+ All Categories
Home > Documents > KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

Date post: 16-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 14 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
12
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 2, halaman 129-140, Agustus, 2020 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee Page 129 ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN FRACTURE INTENSITY WITH THE GEOLOGICAL STRUCTURE OF THE CIPANAS REGION, LEBAK DISTRICT, BANTEN PROVINCE Evan Reystephen Sammuel 1 , Fajar Hendrasto 1a , Ramadhan Adhitama 1 1 Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian Dan Energi, Universitas Trisakti, DKI Jakarta, Indonesia a Email korespondensi: [email protected] Sari. Keterdapatan suatu segmen sesar memiliki kaitan dengan jumlah rekahan yang terbentuk pada zona sesar tersebut. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut hubungan dari intensitas kekar terhadap keberadaan struktur geologi. Daerah penelitian memiliki lokasi didaerah Cipanas, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Daerah penelitian dipilih karena adanya interpretasi keberadaan struktur geologi berdasarkan peta geologi regional lembar Leuwidamar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan intensitas rekahan dengan kehadiran daripada struktur geologi yang berperan pada lokasi penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan pemetaan geologi dan pengukuran kekar di lapangan dengan menggunakan metode scanline linear yang mana didukung dengan bantuan data intensitas kelurusan melalui citra satelit. Pengolahan data struktur geologi dibantu dengan metode strereografi untuk mengetahui jenis sesar yang berperan pada daerah penelitian. Dimana hubungan diketahui bahwa intensitas kekar yang banyak terdapat pada daerah sekitar segmen sesar.intensitas rekahan tertinggi terdapat di wilayah fault intersection. Abstract. The density of a fault segment is related to the number of fractures formed in the fault zone. Based on this, researchers are interested in finding out more about the relationship of muscular intensity to the presence of geological structures. The research area has a location in the area of Cipanas, Lebak Regency, Banten Province. The research area was chosen because of the interpretation of the existence of geological structures based on regional geology maps of the leuwidamar sheet. This study was conducted to determine the relationship between fracture intensity and the presence of geological structures that play a role in the study site. Data collection is carried out by geological mapping and muscular measurements in the field using the Sejarah Artikel : Diterima 7 Januari 2020 Revisi 3 Maret 2020 Disetujui 19 Mei 2020 Terbit Online 18 Agustus 2020 Kata Kunci : Cipanas Fault Intersection Intensitas Rekahan Scanline Linear Keywords : Cipanas, Fault Intersection, Fracture Intensity, Scanline Linear, keyword5
Transcript
Page 1: KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 2, halaman 129-140, Agustus, 2020 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 129

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK,

PROVINSI BANTEN

ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN FRACTURE INTENSITY WITH THE GEOLOGICAL STRUCTURE OF THE CIPANAS REGION, LEBAK DISTRICT, BANTEN

PROVINCE

Evan Reystephen Sammuel 1, Fajar Hendrasto 1a, Ramadhan Adhitama 1

1Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian Dan Energi, Universitas Trisakti, DKI Jakarta, Indonesia

aEmail korespondensi: [email protected]

Sari. Keterdapatan suatu segmen sesar memiliki kaitan dengan jumlah rekahan yang terbentuk pada zona sesar tersebut. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut hubungan dari intensitas kekar terhadap keberadaan struktur geologi. Daerah penelitian memiliki lokasi didaerah Cipanas, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Daerah penelitian dipilih karena adanya interpretasi keberadaan struktur geologi berdasarkan peta geologi regional lembar Leuwidamar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan intensitas rekahan dengan kehadiran daripada struktur geologi yang berperan pada lokasi penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan pemetaan geologi dan pengukuran kekar di lapangan dengan menggunakan metode scanline linear yang mana didukung dengan bantuan data intensitas kelurusan melalui citra satelit. Pengolahan data struktur geologi dibantu dengan metode strereografi untuk mengetahui jenis sesar yang berperan pada daerah penelitian. Dimana hubungan diketahui bahwa intensitas kekar yang banyak terdapat pada daerah sekitar segmen sesar.intensitas rekahan tertinggi terdapat di wilayah fault intersection. Abstract. The density of a fault segment is related to the number of fractures formed in the fault zone. Based on this, researchers are interested in finding out more about the relationship of muscular intensity to the presence of geological structures. The research area has a location in the area of Cipanas, Lebak Regency, Banten Province. The research area was chosen because of the interpretation of the existence of geological structures based on regional geology maps of the leuwidamar sheet. This study was conducted to determine the relationship between fracture intensity and the presence of geological structures that play a role in the study site. Data collection is carried out by geological mapping and muscular measurements in the field using the

Sejarah Artikel :

Diterima 7 Januari 2020

Revisi 3 Maret 2020

Disetujui 19 Mei 2020

Terbit Online 18 Agustus 2020

Kata Kunci :

Cipanas

Fault Intersection

Intensitas Rekahan

Scanline Linear Keywords : Cipanas, Fault Intersection, Fracture Intensity, Scanline Linear, keyword5

Page 2: KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 2, halaman 129-140, Agustus, 2020 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 130

linear scanline method which is supported with the help of straightness intensity data through satellite imagery. Geological structure data processing is assisted by the method of strereography to determine the type of fault that plays a role in the study area. Where the relationship is known that a large stocking intensity is found in the area around the fault section. The highest fracture intensity is in the fault intersection region.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan energi terus meningkat seiring dengan adanya perkembangan zaman dan teknologi. Dalam perkembangannya kebutuhan energi terus meningkat, sedangkan cadangan energi yang diperoleh semakin menipis terutama pada energi konvensional. Oleh karena itu, diperlukan jenis cadangan energi lain untuk mendukung kebutuhan energi yang meningkat. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya panas bumi yang besar. Indonesia dapat menggunakan potensi ini untuk menghadapi kebutuhan energi yang meningkat tersebut, sehingga Indonesia diharapkan dapat menggunakan sumber daya panas bumi ini sebagai sumber daya utama.

Potensi panas bumi yang terdapat di Indonesia ini cukup besar, mengingat Indonesia berada di jalur ring of fire. Umumnya potensi panas bumi berada di jalur ring of fire, yang mana kehadirannya sendiri terkait dengan aktivitas tektonik. Aktivitas tektonik di Indonesia ini menyebabkan Indonesia memiliki banyaknya zona rekahan dan gunungapi aktif, sehingga potensi panas bumi di Indonesia relatif besar. Umumnya potensi panas bumi ini, dikontrol oleh struktur geologi yang terbentuk akibat aktivitas tektonik. Mengamati hal tersebut penulis bermaksud untuk melakukan studi mengenai “Analisis Hubungan Antara Intensitas Rekahan Dengan Struktur Geologi Daerah Cipanas, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten”. Daerah penelitian ini terdapat gejala-gejala struktur geologi yang bereferensi kepada pengamatan peta geologi lembar leuwidamar.

Rumusan Masalah

Penelitian ini disusun dengan beberapa rumusan masalah, yaitu : 1. Bagaimana penyebaran intensitas rekahan di daerah penelitian ? 2. Bagaimana hubungan penyebaran intensitas rekahan dengan keberadaan struktur geologi daerah

penelitian? 3. Apa jenis struktur yang berperan di daerah penelitian?

Maksud Dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi maksud dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi beberapa parameter geologi yang berada pada daerah potensi panasbumi Cipanas.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan, yaitu : 1. Untuk mengetahui penyebaran intensitas rekahan di daerah penelitian. 2. Dapat menganalisis dan mengetahui hubungan penyebaran intensitas rekahan dengan keberadaan

struktur geologi daerah penelitian. 3. Mengetahui jenis struktur yang berperan di daerah penelitian.

Page 3: KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 2, halaman 129-140, Agustus, 2020 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 131

TINJAUAN UMUM

Fisiografi Regional Daerah Penelitian

Berdasarkan kondisi litologi penyusun, pola struktur dan morfologi yang ditunjukkan oleh Van Bemmelen (1949), secara fisiografis daerah Jawa Barat dibagi menjadi empat jalur fisiografi, dimana berdasarkan pembagian zona fisiografi Jawa Barat, maka daerah penelitian secara regional termasuk ke dalam Zona Bogor (Gambar 1). Zona Bogor terletak di sebelah selatan pantai utara, membentang dari Rangkasbitung sampai Bumiayu. Zona ini disusun oleh batuan yang berumur Neogen yang terlipat kuat. Zona ini telah mengalami tektonik yang kuat sehingga terlipatkan dan membentuk antiklinorium yang cembung ke utara dan cukup rumit. Selain itu muncul tubuh-tubuh intrusi yang umumnya berelief lebih terjal.

Gambar 1. Fisiografi Jawa Barat (Bemmelen, 1949)

Stratigrafi Regional

Daerah penelitian berdasarkan (Sujatmiko dan S.Santosa, 1992) disusun oleh 5 Formasi, yaitu Formasi Diorit Kuarsa (Tmqd), Formasi Dasit (Tmda), Formasi Bojongmanik anggota Lempung (Tmbc), Formasi Bojongmanik anggota Batugamping (Tmbl), dan Batuan Gunungapi Endut (Qpv). (Gambar 2)

Gambar 2. Stratigrafi Daerah Penelitian (Sujatmiko dan S. Santosa, 1992)

Struktur Geologi Regional

Menurut (Van Bemmelen, 1949) Zona Bogor telah mengalami dua kali masa periode tektonik, yaitu : Periode intra Miosen atau Miosen-Pliosen dan Periode PliosenPlistosen. Periode tektonik tersebut

Page 4: KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 2, halaman 129-140, Agustus, 2020 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 132

menyebabkan adanya kompresi regional berarah utara-selatan. Terdapat 3 pola struktur dominan yang berkembang di Pulau Jawa berdasarkan (Martodjojo, 2003). Berdasarkan penempatan lokasi daerah penelitian termasuk dalam daerah dengan pola struktur dominan, pola jawa (Gambar 3), pola struktur daerah penelitian memiliki orientasi pola gaya utama utara-selatan dengan trend barat-timur.

Gambar 3. Pola Tektonik Jawa Barat (Martodjojo, 2003)

Penginderaan Jarak Jauh

Penginderaan jauh adalah ilmu, seni dan teknik untuk memperoleh informasi suatu objek, daerah dan fenomena melalui analisis daya yang diperoleh dengan suatu alat tanpa harus kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1994). Citra adalah data berupa gambar yang diperoleh dalam sistem penginderaan jauh (Sabins, 1987). Dimana terdapat 8 unsur penyusun citra antara lain:

• Rona (tone): rona adalah tingkat gelap dan cerahnya objek pada citra atau merupakan warna/ kecerahan relatif objek pada foto, mencerminkan ukuran banyaknya cahaya yang dipantulkan oleh suatu objek, dimana benda yg memantukan cahaya matahari akan cerah dan sebaliknya.

• Tekstur (texture): adalah frekuensi perubahan rona pada citra dan dihasilkan oleh suatu kelompok satuan kenampakan yang terlampau kecil untuk diperbedakan masing-masing pada foto (Avery, 1977).

• Pola (pattern): pola adalah susunan meruang yang teratur mengenai kenampakan geologi, topografi dan vegetasi

• Letak (position): Letak objek terhadap objek laindi sekitarnya yang sering disebut site.

• Bentuk (shape): bentuk adalah variable kualitatif yang memerikan konvigurasi atau kerangka suatu objek.

• Ukuran (size): ukuran adalah atribut objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. Ukuran bentuk-bentuk geologi kadang-kadang sangat menolong penafsiran geologi.

• Bayangan (shadow): bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap, walau demikian bayangan sering kali menjadi kunci pengenalan yang penting bagi beberapa objek yang justru tampak lebih dari bayangan.

• Asosiasi (association): keterkaitan suatu objek geologi dengan peristiwa geologi, menggambarkan hubungan yang bersifat spasial atau genetis.

Page 5: KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 2, halaman 129-140, Agustus, 2020 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 133

Struktur Geologi

Geologi struktur adalah suatu ilmu yang mempelajasi unsur-unsur dari bentuk arsitektur kulit bumi serta gejala-gejala pembentukannya. Ilmu geologi terbagi atas beberapa disiplin ilmu dalam berbagai spesifikasi dengan salah satu ilmunya mempelajari arsitektur bumi yang disebabkan oleh pergerakan bumi, hal ini disebut ilmu geologi struktur (Marland. P Billings,1977).

Tegangan adalah deformasi tekanan pada material,ketika material tertekan kemudian terpisah pada bidangnya makan akan membentuk tensile stress (Marland P.Billings,1977)

Regangan adalah kondisi ketika material tertentu mengalami tegangan. Regangan merupakan hasil dari proses dilatasi, yang dapat menyebabkan perubahan volume atau distorsi sehingga terjadi perubahan bentuk (Billings, 1960.,Structural Geology).

Patahan adalah sebuah rekahan yang bidang nya telah mengalami pergeseran satu sama lain. Blok atas pada suatu patahan disebut hanging wall, sedangkan blok bawah pada suatu patahan disebut foot wall. Pada beberapa aspek perpindahan atau pergeseran tidak hanya terbatas pada satu fracture saja tetapi terdistribusikan melalui fault zone, yang mana dapat sejauh ratusan hinga ribuan kaki luasnya. Pergeseran pada suatu patahan dapat terjadi secara translational maupun rotational.

Patahan diklasifikasikan dengan pendekatan geometri (Gambar 4), antara lain dengan sifat dan arah pergerakannnya. Secara umum patahan terbagi atas strike-slip fault, dip-slip fault, oblique fault, dan rotational fault.

Penamaan dari suatu patahan oleh Rickard (1972) berdasarkan dip dari bidang patahan tersebut dan nilai rake dari perpotongan slickenlines dengan bidang perlapisan (Gambar 5). Kemudian dilakukan analisis menggunakan metoda stereografi agar besaran rake dapat diketahui dan dapat diproyeksikan arah sebenarnya terhadap arah gerakan dari blok patahan. Rake dapat diketahui dan dapat diproyeksikan arah sebenarnya terhadap arah gerakan dari blok patahan.

Gambar 4. Klasifikasi Sesar berdasarkan Dip dan Pitch, (Haakon Fossen, 2010)

Page 6: KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 2, halaman 129-140, Agustus, 2020 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 134

Gambar 5. Determinasi Jenis Sesar (Rickard, 1972)

METODE PENELITIAN

Metodologi Penerlitian dapat digambarkan dalam diagram alir (Gambar 6) sebagai berikut.

Gambar 6. Diagram Alir Penelitian (Sammuel, 2019)

Dalam penelitian dilakukan beberapa tahapan metode penelitian, yang terdiri atas : 1. Studi Literatur

Page 7: KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 2, halaman 129-140, Agustus, 2020 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 135

Pada tahapan studi literatur ini, peneliti mengumpulkan konsep-konsep yang akan digunakan untuk pengambilan data dan memproses data tersebut mengacu kepada masalah yang telah disusun oleh penulis. 2. Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dilakukan secara sekunder melalui geologi regional dan data DEM dan secara primer melalui pemetaan geologi secara langsung dan pengambilan data rekan dengan metode tertentu. 3. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan beberapa metode untuk memproses data, yaitu : • Analisis geologi untuk mengetahui keadaan geologi daerah penelitian baik berupa keadaan struktur

maupun stratigrafi daerah penelitian • Analisis petrografi dengan sayatan tipis, untuk menentukan jenis litologi secara pasti, setelah

dilakukannya pemetaan lapangan. • Analisis fosil dengan mikroskop dilakukan untuk mengetahui umur lapisan batuan, sehingga dapat

membantu dalam penyusunan stratigrafi daerah penelitian • Analisis Fault Fracture Density (FFD) yang dilakukan untuk dengan batuan data citra satelit (DEM),

untuk mengetahui penyebaran densitas rekahan pada daerah penelitian • Analisis intenitas rekahan menggunakan metode scan linear, untuk menmbantu interpretasi

struktur geologi dengan adanya data penyebaran intensitas daripada rekahan. • Analisis kinematik struktur geologi, untuk menentukan jenis struktur yang berperan pada daerah

penelitian. 4. Tahap Penyusunan Laporan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian dengan melakukan penyusunan laporan berdasarkan data yang telah diperoleh dari peneliti terdahulu dan pengambilan data secara langsung, kemudian disusun dengan format tertentu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan berupa data litologi, pengukuran perlapisan batuan, dan pengambilan data rekahan. Berdasarkan pengambilan data di lapangan daerah penelitian dibagi menjadi lima satuan batuan berdasarkan litologi yang dominan, yang ditemukan dilapangan. Pengambilan data rekahan di lapangan menggunakan metode scanline, dengan dengan menggunakan alat pengukur berupa meteran (Gambar 7).

Gambar 7. Pengambilan data kekar dengan metode scanline,menggunakan meteran (Sammuel, 2019)

Page 8: KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 2, halaman 129-140, Agustus, 2020 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 136

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa data citra satelit ASTGDEM daerah penelitian digunakan untuk pembuatan peta topografi yang diolah dengan menggunakan software Arcgis, Global Mapper, dan Surfer (Gambar 8). Pembuatan peta topografi dibuat dengan skala 1:1II.500, dimana perta ini yang akan digunakan sebagai dasar interpretasi penarikan peta geologi, peta analisa struktur, peta kenampakan morfologi, dan penentuan lintasan pengamatan yang akan dilalui. Referensi yang digunakan untuk melakukan penelitian berupa Peta Geologi Regional Lembar Leuwidamar, peta topografi daerah pemetaan dan referensi penelitian yg pernah dilakukan pada Daerah Cipanas, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Gambar 8. Citra Satelit DEM SRTM dengan lokasi daerah penelitian (USGS, 2019)

Data Kekar

Pada daerah penelitian dilakukan perhitungan kekar dengan metode scanline linear pada 12 lokasi pengamatan untuk mengetahui nilai intensitas (I) kekar. Dimana pengambilan data intensitas yang dilakukan dilapangan ini dilakukan apabila terdapat kenampakan rekahan yang cukup intens yang pada kenampakan lapangan (Gambar 9, Gambar 10, dan Gambar 11)

Gambar 9. a) Pengambilan data scanline pada lp 3, b) pengambilan data scanline pada lp 7, c) pengambilan data

scanline pada lp 8, d) pengambilan data scanline pada lp 19 (Sammuel, 2019)

Page 9: KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 2, halaman 129-140, Agustus, 2020 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 137

Gambar 10. a) Pengambilan data scanline pada lp 36, b) pengambilan data scanline pada lp 37, c) pengambilan data scanline pada lp 40, d) pengambilan data scanline pada lp 55 (Sammuel, 2019)

Gambar 11. a) Pengambilan data scanline pada lp 54, b) pengambilan data scanline pada lp 57, c) pengambilan data scanline pada lp 58, d) pengambilan data scanline pada lp 59 (Sammuel, 2019)

Pengambilan data kekar ini tidak terbatas dengan satuan batuan, malainkan untuk mengetahui penyebaran intensitas rekahan. Metode scanline linear dilakukan dengan cara menarik garis lurus pada bidang-bidang kekar, kemudian kekar-kekar yang memotong garis tersebut diambil atribut-atribut kekar tersebut yang meliputi orientasi, aperture, panjang, isi dari rekahan, dan jarak antar rekahan (Priest, 1993). Berikut data lokasi pengamatan dan nilai intensitas (Tabel 1). Rumus Intensitas untuk metode scanline linear :

I= number of fracture/length of scanline[L-1 ]

Tabel 1 Nilai intensitas kekar pada lokasi pengamatan dengan metode scanline linear (Sammuel, 2019)

Berikut adalah peta penyebaran lokasi pengambilan scanline dengan nilainya (Gambar 12).

Page 10: KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 2, halaman 129-140, Agustus, 2020 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 138

Gambar 12. Peta sebaran intensitas rekahan (Sammuel, 2019)

Peta Intensitas Kelurusan

Peta Intensitas menunjukan berapa jumlah nilai intensitas berdasarkan pengukuran lapangan menggunakan scanline, jumlah kelurusan pada grid yang berukuran 0,5km x 0,5km dijadikan dasar dalam pembuatan kontur intensitas. Peta ini dapat digunakan untuk mengetahui arah dominan struktur pada daerah penelitian.

Pada peta diatas dapat dilihat manifestasi hadir pada nilai yang tinggi yaitu 28-30, yang secara garis besar memiliki arah dominan timur laut - barat daya dan timur laut – barat daya. Besaran nilai intensitas dapat menunjukan keberadaan dari suatu struktur geologi yang di cirikan oleh adanya lineament, semakin besar nilai intensitas kelurusan dapat di interpretasikan semakin besar kemungkinan keberadaan suatu jalur struktur. Pembuatan peta ini dapat membantu dan dijadikan acuan dasar dalam interpretasi dan pengambilan struktur (Gambar 13).

Gambar 13. Peta intensitas kelurusan (Sammuel, 2019)

Struktur Geologi Daerah Penelitian

Dari analisan peta geologi, kelurusan intensitas, dan stereonet menggunakan data kekar didapat 5 struktur geologi terdiri dari 4 sesar dan 1 lipatan jenis sesar pada daerah penelitian berupa Sesar Mendatar Mengiri Hamberang (Gambar 14), Sesar Mendatar Menganan Luhurjaya (Gambar 15), Sesar Mendatar Mengiri Cipanas (Gambar 16), Sesar Turun Cipanas (Gambar 17), dan Antiklin Wirajaya

Berikut Stereografi Sesar dan Peta Geologi (Gambar 18) pada daerah penelitian.

Page 11: KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 2, halaman 129-140, Agustus, 2020 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 139

Gambar 14. Sesar Mendatar Mengiri Hamberang (Sammuel, 2019)

Gambar 15. Stereografi Sesar Mendatar Menganan Luhurjaya (Sammuel, 2019)

Gambar 16. Sesar Mendatar Mengiri Cipanas (Sammuel, 2019)

Gambar 17. Sesar Turun Cipanas (Sammuel, 2019)

Page 12: KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS REKAHAN DENGAN STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CIPANAS, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 2, halaman 129-140, Agustus, 2020 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 140

Gambar 18. Peta Geologi (Sammuel, 2019)

KESIMPULAN

Pada daerah penelitian terjadi beberapa sebaran intensitas rekahan pada daerah penelitian menunjukan arah kelurusan dominan timurlaut - baratdaya, dengan arah

kelurusan minor ke baratlaut - tenggara dengan intensitas tertinggi sebesar 21 m-1. Pengambilan data intensitas lapangan menunjukan bahwa orientasi dan keberadaan dari

struktur geologi yang terbentuk bentuk di daerah yang memiliki intensitas kekar yang besar, dimana intensitas kekar terbesar terletak pada daerah fault intersection antara sesar mendatar mengiri cipanas dengan sesar turun Cipanas.

Struktur geologi yang terdapat pada daerah penelitian terdiri dari 4 sesar dan 1 lipatan jenis sesar pada daerah penelitian berupa Sesar Mendatar Mengiri Hamberang, Sesar Mendatar Menganan Luhurjaya, Mendatar Mengiri Cipanas, Sesar Turun Cipanas, dan Antiklin Wirajaya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Avery, T.E. (1977). “Interpretation of Aerial Photographs, Third Edition”. Minneapolis, Minnessota: Burgess Publishing Company.

2. Bemmelen, R.W. (1949). “The Geology Of Indonesia - General Geology Of Indonesia”. Amsterdam: The Hague. 3. Billings, M.P. (1972). “Structural Geology”. Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. 4. Fossen, Haakon, (2010). “Structural Geology”. Cambridge University Press, New York. 5. Lillesand, T.M., Kiefer, R.W. (1994). “Remote Sensing and Image Interpretation”. New York: John Wiley and

Sons Inc. 6. Martodjojo. S. (2003). “Evolusi Cekungan Bogor”. Bandung: Institut Teknologi Bandung. 7. Priest, S.D. (1993). “Discontinuity Analysis for Rock Engineering”. Chapman & Hall, London, United Kingdom

(1993). 8. Rickard, M.J. (1972). “Fault Classification – Discussion”. Geological Society of America Bulletin, v. 83, p. 2545-

2546. 9. Sujatmiko, dan Santosa, S. (1992). Peta Geologi Lembar Leuwidamar. 10. Sabins, F.F. (1987). “Remote Sensing: Principle and Interpretation, Second Edition”. San Francisco: W.H.

Freeman and Co. 11. Sammuel, E.R. 2019. Analisis Struktur Geologi Terhadap Manifestasi Panasbumi Daerah Cipanas, Kabupaten

Lebak, Provinsi Banten. Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Trisakti. 12. USGS. (2019). SRTM Topography. Diakses dari https://gdex.cr.usgs.gov/gdex/


Recommended