Full Day School dalam Pengembangan Bakat dan Minat Siswa
FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016 | 331
FULL DAY SCHOOL DALAM PENGEMBANGAN
BAKAT DAN MINAT SISWA
Oleh:
Imroatus Solihah
Pascasarjana IAIN Jember
ABSTRACT
Education is closely related to everything that is related to human develop-
ment, such as the development of physical, thoughts, feelings, willing, social,
to the development of faith. This development makes the human being per-
fect; make them improve their lives and then the natural life turns into a
civilized and moralized one. Students are a crude component. It means
that students with all their characteristics are initially subjects to be taught
through a variety of instructional in the school so that they become the ex-
pected output or graduate. Each learner has different potential between one
another, because each person is born with a variety of talents which is differ-
ent one into another and has brought their own nature, namely the nature
of encouraging tauhid (belief in the existence of the only God known) or
other nature in the form of such innate potential talent, talent in terms of
the individual’s ability to perform a task and which needs to be trained to
develop it. The results of the study show that the development program of
students’ talent and interest is implemented through extracurricular activ-
ities, namely compulsory program and additional program. The compulsory
program is scouts, while the additional ones consist of Science Club, Math-
ematics Club, English Club, Arabic club, Exemplar Students, Rohis
(Tartil and Adhan), Rohis (recitations), Rohis (calligraphy), Rohis
(Tahfidz), Speech, Presenter, Young Da'i, MC. Choir and Nasyid (Islam-
ic choir), Hadroh, Poetry and writing short stories, Football or futsal, Bad-
minton, ICT, BCM, Taekwondo, Pencak Silat. First, the coach makes a
semester program plan, an annual program plan and extracurricular
journal as the instruments for the programs. In the selection process, the
students are not specifically identified. It is based on the teachers’ choice.
Yet, there several extracurricular activities require a test for the students.
The implementation of the development program of students’ talent and in-
Imroatus Solihah
332 | FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016
terest in SD Al-Baitul Amien has been implemented based on the plan
made before, namely the activities are based on the semester program plan,
filling out the extracurricular journal, filling out the attendance list. All
the activities are conducted based on the schedule; each coach has their own
method to approach the students. SD Al-Baitul Amien carries out the
evaluation by the end of the program. The result of the evaluation will be
followed up if the target has not been achieved yet.
Keywords: Fullday School, Talent Development and Student Interest
PENDAHULUAN
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan pe-
merintah mewajibkan setiap warga negara untuk mengikuti pendidikan da-
sar 9 tahun dan pemerintah wajib membiayai.1
Esensi pendidikan dalam
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 peme-
rataan pendidikan masih rendah seperti di situbondo terlihat yang dilaku-
kan beberapa mahasiswa berunjuk rasa tentang pemerataan pendidikan di
daerah situbondo, menunjukkan bahwa dalam Undang-Undang Dasar Ne-
gara Republik Indonesia tentang wajib pendidikan dasar 9 tahun masih be-
lum terealisasi sampai pada daerah-daerah tertentu.
Mahasiswa STKIP PGRI Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Senin2
Mei 2016 berunjuk rasa di depan kantor Pemerintah Kabupaten setempat
mengingatkan Bupati Dadang Wigiarto bahwa pendidikan di Kota Santri
itu masih rendah. Ada lima tuntutan dalam aksi unjuk rasa ini, diantaranya
menuntut Pemerintah Kabupaten Situbondo serius mengurus pendidikan
khususnya di daerah tertinggal atau dalam artian harus ada pemerataan pen-
didikan. Dan memberikan fasilitas pendidikan kepada pengemis yang usia-
nya masih dini karena masih banyak pengemis anak-anak kecil mengemis di
tempat keramaian.2
Sekolah bertugas untuk mewujudkan tujuan pen-
didikan yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun
2003 Bab II Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan
bahwa:
1 Eka Prihatin, Manajemen Peserta didik, (Bandung: Alfabeta, 2011),5
2http://www.antarajatim.com/lihat/berita/177057/pmii-situbondo-ingatkan-bupati-
pendidikan-masih-rendah
Full Day School dalam Pengembangan Bakat dan Minat Siswa
FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016 | 333
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkem-
bangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, ber-
ilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demo-
kratis dan bertanggung jawab.3
Siswa merupakan komponen mentah. Artinya siswa dengan segala
karakteristiknya awalnya merupakan subjek yang akan dididik melalui ber-
bagai kegiatan pembelajaran di sekolah sehingga menjadi keluaran atau lu-
lusan sebagaimana diharapkan. Dalam rangka menjalani proses pendidikan
disekolah, siswa termasuk komponen yang harus dikelola dengan sebaik-
baiknya, seperti dikelompok-kelompokkan, dicatat, dibimbing bilamana
menghadapi hambatan belajar.4
Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan. Kesamaan itu
dapat ditanggapi dari kenyataan bahwa meraka sama-sama anak manu-
sia.Oleh karena itu, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan unsur ke-
manusiaan. Fakta menunjukkan bahwa tidak ada seorang anakpun, yang le-
bih manusiawi dibandingkan dengan anak lainnya. Adanya kesamaan-
kesamaan yang dipunyai anak inilah melahirkan konsekuensi yang sama atas
hak-hak yang mereka miliki, diantara hak-hak tersebut yang tidak kalah
pentingnya adalah hak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang ber-
mutu.5
Adanya tuntutan untuk memberikan pelayanan yang sama dan ber-
beda itulah yang melahirkan pemikiran pentingnya manajemen peserta di-
dik untuk mengatur bagaimana agar tuntutan dua macam layanan tersebut
dapat dipenuhi disekolah. Tujuan dari manajemen peserta didik adalah
menciptakan output sekolah yang berkualitas yang ditandai dengan ting-
ginya pencapaian prestasi peserta didik dalam dua cakupan prestasi yaitu
3 Departemen Agama RI, Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendi-
dikan Nasional. 4 Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003),9 5 Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012),2
Imroatus Solihah
334 | FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016
prestasi akademik dan prestasi non akademik.
Manajemen peserta didik adalah penataan atau pengaturan segala akti-
vitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu mulai dari masuknya
peserta didik sampai keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah
atau lembaga pendidikan.6
Adanya manajemen peserta didik merupa-
kan upaya untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada
peserta didik semenjak dari proses penerimaan sampai saat peserta
didik meninggalkan lembaga pendidikan (sekolah).7
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara
rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik.
Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam. Rasulullah saw. Ber-
sabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Thabrani.8
Artinya:
Dari Aisyah R.A, Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah
sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan
secara itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas)”. (HR Tabrani)
Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lain, karena setiap orang memang dilahirkan dengan berbagai
bakat yang berbeda-beda dan telah membawa fitrahnya masing- masing,
yaitu fitrah baik yang mendorong bertauhid maupun fitrah lainnya dalam
bentuk berbagai potensi bawaan seperti bakat, kemampuan intelektual dan
lain-lain.
Menurut sumadi dengan mengutip pendapat William B Michael
definisi mengenai bakat yaitu An aptitude may be defined as person’s ca-
pacity, or bypothetical potential, for acquisition of a certain more or less
weeldefined pattern of behavior in volved in the performance of a taks respect
to which the individual bas bad little or no previous training9
6 Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik.(Bandung: Alfabeta, 2011), 4
7 Tim Dosen, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010),207
8 Marhu Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Mukhtarul Ahaadits waalBukmu al Muhamma-
diyah, (Surabaya:Daar an-Nasyr-Misriyyah, tt), 34 9 Sumadi Suryabrata, psikologi pendidikan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada 2014)
160
Full Day School dalam Pengembangan Bakat dan Minat Siswa
FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016 | 335
Berdasarkan hasil studi pendahuluan tentang SD Al-Baitul Amien
yang merupakan lembaga pendidikan dengan berciri khas agama Islam
SDAl-Baitul Amien ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan di-
bidang pendidikan agama, memiliki karakteristik para peserta didiknya. SD
Al-Baitul Amien juga mengharuskan peserta didik mengikuti ekstra-
kurikuler, yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan peserta didik agar
tidak hanya mengikuti pelajaran saja tetapi juga mengembangkan kemam-
puan peserta didik agar memiliki rasa percaya diri dan memiliki keman-
dirian.
Menurut Hasan Basri selaku waka kesiswaan, Dalam mengembangkan
bakat dan minat siswa kami menyediakan kegiatan ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler ada dua tipe, yaitu ekstra wajib dan ekstra pilihan. Ka-
mi juga bekerja sama dengan Tim psikolog mulai dari proses pe-
nerimaan siswa baru sampai mereka lulus tujuannya untuk mengetahui
kematangan dan perkembangan siswa. Dalam penerimaan siswa baru
yang menjadi Tim tes yaitu dari Tim psikolog tersebut.10
Oleh karena itu, penulis tertarik mengadakan penelitian di SD Al-
Baitul Amien. Dengan ini penulis mengambil tema “Pengembangan bakat
dan minat peserta didik di SD Al-Baitul Amien 02 (Full Day School) Jember
tahun pelajaran 2015/2016”.
FULL DAY SCHOLL DALAM PENGEMBANGAN BAKAT DAN
PESERTA DIDIK
Manajemen Peserta Didik
Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pe-
ngajaran ilmu. Secara terminologis peserta didik adalah anak didik atau in-
dividu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih me-
merlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta se-
bagai bagaian dari struktur proses pendidikan.11
Dalam perspektif psiko-
logi, dikemukakan Arifin, sebagaimana dikutip Desmita, peserta didik
adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhn dan per-
kembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing.
10
Hasan Basri, Wawancara. Jember, 10 Maret 2016 11
Kompri, Manajemen Pendidikan 2, (Bandung: Alfabeta, 2014)190
Imroatus Solihah
336 | FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016
Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik
memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah
titik optimal.12
Peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu atau pribadi
(manusia seutuhnya. Individu diartikan”orang seorang tidak tergantung
dari orang lain dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan
diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan
sendiri”13
Manajemen peserta didik menurut Knezevich adalah layanan yang me-
musatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di
kelas dan di luar kelas, seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual
seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai
ia matang di sekolah.14
a. Fungsi Manajemen Peserta Didik
Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana
bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik
yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi
aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
b. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
Langkah berikutnya dalam manajemen peserta diidk adalah melakukan
pembinaan dan pengembangan terhadap peserta didik. Pembinaan dan
pengembangan peserta didik dilakukan sehngga anak mendapatkan
bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya dimasa
yang akan datang. Untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman
belajar ini, peserta diidk harus melaksanakan bermacam-macam kegiatan.
Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan pengembangan pe-
serta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kuri-
kuler dan kegiatan ekstrakurikuler.15
Kegiatan kurikuler adalah semua ke-
giatan yang telah ditentukan didalam kurikulum yang pelaksanaannya pada
12
Supriadi Oding, Perkembangan Peserta Didik.(Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta, 2013), 67
13 Abu Ahmadi, 2001 .39
14Direktorat Tenaga Kependidikan,Manajemen Kesiswaan (Peserta Didik). (Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasinal dengan Kemitraan Indonesia-Australia,2007),8 15
Tim Dosen, Manajemen Pendidikan…211-212
Full Day School dalam Pengembangan Bakat dan Minat Siswa
FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016 | 337
jam-jam pelajaran. Kegiatan kurikuler dalam bentuk proses belajar mengajar
dikelas dengan nama mata pelajaran atau bidang studi yang ada disekolah.
Setiap peserta didik wajib mengikuti kegiatan kurikuler ini.Sedangkan
kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan kegiatan peserta didik yang di-
laksanakan diluar ketentuan yang telah ada didalam kurikulum. Kegiatan
ekstrakurikuler ini biasanya terbentuk berdasarkan bakat dan minat yang di-
miliki oleh peserta didik.Setiap peserta didik tidak harus mengikuti semua
kegiatan ekstrakurikuler. Ia bisa memilih kegiatan mana yang dapat me-
ngembangkan kemampuan dirinya. Bisa dikatakan bahwa kegiatan ekstra
kurikuler ini merupakan wadah kegiatan peserta didik diluar pelajaran atau
diluar kegiatan kurikuler.Contoh kegiatan ekstra kurikuler OSIS, kelompok
karate, kelompok silat dan lain-lain.
Gorton menyebut kegiatan ekstra kelas dengan istilah spesific student ac-
tivity program (program kegiatan khusus peserta didik). Menurut Gorton,
kegiatan khusus tersebut, terdiri atas: program kegiatan olah raga (the
atletic program), dewan peserta didik (the student council), dan Koran peserta
didik (the student newspaper). Lebih lanjut, Gorton mensekemakan berbagai
macam kegiatan yang secara umum diwadahi oleh program kegiatan
khusus peserta didik16
.
Burrup yang dikutib oleh Direktorat Tenaga Kependidikan menge-
depankan berbagai kontribusi yang diberikan oleh kegiatan ekstra kelas ini.
Yaitu, kegiatan ekstra kelas dipandang mempunyai kontribusi terhadap pe-
serta didik, terhadap perbaikan kurikulum, terhadap keefektifan admi-
nistrasi sekolah dan terhadap masyarakat.17
Kontribusi kegiatan ekstra kelas terhadap peserta didik adalah; 1)
Memberikan peluang kepada peserta didik untuk menentukan minat dan
mengembangkan minat-minat baru. 2) Mendidik peserta didik untuk
bertanggungjawab sebagai warga negara melalui pengalaman dan pemi-
kiran, dengan stressing pada kepemimpinan, partisipasi, kerjasama dan aksi
independen. 3) Mengembangkan spirit dan moral. 4) Memberi peluang ke-
16
Gorton, A.R, et.al (1991): School Based Leadership: Challenges and Opportunities. Third Edition. New York: Wm.C. Brown Publisher. (p.487)
17Direktorat Tenaga Kependidikan,Manajemen Kesiswaan (Peserta Didik). (Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasinal dengan Kemitraan Indonesia-Australia,2007),170-172
Imroatus Solihah
338 | FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016
pada peserta didik dan remaja untuk memperoleh kepuasan kerja dalam
kelompok. 5) Meningkatkan moral dan pengembangan spiritual. 6) Mem-
perkuat kesehatan mental dan fisik peserta didik. 7) Memberi peluang
kepada peserta didik mengenal lingkungan dengan lebih baik. 8) Mem-
perluas pergaulan peserta didik. 9) Memberikan peluang kepada siswa un-
tuk berlatih mengembangkan kreativitas dan kemampuannya dengan lebih
penuh.
Hakikat Manajemen Bakat dan Minat Peserta Didik
1. Hakikat Bakat
Setiap individu memiliki bakat khusus yang berbeda- beda. Usaha pe-
ngenalan bakat ini mula- mula pada bidang pekerjaan, tetapi kemudian da-
lam bidang pendidikan. Pemberian nama terhadap jenis-jenis bakat biasa-
nya berdasarkan bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat mate-
matika, bakat menganalisis, olah raga, seni, musik, bahasa, teknik dan se-
bagainya.18
Bingham memberikan definisi bakat seperti berikut Aptitude. . .as a
condition or set of characteristics regarded as symptomatic of an individual’s abil-
ity to acquire with training some (usually specified) knowledge,skill, or set of re-
sponses such as the ability to speak a language, to produce music, . etc19
Dalam definisi ini Bingham menitik beratkan pada segi apa yang dapat
dilakukan oleh individu, jadi segi performance,s etelah individu mendapatkan
latihan. Woodword dan Marquis memberikan definisi demikian:”Aptitude
is predictable achievement and can be measured by specially devised test”. Bakat
(aptitude), oleh Wood Word dan Marquis dimasukkan dalam kemampuan
(ability). ability mempunyai tiga arti yaitu20
Achievement, Capacity, Apti-
tude,.
Soegarda Poerbakawatja bakat adalah benih dari suatu sifat yang baru
akan tampak nyata jika ia mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk
berkembang21
. Selanjutnya Guilford memberikan definisi yanglain yaitu
18
Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), 72. 19
Sumadi Suryabrata, psikologi pendidikan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada 2014) 160
20 Sumadi Suryabrata, psikologi pendidikan…161
21 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008),140
Full Day School dalam Pengembangan Bakat dan Minat Siswa
FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016 | 339
menyatakan bahwa “Aptitude pertains to abilities to perform. There are actually
as many abilities as there are action to be performed, bence traits of this kind are
very numerous”.22 Guilford mengemukakan bahwa aptitude itu mencakup
tiga dimensi psikologi, yaitu dimensi perseptual, dimensi psiko-motor dan
dimensi intelektual.
Dan dari analisis tentang tingkah laku itu kita kemukakan, bahwa da-
lam tingkah laku kita dapatkan gejala sebagai berikut;23
1) Bahwa individu
melakukan sesuatu. 2) Bahwa apa yang dilakukan itu merupakan sebab dari
sesuatu tertentu (atau mempunyai akibat atau hasil tertentu), dan. 3)
Bahwa dia mereka itu melakukan sesuatu dengan cara tertentu.
Karena itu analisis tingkah laku ini member kesimpulan bahwa tingkah
laku mengandung tiga aspek yaitu, Aspek tindakan (Performance or act),
Aspek sebab atau akibatnya (a person causes a result), Aspek ekspresif.
Tingkah laku individu yang mempunyai tiga aspek itu adalah peng-
ejawantahan dari pada kualitas individu yang didasari oleh baka tertentu.
Guilford yang bertolak dari analisis faktor, berusaha merumuskan faktor-
faktor yang terkandung dalam bakat itu mencakup tiga dimensi yaitu24
.
Dimensi perseptual , Dimensi psiko-motor, Dimensi intelektual.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan
hati yang tinggi terhadap sesuatu: gairah, keinginan. Selain itu, minat juga
berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu.25
2. Hakikat Minat
Minat adalah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian
individu kepada objek tertentu seperti pekerjaa, pelajaran, benda dan orang.
Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik dan
merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan.26
Mi-
22
Sumadi Suryabrata, psikologi pendidikan…161 23
Sumadi Suryabrata, psikologi pendidikan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada 2014) 162
24 Sumadi Suryabrata, psikologi pendidikan. . .162
25Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003),151
26Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,
2011),63
Imroatus Solihah
340 | FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016
nat memiliki sifat dan karakteristik khusus sebagai berikut:27
1) Minat ber-
sifat pribadi (individual), ada perbedaan antara minat seseorang dan orang
lain. 2) Minat menimbulkan efek diskriminatif. 3) Erat hubungannya de-
ngan motivasi, mempengaruhi, dipengaruhi motivasi. 4) Minat merupakan
sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan lahir dan dapat berubah tergantung
pada kebutuhan, pengalama dan mode.
3. Manajemen Pengembangan Bakat dan Minat
Ruang lingkup aktifitas manajemen pembinaan bakat minat juga me-
ngacu pada fungsi-fungsi manajemen secara umum fungsi-fungsi mana-
jemen menurut Engkoswara yaitu meliputi fungsi perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan28
a. Perencanaan
Nanang Fatah menyebutkan bahwa dalam setiap perencanaan selalu
terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak dapat
dipisahkan antar yang satu dengan yang lainnya dalam proses perencanaan.
Ketiga kegiatan itu adalah (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai; (2) pe-
milihan program untuk mencapai tujuan itu; (3) identifikasi dan penge-
rahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.29
.
b. Pelaksanaan atau Penggerakkan
Pelaksanaan pada hakikatnya adalah aktualisasi dari rencana kerja yang
telah disusun. Fungsi pelaksanaan meliputi proses mengoperasionalkan de-
sain atau rencana itu dengan menggunakan strategi kebijakan dan kegiatan
yang terarah secara jelas, menggunakan tenaga manusia dan fasilitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.30
Secara empiris kita dapat melihat be-
berapa bentuk kegiatan pembinaan bakat minat siswa yang digolongkan da-
lam kegiatan ekstrakurikuler. Apapun bentuk implementasi kegiatan pem-
binaan bakat minat siswa yang terpenting yang harus diperhatikan adalah
27
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan. . .63 28
Engkoswara, Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud, 1987), 26.
29Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda-
karya, 2001), hlm. 49. 30
Hidayat A. dan Machali I., Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Educa, 2010), 27.
Full Day School dalam Pengembangan Bakat dan Minat Siswa
FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016 | 341
bagaimana mengelolanya. Oleh karena itu kembali peranan manajemen
akan sangat menentukan keberhasilan sebuah program.
c. Pengawasan dan Evaluasi
Djamarah mengemukakan bahwa rumusan penilaian atau evaluasi
(evaluation) berarti suatu tindakan untuk menialai sesuatu.31
Sedangkan
menurut Chabib Thaha evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrument dan
hasil dibandingkan dengan tollak ukur untuk memperoleh kesimpulan.32
Menurut poerwanto evaluasi berfungsi sebagai berikut; 1) Mengetahui
kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami
atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. 2) Me-
ngetahui tingkat keberhasilan program pembelajaran. 3) Keperluan bim-
bingan dan konseling. 4) Keperluan pengembangan dan perbaikan kuri-
kulum sekolah yang bersangkutan33
Penilaian proses dan hasil belajar dibagi menjadi empat yaitu:34
Penilaian formatif, Penilaian sumatif, Penilaian penempatan, Penilaian di-
agnostic,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Full Day Scholl Dalam Perencanaan Pengembangan Bakat Dan Minat
Peserta Didik di SD Al-Baitul Amin Jember
a. Menentukan Tujuan pengembangan bakat dan minat peserta didik
Nanang Fatah menyebutkan bahwa dalam setiap perencanaan selalu
terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak dapat
dipisahkan antar yang satu dengan yang lainnya dalam proses perencanaan.
Ketiga kegiatan itu adalah (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai; (2)
pemilihan program untuk mencapai tujuan itu; (3) identifikasi dan
31
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000), 207
32Chabib Thaha, Tehnik evaluasi pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2003), 1 33
Ngalim Poerwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), 5-6
34 Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Tehnik, Prosedur. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011). 35
Imroatus Solihah
342 | FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016
pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.35
Sesuai dengan dengan teori diatas dala perencanaan haruslah terdapat
perumusan tujuan terhadap suatu kegiatan. Program pengembangan bakat
dan minat peserta didik SD Al-Baitul Amien terdapat dalam kegiatan
ekstrakurikuler, disitu tujuan dari program pengembangan bakat dan minat
yaitu memberi wadah terhadap siswa yang mempunyai bakat dan minat-
nya, kedua. Menyalurkan bakat dan minat siswa, ketiga. Dari bakat dan
minat siswa itu diimplementasikan kedalam prestasi siswa.
b. Membangun Kerjasama dengan psikolog
Agar program pengembangan bakat dan minat dalam kegiatan ekstra-
kurikuler dapat berjalan sesuaidengan tujuannya yaitu maka hampir semua
element yang ada dilibatkan, mulai kepala sekolah, waka kesiswaan, waka
kurikulum, guru atau pembimbing, siswa bahkan orangtua siswa, hal ini
memang perlu dilaksanakan mengingat pentingnya program tersebut dan
beratnya implementasi dari kegiatan tersebut, maka semua unsur-unsur
yang terkait haruslah benar-benar mencurahkan energi demi kemajuan
peserta didik sebagai aset bangsa kedepan.
Salah satu Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan
sebagai berikut yaitu Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan indi-
vidualitas peserta didik, ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-
potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat. Potensi-potensi bawaan
tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus
(bakat), dan kemampuan lainnya.36
SD Al-Baitul Amien bekerjasama dengan tim psikolog dalam observasi
peserta didik dan perekrutan guru, ketika membutuhkan psikolog sekolah
juga mendatangkannya seperti tidak bisa memecahkan masalah siswa yang
membutuhkan observasi psikolog terhadap peserta didik tersebut.
Sesuai dalam perspektif psikologi, dikemukakan Arifin dalam Desmita,
peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertum-
buhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya
masing-masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang,
35
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda-karya, 2001), hlm. 49.
36Direktorat Tenaga Kependidikan,Manajemen Kesiswaan…10-11. Dan bisa di lihat di
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik…12-13.Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik…9-10
Full Day School dalam Pengembangan Bakat dan Minat Siswa
FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016 | 343
peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten me-
nuju ke arah titik optimal.37
Kesimpulannya SD Al-Baitul Amien bekerjasama dengan tim psikolog
dalam yaitu 1) Membantu observasi peserta didik 2) Membantu Observasi
perekrutan guru 3) memantau proses perkembangan siswa 4) Perkem-
bangan anak tidak menentu.
c. Optimalisasi Fungsi BK
Tugas yang sangat berat ketika fungsi BK dibebankan kepada waka
kesiswaan, di SD Al-baitul Amien tidak mempunyai guru atau tim BK yang
secara khusu untuk menangani masalah anak, tetapi di SD Al-Baitul Amien
fungsi BK ditanggung jawabkan kepada waka kesiswaan. Disini waka
kesiswaan dibantu oleh wali kelas.
SD Al-baitul Amien menganggap bahwa masalah anak-anak itu-itu
saja seperti berkelahi atau dibully temannya dan sekarang masih dapat di-
atasi dengan wali kelas dan waka kesiswaan maka fungsi BK masih ditang-
gung jawabkan kepada waka kesiswaan.
d. Identifikasi bakat dan minat peserta didik
Peserta didik SD Al-Baitul Amien pengembangan bakat dan minat pe-
serta didik masuk dalam program ekstrakurikuler, ada ekstrakurikuler yang
menggunakan alat untuk mengidentifikasi dan ada yang tidak diidentifikasi
dengan alat apapun, siswa diberi kebebasan untuk memilih bakat dan
minatnya sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Hal tersebut sesuai
dengan teori yaitu Minat dapat dan memang berfungsi sebagai tenaga pen-
dorong yang kuat. 38
Identifikasi bakat dan minat peserta didik tidak secara
khusus yaitu dengan melihat keseharian peserta didik disekolah dan prestasi
yang dia dapatkan. Pemilihan ekstrakurikuler di SD Al-Baitul Amien yaitu
dengan cara peserta didik memilih dan ada yang ditunjukkan oleh guru.
Hal tersebut sesuai dengan teori pengelompokan peserta didik berdasarkan
fungsi perbedaan. Menurut William A jeager yang dikutip Tim Dosen
37
Supriadi Oding, Perkembangan Peserta Didik.(Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta, 2013), 67
38 Elizabeth B.Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan judul asli Development Psychology A Life-Span Approach, Jakarta: Erlangga. Tahun tidak ditemukan. 166
Imroatus Solihah
344 | FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016
pengelompokan peserta didik dapat dasarkan kepada:39
Fungsi perbedaan,
yaitu pengelompokan peserta didik berdasarkan kepada perbedaan-per-
bedaan yang ada dalam individu peserta didik, seperti minat, bakat, ke-
mampuan dan sebagainya pengelompokan berdasarkan fungsi ini meng-
hasilkan pembelajaran individual.
Full Day Scholl dalam Pelaksanaan Pengembangan Bakat Dan Minat
Peserta Didik di SD Al-Baitul Amin Jember
Peserta didik SD Al-Baitul Amien dapat mengembangkan bakat
minatnya dan didukung oleh sarana dan prasarana yang disediakan oleh
pihak sekolah. Di SD Al-Baitul Amien juga melaksanakan kegiatan yang di-
lakukan untuk menunjang atau membantu para siswa dalam belajar dan
mengembangkan diri (bakat minat).Seperti kegiatan rutin, spontan dan ke-
teladanan. Peran guru dalam pembinaan siswa sangat penting karena agar
siswa mempunyai kedisiplinan dalam mengembangkan bakatnya. Pem-
binaan kedisiplinan peserta didik SD Al-Baitul Amien berjalan dengan baik
dan lancar, karena belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar di antara-
nya dikarenakan adanya kedisiplinan. Kita tahu bahwa pembinaan disiplin
tidak bisa terlepas dari tata tertib dan sanksi.
Pengembangan bakat dan minat di SD Al-Baitul Amien berusaha un-
tuk memberikan pelayanan yang ekstra terhadap peserta didiknya, terlihat
dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dan tersedianya berbagai kegiatan
ekstrakurikuler, dan dari setiap kegiatan ekstrakurikuler terdapat pembina
masing-masing. Hal tersebut sesuai dengan Kontribusi kegiatan ekstra yaitu
To provide opportunities for the persuit of established interests and the development
of new interest40
Dalam pembinaan pengembangan bakat dan minat peserta didik SD
Al-Baitul Amien menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler diantranya
yaitu: Yaitu ektra wajib; pramuka, kedua ekstra pilihan yaitu Sains Club,
Mathematic Club, Enghlish Club, Arabic club, Siswa Teladan, Rohis
(Tartil dan Adzan), Rohis (Tilawah), Rohis (kaligrafi), Rohis (tahfidz),
39
Tim Dosen, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010) 210-211 40
Direktorat Tenaga Kependidikan,Manajemen Kesiswaan (Peserta Didik). (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasinal dengan Kemitraan Indonesia-Australia,2007),170-172
Full Day School dalam Pengembangan Bakat dan Minat Siswa
FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016 | 345
Pidato, presenter, Da’I cilik, MC. Bina vocal dan Nasyid, Hadroh, Puisi
dan mengarang cerpen, Sepakbola atau futsal, Badminton atau bulu
tangkis, TIK, BCM, Taekwondo, Pencak Silat.
Sesuai dengan teori, yaitu Gorton menyebut kegiatan ekstra kelas
dengan istilah spesific student activity program (program kegiatan khusus
peserta didik). Menurut Gorton, kegiatan khusus tersebut, terdiri atas: pro-
gram kegiatan olah raga (the atletic program), dewan peserta didik (the stu-
dent council), dan Koran peserta didik (the student newspaper).41
Semua kegiatan pengembangan bakat dan minat diatas dilaksanakan
sesuai dengan jadwal.
a. Tim afeksi
Tim Afeksi yaitu tim penegak disiplin siswa. Tugasnya 1, menjadi con-
toh bagi teman-temannnya dari segala hal yaitu disiplin, ibadahnya,
akademiknya, kepribadiannya. 2, Bisa mengajak teman-teman kepada yang
baik (menasehati), 3.Bisa membantu guru contohnya diarea ditempat
sholat menjaga ketika sholat.
Sesuai dengan teori menurut Direktorat Tenaga Kependidikan dalam
Burrup yaitu to educate for citizenship through experiences and insight that
stress leadership, fellowship, cooperation, and independent action42
Sebelum
menjadi tim afeksi, ada seleksi terlebih dahulu. Seleksinya, karenatim afeksi
itu menjadi contoh maka seleksinya anak-anak yang memang pantas dijadi-
kan contoh, sikapnya, kepribadiannya, tanggung jawabnya, bidang aka-
demik tetapi tidak mutlak minimal tujuannya dari anak yang kurang baik
menjadi anak baik. Adapun beberapa kegiatan yang mendukung proses
pengembangan bakat dan minat serta proses belajar peserta didik di SD Al-
Baitul Amien, diantaranya yaitu 1) Kegiatan Rutin 2) Kegiatan Spontan
3) Kegiatan Keteladanan
41
Gorton, A.R, et.al (1991): School Based Leadership: Challenges and Opportunities. Third Edition. New York: Wm.C. Brown Publisher. (p.487)
42Direktorat Tenaga Kependidikan,Manajemen Kesiswaan (Peserta Didik). (Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasinal dengan Kemitraan Indonesia-Australia,2007),170-172
Imroatus Solihah
346 | FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016
Full Day Scholl Dalam Mengevaluasi Pengembangan Bakat Dan Minat
Peserta Didik Di SD Al-Baitul Amien Jember
Evaluasi dalam program pengembangan bakat dan minat sangatlah
penting dilaksanakan hal ini tentunya akan menjadi tolak ukur, akan keber-
langsungan program tersebut sehingga program yang telah dijalankan akan
dapat diketahui hasilnya untuk lebih ditingkatkan dimasa yang akan datang.
SD Al-Baitul Amien dalam melaksanakan evaluasi pengembangan bakat
dan minat dilaksanakan pada akhir kegiatan. Pengembangan bakat dan
minat peserta didik ketika belum mencapai tarjedi maka hasil evaluasi inilah
yang akan di tindak lanjutkan.
SD Al-Baitul Amien Jember menggunakan kurikulum 13, hasil dari
evaluasi ekstrakurikuler dimasukkan kedalam raport. Sesuai dengan teori
Penilaian sumatif berarti penilaian yang dilakukan jika satuan pengalaman
belajar atau seluruh materi pelajaran dianggap telah selesai. Dengan demi-
kian, ujian akhir semester dan ujian nasional termasuk penilaian sumatif.43
Pengawasan adalah proses pengamatan dan pengukuran suatu kegiatan
operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya yang terlihat dalam rencana. Pengawasan dilakukan
dalam usaha menjamin bahwa semua kegiatan terlaksana sesuai dengan ke-
bijaksanaan, strategi, keputusan, rencana, dan program kerja yang telah
dianalisis, dirumuskan, dan ditetapkan sebelumnya.44
PENUTUP
Program pengembangan bakat dan minat peserta didik dilakukan da-
lam kegiatan ekstrakurikuler yaitu programnya dibagi menjadi dua yaitu
ekstra wajib dan ekstra pilihan. Pembina membuat prosem, prota, dan
jurnal ekstrakurikuler sebagai alat untuk kegiatan ekstrakurikuler. Dalam
pemilihan ekstrakurikuler peserta didik tidak diidentifikasi secara khusus.
Yaitu dengan cara memilih dan dipilih oleh guru. Tetapi juga ada ekstra
yang harus tes. Pelaksanaan pengembangan bakat dan minat peserta didik
SD Al-Baitul Amien 02 (Full Day Shool) Jember pertama terjadwa,l kedua,
43
Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Tehnik, Prosedur. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011). 35
44Print, M. Curriculum Development and design, (Australia: Allen & Unwin, 1993), 10
Full Day School dalam Pengembangan Bakat dan Minat Siswa
FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016 | 347
Pelaksanaannya mengacu pada prosem ekstrakurikuler, keempat setiap
pembina ekstrakurikuler memiliki cara pendekatan berbeda-beda sesuai
dengan kondisi peserta didik. SD Al-Baitul Amien 02 dalam melaksanakan
evaluasi pengembangan bakat dan minat dilaksanakan pada akhir kegiatan
ekstrakurikuler dan akhir semester. Evaluasi dilakukan dengan model secara
prakter langsung, bentuk hasil evaluasi berupa diskripsi, masuk raport
dalam kolom ekstra kurikuler.
Imroatus Solihah
348 | FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron, 2012, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta: Bumi
Aksara
Ara Hidayat, 2012, Pengelolaan Pendidkan, Yogyakarta: Kaukaba
Chabib Thaha, 2003, Tehnik Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Departemen Agama RI, Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Direktorat Tenaga Kependidikan, 2007, Manajemen Kesisiwaan (peserta
Didik). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional dengan Kemitraan
Indonesia-Australia
Eka Prihatin, 2011, Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta
Elizabeth B. Hurlock, 1978, Child Development sixth edition, Tokyo:
McGraw-Hill
Elizabeth B.Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan judul asli Development Psychology A Life-Span Ap-
proach, Jakarta: Erlangga. Tahun tidak ditemukan.
Engkoswara, 1987, Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, Jakarta: Dirjen
Dikti Depdikbud
Enung Fatimah, 2010, Psikologi Perkembangan, Bandung: CV. Pustaka
Setia
George R Terry, 2009, Prinsip-Prinsip Manajemen judul Asli Guide to Man-
agement, Pnerj J. Smith. D.F.M. Jakarta:Bumi Aksara
Gibson DKK, 1996Manajemen Edisi 9 jilid 1, (Jakarta: Erlangga,)
Gorton, A.R, et.al (1991): School Based Leadership: Challenges and Opportu-
nities. Third Edition. New York: Wm.C. Brown Publisher.
Hamidi, 2010, Metode Penelitian Kualitatif Pendekatan Praktis Penulisan
Proposal dan Laporan Penelitian, Malang: UMM Press
Hidayat A. dan Machali I. 2010, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Pustaka
Educa
Ibrahim Bafadal, 2003, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Ja-
karta: Bumi Aksara
Kompri, 2014, Manajemen Pendidikan 2, Bandung: Alfabeta
Full Day School dalam Pengembangan Bakat dan Minat Siswa
FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016 | 349
Marhu Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Mukhtarul Ahaadits waalBukmu al
Muhammadiyah, Surabaya:Daar an-Nasyr-Misriyyah, tt
Muhibbin Syah, 2003, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mustaqim, 2008, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nanang Fatah, 2001, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Ngalim Poerwanto, 2001, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Print, M. 1993, Curriculum Development and design, Australia: Allen &
Unwin
Ramayulis, 2004, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Sitiatava Rizema Putra, 2013, Panduan Pendidikan Berbasis Bakat Siswa,
Jogjakarta: Diva Press
Sumadi Suryabrata, 2014, Psikologi Pendidikan, Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada
Supriadi Oding, 2013, Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Kurnia
Alam Semesta
Syaiful Bahri Djamarah, 2000, Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif,
Jakarta : PT Rineka Cipta
Syaiful Bahri Djamarah, 2002, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta
Tim Dosen, 2010, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta
Tohirin, 2005, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Yudrik Jahja, 2011, Psikologi Perkembangan, Jakarta:Kencana Prenada Me-
dia Group
Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Tehnik, Prosedur. (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011). 35
Imroatus Solihah
350 | FENOMENA, Vol. 15 No. 2 Oktober 2016