+ All Categories
Home > Documents > Jurnal Lanis and Richardson

Jurnal Lanis and Richardson

Date post: 27-Oct-2015
Category:
Upload: asti-mariana
View: 576 times
Download: 9 times
Share this document with a friend
Description:
jurnal lanis
Popular Tags:
70
Jurnal Lanis and Richardson Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness Abstract This study examines the association between corporate social responsibility and corporate tax aggressiveness. Based on a sample of 408 publicly listed Australian corporations for the 2008/2009 financial year, our regression results indicate that the higher the level of corporate social responsibility disclosure of a corporation, the lower is the level of tax aggressiveness. We find a negative and statistically significant association between corporate social responsibility disclosure and tax aggressiveness which holds across a number of different regression model specifications. Accordingly, our results show that more socially responsible corporations are likely to deter tax aggressive activities. Finally, the regression results from our additional analysis indicate that the social investment commitment, and corporate and CSR strategy (including the ethics and business conduct) of a corporation are important elements of CSR activities that have a negative impact on tax aggressiveness. Keywords: corporate social responsibility; corporate governance; corporate tax aggressiveness. Translate: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Agresivitas Pajak abstrak Studi ini meneliti hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dan pajak perusahaan agresivitas. Berdasarkan sampel dari 408 perusahaan publik Australia untuk Tahun anggaran 2008/2009, hasil regresi kami menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat korporasi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, semakin rendah tingkat agresivitas pajak. kami
Transcript
Page 1: Jurnal Lanis and Richardson

Jurnal Lanis and Richardson

Corporate Social Responsibility and Tax AggressivenessAbstractThis study examines the association between corporate social responsibility and corporate taxaggressiveness. Based on a sample of 408 publicly listed Australian corporations for the2008/2009 financial year, our regression results indicate that the higher the level of corporatesocial responsibility disclosure of a corporation, the lower is the level of tax aggressiveness. Wefind a negative and statistically significant association between corporate social responsibilitydisclosure and tax aggressiveness which holds across a number of different regression modelspecifications. Accordingly, our results show that more socially responsible corporations arelikely to deter tax aggressive activities. Finally, the regression results from our additionalanalysis indicate that the social investment commitment, and corporate and CSR strategy(including the ethics and business conduct) of a corporation are important elements of CSRactivities that have a negative impact on tax aggressiveness.Keywords: corporate social responsibility; corporate governance; corporate tax aggressiveness.

Translate:

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Agresivitas PajakabstrakStudi ini meneliti hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dan pajak perusahaanagresivitas. Berdasarkan sampel dari 408 perusahaan publik Australia untukTahun anggaran 2008/2009, hasil regresi kami menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat korporasipengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, semakin rendah tingkat agresivitas pajak. kamimenemukan hubungan negatif dan signifikan secara statistik antara tanggung jawab sosial perusahaanpengungkapan dan agresivitas pajak yang memegang di sejumlah model regresi yang berbedaspesifikasi. Dengan demikian, hasil penelitian kami menunjukkan bahwa perusahaan lebih bertanggung jawab secara sosial adalahcenderung untuk menghalangi kegiatan agresif pajak. Akhirnya, regresi hasil dari tambahan kamianalisis menunjukkan bahwa komitmen investasi sosial, dan perusahaan dan strategi CSR(termasuk etika dan perilaku bisnis) dari suatu perusahaan adalah elemen penting dari CSRkegiatan yang berdampak negatif terhadap agresivitas pajak.Kata kunci: tanggung jawab sosial perusahaan, tata kelola perusahaan, agresivitas pajak perusahaan.

1. Introduction

Page 2: Jurnal Lanis and Richardson

Separately, corporate social responsibility (CSR) and corporate tax aggressiveness1 are issuesthat have attracted a great deal of attention in the academic literature (see, e.g., Gray et al., 1995;Roberts, 1992; Deegan, 2002; Deegan et al., 2002; Desai and Dharmapala, 2006a; Frank et al.,2009; Hanlon and Slemrod, 2009; Chen et al., 2010). Quite surprisingly, however, previousresearch has seldom examined how CSR and tax aggressiveness could be associated (Freedman,2003; Desai and Dharmapala, 2006b; Williams, 2007). A recent study by Lanis and Richardson(2011) suggests that CSR is a significant factor influencing the tax aggressiveness of acorporation via the board of directors. They argue that outside directors are more responsive tothe needs of society and are thus expected to influence the board of directors away from anaggressive tax policy stance (Lanis and Richardson, 2011). In a much wider and arguably moreimportant context, CSR could potentially influence tax aggressiveness in terms of how acorporation accounts and directs its systems and processes in respect to the well-being of societyas a whole (Desai and Dharmapala, 2006b; Williams, 2007; Avi-Yonah, 2008).Taxes are a motivating factor in many corporate decisions. Managerial actions designedsolely to minimize corporate taxes through tax aggressive activities are becoming an increasinglycommon feature of the corporate landscape all over the world.2

Nevertheless, corporate taxaggressiveness can generate significant costs and benefits. From a societal perspective, thepayment of corporate income tax ensures the financing of public goods (Freise et al., 2008).

1. pengantarSecara terpisah, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan aggressiveness1 pajak perusahaan adalah masalahyang telah menarik banyak perhatian dalam literatur akademik (lihat, misalnya, Gray et al, 1995.;Roberts 1992; Deegan, 2002; Deegan et al, 2002;. Desai dan Dharmapala, 2006a, Frank dkk,.2009; Hanlon dan Slemrod, 2009; Chen et al, 2010).. Cukup mengejutkan, bagaimanapun, sebelumnyapenelitian telah jarang meneliti bagaimana CSR dan agresivitas pajak dapat dikaitkan (Freedman,2003; Desai dan Dharmapala, 2006b, Williams, 2007). Sebuah studi terbaru oleh Lanis dan Richardson(2011) menunjukkan bahwa CSR merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi agresivitas pajak darikorporasi melalui dewan direksi. Mereka berpendapat bahwa direksi luar lebih responsif terhadap

Page 3: Jurnal Lanis and Richardson

kebutuhan masyarakat dan dengan demikian diharapkan mempengaruhi dewan direksi jauh dariagresif sikap kebijakan pajak (Lanis dan Richardson, 2011). Dalam lebih luas dan bisa dibilang lebihkonteks yang penting, CSR berpotensi mempengaruhi agresivitas pajak dalam hal bagaimanakorporasi account dan mengarahkan sistem dan proses sehubungan dengan kesejahteraan masyarakatsecara keseluruhan (Desai dan Dharmapala, 2006b, Williams, 2007; Avi-Yonah, 2008).Pajak merupakan faktor pendorong dalam banyak keputusan perusahaan. Tindakan manajerial dirancangsemata-mata untuk meminimalkan pajak perusahaan melalui kegiatan agresif pajak menjadi semakinfitur umum dari lanskap perusahaan di seluruh dunia.2 Namun demikian, pajak perusahaanagresivitas dapat menghasilkan biaya yang signifikan dan keuntungan. Dari perspektif sosial, yangpembayaran pajak penghasilan badan menjamin pembiayaan barang publik (Freise et al., 2008).

Thus, a corporation’s tax aggressive policies may have a negative effect on society (Freedman,2003; Slemrod, 2004; Landolf, 2006). Moreover, when a corporation is considered to be taxaggressive by establishing a scheme or arrangement with the sole or dominant purpose ofavoiding tax (Gilders et al., 2004), it is generally not deemed to be paying its “fair share” ofcorporate income tax to the government to ensure the financing of public goods (Freedman,2003; Friese et al., 2008). This shortfall in corporate income tax revenue produces a significantand potentially irrecoverable loss to society as a whole (Slemrod, 2004; Williams, 2007). As aresult, tax aggressiveness can be considered socially irresponsible (Erle, 2008; Schön, 2008).Notwithstanding the intuitive appeal regarding the social aspects of corporate taxation, there is apaucity of research which directly links the CSR activities of a corporation with corporate taxaggressiveness (Desai and Dharmapala, 2006b; Williams, 2007; Avi-Yonah, 2008). Accordingly,the purpose of this study is to investigate empirically whether a corporation’s approach to CSRinfluences its level of corporate tax aggressiveness.CSR can be defined in several ways, including “how business takes account of its social andenvironmental impacts in the way it operates maximizing the benefits and minimizing thedownsides” (UK Government, 2004, p. 3), and “the continuing commitment by business tobehave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of

Page 4: Jurnal Lanis and Richardson

the workforce and their families as well as of the local community and society at large” (Holmeand Watts, 2006, p.10). Thus, CSR is considered an important factor in the survival and successof a corporation. However, the level to which a corporation engages in CSR is not mandatory, aview recognized by the Commission of the European Communities (2001) as follows: “a conceptwhereby companies decide voluntarily to contribute to a better society and a cleanerenvironment. A concept whereby companies integrate social and environmental concerns in theirbusiness operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basis”(Commission of the European Communities. 2001, p. 4). Additionally, there are different pointsof view as to why a corporation may engage in CSR activities in the first place. For example, theagency framework (or more generally the contracting framework) advanced in accounting byWatts and Zimmerman (1979; 1990) suggests that CSR is an illegitimate attempt by managers totax shareholders without their consent, and leads to managers being unaccountable toshareholders. This may help to explain why few accounting studies have considered the impactof a corporation’s CSR activities on corporate tax policy, especially given the dominance ofagency theory in accounting research (Desai and Dharmapala, 2006b; Avi-Yonah, 2008).The view of a corporation adopted in this paper is more comprehensive than that suggestedby agency theory (or more generally in contracting theory), whereby a corporation is more thansimply a “nexus of contracts,” and considers stakeholders other than shareholders as also beingimportant to a corporation’s ongoing operations (see, e.g., Ibrahim, 2003; Christensen andMurphy, 2004; Williams, 2007). This wider view of a corporation is referred to by Avi-Yonah(2008) as the “real entity view,” by Schön (2008) as the “corporation as a real worldphenomenon” and by Freedman (2003) as the “enlightened shareholder value.” While there aresome differences between the aforementioned views, a common perspective with significance for

Page 5: Jurnal Lanis and Richardson

our research is that a corporation exists above and beyond management, shareholders, and anyparticular stakeholder. In fact, a corporation, as with any individual in society, is able to set itsown agendas and policies to further its own ends (Williams, 2007; Schön, 2008), and is anintegral part of society and requires its support to survive (Gray et al., 1995; Roberts, 1992;Deegan, 2002; Deegan et al., 2002). Moreover, the relevance of CSR gains additional credibilityas an activity which is part and parcel of a corporation’s core business operations in recognitionof its ethical and moral duty to the wider societal context in which it exists (Freedman, 2003;Williams, 2007; Schön, 2008; Avi-Yonah, 2008). However, there is generally no regulatoryregime in place to mandate the CSR activities of a corporation (Williams, 2007; Avi-Yonah,2008). Hence, a corporation has the choice to formulate a particular approach to CSR, and in thatsense we expect that the level to which corporations engage in CSR activities will differsignificantly (see, e.g., Desai and Dharmapala, 2006b; Williams, 2007; Avi-Yonah, 2008).Of course, the issue of paying corporate tax from a national perspective is, as Andreoni et al.(1998, p. 818) state, “a problem as old as taxes themselves … and is thus of obvious importanceto nations around the world.” We take this a step further by suggesting that there is sufficientinterest between the state and society for the payment of corporate tax to be considered as apayment to the community generally (Williams, 2007). Thus, where a corporation undertakes taxaggressive activities, this behavior could have a negative effect on society (Freedman, 2003;Slemrod, 2004; Landolf, 2006; Williams, 2007). Furthermore, a corporation’s decisions aboutthe lengths to which it is prepared to go to reduce its tax liability are legitimately influenced byits attitude to CSR as well as by considerations of legality and more fundamental ethicalquestions (Christensen and Murphy, 2004; Desai and Dharmapala, 2006b; Avi-Yonah, 2008).In line with Avi-Yonah (2008) and other researchers (see, e.g., Freedman, 2003; Landolf,

Page 6: Jurnal Lanis and Richardson

2006; Williams, 2007), while minimizing the amount of corporate tax paid could be deemed tobe a legitimate exercise, corporate tax aggressiveness is considered in this study to be sociallyirresponsible. We expect that corporations which engage more in CSR activities pay their fairshare of taxes, and are therefore less tax aggressive in nature. To test our hypothesis, we employa cross-section of 408 publicly listed Australian corporations collected from the Aspect-Huntleyfinancial database for the 2008/2009 financial year, and use effective tax rates (ETRs) (see, e.g.,

Gupta and Newberry, 1997; Rego, 2003; Richardson and Lanis, 2007) as our proxy measure ofcorporate tax aggressiveness. We also develop a broad index of CSR disclosure items, which wescore from publically available corporate reports (see, e.g., Bowman and Haire, 1976; Ingramand Frazier, 1980; Clarkson et al., 2008) and employ it as our proxy measure of the extent towhich a corporation engages in CSR activities.Our regression results show that the higher the level of corporate social responsibilitydisclosure of a corporation, the lower is the level of tax aggressiveness. We find that a negativeand statistically significant association between corporate social responsibility disclosure and taxaggressiveness holds across several different regression model specifications. Thus, our resultsshow that more socially responsible corporations tend to discourage tax aggressive activities.Finally, the regression results from our additional analysis indicate that the social investmentcommitment, and corporate and CSR strategy (including the ethics and business conduct) of acorporation are significant components of CSR activities that have a negative effect on taxaggressiveness.This study contributes to the literature in several ways. First, it provides empirical evidencewhich shows that more socially responsible corporations are less likely to engage in corporatetax aggressiveness. To our knowledge, this study is the first to empirically document this

Page 7: Jurnal Lanis and Richardson

negative association. This finding suggests that a corporation engaging in CSR activities alsotakes into account its tax policy stance, which helps to confirm the view that CSR is a coreactivity that can be used by a corporation to support its tax position. Second, it employs acomprehensive measure of CSR activities which indicates that tax aggressiveness impacts thecorporation’s CSR in a broad sense, whereas most extant literature on CSR concentrates simplyon environmental performance. Third, it also provides important insights for tax policymakerswho seek to identify the circumstances under which the risk of tax aggressiveness is higher.Fourth, it furnishes additional evidence in support of an emerging research paradigm in the areaof CSR and tax aggressiveness.The remainder of the paper is organized as follows. Section 2 provides the relevant theoryand develops our hypothesis. Section 3 describes the research design. Section 4 reports andanalyzes the empirical results. Finally, Section 5 concludes.

Dengan demikian , kebijakan agresif pajak korporasi mungkin memiliki efek negatif pada masyarakat ( Freedman ,2003; Slemrod , 2004; Landolf , 2006) . Selain itu , ketika sebuah perusahaan dianggap pajakagresif dengan membentuk skema atau pengaturan dengan tujuan tunggal atau dominanmenghindari pajak ( gilders et al . , 2004) , umumnya tidak dianggap membayar " adil " nyapajak penghasilan badan kepada pemerintah untuk menjamin pembiayaan barang publik ( Freedman ,2003; Friese et al , 2008) . . Kekurangan ini pendapatan pajak penghasilan badan menghasilkan signifikandan berpotensi irrecoverable kerugian masyarakat secara keseluruhan ( Slemrod , 2004; Williams , 2007 ) . sebagaiHasilnya , agresivitas pajak dapat dianggap bertanggung jawab secara sosial ( Erle , 2008; Schön , 2008 ) .Meskipun daya tarik intuitif mengenai aspek sosial pajak perusahaan , adakekurangan dari penelitian yang secara langsung menghubungkan kegiatan CSR perusahaan dengan pajak perusahaanagresivitas ( Desai dan Dharmapala , 2006b , Williams , 2007; Avi - Yonah , 2008) . Oleh karena itu ,tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris apakah pendekatan perusahaan untuk CSRmempengaruhi tingkat agresivitas pajak perusahaan .CSR dapat didefinisikan dalam beberapa cara , termasuk " bagaimana bisnis memperhitungkan sosial dandampak lingkungan dalam cara beroperasi memaksimalkan manfaat dan meminimalkankerugian " ( Pemerintah Inggris , 2004, hal . 3 ) , dan" komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untukberperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi sekaligus meningkatkan kualitas hiduptenaga kerja dan keluarganya serta masyarakat setempat dan masyarakat pada umumnya " ( Holme

Page 8: Jurnal Lanis and Richardson

dan Watts , 2006 , hal.10 ) . Dengan demikian , CSR dianggap sebagai faktor penting dalam kelangsungan hidup dan keberhasilandari suatu perusahaan . Namun, tingkat yang sebuah perusahaan terlibat dalam CSR tidak wajib , yanglihat diakui oleh Komisi Masyarakat Eropa ( 2001) sebagai berikut : " konsepdimana perusahaan memutuskan secara sukarela untuk berkontribusi pada masyarakat yang lebih baik dan lebih bersihlingkungan . Sebuah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan dalam merekaoperasi bisnis dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan mereka secara sukarela "( Komisi Masyarakat Eropa . 2001, hal . 4 ) . Selain itu, ada titik yang berbedapandang seperti mengapa sebuah perusahaan dapat melakukan kegiatan CSR di tempat pertama . Sebagai contoh,Badan kerangka ( atau lebih umum kerangka kontrak ) maju dalam akuntansi denganWatts dan Zimmerman ( 1979; 1990) menunjukkan bahwa CSR merupakan upaya tidak sah oleh manajer untukpemegang saham pajak tanpa persetujuan mereka , dan mengarah ke manajer yang bertanggung jawab terhadappemegang saham . Ini mungkin membantu menjelaskan mengapa beberapa studi akuntansi telah mempertimbangkan dampakkegiatan CSR perusahaan terhadap kebijakan pajak perusahaan , terutama mengingat dominasiteori keagenan dalam penelitian akuntansi ( Desai dan Dharmapala , 2006b , Avi - Yonah , 2008) .Pandangan korporasi diadopsi dalam tulisan ini lebih komprehensif daripada yang disarankanoleh teori keagenan ( atau lebih umum dalam kontrak teori ) , dimana sebuah perusahaan lebih darihanya " perhubungan kontrak , " dan menganggap para pemangku kepentingan selain pemegang saham juga menjadipenting untuk operasi yang sedang berlangsung sebuah perusahaan (lihat , misalnya , Ibrahim , 2003; Christensen danMurphy, 2004; Williams , 2007) . Pandangan yang lebih luas dari suatu perusahaan disebut oleh Avi - Yonah( 2008 ) sebagai " pandangan real entitas , " oleh Schön ( 2008 ) sebagai "korporasi sebagai dunia nyataFenomena "dan oleh Freedman (2003 ) sebagai " nilai pemegang saham tercerahkan . " Walaupun adabeberapa perbedaan antara pandangan tersebut , perspektif umum dengan signifikansi untukpenelitian kami adalah bahwa sebuah perusahaan ada di atas dan di luar manajemen , pemegang saham , dan setiappemangku kepentingan tertentu . Bahkan , sebuah perusahaan , karena dengan setiap individu dalam masyarakat , mampu untuk mensetagenda dan kebijakan sendiri untuk memajukan tujuan sendiri ( Williams , 2007; Schön , 2008 ) , dan sebuahbagian integral dari masyarakat dan memerlukan dukungan untuk bertahan hidup ( Gray et al , 1995; . Roberts , 1992;Deegan , 2002; Deegan et al , 2002) . . Selain itu , relevansi CSR keuntungan kredibilitas tambahansebagai suatu kegiatan yang merupakan bagian dan paket dari operasi bisnis inti perusahaan dalam pengakuantugas etika dan moral dalam konteks sosial yang lebih luas di mana itu ada ( Freedman , 2003;Williams, 2007; Schön , 2008; Avi - Yonah , 2008) . Namun, pada umumnya tidak ada peraturanRezim di tempat untuk mandat kegiatan CSR dari sebuah perusahaan ( Williams , 2007; Avi - Yonah ,2008) . Oleh karena itu , perusahaan memiliki pilihan untuk merumuskan pendekatan khusus untuk CSR , dan dalam

Page 9: Jurnal Lanis and Richardson

merasakan kami berharap bahwa tingkat perusahaan yang terlibat dalam kegiatan CSR akan berbedasignifikan (lihat, misalnya , Desai dan Dharmapala , 2006b , Williams , 2007; Avi - Yonah , 2008 ) .Tentu saja, masalah membayar pajak penghasilan badan dari perspektif nasional , seperti Andreoni et al .( 1998, hal . 818 ) menyatakan , " masalah setua pajak sendiri ... dan dengan demikian penting jelaske negara-negara di seluruh dunia . " Kami mengambil langkah lebih lanjut dengan menyarankan bahwa ada cukupkepentingan antara negara dan masyarakat untuk pembayaran pajak perusahaan dianggap sebagaipembayaran kepada masyarakat umum ( Williams , 2007) . Jadi , di mana menyanggupi pajak korporasikegiatan yang agresif , perilaku ini dapat memiliki efek negatif pada masyarakat ( Freedman , 2003;Slemrod , 2004; Landolf , 2006; Williams , 2007) . Selain itu , keputusan perusahaan tentangsejauh mana ia siap untuk pergi untuk mengurangi kewajiban pajaknya secara sah dipengaruhi olehsikapnya terhadap CSR serta oleh pertimbangan legalitas dan lebih etis mendasarpertanyaan ( Christensen dan Murphy , 2004; Desai dan Dharmapala , 2006b , Avi - Yonah , 2008) .Sejalan dengan Avi - Yonah (2008 ) dan peneliti lainnya ( lihat, misalnya , Freedman , 2003; Landolf ,2006 , Williams , 2007 ) , dan meminimalkan jumlah pajak perusahaan dibayar bisa dianggapmenjadi latihan yang sah , agresivitas pajak perusahaan dianggap dalam penelitian ini secara sosialbertanggung jawab . Kami berharap bahwa perusahaan yang lebih terlibat dalam kegiatan CSR membayar wajarnyapangsa pajak , dan oleh karena itu kurang agresif di alam pajak . Untuk menguji hipotesis kami , kami mempekerjakanpenampang dari 408 emiten perusahaan Australia yang dikumpulkan dari Aspek - HuntleyDatabase keuangan untuk tahun keuangan 2008/2009 , dan menggunakan tarif ( ETRS ) pajak efektif ( lihat, misalnya ,

Gupta dan Newberry , 1997; Rego , 2003; Richardson dan Lanis , 2007 ) sebagai ukuran proksi kamiagresivitas pajak perusahaan . Kami juga mengembangkan indeks luas CSR item pengungkapan , yang kitaskor dari laporan perusahaan publik yang tersedia (lihat, misalnya , Bowman dan Haire , 1976; Ingramdan Frazier , 1980; . Clarkson et al , 2008) dan menggunakannya sebagai ukuran proksi kami sejauhsebuah perusahaan yang terlibat dalam kegiatan CSR .Hasil regresi kami menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat tanggung jawab sosial perusahaanpengungkapan korporasi , semakin rendah tingkat agresivitas pajak . Kami menemukan bahwa negatifdan hubungan bermakna antara pengungkapan tanggung jawab sosial dan pajakagresivitas memegang di beberapa spesifikasi model regresi yang berbeda . Dengan demikian , hasil kamimenunjukkan bahwa lebih sosial perusahaan yang bertanggung jawab cenderung untuk mencegah kegiatan agresif pajak .Akhirnya , hasil regresi dari analisis tambahan kami menunjukkan bahwa investasi sosialkomitmen, dan perusahaan dan strategi CSR ( termasuk etika dan perilaku bisnis ) dariperusahaan merupakan komponen penting dari kegiatan CSR yang memiliki efek negatif pada pajakagresivitas .Penelitian ini memberikan kontribusi kepada literatur dalam beberapa cara . Pertama , memberikan bukti empirisyang menunjukkan bahwa lebih sosial perusahaan yang bertanggung jawab cenderung untuk terlibat dalam perusahaanPajak agresivitas . Untuk pengetahuan kita , penelitian ini adalah yang pertama untuk secara empiris dokumen ini

Page 10: Jurnal Lanis and Richardson

hubungan negatif . Temuan ini menunjukkan bahwa sebuah perusahaan terlibat dalam kegiatan CSR jugamemperhitungkan sikap kebijakan pajak , yang membantu untuk mengkonfirmasi pandangan bahwa CSR merupakan intikegiatan yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mendukung posisi pajaknya . Kedua , ia mempekerjakanukuran komprehensif kegiatan CSR yang menunjukkan bahwa agresivitas pajak dampakkorporasi CSR dalam arti luas , sedangkan sebagian besar literatur yang masih ada pada CSR berkonsentrasi hanyapada kinerja lingkungan . Ketiga , juga memberikan wawasan penting bagi para pembuat kebijakan pajakyang berusaha untuk mengidentifikasi keadaan di mana risiko agresivitas pajak lebih tinggi .Keempat , memoles bukti tambahan untuk mendukung paradigma penelitian yang muncul di daerahCSR dan agresivitas pajak .Sisa kertas ini disusun sebagai berikut . Bagian 2 memberikan teori yang relevandan mengembangkan hipotesis kami . Bagian 3 menjelaskan rancangan penelitian . Bagian 4 laporan danmenganalisis hasil empiris . Akhirnya , Bagian 5 menyimpulkan .

2. Theory and Hypothesis Development2.1. The corporation: more than just a nexus of contractsAs mentioned previously, the lack of research linking CSR with corporate taxation may bedue to the dominant view of the corporation in accounting and business research (see, e.g., Desaiand Dharmapala, 2006b; Avi-Yonah, 2008; Schön, 2008). This view is largely encapsulated inthe assumptions of agency theory (or more generally in contracting theory), whereby CSR isconsidered to have little relevance to the operations of the corporation (Watts and Zimmerman,1979; 1990). According to agency theory (Fama, 1980; Fama and Jensen, 1983), the mostimportant relationship is between managers and shareholders, thus any corporate activity outsidethat domain is counter-productive because it does not maximize corporate profit (Friedman,1962). A corporation only need engage in CSR activities if they maximize profit, and the costs ofsuch activities are usually referred to as reputation costs and/or political costs in agency theory(Slemrod, 2004; Scholes et al., 2005; Chen et al., 2010).Consistent with Avi-Yonah (2008) and Schön (2008), our view of a corporation is that it hasa significant influence that goes beyond its shareholders. Specifically, a corporation is a “realworld” entity which has to survive the rigors of a competitive business environment, and in this

Page 11: Jurnal Lanis and Richardson

context will deal with many other entities and individuals (Avi-Yonah, 2008; Schön, 2008). As aresult, a corporation will develop policies, strategies, and operations that provide it with the mostfavorable outcomes in a complex business environment. Essentially, the resultant policies,strategies, and operations will not be shareholder-centric per se, but will account for otherstakeholders (e.g., government bodies, political groups, trade unions, community, employees,suppliers and customers) and members of society as a whole.According to Avi-Yonah (2008), the implication of viewing a corporation as a real worldentity is that CSR may be regarded as a legitimate business activity and not merely a cost on theroad to maximizing shareholder wealth. Williams (2007) goes further in suggesting that CSRactivities should be reflected in a corporation’s strategies and core activities, in recognition of itsresponsibility to society. However, CSR activities are generally not compulsory according to thelaws and regulations of most developed countries (e.g., Australia, Canada, the U.K., and theU.S), so the level of engagement in CSR activities could differ significantly betweencorporations (Williams, 2007; Avi-Yonah, 2008). We also assume in this study that a corporationtakes an ethical stance in relation to its business operations, and that CSR provides a set ofguiding principles that can be used by a corporation to determine how its chosen ethical stanceapplies to specific business situations that have an effect on its stakeholders (other thanshareholders) and society in general (Williams, 2007). Thus, the ethical stance could also besignificantly different among corporations.2.2. Corporate taxes and social responsibilityCorporate taxes can only be associated with CSR if their payment does indeed haveimplications for the wider community. If the payment of corporate taxes is merely perceived as abusiness transaction and one of the many costs of operating a corporation, the objective would beto minimize the amount of corporate tax payable as much as possible (Avi-Yonah, 2008).

Page 12: Jurnal Lanis and Richardson

Therefore, in paying tax a corporation would have few ethical, community, or other stakeholderconsiderations in mind. Nevertheless, it is claimed by Freedman (2003), Landolf (2006), andFriese et al. (2008), for example, that the payment of corporate taxes does have community andsocietal implications because it forms the important function of helping to fund the provision ofpublic goods in society, including such things as education, national defense, public health care,public transport, and law enforcement (such as the system of property rights). Finally, asindicated by Williams (2007), the most significant issue that arises in attempting to apply CSRprinciples to corporate tax encompasses those actions that can reduce a corporation’s tax liabilitythrough corporate tax avoidance and tax planning.2.3. Tax aggressiveness: a social irresponsibilityTaking the viewpoint that a corporation is a real-world entity with societal obligations andthat the payment of corporate tax does affect society, the CSR obligation is that a corporationshould pay its fair share of the tax lawfully collected by governments in whichever country theyare operating (Freedman, 2003; Christensen and Murphy, 2004). Thus, a corporation may havethe right to minimize tax within the spirit of the law, but it would be considered illegitimate toengage deliberately in strategic tax behavior designed solely to minimize its corporate taxes(Avi-Yonah, 2008). Moreover, it would presumably be socially responsible to take any steps thatwould curb the harmful effects of corporate tax aggressiveness on the economic well-being ofsociety (Williams, 2007). In fact, according to Williams (1997), eliminating the tax aggressivebehavior of a corporation should have a stabilizing effect on society to the extent that it: (i)hinders the development of a two-tiered society in which some pay tax and others fail to do so;(ii) promotes respect for the rule of law; and (iii) contributes to the higher standards of customerservice and employee care normally associated with the legitimate economy.By taking a passive stance toward taxation, a corporation can gain legitimacy within society

Page 13: Jurnal Lanis and Richardson

and maintain good-standing with the tax authority by complying with and following theunderlying spirit of the tax law (Christensen and Murphy, 2004; Ostas, 2004; Rose, 2007). InAustralia, for example, schemes or arrangements that are put in place by a corporation with thesole or dominant purpose of avoiding tax are not considered to be in the spirit of the law (Gilderset al., 2004). Thus, the Australian Tax Office (ATO) has the power under the tax legislation tocancel any tax benefit obtained from the scheme or arrangement, impose additional tax, andapply significant tax penalties on a corporation (Gilders et al., 2004).Furthermore, if a corporation is considered to be tax aggressive by establishing a scheme orarrangement with the sole or dominant purpose of avoiding tax, it is generally not deemed to bepaying its “fair share” of corporate income tax to the government to help ensure the financing ofpublic goods in society (Freedman, 2003; Landolf, 2006; Friese et al., 2008). This shortfall incorporate income tax revenue generates hostility, reputational damage (particularly in relation toits CSR profile) for a corporation with various stakeholders, and at worst could even result in thecessation of a corporation’s business operations (Williams, 2007; Erle, 2008; Hartnett, 2008).Finally, corporate tax aggressiveness also produces a significant and potentially irrecoverableloss to society as a whole (Freedman, 2003; Slemrod, 2004; Schön, 2008).Taking these various views into account, we suggest that corporate tax aggressiveness shouldbe considered a socially irresponsible and illegitimate activity. Thus, a corporation engaging intax aggressive policies is socially irresponsible and its decisions about the lengths to which it isprepared to go to reduce its tax liability are thus legitimately influenced by its attitude to CSR, inaddition to considerations of legality and more basic ethical questions. Williams (1997) arguesthat while consideration of fundamental principles, such as honesty and integrity, is likely tofocus on the attributes of the proposed tax aggressive arrangements themselves and the kind ofbehavior required of a corporation, CSR considerations will tend by definition to focus more on

Page 14: Jurnal Lanis and Richardson

the wider economic, social, and environmental effects of the arrangements.It should also be noted that it is not always helpful to seek to distinguish between “good”CSR carried out by a corporation for altruistic motives, and “selfish” CSR carried out by acorporation with a view to the favorable effects on its reputation. Rather, many corporate actionsare conducted with dual motives in mind. It is therefore important in what follows to considerhow CSR factors may reasonably influence a corporation’s approach to tax aggressiveness,without making any attempt to distinguish between an action that is taken because a corporationactually wishes to act in a responsible manner, and an action that is taken because it wishesobservers to perceive it in that particular light (Williams, 2007).Based on the above discussion, where a corporation chooses to engage in appropriate CSRactivities (broadly identified and including community and political involvement, environmentalprotection, social and community development and investment, promoting staff welfare anddevelopment, and having policies in place that maintain a good relationship with customers,suppliers, and government bodies) it is less likely to be overtly tax aggressive. Therefore, acorporation with a higher CSR profile (as measured by its engagement in CSR activities) isexpected to be more cautious about undertaking tax aggressive activities because this would beinconsistent with its other CSR engagements, and could potentially counteract the positiveeffects associated with its CSR activities. Overall, it is reasonable to expect that the more acorporation engages in CSR activities, the lower the likelihood that it will be tax aggressive innature. Our study thus empirically tests the following research hypothesis:H1: All else being equal, the higher the level of CSR activity of a corporation, the loweris the level of tax aggressiveness.

2 . Teori dan Pengembangan Hipotesis2.1 . Korporasi : lebih dari sekedar perhubungan kontrakSeperti disebutkan sebelumnya, kurangnya penelitian yang menghubungkan CSR dengan pajak perusahaan mungkin

Page 15: Jurnal Lanis and Richardson

karena pandangan dominan dari perusahaan dalam akuntansi dan bisnis penelitian (lihat, misalnya , Desaidan Dharmapala , 2006b , Avi - Yonah , 2008; Schön , 2008 ) . Pandangan ini sebagian besar dikemas dalamasumsi teori keagenan ( atau lebih umum dalam kontrak teori ) , dimana CSRdianggap memiliki sedikit relevansi dengan operasi korporasi ( Watts dan Zimmerman ,1979; 1990) . Menurut teori agensi ( Fama , 1980; Fama dan Jensen , 1983 ) , yang palingHubungan penting antara manajer dan pemegang saham , sehingga setiap aktivitas perusahaan di luarbahwa domain adalah kontra-produktif karena tidak memaksimalkan keuntungan perusahaan ( Friedman ,1962) . Sebuah perusahaan hanya perlu terlibat dalam kegiatan CSR jika mereka memaksimalkan keuntungan , dan biayakegiatan tersebut biasanya disebut sebagai biaya reputasi dan / atau biaya politik dalam teori keagenan( Slemrod , 2004; Scholes et al , 2005; . . Chen et al , 2010 ) .Konsisten dengan Avi - Yonah ( 2008) dan Schön (2008 ) , pandangan kita dari suatu perusahaan adalah bahwa ia memilikipengaruh yang signifikan yang melampaui pemegang saham . Secara khusus , sebuah perusahaan adalah "nyataentitas dunia " yang harus bertahan dari kerasnya lingkungan bisnis yang kompetitif , dan dalam hal inikonteks akan berurusan dengan banyak entitas dan individu ( Avi - Yonah , 2008; Schön , 2008) lainnya . sebagaiHasilnya , perusahaan akan mengembangkan kebijakan , strategi , dan operasi yang menyediakan dengan palinghasil yang menguntungkan dalam lingkungan bisnis yang kompleks . Pada dasarnya , kebijakan yang dihasilkan ,strategi , dan operasi tidak akan menjadi pemegang saham - sentris per se , tetapi akan menjelaskan lainnyapemangku kepentingan ( misalnya , badan pemerintah , kelompok politik , serikat buruh , masyarakat , karyawan ,pemasok dan pelanggan ) dan anggota masyarakat secara keseluruhan .Menurut Avi - Yonah (2008 ) , implikasi melihat korporasi sebagai dunia nyataentitas adalah bahwa CSR dapat dianggap sebagai kegiatan bisnis yang sah dan bukan hanya pada biayajalan menuju memaksimalkan kekayaan pemegang saham . Williams ( 2007) melangkah lebih jauh dalam menyatakan bahwa CSRkegiatan harus tercermin dalam strategi korporasi dan kegiatan inti , sebagai pengakuan atas nyatanggung jawab kepada masyarakat . Namun, kegiatan CSR umumnya tidak wajib menuruthukum dan peraturan dari sebagian besar negara maju ( misalnya , Australia , Kanada, Inggris , danAS) , sehingga tingkat keterlibatan dalam kegiatan CSR bisa berbeda secara signifikan antaraperusahaan ( Williams , 2007; Avi - Yonah , 2008) . Kami juga menganggap dalam penelitian ini bahwa sebuah perusahaanmengambil sikap etis dalam kaitannya dengan kegiatan usahanya , dan CSR yang menyediakan satu setprinsip yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menentukan bagaimana sikap etis yang dipilihberlaku untuk situasi bisnis tertentu yang memiliki efek pada pemangku kepentingan ( selainpemegang saham ) dan masyarakat pada umumnya ( Williams , 2007) . Dengan demikian , sikap etis juga bisa menjadiberbeda secara signifikan antara perusahaan .2.2 . Pajak perusahaan dan tanggung jawab sosialPajak korporasi hanya dapat dikaitkan dengan CSR jika pembayaran mereka memang memiliki

Page 16: Jurnal Lanis and Richardson

implikasi bagi masyarakat luas . Jika pembayaran pajak korporasi hanya dianggap sebagaitransaksi bisnis dan salah satu dari banyak biaya operasional korporasi , tujuan akanuntuk meminimalkan jumlah pajak hutang sebanyak mungkin ( Avi - Yonah , 2008) .Oleh karena itu, dalam membayar pajak korporasi akan memiliki beberapa etika , masyarakat , atau pemangku kepentingan lainnyapertimbangan dalam pikiran . Namun demikian , hal ini diklaim oleh Freedman ( 2003) , Landolf ( 2006) , danFriese et al . (2008 ) , misalnya , bahwa pembayaran pajak perusahaan memang memiliki masyarakat danimplikasi sosial karena merupakan fungsi penting untuk membantu pendanaan penyediaanbarang publik dalam masyarakat , termasuk hal-hal seperti pendidikan , pertahanan nasional , kesehatan masyarakat ,angkutan umum , dan penegakan hukum ( seperti sistem hak milik ) . Akhirnya , sebagaiditunjukkan oleh Williams ( 2007 ) , isu yang paling signifikan yang muncul dalam upaya untuk menerapkan CSRprinsip-prinsip untuk pajak perusahaan meliputi tindakan-tindakan yang dapat mengurangi kewajiban pajak korporasimelalui penghindaran pajak perusahaan dan perencanaan pajak .2.3 . Agresivitas Pajak : a tidak bertanggung jawab sosialMengambil pandangan bahwa korporasi adalah badan dunia nyata dengan kewajiban sosial danbahwa pembayaran pajak perusahaan tidak mempengaruhi masyarakat , kewajiban CSR adalah bahwa sebuah perusahaanharus membayar adil dari pajak sah dikumpulkan oleh pemerintah di negara mana merekaberoperasi ( Freedman , 2003; Christensen dan Murphy , 2004) . Dengan demikian , perusahaan mungkin memilikihak untuk meminimalkan pajak dalam semangat hukum , tetapi akan dianggap tidak sah untukterlibat dalam perilaku sengaja pajak strategis yang dirancang semata-mata untuk meminimalkan pajak korporasi( Avi - Yonah , 2008) . Selain itu, mungkin akan bertanggung jawab secara sosial untuk mengambil langkah-langkah yangakan mengekang efek berbahaya dari agresivitas pajak perusahaan pada ekonomi kesejahteraanmasyarakat ( Williams , 2007 ) . Bahkan , menurut Williams ( 1997) , menghilangkan pajak agresifperilaku perusahaan harus memiliki efek stabilisasi pada masyarakat sejauh itu : ( i )menghambat pengembangan masyarakat dua tingkat di mana beberapa pajak gaji dan lain-lain gagal untuk melakukannya ;( ii ) mempromosikan penghormatan terhadap supremasi hukum , dan ( iii ) memberikan kontribusi untuk standar yang lebih tinggi dari pelangganlayanan dan karyawan perawatan biasanya terkait dengan ekonomi yang sah .Dengan mengambil sikap pasif terhadap perpajakan, perusahaan dapat memperoleh legitimasi dalam masyarakatdan menjaga baik-berdiri dengan otoritas pajak dengan mematuhi dan mengikutimendasari semangat hukum pajak ( Christensen dan Murphy , 2004; Ostas , 2004; Rose , 2007) . diAustralia, misalnya , skema atau pengaturan yang diberlakukan oleh korporasi dengantujuan tunggal atau dominan menghindari pajak tidak dianggap dalam semangat hukum ( gilderset al . , 2004) . Dengan demikian , Kantor Pajak Australia ( ATO ) memiliki kekuatan di bawah undang-undang pajakmembatalkan manfaat pajak yang diperoleh dari skema atau pengaturan , mengenakan pajak tambahan, dan

Page 17: Jurnal Lanis and Richardson

menerapkan denda pajak yang signifikan pada perusahaan ( gilders et al . , 2004) .Selain itu, jika korporasi dianggap agresif dengan membentuk skema pajak ataupengaturan dengan tujuan tunggal atau dominan menghindari pajak , umumnya tidak dianggapmembayar " adil " atas pajak penghasilan badan kepada pemerintah untuk membantu memastikan pembiayaanbarang publik dalam masyarakat ( Freedman , 2003; Landolf , 2006; . Friese et al , 2008) . Kekurangan inipenerimaan pajak penghasilan badan menghasilkan permusuhan , kerusakan reputasi ( terutama dalam kaitannya denganprofilnya CSR ) untuk sebuah perusahaan dengan berbagai pemangku kepentingan , dan paling buruk bahkan bisa mengakibatkanpenghentian operasi bisnis korporasi ( Williams , 2007; Erle , 2008; Hartnett , 2008) .Akhirnya , agresivitas pajak perusahaan juga menghasilkan signifikan dan berpotensi irrecoverablekerugian masyarakat secara keseluruhan ( Freedman , 2003; Slemrod , 2004; Schön , 2008) .Mengambil berbagai pandangan ke rekening , kami sarankan agresivitas pajak perusahaan harusdianggap sebagai kegiatan sosial tidak bertanggung jawab dan tidak sah . Dengan demikian , sebuah perusahaan yang terlibat dalamkebijakan agresif pajak secara sosial bertanggung jawab dan keputusan tentang sejauh mana itusiap untuk pergi untuk mengurangi kewajiban pajak yang demikian sah dipengaruhi oleh sikap terhadap CSR , dalamSelain pertimbangan legalitas dan pertanyaan etika yang lebih mendasar . Williams ( 1997 ) berpendapatbahwa sementara pertimbangan prinsip-prinsip dasar , seperti kejujuran dan integritas , kemungkinanfokus pada atribut pengaturan agresif pajak yang diusulkan sendiri dan jenisperilaku yang dibutuhkan dari suatu perusahaan , pertimbangan CSR akan cenderung menurut definisi untuk lebih fokus padadampak ekonomi yang lebih luas , sosial , dan lingkungan pengaturan .Hal ini juga harus dicatat bahwa tidak selalu membantu untuk mencari untuk membedakan antara " baik "CSR yang dilakukan oleh perusahaan untuk motif altruistik , dan " egois " CSR yang dilakukan olehperusahaan dengan maksud untuk efek menguntungkan pada reputasinya . Sebaliknya , banyak aksi korporasidilakukan dengan motif ganda dalam pikiran . Oleh karena itu penting dalam apa yang berikut harus dipertimbangkanbagaimana faktor-faktor CSR mungkin cukup mempengaruhi pendekatan korporasi untuk agresivitas pajak ,tanpa membuat upaya untuk membedakan antara tindakan yang diambil karena korporasisebenarnya ingin bertindak secara bertanggung jawab , dan tindakan yang diambil karena inginpengamat untuk melihat dalam cahaya tertentu ( Williams , 2007 ) .Berdasarkan pembahasan di atas , di mana sebuah perusahaan memilih untuk terlibat dalam CSR yang sesuaikegiatan ( luas diidentifikasi dan termasuk keterlibatan masyarakat dan politik , lingkunganperlindungan , pengembangan dan investasi sosial dan masyarakat , kesejahteraan staf mempromosikan danpengembangan , dan memiliki kebijakan di tempat yang menjaga hubungan baik dengan pelanggan ,pemasok , dan badan pemerintah ) itu adalah kurang mungkin terang-terangan pajak agresif. Oleh karena itu,perusahaan dengan tinggi profil CSR ( yang diukur dengan keterlibatannya dalam kegiatan CSR ) adalahdiharapkan lebih berhati-hati tentang melakukan kegiatan agresif pajak karena ini akan menjadikonsisten dengan keterlibatan perusahaan CSR lainnya , dan berpotensi bisa menangkal positif

Page 18: Jurnal Lanis and Richardson

efek yang berkaitan dengan kegiatan CSR . Secara keseluruhan , itu masuk akal untuk mengharapkan bahwa lebihperusahaan terlibat dalam kegiatan CSR , semakin rendah kemungkinan bahwa hal itu akan menjadi agresif dalam pajakalam. Studi kami sehingga secara empiris menguji hipotesis penelitian sebagai berikut :H1 : Semuanya sama , semakin tinggi tingkat aktivitas CSR dari suatu perusahaan , semakin rendahadalah tingkat agresivitas pajak .

3. Research Design3.1. Sample descriptionWe empirically test our hypothesis based on a cross-section of publicly listed Australiancorporations collected from the Aspect-Huntley financial database for the 2008/2009 financialyear, which represents the latest and most complete financial year available for data collection atthe time that this study was carried out. Our initial sample consisted of a sum total of 627corporations. However, the initial sample was reduced by the following exclusions:(1) Financial corporations, because government regulations are likely to affect their ETRsdifferently from other corporations (61 corporations);(2) Foreign corporations, since these corporations may be subject to resident country tax lawsthat differ from Australian tax laws (2 corporations);(3) Corporations with missing financial data and/or corporate governance data (57corporations);(4) Corporations with negative income or tax refunds, because their ETRs are distorted(Zimmerman, 1983) (66 corporations); and(5) Corporations with ETRs exceeding one, as this can cause model estimation problems(Stickney and McGee, 1982) (33 corporations).Therefore, the final sample for our empirical analysis is comprised of 408 corporations.

3.2. Dependent variableThe dependent variable for our empirical tests is represented by corporate tax aggressiveness(TAG), which is measured based on ETRs. We draw on ETRs in this study for three importantreasons. First, recent empirical tax research has found that ETRs encapsulate tax aggressiveness

Page 19: Jurnal Lanis and Richardson

(see, e.g., Slemrod, 2004; Dyreng et al., 2008; Robinson et al., 2010; Armstrong et al., 2010).Second, ETRs also denote the proxy measure of tax aggressiveness most frequently used byacademic researchers (see, e.g., Mills et al., 1998; Phillips, 2003; Rego, 2003). Third, andperhaps more notably, the ATO (2006) considers low ETRs to be a key indicator or sign of taxaggressiveness for Australian corporations.The customary definition of ETRs is income tax expense currently payable divided by pretaxaccounting (or book) income (see, e.g., Gupta and Newberry, 1997; Richardson and Lanis,2007). Given that ETRs compare the current tax liability generated by taxable income with pretaxincome based on generally accepted accounting principles (GAAP), ETRs measure theadeptness of a corporation in reducing its current tax liability relative to its pre-tax accountingincome. Thus, ETRs indicate the relative tax burden across corporations (Rego, 2003).Tax aggressive activities affect ETRs in at least two ways (Rego, 2003). First, taxaggressiveactivities frequently generate book-tax differences.3 Book-tax differences are bothtemporary and permanent differences between a corporation’s financial accounting income andtaxable income. Book-tax differences produce variation in ETRs as the numerator is based ontaxable income, while the denominator is based on financial accounting income. Tax-motivatedtransactions (e.g., foreign sales corporations, tax exempt income, tax credits, and deferral of

income recognition) for tax purposes usually reduce corporate ETRs. Second, corporations oftenuse their foreign operations to avoid income tax, and ETRs encapsulate this form of taxaggressiveness. For instance, shifting income from a high-tax jurisdiction to a low-taxjurisdiction reduces a corporation’s ETR.4 Overall, corporations that avoid income taxes byreducing their taxable income while maintaining their financial accounting income have lowerETRs, making ETRs an appropriate measure of tax aggressiveness (Rego, 2003).

Page 20: Jurnal Lanis and Richardson

To improve the robustness of our empirical results, we use two different measures of ETRs(see, e.g., Gupta and Newberry, 1997; Richardson and Lanis, 2007). The first (ETR1) is definedas income tax expense currently payable divided by book income, and the second (ETR2) isdefined as income tax expense currently payable divided by operating cash flows.5 Finally, thedata used to construct the ETRs were collected from the Aspect-Huntley financial database.

3.3. Independent variableThe independent variable for our study is denoted by CSR. Using information disclosed bycorporations to proxy for CSR activity as indicated by Clarkson et al. (2008), has received mixedsupport in the literature with several studies (see, e.g., Bowman and Haire, 1976; Ingram andFrazier, 1980) suggesting that CSR disclosure is a good indicator of CSR performance, whileothers (see, e.g., Wiseman, 1982; Neu et al., 1998; Patten and Trompeter, 2003; Cho and Patten,2007; de Villiers and van Staden, 2011) suggesting that CSR disclosure is either not related toCSR activity or is negatively related. Nevertheless, recent research by Clarkson et al. (2008)

provides robust empirical evidence that there is “a positive association between environmentalperformance and the level of discretionary disclosures in environmental and social reports orrelated web disclosures (Clarkson et al., 2008, p. 325).” Additionally, later research by DeVilliers and Van Staden (2011) indicates that corporate CSR disclosures relate differently toCSR activity depending on the source of that disclosure (e.g., annual report or website).All of the abovementioned research on CSR disclosure and activity employs U.S. data, andconcentrates primarily on the physical environment. As far as we are aware, there is no evidencewhich suggests that CSR disclosure is generally a poor proxy for CSR activity in Australia.Moreover, we acknowledge that our view of CSR activities is “broad-based” and includes a wide

Page 21: Jurnal Lanis and Richardson

range of actions in which the corporation can engage in as part of its CSR agenda (e.g.,community and political involvement, environmental protection, social and communitydevelopment and investment, promoting staff welfare and development, and having policies inplace that maintain a good relationship with customers, suppliers, and government bodies). Wetake a more comprehensive view of CSR activities because tax aggressiveness represents asociety wide issue (see, e.g., Freedman, 2003; Christensen and Murphy, 2004; Landolf, 2006;Williams, 2007) which we believe relates to the corporation’s approach to a socially responsibleexistence as a whole, not simply limited to specific issues, such as the physical environment.To determine the level of CSR disclosure for the corporations represented in our sample, wedeveloped a broad-based CSR disclosure index6 (CSRDISC) which is consistent with ourdefinition of CSR activity. Items for the CSR disclosure index were selected based on the generalcriteria that they should: (i) reflect as many CSR categories (i.e., community, customers,

environment, and suppliers) as possible, rather than an individual or limited set of categories; and(ii) relate to CSR transactions and activities that corporations in all industries are likely toundertake in the ordinary course of their business dealings, rather than being specific to anindustry. We based these criteria on previous research (see, e.g., Bowman and Haire, 1976;Ingram and Frazier, 1980; Wiseman, 1982; Hackston and Milne, 1996; Clarkson et al., 2008),and the St James Ethics Centre (2009) guide for CSR disclosures in Australia. These generalcriteria ensure that our sample is “all-inclusive” of the different types and categories of CSRdisclosure items that could potentially be disclosed by a corporation, and the activities in which itcould engage in. Thus, any potential measurement error arising from using CSR disclosure as aproxy for a broad range of CSR activities should be minimized in our study.7

We analyzed the sample corporations’ annual reports and other corporate related

Page 22: Jurnal Lanis and Richardson

information8 in terms of 52 individual CSR activity items that can be grouped according to thefollowing six categories:

(1) Corporate and CSR strategy items (8 items);(2) Staff strategy items (18 items);(3) Social investment items (5 items);(4) Environment items (8 items);(5) Customer and supplier items (7 items); and(6) Community and political involvement items (6 items).

For each of the 52 individual CSR activity items, a corporation represented in the sample wasscored either “1” for CSR disclosure or “0” for CSR non-disclosure. The scoring was performedby the authors and a research assistant, and was then cross-checked to determine the error rate ineach individual’s scoring.9 Several errors were discovered during the cross-checking, but thetotal number of errors was found to be insignificant and they were adjusted accordingly.Thereafter, our measure of a sample corporation’s CSR activity is computed as the sum of theindividual number of CSR items that it discloses in its annual report or other corporateinformation10 (each scored as “1”) divided by 52. This computation resulted in a CSR disclosureindex ranging between 0 and 100% for each sample corporation.

CSRDISC in accordance with the 52 individual CSR activity items (together with theabovementioned six category groupings) are presented in Appendix A.12

3 . Desain Penelitian3.1 . deskripsi sampelKami menguji secara empiris hipotesis kami didasarkan pada penampang publik Australiaperusahaan dikumpulkan dari Aspek - Huntley basis data keuangan untuk 2008/2009 keuangantahun , yang mewakili terbaru dan paling lengkap tahun keuangan yang tersedia untuk pengumpulan data diwaktu bahwa penelitian ini dilakukan . Sampel awal kami terdiri dari jumlah total 627perusahaan . Namun, sampel awal berkurang dengan pengecualian berikut :( 1 ) Keuangan perusahaan , karena peraturan pemerintah cenderung mempengaruhi DPTL merekaberbeda dari perusahaan lain ( 61 perusahaan ) ;( 2 ) perusahaan asing , karena perusahaan-perusahaan ini dapat dikenakan undang-undang pajak negara pendudukyang berbeda dari hukum ( 2 perusahaan ) pajak Australia ;( 3 ) Perusahaan dengan data yang hilang keuangan dan / atau data tata kelola perusahaan ( 57

Page 23: Jurnal Lanis and Richardson

perusahaan ) ;( 4 ) Perusahaan dengan pendapatan negatif atau restitusi pajak , karena ETRS mereka terdistorsi( Zimmerman , 1983) ( 66 perusahaan ) , dan( 5 ) Perusahaan dengan ETRS lebih dari satu , karena hal ini dapat menyebabkan masalah estimasi model( Stickney dan McGee , 1982) ( 33 perusahaan ) .Oleh karena itu , sampel akhir untuk analisis empiris kita terdiri dari 408 perusahaan .

3.2 . variabel dependenVariabel dependen untuk tes empiris kita diwakili oleh agresivitas pajak perusahaan( TAG ) , yang diukur berdasarkan ETRS . Kami menggambar di ETRS dalam penelitian ini selama tiga pentingalasan . Pertama , penelitian pajak empiris telah menemukan bahwa ETRS merangkum agresivitas pajak( lihat, misalnya , Slemrod , 2004; Dyreng et al , 2008; . Robinson et al , 2010; . . Armstrong et al , 2010) .Kedua, ETRS juga menunjukkan ukuran proxy agresivitas pajak yang paling sering digunakan olehpeneliti akademis (lihat, misalnya , Mills et al , 1998; . Phillips , 2003; Rego , 2003) . Ketiga , danmungkin lebih menonjol, ATO (2006 ) menganggap ETRS rendah menjadi indikator kunci atau tanda pajakagresivitas untuk perusahaan Australia .Definisi adat DPTL merupakan beban pajak penghasilan saat ini hutang sebelum pajak dibagi denganakuntansi ( atau buku ) pendapatan (lihat, misalnya , Gupta dan Newberry , 1997; Richardson dan Lanis ,2007) . Mengingat bahwa ETRS membandingkan kewajiban pajak kini dihasilkan oleh penghasilan kena pajak dengan sebelum pajakpenghasilan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum ( GAAP ) , ETRS mengukurkemahiran dari suatu perusahaan dalam mengurangi kewajiban pajak kini relatif terhadap akuntansi sebelum pajakpenghasilan. Dengan demikian , ETRS menunjukkan beban pajak relatif di seluruh perusahaan ( Rego , 2003) .Kegiatan agresif Pajak mempengaruhi ETRS dalam setidaknya dua cara ( Rego , 2003) . Pertama , taxaggressivekegiatan yang sering menghasilkan buku - pajak differences.3 perbedaan Buku - pajak keduanyaperbedaan temporer dan permanen antara laba akuntansi keuangan perusahaan danpenghasilan kena pajak . Perbedaan buku - pajak menghasilkan variasi dalam ETRS sebagai pembilang didasarkan padapenghasilan kena pajak , sedangkan penyebut didasarkan pada laba akuntansi keuangan . Pajak - termotivasitransaksi ( misalnya perusahaan , penjualan asing , pendapatan bebas pajak , kredit pajak , dan penundaan

Pendapatan pengakuan ) untuk tujuan pajak biasanya mengurangi ETRS perusahaan. Kedua , perusahaan-perusahaan seringmenggunakan operasi asing mereka untuk menghindari pajak penghasilan , dan ETRS merangkum bentuk pajakagresivitas . Misalnya , pergeseran pendapatan dari yurisdiksi pajak tinggi ke - pajak yang rendahyurisdiksi mengurangi korporasi ETR.4 Secara keseluruhan , perusahaan yang menghindari pajak penghasilan denganmengurangi penghasilan kena pajak mereka sambil mempertahankan laba akuntansi keuangan mereka memiliki rendah

Page 24: Jurnal Lanis and Richardson

ETRS , membuat ETRS ukuran yang tepat agresivitas pajak ( Rego , 2003) .Untuk meningkatkan kekokohan hasil empiris kami , kami menggunakan dua ukuran yang berbeda dari ETRS(lihat, misalnya , Gupta dan Newberry , 1997; Richardson dan Lanis , 2007) . Yang pertama ( ETR1 ) didefinisikansebagai beban pajak penghasilan saat ini hutang dibagi dengan pendapatan buku , dan yang kedua ( ETR2 ) adalahdidefinisikan sebagai beban pajak penghasilan saat ini hutang dibagi dengan kas operasi flows.5 Akhirnya,data yang digunakan untuk membangun ETRS dikumpulkan dari database keuangan Aspek - Huntley .

3.3 . variabel independenVariabel independen untuk penelitian kami dilambangkan dengan CSR . Menggunakan informasi yang diungkapkan olehperusahaan ke proxy untuk kegiatan CSR seperti yang ditunjukkan oleh Clarkson et al . (2008 ) , telah menerima dicampurdukungan dalam literatur dengan beberapa penelitian (lihat, misalnya , Bowman dan Haire , 1976; Ingram danFrazier , 1980) menunjukkan bahwa pengungkapan CSR merupakan indikator yang baik dari kinerja CSR , sementaraorang lain ( lihat, misalnya , Wiseman , 1982; Neu et al , 1998; . Patten dan Trompeter , 2003; Cho dan Patten ,2007; de Villiers dan van Staden , 2011) menunjukkan bahwa pengungkapan CSR baik tidak berhubungan denganKegiatan CSR atau berhubungan negatif . Namun demikian, penelitian terbaru oleh Clarkson et al . (2008 )

memberikan bukti empiris yang kuat bahwa ada " hubungan positif antara lingkungankinerja dan tingkat pengungkapan discretionary laporan lingkungan dan sosial ataupengungkapan web terkait ( Clarkson et al . , 2008 , hal. 325 ) . " Selain itu , kemudian penelitian oleh DeVilliers dan Van Staden ( 2011 ) menunjukkan bahwa pengungkapan CSR perusahaan memiliki hubungan yang berbeda denganKegiatan CSR tergantung pada sumber bahwa pengungkapan ( misalnya , laporan tahunan atau situs web ) .Semua penelitian tersebut di atas pada pengungkapan dan aktivitas CSR menggunakan data AS, danberkonsentrasi terutama pada lingkungan fisik . Sejauh yang kami ketahui, tidak ada buktiyang menunjukkan bahwa pengungkapan CSR umumnya proxy miskin untuk kegiatan CSR di Australia .Selain itu , kita mengakui bahwa pandangan kita tentang kegiatan CSR adalah " berbasis luas " dan mencakup luasberbagai tindakan di mana perusahaan dapat terlibat dalam sebagai bagian dari agenda CSR ( misalnya ,keterlibatan masyarakat dan politik, perlindungan lingkungan , sosial dan masyarakatpengembangan dan investasi , mempromosikan staf kesejahteraan dan pembangunan , dan memiliki kebijakantempat yang menjaga hubungan baik dengan pelanggan , pemasok , dan badan pemerintah ) . kamimengambil pandangan yang lebih komprehensif dari kegiatan CSR karena agresivitas pajak merupakanmasalah masyarakat luas ( lihat, misalnya , Freedman , 2003; Christensen dan Murphy , 2004; Landolf , 2006 ;

Page 25: Jurnal Lanis and Richardson

Williams, 2007) yang kami percaya berkaitan dengan pendekatan korporasi untuk bertanggung jawab secara sosialkeberadaan secara keseluruhan , tidak hanya terbatas pada masalah-masalah tertentu , seperti lingkungan fisik .Untuk menentukan tingkat pengungkapan CSR bagi perusahaan-perusahaan diwakili dalam sampel kami , kamimengembangkan CSR pengungkapan index6 berbasis luas ( CSRDISC ) yang konsisten dengan kamidefinisi kegiatan CSR . Produk untuk indeks pengungkapan CSR yang dipilih berdasarkan umumkriteria yang mereka harus: ( i) mencerminkan sebagai banyak kategori CSR (yaitu , masyarakat , pelanggan ,

lingkungan , dan pemasok ) mungkin, daripada set individu atau terbatas kategori , dan( ii ) berkaitan dengan transaksi dan kegiatan CSR bahwa perusahaan di semua industri cenderungmelakukan dalam kegiatan transaksi bisnis mereka , bukannya spesifik untukindustri . Kami berdasarkan kriteria ini pada penelitian sebelumnya (lihat, misalnya , Bowman dan Haire , 1976;Ingram dan Frazier , 1980; Wiseman , 1982; Hackston dan Milne , 1996; Clarkson et al , 2008) , .dan St James Etika Centre ( 2009) panduan untuk pengungkapan CSR di Australia . ini umumKriteria memastikan bahwa sampel kami adalah " all-inclusive " dari berbagai jenis dan kategori CSRitem pengungkapan yang berpotensi diungkapkan oleh perusahaan , dan kegiatan yangbisa terlibat masuk Dengan demikian, setiap kesalahan pengukuran yang mungkin timbul dari menggunakan pengungkapan CSR sebagaiproksi untuk berbagai kegiatan CSR harus diminimalkan study.7 kamiKami menganalisis laporan tahunan sampel perusahaan 'dan terkait perusahaan lainnyainformation8 dalam hal 52 individu item kegiatan CSR yang dapat dikelompokkan sesuai dengansetelah enam kategori :

( 1 ) Perusahaan dan item strategi CSR ( 8 item ) ;( 2 ) item strategi Staff ( 18 item ) ;( 3 ) item investasi Sosial ( 5 item ) ;( 4 ) item Lingkungan ( 8 item ) ;( 5 ) Pelanggan dan pemasok barang ( 7 item ) , dan( 6 ) Masyarakat dan politik item keterlibatan ( 6 item ) .

Untuk setiap 52 individu item kegiatan CSR , sebuah perusahaan diwakili dalam sampel adalahmencetak kedua " 1 " untuk pengungkapan CSR atau " 0 " untuk CSR non -disclosure . Skor dilakukanoleh penulis dan seorang asisten peneliti , dan kemudian diperiksa silang untuk menentukan tingkat kesalahan dalamscoring.9 Beberapa kesalahan masing-masing individu yang ditemukan selama pemeriksaan silang , tapijumlah kesalahan ditemukan menjadi signifikan dan mereka disesuaikan .Setelah itu , kami mengukur aktivitas CSR perusahaan sampel dihitung sebagai jumlah darijumlah individu item CSR yang mengungkapkan dalam laporan tahunan atau perusahaan lainnyainformation10 ( masing-masing mencetak sebagai " 1 " ) dibagi dengan 52 . Perhitungan ini menghasilkan pengungkapan CSRIndeks berkisar antara 0 dan 100 % untuk setiap perusahaan sampel .

CSRDISC sesuai dengan 52 individu item kegiatan CSR ( bersama-sama dengantersebut di atas enam kelompok kategori ) disajikan dalam Lampiran A.12

Page 26: Jurnal Lanis and Richardson

3.4. Control variablesTo control for other effects on corporate tax aggressiveness, we include several controlvariables from the literature in our base regression model which relate to: (1) corporategovernance and fraud; and (2) standard determinants of ETRs. The data for the control variableswere collected from the Aspect-Huntley financial database and the University of Technology –Sydney corporate governance database.The proportion of board members who are independent directors (BODI) controls fordifferences in the extent of membership of independent directors on the board of directors. Theboard of directors is the highest internal control mechanism for monitoring the actions of topmanagement. Independent directors have incentives to perform their monitoring tasks and not tocollude with top managers to seize shareholder wealth, so the addition of independent directorson the board increases its ability to monitor top management (Fama and Jensen, 1983). Researchby Lanis and Richardson (2011) on tax aggressiveness finds that the addition of a higherproportion of independent directors on the board reduces the likelihood of tax aggressiveness.BODI is measured as the proportion of board members who are independent directors.Trouble (TROUBLE) controls for differences in the degree of financial health of thecorporation (Loebbecke, 1989). Poor financial performance frequently causes management toplace undue reliance on earnings and profitability, thereby increasing the threat of financial fraudin the corporation (Beasley, 1996). TROUBLE is measured as a dummy variable that takes avalue of 1 if the corporation reported at least three annual net losses in the six-year periodpreceding the first year of the tax aggressive activity, and 0 otherwise.Age public (AGEPUB) controls for differences in the length of time that the corporation’sstock has traded in public markets (Loebbecke, 1989). It is possible that the longer thecorporation has traded in public markets, it runs a greater risk of financial wrongdoing as

Page 27: Jurnal Lanis and Richardson

management is compelled to meet earnings expectations constantly over the long term. Researchby Lanis and Richardson (2011) on tax aggressiveness finds that the longer the corporation hastraded in public markets, the greater the likelihood of tax aggressiveness. AGEPUB is measuredas the number of years that the corporation’s stock has been traded on the ASX.Management stock ownership of the board of directors (MTOBOD) controls for differencesin the extent of the ordinary stock ownership of the corporation held by managers serving on theboard (Loebbecke, 1989). Encouraging management to hold an equity interest in the corporationgives them a greater incentive to increase its market value (Jensen and Meckling, 1976).However, managers could also be motivated to inflate the stock price by engaging in fraudulentbehavior (Loebbecke, 1989). Research by Lanis and Richardson (2011) on tax aggressivenessfinds some evidence for the positive association between MTOBOD and tax aggressiveness.MTOBOD is measured as the cumulative proportion of ownership in the corporation held byinsiders (e.g., managers) who serve on the board.CEO tenure (CEOTENURE) controls for the CEO’s ability to influence board compositionand the board of directors monitoring of financial wrongdoing (Loebbecke, 1989). It is likely thatCEOs with many years of experience exert more power than less established CEOs (Hermalinand Weisbach, 1988). CEOs are also perceived to have an influential voice about board decisionsand board appointments, and thus there is a greater possibility that more experienced CEOs willact in their own self-interest by engaging in fraudulent activities (Mace, 1986). CEOTEN ismeasured as the number of years that the CEO has served as a director on the board.CEO duality (CEODUAL) is included to control for cases where the CEO and chairperson’spositions are combined (Loebbecke, 1989). As the function of the chairperson is to run the boardmeetings and oversee the process of hiring, firing, evaluating, and compensating the CEO, then

Page 28: Jurnal Lanis and Richardson

the CEO cannot carry out the chairperson’s monitoring function separately from his or herpersonal interests (Jensen, 1993). It is thus necessary to separate the chairperson and CEOpositions if the board is to be an effective monitoring device. When the positions of CEO andchairperson are combined, the CEO is also able to influence board composition (Jensen, 1993).CEODUAL controls for this key leadership difference. It is measured as a dummy variable thattakes a value of 1 if the chairperson of the board also holds the managerial position of CEO ormanaging director and 0 otherwise.Block held (BLOCKHLD) controls for differences in the extent of the stockholding held byblockholders that hold at least 5% of shares and who are not affiliated with management(Loebbecke, 1989). The existence of blockholders adds to the incentive to monitor management, as these shareholders have greater power and influence over the board and management than lesssignificant shareholders (Shleifer and Vishny, 1986; Jensen, 1993). BLOCKHLD is measured asthe total proportion of outstanding shares of blockholders who hold at least 5% of outstandingshares and are not affiliated with management. Following Beasley (1996), we exclude blocksheld by family corporations or trusts, employee share ownership plans, and corporate retirementplans from the calculation of BLOCKHLD as the voting rights associated with these shares arenormally controlled by top management of the corporation.In addition to the aforementioned corporate governance and fraud control variables, we alsoinclude several ETR control variables to control for other effects. They are denoted bycorporation size (SIZE), leverage (LEV), capital intensity (CINT), inventory intensity (INVINT),research and development intensity (RDINT), the market-to-book ratio (MKTBK), and return onassets (ROA). Specifically, SIZE (measured as the natural log of total assets) is used to controlfor size effects. Based on previous Australian ETR research (Richardson and Lanis, 2007), weexpect to find that larger corporations are likely to be more tax aggressive than smaller

Page 29: Jurnal Lanis and Richardson

corporations as they possess greater economic and political power relative to smallercorporations (Siegfried, 1972) and are able to reduce their tax burdens accordingly.LEV is long-term debt divided by total assets, CINT is net property, plant and equipmentdivided by total assets, and RDINT is R&D expenditure divided by net sales. Previous research(Gupta and Newberry, 1997) finds that LEV, CINT, and RDINT are positively associated withtax aggressiveness. LEV is positively associated with tax aggressiveness due to tax-deductibleinterest payments, CINT is positively associated with tax aggressiveness because of accelerateddepreciation charges corresponding to asset lives, and RDINT is positively associated with taxaggressiveness as a result of tax-deductible R&D expenditure.

We also incorporate inventory intensity (INVINT) in our base regression model as anadditional ETR control variable. To the extent that INVINT represents a substitute for CAPINT,intensive corporations should be less tax aggressive than capital intensive corporations (Stickneyand McGee, 1982). INVINT is measured as inventory divided by total assets.A growth variable, MKTBK (the market value of equity divided by the book value ofequity) and a profitability variable, ROA (pre-tax income divided by total assets) are alsoincluded in our empirical analysis (see, e.g., Gupta and Newberry, 1997; Adhikari et al., 2006).Owing to the conflicting results obtained for these variables in previous research, no signpredictions are made for ROA and MKTBK in our study.Finally, industry-sector (INDSEC) dummy variables defined at the two-digit Global IndustryClassification Standard (GICS) code level are also included as control variables, given that it ispossible for tax aggressiveness to fluctuate across different industry sectors (Omer et al., 1993;Dyreng et al., 2008). We therefore include nine INDSEC dummy variables: energy, materials,industries, consumer discretionary, consumer staples, health care, information technology,telecommunications, and utilities (which is the omitted sector in our base regression model). No

Page 30: Jurnal Lanis and Richardson

sign predictions are made for the INDSEC dummies.3.5. Regression procedureWe use Tobit regression analysis (see, e.g., Tobin, 1958; Amemiya, 1973) in this studybecause our dependent variable (proxied by ETR1 and ETR2) is truncated (limited) to the 0-1range. Tobit regression analysis provides more efficient estimates of parameters and moreaccurate estimates of the expected value of the dependent variable than can be obtained fromordinary least squares (OLS) regression analysis when the dependent variable is truncated. OLS

3.4 . variabel kontrolUntuk mengontrol efek lain pada agresivitas pajak perusahaan , kami menyertakan beberapa kontrolvariabel dari literatur dalam model regresi basis kami yang berhubungan dengan : ( 1 ) perusahaanpemerintahan dan penipuan , dan ( 2 ) faktor-faktor penentu standar ETRS . Data untuk variabel kontroldikumpulkan dari database keuangan Aspek - Huntley dan University of Technology -Database tata kelola perusahaan Sydney .Proporsi anggota dewan yang direktur independen ( Bodi ) kontrol untukperbedaan dalam tingkat keanggotaan direksi independen pada dewan direksi . itudireksi adalah mekanisme pengendalian intern tertinggi untuk memantau tindakan atasmanajemen . Direktur independen memiliki insentif untuk melakukan tugas pemantauan mereka dan tidakberkolusi dengan manajer puncak untuk merebut kekayaan pemegang saham , sehingga penambahan direktur independendi papan meningkatkan kemampuannya untuk memonitor manajemen puncak ( Fama dan Jensen , 1983 ) . penelitianoleh Lanis dan Richardson ( 2011) terhadap agresivitas pajak menemukan bahwa penambahan tinggiproporsi direksi independen di papan mengurangi kemungkinan agresivitas pajak .Bodi diukur sebagai proporsi anggota dewan yang direktur independen .Masalah ( TROUBLE ) kontrol untuk perbedaan derajat kesehatan keuangancorporation ( Loebbecke , 1989) . Kinerja keuangan yang buruk sering menyebabkan manajemen untuksemata-mata mengandalkan pendapatan dan profitabilitas , sehingga meningkatkan ancaman penipuan keuangandalam perusahaan ( Beasley , 1996) . TROUBLE diukur sebagai variabel dummy yang mengambilnilai 1 jika perusahaan melaporkan setidaknya tiga kerugian bersih tahunan pada periode enam tahunsebelum tahun pertama kegiatan agresif pajak , dan 0 sebaliknya.Usia umum ( AGEPUB ) kontrol untuk perbedaan dalam jangka waktu yang korporasisaham telah diperdagangkan di pasar umum ( Loebbecke , 1989) . Ada kemungkinan bahwa semakin lamaperusahaan telah diperdagangkan di pasar umum , berjalan risiko yang lebih besar dari kesalahan keuanganmanajemen terpaksa untuk memenuhi harapan pendapatan terus-menerus dalam jangka panjang . penelitianoleh Lanis dan Richardson ( 2011) terhadap agresivitas pajak menemukan bahwa semakin lama perusahaan memiliki

Page 31: Jurnal Lanis and Richardson

diperdagangkan di pasar umum , semakin besar kemungkinan agresivitas pajak . AGEPUB diukursebagai jumlah tahun bahwa saham perusahaan telah diperdagangkan di ASX .Kepemilikan saham manajemen dari dewan direksi ( MTOBOD ) kontrol untuk perbedaandi tingkat kepemilikan saham biasa dari perusahaan yang dimiliki oleh manajer melayani disetrika ( Loebbecke , 1989) . Mendorong manajemen untuk memegang kepemilikan saham dalam perusahaanmemberi mereka insentif yang lebih besar untuk meningkatkan nilai pasarnya ( Jensen dan Meckling , 1976 ) .Namun , manajer juga dapat termotivasi untuk melakukan penggelembungan harga saham dengan terlibat dalam penipuanperilaku ( Loebbecke , 1989) . Penelitian oleh Lanis dan Richardson ( 2011) terhadap agresivitas pajakmenemukan beberapa bukti untuk asosiasi positif antara MTOBOD dan agresivitas pajak .MTOBOD diukur sebagai proporsi kumulatif kepemilikan dalam perusahaan yang dimiliki olehorang dalam ( misalnya, manajer ) yang melayani di papan tulis.CEO kepemilikan ( CEOTENURE ) kontrol untuk kemampuan CEO untuk mempengaruhi komposisi dewandan dewan direksi pemantauan kesalahan keuangan ( Loebbecke , 1989) . Sangat mungkin bahwaCEO dengan pengalaman bertahun-tahun mengerahkan kekuatan lebih dari CEO kurang mapan ( Hermalindan Weisbach , 1988) . CEO juga dianggap memiliki suara berpengaruh tentang keputusan dewandan janji papan , dan dengan demikian ada kemungkinan besar bahwa CEO yang lebih berpengalaman akanbertindak sendiri kepentingan dengan terlibat dalam kegiatan penipuan ( Mace , 1986) . CEOTEN adalahdiukur sebagai jumlah tahun bahwa CEO telah menjabat sebagai direktur di papan tulis.CEO dualitas ( CEODUAL ) dimasukkan untuk mengendalikan kasus di mana CEO dan ketua dewan direksiposisi digabungkan ( Loebbecke , 1989) . Sebagai fungsi ketua adalah untuk menjalankan papanpertemuan dan mengawasi proses perekrutan , pemecatan, mengevaluasi , dan kompensasi CEO , makaCEO tidak dapat melaksanakan fungsi pengawasan ketua yang terpisah dari nyakepentingan pribadi ( Jensen , 1993) . Dengan demikian perlu untuk memisahkan ketua dan CEOposisi jika dewan adalah untuk menjadi perangkat pemantauan yang efektif . Ketika posisi CEO danKetua digabungkan , CEO juga mampu mempengaruhi komposisi dewan ( Jensen , 1993 ) .Kontrol CEODUAL untuk perbedaan ini kunci kepemimpinan . Hal ini diukur sebagai variabel dummy yangmengambil nilai 1 jika ketua dewan juga memegang posisi manajerial CEO ataumanaging director dan 0 sebaliknya.Blokir diadakan ( BLOCKHLD ) kontrol untuk perbedaan dalam luasnya stockholding dipegang olehblockholders yang memegang setidaknya 5 % dari saham dan yang tidak terafiliasi dengan manajemen( Loebbecke , 1989) . Keberadaan blockholders menambah insentif untuk memonitor manajemen, pemegang saham ini memiliki kekuatan yang lebih besar dan pengaruh atas dewan dan manajemen dari kurangpemegang saham signifikan ( Shleifer dan Vishny , 1986; Jensen , 1993) . BLOCKHLD diukur sebagaiproporsi jumlah saham yang beredar dari blockholders yang memegang setidaknya 5 % dari outstandingsaham dan tidak berafiliasi dengan manajemen . Setelah Beasley ( 1996) , kita mengecualikan blokdipegang oleh perusahaan keluarga atau trust , rencana kepemilikan saham oleh karyawan , dan pensiun perusahaanrencana dari perhitungan BLOCKHLD sebagai hak suara yang terkait dengan saham tersebutbiasanya dikendalikan oleh manajemen puncak perusahaan.Selain tata kelola perusahaan tersebut dan variabel kontrol penipuan, kami jugatermasuk beberapa variabel kontrol ETR untuk mengontrol efek lainnya . Mereka dilambangkan dengan

Page 32: Jurnal Lanis and Richardson

Ukuran perusahaan ( SIZE ) , leverage ( LEV ) , intensitas modal ( CInt ) , intensitas persediaan ( INVINT ) ,penelitian dan pengembangan intensitas ( RDINT ) , rasio -to -book ( MKTBK ) , dan return onaset ( ROA ) . Secara khusus , UKURAN ( diukur sebagai log natural dari total aset ) digunakan untuk mengontroluntuk efek ukuran . Berdasarkan penelitian ETR Australia sebelumnya ( Richardson dan Lanis , 2007 ) , kamiberharap untuk menemukan bahwa perusahaan yang lebih besar cenderung lebih agresif daripada yang lebih kecil pajakperusahaan karena mereka memiliki kekuatan ekonomi dan politik yang relatif lebih besar untuk lebih kecilperusahaan ( Siegfried , 1972) dan dapat mengurangi beban pajak mereka sesuai.LEV adalah hutang jangka panjang dibagi dengan total aset , CInt adalah milik bersih , pabrik dan peralatandibagi dengan total aset , dan RDINT adalah R & D pengeluaran dibagi dengan penjualan bersih . penelitian sebelumnya( Gupta dan Newberry , 1997) menemukan bahwa LEV , CInt , dan RDINT berhubungan positif denganPajak agresivitas . LEV secara positif terkait dengan agresivitas pajak karena pajak - deductiblepembayaran bunga , CInt secara positif terkait dengan agresivitas pajak karena dipercepatbiaya penyusutan yang sesuai dengan kehidupan aset, dan RDINT secara positif terkait dengan pajakagresivitas sebagai hasil dari pengurangan pajak R & D pengeluaran.

Kami juga menggabungkan intensitas persediaan ( INVINT ) dalam model regresi basis kami sebagaitambahan variabel kontrol ETR . Sejauh INVINT merupakan pengganti CAPINT ,perusahaan yang intensif harus kurang agresif dibandingkan pajak korporasi padat modal ( Stickneydan McGee , 1982) . INVINT diukur sebagai persediaan dibagi dengan total aset .Sebuah variabel pertumbuhan, MKTBK ( nilai pasar ekuitas dibagi dengan nilai bukuekuitas ) dan variabel profitabilitas , ROA ( pendapatan sebelum pajak dibagi dengan total aset ) jugadimasukkan dalam analisis empiris kita (lihat, misalnya , Gupta dan Newberry , 1997; . Adhikari et al , 2006 ) .Karena hasil yang bertentangan diperoleh untuk variabel-variabel ini dalam penelitian sebelumnya , ada tanda-tandaprediksi yang dibuat untuk ROA dan MKTBK dalam penelitian kami .Akhirnya , sektor industri ( INDSEC ) dummy variable yang didefinisikan di Industri Global dua digitKlasifikasi Baku ( GICS ) tingkat kode juga dimasukkan sebagai variabel kontrol , mengingat bahwa itu adalahmungkin bagi agresivitas pajak berfluktuasi di sektor industri yang berbeda ( Omer et al , 1993 . ;Dyreng et al . , 2008) . Oleh karena itu kami meliputi sembilan INDSEC dummy variable : energi, bahan ,industri , konsumen discretionary , konsumen staples , perawatan kesehatan , teknologi informasi ,telekomunikasi , dan utilitas ( yang merupakan sektor dihilangkan dalam model regresi basis kami ) . tidakprediksi tanda yang dibuat untuk dummies INDSEC .3.5 . prosedur regresiKami menggunakan analisis regresi Tobit ( lihat, misalnya , Tobin , 1958 , Amemiya , 1973 ) dalam penelitian inikarena variabel dependen kami ( ditunjukkan oleh ETR1 dan ETR2 ) terpotong (terbatas ) untuk 0-1jangkauan. Analisis regresi Tobit memberikan perkiraan yang lebih efisien dan lebih parameterperkiraan akurat dari nilai yang diharapkan dari variabel dependen daripada yang dapat diperoleh darianalisis regresi kuadrat terkecil biasa ( OLS ) ketika variabel dependen terpotong .

Page 33: Jurnal Lanis and Richardson

regression analysis assumes a constant variance of the error term between all observations.However, this assumption does not necessarily hold with a truncated dependent variable (Tobin,1958; Amemiya, 1973). Thus, heteroskedasticity exists, which means that the standard errors ofthe estimates are inconsistent, and the usual tests of significance cannot be applied (Long, 1997).

3.6. Base regression modelTo examine the association between corporate social responsibility and tax aggressiveness,we estimate the following base regression model:TAGi = α0 + β1CSRDISCit + β2BODIit + β3TROUBLEit + Β4AGEPUBit + β5MTOBODit +β6CEOTENUREit + β7CEODUALit + β8BLKHLDit + β9SIZEit + Β10LEVit +β11CINTit + β12INVINTit + β13RDINTit + β14MKTBKit + β15ROAit +β16-23INDSECit + εit (1)where:i = corporations 1 through 408;t = the financial year 2008/2009;TAG = a corporation’s effective tax rate (i.e., ETR1 and ETR2, which aretruncated to the 0-1 range);CSRDISCBODI==CSR disclosure index ranging between 0 and 100%;the proportion of board members who are independent directors;TROUBLE = a dummy variable that takes a value of 1 if the corporation reported atleast three annual net losses in the six-year period preceding the first yearof the tax aggressive activity and 0 otherwise;

AGEPUB = the number of years that the corporation’s shares have been traded on thestock exchange;MTOBOD = the cumulative proportion of ownership in the corporation held by insiders(e.g., managers) who serve on the board;CEOTENURE = the number of years that the CEO has served as a director;CEODUAL = a dummy variable that takes a value of 1 if the chairperson of the boardholds the managerial positions of CEO or managing director and 0otherwise;

Page 34: Jurnal Lanis and Richardson

BLKHLD = the total proportion of outstanding shares of blockholders who hold atleast 5% of outstanding shares and are not affiliated with management;SIZE = the natural logarithm of total assets;LEV = long-term debt divided by total assets;CINT = net property, plant and equipment divided by total assets;INVINT = inventory divided by total assets;RDINT = R&D expenditure divided by net sales;MKTBK = the market value of equity divided by the book value of equity;ROA = pre-tax income divided by total assets;INDSEC = industry sector dummy variable that take a value of 1 if the corporation isrepresented in the specific GICS category and 0 otherwise; andε = the error term.4. Empirical Results4.1. Descriptive statistics

The descriptive statistics of our variables are presented in Table 1. In terms of TAG1, themean (median) is .174 (.165) with a range of 0 to 1. We also find that the mean (median) forTAG2 is .109 (.105) with a range of 0 to 1. Given that both TAG measures have the samenumerator, and that operating cash flows are normally greater than book income, the mean forTAG1 is greater than TAG2, as expected. For CSRDISC we observe that the mean (median) is.175 (.135) with a range of 0 to 1. The CSR disclosure levels of the corporations in our sampleare relatively low, as expected, because the level to which a corporation engages in CSR is notmandatory.Table 1 also reports the descriptive statistics of the other continuous variables in our baseregression model. BODI has a mean (median) of .469 (.500), AGEPUB has a mean (median) of15.327 (12), MTOBOD has a mean (median) of .081 (.012), CEOTENURE has a mean (median)of 7.291 (5), BLKHLD has a mean (median) of .204 (.147), SIZE has a mean (median) of 18.885(18.901), LEV has a mean (median) of .172 (.050), CINT has a mean (median) of .298 (.176),INVINT has a mean (median) of .081 (.029), RDINT has a mean (median) of .168 (0), MKTBKhas a mean (median) of 2.679 (2.270) and ROA has a mean (median) of .145 (.041).

Page 35: Jurnal Lanis and Richardson

For the dummy variables, we report that for TROUBLE, the vast majority of our sample(86%) comprises of corporations that did not report three annual net losses in the six-year periodpreceding the first year of the tax aggressive activity, as expected. However, for CEODUAL, wefind that a slight majority of the sample (55%) represents corporations where the chairperson ofthe board holds the managerial positions of CEO or managing director.

Overall, an acceptable range of variation is observed for all of the variables presented inTable 1 as well as a reasonable level of consistency between the means and medians, reflectingnormality of distributions (see, e.g. Hair et al., 2006).[Insert Table 1 About Here]4.2. Correlation resultsThe Pearson pairwise correlation results are presented in Table 2. The correlations show thatTAG1 and TAG2 are significantly negatively associated with CSRDISC (p < .05). These resultsindicate that the higher the corporation’s level of CSR, the lower is the level of taxaggressiveness. For TAG1, we also find significant correlations (with predicted signs) withMTOBOD (p < .05), LEV (p < .10), CINT (p < .10), RDINT (p < .05), and ROA (p < .05). Interms of TAG 2, we observe significant correlations (with predicted signs) with BODI (p < .05),BOSS (p < .10), BLKHLD (p < .05) and SIZE (p < .10).Table 2 also reports the correlations between the explanatory variables. It shows that onlymoderate levels of collinearity exist between the explanatory variables used in our study.13 Thehighest correlation coefficient is between CSRDISC and SIZE of .571 (p < .01). Moreover, wealso calculate variance inflation factors (VIFs) when estimating our base regression model to testfor signs of multi-collinearity among the explanatory variables. Our (unreported) results confirmthat no VIFs exceed five for any of our explanatory variables, so multi-collinearity is notproblematic in our base regression model.14

[Insert Table 2 About Here]

4.3. Regression results

Page 36: Jurnal Lanis and Richardson

The tobit regression results are reported in Table 3.15 For the TAG1 base regression model,we find that the regression coefficient for CSRDISC is negative and significantly associated withtax aggressiveness (p < .05), providing support for H1. Accordingly, the higher the level of CSRactivities of a corporation, the lower is the level of tax aggressiveness. This result is consistentwith our conjecture that where a corporation engages in more CSR activities (e.g., communityand political involvement, environmental protection, social and community development andinvestment, promoting staff welfare and development, and having policies in place that maintaina good relationship with customers, suppliers and government bodies) it is less likely to be taxaggressive. Thus, where the corporation has a superior CSR profile, it is expected to be moreguarded about undertaking tax aggressive activities as this would be inconsistent with its otherCSR engagements, and could possibly counteract the positive effects associated with the CSRactivities of the corporation as viewed by society generally.We also find that some of our corporate governance and fraud control variables aresignificantly associated with tax aggressiveness in the TAG1 base regression model. Theregression coefficient for TROUBLE is positive and significantly associated with taxaggressiveness (p < .01), as expected. Poor financial performance causes management to placeundue reliance on earnings and profitability (Loebbecke, 1989), thereby increasing the threat oftax aggressivness in the corporation. We also observe that the regression coefficient forMTOBOD is positive and significantly associated with tax aggressiveness (p < .01), as expected.15 We perform several tests to ensure that the major assumptions of Tobit regression analysis are satisfied for theregression models developed in this section of our study (see, e.g., Long, 1997). First, the normal probability plots ofthe residuals of the regression models indicate that the normality assumption was satisfied. Second, the plots of theresiduals against the corresponding fitted (predicted) values show that the assumptions of the homogeneity ofvariance of residuals, and the appropriateness of the linear models were not violated.Copyright © All Rights Reserved

Page 37: Jurnal Lanis and Richardson

Not to be quoted without the permission of the authors29It appears that managers are motivated to inflate the stock price of the corporation by engaging intax aggressive behavior (Lanis and Richardson, 2011). Table 3 also shows that the regressioncoefficient for CEODUAL is positive and significantly associated with tax aggressiveness (p <.10), as expected. Consequently, where the CEO and chairperson’s positions are combined(Jensen, 1993), this increases the likelihood of tax aggressiveness through ineffective monitoringof top management due to the conflict of interest of the CEO.In terms of the ETR control variables for the TAG1 base regression model, we find that theregression coefficient for INVINT is negative and significantly associated with taxaggressiveness (p < .05), as expected. As INVINT is a substitute for CAPINT, inventoryintensive corporations are less tax aggressive than capital intensive corporations (Stickney andMcGee, 1982). We also observe that the regression coefficient for RDINT is positive andsignificantly associated with tax aggressiveness (p < .05), as R&D intensive corporations areexpected to use tax-deductible R&D expenditure to facilitate tax aggressiveness (Stickney andMcGee, 1982). We also find that some of the INDSEC regression coefficients are positivelyassociated with tax aggressiveness as suggested by previous research (Omer et al., 1993),including CONS (p < .10) and IT (p < .10). Finally, the regression coefficients for BODI,AGEPUB, CEOTENURE, BLKHLD, SIZE, LEV, CINT, MKTBK and ROA are not significant.Table 3 also reports the regression results for the TAG2 base regression model. Once more,we observe that the regression coefficient for CSRDISC is negative and significantly associatedwith tax aggressiveness (p < .01), providing additional support for H1 based on a different proxymeasure of tax aggressiveness. Our empirical findings thus indicate that where a corporation hasa strong CSR mandate in place, it is less likely to resort to tax aggressive behavior because this

Page 38: Jurnal Lanis and Richardson

could potentially offset the positive effects associated with CSR activities of the corporation asviewed by society as a whole.Several of our corporate governance and fraud control variables are also significantlyassociated with tax aggressivness in the TAG 2 base regression model. Again, we find that theregression coefficient for CEODUAL is positive and significantly associated with taxaggressiveness (p < .05), as expected. We also observe that the regression coefficient forBLKHLD is negative and significantly associated with tax aggressiveness (p < .01) in thisregression model, as expected. The existence of blockholders adds to the incentive to monitormanagement, as these shareholders have greater power and influence over the board andmanagement than less significant shareholders (Shleifer and Vishny, 1986; Jensen, 1993).For the ETR control variables, we find that the regression coefficient for RDINT is oncemore, positive and significantly associated with tax aggressiveness (p < .10). We also observethat the regression coefficient for LEV is positive and significantly associated with taxaggressiveness (p < .10), as highly leveraged corporations are expected to use tax-deductibleinterest payments to promote tax aggressiveness in the corporation (Stickney and McGee, 1982).We also find that the regression coefficient for CINT is positive and significantly associated withtax aggressiveness (p < .05), as expected. Capital intensive corporations employ accelerateddepreciation charges based on asset lives to facilitate tax aggressiveness (Gupta and Newberry,1997). Our results also show that the regression coefficient for ROA is positive and significantlyassociated with tax aggressiveness (p < .05), indicating that profitable corporations are morelikely to engage in tax aggressive activitites than less profitable corporations. We also find thatthe INDSEC regression coefficient for CONS is again positively associated with tax

aggressiveness (p < .10). Finally, the regression coefficients for BODI, TROUBLE, AGEPUB,

Page 39: Jurnal Lanis and Richardson

MTOBOD, CEOTENURE, BLKHLD, SIZE, INVINT and MKTBK are not significant.Overall, the base regression model results for TAG1 and TAG2 consistently support ourconjecture that the higher the level of corporate social responsibility activities of a corporation,the lower is the level of tax aggressiveness.

analisis regresi mengasumsikan varian konstan dari istilah kesalahan antara semua pengamatan .Namun, asumsi ini tidak selalu tahan dengan variabel dependen dipotong ( Tobin ,1958; Amemiya , 1973 ) . Dengan demikian , ada heteroskedastisitas , yang berarti bahwa kesalahan standarperkiraan tidak konsisten , dan tes biasa signifikansi tidak dapat diterapkan (Long , 1997) .

3.6 . Model regresi dasarUntuk menguji hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dan agresivitas pajak ,kami memperkirakan model regresi dasar berikut :Tagi = α0 + + β1CSRDISCit β2BODIit + + β3TROUBLEit Β4AGEPUBit + + β5MTOBODitβ6CEOTENUREit + + β7CEODUALit β8BLKHLDit + + β9SIZEit Β10LEVit +β11CINTit + + β12INVINTit β13RDINTit + + β14MKTBKit β15ROAit +β16 - 23INDSECit + εit ( 1 )di mana :i = 1 sampai 408 perusahaan ;t = alamat tahun keuangan 2008/2009 ;TAG = korporasi tingkat (yaitu , ETR1 dan ETR2 , yang pajak efektifdipotong ke kisaran 0-1 ) ;CSRDISCBodi==CSR indeks pengungkapan berkisar antara 0 dan 100 % ;proporsi anggota dewan direksi yang independen;TROUBLE = variabel dummy yang mengambil nilai 1 jika perusahaan dilaporkan padasetidaknya tiga kerugian bersih tahunan pada periode enam tahun sebelum tahun pertamakegiatan agresif pajak, dan 0 sebaliknya;

AGEPUB = jumlah tahun yang saham perusahaan ini telah diperdagangkan dibursa saham;MTOBOD = proporsi kumulatif kepemilikan dalam perusahaan yang dimiliki oleh orang dalam( mis. , manajer ) yang melayani di papan tulis;CEOTENURE = jumlah tahun bahwa CEO telah menjabat sebagai direktur ;CEODUAL = variabel dummy yang mengambil nilai 1 jika ketua dewanmemegang posisi manajerial CEO atau direktur dan 0sebaliknya;BLKHLD = proporsi jumlah saham yang beredar dari blockholders yang memegang diminimal 5% dari saham yang beredar dan tidak berafiliasi dengan manajemen ;SIZE = alamat logaritma natural dari total aset ;

Page 40: Jurnal Lanis and Richardson

LEV = hutang jangka panjang dibagi dengan total aset ;CInt = properti bersih , tetap dibagi dengan total aset ;INVINT = persediaan dibagi dengan total aset ;RDINT = R & D pengeluaran dibagi dengan penjualan bersih ;MKTBK = alamat nilai pasar ekuitas dibagi dengan nilai buku ekuitas;ROA = laba sebelum pajak dibagi dengan total aset ;INDSEC = industri variabel dummy sektor yang mengambil nilai 1 jika perusahaandiwakili dalam kategori GICS spesifik dan 0 sebaliknya; danε = error term .4 . Hasil empiris4.1 . statistik deskriptif

Statistik deskriptif variabel kami disajikan pada Tabel 1 . Dalam hal tag1 , yangmean ( median ) adalah 0,174 ( 0,165 ) dengan kisaran 0 sampai 1. Kami juga menemukan bahwa rata-rata ( median ) untukTag2 adalah 0,109 ( 0,105 ) dengan kisaran 0 sampai 1. Mengingat bahwa kedua langkah TAG memiliki samapembilang , dan bahwa arus kas operasi biasanya lebih besar dari pendapatan buku , rata-rata untukTag1 lebih besar dari tag2 , seperti yang diharapkan . Untuk CSRDISC kita amati bahwa rata-rata ( median ) adalah0,175 ( 0,135 ) dengan kisaran 0 sampai 1. CSR tingkat pengungkapan perusahaan dalam sampel kamirelatif rendah , seperti yang diharapkan , karena tingkat yang sebuah perusahaan terlibat dalam CSR tidakwajib .Tabel 1 juga melaporkan statistik deskriptif dari variabel kontinu lainnya di basis kamimodel regresi . Bodi telah a mean ( median ) dari 0,469 ( 0,500 ) , AGEPUB memiliki rata-rata ( median ) dari15,327 ( 12 ) , telah MTOBOD yang berarti ( median ) dari 0,081 ( 0,012 ) , CEOTENURE memiliki mean ( median )dari 7,291 ( 5 ) , telah BLKHLD yang berarti ( median ) dari 0,204 ( 0,147 ) , UKURAN memiliki rata-rata ( median ) dari 18,885( 18,901 ) , LEV telah menjadi mean ( median ) dari 0,172 ( 0,050 ) , CInt memiliki rata-rata ( median ) dari 0,298 ( 0,176 ) ,INVINT memiliki mean ( median ) dari 0,081 ( 0,029 ) , RDINT telah menjadi mean ( median ) dari 0,168 ( 0 ) , MKTBKtelah a mean ( median ) dari 2,679 ( 2.270 ) dan ROA memiliki suatu maksud ( median ) dari 0,145 ( 0,041 ) .Untuk variabel boneka , kami melaporkan bahwa untuk TROUBLE , sebagian besar sampel kami( 86 % ) terdiri dari perusahaan yang tidak melaporkan tiga kerugian bersih tahunan pada periode enam tahunsebelum tahun pertama kegiatan agresif pajak , seperti yang diharapkan . Namun, untuk CEODUAL , kamimenemukan bahwa mayoritas sedikit sampel ( 55 % ) merupakan perusahaan dimana ketuapapan memegang posisi manajerial CEO atau direktur .

Secara keseluruhan , rentang yang dapat diterima variasi diamati untuk semua variabel yang disajikan dalamTabel 1 serta tingkat yang wajar konsistensi antara sarana dan median , mencerminkan

Page 41: Jurnal Lanis and Richardson

normalitas distribusi (lihat, misalnya rambut et al . , 2006) .[ Insert Table 1 Tentang sini ]4.2 . hasil korelasiThe Pearson Hasil korelasi berpasangan disajikan pada Tabel 2 . Korelasi menunjukkan bahwaTag1 tag2 dan secara signifikan berhubungan negatif dengan CSRDISC ( p < .05 ) . hasil inimenunjukkan bahwa tingkat tinggi korporasi CSR , semakin rendah tingkat pajakagresivitas . Untuk tag1 , kami juga menemukan korelasi yang signifikan ( dengan tanda-tanda prediksi ) denganMTOBOD ( p <.05 ) , LEV ( p < .10 ) , CInt ( p < .10 ) , RDINT ( p < .05 ) , dan ROA ( p < .05 ) . dihal TAG 2 , kita mengamati korelasi yang signifikan ( dengan tanda-tanda prediksi ) dengan Bodi ( p < .05 ) ,BOSS ( p < .10 ) , BLKHLD ( p < .05 ) dan UKURAN ( p < .10 ) .Tabel 2 juga melaporkan korelasi antara variabel penjelas . Hal ini menunjukkan bahwa hanyatingkat moderat collinearity ada antara variabel penjelas yang digunakan dalam study.13 The kamikoefisien korelasi tertinggi adalah antara CSRDISC dan UKURAN dari 0,571 ( p < .01 ) . Selain itu, kamijuga menghitung faktor inflasi varians ( VIFs ) saat memperkirakan model regresi basis kami untuk mengujitanda-tanda multi- kolinearitas antar variabel penjelas . ( Dilaporkan ) Hasil kami mengkonfirmasibahwa tidak ada VIFs melebihi lima untuk setiap variabel penjelas kami, sehingga multi- collinearity tidakbermasalah dalam basis regresi kami model.14[ Insert Table 2 Tentang sini ]

4.3 . hasil regresiThe tobit Hasil regresi dilaporkan dalam Tabel 3.15 Untuk model regresi dasar tag1 ,kita menemukan bahwa koefisien regresi untuk CSRDISC adalah negatif dan signifikan terkait denganagresivitas pajak ( p < .05 ) , memberikan dukungan untuk H1 . Dengan demikian , semakin tinggi tingkat CSRkegiatan korporasi , semakin rendah tingkat agresivitas pajak . Hasil ini konsistendengan dugaan kami bahwa di mana sebuah perusahaan terlibat dalam aktivitas CSR lebih (misalnya , komunitasdan keterlibatan politik , perlindungan lingkungan , pembangunan sosial dan masyarakat daninvestasi, mempromosikan staf kesejahteraan dan pembangunan , dan memiliki kebijakan di tempat yang menjagahubungan baik dengan pelanggan , pemasok dan badan-badan pemerintah ) itu kurang cenderung pajakagresif . Jadi , di mana perusahaan memiliki profil CSR unggul , diharapkan akan lebihdijaga tentang melakukan kegiatan agresif pajak karena hal ini akan menjadi tidak konsisten dengan lainnyaKeterlibatan CSR , dan mungkin bisa melawan efek positif yang terkait dengan CSRkegiatan korporasi sebagai dilihat oleh masyarakat umum .Kami juga menemukan bahwa beberapa tata kelola perusahaan dan variabel kontrol penipuanbermakna dikaitkan dengan agresivitas pajak dalam model regresi dasar tag1 . itukoefisien regresi untuk TROUBLE adalah positif dan signifikan terkait dengan pajakagresivitas ( p < .01 ) , seperti yang diharapkan . Kinerja keuangan yang buruk menyebabkan manajemen untuk menempatkansemata-mata mengandalkan pendapatan dan profitabilitas ( Loebbecke , 1989) , sehingga meningkatkan ancamanaggressivness pajak korporasi . Kami juga mengamati bahwa koefisien regresi

Page 42: Jurnal Lanis and Richardson

MTOBOD adalah positif dan signifikan terkait dengan agresivitas pajak ( p < .01 ) , seperti yang diharapkan .15 Kami melakukan beberapa tes untuk memastikan bahwa asumsi utama analisis regresi Tobit puas untukmodel regresi yang dikembangkan dalam bagian ini penelitian kami ( lihat, misalnya , Long , 1997 ) . Pertama , plot probabilitas normalresidual dari model regresi menunjukkan bahwa asumsi normalitas puas . Kedua , plot dariresidual terhadap yang sesuai dipasang ( diperkirakan ) nilai menunjukkan bahwa asumsi homogenitasvarians residual , dan kelayakan model linier tidak dilanggar .Tampak bahwa manajer termotivasi untuk melakukan penggelembungan harga saham korporasi dengan terlibat dalamperilaku agresif pajak ( Lanis dan Richardson , 2011 ) . Tabel 3 juga menunjukkan bahwa regresiKoefisien untuk CEODUAL adalah positif dan signifikan terkait dengan agresivitas pajak ( p <.10 ) , Seperti yang diharapkan . Akibatnya, di mana CEO dan posisi ketua dewan direksi digabungkan( Jensen , 1993) , hal ini meningkatkan kemungkinan agresivitas pajak melalui pemantauan tidak efektifmanajemen puncak karena konflik kepentingan CEO .Dalam hal variabel kontrol ETR untuk model regresi dasar tag1 , kita menemukan bahwakoefisien regresi untuk INVINT adalah negatif dan signifikan terkait dengan pajakagresivitas ( p <.05 ) , seperti yang diharapkan . Sebagai INVINT adalah pengganti CAPINT , persediaanperusahaan intensif kurang agresif dibanding perusahaan padat modal pajak ( Stickney danMcGee , 1982) . Kami juga mengamati bahwa koefisien regresi untuk RDINT positif danbermakna dikaitkan dengan agresivitas pajak ( p < .05 ) , sebagai R & D perusahaan intensifdiharapkan untuk menggunakan tax-deductible R & D pengeluaran untuk memfasilitasi agresivitas pajak ( Stickney danMcGee , 1982) . Kami juga menemukan bahwa beberapa koefisien regresi INDSEC yang positifterkait dengan agresivitas pajak seperti yang disarankan oleh penelitian sebelumnya ( Omer et al . , 1993) ,termasuk KONTRA ( p < .10 ) dan IT ( p < .10 ) . Akhirnya , koefisien regresi untuk Bodi ,AGEPUB , CEOTENURE , BLKHLD , UKURAN , LEV , CInt , MKTBK dan ROA tidak signifikan .Tabel 3 juga melaporkan hasil regresi untuk model regresi dasar tag2 . Sekali lagi ,kita mengamati bahwa koefisien regresi untuk CSRDISC adalah negatif dan signifikan terkaitdengan agresivitas pajak ( p < .01 ) , memberikan dukungan tambahan untuk H1 berdasarkan proxy yang berbedamengukur agresivitas pajak . Temuan empiris kami dengan demikian menunjukkan bahwa di mana sebuah perusahaan memilikimandat CSR kuat di tempat , sangat kecil kemungkinan untuk menggunakan perilaku agresif karena pajak ini berpotensi mengimbangi efek positif yang terkait dengan kegiatan CSR perusahaan secaradilihat oleh masyarakat secara keseluruhan .Beberapa tata kelola perusahaan dan variabel kontrol penipuan juga signifikanterkait dengan aggressivness pajak di TAG 2 model regresi dasar. Sekali lagi , kami menemukan bahwakoefisien regresi untuk CEODUAL adalah positif dan signifikan terkait dengan pajakagresivitas ( p <.05 ) , seperti yang diharapkan . Kami juga mengamati bahwa koefisien regresiBLKHLD adalah negatif dan signifikan terkait dengan agresivitas pajak ( p < .01 ) dalammodel regresi , seperti yang diharapkan . Keberadaan blockholders menambah insentif untuk memonitormanajemen, pemegang saham ini memiliki kekuatan yang lebih besar dan pengaruh atas papan danmanajemen dari pemegang saham kurang signifikan ( Shleifer dan Vishny , 1986; Jensen , 1993 ) .Untuk variabel kontrol ETR , kita menemukan bahwa koefisien regresi untuk RDINT sekali

Page 43: Jurnal Lanis and Richardson

lebih , positif dan signifikan terkait dengan agresivitas pajak ( p < .10 ) . Kami juga mengamatibahwa koefisien regresi LEV adalah positif dan signifikan terkait dengan pajakagresivitas ( p < .10 ) , perusahaan yang sangat leveraged diharapkan untuk menggunakan pajak -deductiblepembayaran bunga untuk mempromosikan agresivitas pajak perusahaan ( Stickney dan McGee , 1982 ) .Kami juga menemukan bahwa koefisien regresi untuk CInt adalah positif dan signifikan berhubungan denganagresivitas pajak ( p < .05 ) , seperti yang diharapkan . Perusahaan padat modal mempekerjakan dipercepatbiaya penyusutan berdasarkan kehidupan aset untuk memfasilitasi agresivitas pajak ( Gupta dan Newberry ,1997) . Hasil kami juga menunjukkan bahwa koefisien regresi untuk ROA adalah positif dan signifikanterkait dengan agresivitas pajak ( p < .05 ) , menunjukkan bahwa perusahaan menguntungkan lebihmungkin untuk terlibat dalam activitites agresif pajak dari perusahaan yang kurang menguntungkan . Kami juga menemukan bahwakoefisien regresi INDSEC untuk KONTRA sekali lagi positif terkait dengan pajakagresivitas ( p < .10 ) . Akhirnya , koefisien regresi untuk Bodi , KESULITAN , AGEPUB ,MTOBOD , CEOTENURE , BLKHLD , UKURAN , INVINT dan MKTBK tidak signifikan .Secara keseluruhan , dasar regresi hasil model untuk tag1 tag2 dan konsisten mendukung kamidugaan bahwa semakin tinggi tingkat kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan dari suatu perusahaan ,rendah adalah tingkat agresivitas pajak .

4.4. Additional analysisAs mentioned in the discussion of the CSR disclosure index in the research design, wecalculated this index based on 52 individual CSR activity items which can be grouped accordingto six different CSR categories (St James Ethics Centre, 2009): (1) corporate and CSR strategyitems; (2) staffing strategy items; (3) social investment items; (4) environment items; (5)customer and supplier items; and (6) community and political involvement items. We areinterested in carrying out an additional Tobit regression analysis to determine which of the sixindividual CSR categories are statistically (negatively) associated with tax aggressiveness. Thus,we estimate the following extended regression model:TAGi = α0 + β1CSRDISC1it + β2CSRDISC2it + β3CSRDISC3it + β4CSRDISC4it +β5CSRDISC5it + β6CSRDISC6it + β7BODIit + β8TROUBLEit + Β9AGEPUBit +β10MTOBODit + β11CEOTENUREit + β12CEODUALit + β13BLKHLDit +β14SIZEit + Β15LEVit + β16CINTit + β17INVINTit + β18RDINTit + β19MKTBKit +β20ROAit + Β21-28INDSECit + εit (2)where:CSRDISC1 = CSR disclosure index for corporate and CSR strategy items ranging

Page 44: Jurnal Lanis and Richardson

between 0 and 1;CSRDISC2 = CSR disclosure index for staffing strategy items ranging between 0 and100%;CSRDISC3 = CSR disclosure index for social investment items ranging between 0 and100%;CSRDISC4 = CSR disclosure index for environment items ranging between 0 and 100%;CSRDISC5 = CSR disclosure index for customers and suppliers items ranging between 0and 100%; andCSRDISC6 = CSR disclosure index for community and political involvement itemsranging between 0 and 100%.We present the results of our additional regression analysis in Table 4.16 For the TAG1extended regression model, the regression coefficient for CSRDISC3 is negative andsignificantly associated with tax aggressiveness (p < .05). This is an interesting finding as theCSRDISC3 category relates to the social investment commitment of the corporation. It includesdisclosure items relating to the corporation’s: social commitment statement, value of socialinvestment and charitable work, assistance to charities and NGOs, community sponsorship(financial support), and staff volunteering. CSRDISC3 is potentially one of the most relevantCSR categories in terms of society and taxation generally, as it is particularly relevant to theprovision of public goods to society, which is directly funded (in part) by the corporate taxsystem (see, e.g., Freedman, 2003; Williams, 2007). Nevertheless, we find that the regressioncoefficients for CSRDISC1, CSRDISC2, CSRDISC4, CSRDISC5 and CSRDISC6 are notsignificant in this extended regression model.We also find that some of our corporate governance and fraud control variables aresignificantly associated with tax aggressiveness in the TAG1 extended regression model. Theregression coefficient for TROUBLE is positive and significantly associated with taxaggressiveness (p < .01), as expected. Poor financial performance causes management to place

Page 45: Jurnal Lanis and Richardson

undue reliance on earnings and profitability (Loebbecke, 1989), which increases the likelihood oftax aggressivness. We also observe that the regression coefficient for MTOBOD is positive andsignificantly associated with tax aggressiveness (p < .01), as expected. It seems that managersare motivated to increase the stock price of the corporation by engaging in tax aggressivebehavior (Lanis and Richardson,2011). Table 4 also shows that the regression coefficient forCEODUAL is positive and significantly associated with tax aggressiveness (p < .10), asexpected. Hence, where the CEO and chairperson’s positions are combined (Jensen, 1993), thisincreases the possibility of tax aggressiveness in the corporation.In terms of the ETR control variables, we find that the regression coefficient for INVINT isnegative and significantly associated with tax aggressiveness (p < .05), as expected. As INVINTis a substitute for CAPINT, inventory intensive corporations are not as tax aggressive as capitalintensive corporations (Stickney and McGee, 1982). We also observe that the regressioncoefficient for RDINT is positive and significantly associated with tax aggressiveness (p < .10),since R&D intensive corporations are expected to use tax-deductible R&D expenditure tofacilitate tax aggressiveness (Stickney and McGee, 1982). We also find that the INDSEC

regression coefficient for CONS is positively associated with tax aggressiveness (p < .10).Finally, the regression coefficients for BODI, AGEPUB, CEOTENURE, BLKHLD, SIZE, LEV,CINT, MKTBK and ROA are not significant.Table 4 also reports the regression results for the TAG2 extended regression model. We findthat the regression coefficient for CSRDISC1 is negative and significantly associated with taxaggressiveness (p < .01). CSRDISC1 relates to the corporate and CSR strategy of thecorporation. It includes disclosure items pertaining to the corporation’s: mission, code ofethics/business conduct, CSR strategy statement, record of complaints, relationship with clients,

Page 46: Jurnal Lanis and Richardson

impact on work practice, impact on suppliers, and corporate governance statement. CSRDISC1 ispotentially another applicable CSR category in terms of taxation as it partly relates to the ethicalbehavior and business conduct of the corporation. Thus, CSRDISC1 could possibly have majorramifications for society, as poor ethical behavior and business conduct on the part of thecorporation could potentially reduce the level of corporate tax collections which is available toassist the funding of the provision of public goods in society (Freise et al., 2008). Moreover, weonce again find that the regression coefficient for CSRDISC3 is negative and significantlyassociated with tax aggressiveness (p < .05). It seems that the social investment commitment ofthe corporation is especially pertinent as to whether it will engage in tax aggressiveness.However, the regression coefficients for CSRDISC2, CSRDISC4, CSRDISC5 and CSRDISC6are not significant in this regression model.Regarding our corporate governance and fraud control variables, we observe that theregression coefficient for MTOBOD is once more positive and significantly associated with taxaggressiveness (p < .01), as expected. Again, we also find that the regression coefficient forCEODUAL is positive and significantly associated with tax aggressiveness (p < .05), asexpected.For the ETR control variables, we observe that the regression coefficient for LEV is positiveand significantly associated with tax aggressiveness (p < .05), as expected. Highly leveredcorporations utilize the tax deductibility of interest payments to facilitate tax aggressiveness(Stickney and McGee, 1982). We also observe that the regression coefficient for CINT ispositive and significantly associated with tax aggressiveness (p < .05), as expected. Capitalintensive corporations exploit accelerated depreciation charges based on asset lives to promotetax aggressiveness (Gupta and Newberry, 1997). The regression coefficient for MKTBK is alsois positive and significantly associated with tax aggressiveness (p < .05) indicating that

Page 47: Jurnal Lanis and Richardson

corporations with a high market value relative to book value are more likely to be tax aggressive.Our results also show that the regression coefficient for ROA is positive and significantlyassociated with tax aggressiveness (p < .05). It appears that profitable corporations are morelikely to engage in tax aggressive activitites than less profitable corporations. Finally, theregression coefficients for BODI, TROUBLE, AGEPUB, CEOTENURE, BLKHLD, SIZE,INVINT, RDINT, MKTBK and INDSEC are not significant.On the whole, the extended regression model results show some evidence that the socialinvestment commitment, and corporate and CSR strategy (including the ethics and businessconduct) of a corporation are important elements of CSR activities that have a negative impacton tax aggressiveness.

4.4 . analisis tambahanSeperti disebutkan dalam pembahasan indeks pengungkapan CSR dalam desain penelitian , kamidihitung indeks ini didasarkan pada 52 item kegiatan CSR individu yang dapat dikelompokkan menurutuntuk enam kategori CSR yang berbeda ( St James Etika Centre , 2009) : ( 1 ) perusahaan dan CSR strategiitem , (2 ) item strategi kepegawaian , (3 ) item investasi sosial , (4 ) item lingkungan , (5 )pelanggan dan pemasok barang , dan ( 6 ) masyarakat dan item keterlibatan politik . Kamitertarik dalam melaksanakan analisis regresi Tobit tambahan untuk menentukan mana dari enamkategori CSR individu statistik ( negatif ) yang berhubungan dengan agresivitas pajak . Dengan demikian ,kami memperkirakan model regresi diperpanjang berikut :Tagi = α0 + + β1CSRDISC1it β2CSRDISC2it + + β3CSRDISC3it β4CSRDISC4it +β5CSRDISC5it + + β6CSRDISC6it β7BODIit + + β8TROUBLEit Β9AGEPUBit +β10MTOBODit + + β11CEOTENUREit β12CEODUALit + + β13BLKHLDitβ14SIZEit + + Β15LEVit β16CINTit + + β17INVINTit β18RDINTit + + β19MKTBKitβ20ROAit + Β21 - 28INDSECit + εit ( 2 )di mana :CSRDISC1 = CSR indeks pengungkapan untuk perusahaan dan CSR item strategi mulaiantara 0 dan 1 ;CSRDISC2 = CSR indeks pengungkapan untuk staf item strategi berkisar antara 0 dan100 % ;CSRDISC3 = CSR disclosure index untuk item investasi sosial berkisar antara 0 dan100 % ;CSRDISC4 = CSR indeks pengungkapan untuk barang-barang lingkungan berkisar antara 0 dan 100 % ;CSRDISC5 = CSR indeks pengungkapan bagi pelanggan dan pemasok barang berkisar antara 0dan 100 % , danCSRDISC6 = indeks pengungkapan CSR bagi masyarakat dan politik item keterlibatanberkisar antara 0 dan 100 % .Kami menyajikan hasil analisis regresi tambahan kami pada Tabel 4.16 Untuk tag1

Page 48: Jurnal Lanis and Richardson

model regresi diperpanjang , koefisien regresi untuk CSRDISC3 adalah negatif danbermakna dikaitkan dengan agresivitas pajak ( p < .05 ) . Ini adalah temuan menarik sebagaiKategori CSRDISC3 berkaitan dengan komitmen investasi sosial dari korporasi . Ini mencakupitem pengungkapan berkaitan dengan korporasi : pernyataan komitmen sosial , nilai sosialinvestasi dan kerja amal , bantuan untuk amal dan LSM , masyarakat sponsorship( dukungan keuangan ) , dan staf relawan . CSRDISC3 berpotensi salah satu yang paling relevanKategori CSR dari segi masyarakat dan perpajakan pada umumnya , karena sangat relevan denganpenyediaan barang publik kepada masyarakat , yang langsung didanai ( sebagian) oleh pajak perusahaansistem (lihat , misalnya , Freedman , 2003; Williams , 2007 ) . Namun demikian , kita menemukan bahwa regresikoefisien untuk CSRDISC1 , CSRDISC2 , CSRDISC4 , CSRDISC5 dan CSRDISC6 tidaksignifikan dalam model ini diperpanjang regresi .Kami juga menemukan bahwa beberapa tata kelola perusahaan dan variabel kontrol penipuanbermakna dikaitkan dengan agresivitas pajak dalam model regresi diperpanjang tag1 . itukoefisien regresi untuk TROUBLE adalah positif dan signifikan terkait dengan pajakagresivitas ( p < .01 ) , seperti yang diharapkan . Kinerja keuangan yang buruk menyebabkan manajemen untuk menempatkansemata-mata mengandalkan pendapatan dan profitabilitas ( Loebbecke , 1989) , yang meningkatkan kemungkinanPajak aggressivness . Kami juga mengamati bahwa koefisien regresi untuk MTOBOD positif danbermakna dikaitkan dengan agresivitas pajak ( p < .01 ) , seperti yang diharapkan . Tampaknya manajertermotivasi untuk meningkatkan harga saham perusahaan dengan terlibat dalam agresif pajakperilaku ( Lanis dan Richardson , 2011) . Tabel 4 juga menunjukkan bahwa koefisien regresiCEODUAL adalah positif dan signifikan terkait dengan agresivitas pajak ( p < .10 ) , sebagaidiharapkan . Oleh karena itu , di mana CEO dan posisi ketua dewan direksi digabungkan ( Jensen , 1993) , inimeningkatkan kemungkinan agresivitas pajak korporasi .Dalam hal variabel kontrol ETR , kita menemukan bahwa koefisien regresi adalah INVINTnegatif dan signifikan terkait dengan agresivitas pajak ( p < .05 ) , seperti yang diharapkan . sebagai INVINTadalah pengganti CAPINT , perusahaan persediaan intensif tidak sebagai pajak agresif sebagai modalperusahaan intensif ( Stickney dan McGee , 1982) . Kami juga mengamati bahwa regresiKoefisien untuk RDINT positif dan signifikan terkait dengan agresivitas pajak ( p < .10 ) ,sejak R & D perusahaan intensif diharapkan untuk menggunakan tax-deductible R & D pengeluaran untukmemfasilitasi agresivitas pajak ( Stickney dan McGee , 1982) . Kami juga menemukan bahwa INDSEC

koefisien regresi untuk KONTRA secara positif terkait dengan agresivitas pajak ( p < .10 ) .Akhirnya , koefisien regresi untuk Bodi , AGEPUB , CEOTENURE , BLKHLD , UKURAN , LEV ,CInt , MKTBK dan ROA tidak signifikan .Tabel 4 juga melaporkan hasil regresi untuk model regresi diperpanjang tag2 . Kami menemukanbahwa koefisien regresi untuk CSRDISC1 adalah negatif dan signifikan terkait dengan pajakagresivitas ( p < .01 ) . CSRDISC1 berkaitan dengan strategi perusahaan dan CSR darikorporasi . Ini termasuk item pengungkapan berkaitan dengan korporasi : misi , kodeetika / perilaku bisnis , CSR pernyataan strategi , catatan keluhan , hubungan dengan klien ,berdampak pada kerja praktek , dampak pada pemasok , dan laporan tata kelola perusahaan . CSRDISC1 adalahberpotensi lain kategori CSR yang berlaku dalam hal perpajakan karena sebagian berkaitan dengan etika

Page 49: Jurnal Lanis and Richardson

perilaku dan perilaku bisnis korporasi . Dengan demikian , CSRDISC1 mungkin bisa besarkonsekuensi bagi masyarakat , karena perilaku etis miskin dan melakukan bisnis di bagianperusahaan berpotensi mengurangi tingkat pemungutan pajak perusahaan yang tersedia untukmembantu pendanaan penyediaan barang publik di masyarakat ( Freise et al . , 2008 ) . Selain itu, kamisekali lagi menemukan bahwa koefisien regresi untuk CSRDISC3 adalah negatif dan signifikanterkait dengan agresivitas pajak ( p < .05 ) . Tampaknya bahwa komitmen investasi sosialkorporasi ini terutama berhubungan , apakah itu akan terlibat dalam agresivitas pajak .Namun, koefisien regresi untuk CSRDISC2 , CSRDISC4 , CSRDISC5 dan CSRDISC6tidak signifikan dalam model regresi ini .Mengenai tata kelola perusahaan dan variabel kontrol penipuan, kita amati bahwakoefisien regresi untuk MTOBOD sekali lebih positif dan signifikan terkait dengan pajakagresivitas ( p < .01 ) , seperti yang diharapkan . Sekali lagi , kami juga menemukan bahwa koefisien regresiCEODUAL adalah positif dan signifikan terkait dengan agresivitas pajak ( p < .05 ) , sebagaidiharapkan .Untuk variabel kontrol ETR , kita amati bahwa koefisien regresi LEV positifdan secara signifikan terkait dengan agresivitas pajak ( p < .05 ) , seperti yang diharapkan . sangat leverageperusahaan memanfaatkan pengurangan pajak atas pembayaran bunga untuk memfasilitasi agresivitas pajak( Stickney dan McGee , 1982) . Kami juga mengamati bahwa koefisien regresi untuk CInt adalahpositif dan signifikan terkait dengan agresivitas pajak ( p < .05 ) , seperti yang diharapkan . modalperusahaan intensif memanfaatkan biaya penyusutan dipercepat berdasarkan kehidupan aset untuk mempromosikanagresivitas pajak ( Gupta dan Newberry , 1997) . Koefisien regresi untuk MKTBK jugaadalah positif dan signifikan terkait dengan agresivitas pajak ( p < .05 ) menunjukkan bahwaperusahaan dengan nilai pasar yang tinggi relatif terhadap nilai buku lebih cenderung menjadi pajak agresif .Hasil kami juga menunjukkan bahwa koefisien regresi untuk ROA adalah positif dan signifikanterkait dengan agresivitas pajak ( p < .05 ) . Tampaknya perusahaan menguntungkan lebihmungkin untuk terlibat dalam activitites agresif pajak dari perusahaan yang kurang menguntungkan . Akhirnya,koefisien regresi untuk Bodi , KESULITAN , AGEPUB , CEOTENURE , BLKHLD , UKURAN ,INVINT , RDINT , MKTBK dan INDSEC tidak signifikan .Secara keseluruhan , diperpanjang hasil model regresi menunjukkan beberapa bukti bahwa sosialKomitmen investasi, dan perusahaan dan strategi CSR ( termasuk etika dan bisnisperilaku ) dari suatu perusahaan merupakan elemen penting dari kegiatan CSR yang berdampak negatifterhadap agresivitas pajak .

5. Conclusions

This study investigates the association between corporate social responsibility and corporatetax aggressiveness. Based on a sample of 408 publicly listed Australian corporations for the2008/2009 financial year, our regression results indicate that the higher the level of corporate

Page 50: Jurnal Lanis and Richardson

social responsibility disclosure of the corporation, the lower is the level of tax aggressiveness.We find that a negative and statistically significant association between corporate socialresponsibility disclosure and tax aggressiveness holds across a number of different regressionmodel specifications. Thus, more socially responsible corporations are likely to deter taxaggressive activities. Finally, the regression results from our additional analysis show that thesocial investment commitment, and corporate and CSR strategy (including the ethics andbusiness conduct) of a corporation are fundamental elements of CSR activities that have anegative impact on tax aggressiveness.Overall, our study provides unique insights into the association between corporate socialresponsibility and tax aggressiveness. In so doing, it helps to extend the literature on this topic.Moreover, our findings should be of value to tax policymakers who seek to identify thecircumstances that increase the likelihood of tax aggressiveness. Finally, this study providesfurther evidence for an emerging research paradigm in relation to corporate social responsibilityand tax aggressiveness.This study is subject to several limitations. First, the sample is drawn from publicly listedAustralian corporations. Because of data unavailability, it was not possible to include unlistedcorporations in our sample. Second, we constructed our tax aggressiveness (ETR) measuresbased on financial statement data as tax return data are private and unavailable. The literature(see, e.g., Plesko, 2003) questions the accuracy of financial-statement-based tax aggressivenessmeasures, so our results should be interpreted with some caution. Third, publically availableannual reports and CSR reports were consulted to determine the level of CSR disclosure (as aproxy for CSR activity) in our study. However, some previous research suggests this to be a poorproxy for CSR activity.Future research into corporate governance and tax aggressiveness could examine several

Page 51: Jurnal Lanis and Richardson

important matters. First, a more detailed analysis could be carried out regarding which specificCSR activities are more closely associated with a corporation’s tax policy and why (as ourresults indicate) some CSR activities are more important than others. Second, further analysiscould be undertaken into the link between a broad range of CSR disclosure items and CSRactivities in Australia and elsewhere. Third, the role of ethics in driving CSR activities andcorporate tax policy requires further investigation. We encourage future research in this area.

5 . kesimpulan

Studi ini mengkaji hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dan korporasiPajak agresivitas . Berdasarkan sampel dari 408 perusahaan publik Australia untukTahun anggaran 2008/2009 , hasil regresi kami menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat korporasipengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, semakin rendah tingkat agresivitas pajak .Kami menemukan bahwa hubungan negatif dan signifikan secara statistik antara corporate socialpengungkapan tanggung jawab dan agresivitas pajak memegang di sejumlah regresi yang berbedaSpesifikasi Model . Dengan demikian , perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial lebih cenderung untuk mencegah pajakkegiatan agresif. Akhirnya , hasil regresi dari analisis tambahan kami menunjukkan bahwaKomitmen investasi sosial , dan perusahaan dan strategi CSR ( termasuk etika danperilaku bisnis ) dari suatu perusahaan merupakan elemen fundamental dari kegiatan CSR yang memilikidampak negatif terhadap agresivitas pajak .Secara keseluruhan , penelitian kami memberikan wawasan yang unik ke dalam hubungan antara sosial perusahaantanggung jawab dan agresivitas pajak . Dengan demikian , hal ini membantu untuk memperpanjang literatur tentang topik ini .Selain itu , temuan kami harus bernilai bagi pembuat kebijakan pajak yang berusaha untuk mengidentifikasikeadaan yang meningkatkan kemungkinan agresivitas pajak . Akhirnya , penelitian ini memberikanbukti lebih lanjut untuk paradigma penelitian yang muncul dalam kaitannya dengan tanggung jawab sosial perusahaandan pajak agresivitas .Penelitian ini tunduk pada beberapa keterbatasan . Pertama , sampel diambil dari publikPerusahaan Australia. Karena tidak tersedianya data, itu tidak mungkin untuk memasukkan terdaftarperusahaan dalam sampel kami . Kedua , kami membangun agresivitas ( ETR ) langkah-langkah pajak kitaberdasarkan data laporan keuangan sebagai data pengembalian pajak pribadi dan tidak tersedia . literatur( lihat, misalnya , Plesko , 2003) mempertanyakan keakuratan agresivitas pajak keuangan - pernyataan berbasislangkah-langkah , sehingga hasil kami harus ditafsirkan dengan hati-hati . Ketiga , dipublikasikan tersedialaporan tahunan dan laporan CSR dikonsultasikan untuk menentukan tingkat pengungkapan CSR ( sebagai

Page 52: Jurnal Lanis and Richardson

indikator dari kegiatan CSR ) dalam penelitian kami . Namun, beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan ini menjadi miskinindikator dari kegiatan CSR .Penelitian di masa depan dalam tata kelola perusahaan dan agresivitas pajak dapat memeriksa beberapahal-hal penting . Pertama , analisis yang lebih rinci dapat dilakukan tentang yang spesifikKegiatan CSR yang lebih erat terkait dengan kebijakan pajak korporasi dan mengapa (seperti kamiHasil penelitian menunjukkan ) beberapa kegiatan CSR yang lebih penting daripada yang lain . Kedua, analisis lebih lanjutbisa dilakukan menjadi link antara berbagai item pengungkapan CSR dan CSRkegiatan di Australia dan di tempat lain . Ketiga , peran etika dalam berkendara kegiatan CSR dankebijakan pajak perusahaan memerlukan investigasi lebih lanjut . Kami mendorong penelitian masa depan di daerah ini .


Recommended