Date post: | 20-Feb-2016 |
Category: |
Documents |
Upload: | rickyriccardo |
View: | 23 times |
Download: | 11 times |
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PEMBELIAN
(STUDI KASUS PADA PIKA SEMARANG)
Jussutji
Universitas Semarang
ABSTRACT
Problems that occur in PIKA Semarang is a decrease in consumer
purchases for furniture products PIKA Semarang. This is reflected in the
conditions that occur in the field where a decline in sales of furniture products.
The decline is thought to be influenced by the purchase of a wide variety of
factors, product attributes, positive emotions and brand image, while positive
emotions of the consumers themselves are also influenced by the image of the
brands that shape perceptions and feelings about the product.
The population used in this study are all consumers PIKA Semarang. The
sample selection using purposive sampling. The sample used was 96 PIKA
Semaran furniture consumers. The analysis tool used is a method of quantitative
analysis, including validity, reliability, classic assumption test, multiple linear
regression, hypothesis testing, the coefficient of determination (R2) and the
mediating influence detection test.
Based on this research, product attributes, brand image and positive
emotions positive influence on purchase decisions. While the brand image of a
positive effect on positive emotions. Based on Sobel Test result shows that positive
emotions may mediate the effect of brand image on purchasing decisions.
Keywords: product attributes, brand image, positive emotions, purchasing
decisions.
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 2
PENDAHULUAN
Kebutuhan dan keinginan
konsumen yang bervariasi menjadi
pedoman bagi setiap perusahaan
untuk merancang strategi pemasaran
yang tepat agar dapat memenuhi
harapan setiap konsumen. Saat ini
seiring berkembangnya teknologi,
konsumen sudah semakin pintar
dalam memilih produk yang akan
mereka konsumsi. Proses
pengambilan keputusan konsumen
ini sering kali melibatkan beberapa
keputusan. Kotler dan Keller (2008)
menjelaskan bahwa perusahaan yang
cerdas akan mencoba memahami
sepenuhnya proses pengambilan
keputusan pelanggan, semua
pengalaman mereka dalam belajar,
memilih, menggunakan, bahkan
dalam mendisposisikan produk.
Perkembangan industri
furnitur di Indonesia selama ini
masih tetap eksis walaupun terjadi
krisis ekonomi global dan sulitnya
mencari bahan baku kayu (karena
adanya pembatasan dalam
penebangan kayu). Industri mebel
lokal disini masih menguasai 70%
pasar mebel domestik, tetapi pangsa
pasar ini terancam oleh impor mebel
asal China yang pertumbuhannya
mencapai 200% per tahun dalam
beberapa tahun terakhir. Peningkatan
impor furnitur asal China yang
terjadi tiap tahun terutama untuk
segmen mebel murah, untuk pasar
menengah kebawah (BI, 2012).
Menurut Road Map Revitalisasi
Industri Kehutanan Indonesia (2011),
permasalahan yang dihadapi industri
furnitur dan kerajinan adalah
kurangnya bahan baku, negative
brand image akibat pembalakan liar,
rendahnya kualitas produk Indonesia
dibanding produk dari negara
lainnya, lebih mahalnya harga
produk Indonesia dibanding pesaing,
lebih disukainya produk-produk
bersertifikat.
Salah satu perusahaan
furnitur di Semarang yang masih
tetap berdiri hingga sekarang adalah
PIKA atau Pendidikan industri Kayu
Atas, yang bertempat di Jalan Imam
Bonjol No. 96, Semarang.
Perusahaan ini selain sebagai pusat
pendidikan untuk pelatihan dan
sekolah bagi industri perkayuan, juga
memiliki workshop untuk
memproduksi dan menjual produk
furniturnya kepada konsumen secara
langsung. Perusahaan ini berfokus
pada berbagai jenis produk seperti
meja, kursi, lemari, sofa dan
terutama produk pesanan dari
pelanggan. Dalam beberapa tahun
terakhir ini, terjadi penurunan
penjualan.
Penurunan jumlah penjualan
ini cukup mengkhawatirkan, apalagi
dalam tahun 2012, penjualan
mengalami penurunan hingga 22,6%.
Hal ini menunjukkan adanya
penurunan dari keputusan konsumen
dalam melakukan pembelian di
PIKA Semarang.
Peneliti untuk lebih
mengetahui tentang faktor yang
menyebabkan konsumen tidak
memutuskan untuk melakukan
pembelian di PIKA Semarang,
peneliti melakukan prasurvey
terhadap 20 orang calon konsumen
dari PIKA Semarang dengan hasil
alasan calon konsumen tidak
membeli produk PIKA Semarang
dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang dapat dikelompokkan menjadi
tiga variabel yang mempengaruhi
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 3
keputusan pembelian produk PIKA
Semarang yaitu atribut produk,
emosi positif dan citra merk.
Permasalahan yang terjadi
pada PT. PIKA Semarang adalah
terjadinya penurunan penjualan yang
mengindikasikan adanya penurunan
keputusan pembelian seperti terlihat
pada tabeli 1.1. Berdasarkan
fenomena yang penulis pelajari dari
prasurvei, penelitian ini akan
mencoba menjelaskan pengaruh
faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian furnitur di
PIKA Semarang dalam bentuk
penelitian yang berjudul
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PEMBELIAN
(STUDI KASUS PADA PIKA
SEMARANG)”.
Perumusan Masalah
Permasalahan yang terjadi
pada PIKA Semarang adalah
terjadinya penurunan pembelian
konsumen terhadap produk furnitur
PIKA Semarang. Hal ini tercermin
dari kondisi yang terjadi di lapangan
dimana terjadi penurunan penjualan
produk furnitur. Penurunan
pembelian ini diduga dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor yaitu
atribut produk, emosi positif dan
citra merk, sedangkan emosi positif
dari konsumen sendiri juga
dipengaruhi oleh citra merk yang
membentuk persepsi dan perasaan
konsumen tentang produk.
Berdasarkan masalah tersebut, maka
perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana meningkatkan
keputusan pembelian konsumen
terhadap produk furnitur PIKA
Semarang.
Berdasarkan permasalahn
tersebut, maka dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut
:
1. Bagaimana pengaruh atribut
produk terhadap keputusan
pembelian produk furnitur
PIKA Semarang?
2. Bagaimana pengaruh emosi
positif terhadap keputusan
pembelian produk furnitur
PIKA Semarang?
3. Bagaimana pengaruh citra
merk terhadap keputusan
pembelian produk furnitur
PIKA Semarang?
4. Bagaimana pengaruh citra
merk terhadap emosi positif
konsumen dalam membeli
produk furnitur PIKA
Semarang?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah dan uraian yang
dikembangkan di atas, maka tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh
atribut produk terhadap
keputusan pembelian produk
furnitur PIKA Semarang.
2. Menganalisis pengaruh emosi
positif terhadap keputusan
pembelian produk furnitur
PIKA Semarang.
3. Menganalisis pengaruh citra
merk terhadap keputusan
pembelian produk furnitur
PIKA Semarang.
4. Menganalisis pengaruh citra
merk terhadap emosi positif
konsumen dalam membeli
produk furnitur PIKA
Semarang.
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 4
TELAAH PUSTAKA DAN
PENGEMBANGAN MODEL
PENELITIAN
Keputusan Pembelian
Pada dasarnya keputusan
pembelian ialah suatu tindakan atau
perilaku konsumen jadi atau tidaknya
melakukan suatu pembelian atau
transaksi, banyak tidaknya jumlah
konsumen dalam mengambil
keputusan menjadi salah satu
penentu tercapai atau tidaknya tujuan
perusahaan. Menurut Kotler dan
Armstrong (2004) mengemukakan
bahwa keputusan pembelian adalah
tahap proses keputusan dimana
konsumen secara aktual melakukan
pembelian produk.
Menurut Kotler dan
Armstrong (2004) proses
pengambilan keputusan pembelian
terdiri dari lima tahap: pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi,
pengevaluasian alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku setelah
pembelian.
Emosi Positif
Menurut Robbinete dan
Brand dalam Hurriyati (2010)
emotion marketing adalah usaha
yang dilakukan oleh perusahaan
untuk menciptakan hubungan yang
berkelanjutan dengan para
pelanggan, sehingga mereka merasa
berharga dan diperhatikan yang pada
akhirnya akan membuat mereka loyal
kepada perusahaan. Emotion
marketing dapat meningkat emosi
ketingkatan strategi dan dapat
digunakan untuk menciptakan atau
memperkuat identitas merek dan
mengatur pengalaman pelanggan
(customer experience).
Menurut Barlow dan Maul
dalam Tjiptono (2007) emotional
value adalah nilai ekonomis dari
perasaan pelanggan ketika mereka
merasakan pengalaman yang positif
setelah menggunakan produk dan
jasa perusahaan. Sedangkan menurut
Sweeney dan Soutar dalam Tjiptono
(2007) definisi emotional value
adalah utilitas yang berasal dari
perasaan atau afektif atau emosi
positif yang ditimbulkan dari
menggunakan produk.
Dalam upaya untuk
membentuk emosi yang positif bagi
konsumennya, perusahaan harus
memiliki nilai yang lebih dari
perusahaan pesaingnya. Selanjutnya
Robinete dan Brand dalam Hurriyati
(2010) membagi nilai kedalam dua
bagian yaitu rational value
(product dan money) dan emotional
value (equity, experience, energy).
Rational value menjelaskan nilai
yang diterima pelanggan pada setiap
penggunaan produk dan jasa serta
membandingkannya dengan nilai
uang (rasional), sedangkan emotional
value menjelaskan nilai yang
diterima pelanggan dari sudut
equitas, pengalaman dan energi.
Memahami hati pelanggan berarti
memahami perasaan dan emosi
mereka dan akhirnya perusahaan
dapat memberikan nilai yang sifatnya
lebih emosional (emosional value)
dibanding dengan rational value.
Atribut Produk
Kotler dan Armstrong (2004)
menyatakan bahwa atribut produk
adalah pengembangan suatu produk
atau jasa melibatkan penentuan
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 5
manfaat yang akan diberikan.
Pengertian atribut produk menurut
Tjiptono (2007) adalah unsur-unsur
produk yang dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan sebagai
dasar pengambilan keputusan.
Atribut produk meliputi merek,
kemasan,jaminan (garansi),
pelayanan, dan sebagainya.
Menurut Kotler (2004),
atribut produk adalah karakteristik
yang melengkapi fungsi dasar
produk. Budiarto (1993 dalam
Tjiptono, 2007), atribut-atribut
produk adalah sesuatu yang
melengkapi manfaat utama produk
sehingga mampu lebih memuaskan
konsumen. Atribut produk meliputi
merek (brand), pembungkusan
(packaging), label, garansi atau
jaminan (warranty) dan produk
tambahan (service). Atribut dapat
dipandang secara obyektif (fisik
produk) maupun secara subyektif
(pandangan konsumen). Simamora
(2001) mendefinisikan bahwa atribut
produk adalah segala sesuatu yang
melekat pada produk dan menjadi
bagian dari produk itu sendiri.
Menurut Stanton (1993 dalam
Kotler, 2004), atribut produk adalah
sekumpulan atribut yang nyata
didalamnya sudah tercakup warna,
kemasan, prestise pengecer dan
pelayanan dari pabrik, serta pengecer
yang mungkin bisa diterima oleh
pembeli sebagai suatu yang bisa
memuaskan keinginannya.
Pengertian atribut produk adalah
unsur-unsur produk yang dianggap
penting oleh konsumen dan dijadikan
dasar pengambilan keputusan.
Citra Merk
Menurut Keller (2008), citra
merek merupakan seperangkat
keyakinan, ide, dan kesan yang
dimiliki oleh seseorang terhadap
suatu merek. Kotler (2002)
menyatakan bahwa citra merek
merupakan asosiasi yang muncul
dibenak konsumen ketika mengingat
suatu merek. Roslina (2009)
menyimpulkan bahwa citra merek
adalah citra merek ditentukan oleh
persepsi konsumen terhadap merek
yang ditentukan berdasarkan memori
konsumen tentang suatu produk
sebagai akibat dari apa yang
dirasakan oleh seseorang terhadap
merek.
Merek adalah sebuah nama,
istilah, tanda, simbol, rancangan,
atau kombinasi dari semua ini yang
dimaksudkan untuk mengenali
produk atau jasa dari seseorang atau
kelompok penjual dan untuk
membedakan dari produk pesaing
atau dapat juga dikatakan sesuatu
yang terkait dengan janji,
penerimaan, kepercayaan, dan
pengharapan, sehingga suatu merek
dari suatu produk yang kuat akan
membuat konsumennya merasa lebih
yakin, nyaman, dan aman ketika
mereka membeli produk tersebut
(Kotler, 2002).
Hubungan Logis Antar Variabel
Hubungan Atribut Produk
dengan Keputusan Pembelian
Atribut produk sebenarnya
sangat penting dalam proses
mempersuasi konsumen. Seluruh
perilaku mereka umumnya tertuju
pada merek, terutama pada
pentingnya fungsi yang mereka
ingin capai dari masing-masing
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 6
atribut tersebut. Dengan demikian
ini berarti bahwa atribut produk
memiliki pengaruh pada minat beli
konsumen. Fishbein (dalam Allen,
2001) menyatakan bahwa nilai-nilai
kemanusiaan yang melekat pada
atribut produk memiliki pengaruh
pada pilihan konsumen. Allen
(2001) berpendapat bahwa terdapat
pandangan yang sempit karena
menganggap bahwa sebenarnya
konsumen semata-mata memiliki
satu pertimbangan yang rasional,
yaitu penilaian tertentu mengenai
kegunaan dari atribut suatu produk.
Menurut Allen (2001) sebenarnya
yang sering terjadi adalah
konsumen juga memiliki
pertimbangan emosional, intuitif,
serta pertimbangan yang
menyeluruh mengenai produk.
Teori ini sesuai dengan hasil
penelitian Randang (2013) dan Dewi
(2012) yang menyatakan bahwa
atribut produk berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1 : Terdapat pengaruh positif
atribut produk terhadap
keputusan pembelian
Hubungan Emosi Positif dengan
Keputusan Pembelian Premananto (2007)
menyatakan bahwa emosi positif
yang dirasakan konsumen akan
mendorong konsumen untuk
mengakuisisi suatu produk dengan
segera tanpa adanya perencanaan
yang mendahuluinya dan sebaliknya
emosi negatif dapat mendorong
konsumen untuk tidak melakukan
pembelian impuls. Konsumen
membeli dan mengkonsumsi produk
bukan sekedar karena nilai
fungsionalnya, namun juga karena
nilai sosial dan emosionalnya.
Dengan kata lain, pembelian
dilakukan atas dasar kemampuan
produk untuk menstimulasi dan
memuaskan emosi. Baik emosi
positif maupun emosi negatif yang
dapat menjadi serangkaian
pengalaman yang menyenangkan.
Emosi yang positif terhadap suatu
produk akan mempermudah
keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian terhadap
produk merek tersebut.
Teori ini sesuai dengan hasil
penelitian Consoli (2009) dan
Hetharie (2011) yang menyatakan
bahwa emosi positif berpengaruh
positif terhadap keputusan
pembelian. Berdasarkan uraian di
atas, dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut:
H2 : Terdapat pengaruh positif
emosi positif terhadap keputusan
pembelian
Hubungan Citra Merk dengan
Keputusan Pembelian
Menciptakan kesan menjadi
salah satu karakteristik dasar dalam
orientasi pemasaran modern yaitu
lewat pemberian perhatian lebih serta
penciptaan merek yang kuat. Brand
image yang dikelola dengan baik
akan menghasilkan konsekuensi
yang positif, salah satunya adalah
meningkatkan pemahaman terhadap
aspek-aspek perilaku konsumen
dalam mengambil keputusan
pembelian.
Teori ini sesuai dengan hasil
penelitian Trista et el (2012) dan
Akbar (2012) yang menyatakan
bahwa citra merk berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian.
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 7
Berdasarkan uraian di atas, dapat
ditarik hipotesis sebagai berikut:
H3 : Terdapat pengaruh positif
citra merk terhadap keputusan
pembelian
Hubungan Citra Merk dengan
Emosi Positif
Citra merek merupakan
seperangkat keyakinan, ide, dan
kesan yang dimiliki oleh seseorang
terhadap suatu merek (Keller, 2008).
Citra merek dalam hal ini merupakan
persepsi dari seorang konsumen
terhadap suatu produk atau merk
tertentu. Persepsi seorang konsumen
akan membentuk keterikatan
emosional terhadap suatu produk.
Persepsi yang baik tentang produk
suatu merk akan menimbulkan emosi
yang positif, sedangkan persepsi
yang buruk akan menimbulkan
emosi negatif.
Teori ini sesuai dengan hasil
penelitian Banyte et al (2007) yang
menyatakan bahwa citra merk
berpengaruh positif terhadap emosi
positif. Berdasarkan uraian di atas,
dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut:
H4 : Terdapat pengaruh positif
citra merk terhadap emosi positif
Penelitian Terdahulu
Penelitian Wahyudi Randang
(2013) dengan judul Kualitas
Produk, Atribut Produk dan Ekuitas
Merek pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian Minyak
Goreng.
Nadia Lona Trista, Apriatni
EP dan Saryadi (2012) dengan judul
Pengaruh Citra Merek (Brand Image)
dan Kepercayaan Merek (Brand
Trust) Terhadap Keputusan Toyota
Avanza di Kota Semarang.
Penelitian Domenico Consoli
(2009) dengan judul Emotions That
Influence Purchase Decisions And
Their Electronic Processing.
Penelitian Jurate Banyte, Egle
Joksaite dan Regina Virvilaite (2007)
dengan judul Relationship of
Consumer Attitude and Brand :
Emotional Aspect.
Normasari Wikan Dewi
(2012) dengan judul Pengaruh
Atribut Produk dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Bundle
Handphone Smartphone Merek
Blackberry 8530.
Penelitian Adam Akbar
(2012) dengan judul Analisis
Pengaruh Citra Merek, Harga dan
Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Notebook Toshiba.
Jondry Adrin Hetharie (2011)
dengan judul Peran Emosi Positif
Sebagai Mediator Stimulus
Lingkungan Toko dan Faktor Sosial
Terhadap Impulse Buying Tendency
pada Matahari Department Store
Kota Ambon.
Kerangka Pemikiran
Dari uraian pemikiran
tersebut diatas, secara skematis
digambarkan seperti pada gambar
dibawah ini:
Gambar
Kerangka Pemikiran Teoritis
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 8
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data adalah segala sesuatu
yang diketahui atau dianggap
mempunyai sifat bias memberikan
gambaran tentang suatu keadaan atau
persoalan (Supranto, 2001). Data
yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi adalah data Primer. Data
primer yang ada dalam penelitian ini
merupakan penyebaran kuesioner.
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh konsumen PIKA
Semarang.
Metode penentuan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode purposive sampling,
yang mengambil seluruh responden
sebagai sampel. Dengan jumlah
pengamatan sebanyak 96 orang.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan metode Kuesioner.
Definisi Operasional Variabel
Tabel
Definisi Operasional Variabel No Nama Variabel Definisi Operasional Indikator
1 Atribut produk Pengembangan suatu
produk atau jasa
melibatkan penentuan
manfaat yang akan
diberikan (Kotler dan
Armstrong, 2004).
Tampilan produk
Fitur
Daya tahan bahan
2 Citra merk Seperangkat
keyakinan, ide, dan
kesan yang dimiliki
oleh seseorang
terhadap suatu merek
(Keller, 2008).
Mudah dikenali
Reputasi baik
Selalu diingat
3 Emosi positif Suasana hati yang
mempengaruhi dan
yang menentukan
intensitas
pengambilan
keputusan konsumen
(Tirmizi,et al., 2009).
Perasaan penuh kegembiraan
Perasaan bangga saat berbelanja
Perasaan semangat
4 Keputusan
Pembelian
Tahap proses
keputusan dimana
konsumen secara
aktual melakukan
pembelian produk
(Kotler dan
Armstrong, 2004).
Kemantapan membeli
Kebiasaan dalam membeli produk
Merekomendasikan pada orang lain
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 9
Metode Analisis Data
Regresi Linier Berganda Persamaan regresi linier
berganda adalah sebagai berikut
(Ghozali, 2011):
Persamaan 1
MbXbXbaY 322111 + e1
Persamaan 2
242 XbaM + e2
Dimana : Y= Keputusan Pembelian
a1, a2= Konstanta
b1, b2, b3, b4= Koefisien regresi berganda
X1= Atribut Produk
X2= Citra Merk
M= Emosi Positif
e1, e2 = Error atau galat
Uji Signifikasi Pengaruh Parsial
(Uji t)
Pengujian ini digunakan untuk
menguji atau menganalisis hipotesis
dengan menggunakan uji signifikansi
dengan tingkat alpha yang digunakan
adalah 5%. Kriteria pengujian yaitu :
Apabila t hitung > t tabel dan
signifikansi < 0,05, maka Ho
ditolak
Apabila t hitung < t tabel dan
signifikansi > 0,05, maka Ho tidak
mampu ditolak
Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Digunakan untuk mengetahui
besar sumbangan variabel
independen (X) terhadap variabel
independen (Y).
Uji Deteksi Pengaruh Mediasi
Pengujian hipotesis mediasi
dapat dilakukan dengan prosedur
yang dikembangkan oleh Sobel
(1982) dan dikenal dengan Uji Sobel
(Sobel Test). Untuk menentukan
intervening variabel, maka perlu
dilihat besarnya direct effect apabila
dibandingkan dengan total effectnya.
Kriteria pengujian :
Apabila total effect > direct effect
maka posisi intervening tepat.
Apabila total effect < direct effect
maka posisi intervening tidak
tepat.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Uji Validitas
Tabel Uji Validitas
No Indikator r tabel r
hitung Ket.
1 X11 0,2006 0,903 Valid
2 X12 0,2006 0,849 Valid
3 X13 0,2006 0,847 Valid
4 X12 0,2006 0,808 Valid
5 X21 0,2006 0,814 Valid
6 X22 0,2006 0,828 Valid
7 X23 0,2006 0,815 Valid
8 X24 0,2006 0,821 Valid
9 M1 0,2006 0,922 Valid
10 M2 0,2006 0,919 Valid
11 M3 0,2006 0,862 Valid
12 M4 0,2006 0,957 Valid
13 Y11 0,2006 0,888 Valid
14 Y12 0,2006 0,910 Valid
15 Y13 0,2006 0,895 Valid
16 Y14 0,2006 0,882 Valid
17 Y15 0,2006 0,916 Valid
Tabel tersebut di atas
menunjukkan bahwa masing-masing
variabel Atribut produk, Citra merk,
Emosi positif dan Keputusan
pembelian, hasil yang diperoleh
menunjukkan valid. Terbukti dengan
semua nilai hasil r hitung pada
indikator variabel yang ditunjukkan
dengan nilai Corected Item Total
Correlation tersebut diperoleh
melebihi nilai r tabel yang diperoleh
dari nilai df = n – 2, 96 – 2 = 94,
yaitu sebesar 0,2006 sehingga
dengan demikian masing-masing
indikator pada masing-masing
variabel tersebut dapat dilakukan
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 10
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Atribut
Produk
Citra
Merk
Emosi
Positif
Keputusan
Pembelian
N 96 96 96 96
Normal Parametersa,b
Mean 8.2396 8.5104 7.9479 12.0625
Std. Deviation 4.74562 4.69040 5.16541 7.44215
Most Extreme
Differences
Absolute .291 .293 .303 .349
Positive .291 .293 .303 .349
Negative -.195 -.168 -.222 -.217
Kolmogorov-Smirnov Z 1.737 1.815 1.539 1.621
Asymp. Sig. (2-tailed) .183 .140 .432 .373
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
kepada langkah perhitungan
selanjutnya.
Hasil Uji Reliabilitas
Tabel Uji Reliabilitas
No Indikator Nilai
Alpha
Nilai
Standarisasi Ket.
1 Atribut produk 0,936 0,600 Reliabel
2 Citra merk 0,922 0,600 Reliabel
3 Emosi positif 0,966 0,600 Reliabel
4 Keputusan
pembelian
0,964 0,600 Reliabel
5 Atribut produk 0,936 0,600 Reliabel
Berdasarkan tabel tersebut di
atas dapat diketahui bahwa masing-
masing variabel hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa nilai alpha telah
melebihi dari nilai standarisasi yaitu
sebesar 0,6. Dengan terbuktinya nilai
tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil uji reliabilitas terhadap
keseluruhan variabel tersebut adalah
reliable.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Tabel
Hasil Uji Normalitas
Dari tabel di atas, terlihat bahwa Asymp Sig semua variabel lebih besar
dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 11
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Atribut produk .117 8.517
Citra merk .124 8.035
Emosi positif .142 7.048
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .895 .154 5.797 .000
Atribut Produk .037 .045 .246 .815 .417
Citra Merk -.037 .044 -.245 -.836 .405
Emosi Positif -.010 .038 -.073 -.267 .790
a. Dependent Variable: Abs1
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.476 .305 4.843 .000
Citra Merk .021 .031 .069 .670 .505
a. Dependent Variable: Abs2
Hasil Uji Heterokedastisitas
Tabel
Uji Heterokedastisitas Regresi 1
Berdasarkan tabel di atas
menunjukkan bahwa tidak terjadi
problem heterokedastisitas. Hal ini
dibuktikan dengan nilai signifikansi
yang >0,05, sehingga disimpulkan
bahwa uji ini tidak terjadi problem
heterokedastisitas.
Tabel
Uji Heterokedastisitas Regresi 2
Berdasarkan tabel di atas
menunjukkan bahwa tidak terjadi
problem heterokedastisitas. Hal ini
dibuktikan dengan nilai signifikansi
yang >0,05, sehingga disimpulkan
bahwa uji ini tidak terjadi problem
heterokedastisitas.
Hasil Uji Multikolinieritas
Tabel
Koefisien pada Output Regresi 1
Nilai toleransi untuk variabel
independen lebih besar dari nilai
default (Tolerance) yang ditentukan
sebesar 0,10. Sedangkan untuk nilai
VIF juga lebih kecil daripada 10.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua variabel telah memenuhi
persyaratan ambang toleransi dan
nilai VIF. Artinya dari perhitungan
tersebut tidak mengalami efek
multikolinearitas.
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 12
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Correlations Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) -.391 .236 -1.659 .101
Atribut Produk .332 .069 .212 4.820 .000 .948 .449 .072 .117 8.517
Citra Merk .384 .068 .242 5.682 .000 .947 .510 .085 .124 8.035
Emosi Positif .812 .058 .563 14.108 .000 .975 .827 .212 .142 7.048
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Correlations Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) -.536 .468 -1.145 .255
Citra Merk .997 .048 .905 20.656 .000 .905 .905 .905 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Emosi Positif
Hasil Analisis Regresi Proses pengolahan data dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS 19
menghasilkan hasil sebagai berikut :
Tabel
Hasil Regresi Linier Berganda 1
Y = 0,212X1+0,242X2+0,563M
Tabel
Hasil Regresi Linier Berganda 2
M = 0,905X2
Hasil Uji t
Uji hipotesis Atribut produk
terhadap Keputusan pembelian
Berdasarkan hasil
perhitungan yang telah dilakukan,
maka diperoleh nilai t hitung untuk
Atribut produk adalah 4,820 dengan
hasil signifikansi sebesar 0,000 <
0,05. Hal ini menunjukkan terdapat
pengaruh positif yang signifikan
antara Atribut produk terhadap
Keputusan pembelian. Penjelasan
tersebut dapat diartikan bahwa jika
Atribut produk tersebut lebih
ditingkatkan maka terdapat pengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian.
Uji hipotesis Citra merk terhadap
Keputusan pembelian
Hasil perhitungan yang telah
dilakukan diperoleh nilai t hitung
untuk Citra merk adalah 5,682
dengan hasil signifikansi sebesar
0,000 < 0,05. Signifikansi sebesar
0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa
Ho ditolak dan Ha dapat diterima.
Dengan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengujian
tersebut menunjukkan pengaruh yang
signifikan positif antara Citra merk
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 13
terhadap Keputusan pembelian.
Penjelasan tersebut dapat diartikan
bahwa jika Citra merk karyawan
tersebut lebih ditingkatkan, maka hal
itu akan dapat meningkatkan
Keputusan pembelian.
Uji hipotesis Emosi positif
terhadap Keputusan pembelian
Berdasarkan hasil
perhitungan yang telah dilakukan,
maka diperoleh nilai t hitung untuk
Emosi positif adalah 14,108 dengan
hasil signifikansi sebesar 0,000 <
0,05. Hal ini menunjukkan terdapat
pengaruh yang signifikan positif
antara Emosi positif terhadap
Keputusan pembelian. Penjelasan
tersebut dapat diartikan bahwa jika
Emosi positif tersebut lebih
ditingkatkan maka terdapat pengaruh
signifikan terhadap Keputusan
pembelian. Signifikansi sebesar
0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima.
Uji hipotesis Citra merk terhadap
Emosi positif
Hasil perhitungan yang telah
dilakukan diperoleh nilai t hitung
untuk Citra merk adalah 20,656
dengan hasil signifikansi sebesar
0,000 < 0,05. Signifikansi sebesar
0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa
Ho ditolak dan Ha dapat diterima.
Dengan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengujian
tersebut menunjukkan pengaruh yang
signifikan positif antara Citra merk
terhadap Emosi positif. Penjelasan
tersebut dapat diartikan bahwa jika
Citra merk karyawan tersebut lebih
ditingkatkan, maka hal itu akan dapat
meningkatkan Emosi positif.
Analisis Koefisien Determinasi
Berikut hasil pengujian yang
dibantu dengan program SPSS
adalah :
Tabel
Koefisien Determinasi No Koefisien Determinasi
1 Regresi 1 0,979
2 Regresi 2 0,819
Berdasarkan tabel di atas
menunjukkan bahwa besarnya nilai
koefisien determinasi ditunjukkan
oleh nilai Adjusted R Square yaitu
sebesar 0,979, hal ini berarti bahwa
variasi Keputusan pembelian mampu
dijelaskan oleh variabel bebas yaitu
atribut produk, citra merk dan emosi
positif, sebesar 97,9% sedangkan
sisanya sebesar 2,1% (100% -
97,9%) dijelaskan oleh faktor lain
yang tidak diteliti dalam enelitian ini.
Berdasarkan tabel di atas
menunjukkan bahwa besarnya nilai
koefisien determinasi ditunjukkan
oleh nilai Adjusted R Square yaitu
sebesar 0,818, hal ini berarti bahwa
variasi Emosi positif mampu
dijelaskan oleh variabel bebas yaitu
Citra merk, sebesar 81,8% sedangkan
sisanya sebesar 18,2% (100% -
81,8%) dijelaskan oleh faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
Sobel Test
Pengaruh Citra merk Terhadap
Keputusan pembelian Melalui
Emosi Positif
bagian Indirect Effect terlihat
pengaruh tidak langsung Citra merk
terhadap Keputusan pembelian
melalui Emosi positif, dalam hal ini
besarnya pengaruh tidak langsung
adalah 0,9369 dengan nilai
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 14
signifikansi 0,0000, yang berarti ada
pengaruh signifikan. Jadi dapat
disimpulkan terjadi hubungan
mediasi.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian terbukti
bahwa secara parsial, peningkatan
Atribut produk mempunyai pengaruh
positif terhadap peningkatan
Keputusan pembelian. Hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa dengan
atribut produk yang baik maka
keputusan pembeliannya akan
meningkat atau dengan kata lain
atribut produk berpengaruh positif
terhadap peningkatan keputusan
pembelian. Nilai-nilai kemanusiaan
yang melekat pada atribut produk
memiliki pengaruh pada pilihan
konsumen. Konsumen juga memiliki
pertimbangan emosional, intuitif,
serta pertimbangan yang menyeluruh
mengenai produk. Hasil ini sesuai
dengan hasil penelitian Randang
(2013) dan Dewi (2012) yang
menyatakan bahwa atribut produk
berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian.
Hasil penelitian terbukti
bahwa secara parsial, peningkatan
emosi positif mempunyai pengaruh
positif terhadap peningkatan
Keputusan pembelian. Emosi positif
yang dirasakan konsumen akan
mendorong konsumen untuk
mengakuisisi suatu produk dengan
segera tanpa adanya perencanaan
yang mendahuluinya dan sebaliknya
emosi negatif dapat mendorong
konsumen untuk tidak melakukan
pembelian impuls. Konsumen
membeli dan mengkonsumsi produk
bukan sekedar karena nilai
fungsionalnya, namun juga karena
nilai sosial dan emosionalnya.
Dengan kata lain, pembelian
dilakukan atas dasar kemampuan
produk untuk menstimulasi dan
memuaskan emosi. Baik emosi
positif maupun emosi negatif yang
dapat menjadi serangkaian
pengalaman yang menyenangkan.
Emosi yang positif terhadap suatu
produk akan mempermudah
keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian terhadap
produk merek tersebut. Hasil ini
sesuai dengan hasil penelitian
Consoli (2009) dan Hetharie (2011)
yang menyatakan bahwa emosi
positif berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian.
Hasil penelitian terbukti
bahwa secara parsial, peningkatan
Citra merk mempunyai pengaruh
positif terhadap peningkatan
terhadap Keputusan pembelian.
Menciptakan kesan menjadi salah
satu karakteristik dasar dalam
orientasi pemasaran modern yaitu
lewat pemberian perhatian lebih serta
penciptaan merek yang kuat.
Implikasi dari hal tersebut
menjadikan merek suatu produk
menciptakan image dari produk itu
sendiri di benak pikiran konsumen
dan menjadikan motivasi dasar bagi
konsumen dalam memilih suatu
produk. Brand image yang dikelola
dengan baik akan menghasilkan
konsekuensi yang positif, salah
satunya adalah meningkatkan
pemahaman terhadap aspek-aspek
perilaku konsumen dalam
mengambil keputusan pembelian.
Hasil ini sesuai dengan hasil
penelitian Trista et el (2012) dan
Akbar (2012) yang menyatakan
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 15
bahwa citra merk berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian.
Hasil penelitian terbukti
bahwa secara parsial, peningkatan
Citra merk mempunyai pengaruh
positif terhadap peningkatan Emosi
positif. Citra merek dalam hal ini
merupakan persepsi dari seorang
konsumen terhadap suatu produk
atau merk tertentu. Persepsi seorang
konsumen akan membentuk
keterikatan emosional terhadap suatu
produk. Persepsi yang baik tentang
produk suatu merk akan
menimbulkan emosi yang positif,
sedangkan persepsi yang buruk akan
menimbulkan emosi negatif. Hasil
ini sesuai dengan hasil penelitian
Banyte et al (2007) yang menyatakan
bahwa citra merk berpengaruh positif
terhadap emosi positif.
Berdasarkan hasil penelitian,
dari ketiga jalur pada penelitian ini,
yang paling berpengaruh adalah
pengaruh atribut produk, citra merk
dan emosi positif terhadap keputusan
pembelian. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan hasil analisis koefisien
determinasi, keputusan pembelian
mampu dijelaskan oleh Atribut
produk, Citra merk dan Emosi positif
sebesar 97,9%. Sedangkan
berdasarkan hasil analisis koefisien
determinasi, emosi positif mampu
dijelaskan oleh Citra merk sebesar
81,8%.
Dari hasil Sobel Test untuk
mengetahui apakah terjadi hubungan
mediasi antara variable independen
dan dependen, diketahui bahwa
Emosi positif memediasi pengaruh
Citra merk terhadap Keputusan
pembelian. Pengaruh mediasinya
adalah menguatkan, terlihat dari nilai
indirect effect yang lebih besar dari
nilai direct effect.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Atribut produk berpengaruh
positif terhadap Keputusan
pembelian. Dengan atribut
produk yang baik maka
keputusan pembeliannya akan
meningkat atau dengan kata lain
atribut produk berpengaruh
positif terhadap peningkatan
keputusan pembelian. Nilai-nilai
kemanusiaan yang melekat pada
atribut produk memiliki
pengaruh pada pilihan
konsumen. Konsumen juga
memiliki pertimbangan
emosional, intuitif, serta
pertimbangan yang menyeluruh
mengenai produk.
2. Emosi positif berpengaruh
positif terhadap Keputusan
pembelian. Sehingga semakin
tinggi emosi positif, maka
keputusan pembelian akan
semakin meningkat. Konsumen
membeli dan mengkonsumsi
produk bukan sekedar karena
nilai fungsionalnya, namun juga
karena nilai sosial dan
emosionalnya. Dengan kata lain,
pembelian dilakukan atas dasar
kemampuan produk untuk
menstimulasi dan memuaskan
emosi.
3. Citra merk mempunyai
berpengaruh positif terhadap
Keputusan pembelian. Implikasi
dari hal tersebut menjadikan
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 16
merek suatu produk
menciptakan image dari produk
itu sendiri di benak pikiran
konsumen dan menjadikan
motivasi dasar bagi konsumen
dalam memilih suatu produk.
Brand image yang dikelola
dengan baik akan menghasilkan
konsekuensi yang positif, salah
satunya adalah meningkatkan
pemahaman terhadap aspek-
aspek perilaku konsumen dalam
mengambil keputusan
pembelian.
4. Citra merk berpengaruh positif
terhadap Emosi positif. Citra
merek dalam hal ini merupakan
persepsi dari seorang konsumen
terhadap suatu produk atau merk
tertentu. Persepsi seorang
konsumen akan membentuk
keterikatan emosional terhadap
suatu produk. Persepsi yang baik
tentang produk suatu merk akan
menimbulkan emosi yang
positif.
5. Berdasarkan hasil Sobel Test
untuk mengetahui apakah terjadi
hubungan mediasi antara
variable independen dan
dependen, diketahui bahwa
Emosi positif memediasi
pengaruh Citra merk terhadap
Keputusan pembelian. Pengaruh
mediasinya adalah menguatkan,
terlihat dari nilai indirect effect
yang lebih besar dari nilai direct
effect.
Implikasi Manajerial
Atas dasar kesimpulan yang
telah dikemukakan di atas, dapat
diberikan beberapa saran dan
diharapkan dapat berguna bagi
kemajuan perusahaan. Adapun saran
tersebut adalah:
1. Berdasarkan hasil koefisen
regresi beta, terlihat bahwa
faktor yang dominan dalam
mempengaruhi keputusan
pembelian adalah emosi positif.
PIKA Semarang sebaiknya
berusaha meningkatkan emosi
positif pelanggan, salah satunya
adalah dengan cara membuat
konsumen menjadi bersemangat
dan bangga dalam melakukan
pembelian pada PIKA
Semarang.
2. Berdasarkan hasil koefisen
regresi beta, terlihat bahwa
faktor yang dominan dalam
mempengaruhi emosi positif
adalah citra merk. PIKA
Semarang sebaiknya berusaha
untuk meningkatkan citra merk
dari produk furniturnya. Hal ini
dapat dilakukan dengan
memperbaiki reputasi produk
dan melakukan promosi lebih
banyak agar produk PIKA
Semarang lebih dikenal oleh
konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Adam. 2012. Analisis
Pengaruh Citra Merek,
Harga dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan
Pembelian Notebook
Toshiba. Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma 2012.
Allen, Louis. 2001. A Management
and Organization. McGraw-
Hill. New York.
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 17
Banyte, Jurate, Egle Joksaite dan
Regina Virvilaite. 2007.
Relationship of Consumer
Attitude and Brand :
Emotional Aspect. ISSN
1392-2785 Engineering
Economics 2007 No. 2(52)
Commerce of Engineering
Decisions.
Consoli, Domenico. 2009. Emotions
That Influence Purchase
Decisions And Their
Electronic Processing.
Annales Universitatis
Apulensis Series
Oeconomica, 11(2) 2009.
Dewi, Normasari Wikan. 2012.
Pengaruh Atribut Produk dan
Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Bundle
Handphone Smartphone
Merek Blackberry 8530.
Durianto, D. Sugiarto, dan Sitinjak.
T. 2004. Strategi
Menaklukkan Pasar Melalui
Riset Ekuitas dan Perilaku
Merek. Jakarta. PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Ferdinand A. 2006. Structural
Equation Modelling Dalam
Penelitian Manajemen.
Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi
Analisis Multivariate dengan
Program IBM SPSS 19. Edisi
5. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Harun, Al-Rasyid. 2001. Metode
Penelitian Sosial. PPs
UNPAD. Bandung.
Hetharie, Jondry Adrin. 2011. Peran
Emosi Positif Sebagai
Mediator Stimulus
Lingkungan Toko dan Faktor
Sosial Terhadap Impulse
Buying Tendency pada
Matahari Department Store
Kota Ambon. Jurnal Aplikasi
Manajemen Volume 10
Nomor 4 Desember 2012.
ISSN:1603-5241.
Hoeffler, Steve. dan Kevin Lane
Keller. 2003. The Marketing
Advantages of Strong Brands.
Brand Management. Vol. 10,
No.6
Hurriyati, Ratih. 2010. Bauran
Pemasaran dan Loyalitas
Konsumen.
Bandung:Alfabeta.
Katalog Belanja Media Indonesia.
2011.
Khazatun. 2013. Analisis Pengaruh
Loyalitas Terhadap
Keputusan Pembelian.
Semarang.
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 18
Kotler, Philip, 2002. Dasar-Dasar
Pemasaran. Edisi Ketiga,
Jakarta : PT. Prenhalido.
Kotler, Philip. 2004. Manajemen
Pemasaran. Edisi Milenium.
Jakarta : Prenhalindo.
Kotler, Phillip dan Gary Armstrong.
2004. Principles Of
Marketing. (10th Ed).
Pearson Education Inc. New
Jersey.
Kotler, Phillip dan Kelvin Lane
Keller. 2008. Manajemen
Pemasaran. Jilid I. Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Keller, Kevin Lane. 2008. Marketing
Management. Twelfth
Edition, Pearson.
Nicolino, Patricia F. 2004. Brand
Management (The Complete
Ideal’s Guide). Jakarta.
Prenada Media.
Premananto, Gancar Candra. 2007.
Proses Pengambilan
Keputusan Pembelian Impuls
Dengan Pendekatan
Psikologi Lingkungan Dan
Rantai Kausalitas. Jurnal
Antisipasi.
Randang, Wahyudi. 2013. Kualitas
Produk, Atribut Produk dan
Ekuitas Merek pengaruhnya
Terhadap Keputusan
Pembelian Minyak Goreng.
Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3
September 2013:701-709.
ISSN:2303-1174.
Road Map Revitalisasi Industri
Kehutanan Indonesia. 2011.
Roslina. 2009. Pengaruh
Pengetahuan Produk dan
Citra Merk Terhadap
Pembelian Produk. Jurnal
Manajemen dan Bisnis Vol.
10, No 2, 2009. ISSN: 1412-
3681.
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku
Konsumen. PT. KEncana
Prenanda Media. Jakarta.
Simamora, Henry. 2001.
Membangun dan
Mempertahankan Merek
Global di Era Globalisasi
Lewat Media Online. Jakarta.
Salemba Empat
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. CV Alfabeta. Bandung.
Sumarwan, Ujang. Perilaku
Konsumen. 2004, Bogor,
Ghalia Indonesia
Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen
dan Komunikasi Pemasaran.
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 19
edisi ketiga, PT. Remaja
Rosdakarya, Jakarta.
Tirmizi, Muhammad Ali, Ur Kashif
Rehman dan M. Iqbal Said.
2009. An Empirical Study of
Consumer Impulse Buying
Behaviour in Local Markets.
European Journal of
Scientific Research, Vol. 28,
No. 4, p. 522- 532.
Tjiptono. Fandy. 2007. Prinsip-
prinsip Total Quality Service,
Penerbit Andi Yogyakarta.
Trista, Nadia Lona, Apriatni EP dan
Saryadi. 2012. Pengaruh
Citra Merek (Brand Image)
dan Kepercayaan Merek
(Brand Trust) Terhadap
Keputusan Toyota Avanza di
Kota Semarang.
Waldi, Drajat Adhitya & Purbayu
Budi Santosa. 2001. Analisis
Pengaruh Atribut Produk &
Promosi terhadap Persepsi
Kualitas Motor Merek
Milenium (Produk Motor
China). Jurnal Strategi
Bisnis. Vol.6 Th.IV
Wijayanti, Ari. 2008. Strategi
Peningkatan Loyalitas
Melalui Kepuasan
Pelanggan. Semarang. BPFE
UNDIP.
www.bi.go.id