+ All Categories
Home > Documents > Infectious and Tropical Pediatric Division Department of...

Infectious and Tropical Pediatric Division Department of...

Date post: 30-Mar-2019
Category:
Upload: dinhtu
View: 219 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
37
Diphtheria 1 1 1 Infectious and Tropical Pediatric Division Department of Child Health Medical Faculty, University of Sumatera Utara
Transcript

Diphtheria

1111

Infectious and Tropical Pediatric Division

Department of Child Health

Medical Faculty, University of Sumatera Utara

DiphtheriaDiphtheriaDiphtheriaDiphtheria

�Greek diphthera (leather hide)

� Caused by Aerobic Gram +ve rods

� Cornyebacterium diphtheriae

2222

� Cornyebacterium diphtheriae

� Exotoxin production only if infected by virus phage infected carrying toxin gene

Gram +ve Bacilli and ColoniesGram +ve Bacilli and ColoniesGram +ve Bacilli and ColoniesGram +ve Bacilli and Colonies

3333

Diphtheria EpidemiologyDiphtheria EpidemiologyDiphtheria EpidemiologyDiphtheria Epidemiology

� Reservoir Human carriersUsually asymptomatic

� Transmission RespiratorySkin and fomites rarely

4444

Skin and fomites rarely

� Temporal pattern Winter and spring

� Communicability Up to several weekswithout antibiotics

Diphtheria EpidemiologyDiphtheria EpidemiologyDiphtheria EpidemiologyDiphtheria Epidemiology

� Coryne bacterium diphtheriae :

1. Toxigenic Corynebacterium diphtheriae :

Strain gravis : severe and fatal

Strain mitis, intermedius and minimus

5555

Strain mitis, intermedius and minimus

2. Non-toxigenic Corynebacterium diphtheriaeWe found at nasopharynx, ear and eyes secretions

PathophysiologyPathophysiologyPathophysiologyPathophysiology of diphtheriaof diphtheriaof diphtheriaof diphtheria

� Invasive minimal

� Develop at mucosal membrane

� Produce exotoxin � spreading by blood and lymphatic circulation

6666

circulation

• Bacterial development ���� toxin• Bacterial development ���� toxin����

breakdown of local tissue����

tissue death����

leucocytes fibrin deposites & blood element

77777777

leucocytes fibrin deposites & blood element

����Membrane

•Tissue breakdown, edema of the membrane ����obstrution of airway

( Tracheo-bronchial / laryngeal diphtheria )

Diphtheria Clinical FeaturesDiphtheria Clinical FeaturesDiphtheria Clinical FeaturesDiphtheria Clinical Features

� Incubation period 2-5 days (range, 1-10 days)

�May involve any mucous membrane� Classified based on site of infection�anterior nasal

8888

�anterior nasal�pharyngeal and tonsillar�laryngeal�cutaneous�ocular�genital

Nasal diphtheriaNasal diphtheriaNasal diphtheriaNasal diphtheria

• Gejala awal sulit dibedakan dengan common cold

• Tanda karakteristik : pengeluaran sekresi hidung,

gejala lain ( - ), demam rendah, kadang2 epistaksis

• Gejala awal sulit dibedakan dengan common cold

• Tanda karakteristik : pengeluaran sekresi hidung,

gejala lain ( - ), demam rendah, kadang2 epistaksis

99999999

• Sekresi hidung ( satu / dua lubang hidung ) ���� serous -

serosanguinous - mucopurulent ���� exkoriasi pada

lubang hidung sebelah luar & bibir bagian atas

( seperti impetigo )

• Sekresi hidung ( satu / dua lubang hidung ) ���� serous -

serosanguinous - mucopurulent ���� exkoriasi pada

lubang hidung sebelah luar & bibir bagian atas

( seperti impetigo )

• Sekret hidung kadang mengaburkan tentang

adanya membran putih pada sekat hidung

• Penderita tidak diobati���� sekresi berlangsung

beberapa hari - beberapa minggu���� sumber

penularan

• Sekret hidung kadang mengaburkan tentang

adanya membran putih pada sekat hidung

• Penderita tidak diobati���� sekresi berlangsung

beberapa hari - beberapa minggu���� sumber

penularan

1010101010101010

penularan

• Antibiotika ���� atasi infeksi

penularan

• Antibiotika ���� atasi infeksi

Pharyngeal and Tonsillar DiphtheriaPharyngeal and Tonsillar DiphtheriaPharyngeal and Tonsillar DiphtheriaPharyngeal and Tonsillar Diphtheria

� Insidious onset of exudative pharyngitis

� Exudate spreads within 2-3 days and may form adherent pseudo membrane

� Membrane may cause respiratory obstruction

11111111

� Membrane may cause respiratory obstruction

� Fever usually not high but patient appears toxic

Tonsillar & Pharyngeal diphtheriaTonsillar & Pharyngeal diphtheriaTonsillar & Pharyngeal diphtheriaTonsillar & Pharyngeal diphtheria

• Timbul secara perlahan

• Tanda-tanda :

malas, anorexia, sakit tenggorokan, panas rendah

���� dalam 24 jam timbul bercak eksudat atau

• Timbul secara perlahan

• Tanda-tanda :

malas, anorexia, sakit tenggorokan, panas rendah

���� dalam 24 jam timbul bercak eksudat atau

1212121212121212

���� dalam 24 jam timbul bercak eksudat atau

membran pada tonsil ���� perluasan membran

( sebagian tonsil sampai menjalar ke dua tonsil,

uvula, palatum molle & dinding faring ) ���� membran

rapuh, lengket & warna putih / abu-abu ���� bila

perdarahan ( + ) warna hitam

���� dalam 24 jam timbul bercak eksudat atau

membran pada tonsil ���� perluasan membran

( sebagian tonsil sampai menjalar ke dua tonsil,

uvula, palatum molle & dinding faring ) ���� membran

rapuh, lengket & warna putih / abu-abu ���� bila

perdarahan ( + ) warna hitam

• Tonsil & faring terlibat ���� pembesaran kelenjar ����

cervical adenitis dan periadenitis ���� “bull neck”

( kasus berat )

• Derajat penyakit tergantung derajat toxemia

• Kasus ringan : membran lepas pada hari ke - 7 - 10

sembuh tanpa gejala

• Tonsil & faring terlibat ���� pembesaran kelenjar ����

cervical adenitis dan periadenitis ���� “bull neck”

( kasus berat )

• Derajat penyakit tergantung derajat toxemia

• Kasus ringan : membran lepas pada hari ke - 7 - 10

sembuh tanpa gejala

1313131313131313

sembuh tanpa gejala

• Kasus berat : kelemahan yang amat sangat, pucat

sangat menonjol, pols halus & cepat, stupor,

koma & meninggal dalam 6 - 10 hari.

• Kasus sedang : sembuh secara perlahan, sering

diikuti komplikasi miokarditis & neuritis

sembuh tanpa gejala

• Kasus berat : kelemahan yang amat sangat, pucat

sangat menonjol, pols halus & cepat, stupor,

koma & meninggal dalam 6 - 10 hari.

• Kasus sedang : sembuh secara perlahan, sering

diikuti komplikasi miokarditis & neuritis

Thick MembraneThick MembraneThick MembraneThick Membrane

14141414

Pseudo membranePseudo membranePseudo membranePseudo membrane

15151515

‘Bull Neck’‘Bull Neck’‘Bull Neck’‘Bull Neck’

16161616

Laryngeal diphtheriaLaryngeal diphtheriaLaryngeal diphtheriaLaryngeal diphtheria

• Lebih sering merupakan lanjutan dari pharyngeal diphtheria ���� jarang berdiri sendiri

• Tanda-tanda : demam, suara serak, batuk, pe-����obstruksi jalan nafas oleh membran����inspiratory stridor, retraksi suprasternal,

• Lebih sering merupakan lanjutan dari pharyngeal diphtheria ���� jarang berdiri sendiri

• Tanda-tanda : demam, suara serak, batuk, pe-����obstruksi jalan nafas oleh membran����inspiratory stridor, retraksi suprasternal,

1717171717171717

inspiratory stridor, retraksi suprasternal, supraclavicular & subcostal

• Kasus berat : berlanjut sampai ke percabangantracheobronchial

• Kasus ringan : akibat pemberian antitoxin ���� sal. nafas baik & membran dikeluarkan dengan

batuk pada hari ke- 6 - 10

inspiratory stridor, retraksi suprasternal, supraclavicular & subcostal

• Kasus berat : berlanjut sampai ke percabangantracheobronchial

• Kasus ringan : akibat pemberian antitoxin ���� sal. nafas baik & membran dikeluarkan dengan

batuk pada hari ke- 6 - 10

• Kasus sangat berat : obstruksi berat ���� anoxia,

penderita sakit parah, sianose, sangat

lemah, koma, berakhir kematian

• Gambaran klinik :

• Kasus sangat berat : obstruksi berat ���� anoxia,

penderita sakit parah, sianose, sangat

lemah, koma, berakhir kematian

• Gambaran klinik :

1818181818181818

- Serupa dengan gambaran mekanikal obstruksi

sal. nafas ok membran, kongesti, oedem

- Tanda toxemia minimal pada saat permulaan

infeksi ok absorpsi toxin sangat kecil

- Serupa dengan gambaran mekanikal obstruksi

sal. nafas ok membran, kongesti, oedem

- Tanda toxemia minimal pada saat permulaan

infeksi ok absorpsi toxin sangat kecil

Tipe difteri yang jarangTipe difteri yang jarangTipe difteri yang jarangTipe difteri yang jarang

• Tempat lain di luar sal. Nafas : kulit, conjunctiva,

aural & vulvovaginal

• Cutaneous diphtheria : ulkus, batas tegas & membran

• Tempat lain di luar sal. Nafas : kulit, conjunctiva,

aural & vulvovaginal

• Cutaneous diphtheria : ulkus, batas tegas & membran

1919191919191919

membran

pada dasar ulkus

• Conjunctival diphtheria : kelopak mata merah, oedem

& membran ( + )

• Aural : sekret purulent terus-menerus

• Vulvovaginal : ulkus mengelompok

membran

pada dasar ulkus

• Conjunctival diphtheria : kelopak mata merah, oedem

& membran ( + )

• Aural : sekret purulent terus-menerus

• Vulvovaginal : ulkus mengelompok

Skin LesionsSkin LesionsSkin LesionsSkin Lesions

20202020

Diphtheria ComplicationsDiphtheria ComplicationsDiphtheria ComplicationsDiphtheria Complications

� Mostly attributable to toxin

� Severity generally related to extent of local disease

� Most common complications are myocarditis and toxic neuritis with palsy

21212121

neuritis with palsy

� Death occurs in 5%-10% for respiratory disease

DiagnosaDiagnosaDiagnosaDiagnosa

• Ditegakkan berdasarkan gejala klinik & pemeriksaan

laboratorium

• Gejala klinik merupakan pegangan utama dalam

• Ditegakkan berdasarkan gejala klinik & pemeriksaan

laboratorium

• Gejala klinik merupakan pegangan utama dalam

2222222222222222

menegakkan diagnosa

• Secara klinik diagnosa ditegakkan dengan melihat

membran tipis warna abu-abu, mirip sarang laba-

laba & mudah berdarah

menegakkan diagnosa

• Secara klinik diagnosa ditegakkan dengan melihat

membran tipis warna abu-abu, mirip sarang laba-

laba & mudah berdarah

Diagnosa bandingDiagnosa bandingDiagnosa bandingDiagnosa banding

1. Nasal diphtheria, diagnosa banding adalah :

- Common cold

- Bila sekret serosanguinous / purulent, harus

dibedakan dari :

1. Nasal diphtheria, diagnosa banding adalah :

- Common cold

- Bila sekret serosanguinous / purulent, harus

dibedakan dari :

2323232323232323

dibedakan dari :

���� Benda asing dalam hidung

���� Sinusitis

���� Adenoiditis

���� Congenital syphilis

dibedakan dari :

���� Benda asing dalam hidung

���� Sinusitis

���� Adenoiditis

���� Congenital syphilis

2. Tonsillar atau dan pharyngeal diphtheria, diagnosa

banding adalah :

- Pharyngitis oleh streptococcus

���� rasa sakit hebat saat menelan, suhu tinggi &

membran tidak lengket pada lesi

2. Tonsillar atau dan pharyngeal diphtheria, diagnosa

banding adalah :

- Pharyngitis oleh streptococcus

���� rasa sakit hebat saat menelan, suhu tinggi &

membran tidak lengket pada lesi

2424242424242424

membran tidak lengket pada lesi

- Infeksi mononucleosis

���� diikuti lymphadenopathy & splenomegali

- Post tonsillectomy faucial membranous

membran tidak lengket pada lesi

- Infeksi mononucleosis

���� diikuti lymphadenopathy & splenomegali

- Post tonsillectomy faucial membranous

3. Laryngeal diphtheria, diagnosa banding adalah :

- Spasmodik dan non spasmodik croup

- Acute epiglotitis

- Laryngo-tracheo bronchitis

3. Laryngeal diphtheria, diagnosa banding adalah :

- Spasmodik dan non spasmodik croup

- Acute epiglotitis

- Laryngo-tracheo bronchitis

2525252525252525

- Aspirasi benda asing

- Pharyngeal dan retropharyngeal abscess

- Laryngeal papiloma

- Hemangioma atau lymphangioma

- Aspirasi benda asing

- Pharyngeal dan retropharyngeal abscess

- Laryngeal papiloma

- Hemangioma atau lymphangioma

Penatalaksanaan Penatalaksanaan Penatalaksanaan Penatalaksanaan

1. Antibiotika

- Tidak sensitif : Penicillin ���� 7 hari

- Sensitif : Erythromycin ���� 7 - 10 hari

- Tujuan pemberian antibiotik ���� membunuh

1. Antibiotika

- Tidak sensitif : Penicillin ���� 7 hari

- Sensitif : Erythromycin ���� 7 - 10 hari

- Tujuan pemberian antibiotik ���� membunuh

2626262626262626

- Tujuan pemberian antibiotik ���� membunuh

kuman penyebab ���� produksi toxin berhenti

2. Antitoxin ( ADS )

- Berasal dari serum kuda

- Harus dilakukan test dulu

- Tujuan pemberian antibiotik ���� membunuh

kuman penyebab ���� produksi toxin berhenti

2. Antitoxin ( ADS )

- Berasal dari serum kuda

- Harus dilakukan test dulu

TEST SENSITIVITAS TERHADAP ANTITOXIN SERUM KUDA :

• 0,1 ml antitoxin yg telah diencerkan 1 : 1000 dalam

NaCl 0,9%, diberikan secara IC atau diteteskan pada

mata.

TEST SENSITIVITAS TERHADAP ANTITOXIN SERUM KUDA :

• 0,1 ml antitoxin yg telah diencerkan 1 : 1000 dalam

NaCl 0,9%, diberikan secara IC atau diteteskan pada

mata.

2727272727272727

mata.

Rx (+) : dalam 20’ dijumpai erythema dg Ø > 10 mm

pada bekas suntikan atau conjunctivitis &

lakrimasi pada test mata

mata.

Rx (+) : dalam 20’ dijumpai erythema dg Ø > 10 mm

pada bekas suntikan atau conjunctivitis &

lakrimasi pada test mata

Bila Rx (+) pemberian dilakukan dengan METODE DESENSITISASI, caranya :

• 0,05 ml dari lar. pengenceran 1 : 20 diberi secara SC• 0,1 ml dari lar. pengenceran 1 : 20 diberi secara SC• 0,1 ml dari lar. pengenceran 1 : 10 diberi secara SC

• 0,1 ml tanpa pengenceran diberi secara SC• 0,3 ml tanpa pengenceran diberi secara IM

Bila Rx (+) pemberian dilakukan dengan METODE DESENSITISASI, caranya :

• 0,05 ml dari lar. pengenceran 1 : 20 diberi secara SC• 0,1 ml dari lar. pengenceran 1 : 20 diberi secara SC• 0,1 ml dari lar. pengenceran 1 : 10 diberi secara SC

• 0,1 ml tanpa pengenceran diberi secara SC• 0,3 ml tanpa pengenceran diberi secara IM

2828282828282828

• 0,3 ml tanpa pengenceran diberi secara IM• 0,5 ml tanpa pengenceran diberi secara IM• 0,1 ml tanpa pengenceran diberi secara IV

Bila Rx (-) ���� sisa antitoxin diberikan secara perlahanmelalui infus.

Bila Rx (+) ���� obati segera dg epinephrine ( 1 : 1000) IV

• 0,3 ml tanpa pengenceran diberi secara IM• 0,5 ml tanpa pengenceran diberi secara IM• 0,1 ml tanpa pengenceran diberi secara IV

Bila Rx (-) ���� sisa antitoxin diberikan secara perlahanmelalui infus.

Bila Rx (+) ���� obati segera dg epinephrine ( 1 : 1000) IV

Di Bagian IKA FK USU :

• Digunakan ADS dosis 40.000 u dalam 200 ml

NaCl 0,9% diberikan perinfus���� selesai dalam 30 -

45 menit

Di Bagian IKA FK USU :

• Digunakan ADS dosis 40.000 u dalam 200 ml

NaCl 0,9% diberikan perinfus���� selesai dalam 30 -

45 menit

2929292929292929

3. KortikosteroidBeberapa peneliti menganjurkan pada miokarditis,

laryngeal atau nasopharyngeal diphtheria

4. Rawatan Penunjanga. Bed rest ���� ditakutkan miokarditis (mgg ke 2-3 / >

)EKG serial ���� deteksi dini tanda2 miokarditis

3. KortikosteroidBeberapa peneliti menganjurkan pada miokarditis,

laryngeal atau nasopharyngeal diphtheria

4. Rawatan Penunjanga. Bed rest ���� ditakutkan miokarditis (mgg ke 2-3 / >

)EKG serial ���� deteksi dini tanda2 miokarditis

3030303030303030

EKG serial ���� deteksi dini tanda2 miokarditisb. Cegah dehidrasi, beri makanan cair tinggi kalori

c. Laryngeal diphtheria tracheostomid. Tanda gagal jantung ( + ) ���� beri digitalis, tetapi

bila aritmia (+) ���� KI digitalise. Paralyse palatum molle & pharyng (+) ���� pasang

polyethylene tube ���� mencegah aspirasi

EKG serial ���� deteksi dini tanda2 miokarditisb. Cegah dehidrasi, beri makanan cair tinggi kalori

c. Laryngeal diphtheria tracheostomid. Tanda gagal jantung ( + ) ���� beri digitalis, tetapi

bila aritmia (+) ���� KI digitalise. Paralyse palatum molle & pharyng (+) ���� pasang

polyethylene tube ���� mencegah aspirasi

Diphtheria Antitoxin (DAT)Diphtheria Antitoxin (DAT)Diphtheria Antitoxin (DAT)Diphtheria Antitoxin (DAT)

� Produced in horses

� First used in the U.S. in 1891

�Used only for treatment of diphtheria

31313131

�Used only for treatment of diphtheria

�Neutralizes only unbound toxin

DTaP, DT, and TdDTaP, DT, and TdDTaP, DT, and TdDTaP, DT, and Td

DTaP, DT

Td, Tdap

Diphtheria

7-8 Lf units

2-2.5 Lf units

Tetanus

5-12.5 Lf units

5 Lf units

32323232

Td, Tdap(adult)

2-2.5 Lf units 5 Lf units

Penanganan kontakPenanganan kontakPenanganan kontakPenanganan kontak

• Isolasi penderita���� cegah penyebaran ke orang lain

Bila hasil kultur (-) 3 x berturut-turut ���� bebas isolasi

• Kontak intim dengan penderita pada orang yang tidak

imun���� kultur rongga hidung & tenggorokan

• Isolasi penderita���� cegah penyebaran ke orang lain

Bila hasil kultur (-) 3 x berturut-turut ���� bebas isolasi

• Kontak intim dengan penderita pada orang yang tidak

imun���� kultur rongga hidung & tenggorokan

3333333333333333

imun���� kultur rongga hidung & tenggorokan

• Immunized carriers���� beri injeksi ulangan DT & obati

dg : - Procaine penicillin 600.000 IU / hari ���� 4 hari

- Benzathine penicillin 600.000 IU, IM, dÖ tunggal

- Erythromycine 40 mg/kg BB/24 jam ���� 7-10 hari

imun���� kultur rongga hidung & tenggorokan

• Immunized carriers���� beri injeksi ulangan DT & obati

dg : - Procaine penicillin 600.000 IU / hari ���� 4 hari

- Benzathine penicillin 600.000 IU, IM, dÖ tunggal

- Erythromycine 40 mg/kg BB/24 jam ���� 7-10 hari

• Nonimmunized asymptomatic carriers harus

dilakukan :

- Pemberian DT dan penicillin

- Diperiksa dokter setiap hari

- Bila tidak bisa dilakukan���� beri ADS 10.000 U

• Nonimmunized asymptomatic carriers harus

dilakukan :

- Pemberian DT dan penicillin

- Diperiksa dokter setiap hari

- Bila tidak bisa dilakukan���� beri ADS 10.000 U

3434343434343434

- Bila tidak bisa dilakukan���� beri ADS 10.000 U

- Bila kontak���� gejala ( + ) ���� obati seperti

penderita difteri

• Terapi profilaksis dengan DT, penicillin & bila ada

indikasi ���� beri antitoxin sebelum kultur dilakukan

- Bila tidak bisa dilakukan���� beri ADS 10.000 U

- Bila kontak���� gejala ( + ) ���� obati seperti

penderita difteri

• Terapi profilaksis dengan DT, penicillin & bila ada

indikasi ���� beri antitoxin sebelum kultur dilakukan

Schick TestSchick TestSchick TestSchick Test

• Tujuan : Untuk mengetahui seseorang mempunyai

antitoxin didalam serumnya

• Bahan : Schick test toxin

• Di BIKA���� produk Perum Biofarma Bandung ����

sediaan 5 cc ���� setiap 1 cc = 1/50 d.l.m ( dosis

• Tujuan : Untuk mengetahui seseorang mempunyai

antitoxin didalam serumnya

• Bahan : Schick test toxin

• Di BIKA���� produk Perum Biofarma Bandung ����

sediaan 5 cc ���� setiap 1 cc = 1/50 d.l.m ( dosis

3535353535353535

sediaan 5 cc ���� setiap 1 cc = 1/50 d.l.m ( dosislethal

minimal ) toxin difteri yang stabil ���� secara IC pada

lengan bawah kiri bagian voler dosis 0,1 cc

• Penderita yang hipersensitif thd toxin ���� perlu

kontrol dengan injeksi DT ( 0,005 Lf ) secara intra

dermal pada lengan yang berbeda

sediaan 5 cc ���� setiap 1 cc = 1/50 d.l.m ( dosislethal

minimal ) toxin difteri yang stabil ���� secara IC pada

lengan bawah kiri bagian voler dosis 0,1 cc

• Penderita yang hipersensitif thd toxin ���� perlu

kontrol dengan injeksi DT ( 0,005 Lf ) secara intra

dermal pada lengan yang berbeda

• Individu yg imun tetapi sensitif thd bahan toxin ����

timbul reaksi thd keduanya ( toxin & toxoid ) ���� Rx

kulit timbul dalam 48-72 jam, kemudian menyusut &

menghilang

• Bila Shick test (+) ���� Rx menetap sampai bbrp hari

• Individu yg imun tetapi sensitif thd bahan toxin ����

timbul reaksi thd keduanya ( toxin & toxoid ) ���� Rx

kulit timbul dalam 48-72 jam, kemudian menyusut &

menghilang

• Bila Shick test (+) ���� Rx menetap sampai bbrp hari

3636363636363636

• Bila antitoxin dalam serum ( - ), tetapi alergi toxoid����

Rx (+) pada ke-2 lengan

Rx suntikan toxin ���� puncak hari ke-5 & menetap

Rx suntikan toxoid���� berkurang hari ke 5 -7

• Bila antitoxin dalam serum ( - ), tetapi alergi toxoid����

Rx (+) pada ke-2 lengan

Rx suntikan toxin ���� puncak hari ke-5 & menetap

Rx suntikan toxoid���� berkurang hari ke 5 -7

• Bila test tanpa kontrol���� pembacaan setelah 5 x 24

jam ���� untuk menghindari pseudo Rx ( menghilang

hari ke-3 - 4 )

• Kriteria penilaian :

• Bila test tanpa kontrol���� pembacaan setelah 5 x 24

jam ���� untuk menghindari pseudo Rx ( menghilang

hari ke-3 - 4 )

• Kriteria penilaian :

3737373737373737

• Kriteria penilaian :

- Rx ( + )���� indurasi merah kecoklatan kadang

nekrosis jarinagn ( + ), Ø 10 mm

- Rx ( - ) ����indurasi ( - ) ���� anak imun

• Kriteria penilaian :

- Rx ( + )���� indurasi merah kecoklatan kadang

nekrosis jarinagn ( + ), Ø 10 mm

- Rx ( - ) ����indurasi ( - ) ���� anak imun


Recommended