+ All Categories
Home > Documents > “Hyperemesis Gravidarum and Risk Of Placental Dysfunction Disorders a Population-based Cohort...

“Hyperemesis Gravidarum and Risk Of Placental Dysfunction Disorders a Population-based Cohort...

Date post: 02-Mar-2016
Category:
Upload: feti08
View: 36 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
heg

of 19

Transcript

Journal Reading

Journal ReadingHyperemesis Gravidarum and Risk Of Placental Dysfunction Disorders: a Population-based Cohort StudyElse Susanti200973007Pembimbing : dr.Mila, Sp.OGPendahuluanPre-eklampsia, plasenta, kelahiran mati dan kecil masa kehamilan (SGA) berhubungan dengan plasentasi yang abnormal.Human Chorionic Gonadotropin (hCG) mungkin merupakan regulator penting dari proses yang kompleksDalam meta analisa baru-baru ini, peningkatan risiko SGA sering dilaporkan pada wanita dengan hiperemesis gravidarum, tapi gangguan disfungsi plasenta tidak dievaluasi.Peneliti menemukan hanya satu studi hiperemesis gravidarum dan gangguan disfungsi plasenta, yang mendukung hubungan yang lemah antara hiperemesis gravidarum dan resiko pre-eklampsia

Dalam studi berbasis populasi nasional ini, peneliti memperkirakan hubungan antara hiperemesis gravidarum dan gangguan disfungsi plasenta (pre-eklampsia, plasenta, kelahiran mati dan SGA).Peneliti mempelajari apakah asosiasi ini dipengaruhi oleh waktu rawat inap untuk hiperemesis gravidarum.

MetodePenelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kohort pada populasi dari semua kehamilan yang tercatat pada Swedish Medical Birth Register ,dimulai pada 1 Januari 1997 atau setelahnya dan berakhir pada kelahiran tunggal pada tanggal 31 Desember 2009 atau sebelumnya(n= 1 156 050)Kehamilan dengan hiperemesis gravidarum diklasifikasikan menjadi trimester pertama hiperemesis gravidarum, yaitu ibu dengan keluhan hiperemesis yang datang ke rumah sakit sebelum 12 minggu kehamilan selesai(n= 10 186), trimester kedua hiperemesis gravidarum, ibu yang datang dengan keluhan pertama antara 12 dan 21 minggu kehamilan (n= 2084)Pre-eklampsia menjadi preterm (lahir sebelum 37 minggu kehamilan) dan aterm (lahir pada 37 minggu kehamilan atau lambat) pre-eklampsia.Pre-eklamsia didefinisikan sebagai tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg, dikombinasikan dengan proteinuria ( 0,3 g/24 jam) yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan.Abrupsio plasenta diidentifikasi oleh ICD -10.Definisi klinis Aburptio plasenta adalah pemisahan prematur pada plasenta.Lahir mati didefinisikan sebagai kematian janin terjadi pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih.SGA didefinisikan sebagai berat lahir dari dua standar deviasi atau lebih di bawah berat lahir rata-rata untuk usia kehamilan sesuai dengan kurva pertumbuhan janin spesifik Swedia. Risiko disesuaikan dengan usia ibu, paritas, indeks massa tubuh, tinggi badan, merokok, hidup bersama dengan ayah bayi, jenis kelamin bayi, ibu negara itu lahir, pendidikan, kehadiran hyperthyreosis, diabetes mellitus pregestational, hipertensi kronis dan tahun kelahiran bayi.Hasil yang menjadi penelitian adalah gangguan disfungsi plasenta, yaitu pre-eklampsia, plasenta, kelahiran mati dan kecil untuk usia kehamilan (SGA)HasilDalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum, ibu yang masuk pertama kali ke rumah sakit pada trimester pertama umumnya dengan umur yanglebih tua, lebih sering yang multigravida, dengan berat badan normal (BMI


Recommended