1
JENIS TUMBUHAN DAN PENGGUNAANNYA
PADA UPACARA
MEMUKUR DI DESA BENG, GIANYAR- BALI
Pande Ketut Sutara
Jurusan Biologi F MIPA Universitas Udayana, Denpasar-Bali
ABSTRACT
Pitra yadnya is a Balinese ceremony which is dedicated to death body. This
is also reffered to cremation ceremony. This ceremony normally includes three
procession, namely “Sawe prateka”,”Ngaben” and”Mamukur.
Inventarization of plants used in the ceremony (“Mamukur”) in the village
of Beng, Gianyar-Bali was conducted by direct observation at site of ceremony.
This ceremony used 45 familier of plants which included 84 species. Among
these plants, species, such as Santalum album L, Pangium edulu Reinnnw.,
Aleurites muloccana Willd., Massonia aromatika Becc., Plaquium rostratum
(Miq) Burck., Dysaxyllum densiflorum (BL) Miq, are condisered to be endangered
plants.
Key words : invetarization, plants, “Mamukur” ceremony.
2
BAB I. PENDAHULUAN
Menurut kepercayaan para pemeluk agama Hindhu, bahwa Sang Hyang
Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) menciptakan alam beserta dengan isinya
berdasarkan Yadnya. Yadnya adalah korban suci yang dilakukan secara tulus dan
iklas dengan tidak terkait dengan hasilnya dan merupakan suatu pendidikan untuk
mendekatkan diri terhadap alam lingkungan (alam nyata maupun yang tidak
nyata). Sedapat mungkin Yadnya, (3). Rsi Yadnya (4) Bhuta Yadnya dan (5).
Manusia Yadnya.
Upacara terhadap orang yang telah meninggal (Pitra Yadnya) dapat dibagi
beberapa tahap, antara lain Sawe Wedana atau Saweprateka ; Asti Wedana atau
Nyaben (perabuan) Atma Wedana atau upacara Nyekah atau Ngeroras atau
Meligya atau Mamukur.
Di dalam upacara Ngaben terjadi suatu pemisahan jiwatman dengan stula
sarire (jasad) sehingga arwah seseorang akan mencapai ketingkat pitra berada di
dalam pitra atau bhuwahloka sedangkan dalam upacara Mamukur terjadi
pemisahaan jiwatman dengan antahkarana (sukma sarire) sehingga jiwatman
menjadi suci disebut dewa-pitara dan berada di dalam dewa atau swah-loka
(Purwita,1992).
Pada upacara Mamukur memounyai rentetan acara yang beragam dan
masing-masing rentetan acara memerlukan sarana dan sarana berupa jenis-jenis
tumbuhan tertentu. Imformasi dan pengetahuan tertulis secara ilmiah tentang
jenis-jenis tumbuhan tersebut sangat terbatas keberadaannya. Untuk memperkaya
data penggunaan tumbuhan oleh masyarakat lokal yang terkait dengan etnobotani
perlu dilakukan inventarisasi jenis-jenis tumbuhan dalam upacara Mamukur.
Desa Beng terletak di kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar terdiri dari 6
Banjar, Banjar kaje kauh, kaje kangin, kelod kauh, kelod kangin, pande, dan
triwangsa. Berpenduduk kurang lebih 2500 orang. Di sebelah utara dibatasi oleh
disebelah utara desa gigit, disebelah barat desa pacung, disebelah selatan kota
ginayar sebelah timur desa selat.
3
BAB II. METODE PENELITIAN
Untuk mengetahui tumbuhan yang dipakai dalam upacara Mamukur
dilakukan penelitian dengan metode, mewawancarai para tukang Banten
(sesajen) dan para Pendeta di samping itu juga mengadakan pengamatan langsung
pada saat upacara Mamukur di Desa Beng, Kabupaten Gianyar-Bali.
Mencatat semua jenis tumbuhan yang digunakan untuk upacara dan
mengambil specimen tumbuhan yang belum diketahui bahasa ilmiahnya untuk
diidentifikasikan di Lab. Taksonomi tumbuhan , Jurusan Biologi, F.MIPA,
Universitas Udayana, Denpasar-Bali.
4
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian dijumpai tumbuhan yang digunakan dengan upacara
Mamukur terdiri dari 84 species tergolong dalam 45 familia. Pada upacara
tersebut didapat banyak rentetan acara, secara garis besar rentetan itu sebagai
berikut.
1. Dewasa nanceb yaitu mulai mebangun Payadnyan (tempat untuk upacara).
Menurut Kalaer (1993) pada upacara Mamukur menggunakan suatu areal
khusus yang dipagari. Didalamnya didirikan sejumlah bangunan diperlukan untuk
pelaksanaan upacara, arena dan isinya dinamakan Payadnyan nama yang berasal
dari nama satu bangunan pokok yang terdapart di dalamnya.
Adapun nama-nama bangunan yang terdapat dalam arena adalah, Sanggar
Surya, Payadnyan, Pawedan dan Gapura. Semua bahan bangunan tersebut
berasal dari tumbuhan yang tumbuh disekitar desa tempat upacara. Bangunan dan
pagar pembatasnya baersifat darurat atau mesemtara. Tumbuhan yang dipakai
sebagai bahan bangunan adalah Dendrocalamus asper (Schult.f.) Backer ex
Heyne, Imperarta cylindrical (L). Beauv, Areca cathecu L. Cocos nuacifera L.
2. Dewasa ngaget don bingin (mencari daun Ficus benjamina L)
Poada saat mencari daun F. benyamina peralatan yang dibawa adalah tikar
dibuat dari Pandanus toctorius Park. Tempat usungan untuk menampung daun
Ficus benjamina, galah Banbusa vulgaris Schard ex Wendl. Dengan ujungnya
diisi pisau (sudamala) beserta peralatahn upacara lainnya.
Kepercayaan umat Hindhu di Bali, daun F.benjamina diyakini mempunyai
bobot dan nilai gaib yang sangat istimewa, serta mampu melakukan suatu sifat
khusus pada daun tersebut. Berdasarkan kemampuannya itu, maka daun Ficus
benjamina juga digunakan sebagai sarana untuk dipakai meminum tithacor(air
suci restu atau kutukan) supaya daya tirtha itu lebih mujarab menjadi restu mulia
apabila yang meminumnya orang jujur, dan sebaliknya merupakan kutukan
mematikan apabila yang meminumnya orang curang. Dengan demikian maka
pohon Ficus benjamina digunakan bahan pokok puspalingga supaya unsure-unsur
5
badan halus beserta karma mendiang melekat padanya (Purwita 1992, Kaler,
1993).
3. Ngajum sekah atau puspalingga artinya mewujudkan sekah sebagai
Puspasarira menjadi lingga atau pengawak (badan) dari para arwah yang
diupacarai, ditempatkan di Payadnyan.
Menurut pandangan Agama Hindhu, tubuh manusia terdiri dari 108 kerat
tulang atau 54 pasang. Demikian pula diyakini suksma-sarire sang pitara
sehingga sebuah sekah dipergunakan 108 lebar atau 54 pasang daun Ficus
benjamina. Tata cara tusukan dan pembelitannya pada sumbu selalu diatur agar
daun itu tengkurep bagi pitra lelaki dan dipasang menengadah bagi pendiang
wanita. Mengapa pemasangannya demikian, sebab pada Buana Agung, bapak
angkasa dilambangkan sebagai peria sikap badannya tengkurep dan wanita
dilambangkan sebagai ibu Pertiwi, menyangga dengan menengadah dari bawah.
Selain daun Ficus benjamina bahan yang dipakai untuk pembuatan badan
sekah kebanyakan dari bunga berwarna putih atau kunung yang beraroma wangi
(Lampiran 1) merupakan lambang kesucian. Sekah juga disebut Puspalingga
dimana Puspa yang berarti bunga dan Lingga (linggih) berarti tempat (badan).
4. Mapurwadhaksina
Sekah dijungjung atau dipangku mengelilingi Payadnyan dari arah Timur
ke selatan (arah jarum jam) sebanyak tiga kali. Pesertanya segenap sanak
keluarganya dengan perangkat upacara dan lebih mantap diikuti dengan tarian
rejang dan baris tombak yang merupakan bagian sacral.
5. Pendeta yang memuput mungah mapuja
Dalama mapuja Pendeta memberikan petunjuk lain, menuju ke Sunya Lako
atau Swah loka terhadap Sanghyang Pitara (jiwatman) yang diupacarai.
6. Ngeseng (mepralina) sekah.
Merupakan upacara pembakaran sekah di payadnyan diturunkan
diletakkan diatas dulang dan disiapkan peralatan lainnya seperti sepit,
penguyegan, sendok peralatan ini dibuatdari tumbuhan tertentu sedangkan untuk
pembakaran sekah digunakan kayu beraroma wangi (Lampiran 1).
7. Nganyut ke Segara
6
Abu Puspasarira ditempatkan ke dalam sebuah kelapa muda (Cocos
nuacifera L) dihhias dengan berbagai macam bunga (Lampiran 1). Disebut puspa.
Diusung kelaut ditempattkan diatas bukur (madya). Bentuk mukur seperti meru
yang merupakan tiruan bentuk gunung, sebagai linggih Dewa Siwa. Sehingga
bukur ini merupakan simbolik tempat Sang Pitara untuk menghadap Dewa Siwa
di Siwa Loka (Parwita,1992). Selanjutnya bukur dibakar di pantai sedangkan abu
Puspasarira dibuang ke laut.
8. Upacara Nyegara-gunung
Kaler (1997) bahwa menyatakan bahwa upacara tersebut merupakan
ungkapan rasa terimakasih ke hadapan Sang Hyang Girinata dan Hyang
Waruna (penguasa laut), karena atas karunianyalah sehingga 1.001 macam
material berupa tumbuhan, hewan darat serta beberapa hasil laut dapat
dipergunakan.
Banten (sesajen) : Untuk menunjukan banyak sedikitnya banten yang
digunakan pada saat upacara maka dikenal dengan istilah : kecil, media dan
utama. Mas Putra (1982) menyebut juga upakara yang merupakan perlengkapan
dari upacara dan pada umumnya banyak berbentuk material. Terdapat76 sepecies
tumbuhan tergolong dalam 43 bfamilia yang dipergunakan dalam banten.
Beberapa tumbuhan tersebut, dikatagorokan sebagai pala gantung seperti Cocus
nucifera L, Artocapus beterophylla Lmk, Manggifera indica L, pala wija Oryza
sativa L, Oryza glutinosa Auct, Phasolus vulgaris L mdan pala Coleus tuberosus
Bth, Solanum tuberosumL, Colocasiaesculenta (L) Schott. Disamping digunakan
buah, umbi dari jenis-jenis tumbuhan tersebut, juga digunakan organ yang lain
sepoerti daun, bunga dan batang.
Dalam Bhagavad Gita disebutkan : patiram puspam phalam to yam yo
me bhaktya prayachchati tad aham bhaktyupahritam asnami
prayatatamanah. (B.G.IX.26). artinya : siapa yang sujud kepada KU dengan
persembahan dengan setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan atau
seteguk air. Aku terima sebagai bukti persembahan dari orang yang berhati suci.
Berdasarkan bait tersebut diatas betapa pentingnya hampir semua organ tumbuhan
untuk persembahan kehadapan Nya.
7
No Kegiatan Tumbuhan Yang Digunakan Bagian
Tanaman
Kegunaan
Nama Lokal Indonesia Ilmiah Suku
1 Tempat
Penyadnyan
Tiing Betung Bambu
betung
Dendrocalamnus
asper (Schukt.f.)
Backer ex Heyne
Poaceae Buluh Bahan bangunan
untuk upacara
Ambengan Alang-
alang
Imperata
Cylindrica (L.)
Beauv.
Poaceae Daun Bahan atap
bangunan
Pinang Pinang Areca Cathecu
L.
Arecaceae Batang Tiang bangunan
Nyuh Kelapa Cocos
NuciferaL.
Arecaceae Daun Atap dan tembok
pembatas
Tiing tali Bamboo Gigantochloa
apus (Bl. Ex
Schult.f.) kurz.
Poaceae Buluh Pengikat
bangunan
2 Ngangget
Don Bingin
Tiing Ampel Bamboo
ampel
Bambusa
vulgaris Schrad.
Poaceae Buluh Dibuat tempat
usungan untuk
menampung
daun beringin
Tiing gading Bamboo
kuning
Bambusa
vulgaris Schrad.
Ex Wendl
Poaceae Buluh Galah untuk
menggait daun
beringin
Bingin Beringin Ficus benyamina
L.
Moraceae Daun Bahan
pembuatan sekah
Pandan duri Pandan
duri
Pandanus
tectorious Park.
Pandanaceae
Daun/tikar
Tikar untuk alas,
tempat daun
beringin
3 Ngajum
sekah
Tiing gading Bamboo
kuning
Bambusa
vulgaris Schrad.
Ex Wendl
Poaceae Buluh Bahan untuk
rangka sekah
Cenane Cendana Santalum album
L.
Santalaceae Kayu Murde (tutup
kepala) pererai
(muka)
Medori putih Widuri Callotropis
gigantean Ait.
Asclepiadaceae Daun
Bunga
Untuk hiasan
bagian
atas/kepala Ratna putih Ratna Gomprena
globosa L.
Arnaranthaceae Bunga Untuk hiasan
bagian
atas/kepala Jepun putih Kamboja Plumeria
acuminate Roxb.
Apocynaceae Bunga Untuk hiasan
bagian
8
atas/kepala Blangsah/buah Pinang Areca cathecu L. Palma Bunga Untuk hiasan
bagian
atas/kepala Tunjung putih Teratai Nympheae lotus
L.
Nymphaweceae Bunga Untuk hiasan
bagian
atas/kepala
Jempaka Cempaka Michelia
champaca L.
Magnoliaceae Bunga Bunga/wewangin
sekah
Mesui - Massoia
aromatika Becc.
Lauraceae Kulit kayu Isi sok (bakul)
yang terletak
dibagian da;lam
rangka sekah
Cengkeh Cengkeh Syzygium
aromaticum (L.)
Merr.&Perr.
Myrtaceae Bunga Isi sok (bakul)
sekah
Jebug garum pala Myristica
fragrans Houtt.
Myristicaceae Biji Isi sok (bakul)
sekah Pale Kruing Dipterocarpus
basselti B.L.
Dipterocarpaceae Buah Isi sok (bakul)
sekah Tabya bun - Piper
retofraktum
Vahl.
Piperaceae Buah Isi sok (bakul)
sekah
Padang lepas Rumput Cynodon
dactylon Pers.
Poaceae Daun Isi sok (bakul)
sekah
Tumbah Ketumbar Coriandrum
sativum L.
Umbelliferaceae Buah Isi sok (bakul)
sekah
Jali Jali Coix lacyma-
jobi L.
Poaceae Buah Isi sok (bakul)
sekah
Bingin Beringin Ficus benyamina
L.
Moraceae Daun Sebagai
pembungkus
badan sekah
Ambengan Alang-
alang
Imperata
culindrica (L.)
Beauv.
Poaceae Daun Ikat kepala sekah
Bunga pucuk Kembang
sepatu
Hibiscus rosa-
sinensi L
Malvaceae Daun dan
Bunga
Untuk kembang
parawista dan
kartika
Selasih miik Selasih Ocimum
gratissimum L.
Labiatae Bunga Bunga pewangi
Ental Rontal Borarrasus
flabellifer L.
Arecaceae Daun Tempat menulis
nama (surat
nama) para
arwah yang
diupacarai.
9
4 Membakar
sekah
Cendane Cendana Santalum album
L.
Santalaceae Kayu Sebagai kayu
bakar utama
Majagau - Dysoxyllum
densiflorum
(BL.) Miq.
meliaceae Kayu Sebagai kayu
bakar madya
Tebu Tebu Saccharum
officinarum L.
Poaceae Batang Untuk
melumatkan abu
Tiing gading Bamboo
kuning
Bambusa
vulgaris Schrad.
Ex Wendl
Poaceae Buluh Bahan sept dan
kipas
Ental Rontal Borarrasus
flabellifer L.
Arecaceae Daun Dipakai sendok
abu
5 Nganyut ke
segara
tempat abu
sekah
Nyuh Kelapa Cocos nucifer L. Arecaceae Tempat
penampung abu
Cempaka Cempaka Michelia
champaca L.
Magnoliaceae Bunga Bunga hiasan
Tunjung Teratai Nympheae lotus
L.
Nymphaeaceae Bunga Bunga hiasan
Jepun Kamboja Plumaria
acuminate Roxb.
apocynaceae Bunga Bunga hiasan
Tiing gading Bamboo
kuning
Bambusa
vulgaris Schrad.
Ex Wendl
Poaceae Buluh Untuk rangka
Bakur Tiing betung Bamboo
betung
Dendrocalamus
asper (schult.f.)
Backer.ex Heyne
Poaceae Buluh Bahan rangka
bukur/Madhya
Tiing tali Bamboo
apus
Dendrocalamus
asper (schult.f.)
Backer.ex Heyne
Poaceae Buluh Untuk mengikat
rangka satu
dengan lainnya
Kayu sandat Kenanga Cananga
odorata (Lam)
Hook.f.&Thom
Annonaceae Kayu Bahan ornament
yang ada di
madhya
Kayu kutuh Kapuk Ceiba pentandra
(L) Gaertn.
bombacaceae Kayu Bahan rangka
Madhya
Banten/
sesajen
Nyuh Kelapa Cocos nucifer L. Arecaceae 1 buah 2
daun
Tingkih Kemiri Aleurites
moluccana
Willd.
Euphorbiaceae Biji
Pangi Pangi Pangium edule Flacourtiaceae Biji
10
Reinw.
Base Sirih Piper betle L. Piperaceae Daun
Buah Pinang Areca cathecu L Arecaceae Daun
Manggis Manggis Garcinia
manggostana L.
Guttiferaceae Daun
ceroring Duku Lansium
domesticum Jack
Meliaceae Daun
Jagung Jagung Zea mayes L. Poaceae Biji
Jali Jali Coix lacryma-
jobi L.
Poaceae Buah
Keladi Talas Colocasia
esculenta (L).
Schott
Arecaceae Umbi
Temu hitam Temu
hitam
Curcuma
aeruginosa
Roxb.
Zingiberaceae Akar
rimpang
Cengkeh Cengkeh Syzygium
aromaticum L.
Myrtalceae Bunga
Tumbah Ketumbar Coriandum
sativum L.
Umbelliferaceae Biji
Jebug garum pala Myristica
fragrans Houtt.
Myristicaceae Biji
Pale Kruing Dipterocarpus
basselti B.L.
Dipterocarpaceae Buah
Tabya bun - Piper
retofraktum
Vahl.
Piperaceae Buah
mesui - Massoia
aromatika Becc.
Lauraceae Kulit kayu
Padi Padi Oryza sativa L. Graminae Biji
Biyu Pisang Musa sp. Musaceae Buah
Ketan Padi
ketan
Oryza glutinosa
Auct.
Poaceae Biji
Salak Salak Salacca edulis
Reinw.
Palmae Buah
Timun Mentimun Cucumis sativus
L.
Cucurbitaceae Buah
Poh Mangga Mengifera
indica L.
Anacardiaceae Buah
Jae Jahe Zingiber
officinale Rosc.
Zingiberaceae Akar
rimpang
Sabrang Kentang
ireng
Coleus
tuberosus Bth.
Solanaceae Umbi
Bingin Beringin Ficus benyamina
L.
Moraceae Daun
11
Tebu Tebu Saccharum
officinarum L.
Graminae Batang
Tebu selem Tebu
hitam
Saccharum
officinarum L.
Poaceae Batang
Nangka Nangka Artocarpus
beterophylla
Lmk.
Moraceae Buah
Bawang Brang
bang
Allium
ascalonicum L.
Liliaceae Umbi
lapis
Jae Jahe Zingiber
officinale Rosc.
Zingiberaceae Akar
rimpang
Kunyit Kunir Curcuma
domestica Val.
Zingiberaceae Rimpang
Kacang hijau Kacang
hijau
Phaseolus
radiates L.
Papillionaceae Biji
Kacang undis Kacang
liris
Cajamus cajan
(L.)
Papillionaceae Biji
Kacang barak Tunggak Vigna sinensis L. Papillionaceae Biji
Kacang putih Kacang
pedang
Canadalia
ensiformis (L.)
Papillionaceae Biji
Kacang
komak
Kacang
komak
Dolichos lablab Papillionaceae Biji
Bunga merak Kembang
merak
Caesalpinia
pulcherima (L.)
Swartz.
Caesalpinaceae Bunga
Celeng Kembang
telang
Clitoria ternate
L.
Leguminosaceae Bunga
Jempaka cempaka Michelia
champaca L.
Magnoliaceae Bunga
Menuh Melati Jasminum
sambac (l.)Ait.
Oleaceae Bunga
Pandan arum Pandan
wangi
Pandanus
amaryllifollus
Roxb.
Pandanaceae Daun
Dapdap tis Dapdap
tis
Erythirina
lithospermaL.
Fabaceae Daun
nage sari Naga sari Palaquium
rostramtum
(Miq.) Burck.
Sapotaceae Daun
Cemara Cemara
gunung
Casuarina
equisetfolia J.R.
& G.Fors.t,
Casuarinaceae Daun
Katewali Brotowali Tinospora crispa
(L.) Miers
Hook.f.&Thems
Menispermaceae Batang
12
Kentang Kentang Solanum
tuberosum
Solanaceae Umbi
Puring Puring Codiaeum
variegatum
Euphorbiaceae Daun
Glagah Glagah Saccharum
spontaneum
Poaceae Batang
Ambengan Alang-
alang
Imperata
culindrica (L.)
Beauv.
Poaceae Daun
Pakis saji Pakis biji Cycas rumphii
Miq.
Cycadaceae Daun
Bandil Rotan Calamus rotan
L.
Palma Batang
Jake Aren Arenga pinnata
Merr.
Palma Buah
Padang
derman
Sudamala Artemesia
vulgaris L
Compositae Daun
Tapak bila Nusa inda Mussenda flava
Bakh.f.
Rubiaceae Daun
Ancak - Ficus rumphii
B.L
Moraceae Daun
Meiana
cemeng
Miana Coleus
scutellariodes L.
Labiatae Daun
Selasih miik Selasih Ocimum
gratissimum L.
Labiatae Daun
Padang lepas Rumput Cynondon
dactylon Pers.
Poaceae Daun
Bila Bila Cresentia cujete Bignoniaceae. Buah
Gedang Papaya Carica papaya
L.
Caricaceae Buah
Sage Saga Abrus
precatorius
Leguminosa L. Biji
Genitri Genitri Elaeocarpus
shaericus Schum
Elaeocarpaceae Biji
Menuh Melati Jasminum
sambac Ait.
Oleaaceae Daun
Kelor Kelor Moringa oleifera
Juss.
Moringaceae Daun
Tunjung Teratai Nyemphea lotus
L.
Nymphaeaceae Bunga
Endong anjuang Cordyline
fruticosa Backer
Liliaceae Daun
Juuk Jeruk Citrus sinensi
Osb.
Rutaceae Daun
Badung Beruas/ Garcenia Clusiaceae Daun
13
keros celebica Lim.
14
BAB IV. KESIMPULAN
Dalam rentetan acara pada upara Mamukur digunakan tumbuhan yang
tergolong dalam 45 familia terdiri dari 84 species yang digunakan untuk keperluan
pembuatan bangunan tempat upacara. Banten dan sarana lainnya. Tumbuhan
tersebut terdapat disekitar desa, diantaranya ada yang sudah langka yaitu :
Santalum Album L. Pangium edule Reinw, Aleorites muloccana Willda, Massoisa
aromatika Becc, Palaqium rostratum (Miq) Burck, Dysoxyllum densiflorum (BL)
Miq. Hampir semua bagian dari ,masing-masing organ tumbuhan (buah, bunga,
daun, biji dan umbi) dipakai untuk upacara tersebut.
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Backer, C.A. & R.C. Bakhuizwn van den Brink. Jr.1968. Flora of java. Wolrters-
Noordhoff NV. Groningen The Nederland
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. yayasan Sarana Wana Jaya.
Jakarta.
Kaler I.G.K. 1993. Naben Mengapa Mayat Dibakar. Yayasan Dharma Narada.
Denpasar
Masa Putra I.G.A. 1982. Upacara Yadnya. Denpasar.
Pendit. N.S. 1989. Bhagavangita. Yayasan Dharma Sarathi. Jakarta.
Purwita I.B.P 1982. Upacara Mamukur. Upadata Sastra. Denpasar
Sharma, S. 1985. Aglossary of Indonesian Plant-Names. Udayana University.
Denpasar.
Sumatra, I.W. dan Roemantyo. 1992. Peranan Tumbuhan Dalam “Upacara
Ngaben” di Balli. Seminar dan Lokakarya Nasional Etonobita. Cisarua-
Bogor.
31
JENIS TUMBUHAN DAN PENGUNAANNYA
PADA UPACARA MEMUKUR
DI DESA BENG GIANYAR - BALI
OLEH:
PANDE KETUT SUTARA
NIP : 1952082191984031001
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR – BALI
2016
32
KATA PENGANTAR
Om Swatyastu.
Puji syukur penulis haturkan kehadapan IDA SANG YANG WIDHI,,
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya lah, sehingga penulisan karya ilmiah
ini dapat terselesaikan .
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, banyak pihak telah memberikan
bantuan kepada penulis. Melalui kesempatan ini kami penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan banyak terima kasih yang tak terhingga.
1. Kepada teman-teman yang telah membantu pelaksanaan penelitian
ini.
2. kepada semua pihak-pihak yang telah membantu, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis, dapat
balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Om, Cantih, Cantih, Cantih Om.
Gianyar, Oktober 2016
Penulis
33
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
INTISARI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian . ..................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 3
BAB II MATERI DAN METODE .............................................................. 9
2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 9
2.3. Metode Penelitian .................................................................... 9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 10
2.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 10
3.2. Pembahasan .............................................................................. 10
BAB IV KESIMPULAN ............................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA