IIUBLINGAIY KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH
DENGAN MOTIVASI KERJA GI]RU DI SMK MULTI KARYA MEDAN
Anna Wati Dewi PurbaFakultas Psikologi Universitas Medan Area
This research was conducted in order ff;#r:; -hether there is a relotionship between
interpersonol communication with the school principal motivotion of teachers working in
vocational Multi Korya Medan. The method used in this research is quantitative research
methods. Subjects in this study were teachers who worked in SMK Karya Multi Terrain,
totaling 47 people. The scale used in this study is the scale of interpersonal communication in
Girsang by Cooper (2006), which amounts to 40 item, whereas the scale of work motivotion
according Aldefer in Wijorn (1994), which consist of 40 item. Interpersonal communication
scale reliability rbt : 0722, work motivation scale reliability rbt : 0686. Data anolysis
techniques used in this study is the product momenl correlation analysis technique used to
analyze the relationship between the independent variobles and the dependent variable. By
using SPSS version 18.0. From the anolysis it is bnown that there is a significart positive
relationship between Interpersonal Communication at Work Motivation, where r xy : 0677; p: 0.000 <0.010. Other results obtainedfrom this study is the interpersonal communication is
high because the overage value empirically obtained by the 112 148 greoter than the rveroge
value of the hypothetical of 80 with the dffirence that exceeds the value of SD or SB
ntagnitude of 12,900, while the work motivation is high because the average value obtained
by the empirical 114 340 greater thon the overoge value of the lrypothetical is 82.5 with adffirence exceeding the value of the magnitude of SD or SB I I 193. From these resuhs, the
hypothesis are accepted.
K ey w or ds : I nt erp ers o n al C o mm unic oti on, Wor k lI otit' ot i o n
Penelitian ini dilakukan dengan #rf,ffifmengetahui apakah ada hubungan antara
komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan motivasi kerja guru di SMK Multi Karya
Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru yang bekerja di SMK Multi Karya Medan, yang
seluruhnya berjumlah 47 orang. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
komunikasi interpersonal menurut Cooper dalam Girsang (2006) yang berjumlah 40 aitem,
sedangkan skala motivasi kerja menurut Aldefer dalam Wijono (1994) yang berjumlah 40
aitem. Reliabilitas skala komunikasi interpersonal rat: 0.722, reliabilitas skala motivasi ker-f a
rr,t : 0.686. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
korelasi Producl Moment yang digunakan unfuk menganalisis hubungan antara satu variabel
bebas dengan satu variabel terikat. Dengan menggunakan ,SPSS versi I8.0. Dari hasil analisis
diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara Komunikasi Interpersonal
dengan Motivasi K".jq dimana rr:0.677 ; p: 0.000 < 0.010. Hasil lain yang diperoleh dari
penelitian ini adalah komunikasi interpersonal tergolong tinggi sebab nilai rara-rata empirikr,ang diperoleh yaitu 112-148 lebih besar dari nilai rata-rata hipotetik vaitu 80 densan selisih
yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 12.900, sedangkan motivasi kerja tereolonu
tinggi sebab nilai rata-rata empirik yang diperoleh yaitu 114-340lebih besar dari nilai rata-
rata hipotetik yaitu 82.5 dengan selisih yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 1 1.493-
Dari hasil penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dinyatakan diterima.
Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Motivasi Kerja
1
PEhTDAHULUAI{
Sekolah adalah lembaga Yang
bersifat kompleks dan unik. Bersifat
kompleks karena sekolah sebagai
organisasi di dalamnya terdapat berbagai
dimensi yang satu sama lain saling
berkaitan dan saling menentukan.
Sedangkan bersifat unik karena sekolah
memiliki karakter tersendiri, dimana terjadi
proses belajar mengajar, temPat
terselenggaranya pembud ay aan kehidupan
manusia. Karena sifatnya yang kompleks
dan unik tersebut sekolah sebagai
organisasi memerlukan tingkat koordinasi
yang tinggi. Sekolah sebagai lembaga legal
dan formal merupakan lembaga pendidikan
yang dirancang sedemikian rupa untuk
mampu membentuk manusia Yang
berkepribadian dalam mengembangkan
intelektual peserta didik dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah
harus mampu mencermati kebutuhan
peserla didik yang bervariasi, agar mereka
dapat mandiri, produktil potensial dan
berkualitas. Dimana untuk mencapai hal
ini, dalam pelaksanaannya terdapat
motivasi kerja guru Yang daPat
meningkatkan semangat dalam proses
belajar mengajar di sekolah.
Motivasi kerja guru adalah
kemauan guru untuk mengerjakan tugas-
tugasnya, Sarbini (dalam Danim, 2010).
Menurut Bafadal (dalam Danim, 2010),
motivasi keda guru adalah motivasi yang
menyebabkan guru bersemangat dalam
mengajar. Rachmat (1997) menyatakan
keteraturan dalam sebuah organisasi atau
perusahaan bisa dirvujudkan bila ada
kerjasama yang baik antar karyawan, staf
dan pirnpinan. Lingkungan perusahaan
yang kondusif, sangat mendukung terhadap
kemajuan perusahaan, terutama bila
motivasi kerja para karyarvannya cukup
tinggi sebab motivasi keria ini merupakan
unsur penting yang harus dimiliki setiap
SDM dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Siswanto (dalam Agustin,
2007) menjelaskan bahwa tanpa motivasi,
perusahaan akan berjalan seperti tanpa
mesin penggerak dan lambat sekali
perkembangannya. Jelas hal ini akan
-lLrrnai Dl\,'ERSITA
membawa dampak kerugian bagi karyawan
dan perusahaan tersebut. Tidak ada yangmemacu (memotivasi) diri mereka,
sehingga mereka tidak merasa tertantang
untuk berprestasi. Sehingga dalam suatu
perusahaaan menurut Yoder (dalam
Agustin, 2007) menyatakan perlunya suatu
upaya unfuk memacu motivasi kerja para
karyawan seperti memberikan hadiah atau
bonus, kenaikkan gaji, kesempatan
berprestasi, pelatihan dan dukungan
emosional dari pihak pimpinan.
Lain halnya bila motivasilah yang
memotori mereka dalam bekerja, maka
keadaan ini tidak bisa dimanipulasi atau
dipengaruhi oleh hal lain yang dapat
menurunkan semangat mereka (Ratioso,
2003). Menurut Soekanto (1990) parakaryawan merupakan penggerak dinamikakerja dalam suatu perusahaan yang
berfungsi untuk melaksanakan tugas-
tugasnya dengan baik dan dengan motivasiyang baik pula. Dalam melaksanakan
tugasnya, paru karyawan harus dapat
memacu kinerjanya agar mampu
menghasilkan suatu tugas sesuai dengan
petunjuk kerja dan arahan dari atasan.
Beban tugas yang dialami karyawan dapat
menjadi ringan dan berat, juga dipengaruhi
oleh atasannya. Bimbingan dan arahan dari
atasan yang tepat dapat memacu motivasiker.ja karyawannya.
Guru yang memiliki tingkatmotivasi yang tinggi akan dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan hasilyang baik. Sedangkan guru yang
mempunyai tingkat motivasi yang rendah,
mereka tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan yang diberikan kepadanya
dengan hasil yang baik, sehingga keadaan
ini akan menimbulkan hambatan dalam
pencapaian hasil pekerjaan atau akan
mempengaruhi efektivitas kerj a guru.
Motivasi kerja yang tinggi akan
berdampak positif yaitu tercapainya tujuanyang telah ditentukan oleh organisasi
sekolah. Agar motivasi kerja dapat
dioptimalkan maka perlu diketahui faktor-faktor apa sajakah yang dapat
mempengaruhi motivasi kerja itu.
Kemampuan yang harus dimiliki seorang
pemimpin dalam hal ini kepala sekolah
2
Volume 2, No. 2, Desember 2016
adalah memiliki kepribadian yang menjadi
teladan bagr bawahannya, kemampuan
memotivasi, Pengambilan kePutusan,
maupun kemamPuan berkomunikasi'
Komunikasi merupakan salah satu hal yang
penting bagi manusia, dengan kata lain
icualitas hidup manusia juga ditentukan
oleh pola komunikasi yang dilakukannya'
Jika pola komunikasi yang dilakukan
manusia bailq maka komunikasi yang
tercipta adalah komunikasi yang efektif'
Saiah satunya adalah komunikasi
interpersonal.
SelanjutnYa Soekanto (1990)
menambahkan bahwa perlunya dibenahi
hal-hal yang mendukung kemajuan
perusahaan, terutama kemamPuan dari
atasan agar mampu menumbuh
kembangkan motivasi kerja para karyawan
dengan berbagai upayq perhatian, juga
semangat kerja. Untuk mencaPai hal
tersebut, maka yang paling menentukan
adalah sikaP dari PimPinan dalam
berkomunikasi dengan bwahannYa'
Seorang atasan yang baik adalah yang
mampu memberi dorongan kePada
bawahannya agat memiliki motivasi kerja
melalui komunikasi. Komunikasi antara
atasan dan bawahan adalah komunikasi
yang terjadi dengan jalur dua arah' Dalam-hal
komunikasi ini, ataun dan bawahan
dapat berdialog secara komunikatif (timbal
balik), baik yang memulai atasan atau
bawahan terlebih dahulu (Dean dalam
Agustin 2007). AfIandY (2001) juga
mengatakan bahwa komunikasi antara
atasan dan bawahan melibatkan keduanya
aktif dalam berkomunikasi. Ada pesan-
pesan ,vang terkandung didalamnya seperti
pemberian informasi dan perintah'
Littlejohn (dalam Aw, 2011)
mengemukakan bahwa komunikasi
interpersonal adalah komunikasi antara
individu-individu- Hardjana (dalam Aw,
201 l) mendefinisikan komunikasi
interpersonal adalah interaksi tatap rnuka
antaidua atau beberapa orang, di mana
pengirim dapat menyampaikan p€san
i.tu.u langsung dan penerima pesan dapat
menerima dan menanggaPi secara
langsung pula. Komunikasi interpersonal
adalah komunikasi antara orang-oftmg
3
secara tatap muka" yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang
lain secara langsung, baik secara verbal
maupun nonverbal (Mulyana dalam Aw,2011). Komunikasi interpersonal terjadi
tidak hanya didalam mang lingkup kecilseperti keluarg4 tetapi juga terjadi ketikakita berada di ruang lingkup yang cukup
besar, seperti di tempat bekerja atau di
sekolah. Komunikasi Interpersonal
merupakan bagian dari sebuah unsur
terciptanya sebuah iklim organisasi yang
baik, organisasi yang baik itu dapat terlihatjelas apabila tujuan yang mereka rumuskan
telah tercapai. Organisasi terkait erat
dengan proses menciptakan Iingkungan
kerja yang kondusif, sehingga dapat
tercipta hubungan dan kerjasama yang
harmonis di antara anggota organisasi.
Terdapat banyak faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi kerja guru dari
segi internal seperti usia, jenis kelamin,
status perkawinan dan jumlah tanggungan,
masa kerj4 dan segi eksternal seperti pola
kepemimpinan, jenis pekerjaan. kondisi
fisik tempat kerja yang kurang nyaman,
tidak terdapatnya fasilitas yang
mendukung, dan komunikasi baik
komunikasi antara atasan dan bawahan
maupun komunikasi antara sesama rekan
kerja. Banyaknya faktor-faktor yang
mempengaruhi te{adinya motivasi kerja
guru maka peneliti membatasi hanya pada
komunikasi interpersonal atasan dengan
bawahan di SMK Multi Karya Medan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas. maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: apakah ada hubungan
komunikasi interpersonal kepala sekolah
dengan motivasi kerja guru di SMK MultiKarya Medan?
1. Pengertian GuruGuru adalah sekelompok tenaga
pengajar, atau tenaga pendidik yang secara
khusus diangliat dengan tugas utama
mengajar pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah (Wahjosumidjo, 2011). UUNo. 14 bab I pasal 1 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen, menjelaskan guru adalatr
pendidik profesional dengan tugas utama
mendidih mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal," pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah (luk.staff.ugm.ac.id/atur/uu- 1 4-
2005 Guru Dosen.pdf). Mujtahid dalam
Danim & Khairil (2010) mengemukakan
bahwa guru berperan sebagai perancang,
penggerak, evaluator, dan motivator. Oleh
Mujtahid sebagai mana termuat dalam
http:/imujtahid-
komunitaspendidikan.bloespot.com peran
gunr dalam adminishasi sekolah, termasuk
rnadrasah, dideskripsikan seperti berikut
ini.
a. Guru sebagai Perancang
Untuk mendukung terpenuhinya
kebutuhan utama sekolah, maka tugas
guru sebagai perancang yaitu menyusun
kegiatan akademik atau kurikulum dan
pembelajaran, menyusun kegiatan
kesiswaan, menyusun kegiatan sarana-
prasarana dan mengestimasi sumber-
sumber pembiayaan operasional
sekolah, serta menjalin hubungan
dengan orangtua, masyarakat,
pemangku kepentigan dan instasi
terkait.
b, Guru sebagai Penggerak
Guru dikatakan sebagai
penggerak, yaitu mobilisator yang
mendorong dan menggerakkan sistem
organisasi sekolah. Untuk
melaksanakan fungsi-fungsi tersebut,
seorang guru harus memiliki
kemampuan intelektual dan kepribadian
yang kuat. Kemampuan intelektual
misalnya mempunyai jiwa visioner,
kreator, peneliti, jiwa rasional, dan jiwa
untuk maju. Kepribadian, seperti
wibawa, luu'es, adil dan bijaksana. arif
dan jujur, sikap objektif dalam
mengambil keputusan, toleransi dan
tanggung jawab, komitmen, disiplin dan
lain-lain.
c. Guru setragai EvaluatorGuru menjalankan fungsi
sebagai evaluator, yaitu melakukan
evaluasi/ penilaian terhadap aktivitas
yang telah dikerjakan dalam sistem
sekolah. Peran ini penting karena guru
sebagai pelaku utama dalam
menentukan pilihan-pilihan serta
kebijakan yang relevan demi kebaikan
sistem yang ada di sekolah, baikmenyangkut kurikulum, pengajaran,
sarana-prasaran4 regulasi, sasaran dan
tujuan, hingga masukan dari masyarakat
luas.
d. Guru sebagai MotivatorDalam proses pembelajaran,
motivasi merupakan penentu
keberhasilan. Seorang guru seyogyanya
memerankan diri sebagai motivatormurid-muridny4 teman sejawatny4serta lingkungannya.
Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa guru adalah pendidikprofesional yang mempunyai tugas
mendidik, mengajar, membimbing,mengarahkan, melatih, menilai,mengevaluasi, perancang, penggerak, danmotivator bagi peserta didik.
2. Tugas GuruMenurut PP No. 74 Tahun 2008
dalam Danim & Khiril (2010), jabatan
guru yang "murni guru" terdiri dari tigajenis, yaitu guru kelas, guru matapelajaran, dan guru bimbingan dan
konseling yang mana tugasnya adalah
sebagai berikut:
a. Tugas guru kelas dan tugas gurumata pelajaran1) Menyusun kurikulum
pembelajaran pada satuan
pendidikan;
2) Menyusun silabus pembelajaran;
3) Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran;
4) Melaksanakan kegiatanpembelajaran;
5) Menyusun alat ukur/soal sesuai
mata pelajaran;
6) Menilai dan mengevaluasi proses
dan hasil belajar pada matapelajaran di kelasnya;
7) Menganalisis hasil penilaian
pembelajaran;
8) Melaksanakan
pembelajaran/perbaikan dan
pengayarm dengan memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi;
4
.l.u'lir I l-)l \/ ll ltStl',\
I
Volume 2, No. 2, Desember 2016
9) Melaksanakan bimbingan dan
konseling di kelas Yang menjadi
tanggung jawabnYa;
10) Menjadi pengawas penilaian dan
evaluasi terhadaP Proses dan
hasil belajar tingkat sekolah dan
nasional;
11) Membimbing guru Pemula
dalam progftrm induksi;
12) Membimbing siswa dalam
kegiatan ekstrakurikuler Proses
pembelajaran;
13) Melaksanakan Pengembangan
diri;14) Melaksanakan publikasi ilmiah;
dan
15) Membuat karya inovatif.
b. Tugas guru bimbingan dan
konselingl) Menyusun kurikulum bimbingan
dan konseling;
2) Menyusun silabus bimbingan
dan konseling;
3) MenYusun satuan laYanan
bimbingan dan konseling;
4) Melaksanakan bimbingan dan
konseling Per semester;
5) MenYusun alat ukur/ lembar
kerja Program bimbingan dan
konseling;
6) Menganalisis hasil bimbingan
dan konseling;
7) Melaksanakan Pembelajaran/
perbaikan tingkat lanjut
bimbingan dan konseling dengan
memanfaatkan hasi I evaluasi :
8) Menjadi Pengawas Penilaian dan
evaluasi terhadaP Proses dan
hasil belajar tingkat sekolah dan
nasional;
9) Membimbing guru Pemuia
dalam Program induksi;
l0)Membimbing siswa dalam
kegiatan ekstrakurikuler Prose s
Pembelajaran;1l)Melaksanakan Pengembangan
diri;
12) Melaksanakan publikasi ilmiah;
dan
13) Membuat karya inovatif.
Dari uraian adapun tugas guru
adalah sebagai guru kelas dan guru mata
pelajaran, guru bimbingan konseling
kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
ketua program keahlian, kepala
perpustakaan, kepala laboratorium,
bengkel, unit produksi, atau yang
sejenisnya pada sekolah, dan pembimbing
khusus pada satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan.
3. Pengertian Motivasi KerjaMotivasi (dari kata latin, motivus)
artinya: sebab, alasan dasar, fikiran dasar,
dorongan bagi seseorang untuk berbuat,
atau ide pokok yang selalu berpengaruh
besar terhadap tingkah laku manusia,
Kartono (1985). Dalam istilah motivasi
merupakan tercakup berbagai aspek
tingkah laku manusia yang mendorongnya
untuk berbuat atau tidak berbuat. Oleh
sebab itu, motivasi merupakan semua
kekuatan yang ada dalam diri seseorang
yang memberi day4 memberi arah dan
memelihara tingkah laku.
Motivasi kerja menurut Ravianto
(dalam Martoyo, 1987) mengemukakan
bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang
menimbulkan dorongan atau semangat
kerja atau dengan kata lain pendorong
semangat kerja seseorang. Motivasi kerja
adalah pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang,
agar mereka mau bekerjasam4 bekerja
efektifdan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan
(Hasibuan. 1997). Flippo (dalam Hasibuan,
1997) menyatakan bahwa motivasi kerja
adalah suatu keahlian dalam mengarahkan
pegawai dan organisasi agar mau bekerja
secara berhasil, sehingga tercapai
keinginan para pegawai sekaligus tercapai
tujuan organisasi. Robbine (dalam
Hasibuan, 2003) mendefinisikan motivasi
kerja sebagai suatu kerelaan untuk
berusaha seoptimal mugkin dalam
pencapaian tujuan organisasi yang
dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk
memuaskan beberapa kebutuhan individu.
Dari beberapa pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja
adalah dorongan yang timbul dari dalam
5
.i Ltlitai lll V E R3l'l-,{
maupun dari luar diri individu, dorongan
ini menimbulkan sesuatu energi dalam diriyang menyebabkan individu tersebut
bertingkah laku untuk mengarahkan
aktivitas ke arah tujuan yang ingin
dicapainya.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Motivasi KerjaGillmer (dalam Zainun, 1987),
mengatakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi motivasi kerja yaitu:
a. Pola kepemimpinan
b. Komunikasi
c. Jenis pekedaan
d. Kondisi fisik tempat kerja
Sondang (1989) menemukan
bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi kerja seseorang,
dimana seseorang pemimpin dapat
menerapkan teori motivasi dalam
menggerakkan para guru untuk dapat
bekerja lebih baik lagi. Beberapa faktor
tersebut antara lain :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Status perkawinan
d. Jumlah tanggungan
e. Masa kerja
Dari uraian pendapat beberapa ahli
di atas maka dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
kerja yaitu pola kepemimpinan,
komunikasi, jenis pekerjaan, kondisi fisik
tempat kerj4 usia, jenis kelamin, status
perkawinan, jumlah tanggungan dan masa
kerja.
5. Bentuk-bentuk Motivasi KerjaMenurut Chiselli dan Brown
(dalam Sari, 2008) bentuk-benfuk dari
motivasi adalah :
a. Motivasi adalah kompleks
b. Beberapa motivasi tidak disadari
oleh individu
c. Motivasi dapat berubah
d. Motivasi berbeda-beda tiap individu
e. Motivasi adalah majemuk
6. Aspek-Aspek Motivasi KerjaAspek-aspek motivasi kerja dalam
teori ERG yang dikemukakan oleh Aldefer
(dalam Wijono,20l l), ada 3 kebutuhandalam motivasi kerja yaitu :
a. Kebutuhan Keberadaan (Existence).b. Kebutuhan Relasi (Relatedne ss).
c. Kebutuhan Pertumbuhan (Growth).Sedangkan menurut McClelland
(dalam Wijono 2011), aspek-aspek darimotivasi kerja adalah:
a. Kebutuhan akan prestasi (need forachievement).
b. Kebutuhan akan afiliasi (need forAffiliation).
c. Kebutuhan akan kekuasaan (needforPower).
7. Pengertian Komunikasi InterpersonalKomunikasi berasal dari bahasa
latin, yaitu communis yang artinya sama,kemudian menjadi communication yangberarti pertukaran pikiran, dan kemudiandiambil alih di dalam bahasa Inggrismenjadi communication. Untuk itukomunikasi dapat diartikan sebagai prosespenyampaian informasi, pengertian danpemahaman antara pengirim dan penerima.Pada intinya komunikasi merupakaninforrnasi yang ingin disampaikan kepadakomunikan dari komunikator melaluilambang-lambang yang mengandung arti(bahasa, simbol, dll) untuk mencapaikesamaan pemahaman antara keduanya(Devito dalam Safari4 2004). Littt"lotn(dalam Aw, 2011) mengemukakan bahwakomunikasi interpersonal adalahkomunikasi antara individu-individu.Hardjana (dalam Aw, 201l)mendefinisikan komunikasi interpersonaladalah interaksi tatap muka antara dua ataubeberapa orang, di mana pengirim dapatmenyampaikan pesan secara langsung danpenerima pesan dapat menerima danmenanggapi secara langsung pula.Komunikasi interpersonal adalahkomunikasi antara orang-orang secaratatap muka, yang memungkinkan setiappesertanya menangkap reaksi orang lainsecara langsung, baik secara verbalmaupun nonverbal (Mulyana dalam 1,w,2011).
Menurut beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasiinterpersonal adalah komunikasi antara dua
6
Volume 2, No. 2, Desember 2016
orang yang hrlangsung secara tatap muka
baik secara verbal maupun nonverbal.
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Komunikasi InterPersonal
Jalaludin Rakhmat (2001) meyakini
bahwa komunikasi interPersonal
dipengaruhi oleh persepsi interpersonal,
konsep diri, atraksi interpersonal, dan
hubungan interPersonal.
a. Persepsi interPersonal
b. KonseP diri
c. Atraksi interPersonal
d. Hubungan interPersonal
Menurut Hardjana (2003) faktor-
faktor yang mempengaruhi komunikasi
interpersonal diantaranYa:
a. KonseP Dirib. Membuka Diric. PercaYa Diri
Berdasarkan uraian diatas, faktor-
faktor komunikasi interpersonal adalah
persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi
int"tp"ttonal, dan hubungan interpersonal,
membuka diri dan PercaYa diri.
9. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal
Aw (2011) mengemukakan ciri-ciri
komunikasi interpersonal antara lain:
a. Arus pesan dua arah.
b. Suasana nonformal-
c. Umpan balik segera
d. Peserta komunikasi berada dalam
jarak yang dekat.
e. Peserta komunikasi mengirim dan
menerima pesan secara simultan dan
spontan.
Sementara itu Pearson (dalam Arv
201 I ) menyebutkan enam karakteristik
komunikasi interPersonal, Yaitu :
a. Komunikasi interpersonal dimulai
dengan diri Pribadi (sefl.
b.Komunikasi interpersonal bersifat
transaksional.
c. Komunikasi interPersonal
ilenyangkut asPek isi Pesan dan
hubungan antarPribadi-
d. Komunikasi interPersonal
mensyaratkan adanya kedekatan fisik
antara Pihak-Pihak Yang
berkomunikasi.
e. Komunikasi interpersonal
menempatkan kedua belah pihak
yang berkomunikasi saling
tergantung satu dengan lainnya
(interdependensi).
f. Komunikasi interpersonal tidak dapat
diubah maupun diulang.
Dari,beberapa pendapat ahli diatas
dapat disimpulkan bahwa ciri-cirikomunikasi interpersonal yaitu arus pesan
dua arah, suilsitna nonformal, umpan balik
segera, peserta komunikasi berada dalam
jarak yang dekat, peserta komunikasi
mengirim dan menerima pesan secara
simultan dan spontan baik secara verbal
maupun nonverbal, dimulai dengan diripribadi (selJ), bersifat transaksional,
menyangkut aspek isi pesan dan hubungan
antar pribadi, menempatkan kedua belah
pihak yang berkomunikasi saling
tergantung satu sama lainnya, dan tidak
dapat diubah maupun diulang.
10. Aspek-Aspek dalam KomunikasiInterpersonal
Cooper (dalam Agustin 2007)
mengemukakan aspek-aspek yang
terkandung dalam komunikasi
interpersonal antara atasan dan bawahan
itu meliputi:
a. Keakraban
b. Persahabatan
c. Kepuasan dan efektifitas kerja
d. Membantu bawahan
Menurut Aw (2011) agar
komunikasi interpersonal berlangsung
dengan efektif, mara ada beberapa aspek
yang harus di perhatikan oleh para pelaku
komunikasi interpersonal tersebut.
meliputi:
a) Keterbukaan (openness)
b) Empati (empathy)
c) Sikap mendukung {supportivene ss)
d) Sikap positif (positiveness)
e) Kesetaraan {e qualitl)
11. Proses Komunikasi InterpersonalMenurut Aw (201l), proses
komunikasi interpersonal adalah langkah-
langkah yang menggambarkan terjadinya
kegiatan komunikasi. Proses tersebut
terdiri dari enam yaitu:
7
a. Keinginan berkomunikasi.
b. E:rcoding oleh komunikator.
c. Pengiriman pesan.
d. Penerimaan Pesan.
e. Decoding oleh komunikan.
f. Umpan balik.
12. Ilubungan Komunikasi
Interpersonal KePala Sekolah
DenganMotivasi Kerja Guru
Komunikasi daPat diartikan
sebagai proses penyampaian informasi,
pengertian dan Pemahaman antara
pengirim dan penerima. Pada intinya
komunikasi merupakan informasi yang
ingin disampaikan kepada komunikan dari
komunikator melalui lambang-lambang
yang mengandung arti (bahasa, simbol, dll)
untuk mencapai kesamaan pemahaman
antara keduanya (Devito dalam Safaria,
2004). Hardjana (dalam Aw 2011)
mendefinisikan komunikasi interpersonal
adalah interaksi tatap muka antardua atau
beberapa orang, di mana pengirim dapat
menyampaikan pesan secara langsung dan
penerima pesan daPat menerima dan
menanggapi secara langsung Pula.
Komunikasi interPersonal adalah
komunikasi antara orang-orang secara
tatap mukq yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal
maupun nonverbal (Mulyana dalam Aw,
2011).
Motivasi meruPakan semua
kekuatan yang ada dalam diri seseorang
yang memberi daya, memberi arah dan
memelihara tingkah laku. Wahjosumidjo
( 1984) menyebutkan bahrva motivasi
merupakan suatu proses psikclogis yang
mencerminkan interaksi antara sikap,
kebutuhan, persepsi dan kepuasan yang
terjadi dalam diri seseorang. Menurut
Effendy (2004) seorang pemimpin dalam
organisasi bertanggung jarvab atas lancar-
tidaknya pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahannya. BeberaPa kegiatan
bersangkutan langsung dengan
kepemimpinannya Pada semua tahaP
manajemen sePerti: Penentuan
kebijaksanaan, Perenclnaan,
pengorganisasian, Pergerakan,
.lurnal DIVERSITA
pengawasan, dan penilaian. Ada juga
kegiatan-kegiatan yang tidak langsung
berkaitan dengan kepemimpinannya,
antara lain memotivasi para karyawannya
agar giat bekerja. Untuk mencapai hal
tersebut maka yang paling menentukan
adalah sikap dari pimpinan dalam
berkomunikasi dengan bawahanya
Seorang atasan yang baik adalah yang
mampu memberi dorongan kepada
bawahannya agar memiliki semangat kerja
melalui komunikasi. komunikasi antara
atasan dan bawahan adalah komunikasiyang terjadi dengan jalur dua arah, Dean
(dalam Agustin, 2007).
Affandy (2001) juga mengatakan
bahwa komunikasi antara atasan dan
bawahan melibatkan keduanya aktif dalam
berkomunikasi. Ada p€san-pesan yang
terkandung di dalamnya seperti pemberian
informasi dan perintah. Ratrioso (2003)
mengatakan bahwa kunci kesuksesan darisetiap perusahaan adalah jalinan
komunikasi antara atasan dan bawahan,
untuk memperoleh motivasi kerja yang
mendukung dari karyawan, seseorang
atasan perlu mencari informasi melaluikomunikasi. Bila komunikasi berjalan
lancar, maka informasi yang diharapkan
atasan tersebut akan diperoleh sehingga
dapat membuat atasan tersebut bersikap
membentuk perilaku karyawannya kearah
perilaku yang diharapkan. Namun, bilakomunikasi tidak berjalan lancar,
kemungkinan yang timbul adalah perilaku
pertentangan yang dapat menghambat
kelancaran perusahaan.
Aclapun hipotesis dalam penelitian
ini adalah "adanya hubungan komunikasiinterpersonal dengan motivasi keria"dengan asumsi semakin baik komunikasi
interpersonal maka motivasi kerja yang
dimiliki semakin tinggi. Atau sebaliknya
semakin buruk komunikasi interpersonal
maka semakin rendah motivasi kedanya.
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian iniadalah guru-guru di SMK Multi Karya
yang berjumlah 47 orang. Teknik sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
8
Volume 2, No. 2, Desember 2016
total sampel atau semua populasi menjadi
sampel penelitian, yaitu sebanyak 47 orang
guru-guru di SMK Multi Karya Medan.
Metode pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah melalui metode
skala. Metode skala di gunakan mengingat
data yang ingin di ukur berupa konsep
psikologis yang' dapat diungkap secara
tidak langsung melalui indikator-indikator
perilaku yang di terjematrkan dalam bentuk
aitem-aitem pemyataan. Dalam penelitian
ini skala disusun berdasarkan aspek-aspek
komunikasi interpersonal yaitu: keakrabaru
persahabatan, kepuasan dan efektifitas
k"rjq membantu bawahan. Dan skala
motivasi yang disusun dari aspek-aspek
motivasi yaitu: kebutuhan keberadelan
(exi sterrc e), kebutuhan relasi (relatedne s s),
kebutuhan pertumbuhan {growth). Model
skala ini menggunakan model skala Likert.
Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, maka analisis data dilakukan
dengn menggunakan analisis korelasi
Product Moment.
HASIL DAIY PEMBAIIASATI
Berdasarkan hasil analisis dengan
metode analisis korelasi Product Moment,
diketahui bahwa terdapat hubungan positif
yang signifikan antzrra komunikasi
interpersonal dengan motivasi kerja,
dimana r* : 0.677; p: 0.000 < 0.010.
Artinya semakin baik komunikasi
interpersonal, maka semakin tinggi
motivasi kerja. Sebaliknya, semakin buruk
kornunikasi interpersonal maka tingkat
motivasi kerja semakin rendah. Dari hasil
pene litian ini, maka hipotesis )'ang
dia.iukan dinyatakan diterima. Koellsien
determinan (R') dari hubungan antara
variabel bebas X dengan variabel terikat Y
adalah sebesar R2 : 0.458. lni
menunjukkan bahwa Motivasi Kerja
dibentuk oleh Komunikasi Interpersonal
sebesa 45.8%.
Dari hasil penelitian ini, maka
hipotesis yang diajukan dinyatakan
diterima, dimana hal ini sesuai pendapat
yang dikemukakan oleh Ratrioso (2003)
yang menyatakan bahwa kunci kesuksesan
dari setiap perusahaan adalah jalinan
9
komunikasi antara atasan dan bawahan.
untuk memperoleh motivasi kerja yang
mendukung dari karyawan, seseorang
atasan perlu mencari informasi melaluikomunikasi. Bila komunikasi berjalan
lancar, maka informasi yang diharapkan
atasan tersebut akan diperoleh sehingga
dapat membuat atasan tersebut bersikapmembentuk perilaku karyawannya kearah
perilaku yang diharapkan. Namun, bilakomunikasi tidak berjalan lancar,
kemungkinan yang timbul adalah perilakupertentangan yang dapat menghambat
kelancaran perusahaan. Hasil penelitian inimenggambarkan bahwa 45.8% motivasikerja dibentuk oleh komunikasiinterpersonal. Hal ini berarti terdapat
54.2% sumbangan dari faktor atau variablelain terhadap terbentuknya motivasi keda.Faklor-faktor lain tersebut antara lainadalah faktor pola kepemimpinan, jenispekerjaan, dan kondisi fisik tempat kerja(Gillmer dalam Zainun, I 987).
PET.{UTUP
Dari penelitian yang dilakukan dapatdisimpulkan sebagai berikut:
a. Terdapat hubungan positif yang
signifikan, dimana r,, : 0.677 ; p :0.000 < 0.010. Artin,v-a semakin baikkomunikasi interpersonal, maka
semakin tinggi motivasi kerja.Sebaliknya. semakin burukkomunikasi inrerpersonal maka
tingkat motir,asi kerja semakinrendah. Dari hasii penelitian ini,maka hipotesis ) ang diajukandinyatakan diterima.
b. Sumbangan ) ang diberikan olehvariabel komunikasi intcrpersonal
dengan motivasi kerja adalah sebesar
45.8yo, maka teriihar bahw,a masih
terdapat 542% pengaruh dari faktor-faktor lain terhadap moti.. asi kerja.Faktor-faktor lain tersebut :rntara lainadalah faktor pola kepemimpinan,jenis pekerjaan, kondisi fisik tempat
kerja.
c. Secara umum komunikasiinterpersonal yang dimiliki olehkepala sekolah SMK Multi Karya
Medan tergolong tingg, sebab nilai
rata-rata empirik yang diperoleh
yaitu 112.148 lebih besar dari nilai
rata-rata hipotetik yaitu 80 dengan
selisih yang melebihi nilai SD atau
SB yang besarnya 12.900.
Selanjutnya untuk variabel motivasi
kerja diketahui bahwa motivasi kerja
guru SMK Multi Karya Medan
memiliki motivasi kerja yang
tergolong tinggi, sebab nilai rata-rata
empirik yang diperoleh yaitu
114.340 lebih besar dari nilai rata-
rata hipotetik yaitu 82.5 dengan
selisih yang melebihi nilai SD atau
SB yang besarnya 11.493.
Dari kesimpulan yang diperoleh dapat
disarankan sebagai berikut:
a. Kepada subjek penelitian
Berdasarkan dengan hasil penelitian
ini diharapkan kepada subjek
penelitian untuk tetaP
mempertahankan dan menjaga
komunikasi interpersonal yang baik
dan dapat memajukan sekolah.
b. Kepada kepala sekolah
Disarankan kepada kepala sekolah,
dengan telah terjadinya komunikasi
yang baik yang merupakan Peranan
penting dalam menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi kerja. Agar
tetap memperiahankan jalinan
komunikasi yang sudah berjalan
dengan baik, untuk menciPtakan
suasana yang kondusif dan
menambah kekerabatan, sehingga
timbul keselarasan dalam bekerja.
c. Bagi peneliti selanjutnYa
Disarankan kepada Peneliti
selanjutnya yang ingin melanjutkan
penelitian ini untuk meneliti faktor-
faklor lain yang berhubungan dengan
motivasi kerja tersebut antara lain
adalah faktor pola kepemimpinan,
jenis pekerjaan dan kondisi {lsik
tempat kerja.
Junral DIYERSITA
DAFTAR PUSTAKA
Affandy, 2001. Ilmu Komunikasi: TeoriDan Prahek. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekaton Probik. EdisiRevisi, cetakan ke empatbelas.
Jakarta: Rineka Cipta.
Aw, Suranto. 2011. KomuniknsiInterpersonaL Edisi PertamE
cetakan pertama. Yogyakarta:
Graha llmu.
Danim, S &. Khairil. 2010. Profesi
Kependidikon Cetakan ke satu.
Bandung: Alfabeta.
Effendi, O.U. 2004. Ilmu Komuniknsi
Teori dan Prabek. Cetakan
Kedelapan Belas. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Hadi, S. 1992. Statistik. Jilid II, cetakan ke
tiga belas. Yogayakarta : AndiOFFSET.
dan Pamardiningsih, Y. 2004.
Seri Program Stotistik Versi 2000(SPS. 2000). Manual SPS Paket
MIDI. Yogyakarta : Universitas
Gajah Mada.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Organisasi
dan Motivasi. Jakarta: PT.BumiAksara.
Kartono, K. 1985. Psifulogi Sosial Untuk
Manajemen Perusahaan rlan
Industri. Jakarta : CV. Rajar,r,al i.
Munandar, AS. 2008. Psikologi Industri
dan Organisasi. Jakarta : Ul-Press.
Rachmaq S. 1997. Memotivasi Karywan.
Jakarta : Bina Aksara
Rarioso. 2003, Menaju knjong Ksrier,Jakarta : Dunia Pustaka Jaya
10
Volume 2, No.2, Desember2016
Riduwan. 2010. Belajar Mudoh Penelition
Untuk Guru-Karyawan don
Peneliti Pemula. Cetakan ke
enam. Bandung : Alfabeta.
Robbins, S. P. 2009. Perilaku Organisasi.
Edisi ke duabelas. Buku l. Jakarta
: Salemba Empat.
Safaria, T. 20A4. Kepemimpinan. Edisi
Pertama, cetakan pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soekanto, 1990. Tenaga Kerja Indonesia,
Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Sugiyono. 2012. Metode Penelition
Kuantitatif Kualitatif Don R&D.
Bandung: Alfabeta
Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpirnn
Kepola Sekolah. Edisi ke satu,
cetakan ke delapan. Jakarta :
RajawaliPers.
Wijono. S. 20ll. Psikalogi Industri &Organisasi Dalam Suatu Bidang
Gerak Psikologi Sumber Daya
Manusia. Edisi Pertam4 cetakan
ke dua. Jakarta: Kencana
Zainun. 1987. Manajemen dan Motivasi,
Jakarta: Balai Aksara.
Agustin, D, 2007. Hubungan Antara
Komunikasi Atasan dan Bawahan
Dengan Kinerja Kerla Pada
Karyawan Di PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia-Medan
(lntisari Skripsi Tidak
Diterbitkan). Fakultas Psikoiogi
UMA Medan.
Flla Kartika Sari. R, 2008, Hubungan
lintara Persepsi Guru Terhadap
Caya Kepernimpinan Demokratis
Kepala Sekolah Dengan Motivasi
Kerja Guru SMA Negeril 16
Medan (Intisari Sbipsi Tidak
Diterbitkan). Fakultas Psikologi
UMA Medan.
11
Girsang, & 2006- Hubungan AntaraPersepsi Karyawan TerhadapFungsi Pengawasan OlehPimpinan Dengan KomunikasiInterpersonal pada Karyawan DiBadan RSU Deli Serdang _ Lubukpakam. Sbipsi flidakDiterbitkan). Medan : FakultasPsikologi Universitas MedanArea.
Zaini, MA, 2009. Hubungan AntaraMotivasi Kerja dengan DisiplinKerja Pada Karyawan pI. MidukArta Medan. (lntisari SkripsiTidak Diterbitkan). FakultasPsikologi UMA Medan.
Fitriyanto. Diakses tanggal 27 Oktober2013.
http ://fi tryantoboy. blo gspot. com/20 I 3/06if,aktor-yane-
mempen garuh i efektivitas.htm I
Yasira. Diakses tanggal 27 Oktober20 I 3.http://id.shvoon g.com/social-scienceV2068 I 84-faktor-faktor-
Diakses tanggal 25 November 2013,luk.staff.ugm -ac.idl atur / uu- I 4-2005 GuruDosen.pdf.