.
Tropical Plants Curriculum Project
GOOD AGRICULTURAL PRACTICE TANAMAN SEREH
(Cymbopogon citratus (DC.) Stapf)
DISCLAIMERThis publicati on is made possible by the generous
support of the American people through the United
States Agency for Internati onal Development (USAID).
The contents are the responsibility of Texas A&M University
and Udayana University as the USAID Tropical Plant
Curriculum Project partners and do not necessarily refl ect
the views of USAID or the United States Government.
GOOD AGRICULTURAL PRACTICE TANAMAN SEREH
(Cymbopogon citratus (DC.) Stapf)
Tropical Plants Curriculum Project
TIM PENYUSUN Ketut Sumiartha Naniek Kohdrata
Nyoman Semadi Antara
EDITOR Dr. Ir. Ida Ayu Astarini, MSc.
Universitas Udayana
2012
GAP Sereh i
KATA PENGANTAR
Tulisan ini merupakan salah satu produk dari proyek kerjasama
antara Universitas Udayana, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sam
Ratulangi, dan The Borlaug Institute - Texas A&M University dengan
bantuan pendanaan dari USAID. Dokumentasi dari praktik budidaya
yang baik (Good Agricultural Practice) tanaman sereh yang dilakukan
oleh tim dari Universitas Udayana diharapkan dapat memberi manfaat
pengetahuan dan teknik yang bersifat praktis bagi para petani. Nilai
praktis dan sederhana yang dimunculkan dalam tulisan ini tidak terlepas
dari tujuan akhir dari proyek kerjasama ini, yaitu untuk meningkatkan
ekonomi petani dan sekaligus menjaga keanekaragaman hayati di alam.
Akhir kata, tim penulis mengucapkan selamat membaca dan
semoga tulisan sederhana ini dapat memberi manfaat.
Denpasar, Februari 2012
Tim Penyusun GAP Sereh
GAP Sereh ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ iii
DAFTAR TABEL ............................................................................. iii
PENDAHULUAN .............................................................................1
DESKRIPSI UMUM TANAMAN SEREH.......................................3
TAHAPAN BUDIDAYA SEREH .................................................... 4
Persiapan Lahan ........................................................................ 5
Penanaman ................................................................................. 9
Penyulaman ............................................................................... 10
Pemupukan ................................................................................ 12
Irigasi ......................................................................................... 12
Pembersihan Gulma dan Pengendalian Hama ..................... ... 13
PANEN DAN PENANGANAN PASCAPANEN SEREH ............. 14
Panen ......................................................................................... 14
Pasca Panen ............................................................................... 16
REFERENSI ..................................................................................... 19
GAP Sereh iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Aktivitas Pengolahan Tanah Demplot oleh Petani... .... 6
Gambar 2. Diagram Denah Pola Tanam Sereh pada Demplot.. .... 7
Gambar 3. Aktivitas Pemupukan dengan Pupuk Kandang..... .... 7
Gambar 4. Proses Pemasangan Mulsa Plastik ............................. .... 8
Gambar 5. Guludan dengan Penutupan Mulsa Plastik ................. .... 8
Gambar 6. Demplot Perlakuan Tanpa Mulsa dan Mulsa Plastik ... 9
Gambar 7. Demplot di Kebun Percobaan Luwus – Tabanan ...... .... 11
Gambar 8. Demplot di Candikuning, Baturiti – Tabanan ....... .... 11
Gambar 9. Demplot di Megati, Selemadeg – Tabanan ................ .... 12
Gambar 10. Tanaman Sereh di Candikuning, Baturiti – Tabanan ... 14
Gambar 11. Sisa Daun Sereh Setelah Pemangkasan ................. .... 15
Gambar 12. Daun Sereh Dalam Proses Pengeringan ................... .... 16
Gambar 13. Daun Sereh Kering Setelah 2-3 Hari ....................... .... 17
Gambar 14. Daun Sereh Kering Dicacah untuk Penyulingan. ..... .... 18
Gambar 15. Minyak Atsiri Sereh Hasil Penyulingan ................... .... 18
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kombinasi Desain Pola Tanam Demplot Sereh ......... .... 10
GAP Sereh 1
TEKNIK BUDIDAYA YANG BAIK (Good Agricultural Practice)
TANAMAN SEREH (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf.)
PENDAHULUAN
Tanaman sereh merupakan tanaman herbal yang relatif umum
dijumpai ditanam di pekarangan rumah atau kebun-kebun penduduk di
Bali. Tanaman ini banyak digunakan dalam Bali kuliner Bali maupun
masakan Indonesia juga. Demikian pula umum ditemukan sebagai salah
satu bahan pada makanan dan minuman di Asia. Dalam industri spa dan
aroma terapi, minyak tanaman sereh telah banyak digunakan sebagai
minyak pijat. Terutama di Bali, minyak aromatik yang dihasilkan dari
tanaman sereh digunakan untuk dupa atau lilin aromatik. Selain
penggunaan tersebut, beberapa penelitian terhadap manfaat minyak
sereh juga menunjukkan bahwa adanya manfaat sebagai pestisida dan
pengawet. Aplikasi ekstrak sereh menurut beberapa penelitian yang
dapat bekerja sebagai pembasmi ulat.
Aspek manfaat terhadap lingkungan dari tanaman sereh tidak
dapat dianggap remeh. Tanaman sereh dapat hidup dalam kondisi
ekstrim seperti tanah yang miskin hara, tanah basa, lereng terjal, dan
hutan yang terdegradasi. Akarnya mampu menahan tanah sehingga
banyak direkomendasikan sebagai tanaman pencegah erosi. Tanaman ini
termasuk dalam daftar klasifikasi tanaman pelindung tanah atau
tanaman konservasi lahan.
GAP Sereh 2
Walau demikian, tanaman sereh belum banyak dibudidayakan
secara luas dalam konteks tanaman komersial. Di Bali, sebagian besar
tumbuh di daerah dengan sumber air terbatas atau di lahan-lahan dengan
kontur yang ekstrim. Selain itu, petani Bali umumnya hanya menanam
tanaman sereh untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Sementara
potensi manfaat yang dihasilkan tanaman ini cukup banyak, baik untuk
konsumsi, farmakologi, pestisida, maupun aroma. Sehingga budidaya
tanaman sereh merupakan potensi ekonomi bagi petani. Posisi unik dari
Bali sebagai salah satu tujuan pariwisata dunia memberi Bali
kesempatan yang baik untuk memasarkan manfaat alami dari sereh.
Teknik Budidaya yang baik (Good Agricultural Practice =
GAP) merupakan suatu upaya yang dilakukan banyak negara untuk
meningkatkan produksi, produktifitas, dan mutu produk yang aman
dikonsumsi. Perbedaan mendasar dalam teknik budidaya dengan
menerapkan GAP terletak pada tujuan proses budidaya yang tidak hanya
berorientasi pada hasil namun juga tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan dengan tetap mengupayakan lahan produksi yang subur.
Pencapaian hasil produksi yang tinggi dicapai melalui efisiensi produksi
dan kemampuan melihat celah pasar potensial produk pertanian
tersebut.
Kerjasama antara Texas A&M University dengan tiga
universitas di Indonesia, yaitu Institut Pertanian Bogor, Universitas
Udayana, dan Universitas Sam Ratulangi, lah dididanai oleh USAID
untuk Tropical Curriculum Project. Salah satu luaran dari proyek
GAP Sereh 3
kerjasama ini adalah GAP untuk tanaman sereh (Cymbopogon citratus).
Teknik budidaya sereh yang dipaparkan dalam laporan ini merupakan
tahap-tahapan aktivitas budidaya sereh pada demplot-demplot yang
dibuat di wilayah Bali. Teknik dan material budidaya yang dipakai
menggunakan salah satu prinsip dasar GAP, yaitu sebagai proses
pembelajaran bagi petani dan pelaku usaha (Yamanie, 2010).
DESKRIPSI UMUM TANAMAN SEREH
Tanaman sereh atau sering juga disebut sereh wangi, sereh
dapur; merupakan keluarga Gramineae. Nama botani untuk sereh adalah
Cymbopogon citratus (DC.) Stapf. Tanaman sereh yang banyak
dijumpai di Indonesia adalah dari species yang dikenal sebagai West
Indian Lemongrass. Cymbopogon citratus (DC.) Stapf. diperkirakan
merupakan tanaman asli di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Tanaman ini banyak dibudidayakan di Indonesia, juga di India bagian
selatan, Srilangka, dan Malaysia.
Cymbopogon citratus adalah tanaman menahun dengan tinggi
antara 50 – 100 cm. Memiliki daun tunggal berjumbai yang dapat
mencapai panjang daun hingga 1 m dan lebar antara 1,5 - 2 cm. Tulang
daun sejajar dengan tekstur permukaan daun bagian bawah yang agak
kasar. Batang tidak berkayu dan berwarna putih keunguan. Memiliki
perakaran serabut. Tanaman ini tumbuh berumpun.
GAP Sereh 4
Sereh termasuk jenis tanaman perenial yang tumbuh dengan
cepat (fast growing). Tinggi tanaman dewasa dapat mencapai sekitar 1
meter. Tanaman tropis ini dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu
antara 10 hingga 33 0C dengan sinar matahari yang cukup. Pertumbuhan
tanaman yang baik dapat dipereoleh pada daerah dengan curah hujan
berkisar antara 700 – 3000 mm dengan hari hujan tersebar cukup merata
sepanjang tahun. Tanaman sereh dari species Cymbopogon citratus
dapat tumbuh dengan optimal hingga ketinggian 1000 meter dpl.
Penanaman pada tanah dengan pH antara 5 – 7 dan memiliki drainase
yang baik merupakan kondisi yang cukup ideal bagi sereh.
TAHAPAN BUDIDAYA SEREH
Kegiatan GAP sereh dilakukan dengan melibatkan petani lokal
di masing-masing lokasi demplot untuk ikut serta dalam proses
budidaya. Ketiga lokasi demplot sereh yang terletak di kabupaten
Tabanan-Bali, adalah sebagai berikut:
1. Banjar Batu Sesa, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti
2. Banjar Megati Kelod, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg
3. Kebun Percobaan milik Dinas Pertanian di Desa Luwus,
Kecamatan Baturiti.
Pemilihan ketigas lokasi demplot tersebut berdasarkan ketinggian relatif
lokasi di atas permukaan laut. Tujuan yang hendak dicapai dari hasil
GAP Sereh 5
demplot sereh ini adalah untuk mengetahui tingkat dan mutu produk
sereh yang akan dibahas dalam laporan terpisah. Laporan secara khusus
hanya melaporkan GAP yang dilakukan di ketiga lokasi demplot.
Luas demplot untuk ketiga lokasi berkisar antara 400 – 500 m2.
Ketinggian masing-masing lokasi pada ketiga demplot tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Banjar Batu Sesa, Desa Candikuning – ketinggian + 1100 m dpl
2. Banjar Megati Kelod, Desa Megati – ketinggian + 350 m dpl
3. Kebun Percobaan Dinas Pertanian Luwus – ketinggian + 550 m
dpl.
Pemilihan ketiga lokasi tersebut adalah untuk melihat produktifitas
tanaman sereh pada tiga lokasi yang memiliki ketinggian berbeda.
Persiapan Lahan
Lahan demplot diolah melalui tahap-tahapan sebagai berikut:
Mencangkul lahan untuk mendapatkan tekstur tanah yang baik.
Membuat guludan selebar 120 cm dan tinggi sekitar 30 – 40 cm
(Gambar 2).
Arah guludan sebaiknya memanjang timur-barat jika
memungkinkan.
Penataan lajur-lajur guludan dibuat seperti diagram denah pada
Gambar 2. Pola tanam ini dilakukan dengan tujuan untuk tindak
lanjut penelitian tanaman sereh pada proyek TPC.
GAP Sereh 6
Pemberian pupuk kandang pada awal masa tanam sebanyak 8 –
10 kg per bedeng guludan (Gambar 3).
Penutupan bedeng guludan menggunakan mulsa plastik dua sisi
(hitam dan perak) dengan sisi perak menghadap ke luar
(Gambar 4).
Melubangi mulsa plastik untuk lubang tanam dengan diameter
lubang + 15 cm.
Gambar 1. Aktivitas Pengolahan Tanah Demplot oleh Petani
GAP Sereh 7
Gambar 2. Diagram Denah Pola Tanam Sereh pada Demplot
Gambar 3. Aktivitas Pemupukan dengan Pupuk Kandang
GAP Sereh 8
Gambar 4. Proses Pemasangan Mulsa Plastik
Gambar 5. Guludan dengan Penutupan Mulsa Plastik
GAP Sereh 9
Penanaman
Tanaman sereh yang ditanam pada demplot langsung
menggunakan rumpun sereh dari species Cymbopogon citratus (DC.)
Stapf. yang dikenal di Indonesia sebagai sereh dari India barat. Bibit
yang ditanam berupa stek anakan yang didapat dengan cara memecah
rumpun yang berukuran besar. Tanaman yang akan distek dipotong
daunnya hingga sekitar 3- 5 cm dari pelepah daun. Demikian pula
dengan akar, dikurangi dengan pemotongan hingga menyisakan sekitar
2,5 cm di bawah leher akar.
Gambar 6. Demplot Perlakuan Tanpa Mulsa dan Mulsa Plastik
Perlakuan rancangan pola tanam dilakukan pada demplot adalah
1 rumpun, 2 rumpun, dan 3 rumpun per lubang tanam. Ditanam pada
GAP Sereh 10
bedeng yang ditutupi mulsa plastik dan tanpa penutupan mulsa. Jarak
tanam adalah 75 cm antar baris dan 50 cm antar tanaman dalam satu
baris. Tujuan dari desain pola tanam ini adalah untuk meneliti
produktifitas pertumbuhan tanaman yang merupakan bagian lanjutan
pengembangan budidaya sereh dari hulu hingga hilir (pasca panen).
Pengkodean desain pola tanam dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kombinasi Desain Pola Tanam Demplot Sereh PERLAKUAN MULSA
PERLAKUAN TANAM
M0 = tanpa mulsa M1 = dengan mulsa
B1 = 1 rumpun/lubang M0B1 M1B1
B2 = 2 rumpun/lubang M0B2 M1B2
B3 = 3 rumpun/lubang M0B3 M1B3
Penyulaman
Penyulaman tanaman sereh dapat dilakukan sekitar 2 – 3
minggu setelah tanam pada saat dilakukan pengontrolan kondisi
tanaman. Tanaman yang tumbuh kurang sempurna atau layu dapat
disulam dengan stek tanaman yang baru untuk menjaga hasil produksi
nanti.
GAP Sereh 11
Gambar 7. Demplot di Kebun Percobaan Luwus - Tabanan
Gambar 8. Demplot di Candikuning, Baturiti - Tabanan
GAP Sereh 12
Gambar 9. Demplot di Megati, Selemadeg – Tabanan
Pemupukan
Pemberian pupuk yang baik adalah disesuaikan dengan kondisi
tanah tempat budidaya tanaman sereh. Namun secara umum panduan
untuk pemupukan budidaya tanaman sereh adalah sekitar 150 – 300 kg
urea, 25 – 50 kg TSP, 125 – 250 kg KCl per hektar yang diaplikasikan
sekali setahun.
Irigasi
Tanaman sereh species Cymbopogon citratus relatif tahan
kering . Dengan curah hujan sekitar 3000 mm/tahun untuk kabupaten
Tabanan (BPS Prov.Bali, 2010) maka irigasi tidak menjadi masalah
GAP Sereh 13
untuk budidaya sereh di wilayah tersebut. Tanaman cukup
mengandalkan air hujan. Kecuali dalam kondisi iklim yang ekstrem
tanpa hujan maka dapat dilakukan penyiraman secukupnya untuk
menjaga tanaman tetap tumbuh dengan normal. Sereh dapat tumbuh
cukup optimal di daerah-daerah lahan kering dengan curah hujan per
tahun antara 700 hingga 3000 mm.
Pembersihan Gulma dan Pengendalian Hama
Pembersihan gulma cukup dilakukan secara manual. Umumnya
hanya dilakukan 2 sampai 3 kali dalam satu tahun. Terutama pada
permulaan musim hujan dan akhir musim hujan saat gulma tumbuh
dengan subur. Cara ini memungkinkan budidaya tanaman sereh yang
ramah lingkungan karena tidak menggunakan zat kimia dalam
pemberantasan gulma.
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan metode ramah
lingkungan pula. Sebagai contoh, apabila terdapat serangan ulat pada
batang bawah sereh maka rumpun yang terserang segera dicabut dan
dimusnahkan. Serangan hama cacing tanah dapat diatasi dengan
melapisi guludan dengan plastik selama beberapa hari sehingga efek
panas yang terjadi dapat membunuh hama cacing ini. Pengendalian
hama cacing juga dapat dilakukan dengan menanam tanaman
kemitir/gumitir/kenikir (Tagetes sp.) yang dapat mengontrol keberadaan
cacing tanah. Khusus untuk di Bali, bunga dari tanaman kemitir juga
GAP Sereh 14
memiliki nilai ekonomis karena dapat dijual sebagai bunga untuk
canang (persembahan bunga sebagai sarana berdoa kepada Tuhan).
PANEN DAN PENANGANAN PASCAPANEN SEREH
Panen
Panen pertama tanaman sereh dapat dilakukan sekitar 6 bulan
setelah waktu tanam. Selanjutnya bila tanaman sudah memasuki umur
produktif maka dapat dilakukan panen setiap 3 – 4 bulan sekali.
Gambar 10. Tanaman Sereh di Candikuning, Baturiti – Tabanan
GAP Sereh 15
Tanaman yang telah siap panen memiliki ciri fisik jumlah daun
tua 6 – 8 lembar pada setiap rumpunnya. Biasanya memiliki daun warna
hijau tua. Apabila daun diremas, maka akan tercium aroma wangi yang
kuat.
Tanaman sereh dipanen dengan cara memangkas tanaman
secara manual. Pemangkasan dilakukan dengan menyisakan 2 - 3 cm
dari pangkal daun. Pemangkasan yang terlalu pendek dapat
menghambat pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Sebaiknya panen
dilakukan pada pagi hari dan cuaca cerah untuk mempertahankan
kandungan minyak esensial pada tanaman. Kandungan minyak paling
optimal terdapat pada bagian daun.
Gambar 11. Sisa Daun Sereh Setelah Pemangkasan
Sisakan 2-3 cm daun
dari ujung batang.
GAP Sereh 16
Pasca Panen
Minyak atsiri dari daun sereh merupakan produk yang memiliki
nilai ekonomis tinggi. Beberapa manfaat produk olahan dari minyak
atsiri sereh cukup beragam, diantaranya untuk kosmetik, farmakologi,
anti bakteri, maupun anti serangga. Untuk memperoleh minyak sereh
dalam jumlah maksimal, kualitas atsiri yang optimal, serta biaya
produksi atsiri yang ekonomis, daun yang telah dipanen perlu untuk
dikeringkan. Proses pengeringan daun yang baik adalah dengan kering
angin dan menghindari sinar matahari untuk memperoleh kualitas
minyak atsiri yang baik. Daun sereh perlu dibolak-balik secara kontinyu
selama proses pengeringan yang membutuhkan waktu sekitar 2 – 3 hari
untuk memperoleh kondisi kering daun yang merata dan optimal.
Gambar 12. Daun Sereh Dalam Proses Pengeringan
GAP Sereh 17
Gambar 13. Daun Sereh Kering Setelah 2-3 Hari
Daun yang telah kering selanjutnya dapat diambil minyaknya
dengan alat penyuling. Untuk memudahkan proses penyulingan dan
mengoptimalkan perolehan minyak, daun yang telah kering dapat
dicacah terlebih dahulu seblum dimasukkan ke dalam ketel penyulingan.
Tujuan dari pencacahan ini adalah untuk mengoptimalkan pengisian
ketel penyulingan sehingga dapat menghemat pemakaian bahan bakar
yang diperlukan dalam proses ini. Selama proses penyulingan ini, uap
air dan minyak sereh akan terpisah karena perbedaan berat jenis. Uap
minyak sereh yang lebih ringan akan mengalir ke bagian atas tabung
pemisah dan selanjutnya diembunkan untuk ditampung dalam botol.
GAP Sereh 18
Gambar 14. Daun Sereh Kering Dicacah untuk Penyulingan
Gambar 15. Minyak Atsiri Sereh Hasil Penyulingan
GAP Sereh 19
REFERENSI
Blakely, D. et al. 2008. Good Agricultural Practices Manual. Ministry of Agriculture, Food and Rural Affairs, Ontario, Canada.
Biro Pusat Statistik Provinsi Bali. 2010. Bali Dalam Angka 2010. BPS
Provinsi Bali. Committee on Agriculture. 2003. Development of a Framework for
Good Agricultural Practices. FAO, Rome. Direktorat Tanaman Semusim Direktorat Jenderal Perkebunan. na.
Tanaman Sereh Wangi. URL: ditjenbun.deptan.go.id/budtansim/images/pdf/sereh%20wangi.pdf
Directorate Plant Production. 2009. Lemongrass Production. Directorate
Agricultural Information Service, Department of Agriculture, Forestry and Fisheries, South Africa.
Kew Botanical Gardens. na. Plants & Fungi: Cymbopogon citratus
(lemon grass). URL: http://www.kew.org/plants-fungi/Cymbopogon-citratus.htm
National Horticulture Board India. na. Lemon Grass. URL:
http://nhb.gov.in/Horticulture%20Crops%5CLemongrass%5CLemongrass1.htm
Prosea. 2012. Tumbuhan Biopestisida. URL: http://www.proseanet.org/prohati2/ Yamanie, H.M.A. 2010. Good Agricultural Practice. Balai Besar
Pelatihan Pertanian Binuang–Kalimantan Selatan, Departemen Pertanian. URL: http://www.deptan.go.id/