+ All Categories
Home > Documents > Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Date post: 07-Feb-2016
Category:
Upload: kelik-ismail
View: 196 times
Download: 23 times
Share this document with a friend
Description:
For you this is Introduction for Seismic Reservoir.. Enjoy!
Popular Tags:
236
Copyright ® PCJL, 2012 Introduction to Seismic Reservoir Characterizations M. Noor Alamsyah – Geophysicist Jabung Exploitation Department PetroChina International Jabung Ltd. Technical Presentation
Transcript
Page 1: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Introduction to Seismic Reservoir Characterizations

M. Noor Alamsyah – Geophysicist Jabung Exploitation Department

PetroChina International Jabung Ltd. Technical Presentation

Page 2: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Contents

Pendahuluan

Konsep Dasar Interpretasi Seismik Refleksi

Analisa Fisika Batuan

Seismik Inversi

Seismik Atribut

AVO / AVA

http://rocksolidimages.com

Page 3: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Batasan Materi Presentasi : Materi-materi yang disampaikan hanya membahas hal-hal yang pokok dan mendasar berkaitan dengan Karakterisasi Reservoar Seismik. Untuk lebih mendalami masing-masing metoda dan materi-materi pendukungnya disarankan untuk membaca literatur dan publikasi serta mengikuti pelatihan yang membahas secara khusus masing-masing metoda atau materi tersebut.

Page 4: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 5: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Contents

Pendahuluan

Definisi

Eksplorasi & Pengembangan (E&P)

Karakterisasi Reservoar Terpadu Dalam Pengembangan Lapangan

Interaksi Multidisiplin Dalam Pengelolaan Reservoar Terpadu

Data Utama, Masalah Umum & Metoda Karakterisasi Reservoar Seismik

Konsep Dasar Interpretasi Seismik Refleksi

Seismik Stratigrafi untuk Karakterisasi Reservoar

Analisa Fisika Batuan

Seismik Inversi

Seismik Atribut

AVO / AVA

Page 6: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Karakterisasi Reservoar => Proses pendeskripsian secara kualitatif dan/atau kuantitatif karakter reservoar dengan menggunakan semua data yang tersedia.

(Sukmono, et. all , 2001)

Definisi

Karakterisasi Reservoar => Proses pendeskripsian secara kualitatif dan/atau kuantitatif karakter reservoar dengan menggunakan data seismik sebagai data utama (primer).

Seismik

Data Sekunder ? => Data non seismik

Mud Log Core Data Wireline Log …dll

Page 7: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

PRO

DU

KSI

-H

C

LAMA PRODUKSI (TAHUN)

Tanpa Karakterisasi reservoar

Dengan Karakterisasi reservoar

Page 8: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

3 Bagian Utama Karakterisasi Reservoar : 1. Delineasi

Pendefinisian Geometri, sesar-sesar dan perubahan fasies yang dapat mempengaruhi produksi reservoar tersebut.

2. Deskripsi Pendefinisian sifat-sifat fisik reservoar (Φ, K, Sw, So, Sg,… dll.) 3. Monitoring

Pemantauan Reservoar dengan adanya penambahan data primer dan/atau sekunder.

(Sukmono, et. all , 2001)

Definisi

1994 2001 2004 2006 2008

Page 9: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Definisi

(Sukmono, et. all , 2001)

Secara umum parameter karakter reservoar meliputi hal-hal sbb (Kelkar, 1982) : 1. Distribusi besar butir dan pori

2. Porositas dan permeabilitas reservoar

3. Distribusi fasies

4. Lingkungan pengendapan

5. Deskripsi cekungan beserta tubuh reservoar

Dalam karakterisasi reservoar seismik dapat digambarkan pada Penampang seismik (section) dan Peta (map)

Section Map

Page 10: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Definisi

Pengelolaan Reservoar => Pemaksimalan nilai ekonomis suatu reservoar dengan mengoptimasi perolehan minyak/gas dan meminimalkan investasi modal dan biaya operasi.

http://www.epmag.com

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 11: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Definisi

5 tujuan dasar strategi pengembangan oleh pengelola reservoar : 1. Meminimalkan biaya pengembangan lapangan / jumlah sumur

2. Optimasi cadangan total

3. Optimasi perolehan produksi

4. Menurunkan biaya operasi lapangan yang dikembangkan

5. Meningkatkan perolehan bila ada justifikasi ekonomis

2 tantangan utama yang dihadapi pengelola reservoar saat ini : 1. Karakterisasi sedini dan seakurat mungkin parameter reservoar meliputi volumetrik,

sifat fluida, litologi dan kontinyuitas.

2. Tingkatan teknik reservoar sedemikian rupa sehingga lapangan dapat dimonitor

seakurat mungkin dan dikelola secara efisien.

Page 12: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

7 Masalah utama strategi pengembangan oleh pengelola reservoar : 1. Bagaimana geometri eksternal reservoar & kemenerusan internal dari ruang pori & fluida

2. Apakah reservoar secara natural mempunyai daya dorong air ?

Bila ya, bagaimanakah geometri akuifer, kemenerusannya dan kekuatannya ?

3. Dimanakah lokasi sumur dan platform terbaik ?

4. Bagaimanakah desain penyelesaian dan perforasi sumur ?

5. Apakah perolehan (recovery) lebih baik bila memakai perpindahan air atau gas ?

6. Apakah dan bilamanakah diperlukan injeksi gas atau air ?

7. Apakah proses EOR (Enhanced Oil Recovery) diperlukan dan kapan ?

Definisi

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 13: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Eksplorasi & Pengembangan (E&P)

Eksplorasi 1. Belum ada sumur produksi

2. Kontrol sumur atas horison target sangat jarang

3. Deteksi horison target dan keekonomian lapangan

4. Data seismik umumnya tidak terikat dengan sumur

Eksploitasi 1. Sudah diketahui adanya hidrokarbon

2. Minimum ada satu sumur produksi

3. Ditentukan luas daerah dan ukuran reservoir

4. Data seismik diikat dengan data sumur

5. Mulai dilakukan karakterisasi reservoir seismik

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 14: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Pengembangan 1. Lapangan Produksi

2. Pengembangan batas reservoir

3. Program penambahan sumur

Geofisika Pengembangan vs Eksplorasi 1. Data seismik telah terkalibrasi dengan data sumur

2. Data seismik digunakan untuk mengukur karakter reservoar dan perubahannya

secara kuantitatif

3. Contoh :

Tahap Explorasi => Bright Spot ≈ Daerah berpori

Tahap Pengembangan

=> Amplitudo seismik telah dikalibrasi terhadap nilai porositas

(dapat diperikrakan tebal dan nilai porositasnya)

Eksplorasi & Pengembangan (E&P)

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 15: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Tahap Explorasi => Bright Spot ≈ Daerah berpori

Page 16: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Tahap Pengembangan => Amplitudo seismik telah dikalibrasi terhadap nilai porositas

(dapat diperikrakan tebal dan nilai porositasnya)

Page 17: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Eksplorasi & Pengembangan (E&P)

2 Alasan utama mengapa pengembangan lapangan lebih diprioritaskan : 1. Produksi lapangan ditingkatkan dengan cara pendefinisian lebih teliti karakter

lapangan migas, diantaranya masalah pemahaman akurat jumlah minyak-gas ditempat

(OGIP,OOIP), kecepatan produksi potensial (Potential Production Rate) dan

pemerolehan se-optimum mungkin (Optimum Recovery).

2. Pada keadaan dimana suplai minyak-gas dan harganya di pasaran dunia tidak menentu,

maka penigkatan produksi pada lapangan matang (mature field) jauh lebih

menguntungkan dibandingkan eksplorasi lapangan baru.

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 18: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Eksplorasi & Pengembangan (E&P)

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 19: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Karakterisasi Reservoar Terpadu dalam Pengembangan Lapangan

Pengelolaan Konvensional => Tujuan Studi Geologi, Geofisika dan Perminyakan sering

terpisah-pisah (Sukmono, et. all , 2001)

Page 20: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Karakterisasi Reservoar Terpadu dalam Pengembangan Lapangan

Pengelolaan Modern => Pendekatan terpadu / multi-disiplin untuk pengembangan reservoar

=> Geologi, Geofisika dan Perminyakan secara terpadu merencanakan

pengambilan data, menganalisis dan mengintegrasikan hasilnya

menjadi sebuah deskripsi target reservoar yang konsisten.

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 21: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Karakterisasi Reservoar Terpadu dalam Pengembangan Lapangan

(Sukmono, et. all , 2001)

Pengelolaan modern dengan pendekatan multi-disiplin terbukti mampu

meningkatkan produksi Migas pada perusahaan.

Page 22: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Karakterisasi Reservoar Terpadu dalam Pengembangan Lapangan

Page 23: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Karakterisasi Reservoar Terpadu dalam Pengembangan Lapangan

TEAMWORK

Page 24: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interaksi Multidisiplin Dalam Pengelolaan Reservoar Terpadu

4 Tahapan Umum suatu proyek pengembangan serta hubungan pekerjaan antar

professional : 1. Tahap Appraisal

2. Tahap Perencanaan

3. Tahap Pengembangan

4. Tahap Pengelolaan

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 25: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interaksi Multidisiplin Dalam Pengelolaan Reservoar Terpadu

1. Tahap Appraisal

• Analisis untuk menentukan apakah pengembangan reservoar layak dilakukan setelah ditemukan akumulasi migas yang besar dari suatu lapangan.

• Geofisikawan berperan dalam pembuatan peta struktur kedalaman horison target dan analisisnya.

(Sukmono, et. all , 2001)

Gambar 1.11. Hubungan kerja pada tahap appraisal (disadur dari Ricahrson & sneider, 1992)

Page 26: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interaksi Multidisiplin Dalam Pengelolaan Reservoar Terpadu

2. Tahap Perencanaan

• Prencanaan pengembangan lapangan secara optimum.

• Optimalisasi jumlah dan lokasi sumur.

• Geofisikawan berperan dalam interpretasi seismik rinci untuk meningkatkan ketelitian pemetaan reservoar.

• Model geologi terbaik sangat vital untuk memahami potensi kinerja reservoar dalam berbagai alternatif pengoperasian. Ahli reservoar memanfaatkan model geologi yang didapat tersebut untuk menderain program injeksi fluida dan jumlah serta lokasi optimim sumur tambahan. Gambar 1.12. Hubungan kerja pada tahap perencanaan

(disadur dari Ricahrson & sneider, 1992) (Sukmono, et. all , 2001)

Page 27: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interaksi Multidisiplin Dalam Pengelolaan Reservoar Terpadu

3. Tahap Pengembangan

Gambar 1.13. Hubungan kerja pada tahap pengembangan (disadur dari Ricahrson & sneider, 1992)

• Perencanaan desain well completions agar bisa “menguras” cadangan dengan jumlah minimum workover .

• Geofisikawan berperan dalam penentuan kontinyuitas pay zone beserta karakteristiknya

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 28: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interaksi Multidisiplin Dalam Pengelolaan Reservoar Terpadu

4. Tahap Pengelolaan

Gambar 1.14. Hubungan kerja pada tahap pengelolaan (disadur dari Ricahrson & sneider, 1992)

• Updating kontinuitas pay zone beserta karakteristiknya seiring dengan bertambahnya data sumur

• Analisis terpadu kinerja reservoar oleh tim terpadu ahli perminyakan dan geosains sangat penting untuk pengelolaan operasi reservoar

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 29: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interaksi Multidisiplin Dalam Pengelolaan Reservoar Terpadu

3 Keuntungan pengelolaan reservoar terpadu : 1. Tim fokus lebih awal pada problem kunci

2. Anggota tim mempunyai keahlian yang berbeda tapi tajam sehingga memungkinkan :

a. Kesadaran dan keahlian memakai teknologi baru

b. Pengembangan basis data yang lebih komprehensif

c. Pemilihan data dan metoda terbaik untuk pemecahan masalah

3. Waktu dan biaya untuk menyelesaikan proyek bisa dikurangi

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 30: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interaksi Multidisiplin Dalam Pengelolaan Reservoar Terpadu

3 Potensi Masalah dalam pengembangan terpadu : 1. Pelatihan dan pengalaman diperlukan untuk membentuk tim yang efektif. Anggota tim

memerlukan keahlian dalam berkomunikasi, pemahaman terhadap teknologi disiplin lain dan keinginan yang kuat untuk bekerja sama.

2. Kontribusi individual anggota tim mungkin tidak “terlihat” oleh manajemen.

3. Peluang untuk promosi anggota tim bisa berkurang bila manajer tim tersebut berasal dari disiplin yang lain.

(Sukmono, et. all , 2001)

Manajemen harus diyakinkan bahwa keuntungan dari solusi yang baik dan cost-effective nilainya jauh lebih tinggi daripada kerugian yang diakibatkan permasalahan masing-masing anggota tim.

=> Struktur organisasional dan gaya manajemen seperti apa yang paling sesuai untuk membuat sinergi tim ini paling effektif belum diketahui (Sheriff, 1992) <=

Page 31: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Data Utama, Masalah Umum & Metoda Karakterisasi Reservoar Seismik

Data Utama yang dipakai dalam Karakterisasi Reservoar Seismik : 1. Data Seismik => Gather, Pre Stack, Post Stack, Enhancement, dll.

2. Data Sumur / Pemboran => Wireline Log, Mud Log, Data Core, dll.

3. Data Engineering => Data Produksi, Data Tekanan Formasi, dll.

4. Data Pendukung => Data geologi lokal dan regional

Masing-masing data mempunyai kekuatan dan kelemahan, khususnya data seismik dan data sumur yang mempunyai perbedaan dalam hal skala dan satuan.

Perlu diintegrasikan untuk pendekatan tersinergi. => Pendekatan Konvensional => Pendekatan Terkalibrasi

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 32: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Data Utama, Masalah Umum & Metoda Karakterisasi Reservoar Seismik

Integrasi untuk pendekatan tersinergi dalam Karakterisasi Reservoar.

(Sukmono, et. all , 2001)

Gambar 1.15. Analisis Konvensional dalam integrasi data sumur dan sintetik

Gambar 1.16. Analisis Terkalibrasi dalam integrasi data sumur dan sintetik

Page 33: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Data Utama, Masalah Umum & Metoda Karakterisasi Reservoar Seismik

Ilustrasi MasalahUmum Karakterisasi Reservoar

Delineasi Kemenerusan Reservoar

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 34: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Data Utama, Masalah Umum & Metoda Karakterisasi Reservoar Seismik

Delineasi Kemenerusan Reservoar

Penapang seismik konvensional (kiri) dan Seismik Inversi (kanan). Contoh Seismik Inversi mampu mengkarakterisasi aspek kontinuitas reservoar karbonat.

Mississippian carbonate (yellow)

http://www.fusiongeo.com/subhtml/analysis.htm

Page 35: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Data Utama, Masalah Umum & Metoda Karakterisasi Reservoar Seismik

Tipikal Analisis Struktur Sesar dalam Penentuan Reservoar Target

(Sukmono, et. all , 2001)

Ilustrasi MasalahUmum Karakterisasi Reservoar

Page 36: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012 http://www.kgs.ku.edu/PRS/publication/

Data Utama, Masalah Umum & Metoda Karakterisasi Reservoar Seismik

Tipikal Analisis Struktur Sesar dalam Penentuan Reservoar Target

Seismik 3D untuk pemahaman detil struktur dari daerah penelitian. Atribut Koherensi dan Dip/Azimuth untuk pemahaman struktur kompleks daerah Offshore Trinidad

Page 37: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Data Utama, Masalah Umum & Metoda Karakterisasi Reservoar Seismik

Penentuan Lokasi Sumur Pengembangan

(Sukmono, et. all , 2001)

Ilustrasi MasalahUmum Karakterisasi Reservoar

Page 38: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Data Utama, Masalah Umum & Metoda Karakterisasi Reservoar Seismik

Penentuan Lokasi Sumur Pengembangan

Seismik 3D untuk pemahaman detil reservoar target dalam penentuan lokasi sumur pengembangan dari daerah Maracaibo-Venezuela.

Original Amplitude dari reservoar target. Warna abuu-abu dan putih menunjukkan sebaran seservoar

Korelasi Original Amplitude terhadap rock types dari reservoar target

Distribusi reservoar yang telah dikorelasikan menggunakan atribut seismik. Warna ungu

dan biru mengindikasikan reservoar yang memiliki kualitas porositas & permeabilitas

yang bagus.

http://kumar.prithivi.net/research.htm

Page 39: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Data Utama, Masalah Umum & Metoda Karakterisasi Reservoar Seismik

Penggunaan Data Seismik untuk Memetakan Ketebalan & Penyebaran areal Reservoar

(Sukmono, et. all , 2001)

Ilustrasi MasalahUmum Karakterisasi Reservoar

Page 40: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Data Utama, Masalah Umum & Metoda Karakterisasi Reservoar Seismik

Penggunaan Data Seismik untuk Memetakan Ketebalan & Penyebaran areal Reservoar

Seismik 3D untuk pemahaman detil reservoar target dalam penentuan penyebaran areal reservoar dari daerah penelitian.

Page 41: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Metoda Seismik Utama dalam Karakterisasi Reservoar : 1. Analisis Seismik Stratigrafi dan System-tract

=> Delineasi Geometri, Korelasi dan Klasifikasi Reservoar

2. Analisis Seismik Inversi

=> Delineasi Geometri, Korelasi dan Deskripsi Sifat Fisik Reservoar

3. Analisis Seismik Atribut

=> Delineasi Geometri, Korelasi dan Deskripsi Sifat Fisik Reservoar

4. Analisis AVO / AVA

=> Deskripsi Sifat Fisik Reservoar

Data Utama, Masalah Umum & Metoda Karakterisasi Reservoar Seismik

Page 42: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Contents

Pendahuluan

Konsep Dasar Interpretasi Seismik Refleksi

Tujuan & Ruang Lingkup

Fasa, Polaritas & Resolusi

Noise Pada Data Seismik

Pengikatan Data Seismik & Sumur (Well Seismic Tie)

Interpretasi Data Seismik

Arti Geologi Rekaman Seismik

Seismik Stratigrafi untuk Karakterisasi Reservoar

Analisa Fisika Batuan

Seismik Inversi

Seismik Atribut

AVO / AVA

Page 43: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Tujuan & Ruang Lingkup

Tujuan Interpretasi secara umum : Untuk menyediakan jawaban yang paling dapat dipertanggung-jawabkan

berdasarkan hasil analisa seluruh data yang ada.

Ruang Lingkup secara umum => Interpretasi untuk Studi Regional => Interpretasi untuk Studi Detail Reservoar

Kualitas Interpretasi dipengaruhi oleh => Faktor Pengalaman => Pengalaman & Pengetahuan Geologi daerah penelitian

Syarat Interpreter secara umum : Harus mampu untuk menganalisa seluruh informasi yang tersedia seperti :

1. Arsitektur Cekungan & Evolusi Cekungan 2. Proses Sedimentasi 3. Prinsip pemrosesan data seismik 4. Data Lubang Bor

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 44: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

http://www.pgs.com

Tujuan & Ruang Lingkup

=> Interpretasi untuk Studi Regional => Interpretasi untuk Studi Detail Reservoar

Page 45: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Fasa, Polaritas & Resolusi

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

2 jenis konvesi polaritas : 1. Standar SEG (Society of Exporation Geophysicist) 2. Standar Eropa.

Pemahaman mengenai jenis polaritas dan fasa yang dipakai dalam penampang seismik sangatlah penting. Kekurangpahaman masalah polaritas dan fasa ini bisa mengakibatkan kesalahan fatal interpretasi

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 46: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Fasa, Polaritas & Resolusi

Adalah penting untuk mengetahui bentuk dasar pulsa atau fasa yang dipakai di dalam pemrosesan data.

2 Jenis Fasa/pulsa dalam rekaman seismik :

(Sukmono, et. all , 2001)

Energi yang berhubungan dengan batas litologi (AI yang berbeda) terkonsentrasi pada onset di bagian muka pulsa tersebut.

Energi yang berhubungan dengan batas litologi (AI yang berbeda) terkonsentrasi pada puncak/peak pada bagian tengah.

Page 47: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Fasa, Polaritas & Resolusi

(Sukmono, et. all , 2001)

3 Kelebihan Fasa Nol (Zero Phase) dalam rekaman seismik :

1. Untuk spektrum amplitudo yang sama, sinyal fasa nol akan selalu lebih pendek dan beramplitudo lebih besar daripada fasa minimum, sehingga rasio sinyal-noise-nya juga akan lebih besar.

2. Amplitudo maksimum sinyal fasa nol umumnya akan selalu berimpit dengan spike refleksi, sedangkan pada kasus fasa minimum, amplitudo maksimum tersebut terjadi setelah spike refleksi terkait.

3. Bentuk wavelet fasa nol simetris sehingga memudahkan piking horison terkait.

Page 48: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Fasa, Polaritas & Resolusi

Contoh penentuan polaritas pada data seismik real, seabed ditunjukkan dengan trough (merah), hal ini berarti polaritas seismik yang digunakan adalah normal SEG.

Apabila tidak ada catatan mengenai fasa/pulsa pada data seismik, maka bisa digunakan horison acuan. Misalnya pada dasar laut (seabed) dan batuan dasar (basement) umumnya mempunyai AI yang lebih besar dari lapisan air atau batuan diatasnya. Sebaliknya reservoar gas mempunyai AI lebih kecil dibandingkan dengan batuan sekitarnya. Dengan menganalisis bentuk wavelet pada horison-horison acuan tersebut maka dapat diketahui jenis polaritas dan fasa yang dipakai.

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 49: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Fasa, Polaritas & Resolusi

Resolusi didefinisikan sebagai jarak minimum antara dua obyek yang dapat dipisahkan oleh gelombang seismik dan berhubungan erat dengan fenomena interferensi.

Salah satu masalah utama metode seismik refleksi adalah timbulnya interferensi respon seismik dari batas AI yang sangat rapat.

Interferensi bisa bersifat negatif atau positif dan peran panjang gelombang serta jenis fasa pulsa seismik sangat kritis dalam hal ini.

(Sukmono, et. all , 2001)

Gambar 2.8. Interferensi destruktif & konstruktif pada gelombang fasa minimum dan polaritas normal (Badley, 1984))

Page 50: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Fasa, Polaritas & Resolusi

Didalam dunia seismik, Resolusi terbagi dua : 1. Resolusi vertikal (temporal) ¼ panjang gelombang seismik (λ), dimana λ= v/ f dengan v adalah kecepatan

gelombang seismik (kompresi) dan f adalah frekuensi. Frekuensi dominan gelombang seismik bervariasi antara 50 and 20 Hz dan

semakin berkurang terhadap kedalaman. Widess[1973] dalam papernya 'How thin is a thin bed', Geophysics, mengusulkan

1/8λ sebagai batas minimal resolusi vertikal. Akan tetapi dengan mempertimbangkan kehadiran noise dan efek pelebaran wavelet terhadap kedalaman maka batas minimal resolusi vertikal yang dipakai adalah 1/4λ.

2. Resolusi lateral (spasial).

Dikenal dengan zona Fresnel (r) dengan: Dengan t adalah waktu tempuh gelombang seismik (TWT/2).

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Page 51: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Fasa, Polaritas & Resolusi

1. Resolusi vertikal (temporal)

(Brown, 2004)

Page 52: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

2. Resolusi lateral (spasial).

Fasa, Polaritas & Resolusi

(Brown, 2004)

Untuk anomali dalam dengan waktu tempuh 4s, v = 5500 m/s dan f = 20 Hz, batas minimal lebar anomali yang mampu dilihat oleh gelombang seismik adalah 1229.8 meter.

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Page 53: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

0

Faktor – Faktor yang mempengaruhi resolusi :

Fasa, Polaritas & Resolusi

(Brown, 2004)

Bumi bersifat low-pass filter

Sangat menentukan dan dipengaruhi oleh beberapa hal

Page 54: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Fasa, Polaritas & Resolusi

Gambar 2.21. Pengaruh sebagai faktor pada kecepatan gelombang seismik (Hiltermann, 1977))

Faktor – Faktor yang mempengaruhi resolusi :

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 55: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Noise Pada Data Seismik

Noise adalah gelombang yang tidak dikehendaki dalam sebuah rekaman seismik atau dengan kata lain seluruh fenomena refleksi yang tidak berkaitan dengan aspek geologi. Data adalah gelombang refleksi (primer) yang dikehendaki. Dalam seismik refleksi, gelombang refleksilah yang dikehendaki sedangkan yang lainya perlu dikenali dan diupayakan untuk diminimalisir / denetralisir efeknya.

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Page 56: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Noise Pada Data Seismik

Noise terbagi menjadi dua kelompok: 1. Noise Koheren (coherent noise) ground roll (dicirikan dengan amplitudo yang kuat dan frekuensi rendah), guided waves atau gelombang langsung (frekuensi cukup tinggi dan datang lebih awal), noise kabel, tegangan listrik (power line noise: frekuensi tunggal, mudah direduksi dengan notch filter), multiple (adalah refleksi sekunder akibat gelombang yang terperangkap). 2. Noise Acak Ambient (random ambient noise). gelombang laut, angin, kendaraan yang lewat saat rekaman, dll.

Meskipun data seismik telah diproses secara intensif, efek dari noise sering masih “tertinggal” dalam rekaman seismik dan dapat menjadi “Jebakan” (pitfall) dalam interpretasi.

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Page 57: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Contoh noise sering masih “tertinggal” dalam rekaman seismik dan dapat menjadi “Jebakan” (pitfall) dalam interpretasi : 1. Multiple

Pengulangan refleksi akibat ’terperangkapnya’ gelombang seismik dalam air laut atau terperangkap dalam lapisan batuan lunak.

2. Difraksi

Reflektor semu yang dihasilkan akibat penghamburan gelombang utama yang menghantam ketidakmenerusan seperti permukaan sesar, ketidakselarasan, pembajian, perubahan kontras jenis batuan, dll.

3. Efek Distorsi Kecepatan Perubahan sifat batuan, misalnya perubahan ketebalan formasi, perubahan fasies dapat menyebabkan perubahan kecepatan. Perubahan ini dapat menyebabkan distorsi pada stacked time section bila dibandingkan dengan hubungan ketebalan dan kedalaman sebenarnya.

Noise Pada Data Seismik

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 58: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Noise Pada Data Seismik

1. Multiple

Gambar diatas adalah rekaman seismik yang menunjukkan fenomena multiple. Perhatikan terdapat 4 multiple akibat dasar laut, berarti gelombang seismik tersebut ‘terperangkap’ empat kali!

(Sukmono, et. all , 2001)

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Page 59: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

2. Difraksi

Noise Pada Data Seismik

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Gambar dibawah menunjukkan difraksi akibat lapisan garam.

Difraksi nampak seperti parabola terbalik yang dapat mengganggu interpretasi seismik. Untuk menghilangkan difraksi dilakukan proses migrasi.

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 60: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

3. Efek Distorsi Kecepatan

Noise Pada Data Seismik

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Gambar diatas ini adalah contoh anomali velocity sag pada zona gas yang terperangkap pada sebuah antiklin (merah terang). Perhatikan reflector biru terang sebagai gas-fluid contact yang ‘melendut’ akibat zona gas diatasnya. Keadaan geologi gas-fluid contact seharusnya adalah flat spot.

Fenomena ini kadang-kadang disebut juga dengan puss-down velocity anomaly. Lawannya adalah pull-up velocity anomaly.

Page 61: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Pengikatan Data Seismik & Sumur (Well Seismic Tie)

Tujuan dilakukannya “Well Seismic Tie” adalah : Untuk meletakkan horison seismik (skala waktu) pada posisi kedalaman sebenarnya dan agar data seismik dapat dikorelasikan dengan data geologi lainnya yang umumnya diplot pada skala kedalaman.

Teknik pengikatan yang umum dipakai adalah dengan memanfaatkan “seismogram sintetik” dari hasil survei kecepatan atau “well velocity survey”.

2 macam survei kecepatan atau “well velocity survey” : 1. Check-Shot Survey 2. VSP (Vertical Seismic Profiling)

(Sukmono, et. all , 2001)

= Proses pengikatan data sumur (well) terhadap data seismik =

Data sumur yang diperlukan untuk well seismic tie adalah : sonic (DT), density (RHOB), dan Well Velocity Survey (T-D Curve).

Page 62: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Pengikatan Data Seismik & Sumur (Well Seismic Tie)

1. Check-Shot Survey

Survey pengukuran waktu tempuh gelombang seismik, dimana posisi sumber gelombang diletakkan di permukaan-dekat lubang bor sementara perekam berada di dalam lubang bor.

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Produk utama dari Check-Shot adalah : Kurva hubungan waktu tempuh dengan kedalaman (TD Curve) yang sangat berguna untuk konversi waktu ke kedalaman, mengkoreksi sonic-sonic corrected check-shot *) untuk keperluan pembuatan seismogram sintetik & memperbaiki kecepatan seismic (velocity scaling).

ilustrasi geometri Check-Shot Survey

ilustrasi gelombang langsung (direct wave) yang berupa minimum phase dengan first break (garis hitam miring) berupa waktu tempuh gelombang seismik .

Page 63: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Pengikatan Data Seismik & Sumur (Well Seismic Tie)

1. Check-Shot Survey

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Data Seismik Seismogram

Sintetik T-D Curve Sonic Corr.

Time

Dep

th

Gambar menunjukkan kurva waktu tempuh dan kedalaman yang di-overlay dengan first break Check-Shot (kiri),sonic corrected checkshot (tengah), sintetik seismogram dan data seismik di sekitar lubang bor.

Page 64: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Pengikatan Data Seismik & Sumur (Well Seismic Tie)

2. VSP (Vertical Seismic Profiling)

Operasi seismik lubang bor dimana sumber seismik diletakkan di permukaan bumi sementara perekam (geophone) diletakkan pada level kedalaman yang berbeda di sepanjang lubang bor. Interval perekam lebih rapat (< 30 m).

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Produk utama dari VSP adalah : Kurva hubungan waktu tempuh dengan kedalaman (TD Curve) Seismogram dari “corridor stack” setelah processing

Page 65: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Pengikatan Data Seismik & Sumur (Well Seismic Tie)

2. VSP (Vertical Seismic Profiling)

Dep

th

Time

After Processing

Page 66: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Pengikatan Data Seismik & Sumur (Well Seismic Tie)

2. VSP (Vertical Seismic Profiling)

Time

Dep

th

Geological Marker

Removed Data

Page 67: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Pengikatan Data Seismik & Sumur (Well Seismic Tie)

Contoh “Well Seismic Tie” Sumur Vertikal - 1

Page 68: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Pengikatan Data Seismik & Sumur (Well Seismic Tie)

Contoh “Well Seismic Tie” Sumur Vertikal - 2

Page 69: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Pengikatan Data Seismik & Sumur (Well Seismic Tie)

Contoh “Well Seismic Tie” - Directional Well

Page 70: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Pengikatan Data Seismik & Sumur (Well Seismic Tie)

Contoh tabulasi dari “Well Seismic Tie” Sumur-sumur pemboran suatu lapangan

WAVELET AND FREQUENCY

Page 71: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

WELL

CORRELATION

Pengikatan Data Seismik & Sumur (Well Seismic Tie)

Contoh tabulasi dari “Well Seismic Tie” Sumur-sumur pemboran suatu lapangan

Page 72: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

WELL SAND THICKNESS top LTAF (twt) ms top LTAF (twt) s V average Tuning Thickness

A B C D E F Total

NEB-001 14.9 82.1 72 73 92 90 334 11400 190.0

NEB-001A 14.32 94.24 45.16 60.79 10.72 225.23 1353 1.353 11500 191.7

NEB-002 19 76 71 21 187 1309 1.309 11400 190.0

NEB-003A 22.1 81 72 54 52.9 282 1305 1.305 10000 166.7

NEB-004 18 74 66 43 33.8 30.2 234.8 1246 1.246 10500 175.0

NEB-005 13.6 78.4 75 69 83 103 319 1427 1.427 11200 186.7

NEB-006 9 72.9 28.8 110.7 1469 1.469 11500 191.7

NEB-007 16 77 71 64 98 96 326 1362 1.362 11600 193.3

NEB-008ST 19 81.9 78.1 97 81.1 357.1 1312 1.312 10700 178.3

NEB-009 20 93.9 74.6 52.5 91 77.5 332 1354 1.354 12000 200.0

NEB-010 28 80 77 43 88 104.97 316 1418 1.418 11800 196.7

NEB-11 17 77.2 83.8 57 235

NEB-012 11.2 78.5 83 69 84.3 99.36 326 1409 1.409 11800 196.7

NEB-013 9 84.6 99.2 53.2 82 132.75 328 1388 1.388 13200 220.0

NEB-014 9.5 83.8 84.7 57 70 90.67 305 1383 1.383 11400 190.0

NEB-015ST 10.9 88 84 52 84.8 319.7 1384 1.384 11800 196.7

NEB-016 8 93 71 59 100 106.19 331 1353 1.353 14000 233.3

NEB-017 17.6 104 71.1 46.9 88 63.94 327.6 1327 1.327 11200 186.7

NEB-018 17.7 85.2 71.9 51 69 59.12 294.8 1415 1.415 11700 195.0

Pengikatan Data Seismik & Sumur (Well Seismic Tie)

Contoh tabulasi dari “Well Seismic Tie” Sumur-sumur pemboran suatu lapangan

Page 73: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Pengikatan Data Seismik & Sumur (Well Seismic Tie)

Contoh tabulasi dari “Well Seismic Tie” Sumur-sumur pemboran suatu lapangan

Res

ervo

ir Th

ickn

ess

Page 74: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interpretasi Data Seismik

Obyek geologi bawah permukaan adalah 3D.

Penampang Seismik 2D merupakan penampang melintang dari objek 3D tersebut.

Seismik 2D

Seismik 3D

Page 75: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Model of two anticlines and one fault with seismic data along Line 6 showing comparative effects of 2-D and 3-D migration (from French, 1974).

“French double-dome” Model

Interpretasi Data Seismik

Perbedaan Kualitas Data Seismik 2D dan 3D

(Brown, 2004)

Page 76: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interpretasi Data Seismik

Perbedaan Kualitas Data Seismik 2D dan 3D

(Brown, 2004)

Page 77: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interpretasi Data Seismik

Konsep Volum Data Seismik 3D

Three sets of orthogonal slices through a data volume provide the basic equipment of the 3-D seismic interpreter.

(Brown, 2004)

Page 78: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interpretasi Data Seismik

Konsep Volum Data Seismik 3D

Potongan Vertikal : Inline => arah pergerakan kapal atau lintasan kabel

Crossline => arah tegak lurus terhadap Inline

Arbitrary line => arah sembarang sesuai kebutuhan. Potongan Horizontal : Time Slice => potongan waktu secara horizontal Tracking : Horizon Slice => potongan sepanjang horison interpretasi

Fault Slice => potongan yang melalui bidang sesar yang

diinterpretasi.

Page 79: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interpretasi Data Seismik

Tahapan Interpretasi Data Seismik secara Umum

Page 80: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interpretasi Data Seismik

Contoh Tahapan Interpretasi Data Seismik secara Umum

Page 81: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Porous sand, with or without hydrocarbons, typically has a sonic or impedance log similar to that on left. Corresponding seismic response in European polarity is shown on right. The amplitudes that should be used to characterize this reservoir are to be found at P and T, and not over the directly corresponding interval AB.

Interpretasi Data Seismik

Interpretasi Horison pada Lapisan Tipis

Page 82: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismic Top

Seismic Base

Seismic Top

Seismic Base

Zero-Phase Interpretation

Minimum-Phase Interpretation

+

-

+

-

+ - 0

European Polarity

Interpretasi Data Seismik

Interpretasi Horison pada Lapisan Tipis

Page 83: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interpretasi Data Seismik

Contoh hasil Interperetasi Struktur (Pemetaan Bawah Permukaan) dari Seismik 2D & 3D

Structural contour map derived from 2-D data from the Gulf of Thailand. (Courtesy Texas Pacific Oil Company Inc.)

Structural contour map derived from 3-D data from the Gulf of Thailand for the same horizon mapped. (Courtesy Texas Pacific Oil Company Inc.)

(Brown, 2004)

Page 84: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interpretasi Data Seismik

Contoh hasil Interperetasi Struktur (Pemetaan Bawah Permukaan) dari Seismik 2D & 3D

(Brown, 2004)

Structural contour map derived from 3-D data from offshore Chile for the same horizon mapped. (Courtesy ENAP).

Page 85: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Interpretasi Data Seismik

Contoh hasil Interperetasi Struktur (Pemetaan Bawah Permukaan) dari Seismik 2D & 3D

Net pay thickness determined from well control only and (B) from 3D seismic and well control. Contour interval is 5 ft, from 0 to 25 ft. The 3D seismic clearly shows the high degree of compartmentalization of the reservoir sandstone, unlike the more continuous nature of the sandstone as mapped from only the well control. Note that some sandstone thicks have not been penetrated by wells (black dots), so represent untapped parts of the total reservoir. After Sippel (1996) and Montgomery (1997).

Page 86: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Derajat Kontinuitas Reflektor dari Data Seismik

Page 87: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Hubungan antara kemiringan (Dip) dan jurus (Strike) terhadap reflektor seismik

(Brown, 2004)

Page 88: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Hubungan antara kemiringan (Dip) dan jurus (Strike) terhadap reflektor seismik 2D

Correlation between the dip line (left) and strike line (right) at the intersection point represented by the vertical black line in the middle of the figure

Page 89: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Hubungan antara kemiringan (Dip) dan jurus (Strike) terhadap reflektor seismik 3D

Time slice at 2000 ms from Gulf of Mexico speculative 3-D survey. Area covers 1600 sq. km. Note four salt domes. (Courtesy Western Geophysical, a division of Baker Hughes.)

A

B

(Brown, 2004)

Page 90: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Geologi Struktur – Contoh Struktur Lipatan (Fold)

http://geoseismic-seasia.blogspot.com

Page 91: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Geologi Struktur – Contoh Sesar Normal

http://www.seismicatlas.org/

Page 92: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Geologi Struktur – Contoh Sesar Geser

http://www.activetectonics.coas.oregonstate.edu/transverse.htm

Page 93: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Geologi Struktur – Contoh Sesar Naik / Anjak

http://www.seismicatlas.org/

Page 94: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Geologi Struktur – Contoh “Listric Fault”

Page 95: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Geologi Struktur – Contoh “Half-Graben”

Page 96: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Interpretasi Stratigrafi / Sedimentasi – Contoh “Channel”

57

60

Horizon slice showing channel intersected (Courtesy Chevron U.S.A. Inc.)

Lines 57 and 60 from a 3-D survey in the Gulf of Mexico showing a tracked horizon above bright events indicating channel intersections. (Courtesy Chevron U.S.A. Inc.) (Brown, 2004)

Page 97: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Interpretasi Stratigrafi / Sedimentasi – Contoh “Channel”

Page 98: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Interpretasi Stratigrafi / Sedimentasi – Contoh Pengendapan Batupasir (Sandstone)

Page 99: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Contoh Konfigurasi Refleksi Khas Endapan Karbonat

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 100: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Contoh Ekspresi Model Paparan Karbonat

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 101: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Contoh Ekspresi Seismik dari Model Paparan Karbonat

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 102: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Contoh Ekspresi Seismik dari Karbonat Buildup

Page 103: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Contoh Ekspresi Seismik dari Karbonat Buildup

Page 104: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Contoh Ekspresi Seismik dari Batuan Dasar (Basement)

Page 105: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Contoh Ekspresi Seismik dari Diapir Garam (Salt Diapir)

Page 106: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Refleksi Akibat Hidrokarbon

Page 107: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Refleksi Akibat Hidrokarbon

Page 108: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Line 182 (upper) and line 137 (lower) over the Heimdal field in the Norwegian North Sea. The reflection from the top of the gas condensate reservoir is blue; the fluid contact reflection is red. (Courtesy Elf Aquitaine Norge a/s.)

Flat Spots

Bright Spots

Flat Spots

Bright Spots

Continue to The Next Slide

Gas Reservoir

Fluid Contact

Arti Geologi Rekaman Seismik Contoh Refleksi Akibat Hidrokarbon – Bright Spot

Line 182

Line 137

(Brown, 2004)

Page 109: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Horizon slice through top reservoir reflection for the Heimdal field in the Norwegian North Sea. Red bar is 3 km. (Courtesy Elf Aquitaine Norge a/s.)

Horizon slice through fluid contact reflection for the Heimdal field in the Norwegian North Sea. (Courtesy Elf Aquitaine Norge a/s.)

182

137

Arti Geologi Rekaman Seismik Contoh Refleksi Akibat Hidrokarbon – Bright Spot

(Brown, 2004)

Page 110: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik Contoh Refleksi Akibat Hidrokarbon – Polarity Reversal

Phase Change

Phase change (polarity reversal) caused by gas on the Northwest Shelf of Australia. Data are zero phase American polarity. (Courtesy West Australian Petroleum Pty.Ltd.)

(Brown, 2004)

Page 111: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik Contoh Refleksi Akibat Hidrokarbon – Anomali Cerobong Gas (Gas Chimney)

Gas Chimney / Gas Cloud => Daerah data buruk diatas struktur yang mengandung gas => Dapat dijadikan karakter kehadiran gas yang “bocor” dan menembus batuan penutup (seal) di atas reservoar. => “Bocor” lewat bidang sesar, kekar atau overpressure yang melebihi kekuatan batuan penutup. => Umumnya kualitas data seismik dibawah daerah cerobong gas ini akan sangat berkurang sehingga menyulitkan pemetaan puncak reservoar.

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 112: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Arti Geologi Rekaman Seismik

Refleksi Akibat Hidrokarbon – Jebakan Dalam Identifikasi Gas :

1. Saturasi Gas : Saturasi gas sebesar 5% sudah dapat mengakibatkan terjadinya anomali amplitudo pada pasir berpori sehingga dapat mengakibatkan kesalahan interpretasi zona ekonomis. Penurunan maksimum dan kecepatan akan terjadi pada saturasi gas sekitar 20%.

2. Anomali Amplitudo : Tidak semua anomali daerah terang berasosiasi dengan gas. Karbonat, intrusi, batuan beku, penipisan lapisan pada ketebalan tuning dapat juga disebabkan timbulnya anomali tinggi pada koefisien refleksi / reflektor.

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 113: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Contents

Pendahuluan

Konsep Dasar Interpretasi Seismik Refleksi

Seismik Stratigrafi untuk Karakterisasi Reservoar

Analisa Fisika Batuan

Konsep Dasar

Definisi dan Tujuan

Komponen Analisis

Contoh Analisis

Seismik Inversi

Seismik Atribut

AVO / AVA

Page 114: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Analisa Fisika Batuan

Konsep Dasar

Page 115: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Analisa Fisika Batuan

Definisi & Tujuan

Analisis fisika batuan (rock physics analysis) atau analisis sensitivitas reservoar

adalah analisis yang dilakukan untuk memahami karakter dan sifat fisis batuan dan

fluida dengan menggunakan data sumur, data seismik atau dengan keduanya.

Tujuan utama adalah mencari suatu sifat fisis yang dapat memisahkan antara zona

prospek dengan zona yang tidak prospek.

Sifat-sifat fisis yang dimaksud diantaranya: kecepatan gelombang seismik P (Vp),

kecepatan gelombang seismik S (Vs), Poisson’s Ratio, Impedansi Akustik, Lambda-

Rho, Mu-Rho, dan sebagainya.

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Page 116: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Analisa Fisika Batuan

Komponen Analisis

Litologi (Reservoar & Non-Reservoar) Gamma Ray, Densitas, Porositas, P-Impedance, Mu-Rho, dsb.. Fluid Content Resistivitas, Vp, Vs, Vp/Vs, Poisson Ratio, Lambda-Rho, dsb…

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 117: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

http://rocksolidimages.com

Analisa Fisika Batuan dengan Data Sumur

Contoh Analisis – Fluid Content

Page 118: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

http://www.cggveritas.com

Analisa Fisika Batuan dengan Data Sumur

Contoh Analisis – Fluid Content

Page 119: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

http://inibumi.blogspot.com

Analisa Fisika Batuan dengan Data Sumur

Contoh Analisis – Fluid Content & Litologi

Page 120: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Analisa Fisika Batuan dengan Data Sumur

Contoh Analisis – Litologi

(Alamsyah, M.N. et. al, 2010)

Page 121: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

RMS amplitude map of lower Cretaceous reservoir lower section (Leu et al., 1999)

Cross-plot between RMS amplitude and net pay (white square) -porosity (black-square) (Leu et al., 1999)

Analisa Fisika Batuan dengan Data Sumur & Data Seismik

Contoh Analisis – Litologi

(Brown, 2004)

Page 122: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Analisa Fisika Batuan dengan Data Seismik

Contoh Analisis – Fluid Content & Litologi

http://www.cggveritas.com

Page 123: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Contents

Pendahuluan

Konsep Dasar Interpretasi Seismik Refleksi

Seismik Stratigrafi untuk Karakterisasi Reservoar

Analisa Fisika Batuan

Seismik Inversi

Definisi Seismik Inversi

Peran Data Sumur dan Seismik Stratigrafi

Peran Seismik Inversi dalam Karakterisasi Reservoar

Impedansi Akustik dan Reflektifitas

Komponen Frekuensi Rendah

Macam-macam Teknik Inversi

Optimalisasi Hasil Seismik Inversi

Contoh Seismik Inversi

Seismik Atribut

AVO / AVA

Page 124: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Inversi geofisika meliputi pemetaan sifat fisik obyek bawah permukaan dengan menggunakan pengukuran yang dilakukan di permukaan, bila mungkin dengan kontrol data sumur (Russel, 1998). Seismik inversi adalah suatu teknik untuk membuat model bawah permukaan dengan menggunakan data seismik sebagai input dan daa sumur sebagai kontrol (Sukmono, 2001). Seismik inversi merupakan teknik pemodelan kebelakang (backward modeling) untuk karakterisasi reservoar.

Definisi Seismik Inversi

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 125: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Definisi Seismik Inversi

Diagram Alur Pemodelan Kedepan (Forward Modeling) dan Inversi

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 126: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Definisi Seismik Inversi

Ilustrasi Proses Seismik Inversi

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 127: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Peran Data Sumur dan Seismik Stratigrafi

• Mutlak, karena reflektor seismik merepresentasikan lapisan kronostratigrafi, bukan litostratigrafi.

• Inversi memerlukan kendali data sumur • Data sumur yang diperlukan => Log Densitas & Log Kecepatan (Vp atau Vs) • Data sumur memiliki resolusi vertikal yang sangat baik (s/d 0.15m) tapi resolusi lateral

yang buruk. Data seismik memberikan resolusi lateral yang baik (12.5 – 25 m) tapi resolusi vertikal buruk (5 – 10 m). Integrasi data sumur dan data seismik akan menghasilkan alat yang sangat efektif dan efisien untuk karakterisasi reservoar.

• Data sekuen stratigrafi diperlukan untuk kontrol frekuensi rendah dan tinggi yang

hilang saat reflektivitias dikonvolusikan dengan wavelet. • Penafsiran seismik stratigrafi diperlukan lebih lanjut untuk penentuan lateral model

awal (initial model) dan karakterisasi perangkap.

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 128: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Peran Data Sumur dan Seismik Stratigrafi

Data sumur AI (Densitas x Kecepatan) memiliki resolusi vertikal yang sangat baik daripada data seismik. Data seismik memberikan resolusi lateral yang baik.

Penafsiran seismik stratigrafi diperlukan lebih lanjut untuk penentuan lateral model awal (initial model) dan karakterisasi perangkap.

Seismik inversi dari integrasi data sumur dan data seismik yang sangat efektif dan efisien untuk karakterisasi reservoar.

http://www.epmag.com/

Page 129: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Peran Seismik Inversi dalam Karakterisasi Reservoar

• Teknik ini telah banyak digunakan di industri Migas sejak 20 tahun yang lalu. • Merupakan basis dari teknik-teknik pengelolaan reservoar yang lebih canggih lainnya.

Karena kepraktisannya, pengguna teknik ini tidak lagi terbatas pada ahli geofisika, tapi juga ahli geologi dan bahkan ahli reservoar.

• Konversi dari amplitude (wiggle) seismik menjadi AI merupakan tampilan yang lebih

mudah dipahami (oleh manajemen pereusahaan), sehingga perencanaan lokasi sumur baru menjadi lebih baik tanpa tambahan biaya dan waktu yang signifikan.

• Sebelumnya metode ini tidak begitu populer karena dianggap rumit dan sulit

dipraktekan. Sejak tahun 1990-an, perkembangan teknologi komputer yang pesat membuat metode ini menjadi sangat praktis dan bukan sesuatu yang spesial. Saat ini umum dianggap sebagai metoda baku pada pengelolaan reservoar.

(Sukmono, et. all , 2001)

Page 130: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Peran Seismik Inversi dalam Karakterisasi Reservoar - I

Konversi dari amplitude (wiggle) seismik menjadi AI merupakan tampilan yang lebih mudah dipahami

Page 131: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Initial stratigraphic model Section

(Pendrel & Riel, 2000)

AI Section

Carbonate – Reef Example

Peran Seismik Inversi dalam Karakterisasi Reservoar - II

Page 132: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Impedansi Akustik dan Reflektifitas

(Sukmono, et. all , 2001)

Impedansi Akustik (IA) adalah sifat batuan yang dipengaruhi oleh jenis litologi, porositas, kandungan fluida, kedalaman, tekanan dan temperatur. IA dapat digunakan sebagai indikator litologi, porositas, hidrokarbon, pemetaan litologi, pemetaan satuan aliran sampai dengan alat kuantifikasi karakter reservoar. AI sebagian besar dikendalikan oleh kecepatan gelombang (V)

Page 133: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Impedansi Akustik dan Reflektifitas

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Gelombang (v) – I

(Hilterman, 2001)

Page 134: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Impedansi Akustik dan Reflektifitas

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Gelombang (v) – II

(Hilterman, 2001)

Page 135: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Impedansi Akustik dan Reflektifitas

Pantulan gelombang seismik (reflektifitas) terjadi disebabkan oleh perubahan IA lapisan. Perbandingan antara Energi yang dipantulkan dengan energi datang pada keadaan normal adalah : Harga kontras IA dapat diperkirakan secara kualitatif dari amplitudo refleksinya. Semakin besar amplitudonya semakin besar refleksi dan kontras IA-nya. Seismik inversi adalah teknik untuk mendapatkan secara kuantitatif harga IA dari reflektifitas. DATA SEISMIK (Reflektifitas) ==> “melihat” obyek bawah permukaan dalam bentuk

bidang batas antara lapisan-lapisan batuan. SEISMIK INVERSI ==> “melihat” obyek bawah permukaan sebagai

lapisannya itu sendiri.

Page 136: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Carbonate – Example

Impedansi Akustik dan Reflektifitas – I

Harga kontras IA dapat diperkirakan secara kualitatif dari amplitudo refleksinya. Semakin besar amplitudonya semakin besar refleksi dan kontras IA-nya. Seismik inversi adalah teknik untuk mendapatkan secara kuantitatif harga IA dari reflektifitas.

RHOB The bright color shows higher AI value.

Page 137: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Impedansi Akustik dan Reflektifitas – II

Continue to The Next Slide

Depth Structure

http://www.kgs.ku.edu/PRS/publication/2006/2006-14/

Page 138: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Impedansi Akustik dan Reflektifitas – II

http://www.kgs.ku.edu/PRS/publication/2006/2006-14/

Page 139: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Komponen Frekuensi Rendah

Data seismik merupakan band-limited

Kandungan frekuensi data seismik bersifat band-limited yang kehilangan komponen frekuensi paling rendah dan komponen frekuensi paling tinggi

Komponen frekuensi rendah pada data seismik begitu penting dalam menggambarkan trend nilai absolut impedansi sehingga perlu ditambahkan dari sumber lain misalnya komponen frekuensi rendah dari data sumur.

http://www.epmag.com/

http://seismicinterpreter.wordpress.com/

Page 140: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Komponen Frekuensi Rendah

Pengaruh penambahan komponen low frequency pada inversi data seismik

Dari Data Sumur

Tanpa Low-Frequency

Dengan Low-Frequency

Absolut Impedance mengikutsertakan komponen frekuensi rendah sehingga mempertahankan trend yang sama dengan log impedansi sumur.

http://seismicinterpreter.wordpress.com/

Apabila tidak tersedia data sumur, maka komponen frekuensi rendah dapat diperoleh dari data prestack depth, atau time migration velocities, dan/atau gradien regional.

Page 141: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Adalah suatu kesalahan fatal jika dalam melakukan inversi seismik, salah dalam memilih range frekuensi atau bahkan tidak memasukkan komponen frekuensi rendah sama sekali.

Komponen Frekuensi Rendah

Pengaruh penambahan komponen low frequency pada inversi data seismik

Continue to The Next Slide (Latimer et. al, 2000)

Page 142: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Komponen Frekuensi Rendah

Pengaruh penambahan komponen low frequency pada inversi data seismik

(Latimer et. al, 2000)

Page 143: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Macam-Macam Teknik Inversi

(Russel, 1988)

Page 144: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Macam-Macam Teknik Inversi

Pre-stack inversion => Simultaneous Inversion

Merubah data gather seismik (angle atau offset) menjadi section atau volume P-impedance, S-impedance & densitas melalui integrasi data gather seismik, data sumur dan data interpretasi (stratigrafi atau struktur)

Seismik inversi simultan menawarkan beberapa keuntungan: 1. Hasilnya berupa komponen properti lapisan, sedangkan data seismik adalah properti

antarmuka. 2. Mengurangi pengaruh wavelet, tuning dan side lobes. Oleh karena itu meningkatkan

resolusi sub-permukaan lapisan. 3. Komponen hasil adalah sifat properti batuan dan dapat dihubungkan secara langsung

terhadap pengukuran data sumur dan properti reservoar. 4. Dimensi hasil ukur selain litologi adalah pembedaan jenis fluida (Gas, Minyak, Air).

Pembedaan ini tidak terdapat pada Post-Stack Inversion. 5. Output Inversi yang dihasilkan berasal dari data seismik yang memiliki variasi amplitudo

terhadap sudut / offset dimana tiap variasi memiliki karakter fluida yang berbeda.

http://www.petrologic.de/preinv.html

Page 145: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Macam-Macam Teknik Inversi

Pre-stack inversion

The data input : 1. A set of wells (sonic, shear and density

logs, optional check shots, formation markers and deviation surveys)

2. A series of interpreted horizons 3. Seismic offset or angle gathers in

section or volume.

http://www.petrologic.de/preinv.html

The inversion is performed with the CGG Veritas Hampson-Russell software modules : GeoView, eLog, AVO and STRATA.

Page 146: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Macam-Macam Teknik Inversi

Pre-stack inversion

http://www.petrologic.de/preinv.html

Page 147: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

http://www.fugro-jason.com

Page 148: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Macam-Macam Teknik Inversi

Post-stack inversion

http://www.petrologic.de/postinv.html

Merubah data seismik post-stack menjadi section atau volume P-impedance (Akustik Impedans) melalui integrasi data seismik, data sumur dan data interpretasi (stratigrafi atau struktur).

Seismik inversi menawarkan beberapa keuntungan: 1. Hasilnya berupa komponen properti lapisan, sedangkan data seismik adalah properti

antarmuka. Interpretasi stratigrafi lebih mudah degan seismik inversi. 2. Mengurangi pengaruh wavelet, tuning dan side lobes. Oleh karena itu meningkatkan

resolusi sub-permukaan lapisan. 3. Akustik Impedans adalah sifat fisik batuan dan dapat dihubungkan secara langsung

terhadap pengukuran data sumur dan properti reservoar. 4. Akustik Impedans sering dihubungkan dengan porositas. Aplikasi hubungan Impedani-

porositas yang diperoleh dari data sumur menjadi volume / section impedans dapat memetakan distribusi porositas reservoar.

5. Akustik impedans dapat digunakan sebagai reservoar diskriminator untuk melokalisir masing-masing kompartemen reservoar.

Page 149: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Macam-Macam Teknik Inversi

Post-stack inversion

http://www.petrologic.de/postinv.html

The data input : 1. A set of wells (sonic and density logs,

optional check shots, formation markers and deviation surveys)

2. A series of interpreted horizons 3. Seismic data volume or section.

The inversion is performed with the CGG Veritas Hampson-Russell software modules : GeoView, eLog, and STRATA.

Page 150: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Macam-Macam Teknik Inversi

Post-stack inversion

http://www.petrologic.de/postinv.html

Page 151: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Optimalisasi Hasil Seismik Inversi

http://seismicinterpreter.wordpress.com/

Mengoptimalkan hasil seismik inversi tidak terlepas dari mengoptimalkan data yang terlibat dalam pembuatan inversi seismik, proses dan hasilnya yaitu : 1. Optimalisasi pada data seismik 2. Optimalisasi pada data log sumur 3. Optimalisasi pada proses inversi 4. Optimalisasi pada hasil inversi

Optimalisasi pada data seismik diantaranya meliputi: - yakinkan bahwa data seismik adalah preserve dan zero-phase - lebar bandwidth yang dimiliki seismik pada zona target cukup lebar - memiliki nilai feasibilitas yang cukup tinggi (data pre-stack)

Page 152: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Optimalisasi Hasil Seismik Inversi

Optimalisasi pada data log sumur diantaranya meliputi : - pemfilteran (smoothing) data log (sonic dan density) sehingga kandungan frekuensi dan resolusi menyerupai data seismik. - pengeditan dan pengkoreksian data log yang terpengaruh dengan borehole seperti log density karena bad hole atau zona washout.

http://seismicinterpreter.wordpress.com/

Optimalisasi pada proses inversi diantaranya meliputi : - wavelet yang harus tie dengan fase dan frekuensi data seismik. Pengekstrakan wavelet yang salah dapat memperburuk hasil inversi. Jika kita mengekstrak wavelet dari data seismik yang dalam (frekuensi rendah) kemudian wavelet tersebut diaplikasikan pada data seismik yang dangkal (frekuensi lebih tinggi) maka akan mengakibatkan “ringing” pada hasil inversinya. Jika sebaliknya maka akan mengakibatkan “smear” pada data hasil inversi. - melakukan inversi trace-based (relative impedance) terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk meverifikasi hasil akhir AI. Jika anomali nilai AI rendah terdapat pada hasil akhir AI (full bandwidth) tetapi tidak ada pada inversi trace-based (band-limited), pikir ulang apakah ini merupakan zona prospek. Karena bisa jadi adanya zona nilai AI rendah terbuat dari konstruksi model frekuensi rendah yang buruk.

Page 153: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Optimalisasi Hasil Seismik Inversi

Optimalisasi pada hasil inversi diantaranya meliputi : - membandingkan hasil inversi AI pada sumur dengan AI log dan data sintetik seismik hasil inversi dengan data seismik asli. Keakuratan hasil inversi dilihat dari perbandingan dua hal di atas. Mana yang lebih dominan dari dua hal di atas tergantung dari metode inversi yang mana yang digunakan. Jika inversi memakai metode based-model, maka QC yang utama adalah membandingkan antara data seismik asli dengan data seismik sintetik dari inversi begitu juga sebaliknya. - menggunakan metode blind test. Metode blind test dilakukan dengan membandingkan AI log hasil inversi dengan AI log dari sumur yang tidak dipakai dalam proses inversi. Hal ini bisa dilakukan dengan sengaja mengorbankan satu sumur untuk tidak diikutsertakan dalam proses inversi atau membandingkan AI log hasil inversi dengan AI log sumur yang dibor kemudian.

Page 154: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Contoh Seismik Inversi

Page 155: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 156: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 157: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

1

7

Page 158: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 159: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 160: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 161: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 162: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 163: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 164: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Contents

Pendahuluan

Konsep Dasar Interpretasi Seismik Refleksi

Seismik Stratigrafi untuk Karakterisasi Reservoar

Analisa Fisika Batuan

Seismik Inversi

Seismik Atribut

Definisi Seismik Atribut

Kalsifikasi Seismik Atribut

Seismik Atribut Kompleks

Seismik Atribut Amplitudo

Seismik Multi-Atribut

Contoh Seismik Atribut

AVO / AVA

Page 165: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Definisi Seismik Atribut

”Seismik attribut adalah bentuk tampilan penampang seismik berdasarkan sifat-sifat gelombang seismik. Berbeda dengan penamang seismik konvensional yang menampilkan jejak (trace) seismik dalam bentuk jejak seismik hitam putih, atribut seismik ditampilkan dalam bentuk gradasi warna berdasarkan nilai atributnya.”

(Alfian dan Santoso, 1996)

”Pengukuran spesifik mengenai sifat geometri, kinematik, dinamik atau statistikal hasil turunan data seismik.”

(Chen dan Sidney, 1997)

”Suatu pengukuran yang diturunkan dari data seismik, biasanya dari pengukuran waktu (struktur), amplitudo (stratigrafi), frekuensi (resevoar dan stratigrafi) dan/atau atenuasi (permeabilitas).”

(Sheriff, 2006)

Page 166: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Klasifikasi Seismik Atribut

Sejarah perkembangan seismik atribut (Chopra and Marfurt, 2005)

Page 167: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Klasifikasi Seismik Atribut

(Brown, 1996 ; 2001)

Page 168: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Klasifikasi Seismik Atribut

(Chen dan Sidney, 1997)

Page 169: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Klasifikasi Seismik Atribut

(Chen dan Sidney, 1997)

Page 170: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Klasifikasi Seismik Atribut

Klasifikasi Seismik Atribut / Multiatribut

Dibagi menjadi 2 kategori :

(Digambar ulang dari Chen dan Sydney, 1997)

1. Horizon-based attributes, rata-rata nilai properti dari tras seismik didalam 2 batasan (jendela analisis).

2. Sample-based attributes, transformasi dari data input berupa tras atau nilai properti untuk menghasilkan output tras atau nilai properti dalam sample yang sama terhadap input dalam bentuk volum.

Page 171: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Kompleks

(Tarner et. al, 1979)

Diagram isometris tras seismik aktual

Page 172: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Kompleks

Hubungan tras seismik komplek dengan 3 besaran atribut seismik

Tras riil → Garis putus-putus adalah kuat refleksi (amplitude envelope)

f(t) = A(t) cos θ (t)

A(t) = [ f2(t) + f*2(t) ]1/2 = | F(t) |

Kwadratur/imajiner → Garis putus-putus adalah kuat refleksi (amplitude envelope)

f* (t) = A(t) sin θ (t)

A(t) = [ f2(t) + f*2(t) ]1/2 = | F(t) |

Fasa → θ (t) = tan-1 [ f* (t) / f(t) ]

Frekuensi sesaat → Garis putus-putus adalah frekuensi rata-rata terbobotkan

dttdt )()( θω =

(Tarner et. al, 1979)

Page 173: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Kompleks

Data Seismik

Page 174: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Kompleks

Kuat Refleksi (Reflection Strength or Amplitude Envelope)

Page 175: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Kompleks

Fasa Sesaat (Instantaneous Phase)

Page 176: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

The instantaneous frequency

The reflection strength

The instantaneous phase

The Normal seismic section

Seismik Atribut Kompleks

Page 177: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Amplitudo

(Sukmono, 2005)

• Diturunkan berdasarkan perhitungan statistik.

• Data seismik yang digunakan adalah data seismik 3D dari data riil, data atribut komplek maupun dari proses khusus seperti akustik impedansi maupun hasil dari analisis multi atribut

• Digunakan untuk identifikasi parameter-parameter seperti akumulasi gas dan fluida, gros litologi seperti ketebalan reservoar, gros porositas, batupasir “channel” dan deltaik, jenis-jenis tertentu reef, Ketidak selarasan, efek tuning dan perubahan stratigrafi sekuen.

Jenis-Jenis Perhitungan Seismik Atribut Amplitudo yang sering digunakan :

RMS amplitude Average absolute amplitude Maximum peak amplitude Average peak amplitude Maximum trough amplitude Average trough amplitude Maximum absolute amplitude Total absolute amplitude Total amplitude Average energy Total energy Mean amplitude Variance in amplitude Skew in amplitude Sum of Negative Amplitude Sum of Positive Amplitude Threshold Value Kurtosis in amplitude

Page 178: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Amplitudo Jenis – Jenis Perhitungan Seismik Atribut Amplitudo

Page 179: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Amplitudo Jenis – Jenis Perhitungan Seismik Atribut Amplitudo

Principle of RMS, average absolute, average peak and interpolated maximum peak amplitude computation

Page 180: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Amplitudo Jenis – Jenis Perhitungan Seismik Atribut Amplitudo

Principle of max. absolute, total absolute, average trough and interpolated maximum trough amplitude computation

Page 181: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Amplitudo Jenis – Jenis Perhitungan Seismik Atribut Amplitudo

Principle of total amplitude, mean amplitude, average energy and total energy computation

Page 182: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Amplitudo Jenis – Jenis Perhitungan Seismik Atribut Amplitudo

Principle of average, variance, skew and kurtosis amplitude

Page 183: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Amplitudo Jendela Analisis dalam Perhitungan Atribut Amplitudo

Page 184: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismic Top

Seismic Base

Zero-Phase Interpretation

+

- + - 0

European Polarity

Seismic Top

Zero-Phase Interpretation

+

-

Seismik Atribut Amplitudo Jendela analisis dalam perhitungan atribut amplitudo

Page 185: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismic Top

Seismic Base

Zero-Phase Interpretation

+

- + - 0

European Polarity

Seismic Top

Zero-Phase Interpretation

+

-

window interval

window interval

Seismik Atribut Amplitudo Jendela analisis dalam perhitungan atribut amplitudo

Page 186: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismic Top

Seismic Base

Zero-Phase Interpretation

+

- + - 0

European Polarity

Seismic Top

Zero-Phase Interpretation

+

- window interval

window interval

Seismik Atribut Amplitudo Jendela analisis dalam perhitungan atribut amplitudo

Page 187: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Amplitudo

Terlalu Banyak Atribut?

Begitu banyaknya tipe atribut yang tersedia. Manakah yang akan kita pilih? Apakah kita akan mencobanya satu-per-satu kemudian dengan seksama memilih atribut mana yang akan dipakai? Tentu hal ini akan membuang banyak waktu.

Atribut amplitudo dapat kita bagi menjadi dua, yaitu

Tipe 1: ekstraksi amplitudo dengan menghitung semua amplitudonya. Contoh atribut amplitudo tipe ini adalah RMS Amplitude, Average Energy, Reflection Strength, Total Absolute Amplitude, dan Average Variance.

Untuk atribut amplitudo tipe 1, maka kita bisa pilih salah satunya, karena perbedaannya hanya formula perhitungannya dan perbedaan hasilnya tidaklah terlalu signifikan. Tipe 2: ekstraksi amplitudo dengan menghitung sebagian amplitudonya, seperti nilai amplitudo yang

negatif saja, positif saja, maksimal negatif, maksimal positif dan sebagainya. Contoh atribut amplitudo tipe ini adalah Maximum Absolute Amplitude, Maximum Peak Amplitude, Average Peak Amplitude, dan Maximum Trough Amplitude.

Sama halnya dengan atribut tipe 1, atribut tipe 2 ini, kita juga memilih salah satunya.

https://seismicinterpreter.wordpress.com/

Page 188: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Amplitudo

Terlalu Banyak Atribut?

Gambar.1 Sembilan peta atribut amplitudo yang dihitung dengan menggunakan window sebesar 100 ms pada constant time.

Tipe 1: RMS Amplitude, Average Energy, Reflection Strength, T Total Absolute Amplitude, Average Variance.

Tipe 2: Maximum Absolute Amplitude, Maximum Peak Amplitude, Average Peak Amplitude, Maximum Trough Amplitude.

Contoh sembilan atribut amplitudo yang umum digunakan kemudian membandingkannya satu sama lain

https://seismicinterpreter.wordpress.com/

Page 189: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Amplitudo

Terlalu Banyak Atribut?

Gambar 2. Crossplot antara dua atribut amplitudo yang diperoleh dari Gambar 1

Untuk mengetahui tingkat kemiripan atribut amplitudo, maka hal ini bisa diketahui dengan melakukan crossplot atribut amplitudo Crossplot atribut sesama tipe 1 tidak menunjukan perbedaan yang signifikan, justru malah bisa dibilang identik. Oleh karena itu, kita dapat memilih salah satu diantaranya. Adapun crossplot atribut tipe 1 dengan tipe 2 akan terbentuk titik-titik yang distribusinya agak menyebar dikarenakan karena nilai amplitudo yang dihitung berbeda, oleh karena itu, jika semakin berbeda maka distribusi titik-titik crosplot akan semakin menyebar sebagaimana jika crossplot dilakukan pada atribut sesama tipe 2, terutama pada crossplot antara Max Peak dengan Max Trough .

https://seismicinterpreter.wordpress.com/

Page 190: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Amplitudo

Amplitude attributes map (the highest to lowest values are successively represented by yellow, green, blue, red and black colors).

Page 191: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Atribut Amplitudo RMS amplitude map of lower Cretaceous reservoir lower section (Leu et al., 1999)

Cross-plot between RMS amplitude and net pay (white square) -porosity (black-square) (Leu et al., 1999)

Page 192: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Multi-Atribut

(Barnes, 2001)

Prinsip Dasar Seismik Multi-Atribut

Page 193: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Multi-Atribut

Sebuah analisis seismik untuk memprediksi sifat reservoir seperti porositas, vshale, water saturation, dll., berdasarkan masukan data eksternal berupa data seismik yang dirubah menjadi atribut seismik dan/atau data eksternal dari hasil seismik inversi. Algoritma didalam multiatribut analisis cukup beragam. Software komersial seperti Hampson-Russell menggunakan Multi Linear Regression (MLR) dan Artificial Neural Network Analysis (ANN) sebagai algoritma untuk analisis multiatribut ini.

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Tahapan-tahapan didalam studi ini meliputi: 1. Well seismic tie, 2. Log filtering (lihat penjelasan dibawah), 3. Pemilihan atribut yang sesuai, 4. Krosploting, 5. Analisis multiatribut untuk ‘training data’ (yakni data disekitar well), 6. Penerapan multiatribut untuk seluruh volume data. Jika memungkinkan melakukan ‘normalisasi’ hasil akhir jika kita tidak setuju dengan persamaan yang ditunjukkan oleh hasil krosplotting.

Page 194: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Multi-Atribut

Contoh berikut adalah penerapan ANN pada multiattribut analysis untuk memprediksi porositas reservoir :

Log Porosity

Porosity Volume/Section

ANN Artificial Neural Network

Amplitude Weighted Frequency Cosine Instantaneous Phase

Integrate, Y-Coordinate Integrated Absolute Amplitude

Seismik Inversi

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Page 195: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Multi-Atribut

Contoh berikut adalah penerapan ANN pada multiattribut analysis untuk memprediksi porositas reservoir :

Gambar diatas menunjukkan penerapan multi attribute analysis untuk training data. Perhatikan hasil prediksi porositas (merah) memiliki kemiripan dengan porositas target dari well (hitam). Hal penting didalam menerapkan analysis ini adalah kita harus melakukan band-pass filter untuk data log sehingga memiliki rentang frekuensi yang sama dengan rentang frekuensi seismik, katakanlah band pass dengan 2-10-45-65Hz.

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Page 196: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Multi-Atribut

Contoh berikut adalah penerapan ANN pada multiattribut analysis untuk memprediksi porositas reservoir :

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Gambar diatas menunjukkan krossplotting antara porositas prediksi dengan porositas target. Ini merupakan contoh data yang ideal karena kita memiliki nilai koefisien korelasi 92%. Umumnya nilai korelasi setinggi ini sangat sulit untuk didapatkan. Berapakah nilai korelasi yang bisa diterima? Didalam teori statistik, nilai korelasi dibawah 10-30% dikatakan kecil, 30-50% disebut medium dan diatas 50% disebut besar (Wikipedia).

Page 197: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Multi-Atribut

Contoh berikut adalah penerapan ANN pada multiattribut analysis untuk memprediksi porositas reservoir :

http://ensiklopediseismik.blogspot.com

Poro

sity

Hasil akhir penampang porositas yang dihasilkan melalui analisis multiattribut ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Perhatikan porositas reservoir channel cukup berkorelasi dengan baik dengan kurva P-wave.

Page 198: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Multi-Atribut

Continue to The Next Slide

Structural shape of the Macae calcarenite reservoir, Pampo oil field, offshore Brazil. (Courtesy Petroleo Brasileiro.)

Porosity Using Inversion

Page 199: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Seismik Multi-Atribut

Horizon slice in porosity through the Macae calcarenite reservoir. (Courtesy Petroleo Brasileiro.)

SEISMIC DATA

SEISMIC INVERSION

CONVERTING TO WELL PROPERTIES

RESERVOIR PROPERTIES

DISTRIBUTION

62

1

40

2

3

235

Porosity Using Inversion

Page 200: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Contoh Seismik Atribut

Page 201: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 202: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 203: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 204: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Data Input

Proses Seismik Multi-Atribut(Metode Regresi Linear)

Hasil Seismik Multi-Atribut(Seismik 3D terkonversi)

Analisis Crossplot - II

Korelasi nilaiparameter reservoartiap sumur terhadapnilai atribut-atribut

Proses Seismik Atribut(Perhitungan Statistik)

Sebaran Properti Reservoar(RMS Amplitude)

Sebaran Properti Reservoar(Sum of Negative Amplitude)

Sebaran Properti Reservoar(Threshold Value)

Analisis Crossplot - I

- Sensitivitas Reservoar

- Pembedaan Reservoardan Non-Reservoar

Analisis Crossplot - I

- Sensitivitas Reservoar

- Pembedaan Reservoardan Non-Reservoar

Re-Well Seismic Tie(Koreksi Data Checkshot)

Data Seismik 3D

Hasil Interpretasi Struktur Seismik 3D Horizon/surface dan Patahan (poligon)

Data SumurPemboran

Sebaran Properti ReservoarTerkorelasi

Sebaran Properti ReservoarStudi terdahulu

Sebaran Properti ReservoarTerkorelasi

Sebaran Properti ReservoarStudi terdahulu

Multi-Atribut

Atribut Amplitudo

Page 205: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 206: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 207: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 208: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 209: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Page 210: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Contents

Pendahuluan

Konsep Dasar Interpretasi Seismik Refleksi

Seismik Stratigrafi untuk Karakterisasi Reservoar

Analisa Fisika Batuan

Seismik Inversi

Seismik Atribut

AVO / AVA

Definisi dan Konsep Dasar AVO

Mengenal Kelas-Kelas AVO

Contoh Analisis

Page 211: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Definisi dan Konsep Dasar AVO

Page 212: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

AVO, an acronym for "Amplitude Versus Offset", was originally developed in the early 1980s. The method involves the interpretation of the amplitude of P-wave seismic data as a function of offset or angle (known as AVA) to imply fluid effects. It is now widely used, particularly in the search for gas.

The top three cross-sections correspond to different offsets of Miocence gas sand and the lower cross-section shows its stacking

offsets used to form the post-stack data (showing bright spot)

The top three cross-sections correspond to different offsets of Miocence gas sand and the lower cross-section shows its stacking

offsets used to form the post-stack data (showing bright spot)

(Modified from Rutherford and Williams, 1989)

Definisi dan Konsep Dasar AVO

Page 213: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Definisi dan Konsep Dasar AVO

Page 214: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Definisi dan Konsep Dasar AVO

Page 215: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Definisi dan Konsep Dasar AVO

Transformasi Domain “Offset” ke “Angle”

Meskipun AVO (Amplitude Versus Offset) huruf O singkatan dari offset, namun dalam analisisnya domain yang digunakan bukanlah offset lagi akan tetapi angle (sudut). Oleh karena itu, data gather seismik dalam domain offset harus diubah terlebih dahulu ke dalam domain angle. Hal ini dikarenakan persamaan dalam Zoeppritz dan aproksimasinya bergantung pada sudut datang. Tidak heran jika ada yang menyebut nama lain AVO dengan AVA.

Gambar. (a) menunjukan respon AVO dalam domain offset, (b) hasil transformasi dari (a) ke dalam domain angle

https://seismicinterpreter.wordpress.com/

Page 216: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Definisi dan Konsep Dasar AVO

Transformasi Domain “Offset” ke “Angle” => Kasus Single & Multi Layer

tan θ = X/2Z

Gambar geometri raypath untuk pasangan shot-receiver tunggal dalam medium kecepatan konstan

Z = V to/2

tan θ = X/Vto

θ = arc tan (X/Vto) Single Layer

X = Offset Z = Kedalaman V = Kecepatan = Vrms

untuk Multi Layer, kita bisa menggunakan aproksimasi yang melibatkan penggunaan ray parameter (p) (Hukum Snell) dan total travel time (t) :

tan θ = X/Vto

θ = arc tan (X/Vto) Multi Layer

X = Offset Z = Kedalaman V = Kecepatan = Vrms = Vint

tan θ = (X Vint/t Vrms²)/(t/to)

sin θ = X Vint/t Vrms²

p = X/t Vrms²

dt/dx = p t² = to² + (X²/Vrms²)

p = sin θ/Vint

tan θ = sin θ/cos θ t=to cos θ

https://seismicinterpreter.wordpress.com/

Page 217: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Mengenal Kelas-Kelas AVO

Metodologi Krossplot AVO

Page 218: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Zoeppritz Approximation

(Anonymous, 2008)

Mengenal Kelas-Kelas AVO/A Metodologi Krossplot AVO/A

Page 219: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Mengenal Kelas-Kelas AVO/A Metodologi Krossplot AVO/A

Page 220: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Mengenal Kelas-Kelas AVO

Rutherford dan Williams (1989) mengklasifikasikan respon AVO untuk tipe top gas sand yang berbeda menjadi tiga kelas (I, II, dan III) .

https://seismicinterpreter.wordpress.com/

Page 221: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

AVO Classes based on amplitude change with offset (angle) from the top of gas sands

Class 3 Class 2 Class 1

Impedance logs (zero offset)

2p

2

(Forrest M. et al., 2010) (Logel J. et al., 2006)

Mengenal Kelas-Kelas AVO

Page 222: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Mengenal Kelas-Kelas AVO

https://seismicinterpreter.wordpress.com/

Kemudian dikembangkan lagi oleh Ross dan Kinman (1995) dengan kelas IIp serta oleh Castagna dan Swan (1997) kelas IV. Pengelompokan kelas AVO dapat diplot berdasarkan hubungan Intercept (Y-axis) vs Sudut (X-axis) dan Gradient (Y-axis) vs Intercept (X-axis)

Page 223: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

http://www.fugro-jason.com/software/JGW/modules/avoanalysis.php

Mengenal Kelas-Kelas AVO

Page 224: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Mengenal Kelas-Kelas AVO

https://seismicinterpreter.wordpress.com/

AVO Kelas I:

Digambarkan dengan nilai intercept amplitudo Ro positif besar kemudian mengecil sesuai dengan bertambahnya offset maupun angel (gradien negatif) serta berada pada kuadran ke 4 pada crossplot G vs Ro

Respon AVO kelas I akan tampak pada reservoar yang di overlay oleh batuan dengan impedansi yang lebih rendah dan Vp/Vs ratio yang lebih tinggi, misalkan hard sand atau limestone yang terisi dengan gas. Very stiff (cemented) sand dengan hidrokarbon akan sangat susah di diskriminasikan dengan analisis AVO (Gambar 3).. Contoh kasus AVO kelas I dapat ditemui di sedimen Tertiary bagian offshore delta Nile dan di lapangan offshore Pliocene H’apy, keduanya di Mesir.

Gambar 3. Respon AVO kelas I pada penampang gather

Page 225: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Mengenal Kelas-Kelas AVO

Dikarakteristikan dengan nilai intercept kecil dan gradien negatif. Jika intercept positif kecil kemudian mengecil dengan bertambahnya offset hingga menjadi negatif maka disebut kelas IIp. Sedangkan jika intercept Ro negatif kecil kemudian semakin negatif sesuai dengan bertambahnya offset (gradien negatif) maka disebut kelas II.

Untuk AVO kelas II ini, nilai impedansi antara reservoar dengan batuan di atasnya memiliki kontras beda impedansi yang kecil. Seringkali pada penampang seismik terlihat sebagai dim spot atau reflektor negatif lemah. Contoh kasus untuk kelas IIp adalah oil sand yang di overlay oleh shale (Gambar 4).

Gambar 4. Respon AVO kelas IIp pada penampang gather

https://seismicinterpreter.wordpress.com/

AVO Kelas II:

Page 226: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Mengenal Kelas-Kelas AVO

Untuk mendeteksi anomali AVO kelas II, ada atribut yang cukup bagus untuk digunakan yaitu far stack minus near stack (F-N) (Gambar 5).

https://seismicinterpreter.wordpress.com/

Gambar 5. Perbandingan antara ekstraksi amplitudo dari data seismik full stack dengan data seismik gather far stack minus near stack (FN).

Cross-plot near (N) vs far minus near (F-N) akan mengindikasikan trend yang sama dengan cross-plot antara Intercept vs Gradient dengan catatan bahwa kedua amplitudo harus di balancing terlebih dahulu dengan benar. Atribut yang lainnya adalah far minus near kali far ((F-N)*F) dan far minus near kali near ((F-N)*N). ((F-N)*F) merupakan atribut yang bagus untuk mengenhance anomali AVO kelas II, dimana near stack adalah lemah dan far stack adalah negatif kuat. ((F-N)*N) merupakan atribut yang baik untuk mengenhance anomali kelas III dan pada waktu yang sama mengurangi respon AVO kelas II berkenaan dengan saturasi brine.

AVO Kelas II:

Page 227: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Mengenal Kelas-Kelas AVO

Ada juga atribut logaritma khusus yang biasa dipakai dalam menganalisis gas sand AVO kelas II yaitu :

GI=Intercept (ln|G|)

Atribut ini secara khusus didesain untuk regoin Teluk Meksiko dan untuk aplikasi di luar itu memerlukan local adjustment

Gambar 6. Atribut logaritma khusus yang biasa dipakai dalam menganalisis gas sand AVO kelas II

https://seismicinterpreter.wordpress.com/

AVO Kelas II:

Page 228: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Mengenal Kelas-Kelas AVO

AVO Kelas III:

Digambarkan dengan Ro negatif yang akan semakin negatif sesuai dengan bertambahnya offset. Pada penampang seismik terlihat sebagai bright spot. Kelas III ini terjadi pada soft sand dengan sensitifitas fluida tinggi, terletak jauh dari trend background. Dengan demikian, kelas III akan mudah dideteksi pada penampang seismik.

https://seismicinterpreter.wordpress.com/

Page 229: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Mengenal Kelas-Kelas AVO

AVO Kelas III: Atribut yang bagus untuk diterapkan pada anomali AVO kelas III ini adalah PR yaitu perkalian antara normal incidence (Ro) dengan gradient (G) dimana diharapkan litologinya adalah softsand terisi hidrokarbon atau klasik bright spot (Gambar 8).

Gambar 8. Atribut AVO perkalian Intercept dengan Gradien yang dioverly oleh wiggle trace Fluid Factor

Atribut ini mampu membedakan antara brighspot karena adanya hidrokarbon dengan “false” brightspot (brightspot yang tidak memiliki gradient, atau brightspot yang polaritasnya berlawanan karena adanya anomali litologi). Atribut ini hanya akan berjalan dengan baik jika diterapkan pada kelas III AVO.

Castagna dan Smith (1994) menemukan bahwa perbedaan koefisien refleksi Rp-Rs merupakan diskriminasi gas sand yang lebih baik daripada produk AVO, karena Rp-Rs akan bekerja untuk tipe sand apapun, apakah kelas I, II, atau III. Rp-Rs akan menjadi indikator hidrokarbon yang excelent pada lingkungan siliciclastic. Akhirnya, atribut ini akan selalu negatif untuk gas sand, dan akan selalu lebih negatif daripada brine sand jika brine sand nya negatif. https://seismicinterpreter.wordpress.com/

Page 230: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Mengenal Kelas-Kelas AVO

AVO Kelas IV:

Digambarkan dengan Ro negatif namun akan menjadi kurang negatif sesuai dengan bertambahnya offset (gradien positif). Kelas IV ini biasanya jarang ditemui tapi dapat terjadi ketika soft sand (unconsolidated) dengan gas ditutup oleh batuan tudung shale yang secara relatif kaku yang dikarakterisasikan dengan rasio Vp/Vs sedikit lebih besar daripada sand (very compacted atau silty shales). Hal ini terjadi jika Vs gas sand lebih rendah daripada formasi yang di atasnya. Anomali AVO kelas IV ini akan terlihat sebagai dimspot (Gambar 8) pada gradient stack dan terlihat negatif brighspot pada seismic stack

Gambar 9. Respon AVO kelasIV pada penampang gather https://seismicinterpreter.wordpress.com/

Page 231: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Mengenal Kelas-Kelas AVO (Non Top Reservoar)

AVO Kelas V:

Merupakan respon AVO pada base sand. Digambarkan dengan Ro positif kecil dan bertambah besar nilai positifnya sesuai dengan bertambahnya offset. Jika nilai Ro negatif kecil dan berubah menjadi positif sesuai dengan bertambahnya offset maka dikenal dengan kelas Vp.

Merupakan respon AVO pada kontak hidrokarbon. Sebagaimana yang kita ketahui, nilai suatu kontak hidrokarbon selalu mempunyai nilai amplitudo positif, sehingga dalam respon AVO akan tergambarkan Ro positif dan akan semakin positif sesuai dengan bertambahnya offset.

AVO Kelas VI:

https://seismicinterpreter.wordpress.com/

Page 232: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Mengenal Kelas-Kelas AVO

https://seismicinterpreter.wordpress.com/

Page 233: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Poisson’s Ratio

(Anonymous, 2008)

Page 234: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

AVO Attribute Volume

AVO Product : A*B

The AVO product shows a positive response at the top and base of the reservoir. Forming the product of A and B, we get :Top of sand : (-A)*(-B) = +ABBase of sand : (+A)*(+B) = +AB

This gives a positive “bright”response at both top and base.

Scaled Poisson’s Ratio Change : A+B

Refer to derivation Shuey’s Equation with assume the background Poisson’s Ratio = σ= 1/3 or (Vp/Vs=2), then :

The sum A+B is proportional to the change in Poisson’s Ratio. The AVO sum (A+B) shows a negative response at the top of the reservoir (decrease in σ) and a positive response at the base (increase in σ)

Page 235: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Brown. A., 2004. Interpretation of Three-Dimensional Seismic Data, 6th Edition. AAPG Memoir 42, SEG Investigations in Geophysics, No. 9.

Latimer, R.B., Davison, R., dan Riel, P.V. 2000. An interpreter’s guide to understanding and working with seismic-derived acoustic impedance data. The Leading Edge

Sukmono, S. et.all (2001) - Karakterisasi Reservoar Seismik, Lab. Geofisika Reservoar, Departemen Teknik Geofisika, Institut Teknologi Bandung.

References

https://seismicinterpreter.wordpress.com/ http://ensiklopediseismik.blogspot.com http://www.seismicatlas.org/ http://geoseismic-seasia.blogspot.com http://www.kgs.ku.edu/PRS/publication/ http://rocksolidimages.com http://www.epmag.com/EP-Magazine/archive/Optimize-reservoir-management-real-time_246 http://www.netl.doe.gov/newsroom/features/02-2010.html http://kumar.prithivi.net/research.htm http://www.fusiongeo.com/subhtml/analysis.htm http://www.activetectonics.coas.oregonstate.edu/transverse.htm http://www.see.leeds.ac.uk/structure/faults/index.htm http://www.epmag.com/Production-Drilling/Mapping-Horizons-Leads-Greater-Exploration-Success_90458 http://www.epmag.com/Exploration-Geology-Geophysics/Banish-Ghosts-Marine-Seismic-Data_90466 http://www.kgs.ku.edu/PRS/publication/2006/2006-14/ http://seismicinterpreter.wordpress.com/2012/09/26/pentingnya-komponen-low-frequency/ http://seismicinterpreter.wordpress.com/2012/10/30/mengoptimalkan-hasil-inversi-seismik/ http://www.petrologic.de/preinv.html

Page 236: Introduction to Seismic Reservoir Characterzation

Cop

yrig

ht ®

PC

JL, 2

012

Terima Kasih

Xiè xie Thank You


Recommended