+ All Categories
Home > Documents > ILLUSTRASI KASUS - simdos.unud.ac.id · ILLUSTRASI KASUS MEDICINA 2019, Volume 50, Number 2:...

ILLUSTRASI KASUS - simdos.unud.ac.id · ILLUSTRASI KASUS MEDICINA 2019, Volume 50, Number 2:...

Date post: 17-Feb-2020
Category:
Upload: others
View: 5 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
7
ILLUSTRASI KASUS MEDICINA 2019, Volume 50, Number 2: 314-320 P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321 314 CrossMark ABSTRACT Introduction: Congenital Nevomelanostic Nevi (CNN) is a benign melanocytic neoplasm that appears from birth or within the first week after birth. The form of CNN consists of round or oval papules or tumors, with smooth to rough (verrucous) surfaces, regular and firm boundaries, with hair growth. Currently, dermatosurgery field has evolved significantly, especially in the surgical procedures performed on the facial area, which aesthetic and cosmetic aspects should be highly monitored. Case Report: We report one case of CNN in the right cheek area in 30 years old man. The diagnosis of CNN was made based on history, physical examination and histopathological examination. We perform punch biopsy and rotation flap closure for the patient and it shows good results. The consideration for using this technique that CNN lesions was small and as the cosmetic side gave the patient a good result. Keywords: congenital nevomelanocytic nevi, punch biopsy, rotation flap. Cite This Article: Pramita, N.Y.M., Wardhana, M. 2019. Nevus melanositik kongenital yang dilakukan tindakan biopsi plong dan penutupan rotation flap. Medicina 50(2): 314-320. DOI:10.15562/Medicina.v50i2.659 ABSTRAK Pendahuluan: Congenital nevomelanostik nevus (CNN) merupakan neoplasma melanositik jinak yang muncul sejak lahir atau dalam minggu pertama setelah kelahiran. Bentuk dari CNN berupa papul atau tumor yang berbentuk bulat atau oval, dengan permukaan halus hingga kasar (verukosa), reguler dan memiliki batas tegas, dan disertai dengan rambut. Tindakan pembedahan utamanya dibidang dermatologi mengalami perkembangan yang cukup pesat, dimana tindakan pembedahan yang dilakukan pada area wajah harus mempertimbangkan segi estetik dan kosmetik. Ilustrasi Kasus: Pada laporan kasus ini dilaporkan kasus CNN di area pipi kanan pada lelaki berusia 30 tahun. Diagnosis CNN ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan histopatologi. Pasien pada laporan kasus ini dilakukan tindakan pembedahan berupa biopsi plong dan penutupan rotation flap. Pada pasien menunjukkan hasil baik pasca tindakan. Teknik pembedahan dan penutupan ini dipilih dengan pertimbangan lesi CNN kecil dan secara kosmetik penutupan defek rotation flap memberikan hasil yang baik. Kata kunci: Congenital nevomelanostik nevus, biopsi plong, rotation flap. Cite Pasal Ini: Pramita, N.Y.M., Wardhana, M. 2019. Nevus melanositik kongenital yang dilakukan tindakan biopsi plong dan penutupan rotation flap. Medicina 50(2): 314-320. DOI:10.15562/Medicina.v50i2.659 Nevus melanositik kongenital yang dilakukan tindakan biopsi plong dan penutupan rotation flap Nyoman Yoga Maya Pramita, * Made Wardhana PENDAHULUAN Nevus merupakan lesi dari neoplasma melanositik yang terjadi akibat akumulasi sel-sel melanosit pada epidermis, dermis, serta jaringan lainnya. Nevus nevomelanositik disebabkan karena proliferasi jinak dari sel melanosit sehingga membentuk lesi nevus. 1 Lesi neoplasma melanositik jinak diklasifi- kasikan berdasarkan gambaran klinis dan pemerik- saan histopatologi menjadi nevus nevomelanositik kongenital, nevus nevomelanositik akuisita, blue nevus, nevus spilus, spitz nevus, nevus spindel berpigmen, dan nevus nodular. Nevus nevoma- lanositik kongenital (congenital nevomelanostik nevus atau CNN) merupakan neoplasma mela- nositik jinak yang muncul sejak lahir atau dalam minggu pertama setelah kelahiran. 2 Lesi CNN dapat bertambah besar, dapat menyebar sampai ke dermis retikuler dan jaringan subkutan. Congenital nevomelanostik nevus (CNN) lebih sering meli- batkan adneksa kulit, otot erektor villi, saraf dan pembuluh darah. Terapi CNN bertujuan untuk mengurangi peluang berkembangnya lesi nevus menjadi melanoma dan untuk alasan kosmetik. 3 Biopsi plong atau punch biopsi merupakan suatu teknik pengangkatan jaringan yang dapat digunakan untuk membantu penegakan diagnosis, selain itu biopsi plong juga digunakan untuk terapi. Prosedur biopsi ini dilakukan menggunakan pisau berbentuk silinder. Ukuran biopsi plong cukup Departemen Dermatologi dan Venerologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar * Correspondence to: Nyoman Yoga Maya Pramita, Departemen Dermatologi dan Venerologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar [email protected] Diterima: 2019-02-26 Disetujui: 2019-04-23 Diterbitkan: 2019-08-01
Transcript
Page 1: ILLUSTRASI KASUS - simdos.unud.ac.id · ILLUSTRASI KASUS MEDICINA 2019, Volume 50, Number 2: 314-320 P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321 314 CrossMark ABSTRACT Introduction: Congenital

ILLUSTRASI KASUSMEDICINA 2019, Volume 50, Number 2: 314-320P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

314

CrossMark

ABSTRACT

Introduction: Congenital Nevomelanostic Nevi (CNN) is a benign melanocytic neoplasm that appears from birth or within the first week after birth. The form of CNN consists of round or oval papules or tumors, with smooth to rough (verrucous) surfaces, regular and firm boundaries, with hair growth. Currently, dermatosurgery field has evolved significantly, especially in the surgical procedures performed on the facial area, which aesthetic and cosmetic aspects should be highly monitored.

Case Report: We report one case of CNN in the right cheek area in 30 years old man. The diagnosis of CNN was made based on history, physical examination and histopathological examination. We perform punch biopsy and rotation flap closure for the patient and it shows good results. The consideration for using this technique that CNN lesions was small and as the cosmetic side gave the patient a good result.

Keywords: congenital nevomelanocytic nevi, punch biopsy, rotation flap.Cite This Article: Pramita, N.Y.M., Wardhana, M. 2019. Nevus melanositik kongenital yang dilakukan tindakan biopsi plong dan penutupan rotation flap. Medicina 50(2): 314-320. DOI:10.15562/Medicina.v50i2.659

ABSTRAK

Pendahuluan: Congenital nevomelanostik nevus (CNN) merupakan neoplasma melanositik jinak yang muncul sejak lahir atau dalam minggu pertama setelah kelahiran. Bentuk dari CNN berupa papul atau tumor yang berbentuk bulat atau oval, dengan permukaan halus hingga kasar (verukosa), reguler dan memiliki batas tegas, dan disertai dengan rambut. Tindakan pembedahan utamanya dibidang dermatologi mengalami perkembangan yang cukup pesat, dimana tindakan pembedahan yang dilakukan pada area wajah harus mempertimbangkan segi estetik dan kosmetik.

Ilustrasi Kasus: Pada laporan kasus ini dilaporkan kasus CNN di area pipi kanan pada lelaki berusia 30 tahun. Diagnosis CNN ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan histopatologi. Pasien pada laporan kasus ini dilakukan tindakan pembedahan berupa biopsi plong dan penutupan rotation flap. Pada pasien menunjukkan hasil baik pasca tindakan. Teknik pembedahan dan penutupan ini dipilih dengan pertimbangan lesi CNN kecil dan secara kosmetik penutupan defek rotation flap memberikan hasil yang baik.

Kata kunci: Congenital nevomelanostik nevus, biopsi plong, rotation flap.Cite Pasal Ini: Pramita, N.Y.M., Wardhana, M. 2019. Nevus melanositik kongenital yang dilakukan tindakan biopsi plong dan penutupan rotation flap. Medicina 50(2): 314-320. DOI:10.15562/Medicina.v50i2.659

Nevus melanositik kongenital yang dilakukan tindakan biopsi plong dan penutupan rotation flap

Nyoman Yoga Maya Pramita,* Made Wardhana

PENDAHULUAN

Nevus merupakan lesi dari neoplasma melanositik yang terjadi akibat akumulasi sel-sel melanosit pada epidermis, dermis, serta jaringan lainnya. Nevus nevomelanositik disebabkan karena proliferasi jinak dari sel melanosit sehingga membentuk lesi nevus.1 Lesi neoplasma melanositik jinak diklasifi-kasikan berdasarkan gambaran klinis dan pemerik-saan histopatologi menjadi nevus nevomelanositik kongenital, nevus nevomelanositik akuisita, blue nevus, nevus spilus, spitz nevus, nevus spindel berpigmen, dan nevus nodular. Nevus nevoma-lanositik kongenital (congenital nevomelanostik nevus atau CNN) merupakan neoplasma mela-nositik jinak yang muncul sejak lahir atau dalam

minggu pertama setelah kelahiran.2 Lesi CNN dapat bertambah besar, dapat menyebar sampai ke dermis retikuler dan jaringan subkutan. Congenital nevomelanostik nevus (CNN) lebih sering meli-batkan adneksa kulit, otot erektor villi, saraf dan pembuluh darah. Terapi CNN bertujuan untuk mengurangi peluang berkembangnya lesi nevus menjadi melanoma dan untuk alasan kosmetik.3

Biopsi plong atau punch biopsi merupakan suatu teknik pengangkatan jaringan yang dapat digunakan untuk membantu penegakan diagnosis, selain itu biopsi plong juga digunakan untuk terapi. Prosedur biopsi ini dilakukan menggunakan pisau berbentuk silinder. Ukuran biopsi plong cukup

Departemen Dermatologi dan Venerologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar

*Correspondence to: Nyoman Yoga Maya Pramita, Departemen Dermatologi dan Venerologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar [email protected]

Diterima: 2019-02-26 Disetujui: 2019-04-23 Diterbitkan: 2019-08-01

Volume No.: 50

Issue: 2

First page No.: 314

P-ISSN.2540-8313

E-ISSN.2540-8321

Doi: http://dx.doi.org/10.15562/medicina.v50i2.659

Illustrasi kasus

Page 2: ILLUSTRASI KASUS - simdos.unud.ac.id · ILLUSTRASI KASUS MEDICINA 2019, Volume 50, Number 2: 314-320 P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321 314 CrossMark ABSTRACT Introduction: Congenital

315Medicina 2019; 50(2): 314-320 | doi: 10.15562/Medicina.v50i2.659

ILLUSTRASI KASUS

bervariasi dari 1,5 sampai 10 milimeter. Umumnya apabila diameter kulit yang diambil cukup lebar maka penutupan luka tersebut diperlukan penja-hitan. Terdapat beberapa teknik penutupan luka yang digunakan utamanya pada daerah wajah. Penutupan luka dapat dilakukan dengan menggu-nakan teknik flap.5 Flap merupakan pemindahan satu bagian seluruh ketebalan kulit dan jaringan subkutan dari daerah donor yang berdekatan ke defek pembedahan. Dibandingkan dengan skin graft, metode flap mempertahankan hubungan vaskularisasi ke jaringan di bawahnya, sehingga memungkinkan tampilan alami yang lebih baik.6 Salah satu jenis flap yang paling sederhana adalah rotation flap. Rotation flap diindikasikan apabila dengan penutupan sederhana tidak memberikan hasil fungsional dan kosmetik yang memadai, lesi yang berada pada lateral pipi, dagu, dan kulit kepala.3

Pembedahan nevus yang terletak pada area seki-tar nasolabial memiliki tantangan tersendiri dalam penutupan defek di area tersebut. Pada laporan kasus ini dilaporkan kasus CNN yang dilakukan biopsi plong dan penutupan rotation flap. Tujuan pelaporan kasus ini adalah untuk menambah pemahaman mengenai penatalaksanaan CNN pada daerah nasolabial dengan biopsi plong dan penut-upan defek rotation flap.

ILUSTRASI KASUS

Dilaporkan satu kasus congenital nevomelanostik nevus atau CNN pada pasien lelaki berusia 30 tahun yang datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Divisi Tumor Bedah Kulit. Pasien datang untuk menghilangkan tahi lalat pada pipi kanan yang muncul sejak lahir yang mulai membesar sejak pasien berusia 15 tahun. Pada tahi lalat tersebut terkadang dirasakan

rasa gatal. Tidak ada perubahan warna, bertambah banyak, berdarah dan nyeri pada tahi lalat. Pasien kuatir dan ingin menghilangkannya.

Pasien belum pernah mengobati ataupun mengangkat tahi lalat tersebut. Riwayat alergi obat, keloid disangkal. Riwayat keganasan kulit dan riwayat keganasan organ selain kulit disangkal. Riwayat penyakit sistemik tidak ada. Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan serupa. Pasien merupakan karyawan swasta yang jarang terpapar sinar matahari dan tidak pernah menggunakan tabir surya, topi atau payung.

Keadaan umum pasien baik, kompos mentis, tanda-tanda vital dan status generalis dalam batas normal. Status dermatologi, lokasi pada nasola-bial kanan tampak modul hiperpigmentasi coklat kehitaman, soliter, berbentuk bulat, ukuran diam-eter 0,5 cm, permukaan rata, konsistensi kenyal, dan berambut. Nyeri pada penekanan tidak ada. (Gambar 1).

Pemeriksaan dermoskopi pada pipi kanan pasien menunjukkan gambaran pola globular, bentuk bulat. Lesi tampak simetris, berbatas tegas dan teratur, warna homogen kehitaman. Pada gambaran dermoskopi juga ditemukan adanya pertumbuhan rambut. (Gambar 2).

Pasien didiagnosis dengan congenital melano-cytic naevi. Penatalaksanaan pada pasien adalah dilakukan tindakan biopsi plong pada pipi kanan untuk mengangkat lesi di pipi kanan dengan metode penutupan defek dengan rotation flap direncanakan pemeriksaan histopatologi jaringan pasca biopsi plong.

Tahapan operasi dimulai dari persiapan pasien, persiapan operator dan persiapan alat (Gambar 3). Adapun langkah-langkah tindakan biopsi plong dan penutupan defek berupa lapangan operasi didesin-feksi dengan larutan povidon iodine 10%, kemudian dipersempit dengan penutupan menggunakan duk

Gambar 1 Lesi pada nasolabial kanan Gambar 2 Gambaran dermoskopi lesi

Page 3: ILLUSTRASI KASUS - simdos.unud.ac.id · ILLUSTRASI KASUS MEDICINA 2019, Volume 50, Number 2: 314-320 P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321 314 CrossMark ABSTRACT Introduction: Congenital

316 Medicina 2019; 50(2): 314-320 | doi: 10.15562/Medicina.v50i2.659

ILLUSTRASI KASUS

Gambar 3 Persiapan alat Gambar 4 Desinfeksi

Gambar 5 Anestesi Gambar 6 Biopsi Plong

Gambar 7 Pengangkatan Lesi Gambar 8 Insisi flap

Page 4: ILLUSTRASI KASUS - simdos.unud.ac.id · ILLUSTRASI KASUS MEDICINA 2019, Volume 50, Number 2: 314-320 P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321 314 CrossMark ABSTRACT Introduction: Congenital

317Medicina 2019; 50(2): 314-320 | doi: 10.15562/Medicina.v50i2.659

ILLUSTRASI KASUS

Gambar 11 PenutupanGambar 12 Tampak Dekat

Gambar 13 Sel-sel melanosit disekitar adneksa folikel rambut, pembuluh darah, dan saraf

Gambar 14 Sel melanosit mengalami maturisasi, sitoplasma eosinofilik yang men-gandung pigmen melanin

Gambar 9 Undermining Gambar 10 Penjahitan

Page 5: ILLUSTRASI KASUS - simdos.unud.ac.id · ILLUSTRASI KASUS MEDICINA 2019, Volume 50, Number 2: 314-320 P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321 314 CrossMark ABSTRACT Introduction: Congenital

318 Medicina 2019; 50(2): 314-320 | doi: 10.15562/Medicina.v50i2.659

ILLUSTRASI KASUS

steril (Gambar 4). Anestesi lokal menggunakan lidokain HCl 2% di sekitar lesi (Gambar 5). Setelah anestesi bekerja, kulit sekitar daerah yang akan dibiopsi ditegangkan dengan menggunakan ibu jari dan jari kedua tangan kiri, dengan area berlawa-nan dengan garis relaxed skin tension line (RSTL), sehingga saat biopsi plong diangkat, akan mening-galkan luka berbentuk bulat, biopsi plong sebesar 0,5 cm, plong ditekan arah vertikal lesi sambil dipu-tar hingga kedalaman mencapai lapisan subkutan, lalu plong dilepas. Jaringan biopsi diangkat dengan pengait dan bagian dasarnya dipotong dengan gunt-ing (Gambar 6,7) Kemudian pada spesimen dilaku-kan pemeriksaan histopatologi. Perdarahan yang terjadi dihentikan dengan melakukan penekanan dengan kasa dan koagulasi. Kemudian dilakukan insisi berbentuk semisirkuler, dan segitiga pada ujung defek, selanjutnya undermine dilakukan pada tepi lesi dan daerah flap (Gambar 8,9). Flap kemu-dian dirapatkan ke arah lesi. Penjahitan dilakukan dengan teknik simple interrupted sutures menggu-nakan benang nylon 5.0 (Gambar 10) Luka oper-asi didesinfeksi ulang, kemudian ditutup dengan duoderm (Gambar 11).

Setelah tindakan operasi, pasien diberikan asam mefenamat 500 mg setiap 8 jam per oral. Pasien diberikan komunikasi, informasi dan edukasi untuk menjaga kebersihan luka operasi, kontrol 3 hari pasca-operasi dan pada hari ke 7 dilakukan pelepasan jahitan (Gambar 12).

Pemeriksaan histopatologi didapatkan, pada lapisan epidermis tampak gambaran epidermal collarete. Pada lapisan superfisial dermis tampak proliferasi sel melanosit yang simetris yang seba-gian membentuk pola solid, sebagian sel melanosit mengelilingi adneksa dan pembuluh darah serta sebagian mengalami maturasi dan neurotisasi pada lapisan deep dermis, sel-sel bentuk bulat-oval, sito-plasma eusinofilik, sebagian sitoplasma mengand-ung pigmen melanin, inti bulat oval sampai spindel, membran inti reguler, pleomorfia inti ringan, nukle-oli conspicus. Mitosis tidak ditemukan pada sediaan ini. Gambaran morfologi cenderung congenital melanocytic naevi. (Gambar 13,14)

DISKUSI

Congenital nevomelanocytic nevus (CNN) adalah neoplasma melanositik jinak yang muncul sejak lahir. Nevus ini dapat muncul pertama kali antara bulan pertama hingga dekade kedua kehidupan atau yang dikenal sebagai nevus kongenital tardive.7,8 Patogenesis CNN disebabkan karena defek yang terjadi saat migrasi dan diferensiasi sel melanosit akibat adanya mutasi pada zigot, mutasi ini terjadi di neural crest. Neural crest akan membentuk sel ektoderm, sebagian besar membentuk sel melanosit

dan sistem saraf perifer.1,6 Lesi awal berwarna lebih muda, seiring dengan bertambahnya usia lesi akan berwarna gelap, hitam atau biru kehitaman diser-tai dengan permukaan yang semakin meninggi. Lesi CNN dapat berbentuk bulat atau oval, dengan permukaan halus hingga kasar, dan memiliki batas tegas, dapat disertai dengan rambut.1,6 Sekitar 75% memiliki hipertrikosis di atas permukaan lesi dengan rambut terminal berwarna gelap.9 Predileksi lesi dapat muncul di lokasi tubuh mana saja, lokasi tersering antara lain pada badan, tungkai, kepala dan leher serta kulit kepala. Lesi biasanya bersifat asimtomatik dan terkadang disertai dengan gatal. Congenital nevomelanostik nevus (CNN) diklasifi-kasikan berdasarkan ukuran diameter lesi menjadi CNN kecil berdiameter kurang dari 1,5 cm, sedang berdiameter antara 1,5-19,9 cm, dan besar atau giant congenital nevomelanocytic nevus/GCNN yang berdiameter ≥ 20 cm.3

Pemeriksaan dermoskopi CNN dapat ditemu-kan distribusi globul (konsentrasi padat, jarang, sentral), tipe lesi spesifik (seperti cobblestone atau target). Gambaran dermoskopi lainnya yang juga dapat dijumpai pada CNN adalah hipertrikosis, millia-like cysts, pembuluh darah, dan perubahan pigmen perifolikular.10

Pemeriksaan histopatologi merupakan baku emas untuk menegakkan diagnosis CNN. Berdasarkan gambaran histopatologi CNN dikla-sifikasikan menjadi junctional, compound, dan intradermal. CNN tipe compound, dan intrader-mal ditemukan pada tahun pertama kehidupan, berupa sel nevus pada dua pertiga dermis bagian bawah (retikuler dermis), perluasan sel nevus di antara serabut kolagen (Indian Fill), serta perlua-san sel nevus di sekitar saraf, pembuluh darah dan adneksa (nevomelanosit di sekitar folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar ekrin). Gambaran histo-patologi lainnya adalah adanya arektor pili yang membesar adalah proliferasi sel-sel melanosit yang membentuk struktur relatif difus, sebagian membentuk struktur sarang-sarang solid. Sel-sel melanosit tersebut sebagian terletak pada ujung rete ridge sebagian besar lainnya tersebar pada dermis mengikuti pola adneksa, pembuluh darah, dan sel saraf, sel melanosit memiliki bentuk yang seragam dan terdistribusi simetris.7

Pasien pada laporan kasus dari anamnesis didapatkan keluhan adanya tahi lalat berwarna kecokelatan di pipi kanannya yang muncul sejak lahir yang semakin membesar saat pasien berusia 15 tahun. Tahi lalat tersebut tidak bertambah banyak, kadang disertai gatal, tidak mudah berdarah maupun nyeri dan juga tidak mengalami perubahan warna. Pada pemeriksaan fisik, status dermatologi pada nasolabial kanan tampak modul hiperpig-mentasi coklat kehitaman, soliter, berbentuk bulat,

Page 6: ILLUSTRASI KASUS - simdos.unud.ac.id · ILLUSTRASI KASUS MEDICINA 2019, Volume 50, Number 2: 314-320 P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321 314 CrossMark ABSTRACT Introduction: Congenital

319Medicina 2019; 50(2): 314-320 | doi: 10.15562/Medicina.v50i2.659

ILLUSTRASI KASUS

ukuran diameter 0,5 cm, permukaan rata, konsis-tensi kenyal dan berambut. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut, diagnosis pada kasus lebih sesuai dengan CNN, untuk mengkon-firmasi diagnosis tersebut telah dilakukan pemer-iksaan histopatologi dan didapatkan gambaran histopatologi pada kasus sesuai dengan congenital compound nevus seperti pada pustaka.

Alasan utama pasien untuk menghilangkan lesi adalah sisi kosmetik. Penatalaksanaan terapi untuk CNN umumnya tidak membutuhkan terapi khusus. Pengangkatan CNN dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu prosedur full-thickness dan partial-thickness. Prosedur full-thickness, adalah mengangkat keseluruhan epidermis, dermis, dan subkutan. Prosedur full-thickness dapat dilakukan dengan eksisi atau dengan menggunakan biopsi plong.8

Biopsi plong atau punch biopsi merupakan salah satu teknik biopsi dengan menggunakan pemotong berbentuk silinder dengan ukuran 1,5-10 milime-ter. Indikasi dari tindakan biopsi plong ini adalah untuk mengangkat lesi kecil, untuk pemeriksaan histopatologi, bahan untuk pemeriksaan imunoflu-oresen dan terapi akne skar (punch graft).1

Penutupan luka antar sisi dapat dikerjakan jika laxity kulit cukup untuk dapat dilakukannya penu-tupan langsung defek dengan tegangan minimal tanpa distorsi atau gangguan fungsional dari struk-tur disekitarnya.8 Apabila penutupan sederhana tidak memberikan hasil fungsional dan kosmetik yang kurang baik, khususnya pada lokasi wajah maka pilihan penutupan defek dengan teknik flap diindikasikan.

Flap kulit lokal merupakan pemindahan satu bagian seluruh ketebalan kulit dan jaringan subku-tan dari daerah donor yang berdekatan ke defek pembedahan. Dibandingkan dengan skin graft, metode flap mempertahankan hubungan vasku-larisasi ke jaringan di bawahnya, sehingga memu-ngkinkan tampilan alami yang lebih baik. Indikasi flap adalah jika penutupan primer tidak dapat dilakukan karena ukuran luka yang terlalu besar, terdapat tekanan besar pada tepi luka, atau adanya kemungkinan hasil fungsional atau kosmetik yang kurang baik.11 Insisi flap sebaiknya dibuat tegak lurus dengan kulit. Ketebalan flap dibuat seragam dan sama dengan ketebalan pada tepi luka. Area di sekitar flap dilakukan undermine yang luas.8

Salah satu metode flap yang paling sederhana adalah rotation flap. Rotation flap termasuk dalam flap pivotal, dimana flap ini hanya merubah sudut putar (pivot) saja. Rotation flap diindikasikan apabila dengan penutupan sederhana tidak memberikan hasil fungsional dan kosmetik yang memadai, lesi yang berada pada lateral pipi, dagu, dan kulit kepala. Tujuan rotation flap adalah untuk

mengurangi tegangan pada sekitar free margin untuk mencegah distrosi. Kemudahan pembeda-han, dapat dilakukan dengan prosedur anestesi lokal dan bekas luka (skar) yang tidak mencolok adalah keuntungan flap ini.12 Kontraindikasi pada rotation flap adalah lesi keganasan dengan margin yang tidak jelas, perokok aktif, serta pasien dengan terapi antikoagulan.

Rotation flap dibuat dengan menggunakan sayatan kurvalinier, sayatan rotation flap ini ideal untuk menutup defek triangular. Namun apabila defek berbentuk bulat maka flap rotasi tunggal, defek harus diperbesar membentuk segitiga sepan-jang jaringan. Pada teknik semakin besar sudut putarnya (pivot) maka panjang efektif dari flap berkurang, meningkatkan tegangan penutupan luka dan risiko untuk terjadi dogear juga tinggi. Untuk mencegah terjadinya dogear pada sumbu pivot, dapat digunakan rasio perhitungan tinggi dan lebar pada bagian wajah digunakan perhitun-gan rasio 4:1, dan defek pada bagian tubuh dapat digunakan rasio 2:1. Keuntungan dari rotation flap adalah tindakan yang sederhana, dan lebih fleksi-bel. Sedangkan kerugian defek harus dibentuk triangular, harus memperhitungkan secara cermat sudut distal untuk mengurangi tegangan penut-upan luka.13

Pada kasus dilakukan tindakan eksisi biopsi untuk mengangkat lesi CNN dan metode penut-upan defek rotation flap. Pembedahan dan metode penutupan defek tersebut dipilih karena lesi terletak pada daerah pipi dengan lesi yang berukuran kecil.

Perdarahan pada proses bedah eksisi adalah hal yang normal terjadi, terutama pada daerah dengan vaskularisasi lebih banyak misalnya di kulit kepala dan wajah. Terdapat 3 metode penghentian penda-rahan saat tindakan pembedahan yaitu tindakan fisik seperti penekanan dengan menggunakan kasa pada area operasi, mengikat pembuluh darah dengan benang yang larut, selanjutnya tindakan termal dengan menggunakan elektrokoagulasi atau elektrokauter dan tindakan kimia dengan menggunakan agen-agen yang dapat menghenti-kan pendarahan seperti epineprin.14,15 Pada kasus penghentian pendarahan dilakukan dengan cara tekanan menggunakan kasa dan koagulasi tidak langsung dengan elektrokauter.

Tujuan penjahitan luka adalah untuk mengu-rangi tegangan pada luka, merapatkan tepian luka, menghilangkan dead space, serta mempertahankan kontur anatomi normal. Teknik interrupted sutures memiliki kekuatan regangan lebih besar, dan berpotensi lebih rendah menimbulkan edema dan gangguan mikro sirkulasi dibandingkan running sutures.13 Idealnya luka ditutup dengan menggu-nakan metode rule of halves untuk meminimalisir pembentukan dog ears. Pada area tegangan tinggi,

Page 7: ILLUSTRASI KASUS - simdos.unud.ac.id · ILLUSTRASI KASUS MEDICINA 2019, Volume 50, Number 2: 314-320 P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321 314 CrossMark ABSTRACT Introduction: Congenital

320 Medicina 2019; 50(2): 314-320 | doi: 10.15562/Medicina.v50i2.659

ILLUSTRASI KASUS

risiko terjadinya wound dehiscence dapat dinilai dengan mengangkat jahitan secara selang-sel-ing. Pengangkatan jahitan pada area wajah dapat dilakukan setelah 5-7 hari.16 Pada kasus luka ditu-tup dengan teknik jahitan simple interrupted suture dan penutup luka menggunakan duoderm kemu-dian pengangkatan jahitan dilakukan pada hari ke-7 pasca tindakan.

Komplikasi dari seluruh tindakan bedah kulit meliputi perdarahan, nyeri, infeksi, dan pembentu-kan skar.7 Pada umumnya nevus nevomelanositik tidak berbahaya, nevus ini dapat timbul dan regresi selama masa kehidupan Pada penelitian, ditemukan adanya pembentukan lesi nevus baru pada 28% kasus CNN pasca dilakukan tindakan bedah eksisi. Risiko terjadinya melanoma pada CNN dipengaruhi oleh ukuran nevus, pada penelitian didapatkan pening-katan risiko terjadinya melanoma pada 5%-10% kasus CNN berukuran besar lebih dari 20  cm.17,18 Faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan risiko terjadinya melanoma pada CNN adalah jika ditemukan nevus tipikal pada orang dewasa lebih dari 100 dan anak-anak dengan nevus tipikal lebih dari 50, terdapat nevus yang atipikal, adanya riwayat keluarga menderita melanoma, kulit putih, rambut pirang, mata berwarna biru atau hijau, frekles, dan kulit mudah mengalami sunburn (Tipe kulit fitz-patrick I-II), serta sering terpapar sinar matahari. Apabila memiliki faktor risiko terjadinya melanoma maka diperlukan pemeriksaan periodik dalam upaya menurunkan risiko terjadinya melanoma.17 Pada kasus tidak ditemukan adanya komplikasi. Prognosis pasien pada kasus ini adalah baik karena berdasarkan hasil pemeriksaan fisik serta pemer-iksaan penunjang merupakan nevus jinak (tipi-kal), berukuran kecil, hanya berjumlah satu, tidak memiliki faktor risiko menjadi melanoma dan telah dilakukan tindakan bedah biopsi plong.

SIMPULAN

Telah dilaporkan satu kasus bedah biopsi plong dengan penutupan rotation flap pada congenital nevomelanostik nevus (CNN) yang diderita oleh seorang lelaki berusia 30 tahun. Diagnosis CNN ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dermoskopi dan histopatologi. Pada kasus tidak didapatkan adanya komplikasi pasca tindakan. Pada kasus juga tidak didapatkan adanya faktor risiko pada lesi CNN untuk menjadi melanoma. Prognosis pada pasien dubius ad bonam.

DAFTAR PUSTAKA1. Pandhi I, Shashi Bhushan P, Sunil AP, Sonam IP.

Melanocytic Tumors of The Skin: A Dermatopathological Review. Journal of Pigmentary Disorders. 2014;1(3):2-10

2. Krengel S, Hauschild A, Schafert T. Melanoma Risk in Congenital Melanocytic Naevi: A Systematic Review. British Journal of Dermatology.2006;155(1):1-8

3. Nikfarjam J, Chambers E. Congenital Melanocytic Nevi and the Risk of Malignant Melanoma: Establishing a Guideline for Primary Care Physicians. The Einstein Journal of Biology and Medicine. 2012; 2012:59-66

4. Chrysovalantis K, Stamatis G, Christina A. Skin Biopsy in the Context of Dermatology Diagnosis: Retrospective Cohort Study. Dermatology Research and Practice. 2014;(1):1-5

5. Dirk ME, Erik JS, Stanley JM. Skin Biopsy. Journal of the american Academy of dermatology.2016;74(1):1-16

6. Rahpeyma A, Khajehahmadi S. The place of nasolabial flap in orofacial reconstruction: A review. Annals of Medicine and Surgery. 2016;12:79-87.

7. Kutlu S, Altunay IK, Koslu A. Dermographic, Clinical and Dermoscopic Characteristics of Congenital Melanocytic Nevi. Journal of the Turkish Academy of Dermatology.2007;1(3):1-5

8. Grichnick, J.M, Rhodes, A.R, Sober, A.J. Benign Neoplasia and Hyperplasia of Melanocytes. Dalam buku: Freedberg  IM, Eisen AZ, Wolf K, editor. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Edisi ke-8. New York: McGraw-Hill; 2012. h. 1377-1410

9. Kovalyshyn I., Braun R., Marghoob A. Congenital melano-cytic nevi. Australian Journal of Dermatology.2009; 50(4): 231-242

10. Marghood AA, Malvehy J, Braun RP. Congenital Melanocytic Nevi. Dalam buku: Marghood AA, Malvehy J, Braun RP Altas of Dermoscpy. Edisi ke-2. New York: Informa Healthcare.2008.h.147-158

11. Cook JL, Goldman GD. Random Pattern Cutaneous Flaps. Dalam buku: Robinson JK, Hanke CW, Sengelmann RD, Siegel DM. Edisi ke-3. Surgery of the Skin Procedural Dermatology. Philadelphia: Elsevier; 2005. h. 311-44.

12. Rahpeyma A, Khajehahmadi S. The place of nasolabial flap in orofacial reconstruction: A review. Annals of Medicine and Surgery. 2016;12: 79-87.

13. Book SE, Aasi SZ, Leffell DJ. Ellipse, Ellipse Variations, and Dog-ear Repairs. Dalam buku: Robinson JK, Hanke CW, Siegel DM, Fratila A,editor. Surgery of The Skin Procedural Dermatology. Edisi ke-2. Philadelphia: Elsephier; 2010. h. 239-50

14. Sheehan JM, Kingsley M, Rohrer TE. Excisional Surgery and Repair, Flaps, and Grafts. Dalam buku: Goldsmith LA, Katz SI, Gilcrist BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K. penyunt-ing Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. Edisi ke-8. New York: McGraw-Hill Medical; 2012. h. 2921-2927

15. Book SE, Aasi SZ, Leffell DJ. Ellipse, Ellipse Variations, and Dog-ear Repairs. In: Robinson JK, Hanke CW, Siegel DM, Fratila A, editor. Surgery of The Skin Procedural Dermatology. Edisi ke-2. Philadelphia: Elsephier; 2010. h. 239-50.

16. Aasi SZ, Pennington BE. Surgery in Dermatology. Dalam buku: Goldsmith LA, Katz SI, Gilcrist BA, Paller AS, Leffell  DJ, Wolff K,editor. Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. Edisi ke-8. New York: McGraw-Hill Medical; 2012. h. 2905-2920

17. Bailey EC, Sober AJ, Tsao H, Mihm MC, Johnson  TM.Cutaneous Melanoma. Dalam buku: Goldsmith LA, Katz SI, Gilcrist BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editor. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Edisi-ke-8. New York: McGraw-Hill; 2012. h. 1416-1432

18. Watt AJ, Kotsis SV, Chung KC. Risk of Melanoma Arising in Large Congenital Melanocytic Nevi: A Systematic Review. Plast Reconstr Surg. 2004;1968-1974

This work is licensed under a Creative Commons Attribution


Recommended