Date post: | 16-Aug-2015 |
Category: |
Health & Medicine |
Upload: | bob-sindunata |
View: | 47 times |
Download: | 0 times |
JOURNAL READING
“Comparative Efficacy and Safety of Various Anti-Microbials in
Patients of Acute Rhinosinusitis at Tertiary-Care Hospital in
Uttarakhand (UK)”
Pembimbing
dr. Khairan Irmansyah, Sp.THT-KL
Disusun oleh :
Nyoman Aditya Sindunata (FK UPH) 20110710072
Fitria Ayu Anggraini (FK UPN) 1310221011
Kepaniteraan Klinik THT
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad
2015
1
LEMBAR PENGESAHAN
JOURNAL READING
“Comparative Efficacy and Safety of Various Anti-Microbials in
Patients of Acute Rhinosinusitis at Tertiary-Care Hospital in
Uttarakhand (UK)”
Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik
di bagian THT Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto
Disusun oleh :
Nyoman Aditya Sindunata 20110710072
Fitria Ayu Anggraini 1310221011
Telah dipresentasikan pada April 2015
Jakarta, April 2015
Pembimbing
dr. Khairan Irmansyah, Sp.THT-KL
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
journal reading dengan judul “Comparative Efficacy and Safety of Various Anti-
Microbials in Patients of Acute Rhinosinusitis at Tertiary-Care Hospital in
Uttarakhand (UK)”. Journal reading ini merupakan salah satu syarat dalam
mengikuti ujian kepaniteraan klinik Pendidikan Profesi Dokter di Departemen THT
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.
Dalam menyelesaikan tugas ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dr. Khairan Irmansyah, Sp.THT-KL selaku dokter
pembimbing dan teman-teman Co-Ass yang telah membantu dalam proses
pembuatan journal reading ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan journal reading ini banyak terdapat
kekurangan dan juga masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga journal reading ini dapat
bermanfaat bagi teman-teman dan semua pihak yang berkepentingan bagi pengembangan
ilmu kedokteran. Amin.
Jakarta, April 2014
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………..……………….. i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………..………… ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………..…… iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. iv
ABSTRACT…………..………..………………………………………….. 1
INTRODUCTION ……..…………...………………………………….…. 1
MATERIALS AND METHODS ………….……………………………… 2
1. Subjects …..………………………………………………..…………. 2
2. Inclusion Criteria ………….…………………………………...…..…. 2
3. Exclusion Criteria .……..…………….……………………………..… 2
4. Study Protocol ………...……………………..……………………...… 2
STATISTICAL ANALYSIS …..………………………………………..… 3
OBSERVATION AND RESULTS …..………………………………….... 3
DISCUSSION ………...……………….……..……………...……….......... 4
SUMMARY AND CONCLUSIONS …....………....……….…………….. 6
ABSTRAK……………..…………………………………………….…….. 7
PENDAHULUAN ……..…………...………………………………….…. 8
METODE ……………………………..…………………………………… 9
5. Subjek ….…………………………………………………..…………. 9
6. Kriteria Inklusi …………….…………………………………...…..…. 9
7. Kriteria Eksklusi ...……..…………….……………………………..… 9
8. Protokol studi ………………………………..……………………...… 10
ANALISIS STATISTIK ...……..………………………………………..… 12
OBSERVASI DAN HASIL ……..……………………………………….... 13
DISKUSI ……..……………………….……..……………...……….......... 16
KESIMPULAN DAN SARAN ………….………....……….…………….. 17
4
Perbandingan khasiat dan keamanan macam-macam antimikroba
pada pasien dengan rhinosinusitis akut Rumah sakit perawatan
tertier di Uttarakhand (UK)
Abstrak :
Untuk membandingkan khasiat dari gatifloxacin, azithromicin dengan amoxicillin
sebagai kontrol positif untuk pengobatan rinosinositis akut (ARS). Untuk memonitor
efek samping dari obat amoxicillin, azithromicin, dan gatifloxacin pada pasien ARS.
Suatu uji acak terbuka dari perbandingan khasiat dan keamanan amoxicillin,
azithromicin, dan gatifloxacin pada pasien dengan ARS. Pasien dibagi secara acak
menjadi 3 kelompok. Kelompok satu : pasien dengan oral amoxicillin 500mg TDS (3
kali/hari) selama 10 hari. Kelompok kedua : pasien dengan oral azithromycin 500mg
OD (1 kali/hari) selama 5 hari. Kelompok ke tiga : pasien dengan oral gatifloxacin
400mg OD (1 kali/hari) selama 10 hari. Pasien akan di evauasi untuk tanda dan gejala
pada hari ke 1, hari ke 7 (untuk kelompok 2), hari ke 12 (untuk kelompok ke 1,3)
sebagai titik akhir primer, dan pada 28 hari setelah perawatan sebagai titik sekunder.
Ketiga obat antimikroba (amoxicillin, azithromicin, dan gatifloxacin) efektif dalam
mengurangi gejala rinosinusitis akut dengan scoring skala visual analog.
Azithromycin menunjukkan perubahan signifikan secara radiografik pada hari ke 7 (P
< 0.01) dan pada hari ke 35 (P < 0.01). Gatifloxacin menunjukkan perubahan yang
sangat signifikan secara radiografik pada hari ke 40 (P < 0.001) dan perubahan
signifikan pada hari ke 12 (P < 0.01) ketika dibandingkan dengan amoxicillin.
Azithromycin, ketolid dihubungkan dengan efek samping yang lebih rendah
dibandingkan dengan amoxicillin. Ketiga obat antimikroba (amoxicillin,
azithromicin, dan gatifloxacin) efektif dalam mengurangi tanda dan gejala
rinosinositis akut dengan scoring skala visual analog. Gatifloxacin ditemukan sebagai
yang paling efektif dalam perubahan tanda dan gejala pada scoring skala visual
analog dan skor radiografik serta dikaitkan dengan efek samping yang dibandingkan
dari dua obat yang diteliti.
11
Kata kunci :
Rhinosinusitis akut (ARS). Gatifloxacin-respiratory fluoroquinolone. Ketolid
azithromycin. Aminopenisilin-amoxicillin.
Pendahuluan
Rhinosinusitis merupakan masalah global. Terutama pada penyakit orang dewasa.
Biasanya ini merupakan penyakit sumbatan sino-nasal dan bakterial trapping.
Sinusitis yang terjadi sendiri jarang terjadi. Biasanya didahului dan terjadi bersamaan
dengan virus URTI. Sinusitis merupakan sumber morbiditas penting, loss income,
dan memperburuk penyakit paru. Sinusitis dianggap sebagai bagian yang melekat
dengan “sindrom common cold” dan karena itu istilah rhino-sinusitis mendefinisikan
penyakit ini secara lebih tepatnya. Pada kasus dengan kombinasi infeksi bakteri dan
virus, ciri klinis penyakit mencerminkan sifat keduanya. Ketika lubang sinus
tersumbat, sekresi yang tertahan mungkin akan terinfeksi oleh pathogen, termasuk
virus, bakteri dan jamur. Selalu didahului dengan infeksi virus pada infeksi
pernapasan atas, kemudian diikuti oleh infeksi bakteri, antibiotic umumnya diberikan
kepada 85-95% kasus. Terlepas dari penyakit yang sangat umum, ada kemungkinan
untuk terjadinya mis-diagnose. Diwaktu yang sama penyakit ini memerlukan
diagnosis dini dan pengobatan yang tepat waktu untuk menghindari komplikasi dari
rhinosinusitis akut (ARS). Pengobatan pada kondisi seperti itu masih berdasarkan
atas pengalaman dan cukup controversial dalam hal pemilihan obat anti-bacterial,
frekuensi, lamanya pengobatan, dan obat adjuvant lain yang digunakan. Saat ini
belum ada consensus umum diantara dokter di seluruh dunia berkenaan dengan terapi
obat dari penyakit ini. Oleh karena itu penelitian ini mempertimbangkan untuk
membandingkan perbedaan obat anti-mikroba dalam pengobatan ARS.
12
Metode
Desain penelitian
Menggunakan uji acak terbuka (open randomized trial) untuk membandingkan
khasiat dan keamanan amoxicillin, azithromicin, dan gatifloxacin pada pasien dengan
ARS.
Subjek
Pasien dewasa pada ENT OPD di HIMS, Jolly Grant, Dehradun, selama 1 tahun
dengan diagnosis utama dari klinis dan radiologi didokumentasikan sinusitis akut
selama kurang dari sama dengan 4 minggu terdaftar. Orang dewasa yang memenuhi
syarat dari kedua jenis kelamin, minimal usia 18 tahun yang terdaftar. Diperbolehkan
menggunakan terapi tambahan seperti antipiretik, phenylephrine nose drops atau
xylometazoline spray. Para pasien diberitahukan tentang penelitian ini baik secara
lisan maupun tulisan, dan telah mendapatkan persetujuan.
Criteria inklusi
Dengan gejala selama lebih dari 1 minggu atau mereka dengan gejala rhinosinusitis
yang parah.
1. Nasal discharge
2. Nyeri pada wajah tidak berhubungan dengan trauma
3. Nyeri pada rahang atas unilateral
4. Sakit gigi pada rahang atas atau nyeri ketika mengunyah.
5. Nyeri unilateral pada rahang atas dan bawah mata ketika membungkuk ke
depan.
Criteria eksklusi
1. Pasien dengan gejala kronik (>1 bulan)
2. Pasien dengan immunocompromised
3. Pasien dengan riwayat operasi sinus sebelumnya.
4. Pasein dengan riwayat penggunaan antibiotic sebelumnya selama 1 minggu.
13
5. Komorbiditas (diabetes, gagal jantung, immuno defisiensi)
6. Kehamilan / ibu menyusui.
7. Asupan anyibiotik terakhir selama kurang dari 4 minggu.
8. Kelainan hidung lain (polip nasi)
9. Bersamaan dengan bronchitis, episode saat ini lebih dari 3 bulan.
10. Diketahui memiliki hipersensitivitas pada amoxicillin, makrolide, dan
fluroquinolon.
11. Kelainan hepar, ginjal dan imunologi.
12. Kelainan koagulasi
13. Kejang atau kondisi lain yang membutuhkan terapi berupa obat penenang.
14. Pasien yang membutuhkan steroid baik nasal ataupun sistemik.
Protokol Studi
Karakteristik Dasar
Karakteristik demografis pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan status
sosial-ekonomi juga diperhitungkan. Riwayat kesehatan yang relevan diambil dari
pasien diikuti dengan pemeriksaan THT.
Kriteria Diagnostik
Berdasarkan adanya setidaknya dua faktor diagnostik mayoratau satu faktor mayor
dan dua faktor minor sebagai berikut [8].
Faktor mayor :
Nyeri wajah atau tekanan.
Kongesti wajah atau kepenuhan.
Sumbatan hidung.
Rhinorrhoeapurulen / discoloured postnatal discharge.
Hiposmia atau anosmia.
Demam dengan riwayat ISPA.
Faktor minor :
Sakit kepala.
14
Halitosis (napas bau).
Sakit gigi (sakit gigi maksilaris).
Batuk.
Terapi Antimikroba dan Penilaian
Setelah pasien memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi selama 1 tahun (2005), pasien
direkrut untuk mempelajari protokol dan diacak menjadi tiga kelompok (masing-
masing sepuluh pasien) seperti di bawah:
Kelompok I : Pasien diberikan amoksisilin 500 mg per oral tiga kali sehari selama
10 hari.
Kelompok 2 : Pasien diberikan azitromisin 500 mg per oralsatu kali sehari selama 5
hari.
Kelompok 3 : Pasien diberikan gatifloxacin 400 mg per oral satu kali sehari
selama 10 hari.
Pasien dievaluasi untuk tanda dan gejala pada hari pertama. hari ke-7 (untuk
kelompok 2), pada hari ke-12 (untuk kelompok 1, 3) sebagai titik akhir primer dan 28
hari setelah terapi sebagai titik akhir sekunder.
Evaluasi Kemanjuran
Evaluasi kemanjuran meliputi penilaian tanda dan gejala klinis, secara penilaian
respon klinis secara keselurahan dan temuan radiografi, water’s view [9] sebelum dan
sesudah terapi obat sebagai titik akhir primer dan setelah 28 hari sebagai titik akhir
sekunder.
Penilaian Tanda Klinis dan Gejala
Tanda dan gejala klinis dinilai ketikapasien masuk dalam penelitian, pada kunjungan
rumah sakit pasca terapi 2 hari setelah akhir terapi, dan follow uppasca penelitian 28
hari setelah akhir terapi. Tanda klinis dan gejala ARS tercatat dengan keparahan
gejala dinilai denganvisual analogue scale (VAS) (nyeri wajah, penyumbatan
15
nasal,rhinorrhea purulen. post-nasal drip,gangguan atau kehilangan penghidu, sakit
kepala,dan ketidaknyamanan secara menyeluruh.
Temuan Radiografi dan Penilaian
Pemeriksaaan radiografi dilakukan saat masuk dan pada kunjungan rumah sakit pasca
terapi 2 hari setelah akhir terapi. Skoring radiografi dilakukan dengan bantuan sistem
penilaian radiografi [10].
Temuan radiografi dinilai sebagai resolved, membaik, memburuk atau tidak berubah
dan perbaikan radiografi secara keseluruhan dalam skoring dinilai sebelum dan
setelah terapi.
Evaluasi Keselamatan
Evaluasi keselamatan dilakukan secara bersamaan dengan pemantauan efek samping
obat pada setiap kunjungan pasien di rumah sakit. Efek samping yang dinilai sebagai
ringan: timbulnya tanda dan gejala, tetapi mudah ditoleransi; atau
sedang:ketidaknyamanan yang cukup untuk mengurangi atau mempengaruhi aktivitas
normal sehari-hari dan atau berat: menyebabkan ketidakmampuan untuk bekerja atau
membutuhkan rawat inap atau menyebabkan cacat permanen atau mengancam jiwa.
Analisis Statistik
Hal ini dilakukan untuk menguji kemanjuran dari kelompok obat penelitian dengan
menerapkan t-test. Semua hasilnya telah dilaporkan sesuai dengan intent-to-
treatanalysis (lihat Tabel 1).
16
Observasi dan hasil
Perbandingan Intra-Kelompok
Amoksisilin sebagai kontrol positif dalam pasien kelompok I. menghasilkan
penurunan nilai yang sangat signifikan dalam nilai skoring berdasarkan VAS pada
hari ke-12 (P <0,001) dan hari ke-40 (P < 0,001). Azithromycin pada pasien
kelompok II efektif dalam pengurangan gejala secara signifikan untuk sinusitis akut
dalam VAS pada hari ke-7 ({ < 0,001) dan pada hari ke-35 (P < 0,01).
Gatifloxacinpadapasien kelompok III, juga efektif dalam pengurangan signifikan
gejala dalamVAS pada hari ke-12 (P <0,001) dan pada hari ke-40 (P <0,001).
17
Perbandingan inter kelompok
Kombinasi dari azithromycin ditemukan sama efektifnya dengan amoxicillin saja
dalam mengurangi gejala pada skala analog visual pada hari ke 7 dan hari ke 35
(P>0,05). Gatifloxacin ditemukan yang paling efektif mengurangi gejala pada hari ke
12 (P<0.02) dan hari ke 40 (P<0.05) ketika dibandingkan dengan amoxicillin. (lihat
tabel 2).
Tabel 2 : perbandingan scoring radiografik axelssons dari x-ray sinus pada pasien
dengan akut rinosinusitis diantara kelompok yang sama pada hari pertama dengan
hari ke 7/12, atau hari ke 35/40 sama baiknya dengan perbandingan inter grup pada
hari ke 7/12, atau hari ke 35/40.
Perubahan radiografik pada pasien rinosinusitis akut seperti dinilai oleh scoring
radiografik.
18
Perbandingan Intra group
Amoxicillin (kelompok 1) menunjukkan perubahan yang signifikan pada scoring
radiografik pada hari ke 12 (P <0.05) dan hari ke 40 (P <0.01). azitromycin
(kelompok 2) menunjukkan perubahan yang signifikan dalam scoring radiografik
pada hari ke 12 (P <0.05), dan perubahan yang sangat signifikan pada hari ke 40
(P<0.001). gatifloxacin (kelompok 3) menunjukkan perubahan yang sangat signifikan
pada hari ke 12 (P<0.001). dan hari ke 40 (P<0.001). (lihat gambar 1,2,3).
19
Perbandingan inter group.
Azitromycin (kelompok 2) menunjukkan perubahan yang signifikan dalam scoring
radiografik pada hari ke 7 (P <0.01), dan hari ke 35 (P <0.01). Gatifloxacin
menunjukkan perubahan yang sangat signifikan secara radiografik pada hari ke 40
(P<0.001), dan perubahan yang signifikan pada hari ke 12 (P <0.01), ketika
dibandingkan dengan Amoxicillin. (lihat tabel 3)
Diskusi
Tujuan utama dari penatalaksanaan sinusitis akut adalah untuk
membasmi/menghilangkan infeksi menggunakan terapi anti mikroba yang tepat,
mengurangi tingkat keparahan dan lamanya gejala, serta mencegah komplikasi seperti
mukokel dan sinusitis kronik. Ketiga antimikroba tersebut adalah amoxicillin,
20
azitromycin, dan gatifloxacin yang efektif mengurangi gejala dari sinusitis akut pada
perhitungan skala visual analog (VAS).
Kesimpulan dan Saran
Dari ketiga kelompok, masing-masing dari obat antibiotic amoxicillin, azithromycin,
dan gatifloxacin efektif dalam menurunkan gejala sinusitis akut pada perhitungan
skala visual analog (VAS). Gatifloxacin ditemukan sebagai obat paling efektif dalam
perubahan tanda dan gejala pada perhitungan skala visual analog (VAS) dan
perhitungan secara radiografik. Hal itu terkait dengan efek samping yang
dibandingkan dari ketiga obat yang diteliti. Efek samping yang diamati adalah ringan.
Azitromycin, ketolide merupakan teraman kedua dengan efek samping minimal.
Kenyamanan dalam dosis adalah keuntungan tambahan pada gatifloxacin sama
halnya dengan azithromycin dalam meningkatkan kepatuhan pasien. Pada penelitian
ini dapat diambil kesimpulan bahwa gatifloxacyn adalah obat pilihan pada penyakit
rhinosinusitis akut. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan karena sifat
umum penyakit dan mungkin karena ukuran sampel yang lebih sedikit.
21