+ All Categories
Home > Documents > HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN ....

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN ....

Date post: 08-Mar-2019
Category:
Upload: vannguyet
View: 248 times
Download: 1 times
Share this document with a friend
90
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010) Sulastri I34063262 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Transcript
Page 1: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN EFEKTIVITAS

KOMUNIKASI ORGANISASI

(Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010)

Sulastri

I34063262

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

ABSTRACT

SULASTRI. Correlate Between Leadership Style With The Effectiveness of

Communication within Organization (Case Student Organization BEM KM IPB

Period 2009-2010). Supervised by SUTISNA RIYANTO.

Leadership style and the effectiveness of communication within organization

which build in student organization will determine attainment aims organization.

BEM KM IPB (Badan Eksekutif Kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor) is a formal student organization in level university education.

The purpose of this research was to identification the leadership style, to describe

the process of communication, to know the effectiveness of communication, and to

measure the correlate between leadership style and communication’s process with

the effectiveness of communication in BEM KM IPB. The number of respondents

in this research were 76 people, with 21 people in levels an ministry and 55

people in levels staff. In general, the leadership style in BEM KM IPB is

participative. Although, the members still needs initiative from leader.

Communication process in BEM KM IPB enough active based on the direction,

media, and the subject of communication. Communication within organization

was effective, because the five commponent of effectiveness communication was

effective. Leadership style and communication process proven correlate with the

effectiveness of communication, and based on media, communication directive,

and matter of communication proven corelate with effectiveness of

communication.

Keywords: communication, organization, effectiveness communication.

Page 3: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

ii

RINGKASAN

SULASTRI. HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi

Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010). Di bawah bimbingan

SUTISNA RIYANTO.

Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

(BEM KM IPB) merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan formal di tingkat

perguruan tinggi. Gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi organisasi yang

dibangun dalam organisasi tersebut akan menentukan pencapaian tujuan dari

organisasi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya

kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin BEM KM IPB, mendeskripsikan

proses komunikasi organisasi yang terjadi, mengetahui efektivitas komunikasi

organisasi, dan mengukur hubungan gaya kepemimpinan dan proses komunikasi

organisasi dengan efektivitas komunikasi organisasi di dalam organisasi

kemahasiswaan BEM KM IPB.

Populasi penelitian adalah pengurus organisasi kemahasiswaan BEM KM

IPB yang berjumlah 144 orang yang terbagi dalam 13 bagian yaitu 10

kementerian, satu Biro Bisnis dan Kemitraan, satu IPB Social Politic Center

(ISPC), dan Badan Pengurus Harian (BPH). Jumlah responden adalah 76 orang

yang diambil dengan teknik stratified random sampling. Populasi dibagi menjadi

dua strata, yaitu pimpinan (21 orang) dan staf (55 orang). Data yang digunakan

meliputi data primer yang diperoleh secara langsung di lapangan dari hasil

kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari data base dan Laporan Tengah

Tahun BEM KM IPB 2010. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan

Microsoft Excel, tabulasi silang, tabel frekuensi, dan uji korelasi Rank Spearman.

Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin BEM KM IPB

adalah partisipatif, namun pimpinan masih cukup diandalkan untuk memberikan

inisiatif. Penerapan gaya kepemimpinan di BEM KM IPB bergantung pada situasi

dan kondisi serta berbeda di setiap kementrian atau biro. Proses komunikasi

organisasi yang terjadi pada organisasi BEM KM IPB dapat dikatakan sudah

cukup aktif, jika dilihat dari arah dan media. Menurut arah komunikasi, arah

komunikasi diagonal merupakan arah komunikasi yang cukup sering digunakan,

karena anggota memerlukan koordinasi kerja dari kementerian lain. Menurut

media komunikasi, media tatap muka paling sering digunakan untuk

menyampaikan materi komunikasi untuk semua arah komunikasi. Komunikasi

organisasi yang terjadi di organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB sudah efektif,

karena pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik,

dan tindakan sudah dikatakan efektif. Pengertian dan tindakan memiliki nilai skor

tertinggi, karena materi komunikasi yang disampaikan adalah tentang

keorganisasian.

Gaya kepemimpinan yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi

meliputi direktif dengan kesenangan, hubungan sosial yang baik, dan tindakan;

konsultatif dengan pengertian dan kesenangan, dan mempengaruhi sikap;

partisipatif dengan pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, dan hubungan

sosial yang baik; dan delegatif dengan kesenangan.

Page 4: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

iii

Proses komunikasi berhubungan dengan efektivitas komunikasi. Menurut

media, media komunikasi telepon dengan kesenangan dan mempengaruhi sikap,

media SMS dengan pengertian dan kesenangan, dan media papan pengumuman

dengan hubungan sosial yang baik dan tindakan. Menurut arah komunikasi, arah

komunikasi ke bawah dan ke atas dengan kesenangan dan hubungan sosial yang

baik. Menurut materi komunikasi, materi komunikasi perintah, informasi non-

organisasi, dan evaluasi pekerjaan dengan tingkat kesenangan dan hubungan

sosial yang baik. Materi komunikasi berupa pengarahan, evaluasi pekerjaan,

laporan pelaksanaan pekerjaan, permintaan bantuan, dan koordinasi kerja dengan

tingkat hubungan sosial yang baik. Pesan komunikasi berupa umpan balik atau

memberikan respon dengan tingkat pengertian dan mempengaruhi sikap.

Terakhir, tindakan dengan rencana anggaran dan permintaan bantuan.

Page 5: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

iv

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN EFEKTIVITAS

KOMUNIKASI ORGANISASI

(Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010)

SULASTRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Pada

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 6: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

v

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh:

Nama Mahasiswa : Sulastri

NRP : I34063262

Judul : Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas

Komunikasi Organisasi (Kasus Organisasi Kemahasiswaan

BEM KM IPB Periode 2009-2010)

Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen

Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,

Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

Ir. Sutisna Riyanto, M.S

NIP. 19620115 198803 1 004

Mengetahui

Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS

NIP. 19550630 198103 1003

Tanggal Pengesahan :

Page 7: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

vi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Gaya

Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi Organisasi (Kasus Organisasi

Kemahasiswaan BEM KM IPB Periode 2009-2010)” benar-benar hasil karya saya

sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi

atau lembaga manapun kecuali kutipan yang ada dalam tulisan ini. Sumber

informasi yang berasal dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini. Demikian pernyataan

ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bogor, September 2010

SULASTRI

I34063262

Page 8: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kediri, 11 April dan anak pertama dari empat

bersaudara. Pendidikan dasar diselesaikan di SDN I Jati Tarokan, Kediri.

Pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan di SLTP Negeri 1 Tarokan

Kediri dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan SMA Negeri 5 Kediri.

Penulis diterima sebagai mahasiswa pada tahun 2006 melalui jalur Undangan

Seleksi Masuk IPB (USMI) dan pada tahun 2007 masuk di Departemen Sains

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut

Pertanian Bogor.

Selama mengikuti pendidikan di Fakultas Ekologi Manusia, penulis menjadi

anggota organisasi di Organisasi Mahasiswa Daerah Kediri (Kamajaya) dan

Forum Syiar Islam Fakultas Ekologi Manusia (FORSIA). Penulis pernah

mengikuti kepanitiaan Masa Perkenalan Fakultas, Masa Perkenalan Departemen,

dll. Penulis juga pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah Sosiologi Umum

pada Tahun 2009-2010.

Page 9: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini

ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Judul yang dipilih dalam skripsi ini adalah “Hubungan Gaya Kepemimpinan

dengan Efektivitas Komunikasi Organisasi (Kasus Organisasi Kemahasiswaan

BEM KM IPB Periode 2009-2010)”.

Penulisan skripsi ini merupakan syarat kelulusan mata kuliah KPM 499.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui, menganalisis serta mengukur hubungan

antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi organisasi BEM KM

IPB. Demikian skripsi ini penulis sampaikan semoga bermanfaat.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-

dalamnya kepada :

1. Ir. Sutisna Riyanto, MS sebagai dosen pembimbing studi pustaka dan skripsi

yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta kesabarannya

2. Ir. Richard WE. Lumintang, MSEA sebagai dosen penguji utama dan Ibu

Heru Purwandari, SP. Msi sebagai dosen penguji wakil Komisi Pendidikan

dan pembimbing akademik

3. Keluarga tercinta

4. Ach. Firman Wahyudi dan Ach. Deni, serta segenap jajaran pengurus BEM

KM IPB Kabinet Generasi Inspirasi (2009-2010)

5. Evi Mariani dan Widia yang menyediakan data sekunder. Semoga sukses

selalu.

6. Teman-teman satu bimbingan skripsi Angel dan Demul, sukses selalu.

7. Teman-teman KPM’43 (Link2, Feby, Rai, Ani, Gigi, Evi dan teman-teman

semua yang tidak bisa disebutkan satu per satu)

8. Pondok Dinar Community yang menemani baik saat suka maupun duka.

9. Teman-teman B12 dan A03 serta teman-teman semua yang tidak bisa

disebutkan satu persatu

Page 10: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

ix

10. Ach. Fahruddin beserta segenap jajaran pengurus BEM TPB 2009-2010 yang

membantu dalam pengujian reliabillitas kuesioner.

11. Semua pihak yang telah memberikan dorongan, doa, semangat, bantuan dan

kerjasamanya selama ini.

Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak

yang terkait.

Bogor, September 2010

Penulis

Page 11: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah .......................................................... 3

1.3. Tujuan ............................................................................... 4

1.4. Manfaat ............................................................................. 4

BAB II. TINJAUAN TEORITIS ........................................................... 6

2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................. 6

2.1.1. Teori Kepemimpinan ............................................... 6

2.1.2. Gaya Kepemimpinan ............................................... 8

2.1.3. Konsep Organisasi ................................................... 13

2.1.4. Komunikasi Organisasi ............................................ 17

2.1.5. Efektivitas Komunikasi Organisasi .......................... 21

2.2. Kerangka Pemikiran ............................................................ 25

2.3. Hipotesis Penelitian ............................................................ 27

BAB III. PENDEKATAN LAPANG ....................................................... 28

3.1. Metode Penelitian ............................................................... 28

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 28

3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 28

3.4. Teknik Analisis Data ........................................................... 30

3.5. Definisi Operasional ........................................................... 31

3.6. Reliabilitas Instrumen ......................................................... 33

BAB IV. GAMBARAN UMUM ............................................................... 34

4.1. Gambaran Umum BEM KM IPB ....................................... 34

4.1.1. Sumberdaya Organisasi ........................................... 35

4.1.2. Struktur Organisasi .................................................. 39

4.2. Gambaran Umum Responden ............................................. 43

BAB V. GAYA KEPMIMPINAN BEM KM IPB ................................ 45

BAB VI. PROSES DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

ORGANISASI BEM KM IPB ..................................................

49

6.1. Proses Komunikasi Organisasi ........................................... 49

6.2. Efektivitas Komunikasi Organisasi ..................................... 52

BAB VII. HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN PROSES

KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS

KOMUNIKIKSI ........................................................................ 54

7.1. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas

Komunikasi ....................................................................... 54

Page 12: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

xi

7.2. Hubungan Proses Komunikasi dengan Efektivitas

Komunikasi ........................................................................ 56

7.2.1. Hubungan Media Komunikasi dengan Efektivitas

Komunikasi ............................................................ 56

7.2.2. Hubungan Arah Komunikasi dengan Efektivitas

Komunikasi ............................................................ 58

7.2.3. Hubungan Materi Komunikasi dengan Efektivitas

Komunikasi ............................................................ 59

BAB VIII.KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 63

8.1. Kesimpulan ......................................................................... 64

8.2. Saran ................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 67

Halaman

Page 13: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 29

2. Jumlah Pengurus BEM KM IPB periode 2009-2010 Berdasarkan

Jenis Kelamin .................................................................................... 37

3. Distribusi Responden Menurut Karakteristik ................................... 43

4. Persentase dan Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan

BEM KM IPB ................................................................................... 45

5. Rata-rata Skor Komunikasi Organisasi Berdasarkan Media dan

Arah Komunikasi .............................................................................. 49

6. Persentase dan Rata-rata Skor Efektivitas Komunikasi

Organisasi .......................................................................................... 52

7. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi

Organisasi .......................................................................................... 54

8. Hubungan Media Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi ........ 57

9. Hubungan Arah Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi ......... 58

10. Hubungan Materi Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi ....... 60

Lampiran

1. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Direktif .................................... 68

2. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Konsultatif .............................. 68

3. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Partisipatif ............................... 68

4. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Delegatif ................................. 69

5. Korelasi Proses Komunikasi dengan Efektivitas

Komunikasi ........................................................................................ 70

Page 14: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Bentuk struktur organisasi segitiga vertikal dan horizontal (a),

lingkaran (b), setengah lingkaran (c), kerucut vertikal dan

horizontal (d), dan oval (e) ........................................................... 15

2. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 27

3. Struktur Organisasi BEM KM IPB Kabinet Generasi Inspirasi

Periode 2009-2010 ........................................................................ 42

Page 15: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan

berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain. Komunikasi

merupakan proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak yang lain. Tujuan

dari komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna dari pesan yang

disampaikan tersebut. Komunikasi akan memudahkan seseorang untuk

berinteraksi secara sosial dengan anggota masyarakat lainnya dan membantu kita

dalam melakukan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab kita (Masita, 2005).

Dewasa ini kehidupan manusia semakin kompleks yang menyebabkan

kebutuhannya pun juga bertambah. Oleh karena itu, untuk memenuhi sebagian

dari kebutuhannya tersebut manusia membentuk organisasi.

Organisasi diartikan sebagai suatu sistem, mengordinasi aktivitas, dan

mencapai tujuan bersama atau umum. Dikatakan suatu sistem karena organisasi

itu terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain, bila satu

bagian terganggu maka akan berpengaruh pada bagian lainnya (Muhammad,

2004). Organisasi yang dibentuk memiliki tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi

akhir yang diingini atau kondisi yang partisipan usahakan melalui penampilan

aktivitas tugas-tugas mereka. Adapun fungsi organisasi diantaranya adalah

memenuhi kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan tanggung

jawab, memproduksi hasil produksi, dan mempengaruhi orang. Badan Eksekutif

Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM KM IPB)

merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan formal di tingkat perguruan tinggi.

Organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB berperan sebagai penyampai aspirasi

mahasiswa, membela hak-hak mahasiswa jika terjadi ketidakadilan yang dirasa

merugikan posisi mahasiswa, dan membantu kelancaran kegiatan akademik di

kampus. Organisasi kemahasiswaan ini keanggotaannya mencakup seluruh

mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang terdiri dari berbagai jurusan dan

angkatan.

Page 16: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

2

Lebih dari 70 persen hari kerja para eksekutif dan staf perusahaan atau

organisasi dipergunakan untuk melakukan kegiatan komunikasi, sehingga

komunikasi yang efektif menjadi faktor yang penting bagi pencapaian tujuan

suatu organisasi (Sari, 2005). Menurut Kohler (1981) dalam Muhammad (2004)

komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Adanya

komunikasi yang baik, maka organisasi tersebut dapat berjalan dengan lancar dan

berhasil. Sebaliknya, jika komunikasi yang dibangun tidak baik maka organisasi

tersebut tidak akan berjalan dengan lancar (Muhammad, 2004). Bahkan

komunikasi organisasi disebut sebagai darah bagi kehidupan organisasi

(Goldhaber,1993 dalam Sari, 2005).

Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi organisasi,

salah satunya adalah adanya pemimpin dalam organisasi tersebut yang memimpin

secara efektif. Pemimpin dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami

dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Kohler, 1981 dalam

Muhammad, 2004). Menurut Raharja (2005) kegagalan berbagai pendekatan

tentang kualitas seperti Total Quality Management (TQM) Business Process

Reenginering (BPR) dan pendekatan lainnya telah menimbulkan perubahan

perspektif dalam memandang kualitas dan dimensi manusia dalam organisasi. Inti

penyebab kegagalan pendekatan tersebut terletak pada unsur dimensi manusia,

yaitu kurangnya komitmen berbagai pihak (dimensi manusia) yang terlibat dalam

organisasi dari berbagai level struktur, fungsi, dan kompetensi dan secara lebih

khusus pimpinan organisasi. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa

seorang pemimpin mempunyai peranan yang penting dalam keberlanjutan sebuah

organisasi atau perusahaan.

Purwanto (2004) menyebutkan bahwa Universitas Michigan pada Tahun

1990 serta Pennsylvania State University dan Wake Forest University pada Tahun

1991 mendokumentasikan pentingnya ketrampilan berkomunikasi untuk mencapai

sukses organisasional. Sebagai contoh, dalam survey Penn State atas para

eksekutif perusahaan, kualitas utama yang dicari pada lulusan baru adalah

kemampuan kepemimpinan, yaitu sebesar 79,7 persen. Dimana kemampuan

kepemimpinan tersebut menduduki urutan kedua setelah ketrampilan komunikasi

lisan dan tulisan, yaitu sebesar 83,5 persen. Menurut data ini seseorang

Page 17: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

3

diharapkan mampu untuk memimpin selain bisa berkomunikasi, karena hal ini

akan mempengaruhi kehidupan organisasi tersebut.

Kepemimpinan merupakan masalah sentral dalam kepengurusan

organisasi, maju mundurnya organisasi, dinamis statisnya organisasi, senang

tidaknya orang bekerja dalam organisasi, sebagian ditentukan oleh tepat tidaknya

pengaruh kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi yang bersangkutan

(Hidayat, 2005). Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan pada sebuah

organisasi akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut

dipilah-pilah akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing.

Gaya kepemimpinan mengandung arti bagaimana pemimpin itu berhubungan

dengan anggotanya dalam rangka menyelesaikan masalah dan pengambilan

keputusan (Rivai, 2007 dalam Saleh, 2009).

Gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi organisasi yang dibangun

dalam organisasi kemahasiswaan akan menentukan pencapaian tujuan dari

organisasi tersebut. Pencapaian tujuan organisasi merupakan landasan awal atau

akan mempengaruhi keberlanjutan sebuah organisasi. Dengan demikian, gaya

kepemimpinan dan efektivitas komunikasi dalam organisasi patut diperhatikan,

khususnya pemimpin dalam organisasi tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Efektivitas komunikasi organisasi dan tercapainya tujuan organisasi salah

satunya ditentukan oleh kepemimpinan. Pemimpin sebagai pemegang kekuasaan

dan wewenang dalam sebuah organisasi memiliki gaya kepemimpinan yang

berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Penerapan gaya kepemimpinan

oleh seorang pemimpin dalam proses pencapaian tujuan organisasi berhubungan

dengan efektivitas komunikasi organisasi. Demikian juga dengan proses

komunikasi yang terjadi dengan efektivitas komunikasi organisasi. Gaya

kepemimpinan, proses komunikasi, dan efektivitas komunikasi organisasi yang

dilakukan oleh pimpinan organisasi menarik untuk diketahui. Dalam penelitian ini

perumusan masalah yang diangkat adalah:

Page 18: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

4

1. Gaya kepemimpinan seperti apa yang diterapkan oleh pemimpin organisasi

kemahasiswaan BEM KM IPB untuk mencapai tujuan organisasi?

2. Bagaimana proses komunikasi organisasi yang terjadi pada organisasi BEM

KM IPB?

3. Sampai sejauh mana efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi pada

organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB?

4. Sejauh mana hubungan gaya kepemimpinan dan proses komunikasi organisasi

dengan efektivitas komunikasi organisasi di dalam organisasi kemahasiswaan

BEM KM IPB?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian perumusan masalah yang hendak dikaji di atas, maka

tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin

organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB.

2. Mendeskripsikan proses komunikasi organisasi yang terjadi pada organisasi

BEM KM IPB.

3. Mengetahui efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi di dalam organisasi

kemahasiswaan BEM IPB.

4. Mengukur hubungan gaya kepemimpinan dan proses komunikasi organisasi

dengan efektivitas komunikasi organisasi di dalam organisasi kemahasiswaan

BEM KM IPB.

1.4. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian tentang “Hubungan Gaya

Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi Organisasi” ini antara lain:

1. Bagi pihak akademisi penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan

kajian bagi peneliti lanjutan mengenai gaya kepemimpinan dan efektivitas

komunikasi organisasi.

Page 19: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

5

2. Bagi pihak IPB atau instansi terkait, hasil penelitian ini sebagai bahan

pertimbangan kebijakan yang disusun terkait dengan bidang kemahasiswaan.

3. Bagi pihak BEM KM IPB Perode 2009-2010 sebagai gambaran dan bahan

kajian untuk meningkatkan kinerja.

Page 20: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

6

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Teori Kepemimpinan

Pemimpin dianggap sebagai tokoh sentral dalam kehidupan organisasi

yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi dengan kata lain suatu

organisasi akan berhasil atau gagal sebagian ditentukan oleh kepemimpinan. Oleh

karena itu, segala hal berhubungan dengan kepemimpinan menjadi perhatian dan

menarik untuk dipelajari. Hasil penelaahan membuktikan bahwa kepemimpinan

merupakan fenomena yang sangat kompleks, sehingga kemampuan efektif

kepemimpinan memerlukan proses pengembangan yang terus menerus

berkesinambungan, ditanamkan, dirintis, dan dibina sepanjang masa

(Wiriadihardja, 1987). Kepemimpinan menurut Thoha (1991) adalah kegiatan

untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku

manusia baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan tidak harus terikat

terjadi dalam suatu organisasi tertentu melainkan dapat terjadi dimana saja,

asalkan seorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain

kearah tercapainya tujuan tertentu.

Cahayani (2003) mendefinisikan pemimpin sebagai individu dalam

kelompok atau organisasi yang bertugas membimbing dan mengkoordinir

aktivitas kelompok organisasi tersebut. Banyak orang yang berpendapat bahwa

memimpin sama dengan me-manage. Sesungguhnya me-manage mempunyai arti

yang lebih luas daripada sekedar memimpin, seorang manajer harus mampu

melakukan kegiatan perencanaan, mengorganisir, dan pengawasan. Seorang

pemimpin hanya diminta untuk membujuk anggotanya melakukan tindakan sesuai

dengan keinginan pemimpin. Jadi, kepemimpinan merupakan kemampuan

membujuk orang lain agar mau melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpin

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun Thoha (1991)

mengemukakan bahwa seorang manajer berperilaku sebagai seorang pemimpin

asalkan mampu mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuan

tertentu. Seorang pemimpin belum tentu harus menyandang jabatan manajer untuk

Page 21: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

7

mempengaruhi perilaku orang lain. Artinya, seorang pemimpin belum tentu

seorang manajer, tetapi manajer bisa berperilaku sebagai seorang pemimpin.

Ketika membahas tentang kepemimpinan akan terkait dengan teori-teori

yang dikemukakan oleh para ahli. Terdapat beberapa pendapat mengenai lahir dan

berkembangnya seorang pemimpin dalam kehidupan masyarakat. Ada yang

bependapat bahwa kepemimpinan itu adalah potensi yang dibawa sejak lahir dan

ada pula yang meyakini bahwa pemimpin lahir karena situasi yang menghendaki.

Berikut ini dikemukakan teori-teori kepemimpinan menurut para ahli.

Thoha (1991) mengungkapkan teori kepemimpinan sebagai berikut:

1) Teori Sifat (Trait Theory)

Teori ini memandang bahwa perhatian terhadap kepemimpinan dialihkan

kepada sifat-sifat umum yang dipunyai oleh pemimpin, tidak lagi

menekankan apakah pemimpin itu dilahirkan atau dibuat.

2) Teori Kelompok

Teori ini beranggapan bahwa agar kelompok dapat mencapai tujuan-

tujuannya maka harus terdapat pertukaran yang positif diantara pemimpin dan

pengikut-pengikutnya.

3) Teori Situasional

Teori ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang dikombinasikan

dengan situasi akan mampu menentukan keberhasilan pelaksanaan kerja.

4) Teori Jalan Kecil-Tujuan (Path-Goal Theory)

Dalam teori ini digambarkan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi,

kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan anggotanya.

Menurut Siagian (1999) dalam memahami gerak perubahan kemunculan

seorang pemimpin, ada tiga teori kepemimpinan, yaitu:

1) Teori Genetis

Teori genetis menyebutkan bahwa pemimpin tidak dapat diciptakan tetapi

muncul karena bakat luar biasa sejak lahir. Seorang pemimpin akan menjadi

pemimpin karena telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan.

Seorang pemimpin ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan

Page 22: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

8

kondisi macam apapun. Secara filosofis, pandangan ini tergolong pandangan

fatalis atau deterministis.

2) Teori Sosial

Teori sosial berkebalikan dengan teori genetis. Dalam teori ini dinyatakan

bahwa pemimpin tidak lahir begitu saja tetapi harus disiapkan dan dibentuk.

Teori ini mengajarkan bahwa setiap orang bisa saja menjadi pemimpin

asalkan diberikan pendidikan dan memiliki pengalaman yang cukup.

3) Teori Ekologis

Seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik jika pada saat

lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian

dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman

yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat

yang memang telah dimilikinya itu.

2.1.2. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan digunakan oleh seorang pemimpin untuk

melaksanakan aktivitas kepemimpinannya, yaitu untuk mempengaruhi perilaku

orang lain yang pada akhirnya akan menghasilkan tingkat produktivitas yang

tinggi. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh

seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain. Terdapat

dua kategori gaya kepemimpinan yang ekstrim, yaitu gaya kepemimpinan

otokratis dan gaya kepemimpinan demokratis. Gaya kepemimpinan otokratis

dipandang sebagai gaya yang berdasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan

otoritas, sementara gaya kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan

personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan (Thoha, 1991).

Lewin et al., dalam Goldberg dan Larson (1985) membagi gaya

kepemimpinan ke dalam empat jenis, yaitu:

1) Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter lebih cenderung mencerminkan gambaran tentang

manusia yang negatif. Selain itu, kepemimpinan otoriter mengeksportir

Page 23: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

9

ketergantungan pengikutnya dengan cara menentukan kebijakan kelompok

tanpa berkonsultasi terlebih dahulu pada anggota kelompok, dengan mendikte

tugas pada kelompok, menetapkan prosedur dalam mencapainya, menguji dan

mengkritik anggota kelompok secara subjektif serta menganut sikap yang

mengambil jarak dan formal.

Komunikasi dalam kelompok tersebut pada dasarnya dilakukan melalui

pemimpin karena para anggota tidak dianjurkan untuk berkomunikasi secara

langsung satu sama lain. Gaya kepemimpinan ini sangat memaksa dan

mendesakkan kekuasaannya pada bawahan. Bawahan dikendalikan dan

diperintah seperti tidak mempunyai martabat manusia, tidak mempunyai

pikiran, dan kehendak sendiri.

2) Kepemimpinan Demokratis

Pandangan seorang pemimpin yang demokratis terhadap orang lain lebih

optimis dan positif daripada pandangan pemimpin otoriter. Kepemimpinan

seperti ini berpendapat bahwa orang mampu mengarahkan diri sendiri dan

berusaha menyajikan kepada pengikut-pengikutnya suatu kesempatan untuk

tumbuh, berkembang, dan bertindak sendiri.

Pemimpin demokratis mendukung komunikasi diantara para anggota

kelompok dengan cara mendorong mereka untuk menentukan sendiri

kebijaksanaan dan kegiatan kelompok. Pemimpin berbuat demikian dengan

cara mengajukan beberapa sasaran dan prosedur alternatif, memperkenalkan

anggota untuk memilih sendiri pasangan dalam bekerja, memuji, dan

mengkritik secara objektif.

3) Kepemimpinan Laissez Faire

Kepemimpinan laissez faire pada dasarnya menunjukkan suatu pola

pengabaian yakni dimana pemimpin yang dipilih atau tokoh berwenang

dalam suatu kelompok berusaha menghindari suatu tanggung jawab terhadap

pengikutnya. Selain itu, kepemimpinan ini menghindari partisipasi dan

menganut suatu sikap yang tak acuh terhadap orang lain. Gaya kepemimpinan

jenis ini menyediakan materi dan informasi hanya jika diminta dan jarang

bahkan sama sekali tidak memberi pujian dan kritik.

Page 24: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

10

4) Kepemimpinan Non Direktif

Kepemimpinan dimana pemimpin menjauhi usaha mendominasi kelompok

dan mendorong anggota-anggota kelompok untuk lebih bertanggungjawab.

Pemimpin menolak untuk memberi pengarahan pada kelompok tetapi

mencoba untuk mengerti apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan oleh

anggota kelompoknya.

Sementara itu Thoha (1991) mengemukakan empat gaya dasar

kepemimpinan. Keempat gaya dasar tersebut adalah sebagai berikut:

1) Direktif

Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan rendah dukungan karena gaya

ini dicirikan dengan komunikasi satu arah. Inisiatif pemecahan masalah dan

pembuatan keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin. Pemecahan

masalah dan keputusan diumumkan dan pelaksanaannya diawasi ketat oleh

pemimpin.

2) Konsultatif

Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan tinggi dukungan karena dalam

menggunakan gaya ini pemimpin masih banyak memberikan pengarahan,

tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan banyaknya komunikasi dua arah

dan perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut

tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran mereka. Meskipun

dukungan ditingkatkan, pengendalian atas pengambilan keputusan tetap pada

pemimpin.

3) Partisipatif

Perilaku pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan karena

posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dipegang

secara bergantian. Saat menggunakan gaya ini pemimpin dan pengikut saling

tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.

Komunikasi dua arah ditingkatkan dan peranan pemimpin adalah secara aktif

mendengar. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan

sebagian besar ada pada pihak pengikut.

Page 25: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

11

4) Delegatif

Perilaku pemimpin yang rendah dukungan dan rendah pengarahan karena

pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga

tercapai kesepakatan mengenai definisi masalah yang kemudian proses

pembuatan keputusan didelegasikan secara keseluruhan kepada bawahan.

Dalam hal ini bawahanlah yang memiliki kontrol untuk memutuskan

bagaimana cara pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang

luas bagi bawahan untuk mengambil keputusan sendiri karena mereka

memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam

pengarahan perilaku mereka sendiri.

Thoha (1991) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif

adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan tingkat kecerdasan orang yang

dipimpinnya. Gaya kepemimpinan cenderung sangat bervariasi dari suatu situasi

ke situasi lainnya. Pola perilaku pemimpin mengarahkan dan memerintahkan serta

perilaku menumbuhkan dukungan dapat terjadi bersamaan dan tergabungkan ke

dalam berbagai variasi, atas dasar ukuran pokok yaitu:

1) Besarnya pengarahan atau perintah yang diperlukan atau yang diperlakukan

oleh pemimpin

2) Besarnya dukungan dan dorongan semangat yang diperlukan dan diberikan

oleh pemimpin

3) Besarnya keterlibatan orang yang dipimpin.

Reddin (1970) dalam Wiriadihardja (1987) mengemukakan gaya

kepemimpinan yang efektif dan tidak efektif yang disebut dengan gaya “The Tri

Dimensional Grid”. Penjelasan mengenai gaya kepemimpinan tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Executive, adalah seorang pemimpin yang mempunyai rasa tugas dan daya

pergaulan yang tinggi dan menggunakannya secara tepat, oleh karena itu gaya

kepemimpinan ini paling efektif. Pemimpin jenis ini dikatakan sebagai

motivator yang baik dan menentukan standar yang tinggi, memperlakukan

setiap orang agak berbeda dan menyenangi manajemen secara tim.

Page 26: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

12

2) Compromiser, adalah seorang pemimpin yang mempunyai rasa tugas dan daya

pergaulan tinggi tetapi menggunakannya pada situasi yang mempersyaratkan

hanya satu atau bahkan kedua-duanya kurang tepat atau tidak perlu. Oleh

karena itu, dianggap kurang efektif. Pemimpin ini digolongkan pengambil

keputusan yang lemah dan telah dipengaruhi rongrongan, berusaha

mengurangi tekanan dan permasalahan, daripada secara konsepsional

meningkatkan produktivitas. Tipe ini lebih suka kerukunan.

3) Benevolent Autocrat, adalah seorang pemimpin yang meskipun daya orientasi

pergaulan rendah tetapi mempunyai rasa tugas tinggi dan menggunakannya

pada situasi yang tepat, oleh karena itu dianggap efektif. Pemimpin ini

dipandang sebagai orang yang mengetahui apa yang dikehendaki dan

mengetahui bagaimana cara memperolehnya, tanpa menimbulkan ketegangan-

ketegangan.

4) Autocrat, adalah seorang pemimpin yang mempunyai rasa tugas dan orientasi

pergaulan yang rendah, menggunakannya pada situasi yang tepat. Oleh karena

itu tidak efektif. Pemimpin ini dipandang sebagai orang yang kurang

mempercayai orang lain dan kurang menyenangkan serta hanya

mementingkan tugas semata.

5) Developer, adalah seoarang pemimpin yang mempunyai rasa tugas yang

rendah tetapi daya pergaulan tinggi dan menggunakannya pada situasi yang

tepat, oleh karena itu lebih efektif. Pemimpin jenis ini memiliki kepercayaan

khusus pada bawahan serta mengembangkannya secara individual.

6) Missionary, adalah pemimpin yang meskipun mempunyai daya pergaulan

tinggi, tetapi rasa tugas yang rendah dan menggunakan pada situasi yang tidak

tepat. Oleh karena itu, kurang efektif. Pemimpin ini dipandang sebagai orang

yang selalu mengutamakan keseimbangan dan keserasian (harmoni).

7) Bereaucrat, adalah seorang pemimpin yang meskipun memiliki rasa tugas dan

daya pergaulan rendah, tetapi menggunakannya pada situasi yang tepat. Oleh

karena itu, dianggap tidak efektif. Pemimpin jenis ini digolongkan sebagai

orang yang menyadari dan terutama memegang teguh peraturan dan prosedur

serta mengendalikan sungguh-sungguh dalam pelaksanaannya.

Page 27: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

13

8) Desester, adalah pemimpin yang memiliki rasa tugas dan daya pergaulan

rendah oleh karena itu, kurang efektif. Pemimpin ini memiliki pandangan

sebagai orang yang pasif tidak merasa terlibat dalam pekerjaan dan melarikan

diri pada kenyataan dan tanggung jawabnya.

Berdasarkan kedelapan gaya kepemimpinan di atas, Reddin

menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang efektif meliputi executive,

developer, benevolent autocrat, bereaucrat dan yang termasuk gaya

kepemimpinan yang tidak efektif adalah compromiser, missionary, autocrat, dan

desester.

2.2.3. Konsep Organisasi

Pengertian organisasi sekarang ini telah bergeser dari pengertian

organisasi yang sesungguhnya. Pengertian sederhana organisasi adalah suatu

kerjasama kelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan

mau terlibat dengan peraturan yang ada. Pada masa sekarang organisasi lebih

dikenal sebagai suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar

mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama (Cahayani, 2003). Cahayani juga

menambahkan mengenai ciri-ciri utama dalam organisasi berdasarkan pengertian

tersebut adalah: (1) terdiri dari dua orang atau lebih, (2) ada kerjasama, (3) ada

komunikasi antar satu anggota dengan yang lain, dan (4) ada tujuan yang ingin

dicapai.

Cahayani (2003) menyebutkan bahwa selain memiliki karakteristik umum,

organisasi juga memiliki manfaat, diantanya: (1) untuk melayani masyarakat, (2)

untuk mencapai sasaran yang tidak dapat atau sulit dicapai seorang diri, dan (3)

untuk mempertahankan pengetahuan. Selaras dengan pendapat Cahayani,

Muhammad (2004) juga menyebutkan bahwa organisasi berfungsi untuk: (1)

memenuhi kebutuhan pokok organisasi, (2) mengembangkan tugas dan tanggung

jawab, (3) memproduksi barang atau orang, dan (4) mempengaruhi dan

dipengaruhi orang.

Salah satu proses (langkah-langkah) pengorganisasian adalah membuat

struktur organisasi. Menurut Hasibuan (2008) struktur organisasi adalah suatu

Page 28: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

14

gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi,

kedudukan, dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis

perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.

Lebih jauh bagian-bagian struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Tipe organisasi, artinya struktur organisasi akan memberikan informasi

tentang tipe organisasi yang dipergunakan (line organization, line and staff

organization atau functional organization).

2) Pendepartemenan organisasi, artinya struktur organisasi akan memberikan

informasi mengenai dasar pendepartemenan (bagian), apa berdasarkan fungsi-

fungsi manajemen, wilayah, produksi, shif, dsb.

3) Kedudukan, artinya struktur organisasi memberikan informasi mengenai apa

seseorang termasuk kelompok manajerial atau anggota operasional.

4) Jenis wewenang, artinya struktur organisasi memberikan informasi tentang

wewenang yang dimiliki seseorang (line authority, staff authority, atau

functional authority).

5) Rentang kendali artinya struktur organisasi memberikan informasi mengenai

jumlah anggota dalam setiap departemen (bagian).

6) Manajer dan bawahan, artinya struktur organisasi memberikan informasi

mengenai garis perintah dan tanggung jawab, siapa atasan dan siapa bawahan.

7) Tingkat manajer, artinya struktur organisasi memberikan informasi mengenai

top manager, middle manager, dan lower manager.

8) Bidang pekerjaan, artinya setiap kotak dalam struktur organisasi memberikan

informasi mengenai tugas-tugas dan pekerjaan-pekerjaan serta tanggung

jawab yang dilakukan pada bagian tersebut.

9) Tingkat manajemen, sebuah bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan

bawahan secara perorangan, tetapi juga hierarki manajemen secara

keseluruhan.

10) Pimpinan organisasi, artinya struktur organisasi memberikan informasi

tentang pimpinan tunggal atau kolektif atau presidium.

Page 29: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

15

Menurut Hasibuan (2008) terdapat lima macam struktur organisasi, yaitu

struktur organisasi yang berbentuk segitiga baik vertikal maupun horizontal,

struktur organisasi yang berbentuk lingkaran, struktur organisasi yang berbentuk

setengah lingkaran, struktur organisasi yang berbentuk kerucut, dan struktur

organisasi yang berbentuk oval. Masing-masing dari bentuk struktur organisasi

tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

a. b. c.

d. e.

Gambar 1. Bentuk struktur organisasi segitiga vertikal dan horizontal

(a), lingkaran (b), setengah lingkaran (c), kerucut vertikal

dan horizontal (d), dan oval (e)

Struktur organisasi berbentuk segitiga memiliki ciri-ciri: puncak segitiga

(A) merupakan kedudukan top manajer. Selain itu, struktur ini juga memiliki

kelebihan yang meliputi: tingkat manajer dan kedudukan setiap anggota jelas dan

mudah diketahui, garis perintah dan tanggung jawab jelas dan mudah kelihatan,

rentang kendali setiap bagian jelas dan mudah diketahui, posisi kedudukan setiap

anggota (manajerial/operasional) jelas dan mudah diketahui, jenis wewenang yang

dimiliki setiap pejabat jelas dan mudah diketahui, pimpinan organisasi jelas

kelihatan, dan berapa tingkat (golongan) organisasi mudah diketahui. Namun,

struktur ini juga memiliki dua kekurangan, yaitu pimpinan kolektif (presidium)

Page 30: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

16

tidak dapat digambarkan dan pimpinan organisasi kelihatan hanya mempunyai

authority ke dalam organisasi saja.

Struktur organisasi berbentuk lingkaran memiliki ciri-ciri: (1) top manager

berada pada titik pusat lingkaran (A), (2) kedudukan yang mempunyai jarak yang

sama dari pusat lingkaran punya posisi (golongan) yang sama, (3) semakin dekat

kedudukan pada pusat lingkaran maka semakin tinggi kedudukannya dan

sebaliknya, (4) A = top manager, C = middle manager, B = lower manager,

padahal B adalah bawahan dari C. Kelebihan yang dimiliki oleh struktur ini

adalah top manager – kelihatan mempunyai wewenang ke setiap penjuru dan

terlihat sebagai sentral keputusan dan kebijaksanaan. Kekurangan dari struktur ini

adalah untuk mengetahui kedudukan atasan dan bawahan agak sulit dan kurang

jelas; pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban tidak jelas terlihat;

kedudukan seorang bawahan dapat kelihatan sebagai atasan (B) terhadap (C),

sebab bawahan lebih dekat ke (A), bawahan B lebih dekat pada A, sehingga B

seperti anggota; kedudukan (posisi) staf sulit digambar dalam bentuk struktur ini;

dan struktur ini jarang digunakan dan kurang populer.

Struktur organisasi yang ketiga adalah setengah lingkaran. Struktur ini

memiliki ciri-ciri: A top manager 1, 2, 3, 4, dan 5, middle manager B, sedangkan

C adalah lower manager; kedudukan yang jaraknya sama dari A mempunyai

posisi yang sama; semakin dekat ke A maka semakin tinggi kedudukannya dan

sebaliknya. Kelebihan dan kekurangan struktur ini sama dengan struktur

berbentuk lingkaran.

Struktur organisasi yang keempat adalah kerucut vertikal dan horizontal.

Struktur ini memiliki ciri-ciri: A dan B merupakan pimpinan puncak kolektif,

tingkatan-tingkatan lain dari departemen seorang/tunggal, posisi yang semakin

dekat ke A-B, kedudukannya semakin tinggi dan sebaliknya, jarak yang sama dari

A dan B punya kedudukan (golongan) yang sama pula. Pada prinsipnya sama

seperti struktur organisasi segitiga vertikal dan horizontal. Namun, perbedaanya

adalah pada struktur segitiga menunjukkan bahwa pimpinan puncaknya tunggal

atau seorang. Sedangkan, pada struktur yang berbentuk kerucut vertikal dan

horizontal menunjukkan bahwa pimpinan puncaknya kolektif (presidium sama

dengan beberapa orang).

Page 31: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

17

Struktur organisasi yang terakhir adalah berbentuk oval. Struktur ini

banyak digunakan dalam perundingan-perundingan politik. Kelebihan dari

struktur ini adalah setiap orang memiliki posisi yang sama/sederajat, karena: (1)

yang duduk pada lingkaran I (A, B, C, D, dan E) memiliki posisi sama, (2) yang

duduk pada lingkaran II memiliki posisi sama, dan (3) yang duduk pada lingkaran

III memiliki posisi sama.

2.2.4. Komunikasi Organisasi

Goldhaber (1986) dalam Muhammad (2004) memberikan definisi

komunikasi organisasi sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan

dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung yang tidak pasti atau yang

selalu berubah-ubah. Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses,

pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan, dan ketidakpastian.

Lebih lanjut Zelko dan Darce dalam Muhammad (2004) menjelaskan bahwa

komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup

komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah

komunikasi yang terjadi di dalam organisasi itu sendiri, seperti komunikasi dari

atasan ke bawahan, sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang

dilakukan organisasi dengan lingkungan luarnya.

Cara melihat komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat

digunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan makro, pendekatan mikro, dan

pendekatan individu (Muhammad, 2004). Masing-masing dari pendekatan ini

dijelaskan sebagai berikut:

1) Pendekatan Makro

Pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur global

yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi organisasi

melakukan aktivitas tertentu seperti memproses informasi dari lingkungan,

mengadakan identifikasi, melakukan integrasi, dan menentukan tujuan

organisasi.

Memproses informasi adalah menyesuaikan apa yang terjadi pada

lingkungan dengan jalan mentransfer informasi relevan dengan keadaan

Page 32: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

18

dalam organisasi kemudian merumuskan suatu respon yang tepat terhadap

input informasi tersebut. Identifikasi merupakan lanjutan dari memproses

informasi dimana suatu organisasi menggunakan informasi yang telah

diproses dari lingkungan untuk mencapai beberapa macam negosiasi,

persetujuan dengan relasi-relasi yang potensial dari pelanggan. Dalam

integrasi dengan organisasi lain dapat diketahui bahwa setiap organisasi

dipengaruhi oleh aktivitas organisasi lain dalam lingkungannya. Organisasi

harus memonitor hal ini dan menentukan apa pengaruh aktivitas-aktivitas itu

kepadanya. Sedangkan dalam menentukan tujuan merupakan tempat yang

diinginkan organisasi sesudah diberikan periode waktu tertentu.

2) Pendekatan Mikro

Pendekatan ini memfokuskan pada komunikasi dalam unit dan subunit

pada suatu organisasi. Komunikasi yang dibutuhkan pada tingkat ini adalah

komunikasi antar anggota kelompok, komunikasi untuk pemberian orientasi

dan latihan, komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas

kelompok, komunikasi untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam

mensupervisi dan mengarahkan pekerjaan serta komunikasi untuk

mengetahui rasa kepuasan kerja kerja dalam organisasi.

Orientasi adalah proses yang terus menerus yang menghendaki

komunikasi untuk membawa orang lain melihat apa yang sedang berlangsung

dalam suatu organisasi. Adapun keterlibatan anggota dalam unitnya masing-

masing untuk menjaga kelancaran tugas organisasi.

Iklim organisasi ditentukan oleh bermacam-macam faktor diantaranya

tingkah laku pimpinan, tingkah laku teman sekerja, dan tingkah laku dari

organisasi. Mengenai tugas-tugas dalam organisasi perlu diawasi, dikontrol,

serta diarahkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Ada dua hal yang menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya.

Pertama, jika orang tersebut tidak mendapat informasi yang dibutuhkannya

untuk melakukan pekerjaanya. Kedua, jika hubungan sesama teman sekerja

kurang baik.

Page 33: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

19

3) Pendekatan Individual

Pendekatan individual berpusat pada tingkah laku komunikasi individu

dalam organisasi. Komunikasi individu ada beberapa bentuknya diantaranya:

(1) berbicara dengan kelompok kerja: kerja kelompok adalah pusat efektifnya

kerja organisasi. Oleh karena itu, seseorang harus mempunyai ketrampilan

berkomunikasi dengan orang lain untuk mendapatkan dan memberikan

informasi yang diperlukan dalam melakukan tugas kelompok, (2) menghadiri

dan berinteraksi dalam rapat-rapat, (3) menulis, dan (4) berdebat untuk suatu

usulan.

Proses komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi dapat dilihat

melalui pola komunikasinya. Secara umum pola komunikasi organisasi dapat

dibedakan ke dalam saluran komunikasi formal dan non formal (Purwanto, 2004).

1) Saluran Komunikasi Formal

Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki

resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan, maka pesan itu menurut jaringan

komunikasi formal. Saluran ini merupakan komunikasi yang didukung dan

mungkin dikendalikan oleh manajer. Komunikasi formal dapat dibedakan

menjadi empat tipe, yaitu komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari

bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.

a. Komunikasi dari atas ke bawah

Komunikasi dari atas ke bawah berasal dari pimpinan tertinggi

ditunjukkan kepada pimpinan menengah terus mengalir melewati tingkat

manajemen kemudian disampaikan kepada bawahan. Kasim (1993)

menyebutkan bahwa fungsi dari komunikasi ini adalah untuk memberi

pengarahan, instruksi, indoktrinasi, evaluasi, dan sebagainya. Semakin

rendah tingkatan hierarki, makin rinci perintah atau instruksi yang

dikomunikasikan. Selain mengkomunikasikan perintah, komunikasi ini

juga meliputi informasi tentang tujuan organisasi, kebijakan, peraturan,

insentif, manfaat, hak-hak khusus ataupun umpan balik dari atasan tentang

hasil pelaksanaan tugas oleh bawahan. Media yang biasa digunakan untuk

komunikasi ke bawah adalah rapat, memo, telepon, sms, dan pertemuan

tatap muka.

Page 34: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

20

b. Komunikasi dari bawah ke atas

Komunikasi dari bawah ke atas menunjukkan bahwa arus

informasi mengalir dari bawahan menuju ke atasan. Komunikasi ini

merupakan proses penyampaian gagasan, ide atau saran, dan pandangan

bawahan kepada atasannya. Menurut Kasim (1993) bentuk-bentuk

komunikasi yang dipakai adalah laporan pelaksanan pekerjaan, saran-

saran, rekomendasi, rencana anggaran, keluhan, permintaan bantuan, dan

sebagainya. Para pejabat di setiap hierarki bertindak sebagai penyaring

informasi yang disalurkan ke atas melalui pengintegrasian, pembuatan

ikhtisar, dan pemadatan informasi yang datang dari bawah.

c. Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal terjadi antara orang-orang yang menduduki

jabatan yang setingkat dalam struktur organisasi. Tujuannya antara lain

untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi

kepada bagian yang memiliki hubungan sejajar. Tipe ini menjadi penting

ketika masing-masing departemen dalam satu organisasi memiliki

ketergantungan yang cukup besar.

d. Komunikasi diagonal

Komunikasi ini melibatkan dua pihak yang tingkatan organisasinya

berbeda. Contohnya adalah manajer bagian produksi dengan pegawai

bagian pabrik. Komunikasi ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya

adalah penyebaran informasi bisa lebih cepat daripada bentuk komunikasi

tradisional. Selain itu, komunikasi diagonal membantu individu dari

berbagai bagian atau departemen ikut membantu masalah dalam

organisasi. Namun, komunikasi ini juga memiliki kekurangan diantaranya

adalah komuniksi ini dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan

telah berjalan normal. Selain itu, komunikasi diagonal dalam organisasi

yang besar sulit untuk dikendalikan secara efektif.

2) Saluran Komunikasi Nonformal

Muhammad (2004) menjelaskan bahwa komunikasi nonformal

mengalir tanpa memperhatikan posisi, kalaupun ada mungkin sedikit.

Page 35: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

21

Komunikasi ini menyebabkan informasi pribadi muncul dari interaksi di

antara orang-orang dan mengalir ke seluruh organisasi tanpa dapat

diperkirakan. Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan istilah desas-desus

(grapevine) atau kabar angin.

Dalam istilah komunikasi kabar angin dikatakan sebagai metode untuk

menyampaikan rahasia dari orang ke orang, yang tidak dapat diperoleh

melalui jaringan komunikasi formal. Komunikasi nonformal cenderung berisi

laporan rahasia mengenai orang dan kejadian-kejadian yang tidak mengalir

secara resmi. Informasi yang diperoleh dari desas-desus adalah berkenaan

dengan apa yang didengar atau apa yang dikatakan orang dan bukan apa yang

diumumkan oleh yang berkuasa.

2.1.5. Efektivitas Komunikasi Organisasi

Efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi dalam suatu organisasi

dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat tercapai tidaknya

tujuan organisasi. Hal ini disebabkan karena adanya keterkaitan antara

komunikasi dalam organisasi dengan efektivitas organisasi (Agung, 2001).

Masita (2005) juga menyebutkan bahwa efektivitas komunikasi organisasi mampu

mempengaruhi kinerja dari organisasi.

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Mulyana,

1996). Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif bila orang menyampaikan

apa yang dimaksudnya. Secara umum komunikasi dinilai efektif bila rangsangan

yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat

dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Semakin besar

kaitan antara yang dimaksud oleh komunikator dapat direspon oleh komunikan,

maka semakin efektif pula komunikasi yang dilaksanakan. Efektivitas komunikasi

erat hubungannya dengan tujuannya dan biasanya dalam komunikasi yang efektif

menghasilkan pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap, memperbaiki

hubungan, dan tindakan (Mulyana, 1996).

Page 36: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

22

Effendy (1998) mengemukakan bahwa efektivitas komunikasi atau kondisi

sukses komunikasi ditentukan oleh:

1) Komunikator yang mampu mengenal komunikan, memahami kerangka

rujukan, dan bidang pengalamannya.

2) Ketepatan pesan yang disampaikan, yaitu pesan harus dirancang agar menarik

perhatian sasaran. Dengan menggunakan tanda-tanda yang tertuju pada

pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan. Pesan mampu

membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan pesan harus menyarankan

suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut yang layak bagi situasi

kelompok tempat komunikasi berada.

3) Pemilihan media bergantung pada tujuan yang akan disampaikan dan teknik

yang akan digunakan.

Rakhmat (2005) mengemukakan bahwa tanda-tanda komunikasi yang

efektif paling tidak menimbulkan lima hal, yaitu:

1) Pengertian, yaitu penerimaan yang cermat dari isi pesan yang disampaikan

komunikator sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran pesan oleh

komunikan.

2) Kesenangan, yaitu suasana yang menjadikan hubungan menjadi hangat, akrab,

dan menyenangkan.

3) Mempengaruhi sikap, yaitu kemampuan persuasif komunikator dalam

penyampaian pesan yang menimbulkan efek pada diri komunikan.

4) Hubungan sosial yang baik, yaitu tumbuhnya perasaan ingin bergabung

dengan orang lain, ingin mengendalikan dan dikendalikan, serta ingin

mencintai dan dicintai.

5) Tindakan, yaitu tindakan nyata yang dilakukan komunikasi setelah terjadi

pengertian, pembentukan dan perubahan sikap, serta tumbuhnya hubungan

yang baik.

Kasim (1993) memberikan tolok ukur efektivitas komunikasi organisasi

yang meliputi:

1) Derajat ketelitian dan relevansi informasi yang ditransmisikan

2) Derajat efisiensi jaringan komunikasi yang dipakai

Page 37: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

23

3) Derajat kepuasan anggota organisasi.

Cahayani (2003) menyebutkan ada tiga hal yang menyebabkan

komunikasi tidak dapat berfungsi, yaitu:

1. Dogmatisme, yaitu seseorang sulit diubah pendapatnya.

2. Stereotipe, yaitu seseorang yang menganggap semua hal sama saja.

3. Hallo effect, yaitu kesan pertama yang timbul terhadap seseorang atau

terhadap suatu hal.

Muhammad (2004) menambahkan mengenai faktor-faktor yang

menyebabkan distorsi pesan. Faktor-faktor tersebut ada dua, yaitu faktor personal

yang terdapat dalam diri pengirim dan penerima pesan dan faktor yang di luar diri

mereka atau faktor organisasi.

1) Faktor Personal

Hal-hal yang berkenaan dengan persepsi yang ikut mempengaruhi proses

komunikasi adalah sebagai berikut:

a. Orang mengamati sesuatu secara selektif: karena adanya kecenderungan

manusia untuk menyeleksi pesan, menjadikan pesan yang seharusnya

sampai kepada seseorang tidak diterimanya.

b. Orang melihat sesuatu konsisten dengan apa yang mereka percaya:

persepsi seseorang mengenai orang lain, dipengaruhi oleh cara orang

tersebut berbicara tentang orang lain, benda-benda, dan kejadian-kejadian.

c. Bahasa yang kurang tepat

d. Arti suatu pesan terjadi pada level isi dan hubungan: kekurangtepatan,

gangguan dan salah mengartikan pesan sering merupakan kegagalan

mengenal informasi dan relasi serta membedakannya dari isi dan

interpretasi.

e. Distorsi diperkuat oleh tidak adanya konsistensi bahasa verbal dan

nonverbal

f. Pesan yang meragukan sering mengarahkan pada gangguan

g. Kecenderungan memori ke arah penajaman

Page 38: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

24

h. Motivasi mungkin membangkitkan pesan: ada tiga faktor dasar dari

komunikasi yang cenderung memproduksi perubahan pesan yang

menghasilkan kurang tepatnya sikap ke arah pesan, isi pesan keinginan

dan motivasi dari komunikasi, serta sikap dari penerima yang

dimaksudkan.

2) Faktor Organisasi

Terdapat beberapa hal dari lingkungan organisasi yang ikut memberikan

kontribusi terhadap distorsi pesan dalam komunikasi, diantaranya adalah

sebagai berikut:

a. Kedudukan atau posisi dalam organisasi: kedudukan atau posisi dalam

organisasi mempengaruhi cara orang berkomunikasi. Anggota-anggota

fungsional organisasi yang menduduki posisi dengan tugas dan otoritas

yang ditetapkan untuk itu akan mempunyai kedudukan yang berbeda.

Tiap-tiap posisi dalam organisasi menuntut bahwa orang yang menduduki

posisi itu harus mempersepsikan dan berkomunikasi dari pandangan

posisinya.

b. Hierarki dalam organisasi: susunan posisi dalam bentuk hierarki

menggambarkan bahwa ada orang yang menduduki posisi superior dan

lainnya bawahan. Hierarki ini mempengaruhi cara seseorang

berkomunikasi. Di antara mereka terdapat perbedaan dalam persepsi

status.

c. Keterbatasan berkomunikasi: keterbatasan yang ditentukan oleh organisasi

di mana seseorang boleh berkomunikasi dengan yang lain dan ketentuan

siapa yang boleh membuat keputusan, mempengaruhi cara anggota

organisasi berkomunikasi.

d. Hubungan yang tidak personal: hubungan yang tidak bersifat personal

mengarahkan pada tekanan-tekanan yang bersifat emosional.

e. Sistem aturan dan kebijakan: pemakaian aturan dan kebijakan yang kaku

mengarahkan ketidakmampuan membuat persetujuan dan mengarahkan

pada hubungan yang tidak personal dan kurangnya komunikasi yang

bersifat emosional.

Page 39: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

25

f. Spesialisasi tugas: spesialisasi tugas mempersempit persepsi seseorang dan

mempengaruhi cara orang berkomunikasi. Spesialisasi tugas juga

menyebabkan timbulnya sikap untuk memiliki informasi.

g. Ketidakpedulian pemimpin

h. Prestise: prestise menjadikan hubungan komunikasi antara orang yang

mempunyai prestise tinggi dengan yang rendah menjadi kurang lancar atau

tidak bebas.

i. Jaringan komunikasi: banyaknya tingkatan atau mata rantai yang harus

dilalui oleh suatu pesan dalam komunikasi. Pesan yang dikirim secara seri

atau berantai cenderung banyak diubah oleh penerima sebelum dilanjutkan

ke pengirimnya.

2.2. Kerangka Pemikiran

Kepemimpinan adalah kemampuan dalam memberikan pengakuan

terhadap peraturan dan fungsi dalam kelompok yang akan memberikan kepuasan

kepada anggota dan memenuhi beberapa kebutuhan atau kepentingan utama.

Kepemimpinan organisasi secara spesifik berbeda dengan lainnya, yang dapat

ditunjukkan oleh gaya kepemimpinan yang digunakan. Perbedaan tersebut

disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor individu maupun faktor organisasi.

Faktor individu meliputi karakteristik pemimpin, posisi kekuasaan, ketrampilan,

dan kemampuan pemimpin. Faktor organisasi meliputi jenis organisasi, sumber

daya/aset yang dimiliki, sumber daya manusia, kebijakan organisasi, dan tujuan

organisasi. Akumulasi dari faktor individu dan faktor organisasi tersebut

berhubungan dengan gaya kepemimpinan organisasi.

Komunikasi organisasi dapat diketahui melalui saluran komunikasi, media

yang digunakan, dan materi yang disampaikan. Saluran komunikasi dibagi

menjadi dua yaitu, saluran komuniksai formal yang memiliki empat arah

komunikasi yaitu, komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas,

komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Saluran komunikasi yang kedua

adalah saluran komunikasi non-formal, sedangkan media yang digunakan meliputi

tatap muka, telepon, SMS, laporan tertulis, email, dan papan pengumuman.

Page 40: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

26

Adapun materi yang disampaikan adalah tentang keorganisasian dan non-

organisasi. Materi keorganisasian meliputi: perintah/instruksi, kebijakan,

peraturan, umpan balik, keluhan pelaksanan pekerjaan, rekomendasi, dan

permintaan bantuan. Lingkup komunikasi tersebut adalah komunikasi organisasi

internal. Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam organisasi

itu sendiri, seperti komunikasi dari atasan ke bawahan.

Komunikasi organisasi yang dibangun oleh pemimpin secara efektif

dengan menggunakan gaya kepemimpinan tertentu akan berhubungan dengan

efektivitas komunikasi dalam organisasi. Efektivitas komunikasi tersebut nantinya

akan menjadi landasan tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Efektivitas komunikasi organisasi memiliki komponen yaitu pengertian,

kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik, dan tindakan.

Pengertian, yaitu penerimaan yang cermat dari isi pesan yang disampaikan

komunikator sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran pesan oleh komunikan.

Kesenangan, yaitu suasana yang menjadikan hubungan menjadi hangat, akrab,

dan menyenangkan. Mempengaruhi sikap, yaitu kemampuan persuasif

komunikator dalam penyampaian pesan yang menimbulkan efek pada diri

komunikan. Hubungan sosial yang baik, yaitu tumbuhnya perasaan ingin

bergabung dengan orang lain, ingin mengendalikan dan dikendalikan, serta ingin

mencintai dan dicintai. Sementara itu, tindakan yaitu tindakan nyata yang

dilakukan komunikan setelah terjadi pengertian, pembentukan dan perubahan

sikap, serta timbulnya hubungan yang yang baik.

Page 41: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

27

Keterangan:

= Berhubungan

= Lingkup Utama Penelitian

2.3. Hipotesis Penelitian

Untuk kepentingan penelitian ini, sesuai dengan tujuan yang diajukan

hipotesis uji adalah sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan nyata antara gaya kepemimpinan dengan terbentuknya

efektivitas komunikasi organisasi.

2. Terdapat hubungan nyata terhadap proses komunikasi dengan efektivitas

komunikasi organisasi.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Gaya

Kepemimpinan:

- Direktif

- Konsultatif

- Partisipatif

- Delegatif

Efektivitas Komunikasi

Organisasi:

- Pengertian

- Kesenangan

- Mempengaruhi sikap

- Hubunngan sosial yang

baik

- Tindakan

Faktor Organisasi:

- Jenis organisasi

- Sumber daya yang

dimiliki

- Sumber Daya Manusia

- Kebijakan organisasi

- Tujuan (visi&misi)

organisasi

Faktor individu:

-Karakteristik pemimpin

-Posisi kekuasaan

-Ketrampilan

-Kemampuan pemimpin

Komunikasi

Organisasi:

- Saluran

Komunikasi

- Media

- Materi

Page 42: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

28

BAB III

PENDEKATAN LAPANG

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survei. Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu

populasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

kuantitatif dilakukan dengan pengisian kuesioner sebagai instrumen utama guna

memperoleh data. Pendekatan kualitatif juga digunakan untuk melengkapi

penelitian dalam mengkaji gaya kepemimpinan, proses komunikasi organisasi,

dan efektivitas komunikasi organisasi. Pendekatan ini menggunakan metode

wawancara mendalam.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Institut Pertanian Bogor pada Organisasi

Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa Periode 2009-2010 (BEM KM IPB).

Penentuan lokasi penelitian secara sengaja (purposive) karena berdasarkan

pertimbangan bahwa organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB merupakan

organisasi besar yang mencakup seluruh mahasiswa Institut Pertanian Bogor

sehingga diperlukan kepemimpinan yang efektif dan komunikasi organisasi yang

baik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2010.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus organisasi kemahasiswaan

BEM KM IPB. Populasi berjumlah 144 orang (Laporan Tengah Tahun BEM KM

IPB, 2010) yang terbagi dalam 13 bagian BEM KM IPB yaitu 10 kementerian

(Kementerian Kebijakan Pertanian; Kementerian Kebijakan Nasional;

Kementerian Kebijakan Daerah; Kementerian Kebijakan Kampus; Kementerian

Budaya, Olahraga, dan Seni; Kementerian Pengembangan Sumberdaya Manusia;

Kementerian Pendidikan; Kementerian Lingkungan Hidup; Kementerian Sosial

Kemasyarakatan; Kementerian Komunikasi dan Informasi), satu Biro Bisnis dan

Page 43: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

29

Kemitraan, satu IPB Social Politic Center (ISPC), serta Badan Pengurus Harian

(BPH).

Metode pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling.

Populasi dibagi menjadi dua strata, strata pertama adalah pimpinan (menteri,

sekretaris menteri, direktur, sekretaris direktur/biro serta BPH kecuali pimpinan

tertinggi BEM KM IPB dan wakilnya) dan strata kedua adalah para staf. Prosedur

penentuan jumlah sampel pada baik pada strata pertama dan kedua berdasarkan

rumus Slovin dengan ketelitian kesalahan 10 persen (Prasetyo dan Jannah, 2006),

sebagai berikut:

Keterangan:

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

e : nilai kritis (batas ketelitian) yang digunakan (10%)

Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian

No. Populasi (orang)

Sampel

Jumlah (orang) Persen terhadap

populasi (%)

1. 27 21 27,63

2. 115 55 72,37

Total 76 100,00

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer meliputi kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data melalui

formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan. Selain menggunakan kuesioner

pengumpulan data juga menggunakan wawancara. Wawancara, yaitu teknik

pengumpulan data untuk mendapatkan keterangan lisan melalui bercakap-cakap

dan bertatap muka dengan orang-orang yang dapat memberikan keterangan untuk

mendukung data yang ada (Mardailis, 2007). Wawancara dilakukan kepada

sejumlah informan untuk memperoleh gambaran umum mengenai kondisi BEM

KM IPB.

Page 44: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

30

Data sekunder meliputi studi kepustakaan, yaitu untuk memperoleh data

yang bersifat teoritis, informasi tertulis, dan sistematis dari beberapa ahli yang

dapat memperluas wawasan berfikir yang mendukung tehadap teori-teori yang

ada. Umumnya sumber yang dipakai adalah buku, literatur, skripsi, tesis, jurnal,

dan internet. Studi dokumentasi, yaitu untuk memperoleh data dengan jalan

meneliti dan mempelajari dokumen-dokumen maupun arsip. Dokumen tersebut

berupa instrumen profil dan data base BEM KM IPB serta Laporan Tengah

Tahun BEM KM IPB 2010.

3.4. Teknik Analisis Data

Data kuantitatif yang didapatkan dari hasil penelitian terlebih dahulu

melewati proses editing untuk selanjutnya dipindahkan kedalam tabulasi yang

disediakan. Pengolahan data terdiri dari editing, coding, scoring, dan entering

dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for Windows.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk

menggambarkan karakteristik responden, gaya kepemimpinan proses komunikasi

organisasi, dan keefektivan komunikasi berupa persentase, tabulasi silang,

distribusi frekuensi, jumlah skor, dan rata–rata skor. Untuk melihat hubungan

antar variabel digunakan rumus Korelasi Rank Spearman karena data-data yang

tersedia dalam bentuk ordinal.

Keterangan:

rs = Korelasi Rank Spearman

n = banyaknya pasang data

d = jumlah selisih antara peringkat bagi x dan y

3.5. Definisi Operasional

Page 45: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

31

Beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat didefinisikan

sebagai berikut:

1) Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh

seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang

lain. Gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat kategori yaitu gaya

kepemimpinan direktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif.

Gaya kepemimpinan BEM KM IPB yang diukur adalah gaya kepemimpinan

dari pimpinan tertinggi BEM KM IPB yaitu presiden Mahasiswa IPB. Untuk

mengukur gaya kepemimpinan organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB,

kuesioner mengenai gaya kepemimpinan dibagi menjadi empat bagian sesuai

dengan gaya kepemimpinan yang ada. Masing-masing bagian terdiri dari lima

pernyataan, sehingga jumlah pernyataan ada 20. Bagian gaya kepemimpinan

yang memiliki rata-rata skor tertinggi merupakan gaya kepemimpinan yang

selalu diterapkan oleh pimpinan organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB.

Masing-masing aspek diukur secara ordinal.

Pada variabel gaya kepemimpinan responden diberikan tiga pilihan jawaban

dari pernyataan-pernyataan yang ada. Pilihan tersebut adalah tidak pernah,

jarang, dan sering. Setiap jawaban mendapat skor dari 1-3. Semakin besar nilai

skor maka menunjukkan bahwa pernyataan semakin potitif. Penghitungan nilai

skor diatur sebagai berikut:

1 = tidak pernah

2 = jarang

3 = sering

2) Komunikasi organisasi didefinisikan sebagai suatu proses menciptakan dan

saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung

yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah dalam sebuah organisasi.

Komunikasi Organisasi dapat diketahui melalui saluran komunikasi, media,

dan materi. Saluran komunikasi yang akan dikaji adalah saluran komunikasi

formal yang meliputi empat arah komunikasi yaitu, dari atas ke bawah,

komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi

diagonal. Media yang digunakan adalah tatap muka, telepon, SMS (short

Page 46: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

32

message service), email, laporan tertulis, dan papan pengumuman. Materi yang

disampaikan adalah tentang keorganisasian dan non-keorganisasian. Materi

keorganisasian meliputi: perintah/instruksi, kebijakan, peraturan, umpan balik,

keluhan pelaksanan pekerjaan, rekomendasi, dan permintaan bantuan.

Untuk mengetahui komunikasi organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB yang

terjadi, kuesioner mengenai komunikasi organisasi dibagi menjadi empat

bagian sesuai dengan saluran komunikasi formal dimana media dan materi ada

di dalamnya. Materi komunikasi untuk bagian yang pertama ada tujuh, bagian

yang kedua ada enam, bagian yang ketiga ada empat, dan bagian yang keempat

ada lima. Dengan demikian bagian komunikasi organisasi yang memiliki poin

tertinggi merupakan komunikasi organisasi yang dominan dilakukan di

organisasi kemahasiswaan BEM KM IPB. Masing-masing aspek diukur secara

ordinal.

Pada variabel komunikasi organisasi responden diberikan tiga pilihan jawaban

dari pernyataan-pernyataan yang ada. Pilihan tersebut adalah tidak pernah,

jarang, dan sering. Setiap jawaban mendapat skor dari 1-3. Semakin besar nilai

skor maka menunjukkan bahwa pernyataan semakin potitif. Penghitungan nilai

skor diatur sebagai berikut:

1 = tidak pernah

2 = jarang

3 = sering

3) Efektivitas komunikasi organisasi merupakan tercapainya tujuan dari

komunikasi dalam organisasi. Efektivitas komunikasi dalam organisasi dapat

dilihat melalui pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial

yang baik, dan tindakan.

Pengertian, yaitu penerimaan yang cermat dari isi pesan yang disampaikan

komunikator sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran pesan oleh

komunikan. Kesenangan, yaitu suasana yang menjadikan hubungan menjadi

hangat, akrab, dan menyenangkan. Mempengaruhi sikap, yaitu kemampuan

persuasif komunikator dalam penyampaian pesan yang menimbulkan efek pada

diri komunikan. Hubungan sosial yang baik, yaitu tumbuhnya perasaan ingin

Page 47: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

33

bergabung dengan orang lain, ingin mengendalikan dan dikendalikan, serta

ingin mencintai dan dicintai. Sementara itu, tindakan yaitu tindakan nyata yang

dilakukan komunikan setelah terjadi pengertian, pembentukan dan perubahan

sikap, serta tumbuhnya hubungan yang baik

Pada variabel efektivitas komunikasi organisasi responden diberikan tiga

pilihan jawaban dari pernyataan-pernyataan yang ada. Pilihan tersebut adalah

setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. Setiap jawaban mendapat skor dari 1-3.

Semakin besar nilai skor maka menunjukkan bahwa pernyataan semakin

potitif. Penghitungan nilai skor diatur sebagai berikut:

1 = tidak pernah

2 = jarang

3 = sering

3.6. Reliabilitas Instrumen

Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa reliabilitas kuesioner

adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya

atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukuran dipakai dua kali untuk

mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif

konsisten, maka alat pengukuran tersebut reliabel. Uji reliabilitas ini dilakukan

terhadap 12 responden.

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.

Dari hasil perhitungan untuk kuesioner bagian gaya kepemimpinan didapat 0,564,

untuk bagian proses komunikasi didapat 0,981, dan untuk bagian efektivitas

komunikasi didapat 0,952.

Reliabilitas konstruk suatu variabel dikatakan baik jika memiliki nilai

Cronbach’s Alpha (>0,50). Nilai yang diperoleh lebih besar dari 0,50 maka

kuesioner yang disebarkan dapat diandalkan untuk disajikan sebagai alat ukur

pada penelitian ini.

BAB IV

Page 48: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

34

GAMBARAN UMUM

4.1. Gambaran Umum BEM KM IPB

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah satu organisasi kemahasiswaan

yang berada di tingkat Perguruan Tinggi (PT) yang menjadi perwakilan tertinggi

mahasiswa. BEM menjadi wadah dari seluruh mahasiswa untuk mengembangkan

bakat dan kemampuan yang dimiliki agar menjadi mahasiswa yang memiliki

kekayaan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, dan agama.

BEM KM IPB (Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor) merupakan salah satu lembaga kemahasiswaan resmi yang ada

di Institut Pertanian Bogor. Lembaga kemahasiswaan merupakan tempat

berorganisasi bagi mahasiswa yang bertujuan untuk menyalurkan aspirasi dan

kreativitasnya. Selain BEM KM IPB, masih ada lembaga kemahasiswaan yang

lain, diantaranya adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Himpunan

Keprofesian (Himpro), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan BEM Fakultas.

BEM KM IPB pada awalnya bernama Senat Mahasiswa. Namun, pada

masa reformasi tepatnya Tahun 1998 namanya berubah. Dibandingkan dengan

lembaga kemahasiswaan lainnya BEM KM IPB memiliki posisi tawar atau

bargaining position yang cukup tinggi. Periode masa kerja BEM KM IPB adalah

satu tahun terhitung ketika presiden mahasiswa mulai dilantik. Setiap periode

masa kerja BEM KM IPB memiliki nama kabinet yang berbeda-beda. BEM KM

IPB Periode 2009-2010 memiliki nama kabinet GENERASI INSPIRASI.

Saat menjalankan program kerja organisasi, BEM KM IPB berlandaskan

pada ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Landasan itu adalah Garis-garis Besar

Haluan Kerja Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut

Pertartanian Bogor (GBHK BEM KM IPB), dan secara khusus tertuang dalam tata

kerja BEM KM IPB Periode 2009/2010. GBHK BEM KM IPB adalah suatu

haluan kerja pengembangan kemahasiswaan dalam garis-garis besar secara

menyeluruh dan berkesinambungan serta disusun secara terencana, terarah, dan

terevolusi. Hal ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi program kerja

BEM KM IPB untuk mengoptimalkan fungsi sebagai lembaga eksekutif

Page 49: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

35

mahasiswa. GBHK BEM KM IPB disusun berdasarkan AD/ART dan GBHO KM

IPB.

Arah dan kebijakan pengembangan kemahasiswaan BEM KM IPB antara

lain meliputi pengembangan sumber daya manusia, advokasi dan kesejahteraan,

pertanian, sosial dan politik, administrasi dan keuangan, komunikasi dan

informasi, hubungan dalam, hubungan luar, kewirausahaan, dan lingkungan

hidup. Arah dan kebijakan organisasi mengacu pada visi dan misi organisasi.

BEM KM IPB Kabinet Generasi Inspirasi memiliki visi yaitu, “Menjadikan BEM

KM IPB sebagai Wadah Perjuangan Mahasiswa yang Inspiratif dan Solutif dalam

Berkontribusi dan Mengabdi Bagi Almamater, Pertanian, dan Bangsa.” Misi BEM

KM IPB adalah sebagai berikut:

1. Membangun komunikasi yang baik dan hubungan yang sinergis dengan

seluruh lembaga kemahasiswaan IPB, serta seluruh konstituen dan stakeholder

BEM KM IPB.

2. Menjadikan BEM KM IPB sebagai motor pergerakan mahasiswa di tingkat

lokal, regional, dan berperan aktif dalam pergerakan mahasiswa nasional

dengan mengedepankan aspek intelektualitas dan moralitas.

3. Membangun budaya organisasi bersikap etik, berfikir analitik, dan bertindak

strategik dalam mewujudkan SDM yang mandiri dan kompeten.

4. Membangun budaya terampil dalam manajerial dan administrasi yang rapi.

5. Berperan secara aktif dalam meningkatkan prestasi dan softskill mahasiswa

IPB.

6. Meningkatkan program kepedulian sosial mahasiswa dan pemberdayaan

masyarakat dengan berbasiskan pertanian.

4.1.1. Sumberdaya Organisasi

BEM KM IPB adalah organisasi resmi terbesar di IPB yang melibatkan

partisipasi seluruh mahasiwa IPB yang terdiri dari berbagai macam fakultas dan

departemen. Untuk melaksanakan fokus kerja di atas, BEM KM IPB

membutuhkan sumberdaya yang memadai baik sumberdaya manusia maupun

sumberdaya yang lain, misalnya pendanaan dan tempat.

Page 50: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

36

Sumberdaya manusia yang tergabung BEM KM IPB sepenuhnya

ditentukan oleh pimpinan tertinggi BEM KM IPB. Pada masa kepengurusan BEM

KM IPB Periode 2009-2010 jumlah pengurusnya sebanyak 146 orang. Namun,

setelah setengah tahun masa keja ada dua orang anggota tidak tergabung kembali

menjadi pengurus BEM KM IPB, sehingga anggota pengurus secara keseluruhan

berjumlah 144 orang (Laporan Tengah Tahun BEM KM IPB, 2010). Dari 144

orang tersebut dibagi kedalam 13 bagian, yaitu 10 kementerian (Kementerian

Kebijakan Pertanian; Kementerian Kebijakan Nasional; Kementerian Kebijakan

Daerah; Kementerian Kebijakan Kampus; Kementerian Budaya, Olahraga, dan

Seni; Pengembangan Sumberdaya Manusia; Kementerian Pendidikan;

Kementerian Lingkungan Hidup; Kementerian Sosial Kemasyarakatan;

Kementerian Komunikasi dan Informasi), Biro Bisnis dan Kemitraan, IPB Social

Politic Center (ISPC), serta Badan Pengurus Harian (BPH).

Setiap kementerian dipimpin oleh seorang menteri dan dibantu oleh

sekretaris menteri. Namun, untuk kementerian kebijakan nasional dan kebijakan

kampus tidak memiliki sekretaris menteri. Oleh karena itu, tugas

pengadministrasian dikerjakan secara bersama-sama oleh anggota kementerian

tersebut. Biro Bisnis dan Kemitraan serta IPB Social Politic Center dipimpin oleh

seorang direktur dan dibantu oleh seorang sekretaris direktur. Dari 144 pengurus

terdapat 80 orang perempuan dan 64 orang laki-laki. Adapun perbandingan

jumlah pengurus berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 51: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

37

Tabel 2. Jumlah Pengurus BEM KM IPB Periode 2009-2010 Berdasarkan Jenis

Kelamin

No. Bagian

Jenis Kelamin

Total Laki-laki

(orang)

Perempuan

(orang)

1. Badan Pengurus Harian 2 5 7

2. Biro Bisnis dan Kemitraan 3 6 11

3. IPB Social Politic Center 4 3 7

4. Kementerian Kebijakan Pertanian 5 6 11

5. Kementerian Kebijakan Nasional 6 5 11

6. Kementerian Kebijakan Daerah 5 4 10

7. Kementerian Kebijakan Kampus 5 5 10

8. Kementerian Budaya, Olahraga, dan Seni 7 8 15

9. Kementerian Pengembangan Sumberdaya

Manusia 6 9 15

10. Kementerian Pendidikan 5 10 15

11. Kementerian Lingkungan Hidup 3 8 11

12. Kementerian Sosial Kemasyarakatan 5 7 12

13. Kementerian Komunikasi dan Informasi 6 4 10

Total 64 80 144

Sumber: Laporan Tengah Tahun BEM KM IPB 2010

Guna mengontrol dan mengetahui kinerja pengurus, BEM KM IPB

membuat indikator-indikator penilaian. Indikator-indikator penilain tersebut diberi

nama Indeks Prestasi Organisasi (IPO). IPO baru ada di kelembagaan mahasiswa

BEM KM IPB dan belum ada di kelembagaan mahasiswa lain di IPB serta BEM

KM IPB periode sebelumnya. Indikator-indikator penilaian tersebut meliputi

penilaian secara kuantitatif dan kualitatif.

Penilaian secara kuantitatif bertujuan untuk membangun budaya disiplin,

profesional, dan tanggungjawab. Indikator-indikatornya meliputi tiga hal, yaitu

kehadiran rapat (rapat kementerian, rapat kabinet, dan rapat lainnya di luar rapat

kementerian dan rapat kabinet namun masih dalam ruang lingkup rapat BEM

KM), kehadiran kegiatan BEM KM baik eksternal maupun internal, dan tugas

kementerian serta piket sekretariat.

Indikator-indikator penilaian secara kualitatif meliputi penilaian karakter,

kompetensi, dan penugasan personal. Aspek karakter yang dimaksud adalah sikap,

tingkah laku, nilai, dan segala sesuatu berkaitan dengan personal yang bersifat

observable (dapat diamati) dalam perilaku sehari-hari. Dan indikator-indikatornya

adalah disiplin, profesional, bertanggungjawab, kemauan untuk belajar, kemauan

Page 52: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

38

untuk berubah dan melakukan perubahan menjadi lebih baik, caring and emphaty

(perhatian dan empati), visioner, kerendahan hati, kejujuran, open mind, inisiatif,

dan team work. Aspek kompetensi adalah semua kemampuan, kecerdasan,

keahlian yang sifatnya dapat dipelajari dalam waktu singkat. Dan indikator-

indikatornya adalah knowledgable and skillfull (pengetahuan dan keahlian di

bidangnya), kemampuan berkomunikasi, relation (kemampuan membangun

jaringan), kritis, kemampuan berfikir strategis, kemampuan problem solving,

manajerial, kreatif, dan inovatif. Aspek ketiga yang dinilai secara kualitatif adalah

penugasan personal.

Kinerja seorang staf dalam kementerian tertentu akan dinilai oleh menteri

dan sekretaris di kementerian tersebut, sedangkan menteri dan sekretaris menteri

termasuk anggota BPH kinerjanya akan dinilai oleh pimpinan dan wakil pimpinan

tertinggi BEM KM IPB. Nilai akhir merupakan jumlah dari indikator penilaian

secara kuantitatif dan kualitatif. Batas minimal nilai akhir adalah kurang dari atau

sama dengan 40 (≤ 40). Nilai akhir dibagi menjadi dua, yaitu nilai akhir individu

dan nilai akhir kementerian. Periode Mei 2010 rata-rata nilai akhir individu

pengurus BEM KM IPB adalah 78,37 dan nilai rata-rata kementerian adalah 79,17

kecuali nilai pengurus BPH. Artinya, baik nilai akhir individu dan nilai akhir

kementerian pengurus BEM KM IPB sudah di atas batas minimal nilai akhir IPO.

Hasil penilaian tersebut pimpinan tertinggi, menteri, direktur ataupun

sekretaris menteri/direktur BEM KM IPB dapat mengambil tindakan untuk

menentukan kebijakan selanjutnya. Misalnya, ada seorang staf dari salah satu

kementerian yang nilainya (≤ 40), maka pimpinan tertinggi, menteri, direktur, dan

sekretaris menteri/direktur akan menegur dan memberikan pembinaan kepada staf

tersebut agar lebih meningkatkan kinerjanya. Pembinaan bisa berupa enrichment

(pengayaan). Staf yang kinerjanya kurang dalam suatu kementerian atau biro,

maka menteri dan sekretaris menteri atau direktur dan sekretaris direktur yang

akan menegur. Ketika menteri atau sekretaris menteri yang kinerjanya kurang,

maka pimpinan tertinggi BEM KM IPB sendiri yang akan menegurnya.

Sumberdaya lain yang dimiliki oleh BEM KM IPB adalah dana. Sumber

dana untuk menjalankan kegiatan-kegaitan BEM KM IPB ada dua yaitu dana IPB

Page 53: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

39

dan non-IPB (swadaya mahasiswa, sponsorsip, dan dana lain). Sekretariat BEM

KM IPB bertempat di gedung Student Center (SC).

4.1.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka yang mewujudkan pola tetap dari

hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja di BEM KM IPB, maupun

anggota-anggota yang menunjukkan kedudukan dan peranan masing-masing

dalam kebulatan kerjasama. Struktur organisasi BEM KM IPB pada Gambar 3

dapat menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan,

dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan

tanggung jawab, rentang kendali, dan sistem pimpinan organisasi.

Struktur organisasi BEM KM IPB mengandung informasi bahwa BEM

KM IPB merupakan organisasi legal tingkat perguruan tinggi yang menjadi wadah

aspirasi mahasiswa dan wadah untuk berkreasi baik di bidang akademik,

kepemimpinan, kewirausahaan, seni, budaya, olahraga, agama, dan sebagainya.

Struktur organisasi tersebut juga mengandung informasi mengenai bagian-bagian

BEM KM IPB. Bagian tertinggi BEM KM IPB adalah presiden mahasiswa yang

merupakan pimpinan tertinggi. Pimpinan tertinggi memimpin sekaligus

bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas BEM KM IPB. Pimpinan tertinggi

BEM KM IPB memiliki kedudukan yang berada pada kelompok manajerial

organisasi. Pimpinan tertinggi ini hanya ada satu orang yang dibantu oleh seorang

wakil yang disebut wakil presiden mahasiswa. Selain membantu pimpinan

tertinggi, tugas wakil presiden yang lain adalah mewakili atau mengganti presiden

mahasiswa dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Bersama lima orang lainnya, pimpinan tertinggi dan wakilnya di BEM

KM IPB masuk dalam bagian Badan Pengurus Harian (BPH). Kelima anggota

tersebut adalah Sekretaris Kabinet I, II, dan III serta Bendahara Kabinet I dan II.

Sekretaris Kabinet menjadi pusat administrasi BEM KM IPB. Bendahara Kabinet

menjadi pusat data keuangan BEM KM IPB. Bendahara Kabinet I dengan Biro

Bisnis dan Kemitraan terdapat garis putus-putus yang menandakan bahwa

terdapat koordinasi kerja antara kedua bagian tersebut.

Page 54: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

40

Bagian lain dari BEM KM IPB adalah Biro Bisnis dan Kemitraan dan IPB

Social Politic Center (ISPC). Biro Bisnis dan Kemitraan adalah bagian BEM KM

IPB yang menyokong kegiatan BEM KM IPB, karena biro ini memiliki tugas,

wewenang, dan kewajiban untuk mendirikan dan menjalankan bisnis melalui

badan usaha milik BEM KM sebagai bentuk pemberdayaan potensi

kewirausahaan mahasiswa dan sumber pemasukan dana BEM KM IPB serta

tugas-tugas lain yang berkaitan dengan aktivitas bisnis dan pengadaan dana bagi

BEM KM IPB.

Berbeda dengan Biro Bisnis dan Kemitraan, ISPC memiliki tugas,

wewenang, dan kewajiban untuk membantu pimpinan tertinggi dalam

merumuskan pola gerakan BEM KM IPB dan sinergisasi isu baik di tingkat lokal,

regional maupun nasional bersama dengan Kementerian Kebijakan Nasional,

Kementerian Kebijakan Daerah, Kementerian Kebijakan Kampus, dan

Kementerian Kebijakan Pertanian. Selain itu, ISPC juga mengadakan kajian

secara komprehensif dan long term serta memberikan rekomendasi kebijakan

mengenai berita dan isu politik serta kebijakan pemerintah di tingkat lokal,

regional, maupun nasional. Tugas lain dari ISPC adalah menjadi corong BEM

KM IPB untuk aktif dalam koordinasi dengan BEM-BEM Fakultas, Himpro, dan

lembaga kemahasiswaan yang lain untuk ikut bersama-sama mengkaji isu-isu dan

memberikan rekomendasi kebijakan.

Pada struktur organisasi BEM KM IPB dapat dilihat bahwa terdapat garis

putus-putus yang menghubungkan antara ISPC dan empat kementeriaan

(Kementerian Kebijakan Pertanian, Kementerian Kebijakan Nasional,

Kementerian Kebijakan Daerah, dan Kementerian Kebijakan Kampus). Garis

tersebut mengartikan bahwa terdapat koordinasi kerja antara ISPC dan keempat

kementerian tersebut. Hal ini sesuai dengan tugas, wewenang, dan kewajiban dari

ISPC. Dengan demikian, tugas, wewenang, dan kewajiban dari keempat

kementerian tersebut pada dasarnya adalah sama, yaitu mengadakan kajian dan

memberikan rekomendasi kebijakan mengenai berita dan isu-isu tetapi pada

tingkat yang berbeda. Misalnya, Kementerian Kebijakan Nasional membahas isu-

isu nasional, Kementeian Kebijakan Daerah membahas tentang isu-isu di tingkat

daerah Kabupaten/Kota Bogor, dan Kementerian Kebijakan Kampus membahas

Page 55: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

41

tentang isu-isu di tingkat kampus serta kementerian pertanian membahas tentang

isu-isu pertanian secara luas. Garis koordinasi kerja tersebut disebut garis “jak

mania”.

Kementerian lain yang mendukung berjalannya program kerja BEM KM

IPB adalah Kementerian Pengembangan Sumberdaya Manusia. Tugas pokok dari

kementerian ini adalah membantu pimpinan, khususnya Presma, Wapresma, dan

BPH dalam menjaga kesolidan antar pengurus BEM KM IPB. Program kerjanya

berorientasi pada peningkatan softskill mahasiswa, yang meliputi leadership,

entrepreneurship, komunikasi, jurnalistik, dan bidang-bidang lain yang terkait.

PSDM melakukan pembinaan internal bagi SDM BEM KM IPB untuk

meningkatkan dan memberdayakan karakter maupun kompetensi.

Kementerian Pendidikan menjalankan tugas dan wewenang yang berkaitan

tentang pendidikan. Kementerian Komunikasi dan Informasi menjaga arus

komunikasi baik dari dalam maupun dari luar organisasi serta mengelola media

center. Kementerian Lingkungan Hidup mengkaji atau berorientasi kerja tentang

lingkungan baik tingkat kampus maupun tingkat nasional. Kementerian Budaya,

Olahraga, dan Seni memiliki program-program kerja yang pada umumnya

berorientasi pada pengembangan minat bakat mahasiswa di bidang budaya,

olahraga, dan seni, sedangkan Kementerian Sosial Kemasyarakatan berorientasi

pada pengabdian masyarakat berbasiskan pertanian dalam arti luas.

Gambar 3 menunjukkan bahwa bentuk struktur organisasi BEM KM IPB

adalah segitiga, karena memiliki ciri-ciri: puncak segitiga (presiden mahasiswa)

merupakan kedudukan pimpinan tertinggi di BEM KM IPB. Struktur ini juga

menunjukkan tingkat kedudukan dibawah pimpinan tertinggi, yaitu para menteri,

sekretaris menteri, direktur, sekretaris direktur, dan anggota BPH. Kemudian

dibagian operasional atau bawah ada staf. Akan tetapi secara operasional bentuk

struktur organisai tersebut tidak selalu berbentuk segitiga dan bisa berbentuk yang

lain, karena hal ini bergantung situasi dan kondisinya.

Page 56: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

42

Gambar 3. Struktur Organisasi BEM KM IPB Periode 2009-2010

Sumber: BEM KM IPB 2010

Presiden Mahasiswa

Wakil Presiden Mahasiswa

Bendahara Kabinet I

Bendahara Kabinet II Sekretaris Kabinet I

Sekretaris Kabinet II

Sekretaris Kabinet III

KEMENTERIAN

Kebijakan

Nasional:

Menteri

Staf

Sosial

Kemasyarakatan:

Menteri

Sekretaris

Staf

Komunikasi

Informasi:

Menteri

Sekretaris

Staf

Biro Bisnis dan Kemitraan:

Direktur

Sekretaris Direktur

Staf

Kebijakan

Pertanian:

Menteri

Sekretaris

Staf

IPB Social Politic

Center:

Direktur

Staf

PSDM:

Menteri

Sekretaris

Staf

Kebijakan

Daerah:

Menteri

Sekretaris

Staf

Budaya,

Olahraga,

dan Seni:

Menteri

Sekretaris

Staf

Pendidikan:

Menteri

Sekretaris

Staf

Kebijakan

Kampus:

Menteri

Staf

Lingkungan

Hidup:

Menteri

Sekretaris

Staf

Page 57: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

43

4.2. Gambaran Umum Responden

Pengurus BEM KM IPB adalah responden dalam penelitian ini. Seperti

yang telah disinggung sebelumnya bahwa pengurus BEM KM dari berbagai

macam jurusan atau departemen dan angkatan yang berbeda, maka responden

dalam penelitian ini pun juga berasal dari jurusan dan angkatan yang berbeda.

Jumlah responden dalam penelitian adalah sebanyak 76 orang. Tabel 3 berikut

dapat memberikan informasi mengenai gambaran umum responden, yaitu

karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, bagian, dan jabatan.

Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Karakteristik

No. Karakteristik Kategori Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1. Umur (Tahun) 18 – 20 39 51,32

21 – 22 37 48,68

2. Jenis Kelamin Laki-laki 25 32,89

Perempuan 51 61,11

3. Bagian

BPH 5 6,58

Biro 5 6,58

Kementerian 66 86,84

4. Jabatan Pimpinan 21 27,63

Staf 55 72,27

Berdasarkan kelompok umur, umur responden dibagi menjadi dua yaitu

umur 18-20 tahun dan 21-22 tahun. Dari kedua kelompok umur tersebut dapat

diketahui bahwa umur responden adalah homogen. Persentase responden dalam

dua kelompok kategori umur adalah hampir sama (51,32% dan 48,68%). Hal ini

terjadi karena responden penelitian ini adalah mahasiswa IPB yang pada

umumnya berumur antara 18-22 tahun. Perbedaan yang terjadi umumnya hanya

disebabkan oleh usia mulai sekolah dan masuk IPB. Biasanya seseorang mulai

memasuki pendidikan dasar pada usia tujuh tahun, tetapi ada juga yang enam

tahun atau kurang. Begitu juga pada saat masuk IPB, ada yang langsung setelah

lulus SMA tetapi ada juga yang masuk pada tahun berikutnya.

Perbandingan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan

bahwa perempuan (61,11%) lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki (32,89%).

Hal ini terjadi karena jumlah populasi perempuan lebih banyak (80 orang)

dibandingkan dengan laki-laki (64 orang).

Page 58: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

44

Sejumlah 13 bagian di BEM KM IPB dikelompokkan menjadi tiga

kelompok besar yaitu, BPH, Biro (ISPC; Biro Bisnis dan Kemitraan), dan

Kementerian (Kebijakan Pertanian; Kebijakan Nasional; Kebijakan Daerah;

Kebijakan Kampus; Budaya, Olahraga, dan Seni; Pengembangan Sumberdaya

Manusia, Pendidikan, Sosial Kemasyarakatan, Komunikasi Informasi, dan

Lingkungan Hidup). Jumlah responden yang masuk dalam bagian BPH dan Biro

adalah sama, yaitu sebanyak lima orang atau sebanyak 6,58 persen, sedangkan

yang masuk dalam bagian kementerian adalah sebanyak 66 orang atau 86,84

persen. Pengurus BEM KM IPB yang masuk dalam bagian BPH secara

keseluruhan (kecuali pimpinan tertinggi dan wakilnya) sengaja dijadikan sebagai

responden karena lebih sering berkomunikasi dengan pimpinan tertinggi BEM

KM IPB. Sama halnya dengan pimpinan (menteri, sekretaris menteri, direktur,

dan sekretaris direktur atau sekretaris biro). Pimpinan yang menjadi responden

dalam penelitian ini lebih sedikit 27,63 persen dibandingkan staf. Secara hierarki

jumlah staf memang lebih banyak dibandingkan dengan pimpinan baik di

kementerian dan biro, karena staf yang menjalankan kegiatan BEM KM IPB

secara operasional.

Page 59: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

45

BAB V

GAYA KEPEMIMPINAN BEM KM IPB

Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan masing-masing untuk

mempengaruhi anggotanya. Ada empat gaya kepemimpinan, yaitu direktif,

konsultatif, partisipatif, dan delegatif. Perbandingan rata-rata skor untuk masing-

masing gaya kepemimpinan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Persentase dan Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan BEM KM IPB

No. Gaya

Kepemimpinan

Persentase (%) Rata-rata

*

Tidak Pernah Jarang Sering

1. Direktif 46,1 43,4 10.5 1,64

2. Konsultatif 6,6 32,9 60,5 2,54

3. Partisipatif 2,6 6,6 90,8 2,88

4. Delegatif 7,9 56,6 35,5 2,28

*) Rata-rata skor: 1,00-1,67 = rendah ; 1,68-2,35 = sedang ; 2,36-3,00 = tinggi

Pada organisasi BEM KM IPB gaya kepemimpinan yang paling sering

diterapkan adalah gaya kepemimpinan partisipatif dengan rata-rata skor 2,88.

Gaya kepemimpinan yang paling jarang digunakan adalah direktif. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor yang paling kecil, yaitu 1,64.

Kepemimpinan partisipatif di BEM KM IPB masih mengandalkan inisiatif

dari pimpinan daripada pihak anggota. Artinya, partisipasi anggota masih

tergantung pada ajakan pemimpin. Rata-rata skor pada Tabel 3 mengungkapkan

hal tersebut. Namun, tidak selalu pimpinan yang lebih aktif dibandingkan dengan

anggotanya.

Pemimpin BEM KM IPB menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif

karena telah memiliki kriteria seperti yang tertera pada Lampiran 1 Tabel 3. Nilai

rata-rata dari kelima kriteria skor gaya kepemimpinan partisipatif pimpinan BEM

KM IPB adalah 2,83. Nilai rata-rata tersebut paling besar dibandingkan dengan

nilai rata-rata skor dari kriteria gaya kepemimpinan yang lain. Secara berurutan

berdasarkan besarnya nilai skor kriteria tersebut meliputi: (1) menghormati dan

menghargai perasaan dan martabat anggotanya, (2) memberi motivasi kepada

anggotanya untuk melaksanakan pekerjaan, (3) mengajak berdiskusi anggotanya

guna memecahkan persoalan, (4) membuat anggotanya santai jika sedang

Page 60: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

46

bercakap-cakap dengannya, dan (5) memberikan kesempatan kepada anggotanya

untuk turut serta dalam membuat keputusan dan selalu berpegang pada keputusan

yang diambil dengan suara terbanyak.

Hasil wawancara dengan beberapa responden dan informan telah

menyebutkan bahwa pimpinan tertinggi BEM KM IPB memberikan kesempatan

kepada anggotanya untuk turut serta dalam membuat keputusan, akan tetapi ada

beberapa keputusan yang hanya diputuskan oleh pimpinan-pimpinan BEM KM

IPB saja (pimpinan tertinggi, wakil, BPH, menteri, sekretaris menteri, direktur,

dan sekretaris biro/sekretaris direktur). Hal ini disebabkan karena selain sulit

untuk mengumpulkan keseluruhan pengurus, keputusan tersebut merupakan suatu

hal yang penting. Hal ini menandakan bahwa pimpinan tertinggi BEM KM IPB

tidak selalu menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif, karena pada kondisi

tertentu menggunakan gaya kepemimpinan yang lain. Misalnya dengan para

pimpinan saat menjelaskan “Tupoksi” atau tugas pokok dan fungsi, pimpinan

BEM KM IPB menggunakan gaya kepemimpinan direktif atau konsultatif. Akan

tetapi, saat para pimpinan menterjemahkan “Tupoksi” dalam program kerja

pimpinan BEM KM IPB menggunakan gaya kepemimpinan delegatif atau

partisipatif.

Pada Lampiran 1 khususnya Tabel 1 menyebutkan mengenai indikator-

indikator gaya kepemimpian konsultatif. Indikator-indikator gaya kepemimpinan

konsultatif, yaitu: (1) membolehkan anggotanya ikut serta dalam membuat

keputusan, tetapi pimpinan tetap berhak menentukan keputusan terakhir, (2)

mendengarkan keluhan terhadap tugas yang anggotanya kerjakan, (3) menjelaskan

dan mengarahkan kepada anggotanya untuk meningkatkan pekerjaan jika kualitas

dan kuantitas hasil pekerjaan tidak memuaskan, (4) menjaga hubungan kerja yang

ramah, (5) memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk menyampaikan

idenya tentang keputusan yang telah dibuat. Indikator yang menyebutkan bahwa

pimpinan BEM KM IPB menjaga hubungan kerja yang ramah mendaatkan nilai

skor tertinggi, yaitu 2,94. Artinya, saat melaksanakan pekerjaan pimpinan mampu

menjaga hubungan kerja yang ramah dan baik dengan anggota.

Gaya kepemimpinan delegatif merupakan gaya kepemimpinan ketiga yang

diterapkan oleh pimpinan BEM KM IPB. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-

Page 61: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

47

rata skor sebesar 2,39 yang ditunjukkan dari Lampiran 1 Tabel 4. Indikator-

indikator gaya kepemimpinan delegatif meliputi: (1) memberikan kesempatan

yang luas kepada anggotanya untuk mengambil keputusan sendiri terhadap suatu

tugas, (2) mempercayakan tugas/pekerjaan sepenuhnya kepada anggotanya, (3)

membuat keputusan yang kurang tegas, (4) menerima semua ide-ide/saran-saran

dari anggotanya, dan (5) menugaskan pekerjaan tanpa banyak menghiraukan

pengalaman atau kemampuan anggotanya. Dari kelima indikator tersebut,

indikator yang menyebutkan bahwa pimpinan menerima semua ide-ide/saran dari

anggota adalah indikator yang mendapat nilai skor tertinggi (2,80). Artinya,

pimpinan menerima masukan ide/saran dari para anggota yang kemudian akan

ditindaklanjuti.

Selain menyebutkan mengenai indikator-indikator gaya kepemimpinan

partisipatif, konsultatif, dan delegatif, Lampiran 1 khususnya Tabel 1

menyebutkan mengenai gaya kepemimpinan direktif yang meliputi: (1) membuat

keputusan/memecahkan masalah tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan

anggotanya, (2) mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan

oleh anggotanya, (3) memberikan tugas kepada anggotanya tanpa menanyakan

terlebih dahulu kemampuan anggota mengenai tugas tersebut, (4) menghindari

hubungan sosial di luar pekerjaan/organisasi dengan anggotanya, dan (5)

mengawasi/mengontrol secara ketat semua tugas yang dikerjakan oleh

anggotanya. Gaya kepemimpinan direktif mendapatkan nilai rata-rata skor

terendah, yaitu 1,95. Indikator yang menyatakan bahwa pimpinan BEM KM IPB

mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan oleh anggotanya

merupakan kriteria yang paling sering diterapkan oleh pimpinan BEM KM IPB.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai skor 2,58. Artinya, pimpinan BEM KM IPB

mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan oleh anggota.

Penerapan gaya kepemimpinan untuk masing-masing kementerian atau

biro juga berbeda-beda. Misalnya, untuk Kementerian Kebijakan Kampus,

Kementerian Kebijakan Nasional, Kementerian Budaya, Olahraga, dan Seni

(BOS), Biro Bisnis dan Kemitraan serta (ISPC), pimpinan BEM KM IPB lebih

cenderung menerapkan gaya kepemimpinan direktif. Kementerian Kebijakan

Kampus menurut pimpinan tertinggi kegiatannya atau program kerjanya akan

Page 62: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

48

membawa nama baik kampus IPB dan BEM KM IPB sendiri di mata civitas

akemika IPB, sehingga membutuhkan kontrol secara langsung.

Kementerian Kebijakan Nasional program kerjanya mencakup isu

nasional, sehingga membutuhkan keputusan secara langsung dari pimpinan

tertinggi. Hal ini juga disebabkan karena pimpinan tertinggi tergabung dalam

anggota BEM SI (BEM Seluruh Indonesia) dan memegang jabatan sebagai

koordinator isu pangan nasional. Kementerian BOS memilliki kegiatan yang besar

dan membutuhkan dana yang besar, sehingga membutuhkan pengawasan dari

pimpinan tertinggi. Biro Bisnis dan Kemitraan dan ISPC adalah bagian BEM KM

IPB yang baru dibentuk untuk Periode 2009-2010, sehingga membutuhkan

penguatan dan pengawasan dari pimpinan BEM KM IPB. Kementerian Kebijakan

Pertanian, Kementerian Kebijakan Daerah, dan Kementerian Sosial

Kemasyarakatan, pimpinan BEM KM IPB cenderung menerapkan gaya

kepemimpinan delegaif. Hal ini disebakan karena anggota dalam kementerian

tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Gaya kepemimpinan partisipatif yang sering diterapkan oleh pimpinan

BEM KM IPB juga ditunjukkan ketika semangat anggota dalam melaksanakan

tugasnya atau menjalankan program kerjanya menurun, maka pimpinan tertinggi

memberikan dorongan atau motivasinya agar lebih bersemangat kembali dan

ketika berkomunikasi cukup akrab dengan anggotanya baik di bidang

keorganisasian ataupun non-keorganisasian.

Page 63: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

49

BAB VI

PROSES DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI BEM KM

IPB

6.1. Proses Komunikasi Organisasi

Proses komunikasi merupakan pertukaran materi melalui media dari

komunikator ke komunikan. Pada Tabel 5 berikut dapat memberikan informasi

mengenai proses komunikasi yang terjadi di BEM KM IPB. Tabel 5 tersebut

menunjukkan bahwa secara keseluruhan komunikasi yang terjadi di BEM KM

IPB sudah cukup aktif karena jika dilihat dari rata-rata skor yaitu sebesar 1,78.

Nilai skor tersebut berada dalam rentang kategori sedang.

Tabel 5. Rata-rata Skor Komnikasi Organisasi Berdasarkan Media dan Arah

Komunikasi

Rata-rata skor: 1,00-1,67 = rendah ; 1,68-2,35 = sedang ; 2,36-3,00 = tinggi

Menurut arah komunikasi, nilai skor tertinggi hingga terendah secara

berturut-turut adalah arah komunikasi diagonal, horizontal, ke bawah, dan ke atas.

Keempat arah komunikasi tersebut masuk dalam kategori komunikasi yang cukup

aktif, karena nilai skor masuk dalam kategori sedang.

Arah komunikasi diagonal paling banyak dilakukan oleh pengurus BEM

KM IPB, karena materi komunikasi di organisasi BEM KM IPB paling banyak

mengenai koordinasi kerja dan bertukar informasi mengenai isu-isu kebijakan,

misalnya yang terjadi antara ISPC dengan empat kementerian “jakmania”.

Dengan adanya koordinasi kerja tersebut, baik anggota maupun pimpinan dari

kementerian yang berbeda saling berkomunikasi untuk saling menyampaikan ide

No. Media Rata-rata Skor Berdasarkan Arah Komunikasi Rata-rata

Total Ke Bawah Ke atas Horizontal Diagonal

1. Tatap Muka 2,80 2,36 2,87 2,76 2,70

2. Telepon 1,45 1,44 1,70 1,91 1,63

3. SMS 1,94 1,75 2,61 2,47 2,19

4. Email 1,21 1,17 1,50 1,42 1,33

5. Laporan Tertulis 1,49 1,33 1,39 1,43 1,41

6. Papan

Pengumuman 1,61 1,28 1,28 1,42 1,40

Rata-rata total 1,75 1,56 1,89 1,90 1,78

Page 64: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

50

atau saran, meminta bantuan, bahkan bertukar informasi di luar keorganisasian.

Nilai skor untuk arah komunikasi diagonal adalah 1,90.

Arah komunikasi horizontal terjadi antar anggota atau antar responden

dalam strata yang sama (antara staf atau antar pimpinan dikementerian/biro). Arah

komunikasi horizontal cukup sering dilakukan oleh anggota BEM KM IPB. Hal

ini ditunjukkan dengan nilai skor yaitu sebesar 1,89. Komunikasi horizontal

memudahkan seorang anggota untuk berkomunikasi dengan santai, karena tanpa

adanya jarak atau rentang jabatan. Komunikasi horizontal juga memudahkan

anggota untuk mencari informasi yang tidak bisa atau sulit didapatkan dari para

komunikator yang ada di strata atas atau bawahnya. Saat berkomunikasi secara

horizontal para anggota biasanya menyampaikan rekomendasi atau saran,

meminta bantuan tentang pekerjaan, informasi di luar keorganisasian, dan

menyampaikan keluhan tentang pekerjaan.

Nilai skor untuk arah komunikasi ke atas masuk dalam kategori rendah

yaitu sebesar 1,56. Hal ini memberikan makna bahwa anggota jarang

berkomunikasi dengan pimpinan BEM KM IPB, karena anggota (staf) banyak

mencari informasi dari pimpinan di kementerian/biro atau sesama staf

dibandingkan langsung ke pimpinan BEM KM IPB. Selain itu, pimpinan tertinggi

BEM KM IPB telah mempercayakan kepada pimpinan di kementerian atau biro

masing-masing anggota untuk dapat mengatasi atau menyelesaikan masalah

masing-masing. Walau tidak menutup kemungkinan pimpinan tertinggi turun

langsung bersama anggota untuk menyelesaikan masalah, sedangkan untuk

pimpinan di kementerian atau biro sering berkomunikasi dengan pimpinan BEM

KM IPB. Materi yang biasanya disampaikan adalah saran, laporan pelaksanan

pekerjaan, rencana anggaran, keluhan terhadap pekerjaan, permintaan bantuan,

dan informasi di luar keorganisasian.

Berbeda dengan arah komunikasi ke atas, arah komunikasi ke bawah

memiliki rata-rata skor dalam kategori sedang, yaitu 1,75. Materi yang

disampaikan dari pimpinan tertinggi BEM KM IPB ke anggotanya berupa,

perintah/instruksi, pengarahan, peraturan, kebijakan, umpan balik/respon,

informasi di luar keorganisasian, dan evaluasi terhadap pekerjaan. Pimpinan

tertinggi BEM KM IPB telah memberikan kepercayaan kepada pimpinan di

Page 65: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

51

kementerian atau biro masing-masing anggota untuk melaksanakan program

kerja, keculi tugas pokok dan fungsi.

Menurut media komunikasi, media tatap muka memiliki nilai skor

tertinggi dibandingkan dengan media yang lain. Artinya, media tatap muka paling

banyak digunakan untuk menyampaikan materi komunikasi untuk semua arah

komunikasi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 yang menunjukkan nilai rata-rata

skor dari masing-masing arah komunikasi. Media komunikasi tatap muka paling

sering digunakan oleh pengurus BEM KM IPB karena baik pimpinan tertinggi,

pengurus BEM KM IPB dapat berkomunikasi secara langsung atau mendapat

respon langsung. Media ini dianggap sebagai media yang murah, karena tidak

mengeluarkan biaya.

Media SMS merupakan media yang cukup sering digunakan untuk

menyampaikan materi komunikasi di BEM KM IPB. Penggunaan media ini dirasa

murah dan tidak mengelurkan biaya yang mahal. Materi yang biasanya

disampaikan melalui media SMS adalah tentang keorganisasian, misalnya

informasi-informasi mengenai kegiatan rapat atau pelaksanaan program kerja

yang harus dihadiri oleh anggota BEM KM IPB. Media SMS tinggi

penggunaannya pada arah komunikasi horizontal dan diagonal dan rendah

penggunaannya pada arah komunikasi ke bawah dan ke atas.

Berbeda dengan media SMS, media telepon, email, laporan tertulis, dan

papan pengumuman penggunaannya jarang. Telepon jarang digunakan untuk

menyampaikan informasi untuk arah komunikasi ke bawah (dari pimpinan BEM

KM IPB ke anggota) dan ke atas (dari anggota ke pimpinan BEM KM IPB).

Namun, telepon cukup sering digunakan untuk arah komunikasi horizontal

(sesama anggota) dan diagonal (dari pimpinan atau anggota ke pimpinan atau

anggota dari kementerian atau biro yang berbeda). Hal ini disebabkan karena ada

beberapa kementerian atau biro yang melakukan progam kerja secara terkoordinir,

sehingga membutuhkan koordinasi kerja. Penggunaan media telepon untuk

berkomunikasi juga disebabkan karena para pengurus BEM KM IPB memiliki

provider yang berbeda, sehingga penggunaan media telepon jarang karena akan

mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Dan sebagai alternatif media komunikasi

Page 66: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

52

untuk arah horizontal dan diagonal selain tatap muka adalah SMS, karena media

ini murah.

6.2. Efektivitas Komunikasi

Efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi dalam organisasi BEM KM

IPB dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat tercapai tidaknya

tujuan organisasi. Tabel 6 berikut dapat memberikan informasi mengenai

perolehan rata-rata skor untuk masing- masing komponen efektivitas komunikasi

yang dapat menunjukkan sampai sejauh mana efektivitas komunikasi organisasi

yang terjadi di organisai BEM KM IPB.

Tabel 6. Persentase dan Rata-rata Skor Efektivitas Komunikasi Organisasi

No. Efektivitas Komunikasi

Organisasi

Persentase (%)

Rata-rata Tidak

Efektif

Kurang

Efektif Efektif

1. Pengertian 2,6 13,2 84,2 2,82

2. Kesenangan 11,8 27,6 60,5 2,49

3. Mempengaruhi Sikap 2,6 21,1 76,3 2,74

4. Hubungan Sosial yang Baik 11,8 22,4 65,8 2,54

5. Tindakan 1,3 15,8 82,9 2,82

Rata-rata total 2,68

Rata-rata skor: 1,00-1,67 = tidak efektif ; 1,68-2,35 = kurang efektif ; 2,36-3,00 = efektif

Perolehan rata-rata skor menunjukkan bahwa komunikasi yang terjadi di

BEM KM IPB sudah efektif. Karena nilai rata-rata skor dari kelima komponen

efektivitas komunikasi yang meliputi pengertian, kesenangan, mempengaruhi

sikap, hubungan sosial yang baik, dan tindakan sudah masuk kategori efektif.

Nilai rata-rata skor dari kelima komponen efektivitas komunikasi mulai dari yang

tertinggi hingga terendah secara berurutan adalah pengertian, tindakan,

mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik, dan kesenangan.

Pengertian dan tindakan memiliki nilai rata-rata skor tertinggi yaitu 2,82.

Hal ini disebabkan karena komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan tertinggi

BEM KM IPB berupa materi yang berkaitan dengan keorganisasian yang meliputi

perintah/instruksi, pengarahan, peraturan, kebijakan, umpan balik/respon, dan

evaluasi suatu pekerjaan. Anggota juga menyampaikan materi komunikasi yang

berkaitan dengan organisasi, misalnya menyampaikan rekomendasi/ ide-ide/saran,

Page 67: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

53

laporan pelaksanan pekerjaan, rencana anggaran, keluhan terhadap pekerjaan, dan

permintaan bantuan. Dengan demikian anggota menjadi mengerti kemudian

melaksanakan atau bertindak untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan. Walaupun

terkadang materi berupa non-keorganisasian juga sering disampaikan oleh

pimpinan BEM KM IPB.

Komunikasi yang terjadi di BEM KM IPB sudah efektif, namun masih

terdapat rata-rata skor yang rendah, yaitu komponen kesenangan, hubungan sosial

yang baik, dan mempengaruhi sikap. Dari hasil wawancara dengan beberapa

reponden menyebutkan bahwa mereka kurang nyaman dengan lingkungan kerja

BEM KM IPB, baik lingkungan secara fisik maupun tidak. Responden juga

memberikan penilaian bahwa yang kurang dari BEM KM adalah kurang

dijunjungnya rasa kekeluargaan, sehingga yang dilakukan hanya mengerjakan dan

menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai target dan sukses. Namun, kurang

memperhatikan bagaimana anggota bisa belajar, ingin belajar, dapat belajar

berkomunikasi, dan berhadapan dengan orang. Responden juga menambahkan

bahwa secara nilai mungkin BEM KM IPB sudah memenuhi syarat, tetapi nilai-

nilai sosial masih kurang.

Page 68: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

54

BAB VII

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN PROSES KOMUNIKASI

ORGANISASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

7.1. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi

Uji hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi

organisasi yang terjadi di BEM KM IPB menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi, sehingga hipotesis

yang pertama yang berbunyi “terdapat hubungan nyata antara gaya kepemimpinan

dengan terbentuknya efektivitas komunikasi organisasi” dapat diterima. Nilai

korelasi antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi yang terjadi di

organisasi BEM KM IPB ditampilkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Komunikasi

Organisasi

No.

Gaya

Kepemim-

pinan

Komponen Efektivitas Komunikasi Organisasi

Penger-

tian

Kesena-

ngan

Mempengaru-

hi Sikap

Hubungan

Sosial

yang Baik

Tinda-

kan

1. Direktif -.132 -.282* -.190 -.337** -.238*

2. Konsultatif .359** .310** .290* .166 .099

3. Partisipatif .235* .416** .399** .340** .120

4. Delegatif -.059 -.255* -.038 .002 -.128

Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05);

**berhubungan sangata nyata (p<0,01)

Tabel 7 mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang nyata dan sangat

nyata antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi organisasi.

Kasus-kasus hubungan nyata atau sangat nyata antara gaya kepemimpinan dengan

efektivitas komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Gaya kepemimpinan direktif berhubungan nyata dengan kesenangan dan

tindakan dan berhubungan sangat nyata dengan hubungan sosial yang baik.

Hubungan tersebut bersifat negatif, artinya jika gaya kepemimpinan direktif

diterapkan oleh pimpinan BEM KM IPB, maka kesenangan, hubungan sosial

yang baik, dan tindakan dari anggota berkurang. Artinya, anggota akan tidak

senang dengan lingkungan fisik dan non-fisik tempat kerja, hubungan sosial

Page 69: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

55

menjadi tidak baik, dan akhirnya tindakan atau kinerja akan menurun. Pada

dasarnya anggota tidak menginginkan kreativitas dan keinginannya terlalu

diatur atau didikte oleh pimpinan. Karena hal ini akan mematikan kreativitas

dan pada akhirnya akan berdampak pada menurunnya semangat atau motivasi

bekerja. Lebih lanjut akan berdampak pada menurunnya kinerja (tindakan)

dari anggota tersebut.

2) Hubungan nyata terjadi antara gaya kepemimpinan konsultatif dengan

mempengaruhi sikap. Hubungan sangat nyata terjadi antara gaya

kepemimpinan konsultatif dengan pengertian dan kesenangan. Sifat hubungan

antara gaya kepemimpinan konsultatif dengan ketiga komponen keefektivan

komunikasi tersebut adalah positif. Hal ini memberikan makna bahwa jika

pimpinan BEM KM IPB menerapkan gaya kepemimpinan ini, maka

pengertian anggota akan lebih mengerti, selain itu juga akan meningkatkan

kesenangan, dan mempengaruhi sikap anggota. Kepemimpinan konsultatif

adalah seorang anggota berkonsultasi dengan pimpinannya mengenai berbagai

masalah atau pekerjaan, tetapi pemimpin yang pertama memberikan inisiatif

untuk saling berdiskusi dan keputusan akhir mutlak ditangan pimpinan itu

sendiri. Penerapan gaya kepemimpinan ini penting jika masalah yang hendak

diselesaikan merupakan masalah penting. Saat pemimpin mengajak berdiskusi

akan terjadi komunikasi dua arah, maka akan menimbulkan pengertian dan

rasa senang bagi anggota. Lebih lanjut pemimpin akan mempengaruhi sikap

anggota.

3) Gaya kepemimpinan partisipatif berhubungan nyata dengan pengertian dan

berhubungan sangat nyata dengan kesenangan, mempengaruhi sikap, dan

hubungan sosial yang baik. Hal ini sejalan dengan penerapan gaya

kepemimpinan partisipatif oleh pimpinan tertinggi BEM KM IPB. Sifat

hubungannya adalah positif. Yang artinya akan menimbulkan pengertian,

kesenangan, mempengaruhi sikap, dan hubungan sosial yang baik jika gaya

kepemimpinan partisipatif diterapkan oleh pimpinan tertinggi BEM KM IPB.

Gaya kepemimpinan partisipatif menempatkan musyawarah sebagai jalan

untuk menyelesaikan masalah. Pengambilan keputusan dapat diambil secara

bergantian antara anggota dan pemimpin. Komunikasi yang terjadi sudah

Page 70: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

56

longgar yang memungkinkan seorang anggota dan pemimpin saling

mendapatkan feedback. Adanya hubungan timbal balik ini akan menyebabkan

terjadinya pengertian dari pihak anggota. Komunikasi dua arah juga

meningkatkan rasa senang anggota, mempengaruhi sikap, dan menciptakan

hubungan sosial yang baik.

4) Gaya kepemimpinan delegatif berhubungan nyata dengan kesenangan, sifat

hubungannya adalah negatif. Artinya, ketika pimpinan tertinggi menerapkan

gaya kepemimpinan ini, maka anggota tidak akan senang. Gaya

kepemimpimpinan delegatif merupakan gaya kepemimpinan dimana

pemimpin mendelegasikan tugas atau pekerjaan kepada anggotanya. Anggota

tidak senang jika pemimpin BEM KM IPB tidak terlibat atau mendampingi

anggota saat anggota melaksanakan program kerja. Artinya, pemimpin yang

tidak acuh atau tidak memberikan dukungan/motivasi terhadap anggota akan

menurunkan rasa senang anggota terhadap pekerjaan.

Kasus-kasus lainnya tidak terbukti berhubungan nyata dan tidak

menunjukkan korelasi yang berarti. Nilai koefisien korelasi yang sangat rendah

(< 0,2) menunjukkan bahwa tidak ada indikasi sama sekali korelasi diantara

variabel-variabel tersebut.

7.2. Hubungan Proses Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi

7.2.1. Hubungan Media Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi

Hasil analisis dengan menggunakan Spearman menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara proses komunikasi dengan efektivitas komunikasi,

sehingga hipotesis kedua “Terdapat hubungan nyata terhadap proses komunikasi

(media komunikasi) dengan efektivitas komunikasi organisasi” dapat diterima.

Tabel 8 memberikan informasi tentang nilai korelai antara media komunikasi

yang digunakan oleh pengurus BEM KM IPB dengan komponen-komponen

efektivitas komunikasi.

Page 71: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

57

Tabel 8. Hubungan Media Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi

No. Media

Komponen Efektivitas Komunikasi

Penger-

tian

Kesena-

ngan

Mempengaru-

hi Sikap

Hubungan

Sosial

yang Baik

Tindakan

1. Tatap muka .118 .222 -.022 .132 .017

2. Telepon .207 .263* .255* .183 .119

3. SMS .241* .277*

.077

.165

-.027

4. Email .095 .151 .188 .177 .110

5. Laporan

Tertulis .129 .086 .152 .132 .160

6. Papan

Pengumuman .060 .060 .146 .308** .233*

Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05);

**berhubungan sangata nyata (p<0,01)

Secara umum media kurang berhubungan dengan efektivitas komunikasi.

Tedapat tiga media yang berhubungan nyata dan sangat nyata dengan efektivitas

komunikasi. Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa terdapat hubungan nyata dan sangat

nyata antara media dengan efektivitas komunikasi oraganisasi. Kasus-kasus

hubungan nyata atau sangat nyata antara media komunikasi dengan efektivitas

komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Hubungan nyata terjadi antara media telepon dengan kesenangan dan

mempengaruhi sikap. Hubungan tersebut bersifat positif. Penggunaan media

telepon dapat meningkatkan kesenangan dan mempengaruhi sikap. Hal ini

disebabkan karena media telepon bersifat audio, sehingga bisa bersifat

persuasif atau ajakan. Oleh karena itu, media telepon dapat mempengaruhi

sikap.

2) Media SMS berhubungan nyata dengan pengertian dan kesenangan.

Hubungan tersebut bersifat positif. Berbeda dengan media telepon, media

SMS yang hanya bisa memberikan pemahaman, tapi tanpa mempengaruhi

sikap. Karena media SMS bersifat visual sehingga kurang bersifat persuasif.

Anggota yang mendapatkan sms akan mengetahui dan mengerti informasi apa

yang ditransmisikan. Selain mengetahui dan mengerti, anggota juga akan

senang.

3) Media papan pengumuman berhubungan sangat nyata dengan hubungan sosial

yang baik dan berhubungan nyata dengan tindakan. Hubungan tersebut

Page 72: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

58

bersifat positif. Media papan pengumuman biasanya berisi informasi-

informasi tentang keorganisasian, misalnya hasil rapat. Dengan membaca

papan pengumuman tersebut pengurus yang tidak mengikuti rapat masih bisa

mengetahui hasil rapat, sehingga anggota merasa masih dianggap ada. Dengan

demikian dengan adanya informasi yang ada dipapan pengumuman dapat

meningkatkan hubungan sosial yang baik dan pada akhirnya bisa

meningkatkan tindakan untuk melaksanakan program kerja.

7.2.2. Hubungan Arah Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi

Hasil analisis korelasi antara arah komunikasi dengan efektivitas

komunikasi menujukkan bahwa terdapat hubungan nyata antara arah komunikasi

dengan efektivitas komunikasi organisasi. Hasil korelasi antara arah komunikasi

dengan tingkat efektivitas komunikasi dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hubungan Arah Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi

No. Arah

Komponen Efektivitas Komunikasi

Penger-

tian

Kesena-

ngan

Mempengaruhi

Sikap

Hubungan

Sosial yang

Baik

Tindakan

1. Ke

Bawah .163 .273* .191 .231* .102

2. Ke Atas .054 .245* .153 .293* .207

3. Horizon-

tal .250* .252* .166 .073 .090

4. Diagonal .172 .128 .137 .006 .062

Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05)

Uji korelasi antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi

organisasi yang terjadi di BEM KM IPB menunjukkan bahwa terdapat hubungan

nyata antara arah komunikasi dengan efektivitas komunikasi, sehingga hipotesis

kedua yang berbunyi “terdapat hubungan nyata antara proses komunikasi (arah

komunikasi) dengan terbentuknya efektivitas komunikasi organisasi” dapat

diterima.

Kasus-kasus hubungan nyata atau sangat nyata antara arah komunikasi

dengan efektivitas komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 73: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

59

1) Arah komunikasi ke bawah berhubungan nyata dengan kesenangan dan

hubungan sosial yang baik dua komponen keefektivan komunikasi. Hubungan

tersebut bersifat positif. Artinya, jika pimpinan tertinggi BEM KM IPB

melakukan komunikasi ke bawah (ke anggota) maka akan meningkatkan

kesenangan dan membuat hubungan sosial yang baik, karena anggota merasa

diperhatikan tidak hanya dalam masalah organisasi tetapi juga diluar

organisasi.

2) Sama halnya dengan arah komunikasi ke bawah, arah komunikasi ke atas

berhubungan nyata dengan kesenangan dan hubungan sosial yang baik.

Hubungan tersebut bersifat positif. Adanya hubungan tersebut disebabkan

karena anggota berkomunikasi baik dengan pimpinan tertinggi BEM KM IPB

atau anggota hanya untuk mencari kesenangan dan hubungan sosial yang baik,

sehingga tidak berhubunan dengan pengertian, mempengaruhi sikap, dan

tindakan. Hal ini disebabkan juga karena pimpinan BEM KM IPB telah

mempercayakan kepada pimpinan di kementerian atau biro masing-masing.

3) Arah komunikasi horizontal berhubungan nyata dengan tingkat pengertian dan

kesenangan para anggota. Adanya hubungan nyata antara arah komunikasi

horizontal dengan pengertian mengartikan bahwa anggota lebih banyak

mencari tahu tentang informasi dari rekan sekerjanya dari pada langsung

kepada pimpinan BEM KM IPB atau pimpinan di kementerian atau biro

masing-masing. Demikian juga anggota akan mendapatkan kesenangan dari

rekan sekerjanya.

7.2.3. Hubungan Materi Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi

Uji korelasi antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas komunikasi

organisasi yang terjadi di BEM KM IPB menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara materi komunikasi dengan efektivitas komunikasi, sehingga hipotesis yang

kedua yang berbunyi “terdapat hubungan nyata antara proses komunikasi (materi

komunikasi) dengan terbentuknya efektivitas komunikasi organisasi” dapat

diterima. Terdapat 14 hubungan yang nyata antara materi komunikasi yang

disampaikan dengan efektivitas komunikasi organisasi yang terjadi di BEM KM

Page 74: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

60

IPB. Tabel 10 dapat mengungkapkan adanya hubungan nyata yang terjadi antara

materi komunikasi dengan efektivitas komunikasi.

Tabel 10. Hubungan Materi Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi

No. Materi

Komponen Efektivitas Komunikasi

Penger-

tian

Kesena-

ngan

Mempengaruhi

Sikap

Hubungan

Sosial yang

Baik

Tindakan

1. Perintah\

Instruksi .058 .237* .177 .101 .144

2. Pengarahan .122 .190 .185 .226* .159

3. Peraturan .204 .154 .152 .146 .061

4. Kebijakan .185 .136 .153 .124 .143

5. Umpan

Balik/Respon .228* .193 .234* .186 .114

6.

Informasi

Non-

Organisasi

.331* .250* .218 .204 .102

7. Evaluasi

Pekerjaan .177 .275* .173 .242* .199

8. Ide-Ide/Saran .152 .161 .071 .090 -.005

9.

Laporan

Pelaksanaan

Pekerjaan

.090 .032 .072 .230* .105

10. Rencana

Anggaran .007 .167 .219 .212 .237*

11.

Keluhan

Tentang

Pekerjaan

.094 .223 .179 .173 .184

12. Permintaan

Bantuan .218 .211 .271* .233* .251*

13. Koordinasi

Kerja .023 .200 .167 .270* .096

Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05);

Kasus-kasus hubungan nyata atau sangat nyata antara materi komunikasi

dengan efektivitas komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Materi perintah berhubungan nyata dengan kesenangan, artinya anggota yang

mendapatkan perintah atau instruksi dari pimpinan untuk melaksanakan tugas

dimana tugas atau pekerjaan tersebut merupakan hal yang membuat anggota

senang untuk melakukannya.

2) Materi pengarahan berhubungan nyata dengan hubungan sosial yang baik,

artinya anggota yang mendapatkan arahan oleh pimpinan, maka dapat

meningkatkan hubungan sosial yang baik.

Page 75: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

61

3) Materi umpan balik atau respon berhubungan nyata dengan pengertian dan

mempengaruhi sikap. Seorang anggota akan bertanya kepada pimpinan untuk

mencari pengertian, sehingga pimpinan akan memberikan umpan balik.

Dengan demikian umpan balik yang diberikan oleh pimpinan akan

menimbulkan atau meningkatkan pengertian. Lebih lanjut umpan balik

tersebut akan mempengaruhi sikap anggota untuk melaksanakan apa yang

disaran oleh pimpinan.

4) Materi non-keorganisasian berhubungan nyata dengan pengertian dan

kesenangan. Ketika pengurus berkomunikasi tentang non-keorganisasian,

maka suasana akan lebih santai. Pada saan itulah disisipkan tentang materi-

materi yang dapat menimbulkan pengertian anggota tentang materi

keorganisasian, selain itu juga dapat menimbulkan kesenangan anggota.

5) Materi evaluasi pekerjaan berhubungan nyata dengan kesenangan dan

hubungan sosial yang baik, karena anggota merasa diperhatikan sehingga

menimbulkan kesenangan dan hubungan sosial yang baik.

6) Laporan pelaksanaan pekerjaan berhubungan nyata dengan hubungan sosial

yang baik. Adanya laporan pelaksanaan pekerjaan dapat menumbuhkan

hubungan sosial yang baik, karena adanya hubungan saling membutuhkan

antar anggota agar mengetahui sampai sejauhmana pelaksanaan program

kerja.

7) Materi rencana anggaran berhubungan nyata dengan tindakan, yang artinya

dengan adanya anggaran tersebut akan meningkatkan tindakan. Anggota akan

termotivasi dengan adanya target atau rencana anggaran, karena akan

mengetahui sampai sejauhmana tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian,

anggota menjadi tergerak untuk melaksanakan program kerja.

8) Materi berupa permintaan bantuan berhubungan nyata dengan mempengaruhi

sikap, hubungan sosial sosial yang baik, dan tindakan. Artinya, jika anggota

meminta bantuan kepada anggota yang lain, maka akan mempengaruhi sikap

dan meningkatkan hubungan sosial, karena anggota merasa dibutuhkan dan

membutuhkan anggota yang lain. Adanya permintaan bantuan, maka akan

meningkatkan tindakan untuk anggota lebih termotivasi untuk melaksanakan

program kerja BEM KM IPB.

Page 76: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

62

9) Materi koordinasi kerja berhubungan nyata dengan hubungan sosial yang baik.

Hal ini menandakan bahwa adanya koordianasi kerja antar beberapa

kementerian atau biro di BEM KM IPB dapat menciptakan hubungan sosial

yang baik. Koordinasi kerja akan membuat anggota yang berbeda kementerian

dan biro dapat lebih akrab, sehingga tercipta hubungan yang harmonis.

Page 77: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

63

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin tertinggi organisasi

kemahasiswaan BEM KM IPB adalah partisipatif yang cenderung ke penerapan

gaya kepemimpinan konsultatif, karena pimpinan BEM KM IPB yang lebih

diandalkan atau yang pertama memberikan inisiatif. Penerapan gaya

kepemimpinan bergantung pada situasi tertentu dan berbeda di setiap kementrian.

Proses komunikasi organisasi yang terjadi pada organisasi BEM KM IPB

sudah cukup aktif. Menurut arah komunikasi, arah komunikasi diagonal

merupakan arah komunikasi yang sering terjadi. Menurut media, media tatap

muka adalah media yang paling banyak digunakan untuk menyampaikan materi

komunikasi untuk semua arah komunikasi, sedangkan media yang rendah

penggunaannya adalah telepon, email, laporan tertulis, dan papan pengumuman.

Komunikasi organisasi yang terjadi di dalam organisasi kemahasiswaan

BEM KM IPB sudah efektif, karena dari kelima komponen keefektivan

komunikasi (pengertian, tindakan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang

bak, dan kesenangan) sudah masuk kategori efektif. Pengertian dan tindakan

memiliki nilai skor tertinggi karena komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan

tertinggi BEM KM IPB berupa materi yang berkaitan dengan keorganisasi.

Gaya kepemimpinan berhubungan dengan efektivitas komunikasi, yaitu

pada hubungan antara gaya kepemimpinan direktif dengan kesenangan, hubungan

sosial yang baik, dan tindakan; gaya kepemimpinan konsultatif dengan

pengertian dan kesenangan, dan mempengaruhi sikap; gaya kepemimpinan

partisipatif dengan pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, dan hubungan

sosial yang baik; dan gaya kepemimpinan delegatif dengan kesenangan.

Proses komunikasi berhubungan dengan efektivitas komunikasi. Menurut

media, media komunikasi telepon dengan kesenangan dan mempengaruhi sikap,

media SMS dengan pengertian dan kesenangan, dan media papan pengumuman

dengan hubungan sosial yang baik dan tindakan. Menurut arah komunikasi, arah

komunikasi ke bawah dan ke atas dengan kesenangan dan hubungan sosial yang

Page 78: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

64

baik. Menurut materi komunikasi, materi komunikasi perintah, informasi non-

organisasi, dan evaluasi pekerjaan dengan tingkat kesenangan dan hubungan

sosial yang baik. Materi komunikasi berupa pengarahan, evaluasi pekerjaan,

laporan pelaksanaan pekerjaan, permintaan bantuan, dan koordinasi kerja dengan

tingkat hubungan sosial yang baik. Pesan komunikasi berupa umpan balik atau

memberikan respon dengan tingkat pengertian dan mempengaruhi sikap.

Terakhir, tindakan dengan rencana anggaran dan permintaan bantuan.

8.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diajukan beberapa saran sebagai

berikut:

1. BEM KM IPB sebaiknya lebih memanfaatkan media komunikasi secara

variatif atau tidak hanya menggunakan salah satu media komunikasi saja,

misalnya tatap muka, SMS, dan telepon agar informasi-informasi dapat

tersalurkan keseluruh anggota sehingga terbentuk komunikasi yang lebih

efektif.

2. BEM KM IPB sebaiknya lebih meningkatkan tidak hanya kuantitas program

unggulannya, tetapi juga kualitas dari program-program tersebut (dengan

adanya program kerja tersebut dapat meningkatkan hubungan sosial yang

harmonis, kekeluargaan, team work, komunikasi, dan saling membantu).

3. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai gaya kepemimpinan di seluruh

kelembagaan kemahasiswaan IPB terutama dalam hubungannya dengan

keefektivan komunikasi organisasi.

Page 79: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

65

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Retno Sri. 2001. Efektivitas Komunikasi Organisasi Pelaksana Program

Kredit Usaha Tani (Kasus di Kabupaten Cianjur). Tesis. Pascasarjana IPB

BEM KM IPB. 2010. Laporan Tengah Tahun BEM KM IPB 2010. Bogor

Cahayani, Ati. 2003. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: PT.

Gramedia Widiasara Indonesia

Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Pratek. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Goldberg, A.A., dan C.E Larson. 1985. Komunikasi Kelompok: Proses, Diskusi,

dan Penerapannya. Jakarta: UI Press

Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan

Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara

Hidayat, Nuryllah. 2005. Hubungan Antara Kepemimpinan dengan Efektivitas

Kerja Pegawai dalam Orrganisasi Pemerintah (Kasus Kecamatan

Citeureup Kabupaten Bogor). Skripsi. Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi

Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Kasim, Azhar. 1993. Pengukuran Efektivitas dalam Organisasi. Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Mardailis. 2007. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT.

Bumi Aksara

Masita. 2005. Peranan Komunikasi Organisasi dalam Mengefektifkan

Pelaksanaan Tugas pada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa

(LPM), Kasus Desa Babakan Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.

Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Mulyana, D. 1996. Konteks-konteks Komunikasi. Bandung: PT. Remadja

Rosdakarya

Purwanto, Djoko. 2004. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga

Raharja, Sam’un Jaja. 2005. Dimensi Manusia dalam Organisasi: Suatu Kajian

Teoritis dari Perspektif Manajemen Kualitas. Jurnal Sosiohumaniora

Universitas Padjadjaran, Vol 7, No.1, Maret 2005

Page 80: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

66

Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: CV. Remadja Rosdakarya

Saleh, Rusdi. 2009. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Pola Komunikasi

Organisasi dengan Pembentukan Modal Sosial (Kasus Organisasi

Kemahasiswaan BEM IPB). Skripsi. Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian

Bogor

Sari, Wina Puspita. 2005. Audit Komunikasi Sebagai Alat untuk Mengukur

Efektifitas dan Efisiensi Komunikasi dalam Suatu Organisasi. Diakses di

elmurobbie.files.wordpress.com/2009/02/audit-komunikasi.pdf, pada

tanggal 21 November 2009 pukul 9.48

Siagian, SP. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Singarimbun, Masri dan Sofian Efeendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta:

LP3ES

Thoha, Miftah. 1991. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

Wiriadihardja, H. Moeftie. 1987. Dimensi Kepemimpinan dalam Manajemen.

Jakarta: Balai Pustaka

Page 81: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

67

LAMPIRAN

Page 82: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

68

Tabel 1. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Direktif

No. Pernyataan Skor

1. Membuat keputusan/memecahkan masalah tanpa berkonsultasi

terlebih dahulu dengan anggotanya 1,90

2. Mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan

oleh anggotanya 2,58

3. Memberikan tugas kepada anggotanya tanpa menanyakan

terlebih dahulu kemampuan mereka mengenai tugas tersebut 1,71

4. Menghindari hubungan sosial di luar pekerjaan/organisasi

dengan anggotanya 1,22

5. Mengawasi/mengontrol secara ketat semua tugas yang

dikerjakan oleh anggotanya 2,32

Rata-rata 1,95

Tabel 2. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Konsultatif

No. Pernyataan Skor

1.

Membolehkan anggotanya ikut serta dalam membuat

keputusan, tetapi dia tetap berhak menentukan keputusan

terakhir

2,72

2. Mendengarkan keluhan terhadap tugas yang anggotanya

kerjakan 2,06

3.

Menjelaskan dan mengarahkan kepada anggotanya untuk

meningkatkan pekerjaan jika kualitas dan kuantitas hasil

pekerjaan tidak memuaskan

2,82

4. Menjaga hubungan kerja yang ramah 2,94

5. Memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk

menyampaikan idenya tentang keputusan yang telah dibuat 2,90

Rata-rata 2,69

Tabel 3. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Partisipatif

No. Pernyataan Skor

1.

Memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk turut

serta dalam membuat keputusan dan selalu berpegang pada

keputusan yang diambil dengan suara terbanyak

2,61

2. Mengajak berdiskusi anggotanya guna memecahkan

persoalan 2,85

3. Memberi dorongan/motivasi kepada anggotanya untuk

melaksanakan tugas/pekerjaan 2,88

4. Membuat anggotanya santai jika sedang bercakap-cakap

dengannya 2,84

5. Menghormati dan menghargai perasaan dan martabat

anggotanya 2,95

Rata-rata 2,83

Page 83: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

69

Tabel 4. Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan Delegatif

No. Pernyataan Skor

1. Memberikan kesempatan yang luas kepada anggotanya

untuk mengambil keputusan sendiri terhadap suatu tugas 2,75

2. Mempercayakan tugas/pekerjaan sepenuhnya kepada

anggotanya 2,71

3. Membuat keputusan yang kurang tegas 1,79

4. Menerima semua ide-ide/saran-saran dari anggotanya 2,80

5. Menugaskan pekerjaan tanpa banyak menghiraukan

pengalaman atau kemampuan anggotanya 1,91

Rata-rata 2,39

Page 84: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

70

Tabel 5. Korelasi Antara Proses Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi

No. Arah Materi Media

Keefektivan Komunikasi

Pengertian Kesenangan Mempengaruhi

Sikap

Hubungan Sosial yang

baik Tindakan

1. Ke Bawah

1. Perintah/instruksi

Tatap muka .009 .259(*) -.004 .012 .028

.938 .024 .971 .915 .808

Telepon .058 .227(*) .089 .040 .054

.621 .049 .443 .734 .642

SMS .100 .102 -.016 .028 -.069

.390 .379 .891 .808 .554

Email -.035 -.016 .066 .048 .065

.765 .890 .573 .679 .575

Laporan Tertulis .010 .139 .170 .013 .065

.932 .231 .143 .913 .575

Papan Pengumuman .088 -.091 .231(*) .170 .289(*)

.450 .432 .044 .143 .011

2. Pengarahan

Tatap muka .090 .103 .190 -.078 .199

.441 .374 .100 .505 .085

Telepon .141 .306(**) .125 .244(*) -.090

.225 .007 .281 .034 .437

SMS .002 .135 -.037 .224 -.008

.983 .246 .751 .052 .949

Email -.036 -.003 .041 .038 -.024

.754 .980 .727 .744 .834

Laporan Tertulis .016 .062 .064 .005 .102

.892 .595 .585 .964 .383

Papan Pengumuman .126 -.123 .051 .072 .156

.279 .290 .662 .539 .179

3. Peraturan

Tatap muka .111 .098 .114 -.013 .058

.339 .398 .327 .908 .618

Telepon .076 .196 .027 .203 -.071

.515 .089 .819 .079 .541

SMS .074 -.042 -.025 .231(*) -.068

.524 .719 .830 .044 .561

Email .107 .052 .251(*) .259(*) .205

.360 .656 .029 .024 .075

Laporan Tertulis .198 .217 .127 .098 -.035

.087 .060 .275 .402 .765

Papan Pengumuman .247(*) .062 .210 .087 .185

.031 .597 .068 .457 .109

4. Kebijakan Tatap muka .078 .120 .017 -.043 .125

Page 85: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

71

.501 .303 .884 .714 .283

Telepon .159 .177 .132 .189 .042

.170 .126 .256 .102 .716

SMS .119 .053 -.043 .160 -.068

.306 .647 .714 .166 .562

Email .116 -.075 .187 .118 .128

.319 .518 .106 .311 .271

Laporan Tertulis .105 .219 .265(*) .173 .025

.366 .058 .021 .134 .833

Papan Pengumuman .207 -.012 .208 .117 .139

.073 .921 .072 .316 .231

5. Umpan balik/respon

Tatap muka -.044 .222 .117 .128 .169

.707 .053 .315 .272 .145

Telepon .234(*) .121 .043 .059 -.002

.042 .297 .712 .613 .989

SMS .016 .169 -.046 .037 .029

.888 .144 .694 .750 .806

Email .140 -.011 .215 .161 .152

.228 .923 .062 .166 .188

Laporan Tertulis .066 .125 .180 .151 .019

.570 .282 .119 .194 .868

Papan Pengumuman .106 .050 .156 .174 .146

.361 .669 .179 .134 .210

6. Informasi non-organisasi

Tatap muka .020 .328(**) .218 .219 .168

.866 .004 .058 .057 .146

Telepon .202 .186 .105 .197 .031

.080 .108 .368 .087 .790

SMS .197 .195 .112 .279(*) .030

.089 .091 .334 .015 .798

Email .013 .104 .188 .192 .129

.915 .370 .104 .097 .268

Laporan Tertulis .056 .139 .229(*) .250(*) -.007

.634 .231 .047 .030 .955

Papan Pengumuman .148 .074 .211 .212 .191

.203 .526 .067 .066 .098

7. Evaluasi terhadap pekerjaan

Tatap muka .194 .453(**) .172 .334(**) .206

.093 .000 .136 .003 .074

Telepon .150 .143 .090 .268(*) .084

.195 .219 .440 .019 .469

SMS .236(*) .167 .073 .159 -.159

.040 .150 .533 .170 .170

Email .027 .138 .187 .275(*) .215

.818 .234 .106 .016 .062

Laporan Tertulis .000 .109 .123 .105 .031

Page 86: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

72

.999 .350 .290 .368 .793

Papan Pengumuman .193 .111 .136 .191 .209

.095 .339 .240 .099 .070

2. Ke Atas

1. Rekomendasi/ ide-ide/saran

Tatap muka .128 .155 -.010 .026 -.042

.270 .180 .933 .827 .716

Telepon .204 .238(*) .208 .209 .029

.077 .038 .071 .070 .803

SMS .143 .125 -.037 .077 -.001

.219 .282 .751 .511 .996

Email .091 .084 .175 .053 .118

.436 .469 .131 .651 .311

Laporan Tertulis .149 -.046 .038 -.074 -.053

.198 .693 .748 .527 .649

Papan Pengumuman .011 -.009 .093 .262(*) .205

.923 .942 .423 .022 .075

2. Laporan pelaksanan pekerjaan

Tatap muka .074 .115 -.041 .105 .010

.526 .322 .725 .369 .928

Telepon .093 .147 .063 .161 -.044

.422 .205 .586 .165 .708

SMS .087 .188 .072 .325(**) .103

.455 .104 .539 .004 .375

Email .078 .018 .000 .004 -.016

.501 .877 .999 .972 .894

Laporan Tertulis -.134 -.070 .098 .059 .018

.247 .546 .398 .613 .877

Papan Pengumuman .153 .027 .164 .146 .242(*)

.186 .816 .157 .208 .035

3. Rencana anggaran

Tatap muka .064 .169 .045 .092 .021

.581 .145 .701 .429 .855

Telepon .119 .107 .223 .196 .136

.304 .358 .053 .090 .240

SMS .061 .267(*) .191 .208 .147

.600 .020 .098 .072 .206

Email -.018 .028 .108 .204 .112

.879 .814 .353 .078 .334

Laporan Tertulis .123 .200 .126 .109 -.067

.290 .083 .280 .347 .566

Papan Pengumuman .153 -.024 .230(*) .272(*) .242(*)

.186 .840 .046 .018 .035

4. Keluhan tentang pekerjaan

Tatap muka .061 .095 -.021 .090 .088

.598 .417 .858 .441 .452

Telepon -.058 .154 .149 .219 -.021

.620 .183 .200 .057 .854

SMS .030 .388(**) .128 .292(*) .085

Page 87: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

73

.800 .001 .270 .011 .467

Email .008 .095 .177 .225 .144

.943 .415 .127 .051 .213

Laporan Tertulis .044 .097 .042 .083 -.009

.704 .404 .722 .478 .938

Papan Pengumuman .081 .010 .149 .233(*) .196

.489 .930 .199 .043 .090

5. Permintaan bantuan

Tatap muka .174 .164 .115 .171 .127

.132 .157 .321 .139 .273

Telepon .003 .299(**) .201 .191 .191

.982 .009 .082 .098 .099

SMS .119 .266(*) .099 .112 .204

.306 .020 .394 .334 .077

Email -.010 .150 .071 .109 .107

.930 .196 .542 .351 .359

Laporan Tertulis .066 .108 .093 .153 .081

.568 .355 .422 .188 .487

Papan Pengumuman .067 .006 .225 .273(*) .251(*)

.567 .959 .051 .017 .029

6. Informasi non-rganisasian

Tatap muka .167 .345(**) .014 .252(*) .009

.149 .002 .902 .028 .940

Telepon .064 .340(**) .282(*) .323(**) .201

.585 .003 .014 .004 .082

SMS .100 .343(**) .222 .315(**) .135

.388 .002 .054 .006 .244

Email -.013 .064 .104 .191 .095

.914 .580 .373 .099 .415

Laporan Tertulis .146 .084 .227(*) .277(*) .250(*)

.208 .470 .048 .015 .029

Papan Pengumuman .026 -.028 .114 .271(*) .180

.821 .809 .326 .018 .121

3. Horizontal

1. Rekomendasi/ide-ide/ saran

Tatap muka .144 .028 .040 .016 .019

.214 .808 .733 .892 .870

Telepon .227(*) .246(*) .102 -.004 -.017

.049 .032 .380 .974 .883

SMS .271(*) .228(*) .078 .103 -.012

.018 .047 .501 .377 .918

Email .267(*) .262(*) .212 .182 .053

.020 .022 .066 .115 .647

Laporan Tertulis .160 .054 .107 .085 .053

.166 .644 .358 .468 .652

Papan Pengumuman .108 .105 .209 .236(*) .287(*)

.354 .365 .070 .040 .012

2. Permintaan bantuan Tatap muka .197 .016 .118 .099 .082

Page 88: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

74

.088 .892 .308 .393 .483

Telepon .063 .112 .153 -.083 .110

.589 .337 .186 .476 .343

SMS .029 .067 .008 .040 .029

.802 .563 .944 .730 .804

Email .131 .208 .176 .123 .067

.261 .071 .128 .290 .564

Laporan Tertulis .206 .088 .141 .143 .047

.075 .451 .223 .217 .686

Papan Pengumuman .163 .039 .226 .274(*) .251(*)

.158 .737 .050 .016 .029

3. Informasi non-organisasi

Tatap muka .302(**) .093 -.057 .042 -.084

.008 .424 .624 .719 .469

Telepon .257(*) .160 .085 -.084 .011

.025 .168 .468 .471 .923

SMS .266(*) .069 -.032 -.089 -.069

.020 .555 .786 .446 .551

Email .157 .138 .116 .197 -.008

.177 .234 .317 .088 .946

Laporan Tertulis .183 .165 .124 .191 .034

.113 .155 .285 .098 .770

Papan Pengumuman .106 .037 .185 .238(*) .189

.363 .750 .109 .038 .103

4. Keluhan tentang pekerjaan

Tatap muka .043 .046 -.147 -.072 -.058

.710 .695 .205 .538 .620

Telepon .173 .181 .093 -.010 .043

.135 .118 .423 .932 .710

SMS .237(*) .018 -.051 .010 -.151

.039 .875 .661 .932 .192

Email .101 .095 .034 .139 .097

.383 .416 .773 .230 .406

Laporan Tertulis .173 .096 .191 .169 .095

.134 .411 .098 .144 .416

Papan Pengumuman .062 .064 .201 .296(**) .233(*)

.594 .582 .081 .009 .043

4. Diagonal

1. Rekomendasi/ide-ide/saran

Tatap muka .168 .046 .004 .028 -.076

.148 .691 .972 .813 .514

Telepon .233(*) .120 .177 .076 .106

.043 .301 .126 .517 .364

SMS .242(*) .152 .000 .029 .034

.035 .188 1.000 .801 .769

Email .051 .127 .098 .100 .019

.663 .273 .401 .392 .869

Laporan Tertulis .194 .178 .261(*) .260(*) .120

Page 89: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

75

.092 .124 .023 .023 .303

Papan Pengumuman -.172 .101 .096 .139 .168

.137 .387 .409 .230 .146

2. Permintaan bantuan

Tatap muka .153 .158 .071 .058 .044

.187 .172 .542 .618 .703

Telepon .172 .171 .239(*) .071 .047

.138 .141 .037 .543 .689

SMS .171 .224 .024 -.030 .005

.139 .052 .835 .800 .964

Email .170 .173 .252(*) .279(*) .226

.143 .134 .028 .015 .050

Laporan Tertulis .205 .156 .273(*) .277(*) .132

.076 .179 .017 .015 .256

Papan Pengumuman -.094 .170 .110 .181 .217

.417 .142 .344 .118 .060

3. Informasi non-organisasi

Tatap muka .389(**) .118 .108 -.021 -.132

.001 .311 .354 .858 .257

Telepon .274(*) .218 .223 .004 .008

.017 .059 .053 .973 .943

SMS .241(*) .153 .073 -.038 -.042

.036 .187 .532 .748 .718

Email .104 .140 .199 .242(*) .120

.370 .226 .085 .036 .303

Laporan Tertulis .177 .137 .283(*) .283(*) .213

.126 .239 .013 .013 .065

Papan Pengumuman .029 .155 .125 .180 .063

.807 .182 .282 .119 .589

4. Keluhan tentang pekerjaan

Tatap muka .073 .115 -.020 -.093 .020

.531 .325 .867 .422 .866

Telepon .168 .144 .173 .045 .006

.147 .214 .134 .698 .962

SMS .156 .068 -.059 -.055 -.057

.177 .562 .610 .639 .624

Email .062 .210 .152 .185 .168

.594 .069 .191 .110 .146

Laporan Tertulis .147 .184 .245(*) .216 .161

.205 .112 .033 .061 .166

Papan Pengumuman -.094 .022 .106 .266(*) .214

.421 .849 .361 .020 .063

5. Koordinasi kerja

Tatap muka .106 .085 .058 .101 .061

.362 .465 .617 .387 .601

Telepon .162 .276(*) .209 .078 .077

.161 .016 .070 .504 .508

SMS .078 .180 -.037 .106 .027

Page 90: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEEFEKTIVAN … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN . EFEKTIVITAS. KOMUNIKASI ORGANISASI (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM KM . IPB. Periode 2009-2010)

76

.502 .120 .753 .361 .816

Email .119 .139 .270(*) .250(*) .139

.307 .231 .018 .029 .229

Laporan Tertulis .095 .139 .212 .237(*) .199

.416 .230 .066 .039 .085

Papan Pengumuman -.134 .192 .161 .309(**) .253(*)

.247 .097 .165 .007 .028


Recommended