari hubungan antara

variabel bebas X dengan variabel terikat Y

adalah sebesar R2 : 0.458. lni

menunjukkan bahwa Motivasi Kerja

dibentuk oleh Komunikasi Interpersonal

sebesa 45.8%.

Dari hasil penelitian ini, maka

hipotesis yang diajukan dinyatakan

diterima, dimana hal ini sesuai pendapat

yang dikemukakan oleh Ratrioso (2003)

yang menyatakan bahwa kunci kesuksesan

dari setiap perusahaan adalah jalinan

9

komunikasi antara atasan dan bawahan.

untuk memperoleh motivasi kerja yang

mendukung dari karyawan, seseorang

atasan perlu mencari informasi melaluikomunikasi. Bila komunikasi berjalan

lancar, maka informasi yang diharapkan

atasan tersebut akan diperoleh sehingga

dapat membuat atasan tersebut bersikapmembentuk perilaku karyawannya kearah

perilaku yang diharapkan. Namun, bilakomunikasi tidak berjalan lancar,

kemungkinan yang timbul adalah perilakupertentangan yang dapat menghambat

kelancaran perusahaan. Hasil penelitian inimenggambarkan bahwa 45.8% motivasikerja dibentuk oleh komunikasiinterpersonal. Hal ini berarti terdapat

54.2% sumbangan dari faktor atau variablelain terhadap terbentuknya motivasi keda.Faklor-faktor lain tersebut antara lainadalah faktor pola kepemimpinan, jenispekerjaan, dan kondisi fisik tempat kerja(Gillmer dalam Zainun, I 987).

PET.{UTUP

Dari penelitian yang dilakukan dapatdisimpulkan sebagai berikut:

a. Terdapat hubungan positif yang

signifikan, dimana r,, : 0.677 ; p :0.000 < 0.010. Artin,v-a semakin baikkomunikasi interpersonal, maka

semakin tinggi motivasi kerja.Sebaliknya. semakin burukkomunikasi inrerpersonal maka

tingkat motir,asi kerja semakinrendah. Dari hasii penelitian ini,maka hipotesis ) ang diajukandinyatakan diterima.

b. Sumbangan ) ang diberikan olehvariabel komunikasi intcrpersonal

dengan motivasi kerja adalah sebesar

45.8yo, maka teriihar bahw,a masih

terdapat 542% pengaruh dari faktor-faktor lain terhadap moti.. asi kerja.Faktor-faktor lain tersebut :rntara lainadalah faktor pola kepemimpinan,jenis pekerjaan, kondisi fisik tempat

kerja.

c. Secara umum komunikasiinterpersonal yang dimiliki olehkepala sekolah SMK Multi Karya

Page 10: ff;#r:; - ojs.uma.ac.id

Medan tergolong tingg, sebab nilai

rata-rata empirik yang diperoleh

yaitu 112.148 lebih besar dari nilai

rata-rata hipotetik yaitu 80 dengan

selisih yang melebihi nilai SD atau

SB yang besarnya 12.900.

Selanjutnya untuk variabel motivasi

kerja diketahui bahwa motivasi kerja

guru SMK Multi Karya Medan

memiliki motivasi kerja yang

tergolong tinggi, sebab nilai rata-rata

empirik yang diperoleh yaitu

114.340 lebih besar dari nilai rata-

rata hipotetik yaitu 82.5 dengan

selisih yang melebihi nilai SD atau

SB yang besarnya 11.493.

Dari kesimpulan yang diperoleh dapat

disarankan sebagai berikut:

a. Kepada subjek penelitian

Berdasarkan dengan hasil penelitian

ini diharapkan kepada subjek

penelitian untuk tetaP

mempertahankan dan menjaga

komunikasi interpersonal yang baik

dan dapat memajukan sekolah.

b. Kepada kepala sekolah

Disarankan kepada kepala sekolah,

dengan telah terjadinya komunikasi

yang baik yang merupakan Peranan

penting dalam menumbuhkan dan

meningkatkan motivasi kerja. Agar

tetap memperiahankan jalinan

komunikasi yang sudah berjalan

dengan baik, untuk menciPtakan

suasana yang kondusif dan

menambah kekerabatan, sehingga

timbul keselarasan dalam bekerja.

c. Bagi peneliti selanjutnYa

Disarankan kepada Peneliti

selanjutnya yang ingin melanjutkan

penelitian ini untuk meneliti faktor-

faklor lain yang berhubungan dengan

motivasi kerja tersebut antara lain

adalah faktor pola kepemimpinan,

jenis pekerjaan dan kondisi {lsik

tempat kerja.

Junral DIYERSITA

DAFTAR PUSTAKA

Affandy, 2001. Ilmu Komunikasi: TeoriDan Prahek. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekaton Probik. EdisiRevisi, cetakan ke empatbelas.

Jakarta: Rineka Cipta.

Aw, Suranto. 2011. KomuniknsiInterpersonaL Edisi PertamE

cetakan pertama. Yogyakarta:

Graha llmu.

Danim, S &. Khairil. 2010. Profesi

Kependidikon Cetakan ke satu.

Bandung: Alfabeta.

Effendi, O.U. 2004. Ilmu Komuniknsi

Teori dan Prabek. Cetakan

Kedelapan Belas. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Hadi, S. 1992. Statistik. Jilid II, cetakan ke

tiga belas. Yogayakarta : AndiOFFSET.

dan Pamardiningsih, Y. 2004.

Seri Program Stotistik Versi 2000(SPS. 2000). Manual SPS Paket

MIDI. Yogyakarta : Universitas

Gajah Mada.

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Organisasi

dan Motivasi. Jakarta: PT.BumiAksara.

Kartono, K. 1985. Psifulogi Sosial Untuk

Manajemen Perusahaan rlan

Industri. Jakarta : CV. Rajar,r,al i.

Munandar, AS. 2008. Psikologi Industri

dan Organisasi. Jakarta : Ul-Press.

Rachmaq S. 1997. Memotivasi Karywan.

Jakarta : Bina Aksara

Rarioso. 2003, Menaju knjong Ksrier,Jakarta : Dunia Pustaka Jaya

10

Page 11: ff;#r:; - ojs.uma.ac.id

Volume 2, No.2, Desember2016

Riduwan. 2010. Belajar Mudoh Penelition

Untuk Guru-Karyawan don

Peneliti Pemula. Cetakan ke

enam. Bandung : Alfabeta.

Robbins, S. P. 2009. Perilaku Organisasi.

Edisi ke duabelas. Buku l. Jakarta

: Salemba Empat.

Safaria, T. 20A4. Kepemimpinan. Edisi

Pertama, cetakan pertama.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soekanto, 1990. Tenaga Kerja Indonesia,

Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Sugiyono. 2012. Metode Penelition

Kuantitatif Kualitatif Don R&D.

Bandung: Alfabeta

Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpirnn

Kepola Sekolah. Edisi ke satu,

cetakan ke delapan. Jakarta :

RajawaliPers.

Wijono. S. 20ll. Psikalogi Industri &Organisasi Dalam Suatu Bidang

Gerak Psikologi Sumber Daya

Manusia. Edisi Pertam4 cetakan

ke dua. Jakarta: Kencana

Zainun. 1987. Manajemen dan Motivasi,

Jakarta: Balai Aksara.

Agustin, D, 2007. Hubungan Antara

Komunikasi Atasan dan Bawahan

Dengan Kinerja Kerla Pada

Karyawan Di PT. Coca-Cola

Bottling Indonesia-Medan

(lntisari Skripsi Tidak

Diterbitkan). Fakultas Psikoiogi

UMA Medan.

Flla Kartika Sari. R, 2008, Hubungan

lintara Persepsi Guru Terhadap

Caya Kepernimpinan Demokratis

Kepala Sekolah Dengan Motivasi

Kerja Guru SMA Negeril 16

Medan (Intisari Sbipsi Tidak

Diterbitkan). Fakultas Psikologi

UMA Medan.

11

Girsang, & 2006- Hubungan AntaraPersepsi Karyawan TerhadapFungsi Pengawasan OlehPimpinan Dengan KomunikasiInterpersonal pada Karyawan DiBadan RSU Deli Serdang _ Lubukpakam. Sbipsi flidakDiterbitkan). Medan : FakultasPsikologi Universitas MedanArea.

Zaini, MA, 2009. Hubungan AntaraMotivasi Kerja dengan DisiplinKerja Pada Karyawan pI. MidukArta Medan. (lntisari SkripsiTidak Diterbitkan). FakultasPsikologi UMA Medan.

Fitriyanto. Diakses tanggal 27 Oktober2013.

http ://fi tryantoboy. blo gspot. com/20 I 3/06if,aktor-yane-

mempen garuh i efektivitas.htm I

Yasira. Diakses tanggal 27 Oktober20 I 3.http://id.shvoon g.com/social-scienceV2068 I 84-faktor-faktor-

Diakses tanggal 25 November 2013,luk.staff.ugm -ac.idl atur / uu- I 4-2005 GuruDosen.pdf.


Recommended