Date post: | 20-Jan-2016 |
Category: |
Documents |
Upload: | widyastati-ambarsari |
View: | 37 times |
Download: | 0 times |
TREATMENT TRENDS IN ALLERGIC RHINITIS AND ASTHMA: A BRITISH ENT SURVEY
Disusun Oleh :Widyastati Ambarsari, S.Ked J500090092Betti Widias Pradani, S.Ked J500090061
Pembimbing :dr. Made Jeren, Sp.THT
Ravinder S Natt, Petros D Karkos, Davinia K Natt, Eva G Theochari and Apostolos KarkanevatosBMC Ear, Nose and Throat Disorders 2011
JOURNAL READING
Latar Belakang
Rinitis Alergi (RA) dikenalkan pertama kali oleh Hansel pada tahun 1929.
RA merupakan klinis dari penyakit pada hidung yang disebabkan terpaparnya hidung oleh alergen sehingga mengaktifkan respon mediator imun IgE.1
Klasifikasi RA
Berdasarkan sifat berlangsungnya : Intermitten (klinis < 4 hari / minggu atau < 4 minggu) dan persistens (klinis > 4 hari / minggu atau > 4 minggu).
Berdasarkan derajat keparahaannya : mild dan moderate - severe.2
Nasal dan sinus paranasal merupakan bagian integral dari tractus respiratorius.
Pasien mungkin mengalami rinitis tanpa sinusitis, tetapi tidak mungkin sinusitis tanpa rinitis.
Rhinosinusitis3
RA dan Asma dihubungkan secara epidemiologi,
patologi, fisiologi, dan terapi, dapat dipertimbangkan
sebagai sindrome manifestasi inflamasi dari satu
jalan nafas.4
Kebanyakan pasien asma mengalami rinitis sehingga
diusulkannya konsep “one airway, one disease”.5
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi RA lebih banyak dibandingkan Asma.
Di Eropa, prevalensi RA sebesar 25%.6
Seringkali RA mendahului Asma dan dapat diperlakukan sebagai faktor risiko untuk berkembangnya Asma.
80% pasien Rinitis mengalami Asma dan sering memperburuk sakit Asma dan meningkatkan risiko serangan Asma, tetapi prevalensi pasien Asma yang mengalami Rinitis hanya sebesar 10-40%. 7
ETIOLOGI
Multi faktor sehingga untuk diagnosa
dan pemilihan terapi tiap pasien RA
berbeda.
Penyakit multi-faktor yang berefek
kecacatan pada semua individu tanpa
memandang usia dan background ethnic.
Tahun 2001 WHO menerbitkan guidelines
Allergic Rhinitis and Its Impact on Asthma
(ARIA) untuk pelayanan kesehatan para
profesional dalam rangka menyorotin etiologi
RA terkini yang menekankan asosiasi RA dan
Asma serta pengusulan algoritma tatalaksana. 2
Tahun 2008 telah diperbarui lebih lanjut
berdasarkan evidence based practice dan Grading
of Recommendations Assessment, Development,
and Evaluation (GRADE) Working Group
Methodology dengan memusatkan pada
pencegahan alergi dan penyakit kronik respiratori.9
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko RA meliputi gabungan dari
interaksi lingkungan dengan genetik.10
TUJUAN PENELITIAN
Survei kuestioner akan megamati gaya
terapi dalam tatalaksana RA pada
otolaryngologists UK.
Metode
Kuestioner (lampiran 1) diemailkan
melalui ENT UK ke alamat email seluruh
konsulan yang terdaftar menjadi anggota
British Association of
Otorhinolaryngologists - Head and Neck
Surgeons (BAO-HNS).
KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI
Seluruh konsulan yang terdaftar
menjadi anggota british
association of
otorhinolaryngologists - head and
neck surgeons (BAO-HNS).
Konsultan yang tidak membalas
HASIL DAN DISKUSI
Sebanyak 551 kuestioner yang
diemailkan.
Ada 309 jawaban (sebesar 56%).
Semua konsultan telah terbiasa dengan
asosiasi RA dan Asma, tetapi hanya 63%
responden yang terbiasa dengan
guidelines ARIA.
Gambar 1. Proporsi pasien RA yang mempunyai Asma
7768
25
5857
25
HASIL DAN DISKUSI
Diagnosa RA berdasarkan gejala alergi
dan diagnosia pemeriksaan.
HASIL DAN DISKUSI
European Academy of Allergiology and Clinical Immunology, US Joint Council of Allergy and Asthma, dan WHO merekomendasikan penggunaan skin prick test untuk pasien RA yang dimana test ini juga mayoritas digunakan oleh otolaryngologists UK (81%).11
Gambar 2. Pemeriksaan untuk RA
Gambar 3. Tatalaksana Pasien RA
Gambar 4. Terapi untuk RA
HASIL DAN DISKUSI
Sebanyak 99% konsultan ENT UK
menggunakan steroid internasal untuk
terapi RA. Kecenderungan ini didukung
oleh beberapa penelitian yang
menunjukkan steroid internasal yang
paling manjur dan line pertama terapi RA
yang hemat biaya.12,13
HASIL DAN DISKUSI
Tahun 1911, Noon untuk pertama kali
memperkenalkan tentang imunoterapi
spesifik alergen untuk RA yang melibatkan
pemberikan bertahap dapat meningkatkan
jumlah sari alergen.14
Pada pasien yang dipilih menunjukkan
terdapatnya antibodi IgE spesifik terhadap
alergen yang dikenal.
HASIL DAN DISKUSI
Tidak seperti farmakoterapi, manfaat klinis akan
tetap dipertahankan beberapa tahun setelah terapi
diberhentikan.15
Calderon dkk, dalam publikasi terbaru meta-analisis
mendukung penggunaan injeksi imunoterapi
sebagai terapi alergen yang efektif dengan resiko
efek samping yang rendah dalam tatalaksana RA.17
HASIL DAN DISKUSI
Imunoterapi
Rute sublingua
l
Rute subcutane
Di Amerika, hanya rute subcutane yang diizinkan.
Wilson dkk, dalam tinjauan ulang cochrane menunjukkan imunoterapi sublingual yang paling aman dan paling efektif untuk tatalaksana RA.16
HASIL DAN DISKUSI
Imunoterapi spesifik alergen TIDAK
DIREKOMENDASIKAN untuk pasien
dengan Asma yang berat atau Asma
yang tidak terkontrol karena akan
berisiko terhadap reaksi bronchial yang
kurang baik.18
HASIL DAN DISKUSI
Terapi yang baik pada RA maupun Asma
dapat mengurangi gejala sehingga
mengurangi izin di sekolah dan bekerja,
serta mengurangi biaya medis dan
produktivitas tenaga kerja medis.23,24
KESIMPULAN
Digabungnya terapi dengan menghindari
alergen, farmako terapi, dan edukasi pasien
RA yang juga sakit Asma seperti yang
direkomendasikan di guidelines ARIA, bisa
mengurangi biaya perawatan medis,
mengontrol gejala, serta meningkatkan
kualitas hidup.
Lampiran 1: Email tentang Rinitis Alergi (Kuestioner)
Yth. Rekan Kerja,
Tolong beri respon Anda terhadap survei ini dengan Anda
melengkapi survei ini kemudian kirimkan jawaban Anda
dengan mengklik tombol SUBMIT dibawah ini. Kami ucapkan
terimakasih atas waktu berharga Anda yang telah diluangkan
untuk melengkapi survei ini
Lampiran 1: Email tentang Rinitis Alergi
1. Apakah Anda terbiasa dengan asosiasi antara
Rinitis Alergi dengan Asma?
•Ya
•Tidak
2. Apakah Anda terbiasa dengan guideline
Allergic Rhinitis and Its Impact on Asthma
(ARIA) yang merupakan guidelines kerjasama
dengan World Health Organisation (WHO) ?
•Ya
•Tidak
Lampiran 1: Email tentang Rinitis Alergi
3. Berapa proposi pasien
Anda yang telah
mengalami gejala
Rinitis atau
terdiagnosa Asma?
• <10%
• 10 - 20%
• 20 - 30%
• 30 - 40%
• 40 - 50%
• >50%
4. Jika Anda mencurigai
Rinitis Alergi, investigasi
apa yang akan Anda
pertimbangkan? (Anda
boleh memilih satu atau
lebih)
•Tidak ada
•Skin prick test to known allergens
•Serology tests e.g. RAST, IgE
•Peak flow meter (air flow
litres/minute)
•Pulmonary spirometry
Lampiran 1: Email tentang Rinitis Alergi
5. Jika Anda mencurigai
pasien Rinitis Alergi
maka rencana
tatalaksana mana
yang Anda
pertimbangkan ?
•Memulai terapi dan tinjau ulang
•Memulai terapi dan merujuk ke
dokter umum untuk terapi lanjut
•Memulai terapi dan merujuk ke
dokter spesialis paru
Lampiran 1: Email tentang Rinitis Alergi (Kuestioner)
6. Jika Anda mencurigai
pasien Rinitis Alergi
maka terapi yang
mana yang akan Anda
gunakan ? (Anda boleh
memilih satu atau
lebih)
•Antihistamine - oral
•Antihistamine - intra-nasal
•Steroid - intra-nasal
•Steroid - intra-bronchial
•Steroid - oral
•Decongestant - oral
•Decongestant - intra-nasal
•Anti-cholinergic (Ipatropium
Bromide)
•Anti-leukotriene
•Specific Immunotherapy -
sublingual
•Specific Immunotherapy -
subcutaneous
Lampiran 1: Email tentang Rinitis Alergi
7. Berapa lama Anda akan memberikan
nasal spray?
•3 bulan
•6 bulan
• > 6 bulan
8. Berapa frekuensi penggunaan nasal
spray yang Anda anjurkan? (Anda
boleh memilih satu atau lebih)
•Dua puffs sekali
sehari
•Dua puffs dua kali
sehari
•Dll (tolong spesifik)
9. Apakah Anda menyediakan leaflets
untuk pasien tentang edukasi
perubahan gaya hidup dan
menhindari alergen?
•Ya
•Tidak
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hansel F: Clinical and histopathologic studies of the nose and sinuses in allergy. J Allergy 1929, 1:43-70.
2. Bousquet J, Van Cauwenberge P, Khaltaev N: Allergic Rhinitis and its impact of Asthma. J Allergy Clin Immunol 2001, 108:147-334.
3. Fokkens W, Lund V, Mullol J: European position paper on rhinosinusitis and nasal polyps 2007. Rhinology Suppl 2007, 20:1-136.
4. Cauwenberge P, Watelet J, Zele T, Wang D, Toskala E, Durham S, et al: Does rhinitis lead to Asthma? Rhinol 2007, 45:112-121.
5. Bousquet J, Vignola AM, Demoly P: Links between rhinitis and Asthma. Allergy 2003, 58:691-706.
6. Bachau V, Durham SR: Prevalence and rate of diagnosis of Allergic Rhinitis in Europe. Eur Respir J 2004, 24:758-764.
TINJAUAN PUSTAKA
7. Leynaert B, Neukirch C, Kony S, Guenegou A, Bousquet J, Aubier M, et al: Association between Asthma and rhinitis according to atopic sensitisation in a population based study. J Allergy Clin Immunol 2004, 113:86-93.
8. Blaiss MS: Medical and economic dimensions linking Allergic Rhinitis and Asthma. Allergy Asthma Proc 2002, 23:223-227.
9. Bousquet N, Khaltaev A, Cruz J, Denburg W, Fokkens A, Togias T, et al: Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (ARIA) 2008 update (in collaboration with the World Health Organization, GA2LEN and AllerGen). Allergy 2008, 63(Suppl 86):8-160.
10. Lee H, Park S, Chung S, Woo J, Chae S, Lee S, et al: Interleukin-18/-607 gene polymorphism in Allergic Rhinitis. Int J Pediatr Otorhinolaryngol 2006, 70:1085-1088.
11. Bousquet J, Lockey R, Malling H: WHO Position Paper. AllergenImmunotherapy: therapeutic vaccines for allergic disease. J Allergy Clin Immunol 1998, 102:558-562.
12. Weiner J, Abramson M, Puy R: Intranasal corticosteroids versus oral H1 receptor antagonists in Allergic Rhinitis: systematic review of randomised controlled trials. BMJ 1998, 317:1624-1629
TINJAUAN PUSTAKA
13. Bhatia S, Baroody F, Detineo M, Naclerio R: Increased nasal airflow with budesonide compared with desloratidine during the allergy season. Arch Otolaryngol Head Neck Surg 2005, 131:223-228.
14. Noon L: Prophylactic inoculation against hay fever. Lancet 1911, 1:1572-1573.
15. Wallace D, Dykewizc M, Bernstein D, Moore J, Cox L, Khan D, et al: The diagnosis and management of rhinitis: An updated practice parameter. J Allergy Clin Immunol Suppl 2008, 122:1-84.
16. Wilson D, Torres M, Durham S: Sublingual immunotherapy for Allergic Rhinitis. Cochrane Database of Systematic Reviews 2003, 2.
17. Calderon MA, Alves B, Jacobson M, Hurwitz B, Sheikh A, Durham S: Allergen injection immunotherapy for seasonal Allergic Rhinitis. Cochrane Database of Systematic Reviews 2007, 1.
18. Winther L, Arnved J, Malling H, Nolte H, Mosbech H: Side-effects of allergen-specific immunotherapy: A prospective multi-centre study. Clin Exp Allergy 2006, 36:254-260.
19. Dykewicz M, Fineman S, Niklas R, Lee R, Moore J, Li J, et al: Joint task fork algorithm and
TINJAUAN PUSTAKA
20. Good Medical Practice: General Medical Council Publication; 2006.21. Kessel A, Halloun H, Bamberger E, Kugelman A, Toubi E: Abnormal
spirometry in children with persistent Allergic Rhinitis due to mite sensitization: The benefit of nasal corticosteroids. Pediatr Allergy Immunol 2007, 19:161-166.
22. Ciprandi G, Cirillo I, Pistorio A: Impact of Allergic Rhinitis on Asthma: effects on spirometric parameters. Allergy 2008, 63:255-260.
23. Price D, Zhang Q, Kocevar V, Yin D, Thomas M: Effect of concomitant diagnosis of Allergic Rhinitis on Asthma-related health care use by adults. Clin Exp Allergy 2005, 35:282-287.
24. Halpern M, Schimer J, Richner R, Guo C, Togias A: Allergic Rhinitis: A potential cause of increased Asthma medication use, costs and morbidity. J Asthma 2004, 41:117-126.
25. Schoenwetter WF, Dupclay L, Appajoysyula S, Botteman M, Pashos C: Economic impact and quality of life burden of Allergic Rhinitis. Curr Med Res Opin 2004, 20:305-317.
THANKS YOU