+ All Categories
Home > Documents > IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB...

IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Date post: 21-Aug-2019
Category:
Upload: lamnhan
View: 229 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
53
IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI ANTARA ANAK DAN LANSIA (Skripsi) Oleh : Dita Ayu Permata Dewi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018
Transcript
Page 1: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA

KARIES GIGI ANTARA ANAK DAN LANSIA

(Skripsi)

Oleh :

Dita Ayu Permata Dewi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 2: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

ABSTRACT

IDENTIFICATION OF TYPES OF MICROORGANISM ON

CARE DENTAL BETWEEN CHILDREN AND ELDERLY

By

DITA AYU PERMATA DEWI

Background: Dental caries is a process of demineralization in the teeth caused by

the interaction of microorganisms with the tooth layer wich is enamel, dentine,

and cementum which begins with the colonization of microorganisms in the form

of plaque on the teeth. Dental caries is a chronic regressive disease that is the

process of damage that continues to run from the enamel layer and then the next

layer, such as dentine and cementum. Dental caries has four basic factors in its

formation role, it’s microorganisms, substrate, host, and time. Dental caries can be

found on all ages.

Research Methods: This type of research is a descriptive cross-sectional study

with a laboratory approach. The research subjects consisted of 18 children and 18

elderly who were swabbed on their carious lesions and then identified in the

microbiology laboratory.

Results: The results showed the types of microorganisms found in children were

Streptococcus mutans as many as 11 (61.1%), Streptococcus sobrinus as many as

3 (16.6%), Salivarus Streptococcus as many as 2 (11.1%), Streptococcus oralis as

many as 1 (5.6%), and Lactobacillus acidophilus as many as 1 (5.6%).

Microorganisms found in the elderly were Lactobacillus acidophilus as many as

10 (55.6%), Streptococcus mutans as many as 4 (22.2%), Lactobacillus

fermentum as many as 2 (11.1%), and Streptococcus sobrinus as many as 2

(11.1%).

Conclusion: There is a difference percentage of the results on the identification

on types of microorganisms in dental caries between children and the elderly.

Keywords: children, dental caries, elderly, lactobacillus acidophilus,

streptococcus mutans.

Page 3: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

ABSTRAK

IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA

KARIES GIGI ANTARA ANAK DAN LANSIA

Oleh

DITA AYU PERMATA DEWI

Latar belakang: Karies gigi adalah proses demineralisasi pada gigi yang

disebabkan adanya interaksi mikroorganisme dengan lapisan gigi yaitu email,

dentin, dan sementum yang diawali dengan kolonisasi mikroorganisme berupa

plak pada gigi. Karies gigi merupakan penyakit kronis regresif yaitu proses

kerusakan yang terus berjalan dari lapisan email terus kelapisan selanjutnya yaitu

dentin dan sementum. Karies gigi memiliki empat faktor dasar dalam peran

pembentukannya yaitu mikroorganisme, substrat, host, dan waktu. Karies gigi

dapat ditemukan pada segala usia.

Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian Cross Sectional yang

bersifat deskriptif dengan pendekatan laboratorik. Subjek penelitian terdiri dari 18

orang anak dan 18 orang lansia yang dilakukan sapuan pada lesi kariesnya

kemudian diidentifikasi di laboratorium mikrobiologi.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan jenis mikroorganisme yang

ditemukan pada anak yaitu jenis Streptococcus mutans sebanyak 11 (61,1%),

Streptococcus sobrinus sebanyak 3 (16,6%), Streptococcus salivarus sebanyak 2

(11,1%), Streptococcus oralis sebanyak 1 (5,6%), dan Lactobacillus acidophilus 1

(5,6%). Mikroorganisme yang ditemukan pada lansia yaitu jenis Lactobacillus

acidophilus sebanyak 10 (55,6%), Streptococcus mutans sebanyak 4 (22,2%),

Lactobacillus fermentum sebanyak 2 (11,1%), dan Streptococcus sobrinus

sebanyak 2 (11,1%).

Kesimpulan: Terdapat perbedaan persentase hasil identifikasi jenis

mikroorganisme pada karies gigi antara anak dan lansia.

Kata Kunci: anak, karies gigi, lactobacillus acidophilus, lansia, streptococcus

mutans.

Page 4: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA

KARIES GIGI ANTARA ANAK DAN LANSIA

Oleh

Dita Ayu Permata Dewi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua
Page 6: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua
Page 7: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua
Page 8: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringsewu pada 19 Desember 1995, merupakan anak

pertama dari tiga bersaudara, dari bapak Dwi Andian dan Ibu Setiyawati juga

seorang cucu pertama dari bapak Sukandi dan ibu Suryanti.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK Pertiwi Bangunrejo

pada tahun 2001, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1

Bangunrejo 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Negeri

1 Bangunrejo 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA

Negeri 1 Bangunrejo tahun 2013.

Tahun 2013 penulis diterima melalui jalur SBMPTN sebagai mahasiswi di

Fakultas Kedokteran Univertsitas Lampung. Penulis mengikuti organisasi FSI

(Forum Studi Islam) Ibnu Sina, LUNAR (Lampung University Medical Research)

dan Anggota Paduan Suara FK Unila.

Page 9: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

SKRIPSI INI KU PERSEMBAHKAN UNTUK YANG

TERKASIH YANG TELAH BERJASA DALAM

KEHIDUPANKU TERUNTUK KAKEK, NENEK,

ORANG TUA, PAKDE BUDE DAN ADIK – ADIKKU

Life is like riding a bicycle to keep your

balance, you must keep moving.

-Albert Einstein-

Page 10: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

i

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang tidak pernah berhenti

mencurahkan kesabaran, karunia, serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi nya yang berjudul “IDENTIFIKASI JENIS

MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI ANTARA ANAK DAN

LANSIA”.

Selama menyelesaikan skripsi ini, penulis telah banyak menerima masukan,

bantuan, dorongan semangat, saran, kritikan, dan bimbingan dari banyak pihak.

Maka pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin

menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besar nya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked, M.Kes., Sp.PA. selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.

3. dr. Hanna Mutiara, S.Ked., M.Kes. selaku Pembimbing 1 yang telah

membantu dan membimbing penulis selama di Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

4. dr. Merry Indah Sari, S.Ked., M.Med.Ed. selaku Pembimbing 2 yang telah

meluangkan waktu untuk membantu, membimbing, memberi kritik dan

saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. dr. Tri Umiana Soleha, S.Ked., M.Kes selaku Pembahas yang telah

memberikan masukan, kritik, dan saran pada skripsi ini.

6. dr. Dwita Oktaria, S.Ked., M.Pd.Ked selaku pembimbing akademik atas

bimbingan dan nasihat yang telah diberikan selama ini.

Page 11: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

ii

7. dr. Khairunnisa Berawi, S.Ked., M.Kes, AIFO selaku dosen Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung yang telah memberikan semangat,

kritik, dan saran yang membangun.

8. dr. M Ricky Ramadhian, S.Ked., M.Sc selaku dosen Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung atas masukan yang telah di berikan.

9. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Kedokteran Univetrsitas Lampung

yang telah membekali dengan berbagai ilmu dan membantu selama masa

perkuliahan.

10. Mbah Kakung, Mbah Tuti, Ibu, Ayah, Pakde dan Bude. Terima kasih

sedalam-dalam nya penulis ucapkan karena selalu memberikan doa,

semangat, menemani dan mendukung dalam keadaan apapun. Semoga

dapat selalu mendampingi setiap langkah penulis.

11. Adikku tercinta Nadia Puspita Maharani, M. Bagus Alfandy, dan Hafizh

Ammar yang selalu memberikan doa, kritik, saran, dan menjadi

penyemangat dalam senang maupun sedih.

12. Sahabat, partner, dan sainganku Muhammad Rizky Maulano yang tidak

pernah jenuh mendengar keluh kesahku dan berusaha untuk selalu ada

kapanpun untuk membantuku.

13. Keluarga besar Mbah Paijan, alm Mbah Parti, Bude Darmi, Pakle Pangat,

Bule Sari, Bule Asih, dan Bule Nia atas dukungan dan semangat yang

telah di berikan.

14. Keluarga Ibu Emi Herawati atas bantuan dan masukkan yang di berikan

serta untuk Sintia, Ical, dan Dwi yang turut memberi dukungan untuk

tetap semangat.

15. Keluarga Bulu ku, Cimong (Cici), Mini, Beki, Hima, Emben, Ambul, Al,

Ceme, Robert, dan Esmeralda yang menjadi pelepas penatku.

16. Teman-teman ku tersayang Annisa Aprilia, Indira Malahayati, Mentari

Asih, Rika Partika, Azrie, Destika, Deni, Beny, Wulan, kak Kike, Fijay,

yang selalu memberikan keceriaan, dukungan, pengertian, dan semangat.

Terimakasih untuk kekompakan segala bentuk bantuan yang telah kalian

berikan.

17. Seluruh angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Page 12: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

iii

18. drg. Rosdiana dan Asisten mbak sari, Staff LABKESDA Pak Lamiran,

Mbak Eni (yulistiani), dan Bu Hastina.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terutama

pihak yang secara tidak sengaja penulis lupa cantumkan, penulis

menyampaikan permohonan maaf.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada

penulis dan melipatgandakan pahalanya. Penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan pada skripsi ini, untuk itu penulis mohon maaf dan akan menerima

segala kritikan dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat

berguna untuk menambah wawasan bagi kita semua pada umumnya dan

bermanfaat bagi perkembangan ilmu kedokteran khusunya, amin.

Bandar Lampung, 23 Oktober 2019

Page 13: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 3

1.4.1 Manfaat Bagi Pembaca ............................................................. 3

1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti ............................................................... 4

1.4.3 Manfaat Bagi Institusi Kesehatan ............................................. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Gigi Anak ....................................................... 5

2.3 Anatomi dan Fisiologi Gigi Lanjut Usia (Lansia) .............................. 7

2.3 Karies Gigi .......................................................................................... 8

2.3.1 Definisi Karies Gigi .................................................................. 8

2.3.2 Epidemiologi Karies Gigi ......................................................... 8

2.3.3 Etiologi Karies Gigi .................................................................. 10

2.3.4 Patofisiologi Karies Gigi ........................................................... 13

2.3 Mikroorganisme di Dalam Mulut ....................................................... 14

2.3.2 Bakteri Aerob ........................................................................... 14

2.3.2 Bakteri Anaerob........................................................................ 18

2.3.3 Gambaran Mikroorganisme

pada karies gigi anak dan lansia .............................................. 19

2.4 Kerangka Teori ................................................................................... 20

2.5 Kerangka Konsep ................................................................................ 20

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 21

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 21

3.3 Subjek Penelitian ................................................................................ 21

3.3.1 Populasi ..................................................................................... 21

3.3.2 Sampel....................................................................................... 22

Page 14: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

v

3.4 Kriteria Penelitian ............................................................................... 23

3.5 Identifikasi Variabel ............................................................................ 23

3.6 Definisi Oprasional ............................................................................. 23

3.7 Alat dan Bahan .................................................................................... 24

3.8 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 26

3.9 Alur Penelitian .................................................................................... 30

3.10 Analisa Data ...................................................................................... 31

3.11 Etika Penelitian ................................................................................. 31

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 32

4.1.1 Hasil Pengumpulan Data Identifikasi

Mikroorganisme Pada Karies Gigi Anak ................................ 34

4.1.2 Hasil Pengumpulan Data Identifikasi

Mikroorganisme Pada Karies Gigi Lansia .............................. 34

4.2 Pembahasan ......................................................................................... 37

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 40

5.2 Saran ................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbandingan presentase permasalahan

gigi dan mulut berdasarkan usia ................................................................. 9

2. Definisi Operasional................................................................................... 24

3. Hasil Identifikasi Mikroorganisme

Pada Karies Gigi Anak ............................................................................... 33

4. Presentase Hasil Identifikasi

Mikroorganisme Pada Karies Gigi Anak ................................................... 34

5. Hasil Identifikasi Mikroorganisme Pada Karies Gigi Lansia .................... 37

6. Presentase Hasil Identifikasi

Mikroorganisme Pada Kries Gigi Lansia ................................................... 36

7. Perbedaan Hasil Identifikasi Jenis

Mikroorganisme antara Anak dan Lansia ................................................. 36

Page 16: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Gigi ................................................................................................ 6

2. Streptococcus dalam pembesaran 1000x .................................................... 15

3. Staphilococcus dalam pembesaran 1000x .................................................... 16

4. Lactobacillus dalam pembesaran 1000x ...................................................... 18

5. Kerangka Teori............................................................................................. 20

6. Kerangka Konsep ......................................................................................... 20

7. Alur Penelitian ............................................................................................. 32

Page 17: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Persetujuan Etik Penelitian

2. Surat Izin Melakukan Penelitian di Laboratorium Kesehatan Daerah

Provinsi Lampung

3. Informed Consent

4. Tools Kriteria Eksklusi

5. Tabel Identifikasi Hasil Uji Biokimia Karies Gigi Anak

6. Tabel Identifikasi Hasil Uji Biokimia Karies Gigi Lansia

7. Dokumentasi Penelitian

Page 18: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang perlu diperhatikan. Gigi dan

mulut adalah perantara masuknya makanan dan minuman sebagai asupan

nutrisi ke dalam tubuh. Gigi dan mulut dapat mengalami masalah kesehatan

seperti gingivitis, glositis, stomatitis, dan karies gigi. Masalah gigi yang paling

banyak ditemukan adalah karies gigi. Karies adalah suatu penyakit infeksi dari

interaksi bakteri yang mengakibatkan demineralisasi yang dapat terjadi pada

segala usia (Kemenkes, 2013; Hiranya, 2011).

Prevalensi penyakit gigi dan mulut di Indonesia pada tahun 2013 adalah

25,9% dengan nilai komponen karies sebesar 1,6 yaitu terdapat 160 gigi

dengan karies dari 100 orang. Prevalensi kelainan gigi dan mulut di Provinsi

Lampung adalah 15,3% dengan nilai komponen karies sebesar 2,1 yaitu

terdapat 210 gigi dengan karies dari 100 orang. Prevalensi paling rendah

adalah Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan 7,4% dan tertinggi

Kabupaten Pesawaran 24,9% (Kemenkes, 2013). Prevalensi berdasarkan usia

di Lampung yaitu usia 5-12 tahun adalah 28,9% dengan nilai komponen

karies 1,41 yaitu terdapat 141 gigi dengan karies dari 100 orang dan 55-64

Page 19: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

2

tahun adalah 28,3% dengan nilai komponen karies 3,15 yaitu terdapat 315

gigi dengan karies dari 100 orang (Kemenkes ,2013; Kemenkes, 2014).

Karies gigi adalah penyakit yang disebabkan infeksi bakteri yang

mengakibatkan demeneralisasi pada lapisan email, dentin, dan sementum yang

terbagi menjadi 3 stadium yaitu superfisialis, media, dan profunda. Karies gigi

memiliki etiologi multifaktoral, dengan empat faktor dasar yang sangat

berperan dalam pembentukan lesi karies yaitu mikroorganisme, substrat, host

(gigi dan saliva), dan waktu (Aparna, 2013; Bowker, 2012).

Karies gigi pada anak-anak dan lansia memiliki perbedaan pada host nya yaitu

perbedaan kondisi struktur anatomis dan proses fisiologis pada mulut. Kondisi

struktur gigi anak-anak didominasi oleh gigi susu yang memiliki lebih banyak

bahan organik dan air dibandingkan dengan jumlah mineralnya struktur ini

memudahkan anak terkena karies. Secara fisiologis anak lebih cepat

melakukan regenerasi sehingga mempercepat proses remineralisasi pada

bagian gigi yang mengalami demeneralisasi (Pintauli dan Hamada, 2008).

Pada lansia suasana mulut menjadi lebih asam dan mengakibatkan perubahan

warna pada email akibat paparan produk korosif. Pada lansia terjadi proses

penuaan dimana regenerasi menjadi lambat dan terjadi penurunan jumlah

produksi saliva yang berperan sebagai pelindung dari asam dan membersihkan

gigi secara alami sehingga fungsi proteksi berkurang (Heasman, 2003;

Senjaya, 2016).

Page 20: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

3

Perbedaan karakteristik struktur anatomi dan fisiologis antara gigi anak dan

lansia pada teori yang ada peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai

perbedaan jenis mikroorganisme pada karies gigi antar anak dan lansia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, didapatkan rumusan masalah penelitian

adalah apakah terdapat perbedaan jenis mikroorganisme pada karies gigi anak

dan lansia ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk membedakan hasil

identifikasi mikroorganisme pada karies gigi antara anak dan lansia.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jenis mikroorganisme pada karies gigi anak.

2. Untuk mengetahui jenis mikroorganisme pada karies gigi lansia.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah bagi

pembaca tentang perbedaan jenis mikroorganisme pada karies gigi

antara anak dan lansia.

Page 21: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

4

1.4.2 Manfaat bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

penulis untuk meneliti khususnya tentang perbedaan jenis

mikroorganisme pada karies gigi antara anak dan lansia.

1.4.3 Manfaat bagi Institusi Kesehatan

Hasil penelitian perbedaan jenis mikroorganisme pada karies gigi antara

anak dan lansia dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk

menentukan terapi yang sesuai berdasarkan jenis mikroorganismenya

oleh dokter atau dokter gigi.

Page 22: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Gigi Anak

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan

perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak-anak

merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1

tahun) usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), prasekolah (2,5-5 tahun), usia

sekolah (5-11 tahun), dan remaja (11-18 tahun) (Duggal, 2014).

Secara fisiologis pertumbuhan gigi pada anak dimulai pada saat anak berusia

6-7 bulan, lengkap pada usia 2,5 tahun dengan jumlah 20 buah. Gigi yang

tumbuh pada usia dibawah 2,5 tahun ini disebut sebagai gigi susu yang terdiri

dari delapan buah gigi seri (insisivus), empat buah gigi taring (caninus), dan

delapan buah gigi geraham (molare). Pada usia 6-18 tahun gigi susu anak

mulai digantikan dengan gigi permanen berjumlah 32 buah yang terdiri dari

delapan buah gigis seri (insisivus), empat buah gigi taring (kaninus), delapan

buah gigi geraham (molare), dan 2 buah gigi geraham tambahan (premolar)

(Duggal, 2014).

Page 23: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

6

Struktur gigi terdiri dari email, dentin, pulpa, dan sementum. Gigi pada anak

memiliki ukuran yang kecil, email gigi berwarna putih dan mengandung lebih

banyak bahan organik dibandingkan dengan mineral yang memudahkan

mikroorganisme menginfeksi lapisan ini. Dentin merupakan lapisan setelah

email yang terdiri dari sel keras dan memiliki lubang berukuran mikroskopik.

Pulpa merupakan bagian yang lembut, berisi pembuluh darah dan syaraf.

Sementum merupakan struktur yang menghubungkan akar gigi dengan gusi

dan tengkorak. Struktur jaringan pada anak masih dalam proses

perkembangan. Pada masa perkembangan sel memiliki kemampuan regenerasi

yang baik. Kerusakan yang terjadi pada gigi cenderung lebih cepat diperbaiki.

Asupan vitamin dan mineral dengan kuantitas yang cukup dapat

mengoptimalkan fungsi regenerasinya (Pintauli dan Hamada, 2008; Duggal,

2014; Hoffman M, 2015).

Gambar 1. Struktur gigi (Hoffman M, 2015).

Page 24: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

7

2.2 Anatomi dan Fisiologi Gigi Lanjut Usia (Lansia)

Lanjut usia atau lansia merupakan sebutan bagi seseorang yang memiliki usia

di atas 60 tahun. Usia lanjut dapat dikatakan sebagai usia emas, karena tidak

semua orang dapat mencapai usia tersebut. Lansia diklasifikasikan menjadi

lima kategori. Pertama adalah pralansia, yaitu seseorang yang berusia 45-59

tahun, kemudian lansia, yaitu 60 tahun atau lebih, dan lansia resiko tinggi,

yaitu 70 tahun atau lebih atau seseorang berusia 60 tahun dengan masalah

kesehatan. Sedangkan menurut WHO batasan usia dibagi menjadi usia

pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-70 tahun, lanjut

usia tua (old) 71-89 tahun, dan usia sangat tua 90 tahun (Maryam, 2008;

Kemenkes, 2016; WHO, 2015).

Struktur gigi lansia terdiri dari email dengan komposisi bahan anorganik yaitu

ion kalsium fosfat dan hidroksipatit lebih banyak dibandingkan bahan organik

dan air. Email pada lansia memiliki warna lebih kuning, lapisan dentin rapuh

dan pulpa berisi pembuluh darah yang rapuh (Maryam, 2008; Bowker, 2012;

Tambayong, 2000). Keasaman pada mulut lansia meningkat, bersamaan

dengan penurunan jumlah saliva yang berfungsi sebagai proteksi bagi gigi

mempercepat terjadinya proses korosi dan penipisan lapisan email kemudian

berlanjut dengan tereksposnya dentin. Proses remineralisasi bekerja secara

lambat mengakibatkan dentin sekunder membutuhkan waktu yang lama untuk

terbentuk. Dentin sekunder merupakan lapisan yang dibentuk untuk

menggantikan lapisan primer yang rusak, proses pembentukan yang lambat

menyebabkan gigi rapuh dan mudah terinfeksi (Razak, 2014; Loesche, 1996).

Page 25: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

8

2.3 Karies Gigi

2.3.1 Definisi Karies Gigi

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,

dentin, dan sementum yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme

bersifat asam yang mengakibatkan demineralisasi karena interaksinya

dengan lapisan gigi. Email gigi yang mengalami demeneralisasi

membuat lapisan dentin terekspos. Dentin yang terekspos membuat

saluran ke dalam pulpa menjadi sensitif sehingga rasa panas atau dingin

dapat merangsang saraf dan mengakibatkan rasa nyeri (Edwina dan

Joyston, 1992). Karies gigi adalah suatu proses kronisregresif, dimana

prosesnya terus berjalan kebagian yang lebih dalam dari gigi, bermula

dari lapisan email membuat lubang ke lapisan dentin dan sementum

yang tidak dapat diperbaiki melalui proses regenerasi. (Edwina dan

Joyston, 1992; Sharma, 2014; Dorland, 2015).

2.3.2 Epidemiologi Karies Gigi

Presentase penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut menurut

Riskesdas tahun 2007 adalah 23,2% dan meningkat menjadi 25,9%

pada tahun 2013. Gambaran presentase penduduk dengan masalah gigi

berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 1 (Kemenkes, 2014).

Page 26: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

9

Tabel 1. Perbandingan presentase permasalahan gigi dan mulut

berdasarkan usia

Usia Presentase 2007 Presentase 2013

5-9 tahun

10-14 tahun

35-44 tahun

45-54 tahun

55-64 tahun

65 tahun

21,6 %

20,6 %

29,6 %

31,1 %

29,1 %

22,1 %

28,9 %

25,2 %

30,5 %

31,9 %

28,3 %

19,2 %

Sumber: (Kemenkes, 2014).

Provinsi di Indonesia yang mengalami masalah gigi dan mulut tertinggi

adalah provinsi Sulawesi Selatan dengan presentase kenaikan dari

25,3% pada 2007 menjadi 36,2% pada tahun 2013. Sedangkan

Lampung memiliki penurunan presentasi sejak 2007, yaitu 18,1%

menjadi 15,3% pada 2013 (Kemenkes, 2014).

Rata-rata nilai komponen karies di Indonesia adalah 1,6 yaitu terdapat

160 buah gigi dengan karies per 100 orang. Provinsi dengan nilai

komponen karies tertinggi adalah Kalimantan Barat dengan nilai 3,2

yaitu 320 buah gigi dengan karies gigi per 100 orang dan terendah Nusa

Tenggara Barat, yaitu 80 buah gigi dengan karies gigi per 100 orang.

Lampung memiliki nilai komponen karies 2,1 yaitu 210 buah gigi

dengan karies gigi per 100 orang yang membuat provinsi lampung

memiliki nilai karies di atas rata-rata dari nilai komponen karies di

Indonesia (Kemenkes, 2013).

Nilai komponen karies pada kelompok usia 6-12 tahun adalah 1,02

yaitu terdapat 102 gigi dengan karies per 100 orang yang menempatkan

Page 27: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

10

kelompok usia ini sebagai kelompok umur dengan komponen karies

terendah dan kelompok usia 55-64 tahun 2,15 yaitu terdapat 215 gigi

dengan karies per 100 orang yang menempatkan kelompok usia ini

sebagai kelompok umur dengan komponen karies tertinggi (Kemenkes,

2013).

2.3.3 Etiologi Karies Gigi

Karies gigi merupakan penyakit yang mempunyai etiologi multifaktoral

dengan empat faktor dasar yang sangat berperan dalam pembentukan

lesi karies yaitu:

1. Mikroorganisme pada plak gigi

Spesies mikroorganisme spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai

mikroorganisme yang terlibat dalam pengembangan karies, yaitu

Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus, Lactobacillus,

Actinomyces, dan terkadang ditemukan Candida (Jared, 2010;

Karpiński dan Szkaradkiewicz, 2013).

Pada suatu penelitian didapatkan jenis mikroorganisme dalam plak

yang berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, kokus gram

positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti

Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus, Streptococcus

oralis, dan Streptococcus salivarius. Pada suasana mulut yang

asam mikroorganime penyebab karies gigi yang paling banyak

ditemukan adalah dari spesies Lactobacillus diantaranya

Lactobacillus acidophilus dan Lactobacillus fermentum

Page 28: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

11

Mikroorganisme penyebab karies memiliki sifat asidogenik

(membentuk asam dari substrat) dan asidurik (resisten terhadap

asam dan memproduksi asam secara terus-menerus) (Loesche,

1996; Karpiński dan Szkaradkiewicz, 2013; Aparna, 2013).

2. Substrat

Substrat adalah suatu molekul kimia yang berasal dari berbagai

makanan halus dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari yang

menempel pada gigi. Salah satu jenis substrat adalah gula. Terlalu

sering mengkonsumsi makanan yang mengandung gula akan

meningkatkan jumlah plak dan pertumbuhan mikroorganisme

didalamnya. (Ramayanti dan Purnakarya, 2013). Sebuah teori

dikatakan bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat

cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang

dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya

sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Karbohidrat

merupakan senyawa yang dipecah menjadi produk gula dan

merupakan konsumsi setiap individu sehari-hari seperti nasi

(Pintauli dan Hamada, 2008; Ramayanti dan Purnakarya, 2013).

3. Host

Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai host

terhadap karies gigi, yaitu ukuran dan bentuk gigi, struktur email,

faktor kimia, dan saliva (Ramayanti dan Purnakarya, 2013). Pit dan

Page 29: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

12

fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-

sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit

dan fisur yang dalam. Pit dan fisur adalah bagian permukaan

kunyah yang memiliki dua struktur landasan halus dan kasar.

Permukaan gigi yang kasar dapat menyebabkan plak mudah

melekat (Pintauli dan Hamada, 2008).

Pada gigi permanen orang dewasa email mengandung 96% mineral

(ion kalsium fosfor dan hidroksipatit), air 1%, dan bahan organik

3%. Bagian luar email mengalami mineralisasi yang lebih

sempurna dan mengandung banyak fluor, fosfat, sedikit karbonat,

dan air. Kepadatan mineral pada email sangat menentukan

kelarutan email. Semakin banyak email mengandung mineral maka

email menjadi semakin padat dan resisten. Gigi susu lebih mudah

terserang karies dari pada gigi permanen. Hal ini disebabkan karena

email gigi susu mengandung lebih banyak bahan organik dan air

sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi permanen.

Selain itu, struktur pembentuk gigi susu tidak sepadat gigi

permanen (Pintauli dan Hamada, 2008).

Saliva adalah pelindung gigi dari asam. Sebuah penelitian klinis

menunjukkan peningkatan kerusakan struktur gigi dengan cepat

yang diakibatkan oleh xerostomia (Penurunan produksi saliva).

Saliva berperan penting dalam melindungi struktur gigi karena

Page 30: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

13

memiliki kemampuan buffering yaitu kemampuan membersihkan

rongga mulut secara alami serta mengandung ion Ca2+

, HPO42-

dan

fluoride (Heasman, 2003; Senjaya, 2016).

4. Waktu lamanya plak

Waktu lamanya plak berhubungan dengan kecepatan terbentuknya

karies. Secara umum, lamanya waktu yang dibutuhkan plak untuk

berkembang menjadi suatu karies diperkirakan 6-48 bulan dan

berbeda pada setiap orang (Quock, 2015).

2.3.4 Patofisiologi Karies Gigi

Karies gigi adalah sebuah proses sederhana secara teoritis tetapi secara

detail merupakan proses yang rumit. Secara garis besar, mekanisme

karies dapat dideskripsikan sebagai berikut (Zaremba, et.al., 2006).

1. Mikroorganisme pada plak gigi melakukan fermentasi terhadap

substrat pada permukaan gigi. Hasil fermentasi menghasilkan

senyawa asam.

2. Senyawa asam berdifusi kedalam lapisan yang terpapar seperti

email, dentin atau sementum dan merusak atau menguraikan

kalsium, fosfat, dan hidroksipatit kemudian berdifusi keluar dari

gigi yang disebut dengan demineralisasi.

3. Gigi yang mengalami demeneralisasi secara alami akan mengalami

remineralisasi membentuk lapisan baru pada bagian yang kosong.

Page 31: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

14

4. Paparan secara terus menerus yang tidak dapat diimbangi dengan

proses remineralisasi mengakibatkan terbentuknya karies pada gigi.

2.3 Mikroorganisme di Dalam Mulut

2.3.1 Bakteri Aerob

Bakteri aerob adalah bakteri yang memerlukan udara atau oksigen agar

dapat hidup atau tumbuh. Dibagi dalam dua kelompok, yaitu bakteri

gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif meliputi

bakteri coccus (streptococcus, staphylococcus), bacillus (saprofit), dan

spiral (Treponema dan Leptospira). Adapun gram negatif aerob

diantaranya adalah bakteri coccus (N. gonorrhoeae, N. meningitides

atau pnemococcus) dan lain-lain (Whitman, et.al., 2012; Jawetz, 2013).

2.3.1.1 Streptococcus

Streptococcus memiliki taksonomi yang berasal dari Domain

Bacteria, Phylum Firmicutes, Kelas Bacilli, Ordo

Lactobacillales, Famili Streptococcaceae, Genus

Streptococcus, Spesies Streptococcus mutan, Streptococcus

sobrinus, Streptococcus oralis dan lain sebagainya (Jawetz,

2013).

Spesies yang paling penting dalam pembentukan plak gigi

adalah Streptococcus. Oral Streptococci terdiri dari 12 spesies,

yaitu Streptococcus salivarius, Streptococcus anginosus,

Page 32: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

15

Streptococcus constellatus, Streptococcus cristatus,

Streptococcus gordonii, Streptococcus mitis, Streptococcus

mutans, Streptococcus oralis, Streptococcus parasanguis,

Streptococcus pneumonia, Streptococcus sanguis, dan

Streptococcus sobrinus (Whitman, et.al., 2012).

Streptococcus pertama kali ditemukan oleh JK Clark pada

tahun 1924 setelah mengisolasinya dari sebuah lesi pada karies

gigi. Kultur menggunakan agar darah dengan karakteristik

pada hasil kultur terlihat koloni yang kecil, berwarna putih ke

abu abuan, lebih kasar setelah hari ke 3-4, memiliki diameter 1

mm, bersifat alpha-hemolitik atau kadang non-hemolitik.

Bakteri ini tumbuh optimal pada suhu 37o

C dan tumbuh pada

suhu 45o C. Pengamatan dengan mikroskop bakteri ini

berbentuk bulat cenderung bertumbuh dalam formasi rantai,

nonmotil dengan diameter 0.5-0.75 μm. (Whitman, et.,al.

2012; Harty dan Ogston, 2013).

Gambar 2. Streptococcus dalam perbesaran

1000x (Newman, 2011).

Page 33: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

16

Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus mempunyai

peranan yang penting pada terjadinya karies gigi, karena

mereka dapat menempel pada email dan membentuk sebuah

plak. Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus

memiliki sifat asidogenik atau mampu memfermentasi sukrosa,

fruktosa, dan glukosa menjadi senyawa asam (Forssten, 2010;

Ramayanti dan Purnakarya, 2013).

2.3.1.2 Staphylococcus

Taksonomi Staphylococcus Domain Bacteria, Filum

Firmicutes, Kelas Bacilli, Ordo Bacillales, Family

Staphylococcaceae, Genus Staphylococcus. Terdapat 30

spesies dengan tiga spesies utama, yaitu Staphylococcus

aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus

saprophyticus.

Gambar 3. Staphylococcus dalam perbesaran

1000x (Newman, 2011).

Page 34: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

17

Staphylococcus adalah sel gram positif berbentuk bulat,

biasanya tersusun dalam rangkaian yang tak beraturan seperti

anggur. Bakteri ini mudah tumbuh pada berbagai perbenihan

dan mempunyai metabolism aktif untuk memfermentasikan

karbohidrat. Bakteri ini tumbuh cepat pada suhu kamar 37°C,

Koloni pada kultur berbentuk bundar, halus, menonjol, dan

memantulkan cahaya (Whitman, et.al., 2012).

Genus Staphylococcus terdiri dari sekurangnya 30 spesies.

Tiga spesies utama yang penting secara klinik adalah

Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan

Staphylococcus saprophyticus (Jawetz, 2013).

2.3.1.3 Lactobacillus

Taksonomi Lactobacillus terdiri atas Domain Bacteria, Filum

Firmicutes, Kelas Bacilli, Ordo Lactobacillales, Family

Lactobacillaceae, Genus Lactobacillus dan terbagi menjadi

beberapa spesies, yaitu Lactobacillus oralis, Lactobacillus

acidophilus, Lactobacillus bulgaricusk, Lactobacillus

fermentum dan lainnya (Jawetz, 2013).

Lactobacillus merupakan bakteri gram positif berbentuk bacil.

Lactobacillus diklasifikasikan sebagai bakteri lactic acid

karena mampu memfermentasi gula menjadi asam laktat dan

Page 35: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

18

organophospat yaitu memperoleh hidrogen atau elektron dari

fermentasi gula. (Jawetz, 2013; Whitman, et.al., 2012).

Kultur Lactobacillus memiliki karakteristik berupa tepi yang

tidak beraturan, menyebar dan terang. Suhu pertumbuhan yang

optimal adalah 35-38 oC dapat tumbuh pada suhu 45

oC. Pada

pengamatan mikroskopik terlihat gambaran bakteri gram

positif berbentuk batang dengan ujung setengah lingkaran

berukuran 0.6-0.9 x 1.5-6 μm, terlihat sendiri, berpasangan,

maupun membentuk rantai pendek, nonmotil (Whitman, et.,al.

2012).

Gambar 4. Lactobacillus dalam perbesaran

1000x (Newman, 2011).

2.3.2 Bakteri Anaerob

Bakteri anaerob adalah bakteri yang dapat hidup pada keadaan tidak ada

oksigen bebas atau udara. Rongga mulut mengandung jutaan bakteri

anaerob seperti Fusobacterium dan Actinomyces (Jawetz, 2013).

Page 36: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

19

2.3.2.1 Fusibacterium

Bakteri ini merupakan flora normal di mulut. Bakteri ini

berbentuk spiral, pada jumlah yang tinggi bakteri ini bersifat

patologi dan dapat mengakibatkan kelainan gigi dan mulut

(Whitman, et.al., 2012).

2.3.2.2 Actinomyces

Actinomycessudah sering ditemukan dalam rongga mulut

manusia dan sering dihubungkan dengan karies. Bakteri ini

juga merupakan pengguna karbohidrat tetapi sifat ketahanan

terhadap asamnya tidak terlalu kuat (Whitman, et.al., 2012).

2.3.3 Gambaran Mikroorganisme pada karies gigi anak dan lansia

Mikroorganisme yang paling banyak ditemukan pada karies gigi anak

adalah spesies Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus

kedua jenis mikroorganisme ini mampu melekatkan diri dan

membentuk plak pada gigi dan mendominasi pada awal infeksi

(Zaremba, et.al., 2006). Pada lansia jenis mikroorganisme yang paling

banyak ditemukan adalah jenis Lactobacillus acidophilus dan dapat

pula ditemukan Streptococcus mutans hal ini diakibatkan oleh kondisi

asam yang tinggi, sehingga jenis mikroorganisme lain sukar untuk

bertahan (Loesche, 1996; Jared, 2010; Karpiński dan Szkaradkiewicz,

2013).

Page 37: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

20

2.4 Kerangka Teori

Kerangka teori dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Faktor Penyebab

Karies

Gambar 5. Perbedaan anatomi dan fisiologis antara anak dan lansia (Zaremba,et.al.,

2006; Jared, 2010; Karpiński dan Szkaradkiewicz, 2013; Pintauli dan Hamada, 2008;

Ramayanti dan Purnakarya, 2013)

2.5 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian ini adalah:

Gambar 6. Kerangka konsep

Struktur Gigi Anak

Renggang karena

banyak kandungan

organik dibandingkan

mineral dan proses

regenerasi yang baik

Karies gigi

Karies gigi pada lansia

Bakteri penyebab

karies gigi

Host

Mikroorganisme Plak

Waktu

Substrat

Struktur Gigi Lansia gigi

lebih rapuh karena

proses penuaan

Karies gigi pada Anak

Page 38: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Cross Sectional yang bersifat

deskriptif, dengan pendekatan laboratorik untuk mengidentifikasi jenis

mikroorganisme pada karies gigi antara anak dan lansia.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2018 di SDN 7

Natar, Panti Jompo Tresna Werdha Bhakti Yuswa, dan Laboratorium

Kesehatan Provinsi Lampung.

3.3 Subjek Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh penghuni Panti Jompo Tresna

Werdha Bhakti Yuswa, Natar, Lampung Selatan pada tahun 2018 dan

anak-anak dengan usia 6-12 tahun di SDN 7 Natar, Lampung Selatan.

Page 39: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

22

3.3.2 Sampel

Besar sampel pada penelitian ini ditentukan melalui Rumus

Lameshow sebagai berikut:

Jumlah pasien dengan kelainan gigi dan mulut di Puskesmas Natar

sebesar 25 orang dalam 4 bulan terakhir dengan pasien karies gigi

sebanyak 3 orang.

Proporsi dihitung dengan

P =

P : Proporsi

X : Jumlah kejadian

N : Total kelainan gigi dan mulut

P =

P = 0,12

Proporsi kejadian karies gigi adalah 0,12.

Rumus pengambilan sampel:

Keterangan:

n : Jumlah sampel

Zα : Derivat baku alpa 1,96

P : Proporsi 0,12

d : Presisi 10%

Q : 1-P

Page 40: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

23

Berdasarkan hasil perhitungan maka jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini secara keseluruhan berjumlah 18 orang. Dengan

demikian jumalah sampel terbagi menjadi 2 kelompok yaitu 18 orang

anak dan 18 orang lansia (Dahlan, 2009).

3.4 Kriteria Penelitian

3.4.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi penelitian ini adalah:

a. Pasien terdiagnosis karies gigi.

b. Berusia 6-12 tahun

c. Berusia 60-69 tahun

3.4.2 Kriteria Eksklusi

1. Pasien sedang mengalami gangguan saluran nafas akut seperti

influenza, pneumonia, tonsilitis, faringitis, dan bronkitis akut.

2. Pasien memiliki riwayat penggunaan mouth wash saat peneliti

melakukan pengambilan data.

3.5 Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah host yang mengalami karies gigi dan

mikroorganisme pada karies gigi.

3.6 Definisi Operasional

Untuk memudahkan penelitian agar tidak terlalu luas maka dibuat sebuah

definisi oprasional yang disusun dalam tabel 2:

Page 41: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

24

Tabel 2. Defisini Operasional

No

Variabel Definisi Alat Ukur Metode

pengukuran Hasil Ukur Skala

1. Karies

Gigi

Anak

Anak berusia 6-12

tahun yang

teridentifikasi

terdapat karies

pada gigi

(Kemenkes, 2013;

Haesman P, 2003)

Kartu

Pelajar

Kaca Mulut

Melakukan

pemeriksaan

dan

menentukan

diagnosis

pada gigi.

Memeriksa

tanggal lagir

pada kartu

identitas.

Karies Ordinal

2. Karies

Gigi

Lansia

Lansia berusia 60-

69 tahun yang

teridentifikasi

terdapat karies

pada gigi

(Maryam, 2008;

Kemenkes, 2013)

Kartu Tanda

Penduduk

Kaca Mulut

Melakukan

pemeriksaan

dan

menentukan

diagnosis

pada gigi.

Memeriksa

tanggal lagir

pada kartu

identitas.

Karies Ordinal

3. Bakteri

Pada

Karies

gigi

Bakteri yang

ditemukan dari

hasil isolasi lesi

karies gigi

(Withman, et.al.,

2012)

Mikroskop

dan

pewarnaan

gram

Pemeriksaan

Lab

Jenis Mikroorganisme :

1. Streptococcus mutans

2. Streptococcus

sobrinus

3. Streptococcus oralis

4. Streptococcus

salivarus

5. Lactobacillus

acidophilus

6. Lactobacillus

fermentum

Nominal

Sumber: (Maryam 2008; Hiranya, 2011; Withman, et.al., 2012; Kemenkes, 2013).

3.7 Alat dan Bahan

a. Alat

1. Cotton bud steril (swab transport)

2. Kaca mulut

3. Tabung reaksi

4. Kaca preparat

5. Ose bulat

6. Inkubator dan Mikroskop

Page 42: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

25

7. Handscoen dan Masker

8. Parafilm

b. Bahan

1. Reagen Butter Phospat

2. Agar Darah (Blood Agar)

3. Bahan pewarnaan gram

- Zat warna Carbol Gentian Violet

- Zat pematek Lugol (Iodium: Kalium Gentian Violet: Aquades =

1:2:300)

- Air Fuchsin

- Alkohol 96%

4. Bahan uji identifikasi dengan biokimia

- Vogest Proskauer (positif merah-merah muda, negatif kecoklatan)

- TSIA (Triple Sugar Iron Agar) merah / kuning

- SIM (Sulfida Indol Motil) Endapan Hitam, Ring Merah setelah

diberi larutan kovak, dan Pertumbuhan permukaan tabung.

- Citrat ( Positif Biru)

- Urea (positif merah-merah muda, negatif kecoklatan)

- Media gula-gula berupa Glukosa, Sukrosa, Manitol, Laktosa,

Maltosa (Negatif Biru Tua, Positif Biru muda)

Page 43: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

26

3.7 Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian

3.7.1 Pengambilan Sampel

1. Subjek diminta membuka mulut tidak terlalu lebar atau mengatakan

“e”. Kemudian dicari bagian gigi yang mengalami karies.

2. Dilakukan swab pada plak menggunakan copan swab steril dari

permukaan gigi yang teridentifikasi karies.

3. Copan hasil swab dimasukkan ke dalam BPS (Butter Phospat) dan

lilitkan parafilm pada tutup tabung. Lalu dilabeli identitas pasien

dan disimpan dalam kotak pendingin.

4. Copan swab dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi

Lampung sesegera mungkin.

3.7.2 Pembuatan Media dan Isolasi Sampel

1. Mengambil cotton bud steril (swab transport) yang telah berada

dalam BPS (Butter Phospat) ke medium Agar darah yang sudah

dilabeli identitas dan disebar dengan ose yang sudah disterilkan.

2. Dilakukan inkubasi pada inkubator selama 24 jam pada suhu 370

C.

3.7.3 Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan Gram

1. Ambil koloni yang tumbuh pada Agar darah.

2. Siapkan kaca preparat bersihkan kaca preparat. Setelah itu lalukan

di atas api sebnayak 3x.

3. Teteskan kaca preparat dengan NaCl, kemudian ambil koloni

bakteri pada agar plate menggunakan ose yang telah dipanaskan

Page 44: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

27

kemudian oleskan pada tetesan NaCl di kaca preparat membentuk

bulat atau lonjong.

4. Diamkan kaca preparat hingga mengering kemudian lalukan diatas

api sebanyak 3x untuk fiksasi.

5. Tetesi preparat tersebut dengan zat warna Karbol Gentian Violet.

Diamkan selama 30 detik. Buang zat warna berlebih.

6. Tambahkan zat pematek Lugol (Iodium : Kalium Iodium : Aquades

= 1 : 2 : 300), selama 30 detik. Kemudian cuci dengan air

7. Bilas preparat dengan alkohol 96% selama 2 detik hingga zat warna

larut kemudian bilas dengan akuades.

8. Tetesi preparat dengan pewarna kedua. Diamkan selama 30 detik.

Buang kelebihan zat warna. Bilas dengan akuades.

9. Keringkan preparat dan diatasnya diberi satu tetes minyak imersi

untuk menghindarkan perbedaan indek bias.

10. Hasil pewarnaan gram yang diamati dengan mikroskop

11. Hasil pengamatan dengan hasil koloni murni dikultur kemabali pada

Agar darah II dan dinkubasi kembali selama 24 jam pada suhu 370

C

untuk identifikasi lebih lanjut.

3.7.4 Pengamatan Bakteri

1. Terdapat dua jenis bakteri yaitu jenis Coccus dan Bacil

2. Untuk bakteri jenis Coccus dilakukan uji VP (Vogest Proskauer).

Ambil koloni bakteri yang tumbuh pada media menggunakan ose

bulat yang telah dipanaskan hingga pijar lalu didiamkan beberapa

Page 45: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

28

saat. Masukkan ose dalam tabung reaksi, aduk dengan memutar dan

menauk turunkan ose hingga koloni tercampur dengan larutan.

Kemudian media diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370

C. Hasil

positif uji adsalah terbentuknya warna merah pada medium setelah

ditambahkan KOH.

3. Untuk bakteri jenis Coccus dan Bacil dilakukan uji identifikasi

dengan uji biokimia.

a. TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

Ambil koloni yang tumbuh pada media menggunakan ose bulat

yang telah dipanaskan hingga pijar dan sudah tidak terlalu

panas. Kemudian buka tutup tabung media, oleskan secara zig-

zag pada lereng media kemudian tusukan hingga sasar media.

Tutup kembali tabung media dan diinkubasi selama 24 jam

pada suhu 370

C. Hasil pengamatan adalah lereng banding

dasar, perubahan bermakna adalah perubahan menjadi warna

kuning.

b. SIM (Sulfida Indol Motil)

Ambil koloni pada media menggunakan ose bulat yang telah

dipanaskan hingga pijar dan sudah tidak terlalu panas.

Kemudian tusukkan tegak luruspada media SIM. Lakukan

inkubasi selama 24 jam dengan suhu 370

C. Pada pengamatan

tabung ditambahkan reagen kovac. Sulfida Positif jika terdapat

endapan hitam, Indol positif jika terbentuk cincin merah setelah

Page 46: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

29

pemberian reagen kovac, Motil positif jika terdapat selaput

putih seperti kapas pada bagian atas tabung.

c. Citrat (Simons Citrat)

Ambil koloni pada media menggunakan ose bulat yang telah

dipanaskan hingga pijar dan sudah tidak terlalu panas.

Kemudian goreskanz ig-zag pada media. Lakukan inkubasi

selama 24 jam dengan suhu 370C. Pada pengamatan warna

media akan berubah menjadi merah atau merah muda untuk

hasil positif.

d. Pada uji media gula-gula (glukosam laktosa, maltosa, mannitol,

sukrosa). Bakteri yang telah tumbuh pada media agar darah

diinokulasi pada media gula-gula. Ambil koloni bakteri yang

tumbuh pada media menggunakan ose bulat yang telah

dipanaskan hingga pijar lalu didiamkan beberapa saat.

Masukkan ose dalam tabung reaksi, aduk dengan memutar dan

menauk turunkan ose hingga koloni tercampur dengan larutan.

Kemudian media diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370.

Hasil positif adanya perubahan warna medium menjadi kuning

dan membentuk gas apabila terdapat gelembung udara pada

tabung durham.

4. Mengamati hasil uji tersebut kemudian diidentifikasi jenis

bakterinya.

Page 47: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

30

3.9 Alur Penelitian

Adapun alur penelitian pada proposal penelitian ini akan dipetakan pada

gambar berikut:

Gambar 7. Alur Penelitian

Hasil identifikasi bakteri

Pembahasan

Kesimpulan

Menentukan tanggal penelitian

Memberikan informed consent kepada responden

Pemeriksaan karies gigi oleh dokter gigi dan pengambilan sampel bakteri pada

karies gigi pada anak atau lansia

Data hasil identifikasi diolah

Penyajian data

Bakteri dikultur di atas media Agar darah dan di inkubasi 37oC selama 24 jam

Pewarnaan gram untuk menentukan jenis dan kemurnian koloni

Uji identifikasi dengan biokimia

Bakteri dikultur di atas media Agar darah II dan di inkubasi 37oC selama 24 jam

Page 48: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

31

3.10 Analisa Data

3.10.1 Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti dan didapat

dari pengolahan manual.

3.10.2 Analisis data

Deskriptif frekuensi dimana membuat uraian secara sistematik

mengenai keadaan dari hasil penelitian kemudian didistribusi dalam

bentuk tabel dengan frekuensi yang sesuai.

3.11 Etika Penelitian

Penelitian Telah mendapatkan izin dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan disetujui dengan nomor surat:

1834/UN26.18/PP.05.02.00/2018.

Pemeriksaan karies gigi dilakukan oleh tenaga medis yang berkompeten yaitu

seorang dokter gigi yang dibantu oleh perawat gigi.

Page 49: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapat kesimpulan bahwa :

1. Terdapat perbedaan jenis mikroorganisme antara karies gigi pada anak dan

lansia. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan jenis mikroorganisme yang

paling banyak pada anak yaitu Streptococcus mutans dan mikroorganisme

paling banyak pada lansia adalah Lactobacillus acidophilus.

2. Mikroorganisme yang diidentifikasi pada karies gigi anak adalah

Streptococcus mutans 61,1%, Streptococcus sobrinus 16,6%, Streptococcus

salivarus 11,1%, Streptococcus oralis 5,6%, dan Lactobacillus acidophilus

5,6%.

3. Mikroorganisme yang diidentifikasi pada karies gigi lansia antara lain

Lactobacillus acidophilus 55,6%, Streptococcus mutans 22,2%,

Lactobacillus fermentum 11,1%, dan Streptococcus sobrinus 11,1%.

Page 50: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

41

5.2 Saran

1. Untuk Peneliti

Dapat meneliti jenis pengobatan yang sesuai dengan jenis

mikroorganisme pada karies gigi anak dan lansia.

2. Untuk Institusi kesehatan

Dapat memberikan penatalaksanaan yang sesuai dengan jenis

mikroorganisme pada karies gigi anak dan lansia untuk mendapat

hasil terapi yang optimal.

Page 51: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

DAFTAR PUSTAKA

Amnur AN. 2012. Pengaruh Pasta Gigi Mengandung Xylitol dan Fluoride

Dibandingkan Pasta Gigi Mengandung Fluoride Terhadap Plak Gigi

[Skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro.

Aparna A, Hegde MN, Shetty V. 2013. Evaluation of microflora of root carious

lesions in different age groups: A microbiological study. European Journal of

General Dentistry. 2(2):130–133.

Bowker L, Price J, Smith S. 2012. Oxford Handbook of Geriatric Medicine.

Inggris: Press Universitas Oxford.

Dahlan MS. 2004. Statistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Arkans.

Dorland WAN. 2015. Kamus Kedokteran Dorland edisi 31. Jakarta: EGC.

Duggal M, Cameron A, Toumba J. 2014. At a Glance Kedokteran Gigi Anak.

Jakarta: Erlangga.

Edwina, Joyston S. 1992. Dasar Dasar Karies Penyakit dan Penanggulannya.

Jakarta: EGC.

Forssten SD, Björklund M, Ouwehand AC. 2010. Streptococcus mutans, Caries

and Simulation Models. Nutriens. 290–298.

Gamboa F , Estupiñan M, Galindo A. 2004. Presence of Streptococcus Mutans in

saliva and its relationship with dental caries: antimicrobial susceptibility of

the isolates [Journal Online] [ diakses 24 Oktober 2018]. Tersedia dari:

https://www.javeriana.edu.co/universitas_scientiarum/universitas_docs/vol9e

sp/3-presense.pdf20Accessed20on20November203,2011.

Harty F, Ogston R. 2013. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.

Heasman P. 2003. Conservative dentistry in Master dentistry restorative dentistry,

paediatric dentistry and orthodontics vol. 2. London: Elsevier Limited.

Hiranya P, Eliza H, Neneng N. 2011. Ilmu Pencegahan Penyakt Jaringan Keras

Dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC.

Page 52: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

2

Hoffman M. 2015. Picture of the Teeth [Artikel Online] [diakses 16 Oktober

2018]. Tersedia dari: https://www.webmd.com/oral-health/picture-of-the-

teeth#1

Jared. 2010. Microbiology of Root Caries. Article of Cariology [Online Article]

[Diakses 16 Juni 2017]. Tersedia dari : http://cariology.wikifoundry.com

Jawetz E, Melnick J, Adelberg E. 2013. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Karpiński TM, Szkaradkiewicz AK. 2013. Microbiology of Dental Caries. J Biol

Earth Sci. 3(1):21–24.

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Dalam Angka Provinsi Lampung.

Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. 2014. Situasi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Kementrian

Kesehatan RI.

Kemenkes RI. 2016. Situasi lanjut usia (lansia) di Indonesia. Jakarta: Kementrian

Kesehatan RI.

Knapowski J, Tobis KW, Witowski J. 2002. Pathophysiology of Ageing. JPP.

53(2):135–146.

Loesche JW. 1996. Microbiology of Dental Decay and Periodontal Disease.

Dalam: Medical Microbiology. Edisi ke-4. Galveston: University of Texas

Medical Branch. hlm 99.

Maryam RS, Eksari, Mia FR, Jubaedi, Ahmad B, Irwan. 2008. Mengenal Usia

Lanjut dan Perawatannya Edisi 1. Jakarta: Salmeba Medika.

Mayo Clinic. 2014. Diseases and Conditions Cavities or tooth decay. Medical

Education and Research [Online Article] [Diakses 16 Juni 2017]. Tersedia

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cavities/basics/causes/con-

20030076.

Newman H. 2011. Microbiology Atlas. Jerman: Czech Republic.

Permenkes. 2016. Rencana aksi Nasional kesehatan lanjut usia tahun 2016-2019.

Jakarta: Kemenkes RI.

Pintauli S, Hamada T. 2008. Menuju Gigi dan Mulut Sehat : Pencegahan dan

Pemeliharaan.Sumatera: USU Press.

Quock RL. 2015. Dental Caries: A Current Understanding and Implications.

Journal of Nature and Science [Online Journal] [Diunduh 19 Juni 2017].

Tersedia : http://www.jnsci.org/files/html/e27.htm.

Page 53: IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA KARIES GIGI …digilib.unila.ac.id/55478/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT membalas semua

3

Ratmini NK, Arifin. 2011. Hubungan kesehatan mulut dengan kualitas hidup

lansia. JIG 2(2):139-147.

Ramayanti S, Purnakarya I. 2013. Peran Makanan Terhadap Kejadian Karies Gigi.

JKM. 7(2):89–93.

Razak PA, Richard KM, Jose T, Rekha PH, Abdul K, Nanada S. 2014. Geriatric

Oral Health. J Int Oral Health. 6(6): 110-116.

Senjaya AA. 2016. Gigi Lansia. J Skala Husada. 13(1):72-80.

Sharma S, Sethi GR, Gupta U. 2014. Standar Treatment Guidlines. India:Wolters

Kluwer.

Tambayong J. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Whitman W, Goodfellow, Michael K, Peter B, Hans JT, Martha L, et.al,.2012.

Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology: Volume 5: The Actinobacteria,

New York: Springer Science & Business Media.

WHO. 2015. World Report on Ageing and Health. Switzerland: World Health

Organization.

Yifei Z, Yingyi L, Qingwei M, Yeqing S, Qian Z, Xiaoyan W. 2014.

Identification of Lactobacillus from the Saliva of Adult Patients with Caries

Using Matrix-Assisted Laser Desorption/Ionization Time-Of-Flight Mass

Spectromrtry [Online Journal] [diunduh 24 oktober 2018]. Tersedia dari:

https://doi.org/10.1371/journal.pone.0106185.

Zaremba ML, Stokowska W, Klimiuk A, Daniluk TR, Waszkiel D, Tokajuk G,

et.al,. 2006. Microorganisms in root carious lesions in adults. AMS.

51(1):237-240.


Recommended