+ All Categories
Home > Documents > IMD & PIN

IMD & PIN

Date post: 07-Aug-2018
Category:
Upload: resty
View: 215 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 14

Transcript
  • 8/20/2019 IMD & PIN

    1/32

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    2/32

     poliomyelitis, %ampak, gondongan, dan rubella! radikasi %a%ar ter%apai pada

    tahun 19#$, dan saat ini telah dinyatakan eradikasi polio di sebagian tempat di

    dunia termasuk di Indonesia yang dinyatakan bebas polio oleh 23 pada tahun

    .+1$!1

    -i Indonesia, program imunisasi nasional dikenal sebagai "engembangan

    "rogram Imunisasi (""I) yang dilaksanakan se*ak tahun 19##! Imunisasi yang

    termasuk dalam ""I adalah 2ep!4, 456, polio, -7", 2ib, dan %ampak! 1

    "rogram imunisasi nasional disusun berdasarkan keadaan epidemiologi

     penyakit yang ter*adi saat itu! 8aka *adwal program imunisasi nasional dapat

     berubah dari tahun ke tahun! 3leh karena itu, penting untuk mengetahui *adwal

     program imunisasi nasional yang terbaru yakni tahun .+1$! 1

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    3/32

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    4/32

    2.2 Manfaat Imunisasi1

    ;dapun keuntungan yang didapat dari vaksinasi, yaitu 0 pertahanan tubuh

    yang terbentuk oleh beberapa vaksin akan dibawa seumur hidup, cost-effective

    karena murah dan eekti, dan tidak berbahaya (reaksi serius sangat *arang ter*adi,

     *auh lebih *arang daripada komplikasi yang timbul apabila terserang penyakit

    tersebut se%ara alami)!

    elain keuntungan tersebut di atas, imunisasi *uga memiliki dampak se%ara

    individu, sosial, dan epidemiologi! e%ara singkat, apabila anak telah

    mendapatkan imunisasi maka

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    5/32

    2.3 Respn Imun1!2

      istem imun merupakan *aringan ker*a kompleks dan interaksi berbagai sel

    tubuh yang pada dasarnya bertu*uan untuk mengenal dan membedakan antigen,

    serta mengeliminasi antigen yang dianggap asing! e%ara garis besar respon imun

    dibedakan men*adi respon imun non/spesiik dan respon imun spesiik (6ambar 

    .!1)! >espon imun non/spesiik tidak ditu*ukan terhadap antigen tertentu

    sedangkan respon imun spesiik ditu*ukan khusus untuk struktur antigen tertentu

    dan tidak dapat bereaksi terhadap struktur antigen lain!

      >espon imun non/spesiik (non/adapti, innate immunity) diperankan oleh

    sel makroag, sel dendrit, neutroil, dan polimoronuklear lainnya, sel natural 

    killer , sel/sel *aringan tubuh (epitel, endotel, sel makroag *aringan, ibroblast,

    keratinosit, dll)? serta berbagai produk seperti sitokin, intereron, kemokin, 5>",

    komplemen, dan lain/lain! >espon imun non/spesiik dapat teraktivasi dalam

     beberapa menit atau *am setelah ineksi dan pa*anan antigen dan kemudian akan

    mengaktivasi sistem imun spesiik dalam hitungan waktu lebih lama (6ambar 

    .!1)!

    "am#a$ 2.1 Respn imun innate %an $espn imun a%aptif 

    -ikutip dari ;bbas, @i%htman, A "illai 0 Basic Immunology: Functions and Disorders of 

     Immune System www!student%onsult!%om. 

    http://www.studentconsult.com/http://4.bp.blogspot.com/-c3jkHS3KNBk/VbSQj4DwrZI/AAAAAAAAAOo/8PgMjLi9yg4/s1600/IMUN.pnghttp://www.studentconsult.com/

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    6/32

      >espon imun terhadap mikroorganisme bermula pada *aringan non/limoid

    dengan pemeran utama makroag dan sel dendrite! ;ktivasi sel dendrit merupakan

     pen%etus awal yang menginisiasi respon imun primer! elain mengikat antigen

    dengan reseptor permukaan sel, sel dendrit *uga se%ara akti melakukan pinositosis

    dan menangkap antigen soluble! Ikatan antara antigen dengan salah satu atau

     beberapa reseptor sel dendrit menginisiasi tiga langkah awal respon imun yaitu

     pemrosesan antigen (antigen processing ), migrasi sel dendrit ke kelen*ar lime,

    dan maturasi sel dendrit!

      ;pabila antigen dapat dieliminasi oleh innate immunity, maka respon imun

    spesiik tidak perlu terlibat lebih *auh! inyal sistem imun non/spesiik tetap

    disampaikan kepada sistem imun spesiik sehingga pada ineksi berikutnya dapat

    member respon anamnestik yang bersiat protekti!

    el dendrit bersama antigen akan menghasilkan sitokin dan kemokin serta

    inluks sel inlamasi! el dendrit tersebut akan migrasi ke kelen*ar limoid dan

     berinteraksi dengan sel limosit 7 dan sel limosit 4 serta memulai respon imun

    spesiik! el 7 eektor dan antibodi akan meninggalkan kelen*ar limoid, sebagian

    akan berada di sirkulasi dan akan ke tempat inlamasi!

    2.& Jenis 'a(sin1

      e%ara garis besar vaksin dapat dibagi men*adi dua kelompok *enis vaksin,

    yaitu vaksin dari mikroba hidup dilemahkan (vaksin hidup) dan vaksin mikroba

    yang diinaktivasi (vaksin inaktivasi)! :aksin hidup dibuat dengan memodiikasi

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    7/32

    virus atau bakteri patogen di laboratorium! :aksin inaktivasi dapat berupa virus

    atau bakteri utuh (whole cell ) atau raksi patogen, atau gabungan keduanya!

    :aksin raksional dapat berbasis protein atau polisakarida! :aksin berbasis

     protein dapat berupa toksoid (toksin bakteri inakti), dan produk subunit atau

    subvirion! :aksin berbasis polisakarida umumnya terbuat dari polisakarida murni

    dinding sel bakteri, atau dapat *uga dikon*ugasikan se%ara kimiawi dengan protein

    sehingga siat antigenik vaksin polisakarida tersebut men*adi lebih poten!

      :aksin hidup bersiat labil dan mudah rusak oleh paparan suhu panas dan

    %ahaya, sehingga harus dibawa dan disimpan dengan %ara aman dari penyebab

    kerusakan tersebut! :irus atau bakteri dalam vaksin hidup diharapkan dapat

     bereplikasi dalam tubuh penerima vaksin sehingga %ukup diberikan dalam dosis

    relati ke%il! 5ontoh vaksin hidup misalnya vaksin %ampak, gondongan, rubela,

    vaksinia, varisela, demam kuning, polio (oral), dan 456!

      :aksin inakti tidak mengandung mikroba hidup, tidak bereplikasi, dan

    tidak berpotensi menimbulkan penyakit! :aksin inakti diberikan melalui

    suntikan, selalu dengan dosis multipel, dan umumnya tidak dipengaruhi oleh

    antibodi sirkulasi! :aksin inakti *uga memerlukan penguatan (ooster ) karena

    antibodi yang terbentuk akan menurun seiring dengn per*alanan waktu! >espon

    imun yang terbentuk sebagian besar bersiat humoral dan hanya sedikit

    merangsang respon imun seluler! 5ontoh vaksin inakti sel utuh 0 vaksin

    inluenza, rabies, hepatitis ;, polio (suntikan), pertusis, kolera! :aksin inakti 

    raksional dan subunit misalnya vaksin hepatitis 4, inluenza, pertusis aselular,

    toksoid (diteri, tetanus)!

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    8/32

      elain kedua *enis vaksin tadi, dikenal pula vaksin rekombinan yang

    dibentuk dengan rekayasa genetik! 5ontohnya 0 vaksin hepatitis 4 rekombinan,

    vaksin tioid 7y.1a, dan vaksin inluenza @;I:!

      >espon terhadap dosis pertama vaksin inakti lebih bersiat sebagai

     pembentukan respon imun awal ( priming ) yang men*adi dasar pembentukan

    imunitas protekti! -osis berikutnya pada vaksinasi primer merupakan vaksinasi

    ulang yang membentuk tingkat antibodi protekti! :aksinasi ulang diberikan saat

    respon imun terhadap dosis pertama atau dosis sebelumnya pada vaksinasi primer 

    mulai menurun, pada umumnya $/B minggu setelah dosis sebelumnya! 7ergantung

    dari karakteristik antigen vaksin inakti, maka vaksin penguatan perlu diberikan

    satu atau beberapa kali untuk men%apai tingkat kekebalan protekti primer 

    (6ambar .!.)! edangkan, vaksin hidup umumnya diberikan satu kali sebagai

    vaksinasi primer dan tidak memerlukan vaksinasi ulang!

     "am#a$ 2.2 Respn imun te$)a%ap imunisasi

    -ikutip dari ;bbas, @i%htman, A "illai 0 4asi% Immunology0 Cun%tions and -isorders o 

    Immune ystem www!student%onsult!%om.

    2.* Ja%+a, Imunisasi 1!3!*

    http://www.studentconsult.com2/http://www.studentconsult.com2/http://1.bp.blogspot.com/-H5dXXQ_etXE/VbSQ0oDAiLI/AAAAAAAAAOw/E5tCR2tJuXI/s1600/IMUN2.pnghttp://www.studentconsult.com2/

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    9/32

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    10/32

    .! 'a(sin P,i! "ada saat bayi lahir atau saat dipulangkan harus diberikan

    vaksin polio oral (3":/+)! elan*utnya, untuk polio/1, polio/., polio/ dan polio

     booster dapat diberikan vaksin polio oral (3":) atau inaktivasi (I":), namun

    sebaiknya paling sedikit mendapat satu dosis vaksin I":!

    ! 'a(sin B0"! "emberian vaksin 456 dian*urkan sebelum bulan, optimal

    diberikan pada umur . bulan! ;pabila diberikan sesudah umur bulan, perlu

    dilakukan u*i antibodi!

    $! 'a(sin DTP! :aksin -7" pertama diberikan paling %epat pada umur B

    minggu! -apat diberikan vaksin -7w" atau -ta" atau kombinasi dengan vaksin

    lain! =ntuk anak umur lebih dari # tahun -7" yang diberikan harus vaksin 7d, di

    ooster  setiap 1+ tahun!

    &! 'a(sin 0ampa( ! Imunisasi %ampak menurut "ermenkes o!$. tahun .+1,

    diberikan kali pada umur 9 bulan, . tahun, dan pada - kelas 1 (program

    4I;)! =ntuk anak yang telah mendapat imunisasi 88> umur 1& bulan,

    imunisasi %ampak umur . tahun tidak diperlukan!

    B! 'a(sin Pneum((us P0'! ;pabila diberikan pada umur #/1. bulan,

    "5: diberikan kali dengan interval . bulan? pada umur lebih dari 1 tahun

    diberikan 1 kali! Keduanya perlu dosis booster 1 kali pada umur lebih dari 1.

     bulan atau minimal . bulan setelah dosis terakhir! "ada anak umur di atas . tahun

    "5: diberikan %ukup satu kali!#! 'a(sin Rtai$us! :aksin rotavirus monovalen diberikan . kali, vaksin

    rotavirus pentavalen diberikan kali! :aksin rotavirus monovalen dosis I

    diberikan umur B/1$ minggu, dosis ke/. diberikan dengan interval minimal $

    minggu! ebaiknya vaksin rotavirus monovalen selesai diberikan sebelum umur 

    1B minggu dan tidak melampaui umur .$ minggu! :aksin rotavirus pentavalen0

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    11/32

    dosis ke/1 diberikan umur B/1$ minggu, interval dosis ke/., dosis ke/ diberikan

     pada umur kurang dari . minggu (interval minimal $ minggu)!

    namun terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar! 4ila diberikan pada umur 

    lebih dari 1. tahun, perlu . dosis dengan interval minimal $ minggu!

    9! 'a(sin Inf,uen4a! :aksin inluenza diberikan pada umur minimal B bulan,

    diulang setiap tahun! =ntuk imunisasi pertama kali ( primary immunization) pada

    anak umur kurang dari 9 tahun diberi dua kali dengan interval minimal $ minggu!

    =ntuk anak B F GB bulan, dosis +,.& m@!

    1+! 'a(sin Human papi,ma i$us HP'! :aksin 2": dapat diberikan mulai

    umur 1+ tahun! :aksin 2": bivalen diberikan tiga kali dengan interval +, 1, B

     bulan? vaksin 2": antibodi dengan interval +, ., B bulan!

    2.5 Imunisasi P$6$am Nasina,1!&

      Imunisasi program nasional meliputi 456, polio, hepatitis 4, -7", 2ib,

    %ampak, dan 7d!

    a  B0"

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    12/32

    6ambar .!$ :aksin 456 Kering

    -eskripsi 0 :aksin 456 merupakan vaksin beku kering yang

    mengandung  !ycoacterium ovis  hidup yang dilemahkan ( Bacillus "almette

    #uerin), strain "aris (vaksin hidup)! 3leh karena itu, tidak diberikan pada pasien

    imunokompromais (leukemia, anak yang sedang mendapatkan pengobatan steroid

     *angka pan*ang, atau bayi yang telah diketahui atau di%urigai menderita 2I:

    Komposisi 0 7iap ampul vaksin mengandung 456 hidup 1,& mg

      "elarut mengandung atrium klorida +,9 ' ($%%)

    Indikasi 0 "en%egahan terhadap penyakit tuberkulosa

    "osologi 0 :aksin dilarutkan dengan menambahkan $%% pelarut pada satu

    vial vaksin kemudian diambil +,+&m@! ebelum pemberian suntikan kulit tidak 

     boleh dibersihkan dengan antisepti%! :aksin yang telah dilarutkan harus diamati

    se%ara visual! Dika tampak benda asing maka vaksin harus dibuang!

    http://3.bp.blogspot.com/-arw4rvmNowA/VbSRabLoEOI/AAAAAAAAAPE/ijGktwcPfNQ/s1600/BCG.jpg

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    13/32

    6unakan syringe dan *arum steril untuk setiap penyuntikan! :aksin 456 sensiti 

    terhadap sinar ultraviolet, maka harus dilindungi dari sinar matahari!

    "enyimpanan 0 Dika setelah dilarutkan tidak segera digunakan maka

    disimpan pada suhu antara H.5 sEd H

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    14/32

    getah bening tersebut men*adi supurati! untikan yang kurang hati/hati dapat

    menimbulkan abses dan *aringan parut!

    Indikasi kontra 0 tidak ada larangan, ke%uali pada anak yang berpenyakit 745

    atau u*i mantoux  positi dan adanya penyakit kulit beratEmenahun! Duga kontra

    indikasi pada deisiensi sistem kekebalan, individu yang terineksi 2I:

    asimtomatis maupun simtomatis tidak boleh menerima vaksinasi 456!

    Dadwal 0 "emberian vaksin 456 dian*urkan sebelum bulan, optimal

    diberikan pada umur . bulan! ;pabila diberikan sesudah umur bulan, perlu

    dilakukan u*i tuber%ulin terlebih dahulu! :aksin 456 diberikan apabila u*i

    tuberkulin negati! ;pabila u*i tuber%ulin tidak memungkinkan, 456 dapat

    diberikan namun perlu diobservasi dalam waktu # hari! ;pabila terdapat reaksi

    lokal %epat di tempat suntikan (accelerated local reaction%, perlu tindakan lebih

    lan*ut (tanda diagnostik tuber%ulosis)!

    #  Hepatitis B

    -eskripsi 0 :aksin inakti, vaksin hepatitis 4 rekombinan! :aksin

    2epatitis 4 rekombinan mengandung antigen virus 2epatitis 4, 24s;g, yang

    tidak mengineksi yang dihasilkan dari biakan sel ragi dengan teknologi rekayasa

    -;! :aksin 2epatitis 4 rekombinan berbentuk suspensi steril berwarna

    keputihan dalam  prefill in&ection device, yang dikemas dalam aluminum foil 

     pouch, and vial!

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    15/32

    6ambar .!&! :aksin 2epatitis 4 >ekombinan

    Komposisi 0 7iap 1,+ m@ mengandung .+ m%g 24s;g yang

    teradsorpsi pada +,& mg ;lH! 7iap +,& m@ mengandung 1+ m%g 24s;g

    yang teradsorbsi pada +,.& mg ;lH! eluruh ormulasi mengandung +,+1 wEv

    ' thimerosal yang ditambahkan sebagai pengawet!

    Indikasi 0 :aksin 2epatitis 4 rekombinan diindikasi/ kan untuk 

    imunisasi akti pada semua usia, untuk men%egah ineksi yang disebabkan oleh

    virus 2epatitis 4, tetapi tidak dapat men%egah ineksi yang disebabkan oleh

    virus 2epatitis ;, 2epatitis 5 atau virus lain yang dapat mengineksi hati!

    :aksinasi direkomendasikan pada orang yang beresiko tinggi terkena ineksi

    virus 2epatitis 4!

    "osologi 0 :aksin 2epatitis 4 rekombinan disuntikkan se%ara

    intramuskular, pada orang dewasa dan anak di bagian otot deltoid, sedangkan

     pada bayi di bagian anterolateral paha! Ke%uali pada orang dengan ke%enderungan

     pendarahan berat (seperti hemoilia), vaksin diberikan se%ara subkutan!

    -osis 0 +,& ml sebanyak kali pemberian (7abel .)

    >eaksi imunisasi 0 yeri pada tempat suntikan, yang mungkin disertai rasa

     panas atau pembengkakan akan menghilang dalam . hari!

    http://1.bp.blogspot.com/-2n1SdMY6mvw/VbSRpGQauSI/AAAAAAAAAPM/p27kBh-iX1I/s1600/vaksin-hepatitis-B.jpg

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    16/32

    Kemasan 0 2ep4/+ monovalen (dalam kemasan uni&ect ), vaksin

    kombinasi -7"E2ep4, vaksin pentavalen -7"E2ep4E2ib! :aksin 2epatitis 4

    rekombinan dapat disimpan sampai .B bulan setelah tanggal produksi pada suhu

    antara H.5 sEd Heaksi lokal yang umumnya sering dilaporkan adalah rasa

    sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan! >eaksi yang

    ter*adi bersiat ringan dan biasanya berkurang dalam . hari setelah vaksinasi!

    Keluhan sistemik seperti demam, sakit kepala, mual, pusing dan rasa lelah belum

    dapat dibuktikan karena pemberian vaksin!

    Indikasi kontra 0 2ipersensiti terhadap komponen vaksin!:aksin 2epatitis 4

    >ekombinan sebaiknya tidak diberikan pada orang yang terineksi demam berat!

    ;danya ineksi trivial bukan sebagai kontra indikasi

    Imunisasi ulang 0 "ada usia & tahun tidak diperlukan! -apat dipertimbangkan

     pada usia 1+/1. tahun apabila kadar pen%egahan belum ter%apai (anti 24s G 1+

    JgEm@)!

    Dadwal 0 -iberikan sedini mungkin (dalam waktu 1. *am) setelah lahir 

    (2ep4/1)! Imunisasi 2ep4/. diberikan setelah 1 bulan dari imunisasi 2ep4/1

    yaitu saat usia 1 bulan! =ntuk mendapat respon imun optimal, interval imunisasi

    2ep4/. dengan 2ep4/ minimal . bulan, terbaik & bulan! 8aka imunisasi 2ep4/

    diberikan pada umur /B bulan (7abel 1)!

    ;pabila diketahui 2bs;g ibu positi maka ditambahkan hepatitis 4

    immunoglobulin (24Ig) +,&m@ sebelum bayi berumur # hari! "emberian vaksin

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    17/32

    2ep4/1 dan 24Ig +,&m@ diberikan se%ara bersamaan pada bagian tubuh yang

     berbeda dalam waktu 1. *am setelah lahir!

    7abel 1! Dadwal alternati 1,., untuk vaksinasi hepatitis 4 pada anak dan dewasa

    Ket0 untuk *adwal alternati . dan direkomendasikan untuk melakukan ooster 

    (vaksinasi ulangan) satu tahun kemudian!

    7abel .! -osis :aksin 2epatitis 4

    http://4.bp.blogspot.com/-MA5zw8CaNt4/VbSSGrDRjzI/AAAAAAAAAPc/Znp_9nNNENo/s1600/C.pnghttp://4.bp.blogspot.com/-D2YNXYW8jxM/VbSR5gsCZuI/AAAAAAAAAPU/4fwXYZBk40Q/s1600/B.png

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    18/32

    7  P,i

    Denis vaksin 0 (1) 3": (oral polio vaccine), adalah vaksin trivalen

    merupakan %airan berwarna kuning kemerahan dikemas dalam vial gelas yang

    mengandung suspensi dari tipe 1,., dan virus "olio hidup (strain abin) yang

    telah dilemahkan! :aksin "olio 3ral ini merupakan suspensi “drops” untuk

    diteteskan melalui droper (se%ara oral)! (.) I": (inactivated polio vaccine), virus

    inakti (salk), in*eksi

    6ambar .!B :aksin 3": 7rivalen dan droper 

    http://2.bp.blogspot.com/-_euMb_vdSlc/VbSSYooI77I/AAAAAAAAAPs/qwY89-r3G5w/s1600/oral-polio.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-2HsTR4RZ-YU/VbSSRuZF9jI/AAAAAAAAAPk/dTLsZ_MGr3E/s1600/polio.jpg

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    19/32

    Komposisi 0 7iap dosis (. tetes L +,1 m@) mengandung :irus "olio

    hidup dilemahkan (strain abin) tipe 1,.,dan

    Mat tambahan 0

    N ritromisin tidak lebih dari . m%g

    N Kanamisin tidak lebih dari 1+ m%g

    N ukrosa & ' (vEv) (sebagai zat penstabil)

    Indikasi 0 :aksin digunakan untuk pen%egahan terhadap "oliomyelitis!

    "enyimpanan 0 3": 0 Creezer, suhu /.+O 5

    -osis 0 3": . tetes per/oral, I": +,& m@ intramuskular 

    Kemasan 0 3": 0 vial, disertai pipet tetes

      I": 0 dapat diberikan tersendiri atau dalam kemasan

    kombinasi (-7a"E2ibEI":)

    8asa kadaluarsa 0 3": 0 dua tahun pada suhu /.+5, -an hanya dapat disimpan

    selama B bulan pada suhu antara H.5 dan Heaksi imunisasi 0 biasanya tidak ada, mungkin pada bayi ada berak/berak ringan

    ek samping 0 =mumnya tidak terdapat eek samping! angat *arang ter*adi

    kelumpuhan (paralyti% poliomyelitis), yang diakibatkan karena vaksin

    (perbandingan 1 E 1!+++!+++ dosis)! Individu yang kontak dengan anak yang telah

    divaksinasi, *arang sekali beresiko mengalami lumpuh polio (paralyti%

     poliomyelitis) akibat vaksinasi (perbandingan 1 E 1!$++!+++ dosis sampai 1 E

    !$++!+++ dosis)! -an hal ini ter*adi bila kontak belum mempunyai kekebalan

    terhadap virus polio atau belum pernah diimunisasi! indroma 6uillain 4arrP!

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    20/32

    Kontra Indikasi 0 ;pabila sedang mengalami diare, dosis 3": yang diberikan

    tidak akan dihitung sebagai bagian dari *adwal imunisasi, dan harus diulang

    setelah sembuh! "enderita leukemia dan disgammaglobulinemia! ;nak dengan

    ineksi akut yang disertai demam! ;nak dengan deisiensi sistem kekebalan! ;nak 

    dalam pengobatan imunosu/ presi!

    Dadwal 0 "olio/+ diberikan saat bayi lahir atau pada kun*ungan

     pertama! 8engingat 3": berisi virus polio hidup maka diberikan saat bayi

    dipulangkan dari rumah sakitErumah bersalin untuk menghindari tranmisi virus

    vaksin kepada bayi lain yang sakitEimunokompromais karena virus polio vaksin

    dapat dieksresi melalui tin*a! elan*utnya dapat diberikan vaksin 3": atau I":!

    =ntuk imunisasi dasar (polio/1,.,) diberikan pada umur .,$, dan B bulan, interval

    antara dua imunisasi tidak kurang dari $ minggu!

    Imunisasi ulang 0 -iberikan satu tahun se*ak imunisasi polio/$, selan*utnya

    saat masuk sekolah (&/B tahun)

    %  DT+P whole-cell pertussis %an DTaP acelullar pertussis

    6ambar .!# :aksin -7"

    http://1.bp.blogspot.com/-XgAkojkBwew/VbSS5N0T08I/AAAAAAAAAP8/ua0JLleXIo0/s1600/DPT.png

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    21/32

    -eskripsi 0 :aksin -7" merupakan suspensi koloidal homogen berwarna

     putih susu dalam vial gelas, mengandung toksoid tetanus murni, toksoid diteri

    murni, dan bakteri pertusis yang diinaktivasi, yang teradsorbsi kedalam

    aluminium osat! :aksin -7" merupakan *enis vaksin bakteri yang inakti!

    Komposisi 0 7iap dosis (+,& m@) mengandung 0

    Mat berkhasiat 0

    N 7oksoid diteri murni .+ @ 

    N 7oksoid tetanus murni #,& @ 

    N 4! pertussis yang diinaktivasi 1. 3=Mat tambahan0

    N ;luminium osat 1,& mg

    N 7himerosal +,+& mg

    Indikasi 0 :aksin digunakan untuk pen%egahan terhadap diteri, tetanus

    dan pertusis (batuk re*an) se%ara simultan pada bayi dan anak/anak!

    -osis 0 +,&m@ diberikan se%ara intramuskular, baik untuk imunisasi

    dasar maupun ulangan

    "enyimpanan 0 lemari es, suhu ./

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    22/32

    >eaksi imunisasi 0 demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan

    selama 1/. hari

    ek samping 0 4iasanya reaksi lokal atau sistemik ringan! akit, bengkak 

    dan kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam yang bersiat sementara,

    merupakan kasus terbanyak! Kadang/kadang reaksi berat seperti demam tinggi,

    iritabilitas dan histeria dapat ter*adi .$ *am setelah imunisasi! -ilaporkan adanya

    episode hypotoni%hyporesponsive! Ke*ang karena demam (step) dilaporkan ter*adi

    dengan perbandingan 1 kasus per 1.!&++ dosis pemberian! "emberian

    asetaminoen pada $/< *am setelah imunisasi mengurangi ter*adinya demam! tudi

    nasional mengenai ensealopati (penyakit degenerati otak) pada anak di Inggris

    menun*ukkan adanya sedikit peningkatan resiko ter*adinya ensealopati akut

    setelah imunisasi -7"! amun demikian, penelitian lebih lan*ut oleh tates

    Institute o 8edi%ine, 7he ;dvisory 5ommittee on Immunization "ra%ti%es, dan

    the "aediatri% ;sso%iation o ;ustralia, 5anada, 7he =nited Kingdom and 7he

    =nited tates, menyimpulkan bahwa data yang didapat tidak menun*ukkan adanya

    hubungan antara -7" dan disungsi sistem sara kronis pada anak! Dadi tidak ada

     bukti ilmiah bahwa episode hypotoni%/hyperesponsive dan ke*ang karena demam

    (step) mempunyai dampak yang permanen pada anak! ;pabila sesudah pemberian

    -7" ter*adi reaksi yang berlebihan, dosis imunisasi berikutnya diganti dengan -7

    atau -7a"!

    Indikasi kontra 0 ;nak yang sakit parah, anak yang menderita penyakit ke*ang

    demam kompleks, anak yang diduga menderita batuk re*an, anak yang menderita

     penyakit gangguan kekebalan! 4atuk, pilek, demam atau diare yang ringan bukan

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    23/32

    merupakan kotraindikasi yang mutlak, disesuaikan dengan pertimbangan dokter!

    -osis kedua -7" *angan diberikan pada individu yang mengalami reaksi

    anailaktik terhadap dosis sebelumnya atau terhadap komponen vaksin,

    hipersensiti terhadap komponen vaksin,"ada anak/anak yang menderita kelainan

    sara, mudah mendapat ke*ang, asma dan eksim! Individu yang terineksi 2I:

    asimtomatis maupun simtomatis, harus divaksinasi -7" menurut *adwal yang

    telah ditetapkan! Dangan diberikan pada anak/anak usia diatas & tahun!

    Dadwal 0 Imunisasi dasar -7" diberikan kali se*ak umur . bulan

    (-7" tidak boleh diberikan sebelum umur B minggu) dengan interval $/< minggu!

    Interval terbaik diberikan < minggu, *adi -7"/1 diberikan pada umur . bulan,

    -7"/. pada umur $ bulan, dan -7"/ pada umur B bulan! =langan booster -7"/

    $ diberikan satu tahun setelah -7"/ yaitu pada umur 1

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    24/32

    6ambar .!9 :aksin 5ampak Kering

    -eskripsi 0 :aksin %ampak adalah vaksin akti yaitu vaksin virus hidup

    yang dilemahkan, merupakan vaksin beku kering berwarna kekuningan pada vial

    gelas, yang harus dilarutkan hanya dengan pelarut yang telah disediakan se%ara

    terpisah! :aksin %ampak ini berupa serbuk in*eksi!

    Komposisi 0 7iap dosis (+,& m@) vaksin yang sudah dilarutkan

    mengandung0

    Mat akti0

    N :irus 5ampak strain 5;8 #+ tidak kurang dari 1!+++ 55I-&+ (5ell 5ulture

    Ine%tive -ose &+)

    Mat tambahan0

    N Kanamisin sulat tidak lebih dari 1++ m%g

    N ritromisin tidak lebih dari + m%g

    "elarut mengandung 0

    N ;ir untuk in*eksi

    http://4.bp.blogspot.com/-wnLh1j33Zgg/VbSTbMgsDwI/AAAAAAAAAQQ/n7nrBG3B480/s1600/CMPK.png

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    25/32

    Indikasi 0 :aksin digunakan untuk pen%egahan terhadap penyakit

    %ampak 

    "enyimpanan 0 :aksin %ampak beku kering disimpan pada suhu antara H.5

    sEd H!

    >eaksi imunisasi 0 biasanya tidak terdapat reaksi! 8ungkin ter*adi demam

    ringan dan sedikit ber%ak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke #/<

    setelah penyuntikan, atau pembengkakan pada tempat penyuntikan!

    ek samping 0 :aksin %ampak dapat mengakibatkan sakit ringan dan

     bengkak pada lokasi suntikan, yang ter*adi .$ *am setelah vaksinasi! "ada &/1& '

    kasus ter*adi demam (selama 1/. hari), biasanya

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    26/32

    Kontra Indikasi 0 7erdapat beberapa kontraindikasi pada pemberian vaksin

    %ampak! 2al ini sangat penting, khususnya untuk imunisasi pada anak penderita

    malnutrisi! :aksin ini sebaiknya tidak diberikan bagi0 orang yang alergi terhadap

    dosis vaksin %ampak sebelumnya, wanita hamil karena eek vaksin %ampak 

    terhadap *anin belum diketahui? orang yang alergi berat terhadap kanamisin dan

    eritromisin, anak dengan ineksi akut disertai demam, anak dengan deisiensi

    sistem kekebalan, anak dengan pengobatan intensi yang bersiat imunosupresi,

    anak yang mempunyai kerentanan tinggi terhadap protein telur!

    Dadwal 0 =sia 9 bulan, .$ bulan, dan B tahun (- kelas 1 dalam

     program 4I;)! ;pabila telah mendapat imunisasi 88> pada usia 1&/1< bulan

    dan ulangan umur B tahun? ulangan %ampak - kelas 1 tidak diperlukan!

    f   Haemophillus influenza tipe # Hi#

    Denis vaksin 0 :aksin 2ib yang berisi ">"/7 (capsular polysaccharide

     polyriosyl riitol phosphate/kon*ugasi dengan protein tetanus

    Dadwal 0 "ada usia .,$,dan B bulan! -apat diberikan dalam bentuk 

    komninasi (-7w"E2ib, -7apE2ib, -7apE2ib,I":)

    Imunisasi ulang 0 diulang pada usia 1< bulan

    -osis 0 +,&m@, intramuskular!

    Kemasan 0 :aksin kombinasi tersedia dalam kemasan  prefilled syringe

    +,&m@! "rogram imunisasi nasional menggunakan -7w"E2ep4E2ib

    2.8 Pe(an Imunisasi Nasina, PIN P,i Ta)un 2-155

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    27/32

    etelah berhasil menerima sertiikasi bebas polio dari 23 untuk wilayah

    outh ast ;sia>egion (;>) pada bulan 8aret .+1$, tahun .+1B akan banyak 

    kegiatan sebagai bagian dari eradikasi polio atau polio endgame strategi! 4eberapa

    strategi dimaksud antara lain0

    1! 8aret .+1B, akan dilakukan "ekan Imunisasi asional ("I) "olio,

    dengan target seluruh anak usia +/&9 bulan

    2. ;pril .+1B, penggantian *enis vaksin  trivalent oral polio vaccine 't()*%

    ke ivalent oral polio vaccine (b3":)

    2. Duli .+1B, Introduksi *enis vaksin Inactivated )olio *accine 'I)*%

    ! 7ahun .+.+0 "enghentian penggunaan seluruh oral polio vaccine '()*%

    setelah semua kasus polio liar sudah berhasil dieradikasi!

    4erdasarkan "etun*uk 7eknis "ekan Imunisasi asional ("I) "olio,

    Kementerian Kesehatan >I (.+1&), disebutkan bahwa Imunisasi merupakan upaya

     pen%egahan yang terbukti sangat cost effective! 4anyak kematian dan ke%a%atan

    yang disebabkan oleh penyakit yang dapat di%egah dengan imunisasi!

    ementara gerakan eradikasi polio se%ara global akan memberi keuntungan

    se%ara inansial! 7idak akan ada lagi anak/anak yang men*adi %a%at karena polio

    sehingga biaya yang diperlukan untuk rehabilitasi penderita polio dan biaya untuk 

    imunisasi polio dapat dikurangi!

    http://www.indonesian-publichealth.com/penyakit-yang-dapat-dicegah-dengan-imunisasi/http://www.indonesian-publichealth.com/penyakit-yang-dapat-dicegah-dengan-imunisasi/

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    28/32

    +orld ,ealth ssemly  (2;) mendeklarasikan bahwa eradikasi polio

    adalah salah satu isu kedaruratan kesehatan masyarakat dan perlu disusun suatu

    strategi menu*u eradikasi polio ( )olio .ndgame Strategy)! alah satu strategi

    tersebut dilakukan dengan pelaksanaan "I "olio!

    "engertian "I "olio adalah pemberian imunisasi tambahan polio kepada

    kelompok sasaran imunisasi untuk mendapatkan imunisasi polio tanpa

    memandang status imunisasi yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi program

    dan ka*ian epidemiologi!

    7u*uan =mum "I untuk ter%apainya eradikasi polio di dunia pada akhir tahun

    .+.+! edangkan tu*uan khusus sebagai berikut0

    1! 8emastikan tingkat imunitas terhadap polio di populasi (herd immunity)

    %ukup tinggi dengan %akupan R 9&'!

    .! 8emberikan perlindungan se%ara optimal dan merata pada kelompok 

    umur +/&9 bulan terhadap kemungkinan mun%ulnya kasus polio yang

    disebabkan oleh virus polio abin!

    "I "olio akan dilaksanakan pada bulan 8aret .+1B dengan sasaran semua

    anak usia + s!d &9 bulan tanpa memandang status imunisasinya!edangkan 7empat

    "emberian Imunisasi dilaksanakan di "osyandu, "olindes, "oskesdes, "uskesmas,

    "uskesmas pembantu, Klinik swasta dan >umah akit serta pos pelayanan

    imunisasi lainnya di bawah koordinasi -inas Kesehatan setempat!

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    29/32

    4eberapa hal yang diperlukan dalam penyusunan ren%ana ker*a pelaksanaan

    "I "olio .+1B antara lain0

    1! 8enentukan *umlah sasaran

    .! 8enghitung Kebutuhan logistik!

    ! 8enghitung ketersediaan sarana rantai vaksin (%old %hain) dan petugas

    imunisasi

    4eberapa hal yang harus diker*akan oleh petugas pelaksana imunisasi di

    lapangan antara lain0

    1! 8emastikan rantai vaksin dalam kondisi baik!

    .! 8emastikan vaksin polio dan penetesnya dalam *umlah yang sama dan

    %ukup!

    ! 8emastikan vaksin dalam kondisi baik, belum kadaluarsa, ::8 dalam

    kondisi ; atau 4!

    $! 8emberikan imunisasi sesuai prosedur (melalui tetes oral)!

    &! 8elakukan pengelolaan limbah imunisasi se%ara aman!

    B! 8emantau, menangani dan melaporkan kasus KI"I!

    #! 8emeriksa pen%atatan dan pelaporan %akupan imunisasi dan logistik serta

    melengkapinya pada akhir kegiatan!

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    30/32

    9! 8elakukan ker*asama dengan tokoh masyarakat!

    1+! 8elakukan sweeping terhadap anak yang belum mendapat imunisasi polio

    saat "I

    edangkan kader bertugas membantu pelaksanaan imunisasi dalam hal0

    1! 8enggerakkan orang tua dan sasaran untuk datang ke "os "elayanan

    ImunisasiE"osyandu!

    .! 8engatur alur pelayanan imunisasi!

    ! 8en%atat sasaran dan memberi tanda pada kuku *ari kelingking kiri

    sasaran yang sudah diimunisasi!

    $! 8elaporkan pada petugas bila ditemukan kasus KI"I!

    &! 8engingatkan orang tua untuk melengkapi imunisasi rutin dengan selalu

    membawa buku KI;

    B! 8embantu melakukan pemetaan sasaran yang tidak hadir pada saat "I

    untuk kemudian di*adikan sasaran dalam pelaksanaan sweeping

    #! 8emberikan imunisasi "olio *ika diperlukan!

    aktu pelaksanaan "I "olio dilakukan selama kurang/lebih $ *am, namun

    dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat!

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    31/32

    BAB III

    KESIMPULAN

    Imunisasi merupakan bagian yang penting dalam tahap kehidupan seorang

    anak karena berungsi sebagai pen%egahan primer terhadap penyakit ineksi!

    -alam imunisasi akti atau vaksinasi, sistem imunitas tubuh dirangsang untuk 

    mengenali dan memproduksi antibodi terhadap suatu bakteri atau virus penyebab

     penyakit tertentu sehingga tubuh memiliki pertahanan yang lebih baik *ika

    sewaktu/waktu terineksi! 3leh karena itu, sangat penting bagi orangtua dan

     petugas kesehatan untuk memastikan seorang anak mendapatkan imunisasi sesuai

     *adwalnya!

  • 8/20/2019 IMD & PIN

    32/32

     

    DA9TAR PUSTAKA

    1! >anuh, I6!!6!, uyitno, 2!, 2adinegoro, !>!!, et al ! .+1$! "edoman

    Imunisasi di Indonesia disi Kelima! Dakarta 0 4adan "enerbit Ikatan -okter 

    ;nak Indonesia

    .! ;bbas, ;!K!, @i%htman, ;!2!, "illai, ! .+1$! Basic Immunology0 Functions

    and Disorders of Immune System$ $th  .dition! "hiladelpia 0 lsevier!

    ;vailable rom 0 www!student%onsult!%om 

    ! Ikatan -okter ;nak Indonesia! Dadwal Imunisasi I-;I .+1$ SonlineT!

     vailale from  http0EEidai!or!idEpubli%/arti%lesEklinikEimunisasiE*adwal/

    imunisasi/idai/.+1$!html S;%%esed Danuary, 1st .+1&T

    $! :aksin bakteri dan :irus!  vailale from www!bioarma!%o!id  S;%%esed

    Danuary, 1&th .+1&T

    &! -epkes >I! .++&! "edoman "enyelenggaraan Imunisasi! Dakarta0 -epkes >IB! "etun*uk 7eknis "ekan Imunisasi asional ("I) "olio 7ahun .+1B

    Kementerian Kesehatan >i .+1&!

    http://www.studentconsult.com/http://www.biofarma.co.id/http://www.biofarma.co.id/http://www.studentconsult.com/http://www.biofarma.co.id/

Recommended