+ All Categories
Home > Documents > KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK FL;ESHING INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK FL;ESHING INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Date post: 03-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 9 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
8
KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK FL;ESHING INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT (sTUDy ON THE UTTLTZAT|ON OF FAr FROM FLESHTNG PROCESS OF LEATHER TANNERY ) Sri Sutyasmit) Email: [email protected] Diterirna: 14 September 2010 Disetujui: 4 Oktober 2011 ABSTRACT The process offleshing in the leather tannery generates solidwaste in theform ofpieces of meat mixed with fat. Fleshing wastes contain approximately 50-80 o% protein and 20-40 % fat. Proteinfromfleshingwaste canbeusedfor animalfeed, cornpost and gelatin. Thefat canbeused as a base for soap rnaking, fat liquoring at leather tanning processes, and fuel (diesel oil substitute).This research aimed to study the possibility of utilizing fat fron fleshing waste in leather tannery.The result show that fat offleshing waste could be obtained by heating or by mechanical/enzymatic extraction. Fats obtainedfromfleshingwastewere calledtallow thathad a triglyceride with unsaturated carboxylic acid and considered to be ester group. Ester group could be reacted with bases by saponification reaction to produce soap. Ta use thefat offleshing waste in leather anointment asfat liquoring, then thefat must be sulfonated. Meanwhile,for the manufacture of enginefuel thenfleshingwastefat rnust be compressed, heated, and thenfiltered. For the manufacture of biodiesel thefat must be added with 5% dieselfuel in order to meet the biodies el standard DIN 5 I 606 Keywords : fl eshing, fat, I eather tanning ABSTRAK Proses/eshtng il induski penyamakan kulit menghasilkan limbah padatberupa sesetan daging bercarnpur lemak. Limbahfleshing mengandung protein sekitar 50-80 % danlemak 20- 40 %. Protein Iimbah fleshing bisa dimanfaatkan untuk pakan ternalg kompos dan gelatin. Sementara lemaknya bisa digurakan sebagai bahan dasar pembuatan sabvn,fatliquoring pada proses penyamakan kulit, dan bahan bakar (pengganti solar). Lemak dari limbah fleshing dapat diperoleh dengan cara pemanasan atau ekstraksi secara mekanis atau enzimatts. Lemak yang diperoleh dari limbah fleshing merupakan tallow yang memiliki senyawa trigliserida dengan asam karboksilat jenuh dan termasuk golongan ester. Ester mempunyai sifat dapat disabunkan dengan bas ayangdapat menghasilkan sabun. Untuk digunakan peminyakan lnilit (fatltquoring) , maka lemak yang digunakan perlu disulfonasi terlebih dahulu. Sementara untuk pembuatan bahan bakar maka lemak timbahfleshing diperoleh dengan cara dikempa, dipanaskan, kemudian disaring. Untukpembuatan biodiesel maka lemak dicampur dengan solar 5 %o agar memenuhi standar DIN 5 1 606 Standar biodiesel . Kata kunci : tleshing,lemak, penya:nakan kulit PENDAHULUAN mencemari lingkungan. Limbah fleshing Kebanyakan industri penyamakan terdiri atas sesetan daging dan lemak yang kulit sudah mengolah/menangani limbah cair berasal dari bagian dalam kulit hewan yangdihasilkan.Namunlimbahpadatmaupun (Anonim, 1997). Limbah fleshing diperoleh gas tidak ditangani ataupun belum dikelola saat proses buang dagiog (fleshing) pada secara baik sehingga dapat berpotensi proses penyamakan kulit setelah pengapuran, t) Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta MATALAH KULIT, KARET DAN PLAST|KVol.2T No. I DesemberTahun 20ll : 46-53
Transcript
Page 1: KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK FL;ESHING INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK FL;ESHINGINDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

(sTUDy ON THE UTTLTZAT|ON OF FAr FROM FLESHTNG PROCESSOF LEATHER TANNERY )

Sri Sutyasmit)Email: [email protected]

Diterirna: 14 September 2010 Disetujui: 4 Oktober 2011

ABSTRACTThe process offleshing in the leather tannery generates solidwaste in theform ofpieces of

meat mixed with fat. Fleshing wastes contain approximately 50-80 o% protein and 20-40 % fat.Proteinfromfleshingwaste canbeusedfor animalfeed, cornpost and gelatin. Thefat canbeusedas a base for soap rnaking, fat liquoring at leather tanning processes, and fuel (diesel oilsubstitute).This research aimed to study the possibility of utilizing fat fron fleshing waste inleather tannery.The result show that fat offleshing waste could be obtained by heating or bymechanical/enzymatic extraction. Fats obtainedfromfleshingwastewere calledtallow thathada triglyceride with unsaturated carboxylic acid and considered to be ester group. Ester groupcould be reacted with bases by saponification reaction to produce soap. Ta use thefat offleshingwaste in leather anointment asfat liquoring, then thefat must be sulfonated. Meanwhile,for themanufacture of enginefuel thenfleshingwastefat rnust be compressed, heated, and thenfiltered.For the manufacture of biodiesel thefat must be added with 5% dieselfuel in order to meet thebiodies el standard DIN 5 I 606

Keywords : fl eshing, fat, I eather tanning

ABSTRAKProses/eshtng il induski penyamakan kulit menghasilkan limbah padatberupa sesetan

daging bercarnpur lemak. Limbahfleshing mengandung protein sekitar 50-80 % danlemak 20-40 %. Protein Iimbah fleshing bisa dimanfaatkan untuk pakan ternalg kompos dan gelatin.Sementara lemaknya bisa digurakan sebagai bahan dasar pembuatan sabvn,fatliquoring padaproses penyamakan kulit, dan bahan bakar (pengganti solar). Lemak dari limbah fleshing dapatdiperoleh dengan cara pemanasan atau ekstraksi secara mekanis atau enzimatts. Lemak yangdiperoleh dari limbah fleshing merupakan tallow yang memiliki senyawa trigliserida denganasam karboksilat jenuh dan termasuk golongan ester. Ester mempunyai sifat dapat disabunkandengan bas ayangdapat menghasilkan sabun. Untuk digunakan peminyakan lnilit (fatltquoring)

,maka lemak yang digunakan perlu disulfonasi terlebih dahulu. Sementara untuk pembuatanbahan bakar maka lemak timbahfleshing diperoleh dengan cara dikempa, dipanaskan, kemudiandisaring. Untukpembuatan biodiesel maka lemak dicampur dengan solar 5 %o agar memenuhistandar DIN 5 1 606 Standar biodiesel .

Kata kunci : tleshing,lemak, penya:nakan kulit

PENDAHULUAN mencemari lingkungan. Limbah fleshingKebanyakan industri penyamakan terdiri atas sesetan daging dan lemak yang

kulit sudah mengolah/menangani limbah cair berasal dari bagian dalam kulit hewanyangdihasilkan.Namunlimbahpadatmaupun (Anonim, 1997). Limbah fleshing diperolehgas tidak ditangani ataupun belum dikelola saat proses buang dagiog (fleshing) padasecara baik sehingga dapat berpotensi proses penyamakan kulit setelah pengapuran,

t) Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta

MATALAH KULIT, KARET DAN PLAST|KVol.2T No. I DesemberTahun 20ll : 46-53

Page 2: KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK FL;ESHING INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

namun ada industri penyamakan kulit yangmelakukan penyesetan kuliVproses buangdaging sesudah perendaman. Tujuan utamapembuangan dagng ialah menghilangkanlapisan subcutis yaitu lapisan yang terdapat diantara dagrng dan kulit agar zat penyamakdapat masuk kedalam jaringan kulit selamaproses penyamakan berlangsung(Thorstensen, 1993).

Limbah fleshing bersifat mudah rusakatau busuk sehingga dapat mengganggukebersihan lingkungan terutama timbulnyabau busuk. Komponen utama limbahfleshingadalah protein sebesar 50-80 % dan lemaksebesar 20- 40 %.(Jost, I 990).

Sunaryo (2}0z)menyebutkan bahwa diIndonesia dapat menghasilkan beranekaragam kulit hewan seperti kulit sapilkerbau17.253.000 ftu, dankulit kambing 11.430.000

tr. Padahal menurut (Jost, 1990) setiap tonkulit yang di proses menghasilkan limbah

fleshing sebesar 70- 230 kg.Konversi kulit sapilkerbau ukuran kecil

dari luas dalam ff ke berat kulit mentah awetgaftrm (kg) sebesar I : 0,54 (Sunaryo, 2004).Sedangkan kulit domba/kambing untuk setiap

5-6tr konversinya sebesar:1-1,5 kg. Dengandemikian hasil konversi kulit sapilkerbauadalah 9.3 I 6.620 kgdan kulit dombalkambing2.857.50A kg. Sehingga limbah fleshingkulitsapi dapat diperoleh 652.163,4-2.142.822,6kg dan limbah fleshing domba/kambingsebesar 200 .025-657 .225 kg per tahun.

Sampai saat ini belum ada industri yangmau memanfaatk an limbah fl es hing in untukdiambil protein atau lemaknya sebagai bahanbaku untuk industri yang memerlukannya.Limbah fleshing dari industri penyamakankulit kebanyakan dibuang ke TPA (TempatPembuangan Aldir) bersama-sama dengansampah, sehingga menimbulkan bau busukyang menyengat dan mencemari lingkungandisekitar TPA.

Industri penyarnakan kulit temyatamengalami kesulitan dalam menanganilimbah fleshing. Salah satu pemanfaatanlimbah fl es hing y ang dilalrukan oleh Industripenyamakan kulit yang mudah dan sederhanaadalah dibuat kompos (Sri Sutyasmi dkh2008). Beberapa altematifpenanganan limbah

fleshing adalah pemisahan protein dan lemak,kemudian protein dan lemak tersebut

dimanfaatkan untuk keperluan industri lain.Pemanfaatan protein dari limbah fleshinguntuk pembuatan ransum pakan ternak,kompos, dan lain-lain. Pemanfaatan limbah

fleshing yang belum dipisahkan lemaknyaantara lain untuk pembuatan gelatin.Sedangkan pemanfaatan lenak fl e s hing yangsudah dipisahkan dari lemaknya antara lainuntuk pembuatan sabun, peminyakan padaproses penyamakan kulit (sebelumnyadisulfonasi agar cepat lanrt dalam air), danuntuk bahan bakar altematif.

Pemasakan lemak dari limbah fleshingdapat dilakukan dengan pemanasan atauekstraksi baik secara mekanis maupunenzimatis. Cara pemasakan lemak palingsederhana, mudah dan murah adalah denganpemanasan.

Pemanfaatan lemak fleshing barusebatas penelitian, dan diharapkan hasilpenelitian tersebut dapat di aplikasikan padaskala industri agar memberikan manfaat dandapat mengatasi masalah pencemaranlinglungan yang disebabkan oleh industripenyamakankulit.

Tujuan dari penulisan tentang kajian iniadalah untuk mengetahui lemak fleshing,Iimbahfl es hing,kegunaan dari lemakfl eshingdan hasil uj i kandungan lemakfleshing.

LIMBAH FLESHINGLimbah fleshing merupakan limbah

padat kulit yang sangat mencemarilingkungan dikarenakan sifatnya yang mudahmembusuk dan mempunyai volume yangsangat besar. Dikarenakan limbah fleshingdiperoleh dari proses sesudah pengapuranmaka timbah fleshing banyak mengandungsulfida dan kapur. Untuk mengetahui tahapan-tahapan proses penyamakan kulit agatdiketahui dimana proses yang menghasilkanIimbah fles hW, makaberikut ini kami saj ikandiagram alir proses penyamakan kutt secarasederhana.

Diagram Alir Proses Penyamakan Kulit

|**"."*-l*E*u".*l .-*f;*F*drdr,'__-1*ffi;l*#-lI VotninlBating I lDrrdnefilcshlnsl

I

m*- I-*lm",*'l .*l-,**ll(A.rLAN PEMANFAATAN LEMAK FLESHING |NDUSTR|................(Srl Sutyasml) 17

Page 3: KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK FL;ESHING INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Berbicara tentang limbah padat, makalimbah utama yang dihasilkan oleh industripenyarrakan kulit adalah timbahfl eshing yangberupa sesetan dagrng dari proses non krom,yang dapat mencapai 70-230 kg dari setiap tonkulit mentah yang disamak (Jost, 1990).

Selama ini, limbah fleshing dibuang sebagailimbah padat ke Tempat Pembuangan Akhir(TPA). Industri penyamakan kulit skalamenengah dengan kapasitas rata+ata 6.000lembar kulit mentah, akan menghasilkanlimbah fl eshing 1,5 kg/lembar x 6000 lembarx 7 0-nAkg/1000 kg : 630-2.040 kg perhariuntuk setiap industri penyamakan kulit.Dapat dibayangkan bagaimana pekerjaanyang harus dilalarkan dan biaya yang harus

dikeluarkan oleh industri penyarnakan kulithanya untuk pengelolaan limbahfleshing saja.

Sesungguhny a, Iimbah tleshing yang berupasesetan bagian daging mengandung proteintinggi dengan kandungan lemak yang tingglpula. Sesuai dengan komponen penyusunnyadan kondisi fisik yang mudah rusak dan busukserta tidak mengandung bahan penyamalgmaka limbah fleshing seharusnya bukanmerupakan masalah, tetapi sebagai aset yangdengan sentuhan teknologi dapat diolahmenjadi pakan ternak atau kompos, danmenj adi komoditi perdagan gan yang memilikinilai ekonomi. Demikian pula dengan lemaklimbahfleshingdapatdimanfaatkan.

Jumlah fleshing kulit kapwan dapatdikurangi dengan cara melakukan fleshingkulit segar yaitu setelah perendaman. Apabila

fleshing kulit segar dilaksanakan secaramekanis akan membutuhkan ketrampilanlfiusus dan pengetahuan tentang penggunaanmesin fleshing yang benar dan perawatanpisau. psnghematan bahan kimia untuk limingkemungkinan besar berpengaruh padalaralitas limbah fleshing dan meningkatkannilai ekonomilimbahfleshing. HaI ini sesuaidengan yang dikatakan oleh @ost, Y.,1997)bahwa dengan p erlaT<tnn fl e s hin g y ang b agus

dan pengfuematan bahan kimia pada prosespengapuran akan meningkatkan kwalitaslimbah fleshmg. Selanjubrya dijelaskan oleh

@ost, V., 1997) lagi bahwa limbah fleshingdapat digunakan unhrk lem dan gelatinmeskipun kualitasnya rendah.

Industri penyamakan kulit sebetulnyabisa mengolah limbah fleshing agar tidak

mencemari lingkungan, Salah satupengolahan limbah fleshing adalah diawalidengan mengeringkan limbah J'leshing.Limbah fleshing kering (kadar atr * 25 %)dimasulkan dalam degester terdiri dari inletbagian atas, pipa keluar, dimana pemanasanditambahkan, dan saluran bagian dalamdilengkapi dengan pengaduk limbah fl eshing.Limbahfleshing trdak akan kontak langsungdengan panas dan pengadukan bagian dalamdiyakini dengan betul bahwa limbah fleshingtelah benar-benar hancur dengan sempurna.Selanjutnya limbah fleshing yang telahrusak/hancur dituang lewat sistem conveyerdan dituang dalam lembaran plastik untukdikeringkan ( kelembaban berkurang menjadisekitar 5 %). Setelah pendinginan limbah

fl e s hin g menj adi mengkerut . Limb ah fl e s hin gyang hancur tadi dimasukkan kedalamHammer mill untuk ditumbuk halus(Kelembaban matsimum 7 %). Diperkirakankandungan protein dalam limbahfleshing 4550 yo, (Anonim, 2009). Hal ini hampir sama

dengan penelitian yang dilakukan (SriSutyasmi dkft, 2002), bahwa kandunganprotein sesudah pengolahan limbah fleshingadalah sekitar 41,57 %. Menurut Zhongbai(2008), limbah fleshing dari kulit kapuranataupun dari kulit segar dapat didigesti untukmenghasilkan produk yang bemilai yangdisebut tallow dandzpat di di peroleh dengansalah satu metoda berikut :

1. Hidrolisis dengan steam (Lamaticprocess)

2. Hidrolisis denganalkali3. Digestidenganenzim

Tallow yang dihasilkan dari limbah

fleshing merupakan komoditi bernilaiekonomis dan dapat dijual. Tallow merupakanbahan baku benrilai ekonomis untuk berbagaiproduk, seperti pelumas dan bahan untukbiodiesel (Zhongbai, 2008).

Sebagai komoditi perdagangan makatallow dapat dijual dalan beberapa tingkatan,dan tallow dari fleshing kulit segarmempunyai nilai yang lebih tinggi karenamemiliki kualitas yang lebih baik.

Fleshing seringkali digrrnakan untukpembuatan gelatin dan lem. Namun demikianpemanfaatan fleshing yang paling mudah,murah dan sederhana adalah dibuat kompos(Sri Sutyasmi dk&, 2008). Limbah fleshing

MA.TALAH KULIT, KARET DAN PI-ASTIK Vol. 27 No. I Desember Tahun 2011 : '[6{il

Page 4: KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK FL;ESHING INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

untuk pakan ternak masih diperlukankqrdungan lemak agar pakan temak yangdihasilkan mudah dicema oleh temak (SriSutyasmi dklq 2004 dan Sri Sutyasmi dkk2002).

LEMHKIGREASEMinyak atau lemak didefinisikan

sebagai komponen tanaman atau hewan yangterdiri atas ester trigliseride dari asam lemakatau trigliserida (Poedj iadi, 2009). Dij elaskanlebih lanjut bahwa ditinjau dari stn:kturnya,trigliserida dapat terbentuk dengankondensasi satu molekul gliserol dengan tigamolekul asam lemak yang akan menghasilkantiga molekul air dan satu molekul trigliserida,seperti pada reaksi berikut :

ffH-C-OH H-OOC-R, HOH H-c-c-oH H-ooc -Rr HOH H _C_ OOC _R-4-o" + H-ooc-*, nor r-d-oo"-*rl-t-or H-ooc-& HoH H-f_ooc_R

Hi{Glyserol Asam lemak Air Trigliserida

Lemak dalam hewan (tallow) pa&umunnya berupa bahan padat pada suhu

Tang sedangkan lemak tumbuhan berupabahan calr pada suhu ruang, lemak dengantitik lebur tinggi di tengarai banyakmengandung asam lemak jenuh sepertitristearin yaitu ester gliserol dengan tigamolekul asam stearat, mempunyai titik lebur710C, sedangkan minyak di tengarai banyakmengandung lemak tidakjenuh seperti trioleinyaitu ester gliserol dengan tiga molekul asamoleat mempunyai titik lebur I 7oC.

Istilah grease digunakan untuk lemakyang bersifat halus dan tidak dapat dimakan,namun digunakan untuk membuat sabun.Grease yang diproduksi oleh rumahpengepakan dagtng hampir seluruhnya terdiriatas I ard y ang tidak dapat di konsumsi.

Ienis grease yang lazim diprodulcsiadalah putih, kuning dan coklat, tergantungdari wama dan jumlah kandungan asam lemakbebas. Grease putih menyerupai lard danberbeda dengan lemak fleshing sepertidisampaikan oleh (Shukla,1979 dan Sunaryq2002) yangtertera padaTabel l.

Tabel l. Lard dan lernak fleshing

KarakteristikKimiawi

Lard(Sh*Jate79)

fleshing (Sunaryodw2002)

Angka yod(g iod/I00g lemak)

Angka penyabunan(mgNaOtVlO0g lemak

temak yangtaklersabunkan (%)

Asamlernakbebas (%

59,8

196

0,2

0,45

61,3

198,96

1,37

0.87

Pada prinsipnya karakteristik kimiafleshing adalah angka penyabunan lemakfleshing sedikit lebih tinggi daripada lard.Sehingga Iemakfleshing relatrf cocok untukpembuatansabun.

Sifat-sifat fisik lemak adalah tidakberwama, tidak berbaliu dan tidak berasa,mempunyai berat jenis lebih kecil dat'' ar,sedikit larut dalam alkohol dan mudah larutdalam karbon disulfida, terpentin, karbon tetratfilorida, eter, dan petroleum eter (Tooley,l97l). Lemak sendiri merupakan absorbenyang baik untuk pembuatan parfum dan untukekstralsi minyak berbagai ragam bunga.

Lemak hewan dan minyak tumbuhanmempunyai susunan asam lemak yangberbeda-beda. Untuk menentukan derajatketidak jenuhan asiiln lemak yang terkandungdi dalamnya diukur dengan bilangan iodin.Iodium dapatbereaksi dengan ikatan rangkappada asam lemak. Tiap molekul iodiumbereaksi secara adisi pada ikatan rangkap.Oleh karena itu makin banyak ikatanrangkap,maka makin banyak pula iodium yang dapitberealsi yang berarti angka yod minyak makintinggi.

Seperti telah disebutkan diatas bahwalemak fleshing bisa digunakan untuk sabun.Bahan baku utama dalam pembuatan sabunadalah lemak dan minyak, alkali, serta bahanan organik lainnya seperti pewangi, pewarna,pengisi dan lainlain. Lemak yang digunakandalam pembuatan sabun dapat berupa lemaknabati atau lemak hewani. Alkali yang biasadigunakan untuk pembuatan sabun adalahnatrium hidroksida (NaOH). Natriumhidroksida paling banyak digunakan untukpembuatan sabun melalui reaksi antaralemakdalam hal ini asam lemak dan kaustik sodayang menghasilkan sabunkeras (Ali, 2008).

KATIAN PEMANFAATAN LEMAK FLESHTNG tNDUSTR|...........,....(Srt

Page 5: KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK FL;ESHING INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

CARA PENGAMBILAII LEMAKTujuan pengarnbilan lemak fleshing

menurut (Sri Sutyasmi, 2006), adalah untukmemisahkan lemak dari limbah fleshing agar

bisa digunakan untuk berbagai keperluanindusfri seperti sabun, peminyakan kulit dan

sebagainya. Penga:rrbilan lemak dari limbah

fleshing ini ada beberapa caru yaitu carupemanasan ( rebus, hrkus dan steam) dan cara

eksfiaksi menggunakan pelarut (hexan, CCla,

Alkoholdll).Menurut (Supangat, 1976) bahwa

pengambilan lemak hewan dapat dilakukandengan caf,a pemanasan dalam air, karenadengan cara ini lemak mencair dan terapungsehingga mudah untuk diambil ataudipisahkan. Pemumian lemak selanjuhyadapat dilakukan dengan penyaringan.

Sifat-sifat fisika dari lemak adalah tidakberwanta, tidak berbau dan tidak berasa,

mempunyai berat jenis lebih kecil dari pada

air, tidak larut dalam air, sedikit larut dalamalkohol dan mudah larut dalam karbondisulfida, terpentin, karbon tetra chlorida, eter,petrolium eter dan sebagainya.

Lemakmentahyang diproduksi denganteknik diatas masih mengandung kotoran,yang apabila tidak diambil akan memberikanhal-hal yang tidak diinginkan pada produknyasqlerti rasa, bau, dan wa::ra.

Tooley (1971) mengatakan bahwa,pengambilan minyak binatang dilaksanakandengan 3 cara yaitu pertama denganpemanasan yang menggunakan penangas air,kedua dengan sistem basah (pemanasan

dengan dihembuskan dan dengan tekanan 3,5-5kg), ketiga adalah sistem kering(steam/tangki pemanas besar dengan kondisivakum).

Sedangkan menurut (Sri Sutyasmi,2006) tidak ada cara khusus untukmemisahkan lemak dalam hewan. Metodeyang biasa digunakan untuk memisahkanlemak ini adalah dengan pemanasan ataudengan ekstraksi" Proses ekstaksi adalah

suatu proses pengarnbilan salah satu atau

beberapa komponen dari suatu bahan denganmenggunakan pelarut tertentu. Proses inimerupakan proses pelarutan minyak ataulemak yang ada dalam bahan padat kedalampelarut. Pada umumnya proses ekstralsi cairpadat sangat dipengaruhi oleh banyak

sedikitnya pelarut yang digunakan.Pengambilan lemak hewan dari kaki

sapi dapat diperoleh dengan cara : merebuskulit, tulang dan kaki sapi atau merendamdalam air selama 10 jam untuk memisahkanlemak. Selanjutnya lemak diambil daripermukaan air dan disaring dengan kain.Lemak yang dihasilkan kemudian dipanaskandengan suhu 250 T selama beberapa jam.Selanjutnya lemak tersebut didinginkan dansetelah mengendap mrnyak dituang dandisaring lewat saringan kemudian dikristalkanpada suhu 34 T selama lebih kurang duaminggu. Produk pertama ini disebut minyakmurni yang dapat digunakan untukpeminyakan mesin-mesin yang halus, dapatjuga digunakan untuk industri tekstil danpenyamakan kulit. Minyak hasil proses tahapkedua digrrnakan sebagai bahan pembuatansabun (Shreve, 1967),limbah fleshing barkdari kulit segar maupun kulit kapuran bisadiambil lemaknya sebagai tallow dan dapatdimanfaatkan untuk keperluan komersialseperti pembuatan sabun. Pengarnbilan lemak

fl es hin g dali limb ah fl e s hin g d*rn apkan dapatmengr:rangi volume limbah, dengan demikiandapat mengurangi beban pencemaranlingkungan. Hal ini berarti bahwa effluentsudah dibebaskan dari lemak, sehinggapengolahan limbah menjadi lebih mudah(Zbongbu,2008),

Menurut Sri Sutyasmi (2006), bahwapengambilan lemak fleshing yang palingmudah, murah dan sederhana adalah denganpemanasan, dan dengan cara ini dapat diambilsebanyak 300 g lemak untuk setiap 5 kg

fleshingbasah.

PEMAI\-TAATAN LDIM-IIK F L E S HIN GPemanfaatan lemak fleshing hasil

samping industri penyamakan kulit bisabermacam-macam, namun pemanfaatan telahdicoba dan diteliti Balai Besar Kulit, Karet dan

Plastik ( BBKKP) adalah pemanfaatan lemak

fleshing untuk sabun dan peminyakan padaproses penyamakan kulit. Salah satu industipenyamakan kulit di Surabaya telahmemanfaatkan lemak yang diambil darilimbahfl eshinglalit segar untuk bahan bakaralternatif sebagai pengganti solar. Sepertitelah disebutkan diatas bahwa lemakfleshingmempunyai angka penyabunan 196 mg

MATALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol. 27 No' I Desember Tahun 20ll : 4663

Page 6: KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK FL;ESHING INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

NaOtVlOOg lemak; angka yod 59,89 iod/100g lemak ; Lemak yang tak tersabunkan 0,2%dan asam lemak bebas 0,45yo. Data tersebutmengidentifikasikan bahwa lemak fleshingcocok untuk pembuatan sabun. Sedangkanmanfaat lain dari lemak hewan(tallow) adalahsebagai berikut (Shereve, 19 67).

Tooley (1971) menyatakan bahwaorang-orang kuno menggunakan lemaksebagai pangan dan mungkin sebagaipelumasdan obat kulit yang sederhana, kemudiandibuat untuk sabun dan kosmetik.

Sabun adalah salah satu senyawa kimiatertua yang pernah dikenal. Sabun sendiritidak pemah secara aktual ditemukan, namunberasal dari pengembangan campuftm antarasenyawa alkali dan lemak/minyak. Bahanpembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaifubahan baku dan bahan pendukung. Bahanbaku pembuatan sabun adalah minyak ataulemak dan senyawa alkali (basa). Bahanpendukung dalam pembuatan sabundigunakan untuk menambah kwalitas produksabun, baik dari nilai guna maupun dari dayatarik Bahan pendukung yang urrum dipakaidalam proses pembuatan sabun diantaranyanatrium klorida, natrium karbonat, natriumfosfat, parfum dan pewama. Sabun dapatdibuat dengan reaksi penyabunan(saponifikasi) dengan menggunakan alkaliadalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOHatau KOH) yang menghasilkan sabun dnngliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulissebagaiberikut:

CgHs (COOR) + 3 NaOH ---> C3Hs(OII! + 3 NaooR

Trigliserida gliserol

Realsi pembuatan sabun (saponifikasi)menghasilkan sabun sebagai produk utamadan gliserin sebagai produk samping yangmemiliki nilai jual tersendiri.

Tallow dapat diperoleh dengan carapemanasan lemak sapi, kerbau, kuda, dankambing. Tallow diklasifikasikan menj adi duayaita yang edible (bisa dimakan) dan nonedible (tidak bisa dimakan). Tollow yangdigunakan untuk sabun termasuk dalam kelastallow non edible. Jumlah asam lemak bebasdalam tallow mengindikasikan tingkat

hidrolisis atau pemutusan rantai trigliserida.Bahan baku yang memiliki asam lemak bebastinggi biasanya berwarna gelap dan apabiladibuat sabun mandi akan menghasilkan sabunmandi yang gelap pula (Miller, 200 1).

Jenis-jenis asam lemak pada tallowmenurut (Miller, 2001) dapat dilihat padaTabel2.

Tabel2. Jenis asam lemak padatallow

Jenis Asam Lemak Jumlah (%)

Oleat 37-43

Palmitat 24-32

Stearat 20-2s

Miristat 3- 6

Linoleat 2-3http ://users. silverlink.net/timer/soapdesip.htu1

Untuk mengetahui kandungan asamlemak yang terdapat dalam limbah fleshingmaka limbah fleshing diuji kandunganjenis.

HASIL UJI KANDTJNGAN JEIVIIS DARILEMNKFLESHING

Hasil uji asam lemak penyusurl lemakfleshing kulit sapi dan domba/kambingdisajikanpadaTabel3.

Tabel 3 menunjulftan bahwa jenis-jenisasam lemak pada lemak fleshing memilikikomposisi yang mempunyai jenis-jenis asamlemak pada tallow yaitu asam miristat,sedangkan asam oleat dan asampalmitatjauhlebih besar, namun asam stearat dan linoleatlebih kecil. Asam lemak pada tallow yangterbanyak adalah asam oleat dan asam stearat.Tahap pertama pengarnbilan lemak hewanadalah pemanasan, seperti pendidihan danpemanggangan narnun untuk minyak nabatieksnaksinya secara mekanis (dikempa) ataumenggunakanpelarut.

Tabel 3 menunjulil<an bahwa jenis-jenisasam lemak pada lemak fleshing memilikikomposisi yang mempunyai jenis-jenis asarnlemak pada tallow yaitu asarn miristat,sedangkan asam oleat dan asam palmitat jauh

KAJAN PEMANFAATAN LEMAK FLESHTNG |NDUSTR|................(Sri Sutyasmi)

Page 7: KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK FL;ESHING INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

lebih besar, namun asam stearat dan linoleatlebih kecil. Asam lemak pada tallow yangterbanyak adalah asam oleat dan asam stearat.

Tabel 3. Hasil uj i Kandung at lemak fl eshingsapi dan/es hing dombalkambing

I-emak fleshing sapi Lemak fl es hing domba/kambing

IenisAsam lemak (%) Jenis Asam lemak (7o)

Asam Miristat Cu:o 3,42 Asam Miristat Ctq:o 2,99

Asam Palmitat Crc'o 34,43 Asam stearat Crs:o 11,99

Asam Stearat Cta, o 9,69 Asam Oleat Cra, r 88,96

Asam Oleat Ut8: 1 4U,U) Asan Linoleat Cu,z 0,50

Asam Meristoleat Crc ' r 1,10

Tahap pertarna pengambilan lemakhewan adalah pemanasan, seperti pendidihandan pemanggangan ruurun untuk minyaknabati ekstraksinya secara mekanis (dikempa)atau menggunakan pelarut.

MinyaM emak fl e s hin g y ang digunakanuntuk peminyakan pada proses penyamakankulit perlu disulfonasi terlebih dahulu agarsecara teknis mudah larut dalam air dan mudahterdifusi kedalam kulit karena mediapeminyakan kulit adalah air (tandanya:minyak+air kalau dikocok mudah membentukemulsi). Demikian juga lemak fleshing yangdigunakan untuk sabun perlu dimurrikan ataudisulfonasi dan juga perlu penghilangan bau(deodorisasi). Untuk sulfonasi minyak ataulemak seperti minyak jarak, minyak kedelai,minyak kacang tanah, lemak/gajih danmacam-macam minyak ikan dipakai IIzSO+pekat(Wilarso, 1979).

Lemak sendiri merupakan absorbenyang baik untuk membuat parfiml, untukmengeksfraksi minyak bunga dan lain-lain.

Selain digunakan untuk pembuatansabun dan peminyakan pada prosespenyamakan h]lit, lemak fleshing bisadigunakan untuk biodiesel.

Pemanfaatan lemak fleshing untukbiodiesel dapat dengan mudah dibuat darilemak menggunakan proses yang sangat miripdengan minyak tanaman, namun demikianmempunyai kelebihan dan kekurangan antaxalain keuntunganrrya adalah biodiesel darilemak memiliki nomor setana biodiesel lebihtinggi dari pada minyak tanaman. Ini berarti

lebihbersih dan lebih efisienterbakar di mesindiesel. Semakin tinggi angka setana/oktan,bahan bakar lebih efisien. Biodiesel memilikiat'gka setana lebih tinggi dari petodieselkarena kandungan oksigen. Sedangkankerugiannya adalah biodiesel dari lemakmerupakan lemak jenuh maka biodiesel darilemak cenderung mengkristal pada suhu yanglebih tingel dari pada biodiesel minyaktanaman. Biodiesel dari lemak tidakmemenuhi standar dari Deutsche IndustrieNorm (DbI) yaitu Stadff Industri Jerman,untuk t00 % psnggunaan biodiesel, nanrndengan cilapuftIn 5 % solar aken memenuhistandar yang dibutuhkan DIN. Penggrrruanlemak untuk biodiesel bersaiag denganpenggunaan lemak untuk industri lain yangproduknya memanfaatkan sifat komposisilemakyangada.

KESIMPULAIIl. Lemakfleshing adalahlemak dari sesetan

daging dalam kulit mentah dan dapatdigunakan sebagai bahan dasar lemakseperti sabun, minyak untuk penyamakankulit, dan juga untuk bahan bakar(biodiesel).

2. Limbah fleshing adalah sesetan dagingdalam kulit yang dibuang pada prosesbuang daging proses penyamakan kulitdan bermanfaat untuk pakan ternak,gelatindankompos.

3. Lemak fleshing mengandung asammiristat, asampalnritat, asam steara! asamoleat, asammeristoleat dnn asem linoleat.

DAF'TAR PUSTAKAAli, M., Waqar Ali, Saeed Ahmed and Ikram

Ullah. 2008. Mineral Cornposition,Quality and Physico-chemicalParameters of the local tallow ofPakistan. Pakistan Journal Of Nutrition7(s):717-720.

Anonimus. 1997. Effluent TreatmentTechnologies and Solid WasteManagement. BLC The LeatherTechnology Center.

Anonimus, 2009. Recommendations ForTannery Solid Byproduct Management,International Union of Leather

MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol. 27 No. I Desember Tahun 20tl : 46{3

Page 8: KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK FL;ESHING INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Technologists and Chemiste Societies,

GTJU|CS).Joss, P.D.T. 1990. "Assistance in the

Development of New Activities at theinstitute for Research and Developmentof Leather and Allied Industry".UNIDO, Viena.

Post V., 1997. Solid Wastefrom Tanneries:Prevention, Reduction and Utilisation.United Nations Industrial DevelopmentOrganization Manual on Design,Operation and Maintenance of TanneryEffluent Treatment Plants. Based on ThePapers Presented During The UnidoRegional Works shop 12 24 October,Chennai,India

Poedjiadi, A. dan F.M., Titin Supriyanti.2009. Dasar-Dasar Biokimia. PenerbitUniversitas indonesia (UI- Press),Jakafia

Shereve, N..R.,1967. Chemical ProsesIndustri, Mc. Graw-Hill Koga"khusaLtd.,Tokyo.

Srizutyasmi, Titik Purwati Widowati dan JakaSusila- 2002. Pengaruh PenggunaanTepung Fleshing dalam Pakan AyamPedaging Terhadap Kenaikan BobotAyam, MajalahBBKKP,l8(1): 10 l6

Srizutyasmi, Agustin Suraswati dan JakaSusila. 20M. Laporan PemanfaatanLimbah Fleshing Industri PenyamakanKulit untuk Ransum Pakan Ternak.Disampaikan dalam Pameran dan TemuBisnis forkom Hasil Riset TeknologiIndustri, 3 -5 Maret 2004 di Jakarta.BBKKP.

Srisutyasmi, Sunaryo, dan Agustin Saraswati.2006. Telcnologi Pengambilan Lemakdari Sisa Fleshing. Majalah BBKKP 22(t):32 37.

Srisutyasmi, Ign Sunaryo, dan Edy Dahono.2008. Pemanfaatan Ltmbah Fleshinguntuk Pembuatan Kornpas. MajalahKulit, Karet danPlastik, Vol24 (1) : 3842.

Sukla S.D., 1979. A Textbook of ChemicalTechnologt Yol. il. Vikas PublishingHousePVI.UfD.

Sunaryo, Sri Sutyasmi, Widaxi, dan Murwati.2002. Penggunaan Lemak FleshingIndustri Penyamakan Kulit untukP embuatan Sabun Mandl. Majalah KKP18(1):17 28.

Sunaryo. 2004. Manfaat Ensim ProteaseMenuju Tehtologi Bersih Pada IndustriPenyamakan Kulit. Makalahdisampaikan pada SosialisasiPemanfaatan Ensim Protease untukPenyamakan Kulit di Batang, JawaTengah.

Supangat. 1976. Dasar-dasar kirnia Organik.Yayasan penerbit FPMIPA-IKIP,Yogyakarta.

Thortensen, T.C., 1993. Practical LeatherTechnologt, 4 TH Ed Robert E, KriegerPublishing Co, Malabar, FL.

Tooley, P., 1971. Fat, Oil and Waxes,Chemistry in Industry. Jobn Murray,Albemarle Street, London.

Wilarso D dan Iffatul Fat;r,i. 1979. LaporanPenelitian Pemanfaatan LimbahMinyak Goreng. Balai IndustriSemarang.

Zhongbai,G., 2008. Recovery and Reuse. (InEnvironmental Protection). MaterialGiven in the Training on Eco-LeatherManufacture Teehnolo gt. China Leatherand Footwear Industry ResearchInstitute. PP. 163 - 242.

KATIAN PEHANFAATAN LEMAK FLESHING |NDUSTR|...........,....(Sri 5:t


Recommended