+ All Categories
Home > Education > Genderlect Theory

Genderlect Theory

Date post: 23-Jun-2015
Category:
Upload: nisayumna
View: 481 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
Sebuah tampilan teori komunikasi yakni Genderlect Theory yang dipresentasikan oleh Nurul Annisa Yumna dari Manajemen Komunikasi B 2013 Fikom Unpad.
Popular Tags:
24
Genderlect Theory Nurul Annisa Yumna 210110130176 MANKOM B DOSEN PEMBINA: Dr. Antar Venus, M.A.Comm Meria Oktaviany, S.Sos, M.Ikom
Transcript
Page 1: Genderlect Theory

Genderlect Theory

Nurul Annisa Yumna

210110130176

MANKOM B

DOSEN PEMBINA:

Dr. Antar Venus, M.A.Comm

Meria Oktaviany, S.Sos,

M.Ikom

Page 2: Genderlect Theory

Genderlect Theory oleh : Deborah F. Tannen

Page 3: Genderlect Theory

Biography Deborah Frances Tannen

Born : 7 JUNI 1945Gender : FemaleRace or Ethnicity : WhiteSexual orientation : StraightOccupation : LinguistParty Affiliation : DemocraticNationality : United StatesExecutive summary : You Just Don't Understand

Seorang profesor linguistik yang terkemuka dari Goergetown University in Washinton DC,Amerika Serikat

Page 4: Genderlect Theory

“That’s Not What I meant”(1992), menjelaskan bahwa proses komunikasi antara laki-laki dan perempuan merupakan bagian dari ”komunikasi antar budaya”

Buku Karya Deborah Tannen

Page 5: Genderlect Theory

Ringkasan Teori

Genderlect Teori adalah cara berkomunikasi secara efektif antara satu sama lain yang berbeda gender, dalam satu bahasa yang sama, dimana didalamnya terdapat proses saling menghargai,saling mendengar satu sama lain, saling toleransi, tidak ada yang merasa paling benar ataupun salah,sehingga tidak ada lagi klaim pandangan “high power-low power”.

Page 6: Genderlect Theory

Asumsi dari teori ini adalah adanya perbedaan gaya antara laki-laki dan perempuan berkenaan dengan fakta bahwa fokus pembicaraan perempuan adalah koneksitas, sementara laki-laki pada status dan kemandiriannya.

ASUMSI GENDERLECT TEORI

Page 7: Genderlect Theory

• Kecenderungan feminis vs maskulin

• Perempuan berhasrat pada koneksi sedangkan laki-laki berhasrat untuk status.

• Rapport talk vs report talk.

Perbedaan-perbedaan itu terletak pada:

Page 8: Genderlect Theory

Komponen-Komponen Genderlect Teori

1. STATUS VS CONNECTION

Komponen ini menjelaskan bahwa gender laki – laki memiliki kecenderungan untuk lebih peduli kepada status dan kebebasan,sedangkan gender perempuan lebih berfokus kepada hubungan. Perbedaan antara laki – laki dan perempuan terletak kepada perbedaan sudut pandang dalam situasi yang sama.

Page 9: Genderlect Theory

2. RAPPORT TALK VS REPORT TALK

Dimana kebanyakan perempuan itu dalam bahasa percakapan sehari – hari menggunakan pola hubungan bahasa, sebagai salah satu cara membangun hubungan baik dalam bernegosiasi. Sedangkan umumnya laki – laki memilih untuk mempertahankan kebebasan, dan bernegosiasi, serta berupaya mempertahankan status hirarki sosialnya.

Page 10: Genderlect Theory

Contoh Rapport Talk dan Report Talk

• Seorang perempuan berusaha menceritakan rahasia pribadinya kepada teman baiknya, untuk membangun kepercayaan dan hubungan pertemanan yang semakin dekat.

• Laki – laki dewasa memiliki kecenderungan untuk merahasiakan cerita,mereka beranggapan bahwa rahasia itu tidak untuk dibagi, ataupun diceritakan kembali kepada pihak lain.

Page 11: Genderlect Theory

3. PUBLIC VS PRIVATEDalam kategori ini di ketemukan

bahwa perempuan lebih banyak bicara pada pembicaraan pribadi. Sedangkan laki-laki lebih banyak terlibat pembicaraan publik, laki-laki menggunakan pembicaraan sebagai pernyataan fungsi perintah, menyampaikan informasi, meminta persetujuan.

Page 12: Genderlect Theory

Public vs Private ini dibagi menjadi lima bagian yaitu :

a. Percakapan (Conversations)

Perbedaan cara percakapan antara perempuan dan laki-laki :Perempuan :1. Perempuan sebagian besar nyaman berbicara dalam percakapan

pribadi.2. Perempuan jarang berbicara banyak di depan publik3. Perempuan akan berbicara banyak ketika berada dalam satu

kelompok jender yang sama.

Laki – Laki :4. Di sisi lain kebanyakan laki-laki tidak suka membicarakan hal

pribadi.5. Laki – laki kebanyakan akan berbicara dengan bebas di masyarakat

dan berpartisipasi dalam diskusi kelompok.6. Kebanyakan laki – laki menghindari segala hal pembicaraan yang

bersifat kecil.

Page 13: Genderlect Theory

b. Penyampaian Cerita (Story Telling)

Penyampaian cerita yang disampaikan oleh pencerita bertujuan untuk menyampaikan aspirasi, pemenuhan keinginan dan cita – cita.

Page 14: Genderlect Theory

Laki – laki biasanya menjadikan dirinya sebagai pahlawan di dalam cerita hidup mereka, dan salah satunya dengan cara yang humoris.

• Perempuan tidak terlalu menyukai ketika menjadi pusat perhatian, perempuan lebih melihat penerimaan dari orang lain.

Page 15: Genderlect Theory

c. Keterampilan Mendengarkan (Listening Skills)

Dalam konteks mendengarkan terdapat beberapa ciri yang khas antara tiap gender :

• Perempuan cenderung lebih banyak menjaga pandangan, lebih sering menganggukkan kepala, berguman sebagai pertanda ia sedang mendengarkan, dan menyatakan kebersamaannya.

Sedangkan laki - laki dalam hal mendengarkan berusaha mengaburkan kesan tersebut, dimana hal itu dilakukan sebagai upaya menjaga statusnya.

Page 16: Genderlect Theory

Perempuan umumnya merupakan seorang pendengar yang aktif,yang berarti bahwa bila seseorang berbicara dengan mereka, perempuan umumnya akan memberikan respon balik dengan cara mengajak berbicara.

laki – laki akan merasa risih ketika mendengar seseorang memotong pembicaraannya, sementara mereka sedang berbicara.

Page 17: Genderlect Theory

d. Bertanya (Asking questions)

• Sebelum mengajukan pertanyaan biasanya perempuan terlebih dahulu mengungkapkan persetujuan. laki-laki memandang mengajukan pertanyaan merupakan power kekuasaan untuk mengendalikan pembicaraan.

• Dalam percakapan, perempuan akan mengajukan pertanyaan untuk menunjukkan minat. Umumnya laki-laki akan menyakan pertanyaan untuk tujuan menantang lawan bicaranya mengetahui pengetahuan dari subjek yang sedang dibahas atau dibicarakan.

Page 18: Genderlect Theory

e. Konflik (Conflict )

• Perempuan memandang konflik sebagai ancaman dan perlu dihindari. kebanyakan perempuan akan melakukan upaya apapun demi menghindari konflik yang semakin menjadi.

• Laki – laki biasanya senang memulai konflik, namun kurang suka memeliharanya. Kebanyakan laki – laki menggunakan konflik untuk menempatkan posisinya tehadap suatu pengambilan keputusan.

Page 19: Genderlect Theory

4. METAMESSAGES

Sesuatu percakapan yang tidak diucapkan atau pesan yang tersirat di dalam pesan yang sebenarnya. Metamessages dapat dilihat dari nada dimana pesan disampaikan,berupa pesan nonverbal yang ditampilkan, seperti gerak tubuh dan ekspresi muka.

Page 20: Genderlect Theory

Arya dan Aline sedang dalam perjalanan mengendarai mobil, menu acara pernikahan salah satu kerabat mereka. Di tengah perjalanan mereka tersesat kehilangan arah menuju lokasi. Ketika Aline hendak menanyakan arah kepada pedagang rokok di pinggir jalan, Arya melarangnya karena dengan penuh keyakinan ia merasa dapat menemukan jalan menuju lokasi perkawinan. Arya mengatakan, kalau ia mengetahui jalan pintas menuju lokasi hingga Aline tidak perlu khawatir. Meski mereka sudah tiga kali berputar- putar di jalan yang sama.

Contoh ini memberikan gambaran bahwa perempuan bertanya untuk membangun hubungan dengan yang lainnya sedangkan pria tidak akan meminta pertolongan karena akan menunjukkan ketidaktahuan mereka

CONTOH KASUS

Page 21: Genderlect Theory

• Griffin, EM, 2003, A First Look At Communication

Theory, Fifth edition, New York,Mc Graw Hill.

• Tannen, Deborah, “Genderlect Styles”, 2003, dalam, A

First Look at Communication

• Theory, Fifth Edition, by EM Griffin, In Chapter 33, p.

463-473, New York, McGraw Hill, 2003.

Daftar Pustaka

Page 22: Genderlect Theory

Profil Dosen

Antar Venus• Lahir di Serang-banten, 2 Juni 1968.• Beliau pakar Komunikasi yang terobsesi

membumikan ilmu komunikasi.• Sebagai pengampu mata kuliah teori-teori

Komunikasi di Universitas Padjadjaran, Dosen  ini menyebarkan motto 'Learning communication theories in practical way”.

• Ia merampungkan pendidikan S1-nya pada jurusan Manajemen Komunikasi Fikom Unpad tahun 1992. Beliau mendapat beasiswa ASTAS untuk menempuh Program S2 Communication Studies di Macquarie University Sydney-Australia(1998).

• Pada tahun 2001-2002 ia mendapatkan grant dari The Japan Foundation untuk menjadi Research Fellow selama satu tahun di Kokuritsu Minzokugaku Hakubutsukan Osaka-Japan.

• Ia menyelesaikan S3 ilmu komunikasi di Program Pascasarjana Unpad.

“Vivir Con Miedo ∑scomo Vivire Media”“Hidup Dalam Ketakutan adalah setengah hidup”

Page 23: Genderlect Theory

Profil Mahasiswa

Nurul Annisa Yumna• Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Komunikasi semester II • Ia tertarik untuk melanjutkan study di Ilmu komunikasi UNPAD

karena ilmu komunikasi Unpad merupakan “the best of school communication” di Indonesia. Selain itu ilmu komunikasi merupakan salah satu bidang yang penting dan menjanjikan lapangan pekerjaan yang sangat luas.

• Pengalaman belajar teori komunikasi yaitu dapat mengenal dan memahami situasi-situasi yang terjadi di lingkungan dan membantu kita untuk memahami hal-hal yang dilakukan individu sesuai dengan yang ada dalam teori komunikasi.

• Belajar teori genderlect dapat mengajarkan kepada saya bahwa adanya perbedaan percakapan antara laki-laki dan perempuan, dimana perempuan lebih kepada menjalin hubungan sedangkan laki-laki kepada status. Tetapi perbedaan itu dipelajari dalam teori genderlect sehingga terjadi komunikasi yang efektif,saling menghargai dan tidak ada yang merasa paling benar atau salah.

“Always be yourself and never be anyone else even if they look better than you.”

“Selalu jadi diri sendiri dan jangan pernah menjadi orang lain meskipun mereka tampak lebih baik dari Anda”

Page 24: Genderlect Theory

Recommended