+ All Categories
Home > Documents > INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

Date post: 20-Nov-2021
Category:
Upload: others
View: 6 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
13
617 INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI PENGARUH BRAINSTORMING DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP PENILAIAN RISIKO Agus Mulyono 1* , Helmi Yazid 1 , Elvin Bastian 1 1 Program Studi Magister Akuntansi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang *Penulis korespondensi: [email protected] ABSTRACT This study analyzes the effect of brainstorming and auditor expertise on fraud risk assessment with auditor independence and organizational commitment as mediating variables. The research method uses a quantitative approach with a sample of 200 auditors from the Inspectorate General of the Ministry of Education and Culture. Data was collected through a questionnaire analyzed using the Structural Equation Modeling (SEM) method. The results of this study indicate that brainstorming has a positive effect on risk assessment, brainstorming has no effect on auditor independence, and brainstorming positively affects organizational commitment. Auditor expertise has a positive effect on risk assessment, auditor expertise does not affect organizational commitment, and auditor expertise positively affects auditor independence. Auditor independence has a positive effect on risk assessment, while organizational commitment does not affect risk assessment. The results of the mediation test show that auditor independence only has a mediating effect on the auditor's expertise in risk assessment. Keywords: Brainstorming; Auditor expertise; Independence; Organizational commitment; Fraud risk assessment ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh brainstorming dan keahlian auditor terhadap penilaian risiko fraud dengan independensi auditor dan komitmen organisasi sebagai variabel mediasi. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel adalah auditor di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebanyak 200 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang selanjutnya dianalisis menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan brainstroming berpengaruh positif terhadap penilaian resiko, brainstroming tidak berpengaruh terhadap independensi auditor, dan brainstroming berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Keahlian auditor berpengaruh positif terhadap penilaian resiko, keahlian auditor tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi dan keahlian auditor berpengaruh positif terhadap independensi auditor. Independensi auditor berpengaruh positif terhadap penilaian resiko sedangkan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap penilaian resiko. Hasil uji mediasi menunjukan independensi auditor hanya memberi pengaruh mediasi pada keahlian auditor terhadap penilaian resiko. Kata kunci: Brainstorming; Keahlian auditor; Independensi; Komitmen organisasi; Penilaian risiko fraud Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 4/Nomor 1/Juli 2021 Jurusan Akuntansi FEB Universitas Tadulako p-ISSN 2622-3082 e-ISSN 2622-3090
Transcript
Page 1: INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

617

INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI PENGARUH

BRAINSTORMING DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP PENILAIAN RISIKO

Agus Mulyono1*, Helmi Yazid1, Elvin Bastian1

1Program Studi Magister Akuntansi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

Serang

*Penulis korespondensi: [email protected]

ABSTRACT

This study analyzes the effect of brainstorming and auditor expertise on fraud risk assessment with auditor independence and organizational commitment as mediating variables. The research method uses a quantitative approach with a sample of 200 auditors from the Inspectorate General of the Ministry of Education and Culture. Data was collected through a questionnaire analyzed using the Structural Equation Modeling (SEM) method. The results of this study indicate that brainstorming has a positive effect on risk assessment, brainstorming has no effect on auditor independence, and brainstorming positively affects organizational commitment. Auditor expertise has a positive effect on risk assessment, auditor expertise does not affect organizational commitment, and auditor expertise positively affects auditor independence. Auditor independence has a positive effect on risk assessment, while organizational commitment does not affect risk assessment. The results of the mediation test show that auditor independence only has a mediating effect on the auditor's expertise in risk assessment. Keywords: Brainstorming; Auditor expertise; Independence; Organizational commitment; Fraud risk assessment

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh brainstorming dan keahlian auditor terhadap penilaian risiko fraud dengan independensi auditor

dan komitmen organisasi sebagai variabel mediasi. Metode penelitian

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel adalah auditor di

lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

sebanyak 200 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang

selanjutnya dianalisis menggunakan metode Structural Equation Modeling

(SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan brainstroming berpengaruh positif terhadap penilaian resiko, brainstroming tidak berpengaruh terhadap

independensi auditor, dan brainstroming berpengaruh positif terhadap

komitmen organisasi. Keahlian auditor berpengaruh positif terhadap penilaian

resiko, keahlian auditor tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi dan

keahlian auditor berpengaruh positif terhadap independensi auditor.

Independensi auditor berpengaruh positif terhadap penilaian resiko sedangkan

komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap penilaian resiko. Hasil uji mediasi menunjukan independensi auditor hanya memberi pengaruh mediasi

pada keahlian auditor terhadap penilaian resiko.

Kata kunci: Brainstorming; Keahlian auditor; Independensi; Komitmen

organisasi; Penilaian risiko fraud

Jurnal Akun Nabelo:

Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif

Volume 4/Nomor 1/Juli 2021 Jurusan Akuntansi FEB Universitas Tadulako

p-ISSN 2622-3082 e-ISSN 2622-3090

Page 2: INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

618

Independensi dan Komitmen Organisasi: Memediasi Pengaruh Brainstorming dan Keahlian Auditor Terhadap Penilaian Risiko Agus Mulyono, Helmi Yazid, Elvin Bastian

A. PENDAHULUAN

Proses audit harus didasarkan pada teori kecurangan. Pada hal ini, auditor harus menentukan tipe dan ukuran risiko kecurangan sejak dari

tahapan perencanaan audit. Fraud atau kecurangan dapat menyebabkan salah

saji material dalam laporan keuangan dan berdampak pada keputusan

investor (Kerr, 2013; Tuanakota, 2016). Oleh karena itu, penilaian risiko fraud sangat penting dan perlu dilakukan bersamaan dengan pengauditan laporan

keuangan. Fraud auditing merupakan pendekatan audit proaktif yang didesain

untuk memberikan respon terhadap risiko kecurangan (Yurmaini, 2017). Pada sisi lain melakukan audit laporan keuangan bersamaan dengan penilaian

risiko fraud dapat mempengaruhi kinerja penilaian risiko fraud (Knapp &

Knapp, 2001). Praktek bersamaan seperti itu dilakukan karena waktu yang

terbatas dan karena adanya tekanan publik yang memaksa auditor untuk

melakukan penilaian risiko fraud bersamaan dengan pernyataan audit

keuangan (Braun, 2000). Auditor perlu menilai risiko fraud yang ada pada saat

yang sama dengan waktu melakukan audit laporan keuangan. Pada kasus di pemerintahan, auditor pemerintah yang memiliki beragam

latar belakang pendidikan membutuhkan brainstorming untuk penilaian risiko

fraud. Ini sejalan dengan Standar Internasional tentang Audit (ISA–

International Standards on Auditing) 240, dan Standar Internasional Lembaga-

Lembaga Audit Tertinggi (International Standards of Supreme Audit Institutions

-ISSAI) 1240 yang mendorong auditor untuk mengadakan diskusi dengan anggota tim audit tentang potensi materi salah saji karena fraud. Pada

penilaian risiko fraud, brainstorming mendorong anggota tim audit untuk

berbagi informasi klien, indikator risiko fraud, dan pengalaman fraud.

Brainstorming juga bisa untuk alat transfer pengetahuan antara anggota tim

identifikasi risiko fraud (Minter & Michael dalam Priyatno, 2007; Kerr, 2013).

Karena beragam keahlian di kalangan auditor pemerintah, tingkat

pengetahuan pada fraud terutama berasal dari pengalaman auditor. Namun

kurangnya pengalaman dalam deteksi fraud dapat mempengaruhi kinerja

auditor dalam menilai risiko fraud (Kozloski, 2011). Luasnya dari pengaruh

keahlian auditor yang berbeda pada brainstorming menyebabkan proses penilaian risiko fraud tetap tidak pasti.

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

brainstorming dan keahlian auditor terhadap penilaian risiko fraud dengan

memasukan independensi auditor dan komitmen organisasi sebagai variabel

mediasi. Penelitian ini penting untuk memperkuat peran auditor di dalam

memperkecil risiko fraud melalui brainstroming dan keahlian auditor. Peran

mediasi dari independensi auditor dan komitmen organisasi dalam hubungan antara variabel independen dan dependen adalah untuk menguji peran kedua

variabel mediasi tersebut dalam memperkecil risiko fraud sesuai dengan

temuan penelitian Minter & Michael (2007), Kerr (2013), dan Kozloski (2011).

B. TINJAUAN PUSTAKA

B.1. Agency Theory Agency theory telah populer sebagai teori perspektif dalam corporate governance untuk menjelaskan perilaku organisasi (Eisenhardt, 1989). Potensi

masalah yang muncul dalam agency theory adalah adanya asimetri informasi

antara principal dengan agent yang memicu terjadinya moral hazard dan

adverse selection. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan internal control

Page 3: INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 4/Nomor 1/Juli 2021 (Hal. 617-629)

619

yang handal untuk mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection

dan untuk menguji kehandalan internal control diperlukan audit (Jensen &

Meckling, 1989).

B.2 Pengembangan Hipotesis

B.2.1 Pengaruh Brainstorming terhadap Penilaian Risiko Fraud Proses brainstorming merupakan manfaat tambahan untuk penilaian risiko

fraud dengan menggunakan uji pengendalian internal. Brainstorming dimaksudkan untuk memenuhi asumsi pertama agency theory yaitu human assumption, bahwa setiap manusia mementingkan diri sendiri. O’Donnell et al. (2000) juga menemukan brainstorming meningkatkan penilaian pengendalian

internal untuk lingkungan sistem informasi. Penelitian sebelumnya oleh Alon

dan Dwyer (2010); Carpenter (2007); Nasir (2016) menyatakan brainstorming mempengaruhi penilaian risiko fraud.

H1: Brainstroming berpengaruh positif terhadap penilaian risiko fraud.

B.2.2 Pengaruh Brainstorming terhadap Independensi Auditor Pernyataan Standar Auditing (SAS) Nomor 99 (AICPA, 2002) tentang

Pertimbangan Penipuan dalam Audit Laporan Keuangan, membutuhkan sesi

brainstorming pada setiap audit sebagai sarana untuk memperbaiki penipuan

auditor penilaian. O‟Donnell et al. (2000) menemukan brainstorming

meningkatkan penilaian pengendalian internal untuk lingkungan sistem informasi. Interaksi grup selama proses brainstorming membuat tim

menghasilkan lebih banyak kualitas ide dan informasi dibandingkan dengan

individu (Carpenter, 2007). Dengan ketersediaan teknologi, auditor dapat

menggunakan teknologi dan melakukan penilaian risiko fraud secara

individual (Alon dan Dwyer, 2010).

H2: Brainstroming berpengaruh positif terhadap independensi auditor.

B.2.3 Pengaruh Brainstorming terhadap Komitmen Organisasi Literatur akuntansi menunjukkan bahwa manfaat yang diperoleh dari

brainstorming yang tergantung pada metode yang digunakan brainstorming

(Carpenter 2007; Hoffman & Zimbelman 2009; Lynch et al., 2009).

Brainstorming mengukur sesi kualitas terdiri dari tiga unsur keseluruhan yaitu

kehadiran dan komunikasi, struktur dan waktu, dan keterlibatan usaha tim. Indikator tersebut juga merupakan bagian dari komitmen terhadap organisasi. Menurut Kalbers & Forgarty (1995) dalam Trianingsih (2007) komitmen

organisasional yang tinggi berarti pemihakkan pada organisasi yang

memperkerjakannya.

H3: Brainstorming berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi.

B.2.4 Pengaruh Keahlian Auditor terhadap Penilaian Risiko Fraud Asumsi agency theory yang digunakan adalah human assumption. Human assumption yang difokuskan pada self interest, dimana manusia pada

umumnya mementingkan diri sendiri sehingga semakin tinggi keahlian yang

dimiliki oleh auditor maka akan semakin berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam melakukan penilaian risiko fraud. Penelitian sebelumnya

Page 4: INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

620

Independensi dan Komitmen Organisasi: Memediasi Pengaruh Brainstorming dan Keahlian Auditor Terhadap Penilaian Risiko Agus Mulyono, Helmi Yazid, Elvin Bastian

menyatakan bahwa keahlian auditor mempengaruhi penilaian risiko fraud

(LaSalle, 2007; Nasir et al., 2016) serta pendapat Purba (2015), dan Mui (2009) serta Bonner & Lewis (1990) yang menjelaskan bahwa pengetahuan dan

kemampuan menyelesaikan masalah merupakan kriteria penting dalam

keahlian kinerja auditor.

H4: Keahlian auditor berpengaruh positif terhadap penilaian risiko fraud.

B.2.5 Pengaruh Keahlian Auditor terhadap Komitmen Organisasi Auditor dituntut untuk selalu menjaga independensinya pada saat

melakukan audit, hal ini dilakukan untuk membangun kepercayaan terhadap

klien dan juga untuk mempertahankan sikap profesional sebagai seorang

auditor. Seorang auditor harus terus menerus menerus mengikuti

perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya. Dengan bertambahnya pengalaman seorang auditor maka keahlian yang dimiliki

auditor juga semakin berkembang, sehingga penilaian terhadap risiko fraud semakin berkualitas.

H5: Keahlian auditor berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi

B.2.6 Pengaruh Keahlian Auditor terhadap Independensi Auditor Lavin (1976) dalam penelitiannya menjelaskan lebih mendalam konsep

independensi dalam hal hubungan antara klien dan auditor melalui

pengamatan pihak ketiga. Banyaknya penelitian mengenai independensi

menunjukkan bahwa faktor independensi merupakan faktor penting bagi auditor untuk menjalankan profesinya. Akuntan mempunyai kewajiban

untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi

dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri

dimana akuntan mempunyai tanggungjawab menjadi kompeten dan untuk

menjaga integritas dan objektivitas (Nugrahaningsih, 2005).

H6: Keahlian auditor berpengaruh positif terhadap independensi auditor

B.2.7 Pengaruh Independensi Auditor terhadap Penilaian Risiko Fraud Hasil penelitian tentang independensi menunjukkan bahwa dalam

mengambil keputusan akuntan publik dipengaruhi oleh dorongan untuk mempertahankan klien auditnya. Tetapi di sisi lain terdapat beberapa kekuatan

yang bisa meredakan pengaruh tersebut (Christiawan, 2002). Auditor yang

tidak dapat menjaga sikap independensinya maka auditor tidak akan

mengalami kesulitan atau tekanan dalam mengungkapkan adanya

kecurangan, karena auditor tidak memihak atau tidak memiliki kepentingan

dengan pihak manapun. Selain itu auditor juga dapat membatasi diri agar terhindar dari kecurangan-kecurangan yang ditawarkan oleh klien untuk

berkompromi atas hasil akhir audit laporan keuanga. Penelitian ini didukung

Fuad (2015) yang menyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh

positif terhadap tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan

Adnyani et al. (2014) bahwa independensi berpengaruh positif terhadap tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan.

H7: Independensi auditor berpengaruh positif terhadap penilaian risiko fraud

Page 5: INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 4/Nomor 1/Juli 2021 (Hal. 617-629)

621

B.2.8 Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Penilaian Risiko Fraud Seorang auditor yang mempunyai kemampuan dalam hal audit maka akan cakap dalam menyelesaikan pekerjaan. Auditor yang komitmen terhadap

profesinya maka akan loyal terhadap profesinya seperti yang dipersepsikan

oleh audititor tersebut. Mayer et al. (1989) dan Fernando et al. (2005)

mengemukakan hubungan komitmen organisasional (affective dan

continuance) dengan kinerja adalah positif dan kuat.

H8: Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap penilaian risiko fraud

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Objek

dalam penelitian ini adalah auditor yang terdapat di lingkungan Inspektorat

Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan jumlah sampel sebanyak 200 orang dengan kualifikasi auditor utama, auditor madya, auditor

muda, auditor pertama dan auditor penyelia. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) yang diaplikasikan

menggunakan Partial Least Square (PLS). Analisis Partial Least Square (PLS)

adalah teknik statistika multivariat yang melakukan perbandingan antara

variabel dependen berganda dan variabel independen berganda. Tujuan PLS

adalah memprediksi pengaruh variabel X (independen) terhadap Y (dependen) dan menjelaskan hubungan teoritis di antara kedua variabel (Abdillah &

Hartono, 2015).

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

D.1 Hasil Uji Outer Model Berdasarkan data, diketahui variabel Brainstroming memperoleh loading

factor dengan rentang 0,809 s/d 0,961; Keahlian Auditor dengan rentang

0,220 s/d 0,892; Independensi Auditor dengan rentang 0,689 s/d 0.894;

Komitmen Organisasi dengan rentang -0,352 s/d 0,929; Penilaian Resiko

dengan rentang 0,745 s/d 0,925. Batas kritis loading factor pada penilaian ini

adalah 0,6, sehingga dari uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa masih

ada item pengukuran yang memperoleh loading factor dibawah 0,6. Kesepuluh

item ini diputuskan untuk di drop dari model sehingga memperoleh model akhir pengukuran sebagai berikut.

Page 6: INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

622

Independensi dan Komitmen Organisasi: Memediasi Pengaruh Brainstorming dan Keahlian Auditor Terhadap Penilaian Risiko Agus Mulyono, Helmi Yazid, Elvin Bastian

Gambar 1.

Uji Outer Model (Setelah Eliminasi)

Sumber: Data diolah SmartPLS, 2020

Selanjutnya estimasi model pengukuran diukur dari reliabilitas konstruk

yang diperoleh dari nilai cronbach’s alpha dan nilai composite reliability masing

-masing konstruk. Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila

nilai cronbach’s alpha > 0,7 dan nilai composite reliability >0,7.

Tabel 1.

Reliabilitas dan Validitas

Sumber: Data diolah SmartPLS, 2020

Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh konstruk telah memiliki nilai

AVE di atas 0,5 yang berarti seluruh konstruk telah memenuhi validitas

konvergen yang baik. Begitu pula hasil uji reliabilitas, nilai cronbach’s alpha seluruh konstruk diperoleh > 0,7, dan nilai composite reliability > 0,7 yang

berarti seluruh konstruk telah memenuhi reliabilitas konstruk yang baik.

D.2 Signifikasi Hubungan Langsung (Direct Effect)

Kriteria uji signifikasi merujuk pada ketentuan jika diperoleh nilai p value < 0,5 maka Ho ditolak dan disimpulkan variabel eksogen berpengaruh

signifikan dengan variabel endogen, sedangkan jika nilai p value > 0,5 maka

Ho diterima dan disimpulkan bahwa variabel eksogen tidak berpengaruh

terhadap variabel endogen (Ghozali, 2016). Hasil estimasi model struktural diperoleh dari uji bootstrapping test sebagai berikut.

Page 7: INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 4/Nomor 1/Juli 2021 (Hal. 617-629)

623

Tabel 2.

Hasil Uji Signifikasi

Sumber: Data diolah SmartPLS, 2020

Penjelasan:

1. Pengaruh Brainstroming terhadap Penilaian Resiko (BS→PR) dinyatakan

oleh nilai koefisien original sample (0,148) positif yang artinya

Brainstroming berpengaruh positif dengan Penilaian Resiko. Adapun nilai

p value pengaruh brainstorming dengan Penilaian Resiko (BS →PR) yang diperoleh (0,017) pada t statistic (2,160).

2. Pengaruh Brainstroming terhadap Independensi Auditor (BS→IA)

dinyatakan oleh nilai koefisien original sample (-0,060) negatif yang artinya

Brainstroming berpengaruh negatif dengan Independensi Auditor. Adapun

nilai p value pengaruh brainstorming dengan independesi auditor (BS→IA)

yang diperoleh (0,159) pada t statistic (1,002).

3. Pengaruh Brainstroming terhadap Komitmen Organisasi (BS→KO)

dinyatakan oleh nilai koefisien original sample (0,901) positif yang artinya

Brainstroming berpengaruh positif dengan Komitmen Organisasi. Adapun

nilai p value pengaruh Brainstorming dengan Komitmen Organisasi (BS→KO) yang diperoleh (0,000) pada t statistic (24,577).

4. Pengaruh Keahlian Auditor terhadap Penilaian Resiko (KA→PR)

dinyatakan oleh nilai koefisien original sample (0,328) positif yang artinya

Keahlian Auditor berpengaruh positif Penilaian Resiko. Adapun nilai p value pengaruh Keahlian Auditor dengan Penilaian Resiko (KA→PR) yang

diperoleh (0,000) pada t statistic (4,054).

5. Pengaruh Keahlian Auditor terhadap Komitmen Organisasi (KA→KO)

dinyatakan oleh nilai koefisien original sample (-0,031) negatif yang artinya

Keahlian Auditor berpengaruh negatif dengan Komitmen Organisasi. Adapun nilai p value pengaruh Keahlian Auditor dengan Komitmen

Organisasi (KA→KO) yang diperoleh (0,079) pada t statistic (1,419).

6. Pengaruh Keahlian Auditor terhadap Independensi Auditor (KA→IA)

dinyatakan oleh nilai koefisien original sample (0,755) positif yang artinya

Keahlian Auditor berpengaruh positif dengan Independensi Auditor.

Adapun nilai p value pengaruh Keahlian Auditor dengan independesi

auditor (KA→IA) yang diperoleh (0,000) pada t statistic (14,453).

7. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Penilaian Resiko (IA→PR) dinyatakan oleh nilai koefisien original sample (0,629) positif yang artinya

Independensi Auditor berpengaruh positif dengan Penilaian Resiko.

Adapun nilai p value pengaruh Independensi Auditor dengan Penilaian

Resiko (IA →PR) yang diperoleh (0,000) pada t statistic (8,802).

Page 8: INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

624

Independensi dan Komitmen Organisasi: Memediasi Pengaruh Brainstorming dan Keahlian Auditor Terhadap Penilaian Risiko Agus Mulyono, Helmi Yazid, Elvin Bastian

8. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Penilaian Resiko (KO→PR) dinyatakan oleh nilai koefisien original sample (-0,116) negatif yang artinya

Komitmen Organisasi berpengaruh negatif Penilaian Resiko. Adapun nilai

p value pengaruh Komitmen Organisasi dengan Penilaian Resiko (KO→PR)

yang diperoleh (0,053) pada t statistic (1,629).

D.3 Signifikasi Pengaruh Tidak Langsung (Inderrect effect)

Berikut disajikan hasil uji inderrect effect dari Brainstroming dan Keahlian

Auditor dengan Penilaian Resiko, yaitu:

Tabel 3.

Hasil Uji Inderrect Effect

Sumber: Data diolah SmartPLS, 2020

Penjelasan:

1. Diperoleh nilai p value pengaruh tidak langsung Brainstroming melalui

Independensi Auditor terhadap Penilaian Resiko (BS→IA→PR) sebesar (0,166) dengan original sample (-0,038). Oleh karena nilai p value yang

diperoleh tidak signifikan maka disimpulkan Independensi Auditor tidak

dapat memediasi pengaruh Brainstroming terhadap Penilaian Resiko.

Untuk mengetahui kekuatan mediasi yang diberikan, dapat dihitung:

Pengaruh langsung (a) = 0,148

Pengaruh tidak langsung (b) = -0,038

Total pengaruh (c) = 0,110 VAF (b/c) = -0,345

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilai VAF sebesar -0,345.

Hal ini menunjukkan bahwa Independensi Auditor tidak dapat memediasi

pengaruh Brainstroming terhadap Penilaian Resiko. Brainstroming terbukti

memiliki pengaruh signifikan terhadap Penilaian Resiko. Tetapi menjadi tidak

signifikan ketika melewati Independensi Auditor sebagai mediasi. Sehingga hasil tersebut membuktikan bahwa Independensi Auditor tidak dapat

memediasi pengaruh Brainstroming terhadap Penilaian Resiko.

2. Diperoleh nilai p value pengaruh tidak langsung Keahlian Auditor melalui

Independensi Auditor terhadap Penilaian Resiko (KA→IA→PR) sebesar

(0,000) dengan original sample (0,475). Oleh karena nilai p value yang

diperoleh signifikan maka disimpulkan Independensi Auditor dapat

memediasi pengaruh Keahlian Auditor terhadap Penilaian Resiko. Untuk mengetahui kekuatan mediasi yang diberikan, dapat dihitung:

Pengaruh langsung (a) = 0,328

Pengaruh tidak langsung (b) = 0,475

Total pengaruh (c) = 0,803

VAF (b/c) = 0,591

Page 9: INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 4/Nomor 1/Juli 2021 (Hal. 617-629)

625

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilai VAF sebesar 0,591.

Hal ini menunjukkan bahwa Independensi Auditor dapat memediasi pengaruh Keahlian Auditor terhadap Penilaian Resiko. Keahlian Auditor terbukti

memiliki pengaruh signifikan terhadap Penilaian Resiko. Nilainya tetap

signifikan ketika melewati Independensi Auditor sebagai mediasi. Sehingga

hasil tersebut membuktikan bahwa adanya pengharuh mediasi Independensi

Auditor pada Keahlian Auditor terhadap Penilaian Resiko. 3. Diperoleh p value pengaruh tidak langsung Brainstroming melalui

Komitmen Organisasi terhadap Penilaian Resiko (BS→KO→PR) sebesar

(0,060) dengan original sample (-0,105). Oleh karena nilai p value yang

diperoleh tidak signifikan maka disimpulkan Komitmen Organisasi tidak

dapat memediasi pengaruh Brainstroming terhadap Penilaian Resiko.

Untuk mengetahui kekuatan mediasi yang diberikan, dapat dihitung:

Pengaruh langsung (a) = 0,148 Pengaruh tidak langsung (b) = -0,105

Total pengaruh (c) = 0,043

VAF (b/c) = -0,709

Berdasarkan hasil perhitungan atas diperoleh nilai VAF sebesar -0,709.

Hal ini menunjukkan bahwa Komitmen Organisasi tidak dapat memediasi pengaruh Brainstroming terhadap Penilaian Resiko. Brainstroming terbukti

memiliki pengaruh signifikan terhadap Penilaian Resiko. Tetapi menjadi tidak

signifikan ketika melewati Komitmen Organisasi sebagai mediasi. Sehingga

hasil tersebut membuktikan bahwa Komitmen Organisasi tidak dapat

memediasi pengaruh Brainstroming terhadap Penilaian Resiko.

4. Diperoleh p value pengaruh tidak langsung Keahlian Auditor melalui

Komitmen Organisasi terhadap Penilaian Resiko (KA→KO→PR) sebesar (0,182) dengan original sample (0,004). Oleh karena nilai p value yang

diperoleh tidak signifikan maka disimpulkan Komitmen Organisasi tidak

dapat memediasi pengaruh Keahlian terhadap Penilaian Resiko. Untuk

mengetahui kekuatan mediasi yang diberikan, dapat dihitung :

Pengaruh langsung (a) = 0,328

Pengaruh tidak langsung (b) = 0,004

Total pengaruh (c) = 0,332 VAF (b/c) = 0,012

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai VAF sebesar 0,012. Hal ini

menunjukkan bahwa Komitmen Organisasi tidak dapat memediasi pengaruh

Keahlian Auditor terhadap Penilaian Resiko. Keahlian Auditor terbukti

memiliki pengaruh signifikan terhadap Penilaian Resiko. Tetapi menjadi tidak signifikan ketika melewati Komitmen Organisasi sebagai mediasi. Sehingga

hasil tersebut membuktikan bahwa Komitmen Organisasi tidak dapat

memediasi pengaruh Keahlian Auditor terhadap Penilaian Resiko. Dari hasil uji

mediasi yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa Independensi

Auditor hanya memberi pengaruh mediasi pada Keahlian Auditor terhadap

Penilaian Resiko, tetapi tidak mampu memberi pengaruh mediasi pada Brainstroming terhadap Penilaian Resiko. Sedangkan Komitmen Organisasi

tidak memberi pengaruh mediasi pada Brainstroming terhadap Penilaian

Resiko begitu juga pada Keahlian Auditor terhadap Penilaian Resiko.

Page 10: INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

626

Independensi dan Komitmen Organisasi: Memediasi Pengaruh Brainstorming dan Keahlian Auditor Terhadap Penilaian Risiko Agus Mulyono, Helmi Yazid, Elvin Bastian

D.4 Pembahasan Hasil uji hipotesis 1 dinyatakan signifikan karena p value (0,017) < (0,05)

pada t statistic (2,160) yang menunjukkan bahwa Brainstroming berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Penilaian Resiko Fraud. Hasil penelitian ini

memberikan bukti empiris bahwa semakin tinggi atau berkualitas

brainstorming yang dilaksanakan sebelum proses audit semakin berkualitas

pula penialaian resiko fraud yang dilakukan selama melaksanakan proses

audit. Maka dapat disimpulkan bahwa brainstorming mampu mempengaruhi

dalam penilaian resiko fraud. Brainstorming juga menghasilkan ide-ide yang

berkualitas dalam menunjang proses penilaian resiko. Hal ini mendukung pendapat Carpenter (2007) yang menyatakan Brainstroming menghasilkan ide-

ide kecurangan yang lebih berkualitas dibandingkan dengan individu karena

Brainstroming diharapkan dapat mengungguli individu bahkan ketika bantuan

keputusan tersedia. Begitu pula pendapat O‟Donnell et al. (2000) yang

menemukan Brainstroming meningkatkan pengendalian internal untuk

lingkungan sistem informasi.

Hasil uji hipotesis 2 dinyatakan tidak signifikan karena p value (0,159) > (0,05) pada t statistic (1,002) sehingga disimpulkan tidak terdapat pengaruh

signifikan antara Brainstroming terhadap Independensi Auditor. Berdasarkan

observasi dan analisis terhadap pernyataan dari seluruh responden, diketahui

bahwa ini ide-ide, pemikiran, dan kumpulan pendapat berkualitas yang

dihasilkan dari proses Brainstorming tidak berpengaruh signifikan terhadap

etika yang harus dijaga oleh seorang auditor, berupa kejujuran, tidak mudah

dipengaruhi, dan tidak memihak kepentingan siapapun yang merupakan salah satu komponen dari independensi auditor. Sehebat apapun Brainstorming yang

menghasilkan ide-ide, kesepakatan, dan strategi dalam pelaksanaan audit

tidak akan berpengaruh terhadap etika seorang auditor dalam menjalankan

tugasnya, karena etika berkaitan dengan sikap, sifat, dan karakter individu

yang melekat kepada diri seseorang, sementara brainstorming adalah

kesepakatan bersama dalam tim. Hasil penelitian ini bertentangan dengan

penelitian Carpenter (2011) dan Dusenbury & Reimers (2010). Hasil uji hipotesis 3 dinyatakan signifikan karena p value (0,000) < (0,05)

pada t statistic (24,577) dan menunjukkan bahwa Brainstroming berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasi. Kemauan yang kuat

untuk bekerja demi organisasi dan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi

anggota organisasi sangat dipengaruhi oleh ide-ide, gagasan, curah pendapat,

dan strategi dari proses Brainstorming. Ide-ide dan strategi berkualitas untuk

tetap menjaga loyalitas dalam mewujudkan tujuan organisasi adalah bukti konkrit bahwa Brainstorming yang telah dilakukan seorang auditor sangat

berpengaruh terhadap komitmen organisasi auditor tersebut. Hal ini sejalan

dengan pendapat Carpenter (2007) yang menyatakan bahwa interaksi grup

selama proses brainstorming membuat tim menghasilkan lebih banyak kualitas

ide dan informasi, untuk memperkuat komitmen dengan organisasinya.

Hasil uji hipotesis 4 dinyatakan signifikan karena p value (0,000) < (0,05)

pada t statistic (4,054) dan menunjukkan bahwa Keahlian Auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penilaian Resiko Fraud. Dari penelitian ini

dapat disimpulkan seorang auditor harus memiliki keahlian dalam mendeteksi

kecurangan. Semakin tinggi keahlian yang dimiliki seorang auditor maka

akan semakin berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam penilaian

resiko fraud. Keahlian tersebut mencakup antara lain merencanakan

Page 11: INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 4/Nomor 1/Juli 2021 (Hal. 617-629)

627

pemeriksaan, menyusun Program Kerja Audit (PKA), melaksanakan PKA,

menyusun Kertas Kerja Audit (PKA), menyusun Laporan Hasil Audit (LHA), mendistribusikan LHA, dan memonitor Tindak Lanjut Hasil Audit (TLHA). Hal

ini mendukung pendapat Purba (2015) serta pendapat lainnya yang

menjelaskan bahwa pengetahuan dan kemampuan menyelesaikan masalah

merupakan kriteria penting dalam keahlian kinerja auditor. Kedua keahlian ini

bisa menjadi kekuatan seorang auditor dalam menyelesaikan masalah kecurangan.

Hasil uji hipotesis 5 dinyatakan tidak signifikan karena diperoleh p value

(0,079) > (0,5) pada t statistic (1,419). Hal ini menunjukkan bahwa Keahlian

Auditor tidak berpengaruh terhadap Komitmen Organisasi. Keahlian auditor

dalam melaksanakan tugas auditnya yang meliputi keahlian dalam hal

pemeriksaan, penguasaan masalah yang diperiksanya, dan pengetahuan yang

dapat menunjang tugas pemeriksaan, tidak akan berpengaruh terhadap sikap atau bentuk perilaku seorang auditor terhadap organisasi yang menaunginya

dalam bentuk loyalitas dan pencapaian visi, misi, nilai dan tujuan organisasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Trisnaningsih (2007) yang menunjukkan

pemahaman good govermance tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja

auditor.

Hasil uji hipotesis 6 dinyatakan signifikan karena diperoleh p value 0,000) < (0.05) pada t statistic (14,453) dan menunjukkan bahwa Keahlian Auditor

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Independensi Auditor. Dari hasil

penilitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi dan independensi

seorang auditor menjadi karakterisktik yang harus dimiliki oleh seorang

auditor untuk menjalankan profesinya. Dengan keahlian auditor berupa

keahlian dalam pemeriksaan, penguasaan masalah yang diperiksanya, dan

pengetahuan yang dapat menunjang tugas pemeriksaan akan berpengaruh terhadap sikap seorang auditor yang tidak memihak, tidak dapat dipengaruhi,

dan tidak dapat ditekan oleh pihak tertentu dalam mengambil tindakan dan

keputusan. Hal ini mendukung pendapat Lavin (1976) yang dalam

penelitiannya menjelaskan lebih mendalam konsep independensi dalam hal

hubungan antara klien dan auditor melalui pengamatan pihak ketiga.

Banyaknya penelitian mengenai independensi merupakan faktor penting bagi auditor untuk menjalankan profesinya.

Hasil uji hipotesis 7 dinyatakan signifikan karena diperoleh p value (0,000)

< (0,05) pada t statistic (8,802). Hal ini menunjukkan bahwa Independensi

Auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penilaian Resiko Fraud. Berdasarkan hasil observasi dan analisis terhadap kuisioner dari responden

dalam penelitian ini, disebutkan bahwa independensi auditor dalam

melaksanakan tugas auditnya akan berpengaruh terhadap kemampuan penilaian resiko fraud, dimana sikap yang jujur, bebas dari tekanan siapapun,

dan obyektif dalam melaksanakan tugas audit akan membantu dalam

mendeteksi adanya tindakan yang disengaja dalam melakukan penipuan,

penggelapan, dan pelanggaran kepercayaan yang digunakan untuk

mendapatkan keuntungan finansial melalui salah saji yang materil. Hal ini

sejalan dengan pernyataan Fuad (2015) bahwa independensi auditor berpengaruh positif terhadap tanggung jawab auditor dalam mendeteksi

kecurangan.

Hasil uji hipotesis 8 tidak signifikan karena diperoleh p value (0,053) >

(0,05) pada t statistic (1,629). Hal ini menunjukkan bahwa Komitmen

Page 12: INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

628

Independensi dan Komitmen Organisasi: Memediasi Pengaruh Brainstorming dan Keahlian Auditor Terhadap Penilaian Risiko Agus Mulyono, Helmi Yazid, Elvin Bastian

Organisasi tidak berpengaruh terhadap Penilaian Resiko Fraud. Sikap yang

mencerminkan sejauh mana seseorang individu mengenal dan terikat pada organisasinya tidak akan mempengaruhi terhadap cara yang dilakukan oleh

seorang auditor dalam menilai, dan memperoleh bukti audit yang memadai,

serta acuan untuk mengetahui bagian-bagian apa saja yang memiliki

tingkat risiko kecurangan. Hasil ini didukung dari hasil penelitian

(Trisnaningsih, 2007) yang menyatakan komitmen organisasi bukan

merupakan intervening variabel dalam hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor. Tetapi tidak sejalan dengan pendapat (Mayer et al.,

2005) bahwa hubungan komitmen organisasional (affective and continuance)

dengan kinerja adalah positif dan kuat.

E. PENUTUP

E.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan

bahwa brainstroming berpengaruh terhadap komitmen organisasi dan

penilaian resiko fraud, namun tidak berpengaruh terhadap Independensi

Auditor. Keahlian Auditor berpengaruh terhadap Penilaian Resiko Fraud dan

independensi auditor namun tidak berpengaruh terhadap Komitmen

Organisasi. Dalam hal ini hanya variabel mediasi independensi auditor yang terbukti berpengaruh terhadap Penilaian Resiko Fraud, sedangkan komitmen

Organisasi tidak berpengaruh terhadap Penilaian Resiko Fraud.

E.2 Saran

Dari hasil ini maka dapat diberikan beberapa saran terutama untuk

auditor agar dalam menjalankan tugas audit, diharapkan dapat terus menjaga

independensi dan kinerjanya walaupun auditor dihadapkan pada tekanan-tekanan yang ada, baik tekanan yang berasal dari dalam ataupun luar diri

auditor. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan Auditor Inspektorat untuk

memberikan keyakinan memadai atas efisiensi, efektifitas, ketaatan,

kehematan pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi

pemerintah. Selain itu untuk menjamin penggunaan dana publik telah

digunakan secara efektif dan efisien. Disamping itu, dengan mengetahui peluang terjadinya resiko fraud maka auditor inspektorat dapat meningkatkan

kepedulian dengan menyelenggarakan program brainstorming dan pelatihan

lainnya terhadap auditornya dalam rangka untuk membentuk pribadi auditor

inspektorat yang independent dan memiliki komitmen terhadap organisasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, W., & Hartono, J. (2015). Partial Least Square (PLS) – Alternatif

Structural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta:

CV. Andi Offset.

Alles, M. G., Kogan, A., & Vasarhelyi, M. A. (2008). Putting Continuous

Auditing Theory into Practice: Lessons from Two Pilot Implementations.

Journal of Information Systems, 22(2), 195–214. http://doi.org/10.2308/jis.2008.22.2.195

Page 13: INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI: MEDIASI …

Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 4/Nomor 1/Juli 2021 (Hal. 617-629)

629

Alon, A., & Dwyer, P. (2010). “The Impact of Groups and Decision Aid Reliance

on Fraud Risk Assessment”. Management Reserach Review, Vol.33 no.3,pp.240-256

Bastian, I. (2010). Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar, Jakarata:

Erlangga.

Carpenter, T.D. (2007).„„Audit Team Brainstorming, Fraud Risk Identification,

and Fraud Risk Assessment: Implications of SAS No. 99‟‟.The Accounting

Review, Vol. 82 No. 5, pp. 1119-40.

Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Kerr, D. (2013). Fraud-risk Factors and Audit Planning: The Effects of Auditor Rank. Journal of Forensic & Investigative Accounting, 48-76, Vol 5, Issue 2.

Knapp, C. A., & Knapp, M. C. (2001). The effects of experience and explicit

fraud risk assessment in detecting fraud with analytical procedures.

Accounting, Organizations and Society, 26, 25–37. http://doi.org/10.1016/S0361-3682(00)00005-2

Kozloski, T. M. (2011). Knowledge Transfer in the Fraud Risk Assessment Task.

Journal of Forensic & Investigative Accounting, 3(1), 49–85.

LaSalle, R. E. (2007). Effects of the fraud triangle on students‟ risk

assessments. Journal of Accounting Education, 25(1-2), 74–87. http://

doi.org/10.1016/j.jaccedu.2007.03.002.

Minter, D., & Reid, M. (2007). Lightning In A Bottle (Lightning Innovation

Strategy), terj. Haris Priyatno, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, hlm. 57.

Moyes, G. D., & Hasan, I. (1996). An empirical analysis of fraud detection likelihood. Managerial Auditing Journal, 11(3), 41–46. http://

doi.org/10.1108/02686909610115231

O‟Donnell, E., Arnold, V., & Sutton, S. G. (2000). An Analysis of the Group

Dynamics Surrounding Internal Control Assessment in Information Systems Audit and Assurance Domains. Journal of Information Systems,

14, 97–116. http://doi.org/10.2308/jis.2000.14.s-1.97.

Prasetyo, Andrian B. (2017). Dampak Kelompok dan Ketergantungan Bantuan Pengambilan Keputusan pada Penilaian Rrisiko Kecurangan. Jurnal

Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Volome 1, Nomor 1, Maret 2017, Hlm. 1

-18

Purba, Bona P. (2015). Fraud dan Korupsi – Pencegahan, Pendeteksian, dan Pemberantasannya. Jakarta:PT Lestari Kiranatama.

Sari, N. N., & Effendy, H. (2015). Influence Implementation Internal Control To

Quality Audit Internal Education Consultant In Indonesian. International

Journal of Scientific & Technology Research, 24-26, Vol 4, Issue 11.

Sugiyono. (2016). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Tuanakotta, T. M. (2016). Audit Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat.

Yurmaini. (2017). Kecurangan Akuntansi (Fraud Accounting) Dalam Perspektif

Islam. Jurnal Akuntansi dan Bisnis , 93-104, Vol 3, No. 1.


Recommended