+ All Categories
Home > Documents > INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR...

INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR...

Date post: 19-Dec-2020
Category:
Upload: others
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
18
vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER AKIBAT SINDROMA MIOFASIAL OTOT UPPER TRAPEZIUS DIBANDINGKAN INTERVENSI MYOFASCIAL RELEASE TECHNIQUE (MRT) DAN TERAPI ULTRASONIK PADA PEKERJA DI RSPI PURI INDAH Penggunaan obat-obatan analgesik pada penderita sindroma miofasial untuk jangka panjang memiliki efek yang kurang baik, sehingga perlu dicari metode lain yang lebih efektif dan efisien dalam penanganan sindroma miofasial. Sindroma miofasial otot upper trapezius adalah sekumpulan gejala seperti nyeri otot kronis dengan peningkatan sensitivitas terhadap tekanan, adanya spasme otot, tenderness, stiffness, keterbatasan gerak, dan kelemahan upper trapezius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat penurunan disabilitas leher pada pemberian intervensi Integrated Neuromuscular Inhibitation Technique (INIT), Myofascial Release Syndrome (MRT), dan terapi ultrasonik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pre-test dan post-test group design. Eksperimen ini dilaksanakan di RSPI Puri Indah, Jakarta. Sampel penelitian berjumlah 20 orang yang dibagi ke dalam 2 kelompok sampel yaitu 10 orang pada kelompok pertama dan 10 orang pada kelompok kedua. Sampel pada kelompok pertama memiliki usia rata-rata sebesar 30.9 tahun dengan laki-laki sebanyak 4 orang dan perempuan sebanyak 6 orang. Sedangkan pada kelompok kedua memiliki usia rata-rata sebesar 32,8 tahun dengan laki-laki sebanyak 5 orang dan perempuan sebanyak 5 orang. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji independent sample t-test menunjukkan adanya perbedaan yang signikan antara rerata sesudah intervensi disabilitas kelompok pertama dengan rerata sesudah intervensi disabilitas leher kelompok kedua, dengan nilai kelompok pertama (21,6 ± 4,6)% dan kelompok kedua (15,6 ± 3,6)% dengan nilai p < 0,05. Disimpulkan bahwa intervensi Integrated Neuromuscular Inhibitation Technique (INIT) dan terapi ultrasonik lebih menurunkan disabilitas leher pada sindroma miofasial otot upper trapezius, dibandingkan dengan pemberian Myofascial Release Syndrome (MRT) dan terapi ultrasonik. Kata kunci: Sindroma Miofasial, Integrated Neuromuscular Inhibitation Technique (INIT), Myofascial Release Technique (MRT) dan terapi ultrasonik.
Transcript
Page 1: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

vii

ABSTRAK

INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION

TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN

DISABILITAS LEHER AKIBAT SINDROMA MIOFASIAL OTOT UPPER

TRAPEZIUS DIBANDINGKAN INTERVENSI MYOFASCIAL RELEASE

TECHNIQUE (MRT) DAN TERAPI ULTRASONIK PADA PEKERJA

DI RSPI PURI INDAH

Penggunaan obat-obatan analgesik pada penderita sindroma miofasial

untuk jangka panjang memiliki efek yang kurang baik, sehingga perlu dicari

metode lain yang lebih efektif dan efisien dalam penanganan sindroma miofasial.

Sindroma miofasial otot upper trapezius adalah sekumpulan gejala seperti nyeri

otot kronis dengan peningkatan sensitivitas terhadap tekanan, adanya spasme otot,

tenderness, stiffness, keterbatasan gerak, dan kelemahan upper trapezius.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat penurunan

disabilitas leher pada pemberian intervensi Integrated Neuromuscular Inhibitation

Technique (INIT), Myofascial Release Syndrome (MRT), dan terapi ultrasonik.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pre-test dan post-test

group design. Eksperimen ini dilaksanakan di RSPI Puri Indah, Jakarta. Sampel

penelitian berjumlah 20 orang yang dibagi ke dalam 2 kelompok sampel yaitu 10

orang pada kelompok pertama dan 10 orang pada kelompok kedua. Sampel pada

kelompok pertama memiliki usia rata-rata sebesar 30.9 tahun dengan laki-laki

sebanyak 4 orang dan perempuan sebanyak 6 orang. Sedangkan pada kelompok

kedua memiliki usia rata-rata sebesar 32,8 tahun dengan laki-laki sebanyak 5

orang dan perempuan sebanyak 5 orang. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan

uji independent sample t-test menunjukkan adanya perbedaan yang signikan

antara rerata sesudah intervensi disabilitas kelompok pertama dengan rerata

sesudah intervensi disabilitas leher kelompok kedua, dengan nilai kelompok

pertama (21,6 ± 4,6)% dan kelompok kedua (15,6 ± 3,6)% dengan nilai p < 0,05.

Disimpulkan bahwa intervensi Integrated Neuromuscular Inhibitation Technique

(INIT) dan terapi ultrasonik lebih menurunkan disabilitas leher pada sindroma

miofasial otot upper trapezius, dibandingkan dengan pemberian Myofascial

Release Syndrome (MRT) dan terapi ultrasonik.

Kata kunci: Sindroma Miofasial, Integrated Neuromuscular Inhibitation

Technique (INIT), Myofascial Release Technique (MRT) dan terapi ultrasonik.

Page 2: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

viii

ABSTRACT

INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT)

AND ULTRASOUND THERAPY WAS BETTER IN REDUCING NECK

DISABILITY CAUSED BY UPPER TRAPEZIUS MUSCLE MYOFASCIAL

SYNDROME COMPARED TO MYOFASCIAL RELEASE TECHNIQUE

(MRT) AND ULTRASOUND THERAPY ON RSPI PURI INDAH WORKERS

The long term use of analgesic drugs in patients with myofascial syndrome has a

bad effect. So it is very important to find another methods. Upper trapezius

muscle myofascial syndrome is a collection of symptoms such as chronic pain

with increased sensitivity to pressure, muscle spasms, tenderness, stiffness,

limited motion, and weakness of the upper trapezius muscle. The aim of this study

was to compare the rate of decline in the neck disability of interventions for

Integrated Neuromuscular Inhibitation Technique (INIT), Myofascial Release

Syndrome (MRT), and ultrasound therapy. This research used experimental

method with pre-test and post-test group design. This experiment was conducted

in RSPI Puri Indah, Jakarta. These samples included 20 people who were divided

into two groups of samples, are 10 people in the first group and 10 people in the

second group. Samples in the first group had an average age of 30.9 with men as

much as 4 people and women as much as 6 people. While the second group had

an average age of 32.8 with men as much as five people and women as many as

five people. The results of testing the hypothesis by using test independent sample

t-test showed significantly differences between the average after intervention

disability first group with mean after intervention disabilities neck second group,

with the value of the first group (21,6 ± 4,6)% and the second group (15,6 ± 3,6)%

with values p <0.05. It was concluded that the Inhibitation Integrated

Neuromuscular Technique (INIT) and ultrasonic therapy was better in reducing

the neck disability in the upper trapezius muscle myofascial syndrome, compared

to Myofascial Release Syndrome (MRT) and ultrasound therapy. The decline in

neck disability will significantly optimize the functional activity of the cervical

spine.

Keywords: myofascial syndrome, Integrated Neuromuscular Inhibitation

Technique (INIT), Myofascial Release Syndrome (MRT), and ultrasound therapy

Page 3: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

ix

RINGKASAN

INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION

TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN

DISABILITAS LEHER AKIBAT SINDROMA MIOFASIAL OTOT UPPER

TRAPEZIUS DIBANDINGKAN INTERVENSI MYOFASCIAL RELEASE

TECHNIQUE (MRT) DAN TERAPI ULTRASONIK PADA PEKERJA

DI RSPI PURI INDAH

Sindroma miofasial otot upper trapezius adalah sekumpulan gejala-gajala

seperti nyeri otot kronis dengan peningkatan sensitivitas terhadap tekanan, adanya

spasme otot, tenderness, stiffness, keterbatasan gerak, dan kelemahan upper

trapezius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat

penurunan disabilitas leher pada pemberian intervensi Integrated Neuromuscular

Inhibitation Technique (INIT), Myofascial Release Syndrome (MRT), dan terapi

ultrasonik.

Disabilitas merupakan sebuah definisi payung dimana didalamnya terdapat

impairment (body function dan body structure), activity limitation dan

participation retrictions. Sindroma miofasial otot upper trapezius merupakan

salah satu patologi yang menyebabkan timbulnya disabilitas pada leher.

Intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan disabilitas leher akibat

sindroma miofasial otot upper trapezius adalah Integrated Neuromuscular

Inhibitation Technique (INIT), Myofascial Release Syndrome (MRT), dan terapi

ultrasonik.

Integrated Neuromuscular Inhibitation Technique (INIT) merupakan

teknik yang menggabungkan kombinasi ischemic compression, strain counter

strain dan muscle energy technique yang efektif untuk mengurangi nyeri karena

sindroma miofasial otot upper trapezius. Myofascial release technique merupakan

teknik manual yang menerapkan prinsip-prinsip biomekanik dalam pemuatan

jaringan lunak dan modifikasi refleks saraf oleh stimulasi mechanoreceptors di

fascia, Terapi ultrasonik adalah modalitas fisioterapi dengan menggunakan

mekanisme getraran dari gelombang suara ultrasonik yang menghasilkan energi

mekanik dengan frekuensi 1 MHz dan 3 MHz.

Neck Disability Index (NDI) adalah suatu kuesioner untuk mengukur disabilitas

leher secara khusus dan memahami lebih baik bagaimana nyeri leher dapat

mempengaruhi kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Kuesionernya

memiliki 10 macam pertanyaan yang terfokus pada nyeri dan aktifitas hidup

sehari-hari termasuk intensitas nyeri, perawatan diri sendiri, mengangkat,

membaca, sakit kepala, konsentrasi, status bekerja, mengemudi, tidur dan

rekreasi.

Penelitian ini meliputi beberapa tahapan, tahapan pertama adalah

persiapan dan administrasi dengan mempersiapkan surat persetujuan penelitian,

jadwal pelaksanaan, mempersiapkan bahan, alat ukur dan instrumen. Tahapan

Page 4: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

x

kedua adalah tahap penentuan populasi dan pemilihan sampel dengan melakukan

seleksi terhadap sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Tahapan ketiga

adalah tahap pengukuran pertama atau tes awal dengan mengukur nilai disabilitas

leher dengan Neck Disability Index (NDI). Kemudian dilanjutkan dengan tahap

pemberian intervensi INIT, MRT, dan terapi ultrasonik. Intervensi dilakukan

selama 2 minggu. Tahap terakhir adalah tahap pengukuran kedua dengan

mengukur kembali nilai disabilitas leher dengan Neck Disability Index (NDI).

Hasil penelitian diketahui setelah melakukan uji normalitas, untuk data pre

test dan post test pada kelompok satu hasilnya tidak normal (p<0.05). Hasil uji

homogenitas pada semua data diperoleh nilai p>0.05 yang berarti data bersifat

homogen. Untuk uji hipotesis didapatkan hasil : (1) terdapat penurunan disabilitas

leher pada kelompok 1. Hasil Wilcoxon test menunjukkan rerata±SB pre test

(25,6 ± 5,8)% dan rerata±SB post test (4,0 ± 1,6)%. dengan nilai p=0,005

(p<0,05). (2) terdapat penurunan disabilitas leher pada kelompok 2. Hasil t-test

related menunjukkan rerata±SB pre test (26,4 ± 4,4)% dan rerata±SB post test

(10,8 ± 2,1)%. dengan nilai p=0,000 (p<0,05). (3) terdapat perbedaan yang

signifikan pada hasil test NDI pada kelompok 1 dan kelompok 2. Hasil uji

komparasi menunjukkan rerata±SB kelompok 1 (21,6 ± 4,6)% dan rerata±SB

kelompok 2 (15,6 ± 3,6)%. dengan nilai p=0,005 (p<0,05).

Disimpulkan bahwa intervensi Integrated Neuromuscular Inhibitation

Technique (INIT), Myofascial Release Syndrome (MRT), dan terapi ultrasonik

dapat menurunkan disabilitas leher akibat sindroma miofasial otot upper

trapezius. Ada perbedaan yang signifikan pada penurunan disabilitas leher antara

bahwa intervensi Integrated Neuromuscular Inhibitation Technique (INIT) dan

terapi ultrasonik dengan intervensi Myofascial Release Syndrome (MRT) dan

terapi ultrasonik

Page 5: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM…………………………………………………………… i

PRASYARAT GELAR……………………………………………………….. ii

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………... Iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS………………………………….. iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT……………………………….. v

UCAPAN TERIMAKASIH…………………………………………………... vi

ABSTRAK……………………………………………………………………. viii

ABSTRACT…………………………………………………………………………….. ix

RINGKASAN………………………………………………………………….. x

DAFTAR ISI…………………………………………………………………... xii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xvi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. xvii

DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………. xvii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………... xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………....................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah............................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sindroma miofasial Otot upper trapezius........................................... 7

Page 6: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

xii

2.2 Anatomi Terapan………………………………………………......... 8

2.2.1 Otot upper trapezius.................................................................... 8

2.2.2 Histologi otot……....................................................................... 11

2.2.3 Mekanisme kontraksi otot........................................................... 13

2.2.4 Jaringan miofasial………............................................................ 14

2.3 Patologi sindroma miofasial otot upper trapezius............................... 15

2.3.1 Etiologi........................................................................................ 15

2.3.2 Epidemiologi…………………………………………………... 17

2.3.3 Tanda dan gejala sindroma miofasial otot upper trapezius……. 18

2.3.4 Patofisiologi sindroma miofasial otot upper trapezius……...…. 19

2.4 Disabilitas leher………………............................................................. 21

2.4.1 Definisi disabilitas……………………………………………. 21

2.4.2 Mekanisme timbulnya disabilitas leher pada sindroma

miofasial otot upper trapezius.................................................... 22

2.4.3 Patologi fungsional..................................................................... 24

2.5 Assessmen dan diagnosa fisioterapi pada kasus sindroma miofasial.. 25

2.6 Terapi ultrasonik….............................................................................. 27

2.6.1 Pengertian terapi ultrasonik……................................................. 27

2.6.2 Fisika dasar pada terapi ultrasonik……...................................... 28

2.6.3 Efek terapi ultrasonik……………….......................................... 29

2.6.4 Mekanisme Penurunan disabilitas leher akibat sindroma

miofasial m. upper trapezius melalui terapi ultrasonik............... 31

2.6.5 Prosedur penerapan terapi ultrasonic........................................... 32

Page 7: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

xiii

2.7 Integrated Neuromuscular Inhibition Technique (INIT)…….............. 33

2.7.1 Definisi…………….................................................................... 33

2.7.2 Aplikasi INIT............................................................................... 34

2.7.3 Mekanisme Penurunan disabilitas leher akibat sindroma

miofasial dengan intervensi INIT…………...............................

36

2.8 Myofascial Release Technique (MRT)……………………..….............. 38

2.8.1 Definisi…………….................................................................... 38

2.8.2 Manfaat Myofascial Release Technique….................................. 40

2.8.3 Efek Myofascial Release Technique………................................. 40

2.8.4 Aplikasi Myofascial Release Technique….................................. 41

2.8.5 Indikasi dan Kontraindikasi Myofascial Release Technique…... 42

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir............................................................................... 44

3.2 Kerangka Konsep................................................................................ 46

3.3 Hipotesis.............................................................................................. 47

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian................................................................................ 48

4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian............................................................ 49

4.3 Penentuan Sumber Data...................................................................... 49

4.3.1 Populasi Target........................................................................... 49

4.3.2 Populasi Terjangkau………………………………………….. 49

4.3.3 Sampel…………......................................................................... 49

4.3.4Kriteria Eligibilitas....................................................................... 50

Page 8: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

xiv

4.3.5Besar Sampel………………………………………………….. 51

4.3.6 Teknik Penentuan Sampel........................................................... 52

4.4 Variabel Penelitian.............................................................................. 53

4.5 Definisi Operasional Variabel............................................................. 53

4.6 Instrumen Penelitian........................................................................... 55

4.7 Prosedur penelitian.............................................................................. 55

4.8 Prosedur Pelaksanaan Intervensi......................................................... 58

4.9 Teknik Analisis Data........................................................................... 61

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Deskripsi Data Penelitian…………………………………………… 63

5.2 Uji Normalitas dan Homogenitas Data…..…………………………. 65

5.3 Uji Statistik Disabilitas Leher Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Pada Kelompok 1 dan 2……………………………………………...

66

5.4 Uji Statistik Penurunan Disabilitas Leher Pada Kelompok 1 dan 2… 67

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Subyek Penelitian………………………………….…. 69

6.2 Intervensi INIT dan terapi ultrasonik dapat menurunkan

disabilitas leher pada sindroma miofasial otot upper trapezius…… 72

6.3 Intervensi MRT dan terapi ultrasonik dapat menurunkan

disabilitas leher pada sindroma miofasial otot upper trapezius…... 75

6.4 Intervensi INIT dan terapi ultrasonik lebih menurunkan

disabilitas leher dibandingkan intervensi MRT dan

terapi ultrasonik pada sindroma miofasial otot upper trapezius….. 77

Page 9: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

xv

6.5 Keterbatasan Penelitian…………………………………………….. 80

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN………………………………………… 81

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………. 87

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan karakteristik tipe serabut otot.......................................... 12

Tabel 2.2 Klasifikasi Tipe Serabut Otot………............................................... 12

Tabel 2.3 Hasil Score NDI ............................................................................... 22

Tabel 5.1 Karakteristik Sampel...…...………………………………………… 63

Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Disabilitas leher dengan NDI…………………… 65

Tabel 5.3 Uji Normalitas Saphiro-wilk test…………………………………… 65

Tabel 5.4 Uji homogenitas dengan Levene’s test………………..……………. 66

Tabel 5.5 Uji Statistik Disabilitas Leher Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Pada Kelompok 1 dan 2……………………………………….……. 67

Tabel 5.6 Uji Statistik Penurunan Disabilitas Leher Pada Kelompok 1 dan 2… 68

Page 10: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Referred pain sindroma miofasial upper trapezius................. 8

Gambar 2.2 Otot upper trapezius………..................................................... 9

Gambar 2.3 Area dermatom dan nervina……..………………………….. 10

Gambar 2.4 Bagian-bagian otot……..………………………..………….. 11

Gambar 2.5 Mekanisme kontraksi otot........................................................ 13

Gambar 2.6 Bagian-bagian dari serabut fasia............................................. 15

Gambar 2.7 Trigger point sindroma miofasial otot trapezius..................... 20

Gambar 2.8 Diagram Kalkulasi Dosis Terapi Ultrasonik………………… 28

Gambar 2.9 Efek piezoelectric pada ultrasonik............................................ 31

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 46

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian………………………………................ 48

Page 11: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

xvii

DAFTAR SINGKATAN

a. = arteri

ADL = Activity Daily Living

INIT = Integrated Neuromuscular Inhibitation Technique

m. = musculus

MET = Muscle Energy Technique

MRT = Myofascial Release Technique

n. = nervus

NDI = Neck Disability Index

Os. = ossa

US = ultrasonik

Page 12: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Inform Of Concern………………………………….. 88

Lampiran 2 Lembar persetujuan berpartisipasi sebagai

subyek penelitian………………………………………… 89

Lampiran 3 Prosedur Assesment Sindroma Miofasial

otot upper trapezius……………………………………… 90

Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian RSPI Puri Indah……………………. 91

Lampiran 5 Form Neck Disability Index………………………………. 92

Lampiran 6 Data Sampel Penelitian…………………………………… 93

Lampiran 7 Foto Dokumentasi Penelitian……………………………... 94

Lampiran 8 Analisa Data Penelitian....................................................... 95

Page 13: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

xix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Semakin maraknya penggunaan komputer dan internet menyebabkan

manusia cenderung bekerja statis dan kurang memperhatikan postur tubuh.

Mereka juga kurang memperhatikan batas-batas beban kerja yang dapat

ditolerir oleh tubuh sehingga menyebabkan kelelahan dari tubuh karena beban

kerja yang berlebihan. Kelainan postur tubuh maupun kelelahan karena beban

kerja yang berlebih dapat menimbulkan gangguan gerak dan fungsi pada

tubuh, misalnya pada mata, leher, pundak, punggung atas, dan pinggang.

Salah satu kondisi yang dapat menimbulkan gerak dan fungsi tubuh adalah

sindroma miofasial.

Penelitian terkini mengindikasikan sindroma miofasial sebagai sumber

utama yang paling sering ditemui sebagai penyebab penurunan disabilitas

pada sistem muskuloskeletal sehingga menyebabkan pasien mencari

pertolongan medis (Friction JR, 1985). Penelitian yang dilakukan oleh David

G. Simons menunjukkan dari 13 orang dengan 8 otot yang diteliti hanya satu

orang yang tidak memiliki trigger point dan dua belas orang mempunyai

trigger point di 8 ototnya dengan penyebaran yang berbeda-beda (Simons,

2003).

Pada tahun 2015, dilaporkan adanya 47 pekerja back office RSPI Puri

Indah yang didiagnosa mengalami sindroma miofasial otot upper trapezius

1

Page 14: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

xx

dan dirujuk ke bagian fisioterapi. Dimana 26 orang merupakan pekerja wanita

dan 21 orang merupakan pekerja pria. Sementara total jumlah pekerja back

office di RSPI Puri Indah pada tahun 2015 sebanyak 92 orang.

Penggunaan obat-obatan analgesik pada penderita sindroma miofasial

untuk jangka panjang memiliki efek yang kurang baik, sehingga perlu dicari

metode lain yang lebih efektif dan efisien dalam penanganan sindroma

miofasial. Oleh karena itu, maka peneliti terdorong untuk meneliti lebih lanjut

kasus sindroma miofasial ini, khususnya sindroma miofasial pada otot upper

trapezius.

Sindroma miofasial merupakan suatu kumpulan gejala yang terdiri dari

trigger point/tender point, tender spot, muscle tightness dan muscle twisting

akibat kerusakkan dari fascia dan miofibril pada jaringan otot sehingga

menyebabkan nyeri dari trigger point/tender point pada struktur miofasial,

baik nyeri lokal maupun nyeri menjalar (referred pain). Salah satu lokasi

trigger point yang sering ditemui pada area leher adalah pada otot upper

trapezius. Tidak jarang, rasa nyeri karena sindroma miofasial pada otot upper

trapezius dapat menimbulkan masalah dalam melakukan aktivitas dan fungsi.

Selain nyeri, problem lain yang dapat muncul akibat ketegangan atau

kontraktur jaringan miofasial adalah adanya taut band, spasme otot,

kelemahan otot serta keterbatasan sendi yang disertai penurunan mobilitas

trunk sehingga dapat mengganggu ADL (Activity Daily Living).

Pada kasus sindroma miofasial ini dapat ditangani dengan melakukan

fisioterapi. Teknik fisioterapi yang peneliti pilih pada penelitian ini adalah

2

Page 15: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

xxi

menggunakan teknik INIT (Integrated Neuromuscular Inhibitation

Technique), MRT (Myofascial Release Technique) dan terapi ultrasonik.

Integrated Neuromuscular Inhibitation Technique dapat digunakan

untuk memanjangkan atau mengulur stuktur jaringan lunak (soft tissue) seperti

otot, fasia, tendon, dan ligamen yang mengalami pemendekan secara patologis

sehingga dapat meningkatkan lingkup gerak sendi dan mengurangi nyeri

akibat spasme, pemendekan otot, atau akibat fibrosis (Sara, 1992). Myofascial

release technique merupakan teknik manual yang menerapkan prinsip-prinsip

biomekanik dalam pemuatan jaringan lunak dan modifikasi refleks saraf oleh

stimulasi mechanoreceptors di fascia (Duncan, 2014).

Intervensi sindroma miofasial dengan terapi ultrasonik didasarkan pada

efek-efek terapeutik yang dimiliki oleh gelombang ultrasonik, yaitu efek

heating, mekanik, kavitasi, dan accoustic microstreaming. Terapi ultrasonik

merupakan terapi standar dalam mengatasi sindroma miofasial. Terapi

ultrasonik sering dikombinasikan dengan tehnik manual terapi dalam

mengatasi sindroma miofasial. Peneliti tertarik untuk membandingkan

kombinasi terapi ultrasonik dan metode INIT dengan kombinasi terapi

ultrasonik dan MRT karena kedua kombinasi tehnik ini sangat cocok

diterapkan pada kasus sindroma miofasial otot upper trapezius dengan

pendekatan yang berbeda untuk menurunkan disabilitas leher. Kombinasi

terapi ultrasonik dan INIT pada sindroma miofasial otot upper trapezius dapat

menurunkan ketegangan atau kontraktur jaringan miofasial upper trapezius

sehingga meningkatkan mobilitas sendi leher dan menurunkan derajat

3

Page 16: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

xxii

disabilitas leher. Sedangkan, kombinasi terapi ultrasonik dan MRT pada

sindroma miofasial otot upper trapezius dapat mengurangi nyeri,

meningkatkan fleksibilitas dan mendapatkan postur yang lebih baik sehingga

menurunkan derajat disabilitas leher.

Dalam ‘Clinical guidelines for best practice management of acute and

chronic whiplash-associated disorders’ merekomendasikan penggunaan Neck

Disability Index (NDI) untuk memeriksa faktor risiko dan mengevaluasi

efektifitas penanganan gangguan pada leher (IASP, 1990). Disabilitas fungsi

leher yang berbeda antara penderita sindroma miofasial yang satu dengan

yang lainnya mengharuskan penulis memilih tehnik pengukuran yang lebih

efektif untuk kasus ini, sehingga penulis memilih untuk menggunakan metode

pengukuran gangguan fungsional menggunakan Neck Disability Index (NDI)

sebagai indikator untuk melihat disabilitas yang dirasakan oleh pasien,

sehingga sampel lebih mudah menilai derajat disabilitas yang dihadapinya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti dan

mengetahui lebih mendalam mengenai sindroma miofasial pada otot upper

trapezius dan juga membandingkan antara intervensi Integrated

Neuromuscular Inhibitation Technique (INIT) dan terapi ultrasonik

dibandingkan dengan intervensi Myofascial Release Technique (MRT) dan

terapi ultrasonik dalam menurunkan disabilitas leher akibat sindroma

miofasial otot upper trapezius pada pekerja di RSPI Puri Indah.

4

Page 17: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

xxiii

1.2. Perumusan Masalah

1. Apakah intervensi INIT dan terapi ultrasonik dapat menurunkan disabilitas

leher pada sindroma miofasial otot upper trapezius pada pekerja di RSPI

Puri Indah?

2. Apakah intervensi MRT dan terapi ultrasonik dapat menurunkan

disabilitas leher pada pada sindroma miofasial otot upper trapezius pada

pekerja di RSPI Puri Indah?

3. Apakah intervensi INIT dan terapi ultrasonik lebih menurunkan disabilitas

leher pada sindroma miofasial otot upper trapezius, dibandingkan dengan

pemberian MRT dan terapi ultrasonik pada pekerja di RSPI Puri Indah?

1.3.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui intervensi INIT dan terapi ultrasonik dapat menurunkan

disabilitas leher pada sindroma miofasial otot upper trapezius pada pekerja

di RSPI Puri Indah?

2. Untuk mengetahui intervensi MRT dan terapi ultrasonik dapat

menurunkan disabilitas leher pada pada sindroma miofasial otot upper

trapezius pada pekerja di RSPI Puri Indah?

3. Untuk mengetahui intervensi INIT dan terapi ultrasonik lebih menurunkan

disabilitas leher pada sindroma miofasial otot upper trapezius,

dibandingkan dengan pemberian MRT dan terapi ultrasonik pada pekerja

di RSPI Puri Indah?

5

Page 18: INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR ......vii ABSTRAK INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE (INIT) DAN TERAPI ULTRASONIK LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER …

xxiv

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Akademis

Memberikan kontribusi akademis tentang konsep penanganan

disabilitas leher akibat sindroma miofasial otot upper trapezius,

khususnya menggunakan intervensi INIT, MRT, dan terapi ultrasonik.

Penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian untuk pengembangan

penelitian selanjutnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Sebagai referensi atau bahan pertimbangan bagi fisioterapis di dalam

memberikan pelayanan fisioterapi khususnya pada pasien-pasien nyeri

leher terutama untuk menurunkan disabilitas fungsi leher akibat

sindroma miofasial otot upper trapezius.

6


Recommended