+ All Categories
Home > Documents > IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan...

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan...

Date post: 15-Nov-2020
Category:
Upload: others
View: 8 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
144
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL (BUGIS) DI SDN 283 LAUTANG KECAMATAN BELAWA KABUPATEN WAJO IMPLEMENTATION OF CHARACTER EDUCATION BASED ON LOCAL WISDOM (BUGIS) AT SDN 283 LAUTANG SUB DISTRIC BELAWA WAJO TESIS Oleh : ANDI EKA REZKIANAH Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.048.17 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
Transcript
Page 1: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL (BUGIS) DI SDN 283 LAUTANG

KECAMATAN BELAWA KABUPATEN WAJO

IMPLEMENTATION OF CHARACTER EDUCATION BASED ON LOCAL WISDOM (BUGIS) AT SDN 283 LAUTANG SUB

DISTRIC BELAWA WAJO

TESIS

Oleh :

ANDI EKA REZKIANAH

Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.048.17

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

i

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS

KEARIFAN LOKAL (BUGIS) DI SDN 283 LAUTANG KECAMATAN BELAWA KABUPATEN WAJO

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Program Studi Magister Pendidikan Dasar

Disusun dan Diajukan oleh

ANDI EKA REZKIANAH Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.048.17

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Tesis : IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS KEARIFAN LOKAL (BUGIS) DI

SDN 283 LA UTANG KECAMATAN BELAWA

KABUPATEN WAJO

NAMA : ANDI EKA REZKIANAH

NIM : 105060204817

Program Studi : Magister Pendidikan Dasar

Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada

tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak untuk

diseminarkan pada Ujian Tutup sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Magister Pendidikan Dasar (M.Pd.) pada Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dr. Hj. Rosleny Babo, M.Si

(Pembimbing I)

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si

(Pembimbing II)

Dr. H. Muhammad Basri, M.Si

(Penguji)

Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D

(Penguji)

Mengetahui :

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi

Unismuh Makassar Magister Pendidikan Dasar

Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D.

NBM. 483 523 NBM. 970 635

Page 4: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

iii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI

Judul Tesis : IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS KEARIFAN LOKAL (BUGIS) DI

SDN 283 LAUTANG KECAMATAN BELAWA

KABUPATEN WAJO

NAMA : ANDI EKA REZKIANAH

NIM : 105060204817

Program Studi : Magister Pendidikan Dasar

Telah diuji dan dipertahankan di depan panitia penguji tesis pada

tanggal 19 Desember 2019 dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Dasar

(M.Pd.) pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Makassar, Januari 2020

Tim Penguji

Dr. Hj. Rosleny Babo, M.Si

(Pembimbing I)

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si

(Pembimbing II)

Dr. H. Muhammad Basri, M.Si

(Penguji)

Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D

(Penguji)

Page 5: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : ANDI EKA REZKIANAH

NIM : 105060204817

Program Studi : Magister Pendidikan Dasar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini

hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, Januari 2020

Andi Eka Rezkianah

Page 6: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

v

ABSTRAK Andi Eka Rezkianah, 2020. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal (Bugis) di SDN Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo. Pembimbing Rosleny Babo dan Muhlis Madani Pendidikan karakter bukan merupakan hal baru dalam dunia pendidikan saat ini. Pendidikan karakter menuntut para pendidik untuk berkontribusi penuh dalam penanaman nilai-nilai karakter dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya dengan mempertahankan kearifan lokal masing-masing dalam setiap daerah yang mulai terkikis akibat pergeseran zaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal (bugis) di Sekolah Dasar SDN 283 Lautang Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi karakter berbasis kearifan lokal yang terdiri dari patuh pada tuhan yang maha esa (mapatoh ri dewatae), jujur (ma lempu), disiplin (ma patoh), kerja keras (ma reso temangingi), bertanggung jawab (Soppo:renge), cinta tanah air (ma poji ri wanuata), cinta damai (siamaseang), Riolo Mappatiroang, Ritengnga Mapparaga-raga, Rimunri Mangampiri, Rebba Sipatokkong, Mali Siparappe, Siruik Menre Tessiruik Nok masih kurang terlaksana dan masih perlu di evaluasi lagi. Faktor yang mendukung adalah motivasi orangtua, kerja sama pihak sekolah, dan faktor yang menghambat adalah fasilitas, aturan, latar belakang peserta didik, kurangnya kesadaran peserta didik, dan lingkungan pergaulan peserta didik. Keywords : Pendidikan Karakter, Kearifan lokal, Bugis

Page 7: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

vi

Page 8: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

vii

KATA PENGANTAR

بســــــم اللـه الرحـمن الرحيــــم

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi, oleh

karena rahmat dan hidayah-Nya jualah sehingga penulis masih diberikan

kekuatan dan kesehatan untuk menjalankan aktivitas dalam menyusun

proposal ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada sang

revolusioner sejati Baginda Al-Mustafa Nabiullah Muhammad saw, beliau

adalah sosok teladan pemimpin yang terpercaya, jujur dan berakhlakul

karimah, yang telah besusah payah mengeluarkan manusia dari lingkungan

kebiadaban, suatu zaman yang betul-betul primitif, ortodoks, tak beretika,

tak beradab dan tak bermoral, menuju suatu zaman perubahan yang

beradab dengan lebih mengedepankan konsep, etika, hidup beragama,

berbudaya, berbangsa dan beragama, sehingga sampai saat ini manusia

mampu memposisikan diri sebagai warga negara yang senantiasa beriman

dan bertakwa di jalan Allah swt.

Dengan segala keterbatasan dan kekurangan penulis, tesis ini lahir

dan tampil sebagai manifestasi dari suatu usaha yang tak mengenal lelah

dan pantang menyerah, mulai dari tahap awal observasi sampai selesainya

penyusunan tesis ini. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa mulai dari

kegiatan awal observasi, menyusun dan bimbingan sehingga selesainya

tesis ini ditulis, tidak sedikit hambatan dan tantangan yang dialami oleh

penulis. Namun, hambatan dan tantangan tersebut dapat diatasi berkat

adanya bantuan dari berbagai pihak.

Page 9: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

viii

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan

kritikan tersebut sifatnya konstruktif demi kesempurnaan tesis ini, karena

penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa

adanya kritikan

Nun Walkalami Wama Yas’urun,

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabikul Khaerat.

Makassar, Januari 2020

Penulis

Andi Eka Rezkianah

Page 10: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. ii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ............................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................. iv

ABSTRAK ......................................................................................... v

ABSTRACT ...................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiv

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ....................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1

B. Fokus dan Deskripsi Fokus ..................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian ......................................................... 8

B. Tinjauan Teori dan Konsep ..................................................... 10

1. Implementasi ...................................................................... 10

2. Pendidikan Karakter ........................................................... 11

3. Kearifan Lokal .................................................................... 24

C. Kerangka Pikir ......................................................................... 29

Page 11: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

x

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................................ 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 32

C. Unit Analisis dan Penentuan Informan .................................... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 33

E. Teknik Analisis Data ................................................................ 34

F. Pengecekan Keabsahan Temuan ........................................... 36

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kakteristik Objek Penelitian ..................................... 37

1. Deskripsi Sekolah ............................................................... 37

2. Sejarah Berdirinya SDN 283 Lautang ................................. 38

3. Visi, Misi dan Tujuan ........................................................... 39

4. Data Guru dan Karyawan .................................................... 40

5. Data Peserta Didik .............................................................. 41

6. Sarana dan Prasarana ........................................................ 42

B. Paparan Dimensi Penelitian .................................................... 42

1. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal

(Bugis) ............................................................................... 43

a. Religius (ma Patoh ri Dewatae) .................................... 44

b. Jujur (Lempu’) ............................................................... 47

c. Disiplin (ma Patoh) ....................................................... 50

d. Bekerja keras (ma Reso’ Matinulu) ............................... 53

e. Tanggung Jawab (Soppo:renge) .................................. 56

f. Cinta Tanah Air (Mappoji ri Wanuatta) .......................... 60

Page 12: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

xi

g. Cinta Damai (Siamaseang) ........................................... 62

h. Riolo Mappatiroang, Ritengnga Mapparaga-raga, Rimunri

Mangampiri ................................................................... 64

i. Rebba Sipatokkong, Mali Siparappe, Siruik Menre Tassiruik

Nok ............................................................................... 64

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Karakter

Berbasis Kearifan Lokal (Bugis) ........................................ 65

a. Faktor Pendukung ........................................................ 66

b. Faktor Penghambat ...................................................... 69

C. Pembahasan ........................................................................... 74

1. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal

(Bugis) ............................................................................... 75

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Karakter

Berbasis Kearifan Lokal (Bugis) ........................................ 88

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN ................................................................................ 96

B. SARAN ...................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 100

RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 103

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. INSTRUMEN PENELITIAN

2. WAWANCARA

3. MATRIKS TEMUAN

4. IZIN PENELITIAN

5. FOTO KEGIATAN

Page 13: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Nama Guru dan Jabatan ........................................... 41

Tabel 4.2 Data Nama Peserta Didik ................................................... 42

Page 14: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir .................................................... 31

Gambar 3.1 Flow Chart Model Analisis Interaktif ............................... 34

Page 15: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Penelitian

Lampiran 2 : Hasil Wawancara

Lampiran 3 : Matriks Temuan Peneliti

Lampiran 4 : Izin Penelitian

Lampiran 5 : Foto Kegiatan

Page 16: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

xv

DAFTAR ISTILAH

Bugis : Salah satu suku yang ada di Sulawesi Selatan

Ma Patoh ri Dewatae : Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa

Lempu’ : Berbicara sesuai dengan kenyataan

Ma Reso Matinulu : Bekerja keras dalam melakukan sesuatu

Soppo:renge : Bertanggung jawab saat melakukan kewajiban.

Ma Poji Riwanua : Mencintai tanah air atau tanah kelahiran

Siamaseang : Saling peduli, saling menyayangi, cinta damai

Pappaseng : Kearifan Lokal di daerah masing-masing.

Sipakatau : Memanusiakan manusia/saling memanusiakan

Sipakalebbi : Saling menghormati

Sipakainge : Saling mengingatkan.

Reso Temangingi Namalomo Nalettei Pammase Dewata: yang berarti

hanya dengan kerja keras dan ketekunan maka

akan mudah mendapatkan ridho oleh Tuhan

Yang Maha Esa.

Riolo Mappatiroang : Di depan memberi contoh

Ritengnga Mapparaga-raga : Di tengah kerja sama/memotivasi

Rimunri Mangampiri : Di belakang memberi arahan

Lele Bulu Te Lele Abiasang : Kebiasaan tidak berubah jika terus di tempat.

Taro Ada Taro Gau : Senada antara pebuatan dan ucapan

Rebba Sipatokkong : Rebah saling menegakkan

Mali Siparappe : Hanyut saling mendamparkan

Siruik Menre Tassiruik Nok : Menarik ke atas bukan menarik ke bawah

Page 17: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan karakter bukan merupakan yang hal baru di dunia

pendidikan sekarang ini pasalnya pendidikan karakter sudah di terapkan

dalam kurikulum 2013 yang menuntut para pendidik dalam hal ini guru

untuk berkontribusi penuh dalam penanaman nilai-nilai karakter dalam

rangka menciptakan bangsa yang berbudaya melalui penguatan dengan

pertimbangan Presiden Joko Widodo yang telah menandatangani

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 Pasal 3 Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) berbunyi:

“PPK pelaksanaannya dengan menerapkan berbagai nilai Pancasila

dalam pendidikan karakter yang meliputi nilai-nilai religius, jujur,

toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin

tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli

sosial, dan bertanggung jawab”.

Penekanan pendidikan karakter sejak dari dulu memang telah

memiliki landasan yang jelas baik secara filosofi atau juga aturan formal.

Oleh karena itu, Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) memiliki

program utama tentang pendidikan karakter yang disebut

“Pengarusutamaan Pendidikan Karakter”. Artinya, selama ini Pendidikan

Karakter sudah ada, tapi kurang mendapatkan perhatian, dan karena itu

1

Page 18: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

2

diberikan penekanan/penguatan. Koesoema (2010) mengungkapkan

karakter bisa menjadi sarana untuk membudayakan dan memanusiakan.

Peran pendidikan karakter tidak hanya bersifat integrative atau berarti

mengukuhkan moral intelektual namun bersifat kuratif, baik secara personal

maupun sosial yang bisa menjadi salah satu sarana penyembuh sosial.

Para remaja yang akan memegang masa depan bangsa harus

memiliki perangai yang baik, cita-cita bangsa akan mengalami kehancuran

dan meleset jauh dari impiannya, sebagaimana firman Allah swt pada QS.

al-Rum 30:41

ظہر الفساد ف ی البر و البحر ب ما کسبت اید ی الناس

ع ون ل وا لعلہ م یرج ی عم یقہ م بعض الذ ی ذ ل Terjemahannya :

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka

merasakan sebagian (akibat) perbuatan mereka, agar mereka

kembali (ke jalan yang benar).

Dalil tersebut seharusnya jadi inspirasi para pendidik supaya dapat

membina juga mendidik secara intensif agar terciptalah perangai yang baik,

ramah, kuat, bertanggung jawab, memiliki akhlak yang mulia sehingga bisa

mengendalikan dirinya dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti yang dikemukakan Suyanto (2009) karakter sebagai cara

berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup

bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun

negara. Sedangkan Lickona (1991), Kertajaya (2010) dan Musfiroh (2008)

Page 19: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

3

karakter adalah pembentukan karakter dengan berbagai cara dengan

tujuan memberi pemahaman tentang bagaimana seseorang

mengaplikasikan nilai kebaikan dalam artian berperilaku baik dan memiliki

etika yang bisa di sosialisasikan dalam lingkungan sekitarnya.

Sebaliknya jika memiliki etika kurang baik menimbulkan perilaku

menyimpang memicu terjadinya krisis moralitas di Indonesia yang masih

menjadi permasalahan serius bisa terlihat dari maraknya perkelahian yang

terjadi dalam golongan masyarakat misalnya saja tawuran antar pelajar

atau mahasiswa sudah membudaya dan susah dihilangkan. Selain tawuran

trend pergaulan bebas bagi sebagian anak bangsa sudah dianggap biasa

dan terjadi diberbagai tingkatan pendidikan baik dalam level di Sekolah

Dasar khususnya sampai ke tingkat perguruan tinggi. Berdasar dari data

dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI, 2019) yang menerima

laporan sebanyak 24 kasus pada ranah pendidikan dengan korban dan

pelaku anak pada bulan Januari sampai Februari, tercatat jumlahnya 17

kasus yang terkait kekerasan. Kasus lain juga berdasa dari data Badan

Narkotika Nasional (BNN) banyak muncul jenis narkotika baru yang telah

beredar di Indonesia. Merujuk dari data Badan Narkotika Nasional (BNN)

tahun 2018 prevalensi angka penyalahgunaan narkoba kalangan pelajar di

13 Ibu Kota Provinsi mencapai 3,2% atau setara 2,29% juta orang.

Hal tersebut terjadi tidak hanya berasal dari anak didik tetapi juga

dari lingkungan sekitar mereka peserta didik yang jadi korban seperti akhir-

akhir ini diberitakan sering terjadi. Ironisnya, hal tersebut terjadi di tempat

Page 20: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

4

yang begitu dekat dengan mereka bahkan menjadi rumah kedua yaitu

sekolah yang mestinya menjadi tempat anak didik menjalani proses tumbuh

kembang untuk meningkatkan potensi mereka dan orang tua tanpa merasa

khawatir menitipkan anak mereka. Alih-alih menjadi tempat bagi proses

pendidikan yang membuat menjadi dewasa dan dapat membentuk

karakaternya, sebagian justru menjadi tempat dalam eksekusi dan

mengambil keceriaan mereka. Dari penyampaian Wibowo (2017), hal

tersebut tidak menjadi masalah yang sepele karena peserta didik tidak lagi

memiliki karakter bahkan hilang yang berujung hilangnya moral mereka.

Meskipun begitu tak dapat dipungkiri bahwa semua sekolah

mendambakan situasi yang tentram dan damai dalam arti guru dan peserta

didik memiliki kerja sama yang baik untuk membentuk karakter sesuai

dengan kehidupan sehari-hari namun hal tersebut cenderung tidak

ditemukan pada beberapa sekolah. Oleh karena itu, Wibowo (2015)

berpendapat sudah waktunya budaya menjadi dasar dalam menyusun

kurikulum yang ada di sekolah di sesuaikan dengan kearifan lokal setiap

daerah sehingga peserta didik tidak merasa ada dalam budaya asing dan

sadar akan budaya juga bangsanya.

Senada dengan Latif, penulis beranggapan bahwa pendidikan

karakter semestinya berbasis budaya sendiri. Seperti pengetahuan kita

bahwa setiap daerah mempunyai budaya atau nilai kearifan lokal tersendiri.

Maka sebaiknya nilai-nilai karakter diintegrasikan melalui nilai luhur dari

setiap daerah masing-masing peserta didik. Penggalian nilai kearifan lokal

Page 21: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

5

ini sejalan dengan rekomendasi UNESCO (2016) menggali nilai kearifan

lokal agar menjadi dasar untuk mendorong munculnya perilaku saling

menghormati antar suku, budaya, agama, bangsa dan juga etnis sehingga

keberagaman di Indonesia terjalin dan terjaga.

Merujuk dari hal tersebut setalah melakukan observasi salah satu

Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Belawa Kab Wajo dan mempunyai

peserta didik terbanyak dan dominan masyarakatnya Suku Bugis memiliki

beberapa karakter kuat dan bermacam-macam yang mendorong

terciptanya karakter baik tetapi seiring perkembangan zaman terlihat

adanya pergeseran nilai yang terjadi dalam kehidupan sosio-kultural seperti

ma patoh ri Dewata’e artinya patuh kepada Tuhan YME, ma lempu’ artinya

jujur, ma patoh artinya disiplin, ma reso’ temangingi artinya bekerja keras,

sopporenge artinya bertanggung jawab kurang dapat di pertahankan

secara pelan-pelan atau sedikit demi sedikit ditinggalkan oleh pemiliknya.

Beberapa perilaku yang terjadi di sekolah seperti tidak sering terlihat

adanya aktivitas salat berjamaah antar guru dan siswa, jarang dilakukan

tadarrus bersama setiap pagi, banyak siswa yang tidak mengakui

kesalahan saat berdebat dengan temannya, tidak disiplin dalam berpakaian

ke sekolah, sering tidak mengumpulkan pekerjaan rumah (PR), serta

banyak yang tidak rajin saat dilakukan gotong royong atau kegiatan

membersihkan sekolah. Sehingga perlu adanya upaya dalam merevitalisasi

nilai-nilai karakter yang mulai ditinggalkan.

Page 22: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

6

Berdasarkan hal tersebut sehingga penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter berbasis

Kearifan Lokal (Bugis) di SDN 283 Lautang Kecamatan Belawa Kabupaten

Wajo”.

B. Fokus dan Deskripsi Fokus

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, peneliti tertarik untuk

mengangkat fokus dan deskripsi penelitian tentang :

1. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di SDN

283 Lautang Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo

2. Faktor yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan

pendidikan karakter di SDN 283 Lautang Kecamatan Belawa

Kabupaten Wajo.

Berdasarkan fokus penelitian adapun deskripsi fokus penelitian :

1. Pendidikan Karakter adalah cara yang digunakan seorang pendidik

dalam proses perubahan sikap dan Kearifan Lokal adalah warisan

leluhur dalam setiap daerah untuk merubah cara berpikir seseorang

di SDN 283 Lautang Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo.

2. Faktor pendukung dan menghambat dalam menerapkan nilai

karakter bugis di SDN 283 Lautang Kecamatan Belawa Kabupaten

Wajo.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut tujuan penelitian ini

yaitu :

Page 23: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

7

1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter berbasis

kearifan lokal (Bugis) di SDN 283 Lautang Kecamatan Belawa

Kabupaten Wajo.

2. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat dalam

melaksanakan pendidikan karakter di SDN 283 Lautang Kecamatan

Belawa Kabupaten Wajo.

D. Manfaat Penelitian

Bila tujuan penelitian tercapai, hasil penelitian dapat memberikan

manfaat kepada beberapa pihak, seperti:

1. Bagi Peserta Didik

Peserta didik memiliki karakter lebih baik lagi dalam

lingkungannya sekolah.

2. Bagi Guru

Lebih memaksimalkan cara mengajar dan mendidik agar bisa

melahirkan peserta didik memiliki karakter baik.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian bisa digunakan menjadi bahan pertimbangan

dan masukan agar mendidik sesuai dengan alur dan yang

seharusnya dilakukan guna merubah karakter peserta didik.

4. Bagi Peneliti

Menambah wawasan serta pengalaman cara mendidik yang

tepat agar peserta didik memiliki karakter baik tidak hanya di

lingkungan sekolah tetapi juga di lingkungan masyarakat.

Page 24: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian

Berdasarkan beberapa pendapat hasil penelitian sebelumnya ada

banyak persamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan karena

ketiganya membahas tentang pendidikan karakter berbasis kearifan lokal

yang di terapkan di sekolah. Namun yang membedakannya terletak pada

fokus masalah yang akan di teliti seperti penelitian pertama fokus ke konsep

seorang tokoh dan pengaruhnya terhadap pendidikan nasional, penelitian

kedua lebih memfokuskan pada analisis dan usaha membentuk karakter

peserta didik, sedangkan yang ketiga fokus pada pelaksanaan dan

perencanaan mendidik karakter melalui metode membiasakan.

Berikut penelitian yang relevan dengan judul penelitian yang akan

dilakukan, sebagai berikut:

1. Dr. Yadi Ruyadi, M.Si (2010) MODEL PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS KEARIFAN BUDAYA LOKAL (Penelitian terhadap Adat

Kampung Benda Kerep Cirebon Provinsi Jawa Barat untuk

Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah). Fokus penelitiannya

untuk menemukan model pendidikan karakter untuk di terapkan di

sekolah dengan metode RnD, studi lapangan menggunkan kualitatif uji

coba menggunakan Quasi Eksperimen dengan One Group Pre Test

dan Post Test. Adapun hasil penelitiannya yakni memiliki pola efektif

8

Page 25: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

9

dalam pewarisan budayanya dan telah memberi pengaruh positif, dan

akan lebih efektif jika semakin dimaksimalkan.

2. Putri Rachmadyanti, (2017) “PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

BAGI SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KEARIFAN LOKAL”.

Penelitian ini fokus dalam mengembangkan kemampuan guru dalam

menciptakan pembelajaran yang menarik untuk menumbuhkan sikap

toleransi, kerjasama dan peduli siswa. Sehingga hasilnya yaitu guru

memberikan ide kreatif dalam membuat materi pendidikan karakter

yang akan berdampak juga pada orangtua siswa serta masyarakat

sekitar untuk menjadi manusia cerdas dan dalam pelestarian budaya

lebih dikenal.

3. Dwi Susongko Hery Wibisno, (2015) “Implementasi Pendidikan

Karakter Berbasis Kearifan Lokal di SMP Negeri 1 Tambakromo Pati”

yang berfokus bagian perencanaan dan pelaksanannya, pendidikan

karakter sesuai kearifan lokal dengan metode penelitian kualitatif

deskriptif model interaktif. Adapun hasil penelitiannya tentang

perencanaan implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal

ini terencana dan teradministrasikan dengan jelas sesuai jadwal

kegiatan, penerapan pendidikan karakter yang termuat nilai-nilai

religius, jujur, disiplin, peduli lingkungan, tanggung jawab dilakukan

dengan pembiasaan dan terintegrasi kedalam seluruh mata pelajaran.

Jadi berdasarkan beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa penelitian telah banyak dilakukan sebelumnya memiliki beberapa

Page 26: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

10

persamaan yaitu untuk menumbuhkan karakter peserta didik yang

membedakan dari segi jenis penelitian, cara menerapkan dan kearifan lokal

yang masing-masing setiap daerah punya. Penelitian tersebut banyak

membantu penulis dalam penelitian yang akan dilakukan karena memiliki

arah dan tujuan sama.

B. Tinjauan Teori dan Konsep

1. Implementasi

Implementasi menurut bahasa adalah “melaksanakan atau

menerapkan”. Implementasi sama halnya dengan penanaman ide atau

inovasi untuk sebuah perlakuan hingga memberikan dampak positif baik itu

dalam hal pengetahuan, skill bisa juga sikap. Pendapat di oxford advance

learner’s dictionary diartikan juga penerapan “put something into effect”

(menerapkan ide yang memiliki efek atau pengaruh).

Usman (2002) mengemukakan implementasi berarti aktifitas yang

tertuju pada aksi, perlakuan serta mekanisme. Implementasi tidak hanya

kegiatan belaka melainkan aktivitas yang tersusun rapi dalam rangka

mencapai tujuan. Sedangkan Susilo (2007) berpendapat Implementasi

adalah penerapan-penerapan yang telah di rancang dari berbagai inovasi

agar lebih praktis. Jadi, implementasi merupakan penerapan baik program

atau aktivitas baru dalam berbagai kegiatan yang telah tersusun dan telah

direncanakan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah.

Page 27: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

11

2. Pendidikan Karakter

a. Arti Pendidikan

Pendidikan di dasari dengan kata didik yang artinya menjaga

dan selalu memberi arahan tentang imtaq yang baik dan

berpengaruh pada kecerdasan berpikir. Tambahan awalan “pe” dan

akhiran “an” artinya merujuk pada perilaku tentang cara mendidik.

Pendidikan merupakan usaha yang telah terencana sebelumnya

melalui berbagai proses membimbing dan mengajarkan seorang

individu agar berkembang jadi manusia yang mampu bertanggung

jawab, berkreasi, memiliki ilmu pengetahuan, kesehatan, juga

berakhlak mulia.

Pendapat Mahmud (2004) bahwa pendidikan sebenarnya

melalui berbagai proses panjang seperti memperbaiki, merawat

juga mengurus peserta didik dengan menggabungkan berbagai

bagian-bagian penting pendidikan guna memasuki jiwa agar

menjadi anak yang matang dalam karakter yang sempurna

menyesuaikan dengan tingkat kemampuan.

Ki Hajar Dewantara dikutip oleh Ahmadi dan Nur (2001)

mengartikan bahwa “memberikan didikan sama halnya dengan

menjadikan manusia kuat dalam hal ini peserta didik guna di akui

dalam masyarakat dan menjadikan mereka bahagia. Sedangkan

Tafsir (2001) mengemukakan bahwa pendidikan diartikan

Page 28: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

12

mengusahakan agar peserta didik berkembang secara maksimal

dan memberikan dampak positif.

Dari beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya

tentang pendidikan mengartikan bahwa sebenarnya arti pendidikan

mempunyai pernapan yang sama yakni yang berarti berusaha

dalam mempersiapkan peserta didik menjelang mereka dewasa

baik itu secara jasmani maupun rohani.

b. Arti Karakter

Secara etimologi, karakter dalam (Inggris: character) asalnya

dari Yunani (Greek), yaitu charassein yang artinya “to engrave” di

ukir, di lukis, di pahat serta di goreskan. Secara terminologis dari

Kementerian Pendidikan, khususnya Direktorat Pendidikan Tinggi

dijelaskan secara umum bahwa karakter artinya mempublikasikan

sikap atau nilai dari diri sendiri yang baik demi eksistensi yang

membangun untuk orang lain.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter

berarti sifat yang berasal dari dalam diri yang berkaitan dengan

akhlak dan budi pekerti baik yang menjadikan orang berbeda dari

yang lainnya. Suyadi mengemukakan bahwa karakter berkaitan

dengan nilai dari perilaku manusia sendiri terdiri atas semua

kegiatan yang berhubungan dengan Allah, sesama manusia dan

lingkungan yang diwujudkan dalam pikiran, perasaan, perlakuan

Page 29: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

13

bentuk aplikasi dalam adat istiadat, etnis, budaya hukum, tata

krama.

Zuhdi (2015) menemukan karakter bentuk sifat yang baik

serta di agungkan atau dikagumi karena berarti kebaikan, kekuatan,

kemandirian, kedisiplinan dan moral individu.

Dari banyaknya arti tentang karakter tersebut maka penulis

menyimpulkan bahwa karakter adalah penanda seseorang dalam

bersikap dan beringkah laku dalam kehidupannya baik itu dengan

Allah, sesama manusia ataupun dengan lingkungan. Sesuai

dengan banyaknya arti karakter maka secara lebih sederhana

karakter di sebut semua yang berkaitan dengan hal positif yang

dilakukan baik itu guru sehingga memberi pengaruh pada peserta

didik.

Pendidikan karakter di beri arti sebagai ranah pengembangan

sikap atau karakter yang baik mulai dari peserta didik yang

menerapkan dan mengaplikasikan baik itu nilai moral sehingga bisa

memilih solusi yang berguna untuk menjaga hubungan sesama

makhluk Allah.

Kesuma (2011) mengartikan nilai karakter dalam lembaga

sekolah yang terarah khususnya dalam pembelajaran pada

kekuatan dan mengembangkan sikap peserta didik sesuai dengan

standar yang ditetapkan masing-masing pihak sekolah itu sendiri.

Hal tersebut berisi makna:

Page 30: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

14

1) Karakter salah satu pembelajaran yang di integrasikan ke

dalam seluruh mata pelajaran.

2) Hal tersebut mengarah pada kekuatan dan perkembangan

tingkah laku peserta didik. Artinya peserta didik merupakan

merupakan subjek yang berpeluang untuk diberi kekuatan agar

lebih berkembang.

3) Arahan sekolah yang berdasar dalam membentuk kekuatan

dan mengembangkan yang telah di rencana.

Pelajaran karakter bukan hanya melalui pembelajaran namun

di bentuk melalui sikap teladan, baik dari luar ataupun dalam

sekolah tersebut.

Berdasarkan dari beberapa bahasan di atas ditekankan jika

mendidik dengan karakter adalah usaha yang terencana dan

pelaksanaannya sesuaiu runtutan guna memberikan pemahaman

peserta didik mengartikan nilai yang berkaitan dengan Allah swt,

lingkungan yang dapat diciptakan ke bentuk berpikir, bersikap,

perasaan, bertutur, berbuat sesuai dengan aturan agama, hukum

budaya dan adat.

c. Fungsi Pendidikan Karakter

Umumnya fungsi pendidikan karakter yang disesuaikan

dengan pendidikan nasional, pendidikan dengan karakter berguna

untuk pengembangan dan pembentuk sikap peserta didik

dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk

Page 31: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

15

jiwa cinta bangsa. Sesuai hal itu, Zubaedi (2011) berpendapat ada

tiga kegunaan diadakanya pendidikan karakter.

1) Dibentuk dan dikembangkan dorongan yang membentuk

karakter berguna untuk menjadikan peserta didik lebih baik

sesuai Pancasila. Maka dari itu karakter sangat berguna untuk

membangun bakat terpendam dari peserta didik namun tetap

menyesuaikan hukum atau norma yang berlaku.

2) Memperbaiki juga memberikan kekuatan guna memperbaiki

sikap karakter negatif peserta didik sehingga dapat

menggunakan pengaruh keluarga, sekolah dan pengaruh

lingkungan sekitar tidak lupa dukungan dari pemerintah yang

memiliki tanggung jawab untuk menjadikan anak generasi

muda dalam menjadikan bangsa maju, sejahtra dan

berkembang serta berkarakter.

3) Sebagai cara dalam memilah dan memilih nilai yang tepat

dalam budaya Indonesia maupun dari bangsa asing. Artinya

menyaring nilai positif dalam membangun karakter Indonesia

yang tangguh dan mandiri. Senada dengan pendapat ahli

sebelumnya, sesuai kebijakan Nasional Pembangunan

Karakter Bangsa, karakter seyogyanya memiliki tiga fungsi atau

manfaat, yaitu Narwanti (2011):

a) Fungsi dalam membentuk dan mengembangkan

keterampilan. Warga negara Indonesia di bentuk untuk

Page 32: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

16

mengembangkan kemampuan diri mereka agar berdampak

pada karakter diri dan juga pikiran individu sehingga sesuai

dengan Pancasila.

b) Fungsi untuk memperbaiki dan menguatkan. Dalam

memperbaiki dan menjaga erat hubungan kekeluargaan,

hubungan dengan masyarakat, serta ikut menyumbangkan

pikiran dan amanah dalam mengembangkan kemampuan

dirinya sehingga tercipta bangsa yang di cita-citakan.

c) Fungsi dalam menyaring. Dalam membangun pribadi

bangsa berguna dalam memfilter budaya negara sendiri

atapun juga negara asing, serta di pilih yang sesuai dengan

falsafah bangsa Indonesia yang mandiri.

Sedangkan karakter intinya berguna untuk membentuk

budaya bangsa yang memiliki imtaq baik, kuat, toleransi, bekerja

sama, jiwa pancasila, mampu dalam ilmu teknologi dan

pengetahuan didasari iman dan bertaqwa pada Allah swt dan juga

ideologi Pancasila.

d. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter yang di cita-citakan Kementerian

Pendidikan Nasional adalah:

1) Membangun kemampuan hati, sikap pikiran peserta didik untuk

menjadi manusia dan menjadi warga negara baik sesuai

dengan etika budaya dan sikap bangsa Indonesia.

Page 33: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

17

2) Membangun dan melatih sikap juga membiasakan peserta didik

agar mempuyai nilai baik yang sesuai dengan nilai pokok dan

juga adat istiadat bangsa Indonesia yang agamis.

3) Membiasakan dan melatih sikap dan jiwa pemimpin dan

amanah peserta didik sebagai anak muda generasi bangsa

sebagai penerus cita-cita bangsa Indonesia.

4) Membangun keterampilan peserta didik untuk menjadikannya

individu yang kuat, cerdas kreatif, berwawasan luas serta cinta

kebangsaan; dan

5) Membangun lingkungan sekolah agar nyaman dalam proses

belajar mengajar sehingga tercipta pembelajaran yang

nyaman, bebas berkreasi, membangun pertemanan, juga

membangun jiwa kebangsaan sehingga tercipta kemandirian.

Pendidikan karakter bertujuan untuk membangun

kompetensi dalam melaksanakan dan menyusun agar tercipta hasil

karakter yang baik di sekolah dan juga terbangun akhlak yang baik

dalam mencapai standar lulusan di sekolah. Membangun karakter

pada tingkat sekolah dasar di khususkan dalam membentuk

karakter sekolah yang berlandaskan sikap, adat istiadat, perilaku,

dan sesuatu yang di praktikkan seluruh pihak sekolah dan juga

masyarakat yang ada di sekitar. Adat istiadat, aturan dan etika

dalam sekolah adalah ciri-ciri kebaikan yang di tunjukkan pada

masyarakat sekitar dan masyarakat luas.

Page 34: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

18

Tujuan pendidikan karakter yaitu mendorong agar tercipta

peserta didik yang tumbuh dengan karakter yang baik dengan

berbagai cita-cita untuk membangun dan melahirkan sesuatu yang

special namun dilakukan dengan cara yang tepat karena memiliki

capaian tujuan tertentu dengan menjadikan dan menyusun rangka

karakter untuk membentuk manusia dalam hal ini pendidik dan

peserta didik dengan berbagai harapan salah satunya sadar akan

pentingnya karakter atau perilaku. Sehingga manfaat yang

didapatkan terciptanya sosok teladan untuk peserta didik dan

memberikan ruang rasa aman, nyaman dalam pertumbuhan dan

perkembangan mereka seperti pengetahuan, sikap, tingkahlaku,

keindahan dan religius.

e. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Proses pembelajaran khususnya di sekolah akan berjalan

dengan baik dan lancar, ketika pada saat melaksanakannya

memperhatikan berbagai prinsip pendidikan karakter. Suwartini

dalam Kemendiknas memberikan beberapa saran dan masukan

prinsip untuk menciptakan pendidikan karakter yang begitu efektif

sebagai berikut;

1) Mempublikasikan prinsip tata krama sebagai dasar karakter.

2) Menggabungkan karakter seperti pikiran, rasa dan sikap secara

kompren agar menakup keseluruhan nilai tersebut.

Page 35: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

19

3) Berbagai metode dipakai dalam pendekatan gunanya

membentuk karakter.

4) Menghasilkan Lembaga atau komunitas dalam sekolah dan

masyarakat yang berwujud kepedulian.

5) Membiarkan peserta didik untuk berkembang dengan

memberikan kebebasan dalam mewujudkan sikap karakter

yang baik.

6) Melengkapi dokumen seperti kurikulum yang bermanfaat untuk

peserta didik dalam menciptakan makna untuk menghargai

sesama manusia sehingga tercipta karakter baik dan berguna

dalam masa depan mereka agar bisa sukses.

7) Berusaha membangun dan memancing terpacunya motivasi

dalam diri peserta didik.

8) Membangun sikap kekeluargaan dalam hal ini bekerja sama

seluruh pihak sekolah yang di bentuk dalam suatu organisasi

guna memumbuhkan jiwa moral dan amanah agar terciptanya

nilai karakter yang baik.

9) Bekerjasama dalam membagi diri untuk mendidik setiap

kelompok peserta didik dalam membangun jiwa kepemimpinan

yang didukung agar tercipta pendidikan karakter yang inovatif.

10) Membangun kerjasama yang baik antar keluarga peserta didik

dan pihak sekolah untuk membentuk karakter peserta didik.

Page 36: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

20

11) Melakukan evaluasi baik itu dalam pihak sekolah dalam rangka

mengetahui yang seharusnya dirubah dalam mengatasi

kekurangan yang terjadi sebagai pelajaran agar dapat

membentuk karakter positif dalam kehidupan peserta didik.

Didasari dengan prinsip-prinsip yang disarankan oleh

kemendiknas, Suwartini (2017) dalam Budimanyah (2010)

berpendapat bahwa rencana pendidikan karakter disekolah

sebaiknya lebih dikembangkan dengan landasan prinsip-prinsip

sebagai berikut;

1) Mendidik dengan karakter disekolah sebaiknya dilakukan secara

berkala atau dalam artian selalu berlanjut dengan adanya

evaluasi. Hal tersebut berarti dalam mengembangkan proses

karakter butuh waktu yang panjang dimulai dari saat peserta

didik masuk sekolah dasar sampai dengan lulus sekolah dalam

suatu lembaga pendidikan.

2) Mendidik dengan karakter seharusnya di intergrasikan kedalam

seluruh mata pelajaran seperti pengembangan diri dan kearifan

lokal dalam Lembaga sekolah tersebut. Membina karakter

sebenarnya dapat dilakukan dengan menggabungkan kegiatan

ekstrakulikuler atau pembelajaran non formal yang bisa di

arahkan pada karakter. Membangun karakter peserta didik bisa

dilakukan dengan banyak cara seperti mengikut sertakan dalam

Page 37: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

21

kegiatan sosial diluar pembelajaran formal yang ada di sekolah

contohnya kegitan pramuka atau pelatihan olahraga.

3) Sebenarnya karakter tidak berwujud dalam proses belajar

mengajar di sekolah, artinya karakter tidak di intergrasikan dalam

pembelajaran terkecuali pendidikan agama Islam yang memang

terkandung di dalamnya proses pelajaran yang memuat ajaran

makanya tetap di belajarkan dengan pengetahuan dilanjutkan

melakukan lalu diakhiri dengan kebiasaan. Pembelajaran

tersebut dilakukan dengan rutin dan dengan cara yang

menyenangkan peserta didik dengan melakukan hal tersebut

membuktikan bahwa pendidikannya dilakukan oleh peserta didik

bukan dengan guru lalu sikap guru selanjutnya melakukan

penerapan dengan metode guru yang memberikan arahan dan

motivasi pada peserta didik dari belakang yang dikaitkan dengan

agama.

f. Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Nilai-nilai yang berkembang dalam penerapan karakter

sebaiknya dan seharusnya merujuk pada nilai agama, budaya, etika,

tata krama, Pancasila dan pentingnya dengan tujuan pendidikan

nasional. Adapun beberapa nilai dalam pendidikan budaya dan juga

karakter bangsa yang dikemukakan oleh Kemendinas (2010)

sebagai berikut ini:

Page 38: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

22

1) Religius berarti nilai pikiran, ucapan, rasa, tindakan manusia yang

harus berlandasakan nilai-nilai Ketuhanan yang sesuai ajaran

agama.

2) Jujur berarti sikap yang harus selalu menjadikan diri seseorang

yang dapat dipercaya dimanapun dan kapanpun itu situasi dan

kondisinya seperti dalam lingkungan kerja, sekolah dalam

tindakan berucap dan berperilaku terhadap orang lain.

3) Toleransi artinya ajaran perilaku menghargai dan menghormati

seseorang yang berbeda agama, suku, etnis, adat istiadar dan

perbedaan pendapat yang berbeda dengan diri kita sendiri.

4) Disiplin berarti perilaku manusia yang taat akan aturan dan patuh

terhadap tata tertib ketentuan misalnya dalam sekolah.

5) Kerja keras berarti sikap yang memperlihatkan kesungguhan dan

sikap pantang menyerah dalam melakukan sesuatu atau

mengerjakan sesuatu misalnya saja tugas dari guru untuk di

pelajari sebaik-baiknya.

6) Kreatif artinya menciptakan hasil atau kreatifitas yang baru

dengan ide yang lain daripada yang lain, sesuatu yang baru yang

belum ada atau belum terpikir dalam benak orang lain.

7) Mandiri artinya menunjukkan aktivitas yang baik dalam artian tidak

dengan mudah bergantung pada orang lain, mampu berdiri

sendiri, Tangguh dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugasnya.

Page 39: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

23

8) Demokratis artinya berperilaku dan menerapkan sikap adil dalam

menentukan yang menjadi hak dan kewajiban diri sendiri dan

kepentingan orang lain.

9) Ingin tahu artinya semangat yang ditunjukkan melalui penerapan

atau bertindak dengan usaha yang lebih agar dapat tau lebih

dalam atau dapat menggali informasi yang meluas dari apa yang

dilihat dan didengar.

10) Nilai kebangsaan artinya menambah pengetahuan wawasan

yang berkaitan dengan bangsa dan negara yang didahulukan

dibandingkan dengan keperluan diri sendiri dan kelompok dalam

artian tidak egois.

11) Nasionalis berarti ditunjukkan dengan cara memikirkan,

menyikapi dan memperdulikan segala pemberian dukungan

dengan tinggi dalam hal lingkungan budaya, ekonomi, sosial dan

system demokrasi bangsa.

12) Menunjukkan sikap antusias terhadap hasil karya dan prestasi

orang lain. Hasil karya tersebut bisa dijadikan motivasi dan

dorongan untuk menciptakan hasil karya lain yang dapat berguna

bagi diri sendiri dan masyarakat sehingga bisa berguna untuk

orang lain dan juga belajar menghargai orang lain serta karyanya.

13) Bersahabat dan komunikatif berarti perilaku yang menunjukkan

sikap atau perasaan senang dapat bergaul dan menemukan

teman baru yang menjadi pengisi kekosongan.

Page 40: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

24

14) Cinta Damai berarti perilaku yang diwujudkan melalui perasaan

nyaman seseorang untuk bercerita dan bergaul serta merasa

aman dan senang.

15) Gemar Membaca berarti membiasakan diri untuk membagi waktu

khusus dalam diri untuk belajar dan membaca berbagai buku yang

berguna untuk diri sendiri.s

16) Peduli Lingkungan artinya aktifitas cinta alam dengan selalu

berusaha menjaga lingkungan dan selalu berupaya menjalankan

sesuatu untuk memperbaiki segala kerusakan alam yang terjadi.

17) Peduli Sosial, artinya berusaha dalam perilakunya untuk selalu

membantu orang lain yang sedang dalam kesusahan.

18) Tanggung-jawab berarti aktifitas seseorang dalam melakukan

sesuatu atau tugas sesuai dengan apa yang telah diamanahkan

atau menjadi tanggung jawab orang tersebut yang bisa di

terapkan dalam diri sendiri dan orang lain yang berwujud ke alam,

budaya dan sosial

3. Kearifan Lokal

a. Pengertian kearifan lokal

Kearifan lokal menurut Wibowo dan Gunawan (2015) dalam

Ayatrohaedi (1986), merupakan identitas budaya yang berpengaruh

dalam bangsa guna membentuk ataupun juga membentuk

kebudayaan sendiri agar dapat disaring dan dikaitkan denganbudaya

asing sehingga tercipta perilaku dan kemampuan diri. Karena

Page 41: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

25

sejatinya kearifan lokal bersatu dengan masyarakat sekitarnya

sehingga selalu dilakukan secara efektif agar tetap terjaga.

Rahyono (2009) mengemukakan bahwa kearifan lokal ciri

khas yang dimiliki oleh suku tertentu yang didapatkan melalui

pembelajaran di suku tersebut lalu di kaitkan dengan lingkungan

sehari-harinya.

Suhartini (2009) mengartikan bahwa kearifan lokal salah satu

warisan terdahulu yang dititipkan oleh orangtua dahulu yang

berhubungan dengan tata krama kehidupan saat ini dan tata krama

tersebut menyatu dalam nilai karakter religi, etnis, budaya serta adat

istiadat yang memberikan pengaruh baik.

Menurut Moendardjito dalam Ayatrohaedi (1986) kearifan

lokal tersebut bisa digali dan menjadi dasar dalam mendidik karakter.

Itu karena kearifan lokal tersebut memilki sebagai berikut:

1) Bisa tetap berdiri dan tahan dengan banyak budaya asing dari

luar.

2) Mampu menggabungkan seluruh dasar budaya dengan budaya

asing yang berasal dari luar.

3) Memiliki keberanian dalam mengaitkan nilai budaya asinng

kedalam budaya Indonesia.

4) Memiliki keberanian dalam berkhendak dan

5) Dapat dipercaya untukl menunjukkan arah dalam

mengembangkan budaya Indonesia.

Page 42: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

26

Widiyanto (t.t) bependapat dengan mengetahui lebih dalam

kearifan lokal yang digunakan sebagai dasar pendidikan yang akan

diintegrasikan dalam pelajaran muatan lokal agar memiliki makna

yang baru untuk dipahami peserta didik sehingga lebih di hayati

karena sesungguhnya hal tersebut tidak dapat di jauhkan dari

budaya mereka.

Datangnya era gobalisasi ternyata beriringan dengan budaya

global, sikap hedonis dan kapitalis seharusnya lebih diminimalisir

mulai saat ini karena jika tidak diperhatikan akan lebih menggeser

budaya yang asli seperti budaya (Bugis).

b. Kearifan Lokal Manusia Bugis (Pappaseng)

Menurut Kemendiknas (2010) ada 18 nilai karakter yang

merujuk pada nilai-nilai kearifan lokal setiap daerah khususnya

masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan Kabupaten Wajo. Ada

beberapa nilai karakter di temukan pada saat observasi yang

berwujud pada kearifan lokal Bugis Wajo yang terkikis zaman karena

adanya sikap pembiaran. Nilai-nilai tersebut diantaranya :

1. Patuh kepada Tuhan YME (ma patoh ri Dewata’e) berarti sikap

patuh terhadap ajaran agama misal salat, toleransi, hidup yang

rukun dengan orang lain.

2. Jujur (ma Lempu) berarti bisa dipercaya baik itu dalam perilaku,

tindakan dan juga dari pekerjaan..

Page 43: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

27

3. Tanggungjawab (Soppo:renge) artinya dapat melaksanakan

tugas untuk diri sendiri, lingkungan dan juga msyarakat sekitar.

4. Disiplin (ma patoh) berarti tertib, patuh atau rajin pada peraturan

5. Bekerja keras (ma reso’ temangingi) berarti sungguh-sungguh

menyelesaikan tugas dengan baik dan mengatasi hambatan

belajar.

Seharusnya nilai-nilai tersebut yang mampu menjadikan

peserta didik tidak meninggalkan budayanya sejak dini. Namun tidak

menutup kemungkinan nilai karakter akan bertambah setelah

dilakukan penelitian. Secara umum kearifan lokal di artikan sebagai

adat istiadat setempat atau di daerah tersebut yang menjadi ciri

tersendiri yang muncul dari peninggalan nenek moyang. Istilah

dalam local genius ucapkan pertama oleh Quatritch Wales yang

mengatakan bahwa the sum of the cultural characteristics which the

vast mayority of a people have in common as a result of their

experiences in early life Poespowardojo (1986).

Wales memperlihatkan arti dari kecerdasan setempat atau

kecerdasan masyarakat setempat yang memperlihatkan ke dalam

budaya yang menjadi kekayaan bersama dan dimiliki oleh semua

dalam satu daerah yang ditunjukkan pada masyarakat karena

berdasarkan dari pengalaman yang telah dia lewati sebelumnya.

Ketika didefinisikan kearifan lokal setempat atau setiap daerah

memiliki nilai-nilai yang sarat akan makna seperti kebijaksanaan,

Page 44: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

28

betutur dan bersikap baik, lemah lembut yang akan di ikuti oleh

masyarakat di daerah tersebut.

Terkikisnya nilai berbasis kearifan lokal (local genius) dapat

mengandung banyak arti salah satunya menghilangnya kepribadian

dalam masyarakat tersebut. Sehingga menjadi pelajaran adalah

usaha dalam mengembangkan, membina nilai budaya karakter

tersebut yang berguna dalam masyarakat sekitarnya seperti gaya

berpikir, rentetan atau perilaku hidup, pendapat dan penerapannya

di masyarakat Ayatrohaedi (1986). Di Makassar khususnya Sulawesi

Selatan, kearifan lokalnya tercantum dalam beberapa pertunjukan

seni drama ataupun dalam sebuah tulisan. Selanjutnya tulisan

tersebut yang dituangkan dalam lontara’. Dalam buku tersebut nilai-

nilai kearifan lokal begitu kental dengan banyaknya kebudayaannya

yang tersimpan.

Adapun makna yang ada dalam buku tersebut perlu adanya

perkenalan ulang terkhusus pada masyarkat Bugis yang ada di

Makassar. Sebagai generasi penerus dengan cara setiap anak muda

dikenalkan kembali melalui berbagai proses seperti di

internalisaiskan sehingga para orang tua berkewajiban mewariskan

kearifan lokal dengan cara di didik secara dini. Sesuai yang

dikemukakan Iswary (2012) bahwa berbagai pesan yang berasal dari

kearifan lokal yang sangat kaya dengan dalam naungan pendidikan

lebih khususnya pada karakter.

Page 45: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

29

C. Kerangka Pikir

Pendidikan karakter dewasa ini selalu di dengung-dengungkan

pemerintah perihal kurangnya moral yang baik pada peserta didik zaman

sekarang dikarenakan munculnya sikap hedonisme dan pengaruh global

yang merenggut masa muda mereka contohnya saja penggunaan sosial

media sehingga melupakan lingkungan bermain bahkan berimbas pada

pendidikan dan karakter parahnya sampai melupakan budaya mereka

terkhusunya masyarakat di pedesaan suku tertentu (bugis).

Oleh karena hal mendasar tersebut sangat penting untuk

mengingatkan dan mengarahkan mereka untuk memperbaiki karakter atau

watak mereka tanpa melupakan kearifan lokal budaya mereka yang hampir

punah tergeser zaman. Pendidikan karakter sesuai dengan Kemendiknas

(2010), ada 18 nilai-nilai terdahulu yang dijadikan benteng dalam

mewujudkan karakter ciri khas bangsa yang masing-masing dimiliki oleh

setiap suku daerah di Indonesia ini.

Kendati demikian dalam setiap suku terkhusus Bugis karakter yang

mulai terkikis dalam lingkup SDN 283 Lautang contohnya seperti Patuh

kepada Tuhan YME (ma patoh ri Dewata’e), Jujur (ma Lempu),

Tanggungjawab (Soppo:renge), Disiplin (ma patoh), bekerja keras (ma

reso’ temangingi). Meskipun ada beberapa hal yang bisa menghambat

diantaranya lingkungan keluaraga murid, lingkungan masyarakat dan era

globalisasi seperti bermain gadget tetapi selalu ada faktor yang bisa

mendukung hal tersebut sehingga berjalan sesuai dengan harapan seperti

Page 46: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

30

dukungan dari guru, lingkungan sekolah dan dilakukan setiap saat seperti

metode pembiasaan.

Sehingga apa yang diharapkan bukan hanya dari seorang guru tetapi

terkhusus orangtua peserta didik bisa merubah karakter yang hampir hilang

terkhusus pada suku Bugis di SDN 283 Lautang Kecamatan Belawa,

Kabupaten Wajo tersebut.

Berdasarkan uraian sebelumnya, bagan kerangka pikir digambarkan

sebagai berikut :

Page 47: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

31

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Implementasi Kearifan Lokal Bugis di Wajo:

1. Patuh kepada Tuhan YME (ma patoh ri Dewata’e),

2. Jujur (ma Lempu),

3. Tanggungjawab (Soppo:renge),

4. Disiplin (ma patoh),

5. Bekerja keras (ma reso’ temmangingi), dan seterusnya.

Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Bugis di Wajo

Faktor yang menghambat

diantaranya latar belakang peserta

didik, aturan, fasilitas,

lingkungan masyarakat dan era globalisasi

Nilai Karakter berbasis Kearifan Lokal pada Suku Bugis di SDN 283 Lautang Kecamatan

Belawa, Kabupaten Wajo.

Faktor pendukung dukungan dari

guru, lingkungan sekolah dan

dilakukan setiap saat seperti

metode pembiasaan.

Page 48: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan masalah yang ada dalam penelitian ini lebih

menekankan pada proses atau penerapan, maka dari itu jenis penelitian

yang paling sesuai yakni deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis

penelitian tersebut dapat merangkul berbagai informasi berupa data

kualitatif sesuai dengan deskripsi yang berbeda dari hanya menuliskan

jumlah atau hasil berupa angka-angka. Cara yang digunakan dalam

penelitian ini adalah studi kasus (case study) yang berarti peneliti mencari

dengan cermat baik itu berupa peristiwa, aktifitas, proses, kasus yang

dibatasi oleh waktu sehingga menggunakan berbagai prosedur sesuai

dengan waktu yang ditulis sebelumnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 283 Lautang Kecamatan Belawa

Kabupaten Wajo dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut satu-

satunya yang memiliki peserta didik terbanyak di Kecamatan Belawa dan

secara otomatis memiliki banyak murid karakter yang berbeda-beda serta

lingkungan mumpuni bisa dijadikan acuan perubahan untuk lebih baik tetapi

tidak melupakan budaya yang ada. Waktu penelitian dilaksanakan pada

bulan September 2019.

32

Page 49: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

33

C. Unit Analisis dan Penentuan Informan

Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh pihak yang terlibat

dalam sekolah seperti Guru Kelas 6 orang, Kepala Sekolah, Guru Agama

dan Peserta didik sesuai kebutuhan peneliti, Penjaga Kantin SDN 283

Lautang dan Orang Tua Peserta didik. Adapun subjek dipilih setelah

melakukan observasi dan wawancara sebelumnya dengan pihak terkait di

sekolah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan penelitian kualitatif dan informan. Maka teknik dalam

mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi Langsung

Observasi di lakukan di SDN 283 Lautang dan obsevasi yang

dilakukan dengan melihat kegiatan dan keseharian yang dilakukan

peserta didik sehari-hari serta perilaku yang ditunjukkan peserta didik

baik itu dalam proses belajar maupun dalam luar kelas sehingga

ditemukan beberapa nilai karakter yang terkikis untuk sementara.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan di SDN 283 Lautang dengan

mengajukan pertanyaan pada guru tentang sikap peserta didik dan

kebijakan yang ada di sekolah tentang pendidikan karakter dan

wawancara kepada peserta didik tentang guru dan sikap teman

sebayanya melalui berbagai pendekatan untuk mencari apa yang

peneliti ingin dapatkan tanpa terlepas dari berbagai teknik wawancara

Page 50: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

34

mendalam untuk menggali semua informasi lebih banyak tentang

sekolah tersebut.

3. Dokumen

Dokumen yang dimaksudkan dalam sekolah berupa kebijakan yang

di atur sekolah, data-data profil sekolah, data guru, data peserta didik

atau data hasil deskripsi laporan hasil belajar peserta didik.

E. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data temuan cara pertama yang dilakukan

peneliti adalah dengan teknik analisis interaktif, yaitu ada tiga komponen

analisis: data reduction (reduksi data), data display (penyajian data) dan

conclusion drawing (penarikan kesimpulan/verifikasi). Terkadang ketika

data telah sampai pada tahap verifikasi tidak menutup kemungkinan akan

kembali pada tahap awal yakni mereduksi data sehingga proses triangulasi

selalu masuk atau tepat dalam proses penelitian kualitatif. Berikut

gambaran model analisis interaktif sebagai berikut :

Gambar 3.1 Flow Chart Model Analisis Interaktif (Sutopo,

2002:96)

Page 51: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

35

1. Reduksi Data

Direduksi artinya merangkum atau memilah dan memilih semua

yang dianggap utama sehingga fokus dengan hal yang penting dan

mencari intinya serta menghilangkan yang tidak digunakan. Sehingga

seluruh data yang akan direduksi lebih jelas dan diperjelas

gambarannya lebih memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data

yang akan dicari jika diperlukan nantinya.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, menyajikan data kualitatif bisa dengan

membuat uraian singkat, gambar yang berhubungan antar setiap

kategori, flowchart, dan lainnya. Penyajian tersebut dapat

mempermudah dalam memberikan pemamahaman tentang apa yang

sebenarnya terjadi. Sehingga langkah selanjutnya lebih terencana

sesuai dengan apa yang telah dipahami sebelumnya.

3. Menyimpulkan Data

Pada saat memulai menyimpulkan data awal yang masih sementara

namun akan dirubah ketika tidak ditemukan bukti yang mendukung

untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Namun apabila hasil yang di

dapatkan pada tahap awal terdukung dengan berbagai hasil yang jelas

dan bukti yang tetap, konsisten tidak berubah-ubah ketika peneliti

kembali ke tempat tersebut saat pengumpulan data maka saat menarik

kesimpulan dapat dikatakan menyimpulkan secara rinci atau kredibel.

Page 52: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

36

F. Pengecekan Keabsahan Temuan

Dalam pengembangan data untuk di validasi yang di kumpulkan

terlebih dahulu dalam proses meneliti, pada jenis peneitian kualitatif Teknik

yang biasa digunakan adalah triangulasi. Sutopo (2002) mengemukakan

ada empat macam triangulasi data namun dalam penelitian ini hanya

menggunkan dua yang di anggap paling sesuai yakni:

1. Triangulasi sumber berarti data yang sama dikumpulkan dari

beberapa sumber yang tidak sama atau berbeda, contohnya pada

saat mengadakan lomba di cari informasi sesuai dengan arsip atau

kejadian serta yang terlibat serta datanya. dan

2. Trianggulasi metode berarti melakukan dengan mencari informasi

dari informan tetapi dengan cara yang berbeda, contohnya observasi

yang dilakukan lalu dikaitkan dengan wawancara yang dilakukan.

Tidak hanya itu hasil tersebut akan dijadikan arsip dan akan

dikembangkan jika diperlukan sewaktu-waktu namun tetap melalui

verifikasi.

Page 53: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Karakteristik Objek Penelitian

Berdasarkan hasil dari dokumen yang dapatkan pada peneliti pada

saat melakukan penelitian, maka hasil data yang diperoleh dapat

dipaparkan sebagai berikut:

1. Deskripsi Sekolah

Letak dan posisi sekolah yang lumayan jauh pusat kecamatan

sehingga jauh untuk di jangkau terlebih jalanannya yang berbatu dan ketika

musim hujan sangat licin serta rawan banjir. Menjadikan sekolah tersebut

hanya di isi oleh penduduk setempat. Sehingga membuat pesert didik

merasa memiliki dan ada merasa berkuasa. Hubungan sosial antar pihak

sekolah dan masyarakat terjalin dengan begitu baik terkhusus dengan

orang tua peserta didik yang menjadikan mereka merasa bebas melakukan

apa saja karena tidak diikat dengan berbagai aturan yang ada dalam

sekolah. Meskipun dengan posisi SDN 283 Lautang yang lumayan jauh dari

jangkauan tidak membuat sekolah menjadi terlupakan buktinya terkenal

dengan bisa meraih berbagai prestasi sampai tingkat provinsi.

37

Page 54: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

38

Data Sekolah Dasar Negert 283 Lautang

Nama Sekolah : SDN 283 Lautang

Alamat : Jl. Lautang Desa Lautang Kec. Belawa

Kab. Wajo Sulawesi Selatan

Npsn : 40303104

Akreditasi : Nomor: 106/SK/BAP-SM/X/2015\

(Terak. B)

Luas : 2124 m2

Akte Pendirian : No. 36, 12-1-1988

2. Sejarah Berdirinya SDN 283 Lautang

Perkembangan dunia pendidikan saat ini membuat para pelaku

mendidikan berupaya untuk meningkatkan sekolah menjadi lebih baik lagi.

Sama halnya dengan SDN 283 Lautanga yang selalu berupaya untuk

mengembangkan peserta didiknya untuk meraih prestasi yang lebih

gemilang lagi.

Awal mula terbentuk SDN tersebut dengan nama SDN 286 yang

terbentuk pada tahun 1979 dengan kepala sekolah pertama Andi Paliweng

dan pada tahun 2002 berganti nama menjadi SDN 283 Lautang dengan

nomor 320/KPTS/VI/2002 pada tanggal 11 Juni 2002. Selanjutnya pada

tahun 2004 Kepala Sekolah pertama pensiun dan di ganti oleh Ibu Ratna,

S.Pd selanjutnya berganti lagi menjadi RIdwanto dan terakhir atau saat ini

Abunawas, S.Pd. Dengan beberapa pergantian kepala sekolah tidak

menyurutkan eksistensi sekolah tersebut justru semakin meningkatkan

sekolah di kenal di kabupaten khususnya.

Page 55: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

39

3. Visi, Misi, dan Tujuan

Dalam suatu lembaga tentu memiliki sebuah visi dan misi serta

tujuan yang ingin digapai. Berikut visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai

SDN 283 Lautang, sebagai berikut:

a. Visi

Mewujudkan sekolah yang unggul dalam prestasi ,

berwawasan IPTEK berdasarkan IMTAQ yang dijiwai oleh nilai-nilai

budaya dan karakter dalam mencerdaskan bangsa.

b. Misi

1) Menyiapkan anak agar mempunyai potensi dasar dalam bidak

IPTEK dan IMTAQ.

2) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan

menyenangkan.

3) Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, dan

menggembirakan, komunikatif tanpa takut salah yang

terwujud demokratis.

4) Tercipta lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih dan

nyaman.

5) Melakukan dan membina olahraga dan seni.

6) Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar dan sumber daya

manusia untuk tumbuh dan kembang peserta didik.

7) Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan, semangat

dan lingkungan, semangat kebaangsaan, hidup demokratis.

Page 56: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

40

c. Tujuan

1) Peserta didik beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa serta berakhlak mulia.

2) Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di

kelas berbasis pendidikan budaya dan karakter bangsa

3) Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan dan

keterampilan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi

4) Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial yang menjadi

bagian dari pendidikan budaya dan karakter bangsa

5) Menjalin kerja sama Lembaga pendidikan pengembangan

sekolah.

4. Data Guru dan Karyawan

Jumlah tenaga pendidik/guru di SDN 283 Lautang, terdiri dari 8

orang sedangkan 1 orang sebagai tenaga kependidikan (operator). Semua

tenaga pendidik tidak terkecuali operator sekolah memiliki kemampuan

untuk mengajar. Dari 9 guru di sekolah hanya 4 yang berstatus PNS dan

telah sertifikasi sedangkan 5 lainnya Non PNS atau berstatus guru honorer.

Berikut nama guru beserta jabatannya di SDN 283 Lautang:

Page 57: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

41

Tabel 4.1 Nama Guru dan Jabatan

No. Nama Guru/Staf Jabatan

1. Abunawas, S.Pd Kepala Sekolah

2. Roswati, S.Pd Guru Kelas VI

3. Arafah, S.Pd Guru Kelas V

4. Asriyani, S.Pd Guru Kelas IV/Guru Olahraga

5. Marhamah, S.Pd Guru Kelas III

6. Fatmawati, S.Pd Guru Kelas II

7. Andi Fatimah, S.Sos., S.Pd Guru Kelas I/Bendahara

8. Sudirman Said, S.Pd.I Guru Agama

9. Sulhang Najib, S.Pd Operator

Sumber Data: SDN 283 Lautang (2018)

5. Data Peserta Didik

Pada SDN 283 Lautang termasuk sekolah yang masih dalam proses

untuk lebih berkembang, karena sekolah tersebut satu-satunya di

Kecamatan Belawa yang mempunyai peserta didik terbanyak dan dari

tahun ke tahun terus berbenah dan bertambah peserta didiknya. Jumlah

pesera didik secara keseluruhan adalah 156. Adapun rinciannya yakni:

Page 58: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

42

Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik

Kelas Jumlah Peserta Didik

I 31

II 17

III 31

IV 28

V 27

VI 22

Jumlah 156

Sumber Data: SDN 283 Lautang (2018)

6. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di SDN 283 Lautang bisa dikatakan

tidak terlalu memadai terutama dalam membina karakter peserta didik

berbasis kearifan lokal karena sarana juga prasarana yang telah ada di

sekolah tersebut yaitu ruang kepala sekolah yang terbut dari rumah kayu,

ruang guru yang tidak tersedia seperti meja dan kursi untuk rapat juga,

ruang kelas kosong untuk pelaksanaan ekstrakulikuler seperti menari,

kantin yang berada di bawah rumah kosong yang di siapkan untuk sarana

belajar saat banjir datang, wc, 6 ruang kelas dan lapangan olahraga.

B. Paparan Dimensi Penelitian

Pada penelitian ini peneliti khususnya lebih mengutamakan

mengumpulkan data dengan teknik observasi dan wawancara di dukung

dengan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengamati dan melihat

Page 59: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

43

langsung perilaku atau karakter yang terjadi pada proses pembelajaran baik

itu perilakunya di dalam kelas dan perilakunya di luar kelas, tentang cara

pendidik menerapkan karakter yang bernilai kearifan lokal di daerah

tersebut serta kondisi peserta didik saat penerapan karakter berbasis

kearifan lokal secara tidak langsung dilakukan baik itu dilihat ketika proses

pembelajaran dan juga di lingkungan sekolah.

Wawancara tersebut teknik menyusunnya berdasar dengan

masalah. Wawancara yang dilakukan pun kepada guru-guru di sekolah

terkait penerapan dan penanaman nilai karakter berbasis kearifan lokal,

begitu kental dan terkikis zaman yang dilakukan di dalam proses belajar

kelas dan proses bermain di luar kelas. Selanjutnya wawancara di lakukan

pada peserta didik yang menerima pelajaran juga melakukan penilaian

secara tidak duga atau tidak langsung pada peserta didik tersebut tentang

karakternya yang mulai terkikis dan bisa di bina sejak dini. Meskipun ada

beberapa peneliti mengumpulkan berbagai data kondisi keadaan di

sekolah, letak sekolah, sarana prasarananya, dan hasil tentang nilai

karakter peserta didik. Setelah mendapatkan hasil observasi, melakukan

wawancara yang di dukung dokumentasi sehingga hasil data temuan di

lapangan lebih banyak daripada saat observasi, sebagai berikut :

1. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal

(Bugis) di SDN 283 Lautang

Karakter merupakan sikap yang dimiliki setiap manusia yang

mengakar dalam diri seseorang yang berfungsi sebagai pendorong

Page 60: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

44

bagaimana orang tersebut bertindak, berperilaku dan bersikap tentang

yang harus mereka pertanggungjawabkan. Implementasi pendidikan

karakter tidak hanya di bebankan pada satu pihak saja seperti kepala

sekolah tetapi semua pihak yang ada dalam sekolah dan diluar sekolah

seperti guru, peserta didik dan orangtua peserta didik. Bahkan nilai-nilai

yang mulai terkikis oleh zaman harus di kembalikan seperti sediakala

dengan memfilter segala sesuatu yang negatif dan positif namun tetap

mengindahkan perubahan yang terjadi di era globalisasi. Hasil temuan nilai-

nilai karakter yang mulai memudar di daerah tersebut dihubungkan dalam

sekolah yang di dapatkan melalui observasi, wawancara yang didukung

dengan dokumentasi, yaitu:

a. Patuh kepada Tuhan YME (ma Patoh ri Dewata’e)

1. Data Temuan Observasi Guru

Kegiatan observasi yang dilakukan untuk mendeskripsikan

karakter kearifan lokal (bugis) guru terhadap peserta didik di sekolah

yang dilakukan di bulan September 2019. Dari hasil penelitian dapat

disajikan penerapan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal

(bugis) yang dilakukan guru yakni;

a) Melatih mandiri peserta didik untuk berdoa sebelum dan

setelah jam pelajaran dalam menanamkan karakter religius.

Dalam memulai pembelajaran guru mengajak peserta didik

berdoa dimulai dengan membaca surah 3 QUL Al-Ikhlas, Al-Falaq,

An-Naas dilanjutkan dengan membaca doa sebelum belajar

Page 61: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

45

kadang guru mengajak peserta didik kelas tinggi memimpin

temannya membaca beberapa ayat. Untuk mengakhiri

pembelajaran guru mengajar peserta didik membaca 3 QUL dan

doa penutup majelis

b) Kurang melatih peserta didik untuk melakukan salat duha dan

salat dhuhur.

Salat dhuha dan dhuhur yang kurang mendapat perhatian

dalam lingkungan sekolah. Contohnya saja guru jarang mengajak

peserta didik untuk salat berjamaan, itupun salat dhuhur dilakukan

tergantung jadwal masing-masing kelas bahkan biasa juga tidak

dilaksanakan.

2. Data Temuan Observasi Peserta Didik

Kegiatan observasi peserta didik berguna dalam menggali

informasi sejauh mana dalam menanamkan karakter dalam jiwa

peserta didik seperti yang di ajarkan oleh guru-guru yang dilakukan

juga pada awal oktober atau minggu kedua. Dari hasil penelitian

disajikan jika menerapkan pendidikan karakter berbasis kearifan

lokal (bugis) yang dipahami, melekat dan dilakukan peserta didik

yakni;

a) Berdoa saat memulai dan mengakhiri pelajaran

Berdoa rutin dilakukan saat memulai dan mengakhiri proses

pembelajaran. Ada beberapa kelas yang peka saat bel masuk

karena mengaji mandiri tanpa guru dan ada juga beberapa kelas

Page 62: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

46

yang saat tidak ada guru yang mendampingi tidak mulai membaca

doa sebelum memulai pelajaran.

b) Pelaksanaan salat dhuha dan dhuhur

Tidak adanya pelaksanaan salat dhuha dalam melatih

pembiasaan peserta didik. Pelaksanaan salat dhuhur yang hanya

dilakukan sekali setiap hari dan mengikuti hanya pada saat

pelajaran agama itupun bergantian setiap kelas menjadikan kurang

efektif dalam meningkatkan nilai religius peserta didik. Pada saat

dilaksanakan salat dhuhur hanya guru agama yang ikut terlibat dan

banyaknya peserta didik yang bermain-main ketika berlangsungnya

salat.

3. Temuan Hasil Wawancara

Sikap religius peserta didik bisa terbentuk berdasarkan

kebiasaan yang di alirkan melalui keluarga dan di kembangkan oleh

pendidik di sekolah. Sesuai dengan hasil wawancara yang di lakukan

oleh peneliti sebagai berikut;

Salah satu Guru di sekolah tersebut dalam hal ini SS

berpendapat bahwa :

“…dominan sikap peserta didik di setiap kelas rata-rata sama susah di atur dan tidak ingin mendengar. Terlebih saat pelaksanaan salat dhuhur banyak main dan bercerita sesama teman. Ada beberapa peserta didik di kelas tinggi yang membuat ampun untuk di beritahu. Merekapun terlihat malas juga menerima pelajaran”.

Page 63: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

47

Seperti yang di kemukakan AP salah satu peserta didik kelas

VI saat di tanya tentang beberapa karakter teman sebayanya di kelas

bahwa :

“…iya, tidak pernah dilaksanakan salat duha dan salat dhuhur hanya pada saat belajar agama salah satu alasannya karena tempat salat tidak cukup.

Berdasarkan wawancara tersebut yang diperkuat dengan

simpulan hasil data observasi yang ditemukan peneliti, sebagai

berikut:

Pada bulan April sampai dengan penelitian, mengamati

bahwa peserta didik saat memulai pembelajaran seharusnya di awali

dengan berdoa begitupun saat mengakhiri pembelajaran namun

kenyataannya di dalam kelas ada beberapa peserta didik yang tidak

ikut mengaji bersama meskipun ada guru, begitupun saat jam

pelajaran selesai peserta didik seperti terburu-buru baca doa karena

ingin cepat pulang.

b. Jujur (ma Lempu’)

Kejujuran pesera didik bisa dibentuk berdasarkan lingkungan

keluarga dan selanjutnya dibimbing pihak sekolah. Beberapa data

hasil observasi dan wawancara yaitu:

1. Data Temuan Observasi Guru

a) Mengajarkan peseta didik bertutur sesuai dengan kenyataan.

Pada saat pembelajaran di kelas guru selalu menekankan

agar berucap sesuai dengan kenyataan dan pada saat melakukan

Page 64: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

48

apersepsi dan tidak melupakan untuk menyisipkan pesan moral yang

berisi jika ada yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah harus

berkata jujur dan tidak boleh asal menuduh orang sembarangan

karena itu dosa.

b) Mengajarkan mengerjakan soal-soal secara jujur

Guru mengajarkan untuk mengerjakan soal secara jujur

dimulai dari hal yang paling sederhana yaitu memberikan motivasi

pada peserta didik untuk mengerjakan tugas semampunya, jika ada

kesulitan bisa bertanya pada guru atau pada teman yang mengerti.

Selain itu peserta didik diberitahu bahwa mengerjakan sendiri

hasilnya pasti lebih baik.

2. Data Temuan Observasi Peserta Didik

a) Tidak berkata sesuai kenyataan

Guru selalu melatih peserta didik untuk berkata yang

sejujurnya saat melanggar di dalam kelas misalnya bermain

kelereng. Namun kenyataannya saat peserta didik di tanya siapa

yang bermain kelereng mereka hanya saling menunjuk sesama

temannya.

b) Tidak mengerjakan soal-soal hasil pekerjaan sendiri

Ada dominan peserta didik yang tidak jujur dalam

mengerjakan hasil pekerjaannya karena menyontek pada teman

sebayanya yang lebih mampu.

Page 65: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

49

3. Temuan Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara berbagai informan dalam sekolah

tentang kejujuran peserta didik terutama dalam belajar mengajar

ataupun di luar jam pelajaran adalah sebagai berikut:

Terkait dengan pendapat tentang karakter kejujuran peserta

didik, penjaga kantin dalam hal ini HM berpendapat bahwa :

“…anana akkoe narekko jokka mabalanca maega dui na bawa engka to anana parellu ijampangi ero makurangnge kasi’ tomatoanna. Tapi rata-rata makessing maneng anana narekko ma dui I makurang makalasi”.

…”ada beberapa peserta didik di sekolah ini ketika ke kantin dan belanja membawa uang lebih dan ada juga yang membawa uang sedikit bagi yang orangtuanya kurang mampu. Namun rata-rata peserta didik yang membawa uang lebih hampir tidak ada yang curang atau mencuri”. Senada dengan hal tersebut peserta didik kelas VI AP

mengungkapkan beberapa karakter temannya bahwa:

…”ada juga uang teman yang pernah hilang dan kami mengetahui siapa yang mengambil cuma guru pesan untuk diam saja dan banyak teman yang malas kerja tugas beberapa teman suka menyontek.” Sependapat dengan hal tersebut peserta didik kelas IV dalam

hal ini DW menuturkan:

”…Akko ujiangki si kumpulu maneng sibawa gengna apana de ipasserang mejang nge, nita mokki guru tapi de nampareng laddeki, terri narekko yappisengeng ma bawa hape nasaba ma tiktok mi sibawa ma like,”. …" Saat ujian pun mereka berkumpul bersama gengnya karena meja tidak dipisahkan dan guru pun tidak terlalu keras dalam memberi teguran, saat ingin di laporkan pada guru karena membawa handphone yang digunakan untuk bermain tiktok dan like”.

Page 66: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

50

Senada dengan temannya RN peserta didik kelas VI juga

mengatakan :

“…banyak teman sebayanya yang membawa handphone baik itu laki-laki ataupun perempuan. Rata-rata mereka hanya bermain game online namun menurut penuturannya sendiri ia tidak pernah membawa karena menuruti perintah guru.

Menurut penuturan Guru dalam hal ini RW bahwa:

“…Maega ladde anana akko yaleng tugas maccule-culemi, narekko meloni ikumpulu sibu’ manenni matturu. Biasa iya ugaretta makkada akko detajama tugasta dega nilaita”. …”banyak sekali peserta didik apabila diberikan tugas hanya bermain-main, ketika tugas waktunya di kumpulkan baru mereka sibuk mencari jawaban ke temannya.Terkadang sebagai guru saya ancam jika mengerjakan tugas tidak ada nilai”. Beberapa hasil wawancara yang dikemukakan beberapa

informan dan observasi yang telah dilakukan sebelumnya

memperkuat argumentasi peneliti bahwa:

Rata-rata dari peserta didik ternyata masih ada yang kurang

bersikap jujur dalam kondisi yang rumit misalnya saat ujian masih

ada yang menyontek, masih sering membawa alat komunikasi

secara diam-diam membuktikan bahwa peserta didik harusnya

mendapatkan gemblengan lebih keras untuk membentuk karakter

mereka untuk lebih jujur agar tetap mempertahankan kearifan lokal

yang dikenal pantang untuk tidak bersikap jujur.

c. Disiplin (ma Patoh)

Sikap disiplin paling di dambakan semua sekolah manapun

itu. Sikap disiplin menunjukkan keteraturan pihak sekolah dalam

Page 67: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

51

membentuk karakter peserta didik menjadi lebih patuh di

lingkungannya. Adapun hasil observasi dan wawancara sebagai

berikut:

1. Temuan Data Observasi Guru

a) Keterlambatan datang ke sekolah

Guru kurang memberikan contoh untuk terbiasa tiba di

sekolah lebih cepat sebelum bel tanda masuk belajar bergema.

Guru datang saat bel masuk terkadang ada juga yang datang

setelah satu jam pelajaran terlewatkan yang berakibat kelas

kosong.

b) Memberi teladan memakai seragam sesuai ketentuan

Guru selalu berusaha memberikan contoh cara berpakaian

yang rapi, bersih dan tidak kusut yang digunakan sesuai aturannya.

Terlihat pakaian seragam yang rapi, jilbab yang digunakan tidak

bergambar aneh serta disesuaikan dengan baju, kemudian guru

memakai sepatu pantofel.

2. Temuan Data Observasi Peserta Didik

a) Terlambat datang ke sekolah

Peserta didik di SDN 283 Lautang tergolong sekolah yang

memiliki peserta didik terbanyak namun terkait masalah

kedisiplinan salah satu yang terparah menurut peneliti. Beberapa

peserta didik terlambat datang ke sekolah, di antar orangtua masuk

Page 68: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

52

kelas dan tidak ada efek jera atau ganjaran hukuman dari pihak

sekolah.

b) Kurang disiplin dalam seragam

Hampir rata-rata dominan peserta didik setiap harinya tidak

patuh terhadap kepatuhan seragam yang ditetapkan kecuali pada

saat hari senin yang mulai berkurang. Ada peserta didik memakai

batik di hari selasa, ada yang memakai baju olahraga pada hari

jumat.

3. Temuan Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara informan tentang disiplin muncul

beragam pendapat sebagai berikut:

Menurut penuturan AW bahwa:

“…ero guru akkoe tergantung keadaan biasa engka terlamba’ engka mato tepat waktu, masussa akko melo engka ceklok akkoe apa biasa denamakanja jaringan’e.” …”rata-rata guru di sekolah ini menyesuaikan jadwal mereka terkadang ada terambat terkadang cepat, sebab di sekolah ini pernah ada perencaan pemerintah untuk ceklok kami kurang setuju bukan karena ingin terlambat tetapi jaringan di kampung ini susah” Hal tersebut di benarkan oleh Guru kelas dalam hal ini AF

bahwa:

“…narekko engka terlambat saling pahang bawammi, idi na pada sisulle mapaaguru lettu engka guru kelasna”. …”ketika beberapa guru lambat datang ke sekolah kami saling mengerti satu sama lain, kami yang mengisi kelas mereka untuk sementara”.

Page 69: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

53

Senada dengan hal tersebut saat peneliti bertanya pada

beberapa peserta didik tentang mengapa mereka sering terlambat

dan menggunakan seragam yang berbeda dari peserta didik yang

lain, dengan hasil sebagai berikut :

“…terlambaka moto iya bu”.

…”saya terlambat bangun bu”.

Ada juga yang berpendapat bahwa:

“…isessa iya wajukku bu”.

…”baju saya di cuci mamaku”.

Berdasarkan data wawancara tersebut peneliti berpendapat bahwa

keterlambatan datang ke sekolah baik itu guru atupun peserta didik karena

tidak mengikatnya aturan yang ada di sekolah sama halnya dengan kurang

disiplinnya peserta didik dalam menggunakan seragam karena tidak

adanya penerapan efek jera dalam melanggar aturan yang seharusnya

dipatuhi, makanya mereka seenaknya saja.

d. Kerja keras (ma Reso’Temangingi)

Pihak sekolah dengan berbagai upaya melatih karakter

peserta didik agar mampu bekerja keras baik itu di lingkungan

ataupun dalam proses belajar mengajar. Seperti yang data observasi

dan wawancara yang ditemukan peneliti, sebagai berikut:

Page 70: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

54

1. Temuan Data Observasi Guru

a) Selalu membiasakan jiwa kerja keras dan kuat guru pada

peserta didik ketika mengerjakan soal-soal latihan atau saat

mencatat

Guru memberikan motivasi ataupun dorongan pada peserta

didik untuk tetap semangat dalam mengerjakan tugas bagi yang

belum bisa diselesaikan untuk tetap semangat atau saat

ketinggalan catatan serta bersikap mendiri saat ujian dan

mengajarkan jangan berkecil hati saat mendapat nilai rendah.

b) Menanamkan sikap kerjasama antar peserta didik

Guru selalu mengingatkan peserta didik untuk bekerja sama

dan kerja keras misalnya membersihkan lingkungan sekolah di luar

dan di dalam pekarangan sekolah.

2. Temuan Data Observasi Peserta Didik

a) Kurang memiliki sikap kerja keras dan percaya diri yang baik

Peserta didik selalu merasa malas mengerjakan tugas jika

sudah tidak mampu mengerjakannya, mereka merasa kalah

sebelum bertanding dan cepat menyerah dan memang sebagian

peserta didik yang merasa tidak mampu dikucilkan sehingga

merasa tidak mampu dengan dirinya sendiri jadi tidak percaya diri

juga dengan kemampuannya.

Page 71: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

55

b) Melatih untuk bekerja sama

Ada sebagian peserta didik yang sadar dan lebih peka untuk

bergotong royong baik di luar sekolah maupun di lingkungan

sekolah. Namun memang hanya sebagian kecil laki-laki yang ikut,

ada yang bergabung tetapi hanya menganggu temannya terkecuali

saat guru menegur.

3. Temuan Hasil Wawancara

Berdasarkan temuan data wawancara tentang kerja keras

baik itu guru dan peserta didik sebagai berikut:

AR selaku guru kelas menilai bahwa guru di sekolah telah

menjalankan tugasnya dengan bagus dan baik, dengan penuturan:

“…akko tamaki kelas e tuli iperingerrangi anana makkada aja mu mitau salah narekko yalekko tugas dega tau maceriko”. …”setiap guru masuk di kelas manapun itu selalu mengingatkan peserta didik agar jangan takut salah ketika mengerjakan sesuatu misalnya tugas karena kami tidak akan memarahi”. Senada dengan hal tersebut AF selaku Guru kelas

berpendapat bahwa:

“…mappamula kelas siddi ananae ipagguru memenni aja na mitau akko yolona tau ega e”. …”mulai sejak dini peserta didik di ajarkan untuk percaya diri minimal berdiri memimpin temannya berdoa atau menyanyi”. Lain hal yang di ungkapkan oleh AW bahwa:

“…iya biasa makereng-kereng mitai anana e sirennu-rennuang ako isuroi mapaccing kelas atau sikolae, purani ipodang. Gurunna pa naita na jokka maneng”.

Page 72: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

56

…”saya terkadang jengkel karena saling mengharapkan ketika diminta membersihkan ruang kelas dan pekarangan sekolah, meskipun telah diberitahu namun mereka baru akan ikut ketika gurunya duluan membersihkan”. Selanjutnyaa saat peneliti bertanya kepada peserta didik di

kelas tinggi tentang kerja keras, percaya diri, dan kerja samanya,

berikut simpulan wawancaranya:

“…masiriki idi bu’ akko isuroki menre, nacawaiki sibawatta akko salah i”. …”saya malu ketika di suruh tampil di depan teman-teman pasti diketawai ketika salah”. Hasil wawancara selanjutnya: “…aii mega sibawatta makalasi bu’ jadi detto idi ijamai”. …”banyak teman kami yang curang jadi saya tidak ikut juga bekerja.”

Beberapa hasil wawancara tersebut peneliti berargumen sebenarnya

guru telah berusaha menjadi pendidik yang baik dengan mengajarkan

sedini mungkin untuk tidak menyerah dan berani tampil di depan teman-

temannya. Peserta didik juga akan mencontoh ketika guru yang lebih dulu

melakukan dibandingkan hanya menyuruh saja tanpa melakukan apa-apa.

e. Tanggung Jawab (Soppo:renge)

Setiap manusia yang hidup di bumi memiliki tanggung jawab.

Sama halnya guru di beri amanah untuk membimbing dan peserta

didik di tuntut untuk menerima ilmu untuk di pertanggungjawabkan

juga nantinya. Adapun data observasi juga wawancara yang di

dapatkan sebagai berikut:

Page 73: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

57

1. Temuan Observasi Guru

a) Mengajarkan mengakui kesalahan

Guru mengingatkan peserta didik apabila melakukan

kesalahan mesti meminta maaf dan memberi motivasi disertai

teguran langsung ketika ada peserta didik yang berdebat atau

bertengkar. Hal tersebut terlihat saat salah satu peserta didik

melakukan kesalahan dan diminta untuk mengakui kesalahannya

dan minta maaf pada temannya.

b) Mengajarkan untuk bersikap amanah

Guru selalu mengingatkan peserta didik untuk melakukan

tugas sesuai dengan apa yang diberikan misalnya saat jadwal

membersihkan. Peserta didik harus selalu di ingatkan oleh guru

untuk membersihkan ruang kelas dan pekarangan kelas.

c) Mengajarkan untuk bersikap sopan

Sopan adalah hal yang berikatan erat dengan etika. Hal

tersebut untuk menuntut guru dalam mengajarkan peserta didik

serta selalu memberi sumbangsih motivasi agar tidak seenaknya

pada orang lain, menghormati siapapun tidak hanya guru selalu

lemah lembut dalam bertutur. Ketika ada peserta didik yang tidak

sopan tugas guru segara menegur dan menasehati.

2. Temuan Observasi Peserta Didik

a) Belajar membiasakan diri mengakui kesalahan

Page 74: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

58

Ada beberapa peserta didik dalam setiap kelas maupun

berbeda kelas saat bertengkar masing-masing merasa benar dan

tidak bersalah sehingga tidak mau meminta maaf dan mengakui

kesalahan dan mementingkan ego masing-masing misalnya saat

mengejek teman sebaya dan membuatnya menangis.

b) Peserta didik kurang dalam penerapan amanah

Amanah yang diberikan berarti tanggung jawab yang harus di

lakukan oleh peserta didik yang di latih secara tidak langsung oleh

guru namun beberapa peserta didik malas dan kurang peka ketika

giliran membersihkan kelas hanya acuh tak acuh. Meskipun guru

menyuruh namun banyak yang melakukannya setengah-setengah.

c) Peserta didik kurang berperilaku sopan

Perilaku kesopanan kurang dimiliki oleh beberapa peserta

didik dalam beberapa kelas baik itu di kelas rendah ataupun kelas

tinggi. Meskipun hanya beberapa guru yang di takuti ketika di tegur

hanya berhenti sebentar lalu melanjutkan yang mengganggu

ketertiban kelas, misalnya duduk di meja, berbicara dengan nada

tinggi, saling memukul dengan teman sebayanya.

3. Temuan Hasil Wawancara

Dari hasil data guru dan peserta didik yang di temukan melalui

observasi dan wawancara sebagai berikut:

Senada dengan hasil observasi tersebut Guru dalam hal ini

RW mengungkapkan, bahwa :

Page 75: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

59

“…anana akkoe sikolae dewedding yaeleng ati apana na cobi- cobi mi, dega naseng tau. Yampareng siseng cinampe napiagausi. Akko isuroi majama-jama sikola maega moi culena”.

…”peserta didik di sekolah ini tidak bisa di kasi hati karena akan minta jantung dan seenaknya atau tidak menghargai kita. Ketika di tegur sekali sebentar dilakukan lagi. Jika di beri tanggung jawab untuk membersihkan sekolah atau lingkungan sekolah lebih banyak main daripada mengerjakannya”. Adapula salah perserta didik dari kelas IV dan kelas VI yang

mengemukakan bahwa:

“…jika saya diamanahkan untuk jaga teman ketika guru keluar saya selalu melarang taman untuk main-main di kelas hanya saja teman tidak mendengar dan keras kepala”.

“…mega sibatta macca tapi maccule-cule akko kelas e narekko messu I icatat asenna barena de nessu kelas’e,

…”banyak teman di kelas yang pintar hanya saja selalu main-main di dalam kelas ketika ingin keluar kelas dengan alasan tidak jelas namanya akan di catat dan dilaporkan ke guru hanya saja ada yang tidak mendengar”. Senada dengan wawancara tersebut peneliti yang masuk ke

beberapa kelas yang peserta didiknya bertengkar menemukan

bahwa:

Peserta didik yang saat itu bermasalah dengan teman

sebayanya karena masalah sepele saat di tanya penyebab

utamanya mereka justru menyalahkan satu sama lain dan tidak ada

yang mau kalah dan merasa tidak bersalah saat di suruh saling

memafkan pun tidak ada yang mau memulai. Hal itu membuktikan

Page 76: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

60

bahwa ego peserta didik tinggi dan harus sejak dini di ajarkan untuk

meminta maaf dan memaafkan juga mengakui kesalahannya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut peneliti menilai bahwa

guru menegur peserta didik namun menganggap bahwa tergurannya di

acuhkan sehingga tidak menegur lagi yang artinya tanggung jawab sebagai

seorang guru harus lebih di tingkatkan sampai peserta didik sadar akan hal

tersebut karena dari beberapa ungkapan peserta didik yang di beri

tanggung jawab untuk menjaga temannya berusaha dilakukan dengan baik

namun ujung tombaknya kembali pada pendidik.

f. Cinta Tanah Air (ma Poji ri Wanuatta)

Setiap manusia terkhusus peserta didik dalam negara

khususnya Indonesia memiliki kewajiban untuk menjaga Negara

tercinta dari berbagai pengaruh negatif dunia luar yang bisa di mulai

dari hal-hal kecil seoerti mengamalkan UUD 1945, Pancasila dengan

baik dalam pelaksanaan upacara hari Senin. Adapun data observasi

juga wawancara yang di dapatkan sebagai berikut:

1. Temuan Observasi Guru

a) Kurang terlihat melatih peserta didik sebelum upacara hari

senin

Guru kurang melatih peserta didik pada hari sabtu misalnya

cara menaikkan sang merah putih dengan baik, sikap dan cara

membaca UUD dengan baik, menjadi pemimpin upacara yang baik.

Page 77: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

61

2. Temuan Observasi Peserta Didik

a) Peserta didik tidak melakukan latihan upacara

Ada beberapa peserta didik yang selalu dipercayakan untuk

menjadi pelaksana upacara namun tidak terlihat adanya latihan

pada hari sabtu sebelum upacara dilaksanakan pada hari senin.

b) Peserta didik kurang dibiasakan terlibat

Beberapa peserta didik tidak dibiasakan ikut terlibat dalam

pelaksana upacara sehingga banyak yang kurang paham dan tidak

percaya diri ketika ingin dilibatkan.

3. Temuan Hasil Wawancara

Dari hasil data guru dan peserta didik yang di temukan melalui

observasi dan wawancara sebagai berikut:

Berdasarkan hasil observasi tersebut Guru dalam hal ini RW

mengungkapkan, bahwa:

”...iya kami hanya mempercayakan beberapa peserta didik untuk menjadi pelaksana upacara bukan karena tidak percaya kepada yang lain tetapi itu yang sudah terlatih”. Sesuai dengan hal tersebut salah satu pelaksana upacara AP

selaku peserta didik kelas VI bahwa:

“…iye, hanya kami terus, contohnya saya selalu sebagai protokol terus”.

Berdasarkan pendapat tersebut peneliti menilai bahwa guru kurang

berhasil dalam melatih peserta didik untuk mencintai negaranya sendiri

terlihat dari kurang mempercayakan perserta didik lain untuk menjadi

pelaksana upacara dan yang terlibat tidak dibiasakan untuk beralih menjadi

Page 78: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

62

misalnya pemimpin upacara, membaca UUD 1945 atau bergabung dalam

regu menyanyi. Seharusnya hal tersebut mulai dilatih sejak dini agar bisa

membantu membangun percaya diri peserta didik.

g. Cinta Damai (Siamaseang)

Manusia sebagai makhluk sosial tentunya tidak bisa

dipisahkan dari bantuan orang lain khususnya dalam lingkup sekolah

yang memang dasarnya menuntut seluruh pihak yang ada di

lingkungannya saling mengasihi, menyayangi antar pihak sehingga

berwujud dalam karakter cinta damai. Adapun data observasi juga

wawancara yang di dapatkan sebagai berikut:

1. Temuan Observasi Guru

a) Berusaha menciptakan suasana aman dan tentram

Seorang pendidik patut memiliki usaha lebih dalam

memberikan suasana aman dan nyaman untuk peserta didik

misalnya saja dalam proses belajar mengajar guru berusaha

menenangkan ketika terjadi keributan.

b) Guru menanamkan sikap perdamaian antar peserta didik.

Guru selalu memberikan contoh dalam kelas misalnya untuk

selalu menyayangi dan mengasihi satu sama lain antar teman

misalnya pada saat ada yang berkelahi berusaha menjadi

penengah dalam penyelesaian masalah yang bisa saja terjadi

dalam atau luar kelas.

Page 79: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

63

2. Temuan Observasi Peserta Didik

a) Peserta didik berusaha menjadi orang yang baik

Ada beberapa peserta didik yang ada di dalam kelas berusaha

melerai ketika teman sebayanya berdebat dan ada juga beberapa

peserta didik yang menghiraukan hal tersebut.

3. Temuan Hasil Wawancara

Dari hasil data guru dan peserta didik yang di temukan melalui

observasi dan wawancara sebagai berikut:

Adapun hasil dari wawancara Guru dalam hal ini AR

mengungkapkan, bahwa:

”…sitongeng-tongengna masussa ladde ipodang ada ananae akkoe tpi narekko engka mallaga di usahakan mato pasiaddampengengngi”. …”sesungguhnya kami sebagai pendidik ketika ada beberapa peserta didik yang terkenal selalu membuat kericuhan berusaha untuk menjadi penengah meskipun sangat susah untuk diberi tahu”. Hasil wawancara dengan peserta didik yang menjadi saksi

saat temannya bertengkar dalam hal ini RN:

”…awal mulanya saling mengejek, saling memukul dan akhirnya menangis, kami berusaha memisahkan namun ikut di dorong juga sehingga guru yang selesaikan”.

Berdasarkan pendapat tersebut peneliti menganggap guru telah

menjadi penengah yang baik dalam masalah peserta didik di dalam kelas

meskipun letak kekurangannya sangat jelas kepada peserta didik yang

kurang sadar dan masih perlu adanya perlakuan atau pendekatan lebih

untuk memberikan efek jera sehingga tidak mengulangi.

Page 80: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

64

h. “Riolo Mappatiroang, Ritengnga Mapparaga-raga, Rimunri

Sikabirimpiri”

Adapun wawancara peneliti dengan AR di Sekolah tersebut sebagai

berikut :

“…tuli iparingerrangi sa ananae pakanjaki ampena”.

…”peserta didik selalu di ingatkan untuk menjaga sikap atau

memperbaiki sikapnya”.

Berikut wawancara dari AF selaku Guru kelas, sebagai berikut:

“…Sejak kelas rendah peserta didik sudah di ajarkan untuk percaya

diri agar tidak malu-malu di depan umum”.

Berdasakan hasil wawancara dari kedua guru peneliti menyimpulkan

bahwa guru berusaha sejak dini dalam mengiplementasi pendidikan

karakter terkhusus merubah sikap peserta didik ke arah yang lebih baik.

i. “Rebba Sipatokkong, Mali Siparappe, Siruik Menre Tassiruik

Nok”

Adapun wawancara peneliti dengan AF di Sekolah tersebut sebagai

berikut :

“...Iya, selalu di ajarkan untuk menanamkan sikap tolong menolong

antar sesama temannya”.

Sedangkan wawancara dengan RW, sebagai berikut :

…”denengka ipau pappaseng ogi e langsung akko ananae tapi

yappaguruang mua, makkada narekko engka sibawatta masessa-

sessa ibantu’I”.

Page 81: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

65

…”kearifan lokal secara langsung tidak katakana pepatahnya namun

secara tidak langsung saat proses belajar mengar mengalir bahwa

jika ada teman dalam masalah silakan di bantu”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru peneliti menyimpulkan

bahwa pappaseng/kearifan lokal tersebut telah tercapai dan

terimplementasi secara lisan kepada peserta didik.

Sebagai pelengkap wawancara tambahan dilakukan dengan

beberapa guru yang sekiranya mengimplementasikan nilai kearifan lokal

(pappaseng bugis) seperti “Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge”, “Reso

Temangingi Namalomo Nalettei Pammase Dewata”, “Riolo Mappatiroang,

Ritengnga Mapparaga-raga, Rimunri Mangampiri”, “Rebba Sipatokkong,

Mali Siparappe, Siruik Menre Tassiruik Nok”, “Lele Bulu Te Lele Abiasang”,

“Taro Ada Taro Gau” sehingga berdasarkan hal tersebut menghasilkan

minimal sedikit perubahan sikap peserta didik. (hasil wawancara terdapat

pada lampiran 2 hal 116)

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Karakter Berbasis

Kearifan Lokal (Bugis) di SDN 283 Lautang

Setelah dilakukan pengamatan yang ada di dalam sekolah dan di

luar sekolah terkait karakter berbasis kearifan lokalnya yang berada pada

taraf hati-hati sebab dalam lingkungan sekolah banyak hal yang

mendukung adanya perilaku negatif yang dilakukan peserta didik. Terlalu

banyak masalah yang timbul di sekolah tersebut baik itu dari guru, peserta

didik dan orangtua. Berbagai upaya telah dilakukan untuk merubah hal

Page 82: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

66

negatif yang muncul namun sampai saat ini belum ada solusi akan hal

tersebut. Peneliti dalam melihat hal itu apatahlagi saat mengaitkan dengan

kearifan lokal di daerah tersebut yang begitu kental dari segi religius,

kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan dan kerja keras yang dahulu di

junjung tinggi karena orangtua zaman dahulu yang belum terkena dampak

globalisai seperti pada anak milenial saat ini.

Bercerita tentang orangtua zaman dahulu terkhusus di Kecamatan

Belawa yang begitu tinggi adat istiadatnya sehingga karakter dari segi

perilakunya sangat kuat dengan harapan bisa ditularkan pada anak dan

cucunya kelak seperti keuletan dalam menanam padi terkandung sikap

kerja keras namun itu berbanding terbalik dengan cita-cita orangtua

terdahulu. Tidak ada yang dapat dilakukan selain usaha dan kerja sama

yang baik dari berbagai steakholder dalam dan luar lingkungan

sekolah.Dalam pembentukan karakter peserta didik tentunya tidak lepas

dari adanya faktor pendukung dan penghambat.

a. Faktor Pendukung

Beberapa faktor pendukung terlaksananya Implementasi

Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal (Bugis) sebagai

berikut:

1. Motivasi dan Dukungan Orangtua

Semua peserta didik sejak masih dalam kandungan orangtua

yang pertama jadi pendidik, sekolah menjadi rumah kedua bagi anak

Page 83: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

67

nantinya. Seperti pendapat dari salah satu Guru dalam hal ini RW

mengungkapkan bahwa:

“…ero ananae pamullang tomatoanna mi nonroi, mareppe akko keluargana. Jadi anana’e manyameng magguru akko bolana. Dega ullena guru narekko messuni pole pallana sikolae. Keluargana mi napolai sipa’ mamulanna ananae”.

…”pendidikan pertama yang paling berpengaruh adalah keluarga peserta didik, mereka yang memiliki hubungan yang sangat dekat sehingga peseta didik merasa nyaman untuk belajar di rumahnya. Pengawasan guru hanya terbatas ketika berada di luar pagar sekolah. Keluarga yang menjadi pengajar pertama untuk peserta didik”.

Hal senada juga diungkapkan oleh AW selaku Guru bahwa:

“…nasaba iyewe sikola monro I ri kampong iyero marissengeng makkada makanja monro akko kampong paddare na paggalungnge’ jadi tomatoanna ananae maggalung na paddare maneng jadi engka mato maupe engka to siladde mappagenne’. Iye manerro padare na pagalungnge tomatoanna semanga’ meto pasikola anana denappikkiri masalah dui sikolana anana”. …”karena sekolah ini berada di kampung yang terkenal sebagai daerah dengan petani dan hasil panennya, jadi orangtua peserta didik ada yang bekerja sebagai petani dan ada juga beberapa yang beruntung dan kurang beruntung. Para petani selalu semangat untuk menyekolahkan anak mereka tanpa memikirkan biayanya pendidikan anaknya. Salah satu orangtua peserta didik kelas IV dalam hal ini SM

mengatakan bahwa :

“…iya anaku mega nacceri kegiatan, anana e akoe idukung maneng akko tomatoanna akko mace kegiatan engka mato ananak de ijampangi akko macce anana lomba”. …”anak saya banyak mengikuti kegiatan lomba yang di pilih oleh guru dan peserta didik di sini rata-rata di dukung orangtua mereka namun masih ada beberapa orangtua yang acuh tak acuh saat anaknya ikut lomba.

Page 84: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

68

2. Komitmen Bersama

Segala sesuatu yang dilakukan akan berjalan dengan baik

apabila ada kerjasama antar pihak sekolah dan orangtua peserta

didik.

Seperti yang di kemukakan oleh AF selaku Guru sebagai

berikut:

“…Sekolah itu tempat menimba ilmu terdapat berbagai penanaman nilai-nilai karakter peserta didik. Serta demi mendukung terciptanya kelancaran demi mendukung nilai-nilai tersebut maka pihak sekolah menyediakan sebagian kecil sumber belajar seperti perpustakaan, mushola serta alat untuk kegiatan ekstrakulikuler misalnya dalam bidang seni”.

Berbagai faktor pendukung yang dikemukakan oleh Guru

tersebut, yang diperkuat dengan berbagai hasil data observasi yang

tentunya dilakukan peneliti sebelumnya yaitu:

Pada bulan September 2019, peneliti mengamati bahwa guru

sedang melatih peserta didik menari dalam rangka lomba yang akan

mewakili kabupaten yang di bimbing langsung oleh Guru yang di

percayakan di sekolah tersebut. Ada juga beberapa peserta didik

yang latihan pantomim.

Hal ini senada dengan pendapat AF bahwa :

“…iyewe sikola nisseng tauwe makkada narekko macce lomba manessa engka nala juara”. …”semua orang tau jika sekolah ini ikut lomba pasti selalu mendapatkan juara”

Dari banyaknya data hasil wawancara dengan guru yang telah

dituliskan serta observasi yang telah dilakukan peneliti, maka dapat di

Page 85: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

69

simpulkan bahwa faktor yang berpengaruh untuk mendukung yang bisa

mempengaruhi pembentukan karakter peserta didik yaitu motivasi,

dorongan, dukungan orangtua, komitmen bersama.

b. Faktor Penghambat

Ketika melakukan sesuatu tidak dapat di pungkiri bahwa pasti

selalu ada tantangan agar bisa berhasil menjalankan hal tersebut.

Sama halnya dengan implementasi pendidikan karakter berbasis

kearifan lokal (bugis). Berikut beberapa faktor penghambat:

1. Fasilitas

Setiap pembelajaran dalam sekolah atau lembaga pendidikan

di yakini akan berjalan dengan baik ketika fasilitas lengkap.

Seperti penuturan dari AP, salah satu peserta didik kelas V

bahwa:

“…iya kami bergantian dalam pelaksanaan salat karena mushola tidak cukup menampung kami”. Senada dengan hal tersebut MH selaku Guru kelas

mengungkapkan bahwa:

“…siddi bawang kasi laptop sikola ipake dega lain, pekkogi meloki macca, engka pelatihan yero bawang siddi tuli ibawa”. …”hanya satu laptop sekolah yang digunkan bergantian, ketika ada pelatihan hanya itu yang digunakan”.

2. Latar Belakang Peserta Didik

Peserta didik selayaknya lahir dalam keluarga yang baik dan

bisa membimbing agar menjadi anak yang baik. Hal serupa juga di

Page 86: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

70

ungkapkan oleh Guru dalam hal ini AF, kepada peneliti juga

mengungkapkan, yaitu sebagai berikut:

“…mapammula kelas siddi anana engka’e parissengengna matanrang sibawa anana makurang parissengengna. Indona napolai siddie anana, engka indo makurang sara napolai maneng sipana anana makanjae ipaguru. Engka manenni sipana ananae akkoe sikolae. Engka anana cia metto ipangajari”.

…”mulai dari kelas satu peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dan yang kurang sangat kelihatan. Hal tersebut di mulai dari didikan dasar orangtua mereka karena ada sebagian yang malas mengurusi anaknya semua berdampak saat peserta didik di berikan pelajaran. Di sekolah ini peserta didik memiliki watak yang bermacam-macam, ada beberapa anak yang memang sangat susah untuk di beri teguran baik pun itu hukuman”.

Seperti yang di ungkapkan AW bahwa:

“…engka anana akkoe mateni kasi tomatoanna, engka to sibu tomatoanna majjama jadi de kasi gaga jampangi parengngerrangi ero anana’e”.

…”ada beberapa peserta didik yatim piatu dan tinggal Bersama neneknya yang tua, ada juga yang orang tuanya sibuk bekerja jadi tidak ada yang memperdulikan anak tersebut”.

3. Aturan

Ada pendapat yang mengungapakan bahwa aturan di buat

untuk dilanggar dan sepertinya dampak dari kata itu terlihat di SD

tersebut, berdasarkan wawancara dari informan sebagai berikut:

Kepala Sekolah dalam hal ini Bapak AW beranggapan:

“…engka anana de nulle yampareng iyami naseng tau akkoe, de nullai magguru jadi na ganggu maneng sibawanna. Segala rupana napigau guru dega magunna. Apalagi anana ero maega masalana akko bolana dena na jampangi akko sikolae manessa wedding mo madeceng ro kasi”.

Page 87: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

71

…”memang ada peserta didik sangat susah di atur tidak ada yang mereka takuti kecuali saya, mereka malas belajar sehingga strategi yang digunakan guru menjadi tidak efektif. Apatahlagi peserta didik yang memiliki banyak masalah di rumahnya sangat berpengaruh ketika menerima pelajaran di kelas. Semua itu akan berdampak negatif pada peserta didik padahal mereka masih bisa berubah jadi lebih baik”. Senada dengan hal tersebut SS mengatakan: “…anak-anak terutama lelaki di kelas tinggi sangat susah di atur karena semau-maunya dan tidak takut. Mulai dari bajunya yang tidak rapi, terlambat ke sekolah siklusnya selalu seperti itu”.

4. Kurang Kesadaran Peserta Didik

Melakukan hal yang sama meskipun telah di larang adalah

lumrah dalam dunia pendidikan apatahlagi di Sekolah Dasar. Seperti

data wawancara yang didapatakan sebagai berikut:

Hal yang di ungkapkan oleh Ibu MH bahwa :

“…dena makanja maneng engka meto anana mabetta ladde sibawa mawatang ladde ipodang ada. Pura ipodang napigau sih. Nulle apana makurang agamana tomatoanna, didikanna tomatoanna masala. …”tidak semua peserta didik dalam kelas memiliki sikap yang baik ada yang sangat nakal dan sangat susah dinasehati. Setelah di tegur dilakukan lagi bergitu terus berulang-ulang. Kemungkinan karena kurangnya didikan karakter sejak dini dari keluarga”.

Sesuai dengan hasil wawancara informan memperkuat hasil

observasi peneliti sebagai berikut :

Kesan pertama terlihat biasa saja namun pada saat mulai

masuk jam pelajaran masih ada peserta didik yang ada di luar kelas

dan saat pembelajaran di kelas berlangsung berbagai tingkah

Page 88: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

72

peserta didik misalnya naik di atas meja, senaknya keluar ke kantin

tanpa minta izin, ribut di kelas, saling bullying bahkan terkadang main

bola dalam keadaan jam pelajaran”.

Berikut pernyataan salah satu peserta didik kelas VI AC saat

di tanya oleh peneliti mengapa senang bermain bola dan membuat

bising di kelas atau saling mengejek temannya bahwa :

“…upoji iya maccule bu”. …”saya senang main bu”.

5. Lingkungan atau Pergaulan Peserta Didik

Lingkungan bagi peneliti adalah hal yang paling berpengaruh

tentang kelakuan dan tata krama peserta didik di sekolah. Beberapa

pendapat informan tentang hal tersebut, yaitu:

Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak AW dalam wawancara

yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2019, bahwa:

“…iyye sikolae na siissengi tauwe makessing. Riolo akko kampongnge matedde ladde ade’na, agamana tapi makkokoe maegani masolang gara-gara pergaulang. Jadi ana sikolae akkoe engka mato madeceng engka to melo ipadecengi”. …”Sekolah ini di kenal dengan nama yang baik. Dulu di kampung ini kental dengan adat dan agamanya yang kuat namun sekarang banyak yang terpengaruh dengan lingkungan yang kurang baik. Jadi anak sekolah di sini ada yang bagus sifatnya ada yang harus di didik”.

Hal lain di ungkapkan oleh Ibu AN, selaku Guru kelas bahwa:

“…pergaulanna anana akko saliweng sikolae si hubungeng sibawa sipana anana, maega pengaruh maja akko ananae. Sipana pa kampong e napolei apana abiasanna anana e.

Page 89: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

73

maega pengaruh napapole nasaba sikola denulle jampangi maneng”. …”Pergaulan peserta didik di luar sekolah sangat berpengaruh terhadap karakter mereka, karena pengaruh dalam bergaul itu begitu cepat melebar, oleh karenanya ketika banyak hal negatif maka berdampak pada perserta didik. Sangat besar pengaruh masyarakat tidak lepas dari kebiasaan yang sering dilakukan, contohnya jika ada kebiasaan positif maka akan berpengaruh baik begitupun jika pengaruh negatif akan berdampak buruk dalam mengembangkan perasaan peserta didik, besarnya pengaruh negatif yang muncul juga terlepas karena tidak ada pengawasan dari sekolah”. Seperti yang di ucapkan oleh peserta didik kelas VI SF bahwa:

“…dewisseng iya bu maccema maccuule, akko na cobi ki makkunrai i balas’i apane alena mato yolo makkadai kadaiki”.

…”saya juga tidak tau bu, saya hanya di ajak bermain, kalau kami di ejek teman perempuan kami akan membalasa karena mereka yang duluan memulai”.

Hal senada diungkapkan oleh RW selaku Guru kelas sebagai

berikut:

“…iyero wettu macculena anana e, wettu sipulungna maegang i akko masarakae, maega naggurui akko masarakae. Apalagi ananae ipengaruhi budaya pakkampong jadi magaya maneng”. …”Sebagian besar waktu bermain peserta didik dan interaksinya ada dalam lingkungan masyarakat. Peserta didik mulai belajar banyak hal dari orang baru yang ditemuinya berdasarkan dengan sosialisasi di masyarakat. Apatahlagi lingkungan peserta didik sudah bersifat hedonisme tentunya banyak pengaruh yang berdampak ke peserta didik”.

Berdasarkan hasil wawancara dari sebagian guru dan peserta didik

juga berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan maka dapat di

simpulkan bahwa faktor-faktor penghambat yang mempengaruhi

Page 90: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

74

pembentukan karakter peserta didik di SDN 283 Lautang yaitu latar

belakang peserta didik yang berbeda, kurangnya kesadaran peserta didik

akan peraturan sekolah dan lingkungan atau pergaulan peserta didik yang

di pengaruhi zaman.

C. Pembahasan

Uraian bahasan berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan

menjadi inti dari bab ini. Pada bab pembahasan khususnya peneliti

mendeskripsikan hasil data penelitian yang diperoleh di lapangan dan di

kaitkan dengan pendapat para ahli yang sesuai. Seperti yang dijabarkan

dalam analisis data kualitatif berdasarkan data yang diperoleh melalui

observasi, wawancara yang di dukung oleh dokumentasi yang dihubungkan

agar sinkron dengan tujuan yang ingin dicapai. Dari data hasil penelitiannya

akan di kaitkan teori yang ada nantinya dibahas, tentang Implementasi

Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal (Bugis) Di Sekolah Dasar.

Berdasarkan nilai-nilai dari pendidikan karakter itu sendiri tentu akan

menjadi cita khusus dalam lingkungan sekolah yang dimuat dalam karakter

yang mulai terkikis di daerah tersebut. Oleh karena itu dari pihak sekolah

mengupayakan untuk lebih intens dalam membentuk karakter peserta didik

karena itu merupakan suatu keharusan dalam mempertahankan nilai

karakter yang mulai terkikis. Nilai tersebut akan di deskripsikan sebagai

berikut.

Page 91: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

75

1. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal

(Bugis)

Pendidikan karakter harus menjadi basis pendidikan di sekolah

dasar karena hal tersebut universal dan menjadi tali penghubung bagi

seluruh anggota masyarakat meskipun sebenarnya memiliki latar belakang

yang secara umum sangat berbeda mulai dari budaya, suku dan agama.

Kementrian Pendidikan Nasional menyebut ada 18 nilai-nilai untuk

pendidikan budaya dan karakter bangsa namun peneliti temukan

dilapangan yang paling menonjol ada 7 tanpa mengsampingkan nilai

karakter lainnya, sebagai berikut:

1. Patuh kepada Tuhan Yang Maha Esa (ma Patoh ri Dewata’e)

Religius memiliki tingkat pencapaian yang tinggi dalam

karakter sebab nilai tersebut berasal dari dalam diri manusia yang

dapat dipercaya dan diyakini. Sesuai hal tersebut Asmani (2011)

mengungkapkan bahwa religius memiliki arti berhubungan dengan

sang penciptanya yang memiliki arti cara berpikir, cara berucap yang

harus sesuai dengan tindakan yang baik dan tetap berasal dari nilai

agama. Sejalan dengan ayat Al-Qur’an:

قت ا وح ه ب ر نت ل ذ أ و

Terjemahannya:

Dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh (QS Al-Insyiqaq-2)

Page 92: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

76

Religius sebenarnya berarti mempunyai ikatan yang lebih

dalam pada sang pencipta terkait keyakinan dan kepercayaan yang

berasal dari manusia. Berdasarkan penjelasan di atas tidak relevan

dengan hasil penelitian karena peserta didik di SDN 283 Lautang

kurang menerapkan sikap religius terbukti dengan tidak serius dalam

membaca doa sebelum dan setelah pembelajaran berakhir dan baik

itu salat duha dan duhur jarang dilaksanakan.

Sehingga mengukur nilai religius peserta didik terlihat dari

cara bersikap patuh khususnya dalam melaksanakan ajaran agama

Islam, cara berperilaku, cara bersikap, cara berucap dan cara

bertindak dalam keseharian peserta didik di sekolah.

2. Jujur (Ma Lempu’)

Kejujuran berarti mempunyai atau yakin bahwa memiliki

kesamaan dengan dunia nyata atau dengan berbagai kebenaran

yang ada. Antonim kata kejujuran yaitu dusta sedangkan dusta itu

tentang apa yang utarakan dan dilakukan yang kurang sesuai

dengan yang ada di hatinya dalam artian melakukan sesuatu diluar

apa yang hatinya yakini.

Kusuma (2011) mengatakan bahwa mengungkapkan sesuatu

sesuai dengan kenyataan sebenarnya tanpa ada manipulasi yang

dapat menguntungkan diri pribadi.

Kejujuran bisa menunjukkan jalan bagi seseorang menuntun

seseorang untuk berbuat dan melakukan kebaikan yang bisa

Page 93: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

77

membawa ke jalan yang benar Kejujuran adalah salah satu buah

nyata dari keimanan. Al-Qur’an yang mengarahkan untuk berbuat

jujur seperti Firman Allah SWT tentang kejujuran di antaranya:

قين اد وكونوا مع الص قوا الل نوا ات ين آم ا الذ يه ا أ ي

Terjemahannya:

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-sama orang-orang yang benar (QS At-Taubah-199).

Berkaitan dengan hal tersebut sebagai makhluk ciptaan Allah

seharusnya kita berupaya untuk selalu berbicara sesuai dengan kenyataan

yang ada. Rasulullah saw sebaiknya dijadikan teladan dalam menjalani

setiap lini kehidupan dengan perilaku yang baik. Sebagai seorang muslim

yang baik dan harus taat pada ajaran Allah swt dan taat dengan Rasul yang

menunjukkan jalan mulia ke depannya yang di jadikan teladan.

Tetapi berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa peserta didik tidak jujur dimulai dari mengambil barang

milik teman sebaya atau membawa barang yang di larang oleh sekolah. Hal

tersebut terjadi tidak secara sengaja melainkan karena tidak ada aturan

yang mengikat. Jadi sikap ketidakjujuran peserta didik terjadi salah satunya

akibat pengaruh lingkungan.

3. Disiplin (ma Patoh)

Disiplin berarti harus taat dan mengikuti segala hal yang

dianggap baik dalam melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung

jawab yang harus dikerjakan. Asmani (2011) mengatakan jika disiplin

Page 94: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

78

adalah perilaku yang berarti melakukan sesuatu sesuai dengan

peraturan yang telah ada. Hal yang diharapkan dalam membentuk

kedisiplinan adalah terbentuknya jiwa disiplin untuk diri sendiri

seperti peserta didik memiliki kekuatan dan semangat dalam

menyelesaikan segala pekerjaan tanpa di suruh oleh orang lain.

Al-Qur’an mengarahkan untuk selalu disiplin dan menghargai

waktu, sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Asr:

ر ناسان ا ن وال عص سا لف يا الا ر خ یان ا ل ا الذ ل وا امن وا وعم

ل حت ا الص وتواصوا ا ە ب الاحق بار وتواصوا ب الص

Terjemahannya:

Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (QS Al-Asr 103) Berdasarkan ayat tersebut dapat dipetik hikmah bahwa setiap

manusia sebaiknya menghargai waktu. Sesuai dengan hasil yang di peroleh

ditemukan peserta didik yang terbiasa terlambat dipengaruhi oleh guru yang

kurang memberikan contoh terkait datang tepat waktu setiap harinya dan

masalah berpakaian.

Sehingga berdasarkan pendapat ahli dan ayat al-qur’an kurang

relevan dengan hasil penlitian karena kedisiplinan seorang peserta didik

dipengaruhi oleh guru sebagai pemberi contoh awal dan aturan yang ada

di sekolah yang seharusnya mengikat sehingga tidak memberikan ruang

untuk tidak tepat waktu.

Page 95: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

79

4. Kerja keras (ma Reso Temangingi)

Kerja keras merupakan suatu tindakan atas kesadaran diri

yang bersumber dari dorongan dan motivasi oleh orang

sekelilingnya. Kerja keras peserta didik yang di bentuk sejak dini oleh

guru mulai dari melatih dan mengajarkan untuk tidak menyerah

dalam mengerjakan tugas tanpa memperdulikan hasil awal karena

pada dasarnya saat memulai tetapi mendapat nilai rendah tidak

masalah. Manfaat kerja keras pada kenyataannya akan membuat

yakin bahwa suatu saat akan di dapati keberhasilan dari berkali-kali

jatuh atas kesalahan.

Kesuma (2011) mengartikan bahwa usaha yang terus

dilakukan tanpa ada rasa menyerah untuk menyelesaikan tugas

sampai selesai.

Sejalan dengan hal tersebut sesuai dengan surah At-Taubah

ayat 105 yang berbunyi:

نون م ؤ م ال وله و رس م و لك م ع يرى الل لوا فس م قل اع و

م ت ن ا ك م م ب ك ئ ب ن ي ة ف اد ه الش ي ب و غ م ال ال لى ع ون إ د ر ت وس

لون م ع ت

Terjemahannya:

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Page 96: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

80

Berdasarkan pendapat ahli dan surah tersebut dan dikaitkan

dengan hasil penelitian kurang sesuai dengan keadaan dilapangan

karena peserta didik merasa bahwa tidak mampu dan tidak percaya

diri untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

Sehingga kerja keras dapat dibentuk dimulai dari sejak dini

dengan membangun jiwa percaya diri peserta didik dimulai dari

bergantian menjadi ketua kelas setiap pagi atau memimpin doa

setiap pagi sebelum dan setelah pembelajaran berakhir.

5. Tanggung jawab (Soppo:renge)

Tanggung jawab dapat diartikan tingkat kesadaran manusia

atas segala perbuatan yang dilakukan baik itu secara sengaja

ataupun tidak sengaja oleh setiap manusia. Tanggung jawab adalah

suatu wujud sikap sadar dengan amanah yang jadi kewajiban

sebagai peserta didik yang harus menaati segala aturan yang ada di

sekolah.

Lickona, Thomas (1991) mengartikan bahwa tanggung jawab

bagian dari rasa hormat kepada orang lain dan menghargai orang

lain. Ketika menghormati orang lain artinya kita mengukur rasa

tanggung jawab untuk memberikan penghormatan pada

kesejahtraan hidup orang lain.

Sesuai dengan surah Al-Muddatstsir Ayat 38 yang berbunyi:

ك ل نف س بما كسبت رهينة

Page 97: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

81

Terjemahannya:

Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. (QS Al-Muddatstsir 38) Sesuai dengan ayat dan pendapat ahli tersebut kurang

sejalan meskipun pendidik berusaha untuk melatih mulai dari hal

kecil dengan memberikan amanah pada peserta didik meskipun

tidak berjalan secara maksimal. Jadi nilai tanggung jawab peserta

didik dapat terbentuk mulai dari melakukan pembiasaan kecil yang

mulai diterapkan pendidik di beberapa kelas.

6. Cinta Tanah Air (Ma Poji Ri Wanuatta)

Mengesampingkan kepentingan pribadi dan mengutamakan

kepentingan bangsa dan negara. Seperti yang dikemukakan oleh

Wibowo (2017) cinta tanah air berarti cara berpikir, bersikap, dan

melakukan sesuatu yang berwujud kesetiaan, peduli dan

penghargaan tinggi kepada bangsa dan negara.

Sejalan dengan pendapat ahli surah Al-Qashash ayat 85 yang

berkaitan dengan cinta tanah air menurut ahli tafsir, berbunyi:

آن لرادك إلى معاد إن الذي فرض علي ك ال قر

Terjemahannya: “Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atasmu (melaksanakan

hukum-hukum) Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikan kamu

ke tempat kembali.” (QS. Al Qashash: 85)

Sesuai dengan pendapat ahli dan ayat tentang cinta damai tersebut

setelah melakukan penelitian ditemukan bahwa kurang adanya

Page 98: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

82

keselarasan antara teori, ayat Al-Qur’an dan hasil penelitian bahwa di SDN

283 Lautang kurang berusaha untuk memberikan pelatihan sejak dini dalam

melaksanan atau membawa bendera merah putih dengan baik.

Sehingga sejak dini peserta didik dengan upaya yang kuat bisa

dibentuk dan di didik untuk menjadi generasi yang mencintai, menghormati

dan menghargai bangsa dan negara nantinya.

7. Cinta Damai (Siamaseang)

Terbentuk perasaan nyaman sehingga timbul rasa senang dan

aman. Cinta damai menurut Kemendiknas (2010) mengartikan bahwa

perilaku yang ditunjukkan atas dasar perasaan nyaman seseorang untuk

bercrita atau berbagi keluh kesah serta merasa aman dan senang.

Sesuai dengan hal tersebut sejalan dengan Al-Qur’an surah Al-Anfal

ayat 61 berbunyi:

إنه هو السميع نح لها وتوك ل على الل وإن جنحوا للسل م فاج

ال عليم

Terjemahannya: Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS Al-Anfal 61)

Berdasarkan pendapat ahli yang saling berkaitan dengan ayat Al-

Qur’an sehingga melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan di

temukan bahwa nilai cinta damai peserta didik sangat minim terlihat di

sekolah sesuai dengan yang diharapkan. Karena banyak peserta didik yang

bersikap egois jika terlibat dalam suatu masalah.

Page 99: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

83

Sehingga dapat dikatakan bahwa peserta didik hanya butuh

kesadaran dengan tulus untuk menerima segala konsekuensi yang telah

dilakukan. Oleh karena itu, dapat dikatakan perubahan pola atur dan sikap

peserta didik dapat di rubah dengan membiasakan diri pesera didik yang

tidak pernah terlibat langsung dalam latihan upacara di sekolah.

8. “Riolo Mappatiroang, Ritengnga Mapparaga-raga, Rimunri

Sikabirimpiri”

Seorang Guru yang seharusnya menjadi garda terdepan untuk

contoh yang baik, menjadi seorang motivator yang handal dan menjadi

pendorong dalam mewujudkan segala cita-cita peserta didik. Kearifan lokal

ini sejalan dengan “Tut Wuri Handayani” yang biasa dijadikan pedoman

dalam membentuk atau mengarahkan peserta didik dalam peningkatan

prestasinya.

9. “Rebba Sipatokkong, Mali Siparappe, Siruik Menre Tassiruik

Nok”

Ketika sedang berjuang atau saat dalam masalah sesama manusia

harus memiliki jiwa sosial yang tinggi ketika jatuh atau menyerah saling

menyemangati, saat hanyut dalam masalah saling mendamparkan ke atas

bukan menciptakan suasana menyedihkan atau membuat seseorang down.

Ketika di sekolah Guru berkewajiban dalam melatih jiwa kepedulian sesama

peserta didik dalam keadaan apapun agar menjadi kebiasaan yang baik.

Berdasarkan menyampaian di atas, peneliti beranggapan bahwa

karakter kearifan lokal yang terkikis tersebut harus melekat pada diri

Page 100: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

84

peserta didik. Karakter tersebut harus semakin digali dan berusaha

dijadikan berkembang agar para peserta didik mempunyai kebiasaan hidup

teratur dan yang baik di kedupan sehari-hari, tidak membangkan, sikap

kurang sopan tidak disiplin, karena karakter yang di dalamnya termuat

kearifan lokal daerahnya berperan penting seperti dalam kehidupan sehari-

hari dan kehidupan bermasyarakat yang mereka lalui.

Dari perjelasan tersebut di sesuaikan dengan penelitian yang telah

dilakukan di SDN 283 Lautang secara baik itu dalam proses yang dilakukan

dalam kelas ataupun pada saat keluar kelas di jam istirahat atau di

lingkungan sekolah tentang karakter yang berbasis kearifan lokal (bugis)

kurang terdapat adanya keselaran antara pendapat ahli dengan data yang

di dapatkan oleh peneliti.

Pada saat sebelum dan setelah proses pelaksanaan pembelajaran

kurang selaras dengan visi, misi, dan tujuan sekolah yang dicontoh atau

diikuti, yakni menyiapkan peserta didik memiliki imtaq atau akhlak baik serta

memiliki jiwa nilai-nilai budaya dan karakter yang bermanfaat untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertaqwa pada Allah swt dan

penanaman kepedulian sosial di lingkungan masyarakat. Hal tersebut

memperjelas bahwa ada beberapa tujuan, visi dan misi sekolah yang tidak

sejalan dengan kenyataannya dan perwujudannya yang begitu terkendala

akibat guru dan peserta didik sangat kurang memiliki kerja sama yang baik

serta di dukung oleh faktor lingkungan yang tidak mumpuni.

Page 101: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

85

Nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah seharusnya 18 yang di

terapkan dan ada di sekolah namun dari semua nilai karakter. ada beberapa

yang paling menonjol sehingga dengan pertimbangan dilakukan

wawancara lanjutan dengan guru terkait kearifan lokal untuk mendukung

beberapa nilai karakter lain muncul.

Adapun nilai-nilai kearifan lokal sebagai berikut:

a. “Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge” yang berarti memanusiakan

manusia, saling menghormati, saling mengingatkan.

b. “Reso Temangingi Namalomo Nalettei Pammase Dewata” yang

berarti hanya dengan kerja keras dan ketekunan maka akan mudah

mendapatkan ridho oleh Tuhan Yang Maha Esa.

c. “Riolo Mappatiroang, Ritengnga Mapparaga-raga, Rimunri

Mangampiri” yang artinya di depan memberi contoh, di tengah guru

dan peserta didik saling menciptkan ide, di belakang memberikan

arahan atau dorongan. Sehingga sama dengan semboyan “Tut Wuri

Handayani”.

d. “Rebba Sipatokkong, Mali Siparappe, Siruik Menre Tassiruik Nok”

yang berarti rebah saling menegakkan, hanyut saling

mendamparkan, tarik menarik ke atas bukan saling menarik ke

bawah.

e. “Lele Bulu Te Lele Abiasang” yang artinya jika bukan kita yang

berubah sendiri kita tidak akan berubah.

Page 102: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

86

f. “Taro Ada Taro Gau” yang artinya seirama antara kata dan

perbuatan

Berdasarkan 6 nilai kearifan lokal (pappaseng) yang berusaha untuk

di aplikasikan oleh guru secara tidak langsung baik dalam proses belajar

ataupun di luar kelas meskipun belum maksimal dan masih perlu lebih di

biasakan agar peserta didik lebih mengenal nilai kearifan lokal yang terkait

dengan beberapa nilai karakter seperti religius, jujur, kerja keras, peduli

sosial, disiplin dan lain yang bisa di lihat dalam matriks (lampiran 3 hal 118)

Sesuai dengan penjelasan tersebut maka dapat diartikan bahwa

dengan menciptakan lingkungan yang memiliki karakter yang baik yang

kaitakan dengan kearifan lokal di mulai dengan diri sendiri dengan cara

menanamkan dari sejak dini nilai karakter agar menjadi dinding terciptanya

generasi milenial bangsa yang mampu bersikap mandiri dan menjadi

manusia berkualitas yang memiliki prinsip kehidupan yang sesungguhnya

dapat dipertahankan.

Implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal (bugis) di

SDN 283 Lautang berarti dalam memproses terciptanya karakter yang baik

tidak hanya dalam kegiatan belajar dan mengajar dalam kelas melainkan

juga dalam keseharian di lingkungan sekolah untuk mengembangkan sikap

religius, jujur, sopan santun, kerja keras, disiplin, tanggung jawab.

Sesuai dengan pendapat Majid (2011) bahwa dalam

mengembangkan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan empat

cara seperti pembelajaran dalam kelas, melakukan kegiatan rutin misalnya

Page 103: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

87

mengenal budaya daerah dan cara mempertahankannya kegiatan

pendukung lainnya seperti ekstrakulikuler.

Sejalan dengan hal di atas disesuaikan dengan hasil dan data yang

peneliti dapatkan bahwa tidak semudah membalikkan telapak tangan

dengan membentuk karakter peserta didik yang berbasis kearifan lokal

karena harus melalui beberapa langkah-langkah yang belum di jalankan

oleh sekolah tersebut. Seperti dengan pemikiran Asmani (2011) yang

menyusun tahapan cara dalam Implementasi Sekolah Berbasis Kearifan

Lokal yaitu:

1. Tahap Inventarisasi Keunggulan Lokal

Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan

mengidentifikasi semua keunggulan lokal yang ada di daerah.

2. Tahap Analisis Kesiapan Satuan Pendidikan

Pendidik yang diberikan tugas untuk menganalisis seluruh

kelebihan dan kekurangan dalam dan diluar yang di kelompokkan

dan saling berkesinambungan satu sama lain.

3. Tahap Menentukan Tema dan Jenis Keunggulan Lokal

Tahapan ini melakukan tiga hal yaitu:

a. Hasil dari proses yang bernilai keunggulan lokal dapat di pilih

berdasarkan keunggulan lokal yang bernilai komparatif dan

kompetitif.

b. Hasil dari menganalisis yang di dapatkan secara internal dan

eksternal dalam sekolah.

Page 104: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

88

c. Memacu Minat juga kemampuan peserta didik.

4. Tahap Implementasi Lapangan

Tahapan terakhir ini menyesuaikan dengan tingkat

kemampuan dalam setiap sekolah. Mereka lebih mengutamakan

memilih keunggulan lokal yang mendominasi pada bagian

keterampilan khususnya.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Karakter Berbasis

Kearifan Lokal (Bugis)

Segala usaha yang dilakukan tidak akan berarti apa-apa atau akan

bernilai sia-sia jika tidak memiliki tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil

yang didapatkan akan terarah. Ketika pendidikan dianggap sebagai suatu

cara yang memiliki rentetan proses maka nantinya akan berujung pada

tujuan akhir yang ingin dicapai. Semua pendidikan memiliki tujuan yang

akan dicapai dan diwujudkan dalam nilai yang akan berpengaruh pada

membentuk karakter peserta didik yang tentunya akan berdampak pada

tingkah lakunya di masyarakat.

Ada beberapa faktor yang mendukung dan yang menghambat

pembelajaran pendidikan karakter di sekolah yang berarti ada dua faktor

yang dapat berpengaruh dalam karakter seseorang seperti internal yang

berasal dari dalam diri seseorang dan eksternal yang berasal dari luar diri

seseorang. Oleh sebab itu, setiap menjalankan seseuatu tidak jauh dari hal

yang mendukung dan menjadi penghalang dalam membentuk karakter

peserta didik.

Page 105: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

89

Sesuai dengan hasil observasi dan data penelitian yang di dapatkan

dalam mengimplementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal

(bugis) mendapati adanya faktor yang dapat mendukung dan yang menjadi

penghambat yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter peserta

didik yaitu:

1) Faktor Pendukung

a) Motivasi dan Dukungan Orang Tua

Motivasi dalam kehidupan di dunia sebenarnya tidak hanya

diberikan oleh warga sekolah melainkan dari lingkungan

pertama yakni orangtua dan keluarga khususnya karena mereka

sering bertemu dan di didik langsung dalam berperilaku dan

bersikap dalam lingkungannya. Mereka yang sekolah di Sekolah

Dasar Negeri 283 Lautang akan merasa paling nyaman dalam

belajar dan tentunya memiliki motivasi yang tinggi bersekolah

dan selalu berusaha menaati peraturan di sekolah.

Seperti yang diungkapkan oleh informan pada saat di

wawancarai yang terdiri atas kepala sekolah, guru dan orang tua

peserta didik bahwa siapapun peserta didik yang selalu

mendapat dukungan dan motivasi dari orangtua mereka baik

baik secara finansial ataupun tidak dan selalu memiliki usaha

dalam menaati segala peraturan juga berusaha menjadi yang

baik, sehingga secara penuh orang tua memiliki bertanggung

jawab dalam mengembangkan sikap keagamaan anak.

Page 106: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

90

Dari arti tersebut, disimpulkan bahwa secara umum

keluarga menjadi tolok ukur yang paling berpengaruh dalam

proses pengembangan karakter peserta didik yang artinya ketika

lingkungan keluarga baik yang mendukung maka akan tercipta

pula kebaikan yang terbentuk itu menjadi alat penunjang dalam

membentuk karakter peserta didik.

b) Komitmen Bersama dalam Pihak Sekolah

Begitu sulit dalam mengubah dan melakukan sesuatu hal

yang baru dalam suatu organisasi jika tidak ada janji atau

komitmen bersama yang berawal dari saling mengerti, memiliki

ilmu pengetahuan dan yakin dari semua steakholder sekolah di

Sekolah Dasar Negeri 283 Lautang dengan memiliki hal yang

ingin dicapai bersama. Bersatu dalam membentuk arah yang di

tuju, membina dan mengembangkan dirinya, ilmunya, dan

seluruh tugas-tugasnya. Mewujudkan karakter yang berbasis

kearifan lokal (bugis) dan memiliki peran yang aktif dalam

membentuk kehidupan dan menjalankan sebuah tugas dan

kewajiban sebagai seorang pendidik.

2) Faktor Penghambat

a) Fasilitas

SDN 283 Lautang yang sudah berdiri sejak lama belum

juga memiliki fasilitas yang mumpuni dalam mewujudkan

pendidikan karakter peserta didik dalam sarana dan prasana

Page 107: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

91

yang tidak bisa membuat peserta didik menyalurkan bakatnya.

Senada dengan yang di ungkapkan pesera didik bahwa Mushola

tidak cukup dalam menampung seluruh pesera didik,

perpustakaan yang hampir tidak digunakan atau di kunjungi,

tidak adanya laboratorium yang digunakan untuk praktikum.

Bangunan di sekolah tersebut memang sebagiannya terbuat dari

rumah kayu karena di daerah tersebut sering terjadi banjir yang

bisa menghambat proses belajar mengajar maka dari itu rumah

panggung tersebut nantinya akan digunakan.

b) Latar Belakang Peserta Didik

Semua peserta didik meskipun berada dalam suatu daerah

tetapi tetap memiliki latar belakang berbeda. Oleh karena itu,

tingkat keimanannya atau kerajinan beragama juga berbeda-

beda. Lingkungan keluarga mereka merupakan salah satu yang

sangat berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan dalam

membentuk karakter peserta didik di sekolah. Istilahnya anak

yang berasal atau lahir dari latar belakang keluarga yang agamis

maka akhlaknya atau karakternya juga akan baik, tetapi

kebalikannya ketika latar belakang anak jelek maka akhlak atau

karakter peserta didik juga kurang baik.

Seperti keadaan yang ada di sekolah tersebut menurut

observasi peneliti dari gurunya peserta didik yang memiliki

orangtua yang baik dari tutur bicaranya menghasilkan peserta

Page 108: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

92

didik yang juga baik tuturnya, sebaliknya orangtua cerewet

biasanya anaknya juga akan cerewet dan tuturnya tidak bisa di

jaga.

c) Aturan

Setelah melakukan penelitian data yang di dapatkan salah

satu penghambat utama dalam membentuk kepribadian peserta

didik adalah aturan yang tidak mengikat atau dalam hal ini aturan

untuk dilanggar. Seperti pada saat dilaksanakannya upacara

beberapa orang tua yang terlambat mengantar anaknya tidak

takut untuk masuk dalam lingkungan sekolah duduk dengan

santainya menyaksikan upacara berlangsung dan pada saat

peneliti memasuki kelas jam pelajaran terakhir orangtua yang

akan menjemput anaknya masuk dalam ruang kelas dan ikut

mengatur peserta didik lainnya. Hal tersebut berlangsung hampir

tiap hari.

d) Kurang kesadaran peserta didik

Semua pihak sekolah sebenarnya berusaha dalam

merencanakan berbagai penanaman melalui metode

pembiasaan baik setiap hari namun meskipun memang masih

banyak peserta didik yang belum sadar akan kewajibannya

untuk melaksanakan semua sesuai aturan dan apa yang tidak

diperbolehkan. Contohnya dalam penanaman nilai religius saat

Page 109: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

93

bel berbunyi dan masuk kelas seharusnya sudah mulai

membaca doa tetapi ada saja beberapa peserta didik yang tidak

mendengar. Saat di tanya oleh peneliti mengapa ada sebagian

yang tidak berdoa atau mengapa ada yang jarang atau malas

mengerjakan tugas jawaban peserta didik bervariasi mulai dari

malas, tidak tau atau bahkan tidak ada alat tulis.

Dari penjelasan beberapa peserta didik peneliti

menganalisis hal tersebut terjadi karena tingkatan umur peserta

didik. Anak kecil hanya akan mengerti jika diberitahu berulang-

ulang tanpa sadar atau menyerap yang telah diberitahu bahkan

senang dalam menyangkal atas nasehat yang diberikan karena

ego atau merasa dirinya paling benar, lebih banyak cerwet

dibandingkan berpikir sebelum berucap. Berbeda dengan orang

dewasa yang lebih sabar dan berpikir seribu kali sebelum

melakukan sesutau, bertindak dan berucap dan selalu berhati-

hati agar tidak menyinggung orang sekelilingnya.

Hal tersebut karena orang dewasa memiliki kematangan

bertindak, berbeda dengan anak kecil di bawah umur yang masih

labil. Oleh karena itu, karakter setiap seseorang berdampak dari

tingkat umurnya yang berbeda atau bertambah.

e) Lingkungan atau Pergaulan Peserta Didik

Menurut peneliti meskipun di daerah tersebut kearifan

lokalnya begitu kental tapi mulai terkikis dan terlupakan karena

Page 110: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

94

generasi muda yang bersikap hedonisme. Keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan di pengaruhi oleh faktor sekitarnya.

Artinya jika keadaan di lingkungan memberikan pengaruh positif

khususnya dalam proses pembelajaran, maka akan mampu

memberikan kontribusi yang tentunya baik untuk pelaksanaan di

dunia pendidikan. Sebaliknya jika lingkungan tidak memberikan

pengaruh positif, maka juga akan mempengaruhi proses

pembelajaran dalam pendidikan karakter dengan kearifan lokal.

Lingkungan pergaulan sama dengan lingkungan keluarga,

lingkungan ekonomi dan lingkungan pergaulan yang bebas.

Sesuai dengan data di atas memperlihatkan bahwa

lingkungan dalam masyarakat di Sekolah Dasar Negeri 283

Lautang sesuai dengan keadaan masyarakat dan pergaulan

peserta didiknya yang terlalu leluasa dengan masyarakat sekitar

meskipun tidak membatasi dengan masyarakat dan suasana

sekolah yang kurang tenang karena terletaknya berada di

wilayah perkebunan. Jadi bisa disimpulkan faktor dalam hal ini

lingkungan dapat mempengaruhi pembentukan karakter peserta

didik dan membuat semakin jauh dari kearifan lokal di

daerahnya.

Dari data yang di dapatkan lingkungan dalam masyarakat

sebenarnya tidak terlalu bisa dikatakan bertanggung jawab

merubah karakter peserta didik melainkan hanya sebagai

Page 111: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

95

pengaruh, tetapi norma yang ada bisa saja lebih mengikat dan

pengaruhnya lebih besar dalam perkembangan positif atau

negative. Misalnya, ada beberapa lingkungan masyarkat yang

sebenarnya mempunyai tradisi khusus keagamaan yang begitu

kuat dan bisa berpengaruh positif ke anak dan ada juga

beberapa lingkungan masyarakat yang kurang menerapkan

tradisi maka dampaknya akan memberikan pengaruh negatif

lebih kepada perkembangan peserta didik.

Page 112: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan teknik observasi,

wawancara dan dokumentasi yang dilakukan di SDN 283 Lautang dalam

implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal (bugis) dapat

ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan yang dapat dipaparkan sebagai

berikut:

1. Sesuai dengan data yang diperoleh peneliti dalam implementasi

pendidikan karakter berbasis kearifan lokal (bugis) bahwa dalam

implementasinya baik itu dalam dan luar sekolah, guru telah

berusaha menerapkan dengan mengaitkan nilai-nilai kearifan lokal

hanya saja hal tersebut kurang efektif sebab implementasinya tidak

maksimal karena ada beberapa guru dan peserta didik yang kurang

peduli dengan hal tersebut. Patuh kepada Tuhan Yang Maha Esa

(Ma Patoh ri Dewatae) tidak ada aturan tentang pelaksanaan salat

duha, pelaksanaan salat dhuhur hanya saat belajar agama, ada

beberapa peserta didik dalam kelas yang malas ikut berdoa saat

pelajaran akan dimulai. Jujur (Ma Lempu) tidak berkata jujur atau

diam saja saat di minta pertnyataan mengapa bermain dalam kelas,

tidak jujur dalam mengerjakan soal-soal dari guru. Disiplin (Ma

Patoh) terlambat ke sekolah, tidak disiplin dalam menggunakan

96

Page 113: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

97

seragam, Kerja Keras (Ma reso temmangingi) merasa kurang

mampu dan tidak percaya diri dengan apa yang dikerjakan,

Bertanggung Jawab (Soppo;renge) kurang bisa menjalankan

amanah dengan baik, Cinta Tanah Air (Mappoji ri Wanuatta) kurang

berjiwa nasionalis, Cinta Damai (Siamaseang) kurang mencintai

perdamaian antar sesama teman karena jiwa sosial tidak kuat, “Riolo

Mappatiroang, Ritengnga Mapparaga-raga, Rimunri Mangampiri”

guru menjadi contoh, memotivasi dan dari belakang menjadi

pendorong, “Rebba Sipatokkong, Mali Siparappe, Siruik Menre

Tassiruik Nok” saling menguatkan, hanyut saling mendamparkan ke

atas bukan menarik turun.

2. Sesuai dengan hasil yang di dapatkan ada 2 faktor yang bisa

mempengaruhi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal (bugis)

yaitu faktor pendukung yang berasal dari dukungan kerjasama pihak

sekolah, dukungan dari orang tua peserta didik yang peka dan

paham akan hal tersebut. Faktor penghambat pendidikan karakter

berbasis kearifan lokal (bugis) yaitu latar belakang peserta didik,

kurangnya kesadaran peserta didik, fasilitas sekolah, aturan yang

kurang mengikat, lingkungan masyarakat atau pergaulan peserta

didik.

Page 114: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

98

B. Saran

Untuk melengkapi hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa

solusi atau saran dalam implementasi pendidikan karakter berbasis

kearifan lokal (bugis) diantaranya adalah

1. Guru dan Peserta Didik SDN 283 Lautang

a. Sebagai seorang guru, peserta didik khususnya sangat

memerlukan adanya perhatian khusus untuk mereka sehingga

agar lebih terbuka. Hal tersebut sebenarnya telah dilakukan

beberapa guru di sekolah tersebut, namun masih ada beberapa

guru yang kurang perhatian dan dengan peserta didik.

b. Guru sebaiknya diberi arahan khusus setiap bulan atau diadakan

rapat khusus evaluasi terhadap peserta didiknya dalam setiap

kelas tentang apa yang harus dirubah dan dipertahankan

sehingga guru lebih berperan aktif.

c. Lebih memperbanyak untuk menggali informasi budaya yang

ada di daerahnya sehingga dapat di intergrasikan dalam ilmu

pengetahuan agar tidak tergerus dengan perkembangan zaman

dan budaya asing yang tidak mampu untuk di saring.

2. Guru dan Peserta didik SDN 283 Lautang dalam mengatasi faktor

penghambat.

a. Pihak sekolah membangun komunikasi aktif dengan orang tua

peserta didik agar metode misal pembiasaan di sekolah,

Page 115: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

99

lingkungan keluarga serta masyarakat berjalan dan bisa sejalan

dan jadi pengawasan,

b. Pihak sekolah lebih mengusahakan tersedianya sarana dan

prasarana seperti mushola, laptop yang memadai untuk

menunjang karakter peserta didik..

c. Pihak sekolah memperketat aturan tentang berpakaian dan

peserta didik yang terlambat ke sekolah.

d. Peserta Didik di gembleng atau diadakannya pengkaderan untuk

membentuk karakter.

Page 116: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

100

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta. Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press Ayatrohaedi. 1986. Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta:

Pustaka Jaya. Budimanyah, Dasim., Yadi Ruyadi., Nandang Rusmana. 2010. Model

Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi: Penguatan PKn, Layanan Bimbingan Konseling dan KKN Tematik di Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung, Indonesia.

Dwi Susongko Hery Wibisno. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter

Berbasis Kearifan Lokal di SMP Negeri 1 Tambakromo Pati. Tesis. Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial: Semarang.

Humas (Hubungan Masyarakat). 2017. “Penguatan Pendidikan Karakter”.

http://setkab.go.id/inilah-materi-perpres-no-87-tahun-2017-tentang-penguatan-pendidikan-karakter/ di akses 6 Januari 2019

Iswary, Ery. 2012. Orientasi Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal

Makassar: Penguatan Peran Bahasa Ibu Menuju Good Society dalam Suardiana, I Wayan & Astawan, Nyoman. Kearifan Lokal dan Pendidikan Karakter Prosiding Konferensi Internasional Budaya Daerah ke-2 (KIBD II). Bali: Denpasar, 22-23 Februari.

Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan

Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Kertajaya, Hermawan. 2010. Grow with Character: The Model Marketing.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Kusuma, Dharma. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya Koesoema A Doni . 2010. Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di

Zaman Global. Jakarta: Grasindo. Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character: How Our School Can

Teach Respect and Responsibilty. New York, Toronto, London, Sydney, Aucland: Bantam books.

100

Page 117: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

101

Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia, Gema Insani. Jakarta. Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2011. Pendidikan Karakter Persfektif

Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida. Op.Cit.hal.40-41 Jurnal Al-

Ta’dib Vol. 8 No. 2, Juli-Desember 2015 57 2015 Vol. 8 No. 2, Juli-Desember Jurnal Al-Ta’dib 50 Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini. La Hadisi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: Grasindo. Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai

Pembentukan Karakter Dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia. Poespowardojo, Soerjanto. 1986. Pengertian Local Genius dan

Relevasinya dalam Modernisasi, dalam Ayatrohaedi. Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya.

Rahyono, F.X. 2009. Kearifan Budaya dalam kata. Jakarta: Penerbit

Kompas. Rachmadyanti, Putri. 2017. “PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

BAGI SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KEARIFAN LOKAL”. JPSD Vol 3 No. 2, September 2017, ISSN 2540-9093

Ruyadi, Dr. Yadi. 2010. MODEL PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS

KEARIFAN BUDAYA LOKAL (Penelitian terhadap Adat Kampung Benda Kerep Cirebon Provinsi Jawa Barat untuk Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah). Proceding of the 4th International Conference Teacher Education;Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia:8-10 November 2010.

Sutopo, H. B. 2002. Memahami Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas

Maret University Press Susilo, Joko. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen

Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan

Sumberdaya Alam dan Lingkungan. http://staff.uny.ac.id diakses 6 Januari 2019

Suyanto. 2009. Urgensi Pendidikan Karakter Guru dan Dosen. Direktorat

Jendral Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan.

Page 118: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

102

Suwartini, Sri. 2017. Pendidikan Karakter dan Pembangunan SDM Keberlanjutan.

Tafsir, Ahmad. 2001. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung:

Remaja Rosda Karya. Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta:

Raja Grafindo Persada. UNESCO. 2016. Indigeneous Knowledge & Sustainability.

http://www.unesco.org/education/tlsf/mods/theme_c/mod11.html. diakses tanggal 6 January 2019

Wibowo, Agus. 2017. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun

Pendidikan Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Wibowo, Agus dan Gunawan. 2015. Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan

Lokal di Sekolah (Konsep, Strategi, dan Implementasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widiyanto, Hidayat. (t.t). Kearifan Lokal Budaya Jawa sebagai Bahan Ajar

Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). www.adjisaka.com/bj5/index.php/07-makalah pengombyong/728-25-kearifan-lokal-budaya-jawa-sebagai-bahan-ajarbahasa-indonesia-bagi-penutur-asing-bipa, diakses 6 Januari 2019.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya

dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Page 119: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

103

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Andi Eka Rezkianah, lahir di

Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo 13 Mei 1994 yang

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari

pasangan Andi Muntasing dan Hj I Mahira, S.Pd

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 278

Menge Kec. Belawa Kab. Wajo dan lulus pada tahun 2006, kemudian lanjut

di SMP Negeri 1 Belawa dan lulus pada tahun 2009, SMA Negeri 1 Belawa

lulus pada tahun 2012, S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Muhammadiyah Makassar lulus tahun 2016, S2 Pendidikan

Dasar tahun 2017 sampai dengan tesis ini di tulis penulis masih terdaftar

sebagai mahasiswi S2 Pendidikan Dasar Universitas Muhammadiyah

Makassar (Unismuh).

Page 120: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 121: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

VALIDITAS ISI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL (BUGIS)

DI SDN 283 LAUTANG KEC. BELAWA KAB. WAJO

ANDI EKA REZKIANAH

Kepada Yth.

Bapak/Ibu......

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir, saya sangat mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu dan memberi saran terhadap instrumen penilaian

yang saya kembangkan dalam rangka penelitian “Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal (Bugis) di SDN 283

Lautang Kec. Belawa Kab. Wajo“.

➢ Hasil penilaian dari Bapak/Ibu merupakan bantuan yang tak terhingga nilainya dalam rangka penulisan tugas akhir. Semoga Allah

SWT senantiasa melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada Bapak/Ibu beserta keluarga.

➢ Atas partisipasi Bapak/Ibu saya ucapkan banyak terima kasih.

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 122: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

FORMAT VALIDITAS ISI SOAL

A. Petunjuk

Dalam rangka penyusunan tesis untuk penyelesaian program magister (S2), peneliti akan melakukan penelitian Implementasi

Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal (Bugis) di SDN 283 Lautang Kec. Belawa Kab. Wajo.

Mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan:

1. Penilaian dengan meninjau beberapa aspek dan saran-saran utuk memenuhi Instrumen Pedoman wawancara dalam penelitian

Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal (Bugis) yang telah disusun.

2. Penilaian dengan meninjau beberapa aspek dengan memberi tanda cek (√) pada kolom nilai yang telah tersedia dengan melihat

relevansi antara dimensi/indikator dengan butir pernyataan berdasarkan skala penilaian sebagai berikut:

1 : Tidak Relevan

2 : Kurang Relevan

3 : Relevan

4 : Sangat Relevan

3. Untuk revisi-revisi, Bapak/Ibu dapat langsung menuliskan pada naskah yang perlu untuk direvisi atau menuliskannya pada bagian

saran yang telah disediakan.

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian secara objektif

Page 123: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

B. Lembar Penilaian

KISI – KISI PEDOMAN WAWANCARA

Fokus Masalah Indikator

Sumber Data

Nomor

Butir

Informasi yang Dijaring

Guru Peserta Didik

Implementasi Pendidikan

Karakter berbasis Kearifan

Lokal (Bugis)

Religius

√ √ 1, 2, 15,

17, 18

Penanaman sikap dan perilaku guru

terhadap siswa tentang Tuhan Yang

Maha Esa.

Jujur √ √ 3, 4, 19,

20, 21

Menganalisa sejauh mana sikap jujur

dalam diri peserta didik.

Disiplin √ √ 5, 22, 23,

24, 25

Penanaman sikap disiplin dalam diri

peserta didik.

Tanggung Jawab √ √ 6, 7, 26,

27

Sikap tanggung jawab yang dimiliki

setiap peserta didik di sekolah

Kerjasama √ √ 8 ,9, 28,

29

Sikap kerjasama peserta didik dalam

kelompok dan dalam lingkungan

sekolah.

Page 124: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

Faktor pendukung dan

penghambat dalam

penerapan Pendidikan

Karakter berbasis Kearifan

Lokal (Bugis)

Faktor Pendukung √ √ 10,11,12,

30,31,32

Faktor pendukung dalam pelaksanaan

Pendidikan Karakter

Faktor Penghambat √ √ 13,14,15,

33,34,35

Faktor penghambat dalam pelaksanaan

Pendidikan Karakter

PEDOMAN WAWANCARA GURU KELAS

Komponen Indikator No.

butir Pertanyaan

Skala

Penilaian Ket.

1 2 3 4

Implementasi Pendidikan

Karakter berbasis

Kearifan Lokal (Bugis)

Religius 1. Apakah Bapak/Ibu ikut saat pelaksanaan salat

dhuha dan dzuhur?

2. Apakah Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai

religius pada peserta didik akan memulai

pelajaran?

Saran:

Jujur 3. Apakah Bapak/Ibu membiasakan peserta didik

Page 125: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

agar tidak meniru pekerjaan temannya?

4. Apakah Bapak/Ibu melatih peserta didik untuk

bersikap jujur dalam melakukan apapun?

Saran:

Disiplin 5. Apakah Bapak/ibu memiliki strategi untuk

mengurangi ketidakpatuhan atau disiplin dalam

lingkungan sekolah?

Saran:

Tanggung Jawab 6. Strategi apa yang Bapak/Ibu lakukan dalam

melatih peserta didik bersikap amanah?

7. Bagaimana Bapak/Ibu mengintegrasikannya

dalam proses pembelajaran dan di luar kelas?

Saran:

Kerjasama 8. Apakah Bapak/Ibu mengintegrasi kerjasama

peserta didik di luar kelas?

9. Bagaimana cara Bapak/Ibu melatih dan

membangun mindset perserta didik untuk

Page 126: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

Faktor pendukung dan

penghambat dalam

penerapan Pendidikan

Karakter berbasis

Kearifan Lokal (Bugis)

membangun kerjasama baik?

Saran:

Faktor Pendukung 10. Apakah Bapak/Ibu melibatkan rata-rata

keseluruhan peserta didik dalam setiap

kegiatan yang dilaksanakan sekolah misalnya

pramuka?

11. Apakah Bapak/Ibu melakuan berbagai metode

dalam membiasakan agar terbentuk sikap

dalam peserta didik?

12. Apakah Bapak/Ibu mendukung setiap kegiatan

yang di ikuti peserta didik?

Saran:

Faktor Penghambat 13. Apakah Bapak/Ibu memberikan kebebasan

orangtua peserta didik dalam menggunakan

handphone?

14. Apakah Bapak/Ibu membiarkan masyarakat

sekitar untuk masuk dalam lingkungan sekolah

dan berbaur dengan peserta didik?

Page 127: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

15. Apakah Bapak/Ibu memperhatikan dengan

seksama perilaku peserta didik yang membawa

handphone dan yang tidak membawa

handphone?

Saran:

PEDOMAN WAWANCARA PESERTA DIDIK

Komponen Indikator No.

butir Pertanyaan

Skala

Penilaian Ket.

1 2 3 4

Implementasi Pendidikan

Karakter berbasis

Kearifan Lokal (Bugis)

Relegius 16. Apakah Guru kamu rutin ikut pelaksanaan salat

dhuha dan dzuhur?

17. Apakah Guru kamu membiasakan membaca

Al-Qur’an sebelum memulai pembelajaran?

18. Apakah di sekolah kamu selalu rutin mengaji

setiap hari Jumat?

Saran:

Jujur 19. Apakah kamu selalu di awasi Guru ketika

Page 128: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

ulangan harian?

20. Apakah kamu melapor ke Guru ketika

menemukan uang terjatuh?

21. Ketika kamu melakukan kesalahan apa yang

kamu lakukan?

Saran:

Disiplin 22. Apakah kamu selalu mengumpulkan tugas

tepat waktu?

23. Apakah kamu selalu terlambat ke sekolah?

24. Apakah kamu selalu taat peraturan sekolah

misalnya dalam menggunakan seragam?

25. Apakah kamu selalu membersihkan kelas

sesuai dengan jadwal?

Saran:

Tanggung Jawab 26. Apakah kamu selalu mengerjakan tugas yang di

berikan Guru?

27. Ketika di amanahkan untuk menjaga teman

kelas agar tidak rebut apa yang kamu lakukan?

Page 129: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

Saran:

Kerjasama 28. Apakah kamu senang ketika dibentuk

kelompok belajar di kelas?

Mengapa?

29. Apakah kamu senang ikut bergotong royong

membersihkan sekolah?

Saran:

Faktor pendukung dan

penghambat dalam

penerapan Pendidikan

Karakter berbasis

Kearifan Lokal (Bugis)

Faktor Pendukung 30. Apakah kamu senang dan ikut terlibat dalam

kegiatan ekstrakulikuler?

31. Apakah Guru kamu selalu membuat

pembelajaran yang menyenangkan?

32. Apakah Guru mendukung dan terlibat aktif

ketika kamu mengikuti lomba?

Saran:

Faktor Penghambat 33. Apakah kamu bebas menggunakan handphone

dalam lingkungan sekolah?

34. Apakah kamu sering ditemani orangtua saat di

sekolah?

Page 130: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

35. Apakah rata-rata teman sekelas kamu

membawa handphone?

Apa yang kamu lakukan pada handphone yang

kamu bawa?

Saran:

Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan, maka dapat ditetapkan:

Instrumen dapat digunakan dengan sedikit revisi

C. Saran

1. Sebelum tanda tanya tidak perlu spasi

2. Perhatikan kaidah penulisan katayang sesuai (duha/dhuha duhur/dzuhur)

3. Perhatikan penggunaan huruf kapital (Al-Qur’an bukan al-qur’an)

4. Kata serapan asing seperti handphone ditulis miring handphone

Makassar, 12 September 2019

Validator

( DR. Ernawati, M.Pd)

Page 131: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

INSTRUMEN

PEDOMAN OBSERVASI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL (BUGIS)

DI SDN 283 LAUTANG KEC. BELAWA KAB. WAJO

Hari/Tanggal : Waktu :

Tempat : Sumber :

NO

FOKUS PENELITIAN

KOMPONEN

ASPEK YANG DIOBSERVASI

DESKRIPSI

Ya Tidak

1. Implementasi Pendidikan

Karakter berbasis Kearifan

Lokal (Bugis)

Implementasi

Pendidikan

Karakter

Faktor

Pendukung

Guru menerapkan nilai religious dalam lingkungan

sekolah dan ruang kelas.

Guru menerapkan nilai jujur dalam lingkungan

sekolah dan ruang kelas.

Guru menerapkan nilai disiplin dalam lingkungan

sekolah dan ruang kelas.

Page 132: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

Guru menerapkan nilai tanggung jawab dalam

lingkungan sekolah dan ruang kelas.

Guru menerapkan nilai kerjasama dalam lingkungan

sekolah dan ruang kelas.

2.

Faktor pendukung dan

penghambat dalam

penerapan Pendidikan

Karakter berbasis Kearifan

Lokal (Bugis)

Faktor

Pendukung

Mendukung semua aktifitas positif peserta didik,

seperti kegiatan ekstrakulikuler

Guru melakukan pembiasaan dengan menciptakan

membelajaran kreatif

Guru mendukung setiap lomba yang di ikuti peserta

didik

Faktor

Penghambat

Pembiaran membawa alat komunikasi handphone ke

sekolah.

Melibatkan orangtua untuk masuk dalam lingkungan

sekolah dan menemani peserta didik.

Pembiaran munculnya sikap hedonisme dan apatis

akibat pengaruh handphone dalam lingkungan dan

ruang kelas.

Page 133: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

PEDOMAN DOKUMENTASI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL (BUGIS)

DI SDN 283 LAUTANG KEC. BELAWA KAB. WAJO

A. Petunjuk Pelaksanaan

1. Data yang diambil dari dokumen disesuaikan dengan kebutuhan penelitian

2. Dokumen yang menjadi rahasia instansi/lembaga tidak dipaksa untuk meminjamataumemperolehnya.

3. Berilah tanda cek (√) pada kolom “Ada” apabila aspek yang diamati muncul dan berilah tanda cek (√) pada kolom “Tidak” apabila

aspek yang diamati tidak muncul serta tuliskan deskripsi mengenai aspek yang diamati jika diperlukan.

B. Data Yang Diperlukan

NO DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN JENIS DOKUMEN KETERANGAN

ADA TIDAK

1 Profil Sekolah

2 Tata tertib sekolah

3 Daftar guru kelas

4 Data peserta didik

5 Kegiatan pembelajaran dan ekstrakulikuler

Page 134: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

6 Laporan hasil kegiatan tentang menumbuhkan

nilai-nilai karakter peserta didik.

7 Laporan hasil belajar peseta didik untuk

mengetahui sejauh mana nilai-nilai karakter

peserta didik.

Page 135: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

118

Lampiran 2. Hasil Wawancara

Data Wawancara Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal

(Bugis) di SDN 283 Lautang Kec Belawa Kab Wajo

Informan/Narasumber:

1. AW selaku Kepala Sekolah hari Jumat, 20 Desember 2019 pukul

19.00

2. SS selaku Guru Agama hari Jumat, 20 Desember 2019 pukul 19.00

3. AF, RW, MH, AR, AN selaku Guru Kelas hari Sabtu, Ahad, 21, 22

Desember 2019 pukul 13.00-18.00

No Hasil Wawancara Koding

1. P: Apakah pappaseng “Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge” diterapkan di sekolah ? AW: Sebenarnya secara tidak langsung ipagguruang anana e nasaba akko ipodang pappaseng denapahang tetapi biasa mua nangkalinga. AF: mappamula kelas siddi ipagguru memeng ni ananae, biasa mua irampengeng ta siseng, narekko mappaguruki.

Terintergrasi namun belum maksimal

2. P: Apakah pepatah “Reso temangingi namalomo nalettei pammase dewata” diimplementasi dalam pembelajaran ? SS: Tidak pernah diberitahu secara langsung kepada peserta didik. P: Mengapa, padahal hal tersebut salah satu pepatah yang menunjang karakter peserta didik SS: Karena rata-rata peserta didik tidak paham dan tidak mau mendengar kebanyakan hanya bermain-main

Kurang terimplementasi dengan baik

3. P: Pepatah “Riolo Mappatiroang, Ritengnga Mapparaga-raga, Rimunri Mangampiri” apakah disampaikan pada peserta didik saat proses belajar mengajar. AR: Tuli iparingerangi sa ananae pakanjaki ampena. AF: Sejak kelas rendah peserta didik sudah diajarkan untuk percaya diri

Sejak dini mulai di implementasi

Page 136: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

119

misalnya agar tidak malu-malu lagi.

4. P: Apakah pepatah “Rebba Sipatokkong, Mali Siparappe, Siruik Menre Tassiruik Nok” diajarkan pada peserta didik ? RW: denengka ipau i itu tapi yappagruang mua, narekko engka sibawatta parellu, ibantui. AF: iye selalu di ajarkan saling tolong menolong antar sesama teman.

Terimplementasi secara lisan.

5. P: Apakah petuah “Lele Buluu Te Lele Abiasang” terimplementasi dalam karakter setiap steakholder di sekolah ? MH: pekko carana anana ipagguru na idi biasa meto terlamba’ AN: iye ilatih mua ananak e aja namasala kedona.

Kurang terlaksana dengan baik.

6. P: Apakah pepatah bugis “Taro Ada Taro Gau” diketahui dan di terapkan kepada peserta didik ? AW: tuli upodang ananae makkada pakanjaki ampemu nasaba guru laingnge dega nangkalinga adanna. RW: iya anak selalu di ajarkan untuk baik dalam berucap dan bertindak selalu menjaga nama baik sekolahnya.

Belum terimplementasi dengan baik.

Page 137: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

120

Lampiran 3. Matriks temuan penelitian

Temuan Peneliti/Kearifan Lokal (Pappaseng) Kemendiknas (2010) 18 Nilai Karakter

1. Patuh kepada Tuhan yang Maha Esa (Ma Patoh

Ri Dewata’e) setara dengan “Sipakatau, Sipakalebbi,

Sipakainge”, “Reso temangingi namalomo nalettei

pammase dewata”,

2. Jujur (Ma Lempu) “Taro Ada Taro Gau”,

“Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge”

3. Disiplin (Ma Patoh) setara dengan “Lele Buluu Te

Lele Abiasang”

4. Kerja Keras (Ma Reso Temangingi) setara dengan

“Reso temangingi namalomo nalettei pammase

dewata”, “Taro Ada Taro Gau”

5. Bertanggung Jawab (Soppo:Renge) setara

dengan “Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge”, “Taro

Ada Taro Gau”,

6. Cinta Tanah Air (Mappoji Ri Wanuatta) setara

dengan “Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge”

7. Cinta Damai (Siamaseang) setara dengan

“Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge”

8. “Riolo Mappatiroang, Ritengnga Mapparaga-raga,

Rimunri Mangampiri”

9. “Rebba Sipatokkong, Mali Siparappe, Siruik Menre

Tassiruik nok”

1. Religius

2. Jujur

3. Toleransi

4. Disiplin

5. Kerja Keras

6. Kreatif

7. Mandiri

8. Demokratis

9. Rasa Ingin Tahu

10. Semangat Kebangsaan

11. Cinta Tanah Air

12. Menghargai Prestasi

13. Komunikatif

14. Cinta Damai

15. Gemar Membaca

16. Peduli Lingkungan

17. Peduli Sosial

18. Bertanggung Jawab

Page 138: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

121

Lampiran 4. Izin Penelitian

Page 139: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

122

Page 140: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

123

Lampiran 5. Foto Kegiatan

Tampak Depan SDN 283 Belawa

Suasana Upacara Hari Senin

Page 141: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

124

Suasana Upacara dan Orang Tua Bebas Masuk Lingkungan Sekolah

Suasana Sebelum Bel Masuk dan Saat Istirahat

Page 142: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

125

Suasana Proses Belajar Mengajar

Proses Belajar Mengajar Kelas Tinggi

Page 143: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

126

Foto Bersama Peserta Didik Kelas Rendah

Foto Bersama Peserta Didik Kelas Tinggi

Page 144: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN … · Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Hasil pada tanggal 19 Desember 2019, sudah memenuhi syarat dan layak

127

Foto Bersama Guru


Recommended