+ All Categories
Home > Documents > HUBUNGAN KELEBIHAN WAKTU KERJA DENGAN MOTIVASI DAN ...

HUBUNGAN KELEBIHAN WAKTU KERJA DENGAN MOTIVASI DAN ...

Date post: 30-Nov-2021
Category:
Upload: others
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
93
HUBUNGAN KELEBIHAN WAKTU KERJA DENGAN MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA PADA PERAWAT DI RUANG PERAWATAN INTENSIF RSUD A.W. SJAHRANIE SAMARINDA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh Gelar sarjana keperawatan OLEH : Amelia Sasmitha 17111024110126 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR 2019
Transcript

HUBUNGAN KELEBIHAN WAKTU KERJA DENGAN MOTIVASI DAN

DISIPLIN KERJA PADA PERAWAT DI RUANG PERAWATAN

INTENSIF RSUD A.W. SJAHRANIE SAMARINDA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh

Gelar sarjana keperawatan

OLEH :

Amelia Sasmitha

17111024110126

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2019

vi

MOTTO

“veriely, with every difficulty there is relief“ (Q.S. Al-

Insyirah: 5-6)

“There are no wrong people, only the wrong expression

and the wrong perception..”

“When you are able to love yourself deeply, you can be

kind to others..”

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah memberikan nikmat

kesehatan, kesempatan, dan nikmat iman kepada peneliti, atas Berkat

dan Rahmat-Nya lah sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan

Kelebihan Waktu Kerja dengan Motivasi dan Disiplin Kerja Pada

Perawat di Ruang Perawatan Intensif RSUD AW Sjahranie

Samarinda” dapat diselesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis masih banyak kekurangan

dan kesulitan, namun berkat bimbingan dari berbagai pihak maka skripsi

ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,

peneliti mengucapkan terima kasih kepada;

1. Prof. Dr. Bambang Setiaji selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Kalimantan Timur.

2. dr. David Hariadi Masjhoer, Sp.OT selaku Direktur RSUD AW

Sjahranie Samarinda

3. Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M.Kep Selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Kalimantan Timur.

4. Ns. Maridi M. Dirdjo, M.Kep selaku penguji II dan dosen pembimbing

dalam penyusunan skripsi ini, terima kasih atas bimbingan dan

motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi.

viii

5. Ns. Enok Sureskiarti, M.Kep selaku penguji I dalam skripsi penelitian

ini, terima kasih atas bimbingan dan motivasi yang diberikan selama

penyusunan skripsi.

6. Seluruh Dosen dan staf Akademik Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

7. Seluruh perawat di ruang perawatan intensif RSUD AW Sjahranie

Samarinda yang berkenan menjadi responden dalam penelitian.

8. Ayahanda Abdillah, ibunda Rasmiyani serta adik-adik ku tercinta

Adelia, Sandi dan Nabila yang telah memberi semangat dan

dukungan baik moral, material, dan spiritual.

9. Teman-teman seperjuangan Aliih Jenjang tahun 2017

10. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, semoga

Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang sesuai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

karena faktor keterbatasan yang ada dalam diri penulis. Oleh sebab itu

penulis mohon saran dan kritik yang membangun dan semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.

Samarinda, 2 Juli 2019

Amelia Sasmitha

ix

Hubungan Kelebihan Waktu Kerja dengan Motivasi dan Disiplin Kerja

pada Perawat di Ruang Perawatan Intensif

RSUD A.W. Sjahranie Samarinda

Amelia Sasmitha1, Maridi M. Dirdjo2, Enok Sureskiarti3

Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farmasi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

E-mail: [email protected]

Intisari

Lama waktu kerja adalah 7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari dan dengan ketentuan waktu

kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1( satu ) hari dan

14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu. Kelebihan waktu kerja (overtime work)

merupakan fenomena yang sudah sangat umum terjadi menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dalam dunia kerja. Perawat merupakan pemberi asuhan keperawatan yang

dalam kegiatan tersebut yang dilaksanakan tergantung dari kualitas dan kuantitas tenaga

perawat yang bertugas selama 24 (dua puluh empat) jam, sehingga kondisi ini menjadikan

perawat berada dalam kondisi sistem kerja shift yang terkadang mengalami kelebihan

waktu kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara kelebihan

waktu kerja dengan motivasi dan disiplin kerja perawat di ruang perawatan intensif

RSUD AW Sjahranie Samarinda. Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif korelasional

dengan pendekatan cross sectional. Menggunakan 103 responden perawat ruang intensif.

Penentuan sampel menggunakan teknik stratified proportional random sampling.

Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa univariat yaitu mengetahui

karakteristik responden, kelebihan waktu kerja, motivasi dan disiplin kerja. Analisa

bivariat menggunakan uji Pearson Product Moment untuk menganalisa hubungan

hubungan antara kelebihan waktu kerja dengan motivasi dan disiplin kerja perawat di

ruang perawatan intensif RSUD AW Sjahranie Samarinda. Hasil yang diperoleh frekuensi

jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan persentase 77,7% (80 responden),

ruangan terbanyak adalah ICU dengan 25 responden (24,3%), usia terbanyak adalah usia

25-35 tahun dengan 61 responden (59,2%) dan lama kerja nya adalah 1-7 tahun dengan

responden sebanyak 49 (47,6%). Berdasarkan kelebihan waktu kerja didapatkan rata-rata

nilai yaitu 44,18, motivasi dengan 133,55 dan disiplin kerja sebanyak 33,59. Hasil uji

Pearson Product Moment diperoleh p value kelebihan waktu kerja dengan motivasi kerja

yaitu 0,596>α(0,05), dan untuk kelebihan waktu kerja dengan disiplin kerja yaitu

0,008<α(0,05). Kesimpulannya tidak ada hubungan antara kelebihan waktu kerja dengan

motivasi kerja, namun kelebihan waktu kerja ada hubungan dengan disiplin kerja.

Kata Kunci: kelebihan waktu kerja, motivasi, disiplin kerja.

1 Mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur 2 Dosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur 3 Dosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

x

The Relationship of Overtime Work with Work Motivation and Dicipline

in Nurses in Intensive Care Room

RSUD AW Sjahranie Samarinda

Amelia Sasmitha1, Maridi M. Dirdjo2, Enok Sureskiarti3

Faculty of Health Science and Pharmacy, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

E-mail: [email protected]

Abstract

The working time is 7 (seven) hours in 1 (one) day and provided that overtime work can

only be done at most 3 (three) hours in 1 (one) day and 14 (fourteen) hours in 1 (one)

week . Overtime work is a very common phenomenon that happens to be an integral part

of the world of work. The nurse is the provider of nursing care in the activities carried out

depending on the quality and quantity of nurses on duty for 24 (twenty four) hours, so

that this condition makes nurses in a condition of shift work systems that sometimes

experience overtime work. This study aims to determine the relationship between

overtime work with motivation and work discipline of nurses in the intensive care room

at AW Sjahranie Hospital Samarinda. This type of research is quantitative correlational

with a cross sectional approach. Using 103 respondents in intensive care. Determination

of sample using stratified proportional random sampling technique. Data collection using

a questionnaire. Univariate analysis is to know the characteristics of respondents,

overtime, motivation and work discipline. Bivariate analysis uses the Pearson Product

Moment test to analyze the relationship between the overtime work and the motivation

and work discipline of nurses in the intensive care room at AW Sjahranie Hospital

Samarinda. The results obtained by the highest sex frequency were women with a

percentage of 77.7% (80 respondents), the most room was ICU with 25 respondents

(24.3%), the highest age was 25-35 years old with 61 respondents (59.2% ) and the

duration of work is 1-7 years with respondents as many as 49 (47.6%). Based on the

overtime work obtained the average value is 44.18, motivation with 133.55 and work

discipline as much as 33.59. Pearson Product Moment test results obtained p value

overtime work with work motivation which is 0.596> α (0.05), and for overtime work

with work discipline which is 0.008 <α (0.05). In conclusion, there is no relationship

between overtime work and work motivation, but the overtime work is related to work

discipline.

Keywords : Overtime Work, Motivation, Work Discipline

1 A Nursing student at Muhammadiyah University Of Kalimantan Timur

2 Nursing Lecturer at Muhammadiyah University Of Kalimantan Timur

3 Nursing Lecturer at Muhammadiyah University Of Kalimantan Timur

xi

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Judul ................................................................................... i

Surat Pernyataan Keaslian Penelitian .............................................. ii

Lembar Persetujuan Publikasi .......................................................... iii

Lembar Persetujuan .......................................................................... iv

Lembar Pengesahan .......................................................................... v

Motto ................................................................................................... vi

Kata Pengantar .................................................................................. vii

Abstrak ............................................................................................... ix

Daftar isi .............................................................................................. xi

Daftar Tabel ......................................................................................... xiv

Daftar Gambar .................................................................................... xv

Daftar Lampiran ................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 8

E. Keaslian Penelitian ................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Konsep Kelebihan Waktu Kerja

xii

a. Definisi Kelebihan Waktu Kerja ......................................... 12

b. Aturan Kelebihan Waktu Kerja ........................................... 13

c. Indikasi Kelebihan Waktu Kerja ......................................... 14

2. Konsep Motivasi Kerja

a. Definisi Motivasi Kerja ....................................................... 15

b. Tujuan Motivasi .................................................................. 16

c. Teori Motivasi ................................................................... 17

d. Indikator Motivasi .............................................................. 24

3. Konsep Disiplin Kerja

a. Definisi Disiplin Kerja ......................................................... 24

b. Jenis Disipli Kerja ............................................................... 25

c. Faktor Penilaian Disiplin Kerja .......................................... 26

d. Indikator Disiplin Kerja ...................................................... 26

4. Konsep Ruang Intensif

a. Definisi ruang intensif ........................................................ 27

b. Ruangan perawatan intensif ............................................. 28

B. Penelitian Terkait ...................................................................... 29

C. Kerangka Teori Penelitian ......................................................... 29

D. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 31

E. Hipotesis Penelitian ................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ............................................................... 33

B. Populasi Dan Sampel ................................................................. 34

xiii

C. Waktu Dan Tempat Penelitian ................................................... 37

D. Definisi Operasional .................................................................. 37

E. Instrumen Penelitian ................................................................. 41

F. Uji Validitas Dan Reliabilitas ...................................................... 42

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 44

H. Teknik Analisis Data .................................................................. 46

I. Jalannya Penelitian ................................................................... 52

J. Jadwal Penelitian ...................................................................... 53

K. Etika Penelitian ......................................................................... 53

BAB IV HASIL PENEILITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 56

B. Hasil Penelitian .......................................................................... 57

C. Pembahasan............................................................................... 62

D. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 70

B. Saran ........................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 74

xiv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Tabel Populasi perawat ....................................................... 34

Tabel 3.2 Tabel Definisi Operasional .................................................... 38

Tabel 3.4 Tabel Kisi-kisi Instrumen ..................................................... 41

Tabel 3.5 Tabel Jadwal Penelitian ...................................................... 53

Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi karakteristik Responden ............ 56

Tabel 4.2 Tabel Kelebihan Waktu Kerja .............................................. 57

Tabel 4.3 Tabel Motivasi Kerja ............................................................. 58

Tabel 4.4 Tabel Disiplin Kerja ............................................................. 59

Tabel 4.5 Tabel Analisa Bivariat ........................................................ 59

Tabel 4.6 Tabel Analisa Bivariat ........................................................ 62

xv

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Teori Maslow .................................................... 17

Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian ................................................ 30

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian ............................................ 31

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Peneliti ................................................................. 80

Lampiran 2 Kuisioner Sederhana ......................................................... 81

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Penjelasan Penelitian ....................... 83

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Responden ....................................... 84

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian .......................................................... 85

Lampiran 6 Lembar Konsul .................................................................. 92

Lampiran 7 Hasil SPSS ........................................................................ 96

Lampiran 8 Surat ................................................................................. 133

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

mendefinisikan bahwa Rumah Sakit adalah Institusi Pelayanan

Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat (Menkes RI, 2010). Merujuk pada Undang-Undang

tersebut, maka rumah sakit harus selalu beroperasi 24 jam serta dapat

memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan berkelanjutan untuk

masyarakat.

Menurut UU No.38 Tahun 2014 bahwa Pelayanan Keperawatan

adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat

Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau

masyarakat, baik sehat maupun sakit. Kemudian suatu pelayanan

perawatan yang prima perlu didukung oleh sumber daya manusia yang

memadai secara kualitas maupun kuantitas.

Perawat sendiri adalah seseorang yang telah lulus pendidikan

tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui

oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -

undangan yang berlaku sehingga pelayanan dan dedikasi perawat yang

2

diberikan kepada pasien mewajibkan perawat melaksanakan kerja

secara overtime, dimana perawat juga dituntut dapat memberikan

perawatan berkelanjutan selama 24 jam untuk membantu memenuhi

kebutuhan pasien secara komprehensif. (Kemenkes RI, 2017)

Kelebihan waktu kerja (overtime work) merupakan fenomena yang

sudah sangat umum terjadi pada setiap karyawan atau pegawai baik di

Indonesia maupun di luar negeri. Kelebihan waktu kerja (overtime work)

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam dunia kerja. Kelebihan

waktu kerja (overtime work) secara harfiah atau bahasa dapat diartikan

yang sama dengan lembur. Definisi tentang kelebihan waktu kerja atau

lembur yang ada masih berbeda-beda dan tidak konsisten. Studi yang

dilakukan oleh Merllie’ dan Paoli dalam Becker tahun 2004,

menunjukkan bahwa 20% dari karyawan bekerja, rata-rata jam bekerja

dalam seminggu mencapai lebih dari 44 (empat puluh empat) jam.

Berdasarkan beberapa para peneliti dapat didefinisikan bahwa

kelebihan waktu kerja atau lembur sebagai kelebihan waktu kerja

karyawan baik karena kewajiban, sukarela, diperintahkan, baik didalam

hari kerja maupun hari libur kerja atau jam kerja panggilan, baik

dibayar, atau tidak dibayar yang dihitung dengan melihat kerja per shift

atau perminggu.

Kelebihan waktu kerja adalah kerja yang dilakukan seseorang

perawat yang melebihi waktu kerja. Menurut Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, lama waktu

3

kerja adalah 7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari. Undang-undang

ketenagakerjaan, Pasal 78 ayat (1) butir(b) menyebutkan bahwa waktu

kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1(

satu ) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.

Kelebihan waktu kerja merupakan jumlah jam kerja yang melebihi 7

(tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam dalam seminggu untuk 6

(enam) hari kerja dengan satu hari libur atau 8 (delapan) dan 40 (empat

puluh) jam dalam seminggu untuk 8 (delapan) hari kerja atau waktu

kerja pada hari istirahat mingguan atau pada hari libur resmi yang

ditetapkan pemerintah (KEPMEN N0. 102/MEN/VI/2004).

RSUD AW Sjahranie Samarinda merupakan salah satu rumah sakit

yang menjadi pusat rujukan terbesar di Provinsi Kalimantan Timur yang

memberikan pelayanan 24 (dua puluh empat) jam dan tentunya

melibatkan seluruh tenaga medis maupun paramedis diantaranya

perawat. Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan secara

mandiri cenderung dilakukan di Instalasi Rawat Inap dan Ruang

Perawatan Intensif karena perawat lebih intens berinteraksi 24 (dua

puluh empat) jam dengan pasien. Kegiatan asuhan keperawatan yang

dilaksanakan tergantung dari kualitas dan kuantitas tenaga perawat

yang bertugas selama 24 (dua puluh empat) jam, sehingga kondisi ini

menjadikan perawat berada dalam kondisi sistem kerja shift yang

terkadang mengalami kelebihan waktu kerja (overtime work).

4

Secara umum perawat di ruang perawatan intensif di Rumah Sakit

memiliki tiga jadwal shift dengan upaya pembagian jadwal shift yang

digunakan untuk memenuhi pelayanan 24 (dua puluh empat) jam

sehari, 7 (tujuh) hari dalam seminggu untuk melakukan perawatan

pada pasien. Apabila perawat bekerja overtime, mereka sering bekerja

dalam jangka waktu yang lama perhari serta perminggu dan menurut

sensus Amerika Serikat tahun 2010 dalam Survei Sampel Nasional

(2008), 54% dari responden perawat bekerja lebih dari 39 (tiga puluh

sembilan) jam per minggu. Perawat sangat mungkin bekerja selama 12

(dua belas) jam menurut American Nurses Association (ANA) dalam

Bae tahun 2014. Kondisi ini menggambarkan perawat sudah bekerja

melebihi dari ketentuan waktu kerja, maka dianggap sebagai kelebihan

waktu kerja (overtime work).

Dampak dari kelebihan waktu kerja ini bermacam-macam. Salah

satunya dapat mempengaruhi kesehatan (seperti resiko hipertensi,

penyakit kardiovaskuler, gangguan muskuloskletal, infeksi kronis,

diabetes, kelelahan, stress, depresi) yang menyebabkan seseorang

mengalami absensi kerja atau ijin sakit (Dembe, et al 2004). Absensi ini

merupakan bagian dari ketidakdisiplinan yang perlu mendapat

perhatian karna dapat menimbulkan kerugian baik dari segi materi

maupun dari system manajemen yang berlaku. Ketidakhadiran perawat

mengakibatkan hilangnya waktu kerja untuk menyelesaikan tugasnya

dan menyebabkan tugas menjadi terbengkalai. Secara tidak langsung

5

produktivitas pekerja untuk jangka waktu tertentu menjadi berkurang

sehingga secara tidak langsung akan menimbulkan kerugian bagi rekan

kerja maupun rumah sakit tersebut. Namun di lain sisi, bekerja lembur

atau overtime works juga bisa menjadi menyenangkan dengan berkerja

lembur yang berkualitas tinggi dengan hasil positif termasuk kesehatan

psikolognya, motivasi kerja yang tinggi serta kepuasan dalam bekerja

(Beckers, 2004).

Hasil pengamatan peneliti terhadap perawat di ruang

perawatan intensif, mereka sering pulang tidak tepat waktu, jam kerja

dalam sehari bisa lebih dari 7 jam karena aplusan yang terlalu lama

ataupun ada pasien gawat maupun baru di akhir jam kerja atau jam

dinas. Perawat yang bekerja melebihi waktu kerja semangat (motivasi)

kerja mereka tetap tinggi salah satunya karna mendapatkan uang

tambahan dan untuk kedisiplinan, perawat di ruang perawatan intensif

banyak yang datang tepat waktu namun pulang belum tentu tepat

waktu.

Dari 14 responden wawancara informal di ruang perawatan

intensif, saat ditanya tentang jumlah jam kerja perhari adalah 7 jam,

sekita 57% mengatakan tidak setuju. Selanjutnya, sebanyak 77%

mengatakan tidak setuju jam kerjanya adalah 40 jam perminggu. Tetapi

saat ditanya tentang apakah jam kerja suda melebihi ketentuan, hanya

35% yang menyatakan setuju. Saat ditanya tentang persepsi mereka

terhadap kelebihan waktu kerja ini, sebanyak 100% menyatakan tidak

6

setuju lembur merupakan kewajiban perawat, sebanyak 63%

menyatakan tidak setuju lembur merupakan perintah, sebanyak 70%

menyatakan tidak setuju lembur adalah kegiatan sukarela. Dikatakan

alasan lembur karna aplusan terlalu lama sebanyak 63% menyatakan

setuju. Adapun alasan lainnya karna pasien gawat atau visite dokter

maupun pasien baru diakhir jam kerja sebanyak 92% menyatakan

setuju. Sekitar 92% responden perawat menyatakan merasa kurang

nyaman karna lembur.

Saat ditanya tentang motivasi perawat, sekitar 85%

mengatakan setuju. Namun sebanyak 71% menyatakan kurang

bersemangat menghadapi pekerjaan yang menyita waktu terlalu lama,

tetapi saat ditanya tentang tanggapan tentang ‘semangatnya dinas pagi

dihari senin’ sekitar 64% menyatakan setuju. Untuk pertanyaan

ketepatan waktu datang sebanyak 78% menyatakan mereka datang

tepat waktu, namun untuk pulang tepat waktu hanya sekitar 21% saja

yang menyatakan setuju.

Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mencari tau hubungan kelebihan waktu kerja dengan

motivasi dan disiplin kerja pada perawat di ruang perawatan intensif di

RSUD AW Sjahranie Samarinda.

7

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan kelebihan waktu kerja dengan motivasi dan

disiplin kerja pada perawat di ruang perawatan intensif RSUD Abdul

Wahab Sjahranie Samarinda ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kelebihan waktu kerja terhadap

motivasi kerja dan disiplin kerja pada perawat di ruang perawatan

intensif RSUD AW Sjahranie Samarinda.

2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin, usia, ruangan dan dalam bekerja.

b. Menggambarkan kelebihan waktu kerja pada perawat di ruang

perawatan intensif RSUD AW Sjahranie Samarinda.

c. Menggambarkan motivasi kerja pada perawat di ruang perawatan

intensif RSUD AW Sjahranie Samarinda.

d. Menggambarkan disiplin kerja pada perawat di ruang perawatan

intensif RSUD AW Sjahranie Samarinda.

8

e. Menganalisis hubungan kelebihan waktu kerja dengan motivasi

kerja pada perawat di ruang perawatan intensif RSUD AW Sjahranie

Samarinda.

f. Menganalisis hubungan kelebihan waktu kerja dengan disiplin kerja

pada perawat di ruang perawatan intensif RSUD AW Sjahranie

Samarinda.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik

a. Bagi Institusi Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Kalimantan Timur (UMKT)

Memperkaya informasi studi mengenai konsep dan teori

yang menyokong perkembangan ilmu keperawatan, khususnya

yang terkait mengenai hubungan kelebihan waktu kerja dengan

motivasi dan disiplin kerja pada perawat di ruang perawatan

intensif RSUD AW Sjahranie Samarinda.

b. Bagi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Sebagai bentuk aplikasi ilmu keperawatan di dunia kerja

khususnya mengenai motivasi kerja dan disiplin kerja perawat

selama bekerja melebihi jam kerjanya di lingkungan Rumah

Sakit sehingga menambah kelimuan dalam profesi

keperawatan.

9

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Rumah sakit

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama

dalam bidang keperawatan sebagai pemberi pelayanan

keperawatan, khususnya dalam manajemen keperawatan.

Sebagai bahan masukan yang dapat disampaikan kepada

RSUD AW Sjahranie Samarinda agar dapat memfokuskan

pengawasan kepada perawat yang bekerja melebihi waktu

kerjanya di ruang perawatan intensif untuk selalu

memperhatikan aspek kesehatan dan kesejahteraan

perawatnya.

b. Bagi perawat

Menambah pengetahuan dalam upaya meningatkan

kualitas personal perawat sebagai pemberi pelayanan.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan atau sumber data bagi penelitian

selanjutnya dalam pengembangan penelitian tentang

pengaruh kelebihan waktu kerja terhadap motivasi dan disiplin

kerja pada perawat di ruang rawat inap dan ruang intensif

RSUD AW Sjahranie Samarinda.

10

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian oleh Beckers dkk tahun 2004 berjudul Working Overtime

Hours: Relations with Fatigue, Work Motivation and the Quality of

Work di Belanda dengan metodologi penelitian statistik deskriptif

dan menggunakan simple random sampling pada 8000 orang

diambil dari total angkatan kerja Belanda. Menggunakan prevalansi

kerja lembur dan asosiasi antara lembur dan tuntutan pekerjaan,

variasi pekerjaan, keputusan lintang, kelelahan, motivasi kerja diteliti

melalui statistic deskriptif. Peneliti menggunakan MANCOVA

(kovariat: usia, jenis kelamin, tingkat gaji) untuk membandingkan

enam subkelompok kelelahan-lembur sehubung dengan motivasi

kerja dan karakteristik pekerjaan.

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu dari sampel yang berjumlah

103 perawat di ruang perawatan intensif, menggunakan metode

kuantitatif. cross sectional dengan teknik sampling yang digunakan

yaitu stratified proporsionate random sampling, dan uji statistiknya

menggunakan Pearson Product Moment. Penelitian ini di lakukan di

RSUD AW Sjahranie Samarinda khususnya di ruang perawatan

intensif.

2. Penelitian oleh Sutrisnoputri dkk tahun 2018 berjudul Hubungan

Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja dengan Kinerja Perawat di

Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang. Jenis penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

11

dengan pendekatan cross Sectional yang subyeknya hanya

diobservasi sekali. Adapun cara pengambian menggunakan total

sampling dengan responden yang diteliti adalah perawat rawat inap

berjumlah 80 orang. Analisa dalam yang digunakan dalam

penelitiannya adalah Chi Square. Perbedaan dengan penelitian ini

yaitu dari sampel yang berjumlah 103 perawat di ruang perawatan

intensif, menggunakan metode kuantitatif. cross sectional dengan

teknik sampling yang digunakan yaitu stratified proporsionate

random sampling, dan uji statistiknya menggunakan Pearson

Product Moment. Penelitian ini di lakukan di RSUD AW Sjahranie

Samarinda khususnya di ruang perawatan intensif.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Konsep Kelebihan Waktu Kerja (Overtime Work)

a. Definisi Kelebihan Waktu Kerja (Overtime Work)

Kelebihan Waktu Kerja (Overtime Work) menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dalam dunia kerja. Kelebihan waktu

kerja (overtime work) adalah kerja yang dilakukan seseorang /

perawat yang melebihi waktu kerja.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, lama waktu kerja adalah

7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari.

Menurut American Nurses Association (ANA) dalam Bae

tahun 2014, perawat sangat mungkin bekerja selama 12 (dua

belas) jam. Kondisi ini menggambarkan perawat sudah bekerja

melebihi dari ketentuan waktu kerja, maka dianggap sebagai

kelebihan waktu kerja (overtime work).

Di Indonesia ketentuan kerja overtime diatur oleh

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Tenaga

Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

(KEP.102/MEN/VI/2004) yang menyebutkan bahwa kelebihan

13

waktu kerja (overtime work) merupakan jumlah jam kerja

yang melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam

dalam seminggu untuk 6 (enam) hari kerja dengan satu hari

libur atau 8 (delapan) dan 40 (empat puluh) jam dalam

seminggu untuk 5 hari kerja atau waktu kerja pada hari istirahat

mingguan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan

pemerintah.

b. Aturan Kelebihan Waktu Kerja (Overtime Work)

Penetapan waktunya ditentukan oleh pemerintah. Jam

Kerja bagi para pekerja diatur pula dalam Undang-Undang

No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal

77 sampai dengan pasal 85.

Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan setiap

pengusaha / instansi untuk melaksanakan ketentuan jam kerja.

Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem, yaitu:

1) Tujuh (7) jam kerja dalam 1 (satu) hari atau 40 (empat

puluh) jam kerja dalam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam)

hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

2) Delapan (8) jam kerja dalam 1 (satu) hari atau 40 (empat

puluh) jam kerja dalam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari

kerja dalam 1 (satu) minggu.

14

Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan

batasan jam kerja yaitu 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu)

minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja tersebut,

maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai kelebihan

waktu kerja (overtime work) sehingga pekerja berhak atas upah

kelebihan waktu kerja (overtime work).

Di dalam Undang _ undang ketenagakerjaan, Pasal 78 ayat

(1) butir (b) menyebutkan bahwa waktu kerja lembur hanya

dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1(satu) hari

dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.

c. Indikator jam kerja lembur

Menurut Wickramasinghe dalam Mutiah tahun 2018, jam

kerja lembur dapat dijabarkan dalam tiga indikator yaitu :

1). Bekerja pada waktu yang panjang bahkan sampai

dengan malam hari

Bekerja lebih lama dari jam kerja normal karena adanya

pekerjaan yang harus diselesaikan dengan beban kerja

dan waktu deadline

2). Bekerja pada waktu-waktu tertentu (akhir bulan, akhir

tahun dan hari libur resmi)

Mengharuskan pegawai untuk bekerja lebih lama pada

waktu tertentu saat dibutuhkan

15

3). Membawa pekerjaan kantor ke rumah

Membawa pekerjaan kantor apabila tugas belum

terselesaikan.

2. Konsep Motivasi Kerja

a. Definisi

Sebagai seorang perawat rasanya tidak lepas bila kita

berkerja tanpa adanya hasrat/motif atau motivasi. Motivasi

merupakan sebuah dorongan yang muncul dari dalam diri

seseorang yang akan mengarahkan tindakan seseorang

dengan tujuan mencapai suatu hasil yang diinginkan (Cahyani

dkk 2016). Motivasi juga dapat diartikan sebagai pemberian

kegairahan bekerja kepada pegawai. Dengan pemberian

motivasi dimaksudkan pemberian daya perangsang kepada

pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja

dengan segala daya dan upayanya (Manullang, dalam Prabu

2005)

Menurut Agus (2013), mendefinisikan motivasi adalah

sebagai keadaan dimana usaha dan kemauan keras seseorang

diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil tertentu. Hasil-hasil

yang dimaksud bisa berupa : produktifitas maupun kehadiran.

Menurut Sukma (2014) yang mengutip dari G.R Tery (1993),

motivasi adalah keinginan internal seseorang yang dapat

16

merangsangnya untuk melakukan sesuatu atau sebagai alasan

seseorang berprilaku ataupun cara seseorang bertindak

b. Tujuan Motivasi

Menurut Wijono dalam Agus tahun 2013, tujuan motivasi dalam

manajemen organisasi adalah

1. Untuk mengubah perilaku bawahan sesuai keinginan

pimpinan

2. Untuk meningkatkan kegairahan kerja perawat

3. Untuk disiplin pegawai

4. Untuk menjaga kestabilan pegawai

5. Untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai

6. Untuk meningkatkan prestasi pegawai

7. Untuk mempertinggi moral pegawai

8. Untuk meningkatkan rasa tanggung jawab pegawai pada

tuas-tugasnya

9. Untuk meningkatkan produktivitas dan efisien

10. Untuk memperdalam kecintaan pegawai terhadap

perusahaan

11. Untuk memperbesar partisipasi pegawai terhadap

perusahaan

17

c. Teori motivasi

Ada beberapa teori motivasi yaitu :

1. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Need Hirarchy

Theory)

Maslow menyatakan setiap manusia memiliki kebutuhan

dari yang paling dasar hingga tertinggi atau pada

pertumbuhan fisiologis sampai aktualisasi diri (Wizaksana,

2012)

Aktualisasi Diri

Penghargaan

Social

Keamanan

fisiologis

Gambar 2.1 Hirarki Maslow

2. Teori ERG Alderfer (Alderfer ERG Theory)

Teori kebutuhan dari Maslow sebelumnya yang telah di

modifikasi oleh Alderfer menjadi tiga kebutuhan mendasar

(Wizaksana, 2012), yaitu :

a. Eksistensi

Dalam hal ini dapat dipenuhi oleh tunjangan,

pembayaran dan kondisi kerja yang aman dan nyaman

18

b. Persaudaraan

Berhubungan dengan kebutuhan memiliki dan dapat

dipenuhi dengan hubungan sosial

c. pertumbuhan

seperti pada teori Maslow yang paling tinggi yaitu

aktualisasi diri, dapat dipenuhi dengan pencarian dan

pengembangan personal.

3. Teori Motivasi Berprestasi David McClelland (Achievement

Theory)

Teori dari McClelland terdiri dari tiga dorongan kebutuhan,

yaitu :

a. Kebutuhan akan berprestasi

Kebutuhan seseorang untuk mencapai kesuksesannya,

sehingga mengarahkan tingkah launya untuk mencapai

prestasi.

b. Kebutuhan berafriliasi

Kebutuhan seseorang untuk bersosialisasi dengan

orang lain, sehingga mengarahan tingah lakunya untuk

membangun hubungan atau relasi dengan orang lain.

19

c. Kebutuhan kekuatan

Kebutuhan seseorang untuk menjadi dominan

pengontrol atau mempengaruhi sebuah situasi ataupun

orang lain.

4. Teori motivasi Herzberg (Herzerberg’s Two Factors

Motivation theory) yang menyatakan bahwa seseorang

dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi dua factor

yang merupakan kebutuhan, yaitu (Sukma, 2014) :

a. Motivator factor

Motivator factor berhubungan dengan aspek-aspek

yang terkandung dalam pekerjaannya itu sendiri.

Berhubungan dengan job content atau aspek intrinsic

dalam pekerjaan, factor-faktor yang termasuk di

dalamnya ialah :

1) Achievement (keberhasilan)

Setiap orang tentu menginginkan suatu

keberhasilan dalam melakukan sesuatu. Karna

ketika seseorang berhasil pada suatu waktu,

keberhasilan ini akan menggerakkannya untuk

berhasil juga di waktu-waktu selanjutnya. Kebutuhan

ini adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan

20

menggunakan potensi optimal untuk mencapai

keberhasilan atau prestasi kerja. Seseorang dengan

keinginan berhasil sebagai suatu kebutuhan akan

mendorong diri nya sendiri untuk mencapai apa yang

diinginkannya tersebut.

2) Recognition (pengakuan)

Penghargaan atau pengakuan terhadap kerja

seorang pegawai berprestasi perlu diberikan sebagai

acuannya untuk lebih berprestasi lagi kedepannya.

Pengakuan bisa saja melalui bentuk cinderamata

atau bonus danatau keikutsertaan merka dalam

pengambilan keputusan. Dengan begitu pegawai

akan merasa bahwa pendapat mereka didengar.

3) Work it self (pekerjaan itu sendiri) \

Menurut Herzberg merupakan motivasi untuk

pegawai berforma tinggi. Yang mana pekerjaan akan

memberikakn perasaan telah mencapai sesuatu,

pekerjaan yang menarik maupun tugas yang

memberikan tantangan bagi pegawai merupakan

factor motivasi karna keberadaanya.

4) Responbility (tanggung jawab)

Menurut Flippo dalam Sukma, tanggung jawab

merupakan kewajiban untuk melaksanakan fungsi-

21

fungsi yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya.

Setiap pegawai ingin dipercaya memegang tanggung

jawab yang lebih besar dari yang lain. Tanggung

jawab bukan hanya tentang pekerjaan namun juga

kepercayaan yang diberikan sebagai orang yang

berpotensi. Semua orang ingin diakui sebagai orang

yang memiliki potensi, dengan pengakuan ini maka

akan menimbulkan rasa percaya diri dan siap

memikul tanggung jawab.

5) Possibility of growth (kemungkinan berkembang)

Menurut Nawawi dalam Sukma, dalam suatuu

lingkungan pekerjaan, merupakan salah satu hak

pegawai untuk mengetahui kejelasan tentang

pengembangan karir mereka di masa depan. Entah

memberi kesempatan mengikuti pelatihan atau

pendidikan di luar atau pada pendidikan yang lebih

tinggi. Pengembangan karir dapat juga diperoleh dari

penilaian kinerja secara objektif. Hal ini juga berguna

untuk menarik dan menjaga agar para pegawai

menjadi lebih bertalenta

22

6) Advancement (kesempatan untuk maju)

Setiap pegawai tentunya menghendaki

perubahan dalam pekerjaannya untuk lebih baik

terutama posisi yang lebih baik.

Jika ada kesempatan bagi setiap pegawai untuk

dipromosikan berdasarkan asas keadilan dan

objektivitas, maka para pegawai akan terpacu

semangatnya untuk bekerja dengan giat sehingga

menjadi pegawai berprestasi yang dapat membuat

sasaran Rumah Sakit tercapai secara optimal.

b. Hygiene factor

Hyegiene factor merupakan factor yang berada

disekitar pekerjaan, berhubungan dengan job context

atau aspek ektrinsik dari pekerjaan. Factor-faktor yang

termasuk didalamnya ialah :

1). Wages or Salaries (gaji)

Gaji merupakan imbalan seseorang setalah

bekerja. Gaji umumnya berupa uang. Jika gaji yang

diterima sesuai dengan harapan pegawai, maka

pegawai akan bekerja secara baik dan bersungguh-

sungguh.

2). Working Condition (kondisi kerja)

23

Kondisi kerja yang aman, nyaman maupun

tenang tentunya akan mendukung produktifitas dari

pegawai itu sendiri.

3). Interpersonal relation (hubungan antar pribadi)

Manusia sebagai mahluk social yang tak lepas

dari hubungan social, baik di tempat kerja maupun di

luar. Hubungan harmonis antara pegawai dengan

atasan maupun pegawai dengan pegawai lainnya

tentu akan menciptakan suasana harmonis sehingga

suasana kerja tidak membosankan dan membuat

pegawainya merasa menjadi bagian penting dalam

mencapai sebuah tujuan.

4). Company policy and administration (kebijakan

perusahaan dan pelaksanaannya)

Keterpaduan antara pimpinan dan pegawainya

merupakan suatu keutuhan untuk mencapai sebuah

tujuan. Didalamnya tentu memerlukan komuniasi dua

arah sehingga berbagai kebijakan yang diambil

bukan hanya keinginan satu pihak saja tetapi

merupakan esepaatan dari semua anggotanya.

5). Supervision technical (teknik pengawasan)

Pengawasan merupakan tindakan nyata dan

paling efektif yang akan membantu peningkatan

24

produktivitas melalui penyelenggaraan kerja yang

baik, penyampaian petunjuk atau standar

operasional maupun perlengapan yang memadai

serta dukungan-dukungan lainnya.

d. Komponen motivasi

Indikator motivasi yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teori Herzberg diatas.

3. Disiplin Kerja

a. Definisi

Dapat dikatakan juga disiplin kerja adalah kesadaran dan

kesediaan seseorang mentaati semua peraturan serta norma

yang berlaku (hasibuan dalam Sanjaya, 2015). Menurut Rivai

tahun 2010, disiplin merupakan tanggung jawab seseorang

terhadap tugas-tugasnya.

Disiplin adalah peraturan yang dilakukan dengan tegas dan

ketat yang apabila dilanggar maka terdapat sanksi kepada

siapapun yang melanggar. Sanksi sebaiknya dilaukan secara

keras dan mutlak tidak ada tawar menawar di dalamnya.

(siagian dalam Fakhrurrazi, 2012). Disiplin juga dapat dikatakan

sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, mematuhi serta

taat pada peraturan yang berlaku. (Sastrowiryo dalam Sukma,

2014)

25

b. Jenis-jenis Disiplin Kerja

Menurut G.R Terry dalam Sukma tahun 2014, disiplin kerja

dapat timbul dari diri sendiri dan dari perintah, yang terdiri dari :

1) Self Inposed Dicipline, merupakan disiplin yang timbul dari

diri sendiri. Disiplin ini muncul karena terpenuhinya

kebutuhan dan perasaan menjadi bagian dari suatu

organisasi sehinga secara sukarela menaati peraturan yang

berlaku.

2) Command Dicipline, discipline yang ini timbul karena ada

paksaan, perintah, hukuman serta kekuasaan.

Terdapat empat perspektif daftar yang menyangkut disiplin

kerja menurut Rivai dalam Fakhruzzi tahun 2012, yaitu :

1) disiplin retributive yaitu berusaha menghukum orang yang

berbuat salah

2) disiplin korektif yaitu berusaha membantu karyawan untuk

mengkoresi perilaunya yang kurang tepat

3) perspetif hak-hak individu yaitu usaha untuk tetap

memperoleh hak-hak dasar individu selama tindakan

disipliner

4) perspektif utilitarian yaitu berfokus kepada penggunaan

disiplin hanya pada saat konsekuensinya lebih besar dari

dari dampak negatif nya

26

c. Faktor dalam penilaian disiplin kerja

Menurut Setiawan dan Waridin dalam Fakhrurrazi tahun

2012 faktor dalam penilaian disiplin kerja ialah :

a. Kualitas kedisiplinan kerja, meliputi datang dan pulang tepat

waktu, pemanfaatan waktu dalam melaksanakan tugas dan

kemampuan mengembangkan potensi diri

b. Kuantitas pekerjaan meliputi volume keluaran dan kontribusi

c. Kompensasi yang diperlukan meliputi : saran, arahan atau

perbaikan

d. Lokasi tempat kerja atau tempat tinggal

e. Konservasi meliputi penghormatan terhadap aturan dengan

eberanian untuk selalu melakuan pencegahan terjadinya

tindakan yang bertentangan dengan aturan.

d. Indikator Disiplin Kerja

Indikator disiplin menurut Sinungan dalam Fakhruzzi tahun

2012 yaitu :

1) Absensi

Yaitu pendataan kehadiran pegawai

2) Sikap dan perilaku

Yaitu tingkat penyesuaian diri dalam melaksanakan tugas

27

3) Tanggung jawab

Hasil atau konsekuensi atas tuga-tugas yang telah

diserahkkan kepadanya

4. Ruang perawatan intensif

a. Definisi

Menurut KEMENKES RI th 2012 ruang perawatan intensif

merupakan bagian tak terpisahkan dari rumah sakit dengan

kategori pelayanan kritis, selain bedah dan gawat darurat.

Ruang perawatan intensif merupakan salah satu pelayanan dari

rumah sakit, pelayanan instensif sendiri adalah pelayanan

khusus untuk pasien dengan keadaan yang mengancam jiwa

sehingga membutuhkan perawatan yang komprehensip dan

observasi terus-menerus atau 24 jam. (MURTI, 2009).

Ruang perawatan intensif merupakan ruang perawatan

khusus untuk pasien dengan kondisi gawat yang memerlukan

peralatan bantuan hidup dan tenaga medis khusus. Pasien

yang dirawat merupakan pasien gawat dengan harapan hidup

yang tinggi, tidak disarankan untuk perawatan pasien gawat

dengan harapan hidup yang rendah seperti pasien dengan

tumor ganas, pasien dengan gagal organ tubuh stadium akhir,

atau pasien dengan usia sangat tua. Intensive care unit

memiliki peralatan bantuan hidup seperti ventilator (alat bantu

28

napas), monitor tanda vital, dan penggunaan alat medis khusus

lainnya.

b. Ruangan perawatan intensif

Yang termasuk ruang perawatan intensif menurut web RSUD

AW Sjahranie Samarinda adalah :

1. Intensive Care Unit (ICU)

Merupakan ruangan perawat intensif untuk pasien dewasa

2. Intensive Cardiac Care Unit (ICCU)

Merupakan ruangan perawatan intensif untuk pasien kasus

jantung

3. Pediatric Intensive care Unit (PICU)

Merupakan ruang perawatan intensif untuk pasien anak

4. Neonatus Intensive Care Unit (NICU)

Merupakan ruang perawatan intensif untuk pasien bayi baru

lahir hingga usia 28 hari

5. High Care Unit (HCU)

Merupakan ruang perawatan semi intensif dengan

pemantauan tanda vital tanpa alat bantu napas (ventilator)

29

B. Penelitian Terkait

1. Penelitian oleh Beckers dkk tahun 2004 berjudul Working Overtime

Hours: Relations with Fatigue, Work Motivation and the Quality of

Work di Belanda menunjukan hasil bahwa sebagian besar pekerja

nya bekerja melebihi waktu kerjanya. Pada penelitian ini tida

ditemukan hubungan umum antara jam lembur dengan kelelahan.

Sebaliknya, pola asosiasi antara lembur, kualitas kerja dan motivasi

kerja menunjukkan bahwa pekerja lembur dalam sampel mereka

adalah karyawan dengan karakter yang relatif baik

2. Penelitian oleh Sutrisnoputri dkk tahun 2018 berjudul Hubungan

Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja dengan Kinerja Perawat di

Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang. Menunjukkan bahwa

persentase responden yang mempersepsikan disiplin kerja kurang

baik lebih besar daripada yang mempersepsikannya baik. Disebutan

adanya hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja perawat inap,

namun tidak ada hubungan antara lingkungan kerja dengan kinerja

kerna perawat rawat inap.

30

C. Kerangka Teori Penelitian

Kerangka berpikir dapat diperoleh melalui pemikiran dasar teori yang

digunakan peneliti. Dasar teori melalui buku, jurnal, ataupun sumber

data lain. Bentuk kerangka berpikir tidak selalu berupa kalimat, bisa

berupa diagram atau table (Donsu, 2017).

Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian

Kelebihan waktu

kerja adalah jumlah

jam kerja yang

melebihi 7 jam

sehari untuk enam

hari kerja dalam

menyelesaikan

pekerjaannya atau

melebihi waktu

kerja normal

Menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, lama waktu kerja

adalah 7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari.

dengan indicator sebagai berikut 1. Bekerja dengan

waktu yang panjang

2. Bekerja pada waktu-waktu tertentu

3. Membawa pekerjaan ke rumah

Motivasi sebagai pemberian kegairahan bekerja kepada

pegawai.

Teori-teori Motivasi

1. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

2. Teori ERG Alderfer 3. Teori Motivasi

McClelland 4. Teori Motivasi dua factor

Herzberg

Dengan indikator sebagai berikut

1. Motivasi factor a. Prestasi atau

keberhasilan b. Kesempatan untuk

maju c. Pekerjaan itu sendiri d. Kemungkinan untuk

berkembang e. Pengakuan f. Kemungkinan untuk

berkembang 2. Hygiene factor

a. Gaji b. Kondisi kerja c. Hubungan antar

pribadi (rekan maupun atasan)

d. Kebijakan perusahaan

e. Teknik pegawasan atau keamanan

Disiplin kerja adalah

kesadaran dan

kesediaan seseorang

mentaati semua

peraturan serta

norma yang berlaku

Faktor yang mempengaruhi :

a. Kualitas kedisiplinan kerja

b. Kuantitas pekerjaan c. Kompensasi yang

diperlukan d. Lokasi tempat kerja

atau tempat tinggal e. Konservasi

Dengan indicator sebagai berikut :

a. Absensi b. Sikap – perilaku

c. Tanggung jawab

31

Motivasi Kerja

(Var. Dependen)

Disiplin Kerja

(Var. Dependen)

Kelebihan Waktu Kerja

(Var. Independen)

D. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka berpikir yang baik, mampu menjelaskan secara runtut dan

teoritis. Hal penting dalam poin ini adalah menghubungkan antara

variabel independen dan variabel dependen (Donsu, 2017)

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara. Hipotesis

sebagai pernyataan tentative antara satu variabel, dua variabel atau

lebih. Setiap melakukan hipotesis, ada dua kemungkinan jawaban

yang disimbolkan “H” untuk melihat apakah ada pengaruh atau

hubungan antara variabel terikat atau bebas. Dua kemungkinan

tersebut sebagai jawaban berdasarkan teori dan penelitian

sebelumnya (Donsu, 2017). Hipotesis dibagi dua, yaitu:

32

1) Hipotesis (Ha1)

Ada hubungan yang bermakna kelebihan waktu kerja dengan

motivasi kerja pada perawat di ruang perawatan intensif di RSUD

AW Sjahranie Samarinda.

2) Hipotesis (Ha2)

Ada hubungan yang bermakna kelebihan waktu kerja dengan

disiplin kerja pada perawat di ruang perawatan intensif di RSUD

AW Sjahranie Samarinda.

3) Hipotesi (H0-1)

Tidak ada hubungan yang bermakna kelebihan waktu kerja dengan

motivasi kerja pada perawat di ruang perawatan intensif di RSUD

AW Sjahranie Samarinda.

4) Hipotesis (H0-2)

Tidak ada hubungan yang bermakna kelebihan waktu kerja dengan

disiplin kerja pada perawat di ruang perawatan intensif di RSUD

AW Sjahranie Samarinda.

73

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan mengenai

hubungan kelebihan waktu kerja dengan motivasi dan disiplin kerja

pada perawat di ruang perawatan intensif RSUD Abdul Wahab

Sjahranie Samarinda maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perawat di ruang perawatan intensif RSUD AW Sjahranie

Samarinda dapat dijelaskan sesuai karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin adalah perawat berjenis kelamin

perempuan dengan persentase sebesar 77,7% (80 responden),

karakteristik responden berdasarkan ruang kerja adalah ruangan

ICU dengan persentase sebesar 24,3% (25 responden),

karakteristik responden berdasarkan usia adalah 26-35 tahun

sebanyak 61 responden (59,2%), karakteristik responden

berdasarkan lama kerjanya adalah 1-7 tahun sebanyak 49

responden (47,6%).

2. Data hasil penelitian menunjukan bahwa kelebihan waktu kerja

pada perawat di ruang perawatan intensif RSUD AW Sjahranie

Samarinda memiliki nilai rata-rata sebesar 44,18 jam dengan nilai

median serta modusnya 45 jam.

74

3. Data hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi kerja pada

perawat di ruang perawatan intensif RSUD AW Sjahranie

Samarinda memiliki nilai rata-rata sebesar 133,55 dengan nilai

median serta modusnya 134.

4. Data hasil penelitian menunjukan bahwa disiplin kerja pada

perawat di ruang perawatan intensif RSUD AW Sjahranie

Samarinda memiliki nilai rata-rata sebesar 33,59 dengan nilai

median serta modusnya 32 jam.

5. Analisis hubungan antara kelebihan waktu kerja dengan motivasi

kerja pada perawat di ruang perawatan intensif RSUD AW

Sjahranie Samarinda dilakukan dengan uji Pearson Product

moment dengan nilai r = -0,053 dan nilai p value = 0,596.

6. Analisis hubungan antara kelebihan waktu kerja dengan disiplin

kerja pada perawat di ruang perawatan intensif RSUD AW

Sjahranie Samarinda dilakukan dengan uji Pearson Product

moment dengan nilai r = -0,259 nilai p value = 0,008.

B. SARAN

Beberapa saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Rumah Sakit diharapkan untuk lebih memperhatikan faktor

utama yang menjadi penyebab terjadinya kelebihan waktu kerja,

seperti pendisiplinan waktu visite dan waktu aplusan dll. untuk

bisa mempertahankan serta meningkatkan moivasi kerja dengan

75

cara mengadakan rapat rutin bulanan yang bertujuan untuk

mengevaluasi serta memberi motivasi terhadap sesama rekan

perawat. Dapat pula dengan cara memperhatikan pemberian gaji

yang sesuai, merenovasi desain interior ruangan kerja,

penambahan ruangan, penyediaan sarana dan prasarana

penunjang aktifitas kerja di kantor, terutama fasilitas penunjang

(mobil dan motor dinas, perlengkapan lapangan, dan lain-lain)

serta terus berusaha menciptakan hubungan yang baik antara

pegawai dengan atasan, dan sesama pegawai agar dapat

menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dapat meningkatkan

motivasi dalam bekerja.

2. Bagi HRD atau KepalaRuangan, diharapkan dalam karir seorang

perawat sebaiknya tidak memandang jenis kelamin, karena baik

laki-laki maupun perempuan memiliki tanggung jawab yang sama

dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sebaiknya tidak

memandang usia (senioritas). Karena dalam usia muda pun

terdapat potensi-potensi yang bisa dikembangkan, misalnya

dengan mengikuti seminar dan pelatihan, diperlukannya jenjang

karir perawat dalam sebuah ruangan dengan rentang waktu yang

lebih spesifik. Sehingga perawat merasa betah dalam masa kerja

yang lama. untuk menjaga dan meningkatkan kedisiplinan kerja.

Misalnya dengan diadakannya seminar maupun pelatihan tentang

pentiingnya kedisiplinan dalam bekerja, pemberian reward

76

maupun punishment, sistem pengawasan dan supervisi serta

arahan yang jelas dari atasan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan dapat mencari sumber

informasi lebih lanjut untuk menambah wawasan dalam

memahami lebih mendalam, misalnya dengan wawancara

mendalam terhadap responden terkait.

77

DAFTAR PUSTAKA

Agus M, A Haerul (2013). Penelitian Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD Sinjai

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bae, Sung-Heui (2014). Journal Impact of states’ Nurses Work Hour Regulation on Overtime Practice and Work Hours among Registered Nurses

Bae, Sung-Heui 2004. Assessing the relationships between nurse work hours/ overtime and nurse and patient outcomes: Systematic literature review,)

Beckers, Debby G.J. 2004. Journal Working Overtime Hours: relation with Fatigue, Work Motivation, and the Quality of Work,

Budi Koestoro & Basrowi (2006). Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan Yayasan Kampusina : Surabaya

Cahyani, intan dwi dkk 2016, jurnal factor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pada perawat rumah sakit jiwa

Dembe, AE et al 2004. Journal. The impact of overtime and long work hours on occopational injuries and illnesses,.

Djara, Juan Arturo. 2013. Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki-Laki dan Parawat Perempuan di RSUD Kota Sue

Donsu, J,D,T. (2016). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Fahrurrazi, (2012). Penelitian Faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja tenaga kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar

Fitriyanti, lia & Suryati, sri (2016). Hubungan karakteristik perawat dengan motivasi kerja dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok di rs khusus daerah duren sawit jaktim

Handoko, Hani. 2010. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE UGM

https://anzdoc.com/teori-douglas-mcgregor.html di akses pada tanggal 6 Desember 2018

https://yhantiaritra.wordpress.com/2015/06/03/kategori-umur-menurut-depkes.html diakses pada tanggal 3 Juli 2019

http://www.materibelajar.id/2016/04/teori-konsep-motivasi-pengertian-jenis.html# di akses pada tanggal 6 Desember 2018

http://www.rsudaws.co.id/page/intensive-care-unit di akses pada tanggal 18 Desember 2018

http://jurnalkerja-indonesia.blogspot.com/2015/03/usia-kerja-yang-produktif.html diakses pada tanggal 15 Juni 2019

Kemenkes RI (2012), pedoman teknis rs ruang perawatan intensif Kemenkes RI (2017), Situasi Tenaga Keperawatan Indonesia KEPMEN No. 102 Th 2004 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

78

Hidayat, Aziz Alimul (2009). Ilmu Kesehatan Anak, Salemba Medika : Jakarta

Murti, B. 2009. Mendesak: Kebutuhan untuk Memperbaiki Pelayanan Intensif Bayi dan Anak. Jurnal Kedokteran Indonesia. 1(1): 1–3.

Mutiah, Nur (2018). Tesis Pengaruh Jam Kerja Lembur dan Pengembangan Karir terhadap Turnover Intention Karyawan Tetap dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating pada PT XXX Kabupaten Padang Lawas. Univ Sumatra Utara

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Ediisi 3. Jakarta. Salemba Medika.

Permana, Dini Rahmawati (2019). Hubungan Motivasi Kerja, Karakteristik Individu dan Kompensasi terhadap Disiplin Kerja Perawat Rumah Sakit Cikunir Bekasi Tahun 2018

Pongajow, Lini Abligif Cheren et al(2015). Gambaran Motivasi kerja dan pelayanan prima perawat di RSU Bethesda GMIM Tomohon

Rau, Muh. Jusman dkk (2015). Hubungan Motivasi dan Disiplin Kerja dengan Kinerja Pegawai di Puskesma Sangurara Kec. Palu barat

Ranupendoyo & Saud. (2005). Manajemen personalia, ED. 4. Yogyakarta: Pustaka Binawan Presindo FE-UGMik, S.

Prabu, Anwar. Pengaruh Motivasi terhadap kepusaan kerja tenaga kerja BKKBN MUARA ENIN. 2005;03(06)

RI tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur Rivai, Veitzal (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk

Perusahaan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta Riyanto, A. (2013). Statistik Deskriptif Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Nuh

medika. Roatib, Ali (2007), Hubungan Antara Karakteristik Perawat dengan

Motivasi Perawat Pelaksana dalam Menerapkan Komunikasi Terapeutik Pada Fase Kerja Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

Sanjaya, Muhammad Taufiek Rio (2015). Penelitian Pengaruh Disiplin kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Kerja Karyawan pada Ros In Yogyakarta

Sefannya, Vannesa tahun 2014 JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

Setiadi. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Ed.2) Yogyakarta: Graha Ilmu

Setiyaningsih, Yuli (2013). Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat di ruang rawat inap RSUD Ungaran

79

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kombinasi Bandung: CV.Alfabeta.

Sukma, Mawar Septiani (2014). Penelitian Hubungan Motivasi Kerja dan Karakteristik Individu dengan Disiplin Kerja Perawat di ruang rawat inap kelas III RSUD Pasar Rebo

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D Bandung: CV.Alfabeta.

Sunyoto, D. (2012). Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Nuh Medika. Sutrisnoputri, Alessandra Lourdes dkk, (2018). Hubungan disiplin kerja

dan lingkungan kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Tugu Rejo Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 6 No. 1

Triyanto, Endang & Kamalludin, Ridlwan (2008). Gambaran Motivasi Perawat Dalam Melakukan Dokumentasi Keperawatan di RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Undang-undang RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Undang-undang RI No 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan Undang-undang RI No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatann Wizaksana, Aswin (2012). Penelitian Teori Motivasi-Hygiene Herzberg dan

Kepuasan Kerja Perawat dengan Varibel variasi berupa Pandangan terhadap uang.

80

LAMPIRAN 1

BIODATA PENELITI

A. Data Pribadi

Nama : Amelia Sasmitha

Tempat, tgl lahir : Samarinda, 31 Mei 1995

Alamat Asal : Jl. Teluk Bayur No. Y11 Kel. Mesjid Kec.

Samarinda Seberang

Alamat di Samarinda : Jl. Teluk Bayur No. Y11 Kel. Mesjid Kec.

Samarinda Seberang

B. Riwayat Pendidikan

Pendidikan formal

Tamat SD tahun : 2007 di MI Al Hikmah Samarinda

Tamat SMP tahun : 2010 di SMP Negeri 8 Samarinda

Tamat SMA tahun : 2013 di SMA Negeri 8 Samarinda

Tamat D3 Keperawatan : 2016 di Akper Yarsi Samarinda

S1 Keperawatan : 2017 sd sekarang di UMKT

81

LAMPIRAN 2

QUISIONER SEDERHANA

Ruangan :

Berilah tanda CONTRENG (v) di kolom yang tersedia, keterangan pilihan jawaban

1 : sangat tidak setuju 2 : tidak setuju 3 : setuju 4 : sangat setuju

NO KETERANGAN 1 2 3 4

1 Jumlah jam bekerja saya dalam satu hari adalah 7 jam (tidak termasuk dinas malam)

2 Jumlah jam bekerja saya dalm satu minggu adalah 40 jam kerja (termasuk dinas malam)

3 Jam kerja saya melebihi ketentuan*

4 Saya selalu datang tepat waktu

5 Saya selalu pulang tepat waktu

6 Lembur merupakan kewajiban seorang perawat

7 Lembur merupakan perintah dari atasan

8 Lembur merupakan kegiatan sukarela

9 Biasanya saya lembur karna aplusan terlalu lama

10 Biasanya saya lembur karna ada pasien gawat/visite dokter/pasien baru di akhir jam dinas

11 Saya merasa nyaman melakukan poin no. 9

12 Saat di rruangan saya secara aktif memberi kontribusi

13 Setiap ada kegiatan di ruangan saya selalu mengikuti/menghadiri kegiatan tersebut

14 Saat lembur saya merasa cemas

15 Saat lembur saya merasa takut tanpa sebab

16 Saat lembur saya merasa stress dengan pekerjaan

17 Saya merasa malas/tidak bersemangat menghadapi pekerjaan yang menyita waktu lama

18 Menurut saya senin pagi (dinas pagi) selalu membuat saya bersemangat

19 Menurut saya motivasi bekerja saya tinggi

20 Dalam seminggu saya sering izin sakit

21 Dalam sebulan rata-rata saya izin sakit sebanyak 2-3x

22 Saya merasa masih lelah walaupun sudah

82

istirahat/tidur setelah bekerja

23 Saya merasa lelah menghadapi pekerjaan yang menyita waktu lama

24 Saya sering diminta untuk mengulang/memperbaiki askep

25 Karu/katim sering complain tentang pekerjaan saya

26 Pasien sering mengeluh saat saya melakukan tindakan

Nb : Untuk pertanyaan no 3, jam kerja saya dalam satu hari adalah ... jam atau dalam satu minggu adalah ... jam

TERIMA KASIH

83

Lampiran 3

PENJELASAN PENELITIAN

Saya yang bernama Amelia Sasmitha mahasiswa Program Studi

Alih Jenjang S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan

Timur, sedang mengadakan penelitian dengan judul "Hubungan Kelebihan

Waktu Kerja dengan Motivasi dan Disiplin Kerja pada Perawat di Ruang

Perawatan Intensif RSUD AW Sjahranie Samarinda ʺ.

Pengumpulan data melalui pengisian kuesioner, agar tidak terjadi

kesalahan, saya mohon petunjuk pengisian dibaca secara seksama.

Hasil penelitian ini sangat tergantung pada jawaban yang saudara/i

berikan, oleh karena itu saya mohon kuesioner ini diisi sesuai dengan

keadaan yang saudara/i rasakan. Semua jawaban adalah benar, sejauh

jawaban tersebut benar-benar menggambarkan perasaan dan

penghayatan saudara/i. Kerahasiaan identitas saudara/i akan dijaga dan

tidak akan disebarluaskan. Saya sangat menghargai kesediaan, perhatian

serta perkenan saudara/i, untuk itu saya sampaikan terima kasih.

Samarinda, April 2019

Peneliti

Amelia Sasmitha

84

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian ini, saya menyatakan

bersedia menjadi responden pada penelitian yang dilakukan oleh Amelia

Sasmitha dengan judul "Hubungan Kelebihan Waktu Kerja dengan

Motivasi dan Disiplin Kerja pada Perawat di Ruang Perawatan Intensif

RSUD AW Sjahranie Samarinda ʺ.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif

pada saya dan segala informasi yang saya berikan dijamin

kerahasiaannya karena itu jawaban yang saya berikan adalah yang

sebenar-benarnya.

Berdasarkan semua penjelasan diatas, maka dengan ini saya

menyatakan secara sukarela bersedia menjadi responden dan

berpartisipasi aktif dalam penelitian ini.

Samarinda, April 2019

Responden

(Tanpa Nama)

85

Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN KELEBIHAN WAKTU KERJA DENGAN MOTIVASI DAN

DISIPLIN KERJA PADA PERAWAT DI RUANG PERAWATAN

INTENSIF RSUD A.W. SJAHRANIE SAMARINDA

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap item pernyataan dibawah ini

2. Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda

(√) pada kotak yang ada disebelah kanan pernyataan

3. SS = Sangat Setuju TD = Tidak Setuju

S =Setuju STD = Sangat Tidak Setuju

KS = Kurang Setuju

4. Dimohon untuk menjawab sejujurnya sesuai dengan hati nurani anda

dan sesuai dengan pengalaman pribadi anda, tidak perlu bertanya

kepada teman atau dengan siapapun

5. Kerahasiaan jawaban anda akan tetap dijaga dan tidak disampaikan

kepada pihak siapapun

6. Setelah selesai, pastikan bahwa semua jawaban kuesioner telah anda

isi.

Atas perhatiannya, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terimakasih.

86

A. Deskripsi Responden

Kode Responden: (Diisi oleh peneliti)

Berilah tanda CONTRENG (v) di kolom yang tersedia, keterangan pilihan jawaban

STS (1) : sangat tidak setuju TS (2) : tidak setuju KS (3) : Kurang setuju S (4) : setuju SS (5) : sangat setuju

B. Kuisioner Kelebihan Waktu Kerja

No

. Indikator

SS S KS TS STS

5 4 3 2 1

1

Jika dibutuhkan saya dapat

menerima jam kerja di atas jam

kerja normal

2

Jika dibutuhkan saya dapat

menerima bbekerja di waktu

malam (bukan jadwal dinas

malam)

3 Saya tidak merasa keberatan

jika saya ditugasi bekerja pada

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

Usia : ........ Tahun

Ruang Bekerja :....................

Lama bekerja :....................

Pendidikan

Terakhir

: 1. D3 Kep 2. D4 Kep

3. S.Kep Ns 4. Lain-lain, sebutkan ………..

Status

Penikahan

: 1 belum Menikah 2. Menikah 3 Cerai / pasangan 4. meninggal

87

hari libur

4

Dalam suasana mendesak saya

bersedia membawa pekerjaan

atau tugas ke rumah

5

Kenyataan sehari-hari, jumlah jam bekerja saya dalam satu shift pagi atau sore telah sesuai ketentuan yang berlaku

6 Jumlah jam bekerja saya dalam satu minggu adalah 40 jam kerja termasuk dinas malam)

7 Saya merasa berada di rumah sakit untuk bekerja melebihi waktu dinas yang ditentukan

8 Saat berdinas, teman kerja saya sebagai perawat aplusan datang tepat waktu

9 Setiap harinya saya bisa pulang tepat waktu

10

Karena beban kerja yang harus saya selesaikan sehingga setiap harinya saya bekerja melebihi waktu yang ditentukan

11 Kelebihan waktu kerja saya karena visite dokter di saat menjelang pergantian shift

12 Kelebihan waktu kerja saya dihitung sebagai waktu lembur

13 Kelebihan waktu kerja saya karena aplusan terlalu lama

14 Adanya pasien baru diakhir shift menyebabkan kelebihan waktu kerja saya

Sumber : Mutiah (2018)

C. Kuisioner Motivasi Kerja

No. Indikator SS S KS TS STS

5 4 3 2 1

1 Saya bangga bekerja di RS ini

karena menghargai apa yang

88

telah saya capai

2

Saya merasa puas terhadap

pekerjaan saya karena

memberikan saya perasaan

telah menyelesaikan pekerjaan

yang diberikan dengan baik

3 Saya merasa telah berkontribusi

ke RS dengan cara positif

4

Saya akan memilih

pengembangan karir saya

dibanding dengan insentif uang

5

Pekerjaan saya sekerang

memungkinkan saya untuk

belajar keahlian baru untuk

pengembangan karir dimasa

depan

6

Pekerjaan saya sangat menarik

dan banyak variasi tigas yang

harus dilakukan

7

Saya merasa diberikan

keleluasaan untuk melakukan

pekerjaan saya

8 Pekerjaan saya sangat

menantang dan menarik

9

Saya merasa dihargai saat

berhasil menyelesaikan suatu

tugas

10

Atasan saya selalu

berterimakasih terhadap

pekerjaan yang telah selesai

89

saya lakukan

11

Saya mendapatkan cukup

pengakuan saat melakukan

pekrjaan dengan baik

12

Saya bangga bekerja di

perusahaan ini karena saya

dapat berkembang sebagai

seorang individu

13

Pekerjaan saya memungkinkan

saya tumbuh dan berkembang

sebagai seorang individu

14

Pekerjaan saya memungkinkan

saya untuk menambah

pengalaman, keahlian, performa

15

Sistem administrasi di RS saya

sangat akomodatif bagi

karyawan

16

Saya bangga bekerja di RS ini

karena kebijakannya sangat

berpihak bagi karyawan

17

Saya mengerti dengan jelas

terhadap misi RS yang ingin

dicapai

18

Di RS ini saya dapat dengan

mudah bergaul dengan rekan

kerja

19 Rekan kerja saya sangat

membantu dan ramah

20 Rekkan kerja sangat penting

bagi saya

90

21 Saya dapat bekerja dengan

aman di tempat kerja saya

22 Pekerjaan yang saya lakukan

aman dan terjamin

23

Tempat kerja saya berlokasi di

area dimana saya merasa

nyaman

24

Saya meras performa saya

mengingkat karena dukungan

dari atasan

25

Saya merasa puas dalam

bekerja arena hubungan dengan

atasan saya

26

Atasan saya adalah seseorang

pemimpin yang kuat dan dapat

dipercaya

27 Saya bekerja lebih keras karena

gaji yang saya dpatkan

28 Saya merasa gaji yang saya

dapatkan suda adil

29

Saya merasa puas karena

kenyamanan yang didapatkan di

tempat kerja

30

Saya merasa bangga bekerja di

RS ini karena suasana kerja

yang menyenangkan

Sumber : Wizaksana (2012)

91

D. Kuisioner Disiplin Kerja

No. Indikator SS S KS TS STS

5 4 3 2 1

1 Saya selalu hadir tepat waktu

pada jam kerja

2

Saya selalu merapikan kembali

peralatan kerja setelah selesai

dipakai

3 Saya mampu menggunakan

peralatan kerja dengan baik

4 Saya selalu menaati peraturan

yang diteraokan Rumah Sakit

5

Saya selalu menggunakan

seragam kerja yang telah

ditentukan

6 Saya selalu menggunakan tanda

pengenal di dalam Rumah Sakit

7 Saya selalu mengerjakan tugas

dengan penuh tanggung jawab

8

Saya melakukan tugas-tugas

kerja sampai dengan selesai

setiap harinya

Sumber : Sanjaya (2005)

92

Lampiran 6

93

94

95

96

Lampiran 7

Data Karakteristik Responden

Statistics

jenis kelamin usia lama bekerja ruang bekerja

N

Valid 103 103 103 103

Missing 0 0 0 0

Jenkel

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 23 22,3 22,3 22,3

Perempuan 80 77,7 77,7 100,0

Total 103 100,0 100,0

Ruangan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ICU 25 24,3 24,3 24,3

ICCU 22 21,4 21,4 45,6

PICU 24 23,3 23,3 68,9

NICU 18 17,5 17,5 86,4

HCU 14 13,6 13,6 100,0

Total 103 100,0 100,0

usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

17-25 th 5 4,9 4,9 4,9

26-35 th 61 59,2 59,2 64,1

97

36-45 34 33,0 33,0 97,1

46-55 3 2,9 2,9 100,0

Total 103 100,0 100,0

UJi Normalitas

Kelebihan Waktu Kerja

Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kelebihan Waktu Kerja 103 100,0% 0 0,0% 103 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Kelebihan Waktu Kerja Mean 44,18 ,506

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 43,18

Upper Bound 45,19

5% Trimmed Mean 44,34

Median 45,00

lama bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1-7 th 49 47,6 47,6 47,6

8-16 th 46 44,7 44,7 92,2

17-25 th 4 3,9 3,9 96,1

26-34 th 4 3,9 3,9 100,0

Total 103 100,0 100,0

98

Variance 26,348

Std. Deviation 5,133

Minimum 32

Maximum 53

Range 21

Interquartile Range 8

Skewness -,477 ,238

Kurtosis -,609 ,472

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kelebihan Waktu Kerja ,107 103 ,005 ,957 103 ,002

a. Lilliefors Significance Correction

99

100

Kesimpulan: Uji Normalitas Untuk KWK Normal

101

Motivasi Kerja

Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Motivasi Kerja 103 100,0% 0 0,0% 103 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Motivasi Kerja Mean 133,55 1,114

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 131,34

Upper Bound 135,76

5% Trimmed Mean 133,43

Median 134,00

Variance 127,740

Std. Deviation 11,302

Minimum 95

Maximum 170

Range 75

Interquartile Range 9

Skewness ,191 ,238

Kurtosis 2,112 ,472

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Motivasi Kerja ,152 103 ,000 ,947 103 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

102

103

104

Kesimpulan Motivasi kerja bersebaran Normal

105

Disiplin Kerja

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Disiplin Kerja 103 100,0% 0 0,0% 103 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Disiplin Kerja Mean 33,59 ,301

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 32,99

Upper Bound 34,19

5% Trimmed Mean 33,49

Median 32,00

Variance 9,362

Std. Deviation 3,060

Minimum 27

Maximum 40

Range 13

Interquartile Range 3

Skewness 1,087 ,238

Kurtosis ,299 ,472

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Disiplin Kerja ,301 103 ,000 ,790 103 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

106

107

108

Kesimpulan Disiplin kerja bersebaran Normal

109

Univariate

Kelebihan waktu Kerja

Descriptives

Statistic Std. Error

Kelebihan Waktu Kerja Mean 44,18 ,506

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 43,18

Upper Bound 45,19

5% Trimmed Mean 44,34

Median 45,00

Variance 26,348

Std. Deviation 5,133

Minimum 32

Maximum 53

Range 21

Interquartile Range 8

Skewness -,477 ,238

Kurtosis -,609 ,472

Statistics

Kelebihan Waktu Kerja

N Valid 103

Missing 0

Mean 44,18

Std. Error of Mean ,506

Median 45,00

Mode 45

Std. Deviation 5,133

Variance 26,348

Range 21

Minimum 32

Maximum 53

Sum 4551

110

Motivasi Kerja

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Motivasi Kerja 103 100,0% 0 0,0% 103 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Motivasi Kerja Mean 133,55 1,114

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 131,34

Upper Bound 135,76

5% Trimmed Mean 133,43

Median 134,00

Variance 127,740

Std. Deviation 11,302

Minimum 95

Maximum 170

Range 75

Interquartile Range 9

Skewness ,191 ,238

Kurtosis 2,112 ,472

Statistics

Motivasi Kerja

N Valid 103

Missing 0

Mean 133,55

Std. Error of Mean 1,114

Median 134,00

Mode 134

Std. Deviation 11,302

Variance 127,740

Range 75

Minimum 95

Maximum 170

Sum 13756

111

Disiplin Kerja

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Disiplin Kerja 103 100,0% 0 0,0% 103 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Disiplin Kerja Mean 33,59 ,301

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 32,99

Upper Bound 34,19

5% Trimmed Mean 33,49

Median 32,00

Variance 9,362

Std. Deviation 3,060

Minimum 27

Maximum 40

Range 13

Interquartile Range 3

Skewness 1,087 ,238

Kurtosis ,299 ,472

Statistics

Disiplin Kerja

N Valid 103

Missing 0

Mean 33,59

Std. Error of Mean ,301

Median 32,00

Mode 32

Std. Deviation 3,060

Variance 9,362

Range 13

Minimum 27

Maximum 40

Sum 3460

112

Bivariate

Hubungan KWK dengan Motivasi Kerja

Correlations

Kelebihan

Waktu Kerja Motivasi Kerja

Kelebihan Waktu Kerja Pearson Correlation 1 -,053

Sig. (2-tailed) ,596

N 103 103

Motivasi Kerja Pearson Correlation -,053 1

Sig. (2-tailed) ,596

N 103 103

Hubungan KWK dengan Disiplin Kerja

Correlations

Kelebihan

Waktu Kerja Disiplin Kerja

Kelebihan Waktu Kerja Pearson Correlation 1 -,259**

Sig. (2-tailed) ,008

N 103 103

Disiplin Kerja Pearson Correlation -,259** 1

Sig. (2-tailed) ,008

N 103 103

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

113

Lampiran 8

114

115

116

117


Recommended